cpe objek 1
DESCRIPTION
Ekstraksi PelarutTRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan
banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis Bahkan dimana
tujuan primer bukan analitis namun preparatif ektraksi pelarut merupakan suatu
langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam
laboratorium organik anorganik atau biokimia Meskipun kadang-kadang
digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah
corong pisah Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan
dalam beberapa menit pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada
analog kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi
Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk memperdalam
pengetahuan tentang ekstraksi maka dilakukanlah percobaan tentang ekstraksi
pelarut cair-cair
12 Tujuan
Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut
Menentukan konsentrasi Ni2+ yang terekstrak secara spektrofotometri
13 Manfaat
1 Untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari pelarut yang digunakan
dalam melakukan ekstraksi
2 Untuk dapat menentukan konsentrasi dari Ni2+ yang sudah diekstrak dengan
menggunakan spektrofotometri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana
terdapat zat terlarut dan pelarut Pemisahan yang dilakukan adalah dari
perbedaan kelarutan analit dalam dua jenis larutan yang tidak saling
bercampur Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam
pelarut Biasanya ekstraksi dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil
senyawa organik tertentu yang bermanfaat Salah satu peralatan ekstraksi yang
sering dipakai adalah corong pisah Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis
sistem yang bekerja sesuai beberapa kerja tertentu [1]
22 Prinsip Dasar
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat
saling bercampur ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan Nerst pertama kali pada tahun
1891 menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan terbagi antara dua cairan
yang tidak saling bercampur sedemikian rupa hingga angka banding
konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur
tertentu
aA 1
aA 2
=K DA
Keterangan aA1 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 1
aA2 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 2
KD koefisien distribusi [2]
Perbandingan distribusi (D) merupakan perbandingan konsentrasi total
zat di dalam kedua fasa Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut
D=Konsentrasi total zat pada fasa organikKonsentrasi total zat pada fasa air
Jika tidak terjadi asosiasi disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut
dan keadaan yang diinginkan adalah ideal maka harga KD sama dengan D
Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan
istilah persen ekstraksi (E)[3]
23 Mekanisme Ekstraksi
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu
a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan
ekstraksi
Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting
dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak
kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat
dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau
pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah
anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan
Mn+ + nR- harr MRn
Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan
pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion
atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau
anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat
diekstraksi ke fase organik[3]
Mn+ + bB harr MBbn+
MBbn+ + nX- harr (MBb
n+ nX-)o (kompleks kation)
Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest
n+aiquest
MXaminusiquest
n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX
aminusiquest
n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)
Dimana B = ligan
X = anion
M = logam
Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan
khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam
sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam
bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih
posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa
siklik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat
Kekuatan basa dari gugus fungsi
Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai
tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat
Elektronegativitas dari atom yang berikatan
Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur
golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung
membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen
Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk
Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6
bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan
tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan
jumlah cincin yang ada
Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting
b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi
Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat
yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada
bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya
garam pada proses eksitasi [3]
c Interaksi pada fasa organik
Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi
dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang
besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi
berlangsung cepat
24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat
Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam
pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan
dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi
solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula
dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya
berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan
terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari
dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu
spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik
diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus
diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral
Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika
komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai
kesatuan[3]
25 Teknik Ekstraksi
Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
Ektraksi bertahap (batch)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan
setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada
banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang
biasa digunakan adalah corong pemisah[3]
Ekstraksi kontinu
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana
terdapat zat terlarut dan pelarut Pemisahan yang dilakukan adalah dari
perbedaan kelarutan analit dalam dua jenis larutan yang tidak saling
bercampur Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam
pelarut Biasanya ekstraksi dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil
senyawa organik tertentu yang bermanfaat Salah satu peralatan ekstraksi yang
sering dipakai adalah corong pisah Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis
sistem yang bekerja sesuai beberapa kerja tertentu [1]
22 Prinsip Dasar
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat
saling bercampur ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan Nerst pertama kali pada tahun
1891 menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan terbagi antara dua cairan
yang tidak saling bercampur sedemikian rupa hingga angka banding
konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur
tertentu
aA 1
aA 2
=K DA
Keterangan aA1 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 1
aA2 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 2
KD koefisien distribusi [2]
Perbandingan distribusi (D) merupakan perbandingan konsentrasi total
zat di dalam kedua fasa Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut
D=Konsentrasi total zat pada fasa organikKonsentrasi total zat pada fasa air
Jika tidak terjadi asosiasi disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut
dan keadaan yang diinginkan adalah ideal maka harga KD sama dengan D
Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan
istilah persen ekstraksi (E)[3]
23 Mekanisme Ekstraksi
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu
a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan
ekstraksi
Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting
dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak
kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat
dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau
pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah
anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan
Mn+ + nR- harr MRn
Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan
pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion
atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau
anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat
diekstraksi ke fase organik[3]
Mn+ + bB harr MBbn+
MBbn+ + nX- harr (MBb
n+ nX-)o (kompleks kation)
Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest
n+aiquest
MXaminusiquest
n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX
aminusiquest
n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)
Dimana B = ligan
X = anion
M = logam
Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan
khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam
sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam
bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih
posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa
siklik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat
Kekuatan basa dari gugus fungsi
Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai
tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat
Elektronegativitas dari atom yang berikatan
Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur
golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung
membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen
Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk
Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6
bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan
tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan
jumlah cincin yang ada
Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting
b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi
Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat
yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada
bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya
garam pada proses eksitasi [3]
c Interaksi pada fasa organik
Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi
dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang
besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi
berlangsung cepat
24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat
Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam
pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan
dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi
solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula
dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya
berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan
terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari
dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu
spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik
diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus
diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral
Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika
komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai
kesatuan[3]
25 Teknik Ekstraksi
Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
Ektraksi bertahap (batch)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan
setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada
banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang
biasa digunakan adalah corong pemisah[3]
Ekstraksi kontinu
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan
istilah persen ekstraksi (E)[3]
23 Mekanisme Ekstraksi
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu
a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan
ekstraksi
Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting
dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak
kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat
dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau
pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah
anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan
Mn+ + nR- harr MRn
Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan
pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion
atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau
anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat
diekstraksi ke fase organik[3]
Mn+ + bB harr MBbn+
MBbn+ + nX- harr (MBb
n+ nX-)o (kompleks kation)
Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest
n+aiquest
MXaminusiquest
n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX
aminusiquest
n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)
Dimana B = ligan
X = anion
M = logam
Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan
khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam
sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam
bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih
posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa
siklik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat
Kekuatan basa dari gugus fungsi
Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai
tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat
Elektronegativitas dari atom yang berikatan
Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur
golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung
membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen
Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk
Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6
bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan
tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan
jumlah cincin yang ada
Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting
b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi
Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat
yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada
bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya
garam pada proses eksitasi [3]
c Interaksi pada fasa organik
Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi
dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang
besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi
berlangsung cepat
24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat
Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam
pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan
dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi
solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula
dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya
berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan
terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari
dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu
spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik
diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus
diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral
Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika
komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai
kesatuan[3]
25 Teknik Ekstraksi
Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
Ektraksi bertahap (batch)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan
setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada
banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang
biasa digunakan adalah corong pemisah[3]
Ekstraksi kontinu
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan
khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam
sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam
bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih
posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa
siklik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat
Kekuatan basa dari gugus fungsi
Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai
tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat
Elektronegativitas dari atom yang berikatan
Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur
golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung
membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen
Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk
Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6
bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan
tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan
jumlah cincin yang ada
Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting
b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi
Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat
yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada
bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya
garam pada proses eksitasi [3]
c Interaksi pada fasa organik
Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi
dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang
besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi
berlangsung cepat
24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat
Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam
pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan
dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi
solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula
dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya
berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan
terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari
dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu
spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik
diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus
diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral
Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika
komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai
kesatuan[3]
25 Teknik Ekstraksi
Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
Ektraksi bertahap (batch)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan
setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada
banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang
biasa digunakan adalah corong pemisah[3]
Ekstraksi kontinu
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat
Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam
pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan
dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi
solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula
dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya
berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan
terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari
dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu
spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik
diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus
diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral
Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika
komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai
kesatuan[3]
25 Teknik Ekstraksi
Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
Ektraksi bertahap (batch)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan
setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada
banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang
biasa digunakan adalah corong pemisah[3]
Ekstraksi kontinu
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi
Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan
seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya
Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang
besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang
diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]
Ekstraksi counter current
Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan
diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun
pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]
Gagasan Dasar Eksperimen Craig
Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam
makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1
dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga
bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1
melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul
dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu
zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke
kanan[2]
26 Aplikasi
Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk
pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan
pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna
pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri
untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-
thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
31 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi
pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas
Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800
32 Alat dan Bahan
a Alat
Alat Fungsi
Buret Untuk mengambil larutan secara terukur
Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran
Gelas piala 100 mL Wadah larutan
Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan
Pipet gondok 25 mL Memipet larutan
Spektrofotometer Mengur absorban larutan
Bahan Fungsi
Air brom 01 Membantu proses pemisahan
Aquades Sebagai pelarut
Dimetil glioxyn 1 Pengompleks
Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar
Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar
b Bahan
33 Cara Kerja
1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu
ukur 50 mL
3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong
pisah
4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya
kemerahan
5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5
mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan
6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan
7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet
8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok
9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet
yang sama
10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan
perlakuan standar
11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum
12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva
kalibrasi standar
34 Skema Kerja
Larutan standar Ni2+
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+
50 mgL
- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL
untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL
- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah
- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim
- dikocok sampai berwarna kemerahan
- ditambahkan 8 tetes air brom
- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok
- didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet
- dikocok dan didiamkan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas lapisan bawa
- diukur absorban dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm
- - dihitung konsentrasi Ni2+
35 Gambar Alat
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas Lapisan bawah
Hasil
1
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank
36 Skema Alat
2
3
4
5
6
7
8
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB VI ANALISA JURNAL
61 Judul jurnal
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash
Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang
Dilepaskan MSWI)
62 Skema jurnal
Konsentrasi Cu dan Zn
2 lapisan
Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES
UX860-N dan Cyanex 923
Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik
Diaduk dengan kecepatan 500 rpm
Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan
ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar
Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi
Abu A dan Abu B
Lapisan air 2 lapisan
Lapisan organik
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
63 Kelebihan
Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang
digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel
abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut
untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran
64 Kekurangan
Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci
Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja
yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang
berbeda
65 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses
ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu
DAFTAR PUSTAKA
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
Jakarta Erlangga
[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-
Press
[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut
[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan
Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari
Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-
158
[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction
Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash
Leachtes No88 hal 147-154
LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
41Data dan Perhitungan
1 Pembuatan larutan standar
a Larutan Ni+2 0 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm
V1 = 0 Ml
b Larutan Ni+2 2 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm
V1 = 2 mL
c Larutan Ni+2 4 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm
V1 = 4 mL
d Larutan Ni+2 6 ppm
N1 V1 = N2 V2
V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm
V1 = 6 mL
2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan
Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm
Konsentrasi (ppm) Absorban
0 0
2 0364
4 0521
6 0667
Sampel Cx 0124
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi
Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = absorban
Tabel 2 Regresi
x y xy x2
0 0 0 0
2 0364 0728 4
4 0521 2084 16
6 0667 4002 36
Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56
Σ x = 3 Σ y = 0388
B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)
n (Σ x2 ) - (Σ x)2
B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2
B=01079
A=0388-01079 (3 )
A=00643
Jadi persamaan regresi adalah
y=A+Bx
y=00643+01079x
4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel
a) Absorban sampel Cx (y) = 0124
y = 00643 + 01079x
0124 = 00643 + 01079x
x = 0553
Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
5 Kesalahan
a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL
Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya
x 100| = |0553 mL-3 mL
3 mLx 100|
=8157
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban
0 1 2 3 4 5 6 70
0102030405060708
f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749
Konsentrasi VS Absorban
Konsentrasi
Abso
rban
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
43 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+
sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan
menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer
Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer
Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi
Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades
bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak
saling bercampur
Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai
larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi
pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai
pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan
dimetil glioksim adalah
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O
Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini
menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai
perubahan warna menjadi merah
Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik
dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral
Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang
tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah
akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan
lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat
jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana
merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul
atau kompleks netral
Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks
dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air
Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi
jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air
Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada
didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses
pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum
sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+
ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai
kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi
Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban
lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening
Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang
gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah
kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar
8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel
yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553
mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna
sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses
pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB V PENUTUP
51 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x
2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157
3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua
pelarut yang saling tidak larut
4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL
5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar
52 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada
praktikkan agar
1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar
2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi
secara sempurna
3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum
4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa
lapisan atas
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK
EKSTRAKSI PELARUT
NAMA ARIKA SARI
NOBP 1310411016
FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015
KELOMPOK VII (TUJUH)
ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)
2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)
3 JELITA PUTRI (1310411046)
4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)
5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)
ASISTEN FIKRAN AHMADI
LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB IV ANALISA JURNAL
61 Judul
Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction
( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)
62 Skema Kerja
63 Kelebihan
Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah
Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya
dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi
HPLC
Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif
Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas
biji chia
Kandungan klorofil
Larutan
Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon
Sampel
Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi
Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore
Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan
09 mL KOH 12N
05 gram alikuot
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada
praktikum yang sederhana
64 Kekurangan
Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis
sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif
65 Manfaat
Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-
40 asam lemak
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
BAB VI ANALISA JURNAL
61Judul Jurnal
ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo
62Skema Kerja
- Dicincang menjadi 3 bagian masing-
masing sebanyak 500 gram
- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari
- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari
- Bagian 3 dikeringkan dengan oven
pada 400C selama 3 hari
- Ditimbang 20 gram
- Diekstrak dengan 100 metanol
sebanyak 200 ml etanolair (8020)
- Diekstraksi selama 24 jam pada
suhu kamar
- Disaring dengan kertas saring
- diekstrak kembali dengan 2 aliquot
pelarut
- Diuapkan sampai kering
- Ditimbang dan disimpan pada suhu
400C
Kembang kol
Kembang kol kering
Residu
Hasil
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol
63Kelebihan
Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap
pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut
64Kekurangan
Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa
saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut
pada senyawa antioksidan dari kembang kol
65Manfaat
- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa
antioksidan dari kembang kol
- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol
- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol