coping dan defense
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
1/13
MEKANISME COPING
Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang
diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu
stres. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap
perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).
Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal
timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini
tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya
bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu,
persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut.
Mekanisme koping bersumber dari ego, sering di sebut sebagai mekanisme pertahanan
mental, yaitu yang terdiri dari; denial ( menyangkal) menghindarkan realitas ketidak setujuan
dengan mengabaikan atau menolah untuk mengenalinya, projeksi yaitu mekanisme perilaku
dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan
kekurangan diri sendiri pada orang lain, regresi yaitu menghindarkan stres terhadap
karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yang lebih awal, displacement (mengisar)
yaitu mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke bendaatau orang yang netral atau tidak membahayakan, mencari dukungan sosial seperti keluarga
mencari dukunga atau bantuan dari kelurga, tetangga, teman atau keluarga jauh, reframing
yaitu mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat menanganinya dan menerimanya,
mencari dukungan spiritual seperti mencari dan berusaha secara spiritual, berdoa, menemui
pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibadah, dan yang terakhir adalah menggerakkan
keluarga untuk dapat menerima bantuan, keluarga berusaha mencari sumber-sumber
komunitas dan menerima bantuan orang lain.
Sedangkan mekanisme koping yang berorientasi pada tugas di gunakan untuk menyelesaikan
masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi
yang berorientasipada tugas yaitu; prilaku menyerang (Fight), prilaku menarik diri
(withdrawl), dan kompromi (Rasmun, 2004).
Pada prilaku menyerang, individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan
dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Prilaku yang di tampilkan dapat
merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang)
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
2/13
terhadap obyek, dapat berupa benda, barang, orang lain atau bahkan terhadap diri sendiri.
Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara
asertif, yaitu dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya. Seperti kompromi juga
merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah.
Lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum kompromi dapat mengurangi
ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.
Perilaku menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan
dan orang lain, jadi secara physik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan
lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya; individu melarikan diri dari sumber stres,
menjauhi sumber beracun, polusi dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu
menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang
menetap pada individu (Ramun, 2004).
Selain mekanisme koping, juga di kenal istilah strategi koping. Strategi koping adalah cara
yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau situasi atau menyelesaikan masalah yang
sedang dirasakan/dihadapi (Rasmun, 2004).
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat di golongkan menjadi 2(dua) yaitu : mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme
koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan
masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif
(kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan
individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).
Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi
integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah
makan berlebihan / tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif
(mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi).
Para ahli menggolongkan duastrategi coping yang biasanya digunakan oleh individu, yaitu:
problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari
masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan emotion-
focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
3/13
rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau
situasi yang penuh tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan
kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang
lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984).
Ahyar (2010), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping, yaitu;
kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan sosial, dukungan sosial dan materi.
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu
dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. Sementara itu keyakinan menjadi
sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (external locus of
control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang
akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe :problem-solving focused coping.
Pada sisi lain keterampilan juga menjadi salah satu sumber koping, yaitu keterampilan
memecahkan masalah dan keterampilan sosial. Keterampilan memecahkan masalah meliputi
kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan
tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakanrencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Sedangkan keterampilan sosial
meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai
dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
Dukungan sosial dan materi juga merupakan faktor strategi koping. Dukungan sosial meliputi
dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan
oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Sedangkan materi merupakan dukungan sumber daya berupa uang, barang barang dapat
dibeli.
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
4/13
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
5/13
Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga
agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan cara
menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-
waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan
kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak
menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)
c. Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)
Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha
menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau
supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan
cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh
keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian,
misalnya tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih
sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan
permusuhan ditutupi dengan tindak kebaikan.
d. Fiksasi
Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang
membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut
merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya
terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada
satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang
sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan
fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi
perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.
e. Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi,
setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi
tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih
muda. Ia memberikan respons seperti individu dengan usia yang lebih muda (anak kecil).
Misalnya anak yang baru memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol ataumenghisap jempol tangannya, padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
6/13
dilakukannya. Regresi barangkali terjadi karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai
krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang
tidak menyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh
dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu menggunakan strategi regresi karena
belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif terhadap problem tersebut atau dia
sedang mencoba mencari perhatian.
f. Menarik Diri
Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri,
dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan
depresi dan sikap apatis.
g.Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu
cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka
akan menggunakan metode yang tidak langsung.
h. Denial (Menyangkal Kenyataan)
Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan
maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur
penipuan diri.
i. Fantasi
Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa
mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak
menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan frustrasi.
Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-kadang menemukan bahwa kreasi
lamunannya itu lebih menarik dari pada kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini
dilakukan secara proporsional dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi
terlihat menjadi cara sehat untuk mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya
menjadi strategi yang cukup membantu.
j. Rasionalisasi
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
7/13
Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan yang
dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang
buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura
menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.
k. Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi yang
seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik, intelektual dan
sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang
menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan
sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan
intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak
menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau
permasalah secara obyektif.
l. Proyeksi
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia perhatikan itu
akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri
Kategorisasi Vaillant tentang mekanisme pertahanan
Level 1: Patologis
Mekanisme pada tingkat ini , ketika mendominasi , hampir selalu sangat patologis . Keenam
pertahanan , dalam hubungannya , izin satu untuk secara efektif mengatur ulang pengalaman
eksternal untuk menghilangkan kebutuhan untuk mengatasi dengan kenyataan . Para
pengguna patologis mekanisme ini sering muncul irasional atau gila untuk orang lain . Ini
adalah " psikotik " pertahanan , umum di psikosis terbuka . Namun, mereka ditemukan dalam
mimpi dan sepanjang masa juga. Mereka termasuk :
Proyeksi Delusional : Delusi tentang realitas eksternal , biasanya bersifat persecutory .
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
8/13
Konversi : Ekspresi dari konflik intrapsikis sebagai gejala fisik , beberapa contoh termasuk
kebutaan, tuli , lumpuh , atau mati rasa . Fenomena ini kadang-kadang disebut histeria .
Denial : Penolakan untuk menerima kenyataan eksternal karena terlalu mengancam ,
berdebat melawan stimulus kecemasan-merangsang dengan menyatakan itu tidak ada ,
resolusi konflik emosional dan pengurangan kecemasan dengan menolak untuk melihat atau
sadar mengakui aspek yang lebih menyenangkan dari eksternal realitas.
Distorsi : A membentuk kembali kotor realitas eksternal untuk memenuhi kebutuhan
internal .
Memisahkan : Sebuah pertahanan primitif. Impuls negatif dan positif yang memisahkan diri
dan tidak terintegrasi , sering diproyeksikan ke orang lain . Membela mensegregasikan
pengalaman individu ke dalam kategori all- baik dan semua - buruk, dengan tidak ada ruang
untuk ambiguitas dan ambivalensi . Ketika " membelah " dikombinasikan dengan "
memproyeksikan " , sifat-sifat negatif bahwa Anda tidak sadar menganggap diri Anda
sebagai memiliki , Anda sadar atribut yang lain .
Ekstrim proyeksi: The terang-terangan penolakan kekurangan moral atau psikologis, yang
dianggap sebagai kekurangan dalam individu atau kelompok lain .
Kompleks Keunggulan : Sebuah mekanisme pertahanan psikologis di mana perasaan
seseorang superioritas melawan atau menyembunyikan nya perasaan rendah diri .
Kompleks Rendah diri : Sebuah perilaku yang ditampilkan melalui kurangnya harga diri ,
peningkatan keraguan dan ketidakpastian, dan perasaan tidak mengukur sampai standar
masyarakat .
Level 2 : Imatur
Mekanisme ini sering hadir pada orang dewasa . Mekanisme ini mengurangi tekanan dan
kecemasan yang dihasilkan oleh orang-orang yang mengancam atau oleh kenyataan tidak
nyaman . Penggunaan berlebihan pertahanan tersebut dipandang sebagai sosial yang tidak
diinginkan , karena mereka belum dewasa , sulit untuk menangani dan serius kehilangan
kontak dengan realitas. Ini adalah apa yang disebut " dewasa " pertahanan dan berlebihan
hampir selalu menyebabkan masalah serius dalam kemampuan seseorang untuk mengatasi
secara efektif . Pertahanan ini sering terlihat dalam depresi berat dan gangguan kepribadian .Mereka termasuk :
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
9/13
Memerankan : ekspresi langsung dari suatu keinginan sadar atau impuls dalam tindakan ,
tanpa kesadaran dari emosi yang mendorong perilaku ekspresif .
Fantasi : Kecenderungan untuk mundur ke fantasi untuk menyelesaikan konflik dalam dan
luar .
Wishful thinking : Membuat keputusan sesuai dengan apa yang mungkin menyenangkan
untuk membayangkan bukan dengan menarik bukti , rasionalitas , atau kenyataan
Idealisasi : Tanpa sadar memilih untuk melihat orang lain sebagai memiliki kualitas yang
lebih positif daripada dia sebenarnya mungkin memiliki .
agresi Pasif : Agresi terhadap orang lain dinyatakan langsung maupun pasif , seringkali
melalui penundaan.
Proyeksi : Suatu bentuk primitif paranoia . Proyeksi mengurangi kecemasan dengan
memungkinkan ekspresi dari impuls yang tidak diinginkan atau keinginan tanpa menjadi
sadar sadar mereka, menghubungkan pikiran seseorang sendiri diakui tidak dapat diterima
atau tidak diinginkan dan emosi yang lain , termasuk prasangka parah dan kecemburuan ,
hypervigilance terhadap bahaya eksternal , dan " ketidakadilan mengumpulkan " , semua
dengan tujuan pergeseran pikiran dapat diterima seseorang , perasaan dan impuls ke oranglain , sehingga pikiran-pikiran yang sama , perasaan, keyakinan dan motivasi yang dianggap
sebagai yang dimiliki oleh yang lain .
Identifikasi proyektif : Obyek proyeksi memanggil dalam orang itu justru pikiran, perasaan
atau perilaku diproyeksikan .
somatisasi : Transformasi perasaan negatif terhadap orang lain ke dalam perasaan negatif
terhadap diri sendiri, rasa sakit, penyakit , dan kecemasan .
Level 3 : Neurotik
Mekanisme ini dianggap neurotik , tapi cukup umum pada orang dewasa .Pertahanan tersebut
memiliki keuntungan jangka pendek dalam mengatasi , tetapi sering dapat menyebabkan
masalah jangka panjang dalam hubungan , pekerjaan dan menikmati hidup bila digunakan
sebagai gaya utama seseorang untuk mengatasi dunia . Mereka termasuk :
Pemindahan: Mekanisme Pertahanan yang menggeser impuls seksual atau agresif untuktarget yang lebih dapat diterima atau kurang mengancam , mengarahkan emosi ke stopkontak
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
10/13
aman , pemisahan emosi dari objek nyata dan pengalihan emosi yang intens terhadap
seseorang atau sesuatu yang kurang menyinggung atau mengancam untuk menghindari
berhadapan langsung dengan apa yang menakutkan atau mengancam . Sebagai contoh,
seorang ibu mungkin berteriak pada anak karena dia marah dengan suaminya .
Pemisahan : modifikasi drastis sementara identitas pribadi seseorang atau karakter untuk
menghindari tekanan emosional , perpisahan atau penundaan perasaan yang biasanya
menyertai situasi atau pikiran .
Hypochondriasis : Sebuah keasyikan berlebihan atau khawatir tentang memiliki penyakit
serius .
Intelektualisasi : Suatu bentuk isolasi; berkonsentrasi pada komponen intelektual dari
sebuah situasi sehingga untuk menjauhkan diri dari emosi terkait kecemasan-merangsang ,
pemisahan emosi dari ide-ide , berpikir tentang keinginan dalam formal, istilah afektif
hambar dan tidak bertindak atas mereka ; menghindari emosi yang tidak dapat diterima
dengan berfokus pada aspek intelektual ( isolasi , rasionalisasi , ritual , kehancuran ,
kompensasi , dan pemikiran magis ) .
Isolasi : Pemisahan perasaan dari ide dan aktivitas, misalnya , menggambarkan
pembunuhan dengan rincian grafis tanpa respons emosional .
Rasionalisasi ( membuat alasan ) : Meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada yang salah telah
dilakukan dan bahwa semua atau benar sepanjang gagal dan salah penalaran . Indikator
mekanisme pertahanan dapat dilihat secara sosial sebagai perumusan alasan nyaman.
Pembentukan Reaksi : Konversi keinginan sadar atau impuls yang dianggap berbahaya atau
tidak dapat diterima menjadi anti- , perilaku yang benar-benar kebalikan dari apa yang benar-
benar ingin atau merasa , mengambil keyakinan sebaliknya karena keyakinan yang benar
menyebabkan kecemasan .
Regresi : reversi Sementara ego ke tahap awal pembangunan daripada menangani impuls
dapat diterima dengan cara yang lebih dewasa, misalnya, menggunakan merengek sebagai
metode berkomunikasi kendati sudah setelah memperoleh kemampuan untuk berbicara
dengan tata bahasa yang sesuai .
Represi : Proses mencoba untuk mengusir keinginan terhadap naluri menyenangkan ,disebabkan oleh ancaman menderita jika keinginan puas , keinginan tersebut akan
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
11/13
dipindahkan ke alam bawah sadar dalam upaya untuk mencegahnya memasuki kesadaran ,
naif tampaknya dijelaskan , selang memori atau kurangnya kesadaran situasi dan kondisi
orang itu sendiri , emosi sadar , tetapi ide di balik itu tidak ada.
kehancuran : Seseorang mencoba untuk ' membatalkan ' pemikiran yang tidak sehat ,
merusak atau mengancam dengan bertindak keluar kebalikan dari diterima . Melibatkan
simbolis meniadakan pemikiran yang tidak dapat diterima atau bersalah memprovokasi , ide,
atau perasaan oleh pengakuan atau penebusan .
Penarikan : Penarikan adalah bentuk yang lebih parah pertahanan . Hal ini menuntut
menghapus diri dari acara , rangsangan , dan interaksi di bawah ancaman diingatkan pikiran
dan perasaan yang menyakitkan .
perbandingan sosial ke atas dan ke bawah : Kecenderungan defensif yang digunakan
sebagai sarana evaluasi diri . Individu akan melihat ke orang lain atau kelompok pembanding
yang dianggap lebih buruk untuk menjauhkan diri dari kesamaan dirasakan dan untuk
membuat diri mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri atau situasi pribadi
mereka .
Level 4 : Mature
Ini biasanya ditemukan di antara orang dewasa sehat secara emosional dan dianggap matang,
meskipun banyak memiliki asal-usul mereka dalam tahap perkembangan belum matang.
Mereka telah diadaptasi selama bertahun-tahun dalam rangka mengoptimalkan keberhasilan
dalam masyarakat manusia dan hubungan. Penggunaan pertahanan ini meningkatkan
kesenangan dan perasaan kontrol. Pertahanan ini membantu mengintegrasikan konflik emosi
dan pikiran , sementara masih tersisa yang efektif . Mereka yang menggunakan mekanisme
ini biasanya dianggap saleh . Mereka termasuk :
Kerendahan Hati : Sebuah mekanisme dimana seseorang , mengingat cacat mereka sendiri ,
memiliki rendah hati diri pendapat . Kerendahan hati adalah cerdas kehormatan diri yang
membuat satu dari berpikir terlalu tinggi atau terlalu kejam terhadap diri sendiri .
Mindfulness : Mengadopsi orientasi tertentu terhadap pengalaman seseorang pada saat ini ,
orientasi yang ditandai oleh rasa ingin tahu , keterbukaan , dan penerimaan .
Penerimaan : persetujuan seseorang terhadap realitas situasi , mengakui proses atau kondisi(sering situasi negatif atau tidak nyaman ) tanpa berusaha mengubahnya , protes , atau keluar
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
12/13
.Agama dan perawatan psikologis sering menyarankan jalur penerimaan ketika situasi yang
baik disukai dan tidak dapat diubah , atau bila perubahan dapat dilakukan hanya dengan biaya
besar atau resiko .
Syukur : Perasaan syukur atau penghargaan yang melibatkan apresiasi dari berbagai orang
dan peristiwa . Syukur kemungkinan akan membawa tingkat yang lebih tinggi kebahagiaan ,
dan menurunkan kadar depresi dan stres . Sepanjang sejarah , terima kasih telah diberikan
posisi sentral dalam teori agama dan filsafat .
Altruisme : layanan Konstruktif kepada orang lain yang membawa kesenangan dan
kepuasan pribadi .
Toleransi : Praktek sengaja membiarkan atau mengizinkan hal yang satu tidak menyetujui .
Rahmat : perilaku Kasih pada bagian dari mereka yang berkuasa.
Pengampunan : Penghentian kebencian , kemarahan atau marah sebagai akibat dari
pelanggaran yang dirasakan , ketidaksetujuan , atau kesalahan , atau berhenti untuk menuntut
pembalasan atau restitusi.
Antisipasi : perencanaan realistis untuk ketidaknyamanan masa depan .
Humor : ekspresi jelas baru ide dan perasaan ( terutama yang tidak menyenangkan untuk
fokus pada atau terlalu mengerikan untuk dibicarakan secara langsung ) yang memberikan
kesenangan kepada orang lain . Pikiran mempertahankan sebagian penderitaan bawaan
mereka , tetapi mereka " mengitari sekitar " oleh gurauan , misalnya sikap meremehkan diri .
Identifikasi : pemodelan sadar diri seseorang pada karakter dan perilaku orang lain .
Introjeksi : Mengidentifikasi dengan beberapa ide atau objek begitu dalam sehingga itu
menjadi bagian dari orang itu .
Sublimasi : Transformasi emosi negatif atau naluri dalam tindakan positif , perilaku , atau
emosi , misalnya , bermain olahraga kontak berat seperti sepak bola atau rugby dapat
mengubah agresi menjadi sebuah permainan.
Pemikiran penekanan : Proses sadar mendorong pemikiran ke prasadar , keputusan sadar
untuk menunda memperhatikan emosi atau butuhkan untuk mengatasi kenyataan ini;
-
8/13/2019 COPING Dan Defense
13/13
sehingga memungkinkan untuk kemudian mengakses emosi tidak nyaman atau menyedihkan
sementara menerima mereka .
Emotional self-regulation : Kemampuan untuk merespon tuntutan berlangsung pengalaman
dengan berbagai emosi dengan cara yang secara sosial ditoleransi .