cirebon_xrpla_5

17
KESULTaNan Cirebon Kelompok 5 : 1. Luthfi Dhea Saputra 2. Dewi Reza Hayatunnufus 3. Khopipah Rahmatia R 4. Dwi Retno N 5. Risma Rohmayanti

Upload: herdiana

Post on 11-Feb-2017

331 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cirebon_XRPLA_5

KESULTaNan Cirebon

Kelompok 5 :1. Luthfi Dhea Saputra

2. Dewi Reza Hayatunnufus3. Khopipah Rahmatia R

4. Dwi Retno N5. Risma Rohmayanti

Page 2: Cirebon_XRPLA_5

PRAKATA Kesultanan Cirebon adalah sebuah kerajaan

Islam yang ternama di Jawa Barat. Kesultanan ini berkuasa pada abad ke 15 sampai abad ke 16 M.

Letak Kerajaan Cirebon adalah di Pantai Utara Pulau Jawa. Lokasi perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat membuat Kesultanan Cirebon menjadi “jembatan” antara kebudayaan Jawa dan Sunda. Sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh kebudayaan jawa maupun sunda.

Page 3: Cirebon_XRPLA_5

GAMBAR LETAK KESULTANAN CIREBON

Page 4: Cirebon_XRPLA_5

AWAL BERDIRINYA KESULTANAN CIREBON Orang dibalik mulanya Kesultanan Cirebon adalah

Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) yang lahir pada tahun 1448.

Sebagai anggota Wali Songo, beliau memusatkan penyebaran Agama Islam di Jawa Barat. Kemudian, beliau mendirikan Masjid di Cirebon.

Page 5: Cirebon_XRPLA_5

Didaerah Cirebon tersebut beliau bertemu dengan Pangeran Cakrabuana, seorang penguasa Cirebon yang juga merupakan paman dari Syarif Hidayatullah. Pangeran Cakrabuana berkedudukan di Istana Pakungwati Cirebon

Reruntuhan Istana

Pakungwati Cirebon

Page 6: Cirebon_XRPLA_5

Saat pemerintaha Pakungwati diserahkan kepada Syarif Hidayatullah, beliau memerintah Pakungwati dan mengembangkan daerah Cirebon menjadi kerajaan dan melepaskan diri dari Kerajaan Padjadjaran.

Page 7: Cirebon_XRPLA_5

RAJA RAJA KERAJAAN CIREBON      Pangeran Cakrabuana (Sultan

Cirebon I), 1445-1479           Sunan Gunung Jati (Sultan

Cirebon II), 1479-1568            Fatahillah (Sultan Cirebon

III), 1568-1570

Page 8: Cirebon_XRPLA_5

PERKEMBANGAN KERAJAAN CIREBON Dibawah pemerintahan Syarif Hidayatullah, Kerajaan

Cirebon memiliki perkembangan yang sungguh pesat dan penyebaran agama Islam pun semakin meluas.

Kerajaan Cirebon mendirim bantuan disaat Kerajaan Demak menyarang Portugis di Sunda Kelapa yang dipimpin oleh Fatahillah (Faletehan)

Replika wajah

Fatahillah

Page 9: Cirebon_XRPLA_5

VIDEO TENTANG KERATON KANOMAN CIREBON

Page 10: Cirebon_XRPLA_5

PENINGGALAN KERAJAAN CIREBON Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon sekarang terletak di Kecamatan Lemah Wungkuk Kotamadya Cirebon. Di keratin Kasepuhan ini akan kita dapati bangunan-bangunan dengan arsitekturnya yang khas, benda kuno, kereta Singa Barong dan naskah kuno.

Page 11: Cirebon_XRPLA_5

Kereta Singa Barong

Kereta Singa Barong adalah hasil karya Panembahan Losari, cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuatnya pada 1549. Ukiran binatang pada kereta Kereta Singa Barong ini berbelalai gajah yang melambangkan persahabatan Kasultanan Cirebon dengan India, berkepala naga sebagai lambang persahabatan dengan Cina, serta bersayap dan berbadan Buroq yang melambangkan persahabatan dengan Mesir.

Page 12: Cirebon_XRPLA_5

Keraton Kanoman Cirebon

Keraton Kanoman didirikan oleh Sultan Kanoman I (Sultan Badridin). Terletak sebelah utara (300 meter) dari keratin Kasepuhan Keraton ini berdiri sejak Panembahan Girilaya Wafat.

Page 13: Cirebon_XRPLA_5

Kereta Paksi Naga Liman

Kereta Paksi Naga Liman yang merupakan Kereta kebesaran Sunan Gunung Jati dan para Sultan Cirebon ini dibuat pada tahun yang sama dengan Kereta Jempana, yaitu tahun Saka 1350 atau 1428, juga atas prakarsa Pangeran Losari.

Kereta Paksi Naga Liman menggabungkan bentuk paksi (burung), naga, dan liman (gajah) yang belalainya memegang senjata trisula ganda. Keistimewaan Kereta Paksi Naga Liman yang disimpan di Keraton Kanoman ini ada pada bagian sayapnya yang bisa mengepak saat kereta sedang berjalan.

Page 14: Cirebon_XRPLA_5

Gambar Keraton Kacirebonan

Page 15: Cirebon_XRPLA_5

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati.

Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat (dari Majapahit) bersama dengan 200 orang pembantunya (tukang) yang berasal dari Demak. Mesjid ini dinamai Sang Cipta Rasa karena merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan. Penduduk Cirebon pada masa itu menamai mesjid ini Mesjid Pakungwati karena dulu terletak dalam komplek Keraton Pakungwati. Sekarang mesjid ini terletak di depan komplek Keraton Kesepuhan. Menurut cerita rakyat, pembangunan mesjid ini hanya dalam tempo satu malam; pada waktu subuh keesokan harinya telah dipergunakan untuk shalat Subuh.

Page 16: Cirebon_XRPLA_5

Makam Sunan Gunung Jati 

  

Page 17: Cirebon_XRPLA_5

Selain dari orang-orang yang disebutkan itu tidak ada yang diperkenankan untuk memasuki makam Sunan Gunung Jati. Alasannya antara lain adalah begitu banyaknya benda-benda berharga yang perlu dijaga seperti keramik-keramik atau benda-benda porselen lainnya yang menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam.Keramik-keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien. Banyak keramik yang masih sangat baik kondisinya, warna dan design-nya sangat menarik. Sehingga dikhawatirkan apabila pengunjung bebas keluar-masuk seperti pada makam-makam wali lainnya maka barang-barang itu ada kemungkinan hilang atau rusak.