citraaaaaaaa kd 8
TRANSCRIPT
FARMAKOLOGI GANGGUAN TIDUR
Citra Hafilah Shabrina
1106089041
Pola tidur manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Termasuk obat-obatan,
adanya rasa nyeri, penyakit fisik, lingkungan, gaya hidup, dan lain sebagainya. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan gangguan tidur pada manusia. Maka dari itu diperlukan
penatalaksanaan yang tepat agar kebutuhan tidur seseorang terpenuhi. Salah satu caranya
dengan pemberian obat-obatan.
Insomnia
Obat hipnotik dan anxiolytic efektif untuk menangani insomnia hanya untuk jangka pendek.
Penggunaan hipnotik untuk insomnia kronik khususnya, akhir-akhir ini menjadi perdebatan.
Adapun obat-obatan yang digunakan untuk menangani insomnia meliputi:
1. Benzoadiazepin
Obat ini bekerja dengan mengaktivkan reseptor gamma-aminobutytic acid (GABA) untuk
meningkatkan tidur. Penggunaan obat ini disarankan terbatas hingga 2 sampai 3 minggu
karena semua obat jenis ini mempunyai potensi untuk obat keras.
2. Benzoadiazepin-Receptor-like Agents
Obat-obat ini bekerja sangat mirip dengan Benzoadiazepin. Namun obat ini memiliki
waktu kerja yang lebih sedikit.
3. Melatonin-Receptor Antagonist
Obat ini memiliki permulaan yang cepat untuk permulaan tidur akan tetapi obat ini
memiliki waktu kerja yang sedikit.
4. Antidepresan
Obat ini merupakan obat yang paling sering digunakan untuk menangani insomnia karena
mempunyai sifat sedatif. Namun penggunaan obat ini untuk dewasa tua menjadi
perdebatan.
5. Antihistamin
Obat ini bekerja kurang efektif dari Benzoadiazepin dan memiliki daya tahan yang
berkembag dengan cepat. Efek samping dari obat ini adalah sedasi di siang hari, fungsi
kognitif yang tidak sesuai, pandangan yang kabur, retensi uri, konstipasi, dan resiko
peningkatan tekanan intraokular.
Menurut Black & Hawks (2009), obat insomnia ini terbagi menjadi dua. Berdasarkan obat-
obatan yang disetujui FDA dan yang tidak disetujui. Adapun obat-obatan yang disetujui FDA
adalah:
1. Benzoadiazepin
Obat-obatan ini bekerja melalui cara yang mirip dengan meningkatkan pengaturan tidur
dan meningkatkan waktu tidur total.
2. Melatonin Reseptor Antagonis
Obat ini terlibat ke dalam banyak fungsi fisiologis termasuk pengaturan tidur dan ritme
sikardian.
Sedangka obat-obatan yang tidak disetujui FDA meliputi:
1. Antidepresan
2. Antihistamin
3. Antipsikotik
4. Alkohol
5. Melatonin
6. L-Trytophan
7. Valerian
Benzoadiazepin Benzoadiazepin-
Receptor-like
Agents
Melatonin-
Receptor
Antagonist
Antidepresan Antihistamin
Diazepam
(Valium)
Flurazepam
(Dalmane)
Lorazepam
(Ativan)
Quazepam
(Doral)
Triazolam
(Halcion)
Zolpidem
(Ambien,
Ambien CR)
Zaleplon
(Sonata)
Eszopiclone
(Lunesta)
Ramelteon
(Rozerem)
Amitriptyline
(Elavil)
Bupropion
(Wellbutrin)
Doxepin
(Sinequan)
Fluoxetin
(Prozac)
Trazodone
(Desyrell)
Diphenhydramin
(Benadryl,
Nytol, Sominex)
Narcolepsy
Narcolepsy tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi rasa kantuk yang berlebihan di siang hari
dan cataplexy, tanda dan gejala yang paling umum dari gangguan ini, dapat ditangani dengan
pengobatan. Manajemen farmakologi untuk narcolepsy termasuk amphetamine untuk
meringankan rasa kantuk yang berlebihan dan antidepressan berguna untuk mengontrol
cataplexy.
Wakefulness-
Promoting
Gabarninergic Antidepressants Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors
Dextroamphetamine
(Dexedrine)
Methamphetamine
(Desoxyn)
Methylphenidate
(Concerta)
Modafinil (Provigil)
Xyrem Atomoxetine
(Strattera)
Protiptyline
(Vivactil)
Desipramine
(Norpramin)
Fluoxetine
(Prozac)
Venlafaxine
(Effexor)
Myclonus
Obat Dopaminergic. Benzoadiazepin meningkatkan kulitas tidur tetapi tidak mengurangi
jumlah PLMs
Parasomnia
1. Sleep Terror
Menghentikan benzoadiazepin yang bisa meningkatkan insiden.
2. Enuresis
Oxybutynin
Farmakologi, atau pemberian obat-obatan. Selain mempengaruhi pola tidur, namun
juga dapat mengatasi gangguan tidur. Adapun beberapa obat-obatan yang dapat
mempengaruhi pola tidur seseorang.
Obat-obatan dan pengaruhnya pada tidur (Potter & Perry, 2006)
Hipnotik
1. Mengganggu dengan mencapai tahap tidur yang lebih dalam
2. Memberikan hanya peningkatan kualitas tidur sementara (satu minggu)
3. Seringkali menyebabkan rasa mengambang sepanjang siang hari; perasaan mengantuk
yang berlebihan, bingung, penurunan energi
4. Memperburuk apnea tidur pada lansia
Diuretik
1. Menyebabkan nokturia
Antidepresan dan Stimultan
1. Menekan tidur REM
2. Menurunkan total waktu tidur
3. Membangunkan seseorang pada malam hari dan menyebabkan kesulitan untuk kembali
tidur
Kafein
1. Mencegah seseorang tertidur
2. Dapat menyebabkan seseorang terbangun di malam hari
Penyekat-Beta
1. Menyebabkan mimpi buruk
2. Menyebabkan insomnia
3. Menyebabkan terbangun dari tidur
Benzodiazepin
1. Meningkatkan waktu tidur
2. Meningkatkan kantuk di siang hari
Narkotika (Morfin/Demerol)
1. Menekan tidur REM
2. Menyebabkan peningkatan rasa kantuk pada siang hari
DAFTAR PUSTAKA
Bader & Littlejohns. (2004). AANN Core Curriculum for NEUROSCIENCE NURSING. 4 th
Edition. St. Louis: Elsevier Mosby
Black & Hawks. (2009). Medical-Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes. 8th Edition. St. Louis: Saunders Elsevier
Lewis et al. (2011). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems. St. Louis: Elsevier Mosby
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC
Vaughans, Bennita W. (2011). Nursing Fundamentals Demystified. New York: McGrawHill
Medical