contoh proposal eksperimen

Upload: wedastama-putu

Post on 30-Oct-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JUDUL PENELITIAN EKSPERIMEN

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis

    yang Menerapkan Model

    Hasil Belajar TIK Siswa

    JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS

    PROPOSAL

    JUDUL PENELITIAN EKSPERIMEN

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis

    yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap

    Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Oleh

    Putu Wedastama

    NIM 0911021029

    Dosen Pengampu Mata Kuliah:

    Prof. Dr. A. A. Gede Agung, M.Pd.

    Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

    JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    SINGARAJA/2012

    1

    JUDUL PENELITIAN EKSPERIMEN

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website

    Terhadap

    I Semester II di SMP N 3 Banjar

    JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    PENDIDIKAN GANESHA

  • 2A. IDENTITAS MAHASISWA

    Nama : Putu Wedastama

    NIM : 0911021029

    Program Studi/Jurusan : S1/Teknologi Pendidikan

    Fakultas : Ilmu Pendidikan

    No HP : 081936346355

    B. JUDUL

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website

    yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar

    TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar Tahun Pelajaran

    2011/2012.

    C. LATAR BELAKANG MASALAH

    Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

    dewasa yang bertanggung jawab kepada anak-anak yang belum dewasa dalam

    arti jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat

    (Purwanto, 2002:10) (dalam Permana, 2011:1). Pendidikan dengan kata lain

    merupakan proses pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan

    bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan.

    Memiliki arti seperti tersebut di atas seharusnya pendidikan mampu didesain

    dengan baik guna memberikan sebuah pemahaman yang mampu menjadikan

    kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Peningkatan kualitas

    pendidikan merupakan isu yang sangat kuat dan mendasar di negara-negara

    berkembang. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penataan pendidikan.

    Berbaagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus

    dilakukan demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya tersebut dimulai

    dari peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik,

    perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai dengan proses

    pembelajaran. Selain untuk meningkatkan kualitas pendidikan hal tersebut

    diperuntukkan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

  • 3Sumber Daya Manusia yang memiliki kualias tinggi dapat tercapai dengan

    melaksanakan pendidikan yang idealnya dengan tujuan pendidikan nasional

    yang tercantum pada UUD 1945 nomor 20 tahun 2003, yang menyebutkan

    bahwa usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,

    masyarakat dan bangsa. Namun pada kenyataannya belum terwujud, baik dari

    segi kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, pengendalian diri, maupun

    keterampilan yang digunakan untuk dirinya sendiri, masyarakat serta bangsa.

    Pengembangan diri tersebut dapat ditempuh melalui proses pembelajaran baik

    di sekolah atau juga di luar sekolah.

    Secara umum pembelajaran adalah setiap perubahan prilaku yang relatif

    permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Wikipedia, 2012), namun

    dalam pendidikan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik

    dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

    Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

    proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

    serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

    lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

    belajar dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran yang dituntut untuk belajar

    adalah siswa yang mengikuti pendidikan, agar siswa mengetahui apa yang

    belum diketahui.

    Menurut Maria, (2010) (dalam Rasmi, 2011:1) belajar merupakan

    pengembangan pengetahuan baru, keterampilan atau sikap sebagai seseorang

    individu yang berinteraksi dengan sumber informasi dan lingkungan. Yang

    merupakan lingkungan belajar adalah fasilitas fisik, atmosfir psikologi,

    teknoloogi pendidikan, media dan metode. Dalam proses pembelajaran

    terdapat proses mengajar yang dilakukan oleh pendidik. Mengajar menurut

    Tyson dan Caroll (dalam Rasmi, 2011:2) merupakan sebuah cara dengan

    proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang secara

    bersamaan aktif melakukan kegiatan.

  • 4Kegiatan pembelajaran yang efekif memerlukan sebuah media yang

    mendukung proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan

    suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini penggunaan media

    pembelajaran khususnya website berbasis online sangat diperlukan, guna

    pengefisienan waktu dan tempat. Media pembelajaran berbasis website

    memiliki keunggulan dibandingkan dengan media lainnya. media

    pembelajaran website dapat menampilkan video, gerak animasi, teks

    pembelajaran dan gambar-gambar serta simbol-simbol yang berkaitan dengan

    TIK.

    Dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajar peserta didik, alangkah

    perlunya dalam sebuah media tersebut menerapkan sebuah model

    pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

    melukiskan prosedur sistematika dan mengorganisasikan pengalaman belajar

    untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran akan membantu

    siswa mencari pengalaman belajarnya sendiri. Dengan adanya perpaduan

    antara media pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan

    diharapakan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbicara

    tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan

    belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti

    mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa, dan lebih-

    lebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari

    kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan

    dapat mengembangkan daya eksplorasinya.

    Dalam rangka itu maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Pusat

    Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan telah mengembangkan

    sejumlah program pembelajaran berbantuan komputer secara online (website)

    yang ditujukan kepada siswa atau pebelajar tingkat SD, SMP, SMA/SMK dan

    Sederajat. Program tersebut saat ini telah tersebar di beberapa sekolah-sekolah

    di Indonesia. Namun kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa berbagai

    media termasuk website belum dimanfaatkan secara optimal oleh peserta didik

    maupun pendidik yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan kurangnya

  • 5persiapan dan pemanfaatan Sumber daya manusia yang ada di sekolah atau

    instansi pendidikan terkait. Hasil belajar siswa di sekolah tidak hanya

    ditentukan oleh media dan pendidik semata-mata, tetapi juga di tentukan oleh

    faktor lain yakni berasal dari diri siswa yang bersangkutan. Faktor disiplin

    belajar merupakan faktor yang sangat mendukung demi mencapai hasil belajar

    yang maksimal. Timbulnya sikap disiplin bukan merupakan kejadian atau

    peristiwa yang datang secara tiba-tiba atau seketika timbul tanpa adanya

    pembiasaan diri. Pengenalan dan penanaman sikap disiplin pada peserta didik

    dapat dilakukan dari pembiasaan di rumah serta lingkungan masyarakat

    tempat tinggal peserta didik yang bersangkutan. Penanaman dan pembiasaan

    sikap disiplin peserta didik seharusnya telah dilakukan sejak usia dini dengan

    mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang merujuk kepada disiplin siswa

    bersangkutan.

    Penanaman disiplin yang dilakukan di rumah adalah penanaman dasar

    disiplin yang harus dilakukan, namun di penanaman disiplin di sekolah

    (disiplin belajar) sangat membantu proses belajar mengajar di sekolah.

    Dengan menciptakan aturan dan tata tertib di sekolah siswa akan secara

    langsung mendapat penanaman disiplin belajar. Terciptanya disiplin belajar

    pada siswa akan memperlancar proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat

    memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki disiplin belajar

    tinggi akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dari paparan di atas

    mencerminkan betapa perlunya solusi dalam proses pembelajaran yang

    mampu memecahkan masalah pembelajaran, yakni penggunaan media

    pembelajaran yang diarengi dengan penerapan model pembelajaran yang

    digunakan dan penanaman disiplin belajar kepada siswa agar menemui hasil

    maksimal.

    Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan

    penelitian dengan judul Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran

    Berbasis Website yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap

    Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar Tahun

    Pelajaran 2011/2012.

  • 6D. RUMUSAN MASALAH

    Bardasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang harus

    dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok belajar yang

    menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang tidak

    menggunakan media pembelajaran berbasis website?

    2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan

    disiplin belajar terhadap prestasi belajar?

    3. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi, apakah

    terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang

    mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis

    website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok

    siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional?

    4. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar rendah, apakah

    terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang

    mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis

    website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok

    siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional?

    E. TUJUAN PENELITIAN

    Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang harus

    dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

    1. Mengetahui perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok belajar yang

    menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang tidak

    menggunakan media pembelajaran dengan model konvensional.

    2. Mengetahui pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan disiplin

    belajar terhadap prestasi belajar?

    3. Mengetahui hasil belajar TIK pada kelompok siswa yang memiliki disiplin

    tinggi dalam kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

    media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self

  • 7regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

    dengan model konvensional.

    4. Mengetahui hasil belajar TIK pada kelompok siswa yang memiliki disiplin

    rendah dalam kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

    menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti

    pembelajaran dengan model konvensional.

    F. MANFAAT PENELITIAN

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

    terhadap pengembangan kualitas pelajaran TIK. Secara lebih spesifik manfaat

    ini dibedakan menjadi dua yaitu; 1) Manfaat Teoritis, dan 2) Manfaat Praktis

    yaitu sebagai berikut.

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu

    pengetahuan dalam bidang pendidikan. Hubungan antara media

    pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated

    learning dengan metode konvensional, serta pengaruh disiplin belajar akan

    menjadi suatu pembanding dalam pengembangan teori pembelajaran

    selanjutnya dalam hal ini penyusunan kurikulum pembelajaran.

    2. Manfaat Praktis

    Selain manfaat teoritis ada juga manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu

    sebagai berikut.

    a. Bagi Siswa

    Dengan terpakainya media pembelajaran berbasis website yang

    menerapkan model Self regulated learning dalam pelajaran TIK dan

    dibarengi dengan penanaman disiplin belajar, diharapkan siswa

    mampu belajar lebih bervariasi. Yang tujuannya tiada lain untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa yang bersangkutan.

    b. Bagi Guru

    Menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    model Self regulated learning dan menanamkan disiplin belajar

  • 8terhadap peserta didik, akan lebih meningkatkan kualitas dan

    kemampuan mengajar serta dalam pengelolaan kelas.

    c. Kepala Sekolah

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan memberikan

    suatu hal yang positif yang nantinya dapat dijadikan sebagai

    penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

    d. Peneliti lain

    Peneltian ini dapat digunakan sebagai kajian teori dalam melangkah ke

    jenjang mata kuliah penelitian.

    G. KETERBATASAN PENELITIAN

    1. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Banjar yang melibatkan siswa

    kelas VII 1 dan VII 2, sehingga hasil penelitian ini hanya diperuntukkan

    pada siswa yang bersangkutan yaitu siswa yang disebutkan di atas.

    2. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi yang bersumber

    dari mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

    H. DEFINISI ISTILAH

    1. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

    proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

    kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah

    menjadi bagian prilaku dalam kehidupannya. Prilaku itu tercipta melalui

    proses binaan dalam keluarga, pendidikan dan pengalaman.

    2. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan

    pesan (materi pelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran.

    3. Website adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, baik

    teks, gambar, animasi maupun suara, baik bersifat statis atau dinamis yang

    membentuk bangunan yang saling terkait dengan jaringan-jaringan

    halaman (hyperlink), yang diakses atau dilihat melalui jaringan Internet

    pada perangkat-perangkat yang bisa mengakses Internet itu sendiri seperti

    Komputer, Handphone, dan sebagainya.

  • 94. Model Self regulated learning adalah model pembelajaran yang

    memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengelola pembelajarannya

    sendiri dalam berbagai cara. Sehingga mencapai hasil belajar yang

    optimal.

    5. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat

    kegiatan belajar yang dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil

    belajar dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah

    menyatu dalam diri siswa masing-masing.

    6. Mata pelajaran TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan

    Komunikasi yang mengandung arti luas tentang segala aspek yang terkait

    dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan atau transfer

    informasi antar media yang menggunakan teknologi tertentu yang

    menekankan siswa untuk memahami konsep, pengetahuan dan operasi

    dasar komputer.

    I. KAJIAN PUSTAKA

    1. Belajar

    Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang

    untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya (Slameto, 2003:2) (dalam http://blog. elearning.

    unesa.ac.id/tag / pengertian- belajar-menurut-slameto).

    Sedangkan menurut Anni (2004:4) mengatakan bahwa belajar

    merupakan hal yang sangat penting bagi perubahan tingkah laku manusia

    dan Ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya. Dan

    Nasution (2000:34) mengatakan belajar adalah segala perubahan kelakuan

    berkat pengalaman dan latihan.

    Dari pendapat para ahli tersbut dapat ditarik kesimpulan, yaitu belajar

    adalah aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga

    menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda anatara sesudah

    belajar dan sebelum belajar.

  • 10

    2. Disiplin Belajar

    Disiplin merupakan istilah yang sudah menyatu dalam masyarakat, di

    berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Menurut Gerakan Disiplin

    Nasional (GDN 1996:29-30) menyatakan disiplin adalah alat untuk

    menciptakan prilaku dantata tertib manusia sebagai pribadi maupun

    sebagai kelompok masyarakat. Disiplin disini berarti hukuman atau sanksi

    yang berbobot mengatur dan mengendalikan prilaku. Kita mengenal

    adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah

    disiplin yang lain. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini

    hanya difokuskan mengenai disiplin belajar.

    a. Pengertian Disiplin Belajar

    Disiplin berasal dari bahasa latin yaitu Diciplina yang menunjuk

    pada kegiatan belajar dan mengajar, sedangkan istilah bahasa

    inggrisnya yaitu discipline yang berarti 1) tertib, taat dalam

    mengendalikan tingkah laku dan penguasaan diri, 2) latihan atau

    membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai

    kemampuan mental dan karakter moral, 3) hukuman yang diberikan

    guna melatih atau memperbaiki, dan 4) kumpulan atau sistem

    peraturan bagi tingkah laku.

    Dalam Depdikbud (1988:208) (dalam Dewiani, 2010:19) disiplin

    merupakan tata tertib atau kepatuhan terhadap tata tertib. Disiplin

    kerap menyatu atau terkait dengan istilah tata tertib dan ketertiban.

    Menurut Priyanto (dalam Permana 2011:22) disiplin adalah suatu

    kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

    prilaku yang menunjukkan nilai ketaatan kepada keteraturan dan

    ketertiban dalam memperoleh ilmu.

    Menurut Arikunto (1998:144) (dalam Permana, 2011:22) disiplin

    belajar juga dapat diartikan kepatuhan seseorang dalam mengikuti

    peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang

    ada pada kata hatinya.

  • 11

    Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa disiplin belajar adalah suatu kepatuhan, ketertiban dan ketaatan

    siswa yang dilandasi kesadaran pribadi terhadap peraturan yang dibuat

    oleh diri sendiri atau pihak lain.

    b. Tujuan Disiplin Belajar

    Disiplin atau kepatuhan akan tata tertib dalam mengikuti suatu

    pekerjaan khususnya dalam belajar sangat penting. Sikap disiplin akan

    membentuk pola hidup yang teratur, tertib, harmonis dan seimbang.

    Sikap disiplin hendaknya ditanamkan sejak kecil yang harus dibina

    dalam kehidupan rumah tangga. Tujuan terbentuknya disiplin tidak

    lain untuk menghargai kesempatan dan waktu. Namun ada beberapa

    ahli menyebutkan lain, yaitu sebagai berikut.

    Menurut Charles Schaefer (dalam http://id.shvoong.com/social-

    sciences/education/2183958-tujuan-disiplin/) tujuan disiplin dibagi

    menjadi dua, yaitu:

    a) Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek disiplin adalah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk bentuk tingkah laku yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka.b) Tujuan jangka panjang disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian diri (self control and self direction) yaitu dalam halapa anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas standar-standar dan aturan-aturan yang menjadi milik sendiri.

    Menurut Omas Gordon (1996:34) tujuan membentuk sikap disiplin

    pada anak sangat penting, tujuannya adalah sebagai berikut.

    1) Membantu anak untuk menjadi matang pribadinya dan mengambangkan dari sifat-sifat ketergantungan sehingga Ia mampu berdiri sendiri atau tanggung jawab sendiri.

    2) Membantu anak untuk mengatasi, mencegah timbulnya masalah-masalah disiplin dan berusaha untuk menciptakan situasi yang tertib bagi kegiatan belajar mengajar dimana mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Diharapkan sikap disiplin dapat memberi bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri.

  • 12

    Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari

    disiplin belajar adalah membantu anak belajar mandiri, tertib dan

    bertanggung jawab dalam kegiatan belajar. Selain itu disiplin

    membantu siswa untuk mengatasi dan mencegah timbulnya kesulitan

    saat belajar.

    c. Fungsi Disiplin Belajar

    Disiplin sangat penting dalam memahami konsep ilmu

    pengetahuan. Disiplin merupakan prasyarat utama yang harus dimiliki

    oleh pebelajar. Indikator dan fungsi disiplin belajar adalah 1)

    pembentukan sikap, 2) pembentukan prilaku dan 3) tata kehidupan

    berdisiplin di sekolah.

    Menurut Tulus (2004:38) (dalam Dewiani, 2010:21) fungsi disiplin

    yaitu sebagai berikut.

    1) Menata kehidupan bersama, fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu atu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. 2) membangun kepribadian lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram sangat berpengaruh dalam membangun kepribadian yang baik. 3) melatih kepribadian sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik dan tidak berbentuk serta merta dalam waktu yang singkat. Namun terbentuk dari suatu proses yang membutuhkan waku panjang. Salah satu proses untuk membantu kepribadian tersebut dilakukan melalui pelatihan. 4) pemaksaan dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena kesadaran diri. Disiplin dari kesadaran diri lebih baik dan kuat. 5) hukuman, tata tertib sekolah yang berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman yang melanggar tata tertib tersebut.

    Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri

    dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan

    hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut:

    1) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain, 2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-

  • 13

    larangan, 3) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik, 4) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman. 5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi, 1985) (dalam http://kabar- pendidikan. blogspot.com/ 2011/05/ pengertian-dan-hakikat- disiplin- belajar.html).

    Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan

    pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan

    pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses

    untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku

    sesuai harapan.

    Dari pendapat para ahli tersebut di atas maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa fungsi disiplin belajar tidak lain guna menata

    kehidupan untuk mengendalikan diri sebagai rasa tanggung jawab

    sebagai siswa dalam mengikuti pelajaran, sehingga hasil pelajaran

    yang diperoleh akan menjadi lebih baik.

    d. Unsur-unsur Disiplin Belajar

    Bila disiplin diharapkan mampu mendidik siswa untuk berprilaku

    sesuai denan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, maka

    harus memenuhi unsur-unsur pokok dalam menegakkan disiplin.

    Menurut Hurlock (1999:84) (dalam Sakdyah, 2006:43) ada empat

    unsur disiplin, yaitu 1) peraturan, 2) hukuman, 3) penghargaan, dan 4)

    konsistensi.

    Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk pembatasan tingkah

    laku. Pola tersebut dapat dibuat oleh guru, kepala sekolah, orang tua

    dan telah disepakati oleh pihak terkait. Tujuan peraturan adalah untuk

    mewujudkan anak yang lebih bermoral dengan membekali pedoman

    prilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.

    Hukuman dalam bahasa istilahnya adalah punire. Hukuman

    adalah ganjaran atau pembalasan akibat dari perbuatan yang melanggar

    peraturan yang telah disepakati.

  • 14

    Penghargaan adalah setiap bentuk pemberian untuk suatu hasil

    yang baik. penghargaan tidak harus berupa materi, uang atau barang,

    namun penghargaan dapat berupa senyuman atau kata-kata pujian.

    Konsistensi adalah keseragaman atau stabilitas, keajegan atau

    kecendrungan menuju kesamaan, Hurlock (1999:84) (dalam Sakdyah,

    2006:43). Disiplin tidak mungkin terlaksana jika tidak adanya

    konsistensi. Disiplin yang konstan akan mengakibatkan tiadanya

    perubahan untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang berubah.

    Menurut Tulus Tuu (2004:33) (dalam Susilowati, 2005:20) unsur-

    unsur disiplin adalah sebagai berikut.

    1) mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. 2) pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikandan keberhasilan dirinya. 3) sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4) hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. 5) peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran prilaku.

    Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur disiplin

    adalah suatu peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistesi yang

    harus dilaksanakan oleh seseorang guna melatih, mengendalikan dan

    mendidik prilaku yang sesuai dengan nilai ketentuan yang ada. Selain

    itu dapat dijadikan sebagai pedoman dan ukuran prilaku seseorang.

    3. Media Pembelajaran

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Gerlach & Ely (dalam Selamet, 2011:11) mengatakan bahwa media

    apabila dTIKhami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

    kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

    memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap

    Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk

    menyampaikan pesan (materi pelajaran) yang digunakan dalam proses

    pembelajaran. Gagne (dalam http://blog.elearning.unesa.ac.id)

  • 15

    mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam

    lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi

    menurut pernyataan para ahli tersebut di atas media dapat disimpulkan

    merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk memberikan

    semangat untuk merangsang siswa untuk belajar dan menyalurkan

    pesan pembelajaran sehingga siswa mendapat pengetahuan,

    ketrampilan atau sikap.

    Sedangkan menurut Brigst (dalam Juniarta, 2009:17)

    mengemukakan bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan

    pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset

    film bingkai dan lain-lain. Dalam NEA (National Education

    Association) menyebutkan bahwa media merupakan bentuk-bentuk

    komunikasi baik tercetak ataupun audio visual serta peralatannya.

    Dari beberapa sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

    informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang

    dikemas dalam suatu alat atau bahan pengajaran yang mampu

    memberikan rangsangan, semangat atau motivasi terhadap proses

    pembelajaran.

    b. Manfaat Media Pembelajaran

    Secara umum manfaat media pembelajaran dalam proses

    pembelajaran adalah untuk mempermudah, memperlancar dan

    mengefisienkan cakupan materi yang akan disampaikan oleh seorang

    pendidik. Namun secara khusus ada beberapa manfaat media yang

    lebih rinci, yaitu sebagai berikut.

    Menurut Kemp dan Dayton (dalam Sudiarta, 2006:13) manfaat

    media pembelajaran yaitu:

    1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4) Efisien waktu dan tenaga, 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa

  • 16

    terhadap materi dan proses belajar, dan 8) Merubah peran guru ke arah lebih positif dan produktif.Secara detail Sudjana & Rivai (1992) (dalam Wiarsa, 2011:16)

    mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses

    belajar siswa adalah:

    1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dTIKhami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh suru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar setiap jam pelajaran, 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan, dan lain-lain.

    Encyclopedia of Educational Research Hamalik (dalam Arsyad,

    2005:25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut.

    1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu akan mengurangi verbalisme; 2) Memperbesar perhatian siswa; 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; 4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; 5)Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup; 6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

    Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

    beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran,

    sebagai berikut.

    1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

    informasi sehingga dapat memperlancardan meningkatkan

    proses dan hasil belajar.

    2) Media pembelajaran dapat mengatasi masalah yang dihadapi

    oleh guru dan siswa.

    3) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

    kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan

    mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung

  • 17

    dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui

    karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun

    binatang.

    c. Pengembangan Media Pembelajaran

    Menurut Sadiman dkk (2005, 100) tahap pengembangan media ada

    enam tahap yaitu sebagai berikut. 1) penyusunan rancangan media, 2)

    penulisan naskah atau alur media, 3) produksi media, dan 4) evaluasi

    media.

    Penyusunan rancangan media adalah hal yang harus dilaksanakan

    sebelum mengembangkan media pembelajaran. Hal yang harus

    diperhatikan dalam perumusan perencanaan adalah sebagai berikut. 1)

    Kebutuhan dan karakteristik siswa, 2) Tujuan instruksional dengan

    operasional pembelajaran, 3) Materi pelajaran, 4) Pengukur

    keberhasilan, 5) Menulis naskah media, dan 6) Mengadakan tes atau

    revisi.

    Penyusunan perencanaan merupakan hal terpenting agar dalam

    tahap selanjutnya dapat dilaksanakan secara sistematis. Penulisan

    naskah atau alur media pembelajaran merupakan program kontrol

    media yang akan diproduksi. Sebelum memproduksi media

    pembelajaran hendaknya memperhatikan langkah ini, karena hasil

    produksi akan lebih sitematis dan terperogram.

    Produksi media pembelajaran adalah proses penciptaan media

    pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pengguna dan

    naskah media pembelajaran yang direncanakan. Evaluasi media

    pembelajaran merupakan tahap penilaian terhadap hasil produksi yang

    dinilai oleh beberapa ahli media yang bersangkutan yang bertujuan

    untuk menyempurnakan hasil produksi yang dibuat.

    4. Website

    a. Pengertian Website

    Situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja, website, site)

    adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang

  • 18

    umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name)

    atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. (Wikipedia,

    2010). Website adalah kumpulan halaman yang menampilkan

    informasi data, baik teks, gambar, animasi maupun suara, baik bersifat

    statis atau dinamis yang membentuk bangunan yang saling terkait

    dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink), yang diakses atau

    dilihat melalui jaringan Internet pada perangkat-perangkat yang bisa

    mengakses Internet itu sendiri seperti Komputer, Handphone, dan

    sebagainya.

    b. Jenis-jenis Website

    Secara umum ada dua jenis web, yaitu sebagai berikut.

    1) Website Statis, adalah salah satu bentuk website yang isi didalam

    website tersebut tidak dimaksudkan untuk di update secara berkala,

    dan biasanya di perbaiki secara manual oleh beberapa orang yang

    menggunakan software editor. Website statis adalah website yang

    kontennya statis/tidak berubah-rubah. Website statis ini persis

    seperti brosur. Bedanya, brosur di cetak dan disebarkan, sedangkan

    website statis di host dan diakses melalui Internet (Enthusiast,

    2009) (dalam Selamet, 2011:14).

    2) Website Dinamis adalah website yang secara berkala, informasi

    didalamnya berubah, atau website ini bisa berhubungan dengan

    user dengan berbagai macam cara atau metode (HTTP cookies atau

    Variabel Database, sejarah kunjungan, variabel sesi dan lain-lain)

    bisa juga dengan cara interaksi langsung menggunakan form dan

    pergerakan mouse. Ketika web server menerima permintaan dari

    user untuk memberikan halaman tertentu, maka halaman tersebut

    akan secara otomatis di ambil dari media penyimpanan sebagai

    respon dari permintaan yang diminta oleh user. Sebuah situs dapat

    menampilkan dialog yang sedang berlangsung diantara dua user,

    memantau perubahan situasi, atau menyediakan informasi yang

    berkaitan dengan sang user (Enthusiast, 2009) (dalam Selamet,

    2011:14).

  • 19

    Namun secara khusus dalam fungsi dan kegunaannya ada

    beberapa jenis website, yaitu sebagai berikut.

    1) Web Perorangan, yaitu situs yang digunakan untuk menceritakan

    tentang biografi diri, pengalaman pribadi, dan sebagainya, (contoh :

    Blog Pribadi).

    2) Web Komersial (Company Profile / Online Shop Website, biasa

    menggunakan .com, .co.id, dan sebagainya), yaitu situs yang

    dTIKkai untuk menunjukkan produk dan jasa suatu perusahaan,

    atau juga dapat melakukan transaksi penjualan online (dengan

    Shopping Cart System).

    3) Web Pemerintahan (di Indonesia menggunakan .gov.id), situs jenis

    ini hanya boleh dipakai untuk keperluan website pemerintahan

    yang resmi.

    4) Web Non-Profit (biasanya menggunakan oleh organisasi,

    education, dan lain-lain), website jenis-jenis ini biasanya digunakan

    hanya untuk yayasan atau sekolah-sekolah.

    c. Komponen Website

    Simamora (dalam Selamet, 2011:16) mendeskripsikan

    komponen-komponen website, baik dalam interaksi langsung maupun

    interaksi tidak langsung adalah sebagai berikut.

    1) Interaksi secara tidak langsung dalam website dapat diwujudkan

    dengan menggunakan:

    a) Elektronik Mail (E-Mail), merupakan layanan yang paling

    banyak digunakan dalam web. E-mail dapat dimanfaatkan siswa

    sebagai media komunikasi pribadi untuk bertanya terhadap

    materi yang diajarkan, meminta bantuan, menerima masukan

    dan partisipasi lain.

    b) News Group, merupakan media komunikasi antar siswa untuk

    diskusi dan berkolaborasi.

    2) Interaksi secara langsung (real time) melaui website dapat

    dilakukan dengan menggunakan:

  • 20

    a) Chat, merupakan media komunikasi langsung antar siswa dalam

    bentuk tulisan. Salah satu program yang dipakai untuk chat

    adalah IRC (Internet Relay Chat) atau Unix Talk Program.

    b) Application Sharing, menggunakan program aplikasi khusus

    memungkinkan suatu group berkolaborasi secara langsung pada

    suatu dokumen kerja dengan melakukan editing secara jarak

    jauh.

    c) Audio/Video Conference, menggunakan aplikasi perangkat

    lunak khusus yang memungkinkan terjadinya komunikasi

    audio/video conference beberapa aplikasi komersiil web

    learning telah menyediakan fasilitas audio/video conference

    melalui web.

    d. Unsur-unsur Website

    Untuk menciptakan website harus menerapkan unsur-unsur agar

    web tersebut dapat dipublikasikan dan diakses dengan baik dan sesuai

    dengan apa yang diharapkan. Menurut Susanto (dalam http: // agung

    susanto. weebly. com/ 6/ post/ 2011/ 06 /- unsur-unsur websit e.html)

    ada lima unsur yang harus diterapkan dalam mempublikasikan website,

    yaitu sebagai berikut. 1) Nama domain (Domain name/URL Uniform

    Resource Locator); 2) Web hosting; 3) Bahasa Program (Scripts

    Program); 4) Desain website; 5) Publikasi website.

    Nama domain atau Domain Name atau URL adalah alamat unik di

    dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website,

    atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan

    untuk menemukan sebuah website pada dunia internet.

    Web hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat

    menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang

    akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan

    tergantung dari besarnya web hosting yang disewa/dipunyai, semakin

    besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan

    ditampilkan dalam website.

  • 21

    Web hosting adalah salah satu bentuk layanan jasa penyewaan

    tempat di Internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi

    menampilkan layanan jasa atau produknya di web/situs Internet.

    Bahasa Program (Scripts Program) adalah bahasa yang digunakan

    untuk menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat

    diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau

    interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program

    yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan

    interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah

    hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis-jenis bahasa program

    yang banyak dTIKkai para desainer website antara lain HTML, ASP,

    PHP, JSP, Java Scripts, Java Applets dan sebagainya. Bahasa dasar

    yang dTIKkai setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP

    dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai

    pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.

    Desain website adalah jenis desain grafis yang ditujukan untuk

    pengembangan dan styling obyek lingkungan informasi Internet untuk

    menyediakan dengan fitur konsumen high-end dan kualitas estetika.

    Unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website

    menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat

    berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah

    website. Serta mempengaruhi dengan kenyamanan konsumen atau

    pembaca.

    Publikasi website Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun

    tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung

    internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya

    pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs

    kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau

    promosi. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak

    terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui

    Search Engine-Search Engine.

  • 22

    5. Media Pembelajaran Berbasis Website

    Seiring dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan

    Komunikasi, maka dunia pendidikan juga telah banyak yang

    memanfaatkan website sebagai media pembelajaran. Meskipun banyak

    penelitian menunjukan bahwa efektifitas pembelajaran menggunakan

    Internet (e-learning) cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran

    konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh adalah

    dalam hal fleksibilitasnya. Melalui media pembelajaran berbasis website

    materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, di

    samping itu materi juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar

    termasuk multimedia.

    Media pembelajaran berbasis website dapat dikembangkan dari

    yang sangat sederhana sampai yang kompleks. Sebagian media

    pembelajaran berbasis website hanya dibangun untuk menampilkan

    kumpulan materi, sementara forum diskusi atau tanya jawab dilakukan

    melalui e-mail atau milist.

    Implementasi dengan cara tersebut terhitung sebagai media

    pembelajaran berbasis website yang paling sederhana. Disamping itu ada

    juga media pembelajaran berbasis website yang terpadu, berupa portal e-

    learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan

    multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi,

    komunikasi, diskusi, dan berbagai educatioanal tools lainnya (Surjono)

    (dalam Selamet, 2011:18).

    Menurut Sinamora (dalam Selamet, 2011:18) beberapa kelebihan

    dari pemanfaatan pembelajaran berbasis website antara lain sebagai

    berikut.

    a) Kelas tidak membentuk fisik, semuanya dapat dibangun dalam aplikasi website. b) Program website dapat dilaksanakan dan di-update secara cepat. c) Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time (chatting/video conference) maupun non real time (e-mail, bulletin board, mailing list). d) Dapat mengakomodasi keseluruhan proses belajar, mulai dari registrasi, penyampaian informasi, diskusi, evaluasi, dan juga transaksi. e) Dapat diakses dari lokasi mana saja dan bersifat global. f) Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis. g) Siswa dapat terhubung ke berbagai

  • 23

    perpustakaan maya ke seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman dan bahan ajar.h) Guru dapat secara cepat menambah referensi bahan ajar yang bersifat studi kasus, tren industri dan proyeksi teknologi kedepan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan ajar

    6. Model Self Regulated Learning

    Model pembelajaran sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar

    yang diharapkan oleh seorang pendidik. Model pembelajaran sangat

    membantu dalam proses belajar mengajar baik di kelas maupun di luar

    kelas. Banyak model pembelajaran yang dapat diimplementasikan dalam

    proses pembelajaran, di antaranya adalah model pembelajaran yang

    mampu memberikan keleluasaan dalam mengelola materi pelajaran yang

    disampaikan. Model pembelajaran tersebut adalah model self regulated

    learning. Berikut adalah uraian tentang model self regulated learning.

    a. Pengertian Model Self Regulated Learning

    Menurut Wolters (dalam Sutiawan, 2009:16) model Self regulated

    learning adalah suatu model pembelajaran yang memberikan

    keleluasaan kepada siswa untuk mengelola secara efektif

    pembelajarannya sendiri dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil

    belajar yang optimal.

    Menurut Zimmerman (1989) (dalam Chen, halaman 13), self-

    regulated learners are individuals who are metacognitively,

    motivationally, and behaviorally active participants in their own

    learning process yang artinya pembelajaran yang didapat dapat diatur

    sendiri, peserta didik adalah individu yang "metakognitif,

    motivasional, dan prilaku aktif peserta dalam proses belajar mereka

    sendiri. Menurut Katrhyn Dukworth, dkk (2009:2) SRL mengacu pada:

    Pikiran, perasaan dan aksi yang terencana dan diadaptasikan untuk mencapai tujuan personal, termasuk dalamnya: 1) goal settinguntuk pembelajaran, 2) kosentrasi terhadap intruksi, 3) menggunakan strategi efektif untuk mengorganisasikan ide-ide, 4) menggunakan sumber-sumber belajar dengan efektif, 5) memonitoring penampilan, 6) mengatur waktu dengan efektif, dan

  • 24

    7) memegang keyakinan positif tentang salah satu kemampuan yang dimiliki.

    Dari paparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa model self

    regulated learning adalah model pembelajaran yang memberikan

    keleluasaan dalam menanggapi sebuah pembelajaran, yang mengacu

    pada pikiran dan aksi yang terencana yang diadaptasikan untuk

    mencapai tujuan personal.

    b. Implementasi Model Self Regulated Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK

    Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan

    proses aktif dari subjek belajar untuk merkontruksi makna sesuatu,

    entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain

    (Sardiman, 2005) (dalam Yuliantini, 2010:31).

    Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima begitu

    saja apa yang disajikan guru, melainkan juga membangun hubungan-

    hubungan dari konsep dan prinsip yang dipelajari berdasarkan

    pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Implementasi model

    SRL dalam upaya meningkatkan hasil belajar TIK dapat dilakukan

    melalui tahap-tahap berikut (Philip, 2006) (dalam Yuliantini, 2010:31).

    1) Analysis (penganalisaan), yaitu siswa menganalisa materi dan tujuan pembelajaran.

    2) Plan (perencanaan), yaitu siswa menyusun dan merancang semua kegiatan pembelajarannya.

    3) Implement (implementasi), yaitu siswa memilih dan mengimplementasikan perencanaannya dalam proses pembelajaran.

    4) Comprehend (pengamatan terhadap pemahaman), yaitu siswa mengamati pemahaman sendiri terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari.

    5) Problem solving (pemecahan masalah), yaitu siswa memecahkan masalah yang dihadapi serta konsep-konsep yang belum dimengerti selama proses pembelajaran.

    6) Evaluate (evaluasi), yaitu siswa mengukur mutu atau kemampuannya sendiri tentang apa yang telah dikerjakan dalam proses pembelajaran (self evaluation).

    7) Modify (modifikasi), yaitu siswa mengelaborasi hasil evaluasi diri tersebut dengan membuat kesimpulan terhadap pembelajaran.

  • 25

    Pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar, tentu saja

    dipengaruhi oleh kesadaran diri masing-masing pebelajar. Siswa

    memiliki siklus umpan balik selama proses pembelajaran. Dalam hal

    ini siswa memotnitor derajat efektivitas metode pembelajaran atau

    strategi belajar serta respon-respon yang dilakukan untuk mencapai

    hasil belajar yang baik.

    7. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Dalam melakukan proses pebelajaran tidak lepas dari hasil belajar.

    Hasil belajar merupakan dampak dari proses pembelajaran baik hasil

    belajar yang baik dan hasil belajar yang buruk. Dalam hal ini para ahli

    mengungkapkan definisi hasil belajar, yaitu sebagai berikut.

    Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) menyebutkan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai

    akibat dari perbuatan belajar dan dapat diamati dari penampilan

    siswa. Penampilan yang dimaksudkan disini adalah perbuatan yang

    dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.

    Hasil belajar menurut Darmansyah (2006:9) (dalam Purba,

    2009:16) adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran.

    Hasil belajar dalam pengertian yang luas mncakup bidang kongnitif,

    efektif dan psikomotor. Dalam hal ini yang dilihat adalah sejauh mana

    keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran atau

    perubahan tingkah laku pada siswa. Oleh sebab itu hasil belajar saling

    berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari suatu

    proses.

    Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari beberapa

    pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

    merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa

    yang diperoleh melalui proses pembelajaran atau akivitas belajar

    mengajar.

  • 26

    b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    siswa, yaitu faktor internal dan eksternal dari diri siswa yang

    bersangkutan. Namun ada beberapa pendapat para ahli yang

    mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu

    sebagai berikut.

    Menurut Selameto, (2003:54-72) (dalam http: // harminingsih.

    blogspot.com /2008 /08 /faktor- faktor-yang- mempengaruhi- hasil

    .html) faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu dalam diri

    siswa dan yang datang dari luar diri siswa atau dengan kata lain adalah

    faktor internal dan eksternal.

    Ada beberapa jenis faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil

    belajar, yaitu di antaranya:

    1) Jasmani, faktor jasmani adalah faktor daya tahan tubuh, kesehatan

    dan sebagainya. Dalam meningkatkan hasi belajar siswa

    hendaknya dapat memperhatikan faktor kesehatan atau daya tahan

    tubuh, agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

    2) Psikologis, faktor psokologis meliputi minat, bakat, motif dan

    kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini pendidik

    harus menerapkan berbagai cara untuk menghindari hal yang tidak

    diinginkan sehingga psikologis siswa terganggu dan hasil belajar

    siswa jadi menurun.

    Di bawah ini adalah jenis faktor eksternal yang mempengaruhi

    hasil belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut.

    1) Faktor keluarga, faktor keluarga sangat mempengaruhi dalam

    memperoleh hasil belajar yang baik. dalam hal ini orang tua di

    rumah hendaknya mengetahui cara mendidik anak, mengajarkan

    relasi antar anggota keluarga, memperhatikan keadaan ekonomi di

    rumah, dan lain-lain.

    2) Faktor sekolah, dalam hal ini sekolah hendaknya menyikapi

    kenyamanan dan keleluasaan siswa dalam belajar yang kurang

  • 27

    baik. sehingga apa yang diharapkan oleh seorang pendidik dapat

    tercapai guna mencerdaskan kehidupan bangsa.

    3) Faktor masyarakat, faktor ini harus sangat diperhatikan untuk

    menghindari hal negatif yang ditimbulkan oleh lingkungan

    masyarakat, antara lain dalam mencari teman, bergaul dalam

    kehidupan bermasyarakat, hal ini harus disaring secara matang

    untuk menghindari hal negatif tersebut di atas.

    c. Fungsi Hasil Belajar

    Secara umum fungsi hasil belajar adalah untuk mengukur

    kemampuan pebelajar atau dalam arti lain mengetahui hasil dari proses

    pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dijadikan

    indikator untuk mengikuti tingkat kemampuan, kesanggupan,

    penguasaan tentang materi belajar. Sehingga hasil belajar dalam

    pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Di

    dalam pengertian tentang evaluasi pendidikan ialah untuk

    mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di

    mana kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan

    kurikuler.

    Namun dalam hal ini ada beberapa ahli mengatakan fungsi hasil

    belajar adalah sebagai berikut.

    Menurut Nasution (2000), fungsi belajar dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan Siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil belajar dapat diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar Siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi rapor atau Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, yang berbarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidak hanya seorang Siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif). 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. 3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK). Hasil-hasil yang telah dilaksanakan terhadapa Siswanya dapat dijadikan informasi atau data bagi pelayanan BK

  • 28

    oleh para konselor sekolah. 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

    Adapun menurut Winkel (1996) bahwa hasil belajar dapat

    digunakan untuk :

    1) Mendapatkan informasi tentang masing-masing Siswa, sampai sejauh mana mereka telah mencapai tujuan-tujuan intruksional. Hasil belajar pada tahap evaluasi formatif merupakan bahan untuk memonitor kemajuan Siswa menyangkut pencapaian tujuan intruksional untuk unit pelajaran tertentu, pada tahap evaluasi sumatif dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan Siswa dalam beberapa tujuan instruksional yang diuji bersama-sama. 2) Mendapatkan informasi tentang suatu kelompok Siswa sampai berapa jauh kelompok Siswa mengenai tujuan-tujuan instruksional, misalnya satu satuan kelas di bidang studi Bahasa Indonesia. Informasi ini diperoleh dengan menerapkan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Hasil evaluasi tersebut juga bersifat diagnostik yaitu membantu menentukan faktor kesulitan dan kesukaran yang masih dialami Siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu, dimana faktor tersebut mungkin terdapat pada pribadi Siswa dan mungkin juga terletak dalam model proses belajar mengajar itu sendiri.

    8. Mata Pelajaran TIK

    TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi, (bahasa

    Inggris: Information and Communication Technologies; ICT) adalah

    payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk

    memproses dan menyampaikan informasi (Wikipedia, 2012). TIK

    mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

    Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,

    penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

    Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan

    dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

    perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan

    teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi

    Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu

    segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,

    pemindahan informasi antar media.

  • 29

    Lebih lanjut badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum

    Depdiknas (2007:6) (dalam Utami, 2011:22) mengemukakan,

    Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu: Teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi memiliki arti luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yan berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat sau dengan yang lainnya. Karena itu teknologi komunikasi dan komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengrtian luas tentang segala aspek yang berkaitan dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/ pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.

    Selain itu, menurut Miarso (2007:302) (dalam Rahayu, 2011:22)

    mengatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah teknologi

    yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah

    data menjadi informasi yang bermanfaat. Adapun standar kompetensi mata

    pelajaran TIK menurut Syamsuardi (2004:1) yaitu sebagai berikut.

    1) Mampu memahami konsep, pengetahuan dan operasi dasar komputer. Dalam hal ini siswa mampu mengidentifikasi etika, moral dan kesehatan serta keselamatan kerja (K3) dalam menggunakan perangkat TIK, siswa mampu mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras, meliputi; internet, jaringan lokal, dan komputer (setting peripheral), disamping itu, siswa mampu memanipulasi perangkat lunak seperti sistem oprasi, program pengolah kata, program lembar kerja, program presentasi, program data base, bahasa pemrograman. 2) Siswa mampu mengolah informasi dalam produktifitas. Dalam hal ini siswa mampu menjalankan sistem operasi dan manajemen file, selain itu mampu membuat dokumen dengan tabel, diagram, mail merge, presentasi, data base, membua home page, interaktif, dan mengunakan bahas pemrograman sebagai pengayaan.

    Menurut Oka (2007:4) Teknologi Informasi dan Komunikasi

    adalah segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan alat sebagai

    alat bantu, manipulasi pengelolaan informasi. TIK merupakan media

    untuk mendapatkan informasi dari berbagai media dan sarana yang ada.

  • 30

    TIK dapat membantu kita untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih

    luas.

    Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran TIK

    mengandung arti luas tentang segala aspek yang terkait dengan

    pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan atau transfer informasi

    antar media yang menggunakan teknologi tertentu yang menekankan siswa

    untuk memahami konsep, pengetahuan dan operasi dasar komputer.

    J. KERANGKA BERPIKIR

    Disiplin adalah hal yang sangat penting dan sangat mempengeruhi hasil

    belajar, khususnya mata pelajaran TIK. Penerapan disiplin belajar harus

    dilakukan oleh seorang guru guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    Hasil belajar akan dicapai dengan baik oleh siswa ditentukan oleh aktivitas

    guru, siswa dan kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar

    mengajar dengan menggunakan model Self regulated learning merupakan

    pembelajaran yang menekankan individualisme dalam belajar atau dengan kata

    lain menemukan sendiri, berusaha sendiri dalam melakukan proses

    pembelajaran. Dibarengi dengan implementasi media pembelajaran berbasis

    website, maka hasil belajar akan mendekati sempurna.

    Berdasarkan pemikiran diatas dapat disimppulkan bahwa disiplin belajar

    dan media pembelajaran yang menerapkan model self regulated learning saling

    mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan hasil belajar yang lebih baik

    tentunya.

    K. HIPOTESIS

    Berdasarkan permasalahan dan kerangka teori yang melandasi penelitian

    ini, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

    1. Terdapat hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti

    pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website

    yang menerapkan model Self regulated learning dengan siswa yang

    mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

  • 31

    2. Terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran berbasis website

    yang menerapkan model self regulated learning dengan disiplin belajar

    terhadap hasil belajar TIK.

    3. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi, terdapat

    perbedan hsail belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti

    pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis website yang

    menerapkan model self regulated learning dengan kelompok siswa yang

    mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

    4. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar rendah, terdapat

    perbedan hsail belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti

    pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis website yang

    menerapkan model self regulated learning dengan kelompok siswa yang

    mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

    L. METODE PENELITIAN

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3

    Banjar, yang bertempat di desa Labuhan Aji, kecamatan Banjar, kabupaten

    Buleleng. Penelitian ini dirancang pada tahun ajaran 2012/2013.

    2. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah jenis eksperimen murni,

    metode yang telah diuji kelayakannya dan telah memenuhi peryaratan.

    Menrut Solso & Maclin (2002) (dalam http://navelmangelep.

    wordpress.com /2012/02/27/ metode- penelitan- eksperimen/#more-680)

    penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan

    minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan

    sebab akibat. Oleh karena itu penelitian eksperimen erat kaitannya dalam

    menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan

    maupun perubahan terhadap kelompok yang dikenakan prilaku.

    Dalam penelitian eksperimen ini desain penelitian yang diguanakan

    adalah Posstest-Only Control Design. Dengan menggunakan desain ini,

  • 32

    penelitian yang dilaksanakan guna membandingkan kelompok yang

    mendapatkan perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol. Kelompok

    treatment diberikan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    self regulated learning dalam proses pembelajaran, sedangkan kelompok

    kontrol diberikan pembelajaran dengan model konvensional. Model

    konvensional adalah metode yang paling sering digunakan oleh guru di

    sekolah tertentu. Oleh karena itu rancangan desain dari Posstest-Only

    Control Design dapat digambarkan sebaga berikut.

    Eksperimen X O

    Kontrol O

    Gambar 1. Rancangan desain penelitian Posstest-Only Control

    Design

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap di

    SMP N 3 Banjar. Dengan jumlah sampel 68 orang siswa yang terbagi

    dalam dua kelompok, yaitu 34 siswa yang mendapat perlakuan

    (eksperimen) dan 34 siswa kedua adalah kelompok kontrol, kelompok

    siswa yang diberikan pembelajaran dengan model konvensional. Untuk

    mengumpulkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan

    instrumen penelitian yang berupa tes konseptual dalam bentuk tes objektif

    dan angket kedisiplinan belajar siswa.

    3. Populasi dan Sampel Penelitian

    a. Populasi

    Populasi secara biologis merupakan kumpulan beberapa makluk

    hidup. Namun dalam penelitian ini berbagai pendpat dikemukakan

    oleh para ahli, di antaranya sebagai berikut.

    Menurut Babbie, (dalam Sukardi 2003:53), populasi adalah elemen

    penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritits

    menjadi target prestasi penelitian. Arikunto (2002:108) (dalam

    Permana, 2006:27) mengatakan populasi merupakan keseluruhan objek

  • 33

    penelitian. Dari kedua pendapat para ahli di atas pengertian populasi

    dalam penelitian adalah sekumpulan objek penelitian yang berada

    dalam rumpun yang sama, yang secara teoritis merupakan target

    prestasi belajar. Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah

    siswa kelas VII 1 dan VII 2 di SMP N 3 Banjar, tahun pelajaran

    2011/2012. Berikut ini adalah jumlah populasi yang dimaksudkan di

    atas.

    Tabel 1. Populasi Kegiatan Penelitian

    No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

    1 VII 1 24 10 34

    2 VII 2 19 15 34

    Jumlah 43 25 68

    b. Sampel Penelitian

    Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

    menggunakan random sampling terhadap kelas. Berdasarkan

    pertimbangan efisiensi, maka dalam penelitian ini tidak meneliti

    seluruh anggota populasi, melainkan hanya meneliti sampel yaitu

    sebagian dari populasi yang merupakan wakil-wakil representatif dari

    populasi.

    Menurut Arikunto (2002:109) (dalam Permana, 2006:28) sampel

    adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan

    sampel dalam penelititan ini dilakukan dengan teknik random

    sampling. Dalam hal ini yang dirandom adalah kelas, karena dalam

    eksperimen tidak memungkinkan untuk merubah kelas yang ada. Dari

    sepuluh kelas yang ada diambil dua kelas yang akan dijadilan subjek

    penelitian. Dua kelas tersebut diundi kembali untuk menentukan kelas

    sebagai kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Dari dua kelas

    tersebut (kelas eksperimen dan kontrol), satu kelas sebagai kelompok

    eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

    website dan satu kelas lainnya berfungsi sebagai kelompok kontrol

  • 34

    yang diberi pelajaran dengan model konvensional (tidak menggunakan

    media pembelajaran).

    Rancangan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu karena

    tidak semua variabel dikontrol secara ketat. Dengan memperhatikan

    variabel-variabel yang di atas, penelitian ini menggunakan desain

    rancangan penelitian Post Test Only Control Group Desain.

    Rancangan analisisnya menggunakan analisis varian dua jalur dengan

    faktorial 2 x2.

    Pelaksanaan eksperimen terdiri dari serangkaian eksperimen

    sendiri dan serangkaian kegiatan, yaitu pengukuran disiplin belajar dan

    pelaksanaan tes hasil belajar. Pengukuran disiplin belajar dalam

    penelitian ini dilaksanakan sebelum perlakuan dimulai. Proses

    pemberian perlakuan yang berupa pelaksanaan pengajaran untuk kedua

    kelompok subjek dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.

    4. Prosedur dan Langkah-langkah Eksperimen

    a. Prosedur Eksperimen

    Peneltian ini dilakukan terhadap dua kelompok, yaitu kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol pada dua kelas dengan jumlah 68

    siswa. Materi yang diajarkan adalah materi pada mata pelajaran

    Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas VII semester II. Adapun

    prosedur penelitian ini yang dibagi menjadi empat tahap. Yaitu sebagai

    berikut.

    1) Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan ada beberapa kegiatan yang harus

    dilakukan guna memenuhi prosedur yang ada, yaitu sebagai

    berikut.

    a) Menentukan populasi dan sampel untuk menerapkan media

    pembelajaran berbasis website.

    b) Mengobservasi sarana dan prasarana sekolah untuk

    mendukung pelaksanaan penelitian.

  • 35

    c) Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    d) Menyusun instrumen penelitian yang dikonsultasikan

    dengan dosen pembimbing.

    e) Melakukan judgemen instrumen penelitian oleh dosen dan

    guru.

    f) Melakukan analisis dan revisi instrumen penelitian.

    2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

    Kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai RPP. Penelitia

    ini menggunakan satu RPP. Alokasi waktu yang digunakan dalam

    satu RPP adalah 2x40 menit. Pada tahap ini dilakukan

    pembelajaran di laboratorium komputer dengan menerapkan

    media pembelajaran yang telah disiapkan.

    3) Tahap Posttest

    Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan tes hasil belajar

    di kelas sampel yaitu kelas yang diterapkan media pembelajaran

    berbasis website dan kelas yang mengggunakan metode

    konvensional. Posttest dilakukan pada akhir pertemuan, untuk

    mengukur kemampuan siswa setelah perlakuan. Soal posttest yang

    digunakan berbentuk pilihan ganda atau multiple choise yang akan

    mengukur aspek kognitif siswa.

    4) Tahap Analisis Data

    Di tahap ini dilakukan analisis data dengan menggunakan

    metode statistik untuk mengetahui hasil akhir (posttest).

    b. Langkah-langkah Eksperimen

    Langkah-langkah eksperimen yang akan dilaksanakan oleh peneliti

    adalah seperti tabel di bawah.

  • 36

    Tabel 2. Langkah-langkah Eksperimen.

    No.Komponen

    Perlakuan

    Kelompok

    Eksperimen

    Kelompok

    Kontrol

    1 Materi pelajaranPokok bahasan yang

    disajikan adalah TIK

    Pokok bahasan yang

    disajikan adalah TIK

    2 Waktu pembatasan

    Pembelajaran

    diberikan satu kali

    seminggu, tiap

    pertemuan dua jam

    pelajaran selama

    satu kali pertemuan

    Pembelajaran

    diberikan satu kali

    seminggu, tiap

    pertemuan dua jam

    pelajaran selama

    satu kali pertemuan

    3 Proses pembelajaran

    Guru mengajar

    dengan media

    pembelajaran

    berbasis website

    Guru mengajar

    dengan

    menggunakan model

    konvensional

    4 Tes disiplin belajarPemberian angket

    disiplin belajar

    Pemberian angket

    disiplin belajar

    5 Tes hasil belajar TIKTes objektif pilihan

    ganda

    Tes objektif pilihan

    ganda

    6Jumlah butir

    pertanyaan

    30 butir tes objektif

    pilihan ganda

    30 butir tes objektif

    pilihan ganda

    M. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas (independent variable). Satu

    variabel moderator dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel

    bebas itu meliputi media pembelajaran berbasis website yang menerapkan

    Model Self regulated learning (X1), variabel moderatornya adalah disiplin

    belajar (X2). Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar TIK (Y).

  • 37

    N. DEFINISI VARIABEL PENELITIAN

    1. Definisi Konsep

    a. Hasil belajar adalah sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan prilaku

    yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mata pelajaran TIK.

    Indikator empirisnya yaitu adanya perubahan hasil belajar TIK.

    b. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

    informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang

    dikemas dalam suatu alat atau bahan pengajaran yang mampu

    memberikan rangsangan, semangat atau motivasi terhadap proses

    pembelajaran.

    c. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

    melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai

    ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-

    nilai tersebut telah menjadi bagian prilaku dalam kehidupannya.

    Prilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan

    dan pengalaman.

    d. Model Self regulated learning adalah model pembelajaran yang

    memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengelola

    pembelajarannya sendiri dalam berbagai cara. Sehingga mencapai hasil

    belajar yang optimal.

    2. Definisi Operasional

    a. Hasil Belajar

    Salah satu upaya untuk mengukur kemampuan siswa dilihat dari

    hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar merupakan bukti dari usaha

    yang diakukan dalam proses belajar belajar. Bukti tersebut adalah hasil

    belajar yang diukur melalui tes. Oleh karena itu, instrumen yang

    digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes pilihan ganda

    berjumlah 30 butir soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan

    siswa terhadap materi pelajaran dalam pelajaran TIK.

    Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih

    oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item akan diberi skor 1 bila

  • 38

    siswa menjawab dengan benar. Jika siswa tidak menjawab dengan

    benar atau mengosongi lembar jawaban yang telah disediakan, maka

    nilai yang diberikan adalah 0. Jawaban yang telah dikerjakan akan

    dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah disiapkan. Selanjutnya

    skor dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil

    belajar TIK. Skor hasil belajar TIK akan bergerak dari 0-30. Skor 0

    merupakan minimal ideal dan skor 30 adalah skor maksimal ideal hasil

    belajar TIK.

    Dibawah ini meruapakan kisi-kisi tes hasil belajar mata pelajaran

    TIK yang nanti akan diterapkan saat penelitian.

    Tabel 3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar TIK

    Isi/ MateriKompetensi Total

    C1 C2 C3 C4 C5 C6 % Butir

    Peralatan TIK 12 10 - 8 - - 100 30

    Total % butir12/

    4

    10/

    3- 8/3 - - 100 30

    b. Disiplin Belajar

    Kuesioner disiplin belajar TIK ini berjumlah 30 butir. Kuesioner

    ini menggunakan skala likert, yaitu kuesioner/instrumen skala lima,

    alternatif jawaban terhadap lima buah skor berkisar 1 sampai 5. Dalam

    pengisian kuesioner disiplin belajar dengan mengisi tanda rumput () pada salah satu kolom alternatif jawaban yang paling sesuai dengan

    pilihan siswa atau responden. Dalam kuesioner ini alternatif jawaban

    yang disediakan adalah 1) selalu (SL), 2) sering (SR), kadang-kadang

    (KD), 3) jarang (JR), dan 4) tidak pernah (TP). Skor instrumen ini

    bergerak dari 1 sampai 5. Skor 1 diberikan kepada siswa yang

    menjawab tidak pernah, dan skor 5 diberikan kepada siswa yang

    jawabannya selalu pada pertanyaan positif.

  • 39

    Disiplin belajar dalam penelitian ini dirinci melalui indikator, yaitu

    1) disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar, 2) disiplin yang

    ada hubungannya dengan tempat belajar, dan 3) disiplin yang ada

    hubungannya dengan norma atau aturan dalam belajar yang diuji

    menggunakan kuesioner. Berikut disajikan kisi-kisi dari kuesioner

    disiplin belajar.

    Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Disiplin Belajar

    Isi MateriKompetensi Total

    C1 C2 C3 C4 C5 C6 % Butir

    1. Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar

    4 5 - 2 - - 37 11

    2. Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar.

    4 4 - 2 - - 33 10

    3. Disiplin yang ada hubungannya dengan norma atau aturan dalam belajar.

    2 5 - 2 - - 30 9

    Total % butir 10/3 14/5 - 6/2 - - 100 30

    O. UJI COBA INSTRUMEN

    Untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas alat ukur, dilakukan uji

    coba instrumen. Instrumen penelitian ini diuji terlebih dahulu apakah

    instrumen tersebut sudah layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

    Instrumen dikatakan sesuai jika instrumen tersebut sudah memenuhi kriteria

    validitas dan reliabilitas. Validitas tes ini ditinjau dari validitas isi, validitas

    konstruk dan validitas item. Dalam menjaga validitas isi dan validitas

    construct dilakukan dengan menjudgmens tes tersebut kepada tiga orang yaitu

  • 40

    dua orang dosen pembimbing dan satu orang guru TIK, sedangkan untuk

    validitas butir item dilakukan dengan pengujian statistik. Untuk memperoleh

    tujuan data terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan uji validitas tes,

    dan reliabilitas tes.

    1. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

    kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2003). Suatu item tes dikatakan valid

    apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Suatu alat

    evaluasi dikatakan valid jika alat tersebut mampu mengukur apa yang

    seharusnya diukur oleh alat tersebut. Untuk mengukur validitas butir soal

    digunakan rumus korelasi Point Biseral, rumusnya yaitu sebagai berikut.

    qpSD

    MMr

    totpbis /

    21

    (Arikunto, 2002:79)

    Keterangan :

    rpbis : koefisien korelasi biseral

    M 1 : rata-rata skor untuk menjawab benar

    M 2 : rata-rata skor untuk seluruhnya

    SDtot : standar deviasi total

    p : proporsi yang menjawab benar

    q : 1 p

    Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan ke r-kritis dengan taraf

    signifikansi 5%. Kriteria butir soal dalam kategori valid jika pbisr - hitung

    > pbisr - tabel pada taraf signifikan 5%. Soal yang valid kemudian dihitung

    reliabilitasnya.

  • 41

    2. Uji Reliabilitas

    Arikunto (2002) menyatakan reabilitas tes berhubungan dengan

    kepercayaan dan keajegan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai

    tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil

    yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitasnya digunakan Kuder Richhadson

    20 (KR-20) yang rumusnya sebagai berikut.

    r 1,1 =

    2

    2

    1 SD

    pqSD

    k

    k

    (A.A. Gde Agung, 2003: 50)

    Keterangan :

    r 1.1 : reliabilitas keseluruhan butir tes

    p : proporsi testee yg menjawab benar

    q : proporsi testee yg menjawab salah

    k : jumlah butir tes

    SD : banyaknya testee

    pq : pxq

    Tabel 3.8 Konversi Uji Reliabilitas Tes

    r11 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

    0,20 < r11 0,40 Derajat reliabilitas rendah

    0,40 < r11 0,60 Derajat reliabilitas sedang

    0,60 < r11 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

    0,80 < r11 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

    Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen digunakan bantuan

    komputer yaitu dengan mengolah data dengan Excel dari Microsoft

    Coorporation. Dari perhitungan dengan menggunakan rumus KR-20,

    diperoleh harga reliabilitas tes hasil belajar TIK adalah sebesar 0,94.

  • Tes yang baik adalah tes yang memiliki harga reliabilitas lebih besar

    0,80. Jadi reliabilitas tes hasil belajar

    tinggi.

    P. METODE ANALISIS DATA

    Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan

    statistik inferensial dalam hal ini yaitu anava dua jalur. Dalam menggunakan

    analisis varian harus dilakukan uji p

    analisis data meliputi uji normalitas dan homogenitas.

    1. Deskripsi Data

    Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya

    kualitas dari variabel

    pembelajaran dan media pembelajaran. Untuk menentukan tinggi

    rendahnya kualitas variabel

    tiap-tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan kreteria rata

    ideal dan standar deviasi (SD) ideal masing

    tersebut. Berikut kreteria rata

    masing-masing variabel penelitian.

    Tabel 3.6

    + 1,5+ 0,5 0,5 1,5 3,0

    Keterangan:

    Tes yang baik adalah tes yang memiliki harga reliabilitas lebih besar

    0,80. Jadi reliabilitas tes hasil belajar TIK tergolong reliabilitas sangat

    METODE ANALISIS DATA

    Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan

    statistik inferensial dalam hal ini yaitu anava dua jalur. Dalam menggunakan

    analisis varian harus dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu. Uji

    analisis data meliputi uji normalitas dan homogenitas.

    Deskripsi Data

    Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya

    kualitas dari variabel-variabel penelitian yaitu hasil belajar TIK

    pembelajaran dan media pembelajaran. Untuk menentukan tinggi

    rendahnya kualitas variabel-variabel penelitian tersebut, skor rata

    tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan kreteria rata

    ideal dan standar deviasi (SD) ideal masing-masing variabel penelitian

    tersebut. Berikut kreteria rata-rata ideal dan standar deviasi ideal

    masing variabel penelitian.

    Pedoman Konversi dengan Menggunakan Rata

    dan Standar Deviasi Skala Lima

    5SDi + 3,0SDi Sangat 5SDi + 1,5SDi Tinggi 5SDi + 0,5SDi Sedang 5SDi 0,5SDi Rendah 0SDi 1,5SDi Sangat Rendah

    Keterangan:

    = Rata-rata ideal, dihitung dengan rumus:

    = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

    = Standar deviasi ideal dihitung dengan rumus:

    = (skor maksimal ideal skor minimal ideal)

    42

    Tes yang baik adalah tes yang memiliki harga reliabilitas lebih besar

    tergolong reliabilitas sangat

    Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan

    statistik inferensial dalam hal ini yaitu anava dua jalur. Dalam menggunakan

    ersyaratan analisis terlebih dahulu. Uji

    Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya

    nelitian yaitu hasil belajar TIK, model

    pembelajaran dan media pembelajaran. Untuk menentukan tinggi

    variabel penelitian tersebut, skor rata-rata

    tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan kreteria rata-rata

    variabel penelitian

    rata ideal dan standar deviasi ideal

    Pedoman Konversi dengan Menggunakan Rata-Rata Ideal

    Sangat tinggi

    Sedang

    Rendah

    Sangat Rendah

    rata ideal, dihitung dengan rumus:

    (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

    Standar deviasi ideal dihitung dengan rumus:

    skor minimal ideal)

  • 43

    a. Menghitung Mean

    Untuk menghitung mean digunakan rumus sebagai berikut.

    (Jampel, 2005: 120)

    Keterangan:

    M = mean

    MT = mean terkaan

    i = panjang kelas interval

    ' = simpangan pada daerah MT

    f = frekuensi

    n = banyaknya data

    b. Menghitung Modus

    Untuk menghitung modus digunakan rumus sebagai berikut.

    (Jampel, 2005: 114)

    Keterangan:

    Mo = modus

    B = batas bawah kelas interval yang mengandung modus

    i = panjang kelas interval

    b1 = frekuensi tertinggi dikurangi frekuensi kelas interval

    sebelumnya.

    b2 = frekuensi tertinggi dikurangi frekuensi kelas interval

    berikutnya.

  • 44

    c. Menghitung Median

    Untuk mengitung median rumus yang digunakan adalah sebagai

    berikut.

    = + (Jampel, 2005: 123)

    Keterangan:

    Me = median

    B = batas bawah

    i = panjang kelas interval

    fkb = frekuensi komulatif di bawah kelas interval yang

    mengandung median

    fm = frekuensi pada daerah median

    Q. UJI PRASYARATAN ANALISIS

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk meyakinkan bahwa data

    yang dihasilkan dalam penelitian benar-benar berdistribusi normal sehingga

    uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas untuk skor hasil belajar TIK

    siswa digunakan Uji Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut.

    2 = ( )(Koyan, 2007: 82)

    keterangan :

    2 = Chi-Kuadrat

    fo = frekuensi yang diperoleh sampel

    fe = frekuensi yang diharapkan

    Kreteria pengujian data distribusi normal jika 2 hit < 2 tabel, dengan taraf signifikansi 5% dan drajat kebebasan dk= k-2-1.

  • 45

    2. Uji Homogenitas Varians

    Uji homogenitas pada analisis ini dimaksudkan untuk menguji bahwa

    setiap kelompok yang akan dibandingkan memiliki variasi yang sama,

    benar-benar berasal dari perbedaan antar kelompok, bukan akibat dari

    perbedaan yang terjadi di dalam kelompok. Uji homogenitas varians untuk

    semua kelompok digunakan Test Bartlett dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut.

    2

    (Koyan, 2007:87)

    Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan

    dk= k-1. Kreteria pengujian, jika 2 hit < 2 tabel, maka Ho diterima sampel

    homogen dan jika 2 hit > 2 tabel, maka sampel tidak homogen.

    3. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis untuk penelitian ini menggunakan Analisis varian

    (ANAVA) dua jalur. Hipotesis statistik yang diajukan dan yang akan diuji

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1) H 0 (1) : A1 = A2

    H 1 (1) : A1 A22) H 0 (2) : B1 = B2

    H 1 (2) : B1 B23) H 0 (2) : AB = 0

    H 1 (2) : AB 0

    Keterangan:

    A1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model

    pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

  • 46

    A2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model

    pembelajaran konvensional

    B1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti

    pembelajaran menggunakan media komputer.

    B2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti

    pembelajaran menggunakan media sederhana.

    AB : Interaksi antara model pembelajaran dengan media

    pembelajaran.

    Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dari

    penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis varian (ANAVA) dua

    jalur. Dengan rumus sebagai berikut.

    Atau, JKD = JKtot JKA JKB - JKAB (Koyan, 2007: 38)

    Keterangan :

    JKtot : Jumlah kuadrat total

    JKA : Jumlah kuadrat antar kolom

    JKB : Jumlah kuadrat antar baris

    JKD : Jumlah kuadrat dalam

    JKAB : Jumlah kuadrat interaksi (kolom dan baris)

    PROPOSAL

    JUDUL PENELITIAN EKSPERIMEN

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website

    yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap

    Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Oleh

    Putu Wedastama

    NIM 0911021029

    Dosen Pengampu Mata Kuliah:

    Prof. Dr. A. A. Gede Agung, M.Pd.

    Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

    JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    SINGARAJA/2012

    A. IDENTITAS MAHASISWA

    Nama : Putu Wedastama

    NIM: 0911021029

    Program Studi/Jurusan: S1/Teknologi Pendidikan

    Fakultas: Ilmu Pendidikan

    No HP: 081936346355

    B. JUDUL

    Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar Tahun Pelajaran 2011/2012.

    C. LATAR BELAKANG MASALAH

    Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa yang bertanggung jawab kepada anak-anak yang belum dewasa dalam arti jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Purwanto, 2002:10) (dalam Permana, 2011:1). Pendidikan dengan kata lain merupakan proses pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Memiliki arti seperti tersebut di atas seharusnya pendidikan mampu didesain dengan baik guna memberikan sebuah pemahaman yang mampu menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan isu yang sangat kuat dan mendasar di negara-negara berkembang. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penataan pendidikan. Berbaagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya tersebut dimulai dari peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai dengan proses pembelajaran. Selain untuk meningkatkan kualitas pendidikan hal tersebut diperuntukkan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

    Sumber Daya Manusia yang memiliki kualias tinggi dapat tercapai dengan melaksanakan pendidikan yang idealnya dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada UUD 1945 nomor 20 tahun 2003, yang menyebutkan bahwa usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. Namun pada kenyataannya belum terwujud, baik dari segi kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, pengendalian diri, maupun keterampilan yang digunakan untuk dirinya sendiri, masyarakat serta bangsa. Pengembangan diri tersebut dapat ditempuh