cpe objek 1

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ektraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi. Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk memperdalam pengetahuan tentang ekstraksi maka dilakukanlah percobaan tentang ekstraksi pelarut cair-cair. 1.2 Tujuan Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut Menentukan konsentrasi Ni2+ yang terekstrak secara spektrofotometri 1.3 Manfaat 1. Untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari pelarut yang digunakan dalam melakukan ekstraksi.

Upload: arika-sari

Post on 05-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekstraksi Pelarut

TRANSCRIPT

Page 1: CPE OBJEK 1

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan

banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis Bahkan dimana

tujuan primer bukan analitis namun preparatif ektraksi pelarut merupakan suatu

langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam

laboratorium organik anorganik atau biokimia Meskipun kadang-kadang

digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah

corong pisah Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan

dalam beberapa menit pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada

analog kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi

Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk memperdalam

pengetahuan tentang ekstraksi maka dilakukanlah percobaan tentang ekstraksi

pelarut cair-cair

12 Tujuan

Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut

Menentukan konsentrasi Ni2+ yang terekstrak secara spektrofotometri

13 Manfaat

1 Untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari pelarut yang digunakan

dalam melakukan ekstraksi

2 Untuk dapat menentukan konsentrasi dari Ni2+ yang sudah diekstrak dengan

menggunakan spektrofotometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian

Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana

terdapat zat terlarut dan pelarut Pemisahan yang dilakukan adalah dari

perbedaan kelarutan analit dalam dua jenis larutan yang tidak saling

bercampur Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam

pelarut Biasanya ekstraksi dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil

senyawa organik tertentu yang bermanfaat Salah satu peralatan ekstraksi yang

sering dipakai adalah corong pisah Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis

sistem yang bekerja sesuai beberapa kerja tertentu [1]

22 Prinsip Dasar

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat

saling bercampur ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat

pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan Nerst pertama kali pada tahun

1891 menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan terbagi antara dua cairan

yang tidak saling bercampur sedemikian rupa hingga angka banding

konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur

tertentu

aA 1

aA 2

=K DA

Keterangan aA1 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 1

aA2 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 2

KD koefisien distribusi [2]

Perbandingan distribusi (D) merupakan perbandingan konsentrasi total

zat di dalam kedua fasa Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut

D=Konsentrasi total zat pada fasa organikKonsentrasi total zat pada fasa air

Jika tidak terjadi asosiasi disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut

dan keadaan yang diinginkan adalah ideal maka harga KD sama dengan D

Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan

istilah persen ekstraksi (E)[3]

23 Mekanisme Ekstraksi

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu

a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan

ekstraksi

Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting

dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak

kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat

dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau

pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah

anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan

Mn+ + nR- harr MRn

Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan

pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion

atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau

anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat

diekstraksi ke fase organik[3]

Mn+ + bB harr MBbn+

MBbn+ + nX- harr (MBb

n+ nX-)o (kompleks kation)

Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest

n+aiquest

MXaminusiquest

n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX

aminusiquest

n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)

Dimana B = ligan

X = anion

M = logam

Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan

khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam

sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam

bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih

posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa

siklik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat

Kekuatan basa dari gugus fungsi

Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai

tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat

Elektronegativitas dari atom yang berikatan

Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur

golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung

membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen

Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk

Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6

bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan

tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan

jumlah cincin yang ada

Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting

b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi

Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat

yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada

bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya

garam pada proses eksitasi [3]

c Interaksi pada fasa organik

Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi

dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang

besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi

berlangsung cepat

24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat

Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam

pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan

dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi

solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula

dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya

berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan

terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari

dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu

spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik

diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus

diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral

Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika

komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai

kesatuan[3]

25 Teknik Ekstraksi

Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah

Ektraksi bertahap (batch)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya

cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan

setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering

digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada

banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah

ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit

Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang

biasa digunakan adalah corong pemisah[3]

Ekstraksi kontinu

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 2: CPE OBJEK 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian

Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana

terdapat zat terlarut dan pelarut Pemisahan yang dilakukan adalah dari

perbedaan kelarutan analit dalam dua jenis larutan yang tidak saling

bercampur Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam

pelarut Biasanya ekstraksi dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil

senyawa organik tertentu yang bermanfaat Salah satu peralatan ekstraksi yang

sering dipakai adalah corong pisah Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis

sistem yang bekerja sesuai beberapa kerja tertentu [1]

22 Prinsip Dasar

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat

saling bercampur ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat

pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan Nerst pertama kali pada tahun

1891 menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan terbagi antara dua cairan

yang tidak saling bercampur sedemikian rupa hingga angka banding

konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur

tertentu

aA 1

aA 2

=K DA

Keterangan aA1 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 1

aA2 aktifitas zat terlarut A dalam fasa 2

KD koefisien distribusi [2]

Perbandingan distribusi (D) merupakan perbandingan konsentrasi total

zat di dalam kedua fasa Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut

D=Konsentrasi total zat pada fasa organikKonsentrasi total zat pada fasa air

Jika tidak terjadi asosiasi disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut

dan keadaan yang diinginkan adalah ideal maka harga KD sama dengan D

Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan

istilah persen ekstraksi (E)[3]

23 Mekanisme Ekstraksi

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu

a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan

ekstraksi

Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting

dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak

kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat

dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau

pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah

anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan

Mn+ + nR- harr MRn

Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan

pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion

atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau

anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat

diekstraksi ke fase organik[3]

Mn+ + bB harr MBbn+

MBbn+ + nX- harr (MBb

n+ nX-)o (kompleks kation)

Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest

n+aiquest

MXaminusiquest

n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX

aminusiquest

n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)

Dimana B = ligan

X = anion

M = logam

Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan

khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam

sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam

bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih

posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa

siklik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat

Kekuatan basa dari gugus fungsi

Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai

tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat

Elektronegativitas dari atom yang berikatan

Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur

golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung

membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen

Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk

Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6

bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan

tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan

jumlah cincin yang ada

Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting

b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi

Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat

yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada

bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya

garam pada proses eksitasi [3]

c Interaksi pada fasa organik

Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi

dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang

besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi

berlangsung cepat

24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat

Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam

pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan

dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi

solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula

dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya

berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan

terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari

dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu

spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik

diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus

diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral

Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika

komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai

kesatuan[3]

25 Teknik Ekstraksi

Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah

Ektraksi bertahap (batch)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya

cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan

setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering

digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada

banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah

ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit

Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang

biasa digunakan adalah corong pemisah[3]

Ekstraksi kontinu

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 3: CPE OBJEK 1

Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D lebih sering digunakan

istilah persen ekstraksi (E)[3]

23 Mekanisme Ekstraksi

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap yaitu

a Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan

ekstraksi

Pembuatan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap paling penting

dalam ekstraksi Kompleks bermuatan tidak akan tereksitasi sehingga mutlak

kompleks diekstraksi harus tanpa muatan Kompleks tidak bermuatan dapat

dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral) solvasi atau

pembentukan pasangan ion Jadi jika ion logam dengan valensi n dan R adalah

anion lihan (HR) maka melalui koordinasi didapatkan

Mn+ + nR- harr MRn

Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan

pembentukan pasangan ion kompleks yang terbentuk juga dapat berupa anion

atau kation yang selanjutnya berasosiasi dengan masing-masing kation atau

anion lain untuk menghasilkan kompleks tidak bermuatan yang dapat

diekstraksi ke fase organik[3]

Mn+ + bB harr MBbn+

MBbn+ + nX- harr (MBb

n+ nX-)o (kompleks kation)

Mn+ + (n+a)X- harr MXaminusiquest

n+aiquest

MXaminusiquest

n+aiquest + aY+ harr (Y+ MX

aminusiquest

n+aiquest )o (kompleks anion tereksitasi)

Dimana B = ligan

X = anion

M = logam

Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan

khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam

sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam

bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih

posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa

siklik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat

Kekuatan basa dari gugus fungsi

Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai

tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat

Elektronegativitas dari atom yang berikatan

Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur

golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung

membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen

Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk

Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6

bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan

tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan

jumlah cincin yang ada

Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting

b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi

Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat

yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada

bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya

garam pada proses eksitasi [3]

c Interaksi pada fasa organik

Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi

dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang

besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi

berlangsung cepat

24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat

Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam

pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan

dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi

solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula

dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya

berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan

terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari

dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu

spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik

diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus

diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral

Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika

komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai

kesatuan[3]

25 Teknik Ekstraksi

Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah

Ektraksi bertahap (batch)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya

cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan

setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering

digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada

banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah

ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit

Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang

biasa digunakan adalah corong pemisah[3]

Ekstraksi kontinu

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 4: CPE OBJEK 1

Golongan kompleks yang paling penting adalah khelat atau bukan

khelat Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam

sebab banyak logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam

bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih

posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa

siklik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat

Kekuatan basa dari gugus fungsi

Biasanya kebasaan dari khelat diukur dengan nilai pKa ligan khelat Nilai

tersebut menyatakan kestabilan kompleks khelat

Elektronegativitas dari atom yang berikatan

Elektronegativitas gugus basa pereaksi sangat penting Unsur-unsur

golongan transisi atom-atom dengan elektronegativitas rendah cenderung

membentuk ikatan yang kuat N dan S lebih baik daripada oksigen

Ukuran dan jumlah dari cincin khelat yang terbentuk

Ukuran khelat juga cukup penting dimana cincin khelat lingkar 5 atau 6

bersifat lebih stabil karena mempunyai rintangan sterik yang minimal dan

tidak ada tegangan yang berarti Kestabilan khelat bertambah dengan

jumlah cincin yang ada

Efek resonansi dan efek stereokimia juga merupakan hal yang penting

b Distribusi dari kompleks yang tereksitasi

Hal yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi zat

yang tereksitasi ke fasa organik Distribusi tersebut bergantung pada

bermacam-macam faktor yaitu kebebasan ligan faktor stereokimia dan adanya

garam pada proses eksitasi [3]

c Interaksi pada fasa organik

Interaksi ini mempengaruhi konsentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi

dengan mekanisme solvasi polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi yang

besar polimerisasi dapat terjadi Pada konsentrasi besar polimerisasi

berlangsung cepat

24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat

Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam

pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan

dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi

solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula

dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya

berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan

terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari

dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu

spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik

diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus

diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral

Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika

komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai

kesatuan[3]

25 Teknik Ekstraksi

Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah

Ektraksi bertahap (batch)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya

cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan

setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering

digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada

banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah

ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit

Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang

biasa digunakan adalah corong pemisah[3]

Ekstraksi kontinu

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 5: CPE OBJEK 1

24 Sistem Ekstraksi Yang Melibatkan Pasangan Ion dan Solvat

Umumnya garam logam yang sederhana cenderung lebih dapat larut dalam

pelarut yang sangat polar seperti air daripada pelarut organik yang tetapan

dielektriknya jauh lebih rendah Banyak ion disolvasikan oleh air dan energi

solvasi itu disumbangkan untuk merusak kisi kristal garam Lagi pula

dibutuhkan kerja yang lebih kecil untuk memisahkan ion-ion yang muatannya

berlawanan dalam pelarut dielektrik tinggi Kemudian biasanya diperlukan

terbentuknya suatu spesies tak bermuatan jika suatu ion harus diekstrak dari

dalam air ke dalam suatu pelarut organik Sebaliknya kadang-kadang suatu

spesies tak bermuatan yang dapat diekstrak ke dalam suatu pelarut organik

diperoleh lewat asosiasi ion-ion yang muatannya berlawanan Memang harus

diakui bahwa sukar untuk membedakan pasangan ion dan suatu molekul netral

Agaknya jika komponen tetap bersama spesies itu akan disebut molekuljika

komponen itu dipisahkan oleh air sehingga tidak dapat dideteksi sebagai

kesatuan[3]

25 Teknik Ekstraksi

Terdapat metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah

Ektraksi bertahap (batch)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana Caranya

cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

dengan pelarut awal kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan

setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan Metode ini sering

digunakan untuk pemisahan analitik Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada

banyaknya ekstraksi yang dilakukan Hasil yang baik diperoleh jika jumlah

ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit

Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar Alat yang

biasa digunakan adalah corong pemisah[3]

Ekstraksi kontinu

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 6: CPE OBJEK 1

Ekstraksi kontinu dilakukan bila perbandingan distribusi relatif lebih kecil

sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ektraksi

Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinu tergantung pada viskositas fase dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya kesetimbangan

seperti nilai D volume relatif dari dua fase dan beberapa faktor lainnya

Efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan luas kontak yang

besar Volume setengah ekstraksi adalah volume pengekstraksi pelarut yang

diperlukan untuk menurunkan zaat tereksitasi menjadi setengah reaksi[3]

Ekstraksi counter current

Pada ekstraksi counter current fasa cair pengekstraksi dialirkan dengan

arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan

diekstraksi Biasanya digunakan untuk pemisahan zat isolasi ataupun

pemurnian Sangat bermanfaat untuk fraksinasi senyawa organik tetapi kurang

bermanfaat untuk senyawa-senyawa anorganik[3]

Gagasan Dasar Eksperimen Craig

Dengan bertambah banyaknya transfer zat terlarut itubtertebar dalam

makin banyak corong namun zat itu ldquobergerombolrdquo ke arah pusat karena KD=1

dan fraksi zat terlarut dalam corong pinggir akan mengecil Dapat juga diduga

bahwa untuk suatu zat terlarut lain dengan koefisien distribusi tidak 1

melainkan lebih menyukai fase air konsentrasi puncak tidak akan muncul

dalam corong tengah namun agak ke kiri dalam diagram Serupa pula suatu

zat terlarut yang dapat lebih larut dalam lapisan organik akan memuncak ke

kanan[2]

26 Aplikasi

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik tidak hanya untuk

pemisahan tetapi juga analisa kuantitaif Untuk analisa kuantitatif diperlukan

pengkhelat (ligan ) sebagai ekstraktan yang menghasilkan kompleks berwarna

pada fasa organik dan dapat langsung diukur Misalkan ekstraksi fotometri

untuk penentuan uranium besi cerium ataupun Cu dengan 2-

thenoyltrifluoroaseton Golongan berikutnya adalah ekstraksi dengan solvasi[3]

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 7: CPE OBJEK 1

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

31 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum cara-cara pemisahan dan elektroanalitik objek ekstraksi

pelarut dilakukan di Laboratorium Pendidikan II jurusan Kimia Universitas

Andalas Waktu praktikum adalah Rabu tanggal 7 Oktober 2015 pukul 0800

32 Alat dan Bahan

a Alat

Alat Fungsi

Buret Untuk mengambil larutan secara terukur

Corong pisah 100 mL Untuk memisahkan campuran

Gelas piala 100 mL Wadah larutan

Labu ukur 25 mL Mengencerkan larutan

Pipet gondok 25 mL Memipet larutan

Spektrofotometer Mengur absorban larutan

Bahan Fungsi

Air brom 01 Membantu proses pemisahan

Aquades Sebagai pelarut

Dimetil glioxyn 1 Pengompleks

Kloroform (CHCl3) Sebagai pelarut organik fasa non polar

Larutan NI2+ 500 mgL Sebagai pelarut fasa polar

b Bahan

33 Cara Kerja

1 Larutan standar Ni2+ 50mgL disiapkan

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 8: CPE OBJEK 1

2 Deretan larutan standar Ni2+ dengan variasi 0246 mgL dibuat dalam labu

ukur 50 mL

3 Larutan standar tersebut dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong

pisah

4 2 mL dimetil gliiksim ditambahkan kemudian dikocok sampai warnanya

kemerahan

5 8 tetes air brom ditambahkan dikocok dan ditambahkan CHCl3 sebanyak 5

mL lalu dikocok sampai terjadi kesetimbangan

6 Diamkan beberapa saat dan akan terbentuk 2 lapisan

7 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dimasukkan ke dalam kuvet

8 25 mL CHCl3 ditambahkan kedalam campuran tadi lalu dikocok

9 Lapisan bawah yang terbentuk diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang sama

10 Larutan tugas diminta kepada asisten dan hal yang sama dilakukan dengan

perlakuan standar

11 Absorban standar dan larutan tugas diukur menggunakan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimum

12 Konsentrasi Ni2+ dihitung dalam larutan tugas dengan menggunakan kurva

kalibrasi standar

34 Skema Kerja

Larutan standar Ni2+

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 9: CPE OBJEK 1

- disiapkan dengan mengencerkan larutan Ni2+

50 mgL

- dibuat deretan standar didalam labu ukur 50 mL

untuk variasi konsentrasi 0 2 4 dan 6 mgL

- dipipet 25 mL dan dimasukkan ke corong pisah

- ditambahkan 2 mL dimetilglioksim

- dikocok sampai berwarna kemerahan

- ditambahkan 8 tetes air brom

- ditambahkan 5 mL kloroform dikocok

- didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas

- ditambah 25 mLCHCl3 - dimasukkan ke kuvet

- dikocok dan didiamkan

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawa

- diukur absorban dengan

spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm

- - dihitung konsentrasi Ni2+

35 Gambar Alat

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas Lapisan bawah

Hasil

1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 10: CPE OBJEK 1

Keterangan1 Standar dan Klem2 Lapisan Atas3 Lapisan Bawah4 Kran5 Monitor6 Set Panjang Gelombang7 Tempat kuvet8 Set Blank

36 Skema Alat

2

3

4

5

6

7

8

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 11: CPE OBJEK 1

BAB VI ANALISA JURNAL

61 Judul jurnal

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 12: CPE OBJEK 1

Solvent Extraction Seperation of Copper and Zinc from MSWI Fly Ash

Leachates (Ekstraksi Pelarut Pemisahan Tembaga dan Zink dari Abu yang

Dilepaskan MSWI)

62 Skema jurnal

Konsentrasi Cu dan Zn

2 lapisan

Dilakukan analisis kandungan logam menggunakan ICP-OES

UX860-N dan Cyanex 923

Dilarutkan dalam karosen untuk mempersiapkan fasa organik

Diaduk dengan kecepatan 500 rpm

Dikumpulkan dari 2 unit pembakaran MSW Abu A dari filter gas bahan bakar Abu B Filter tekstil Ditentukan komponennya ICP-OES (elemen utama) dan

ICP-MS (elemen pengotor) menggunakan metode standar

Abu dicuci denganHCl dengan pH 2 secara titrasi

Abu A dan Abu B

Lapisan air 2 lapisan

Lapisan organik

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 13: CPE OBJEK 1

63 Kelebihan

Penelitian ini menggunakan alat yang sudah canggih seperti alat yang

digunakan untuk menentukan komponen apa saja yang terdapat dalam sampel

abu Selain itu penelitian ini merupakan gabungan dari metode ekstraksi pelarut

untuk mendapatkan kembali Cu dan Zn dari abu hasil pembakaran

64 Kekurangan

Dalam jurnal ini banyak sekali penjelasan yang tidak dijelaskan secara rinci

Sehingga terdapat kesulitan dalam memahami metode kerja Metode kerja

yang dilakukan berbeda sama untuk abu A dan B tetapi sumber abunya yang

berbeda

65 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 14: CPE OBJEK 1

Manfaat dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan kombinasi proses

ekstraksi pelarut untuk melepaskan Cu dan Zn dari abu

DAFTAR PUSTAKA

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 15: CPE OBJEK 1

[1] Day RA dan A L Underwood 1999 ANALISIS KIMIA KUANTITATIF

Jakarta Erlangga

[2] Khopkar SM 2010 KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK Jakarta UI-

Press

[3] httpbisakimiacom20131211ekstraksi-pelarut

[4] Nurdin AL-AshrsquoaryMuhammadTitinFMZackiyah 2010 Penentuan

Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari

Kulit Batang Artocarpus heterophylus Vol 1 NO2 hal 150-

158

[5] Tang jinfeng dan Marie SteenariBrit 2015 Solvent Extraction

Seperation of Copper and Zinc from MSWI Flay Ash

Leachtes No88 hal 147-154

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 16: CPE OBJEK 1

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV HASIL AKHIR DAN PEMBAHASAN

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 17: CPE OBJEK 1

41Data dan Perhitungan

1 Pembuatan larutan standar

a Larutan Ni+2 0 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 0 ppm

V1 = 0 Ml

b Larutan Ni+2 2 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 2 ppm

V1 = 2 mL

c Larutan Ni+2 4 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 4 ppm

V1 = 4 mL

d Larutan Ni+2 6 ppm

N1 V1 = N2 V2

V1 50 ppm = 50 mL 6 ppm

V1 = 6 mL

2 Pengukuran Absorban masing-masing larutan

Tabel 1 Pengukuran Absorban Larutan standar λ = 420 nm

Konsentrasi (ppm) Absorban

0 0

2 0364

4 0521

6 0667

Sampel Cx 0124

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 18: CPE OBJEK 1

3 Pengukuran konsentrasi sampel dengan hubungan kalibrasi

Persamaan regresi

x = konsentrasi

y = absorban

Tabel 2 Regresi

x y xy x2

0 0 0 0

2 0364 0728 4

4 0521 2084 16

6 0667 4002 36

Σ x =12 Σ y= 1552Σxy= 6814 Σ x2=iquest 56

Σ x = 3 Σ y = 0388

B=n (Σ xy ) - (Σ x)(Σ y)

n (Σ x2 ) - (Σ x)2

B=4 (6814 )- (12 ) (1552 )4 (56 ) - (12 )2

B=01079

A=0388-01079 (3 )

A=00643

Jadi persamaan regresi adalah

y=A+Bx

y=00643+01079x

4 Penentuan kadar Ni+2 dalam larutan sampel

a) Absorban sampel Cx (y) = 0124

y = 00643 + 01079x

0124 = 00643 + 01079x

x = 0553

Jadi kadar Ni+2 dalam larutan sampel Cx adalah 0553 mL

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 19: CPE OBJEK 1

5 Kesalahan

a) Volume Ni++pada sampel Cx sebenarnya adalah 3 mL

Kesalahan = |volume percobaan -volume sebenarnyavolume sebenarnya

x 100| = |0553 mL-3 mL

3 mLx 100|

=8157

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 20: CPE OBJEK 1

42 Grafik Hubungan Konsentrasi Vs Absorban

0 1 2 3 4 5 6 70

0102030405060708

f(x) = 01079 x + 00642999999999999Rsup2 = 0944042975876749

Konsentrasi VS Absorban

Konsentrasi

Abso

rban

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 21: CPE OBJEK 1

43 Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut digunakan larutan Ni2+

sebagai larutan standar Konsentrasi larutan Ni2+ ditentukan dengan

menghitung absorbansi dari larutan Ni2+ menggunakan spektrofotometer

Prinsip pengukuran absorban larutan Ni2+ adalah hukum Lamber Beer

Prinsip percobaan ini hukum yang mendasari adalah hukum distribusi

Nernst dimana distribusi senyawa Ni2+ dalam dua pelarut yang saling tidak

bercampur Pelarut yang digunakan adalah aquades dan kloroform Aquades

bersifat polar dan kloroform bersifat non polar sehingga kedua larutan tidak

saling bercampur

Larutan Ni2+ dibuat dengan variasi konsentrasi 0246 mgL sebagai

larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi standar Ni2+ akan terdistribusi

pada pelarut air Larutan Ni2+ dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 2 mL dimetil glioksim Dimetil glioksim berfungsi sebagai

pembentuk kompleks yang tidak bermuatan Reaksi yang terjadi antara Ni2+ dan

dimetil glioksim adalah

[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH(aq) + 2OH- rarr [Ni(DMG)2](aq) + 8H2O

Penambahan dimetil glioksim menyebabkan larutan berwarna merah Hal ini

menunjukkan telah terbentuknya senyawa kompleks dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah

Penambahan kloroform kedalam larutan Ni2+ sebagai pelarut organik

dimana Ni2+ akan terdistribusi kedalam fasa organik membentuk molekul netral

Tapi tidak semua Ni2+ terdistribusi ke fasa organik masih ada sedikit yang

tertinggal pada fasa air berbentuk ion logam atau ion Ni2+ Pada corong pisah

akan terjadi bidang batas dimana terdapat dua lapisan yaitu lapisan bawah dan

lapisan atas Lapisan atas merupakan air ion ion yang bermuatankarena berat

jenis air lebih kecil daripada kloroform Lapisan bawah adalah kloroform dimana

merupakan pelarut organik dan zat yang terekstraksi yang berbentuk molekul

atau kompleks netral

Penambahan air brom berguna untuk penstabil senyawa kompleks

dengan memperjelas bidang batas antara lapisan organik dan lapisan air

Penambahan kloroform dilakukan dua kali berfungsi untuk memastikan Ni2+

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 22: CPE OBJEK 1

sudah terekstraksi semua ke dalam pelarut organik sehingga meminimalisasi

jumlah Ni2+ yang ada didalam fasa air

Pengocokkan berfungsi untuk mendistribusikan ion Ni2+ yang ada

didalam pelarut air kedalam pelarut organik secara sempurna Saat proses

pendiaman larutan terjadi interaksi antara Ni2+ dan pelarut organik tapi belum

sempurna Sehinnga pengocokkan membantuk mengekstraksi semua ion Ni2+

ke dalam pelarut organik Proses ini terjadi bolak balik dan setelah tercapai

kesetimbangan maka didapatkan KD atau koefisien distribusi

Penentuan kadar Ni2+ dilakukan dengan cara mengukur absorban

lapisan bawah atau kloroform Lapisan bawah berwarna kuning bening

Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 420 nm dimana panjang

gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum untuk warna daerah

kuning Semakin tinggi konsentrasi maka absorban semakin besar

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan persen kesalahan sebesar

8157 Dimana didapatkan absorban sampel sebesar 0124 Volume sampel

yang didapatkan adalah 3 mL sedangkan secara perhitungan didapatkan 0553

mL Ha ini terjadi mungkin terjadi karena pengocokkan yang kurang sempurna

sehingga Ni2+ tidak terdistribusi secara sempurna Selain itu saat proses

pengenceran yang kurang teliti dapat memberi persen kesalahan yang besar

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 23: CPE OBJEK 1

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 00643 + 01079x

2 Persen kesalahan yang didapatkan adalah 8157

3 Prinsip kerja dari ekstraksi pelarut adalah distribusi senyawa X dari dua

pelarut yang saling tidak larut

4 Konsentrasi larutan tugas Ni2+ adalah 0533 mL

5 Semakin tinggi konsentrasi larutan maka absorban semakin besar

52 Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan saat praktikum disarankan kepada

praktikkan agar

1 Teliti dalam melakukan pengenceran larutan standar

2 Melakukan pengocokkan secara sempurna agar senyawa logam terekstraksi

secara sempurna

3 Menggunakan masker dan sarung tangan saat praktikum

4 Diusahakan untuk mengamil lapisan bawah saja jangan sampai terbawa

lapisan atas

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 24: CPE OBJEK 1

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM CARA CARA PEMISAHAN DAN ELEKTROANALITIK

EKSTRAKSI PELARUT

NAMA ARIKA SARI

NOBP 1310411016

FAKULTAS MIPA

JURUSAN KIMIA

HARITANGGAL RABU7 OKTOBER 2015

KELOMPOK VII (TUJUH)

ANGGOTA 1ATIK SOFIAWATI (1310411036)

2 ANNISAN WULANDARI (1310411025)

3 JELITA PUTRI (1310411046)

4 TEGUH WICAKSONO (1310411110)

5 RIANGGA BAYU HANAFI (1310412052)

ASISTEN FIKRAN AHMADI

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 25: CPE OBJEK 1

BAB IV ANALISA JURNAL

61 Judul

Characterization of chia seed oils obtained by pressing and solvent extraction

( Karakterisasi minyak biji chia dengan pemampatan dan ekstraksi pelarut)

62 Skema Kerja

63 Kelebihan

Kelebihan percobaan pada jurnal ini adalah

Proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas biji chia tidak hanya

dengan menggunakan ekstraksi pelarut saja tapi dengan kromatografi

HPLC

Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif

Menetukan berbagai kanfungan pada biji chia untuk menentukan kualitas

biji chia

Kandungan klorofil

Larutan

Diinjeksikan pada kolom HPLC Menggunakan kolom Alltima C18 Detektor elektrokimia adalah AgAgCl dan karbon

Sampel

Diekstraksi dengan n-heksana setelah penambahan air distilasi

Dievaporasi dibawah aliran nitrogen Dilusi pada etanol Filtrasi pada membran nilon 0k45-micropore

Ditambahkan 3mL NaCl 09 Dicampurkan dengan 1 pyrogallol dalam etanol Disaponifikasi selama 30 menit pada suhu 70oC dengan

09 mL KOH 12N

05 gram alikuot

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 26: CPE OBJEK 1

Penggunaan alat-alat yang lebih csnggih dibandingkan dengan alat pada

praktikum yang sederhana

64 Kekurangan

Kekurangan percobaan pada jurnal ini adalah terlalu banyak yang dianalisis

sehingga tidak spesifik atau hanya secara kualitatif

65 Manfaat

Menentukan kualitas dari biji chia dimana biji chia yang baik tersusun dari 30-

40 asam lemak

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 27: CPE OBJEK 1

BAB VI ANALISA JURNAL

61Judul Jurnal

ldquoPengaruh metode pengeringan dan ekstraksi pelarut pada fenolat dan aktivitas

antioksidan dari ekstrak kembang kol ( Brassica oleracea L )rdquo

62Skema Kerja

- Dicincang menjadi 3 bagian masing-

masing sebanyak 500 gram

- Bagian 1 dikeringkan selama 10 hari

- Bagian 2 dikeringkan selama 7 hari

- Bagian 3 dikeringkan dengan oven

pada 400C selama 3 hari

- Ditimbang 20 gram

- Diekstrak dengan 100 metanol

sebanyak 200 ml etanolair (8020)

- Diekstraksi selama 24 jam pada

suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

- diekstrak kembali dengan 2 aliquot

pelarut

- Diuapkan sampai kering

- Ditimbang dan disimpan pada suhu

400C

Kembang kol

Kembang kol kering

Residu

Hasil

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol

Page 28: CPE OBJEK 1

63Kelebihan

Pada jurnal ini dikenakan pelarut air yang mengekstraksi lebih baik sehingga

didapatkan hasil yang diinginkan lebih banyak Selain itu pada tahap

pengeringan dilakukan sebelum mengekstraksi sampel sehingga secara

signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan kembang kol tersebut

64Kekurangan

Dari jurnal ini dalam prosedur kerjanya tidak dijelaskan secara rinci apa-apa

saja alat yang harus diperlukan untuk melakukan percobaan ekstraksi pelarut

pada senyawa antioksidan dari kembang kol

65Manfaat

- Dapat mengetahui bagaimana proses dari ekstrasi pelarut pada senyawa

antioksidan dari kembang kol

- Dapat menentukan jumlah optimal komponen antioksidan dari kembang kol

- Dapat mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan dari kembang kol