critical policy analysis peraturan daerah no 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/critical...

560
CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT TERKAIT PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Agung Sudrajat NIM. 6661131241 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017

Upload: trinhcong

Post on 28-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH

NO 2 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN

PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGAN

PENYAKIT MASYARAKAT TERKAIT PEREDARAN

MINUMAN BERALKOHOL

(Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Agung Sudrajat

NIM. 6661131241

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2017

Page 2: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

ABSTRAK

Agung Sudrajat. NIM 6661131241. Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten).

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Rahmawati, M.Si dan Pembimbing II:

Riswanda, Ph.D

Perlindungan secara hukum terhadap warga negara merupakan hal yang wajib dilakukan oleh negara, baik secara jasmani maupun rohani. Terkait hal tersebut Pemerintah Kota Serang membuat Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam rangka untuk tetap menjaga nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarkat Kota Serang sejak dahulu agar tidak terkontaminasi oleh gangguan ketertiban maupun keamanan. Yang salah satunya berkaitan dengan penyakit masyarakat. Adanya suatu Peraturan Daerah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menata berbagai aspek di daerah. Khususnya untuk mengatasi peredaran minuman beralkohol yang merupakan salah satu hal yang tergolong Penyakit Masyarakat di Kota Serang. Oleh karena itu fokus dan sekaligus merupakan judul penelitian ini adalah Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori Critical Systems Thinking dari Ulrich (Riswanda, 2016). Hasil penelitian menunjukan bahwa, Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang belum optimal dalam mengatasi masalah peredaran minuman beralkohol. Hal tersebut disebabkan karena masih adanya sejumlah pihak yang mengambil keuntungan dari adanya peredaran minuman beralkohol, kurang tegasnya pihak pelaksana aturan, adanya tempat usaha yang menyalahgunakan izin usahanya dengan menjual minuman beralkohol, adanya oknum aparat yang menjadi backing tempat usaha tersebut, peredaran minuman beralkohol terjadi tidak hanya di pusat Kota Serang namun juga hingga ke perkampungan, serta kenyataan bahwa minuman beralkohol ini sudah lekat dikonsumsi oleh kalangan tertentu di Kota Serang tidak dapat dipungkiri, karena kalangan tersebut cenderung mengabaikan bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol padahal sudah mengetahui hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol ini, dibutuhkan suatu Peraturan Daerah yang baru yang membahas permasalahan minuman beralkohol secara khusus serta memiliki aturan dan sanksi yang tegas, yang tidak memiliki pengecualian dan inkonsistensi pada bunyi aturannya.

Kata Kunci: Peraturan Daerah, Penyakit Masyarakat, Minuman Beralkohol

Page 3: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

ABSTRACT

Agung Sudrajat. NIM 6661131241. Critical Policy Analysis Regional Regulation No. 2 of

2010 on Prevention of Eradication and Countermeasures Diseases of Public Related to

Circulation of Alcoholic Beverages (Case Study: In Serang City, Banten Province).

Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political Sciences. Sultan

Ageng Tirtayasa University. Advisor I: Rahmawati, M. Si and Advisor II: Riswanda, Ph.

D.

Legal protection of citizens is a must for the state, both physically and spiritually. Related to that the City Government Serang make Regional Regulations Serang City No. 2 of 2010 on Prevention Eradication and Disease Prevention Society in order to keep the noble values are upheld by the people of Serang City since the first so as not to be contaminated by disturbances of order and security. One of them is related to community disease. The existence of a Regional Regulation is something that is very important to organize various aspects in the region. Especially to overcome the distribution of alcoholic beverages which is one of the things classified as Public Disease in Serang City. Therefore, the focus and at the same time is the title of this research is Critical Policy Analysis Local Regulation No. 2 Year 2010 on Prevention Eradication and Disease Control Society Related Alcoholic Beverages (Case Study: In Serang City, Banten Province). The method used in this research is qualitative method. This research uses the theory of Critical Systems Thinking from Ulrich (Riswanda, 2016). The results of research show that, Regional Regulation No. 2 of 2010 on Prevention Eradication and Disease Prevention Society especially related to the prohibition of alcoholic beverages circulation in Serang City has not been optimal in overcoming the problem of alcoholic beverage circulation. This is because there are still a number of parties who take advantage of the circulation of alcoholic beverages, less strictly the implementers of the rules, the existence of business places that abuse his business license by selling alcoholic beverages, the existence of apparatus who became the backing of the business, alcoholic circulation occurred not only in downtown Serang but also up to the village, as well as the fact that alcoholic beverages are already attached consumed by certain circles in the city of Serang can not be denied, because these people tend to ignore the dangers of consuming alcoholic beverages even though already know it. To solve the problem of alcoholic circulation, a new Regional Regulation that addresses the issue of alcoholic drinks in particular and has strict rules and sanctions, which have no exceptions and inconsistencies in the sound of the rules.

Keywords: Regional Regulation, Public Disease, Alcoholic Beverages

Page 4: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)
Page 5: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)
Page 6: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)
Page 7: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

MOTTO

“Teruslah melangkah meskipun

harus merangkak sekalipun,

Karena percayalah akan ada

kebahagiaan menantimu setelah

banyaknya kepedihan yang engkau

rasakan”

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini Aku persembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta dan juga

adiku yang telah memberikan motivasi dan doa padaku untuk terus

melangkah maju, Serta Skripsi ini Aku persembahkan bukan untuk DIA,

tetapi untuk MEREKA yang selalu menyemangatiku tanpa menjatuhkanku

pada saat menyusun Skripsi ini”

Page 8: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang

Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang,

Provinsi Banten). Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi

Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan bidang studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan kesempurnaan

pada penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari

berbagai pihak yang telah membantu dalam memberikan motivasi dan masukan

untuk menambah wawasan terkait bidang yang diteliti oleh penulis. Oleh sebab

itu, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran pada proses

penyusuna proposal skripsi ini.

2. Kepada kedua Orang tuaku tercinta yaitu Ayahanda H. Nasim dan

Ibunda Hj. Siti Mariamah, yang senantiasa mendoakan, mendidik,

membantu baik materil maupun non-materil dengan keringat yang

Page 9: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

ii

senantiasa menetes dari mereka yang bisa mengantarkan saya sampai

sejauh ini dalam hidup dan tidak lupa kepada Kakak dan Adik tercinta

yang senantiasa menjadi motivator dalam hidup Penulis.

3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

4. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing akademik.

5. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang juga merupakan

Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan bimbingan dan

arahan dalam mengembangkan pemikiran kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

8. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

9. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Page 10: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

iii

Tirtayasa. sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan pemikiran

kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

10. Kepada seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang tidak bisa Saya sebutkan satu persatu, yang telah

membekali ilmu selama perkuliahan dan membantu dalam

memberikan informasi selama proses perkuliahan.

11. Kepada para sahabatku yang selalu memberikan kebahagiaan,

semangat dan doa yaitu Ariansyah, Topik, Samsul, Yosep, Yosa,

Jalaludin, Aris Setiadi, Asep F, Egi Dwi P, Iman Eka S, Jaka

Permana,.

12. Kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, khususnya kelas B

Administrasi Negara yang telah menjadi sumber kebahagiaan dan

selalu ada disaat duka selama menjalani perkuliahan.

13. Kepada kawan-kawan KKM Perumpera kelompok 6 yang telah

memberikan semangat dan memberikan pengalaman hidup kepada

penulis..

14. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk

memberikan arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Page 11: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

iv

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari

kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan

dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada

kesalahan dan kekurangan dalam proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan

segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun

demi penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Serang, September 2017

Penulis

Agung Sudrajat

Page 12: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 20

1.3 Batasan Masalah 21

1.4 Rumusan Masalah 22

1.5 Tujuan Penelitian 22

1.6 Manfaat Penelitian 23

1.6.1 Manfaat Praktis .............................................................................23

1.6.2 Manfaat Teoritis ............................................................................23

1.7 Sistematika Penulisan 23

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka 29

2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik 30

2.1.1.1. Pengertian Kebijakan…….......................................................30

2.1.1.2. Pengertian Publik ...............................................................34

2.1.1.3. Pengertian Kebijakan Publik ..............................................35

2.1.2. Critical System Thinking 38

2.1.3. Pengertian Minuman Beralkohol 48

Page 13: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

vi

2.2.Gambaran Singkat Aturan Peredaran Minuman Beralkohol di Australia…………………………………………………….………..50

2.2.1. Zonasi dan Lisensi Penjualan Minuman Beralkohol…………….…51

2.2.2. Test kadar alkohol Untuk Pengemudi (Breathalyzer Test)………...53

2.2.3. Batasan Umur Minum……………………………………………...55

2.2.4. Kawasan Bebas Alkohol…………………………………………...56

2.2.5. ID Night Club………………………………………………….......58

2.3 Penelitian Terdahulu 60

2.4 Kerangka Berfikir 62

2.5 Asumsi Dasar 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 67

3.2 Fokus Penelitian 68

3.3 Lokasi Penelitian 69

3.4 Fenomena yang diamati ...........................................................................70

3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................70

3.4.1 Definisi Operasional ......................................................................70

3.5 Instrumen Penelitian 76

3.6 Informan Penelitian 77

3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 81

3.8 Uji Keabsahan Data 93

3.9 Jadwal Penelitian .....................................................................................94

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 97

4.1.1 Profil Kota Serang 97

4.1.1.1. Keadaan Geografis Kota Serang 99 4.1.1.2. Slogan Kota Serang Madani……………………………….. 100 4.1.1.3. Visi Misi Kota Serang………………………………………101

4.1.2 Profil Sekretariat Daerah dan Bagian Hukum Kota Serang..................102

Page 14: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

vii

4.1.2.1.Struktur Organisasi Sekretariat Daerah dan Bagian Hukum Kota Serang.............................................................................................105

4.1.2.2. Sumber Daya Bagian Hukum…………………………................105

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang………………………………………....108

4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang…….111

4.1.4 Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang ………………………………………………………………………..113

4.1.4.1. Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang……………………………………………………….114

4.1.4.2. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang……………………………………………………….115

4.1.5 Profil Dinas Kesehatan Kota Serang………………………………….116

4.1.5.1 Visi dan Misi…………………………………………………..116

4.1.5.2 Tujuan dan Sasaran……………………………………………118

4.1.6 Profil Dinas Sosial Kota Serang……………………………………....120 4.I.6.1 Kedudukan Dinas Sosial Kota Serang……………….………...121

4.1.6.2 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang………….…………...121

4.1.6.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Serang…………..122

4.1.6.4 Susunan Organisasi Dinas Sosial Kota Serang………………..123

4.1.6.5 Program dan Kegiatan Dinas Sosial Kota Serang….………….124

4.2 Analisis Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat....................................................126

4.2.1. Adanya Inkonsistensi Bunyi Ayat Pada Pasal 7 Tentang Minuman Keras............................................................................................128

4.2.2. Kurangnya Kejelasan Pembahasan dan Keterangan Isi Perda........130

4.2.3. Penegakan Aturan yang Bergantung Pada Adanya Perwal……....133

4.2.4. Tidak Fokus dan Mrincinya Isi Perda.............................................136

4.3 Deskripsi Data…………………………………………………………..138

4.3.1. Informan Penelitian.........................................................................144

Page 15: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

viii

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................147

4.4.1. Sources of Motivation (Sumber Motivasi)……………………….151

4.4.1.1. Stakeholder……………………………………………………..151

4.4.1.2. Purpose (Tujuan)………………………………………..157

4.4.1.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)…………..165

4.4.2. Sources of Power (Sumber Kekuatan)……………………………170

4.4.2.1. Decision Maker (Pembuat Keputusan)…………………..170

4.4.2.2. Resources (Sumber daya)…………………………………187

4.4.2.3 Decision Environment (Lingkungan Keputusan)…….……206

4.4.3. Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)…………………….225

4.4.3.1. Professional (Tenaga Ahli)……………………………….225

4.4.3.2. Expertise (Keahlian)……………………………………….246

4.4.3.3. Guarantee (Jaminan)……………………………………....261

4.4.4. Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan)……………….…...295

4.4.4.1. Witness (Saksi)……………………………………….…...396

4.4.4.2. Emancipation (Emansipasi)……………………….……...312

4.4.4.3. World View (Pandangan Dunia)…………………….….…323

4.4.5. Narrative Inquiry (Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang)…….…...341

4.5 Pembahasan………………………………………………………….….344

4.5.1. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)…………………………….....345

4.5.2. Purpose (Tujuan)…………………………………………………..348

4.5.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)…………………......357

4.5.4. Decision-maker (Pengambilan keputusan)………………………...364

4.5.5. Resources (Sumber daya)………………………………………….368

4.5.6. Decision Environment (Keputusan lingkungan)…………………...370

4.5.7. Professional (Tenaga Ahli)………………………………………...378

Page 16: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

ix

4.5.8. Expertise (Keahlian)………………………………………………..383

4.5.9. Guarantee (Jaminan)……………………………………………….388

4.5.10. Witness (Saksi)…………………………………………………....395

4.5.11. Emancipation (Emansipasi)……………………………………....400

4.5.12. World View (Pandangan Dunia)…………………………………..405

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………440

5.2 Saran.......................................................................................................442

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Berita Pelarangan Minuman Beralkohol ...................................6

Gambar 1.2 Opini PublikTerkait Perda Pekat................................................8

Gambar 1.3 Berita Pengrebegan Gudang Miras di Serang 9

Gambar 1.4 Inkonsitensi Pasal ………………………………………..……13

Gambar 1.5 Catatan Peneliti …………………………………………..…...20

Gambar 2.1 The Eternal Triangle of Boundary Judgments.……………..…41 Gambar 4.9 Toko yang Secara Khusus Menjual Minuman Beralkohol…....52

Gambar 4.10 Pemerikasaan Kadar Alkohol……………………………......54

Gambar 4.11 Batasan Umur Minum Alkohol………………………….......56

Gambar4.12 Larangan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol di Tempat Umum…..…………………………………………………58

Gambar 4.13 Pemeriksaan Identitas Oleh Petugas Klub Malam…………..59

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir……………………………………………..65 Gambar 3.1 The Eternal Triangle of Boundary Judgments…………….…..76 Gambar 3.2 Analisis Data…………………………………………………..90 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekda………………………..………...…95

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Satpol PP…………………..…………….110

Gambar 4.3 Berita Penggrebegan Gudang Miras di Kota Serang……..…..127

Gambar 4.4 Pasal 7…………………………………………………...…....129

Gambar 4.5 Pasal 4.......................................................................................131

Gambar 4.6 Pasal 16………………………………………………...……..132

Gambar 4.7 Pasal 14.....................................................................................134

Gambar 4.8 Pasal 7.......................................................................................137

Page 18: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Kasus Minuman Beralkohol di Kota Serang…………..........11

Tabel 1.2 Tabel Informasi Media Mengenai Perda Pekat...............................16

Tabel 2.1 Table of Boundary Categories ……………………………….…..43

Tabel 2.2 Panduan Pertanyaan Kritis …………………………………….….44

Tabel 2.3 Table of Boundary Categories………………………………….…63

Tabel 3.1 Table of Boundary Categories………………………………….…71

Tabel 3.2 Informan Penelitian…………………………………………….….78

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara……………………………………………...84 Tabel 3.4 Jadwal Penelitian…………………………………………………..95 Tabel 4.1 Pegawai Bagian Hukum………………………………………..….106

Tabel 4.2 Jenjang Pendidikan Pegawai Bagian Hukum…………………...…106

Tabel 4.3 Komposisi SDM Satpol PP Kota Serang.……………………………….111

Tabel 4.3 Table of Boundary Categories…………………………….……………139

Tabel 4.4 Informan Penelitian..........................................................................145

Tabel 4.5 Daftar Tempat, dan Kadar Minuman Beralkohol di Kota Serang...............................................................................................................217

Tabel 4.6 Temuan Lapangan……………………………………….………...414

Tabel 4.7 Temuan Lapangan Sebetulnya dan Seharusnya…………….………..436

Page 19: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

xii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

Lampiran 4 : Member Ceck

Lampiran 5 : Matriks Wawancara

Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 : Data-data Penelitian/Dokumen Penelitian

Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

Page 20: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perlindungan secara hukum terhadap warga negara merupakan hal yang

wajib dilakukan oleh negara, baik secara jasmani maupun rohani sebagaimana yang

tertera pada alinea ke 4 (empat) pada UUD 1945, yang berbunyi melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial. Perlindungan secara hukum terhadap warga negara ini

dilaksanakan oleh sebuah negara dengan membuat pelbagai kebijakan yang

dianggap mampu memenuhi hak-hak warganya. Oleh karena itu untuk dapat

mewujudkan perlindungan terhadap warganya baik pemerintah pusat maupun

daerah membuat pelbagai macam kebijakan yang dianggap dapat memberikan

perlindungan secara hukum terhadap warganya.

Perlindungan secara hukum tersebut meliputi pelbagai aspek diantaranya

adalah masalah keamanan, kesehatan, sosial budaya, dan ekonomi yang merupakan

aspek-aspek penting dalam kehidupan Masyarakat dalam suatu negara. Baik

Pemerintah pusat maupun daerah sehubungan dengan hal tersebut terus berupaya

untuk mewujudkan pelbagai kebijakan yang bisa mewakili kepentingan warganya.

Page 21: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

2

Kemudian dengan adanya otonomi daerah setiap daerah juga dapat membuat

peraturan-peraturan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi dari

masyarakat daerah itu sendiri yang berkaitan dengan masalah keamanan, kesehatan,

sosial budaya, dan ekonomi. Terkait hal tersebut Pemerintah Kota Serang membuat

Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam rangka untuk tetap

menjaga nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarkat Kota Serang sejak

dahulu, dalam hal ini pemerintah Kota Serang membuat suatu peraturan daerah

yang dapat menjaga nilai-nilai luhur tersebut agar tidak terkontaminasi oleh

gangguan ketertiban maupun keamanan. Yang salah satunya berkaitan dengan

penyakit masyarakat.

Dalam Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat, yang

dimaksud dengan Penyakit Masyarakat adalah hal-hal atau perbuatan yang terjadi

ditengah-tengah Masyarakat yang tidak menyenangkan Masyarakat atau

meresahkan Masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan agama dan adat istiadat,

serta tatakrama kesopanan dalam Masyarakat. Menurut Peraturan Daerah Kota

Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat yang digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat adalah

Pelacuran, Perjudian, Minuman Beralkohol, Gelandangan Pengemis dan Anak

Jalanan. Penyakit Masyarakat ini apabila dibiarkan akan memberikan dampak yang

buruk bagi kehidupan bermasyarakat mengganggu tatanan Masyarakat, merusak

Page 22: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

3

nilai-nilai luhur yang ada di Masyarakat yang telah ada sejak dahulu. Penyakit

Masyarakat ini pula dapat merusak moral Masyarakat terutama dapat merusak

moral para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa. Menurut Kuncoro

(2005:57) Penyakit Masyarakat seperti halnya penyakit-penyakit yang ada dalam

tubuh manusia dapat menular dari individu yang satu kepada individu yang lain

dengan media pergaulan. Menurut Kasmanto (2004:70) :

“pergaulan merupakan salah satu kunci terbentuknya moral suatu individu, dan tidak jarang pembentukan moral melalui pergaulan mendatangkan perilaku yang negatif atau menyimpang”.

Kemudian menurut Vander Zanden dalam Kasmanto (2004:176)

“penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap

sebagai hal yang tercela dan diluar toleransi”. Pergaulan yang terjadi di

Masyarakat Kota Serang sangat beraneka ragam, hal itu disebabkan karena Kota

Serang merupakan Ibu Kota Propinsi Banten yang memiliki penduduk majemuk,

dikarenakan banyaknya warga pendatang dan arus globalisasi yang sedang

menjangkiti warga-warga perkotaan juga bisa mempengaruhi pergaulan yang ada.

Sehingga terciptanya komunitas-komunitas tertentu yang ada di Kota Serang yang

menjadikan beraneka ragamnya pergaulan di Kota Serang, tidak jarang pergaulan

tersebut bersifat negatif atau menyimpang. Suatu kegiatan maupun suatu benda

seperti rokok maupun minuman beralkohol yang notabene merupakan suatu yang

bersifat buruk bagi kesehatan, dalam hal ini justru dapat menjadi sarana untuk

Page 23: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

4

mempererat pergaulan diantara Masyarakat. begitulah hasil wawancara awal dengan

beberapa pemuda di Kota Serang (Pembicaraan pribadi, 10 oktober 2016).

Mengacu pada hasil wawancara yang dilakukan oleh Peneliti tersebut,

terkadang dalam suatu pergaulan pada pelaksaannya dapat melibatkan hal-hal yang

bersifat negatif salah satunya konsumsi minuman beralkohol dikalangan pemuda

khususnya dikalangan pemuda Kota Serang. Peredaran minuman beralkohol

dikalangan pemuda ini tentu merupakan hal yang buruk bagi kehidupan

bermasyarakat karena mengkonsumsi minuman beralkohol dapat berakibat buruk

bagi individu maupun lingkungannya dikarenakan kandungan-kandungan bahan

kimia yang ada didalamnya dapat membuat seseorang tidak sadar dan dapat

melakukan perbuatan diluar kendali. Menurut Aminudin (2010:8) Minuman

Beralkohol adalah:

“Minuman yang mengandung etanol dihasilkan dari penyulingan yang diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah-buahan atau sayur-sayuran, mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menimbulkan dampak negatif, bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan Gangguan Mental Organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku.”

Minuman beralkohol juga merupakan minuman yang dilarang oleh agama

karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya minuman beralkohol memiliki

dampak negatif bagi tubuh karena mengandung etanol, yang diantaranya dapat

menimbulkan ketergantungan yang dapat menimbulkan pelbagai penyakit pada

tubuh, juga dapat menimmbulkan permasalahan sosial bagi individu yang

Page 24: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

5

mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut maupun bagi Masyarakat. Seperti

yang dikutip dari Aminudin (2010:10):

“Minuman yang mengandung Etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang apabila dikonsumsi menyebabkan penurunan kesadaran. Adapun dampak negatif dari minuman beralkohol dari segi kesehatan yaitu gangguan fisik, gangguan jiwa, gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani.”

Melihat dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari minuman beralkohol

maka sudah selayaknya pemerintah memiliki kewenangan untuk membatasi

peredaran serta penjualan minuman beralkohol dengan cara adanya pengawasan

yang dilakukan Pemerintah Pusat atau daerah, untuk menanggulangi peredaran

minuman beralkohol. Dalam hal ini Pemerintah Kota Serang membuat Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat yang salah satunya pasalnya melarang peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang. Dikutip dari (media online) Radar Banten 21 januari

2015, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop)

Kota Serang, Akhmad Benbela saat ditemui pewarta di Serang pada rabu (21/1)

mengatakan, bahwa:

“Tidak ada kelonggaran bagi minuman beralkohol beredar di Kota Serang. Hal tersebut mengacu pada peraturan daerah (Perda) Kota Serang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat” Ujar Akhmad. Selain itu, lanjut Akhmad, “Jika mengacu pada perda, berapapun kadar alkoholnya itu tidak diperbolehkan. Jadi bagi minuman apapun yang mengandung alkohol itu tidak diperbolehkan.”. (Aria. 27 April 2015, hal. 1. 10 Oktober 2016).

Page 25: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

6

Gambar 1.1

Pelarangan Minuman Beraalkohol di Kota Serang

(Sumber: Radar Banten News)

Gambar di atas menunjukan bahwa minuman beralkohol dilarang beredar di

Kota Serang karena adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang

melarang segala jenis minuman yang mengandung alkohol diatas 0 %. Namun

kenyataanya keberadaan minuman beralkohol di Kota Serang merupakan hal yang

sangat mudah untuk didapatkan, dari warung remang-remang hingga tempat-tempat

hiburan malam seperti karaoke dan club malam (life music), dari minuman

beralkohol kelas ecek-ecek seperti (Ciu, Kolesom dan Kecut) sampai minuman

beralkohol yang bermerk seperti (Guines, Mandson, dan Black Label). Penikmat

dari minuman beralkohol ini berasal dari pelbagai kalangan seperti Buruh

Bangunan, Buruh Pabrik, Pegawai Swasta, Pegawai Negeri bahkan Pelajar,

Page 26: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

7

Mahasiswa sekalipun termasuk di dalamnya (Aminudin, 2010:30). Pada tanggal 04

Oktober 2016, peneliti melakukan observasi awal ke salah satu Tempat Hiburan di

Kota Serang yang diduga menjadi tempat peredaran minuman beralkohol, dan

menemukan pelbagai merk minuman keras yang disajikan. Selain Tempat Hiburan

Malam, Warung-warung Remang di sekitar Terminal Kepandean Kota Serang pun

menjual minuman beralkohol, hal itu diketahui ketika peneliti melakukan observasi

lanjutan pada tanggal 15 Oktober 2016. Terlihat warung yang berjualan bahan-

bahan pokok sepanjang Terminal Kepandean Kota Serang, yang anehnya tidak

hanya barang kebutuhan pokok yang diperjualbelikan, namun minuman beralkohol

juga diperjualbelikan di Warung tersebut. Peneliti selanjutnya mempertanyakan hal

tersebut terhadap salah satu penjual di salah satu warung di Terminal Kepandean

Kota Serang, S Pria berusia sekitar 35 tahun itu mengatakan “berjualan disini aman

kan ada yang ngebackingin lagian udah bayar uang keamanan juga”. (Pembicaraan

pribadi, 15 oktober 2016).

Terdapat Tempat Hiburan di Pasar Rau Kota Serang menyediakan fasilitas

karaoke dan arena bermain biliar yang juga menjual minuman beralkohol untuk para

tamu yang datang. Menurut I (27) minuman yang dijual di tempat tersebut rata-rata

adalah minuman beralkohol yang berkadar diatas 0% yang terdiri dari beberapa

jenis minuman beralkohol seperti (Anker, Cipas, Black Label, Mandson, Marteel

dan lain sebagainya). (Pembicaraan pribadi, 15 oktober 2016). Selain hal-hal yang

dipaparkan di atas Peneliti mendapatkan informasi mengenai maraknya peredaran

minuman beralkohol melalaui media masa seperti:

Page 27: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

8

Dikutip dari (media online) PKS News 21 januari 2015, Sekertaris komisi

DPRD Kota Serang, Iyus Gusmana saat ditemui pewarta di Serang pada rabu (21/1)

mengatakan, bahwa:

“Warga menyayangkan banyak fasum (fasilitas umum) yang digunakan untuk maksiat. Seperti stadion, alun-alun, dan eks Terminal Kepandean yang disalahgunakan menjadi tempat maksiat tempat meinum minuman keras atau prostitusi” Ujar Iyus. Selain itu, lanjut iyus, “beberapa tempat karaoke keluarga mengurus izin sebagai rumah makan, ternyata banyak menjual minuman keras (miras)”. (Andi, Muhamad. Januari 2015, hal 1. 10 Oktober 2016)

Gambar 1.2

Opini Publik Mengenai Perda Pekat

(Sumber: PKS News)

Dari kutipan informasi media di atas, terlihat bahwa Pemerintah Kota Serang

belum menunjukan keseriusannya untuk mengatasi masalah peredaran minuman

beralkohol yang dapat merusak nilai-nilai kemadanian yang telah tertanam sebagai

Page 28: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

9

semboyan dan orientasi hidup Masyarakat Kota Serang. Melihat kondisi yang

sebenarnya, bahwa upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang untuk

memberikan solusi pada persoalan ini belum menyeluruh, mengakibatkan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang semakin menjadi dan mudah untuk

diperjualbelikan di berbagai wilayah Kota Serang. Argumen Peneliti sejalan dengan

peristiwa Penggerebegan gudang miras yang terjadi pada Mei 2016 lalu di

Kampung Unyur, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Gambar 1.3

Berita Penggrebegan Gudang Miras di Kota Serang

(Sumber: Radar Banten News)

Dari informasi gambar di atas menjelaskan bahwa peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang masih terjadi dengan skala yang besar hal ini dibuktikan

dengan adanya gudang minuman beralkohol yang telah beroperasi selama puluhan

Page 29: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

10

tahun dan menyimpan ribuan botol minuman keras dari berbagai jenis. Seperti yang

dikatakan, Kanit I Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda

Banten, Kompol Agus Suherman (26/5) Kepada wartawan:

“Terbongkarnya gudang miras yang sudah berdiri puluhan tahun ini berdasarkan informasi dari masyarakat yang resah dengan peredaran miras sehingga banyak tindakan kriminalitas. Ribuan botol miras berbagai merk kita sita dari gudang yang besar ini, kadar alkoholnya hingga 20 persen %.”. (Aria. 24 Mei 2016, hal. 1. 10 Oktober 2016).

Razia minuman beralkohol yang dilakukan oleh pihak Kepolisian tersebut

merupakan hal yang sangat baik, namun hal itu menunjukan bahwa peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang sangat mengkhawatirkan dan bisa berdampak

buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Kota Serang. dalam razia tersebut pihak

kepolisian menyita ribuan minuman beralkohol dari berbagai merk yang

mempunyai kadar alkohol sebesar 5% sampai 20 %, sementara berdasarkan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang secara jelas melarang

minuman beralkohol diatas 0 %. Berikut data kasus minuman beralkohol di Kota

Serang:

Page 30: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

11

Tabel 1.1

Data Kasus Minuman Beralkohol di Kota Serang Tahun 2016

No

Tahun

Jumlah Kasus

Jumlah Hasil Sitaan (Botol)

1 2012

29

4337

2

2013

33

5683

3 2014

41

4968

4 2015

37

5069

5 2016

43

6150

(Sumber: Reskrimum Polres Serang 2016)

Data tersebut menunjukan bahwa peredaran minumnan beralkohol di Kota

Serang masih terjadi, karena tidak dipungkiri Kota Serang ini sebagai salah satu

kota tujuan distribusi minuman beralkohol dari kota sekitarnya seperti Kota Cilegon

dan Jakarta (Pembicaraan pribadi, 15 Juni 2017), Pemerintah Kota Serang haruslah

berkaca pada fakta tersebut. Pemerintah Kota Serang tidak boleh membiarkan

persoalan ini berlarut-larut, haruslah ada langkah strategis dalam menyelesaikan

persoalan ini. Kalau Pemerintah terus-menerus melakukan tindakan yang tidak

solutif, kekhawatiran Peneliti yakni peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

menjadi semakin masif dikalangan Masyarakat dan pada muaranya akan

berimplikasi buruk pada pelbagai aspek kehidupan Kota Serang.

Page 31: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

12

Pemerintah Kota Serang dalam hal ini sesungguhnya telah membentuk

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat (PEKAT). Dimana dalam Peraturan Daerah

ini, telah diatur sedemikian rupa sehingga pelbagai bentuk tindakan atau kegiatan

yang merangsang tumbuhnya Penyakit Masyarakat dilarang dan tidak diberikan izin

untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan Penyakit Masyarakat. Tetapi apa

yang terjadi pada hari ini di Kota Serang, sungguh jauh dari apa yang diharapkan

dari adanya Peraturan Daerah tersebut, kebijakan Pemerintah tidak dapat

menyembuhkan Penyaki Masyarakat. Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat tidak dapat

berjalan dengan baik dan tidak memberikan solusi yang nyata dalam rangka

memerangi Penyakit Masyarakat di Kota Serang, karena Peraturan Daerah yang

disahkan pada 2010 ini tidak dapat menjadi pegangan yang kuat untuk mengatur

pelbagai hal yang berkenaan dengan pemberantasan Penyakit Masyarakat, salah

satunya ialah peredaran minuman beralkohol. Pemerintah seyogyanya memberikan

obat mujarab/panacea (Ambardhi, 2009:56) lewat pelbagai kebijakannya. Tetapi

dalam hal ini, Pemerintah Kota Serang tidak dapat mewujudkan semangat Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat dengan baik. Pada pasal tujuh (7) Perda Pekat berbunyi :

1. Setiap orang dilarang meminum minuman beralkohol.

2. Setiap orang dan/atau badan usaha dilarang menyimpan, mengedarkan dan/ atau menjual minuman beralkohol golongan A, golongan B dan golongan C.

Page 32: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

13

3. Setiap orang dan/atau badan usaha dilarang menjadikan atau membiarkan tempatnya sebagai tempat dilakukannya perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

4. Setiap orang dilarang menjadi backing bagi tempat dilakukannya perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

5. Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), adalah minuman beralkohol yang mengandung rempah - rempah, jamu dan sejenisnya untuk tujuan kesehatan dan yang berada di hotel berbintang.

6. Minuman untuk tujuan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan oleh Walikota sesuai peraturan perundang–undangan.

Gambar 1.4

Inkosistensi Pasal

(Sumber: Peneliti)

Berangkat dari pasal di atas peneliti menemukan , adanya inkonsistensi dari

bunyi butir ayat pasal tujuh (7) dimana ada pertentangan yang terjadi dalam bunyi

ayatnya dimana pada ayat lima (5) yang berbunyi:

Page 33: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

14

”Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), adalah minuman beralkohol yang mengandung rempah - rempah, jamu dan sejenisnya untuk tujuan kesehatan dan yang berada di hotel berbintang.”

Bunyi dari ayat tersebut telah membatalkan bunyi ayat-ayat pasal tujuh (7)

yang sebelumnya. Pengecualian yang terdapat pada bunyi ayat lima (5) sangat tidak

elok untuk ada pada suatu perda yang seharusnya terdapat konsistensi pada setiap

bunyi pasalnya, hal ini menimbulkan kerancuan pada penafsiran dari bunyi ayat

tersebut. Dimana pada bunyi ayat ini seolah menghalalkan minuman beralkohol

apabila dikonsumsi untuk kesehatan. Muncul pertanyaan dari Peneliti apakah tidak

ada obat lain yang dapat menggantikan minuman beralkohol tersebut sebgai obat

untuk kesehatan?. Kemudian apakah apabila seseorang meminum, minuman

beralkohol di hotel berbintang akan membuat minuman beralkohol tersebut menjadi

halal dan bermanfaat bagi dirinya?. Inkosistensi dari bunyi ayat tersebut menurut

Peneliti dapat menjadi sumber masalah bagi penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat. Selanjutnya dari bunyi ayat enam (6) dapat dikatakan bahwa untuk

menguatkan pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat tersebut, dibutuhkan

suatu instrumen hukum yang digunakan untuk menjalankan Peraturan Daerah

sebagaimana mestinya. Instrumen tersebut ialah Peraturan Walikota (Perwal).

Urgensi dari pembuatan Peraturan Walikota mengenai penyakit masyarakat ialah,

adanya beberapa pasal pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 34: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

15

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang

membutuhkan penegasan supaya Peraturan Daerah tentang Pekat dapat berjalan

dengan optimal. Seperti pada pasal 14 ayat 4 yang menyatakan bahwa, “Tata cara

penutupan dan penyegelan tempat-tempat sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2,

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota”. Pasal ini memeberikan kejelasan,

bahwa Peraturan Daerah Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat belum dapat berdiri sendiri, lantas bagaimana tindakan

pemerintah terkait hal ini?. Dikeluarkannya Peraturan Walikota diyakini menjadi

salah satu solusi untuk menyelesaikan peredaran minuman beralkohol. Tetapi

sampai hari ini belum ada kejelasan mengenai hal tersebut. Hal ini menegaskan

kembali, kalau Pemerintah melalui Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakatnya belum

mampu berperan dalam melindungi dan membentengi Masyarakat Kota Serang dari

pelbagai aktivitas peredaran minuman beralkohol yang memang berkolaborasi

dengan Penyakit Masyarakat lain, seperti Hiburan Malam, Pelacuran, dan Perjudian

serta lain sebagainya. Meskipun penertiban peredaran minuman beralkohol dapat

dilakukan oleh Satpol PP, tetapi telah dijelaskan sebelumnya, pasal yang mengatur

hal tersebut pun belum cukup kuat karena masih membutuhkan Peraturan Walikota

sebagai pegangannya.

Page 35: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

16

Tabel 1.2

Tabel Informasi Media Mengenai Peredaran Minuman Beralkohol di Kota

Serang

Lemahnya Perda Pekat sebagai payung hukum pelarangan peredaran minuman beralkohol

Dampak dari lemahnya Perda Pekat

1

“Banyak PERDA di Kota Serang yang masih “mandul” karena belum memiliki peraturan walikota-nya (perwal). Seperti PERDA No 2 Tahun 2010 tentang PEKAT. Padahal perda tersebut sangat menunjang visi dan misi Kota Serang Madani.” (Sekretaris Komisi I DPRD Kota Serang dalam wawancara dengan pewarta Seputar Banten)

“Polda Banten dan Polres Serang melakukan penggerebekan gudang penyimpanan minuman keras (miras) di tiga titik di Kota Serang. Gudang tersebut diduga digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai merek minuman keras dari dalam dan luar negeri yang berkadar alkohol tinggi yang mencapai lebih dari 20 %.” Penggerbegan tersebut dilakukan Kec. Lontar, Kec Serang dan Kec. Kasemen informasi tersebut didapat atas dasar laporan warga yang resah terhadapat peredaran minuman beralkohol.

2

Kepala Disdagperinkop Kota Serang Akhmad Benbela mengatakan, tidak ada kelonggaran bagi minuman beralkohol beredar di Kota Serang. Hal tersebut mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Serang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

“Jika mengacu pada perda, berapapun kadar minuman beralkohol itu tidak diperbolehkan. Jadi bagi minuman apapun yang mengandung alkohol itu tidak diperbolehkan,” kata Benbela kepada wartawan, melalui telpon seluler, Minggu (26/4/2015) sore.

“Gudang minuman keras (miras) di Desa Kaserangan, Kecamatan Cipocok jaya , Kota Serang digerebeg petugas Satuan Sabhara Polres Serang,”

Senin 22 Juni 2015 dinihari. Dalam penggerebegan itu, petugas Kepolisian mengamankan Jubaedi (45 tahun) Seorang pedagang, yang juga merupakan pemilik gudang. dalam penggerebegan tersebut peetugas meyita puluhan kardus minuman keras dari berbagai merk.

Page 36: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

17

3

Komisi II DPRD Kota Serang mengatakan, penegakkan Peraturan Daeran (Perda) tentang Penyakit Masyarakat (Pekat) harus diperketat, karena kalau tidak, kasus meninggalnya dua ABG (Afifah dan Atifah) akibat miras oplosan bisa terulang.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Serang Ali Surohman mengatakan, penegakkan Perda tentang Pekat perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Pemkot Serang melalui dinas terkait harus bertindak tegas dalam memberantas peredaran miras.

“Kota Serang kan sudah ada Perda Pekat yang mengatur peredaran miras di Kota Serang, jika itu benar-benar ditegakkan dipastikan Kota Serang bebas dari miras. Tidak perlu ada Perda Miras, cukup perketat saja pengawasannya melalui Perda Pekat,” ungkap Ali kepada wartawan via telpon seluler, Minggu (1/2/2015) malam.

“2 Remaja Putri tewas akibat meneggak minuman keras oplosan di Kota Serang” Ricard (32), peracik minuman keras (miras) oplosan yang membuat dua remaja asal Kota Serang, Banten, Apipah dan Atifah, tewas pada Januari 2015, diringkus jajaran Satreskrim Polres Serang. Pelaku yang juga sebagai asisten manajer sebuah hotel ini tidak bisa mengelak dirinya sering pesta bersama para korban termasuk pada Selasa 27 Januari 2015 di ruang ruang karaoke hotel tempatnya bekerja. Bahkan, pelaku yang membeli minuman keras lalu meracik serta menyediakannya kepada para korban. "Sudah tiga kali pesta (miras) sama mereka (korban). Saya yang meraciknya sendiri. Mereka bilang minta minuman yang biasa dipesan, itu juga yang minta pesta Atifah di hotel, dia katanya lagi galau abis diputusin," katanya di Mapolres Serang, Selasa (17/3/2015)

Sumber: (Radar Banten News dan Sindo News) Matriks. 1.1

Dari informasi tabel di atas, menunjukan bahwa adanya Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat, belum dapat menanggulangi permasalahan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang yang seakan tidak ada habisnya. Yang

ditunjukan dengan masih banyak tempat-tempat di Kota Serang yang dijadikan

sebagai gudang penyimpanan minuman beralkohol. Hal ini tentu merupakan

Page 37: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

18

permasalahan bagi Pemerintah Kota Serang selaku pemangku kepentingan,

sehingga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan

solusinya. Agar pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini dapat

berjalan dengan semestinya, yaitu sebagai ujung tombak dalam pemberantasan dan

penindakan peredaran serta permasalahan terkait minuman beralkohol di Kota

Serang. Agar terwujudnya cita-cita Kota Serang menjadi Kota yang madani segera

dapat terwujud. Permasalahan-permasalahn yang telah dijabarkan di atas membuat

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang yang terkait peredaran minuman beralkohol dengan

judul ”Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait

Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten)”

Dalam penelitian ini, Peneliti akan menggunakan critical systems thinking

sebagai paradigma untuk mengupas pelbagai persolan yang berkenaan dengan

penelitian agar mendapatkan resolusi yang menyeluruh dari adanya suatu fenomena

permasalahan dengan melihat tidak hanya dari satu sudut pandang namun secara

multi-lenses. Dapat dijelaskan, bahwa critical systems thinking, menurut Ulrich

Warner dalam Riswanda (2016) merupakan alat analisa yang memiliki ciri khas,

yakni memasukan pelbagai hal yang berkaitan dengan suatu penelitian, dengan kata

Page 38: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

19

lain, jika Peneliti menggunakan cara ini, maka dapat dikatakan Peneliti

menggunakan pelbagai kaca mata dalam melihat satu fenomena yang terjadi,

sehingga hasilnya ialah mendalamnya data dan informasi yang didapat untuk

penelitian.

Dengan menggunakan critical systems thinking dalam penelitian kali ini,

diharapkan mampu memberikan analisa yang tajam terhadap permasalahan di Kota

Serang, yakni tentang permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

yang kian hari semakin meresahkan dan mengganggu pola kehidupan sosial-religius

Masyarakat Kota Serang. Sehingga pada akhirnya, critical systems thinking dapat

mengarahkan Peneliti dalam setiap pencarian resolusi kebijakan yang kongkrit dan

tidak parsial, karena dengan menggunakan critical systems thinking data dan

informasi yang peneliti dapatkan akan akurat dan dapat diuji keabsahannya. Dengan

dilakukannya penelitian ini Peneliti mengharapkan dapat memberikan sumbangsih

nyata terhadap permasalahan yang berkaitan dengan peredaran minuman beralkohol

di Kota Serang, dengan begitu pemerintah dapat menjadikan bahan penelitian

Peneliti, sebagai landasan berfikir untuk menyelesaikan pelbagai hal yang

menyangkut peredaran minuman beralkohol dan pada muaranya Pemerintah dapat

mengeluarkan resolusi kebijakan sebagai langkah responsif terhadap permasalahan

peredaran minuman beralkohol tersebut, demi untuk mewujudkan keamanan dan

kenyamanan kehidupan sosial-religius masyarakat Kota Serang yang memiliki nilai-

nilai dasar yakni masyarakat yang sosial- religius.

Page 39: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

20

Berikut ini, merupakan gambaran singkat tentang bagaimana cara critical

systems thinking bekerja dalam membelah satu persoalan, dengan tulisan yang

pernah dibuat :

Gambar 1.5

Catatan Penelitian

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat Kota Serang semakin berkembang kearah modernitas dan memiliki

masyarakat yang majemuk serta permasalahan yang semakin beragam pula yang

salah satunya adalah mengenai Penyakit Masyarakat (peredaran minuman

beralkohol). Sudah sepatutnya pemerintah Kota Serang terkait hal ini seluruh

aparatur daerah menyediakan payung hukum yang benar-benar memanifestasikan

kultur dan budaya yang telah tertanam kuat dalam sendi-sendi kehidupan

masyarakat Kota Serang yang bernafaskan “kemadanian”.

Page 40: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

21

Dari uraian latar belakang di atas Peneliti mendefinisikan adanya beberapa

permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam hal

ini terkait peredaran minuman beralkohol. Identifikasi masalah penelitian ini

adalah:

1. Peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih terjadi;

2. Peredaran minuman beralkohol terjadi di Tempat Hiburan Malam Life Musik,

Karaoke dan Warung Remang-remang di Kota Serang;

3. Minimnya pengawasan, penindakan dari pihak yang berwajib terhadap

peredaran minuman beralkohol yang terkesan adanya pembiaran terhadap hal

tersebut;

4. Tidak adanya Peraturan Walikota yang mengatur pelaksanaan Perda No 2

Tahun 2010 Tentang Penyakit masyarakat;

5. Adanya Inkosistensi bunyi butir pasal tujuh (7) Pada Perda Perda No 2 Tahun

2010 Tentang Penyakit masyarakat.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini sesuai dengan latarbelakang masalah dan identifikasi

masalah Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Di Kota Serang Terkait Minuman Beralkohol (Studi kasus :

Kota Serang, Provinsi Banten).

Page 41: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

22

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas mengenai Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Kota Serang terkait minuman beralkohol (Studi kasus : Kota Serang,

Provinsi Banten). Maka perumusan masalahnya yaitu:

1. Apakah permasalahan-permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Kota Serang terkait peredaran minuman beralkohol ?.

2. Bagaimanakah resolusi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di

Kota Serang dalam mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol

?.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Kota Serang Terkait

Minuman Beralkohol (Studi kasus : Kota Seran, Provinsi Banten)

1. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan

pada Peraturan daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Penyakit Masyarakat

Kota Serang Terkait Minuman Beralkohol.

Page 42: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

23

2. Untuk mengetahui Bagaimanakah resolusi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang dalam mengatasi permasalahan minuman

beralkohol.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil Penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan akademis bagi perkembangan Ilmu Administrasi Negara umumnya

dan pada kajian Kebijakan Publik khususnya.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah diharapkan mampu

memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu pembuatan

dan pelaksanaan kebijakan publik khususnya serta upaya untuk mengembangkan

Ilmu Administrasi Negara.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul

penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

Page 43: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

24

masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil.

Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada

sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan

intuisi logik. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas,

faktual dan logik.

b. Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul

penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti. Identifikasi

masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti,

observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan

dapat diidentifikasi.

c. Rumusan Masalah

Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan judul

penelitian.

d. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.

e. Manfaat Penelitian

Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis maupun

teoritis.

Page 44: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

25

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel

penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan

untuk merumuskan masalah.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

2.3 Asumsi Dasar Penelitian

Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai hipotesa

kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Metode Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian

b. Instrumen Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya

adalah peneliti itu sendiri.

c. Informan Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber untuk

mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat

Page 45: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

26

diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian,

dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

d. Teknik Pengumpulan Data

Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara

menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data

sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan, wawancara,

dokumentasi dan bahan-bahan visual.

e. Teknik Analisis Data

Sub bab ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan data ke

dalam formula yang sederhana dna mudah dibaca serta mudah diinterpretasi,

maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan kemudahan

interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap

fenomena yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil

penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian. Analisis

data dapat dilakukan melalui pengkodean dan berdasarkan kategorisasi data.

f. Uji Keabsahan Data

Sub bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari objektifitas

dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang objektif berasal dari

unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu bagaimana menginterpretasikan

realitas sosial terhadap fenomena-fenomena yang ada.

Page 46: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

27

g. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tahapan waktu penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah

ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data dan

wawancara narasumber.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas,

sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Pemberian sebuah resolusi terhadap permasalahan yang telah ditemukan

pada saat melakukan penelitian, yang dapat memberikan suatu gambaran

Page 47: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

28

langkah-langkah dan tindakan yang dapat menyelesaikan permasalahan

tersebut.

Page 48: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN

ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah presentasi, klasifikasi dan evaluasi tentang apa yang

telah ditulis oleh peneliti-peneliti lain mengenai suatu subyek tertentu. Meskipun

demikian, tinjauan pustaka bukan hanya sekedar “daftar belanja” tentang apa yang

telah dikemukakan oleh orang lain. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan

penelitian, pernyataan penelitian, dan masalah yang akan dipecahkan. Tanpa

memperhatikan hal-hal tersebut tinjauan pustaka hanya akan merupakan daftar yang

tidak ada gunanya mengenai apa yang telah dikerjakan oleh peneliti lain. Bersama

dengan tujuan penelitian, tinjauan pustaka membentuk garis besar yang disusun

secara hati-hati dan terfokus tentang apa yang telah dikerjakan oleh orang lain

dalam bidang tersebut dan dikemas sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan

dan sebagai pedoman peneliti sendiri untuk dapat mampu melakukan penelitian

yang berjudul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait

Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten).

Page 49: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

30

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan

Secara etimologis, kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy, juga

dapat dijumpai dalam bahasa latin, seperti Inggris, Latin, Yunani, dan Sanskrit. Di

Inggris, “policy” berarti kebijakan yang mengandung makna kompleks dan

beragam. Latin: politea; pemerintah settled course adopted and followed by a

government (suatu cara yang ditetapkan, dibuat, dan dilaksanakan oleh pemerintah,

perseorangan, kelompok, dan sebagainya). Polis dalam bahasa Yunani berarti

negara kota. Pur dalam bahasa Sanskrit berarti kota. Kebijakan atau policy berkaitan

dengan perencanaan, pengambilan dan perumusan keputusan, pelaksanaan

keputusan, dan evaluasi terhadap dampak dari pelaksanaan keputusan tersebut

terhadap orang banyak yang menjadi sasaran kebijakan (kelompok target).

Kebijakan merupakan sebuah alat atau instrumen untuk mengatur penduduk dari

atas ke bawah, dengan cara memberi rewards dan sanction.

Kebijakan (policy) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah

“Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak (tetang perintah, organisasi, dan sebagainya).”

Selanjutnya kebijakan dijelaskan oleh Budiardjo dalam Imron (2002),

mendefiniskan kebijakan (policy) adalah :

Page 50: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

31

“Sekumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pada prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya”

Pengertian kebijakan dijelaskan oleh Jones dalam Abidin (2012:6),

menjelaskan kebijakan sebagai :

“‟Behavioral consistency and repetitiveness‟ associated with efforts in and through government to resolve public problems” (Perilaku yang tetap dan berulang dalam hubungan dengan usaha yang ada di dalam dan melalui pemerintah untuk memecahkan masalah umum). Kebijakan bersifat dinamis yang nanti dalam bagian lain akan dibicarakan secara khususdalam hubungannya dengan sifat dari kebijakan.”

Berbeda dengan Jones, pakar Prancis Lemieux dalam Wahab (2012:15)

menjelaskan bahwa kebijakan merupakan :

“The product of activities aimed at the resolution of public problems in the envirronment by political actors whose relationship are structured. The entire process evolves over time” (Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan unutk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu).”

Kebijakan memang menjadi rana yang amat berbau kekuatan untuk saling

mempengaruhi dan melakukan tekanan para pihak. Sehingga, tak heran jika Carl

Friedrich dalam Indiahono (2009:18) pun mendefinisikan kebijakan sebagai :

“Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan tertentu.”

Page 51: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

32

Dari beberapa definisi kebijakan menurut para ahli diatas, kebijakan dapat

disimpulkan sebagai suatu lingkup kegiatan yang diterapkan oleh pemerintah atau

aktor pejabat pemerintahan yang dilaksanakan maupun tidak dilaksanakan oleh

pemerintah atau kelompok lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Penggunaan istilah “kebijakan” dalam pengertian modern menurut Hogwood

dan Gunn dalam Parsons (2008:15) adalah:

a. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan

c. Sebagai proposal spesifik

d. Sebagai keputusan pemerintah

e. Sebagai otorisasi formal

f. Sebagai sebuah program

g. Sebagai output

h. Sebagai “hasil” (outcome)

i. Sebagai teori atau model

j. Sebagai sebuah proses.

Menurut Heglo dalam Abidin ( 2004:21) menyebutkan bahwa kebijakan adalah

suatu tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa dibuatnya sebuah kebijakan yaitu untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai, kemudian adanya sebuah rencana yang

dijadikan alat untuk mencapai tujuan tersebut, serta program atau cara yang

digunakan untuk tercapainya sebuah tujuan, selanjutnya adanya keputusan

Page 52: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

33

berupa sebuah tindakan yang diambil untuk menentukan tujuan, dan adanya dampak

yang timbul dari suatu program dalam masyarakat.

Menurut Poerwadarminta dalam Wasliman (2015:31) mengatakan bahwa

kebijakan berasal dari kata bijak, yang artinya pandai, mahir, selalu menggunakan

akal budi. Dengan demikian, kebijakan adalah kepandaian atau kemahiran.

Menurut The Lexicon Webster Dictionary dalam Wasliman (2015:32), yang

dimaksud dengan kebijakan adalah:

“....... Policy, n. pl. policies (politia, Gr. Politeia, polity): The principles on wich anymeasure or course of action is based, the line of conduct which the rules of a nation adopt on particular questions especially with regard to foreign countries prudence or wisdom of government or individuals in the management of the affairs, public or privat; general prudence or dexterity of management; sagacity”.

Dengan demikian, kebijakan merupakan prinsip-prinsip yang dijadikan

landasan dari berbagai kegiatan.

Sedangkan menurut Ervin dalam Marzadi (2012:20) menyatakan bahwa

kebijakan adalah cetak biru bagi tindakan (blueprint for action), yang akan

mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang banyak yang terkena dampak

keputusan tersebut.

Secara intrinsik, kebijakan menurut Shore dan Wright dalam Marzadi

(2012:20) adalah instrumen teknis, rasional dan action-oriented untuk

menyelesaikan masalah. Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen

Page 53: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

34

pemerintah. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-

pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian

sumberdaya alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat

banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara.

Jadi, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dasar

rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak oleh

pemerintah, organisasi, dan sebagai pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau

maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam pencapaian sasaran.

2.1.1.2 Pengertian Publik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan Publik sebagai orang

banyak (umum). Sedangkan dalam bahasa Inggris, Publik diserap dari kata Public

artinya milik bangsa, negara atau komunitas dalam jumlah yang besar atau

dipertahankan atau digunakan oleh masyarakat/komunitas secara keseluruhan.

Publik juga berasal dari bahasa latin Publicus yang artinya kedewasaan, dalam

pengertian tentang pelajaran ini adalah membawa ide kepada masyarakat.

Menurut I. Bambang Sugiharto & Agus Rachmat W dalam Kartika

(2012:53), Publik dapat diartikan sebagai :

“Segala hal serentak bukan apapun juga, kekuatan yang paling berbahaya serentak sesuatu yang paling tak bermakna, orang bisa saja bicara atas nama publik, tetapi tetap publik itu bukan sosok nyata siapa pun.”

Page 54: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

35

Menurut Said Zainal Abidin dalam Abidin (2010:7) definisi dari Publik

adalah :

“Pengertian publik dalam rangkaian kata Public Policy, publik memiliki tiga konotasi, yaitu pemerintah, masyarakat, dan umum. Hal ini dapat dilihat dalam dimensi subjek, objek, dan lingkungan dari kebijakan. Dalam dimensi subjek, publik merupakan kebijakan dari pemerintah. Dalam dimensi objek adalah masyarakat, sedangkan dari dimensi lingkungan adalah pelaksana kebijakan.”

Menurut Bilson Simamora dalam Aristo (2005:29) definisi publik adalah:

“Semua pihak yang peduli dengan perusahaan dan pendapatnya dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan.”

Sedangkan menurut Pauline Pudjiastuti dalam Arhata (2011:78) definisi dari

publik dapat diartikan sebagai:

“Orang-orang yang berada diluar keanggotaan, yang juga sangat mungkin tertarik pada isu yang akan dinaikkan.”

Dari beberapa definisi publik menurut para ahli diatas, publik dapat

disimpulkan menjadi masyarakat umum yang menerima atau meminta hasil dari

pejabat atau institusi politis yang dalam kesempatan tertentu menjadi objek

pembangunan dan dapat mempengaruhi pencapaian sasaran pemerintahan.

2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan (policy) publik mempunyai arti yang bermacam-macam menurut

William N. Dunn (1994) mendefinisikan kebijakan publik adalah

“pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah”.

Page 55: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

36

Menurut Carl J Federich (1963) dalam Wicaksono (2006:63),

mendefinisikan kebijakan publik sebagai :

“suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang dapat memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan harus menunjukan apa yang seharusnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah”.

Richard Rose (1969) dalam Wicaksono (2006:63) mendefinisikan kebijakan

publik sebagai

“serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan dari pada sebagai suatu keputusan tersendiri‟.

Selanjutnya karakteristik kebijakan publik yang dijelaskan oleh Easton

dalam Islamy (2004:19) yang menegaskan bahwa

“Kebijakan publik adalah keputusan politik yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Hanya pemerintah yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada masyarakat dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu tersebut dirupakan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai pada masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah termasuk kedalam para penguasa suatu sistem politik yang terlibat dalam masalah sehari-hari yang telah menjadi tanggung jawab atau perannya”.

Menurut Peter Bridgman dan Glyn Davis dalam Islamy (2004:22) adalah

banyaknya definisi kebijakan publik menjadikan kita sulit untuk menentukan secara

tepat sebuah definisi kebijakan publik. Oleh karenanya, untuk memudahkan

pemahaman kita terhadap kebijakan publik, kita dapat meninjaunya dari lima

karakteristik kebijakan publik, yaitu:

Page 56: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

37

1. Memiliki tujuan yang didesain untuk dicapai atau tujuan yang dipahami 2. Melibatkan keputusan beserta dengan kosekuensinya 3. Terstruktur dan tersusun menurut aturan tertentu 4. Pada hakikatnya adalah politis 5. Bersifat dinamis

Selain kelima karakteristik di atas, Bridgman dan Davis mengemukakan pula

bahwa Kebijakan Publik dapat ditinjau dari tiga dimensi yakni (1) as authoritative

choice; (2) as hypotesis; dan (3) as objective dalam Wicaksono (2006:65).

Kebijakan publik adalah jalan mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan.

Jika cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan

Keadilan) dan UUD 1945 (Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

hukum dan tidak semata-mata kekuasaan), kebijakan publik adalah seluruh

prasarana (jalan, jembatan, dan sebagainya) dan sarana (mobil, bahan bakar, dan

sebagainya) untuk mencapai “tempat tujuan” tersebut dalam Nugroho (2012:170-

171).

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

publik adalah serangkaian yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau orientasi pada tujuan tertentu demi

kepentingan seluruh masyarakat.

Page 57: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

38

2.1.2 Critical Systems Thinking

Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian kebijakan yang baik dan dapat

memberikan suatu hasil penelitian yang relevan peneliti menggunakan pendekatan

critical systems thinking. Dimana dengan menggunakan pendekatan tersebut peneliti

akan mellihat suatu permasalahan kebijakan dengan menggunakan berbagai

kacamata dan sudut pandang, untuk dapat memilah fakta-fakta serta nilai-nilai yang

ada pada suatu permasalahan kebijakan dengan menggunakan rangka pikir „critical

heuristics‟. Dan diharapkan pada muaranya peneliti akan dapat menemukan sebuah

resolusi kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah

Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol.

Critical systems thinking dalam Riswanda (2016) didefinisikan:

“Sebagai sebuah proses berdialektika, berdiskusi, serta melakukan refleksi pada pencarian „meanings‟ alternatif diantara kemajemukan, dan sisi lainnya antara asumsi, nilai, dan sudut pandang dalam konteks penelitian kualitatif, mencari keterkitan berbagai aspek dalam sebuah permasalahan kebijakan, sebagai usaha untuk menemukan missing link, dan keterkaitan antar fenomena yang dilupakan yang sebenarnya berpotensi untuk dapat memberikan jawaban dari permasalahan yang terjadi. Dengan sinergi penyajiannya pada pembangunan suatu argument penelitian. Untuk kemudian dijadikan dasar pijakan membangun argument penelitian dan mendesain kerangka teoritis di dalamnya. Rangka pikir tersebut dapat digunakan di semua fase kajian kebijakan-formulasi, implementasi, dan evaluasi.”

Untuk meningkatkan suatu pemahaman dalam melakuakan penelitian

kebijakan, perlu ditunjang dengan kemampuan untuk dapat berfikir secara kritis

Page 58: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

39

demi meningkatkan kualitas penelitian, agar dapat lebih tajam dalam mengupas

pelbagai aspek yang berkaitan dengan penelitian kebijakan. Kemudian berfikir

secara kritis juga dalam hal ini dapat membantu peneliti untuk dapat memberikan

relevansi antara fakta dan nilai yang terkandung dalam suatu penelitian kebijakan,

meneliti keterkaitan antara keduanya sehingga tercipta suatu sinergi yang utuh

antara fakta dan nilai yang ditemukan dengan hasil penelitian yang dilakukan.

Tujuan pendekatan penelitian kebijakan dengan menggunakan critical systems

thinking menurut Riswanda (2016) adalah:

“Kerangka untuk berfikir praktik reflektif berdasarkan filsafat praktis dan berpikir sistem. Tujuannya adalah pertama, untuk meningkatkan „kritis‟ (reflektif) kompetensi tidak hanya terlatih professional dalam pengambilan keputusan, melainkan juga orang-orang biasa. Kedua, praktik reflektif tidak dapat dijamin dengan cara teori saja, tetapi memerlukan dukungan „heuristik‟ dalam bentuk pertanyaan dan argumentasi yang membuat perbedaan dalam praktik. Ketiga, berpikir kritis dapat memberikan kita sebuah titik awal yang berguna untuk memahami persyaratan metodologis pendekatan semacam itu untuk praktik reflekktif.”

Critical systems thinking ini menjelaskan cara berfikir kritis dengan

menggunakan paradigma Boundary Judgement, dimana dengan menggunakan

paradigma tersebut peneliti beranggapan bahwa setiap kebijakan yang dibuat selalu

terkotak-kotak mengikuti kepentingan-kepentingan Aktor kebijakan yang terkait

pada proses formulasi, implementasi, hingga proses evaluasi. Untuk mencari suatu

resolusi permasalahan kebijakan yang terjadi membutuhkan kemampuan berfikir

kritis (critical competence) peneliti merujuk, mengaitkan dan memilah mana fact

Page 59: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

40

(realitas fenomena) dan mana values (norma nilai) menentukan bagaimana nantinya

hasil penelitian dapat menggambarkan relevansi keterhubungan, saling keterkaitan

ataupun sebaliknya diantara kedua hal tersebut (Riswanda, 2016). Hal itu

menggambarkan bahwa dalam suatu penelitian kebijakan setiap fakta serta nilai

yang ada seharusnya dipahami secara utuh dan merupakan suatu kesatuan yang

seharusnya dipahami sebagai systemic triangulation, dimana fact, system dan values

tidak dapat dipahami secara terpisah (Riswanda, 2016). Dengan mengajukan

penjelasan dari suatu permasalahan kebijakan secara akurat, serta mengedapankan

sebuah resolusi kebijakan yang berasal dari pemahaman fakta dan nilai dengan cara

systemic triangulation diharapkan dapat memberikan suatu hasil penelitian

kebijakan yang akurat dan relevan. Berupa sebuah resolusi kebijakan yang

komprehensif yang mencerminkan keberagaman aspek serta sudut pandang yang

dipakai dalam memahami suatu fenomena penelitian. (Riswanda, 2016). Berikut

adalah gambar The eternal triangle (Boundary Judgement):

Page 60: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

41

Gambar 2.1

The Eternal Triangle (Boundary Judgement)

Sumber: Ulrich dalam Riswanda (2016)

Gambar di atas menjelaskan bahwa pemahaman sistem digunakan sebagai

acuan rangka pikir dari sudut pandang seseorang yang membentuk kontruksi dasar

dari kebijakan. Menurut Riswanda (2016) menyatakan bahwa boundary judgments

memberikan pesan pada peneliti bahwa prinsip dasar metodologi penelitian dengan

pendekatan kualitatif merupakan refleksi dari konsep boundary judgments.

Tujuan dari critical systems thinking ini adalah “to give „voice of the

voiceless”. Pemberian „voice‟ kepada para individu atau pihak tertentu dalam

masyarakat yang selama ini terpinggirkan atau tidak mendapatkan tempat dalam

proses pembuatan kebijakan (Riswanda, 2015 dan Riswanda et.al, 2016). Karena

dalam setiap permasalahan kebijakan selalu terdapat aspirasi-aspirasi dari

masyarakat yang terabaikan oleh pemerintah, sehingga dengan menggunakan

critical systems thinking tersebut maka ada tempat untuk menempatkan kebijakan

Boundary Judgments

“SISTEM”

“FAKTA-FAKTA” “NILAI-NILAI”

Observasi Evaluasi

Page 61: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

42

dengan memperhatikan unsur-unsur tertentu yang terkait dengan kebijakan yang

ada, seperti unsur religi, sosial, ekonomi, budaya, maupun keanekaragaman cara

pendang dan berfikir dalam masyarakat saat menyikapi permasalahan sosial tertentu

(Riswanda, 2016). Dalam penelitian dengan mnggunakan pendekatan critical

systems thinking ini peneliti mengedepankan percakapan naratif dan wawancara

mendalam untuk dapat mengetahui arti dari respon individu, terhadap suatu

permasalahan kebijakan dimana respon tersebut bisa memberikan pandangan

kepada Peneliti mengenai penyebab permasalahan kebijakan yang terjadi serta

memberikan gambaran solusi dari emosi, pengalaman hidup, serta pandangan

individu yang mengetahui, terpengaruh dan terlibat dalam kebijakan yang dapat

memberikan pemahaman apa yang sebenarnya terjadi (fakta) di lapangan, kemudian

memberikan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi

permasalahan kebijakan tersebut dengan memakai kacamata persepsi. Dalam

Riswanda (2016) menyatakan:

“Melalui „narrative dialogue‟ atau „percakapan naratif‟ dapat menunjukkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan bercampur dan berbaur yang dapat memperlihatkan asumsi dari suara individu yang terpinggirkan yang dapat membentuk konstruksi sebuah kebijakan. Kutipan percakapan tersebut merupakan refleksi kritis untuk menemukan akar masalah kebijakan melalui nilai-nilai, dan emosi pengalaman hidup secara kompleks. Sehingga penelitian kualitatif dapat diperkaya dengan nuansa atau atmosfir dari percakapan naratif dengan narasumber dengan menggunakan „kacamata persepsi‟ atau dari sudut pandang narasumber yang mewakili suara individu.“

Page 62: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

43

Berikut adalah rangka penelitian untuk memetakan siapa yang terlibat dalam

pengambilan keputusan, dan siapa yang terkena dampak akhir dari produk

keputusan kebijakan.

Tabel 2.1

Table of Boundary Categories

Batas Kategori Batas Persoalan

1. Pemilik Kepentingan 2. Tujuan Sumber motivasi 3. Ukuran perbaikan Sistem referensi (sistem perhatian) 4. Pembuat keputusan yang menentukan 5. Sumber penghasilan Sumber kekuasaan Yang terlibat pengamatan (* fakta *) 6. Keputusan lingkungan dan evaluasi (* nilai *) dianggap relevan ketika 7. Tenaga ahli datang untuk menilai 8. Keahlian Sumber pengetahuan manfaat atau cacat dari 9. Jaminan proposisi

10. Saksi 11. Pembebasan Sumber pengesahan Yang terpengaruh 12. Pandangan dunia

Sumber:... W. Ulrich dalam Riswanda (2016)

Penjelasan tabel di atas yaitu bahwa ada empat dimensi yang menjadi fokus

dalam kajian kebijakan publik. Dimensi tersebut adalah sumber motivasi, sumber

kekuatan, sumber pengetahuan, dan sumber pengesahan. Keempat dimensi ini

membentuk „policy circle‟ yaitu lini garis lingkaran dari kebijakan publik yang

terdiri dari formulasi, analisis, implementasi, dan evaluasi yang saling berhubungan

(Riswanda, 2016). Dari sanalah kita dapat melihat perbedaan nilai dari sudut

pandang pemerintah dan non pemerintah, sehingga dapat memaparkan realita yang

Page 63: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

44

terjadi dari adanya suatu kebijakan, seperti siapa yang terlibat, siapa yang terkena

dampak, idealnya seperti apa, hasilnya bagaimana, dan apa tujuan yang hendak

dicapai dari kebijakan tersebut.

Untuk mengupas suatu permasalahan kebijakan dengan menggunakan

critical systems thinking peneliti menggunakan critically boundary questions yang

menyediakan dua belas panduan pertanyaan kritis yang dapat dijadikan sebagai

pedoman bagi peneliti kebijakan dalam melakukan pendalaman pada penelitian.

Dengan melibatkan kedua selektivitas empiris dan normatif yaitu apa yang

sebetulnya (fakta aktual di lapangan) dengan apa yang seharusnya terjadi pada

tataran ideal (Riswanda, 2016).

Tabel 2.2

Panduan Pertanyaan Kritis

No. Sebetulnya

(temuan fakta actual di lapangan)

Seharusnya

(pada tataran ideal)

1. Siapa atau pihak mana yang secara factual menjadi pemangku kepentingan pada sebuah permasalahan kebijakan?; Pihak mana, dalam lingkup permasalahan tersebut, yang suara kepentingannya mewakili atau terwakili oleh kelompok tertentu dalam masyarakat, termasuk didalamnya memuat nilai-nilai, tujuan, dan keinginan per individu maupun golongan?; Kepentingan pihak mana yang sebetulnya terlayani/ terfasilitasi/ terwakili/ tercermin

Siapa atau pihak mana yang seharusnya menjadi pemangku kepentingan dari kebijakan untuk di formulasi-kan atau dikaji ulang?; Siapa atau pihak mana yang seharusnya secara factual menjadi pemangku kepentingan pada sebuah permasalahan kebijakan?; Pihak mana dalam lingkup permasalahan tersebut yang suara kepentingannya mewakili atau terwakili.

Page 64: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

45

dalam sebuah produk kebijakan? baik berupa UU, PP, Perda, dan seterusnya. Pihak mana di masyarakat, dalam lingku kelompok target kebijakan yang mungkin tidak merasakan manfaat dari keputusan/ produk kebijakan tersebut, namun menanggung dampak eksekusi ataupun memiliki potensi untuk menanggung akses dampaknya.

2. Apa sebetulnya tujuan dari rancangan kebijakan terkait permasalahan publik di mana kebijaan tersebut berpijak? Hal ini ditinjau dari konsekuensi factual dikeluarkannya kebijakan tersebut, bukan hanya dari pernyataan tertulis-strategis suatu kebijakan publik.

Apa yang seharusnya menjadi tujuan dari keebijakan dengan kata lain apa yang seharusnya menjadi capaian tujuan kebijakan untuk menjangkau kepentingan semua pemangku kepentingan?

3. Berdasarkan konsekuensi rancangan kebijakan di atas, apa sebetulnya yang menjadi tolak ukur keberhasilan kebijakan?

Apa yang seharusnya menjadi tolak ukur keberhasilan kebijakan?

4.

Siapa atau pihak mana secara faktual menjadi pembuat kebijakan dan penentu perubahan ukuran keberhasilan kebijakan?

Siapa atau pihak mana seharusnya menjadi pembuat kebijakan? Pihak mana yang seharusnya memiliki power perubahan tolak ukur perbaikan kebijakan?

5. Apa sebetulnya yang menjadi (pra) kondisi suksesnya formulasi dan implementasi kebijakan? Apakah (pra) kondisi ini sepenuhnya dikontrol oleh pembuat kebijakan?

Seharusnya seberapa besar kontrol pembuat kebijakan terhadap sumberdayaa dan (penanganan) keterbatasan-keterbatasan penyediannya?

6. Kondisi apa saja yang secara factual berada di luar kontrol pembuat kebijakan? Impikasi apa yang sebetulnya terjadi paada masalah kebijakan saat pembuat kebijakan tidak memiliki kontrol pada kondisi tertentu dalam lingkup permasalahan kebijakan?

Sumberdaya dan kondisi apa saja yang seharusnya menjadi bagian dari pengaturan (pelaksanaan kebijakan?

Page 65: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

46

7. Siapa atau pihak mana saja yang sebetulnya dilibatkan sebagai formulator kebijakan, terkait permasalahan publik sebagai target solusi kebijakan tersebut?

Siapa atau pihak mana saja yang seharusnya dilibatkan sebagai formulator dalam sistem pembuatan kebijakan?

8. Siapa atau pihak mana yang dilibatkan sebagai “pakar” jenis kepakaran seperti apa dan peran apa yang diberikan pada para “pakar” tersebut terkait konteks pembuatan keputusan kebijakan dan fokus permasalahan publik berjalan?

Jenis kepakaran seperti apa yang seharusnya dilibatkan dalam formulasi kebijakan? Siapa atau pihak mana saja seharusnya yang terlibat sebagai “pakar” dan pada aspek mana saja kepakaran mereka diletakkan dalam proses pembuatan keputusan kebijakan?

9. Di mana dan bagaimana sebetulnya pihak yang dilibatkan dalam sistem mendapatkan jaminan keberhasilan perencanaan kebijakan. Hal ini dapat ditinjau dari kompetensi teoritis “pakar” yang terlibat, kesepakatan para “pakar” tersebut dala validitas data empiris yang digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan, dukugan politik keterwakilan kelompok kepentingan terpaut isu kebijakan. Selanjutnya, tinjuauan penelitian dapat melihat seberapa jauh kontribusi kepakaran tersebut memberikan jaminan suksesnya pelaksanaan kebijakan?

Siapa atau pihak mana yang seharusnya dilibatkan sebagai penjamin mutu formulasi kebijakan, di mana formulator nantinya dapat mencari tolak ukur kesuksesan dan perbaikan kebijakan pada tataran implementasi?

10. Siapa atau pihak mana diantaranya mereka yang terlibat mewakili suara those affected? Siapa saja kemudian diantara pihak terkena dampak yang justru tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan kebijakan?

Siapa atau pihak mana diantara those affected, yang seharusnya dilibatkan karena mewakili kemungkinan terkena dampak dari rancangan atau hasil keputusan kebijakan?

11. Apakah the affected diberikan kesempatan untuk menyuarakan dan menentukan kepentingan mereka sendiri, terlepas dari pendapat para “pakar” menyangkut solusi kebijakan berjalan? Apakah arti

Seberapa jauh dan dengan cara apa seharusnya the affected diberikan kesempatan untuk lepas dari lingkup pengaruh the involved dalam pengambilan keputusan san eksekusi kebijakan?

Page 66: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

47

kualitas hidup bagi mereka? Apakah the affected pada kenyataannya hanya menjadi “alat” pencapaian tujuan dari pihak di luar lingkaran solusi keputusan kebijakan?

12. Apakah sebetulnya world view terpaut isu kebijakan publik yang dihadapi? Apakah pandangan ini merupakan atau menjadi lensa pandang (sebagian dari) the involved dan (sebagian dari) the affected?

Pijakan world view apa yang seharusnya menjadi nilai tumpuan sistem pembuatan kebijakan? Nilai tumpuan ini, pada tatanan ideal, mewakili nilai-nilai yang dimiliki oleh the involved dan the affected?

Sumber: Diterjemahkan, diadapsi dan dimodifikasi dari Midgley, G. (2000) Systemic Intervention: Philosophy, Methodology and Practice. New York: Kluwer Academic, hal. 141, dalam Riswanda. 2016. Metode Penelitian Kebijakan.

Ilustrasi di atas menggambarkaan pendalaman masalah kebijakan multi-

layered dan multi dimensi melalui explorasi sudut pandang multi-lenses. Artinya

pendalaman akar masalah kebijakan pada Peraturan Daerah Kota Serang No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait minuman beralkohol dilakukan berbasis pencarian solusi

kebijakan berpijak pada prinsip socially just, mengedepankan critical system

thinking and practice Ulrich dalam Riswanda (2016). Dengan menggunakan

pendekatan critical systems thinking, peneliti berharap dapat mennemukan akar

permasalahan serta resolusi kebijakan yang dapat diberikan untuk menaggulangi

permasalahan pada Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

minuman beralkohol guna terciptanya Kota Serang yang terbebas dari permasalahan

terkait minuman beralkohol.

Page 67: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

48

2.1.3 Pengertian Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol merupakan minuman yang mengandung kandungan

yang berbahaya untuk tubuh manusia. Menurut Aminudin (2010:8) Minuman

Beralkohol adalah:

“Minuman yang mengandung etanol dihasilkan dari penyulingan yang diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah-buahan atau sayur-sayuran, mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menimbulkan dampak negatif, bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan Gangguan Mental Organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku.”

Minuman beralkohol merupakan minuman yang dilarang oleh agama karena

memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh karena mengandung etanol, yang

diantaranya dapat menimbulkan ketergantungan yang dapat menimbulkan pelbagai

penyakit untuk tubuh juga dapat menimmbulkan permasalahan sosial bagi individu

yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut maupun bagi masyarakat. Seperti

yang dikutip dari Aminudin (2010:10)

“Minuman yang mengandung Etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang apabila dikonsumsi menyebabkan penurunan kesadaran. Adapun dampak negatif dari minuman beralkohol dari segi kesehatan yaitu gangguan fisik, gangguan jiwa, gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani.”

A. Golongan Minuaman Beralkohol

Adapun golongan minuman yang mengandung alkohol yang

dikelompokkan dalam golongan menurut kadarnya dalam Aminudin (2010) sebagai

berikut:

Page 68: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

49

a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen);

b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etilalkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen);

c. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen).

Menurut Aminudin (2010) Dampak negatif dari minuman beralkohol dari segi kesehatan antara lain sebagai berikut:

1. Gangguan Fisik: dapat menimbulkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot saraf, mengganggu metabolisme tubuh, impoten serta gangguan seks lainnya;

2. Gangguan Jiwa: dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu;

3. Gangguan Kamtibmas: perasaan seseorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma dan sikap moral serta dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal;

4. Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital tubuh: otak, jantung, ginjal, sumsum tulang belakang, menghambat pembentukan trombosit, anemia dan leukimia, hati, dan paru-paru serta menjauhkan diri dari Tuhan Yang Maha Esa.

B Adapun Jenis-Jenis Minuman Beralkohol Menurut Merk dan Golongan

1. Minuman Beralkohol golongan A

a. Shandy b. Bir/Beer c. Ale/Ciu d. Hitam/stout e. Low Alcohol Wine f. Minuman Beralkohol Berkarbonasi g. Minuman Ringan Beralkohol h. Anggur/Kolesom

Page 69: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

50

2. Minuman Beralkohol Golongan B

a. Anggur/ Wine a. Minuman Fermentasi Pancar/Sparking Wine/Champagne b. Carbonated Wine c. Koktail Anggur/Quinie Tonic Wine d. Honey Wine e. Malt Wine f. Meat Wine/Beef Wine

3. Minuman Beralkohol Golongan C

a. Brendi b. Rum c. Gin d. Vodka e. Cordial f. Tequila g. Aperitif h. Geneva i. Arak

2.2 Gambaran Singkat Aturan Peredaran Minuman Beralkohol di Australia

AustraIia kita anggap sebagai salah satu negara barat yang memiliki paham

kebebasan, namun pada kenyataanya di Australia memilliki sejumlah peraturan

yang ketat khusunya aturan yang menyangkut peredaran minuman beralkohol yang

memiliki sejumlah poin aturan yaitu Zonasi dan Lisensi Penjualan Minuman

Beralkohol, Test Kadar Alkohol Untuk Pengemudi (Bertylezer Test), Batasan Umur

Minum, dan ID Night Club. Dalam hal ini Indonesia perlu belajar dari negara lain

soal pembatasan minuman beralkohol. Salah satunya adalah Australia yang sempat

memberlakukan politik total banning atau melarang total peredaran minuman

beralkohol. Politik total banning yang pernah diterapkan di Australia tersebut gagal

Page 70: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

51

total dalam mengurangi peredaran dan konsumsi minuman beralkohol di Australia.

Dan pada akhirnya Pemerintah Australia mengeluarkan sebuah aturan baru untuk

memberikan pembatasan terhadap konsumsi dan peredaran minuman beralkohol di

Negaranya. Hal tersebut kini tengah terjadi di Indonesia setiap Peraturan Daerah di

Indonesia khususnya di Kota Serang menerapkan aturan total banning yaitu

melarang secara penuh peredaran minuman beralakohol di wilayahnya, yang

diharapkan akan menghilangkan segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan

minuman beralkohol. Namun pada kenyataanya aturan-aturan tersebut ternyata

belum mampu untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol yang

terjadi di Kota Serang, dalam hal ini Peneliti akan mencoba menjelaskan secara

singkat aturan-aturan tentang minuman beralkohol di Australia yang bisa

memberikan pelajaran terhadap Pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah Kota

Serang tentang bagaimana peraturan-peraturan yang mungkin bisa diterapkan di

Indonesia (Kota Serang), berikut sebagai sebuah gambaran singkat bagaimana

peraturan minuman beralkohol yang diterapkan di Australia:

2.2.1. Zonasi dan Lisensi Penjualan Minuman Beralkohol

Tidak semua tempat di Australia menjual minuman beralkohol hanya

supermarket atau mini market yang mempunyai lisensi dari Pemerintah Australia

yang bisa menyediakan minuman beralkohol. Minuman ini hanya bisa didapatkan di

toko-toko minuman khusus yang telah mengantongi izin berjualan. Di Australia

toko-toko ini dikenal dengan istilah bottle shops. Dan di toko tersebut tidak akan

Page 71: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

52

melayani konsumen yang umurnya masih di bawah 18 tahun dan hal tersebut

dibuktikan dengan menunjukan tanda pengenal dan di tahun 2011, aturan ini

diperketat. Hanya identitas dengan foto yang dianggap sah untuk membuktikan usia,

seperti SIM, KTP, atau paspor.

Gambar 2.3

Toko yang Secara Khusus Menjual Minuman Beralkohol

Sumber: NWS Government

Gambar di atas menunjukan salah satu toko yang secara khusus menjual

minuman beralkohol dan toko tersebut diharuskan mengantongi lisensi dari

Pemerintah untuk menjual minuman beralkkohol. Aturan zonasi penjulan minuman

beralkohol ini mewajibkan penjualan minuman beralkohol tersebut mempunyai

tempat yang terpisah dari barang lain yang dijual di toko atau super market yang

memiliki lisensi, biasanya minuman beralkohol akan dipajang dilantai atau di

Page 72: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

53

daerah khusus dalam penjualannya. Ada beberapa jenis lisensi penjualan minuman

beralkohol di Australia yaitu:

Lisensi minuman keras kemasan, yang mengizinkan penjualan minuman keras

kepada pelanggan untuk diambil dari toko minuman keras dan supermarket

eceran.

Lisensi umum, yang mengizinkan penjualan minuman keras kepada

pelanggan untuk minum di tempat itu, dan untuk mengambilnya. Ini

digunakan oleh pub, hotel dan bar.

Izin BYO, yang memungkinkan pelanggan membawa minuman keras mereka

sendiri dan meminumnya di tempat. Ini diperoleh oleh restoran dan klub yang

tidak berniat untuk memegang lisensi minuman keras.

Lisensi khusus lainnya adalah: lisensi klub penuh, lisensi klub terbatas yang

dapat diperbaharui, lisensi terbatas sementara, lisensi terbatas yang dapat

diperbaharui, lisensi klub terbatas, lisensi pra-ritel (untuk pedagang besar,

produsen, bir dan importir minuman keras), dan lisensi vigneron.

4.2.2. Test kadar alkohol Untuk Pengemudi (Breathalyzer Test)

Mereka yang berkendara dilarang keras mengemudikan kendaraannya dalam

pengaruh alcohol. Tidak hanya akan dikenai denda, tetapi mereka pun bisa terancam

kehilangan izin mengemudi dengan pengurangan poin. Tak jarang juga polisi

melakukan tes alkohol lewat nafas di jalan-jalan raya secara acak untuk menemukan

Page 73: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

54

pengemudi yang melanggar. Di kantor polisi, operator analisis napas yang

berwenang meminta pengemudi untuk menyediakan sampel nafas lebih lanjut untuk

analisis dengan instrumen analisis nafas (Breathalyzer Test) . Instrumen ini diakui

oleh pengadilan karena memberikan pembacaan yang akurat dan benar. Jika analisis

sampel menunjukkan orang tersebut berada pada atau di atas batas, dia dapat

ditangkap atau dipanggil untuk hadir di pengadilan.

Gambar 2.4

Pemerikasaan Kadar Alkohol

Sumber: The Teleghrap

Pelanggaran untuk mengemudikan kendaraan dalam pengaruh

minumanberalkohol sangat bervariasi tergantung tingkat konsentrasi alkohol yang

tercatat dan batas konsentrasi yang berlaku untuk pengemudi. Pelanggaran pertama

dapat menyebabkan denda sampai $ 2250, sembilan bulan penjara, atau keduanya.

Pelaku pertama kali mungkin juga memiliki SIM mereka yang didiskualifikasi

Page 74: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

55

hingga tiga tahun. Pengemudi yang berulang kali melakukan pelanggaran,

menghadapi denda hingga $ 3000, 12 bulan penjara, atau keduanya. Pelaku juga

bisa kehilangan SIMnya yang terkena diskualifikasi hingga lima tahun. Polisi juga

dapat mengenakan Pemberitahuan Penangguhan Segera, yang menunda surat izin

mengemudi hingga 90 hari.

2.2.3. Batasan Umur Minum

Di semua negara bagian di Australia, alkohol hanya boleh dikonsumsi bagi

mereka yang telah berusia di atas 18 tahun. Anak-anak muda yang hendak membeli

alkohol pun diwajibkan untuk memperlihatkan kartu identitas untuk membuktikan

bahwa mereka sudah berusia setidaknya 18 tahun. Jika mereka yang belum berusia

18 tahun ketahuan mengkonsumsi alkohol maka akan mendapatkan sejumlah

hukuman, mulai dari denda senilai $73.80 atau sekitar Rp 740.000 hingga diproses

di pengadilan dengan denda mencapai lebih dari $700 atau Rp 7 juta. Jenis

hukuman ini sepenuhnya kewenangannya ada pada polisi. Mereka pun akan menyita

alkohol dari mereka di bawah umur yang tertangkap basah mengkonsumsi alkohol.

Page 75: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

56

Gambar 2.5

Batasan Umur Minum Alkohol

Sumber: Queensland Government

Tidak hanya konsumen yang membeli minuman beralkohol yang

mendapatkan hukuman dari Polisi akan tetapi pihak atau toko yang menjual

minuman beralkohol kepada konsumen yang berumur di bawah 18 tahun tersebut

juga akan mendapatkan hukuman yang berat yaitu pemberhentian sementara lisensi,

dan denda maksimal hingga $ 63.075.

2.2.4. Kawasan Bebas Alkohol

Meski konnsumsi alkohol diperbolehkan bagi mereka yang telah dianggap

cukup umur, konsumsi alcohol namun banyak dilarang di sejumlah tempat umum.

Sebagian besar tempat umum adalah area yang dilarang untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol:

Page 76: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

57

1. Jalan setapak, jalan, taman, pantai;

2. Pusat perbelanjaan;

3. Restoran, kafe dan area makan yang tidak berlisensi (tempat-tempat yang

tidak menjual alkohol);

4. Pusat komunitas, aula dan gereja;

5. Teater, perpustakaan dan galeri;

6. Angkutan umum (bis, kereta api, trem, pesawat terbang, taksi, feri);

7. Gym dan fasilitas olah raga;

8. Rumah sakit.

Jika Anda berusia di bawah 18 tahun, Anda dapat minum alkohol di tempat

umum jika:

1. Anda dengan orang dewasa yang bertanggung jawab (seperti orang tua atau

wali Anda) dan Anda bertanggung jawab untuk diawasi; atau

2. Anda memiliki alkohol sebagai bagian dari pekerjaan atau pelatihan Anda.

Page 77: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

58

Gambar 2.6

Larangan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol di Tempat Umum

Sumber: The Teleghrap

Jika seseorang berusia di bawah 18 tahun dan tertangkap sedang minum

alkohol di tempat umum tanpa pengawasan orang dewasa, mungkin Anda akan

diberi peringatan, memperingatkan, atau polisi dapat memberi Anda denda sebesar

$ 365 di tempat. Atau Hal tersebut dapat diselesaikan lewat pengadilan dan

diputuskan oleh pengadilan.

2.2.5. ID Night Club

Jika seseorang membeli alkohol, atau memasuki bagian dari pub, klub atau

bar yang dibatasi untuk orang dewasa, dan terlihat seperti seseorang tersebut berusia

di bawah 18 tahun, staf dapat meminta Anda untuk memberikan bukti usia.

Sebagian besar tempat akan selalu bertanya apakah Anda terlihat lebih muda dari

Page 78: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

59

25. Jika tidak memiliki ID, seseorang dapat ditolak masuk ke suatu tempat atau

tidak akan diizinkan untuk membeli alkohol karena tempat tersebut dan orang yang

memungkinkan Anda dapat didenda berat jika Anda berusia di bawah 18 tahun.

Gambar 2.7

Pemeriksaan Identitas Oleh Petugas Klub Malam

Sumber: Victorya Government

Identitas untuk membuktikan usia sudah 18 tahun pun wajib ditunjukkan saat

akan masuk ke dalam pub, bar, atau diskotik. Mereka yang tidak bisa membuktikan

usianya, akan ditolak masuk ke tempat-tempat tersebut. Denda bagi mereka yang

berada di bawah umur masuk ke tempat-tempat ini bisa mencapai lebih dari $200

atau Rp 2 juta. Pencatatan tanda pengenal ini juga berguna dalam mengungkap

pelanggaran yang terjadi yang diakibatkan penyalahgunaan konsumsi minuman

beralkohol karena semua yang hadir dan mengkonsumsi minuman beralkohol

datanya sudah tercatat melalui mesin scanner tersebut.

Page 79: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

60

2.3 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian, maka dalam

hal ini peneliti mencari beberapa penelitian yang telah dilakukan melalui jurnal

penelitian yang membahas tentang Lembaga Pemasyarakatan. Berikut adalah jurnal

penelitian terdahulu, antara lain sebagai berikut:

Pertama, penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2016 oleh Ananda

Khumairoh, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Lampung

terkait Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung Tentang

Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan Dan Penjualan Minuman

Beralkohol Di Minimarket. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui

bagaimana Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung Tentang

Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan Dan Penjualan Minuman

Beralkohol Di Minimarket, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi

oleh pada Pelaksanaan kebijakan tersebut dengan menggunakan pendekatan

masalah Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris. Metode penelitian yang digunakan

adalah pendekatan kualitatif (Khumairoh, 2016). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dilakukan dengan dua

tahapan yaitu pengawasan khusus dan pengawasan berkala. Pengendalian yang

dilakukan yaitu meliputi pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan

oleh dinas terkait. Dalam melaksanakan fungsinya Dinas Perdagangan, mengalami

hambatan yaitu dari pengawasan tidak dilakukan secara berkala terhadap suatu

Page 80: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

61

minimarket, kurang terealisasinya koordinasi antar intansi, kurang dilakukannya

pertemuan antar intansi, kurang terfokus pemeriksaan kepada toko pengecer,

kurangnya kesadaran masyarakat dalam memberikan informasi dan adanya

perbuatan suap (Khumairoh, 2016).

Kedua, penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2012 oleh Oki

Satrio Ariefanto, Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Fisisp Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa terkait Implementasi Peraturan Daerah No 5 Tahun 2001

Tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian, Penyalahgunaan

Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya Di Kota Cilegon (Studi Kasus:

Peredaran Minuman Keras). Tujuan adanya penelitian tersebut yaitu untuk

mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan Daerah No 5 Tahun 2001 Tentang

Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika,

Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya Di Kota Cilegon (Studi Kasus: Peredaran

Minuman Keras), serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pada

Pelaksanaan kebijakan tersebut dengan menggunakan pendekatan Implementasi

Kebijakan dari Marilee S Grindle, yaitu yang terdiri dari Content of Policy dan

Context Of Policy. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif

(Ariefanto, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Peraturan

Daerah No 5 Tahun 2001 Tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras,

Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya Di

Kota Cilegon (Studi Kasus: Peredaran Minuman Keras) belum optimal. Hal tersebut

Page 81: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

62

dikarenakan kurangnya pengawasan dari pihak terkait terhadap peredaran minuman

keras da nada pihak yang mengambil keuntungan dari adanya Peraturan Daerah

tersebut. Untuk meningkatkan optimalisasi, perlu adanya Peraturan Daerah baru

tentang minuman keras dan perekrutan anggota pelaksana berlandaskan Fit and

Proper Test (Ariefanto, 2012).

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu model yang secara konseptual tentang teori

yang berhubungan dengan faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah yang

terjadi. Kerangka berpikir ini digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan

terkait permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih terjadi;

2. Peredaran minuman beralkohol terjadi di tempat hiburan life musik, karaoke

dan warung remang-remang di Kota Serang;

3. Minimnya pengawasan, penindakan dari pihak yang berwajib terhadap

peredaran minuman beralkohol yang terkesan adanya pembiaran terhadap

hal tersebut;

4. Tidak adanya Perwal yang mengatur pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2010

Tentang Penyakit Masyarakat;

Page 82: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

63

5. Adanya Inkosistensi bunyi butir pasal tujuh (7) Pada Perda Perda No 2

Tahun 2010 Tentang Penyakit masyarakat;

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, maka peneliti mengkajinya

melalui critical systems thinking yang dirumuskan oleh Ulrich dalam Riswanda

(2016). Teori tersebut merupakan sebuah paradigma yang dianggap relevan untuk

dapat diterapkan dalam penelitian kebijakan publik dan dapat digunakan sesuai

dengan situasi dan kondisi di mana penelitian dilakukan. Teori tersebut merupakan

sebuah paradigma berpikir dengan melihat masalah dari sudut pandang yang

variatif.

Tabel 2.3

Table of Boundary Categories

Batas Kategori Batas Persoalan

1. Pemilik Kepentingan 2. Tujuan Sumber motivasi 3. Ukuran perbaikan Sistem referensi (sistem perhatian) 4. Pembuat keputusan yang menentukan 5. Sumber penghasilan Sumber kekuasaan Yang terlibat pengamatan (* fakta *) 6. Keputusan lingkungan dan evaluasi (* nilai *) dianggap relevan ketika 7. Tenaga ahli datang untuk menilai 8. Keahlian Sumber pengetahuan manfaat atau cacat dari 9. Jaminan proposisi

10. Saksi 11. Pembebasan Sumber pengesahan Yang terpengaruh 12. Pandangan dunia

Sumber: W. Ulrich dalam Riswanda (2016)

Page 83: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

64

Penjelasan tabel di atas yaitu bahwa ada empat dimensi yang menjadi fokus

dalam kajian kebijakan publik. Dimensi tersebut adalah sumber motivasi, sumber

kekuatan, sumber pengetahuan, dan sumber pengesahan. Keempat dimensi ini

membentuk „policy circle‟ yaitu lini garis lingkaran dari kebijakan publik yang

terdiri dari formulasi, analisis, implementasi, dan evaluasi yang saling berhubungan

(Riswanda, 2016). Dari sanalah kita dapat melihat perbedaan nilai dari sudut

pandang pemerintah dan non pemerintah, sehingga dapat memaparkan realita yang

terjadi dari adanya suatu kebijakan, seperti siapa yang terlibat, siapa yang terkena

dampak, idealnya seperti apa, hasilnya, dan tujuannya. Sehingga dengan

menggunakan critical systems thinking tersebut, maka peneliti mengharapkan akan

dapat memahami permasalahan dan menemukan resolusi kebijakan dari penelitian

yang berjudul Critical Policy Analisis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait

Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten), agar

Tercapainya Kota Serang menjadi Kota Madani dan islami yang bersih dari

penyakit masyarakat (minuman beralkohol). Berikut adalah kerangka berpikir yang

digunakan oleh peneliti untuk mengupas pelbagai permasalahan, fakta dan nilai

yang ada pada penelitian Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam hal ini terkait

peredaran Minuman Beralkohol.

Page 84: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

65

Gambar 2.8

Kerangka Berpikir

Boundary Judgments

System (Sistem)

Facts (Fakta) Values (Nilai)

Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

Hasil yang diharapkan (Output)

1. Untuk mencegah, memberantas, dan menanggulangi segala bentuk penyakit masyarakat di Kota Serang (Minuman Beralkohol) di Kota Serang .

2. Tercapainya Kota Serang menjadi Kota Madani dan islami yang bersih dari penyakit masyarakat (Minuman Beralkohol).

Identifikasi Masalah:

1. Peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih terjadi

2. Peredaran minuman beralkohol terjadi di tempat hiburan life musik, karaoke dan warung remang-remang di Kota Serang.

3. Minimnya pengawasan, penindakan dari pihak yang berwajib terhadap peredaran minuman beralkohol yang terkesan adanya pembiaran terhadap hal tersebut.

4. Tidak adanya Perwal yang mengatur pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Penyakit masyarakat

5. Adanya Inkosistensi bunyi ayat pada pasal tujuh (7) Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Penyakit masyarakat

Boundary Categories Ulrich

(Riswanda, 2016)

a. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)

b. Purpose (Tujuan)

c. Measure of improvement (Ukuran Perbaikan)

d. Decision-maker (Pembuat Keputusan)

e. Resources (Sumber Daya)

f. Decision environment (Keputusan Lingkungan)

g. Professional (Tenaga Ahli),

h. Expertise (Keahlian)

i. Guarantee (Jaminan)

j. Witness (Saksi) k. Emancipation (Emansipasi)

l. World view (Pandangan dunia)

Page 85: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

66

2.5 Asumsi Dasar

Asumsi adalah dugaan atau anggapan sementara peneliti yang berkaitan

dengan penelitian yang ditelitinya. Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas, maka

peneliti berasumsi bahwa Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan Dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang belum

optimal sebagai payung hukum untuk menanggulangi permasalahan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang khususnya terkait peredaran minuman beralkohol.

Page 86: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

67

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang baik harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, agar

apa yang menjadi hasilnya merupakan hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ada

tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan

berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang

sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu

digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau

pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang telah ada. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan

penulis adalah melalui pendekatan kualitatif yang bersifat eksploratif, menurut

Arikunto (2006:7) menjelaskan bahwa penelitian eksploratif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang

mempengaruhi terjadinya sesuatu. Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif

yaitu agar data yang didapatkan akan lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan

bermakna. artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan

data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin

menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci, dan

tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini

Page 87: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

68

dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan

menggunakan metode deskriptif.

Menurut Moleong (2007:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Metode

penelitian kualitatif ini digunakan sebagai prosedur dalam penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis maupun lisan dari orang lain,

dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa fakta dan nilai yang terdapat pada

permasalahan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait

peredaran minuman beralkohol. Yang pada muaranya peneliti berharap dapat

menemukan penyebab permasalahan-permasalahan yang terjadi serta memberikan

resolusi kebijakan (rekomendasi) terkait pernelitian yang dilakukan yang berjudul

Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait

Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten).

3.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan selama di lapangan bahwa yang

menjadi fokus penelitian adalah Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 88: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

69

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota

Serang Terkait Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi

Banten) .

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian dilakukan. Penentuan

lokasi penelitian merupakan bagian terpenting dalam penelitian kualitatif. Karena

dengan ditetapkannya lokasi penelitian maka dapat diketahui objek serta tujuan,

sehingga dapat mempermudah bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun

yang menjadi lokus dalam penelitian yang berjudul Critical Policy Analysis

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait Peredaran Minuman

Beralkohol adalah di Kota Serang.

Alasan Peneliti memilih lokasi penelitian di Kota Serang adalah bahwa

peneliti sangat tertarik pada permasalahan peredaran minuman beralkohol yang

terjadi di Kota Serang, yang meskipun sudah ada peraturan daerah yang melarang

hal itu tetapi peredaran minuman beralkohol masih terjadi bahkan boleh dikatakan

tidak terpangaruh dari adanya kebijakan yang melarang hal tersebut. Untuk itu

Peneliti tertarik untuk menemukan penyebab permasalahan pada Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol di Kota Serang serta

memberikan resolusi pada kebijakan tersebut agar dapat lebih baik dalam

menanggulangi permasalahan minuman beralkohol di Kota Serang.

Page 89: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

70

3.4 Fenomena yang Diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan bagian dari definisi-definisi yang berisi

penjelasan dari konsep yang digunakan agar tidak ada perbedaan penafsiran antara

peneliti dan pembaca, sehingga adanya kesamaan pemahaman.

Konsep yang digunakan adalah rangka penelitian boundary category dari

critical system thinking dari Ulrich dalam Riswanda (2016) yang terdiri atas empat

dimensi, antara lain: sumber motivasi, sumber kekuatan, sumber pengetahuan, dan

sumber pengesahan. Keempat dimensi ini membentuk ‘policy circle’ yaitu lini garis

lingkaran dari kebijakan publik yang terdiri dari formulasi, analisis, implementasi,

dan evaluasi.

3.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori yang digunakan peneliti, maka definisi operasional

yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Boundary Categories menurut

Ulrich (dalam Riswanda 2016: 9), yaitu:

Page 90: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

71

Tabel 3.1

Table of Boundary Categories

Batas Kategori Batas Persoalan

1. Pelanggan 2. Tujuan Sumber motivasi 3. Ukuran perbaikan Sistem referensi (sistem perhatian) 4. Pembuat keputusan yang menentukan 5. Sumber penghasilan Sumber kekuasaan Yang terlibat pengamatan (* fakta *) 6. Keputusan lingkungan dan evaluasi (* nilai *) dianggap relevan ketika 7. Tenaga ahli datang untuk menilai 8. Keahlian Sumber pengetahuan manfaat atau cacat dari 9. Jaminan proposisi

10. Saksi 11. Pembebasan Sumber pengesahan Yang terpengaruh 12. Pandangan dunia

Sumber: W. Ulrich 1983, p 258; p 43; dan 2000, p 256.

1. Sources of motivation (Sumber motivasi),

Sources of motivation (Sumber motivasi), adalah suatu sumber yang menjadi

latar belakang terciptanya suatu kebijakan serta pihak yang memiliki wewenang

terkait kebijakan tersebut, yang dijadikan sebagai gambaran kekuatan guna

tercapainya tujuan dari dibuatnya suatu kebijakan.

a. Stakeholder, (Pemilik Kepentingan) semua pihak yang terlibat dalam

dalam formulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Page 91: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

72

b. Purpose (Tujuan), yaitu sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dari

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

c. Measure of improvement (Ukuran Perbaikan), yaitu yang dijadikan

standar atau ukuran keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

2.Sources of power (Sumber kekuasaan)

Sources of power (Sumber kekuasaan), adalah suatu sumber yang menjadi

kelebihan pada sebuah kebijakan. Pihak yang memiliki power dalam mengambil

keputusan dan wewenang untuk mengawasi serta melaksanakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol untuk mencapai sebuah

keberhasilan.

a. Decision-maker (Pembuat Keputusan), yaitu pihak yang menjadi

pembuat kebijakan yang memiliki wewenang dalam setiap keputusan

perubahan tolak ukur keberhasilan, pelaksanaan adan pengawasan pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Page 92: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

73

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

b. Resources (Sumber daya), yaitu potensi yang dimiliki Pemrintah Kota

Serang untuk dapat mewujudkan keberhasilan tujuan adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang.

c. Decision Environment (Lingkungan Keputusan ), yaitu Lingkungan

keputusan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Berkaitan dengan hal

apa saja yang terjadi pada lingkungan keputusan tersebut.

3. Sources of knowledge (Sumber pengetahuan)

Sources of knowledge (Sumber pengetahuan) adalah suatu sumber yang

dijadikan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan tentang Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol.

a. Professional (Tenaga ahli), yaitu pihak yang dianggap sebagai sumber

terpercaya berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam menilai dan

memutuskan serta melakukan sesuatu pada Peraturan Daerah No 2

Page 93: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

74

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

b. Expertise (Keahlian), yaitu kemampuan pihak yang terlibat sebagai

pembuat maupun pelaksana Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Terkait Peredaran Minuman Beralkahol di Kota Serang, Dalam

melaksanakan dan menangani permasalahan yang terjadi pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

c. Guarantee (Jaminan), yaitu pihak yang dilibatkan dan berkontribusi

dalam pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang sebagai jaminan

agar Perda tersebut berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan.

4. Sources of legitimation (Sumber pengesahan)

Merupakan legitimasi dari pihak-pihak yang menjadi sasaran dari adanya suatu

kebijakan atau pihak yang terpengaruh dari adanya kebijkan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serang.

Page 94: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

75

a. Witness (Saksi), yaitu orang yang terkena efek atau dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

b. Emancipation (emansipasi), yaitu orang yang selama ini tidak terlibat

dalam pembuatan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serahta

yang sangat penting untuk suaranya diangkat seperti Organisasi

Keagamaan dan Organisasi Masyarakat yang bisa memberikan masukan

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

c. World view (Pandangan dunia), yaitu pandangan secara universal

terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Peneliti juga menggunakan paradigma Boundary Judgement yang

digambarkan dengan sebuah segitiga The eternal triangle (Boundary Judgement ):

Page 95: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

76

Gambar 3.1

The Eternal Triangle of Boundary Judgments

Sumber: Ulrich dalam Riswanda (2016)

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti

sendiri. Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:306)

Menurut Irawan, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument

terpenting adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrument penelitian memiliki

ciri tersendiri, seperti yang disebutkan Nasution dalam Sugiyono (2005:61-62),

yaitu:

1. Peneltiti sebagai alat peka dan dapat beraksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

Boundary Judgments

“SISTEM”

“FAKTA-FAKTA” “NILAI-NILAI”

Observasi Evaluasi

Page 96: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

77

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu test/angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang diperoleh dan dapat menafsirkannya.

6. Manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan dan digunakan dengan segera untuk penelitian.

7. Manusia sebagai instrument, respon yang aneh dan menyimpang dapat diberi perhatian bahkan yang bertentangan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan dengan tingkat pemahaman yang diteliti.

3.6 Informan penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2000: 97).

Pada penentuan informan dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana informan

kunci (key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus penelitian.

Sedangkan pemilihan informan kedua (secondary informan) berfungsi sebagai cara

alternatif bagi peneliti yang tidak dapat menentukan partisipasi secara langsung.

Teknik pengumpulan informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

purposive yaitu memilih seluruh informan yang terkait dan dianggap layak serta

representatif dalam memberikan informasi dan fakta. Berikut informan yang

menurut peneliti dapat memberikan informasi sesuai judul yang peneliti ambil yaitu

Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Minuman

Beralkohol (Studi Kasus : di Kota Serang, Provinsi Banten), sebagai berikut :

Page 97: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

78

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No Informan Kode

Informan

Penjelasan Pemilihan

Informan

Ket

1.

Sekretariat Daerah Kota Serang

a. Kasubag Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

I1

I.1

I2

Sebagai pihak yang terlibat mengatahui merumuskan dan

mengawasi kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat

di Kota Serang (terkait peredaran minuman

beralkohol)

Key

Informan

2. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

a. Kepala Seksi Penegakan Produk Hukum Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

I

I3

Sebagai pihak yang

terlibat dan berwenang dalam pelaksanaan kebijakan dalam

pencegahan, pengendalian dan penanggulangan

penyakit masyarakat (peredaran minuman

berlkohol)

Key

Informan

3. Kepolisian Daerah Kota Serang

a. Staf Pelaksana Operasi Sabhara Polres Serang

I4

I4

Sebagai pihak yang

terlibat dan berwenang dalam mengatasi

peredaran minuman beralkohol di wilayah Kota Serang sebagai

Key

Informan

Page 98: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

79

wilayah hukumnya 4 Disperindagkop Kota

Serang

a. Kasubag Perdagangan Disperindagkop Kota Serang

I5 I5

Sebagai pihak yang

terlibat dan seharusnya dilibatkan dalam

perumusan maupun pelaksanaan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman

beralkohol

Key

Informan

5 Dinkes Kota Serang

a. Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang

I6

I6

Sebagai pihak yang

terlibat dan seharusnya dilibatkan dalam

perumusan maupun pelaksanaan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman

beralkohol

Secondary Informan

6 Dinsos Kota Serang a. Kasi Rehabilitasi

Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza

I7 I7

Sebagai pihak yang

terlibat dan seharusnya dilibatkan dalam

perumusan maupun pelaksanaan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Secondary Informan

Page 99: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

80

Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman

beralkohol

7 Unsur Keagamaan a. Komisi Fatwa MUI

Kota Serang b. Humas Gereja

Paroki Kristus Raja Serang

c. Humas yayasan Vihara Avalokitesvara Kota Serang

I8

I9

I10

Sebagai pihak yang

terlibat dan seharusnya dilibatkan dalam

perumusan maupun pelaksanaan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman

beralkohol

Secondary Informan

7 Penjual Minuman Beralkohol

a. Penjual 1 (tempat hiburan)

b. Penjual 2 (warung remang-ramang)

c. Penjual 3 (warung semabako yang menjual minuman beralkohol)

d. Penjual Minuman 4 (Lapo)

I11

I12

I13

I14

Sebagai pihak yang terpengaruh adanya

kebijakan dan mengetahui secara langsung sebagai

pelaku dalam peredaran minuman

beralkohol

Key

Informan

8 Tokoh Masyarakat Serang a. Ketua FGMW b. Bapak Wawan

selaku Kepala Pemuda Desa

I15

I16

Sebagai pihak yang terpengaruh dan bisa

dilibatkan dalam formulasi dan implementasi

Secondary Informan

Page 100: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

81

Cilowong Kota Serang

kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman

beralkohol 9 Media Massa Kota Serang

a. Jurnalis Tribun Banten

I17

Sebagai pihak yang terpengaruh dan mengetahui dan

memberikan informasi informasi mengenai peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang

Secondary Informan

(Sumber: Peneliti, 2016)

3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah,

sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi

berperan serta dan wawancara mendalam (Sugiyono, 2008:319). Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang didapat secara langsung dari sumber-sumber pertama baik dari

Page 101: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

82

individu maupun dari kelompok, sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer ataupun pihak lain.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai

sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2012:224). Teknik pengumpulan data kali ini

yang digunakan adalah:

a. Wawancara

Menurut Moleong (2006:186) Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu Wawancara dapat dilakukan melalui tahap tatap muka maupun

dengan telepon. Wawancara dalam penelitian kualitatif yang berjudul Critical

Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam hal ini terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang bersifat mendalam (Indept

Interview). Diharapkan dengan menggunakan wawancara yang mendalam peneliti

akan mampu untuk menemukan data berupa fakta dan nilai yang ada pada suatu

fenomena permasalahan kebijakan yang sedang diteliti agar peneliti dapat

menyajikan suatu hasil kebijakan yang akurat dan relevan. Data ini di dapat dengan

cara melaksanakan wawancara secara mendalam serta terarah mengenai fokus

penelitian ini dari narasumber atau informan yang diakui validitas dan

kapabilitasnya terkait fenomena yang sedang diteliti yaitu Critical Policy Analysis

Page 102: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

83

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat dalam hal ini terkait peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang .

Pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti disusun berdasarkan

Pendekatan critical systems thinking. Adapun indikator-indikator yang akan

ditanyakan kepada informan merupakan pengembangan dari teori tersebut,

tujuannya tentu saja untuk memperoleh data yang dibutuhkan di dalam penelitian.

Hal ini bertujuan agar proses wawancara dapat berjalan secara mendalam antar

peneliti dengan informan sehingga wawancara bisa bergulir dan data yang di dapat

sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut tabel pedoman wawancara dalam penelitian

ini:

Page 103: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

84

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No. Dimensi Teori Indikator Informan

1. Sumber motivasi

1. Siapa atau pihak mana yang secara faktual yang membuat produk kebijakan tentang tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

3. Siapa yang menjadi pelaksana dari kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

4. Apa tujuan adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

5. Siapa yang menjadi sasaran adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

6. Siapa yang terkena dampak dari adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang dalam terkait minuman beralkohol?

7. Siapa yang mengawasi penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang

a. Kasubag Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

Page 104: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

85

Terkait minuman beralkohol? 9. Apa yang menjadi tolak ukur

keberhasilan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

10. Pihak mana yang bertanggung jawab dalam menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

11. Apakah kebijakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pemeberantasan peredaran minuman beralkohol?

2. Sumber kekuasaan

12. Siapa yang memiliki power mealakukan perubahan tolak ukur kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

13. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

14. Apa tujuan adanya Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

15. Pihak mana yang pro dan kontra dari Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

16. Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol didukung oleh Sumberdaya yang memadai?

a. Kasubag

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

c. Kepala Seksi Penegakan Produk Hukum Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

d. Staf Operasi Sabara Polres

Page 105: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

86

17. Pihak mana saja yang bekerjasama dalam rangka penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

18. Apa saja peran dan hal yang dilakukan pemerintah atau pihak berwenang untuk mengatasi permasalahan mengenai Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

19. Siapa yang berwenang untuk melakukan penegakan, razia dan penutupan tempat penjualan minuman beralkohol?

20. Apakah penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol selama ini sudah maksimal?

21. Menurut pihak terkait kendala apa yang dihadapi dalam penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ini ?

Serang e.Kasubag

pengawasan Disperindgkop Kota Serang

f. Staf pelaksana tugas Dinkes Kota Serang

g. Staf Dinsos Kota Serang

3. Sumber pengetahuan

22. Apakah pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan memiliki kemampuan untuk melaksanakan Perda no 2 Tahun 2010 ?

23. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam perumusan maupun pelaksanaan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

24. Siapa atau pihak mana yang dilibatkan sebagai pihak yang

a. Kasubag Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

c. Kabag Penegakan

Page 106: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

87

memiliki kemampuan (ahli ) dalam menangani permasalahan Perda no 2 tahun 2010 Tentang Pekat terkait peredaran minuman beeralkohol ?

25. Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang Pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan dapat menyelesaikan permasalahan minuman beralkohol yang terjadi?

26. Apa jaminan keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini ?

27. Apa solusi yang ditawarkan dari pihak terkait untuk menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

28. Dimana saja minuman beralkohol ini diedarkan di Kota Serang ?

29. Kalangan mana saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol?

30. Apa tanggapan pihak terkait tentang minuman beralkohol yang boleh dijual di Hotel berbintang di Kota Serang ?

Produk Hukum Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

d. Staf Operasi Sabara Polres Serang

e. Kasubag pengawasan Disperindgkop Kota Serang

f. Staf pelaksana tugas Dinkes Kota Serang

g. Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza

h. Komisi Fatwa MUI Kota Serang

i. Humas Gereja Paroki Kristus Raja Serang

j. Humas Yayasan Vihara Avalokitesvara Kota Serang

4. Sumber pengesahan

31. Siapa menurut pihak terkait yang bisa mewakili suara atau aspirasi dari pihak yang terkena dampak adanya Perda No 2 Tahun 2010 terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ?

32. Apa persepsi pihak terkait terhadap Perda No 2 tentang

a. Penjual Minuman Beralkohol

b. Masyarakat d. Media massa

Page 107: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

88

pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

33. Apa peran pihak terkait dalam menegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

34. Apakah selama ini pihak terkait memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya mengenai Perda no 2 Tahun 2010 terkait minuman beralkohol ?

35. Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang padahal sudah dilarang?

36. Apa tanggapan terhadap permasalahan minuman beralkohol di Kota Serang?

37. Bagaimanakah realita penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol.?

38. Apa solusi yang diharapkan dari adanya Perda Tentang Pekat ini ?

Sumber: Peneliti, 2016.

b. Observasi

Observasi atau yang lebih dikenal dengan pengamatan menurut Moleong

(2006:126) adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif, kepercayaan, perilaku tidak sadar dan lain sebagainya. Tujuan observasi

Page 108: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

89

untuk penelitian adalah untuk mengamati tingkah laku manusia sebagai peristiwa

aktual, yang memungkinkan kita memandang tingkah laku sebagai proses dan untuk

menyajikan kembali gambaran-gambaran kehidupan sosial, kemudian dapat

diperoleh cara-cara lain.

c. Studi Dokumentasi

Studi yang digunakan untuk mencari data memperoleh data sekunder

berupa peraturan perundang-undangan, laporan-laporan berupa foto ataupun

dokumen elektronik (rekaman) catatan serta dokumen-dokumen yang relevan

dengan masalah yang diteliti.

d. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan

data dari berbagai referensi. Dalam penelitian ini kepustakaan meliputi studi

literatur dimana data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan membaca buku,

surat kabar, laporan serta situs internet yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan.

Dalam penelitian kualitatif kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan penelitian selesai. Dalam

prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang

telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009:246),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

Page 109: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

90

conclusion drawing/verification. Berikut gambar teknik analisis data menurut Miles

dan Huberman dalam Sugiyono (2009):

Gambar 3.2

Analisis Data

Sumber : (Miles dan Huberman, 1984)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang secara terus menerus. Ketiga hal tersebut merupakan

sesuatu yang saling berkaitan dan mendukung pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data. Ketiga hal itu dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentunya akan

sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama peneliti berada di

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi

Reduksi Data

Page 110: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

91

lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin kompleks dan rumit, sehingga

apabila tidak segera diolah akan dapat menyulitkan peneliti. Oleh karena itu, proses

analisis data pada tahap ini juga harus dilakukan.Untuk memperjelas data yang

didapatkan dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya, maka

dilakukan reduksi data. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pegabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan yang ada di lapangan. Reduksi data

berlangsung selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Pada tahap ini

juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas, dan membuat partisi.

Proses informasi ini berlanjut terus sampai laporan penelitian tersusun lengkap.

b. Penyajian Data

Langkah penting selanjutnya adalah penyajian data. Secara sederhana

penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Dalam sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat.Bagan, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data bertujuan

agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan merencanakan tindakan

selanjutnya yang akan dilakukan.

c. Verifikasi

Tahap akhir dalam analisis interaktif adalah verifikasi data.Dari awal

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti hubungan-hubungan, mencatat

Page 111: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

92

keteraturan, pola-pola, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang dikemukakan

diawal masih bersifat sementara, dan akan terus berubah selama proses

pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi, apabila kesimpulan

tersebut didukung oleh data yang valid dan konsisten yang peneliti temukan di

lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Melalui sistem berpikir kritis dapat memadukan antara fakta observasi dengan

nilai. Tahapan analisis yang dilakukan adalah dengan mengetahui apakah

pembuatan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kota Serang Terkait

Minuman Beralkohol selama ini dibuat berdasarkan hasil kerjasama antara pihak

yang berwenang (terlibat) yaitu Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes,

serta unsur lain yang harusnya terlibat seperti unsur agama dan masyarakat Kota

Serang dengan pihak yang terkena dampak dari adanya kebijakan (terpengaruh)

yaitu masyarakat, penjual minuman beralkohol dan Media. Selanjutnya

menganalisis pengaruh dari kebijakan tersebut bagi yang terkena dampak dengan

sebuah nilai yang ingin dibangun. Sehingga peneliti dapat menemukan hasil antara

apa yang sebetulnya dengan apa yang seharusnya terjadi. Akhirnya dapat

memberikan hasil analisis bagaimana pemerintah dapat mengatasi permasalahan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol di Kota Serang.

Page 112: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

93

3.8. Uji Keabsahan Data

Moleong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun

pada penelitian ini menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode

(teknik) sebagai berikut:

1. Triangulasi data (sumber)

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi metode (teknik)

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

Selain itu, peneliti juga menggunakan member check. Menurut Sugiyono

(2014: 276) Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dengan adanya

kesepakatan dari pemberi data berarti data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga

dapat dipercaya.

Page 113: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

94

3.9. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

bulan Mei 2017, sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.3:

Page 114: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

95

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan

Waktu Penelitian

2016 2017 sep okt nov des jan Feb mar apr mei jun jul agu Sep Okt nov

1. Pengajuan Judul

2. Observasi Awal

3. Penyusunan Proposal BAB I,II &

III

4. Bimbingan &

Perbaikan BAB I,II &

III

5. Seminar Proposal Skripsi

6. Revisi Proposal Skripsi

7. Wawancara &

Observasi Lapangan

8. Penyusunan Hasil

wawancara

9. Bimbingan &

Perbaikan BAB IV &

V

10 Sidang Skripsi

11 Revisi Skripsi

Page 115: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

96

Page 116: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

97

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Kota Serang

Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang

Provinsi Banten. Sebagai ibukota Provinsi, kehadirannya adalah sebuah

konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam)

Kecamatan yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Walantaka,

Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Taktakan. Kota

Serang memiliki luas wilayah 266,77 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 523.384

jiwa. Batas wilayahnya diantaranya adalah sebelah Utara yaitu Teluk Banten

Sebelah Timur yaitu Kecamatan Pontang dan Kecamatan Kragilan Kabupaten

Serang, sebelah Selatan yaitu Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir dan

Kecamatan Baris Kabupaten Serang serta Sebelah Barat yaitu Kecamatan Pabuaran,

Kecamatan Waringin Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.

Dari 6 (enam) Kecamatan tersebut sendiri 20 kelurahan dan 46 desa. Kota ini

diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007

tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota Serang disahkan

17 Juli 2007 kemudian dimasukkan dalam lembaran Negara Nomor 98 Tahun 2007

dan tambahan lembaran Negara nomor 4748, tertanggal 10 Agustus 2007.

Page 117: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

98

Sebelumnya, pemerintah Provinsi Banten dalam mempercepat terwujudnya

pemerintahan Kota Serang telah mempersiapkan empat kelompok kerja (Pokja)

yang akan bekerja sebelumnya ditetafpkan Pejabat WaliKota Serang. Keempat

pokja tersebut terdiri dari Pokja Personil, Pokja Keuangan Perlengkapannya dan

Pokja Partai Politik. Pembentukan dan susunan personil masing masing pokja diisi

oleh pejabat Pemprov Banten dan Pemkab Serang. Untuk menjalankan roda

pemerintahan sebelum diselenggarakan pilkada, Asisten Daerah (Asda) 1 Pemprov

Banten Asmudji HW akhirnya terpilih sebagai Depdagri menyaring tiga nama calon

yang diajukan Gubernur Banten saat itu.

Pada 5 September 2017 melalui pemilihan kepala daerah langsung,

dilantiklah Walikota dan Wakil WaliKota Serang, sejak saat itu hingga 5 tahun ke

depan Kota Serang akan dipimpin oleh duet kepemimpinan TB. Chaerul Jaman dan

Sulchi Choir yang mengusung visi terwujudnya landasan Kota Serang yang global

dan berwawasan lingkungan dan misi menyiapkan proses perencanan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kota Serang;

Menyiapkan tata pemerintahan yang baik dan benar; Meningkatkan iklim usaha

yang kondusif bagi pelaku ekonomi di berbagai sektor; Meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia melalui pendidikan formal dan non formal yang terjangkau

dan bekualitas.

Page 118: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

99

4.1.1.1. Keadaan Geografis Kota Serang

Kota Serang secara geografis terletak antara 5099’-60 22’ Lintang

Selatan dan 1060 07’-1060 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat

system UTM (Universal Transfer Mercator) zone 48E wilayah Kota Serang

terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.000 m dari Barat ke

Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan.

Jarak terpanjang menurut garis lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7

Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 Km. Sebelah

Utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Timur

berbatasan dedngan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah Selatan dan

disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang.

Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan

Provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland)

ibukota Negara, karena dari Provinsi DKI Jakarta hanya berjarak sekitar 70

km. wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki

ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang

cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 70

mm dan rata-rata 19 hari hujan.

Page 119: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

100

4.1.1.2. Slogan Kota Serang Madani

Menegaskan tujuan pemerintahan Kota Serang untuk mewujudkan

Kota Serang yang madani, yang pada dasarnya mempunyai prinsip sebagai

berikut :

1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui pemerintah Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945)

2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama 3) Menjaga perdamain dan kedamaian 4) Menjaga persatuan 5) Etika politik yang bebas bertanggung jawab 6) Pemerintahan yang melindungi hak dan kewajiban warga Negara

(masyarakat) 7) Konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan 8) Terciptanya masyarakat yang demokratis 9) Menghormati hak-hak azasi individu 10) Selalu berada dalam koridor agama

Semua itu diharapkan bisa terwujud dalam pemerintahan kota yang

bersih, adil, bertanggung jawab, agung, dan berwibawa, sehingga bisa

menciptakan masyarakat Kota Serang yang sejahtera di semua bidang (sosial,

politik, budaya dan pendidikan). Oleh sebab karena tujuan Kota Serang agar

menjadi Kota yang berlandaskan kemadanian, Kota Serang memiliki sejumlah

Peraturan Daerah yang bisa mewujudkan hal itu. Diantaranya adalah

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang bertujuan untuk memberantas

segala bentuk Penyakit Masyarakat yang terjadi. Yang salah satu bentuknya

adalah penyakit masyarakat yang berkaitan dengan peredaran dan

Page 120: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

101

penyalahgunaan minuman beralkohol dimana dalam peraturan tersebur segala

minuman yang mengandung alkohol diatas 0% ini dilarang untuk diedarkan di

Kota Serang.

4.1.1.3.Visi Misi Kota Serang Tahun 2013-2018

1) Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan pimpinan dan

pelayanan publik di bidang informasi dan kehumasan yang berkualitas.

2) Misi

a. Mengembangkan aparatur kehumasan yang professional dalam mengolah

informasi

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan

komunikasi

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas system informasi dan komunikasi

Kemudian Kota Serang juga memiliki tujuan agar menjadi Kota yang

berlandaskan kemadanian, oleh karena hal itu Kota Serang memiliki sejumlah

Peraturan Daerah yang bisa mewujudkan tujuan tersebut. Diantaranya adalah

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang bertujuan untuk memberantas

segala bentuk penyakit masyarakat yang terjadi. Yang salah satu bentuknya

adalah penyakit masyarakat yang berkaitan dengan peredaran dan

penyalahgunaan minuman beralkohol dimana dalam peraturan tersebur segala

Page 121: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

102

minuman yang mengandung alkohol di atas 0% ini dilarang untuk diedarkan

di Kota Serang. Namun ternyata peredaran minuman beralkohol ini masih

terjadi di Kota Serang oleh karena hal tersebut maka peneliti tertarik untuk

meneliti permasalahan tersebut yang berjudul Critical Policy Analysis

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten).

4.1.2 Profil Sekretariat Daerah dan Bagian Hukum Kota Serang

Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wali Kota .Sekretaris

Daerah mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan serta

merumuskan sasaran kebijakan daerah, membina aparatur Pemerintahan Daerah,

mengarahkan dan menyelengarakan administrasi Pemerintahan Daerah,

mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Pemerintah Daerah kepada Wali Kota

sehingga dengan baik, efektif, dan efisisen, dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi;

a. Perumusan kebijakan umum pemerintah daerah meliputi urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan;

b. Penyelenggaraan pembinaan administrasi pemerintahan daerah; c. Penyelengaraan pembinaan aparatur pemerintahan daerah; d. Pengkoordinasian pelaksana tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

Page 122: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

103

e. Penyelenggaraan pemantuan dan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

f. Pelaksana tugas kedinasan lain berdasarkan kebijakan Wali Kota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri atas

a. Sekretaris Daerah; b. Asisten I, membawahkan :

1. Bagian Pemerintahan, membawahkan : a. Sub Bagian Pemerintahan Umum; b. Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan; c. Sub Bagian Bina Pertanahan.

2. Bagian Hukum, membawahkan : a. Sub Bagian Penetapan dan Perundang-undangan; b. Sub Bagian Bantuan Hukum; c. Sub Dokumntasi Hukum.

3. Bagian Komunikasi dan Informasi, membawahkan : a. Sub Bagian Media Massa dan Publikasi; b. Sub Bagian Data dan Elektronik, Sanditel dan Telekomunikasi; c. Sub Bagian Penyiaran Radio.

c. Asisten II, membawahkan :

1. Sub Bagian Keuangan, membawahkan : a. Sub Bagian Anggaran; b. Sub Bagian Perbendaharaan; c. Sub Bagian Verifikasi dan Pelaporan.

2. Bagian Program, membawahkan : a. Sub Bagian Program; b. Sub Bagian Pengendalian; c. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan;

3. Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahkan: a. Sub Bagian Bantuan Kemasyarakatan; b. Sub Bagian Bantuan Saran Keagamaan; c. Sub Bagian Bantuan Keagamaan.

d. Asisten III, membawahkan :

Page 123: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

104

1. Bagian Organisasi, membawahkan : a. Sub Bagian Kelembagaan; b. Sub Bagian Analisis dan Formulasi Jabatan; c. Sub Bagian Ketatalaksanaan.

2. Bagian Umum, membawahkan : a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Sub Bagian Rumah Tangga; c. Sub Bagian Protokol.

3. Bagian Perlengkapan dan Aset, membawahkan : a. Sub Bagian Perencanaan Kebutuhan dan Pengadaan; b. Sub Bagian Pemanfaatan dan Pemeliharaan Asset; c. Sub Bagian Inventarisasi dan Pelaporan Asset.

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Asiten I dipimpin oleh seorang Asisten yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas pokok

memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan serta

membina tugas-tugas Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, dan Bagian Komunikasi

dan Informasi, dan melaporkan kegiatan Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, dan

Bagian Komunikasi dan Informasi kepada pimpinan sehingga terlaksana dengan

baik, efektif, dan efisien serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Assisten I menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan dan pembinaan tugas-tugas Bagian Pemerintahan;

b. Penyelenggaraan dan pembinaan tugas-tugas Bagian Hukum;

c. Penyelenggaraan dan pembinaan tugas-tugas Bagian Komunikasi dan

Informasi;

Page 124: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

105

d. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4.1.2.1. Strktur Organisasi Bagian Hukum

Gambar 4.1

Strktur Organisasi Bagian Hukum

4.1.2.2. Sumber Daya Bagian Hukum

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi Bagian Hukum

memiliki jumlah pegawai sebanyak 9 orang dengan rincian sebagai berikut:

Kepala Bagian Hukum

Sugeng Yulianto, SH. MH

Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum

Fathurrohman, SH, Mkm

Kasubag Pengaturan Produk Hukum

Lily Muslihat, SH. M.Si

Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Page 125: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

106

Tabel 4.1

Pegawai Bagian Hukum

No Unit Kerja Jumlah Orang

1 Kepala Bagian 1

2 Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum 1

3 Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum 1

4 Staf 6

Jumlah 9

Tabel 4.2

Jenjang Pendidikan Pegawai Bagian Hukum

No Unit Kerja Jumlah Orang

1 Magister 3

2 S1 4

3 D3 2

Jumlah 9

Bagian Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepad Asisten I, yang mempunyai tugas pokok memimpin

dan merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan anggaran, serta

menyelenggarakan kegiatan pada bagian hukum, membagi tugas dan mengatur serta

memberikan petunjuk kepada bawahan, mengevaluasi kegiatan pada Bagian Hukum,

dan memberikan laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di Bagian Hukum

dapat terlaksana dengan baik, efektif dan esfisien serta sesuai dengan ketentuan yang

Page 126: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

107

berlaku. Untuk melaksanakan tuga pokok, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi

:

a. Perencanaan program kegiatan, dan pengendalian anggaran Bagian Hukum;

b. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan penyusunan Peraturan Daerah,

Peraturan Wali Kota, Keputusan Waki Kota dan produk hukum lainnya;

c. Penyelenggaraan dan pembinaan tiap-tiap Sub Bagian pada Bagian Hukum;

d. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan penelaahan/kajian dan penyususnan

rancangan, Peraturan Daerah, Peraturan Wali Kota dan Keputusan Wali Kota;

e. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan pemeberian bantuan hukum bagi

Pemerintahan Daerah atas masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan

tugas;

f. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan dokumentasi produk-produk hukum;

g. Pengkoordinasian dan pemyelenggaraan sosialisasi Peraturan Daerah;

h. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan evaluasi terhadap Peraturan Daerah;

i. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait sesuai dengan tugas

Bagian Hukum;

j. Pengkoordinasian evaluasi dan pelaporan Bagian Hukum.

Selain Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Seranng, Satpol PP juga

meruppakan pihak yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, karena berfungsi sebagai penegak Peraturan Daerah.

Page 127: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

108

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Serang yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota

dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta

menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota.

Terdapat permasalahan yang terlihat kasat mata diantaranya adalah pelanggaran

hukum yang tertuang dalam Peraturan Daerah yang merupakan kebijakan

Pemerintah Daerah. Yang perlu ditegakkan antara lain, maraknya PKL, becak,

gelandangan dan pengemis. Beredarnya minuman keras dan adanya warung remang-

remang yang identik dengan tempat mangkalnya pekerja seks komersial dan

pelanggaran-pelanggaran peraturan perijinan lainnya. Dengan teridentifikasinya

permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang telah melaksanakan langkah baik secara prevensi maupun representative

dalam menyelesaikan permasalahan baik sebelum terjadi, saat terjadi, maupun

sesudah terjadi sehingga diharapkan masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan

dengan komprehensif. Penyelesaian masalah tidaklah mudah karena banyak faktor-

faktor yang menjadi kendala baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal seperti masih kurangnya personil, belum maksimalnya waktu dalam

sosialisasi serta minimnya sosialisasi kepada Masyarakat tentang peraturan-

peraturan yang diberlakukan di Kota Serang. Sedangkan dari faktor eksternalnya

Page 128: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

109

minimnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat, dan terbatasnya lokasi

untuk area pedagang informal dan belum tersedianya tempat rehabilitasi sosial bagi

Penyakit Masyarakat. Disamping kelemahan yang menjadi penghambat juga

terdapat faktor kekuatan yang menjadi peluang, kemudian faktor-faktor itu

dituangkan dalam Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah yang didalamnya

terkandung visi, misi, kebijakan, program dan kegiatan yang kemudian hal-hal

tersebut dapat menjadi cerminan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.

Page 129: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

110

4.1.3.1. Struktur Organisasi Satpol PP Kota Serang

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Satpol PP Kota Serang

KASAT POL PP

H. MAMAN LUTFI, SH

Kabid PPHD

JUANDA, SH. M.Si

KASI BINLUHWAS

SUHARTO, S.Pd

KASI

BINLUHWASSOMASY

Tb. HAMZAH, S.Sos

KASI PPNS DAN KAJIAN

Drs. HUZAENI

PELAKSANA PELAKSANA

SAEPUL BAKHRI

PELAKSANA

UBE, SH

STAF PELAKASAN STAF PELAKSAN STAF PELAKSAN

Kabid Tata Usaha

Taty Melawati, SE

Page 130: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

111

Tabel 4.1

Komposisi SDM Satpol PP Kota Serang

No SDM Jumlah 1 Kasat Pol PP 1 2 Kabid PPHD 1 3 Kabid Tata Usaha 1 4 Kasi Binluhwas 1 5 Kasi Binluhwassomasy 1 6 Kasi PPNS dan Kajian 1 7 PPNS 8 8 Staf 15 9 Personil Satpol PP 105 Jumlah Keseluruhan 134

4.1.3.1. Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

Visi dan misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang secara

umum, visi merupakan cara pandang jauh ke depan, kemana suatu organisasi

dibawa agar tetap dapat eksis. Visi organisasi harus merupakan gambaran yang

menentang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi di

tahun yang akan datang, sesuai dengan sifat Perencanaan Strategis Manajemen

Satuan Polisi Pamong Praja yang merupakan perencanaan jangka panjang,

selain itu juga peran Satuan Polisi Pamong Praja agar diarahkan untuk

mendukung pencapaian visi dan misi Kota Serang. Seiring dengan upaya

tersebut, maka visi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang adalah

“Terwujudnya Aparatur Daerah Kota Serang Yang Berkualitas Dalam

Penegakan Peraturan Daerah Dan Keputusan Kepala Daerah”.

Page 131: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

112

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik dan sesuai dengan apa

yang ditetapkan.

Adapun misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aturan norma hukum,

norma agama, hak asasi manusia, dan norma-norma sosial lainnya yang

hidup dan berkembang di masyarakat.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat menyelesaikan perselisihan warga

masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.

3. Meningkatnya pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban daerah.

4. Menigkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi dan mentaati

Peraturan Daerah dan Keputusan Daerah.

Sesuai dengan visi dan misi Satpol PP Kota Serang yang utamanya

adalah menegakan segala bentuk peraturan yang berlaku di Kota Serang

dimana salah satunya adalah tugas untuk melakukan penegakan yang

berhubungan dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di

Kota Serang yang diantaranya berupa perjudian, pelacuran, dan peredaran

minuman beralkohol yangharus bisa dilaksanakan dengan sebaiknya agar

Page 132: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

113

tercipta suasana Kota Serang yang tertib, aman, nyaman, dan berlandaskan

kemadanian yang merupakan slogan dari Kota Serang.

4.1.4. Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal dibentuk

berdasarkan Perda/Perwal No.3 Tahun 2007 tanggal 27 November 2007 yang pada

waktu itu beralamat di Gedung Balai Kota Jl.Jendral Sudirman No.5. Pada tanggal

05 November 2008 pindah alamat di Jl.Letnan Jidun No.4 Kepandean.Berdasarkan

PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan dikeluarkanlah Perda

No.9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Darah yang

didalamnya terdapat Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

Terdapat 3 bagian pada dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kota

Serang. Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM. Masing-masing

mempunyai 3 seksi pada bidangnya, seperti bidang Perindustrian mempunyai Seksi

Industri Kimia dan Hutan, Seksi Industri Agro, Aneka dan Kerajinan, Seksi Industri

Logam, Mesin, Elektronik dan Tekstil. Pada bidang Perdagangan mempunyai Seksi

Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri, Seksi Pengelolaan Informasi dan

Perlindungan, Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar. Pada bidang Koperasi

dan UMKM mempunyai Seksi Bina Koperasi, Seksi Bina Usaha Mikro Kecil dan

Menengah, Seksi Fasilitas dan Kemitraan.

Page 133: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

114

Selain itu juga Disperindagkop Kota Serang mempunyai Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Pasar yang membidangi untuk Pasar Rau, Pasar Lama, Pasar

Kepandean, Pasar Kaloran, Pasar Banten Lama dan Pasar Karangantu. Dengan

adanya UPTD Pasar di beberapa pasar tradisional di Kota Serang diharapkan dapat

meningkatkan keamanan dan ketentraman untuk pedagang yang berjualan di pasar-

pasar tersebut dengan adanya peran pemerintah dalam menertibkan lokasi dagang.

4.1.4.1. Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

Perumusan visi dan misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang berpedoman visi dan misi pembangunan Kota Serang tahun 2014-2018.

Visi pembangunan Kota Serang yaitu: “Terwujudnya Kota Serang Madani Sebagai

Kota Pendidikan Yang Bertumpu Pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan

Budaya”. Pembangunan Kota Serang mempunyai lima pilar penting yaitu:

1. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur;

2. Pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan;

3. Pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan;

4. Peningkatan ekonomi kerakyatan serta optimalisasi potensi pertanian dan

kelautan;

5. Peningkatan tata kelola pemerintahan, hukum dan peningkatan penghayatan

terhadap nilai agama.

Page 134: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

115

4.1.4.2. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

Guna mendukung visi Disperindagkop Kota Serang, maka

dirumuskanlah 6 misi yang mefokuskan tujuan dan sasaran dalam rangka

melakukan pembangunan di bidang perekonomian sektor informal di wilayah

Kota Serang.

Misi tersebut antara lain :

1. Mewujudkan terbentuknya aparatur yang disiplin dan bertanggungjawab;

2. Mewujudkan Pengembangan Industri Kecil Menengah yang Potensial;

3. Melaksanakan Pengendalian Aktivitas Perdagangan Barang Dan Jasa;

4. Mengembangkan Kapasitas dan Kemitraan Koperasi;

5. Mengembangkan Kapasitas dan Kualitas Usaha Kecil Menengah.

6. Mengembangkan Kapasitas dan Distribusi Energi dan Sumber Daya

Mineral

Disperindagkop Kota Serang merupakan pihak yang berwenang dalam hal

pengaturan masalah perdagangan dan perindustrian serta penyelenggara

perijinan perdagangan oleh karena itu sesuai dengan tupoksi Disperindagkop

yang berkaitan dengan perdagangan ini maka Disperindagkop merupakan salah

satu pihak yang terlibat, dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang terkait dengan peredaran minuman beralkohol.

Dimana pada kenyataannya meskipun ada larangan terkait peredaran

Page 135: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

116

minuman beralkohol di Kota Serang pada kenyataannya minuman beralkohol

masih beredar disejumlah tempat di Kota Serang baik di Warung Remang

yang tak berijin sampai Tempat Hiburan yang memiliki ijin usaha dari

Disperindagkop sehingga hal ini menjadi masalah yang harus bisa ditangani

oleh Disperindagkop sebagai pemegang kewenangan dalm bidang

perdagangan untuk dapat menanggulangi masalah peredaran minuman

beralkohol ini. Dalam upaya untuk memberantas peredaran minuman

beralkohol dari Kota Serang juga membutuhkan peran dari Dinkes Kota

Serang untuk dapat melakukan perannya dalam bidang kesehatan.

4.1.5 Profil Dinas Kesehatan Kota Serang

4.1.5.1 Visi dan Misi

1. Visi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan

umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan

merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di

daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran

bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi

Page 136: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

117

yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian

visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan

perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang

diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan

upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu

organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya

peningkatan kinerja organisasi.

Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan

membangun visi bersama , maka ditetapkan visi Dinas Kesehatan Kota Serang

Tahun 2011-2012 yakni :

“ MENUJU KOTA SERANG SEHAT “

Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu

diberikan penjelasan visi sebagai berikut :

Gambaran masyarakat Kota Serang masa depan yang penduduknya hidup

dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang optimal.

2. Misi

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi

pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat

Page 137: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

118

diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu

tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang

hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur

dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini

adalah misi SKPD.

Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang di emban

Dinas Kesehatan Kota Serang tahun 2011 - 2012 sebagai berikut :

1. Menggerakkan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan;

2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat;

3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan yang Bermutu, Merata, dan

Terjangkau;

4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga, dan

Masyarakat beserta Lingkungannya.

4.1.5.2 Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi organisasi yang mengandung makna :

1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu sampai tahun terakhir renstra ;

2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang

ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi ;

Page 138: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

119

3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan

strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan

pokok organisasi selama kurun waktu renstra.

Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut

maka dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas

Kesehatan Kota Serang dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan

sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan misi “Menggerakkan Pembangunan Nasional

Berwawasan Kesehatan”, maka ditetapkan tujuan :

a. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan

b. Meningkatkan kualitas kesehatan tempat-tempat umum

2. Untuk mewujudkan misi “ Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk

Hidup Sehat” maka ditetapkan tujuan :

a. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat

b. Memberdayakan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

3. Untuk mewujudkan misi “ Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan

yang Bermutu, Merata, dan Terjangkau” maka ditetapkan tujuan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan;

b. Meningkatkan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.

4. Untuk mewujudkan misi “Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan

Individu, Keluarga, dan Masyarakat beserta Lingkungannya” maka

ditetapkan tujuan :

Page 139: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

120

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian;

b. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga..

Pada pelaksaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang juga harus melibatkan

Dinsos selaku pihak yang berwenang untuk menangani permasalahan yang

diakibatkan oleh konsumsi minuman beralkohol yang tidak hanya berdampak

buruk bagi kesehatan akan tetapi berdampak buruk pula pada kehidupan sosial di

Kota Serang sehingga, dalam hal ini Dinsos Kota Serang juga harus memberikan

peran sesuai dengan tupoksinya.

4.1.6 Profil Dinas Sosial Kota Serang

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan Tentang Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Pemerintah Pusat Dan Daerah, setiap daerah harus mampu merespon

perangkat undang-undang dengan menempatkan aparatur di dearah untuk lebih

mampu menata pemerintahannya. Sebagai upaya melayani dan memberikan

pelayanan terhadap pembangunan bidang kesejahteraan sosial, Pemerintah Kota

Serang melalui Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008, Tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang dan Peraturan

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 14 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2008, Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota

Page 140: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

121

Serang. Dinas Sosial Kota Serang, mempunyai tugas melaksanakan urusan

Pemerintah Daerah berdasarkan azas ekonomi daerah dan tugas pembantu di bidang

sosial.

Dinas Sosial Kota Serang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Kota serang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang perubahan Atas Perda Nomor 14 Tahun 2010 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008, Tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Daerah Dinas Daerah Kota Serang. Dinas

Sosial Kota Serang, mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang sosial.

4.I.6.1 Kedudukan Dinas Sosial Kota Serang

Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, yang dipimpin

oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

4.1.6.2 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang

a. Visi

“Terwujudnya Kemandirian Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial”

b. Misi

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan infrastruktur dalam

penataan kelembagaan

Page 141: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

122

2. Meningkatkan akses pelayanan sosial dalam aspek: rehabilitasi sosial,

jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

3. Memperkuat kelembagaan dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

untuk mendorong inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat, organisasi

sosial, karang taruna, TKSM dan lembaga sosial keagamaan agar

terjalin hubungan kemitraan yang baik dalam pembangunan

kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan sistem informasi pelaporan

4.1.6.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Serang

a. Tugas Pokok

Dinas Sosial mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan

Daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di

Bidang Sosial

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Sosial

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan perencanaan Bidang Sosial

2. Perumusan kebijakan teknis Bidang Sosial

3. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan Bidang Sosial

Page 142: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

123

4. Pembinaan, Koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

Bidang Sosial

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas;

Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya

4.1.6.4 Susunan Organisasi Dinas Sosial Kota Serang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 14 Tahun 2010 Tentang

Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Serang, terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan Kepala Dinas.

2. Unsur pembantu pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari:

- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

- Sub Bagian Keuangan;

- Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari:

1) Bidang Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial

- Seksi Penyuluhan dan Kesejahteraan Sosial

- Seksi Pengambangan Nilai-nilai Kepahlawanan

- Seksi Pengembangan Kelembagaan

2) Bidang Pemberdayaan Sosial

Page 143: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

124

- Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin

- Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Sosial

- Seksi Pemberdayaan Keluarga

3) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

- Seksi Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak dan Lansia

- Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Cacat

- Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Eks Korban Penyalahgunaan

Napza

4) Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial

- Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana

- Seksi Perlindungan Sosial Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran

- Seksi Pengelolaan Sumber Dana Sosial

5) Unit Pelaksana Teknis

4.1.6.5 Program dan Kegiatan Dinas Sosial Kota Serang

1 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

- Pelayanan dan perlindungan sosial dan hukum bagi korban eksploitasi,

perdagangan perempuan dan anak.

- Pelaksanaan KIE Konseling dan kampanye sosial bagi PMKS

- Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar

termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal.

Page 144: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

125

- Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-

upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan.

2 Program Pembinaan Anak Terlantar

- Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar

3 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

- Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma.

4 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial

- Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi eks penyandang

penyakit sosial

5 Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo

- Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik.

6 Program Pemberdayaan Fakir Miskin

- Peningkatan kemampuan petugas dan pendamping sosial pemberdayaan

fakir miskin, KAT dan PMKS Lainnya.

- Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang

mampu

- Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin

- Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin

- Pelatihan keterampilan bagi PMKS

Page 145: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

126

7 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesos

- Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat

darurat dan kejadian luar biasa.

8 Program Pemberdayaan Kelembagaan Sosial

- Peningkatan jenjang kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial

- Peningkatan kualitas SDM Kesejahteraan sosial masyarakat

- Peningkatan sarana dan prasarana kepahlawanan dan keprintisan.

- Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

4.2 Analisis Perda No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

Perda No 2 Tahun 2010 hadir sebagai sebuah solusi yang dikeluarkan oleh

Pemkot Serang untuk mengatasi pelbagai bentuk Penyakit Masyarakat terjadi di

Kota Serang, yang salah satunya adalah peredaran minuman beralkohol yang

menjadi fokus penelitian Peneliti, yang berjudul Critical Policy Analysis Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: Di Kota

Serang, Provinsi Banten). Namun pada kenyataanya sangat disayangkan Perda

yang sudah ada sejak tahun 2010 tahun tersebut belum dapat menyelesaikan

permasalahan peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang. Hal

tersebut dibuktikan dengan masih adanya pemberitaan media yang menjadikan

Page 146: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

127

masaalaah peredaran minuman beralkohol sebagai headline beritanya seperti yang

peneliti kutip dari halaman salah satu berita online terkemuka di Banten sebagai

berikut:

Gambar 4.3

Berita Penggrebegan Gudang Miras di Kota Serang

(Sumber: Radar Banten News)

Dari berita tersebut kita dapat melihat bahwa sesungguhnya keberadaan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini masih menyisakan permasalahan yang

terjadi, karena keberadaan Perda tersebut ternyata masih belum bisa untuk menjadi

sebuah payung hukum yang dapat mengatasi masalah peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang. Karena memang jika kita membaca dan menelaah isi

dari Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Page 147: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

128

Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini kita bisa menemukan beberapa

kejanggalan pada isinya.

Kemudian pada kesempatan ini Peneliti akan coba untuk memaparkan sebuah

analisis terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dimana pada analisis ini

Peneliti akan membahas dan mengkritisi isi dari Perda tersebut dan pada muaranya

akan bisa memberikan suatu informasi serta pemahaman terkait Perda ini. Analisis

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini diantaranya menyangkut hal-hal sebagai

berikut:

4.2.1. Adanya Inkonsistensi Bunyi Ayat Pada Pasal 7 Tentang Minuman Keras

Pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terdapat inkonsistensi

pada bunyi pasalnya terutama pada pasal 7 yang membahas tentang larangan

peredaran minuman beralkohool di Kota Serang. Dimana inkonsistensi tersebut

menurut Peneliti menyalahi prinsip equity atau kesetaraan yang harus ada pada

sebuah kebijakan, pengecualian yang ada seolah-olah memberikan pengertian

bahwa hanya orang-orang yang sanggup membeli minuman beralkohol di Hotel

Berbintang sajalah yang boleh membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol di

Kota Serang hal tersebut harusnya tidak terjadi pada sebuah produk kebijakan

Page 148: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

129

Pemerintah. Inkonsistensi pasal tersebut dapat dilihat pada potongan gambar

berikut:

Gambar 4.4

Pasal 7

Sumber: (Peneliti)

Berangkat dari gambar pasal 7 di atas peneliti menemukan, adanya

inkonsistensi dari bunyi butir ayat pasal tujuh 7, dimana ada pertentangan yang

terjadi pada bunyi ayatnya yaitu pada ayat lima 5. Bunyi dari ayat yang digaris

bawahi pada gambar di atas tersebut telah membatalkan bunyi ayat-ayat pasal tujuh

7 yang sebelumnya. Pengecualian yang terdapat pada bunyi ayat lima (5), sangat

tidak elok untuk ada pada suatu Perda yang seharusnya terdapat konsistensi pada

setiap bunyi pasalnya, hal ini menimbulkan kerancuan pada penafsiran dari bunyi

Page 149: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

130

ayat tersebut. Dimana pada bunyi ayat ini seolah menghalalkan minuman

beralkohol apabila dikonsumsi untuk kesehatan. Muncul pertanyaan dari Peneliti

apakah tidak ada obat lain yang dapat menggantikan minuman beralkohol tersebut

sebgai obat untuk kesehatan?. Kemudian apakah apabila seseorang meminum,

minuman beralkohol di Hotel Berbintang akan membuat minuman beralkohol

tersebut menjadi halal dan bermanfaat bagi dirinya?. Inkosistensi dari bunyi ayat

tersebut menurut Peneliti dapat menjadi sumber masalah bagi penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat.

4.2.2. Kurangnya Kejelasan Pembahasan dan Keterangan Isi Perda

Kurangnya kejelasan dan keterangan pada isi Perda juga merupakan hal

yang Peneliti soroti dan kritisi selanjutnya. Kurangnya kejelasan dan keterangan

pada isi tersebut membuat pihak yang membaca dan berusaha memahami isi Perda

ini menjadi sulit untuk mendapatkan informasi dari Perda ini. Contohnya jika kita

hendak mencari pihak yang secara spesifik berwenang dalam Perda ini dan SKPD

mana sajakah yang berwenang untuk menjalankan ketentuan Perda ini kita tidak

menemukan penjelasan hal tersbut. Hal itu ditunjukan oleh gambar berikut:

Page 150: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

131

Gambar 4.5

Pasal 4

Sumber: (Peneliti)

Dari potongan gambar pada pasal 4 Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat kita

bisa melihat ketidakjelasan dari isi Perda tersebut. Pasal terebut membahas tentang

larangan dan pejabat yang untuk menjalankan Perda tersebut. Namun Peneliti tidak

melihat secara spesifik siapakah pejabat yang berwenang tersebut?, SKPD manakah

yang berwenang?, pertanyaan-pertanyaan itu pasti muncul pada benak setiap orang

yang membaca Perda ini.

Kemudian hal tersebut juga ditemukan lagi oleh Peneliti pada pasal 16

tentang pengendalian dan pengawasan dimana kurangnya kejelasan dan keterangan

Page 151: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

132

pada isi Perda ini kembali ditemukan. hal tersebut bisa ditunjukan oleh gamber

berikut:

Gambar 4.6

Pasal 16

Sumber: (Peneliti)

Dari gambar pasal di atas dapat dilihat bunyi dari pasal tersebut yang

berbunyi: “Penngendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan

Daeraah ini, dilakukan oleh Tim yang bersifat lintas Satuan Kerja Perangkat

Daerah”. Dari bunyi pasal tersebut kembali ketidak jelasan informasi mengenai isi

Perda tersebut ditemukan, pertanyaan SKPD mana saja yang tergabung pada tim

tersebut merupakan informasi yang sangat penting diketahui ketika kita membaca

isi Perda ini. Kurangnya kejelasan informasi yang trdapat pada isi Peraturan Daerah

Page 152: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

133

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat ini merupakan hal yang tidak boleh terjadi karena akan sangat

berpengaruh pada proses penegakan Perda ini. Karena kejelasan informasi yang

terdapat pada Perda merupakan salah satu modal penting agar Perda tersebut dapat

berjalan dengan baik.

4.2.3. Penegakan Aturan yang Bergantung Pada Adanya Perwal

` Penagakan aturan yang terdapat pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang sangat

bergantung pada keberadaan Perwal untuk penegakannya. Sedangkan sampai saat

ini Perwal tersebut belum juga ada, padahal Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini

sudah 7 tahun berjalan. Padahal menurut Peneliti keberadaan Perda pun seharusnya

sudah cukup untuk menjadi sebuah payung hukum untuk melakukan penindakan

terhadap setiap pelanggaran yang terjadi. Karena pada suatu Perda juga seharusnya

sudah harus secara rinci dalam memaparkan suatu aturan dan tata cara penindakan

yang bisa dijadikan pedoman bagi pihak terkait khususnya Satpol PP dalam

melakukan Penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Ketergantungan

penindakan pada Perda ini dapat kita lihat dari gambar berikut:

Page 153: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

134

Gambar 4.7

Pasal 14

Sumber: (Peneliti)

Dapat kita lihat dari bunyi ayat 4 pasal 14 di atas dikatakan bahwa untuk

menguatkan pelaksanaan penindakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat tersebut,

dibutuhkan suatu instrumen hukum yang digunakan untuk menjalankan Peraturan

Daerah sebagaimana mestinya. Instrumen tersebut ialah Peraturan Walikota

(Perwal). Urgensi dari pembuatan Peraturan Walikota mengenai Penyakit

Masyarakat ialah, adanya beberapa pasal yaitu pasal (14, 15, 16, dan 18) pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat yang membutuhkan penegasan supaya

Page 154: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

135

Peraturan Daerah tentang Pekat dapat berjalan dengan optimal. Seperti pada pasal

14 ayat 4 tersebut yang menyatakan bahwa, “Tata cara penutupan dan penyegelan

tempat-tempat sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2, diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Walikota”. Pasal ini memeberikan kejelasan, bahwa Peraturan Daerah

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

belum dapat berdiri sendiri, lantas bagaimana tindakan pemerintah terkait hal ini?.

Dikeluarkannya Peraturan Walikota diyakini menjadi salah satu solusi untuk

menyelesaikan peredaran minuman beralkohol. Tetapi sampai hari ini belum ada

kejelasan mengenai hal tersebut. Hal ini menegaskan kembali, kalau Pemerintah

melalui Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakatnya belum mampu berperan dalam

melindungi dan membentengi Masyarakat Kota Serang dari pelbagai aktivitas

peredaran minuman beralkohol yang memang berkolaborasi dengan Penyakit

Masyarakat lain, seperti Hiburan Malam, Pelacuran, dan Perjudian serta lain

sebagainya. Meskipun penertiban peredaran minuman beralkohol dapat dilakukan

oleh Satpol PP, tetapi telah dijelaskan sebelumnya, pasal yang mengatur hal tersebut

pun belum cukup kuat karena masih membutuhkan Peraturan Walikota sebagai

pegangannya.

Page 155: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

136

4.2.4. Tidak Fokus dan Merincinya Isi Perda

Tidak fokus dan merincinya isi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang memurut Peneliti

merupakan suatu sumber permasalahan. Hal tersebut diakibatkan karena

pembahasan mengenai suatu aturan pada suatu Perda haruslah mendalaam dan

mrinci serta fokus membahas suatu topik permasalahan yang hendak diselesaikan.

Namun hal tersebut tidak Peneliti temukan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang karena

peraturan mengenai hal tersebut hanya dibahas pada Pasal 7 saja, sedangkan pada

pasal berikutnya sudah membahas tentang permasalahan lain lagi selain minuman

beralkohol. Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat, pada pasal 6 membahas

tentang waria yang menjajakan diri, pada pasal 7 membahas tentang minuman keras

dan pada pasal 8 membahas permainan ketangkasan.

Hal tersebut menunjukan bahwa Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat tidak fokus

dan merinci dalam membahas isi aturanya. Kejelasan dalam membahas isi aturan

suatu Perda merupakan hal yang penting agar permasalaahan yang hendak

diselesaikan mendapat perhatian dan porsi penyelesaian yang lebih. Dalam hal ini

Page 156: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

137

Peneliti akan khusus mengkritisi isi dari Pasal 7 yang membahas tentang minuman

keras.

Gambar 4.8

Pasal 7

Sumber: (Peneliti)

Gambar tersebut dapat kita lihat bahwa pasal tujuh membahas tentang

minuman keras, namun pada isinya hanya minuman yang mengandung alkoholah

yang dilarang untuk dikonsumsi dan diedarkan. Muncul satu pertanyaan dari

Peneliti, apakah hanya minuman yang mengandung alkohol sajalah yang

membahayakan?. Pada kenyataannya masih ada minuman yang berbahaya

meskipun bukan merupakan minuman beralkohol seperti contohnya, obat batuk cair

yang apabila dikonsumsi dengan sembrono dan tidak sesuai dengan takaran akan

Page 157: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

138

menimbulkan efek yang sama seperti minuman beralkohol. Penyalahgunaan obat

batuk cair yang digunakan sebagai pengganti minuman beralkohol ini juga

seharusnya dapat menjadi perhatian khusus yang bisa ditangani dengan isi Perda

yang fokus dan merinci membahas minuman keras yang tidak hanya minuman yang

mengandung alkohol namun masih ada juga minuman lain yang berbahaya bagi

kesehatan yang tidak hanya minuman beralkohol. Dan menurut Peneliti seharusnya

masalah minuman keras beserta jenis Penyakit Masyarakat lain dipisahkan dengan

dibuatnya Perda yang mengurusi permasalahan yang fokus membahas satu

permasalahan. Agar isi dan fokus pembahasan isi aturan Perda tersebut menjadi

terperinci tidak menyisakan celah dalam upayanya untuk menyelasaikan suatu

permasalahan yang dihadapi khususnya mengenai permasalahan minuman

beralkohol ini agar dapat diselesaikan dengan baik.

4.3 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari observasi penelitian. Dalam penelitian yang berjudul Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten), Peneliti

menggunakan Teori critical systems thinking untuk dapat menjelaskan fenomena

yang terjadi dengan cara berfikir kritis dengan menggunakan paradigma Boundary

Judgement, dimana dengan menggunakan paradigma tersebut peneliti beranggapan

Page 158: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

139

bahwa setiap kebijakan yang dibuat selalu terkotak-kotak mengikuti kepentingan-

kepentingan Aktor kebijakan yang terkait pada proses formulasi, implementasi,

hingga proses evaluasi. Teori tersebut dinilai dan dianggap lebih rasional dan tepat

untuk dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada serta pada

akhirnya memberikan suatu resolusi kebijakan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus:

di Kota Serang, Provinsi Banten). Adapun indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Tabel 4.3

Table of Boundary Categories

Batas Kategori Batas Persoalan

1. Pemilik Kepentingan 2. Tujuan Sumber motivasi 3. Ukuran perbaikan Sistem referensi (sistem perhatian) 4. Pembuat keputusan yang menentukan 5. Sumber penghasilan Sumber kekuasaan Yang terlibat pengamatan (* fakta *) 6. Lingkungan Keputusan dan evaluasi (* nilai *) dianggap relevan ketika 7. Tenaga ahli datang untuk menilai 8. Keahlian Sumber pengetahuan manfaat atau cacat dari 9. Jaminan proposisi

10. Saksi 11. Pembebasan Sumber pengesahan Yang terpengaruh 12. Pandangan dunia

Sumber:... W. Ulrich 1983, p 258; p 43; dan 2000, p 256.

Page 159: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

140

1. Sources of motivation (Sumber motivasi),

Sources of motivation (Sumber motivasi), adalah suatu sumber yang menjadi

latar belakang terciptanya suatu kebijakan serta pihak yang memiliki wewenang

terkait kebijakan tersebut, yang dijadikan sebagai gambaran kekuatan guna

tercapainya tujuan dari dibuatnya suatu kebijakan.

a. Stakeholder, (Pemilik Kepentingan) semua pihak yang terlibat dalam

dalam formulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

b. Purpose (Tujuan), yaitu sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dari

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

c. Measure of improvement (Ukuran Perbaikan), yaitu yang dijadikan

standar atau ukuran keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

2.Sources of power (Sumber kekuasaan)

Sources of power (Sumber kekuasaan), adalah suatu sumber yang menjadi

kelebihan pada sebuah kebijakan. Pihak yang memiliki power dalam mengambil

Page 160: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

141

keputusan dan wewenang untuk mengawasi serta melaksanakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol untuk mencapai sebuah

keberhasilan.

a. Decision-maker (Pembuat Keputusan), yaitu pihak yang menjadi

pembuat kebijakan yang memiliki wewenang dalam setiap keputusan

perubahan tolak ukur keberhasilan, pelaksanaan adan pengawasan pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

b. Resources (Sumber daya), yaitu potensi yang dimiliki Pemrintah Kota

Serang untuk dapat mewujudkan keberhasilan tujuan adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang.

c. Decision Environment (Lingkungan Keputusan ), yaitu Lingkungan

keputusan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Berkaitan dengan hal

apa saja yang terjadi pada lingkungan keputusan tersebut.

Page 161: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

142

3. Sources of knowledge (Sumber pengetahuan)

Sources of knowledge (Sumber pengetahuan) adalah suatu sumber yang

dijadikan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan tentang Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Minuman Beralkohol.

a. Professional (Tenaga ahli), yaitu pihak yang dianggap sebagai sumber

terpercaya berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam menilai dan

memutuskan serta melakukan sesuatu pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

b. Expertise (Keahlian), yaitu kemampuan pihak yang terlibat sebagai

pembuat maupun pelaksana Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkahol di Kota Serang,

Dalam melaksanakan dan menangani permasalahan yang terjadi pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

c. Guarantee (Jaminan) yaitu Jaminan yang diberikan oleh pihak yang

dilibatkan dan berkontribusi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah No 2

Page 162: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

143

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang yang berkaitan dengan strategi dan langkah yang akan dilakukan

untuk memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4. Sources of legitimation (Sumber pengesahan)

Merupakan legitimasi dari pihak-pihak yang menjadi sasaran dari adanya suatu

kebijakan atau pihak yang terpengaruh dari adanya kebijkan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serang.

a. Witness (Saksi), yaitu orang yang terkena efek atau dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

b. Emancipation (emansipasi), yaitu orang yang selama ini tidak terlibat

dalam pembuatan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serahta

yang sangat penting untuk suaranya diangkat seperti Organisasi

Keagamaan dan Organisasi Masyarakat yang bisa memberikan masukan

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Page 163: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

144

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

c. World view (Pandangan dunia), yaitu pandangan secara universal

terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Berdasarkan kategori di atas, maka Peneliti membuat matriks agar data-data

yang ada dari hasil kategorisasi dapat dibaca dan dipahami secara keseluruhan.

Setelah itu dianalisis kembali untuk mencari dan mendapatkan kesimpulan yang

signifikan selama penelitian. Setelah data dan informasi yang didapatkan bersifat

jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi,dan telah ditemukan fakta dan nilai

yang memiliki hubungan keterkaitan, maka kesimpulan tersebut dapat diambil

untuk dijadikan jawaban dalam membahas masalah penelitian yang berjudul

Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait

Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinsi Banten).

4.3.1. Informan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive (bertujuan).

Informan yang telah ditentukan peneliti adalah semua pihak yang terlibat dalam

formulasi, implementasi hingga evaluasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Page 164: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

145

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di

Kota Serang terkait peredaran minuman beralkohol.

Dengan adanya klasifikasi key informan dan secondary informan yang

Peneliti lakukan bisa mempermudah dalam mencari data yang dibutuhkan Peneliti

sesuai dengan latar belakang jabatan dari Informan tersebut.

Adapun Informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Informan Penelitian

No. Kode

Informan

Pertanyaan Nama/Jabatan Informan

1 I.1 Q1-Q30 Bapak Oman selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang

2 I.2 Q1-Q30 Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-

Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang

3 I.3 Q12-Q30 Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota

Serang

Page 165: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

146

4 I.4 Q12-Q30 Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi

Sabhara Polres Serang

5 I.5 Q12-Q30 Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan

Disperindagkop Kota Serang

6 I.6 Q12-Q30 Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang

7 I.7 Q12-Q30 Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma

dan Eks Pengguna Napza

8

I.8

Q22-Q30

Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota Serang

9

I.9

Q22-Q30

Bapak Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus

Raja Kota Serang

10

I.10

Q22-Q30

Bapak Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara

11

I11

Q31-Q38

S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan

Malam

12

I12

Q31-Q38

M Penjual minuman beralkohol di Warung Remang-

remang

13

I13

Q31-Q38

T Penjual minuman beralkohol yang berkedok

Warung Sembako

14

I14

Q31-Q38

N Penjual minuman beralkohol di Lapo

14

I14

Q31-Q38

Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum Silaturahmi

Masyarakat Walantaka)

15

I15

Q31-Q38

Bapak Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong

Page 166: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

147

16

I16

Q31-Q38

Fariz Selaku Jurnalis Tribun News Banten

(Sumber: Peneliti, 2017)

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif

berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para Informan penelitian,

hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi

lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang Peneliti lakukan. Seperti yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman

yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data

Collection), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan

penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verivication). Berdasarkan

teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama penelitian

berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan triangulasi data yaitu proses check

and recheck antara sumber data dengan sumber data lainnya, serta diberi kode-kode

Page 167: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

148

pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan

pembahasan permasalahan penelitian.

Disini Peneliti melakukan pelbagai kegiatan penelitian guna menemukan

penyebab permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di

Kota Serang terkait peredaran minuman Beralkohol di Kota Serang. Serta agar bisa

memberikan resolusi kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, dengan

menemukan keterkaitan fakta dan nilai dilapangan. Dari hasil penelitian yang

dilakukan di lapangan, Peneliti menemukan pelbagai informasi, kondisi, dan

berbagai fenomena atau berbagai gejala mengenai berbagai permasalahan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Kemudian setelah melakukan observasi serta wawancara dengan

berbagai pihak atau dengan para Informan, Peneliti menemukan berbagai fakta,

nilai, informasi, kondisi, tanggapan dan permasalahan mengenai Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

Dengan banyaknya informasi yang didapat di lapangan, maka Peneliti

menggunakan kajian teori critical systems thinking agar dapat memilah fakta dan

nilai yang akurat dan terpercaya guna menghasilkan suatu penelitian kebijakan yang

Page 168: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

149

baik dan dapat memberikan suatu hasil penelitian yang relevan. Dimana dengan

menggunakan pendekatan tersebut Peneliti akan mellihat suatu permasalahan

kebijakan dengan menggunakan berbagai kacamata dan sudut pandang, untuk dapat

memilah fakta-fakta serta nilai-nilai yang ada pada suatu permasalahan kebijakan

dengan menggunakan rangka pikir „critical heuristics‟. Dan diharapkan pada

muaranya Peneliti akan dapat menemukan sebuah resolusi kebijakan untuk

mengatasi permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sources of motivation adalah sumber yang menjadi latar belakang terciptanya

suatu kebijakan serta pihak yang memiliki wewenang terkait kebijakan tersebut,

yang dijadikan sebagai gambaran kekuatan yang guna tercapainya tujuan dari

dibuatnya suatu kebijakan.

a. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)

b. Purpose (Tujuan)

c. Measure of improvement (Ukuran Perbaikan)

2. Sources of power (Sumber kekuasaan), adalah suatu sumber yang menjadi

kelebihan pada sebuah kebijakan. Pihak yang memiliki power dalam mengambil

keputusan dan wewenang untuk mengawasi serta melaksanakan Peraturan

Page 169: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

150

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang untuk mencapai sebuah keberhasilan.

a. Decision-maker (Pembuat Keputusan)

b. Resources (Sumber Daya)

c. Decision environment (Lingkungan Keputusan)

3. Sources of knowledge (Sumber pengetahuan), adalah suatu sumber yang

dijadikan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan tentang Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

a. Professional (Tenaga Ahli),

b. Expertise (Keahlian)

c. Guarantee (Jaminan),

4. Sources of legitimation (Sumber pengesahan), merupakan legitimasi dari pihak-

pihak yang menjadi sasaran dari adanya suatu kebijakan atau pihak yang

terpengaruh dari adanya kebijkan.

a. Witness (Saksi)

b. Emancipation (Emansipasi)

c. World view (Pandangan Dunia)

Adapun hasil wawancara yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

Page 170: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

151

4.4.1. Sources of Motivation (Sumber Motivasi)

Sources of motivation (Sumber Motivasi) adalah suatu sumber yang menjadi

latar belakang terciptanya suatu kebijakan serta pihak yang memiliki wewenang

terkait kebijakan tersebut, yang dijadikan sebagai gambaran kekuatan guna

tercapainya tujuan dari dibuatnya suatu kebijakan. Dalam sumber motivasi ini juga

terdapat tiga variabel yang meliputi Stakeholder yaitu pihak mana saja yang

memiliki kewenangan dan terlibat secara langsung pada tahap formulasi dan

pelaksanaan suatu kebijakan, Purpose (Tujuan), yaitu sasaran yang ingin dicapai

dari Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran terkait minuman beralkohol di

Kota Serang, dan Measure of improvement (Ukuran perbaikan), yaitu yang

dijadikan patokan atau standar keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4.4.1.1. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)

Stakeholder adalah semua pihak yang terlibat dalam dalam formulasi dan

pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait dengan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Kinerja suatu kebijakan dapat ditentukan oleh

Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan, pelaksanaan hingga evaluasi suatu

kebijakan karena dengan melibatkan pihak yang tepat maka kebijakan tersebut

Page 171: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

152

akan mampu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, serta tingkat

keberhasilannya juga akan semakin besar apabila kebijakan tersebut memang

realistis dengan sosial kultur wilayah kebijakan.

Kebijakan yang berbentuk peraturan daerah seperti Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang khususnya,

dibuat dan dibahas oleh pihak DPRD Kota Serang yang dibahas bersama Wali Kota

dan sudah melibatkan pihak-pihak yang memang seharusnya dilibatkan dalam

formulasi suatu kebijakan. Hal tersebut diketahui setelah Peneliti melakukan

wawancara dengan pihak Biro Hukum Sekda Kota Serang seperti yang dikemukan

oleh Bapak Oman Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau mengungkapkan sebagai berikut (I1 Q1):

“Kalo secara faktual sih yang membuat Perda tentang Pekat ini ya DPRD Kota Serang yang dihahas dengan Wali Kota, adanya Perda ini bertujuan untuk menjdikan Kota Serang menjadi kota madani” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Berdasarkan wawancara dengan I1.1 Hal itu menunjukan bahwa Peraturan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang sudah dibuat oleh pihak yang memang mempunyai tugas dan

kewenangan dalam hal tersebut.

Page 172: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

153

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang (I2 Q1) :

“Pembuatan Perda itu kan wewenangnya DPRD dan Walikota yah pastinya mereka yang membuat Perda Pekat ini, yang aspirasinya bisa datang dari Masyarakat atau pihak lain yang mempunyai kepentingan apalagi masalah minuman beralkohol ini kan menyangkut berbagai pihak di dalam penegakannya”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Apa yang di katakana oleh I1. dan I 2 sudah sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-undang No 23 Taun 2014 yaitu, pihak yang berwenang untuk mengajukan

dan membuat suatu Peraturan Daerah yaitu Wali Kota Serang yang dibahas dan

disetujui oleh DPRD Kota Serang. Dalam pembahasan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang juga melibatkan

banyak SKPD yang mempunyai kewenangan dan kepentingan dalam hal

pemberantasan penyakit masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol.

Informasi tersebut didapat setelah Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak

Oman Selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau mengungkapkan sebagai berikut (I1 Q2):

“Yang terlibat dalam pembuatan Perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari Kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para Pengusaha Hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat Kota Serang tapiSsaya lupa siapa Tokoh yang diundang pada waktu itu”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Page 173: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

154

Dari pernyataan yang diungkapakan oleh I1. di atas serupa dengan apa yang

dikemukakan oleh, Ibu Lily selaku Kasubag pengaturan Perundang-Undangan

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau mengatakan (I2Q2):

“Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes kepolisian juga dilibatkan kala berkaitan dengan perda Pekat ini”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Berdasarkan wawancara dengan I1. dan I2 yang mengatakan bahwa pihak

yang dilibatkan dalam pembuatan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop,

Dinkes, Dinsos dan juga Pihak TNI serta Tokoh Masyarakat namun ada satu pihak

yang tidak mengikuti pembahasn Perda tersebut adalah Pihak Pengusaha yang

diundang pada saat acara pembahasan Perda tersebut. Kemudian untuk menjalankan

dan menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol ini perlu ada pihak yang secara jelas memiliki tugas untuk

menegemban amanat Perda tersebut, yaitu untuk memberantas peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang. Pihak-pihak yang terlibat ini diketahu Peneliti melalui

wawancara yang dilakukan pada Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan

Page 174: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

155

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Beliau

mengungkapkan bahwa (I1 Q3):

“Kalo ditanya siapa yang menjalankan Perda ini ya tentunya SKPD-SKPD yang membidangi masalah yang berkaitan dengan Perda Pekat ini diantaranya ada Satpol PP, ada dari Disperindagkop, Dinsos, Dinkes, ya kalo mengenai minuman beralkohol sih sudah pasti Kepolisian dan dari TNI juga terlibat dalam setiap upaya penegakan Perda Pekat ini, seperti pada operasi Kalimaya dan Cipta Kondisi ya mereka semua terlibat dengan tugasnya masing-masing”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Senada dengan yang dikatakan I1., Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang juga

mengatakan (I2 Q3):

“Untuk pelaksana Perda ini dimana dalam pelaksanaanya terdapat multi pihak yang dilibatkan Satpol PP sebagai pelaksana penertiban dibantu Kepolisian, Dinas-dinas lain sesuai dengan tupoksinya Disperindagkop dengan fungsinya dibidang perizinan perdagangan beserta Badan Penanaman Modal, Dinkes dengan fungsinya dibidang kesehatan bisa memberikan penerangan kepada Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol, begitu juga dengan Dinsos sosial yang bisa memberikan rehabilitasi sosial kepada Masyarakat Tuna Susila”. (Wawancara: Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Berdasarkan wawancara dengan I1 dan I2 bahwa pihak yang dilibatkan

sebagai Pelakasana Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang melibatkan banyak pihak dalam tatanan

Pemerintahan Kota Serang yaitu, Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan

Page 175: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

156

juga Kepolisian untuk dapat bekerjasama dalam memberantas peredaran minuman

beralkohol yang juga harus didukung oleh peran serta Masyarakat agar Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkoholdi Kota Serang ini dapat

terlaksana dengan baik dan mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai dari adanya Perda tersebut.

Setelah Peneliti melakukan wawancara dengan I1 dan I2 mengenai

Stakeholder ataau pihak mana saja yang mempunyai kepentingan dan dan

dilibatkan secara langsung pada Formulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang diketahui bahwa pihak yang

terlibat pada proses tersebut adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes,

Dinsos dan juga Tokoh Masyarakat serta para Pengusaha yang berkaitan dengan

Perda tersebut namun pihak Pengusaha ini tidak terlibat karena tidak hadir

meskipun telah diundang oleh pihak Pemerintah. Diketahui juga bahwa pelaksana

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini

adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, yang juga harus

dibantu peran serta Masyarakat Kota Serang agar pihak yang ditunjuk pelaksana

dapat terbantu dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

Page 176: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

157

4.4.1.2. Purpose (Tujuan)

Purpose yaitu tujuan yang ingin dicapai dari Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol. Karena dibuatnya suatu

kebijakan sejatinya adalah untuk mengatasi suatu permasalahan publik yang

terjadi yang harus diselesaikan dengan adanya suatu aturan yang dibentuk oleh

pihak yang memiliki kewenangan dimana penyelesaian permasalahan yang ada

merupakan tujuan utama dari adanya suatu Perda tersebut. Adapaun tujuan dari

adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol

tersebut Peneliti ketahui setelah mewawancarai Bapak Oman Selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang yang mengatakan (I1 Q4):

“Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi Kamu ini loh minuman beralkohol yang Saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Berdasarkan wawancara dengan I1.di atas bahwa tujuan adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

adalah untuk memberantas segala bentuk Penyakit Mayarakat yang salah satunya

Page 177: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

158

adalah peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar tercipta suatu kondisi

yang aman dan tertib. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Ibu Lily selaku

Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang yang mengatakan (I2Q4) :

“Tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan peredaran Minuman Beralkohol”. (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat adalah untuk

meeberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat yang ada di Kota Serang. Namun

pada pelaksanaannya Perda tersebut tentu saja memiliki pihak yang menjadi sasaran

dalam upaya penegakan aturan yang terkandung dalam Peraturan Daerah tersebut,

dimana pihak yang menjadi sasaran dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang itu Peneliti ketahui dari

pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang pada saat

diwawancarai oleh Peneliti, Beliau menerangkan bahwa (I1 Q5) :

“Tentu yang menjadi sasaran adanya Perda Pekat ini adalah Masyarakat yang harus diayomi dan menjadi sasaran dalam hal ini juga termasuk-masuk oknum-oknum yang terlibat dalam permasalahan tentang Pekat ini dan mereka itu harus ditindak dengan tegas” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Page 178: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

159

Selaras dengan apa yang dikatakan I1, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang menerangkan

bahwa (I2Q5) :

“Sasaran dari adanya Perda ini tentu pihak-pihak yang melanggar aturan Perda, dan kepada Masyarakat juga sebagai himbauan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan Perda Pekat, itu kalo dikaitkan dengan minuman beralkohol yah sudah jelas larangannya dilarang menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di wilayah hukum Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 1.300 WIB. Kantor Sekda Kota Serang) Dengan adanya pernyataan dari I1 dan I2. di atas, kita bisa mengetahui bahwa

yang menjadi sasaran dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terutam

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah Masyarakat Kota

Serang serta oknum-oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang

sudah tercantum dalam Perda tersebut, yang salah satunya masih adanya pihak yang

menjual dan meminum minuman beralkohol di Kota Serang sehingga oknum-

oknum tersebutlah yang menjadi sasaran utama penegakan Perda ini dan tidak lupa

juga Masyarakat yang harus terlindungi dari peredaran minuman beralkohol akibat

adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat adalah merupakan pihak yang menjadi

sasaran Perda ini. Setelah membicarakan mengenai sasaran Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat peredaran terkait minuman beralkohol tentu ada juga pihak yang

Page 179: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

160

terkena dampak dari adanya Perda tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung karena adanya suatu aturan dalam Perda ini pasti akan menimbulkan

dampak. Untuk mengetahui pihak mana saja yang terkena dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang ini maka peneliti mewawancarai Bapak Oman Selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang, Beliau mengatakan bahwa (I1 Q6) :

“Seharusnya kan yang terkena dampak dari adanya perda ini tentu masyarakat dan para oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan dari Perda ini seperti Pengusaha Hiburan yang menjual miras akan menjadi sasaran perda Pekat ini, atau Pihak manapun yang mlanggar aturan akan terkena dampak dari adanya larangan peredaran minuman beralkhol ini agar mereka tidak leluasa untuk melakukan pelanggaran” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Senada dengan pernyataan diatas, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang juga

menyatakan bahwa (I2 Q6) :

“Yang terkena dampak dari adanya Perda menurut Saya adalah para penjual minuman beralkohol mereka menjadi tidak bisa dengan bebas menjual minuman beralkohol, penjual minuman beralkohol juga bisa kena sanksi hukuman sampai tiga bulan kurungan kalo tidak salah” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Setelah mendengar pernyataan dari I1 dan I2 tentang pihak mana yang

sebenarnya terrkena dampak dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Page 180: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

161

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Peredaran terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah oknum

pemilik Tempat Hiburan atau oknum lain yang melakukan pelanggaran terhadap

aturan yang ada pada Perda tersebut terutama pihak yang mengedarkan minuman

beralkohol di Kota Serang baik di Tempat Hiburan Malam ataupun di tempat lain

seperti; Warung Remang, Kafe, Warung Sembako yang juga menjual miinuman

beralkohol atau ditempat manapun terkecuali di Hotel Berbintang merupakan pihak

yang menjadi sasaran Perda ini. Kemudian pihak yang juga pastinya terkena

dampak dari adanya Perda ini adalah Masyarakat, karena Perda ini sejatinya ada

untuk melindungi Masyarakat Kota Serang dari segala bentuk Penyakit Masyarakat

yang bisa merusak kultur budaya Kota Serang.

Pembuatan suatu Paeraturan Daerah tidak lepas dari fase Implementasi atau

pelaksanaan aturan-aturan dan anjuran yang terkandung dalam Peraturan Daerah

tersebut, yang tentunya dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk sebagai pengemban

amanat dari Peraturan Daerah tersebut dimana dalam proses Implementasi ini, tentu

saja pihak yang menjadi pelaksana tersebut harus diawasi agar menjalankan

tugasnya agar sesuai dengan amanat Peraturan Daerah yang di Implementasikan

tersebut. Adapun pihak-pihak yang melakukan pengawasan pada pelaksanaan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol ini

dijelaskaan oleh Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum

Page 181: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

162

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau menjelaskan dengan tegas,

sebagai berikut (I1 Q7) :

“Unsur-unsur yang mengawasi pelaksanaan Perda ini ya Pemerintah Kota serang baik Eksekutif dan Legislatif yang mengevaluasi pelaksanaan Perda tentang Pekat ini, dan juga pihak yang ditunjuk menjadi pelakasana Perda ini harus ikut mengawasi juga pelaksanaan Perda ini. Masyarakat juga harus bisa memberikan pengawasan dan peran sertanya agar Perda ini berjalan dengan baik dan optimal” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Hal demikian juga diperkuat oleh Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, yang

menyatakan bahwa (I2 Q7) :

“Fungsi pengawasan menjadi tanggung jawab bersama antara Masyarakat dan Pemerintah melalui satuan kerja yang berwenang malalui Satpol PP, Kepolisian dan Dinas terkait harusnya bersama Masyarakat melakukan pengawasan terkait peredaran minuman beralkohol ini, peran Masyarakat harus ditingkatkan untuk lebih mengoptimalkan penegakan Perda Pekat ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 dan I2 diatas diketahui bahwa pihak

yang mengawasi pelakasanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran

Terkait Minuman Beralkohol ini dilakukan Oleh Pemerintah Kota Serang yang

dilakukan oleh DPRD dan Wali Kota beserta SKPD yang ditunjuk sebagai

pelaksana Perda ini yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes dan juga Dinsos,

namun pengawasan juga harus dilakukan oleh Masyarakat agar pelaksanaan

Page 182: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

163

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Seranng ini bisa berjalan dengan baik. Setelah mengetahui pihak mana saja

yang mengawasi Implementasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol ini, Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

cara pengawasan tersebut dilakukan untuk itu, Peneliti pun menanyakan hal tersebut

kepada Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan serius mengatakan bahwa

(I1 Q8) :

“Pengawasan tersebut dilakukan dengan dengan cara melakukan rapat koordinasi dan hasil kerja mengenai Perda pekat ini yang dilakukan dengan semua SKPD yang terlibat” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Hal yang selaras juga diungkapkan mengenai bagaiman pengawasan Perda ini

dilakukan, oleh Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang dengan jelas Beliau menerangkan bahwa (I2

Q8) :

“Kalo masalah pengawasan oleh pihak Pemkot Kota Serang kita bisa lihat dari kinerja Dinas apakah sudah baik atau belum dengan melihat perkembangan hasilnya dilapangan memantau setiap isu yang hadir melalui koordinasi yang dilakukan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Page 183: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

164

Memahami informasi yang didapat dari wawancara yang dilakukan pada I1

dan I2 mengenai bagaimana pengawasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dilakukan, Peneliti

mengatahui bahwa pengawasan itu dilakukan dengan cara melakukan rapat

koordinasi dan tinjuan-tinjaun yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang

mengenai isu-isu yang berkembang terkait penegakan Perda Pekat ini.

Peneliti menemukan jawaban mengenai apa tujuan dari adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Peredaran terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini yaitu, adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas

Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan peredaran Minuman

Beralkohol guna melindungi kultur budaya Masyarakat Kota Serang yang terkenal

dengan budaya keislamianya, yang menentang segala bentuk penyakit Masyarakat

di Kota Serang. Serta pihak yang menjadi sasaran dan terkena dampak dari adanya

Perda ini sudah jelas adalah semua Masyarakat Kota Serang yang harus terlindungi

dari segala bentuk penyakit Masyarakat dan juga semua Oknum yang menjadi

pelanggar aturan Perda yang masih mengedarkan minuman beralkohol, beserta

melakukan kegiatan lain yang dilarang sebagai pihak yang harus ditertibkan dan

dikenakan sangsi atas pelanggaran yang diperbuat.

Page 184: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

165

4.4.1.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)

Measure of improvement (Ukuran perbaikan) yaitu standar atau ukuran

keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol. Bagaimana suatu kebijakan itu dikatakan berhasil, tentu

merupakan hal yang perlu kita ketahui agar Pemerintah dapat menentukan langkah-

langkah yang dapat mewujudkan keberhasilan dari adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Maka Peneliti

menanyakan apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda ini kepada Bapak

Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas menerangkan bahwa (I1 Q9) :

“Sudah barang tentu yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda ini adalah Kota Serang yang terbebas dari Penyakit Masyarakat, walaupun tidak terbebas secara penuh namun setidaknya peredaran minuman beralkohol bisa terkontrol, dan terkendali dari segi jumlah dan batasan-batasan terhadap pengkonsumsiannya di Masyarakat bisa Pemerintah tanggulangi dan pada akhirnya perlahan-demi perlahan akan benar-benar hilang dari Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Hal yang senada juga diterangkan oleh Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang dengan yakin

beliau mengatakan bahwa (I2 Q9) :

“Yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini semua peraturannya dapat ditaati oleh semua pihak karena apabila

Page 185: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

166

semua aturan yang ada dalam Perda tersebut ditaati akan mendatangkan kebaikan bersama bagi warga Kota Serang, kalo aturan dalam Perda sudah di patuhi oleh seluruh pihak maka Penyakit Masyarakat akan hilang dengan sendirinya” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Setelah mendengar jawaban dari I1 dan I2, diketahui bahwa tolak ukur

keberhasilan dari Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol ini adalah dapat ditaatinya semua peraturan yang ada dalam

Perda tersebut oleh semua pihak, sehingga Penyakit Masyarakat khususnya

peredaran minuman beralkohol yang merupakan fokus penelitian yang dilakukan

oleh Peneliti dapat ditanggulangi dan pada akhirnya akan dapat dihilangkan

seluruhnya dari wilayah Kota Serang. Dalam menegakan suatu aturan khususnya

dalam penegakan Peraturan Daerah tentu saja ada pihak yang ditunjuk sebagai pihak

yang bertanggungjawab melakukan penanganan dan penegakan serta pengawasan

masalah yang ada dalam setiap pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut. Dimana

pihak tersebut tentu saja dipilih sesuai dengan kemampuan, tugas dan fungsi yang

harus dimiliki untuk menangani permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah

tersebut, agar mencapai keberhasilan. Untuk mengetahui pihak mana saja yang

bertanggungjawab menangani permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini, Peneliti mewawancarai

Page 186: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

167

Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas menyatakan bahwa (I1 Q10):

“Pihak pemerintah kota serang melalui Satpol PP, Kepolisian dan tentu saja SKPD yang terlibatlah yang menjadi penanggung jawab kaitannya dengan permasalahan Perda Pekat ini dan seharusnya Masyarakat juga diharapkan memiliki rasa tanggung jawab kepada masalah perda ini apalagi kalo dihubungkan dengan masalah miras atau minuman beralkohol ini peredarannya bisa dimana saja dan sulit terdeteksi jadi masyarakat juga harus turut serta berperan dalam hal ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Sesuai dengan apa yang dikatakan I1 di atas Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

dengan jelas dan lebih rinci menerangkan bahwa (I2 Q10) :

“Semua pihak yang mempunyai kewenangan dalam menangani permasalahan minuman beralkohol ini harus bertanggung jawab untuk menegakan peratauran Satpol PP, Dinsos, Dinkes, Kepolisaian, dan dinas terkait lainnya harus bersinergi bersama Masyarakat untuk bertangguung jawab menegakan Perda tentang Pekat ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Setelah melakukan wawanncara dengan I1 dan I2 Peneliti mengetahui pihak-

pihak yang bertanggungjawab untuk menangani permasalahan yang terjadi pada

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

adalah Pemerintah Kota Serang beserta jajarannya yang bertugas sebagai pelaksana

dan pengawas Peraturan Daerah tersebut yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes,

Dinsos dan juga tentunya Kepolisian beserta Masyarakat juga harus ikut

Page 187: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

168

bertanggungjawab dalam menangani permasalahan yang terjadi pada Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini,

yang faktannya memiliki banyak permasalahan yang terjadi diantarnya masih

adanya Oknum-oknum yang mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang baik

di Warung Remang-remang ataupun Tempat Hiburan, kemudian adanya isu aparat

Pemerintah atau penegak hukum yang menjadi backing tempat-tempat yang menjual

minuman beralkohol ditambah lagi konsumsi minuman beralkohol ini sudah

menyasar berbagai kalangan di Kota Serang juga merupakan permasalahan yang

masih dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol ini.

Apakah adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkoholdi di Kota Serang ini akan memberikan pengaruh yang baik

terhadap upaya pemeberantasan permasalahan Penyakit Masyarakat di Kota Serang

khususnya terhadap masalah peredaran minuman beralkohol, untuk mengetahui hal

tersebut Peneliti menanyakan hal tersebut pada Bapak Oman, selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang, Beliau dengan antusias menyatakan bahwa (I1 Q11) :

“Tentu dengan adanya Perda ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi upaya pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang,

Page 188: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

169

diharapkan akan mengurangi peredaran minuman beralkohol ini karena oknum yang menjual minuman beralkohol ini tidak memiliki kebebasan dalam mengedarkan minuman beralkohol, kemudian apabila terkena razia oleh petugas maka oknum tersebut akan mendapatkan sanksi bisa dihukum sampai 3 bulan penjara” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Selaras dengan apa yang dikemukakan I1 Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang,

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I2 Q11) :

“Sesuai dengan tujuan adanya Perda ini yaitu untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat ya sudah pasti akan memberikan pengaruh yang baik pada upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di Kota Serang karena dengan adanya Perda ini sebagai payung hukum pemeberantasan Penyakit Masyarakat ini akan lebih maksimal dengan didukung oleh semua pihak baik pelaksana, pengawas dan Masyarakat ikut membantu menyukseskan Perda ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Berdasarkan informasi yang didapat Peneliti diatas, setelah mewawancarai I1

dan I2 . Adanya Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang akan dapat mampu

memberikan pengaruh yang baik bagi upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di

Kota Serang dengan dukungan serta keseriusan dari semua pihak, baik pihak

pelaksana ataupun Masyarakat. Namun jika dilihat dari fakta yang Peneliti temukan

dilapangan pada saat melakukan observasi, ternyata adanya Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat belum banyak memberikan pengaruh yang positif bagi uapaya

Page 189: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

170

pemberantasan Penyakit Masyarakat Kota Serang karena baik Pelacuran, Hiburan

Malam, Penegemis, Anak Jalanan dan juga Peredaran Minuman Beralkohol dan

segala bentuk Penyakit Masyarakat lain masih marak terjadi diberbagai tempat di

Kota Serang.

4.4.2. Sources of Power (Sumber Kekuasaan)

Sources of power (Sumber kekuasaan), adalah suatu sumber yang menjadi

kelebihan pada sebuah kebijakan. Pihak yang memiliki power dalam mengambil

keputusan dan wewenang untuk mengawasi serta melaksanakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang untuk

mencapai sebuah keberhasilan.

4.4.2.1. Decision Maker (Pembuat Keputusan),

Decision-maker (Pengambilan keputusan), yaitu pihak yang menjadi

pembuat kebijakan yang memiliki wewenang dalam setiap keputusan perubahan

tolak ukur keberhasilan, pelaksanaan adan pengawasan pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Pengambilan

keputusan ini dilakukan untuk menentukan hal-hal yang bisa membuat Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang bisa

berhasil mengatasi segala bentuk Penyakit Masyarakat, khususnya peredaran

Page 190: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

171

minuman beralkohol yang menjadi fokus penelitian ini. Untuk mengetahui pihak

yang berhak untuk mengambil keputusan mengenai tolak ukur keberhasilan,

pelaksanaan, dan juga pengawasan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang maka peneliti menanyakan

hal tersebut kepada Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi

Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas

menyatakan bahwa (I1 Q12):

“Tolak ukur inikan berkaitan dengan kandungan Perda itu sendiri, tentang apa yang diharapkan dari adanya Perda Pekat tersebut yang berwenang dalam merubah ataupun menetapkan hal-hal yang berkaitan tentang Perda yah pastinya Wali Kota dan DPRD” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Senada dengan apa yang dikatakan Oleh I1 Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang,

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I2 Q12) :

“Semua perubahan yang dilakukan dalam suatu kebijakan tentunya dilakukan oleh pihak eksekutif yaitu Wali Kota yang dibahas bersama dengan DPRD, jadi apabila ada perubahan ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan perda pekat itu wewenangnya eksekutif dan legislatif” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang). Menguatkan hasil wawancara diatas yang dilakukan kepada I1 dan I2, Bapak

Juanda selaku, Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang beliau juga menjelaskan bahwa

(I3 Q12) :

Page 191: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

172

“Semua perubahan Perda itu dilakukan di ranah pusat pemerintahan Kota ada di tangan Wali Kota dan anggota DPRD, kalo masalah strategi dan cara penegakan Perdanya tergantung institusi masing-masinng” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang). Menanggapi wawancara diatas hal serupa juga diungkapkan oleh Brigadir

Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Kota Serang, Beliau mengungkapkan

bahwa (I4 Q12) :

“Kalo perubahan Perda itu wewenangnya Pemda kalo kami hanya menjalankan amanat perdanya saja untuk menaggulangi masalah penyakit masyarakat termasuk memberantas peredaran miras di Kota Serang sebagai wilayah hukum Kami” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang). Kemudian masih terkait wawancara di atas, Bapak Handryan selaku Kabid

Perdagangan Disperindagkop Kota Serang juga mengatakan hal yang menguatkan

informasi diatas, Beliau menerangkan bahwa (I5 Q12) :

“Itu udah pasti wewenangnya pihak DPRD bersama Wali Kota mengenai perubahan mah adapun pembahasannya Kami pun akan dilibatkan bersama SKPD lain juga” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Informasi diatas juga dikuatkan dengan pernyataan dari Bapak Usep selaku

Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau menyatakan bahwa (I6 Q12) :

“Itu wewenangnya DPRD dan Wali Kota karena mereka adalah pihak yang membuat kebijakan ini, bersama pihak-pihak yang dilibatkan seluruh unsur Muspida Kota Serang akan tetapi setiap perubahan yang berkaitan dengan tolak ukur maupun isi Perda itu adalah wewenang DPRD bersama Wali Kota” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Page 192: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

173

Pernyataan yang terakhir juga semakin mengguatkan pernyataan-pernyataan

sebelumnya dimana diungkapkan oleh Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna

Wisma dan Eks Pengguna Napza Dinsos Kota Serang, Beliau menjelaskan bahwa

(I7 Q12) :

“Setiap perubahan itu butuh proses dan yang berhak untuk merubah suatu tolak ukur atau apapun itu dalam Perda adalah wewenangnya Wali Kota bersama DPRD kalo Kami dari Dinsos hanya sebagai salah satu pelaksana dai Perda Pekat ini” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara yang dilakukan dengan I1 sampai dengan I7

diketahui bahwa yang berhak untuk merubah tolak ukur, tatacara pengawasan dan

pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang adalah Wali Kota dan DPRD Kota Serang yang

dilakukan berdasarkan aspirasi Masyarakat dan kebutuhan yang dilakukan pada

Perda tersebut semata-mata agar Perda tersebut dapat mencapai keberhasilan. Setiap

Peraturan Daerah yang dibuat tentunya diharapkan akan mencapai keberhasilan

sesuia denngan tujuan yang hendak dicapai dari adanya peraturan tersebut yaitu

mengatasi suatu permasalahan yang terjadi di Masyarakat. Begitu juga Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

dibuat untuk mencapai keberhasilan dalam menangani permasalahan yang

dihadapinya sesuai dengan tujuan dari adanya Perda tersebut. Untuk mencapai suatu

Page 193: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

174

keberhasilan tentunya ada Pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembahasan

(formulasi) Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini, pihak yang dilibatkan itu tentunya memiliki

kepentingan, pengetahuan serta kemampuan dalam rangka memberikan masukan

yang bermanfaat bagi isi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini agar dapat sesuai dengan kebutuhan

pemeberantasan Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minnuman beralkohol

yang menjadi fokus penelitian ini. Untuk menanyakan Pihak mana saja yang

dilibatkan dalam pembahasan Perda ini, Peneliti mewawancarai Bapaak Oman,

selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang, Beliau memaparkan dengan serius bahwa (I1 Q13) :

“Yang terlibat dalam pembuatan perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para pengusaha hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat kota serang tapi saya lupa siapa tokoh yang diundang pada waktu itu” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Senada dengan pernyataan dari Bapak Oman diatas, Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

memberitahukan dengan tegas bahwa yang dilibatkan pada pembahasan Peraturan

Page 194: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

175

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat ini adalah (I2 Q13) :

“Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam Perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Kepolisian juga dilibatkan kalau berkaitan dengan perda Pekat ini ada juga pihak lain yang diundang sebagai pemeberi masukan Masyrakat dan Tokoh Agama” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Memperkuat pernyataan yang diungkapkan oleh dua Informan sebelumnya

mengenai Pihak mana saja yang dilibatkan dalam pembahasan Perda Pekat, Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang secara gambling menjelaskan

bahwa (I3 Q13) :

“Kami termasuk pihak yang dilibatkan karena kami termasuk pelaksana, tugas Satpo PP salah satunya menjaga ketertiban di masyarakat Kota Serang yang berhubungan dengan Penyakit Masyarakat bersama Instansi lain, Dinsos, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Kepolisian beserta TNI juga dilibatkan. Oh unsur agama ya jelas dilibatkanlah” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara). Menanggapi pertanyaan yang sama, informasi yang selaras juga didapatkan

Peneliti terkait pihak mana saja yang dilibatkan dalam pembahasan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat dari Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara

Kota Serang, dengan tegas Beliau mengatakan bahwa (I4 Q13) :

“Perangkat daerah yang terkait dan semua unsur Muspida Kota Serang terlibat seharusnya. Tapi Saya tidak tau pasti apakah semua unsur Muspida itu dilibatkan semuanya pada saat pembuatan Perda Pekat ini, tapi yang

Page 195: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

176

jelas Kami sebagai Pihak Kepolisian ikut terlibat dalam pembauatan maupun penegakan Perda Pekat ini, tapi kalo masalah peredaran miras Disperindag mempunyai andil juga karena ini berhubungan dengan perdagangan tempat usaha yang melanggar bisa dicabut ijinnya Satpol PP juga termasuk mitra kami dalam penegakan Perda ini” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang). Senada dengan Informasi yang didapat dari Informan-informan sebelumnya

Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang

memberikan penjelasanya terkait Pihak mana saja yang dilibatkan dalam

pembahasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini, dengan nada bicara

yang santai, Beliau menerangkan bahwa (I5 Q13) :

“Kami dan SKPD lain yang terlibat langsung dalam Perda Pekat ini dari segi pengawasan maupun penindakan. Dinkes dan Dinsos bersama Satpol PP juga dilibatkan bersama unsur Muspida Kota Serang, Kepolisian, TNI, dan Tokoh Masyarakat yang ikut diundang dalam perumusan Perda Pekat ini” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Informasi serupa juga diperoleh dari Bapak Usep selaku Staf Farmalkes

Dinkes Kota Serang, Beliau dengan serius menjelaskan bahwa (I6 Q13) :

“Yang sudah pasti terlibat adalah pihak Sekda yaitu Biro Hukum, Wali Kota, DPRD, juga jajaran pemerintahan Kota Serang yang mempunyai tupoksi yang berkaitan dengan Perda Pekat ini Dinas Perdagangan, Satpol PP, Dinas Kesehatan ada juga keterlibatan dari Kepolisian dan Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Page 196: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

177

Serupa dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, Bapak Heli selaku Kasi

Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza menerangkan dengan seksama

bahwa (I7 Q13) :

“Yang terlibat dalam pembahasan Perda ini semua SKPD yang ada di Kota Serang ada yang merupakan sebagai pelaksana langsung namun ada juga yang hanya berperan pada pngawasan saja. Kalo Dinsos dan Satpol PP ini kan sebagai Pelaksana dari Perda Pekat ini jadi yah sudah pasti dilibatkan dalam pembahasan, bersama pihak lain juga yang dilibatkan seperti Kepolisian dan Masyarakat juga” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang). Berdasarkan wawancara yang dilakukan untuk mengetahui pihak mana saja

yang dilibatkan pada pembahasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini, diketahui

bahwa pihak-pihak yang terlibat adalah Wali Kota, DPRD Kota Serang selaku pihak

yang memiliki wewenang dalam pengajuan dan pembahsan hingga pengesahan

Peraturan Daerah, dan melibatkan juga pihak yang mempunyai tupoksi berkaitan

dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini yaitu Satpol PP, Disperindagkop,

Dinkes, Dinsos, dan juga dari Kepolisian serta TNI. Selanjutnya ada juga

perwakilan dari unsur Masyarakat sebagai pemeberi aspirasi dan masukan yang bisa

jadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah dalam membuat isi Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat. Berakitan dengan adanya larangan mengenai peredaran minuman

beralkohol, Pemerintah Kota Serang juga mengundang para Pengusaha Hiburan,

Page 197: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

178

Karaoke, Hotel untuk duduk bersama membahas Perda ini namun Mereka tidak

hadir memberikan suaranya yang bisa bermanfaat bagi proses pembuatan Kebijakan

Daerah tersebut agar dapat berhasil mencapai tujuannya.

Dalam rangka untuk mengetahui tujuan dari Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini Peneliti secara langsung

mengkonfirmasi hal tersebut kepada Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang dengan nada

suara yang tegas, Beliau mengungkapkan mengenai tujuan adanya Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

adalah (I1 Q14) :

“Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi kamu ini loh minuman beralkohol yang saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Hal yang selaras juga diungkapkan oleh I1 Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

menjelaskan hal tersebut dengan serius, Beliau mengatakan bahwa (I2 Q14) :

“Manfaat dan tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan Peredaran Minuman Beralkohol agar Kota Serang menjadi tertib dan aman

Page 198: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

179

terbebas dari segala bentuk Penyakit Masyarakat” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Demikian juga apa yang diungkapkan oleh Bapak Juanda, selaku Kabid

PPHD Satpol PP Kota Serang menanggapi wawancara diatas, Beliau mengutarakan

hal yang serupa yaitu (I3 Q14) :

“Mencegah, memberantas, dan menaggulangi Penyakit Masyarakatlah sesuai dengan judul yang ada di Perdanya, termasuk minuman beralkohol ini makanya kita biasa melakukan penertiban dan razia miras itu setiap 3 bulan sekali agendanya kalo masalah pengawasan dan penyelidikan kami melakukan hal itu setiap mingguan dan bulanan” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Senada dengan informasi dengan wawancara diatas Brigadir Gito selaku Staf

Pelaksanaan Operasi Sabhara Kota Serang memberikan tanggapannya terkait tujuan

Perda Pekat ini, Beliau menerangkan dengan tegas bahwa (I4 Q14) :

“Perda ini ada sebagai payung hukum untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat dimana dalam pasalnya juga ada pasal 7 kalo tidak salah yang melarang penjualan dan pengkonsumsian miras di wilayah Kota Serang. Adapun kandungannya kalo di Pandeglang 0,5% itu masih diperbolehkan tapi kalo di Kota dan Kabupaten Serang itu tidak diperbolehkan harus 0% tujuannya agar tercipta Kamtibmas di wilayah Kota Serang ini” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Melanjutkan pencarian informasi mengenai tujuan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol, Peneliti juga menanyakan hal

Page 199: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

180

tersebut kepada Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang beliau dengan santai menjelaskan hal tersebut sebagai berikut (I5 Q14) :

“Untuk menghindarkan Masyarakat dari akibat negatif minuman beralkohol, kan perbuatan kejahatan itu bisa ditimbulkan oleh pengaruh minuman beralkohol, apalagi di Papua itu segala jenis minuman beralkohol tidak diperbolehkan untuk diedarakan maupun dikonsumsi. Yah itu sih menurut Saya selain mungkin masukan dari Masyarakat dan Tokoh Ulama juga agar minuman beralkohol tidak boleh diperjualbelikan di Kota Serang kan Kota Serang menuju Kota Madani. Kalo di Hotel sih itu beda lagi ada pengcualian untuk itu” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Untuk semakin memperjelas informasi yang didapatkan maka Peneliti

melanjutkan pencarian informasi mengenai tujuan dari adanya Perda Pekat ini

kepada pihak Dinkes Kota Serang yang diwakili oleh Bapak Usep selaku Staf

Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau menerangkan mengenai tujuan tersebut

dengan jelas bahwa (I6 Q14) :

“Untuk melindungi Masyarakat Kota Serang dari bahaya minuman berlkohol yang bisa berakibat buruk bagi tubuh apabila dikonsumsi, masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi minuman beralkohol diantaranya rusaknya organ hati, sistem pencernaan, dan bisa juga menimbulkan kerusakan pada otak termasuk juga untuk mengindarkan tindakan-tindakan kriminal yang bisa ditimbulkan akibat konsumsi minuman beralkohol yang selalu berkonotasi dengan perilaku yang negatif lagian agama Kita juga melarang mengkonsumsi minuman beralkohol” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Informasi mengenai tujuan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini semakin jelas setelah Peneliti

Page 200: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

181

menanyakkan hal tersebut kepada Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma

dan Eks Pengguna Napza Dinsos Kota Serang, selaras dengan informasi yang

didapat dari wawancara sebelumnya secara jelas Beliau menjelaskan hal tersebut (I7

Q14) :

“Untuk memberantas semua Penyakit Masyarakat baik Pelacuran, Perjudian, Peredaran Minuman Beralkohol, dan menangani Pengemis, Anak Jalanan agar Kota Serang bisa tertib dan aman dari segala dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh adanya Penyakit Masyarakat” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Informan (I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7), Peneliti

mengetahu bahwa tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait

Peredaran Minuman Beralkohol inii adalah untuk mencegah, memeberantas, serta

menanggulangi segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota Serang yang salah

satunya adalah terkait dengan peredaran minuman beralkohol. Adanya Perda

tersebut juga untuk melindungi seluruh Masyarakat Kota Serang dari ancaman

pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan dari adanya Penyakit Masyarakat seperti,

Pelacuran, Perjudian, Gelandangan Pengemis, Anak Jalanan, juga Peredaran

Minuman Beralkohol yang menjadi fokus utama pada penelitian yang berjudul

berjudul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota

Serang Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang,

Provinsi Banten). Namun Peneliti menyayangkan adanya Peraturan Daerah tentang

Page 201: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

182

Penyakit Masyarakat ini ternyata belum mampu untuk menanggulangi permasalah

Penyakit Masyarakat di Kota Serang khususnya terkait Peredaran Minuman

Beralkohol karena, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti

mengungkapkan bahwa Minuman Beralkohol ini masih beredar diberbagai tempat

di Kota Serang, dari mulai tempat Hiburan Malam, Karaoke, hingga Warung

Remang yang ada di Kota Serang. Hal itu menunjukanbhwa penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih

belum bisa mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Adanya suatu Peraturan Daerah selalu akan menimbulkan dua sisi mata uang,

ada pihak yang diuntungkan namun ada juga pihak yang merasa dirugikan karena

adanya aturan dalam isi suatu Peraturan Daerah. Pro dan kontra pun biasanya sering

terjadi pada pembahasan dan penegakan suatu Peraturan Daerah karena kedua belah

pihak tersebut sama-sama memiliki kepentingan terkait Peraturan Daerah tersebut.

Begitu juga pada proses Formulasi dan Implementasi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang yang utamanya berkaitan dengan peredaran minuman

beralkohol, yang merupakan fokus penelitian ini yang berjudul Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

(Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten) pasti ada pihak yang pro dan kontra

Page 202: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

183

dari adanya larang peredaran minuman beralkohol ini. Demi untuk mengetahui

pihak mana saja yang pro dan kontra terhadap adanya Perda ini maka Peneliti

menanyakan hal tersebut kepada Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau

menerangkan mengenai hal tersebut dengan nada suara yang tegas bahwa (I1 Q15) :

“Kalo dari pihak pemerintah sudah pasti mendukung adanya Perda Pekat ini khususnya yang berakaitan dengan pelarangan miinuman beralkohol di Kota Serang, namun mungkin ada oknum, Kita sebut oknum yang tidak mendukung adanya larangan minuman beralkohol ini karena mungkin bisa menghilangkan mata pencaharian mereka. Yang pro dan kontra selalu ada dalam setiap pelaksanaan kebijakan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Selaras dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Oman di atas, Ibu Lily selaku

Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang juga menerangkan hal yang sama, Beliau dengan tenang dan santai

menjelaskan bahwa (I2 Q15) :

“Sejauh ini setiap unsur yang ada di Kota Serang ini tentunya mendukung Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini, namun pastinya ada pula segelintir orang yang kontra karena mereka merasa dirugikan dengan adanya larangan peredaran minuman beralkohol sebagai contoh Pengusaha Hiburan Malam dan Warung Remang yang menjual minuman beralkohol” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Menanggapi pertanyaan yang sama Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol

PP Kota Serang mengungkapkan hal yang serupa, Beliau dengan tegas menjelaskan

bahwa (I3 Q15) :

Page 203: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

184

“Kalo ditanya siapa yang Pro terhadap Perda ini semua pihak seharusnya Pro terhadap Perda ini Tapikan kita tahu sendiri di Masyarakat ada segelintir Orang menyimpang dan malah melanggar aturan Perda. ada yang berjualan sembako sekaligus menjual miras, ada tempat Karaoke yang menyediakan Miras dan Wanita macam-macamlah di Serang ini kadang kami juga harus kucing-kucingan sama yang melanggar itu” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang). Dalam wawancara dengan Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi

Sabhara Kota Serang Peneliti juga menemukan jawaban yang sama dengan

Informan-informan sebelumya, di Kota Serang. Beliau mengatakan (I4 Q15) :

“Seluruh unsur Pemerintahan dan Masyarakat adalah pihak yang Pro sedangkan yang melanggar aturan Perda ini adalah yang Kontra dengan adanya Perda ini yang menjual dan mencari keuntungan dari peredaran Miras ini adalah Pihak yang tidak menghendaki adanya larangan peredaran Miras ini. Kalo boleh Saya sebut kafe-kafe di Kota Serang ini menjual minuman beralkohol Solid, Krakatau, Flemenggo, Savana, diatas Pasar Rau mereka itu ijinnya usaha apa seharusnya Dinas terkait Disperindag dan BPTPM juga melakukan pengawasanlah bantu Kami yang bisa menutup tempat usaha itukan Mereka bersama Satpol PP dengan bantuan Kami pada prosesnya” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Gito di atas diketahui ada beberapa

tempat usaha Kafe di Kota Serang yang menjual minuman beralkohol, menurut

Beliau tempat tersebut seharusnya ditutup oleh Pihak Satpol PP, BPTM, dan juga

Disperindagkop selaku pihak yang memiliki wewenang. Kemudian Peneliti juga

menanyakan pertanyaan yang serupa kepada pihak Disperindagkop Kota Serang

yang diwakili oleh Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop

Kota Serang menerangkan bahwa (I5 Q15) :

Page 204: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

185

“Kami sebagai pihak Pemerintah dan seluruh pelaksana Perda Pekat ini termasuk pihak yang mendukung adanya larangan peredaran minuman beralkohol ini, bila pun ada yang tidak mendukung larangan minuman berlkohol ini itu hanya orang-orang yang mengambil keuntungan dari peredaran minuman beralkohol” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Hal yang diungkapkan oleh Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan

Disperindagkop Kota Serang tersebut serupa dengan apa yang dikemukan oleh

Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau dengan jelas

menerangkan bahwa (I6 Q15) :

“Pemerintah dan seluruh masyarkat yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol adalah pihak yang mendukung adanya larangan minuman beralkohol di Kota Serang dan pihak yang mengkonsumsi dan menjual minuman bberalkohol sebagai pihak yang dirugikan dari adanya larangan ini adalah pihak yang kontra tidak mendukung, jelas sajalah mereka kontra terhadap larangan ini wong mereka yang menjual mendapat pemasukan yang besar dari menjual minuman beralkohol apalagi kalo di tempat Karaoke, Kafe, Club Malam harganya itu bisa berkali lipat” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Pertanyaan serupa juga ditanyakan kepada Bapak Heli selaku Kasi

Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau mengungkapkan hal

yang serupa dengan Informan-informan sebelumnya yaitu (I7 Q15) :

“Kalo Pihak yang mendukung Perda ini, Saya pikir semua Pihak mendukung adanya Perda ini terutama pihak Pemerintah dan Masyrakat namun kan masih ada segelintir Orang yang hidupnya bergantung pada kegiatan-kegiatan yang merupakan Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Pengemis dan Penjual Miras yang pastinya Kontra terhadap adanya Perda Pekat ini” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Page 205: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

186

Setelah melakukan wawancara dengan Informan (I1, I2, I3, I4, I5, I6,. I7) Peneliti

mengetahu bahwa pihak yang mendukung ini adalah Pemerintah Kota Serang dan

SKPD yang terlibat dalam pengawasan dan penegakan yaitu Satpol PP,

Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan juga Pihak Kepolisian serta Masyarakat

karena Merekalah yang berupaya memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat

Kota Serang. Tidak hanya ada pihak yang pro namun ada juga pihak yang kontra

terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang ini karena pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan

dan memiliki keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol. Pihak yang

Kontra terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol ini adalah oknum Pengusaha Tempat Hiburan Malam,

Karaoke, Kafe, serta Pemilik Warung Remang-remang yang menjual minuman

beralkohol merupakan pihak yang kontra terhadap adanya Perda tersebut. Pihak

tersebut berdasarkan oservasi yang dilakukan oleh Peneliti banyak tempat hiburan

malam di Kota Serang diantaranya Savana, Solid, FN Karaoke, Kafe Flamenggo

yang menjual minuman beralkohol setiap malam namun seolah dibiarkan oleh pihak

yang berwenang dalam hal penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol ini yaitu pihak Satpol PP dan Kepolisian ini menjadi

Page 206: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

187

pertanyaan yang sangat menggangu di kepala Peneliti, mengapa tempat tersebut

dibiarkan menjual minuman beralkohol?. Mengapa pihak Satpol PP,

Disperindagkop, dan BPTPM tidak menutup dan mencabut ijin usaha tempat-tempat

yang secara jelas dan sudah menjadi rahasia umum di Masyarakat menjual

mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang ini menjadi hal yang harus

diperhatikan oleh Kita bersama khususnya oleh pihak Pemerintah Daerah Kota

Serang selaku pemegang kekuasaan dalam mengawasi jajarannya agar bertindak

sesuai dengan aturan.

4.4.2.2. Resources (Sumber daya)

Resources (Sumber daya), yaitu potensi yang dimiliki Pemerintah Kota

Serang untuk dapat mewujudkan keberhasilan tujuan adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol. Sumber daya ini bisa berkaitan

dengan kemampuan pelaksana dan anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol.

Sumber daya tersebut sangat penting daalam menegakan suatu Perda karena

merupakan salaah satu faktor penentu berhasilnya suatu Peraturan Daerah, apakah

sumber daya tersebut memadai atau tidak dalam mendukung pelaksanaan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang untuk

Page 207: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

188

mengetahui hal tersebut, Peneliti melakukan wawancara kepada kepada Bapak

Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan serius menerangkan bahwa (I1 Q16) :

“Jika kami lihat sumber daya yang dimiliki mungkin dari segi SDM dan sumber daya lainnya selalu saja dikatakan kurang memadai namun janganlah itu dijadikan alasan kalo kurang yah optimalkan semampunya pelaksanaan Perda yang sudah menjadi tanggung jawab bersama harus diutamakan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Berdasarkan wawancara kepada Bapak Omaan Peneliti mengetahui bahwa

sumber daya untuk menjalankan Peraturan Daerah selalu saja dikatakan kurang

namun hal tersebut harusnya tidak menjadi penghalang yang besar dalam

melaksanakan Perda. Menanggapi pertanyaan yang sama Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

mengatakan dengan tegas bahwa (I2 Q16) :

“Sumber daya yang ada saya rasa cukup namun kurang secara kualitas itu berkaitan dengan individu, kalo masalah anggaran itu tergantung rumah tangga nmasing-masing kan semua sudah ada anggrannya, jawaban Saya sumber daya yang dibutuhkan masih kurang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Diketahui bahwa sumber daya yang kurang itu sebenarnya datang dari

kualitas individu atau datag dari SDMnya namun dari segi anggaran dirasa cukup

karena di Pemerintahan semua itu sudah ada anggarannya namun secara

keseluruhan dikatakan bahwa memang sumber daya yang dibutuhkan untuk

Page 208: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

189

menanngani Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol masih dirasa kurang. Selaras dengan apa yang diungkapkan

oleb Ibu lily diatas, Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang

memaparkan keterangannya dengan santai bahwa (I3 Q16) :

“Sumberdaya Kami masih kurang De, bangunan saja masih kecil seperti ini personil Kami masih kurang untuk melakukan penertiban Kami terkadang harus dibantu Kepolisian atau POL PP dari Provinsi dan Kabupaten, apabila ada penertiban yang cukup besar kalo Ade tanya masalah dana Saya tidak bisa menjawab itu bukan wewenang Saya” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Dari pernyataan Bapak Juanda tersebut diketahui bahwa Satpol PP Kota

Serang masih memiliki kekurangan dari segi SDM berkaitan dengan jumlah

Personil yang dimiliki masih kurang untuk melakukan pernertiban di wilayah Kota

Serang. Hampir selaras dengan apa yang dikatakan Bapak Juanda, Brigadir Gito

selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Kota Serang mengungkapkan dengan

tegas bahwa (I4 Q16) :

“Setiap Personil Kami sudah terlatih dan siap bertugas dari segi kualitas kam memadai namun dari segi kuantitas Kami masih kurang karena Kami juga memiliki tugas terkait hal yang lain juga, dari segi anggaran Kami sudah memilikinya untuk melakukan kegiatan penertiban amaupun razia pekat yang kami lakukan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan informasi yang dikatakan Brigadir Gito, diketahu bahwa setiap

personil memiliki kemampuan yang sudah terlatih namun karena tugas Kepolisian

Page 209: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

190

tidak hanya menangani urusan Penyakit Masyarakat saja menyebakann keterbatasan

personil dalam setiap kegiatan penegakan maupun pengawasan Perda Pekat ini

khususnyan terkait peredaran minuman beralkohol. Masih berkaitan dengan

pertanyaan yang sama, Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop

Kota Serang mengatakan juga pendapatnnya bahwa (I5 Q16) :

“Selama ini kalo dari pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena pegawai disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok nah ini dia yang juga jadi masalh yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di Kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Dari keterangan Bapak Handryan diketahui bahwa Disperindagkop tidak

mengalami permasalahan terkait dengan masalah perizinan namun serupa dengan

apa yang dialami oleh Satpol PP dan Kepolisian ternyata Disperindagkop juga

kekurangan pegawai untuk melakukan pengawasan dalam bidang perdagangan yang

hubungannya untuk mengawasi peredaran minuman beralkohol keterbatasan ini

dikarenakan peredaran minuman beralkohol ini tidak hanya dijual di pusat Kota saja

namun juga sampai di kampung-kampung. Hal yang senada juga diungkapkan

Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau menjelaskan dengan

nada bicara yang santai bahwa (I6 Q16) :

“Keterbatasan sumber daya masalah klasik dalam suatu kebijakan memang dalam penegakan masalah minuman beralkohol ini menurut Saya sih dalam penegakannya harus didukung oleh sumber daya manusia yang banyak agar

Page 210: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

191

setiap sudut Kota Serang ini bisa diawasi tapikan pada kenyataanya jumlah petugas itu terbatas dan masih kurang belum lagi anggran untuk mobilisasi dan sebgainya tentu masih kurang mendukung disinilah sekali lagi saya tekan ayolah Masyarakat ikut membantu peran petugas agar semua dapat manfaat dari adanya Perda Pekat ini” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

. Informasi yang didapat dari Bapak Usep menjelaskan bahwa masalah

mengenai sumber daya ini merupakan masalah klasik yang dihadapi dalam setiap

penegakan Peraturan Daerah. Kekuragan dari segi jumlah petugas ini dapat

ditanggulangi dengan adanya peran dan bantuan dari Masyarakat dalam menegakan

dan mengawasi Perda Pekat ini khususnya dalam menangani masalah peredaran

minuman beralkohol. Mepertegas keterangan bahwa masih kurangnya sumber daya

yang dibutuhkan dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat dari para

informan sebelumnya Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks

Pengguna Napza menerangkan dengan singkat bahwa (I7 Q16) :

“Kalo bebicara masalah sumber daya akan selalu kurang apabila dibandingkan dengan banyak hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menangai masalah Pekat ini” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Berdasarkan pada informasi yang diungkapkan oleh para Informan yang

Peneliti wawancarai terkait dengan masalah sumber daya, diketahui bahwa ternyata

sumber daya dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya

Page 211: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

192

yang bergubunggan dengan pemberantasan peredaran minuman beralkohol ini

ternyata masih kurang karena petugas Satpol PP, Kepolisian dan juga

Disperindagkop masih memiliki keterbatasan dari segi jumlah personil dan pegawai

yang juga diperparah dengan kenyataan bahwa minuman beralkohol ini bisa

diedarkan dimana saja mulai dari pusat Kota Serang sampai wilayah Perkampungan

yang terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun keterbatasan sumber daya tersebut

seharusnya bukan penghalang yang berarti dalam upaya untuk menegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman

beralkohol karena keterbatasan tersebut sebenarnya dapat ditangani apabila peran

dan bantuan dari Masyarakat dapat ditingkatkan ini menjadi masukan bagi

Pemerintah Kota Serang untuk bagaimana meningkatkan peran serta Masyarakat

dalam menyukseskan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

Dalam menegakan suatu Peraturan Daerah tentu saja ada pihak-pihak yang

bekerjasama dalam rangka untuk membuat Peraturan Daerah tersebut berjalan

dengan lancar dan dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang menjadi

alasan Peeraturan Daerah tersebut dibuat. Dalam Penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol

tentunya terdapat Pihak yang saling bekerjasama dan untuk mengetahui pihak-pihak

Page 212: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

193

yang saling bekerjasama dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait pemberantasan peredara minuman beralkohol ini Peneliti

melakukan wawancara dengan beberapa Informan yang memiliki pengetahuan

mengenai hal tersebut yang satunya adalah Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan

dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

memaparkan penjelasannya dengan tegas bahwa (I1 Q17) :

“Semua pihak, semua unsur yang ada di Kota Serang dari Pemerintah melalui Satpol PP, Dinkes, Dinsos, Disperindagkop, Kepolisian, TNI, unsur Agama dan Masyarakat harus bekerjasama untuk menegakan larangan minuman beralkohol di Kota Serang agar berjalan dengan baik dan berhasil dalam menanggulangi permasalahan minuman beraalkohol tersebut.” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Berdasarkan keterangan Bapak Oman di atas diketahu bahwa semua pihak

dari mulai Pemerintah dan pihak yang ditunjuk sebagai yang berwenang dalam

melakukan pemberantasan peredaran minuman beralkohol ini yaitu Satpol PP dan

Kepolisian beserta pihak yang juga terlibat dari segi pengawasan seperti

Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos harus bisa saling bekerjasama dalam

menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusnya terkait upaya

pemberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dengan

merangkul Masyarakat juga pada pelaksanaanya karena Masyarakat sendirilah yang

lebih mengeatahui apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Page 213: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

194

Serupa dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman di atas, Ibu Lily

selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang juga mengatakan dengan singkat dan jelas bahwa pihak yang

harus bekerjasama dalam penegakan Perda Pekat ini adalah (I2 Q17) :

“Pihak yang bekerjasama dalam penegakan Perda Pekat yang berkaitan denganperedaran minuman beralkohol ini antara lain, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, Satpol PP tentunya juga Kepolisian dan Masyarakat” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Masih menanggapi pertanyaan yang sama hal senada namun dengan

pemaparan yang lebih panjang diutarakan oleh Bapak Juanda selaku Kabid PPHD

Satpol PP Kota Serang mengatakan bahwa (I3 Q17) :

“Harusnya semua pihak bisa bekerjasama dalam penertiban Perda ini, Masyarakat juga harus berperan apalagi peredaran Miras ini ada di tengah Masyarakat jadi, Masyarakat lebih tau pastinya makanya kami mnghimbau pada Masyarakat untuk membantu kami dalam upaya penegakan larangan peredaran miras di Kota Serang ini. Kalo yang seharusnya yang bekerjasama dalam Perda ini Satpol PP, Kepolisian, TNI, Disperindag, Dinkes, Dinsos kalo mengadakan razia gabungan bisa juga koordinasi laporan pelanggaran Perda Kami akan membantu baik diminta maupun tidak” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan informasi dari Bapak Juanda di atas diketahu selain pihak yang

memang ditunjuk sebagai pelaksana dalam penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya dalam menangani peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang yaitu, Satpol PP, Kepolisiam dan juga Dinas terkait perlu mendapat

Page 214: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

195

dukungan serta bantuan dari Masyarakat, karena Masyarakat dianggap lebih

mengetahui mengenai apa yang sebenarnya terjadi di lapangan mengenai peredaran

minuman beralkohol. Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Brigadir Gito

selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang dengan nada yang tegas

Beliau menrangakan bahwa (I4 Q17) :

“Kepolisian, Satpol PP, dam TNI beserta unsur Pemda terkait yang seharusnya bekerjasama dalam pemberantasa minuman beralkohol ini dibantu peran Masyarakat sebagai mitra kami karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui hal-hal yang terjadi dilapangan. Tapi ini sekedar cerita saja apabila ada operasi gabungan untuk merazia tempat hiburan yang menjual miras kami selalu gagal miras yang didapatkan hanya sedikt entah ada oknum yang membocorkan atau bagaimana, jadi kami lebih berhasil kalau melakukan tindakan sendiri” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Gito di atas kembali adanya

penekanan bahwa peran Masyarakat ini harus lebih ditingkatkan lagi karena

Masyarakat sendirilah yang lebih mengetahui apa yang terjadi dilingkungannya

karean minuman beraalkohol ini dijual ditenga-tengah Masyarakat dan seharusnya

Masyarakat dapat memberikan laporan kepada Pihak yang berwajib. Brigadir Gito

juga bercerita bahwa apabila terjadi bahwa setiap ada razia gabungan yang

dilakukan bersama Satpol PP dan TNI dan beserta pihak Pemda selalu saja

Minuman beralkohol yang didapat sebagai barang sitaan itu sedikit dan terkadang

tempat yang telah dipastikan menjual minuman beralkohol malah tidak ada ketika

dirazia ini menimbulakn kecurigaan bahwasannya ada oknum yang membocorkan

perihal razia tersebut.

Page 215: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

196

Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang

juga menaggapi pertanyaan yang sama mengenai pihak mana saja yang bekerjasama

pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit khusunya terkait pemberantasan

peredaran minuman beraalkohol di Kota Serang, Beliau dengan nada bicara yang

santai mengungkapkan bahwa (I5 Q17) :

“Kalo pihak yang bekerjasama dalam pelaksanaan Perda ini sudah pasti Satpol PP yang berperan dalam penindakan dan razia, kami sebagai pengawas perdagangan, Dinkes dan Dinsos menurut saya yang terlibat secara langsung dan bekerjasama pada pelaksanaan Perda Pekat ini” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Informasi yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak Usep selaku Staf

Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau memberikan informasi bahwa (I6 Q17) :

“Kalo misalnya ada razia gabungan contohnya kemarin menjelang puasa Kami dilibatkan, bersama, Disperindag, Dinsos juga Kepolisian sempat ada pemusnahan minuman beralkohol juga maret kemarin dan Kami ikut dalam pemusnahan itu juga ada ulama juga dari MUI itulah pihak-pihak yang bekerjasama dalam rangka memerangi peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bersama Masyarakat” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan informasi dari Bapak Usep di atas, Peneliti bisa mengatahui

ternyata dalam razia gabungan semua pihak maupun Dinas terkait lain ikut

dilibatkan antara lain, Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan

MUI juga dilibatkan dalam upaya pemberantasan dan pemusnahan minuman

Page 216: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

197

beralkohol di Kota Serang. Serupa dengan informasi yang diungkapkan Informan-

informan sebelumya, Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks

Pengguna Napza juga mengungkapakan bahwa (I7 Q17) :

“Kalo masalaha ini Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara denngan Bapak Heli di atas, Peneliti

mengetahui peran Dinsos adalah lebih kepada upaya rehabilitasi sosial yang

dilakukan kepada warga binaanya saja yaitu Anak Jalanan, Gelandangan Penegmis

dan juga Warag Tuna Susila lainnya. Juga diketahui bahwa berkaitan dengan

rehabilitasi eks pengguna Napza ini sudah tidak ada karena penarikan anggaran

reehabilitasi eks Napza tersebut ke pusat tidak lagi di daerah. Hal tersebut

menjadikan upaya pemeberantasan masalah peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang menjadi semakin tidak optimal karena rehabilitasi eks pengguna Napza

sebagaai salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinsos Kota Serang dalam

mengurangi konsumsi dan peredaran minuman beralkohol lewat adanya rehabilitasi

tersebut terhenti.

Page 217: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

198

Setelah menarik kesimpulan dari berbagai informasi yang didapat oleh

Peneliti, setelah melakukan wawancara dengan para Informan terkait mengenai

pihak mana saja yang bekerjasama pada upaya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

adalah Satpol PP dan Kepolisian yang berwenang secara langsung dalam melakukan

razia dan penertiban peredaran minuman beralkohol kemudian Disperindagkop dan

Dinkes adalalah pihak yang berwenang dalam mengawasi peredaran minuman

beralkohol sesuai dengan fungsinya masing-masing daalam bidang perdagangan dan

kesehatan sedangkan Dinsos berperan dalam pengwasan dan rehabilitasi sosial

terkait Perda Pekat ini. Kemudian semua pihak tersebut juga menekankan perlunya

dukungan Masyarakat dan unsur agama dalam upaya pemberantasan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini agar dapat mencapai keberhasilan. Pihak

yang bekerjasama dalam menegakan Peraturan Daerah tentu saja tetap akan

memiliki spesifikasi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pihak

tersebut. Dalam Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini masing-masing pihak

memiliki tugasnya amasing-masing dalam menagakan Perda tersebut. Untuk

mengetahui peran dari masing-masing pihak yang menegakan Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya dalam memberantas peredaran minuman beralkohol maka

Page 218: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

199

pertama Peneliti menanyakan hal terseebut kepada Bapak Oman, selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang, Beliau mengungkapkan bahwa (I1 Q18) :

“Peran kami sebagai Biro Hukum tentu saja mensosialisasikan adanya Perda Pekat ini larangan tentang peredaran minuman beralkohol ini kepada seluruh mitra Kami berupa koordinasi antar SKPD terkait mengenai langkah-langkah penegakan peraturan ini Satpol PP, Kepolisian, Dinkes, Dinsos, Diperindagkop yah semua yang terlibat termasuk kepada Masyarakat sosialisasi itu Kami lakukan. Kami juga mengawasi penegakan Perda tersebut.” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Oman di atas, Peneliti

mengetahui bahwa Peran Biro Hukum Sekda Kota Serang adalah mensosialisasikan

dan juga ikut mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat. Sejalan

dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman diatas, Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

juga menjelaskan bahwa (I2 Q18) :

“Peran Kami sebagai bagian dari Pemerintahan Kota Serang sesuai dengan tugas kami di Biro Hukum ini melakukan koordinasi dan pengawasan terkait perda Pekat ini kepada SKPD-SKPD dan unsur-unsur lain yang dilibatkan dalam penegakan Perda Pekat ini agar dapat berjalan dengan apa yang diamanatkan dalam Perda.” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Berdasarkan informasi yang didapat dari Ibu Lily di atas diketahui bahwa

sosialisasi dan pengawasan yang dilakukan oleh Biro Hukum Sekda Kota Serang

Page 219: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

200

bertujuan agar Pelaksanaan Perda tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan isi

dan amanat Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

pemberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat mencapai

tujuan yang diamanatkan Perda Pekat tersebut. Kemudian Peneliti juga ingin

mengetahui peran dan hal apa saja yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Serang

dalam menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untk mengetahui hal itu

maka Peneliti menanyakan hal tersebut kepada Bapak Juanda Kabid PPHD Satpol

PP Kota Serang, Beliau dengan tegas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

Peneliti sebagai berikut (I3 Q18) :

“Peran kami sudah jelas menegakan Perda melakukan penertiban berupa razia terhadap peredaraan miras di Kota Serang menindak, memberikan laporan melalui PPNS kejaksaan itu bisa dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Perda kurungan 3 bulan sampai dengan denda RP.50.0000 apabila ada yang terbukti melanggar ketentuan Perda sanksinya yaitu sampai dengan penutupan tempat usaha yang terbukti menjual miras di Kota Serang.” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Bapak Juanda di atas Peneliti

mengetahu bahwa peran Satpol PP dalam mengatasi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol adalah

Page 220: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

201

mengadakan penertiban berupa razia yang dilakukan secara berakala yang dilakukan

3 bulan sekali. Sanksi yang bisa dikenakan kepada pihak yang menjual minuman

beralkohol ini adalah kurungan selama tiga bulan atau denda yang bisa mencapai Rp

50.000.000 serta apabila ada tempat usaha yang terbukti menjual maka akan dicabut

ijin usahanya. Tidak hanya Satpol PP yang terlibat dalam penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini Kepolisian juga tentunya berperan dengan caranya sendiri. Untuk

mengetahui peran Kepolisian tersebut maka Peneliti menanyakannya pada Brigadir

Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang, Beliau dengan serius

dan tegas menyatakan bahwa (I4 Q18) :

“Kalo peran Kami Kepolisian ini berhubungan dengan Hankamtibmas yang salah satunya memberantas peredaran minuman beralkohol agar tercipta ketertiban dan keamanan di wilyah hukum Kami, penindakannya dengan merazia tempat-tempat yang di identifikasi mengedarkan minuman beralkohol yang sebelumnya telah dipastikan oleh Intel yang Kami tugaskan apabila sudah terbukti akan Kami tindak Penjualnya akan Kami amankan kena tindak pidana ringan hukuman kurungan 3 bulan denda maksimal sampai Rp.50.000.000, namun apabila minuman beralkhol itu impor dari luar kami akan usut sampai ke cukai dan dilimpahkan ke Reskrim itu bisa pidana murni dan diadakan sidang di pengadilan.” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdarsarkan informasi dari Brigadir Gito di atas peneliti mengetahui bahwa

tugas Kepolisian sebenarnya hampir sama dengan Satpol PP, namun Kepolisian ini

menjalankan tugasnya dalam menciptkan Hamkamtibmas di Kotas Serang untuk

maka Kepolisian terus melaksanakan penertiban dan merazia tempat-temppat yang

Page 221: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

202

menjual minuman beralkohol di Kota Serang dengan terlebih dahulu menyebarkan

para intelnya untuk mencari informasi dimana saja minuman beralkohol ini

diedarkan di Kota Serang. Untuk lebih memperdalam informasi yang didapat maka

Peneliti juga menanyakan peran dari Disperindagkop Kota Serang dalam

menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk itu Peneliti menanyakan hal

tersebut kepada Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang, Beliau dengan santai menerangkan bahwa (I5 Q18) :

“Kalo peran Kami sebagai Disperindagkop lebih berfungsi kepada peran pengawasannya saja namun apabila ada pelanggaran kami akan tindak tegas dengan mencabut ijin usaha apabila ada ijin perdagangan yang disalahgunakan dengan menjual minuman beralkohol atau barang lain yang dilarang untuk diperjualbelikan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Bapak Handryan di atas, Peneliti

menarik kesimpulan bahwa peran Disperindagkop lebih kepada pengawasan dalam

bidang perdagangan saja dan apabila ada pihak yang terbukti menyalahgunakan ijin

perdagangan dengan menjual minuman beralkohol maka Disperindagkop akan

mencabut ijin usahanya dengan mengkoordinasikan hal tersebut kepada BPTPM

Kota Serang terlebih dahulu. Dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredarran minuman beralkohol tentunya Dinkes Kota Serang juga memiliki

Page 222: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

203

perannya tersendiri dikarenakan minuman beralkohol ini bisa membahayakan

kesehatan bagi peminumnya. Dalam rangka untuk mengetahui peran yang dilakukan

oleh Dinkes tersebut maka Peneliti menanyakannya kepada Bapak Usep selaku Staf

Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau menerangkan bahwa (I6 Q18) :

“Peran kami sesuai dengan tugas kami dibidang kesehatan kami setiap kesempatan dan acara biasanya selalu menghimbau agar Masyarakat Kota Serang tidak mengkonsumsi narkoba dan minuman beralkohol karena dilarang di Kota Serang dan berdampak buruk bagi kesehatan, sosialisasi yang kami lakukan juga dengan slogan-slogan, hidup sehat tanpa narkoba, hidup sehat tanpa alkohol macam cara Kami sebagai upaya mendukung Perda Pekat ini” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Usep di atas diketahui behwa

peran Dinkes dalam menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yaitu dengan sering

melakukan sosialisasi menegenai bahaya minuman beralkohol dipelbagai

kesempatan dan acara yang seminar kesehatan baik di sekolah-sekolah maupun

langsung terjun di Masyarakat. Tidak kalah dengan Dinkes tentunya juga Dinsos

Kota Serang juga memiliki perannya terkait hal ini untuk mengetahui peran Dinsos

dalam menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol ini, Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak

Page 223: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

204

Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau dengan

jelas mengatakan bahwa (I7 Q18) :

“Masalah Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Diketahui tugas Dinsos Kota Serang utamanya adalah melakukan pengawasan

dan rehabilitasi sosial bagi Anak Jalan, Gelandangan Pemgemis, dan PSK agar

dapat diterima kembali ke tengah Masyarakat dengan baik. Rehabilitasi sosial yang

dilakukan Oleh Dinsos tersebut bisa berbentuk pelatihan kerohanian, kepribadian

sampai dengan keterampilan yang dapat berguna bagi warga binaan. Namun

masalah rehabilitasi eks pengguna Napza yang bisa bermanfaat dalam upaya

memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang telah dua tahun ini

dihentikan karena anggarannya ditarik dari pusat.

Setelah mengadakan wawancara dengan para Informan di atas mengenai

perannya dalam menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang Peneliti menarik kesimpulan

Page 224: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

205

bahwa peran tersebut terbagi dua ada yang berperan dalam peneritban dan

pengawasan yaitu Satpol PP bersama Kepolisian, kemudian ada yang berperan lebih

kepada pengawasan sesuai dengan bidangnya yaitu Disperindagkop dan Dinkes

yang berperan dalam mengawasi perdagangan dan kesehatan namun ada juga yang

mendapat tugas khusus yaitu Dinsos yang berperan pada aspek rehabilitasi sosial.

Namun dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait pemberantasan

peredaraan minuman beralkohol di atas Peneliti mendapatkan pengetahuan bahwa

razia serta penertiban yang dialakukan oleh Satpol PP setiap 3 bulanan masih belum

bisa mengatasi permasalahan peredaran minnuman beralkohol di Kota Serang,

karena sesungguuhnya peredaran minuman beralkohol itu terjadi setiap malam di

Kota Serang yang kebanyakan terpusat di tempat-tempat hiburan malam di Kota

Serang seperti Alun-alun Kota Serang, Stadion Maulana Yusuf, Ramayana, Taman

Sari, Kepandean, dan juga terjadi di atas Pasar Rau Kota Serang disana terdapat

Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Biliard, dan Kafe yang menjual minuman

beralkohol. Ada pertanyaan yang mengganggu nalar Peneliti, mengapa tempat-

tempat tersebut tidak ditertibkan dan diawasi setiap malam oleh pihak berwenang

padahal tempat tersebut sudah terkenal dikalangan Masyarakat Kota Serang

merupakan surga hiburan malam, Pelacuran dan Minuman Beralkohol selalu hadir

sebagai penghias malam di Kota Serang. Semoga dengan adanya Perwal yang baru

dikeluarkan bulan juni 2017 kemarin dapat menjadi senjata yang mampu

Page 225: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

206

memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dengan menutup

tempat-tempat usaha yang terbukti menjual minuman beralkohol.

4.4.2.3 Decision Environment (Lingkungan Keputusan)

Decision environment (Keputusan lingkungan), yaitu kondisi yang terjadi di

lingkungan kebijakan yang berada di luar kontrol Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol. Lingkungan kebijakan ini

merupakan hal yang sangat berpengaruh pada keberhasilan kebijakan, karena

permasalahan-permasalan yang terjadi pada suatu kebijakan khususnya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol itu terjadi di

lingkungan kebijakan berkaitan dengan Perda tersebut yaitu wilayah Kota Serang.

Untuk menangani permasalahan yang terjadi di lingkungan kebijakan tersebut maka

pada penegakan aturan yang terkandung pada kebijakan itu akan dilaksanakan oleh

pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana yang berwenang untuk melakukan

penegakan dan penertiban aturan kepada setiap pelanggaran yang terjadi di

lingkungan kebijakan. Untuk mengetahui pihak mana saja yang berwenang untuk

melakukan penertiban berupa razia, penutupan tempat usaha dan sanksi lainnya

pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui pihak-

Page 226: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

207

pihak yang berwenang tersebut maka Peneliti menanyakan hal tersebut kepada

Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan nada suara yang serius mengatakan

bahwa (I1 Q19) :

“Kalo masalah penutupan, penegakan, seperti razia itu tugasnya Satpol PP, koordinsinya dengan Disperindag dan BPTPM Kota Serang yang pada pelaksanaanya bisa juga dibantu dari pihak Kepolisian, TNI, dan SKPD lain yang terakit kalo itu razia gabungan.” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Oman di atas, Peneliti

mendapatkan informasi yang berhak dan memiliki wewenang dalam melakukan

penertiban, razia hingga penutupan tempat usaha yang menjual minuman beralkohol

ini adalah Satpol PP Kota Serang, bersama Kepolisian, dan juga Pihak lain yang

juga yang bisa membantu seperti TNI dan SKPD lain yaitu Disperindagkop, Dinkes,

Dinsos juga bisa terlibat sebagai pihak yang mengawasi. Sedangkan masalah

penutupan tempat usaha yang melanggar aturan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait pemberantasan peredaran minuman beralkohol ini berkoordinasi

dengan Disperindagkop dan BPTPM Kota Serang. Hal yang senada juga

diungkapkan Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas menjelaskan bahwa

(I2 Q19) :

Page 227: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

208

“Kalo perkara razia minuman beralkohol sih itu urusannya POL PP sama Kepolisian ituh SKPD yang lain hanya berwenang melakukan pengawasan kalaupun ada itu paling hanya himbauan dan sanksi administratif bisa berupa pencabutan izin usaha misalnya itu dilakukan oleh Satpol PP setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan setelah itu penutupan baru bisa dilakukan setelah berkoordinasi dengan BPTPM Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Ibu lily di atas Peneliti mendapatkan

pengetahuan bahwa Satpol PP yang berhak mengadakan razia, penertiban dan

penutupan setelaah dilakukan penyelidikan oleh PPNS kemudian apabila sudah

terbukti tempat tersebut melanggar barulah akan dicabut ijin usahanya dengan

berkoordinasi dengan BPMPT dan Disperindagkop. Kemudian masih menanyakan

hal yang sama Peneliti mewawancarai, Bapak Juanda Kabid PPHD Satpol PP Kota

Serang Beliau dengan tegas menerangkan bahwa (I3 Q19) :

“Kami dan Kepolisian yang paling berwenang untuk masalah penegakan terhadap peredaran miras ini, mulai dari razia sampai pengajuan tuntutan kepada kejaksaan melalui PPNS kalo masalah penutupan dan tata cara Kami hanya mengikuti panduan dari Perwal yang baru ada pada bulan juni kemarin akan tetapi itupun belum efektif” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Juanda di atas diketahui bahwa

penegakan yang dilakukan oleh Satpol PP terssebut dibantu oleh Pihak Kepolisian

dan Penutupan yang dilakukan itu mengikuti petunjuk yang ada pada Perwal yang

baru disahkan pada bulan juni kemarin dan itupun belum efektif dilaksanakan.

Menanggapi hal yang serupa Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara

Polres Serang juga memberikan keterangannya dengan tegas bahwa (I4 Q19) :

Page 228: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

209

“Kalau masalah penegakan berupa razia dan penertiban itu tugas Satpol PP dan Kami juga Kepolisian ikut terlibat yang lebih berwenang untuk menutup tempat usaha adalah Satpol PP ,Disperindag dan BPTPM dengan mencabut ijin usaha apabila ada Kafe, Restoran, atau tempat Karaoke yang kedapatan menjual miras” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Hal yang diungkapkan oleh Brigadir Gito di atas senada dengan apa yang

telah diungkapkan oleh para Informan sebelumnya. Untuk lebih memperdalam

informasi yang didapat, Penelti juga melakukan wawancara kepada Bapak

Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Beliau dengan

santai mengatakan bahwa (I5 Q19) :

“Penertiban dan razia itu utamanya tugas Satpol PP dan Kepolisian, kalo pencabutan ijinnya ada ditangan BPTPM dan Kami Disperindag namun dalam pelaksanaannya itu dibantu oleh Satpol PP dan Kepolisian biasanya seperti itu” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Handryan diatas Peneliti juga

masih menemukan informasi yang senada dengan yang diungkapkan oleh para

Informan lain. Kemudian masih senada dengan para Informan sebelumnya, Bapak

Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang juga dengan serius menerangkan

bahwa (I6 Q19) :

“Sekarang sudah ada Perwal yang mengatur hal itu pihak yang berwenang utnuk melakukan hal razia dan penutupan tempat usaha yang melakukan pelanggaran itu tugasnya Satpol PP yang dikoordinasikan BPTPM Kota Serang jg sehingga ijin usahanya dicabut” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Page 229: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

210

Jawaban yang masih senada dengan yang diungkapkan Bapak Usep di atas

juga diungkapkan oleh Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks

Pengguna Napza, Beliau menjelaskan dengan singkat bahwa (I7 Q19):

“Razia dan penegakan hukum itu merupakan domain dari Kepolisian dan Satpol PP kalo masalah penuntupan, pencabiutan ijin usaha itu wewenangnya Badan Penanaman Modal dan sanksi pidana itu bisa diajukan melalui PPNS atau Penyidik Kepolisian kepada Kejaksaan” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan para Informan di atas (I1, I 2, I3, I 4, I5,

I6, I7), Peneliti mendapatkan penegetahuan bahwa yang berhak dan memiliki

wewenang untuk melakukan penertiban dan razia dalam rang penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait pemberantasan peredaran minuman

beralkohol adalah Satpol PP yang dibantu oleh pihak Kepolisian. Kemudian dibantu

juga oleh SKPD yang lain Dinsperindagkop, Dinkes, Dinsos sesuai dengan tupoksi

yang dimiliki dalam rangka membantu penegakan Peraturan Daerah tentang Pekat

tersebut Khususnya terkait peredaran minuman beralkohol. Kalo penutupan tempat

usaha yang terbukti melanggar aturan Perda Pekat juga yang berhak melakukannya

adalah Satpol PP setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan Penyidik Kepolisian

setelah terbukti ada pelanggaran barulah penutupan tersebut dikoordinasikan kepada

BPTPM sebagai yang berwenang untuk mencabut ijin usaha. Kemudian untuk

mengetahui penegakan yang dilakukan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Page 230: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

211

khususnya terkait peredaran minuman beralkohol ini sudah maksimal atau belum

dan apa saja yang terjadi dilapangan berakaitan dengan permasalahan dan

peenegakan yang dilakukan dilapangan apakah sudah maksimal maka, Peneliti

menanyakan hal tersebut kepada Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau

menerangkan hal tersebut dengan serius bahwa (I1 Q20) :

“Saya rasa sudah maksimal dalam peneggakannya namun Kami akui masih ada saja piihak-pihak yang tidak menaati aturan dalam Perda tersebut dengan masih adanya pihak yang menjual dan menyediakan tempat untuk mengkinsumsi minuman beralkohol di Kota Serang dan ini menjadi bahan masukan Kami selaku Pemerintah agar dapat memberikan solusi yang paling baik terkait pelarangan minuman beralkohol ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara pada Bapak Oman di atas, diketahui bahwa

penegakan yang dilakukan oleh pihak terkait seperti Satpol PP dan Kepolisian ini

sudah maksimal. Namun diakui bahwa peredaran minuman beralkohol ini masih

saja terjadi di Kota Serang karena masih banyak pihak yang mengambil keuntungan

dari hal tersebut. Senada dengan apa yang diungkapkan Bapak Oman di atas, Ibu

Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang, Beliau menyatakan dengan jelas bahwa (I2 Q20) :

“Saya rasa sudah maksimal apa yang dilakukan oleh Pemerintah melalui SKPDnya dalam rangka menaggulangi permasalahan minuman beralkohol ini sudah maksimal, namun kata maksimal tidak selalu berbanding lurus dengan fakta dilapangan karena diluaran sana masih banyak pihak yang mengedarkan minuman beralkhol di Kota Serang, ini masalah kesadaran Masyarakat yang harus ditingkatkan agar amanat Perda Pekat bisa

Page 231: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

212

diwujudkan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara kepada Ibu Lily di atas Peneliti mengetahui

bahwa penegakan yang dilakukan untuk menangani permasalahan peredaran

minuman beralkohol ini memang sudah maksimal, namun kata maksimal tersebut

tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan dilapangan. Karena pada

kenyataanya peredaran minuman beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang.

Selanjutnya masih menanyakan hal yang serupa, Peneliti mewawancarai Bapak

Juanda Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau dengan tegas mengungkapkan

bahwa (I3 Q20) :

“Kami rasa sudah maksimal dalam melakukan penegakan akan tetapi Kami selalu dihadapkan kepada permasalahan klasik yaitu penjual minuman keras itu tersembunyi, terdapat di pusat kota sampai perkampungan di Kota Serang apalagi untuk daerah Walantaka dan Curug serta Taktakan Kami sulit menjangkau tempat tersebut, penegakan sudah maksimal namun hasilnya belum maksimal karena terkendala sumber daya, luas wilayah, dan penjualan minuman beralkohol yang terkadang sudah dipastikan ada menjual minuman keras namun ketika dirazia hanya ditemukan sedikit mirasnya” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara Kepada Bapak Juanda di atas, diketahui bahwa

sesungguhnya penegakan yang dilakukan ini sudah maksimal oleh Pihak Satpol PP,

akan tetapi karena adanya beberapa kendala yang dihadapi menyebabkan hasilnnya

tidak terlalu baik dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Kendala yang dihadapi oleh Satpol PP diantaranya adalah penjual minuman

Page 232: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

213

beralkohol yang tersembunyi dan tidak hanya ada di pusat Kota Serang namun

terdapat juga di perkampungan. Kemudian masalah seperti sumber daya, luas

wilayah, dan adanya oknum yang membocorkan razia adalah hal yang menghambat

penegegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol. Kemudian Peneliti juga menanyakan hal yang serupa kepada

pihak Kepolisian yang diwakili oleh Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi

Sabhara Polres Serang, Beeliau dengan serius dan tegas mengatakan bahwa (I4

Q20):

“Kami sudah melakukan upaya semaksimal mungkin agar menghasilkan dampak yang baik dalam upaya pemberantasan miras di Kota Serang ini, namun kalo masalah faktanya masih banyak yang menjual miras di Kota Serang. Itu karena mereka main kucing-kucingan dengan Kami, terselubung sebagai warung kelontong, Warung Remang-remang, Kafe dan tempat Karaoke itu menjadi kedok bagi penjual miras di Kota Serang bahkan ada Toko Bangunan yang dijadikan gudang miras di Daerah Kecamatan Serang itu fakta yang mengejutkan untuk Kami” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Informasi yang diungkapkan oleh Brigadir Gito di atas memberikan

pengetahuan kepada Peneliti bahwa penegakan yang sudah dilakukan oleh pihak

Kepolisian sesungguhnya sudah maksimal namun karena penjual minuman

beralkohol ini bermain kucing-kucingan atau secara tersembunyi menjual minuman

beralkohol tersebut mengakibatkan masalah peredaran minuman beralkohol ini

masih terjadi di Kota Serang. Penjualan minuman beralkohol di Kota Serang juga

memakai kedok guna dapat mengelabui Petugas, penjualan minuman beralkohol ini

Page 233: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

214

bisa berkedok sebagai Warung Sembako, Warung Jamu, Tempat Karaoke, dan

bahkan ada Toko Bangunan yang dijadikan gudang minuman beralkohool inilah

yang menyebabkan pemberantasan minuman beralkohol di Kota Serang belum

mendapatkan hasil yang maksimal dalam memerangi peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang. Tidak hanya Satpol PP dan Kepolisian yang

mempunyai tugas dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang maka Peneliti juga

menanyakan masalah penegakan tersebut kepada Bapak Handryan selaku Kabid

Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Beliau juga memberikan tanggapannya

terkait pertanyaan yang diajukan oleh Peneliti, beliau dengan santai menatakan

bahwa (I5 Q20) :

“Saya rasa upaya yang dilakukan Pemerintah sudah maksimal namun haslnya masih kurang karena menurut saya banyak faktor yang berpengaruh, penjual minuman alkohol itu sembunyi-sembunyi saya yakin ituh warung-warung jamu jual minuman beralkohol biarpun yang kelasnya menengah ke bawah kemudian ada yang jual kan berarti ada yang minum. Gak mungkin toh ada yang jual kalo gak ada yang beli pembelinya juga harusnya kena biar gak ada yang beli lagi tuh minuman beralkohol biar adil jangan yang jual aja yang kena kalo yang menjual sih saya rasa karena nguntungin aja mereka jual apalagi ditempat hiburan harganya bisa lebih mahal lagi” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Handryan di atas

Peneliti mendapat informasi bahwa minuman beralkohol ini beralkohol ini sudah

ditegakan dengan maksimal namun karena masih banyak Okunum yang menjual

Page 234: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

215

minuman beralkohol ini secara sembunyi-sembunyi. Kemudian menuruh Bapak

Hnadryan juga seharusnya baik yang menjual ataupun yang meminum juga

mendapat sanksi yang tegas agar peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

dapat dihilangkan. Berbeda dengan apa yang diungkapakan oleh Bapak Handryan

diatas, Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, mengatakan dengan

jelas bahwa (I6 Q20) :

“Menurut saya belum tegas karena masih banyak lo penjual minuman beralkohol di Kota Serang ini itu sudah jadi rahasia umum di Stadion Ciceri, Alun-alun itu kan banyak yang menjual miras masa Satpol PP dan Kepolisian masa tidak tau itu sudah jadi rahasia umum di Kota Serang loh Mas, bahkan tiap tahun baru anak muda kan merayakannya dengan pesta miras, yang lebih gawatnya lagi hajatan perkawinan saja dijadikan kesempatan buat berpesta minuman beralkohol iru gawat sekali kan, anak sekolah SMP saja sudah banyak yang minum bagaimana miris saya” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Bapak Usep menurut Beliau

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman

beralkohol ini masih belum maksimal dilakukan hal itu terbukti dari adanya

beberapa tempat di Kota Serang yang menjadi pusat penjualan minuman beralkohol

diantaranya; Stadion Ciceri dan Alun-alun. Bahkan menurut Beliau setiap tahun

baru banyak orang yang berpesta minuman beralkohol bahkan yang lebih parah

bahkan minuman beralkohol ini juga diminum pada saat pesta perkawinan. Ini

merupakan kenyataan yang sangat mencengangkan dan memprihatinkan. Kemudian

Peneliti menanykan hal yang serupa kepada Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi

Page 235: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

216

Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau dengan jelas menerangkan bahwa

(I7 Q20) :

“Kalo penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam menegakan Perda Pekat ini Saya pikir sudah maksimal. Namun sayangnya permasalahan Penyakit Masyarakat ini tidak pernah selesai karena banyak faktor seperti tingkat pendidikan rendah, kemiskinan, lapangan pekerjaan yang kurang bisa menjadi peyebab adanya Penyakit Masyarakat. Jika Kita pahami sesungguhnya masalah Penyakit Masyarakat ini saling terkait PSK dengan Hiburan Malam, Miras merupakan satu keluarga” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Heli di atas Peneliti

mendapatkan informasi bahwa penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang

berwenang sudah maksimal namun adanya beberapa faktor penghalang dalam

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

peredaran minuman beralkohol di Koya Serang ini salah satunya rendahnya

kesadaran Masyarakat mengenai bahaya dari minuman beralkohol bagi kesehatan

maupun bagi perilaku sosial pengkonsumsinya.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan di atas mengenai

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait pemebrantasan

minuuman beralkohol di Kota Serang ini apakah sudah maksimal ?, Peneliti

mendapatkan informasi bahwa memang penegakan oleh pihak-pihak yang terkait

Page 236: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

217

sudah maksimal namun Peneliti menilai berdasarkan observasi dan fakta dilapangan

yang dilakukan oleh Peneliti kenyataanya masih belum maksimal karena masih

banyak tempat dan pihak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang ini

dapat dilihat juga dari data yang Peneliti dapat dari Pihak Satpol PP Kota Serang.

Tabel 4.5

Daftar Tempat, dan Kadar Minuman Beralkohol di Kota Serang

No Tempat di Kota Serang Yang Mengedarkan Minuman

Jenis/ Merk Minuman Beralkohol

Kadar Alkohol (%)

1

Warung Pojok

Anggur Merah

14.7

2 Simpang 3 Ciracas

Rajawali

14.7

3 Kepandean

Anker Bir

6

4 Sumur Pecung

Bintang Bir

5

5 Alun-alun

Brandi

13.5

6 Stadion Ciceri

Kuda Emas

6.4

7 LopanG Cilik

Smirnov

8.6

8 Kalodran

Ciu

tidak tentu

9 Legok

Guines

16.5

10 Cilame

Inti Sari

14,7

11 Pisang Mas

Black Label

20+

12 Bayangkara

Mandson

20+

13

Page 237: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

218

Kaligandu Cipas 20+ 14

Pasar Rau

Kecut

tidak tentu 15

RS Pemda

Arak

tidak tentu 16

Benggala

Marteel

20+ 17

Patung

Jack Daniels

20+ 18

Terminal Pakupatan

Kolesom

14.7 19

Tugu Selamat Datang

Tual

Tidak tentu (Sumber Satpol PP Kota Serang)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa banyak tempat yang menjual

minuman beralkohol di Kota Serang dan mungkin masih banyak lagi tempat yang

mmenjual minuman beralkohol di Kota Serang ini yang belum tersentuh

peneegakan dari pihak yang berwajib. kemudian banyaknya merk dan kandungan

minuman beralkohol yang dijual juga membuktikan di Kota Serang ini ternyata

peredaran minuman beralkohol masih terjadi dengan skala yang besar. Ini menjadi

masukan bagi pihak yang berwajib seperti Kepolisian dan Satpol PP agar dapat

lebih tegas lagi dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusnya

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, agar tujuan dari adanya

Peraturan Daerah tersebut yang ingin mencegah, memberantas dan menanggulangi

segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota Serang dapat tercapai. Dalam setiap

penegakan suatu Peraturan Daerah terkadang ditemui suatu kendala yang dapat

Page 238: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

219

menghambat tercapai tujuan dari adanya peraturan tersebut, begitu juga Pada

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini masih menemui

beberapa kendala pada penegkannya. Untuk mengetahui kendala-kendala tersebut,

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Informan diantaraya adalah dengan

Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan antusias menjelaskan bahwa (I1

Q21):

“Kendala yang dihadapi dalam memberantas miras di Kota Serang ini masih kurangnya kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol dan masih banyaknya orag yang tidak bertanggungjawab yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang. Apalagi kalau itu minuman keras oplosan sudah pasti berbahaya” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Oman di atas, Peneliti

mendapatan informasi bahwa kendala yang dihadapi dalam penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang adalah kurangnya kesadaran Masyarakat terhadap bahaya minuman

beralkohol dan masih banyak oknum yang menjual minuman beralkohol yang

mengakibatkan minuman beralkohol ini masih beredar di Kota Serang. Masih

senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman di atas namun lebih kritis

Page 239: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

220

dan rinci, Ibu lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-undangan Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang mengungkapkan dengan tegas bahwa (I2 Q21) :

“Kendala terbesar sebenarnya ada pada ketidak tegasan Petugas pelaksana. Saya rasa mereka itu kurang tegas, dan Saya juga melihat hambatan utama pemberantasan minuman beralkohol ini tidak tepat sasaran seharusnya langsung ke disasar produksinya biar habis, kesadaran Masyarakat juga perlu ditingkatkan agar penegakan Perda Pekat ini bisa optima. Kesadaran Masyarakat sangat penting harus membantu pihak yang berwajib laporan Masyarakat itu yang penting juga menurut Saya karena peredaran minuman beralkohol itu ada di tengah Masyarakat” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara dengan Ibu lily di atas, Peneliti mengetahui

bahwa salah satu kendala terbesar dari penegakan Perda Pekat ini terutama terkait

larangan peredaran minuman beralkohol adalah tidak tegasnya Petugas pelaksana

dalam melakukan penertiban. Beliau juga menambahkan bahwa penertiban yang

dilakukan itu tidak tepat sasaran seharusnya razia yang dilakukan juga menyasar ke

pusat produksi minuman beralkohol, agar peredarannya dapat dihentikan.

Selanjutnya masih dengan adanya penekanan pada peningkatan kesadaran

Masyarakat agar dapt membantu Petugas dalam memberantas minuman beralkohol

di Kota Serang ini karena sesungguhnya peredaran minuman beralkohol itu terjadi

di tengah Masyarakat. Masih menanggapi hal yang sama Bapak Juanda selaku

Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang juga memberikan pemaparannya, Beliau

dengan jelas mengatakan bahwa (I3 Q21) :

“Banyak Kendala yang dihadapi oleh Kami dalam upaya menegakan Perda ini, penjual minuman beralkohol itu ngumpet tempatnya apalagi yang di

Page 240: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

221

pelosok seperti daerah Curug, Walantaka, Taktakan itu kami kesulitan untuk menanggulanginya keterbatasan personil berbanding dengan luas wilayah masih timpang. Untuk itu Masyarakat Kami harapkan lebih berperan aktif dalam membantu tugas Kami” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Juanda di atas, Penliti juga

menemukan informasi bahwa kendala yang dihadapi bisa juga datang dari internal

pihak yang berwenang, keterbatasan sumber daya dalam hal jumlah personil yang

dibandingkan wilayah Kota Serang yang luas menjadi kendala yang dihadapi Satpol

PP Kota Serang. Ditambah dengan penjual minuman beralkohol itu berjualan secara

tersembunyi untuk itu kembali ditekankan peran aktif Masyarakat dalam membantu

Satpol PP melakukan penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Masih

membicarakan tentang kendala yang dihadapi Peneliti juga menanyakan hal tersebut

kepada Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang,

Beliau dengan tegas memaparkan penjelasaanya bahwa (I4 Q21) :

“Kalo bicara kendala yang dihadapi peredaran miras itu sulit untuk dihadapi apabila masih banyak oknum yang mengkonsumsi, menjual dan memproduksinya itu salah satu kendala, kemudian yang menjual miras itu ada dimana-mana dari pusat kota sampai pinggiran kota tersembuyi. peran dan laporan Masyarakat sangat Kami butuhkan untuk membantu, kemudian yang menjadi kendala juga, tempat menjual miras yang berkedok tempat usaha Kafe dan Karaoke itu menjadi kesulitan tersendiri ditambah lagi ada oknum yang membentengi tempat itu yah sudah menjadi kendala juga buat Kami karena sering kali bocor apabila akan diadakan razia” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Page 241: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

222

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Gito diatas, Peneliti mendapatkan

informasi tambahan bahwa ternyata penjualan minuman beralkohol itu bisa

berkedok Kafe, Karaoke, sampai yang berkedok Warung Jamu. Kemudian tempat-

tempat tersebut ada yang dibentengi oleh oknum tertentu yang tidak diketahui dan

biasanya menjadi pihak yang membocorkan apabila akan dilakukan razia. Untuk

mendapatkan informasi yang lebih mendalam Peneliti juga menanyakan hal serupa

kepada Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang,

Beliau dengan serius mengatakan bahwa (I5 Q21) :

“Selama ini kalo dari Pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena Pegawai Disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok. Nah ini dia yang juga jadi masalah yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh Bapak Handryan di atas,

Peneliti mendapatkan informasi bahwa masalah perizinan yang dilakukan oleh

Disperindagkop Selama ini tidak ada kendala berarti dan berjalan baik. Namun

untuk masalah pengawasan terhadap perdagangan khususnya terkait pelarangan

menjual minuman beralkohol di Kota Serang ini pihak Disperindagkop masih

mengalami kesulitan, karena keterbatasan pegawai dan penjualan minuman

beralkohol ini bisa dimana saja dari pusat Kota Serang sampai wilayah

perkampungan. Kemudian Peneliti juga menanyakan hal yang serupa kepada Bapak

Page 242: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

223

Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau mengungkapkan informasi

yang diberikan kepada Peneliti dengan serius bahwa (I6 Q21) :

“Kendala yang utama ada banyak penjual miras di lingkungan Masyarakat yang belum tersentuh petugas karena kemampuan dan semberdaya aparat ini terbatas tidak mungkin menjangkau setiap sudut wilayah Kota Serang ini harus ada peran Masyarakat termasuk keluarga harus mengawasi dan berperan dalam penegakan aturan minuman beralkohol ini agar minuman beralkohol tidak ada di lingkungan Kita” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh Bapak Usep di atas, Peneliti

masih menemukan informasi yang serupa yaitu kendala yang berhubungan dengan

terbatasnya sumberdaya berbanding dengan luas wilayah Kota Serang yang harus

dijangkau oleh pihak yang berwenang. Dan untuk mengatasi kendala tersebut perlu

ditingkatkannya partisipasi Masyarakat untuk membantu pihak yang berwenang

dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Masih senada dengan apa

yang telah diungkapkan oleh Informan-informan sebelumnya, Bapak Heli selaku

Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza juga mengatakan dengan

jelas bahwa (I7 Q21) :

“Kendalanya miras itu bisa dijual dimana saja dan dikonsumsi oleh banyak kalangan jadi sulit untuk diberantas, kemudian banyak tempat usaha Karaoke dan juga Hiburan Malam yang secara sembunyi-sembunyi juga menjual miras apalagi kalo ada keamanan dari oknum aparat kepada tempat yang digunakan untuk melakasanakan kegiatan yang termasuk Penyakit

Page 243: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

224

Masyarakat akan lebih sulit untuk ditertibkan” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Berdasarkan Informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan beberapa

Informan diatas (I1, I 2, I3, I 4, I5, I6, I7), di atas, Peneliti mengetahui bahwa ada

beberapa kendala yang dihadapi dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

diantaranya adalah terbatasnya sumber daya petugas berbanding dengan luasnya

wilayah yang harus diawasi, kemudian Penjual minuman beralkohol ini dijual

secara sembunyi-sembunyi berkedok Kafe, tempat Karaoke sampai Warung Jamu.

Ditambah ada kendala yang dihadapi pula berkaitan dengan adanya oknum yang

menjadi backing tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol tersebut

sehingga pada saat akan dilaksanakan razia ternyata hal tersebut sudah dibocorkan,

yang mengakibatkan tempat yang sudah terbukti menjual minuman beralkohol

tersebut bisa menyembunyikan minuman beralkoholnya sebelum petugas tiba.

Selanjutnya karena penjualan minuman beralkohol ini terjadi di tengah Masyarakat

diharapkan Masyarakat lebih bisa untk berperan aktif dalam membantu penegakan

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang.

Page 244: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

225

4.4.3. Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)

Sources of knowledge (Sumber pengetahuan) adalah suatu sumber yang

dijadikan sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan tentang Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat. Sumber Pengetahuan ini bisa didapatkan dari para pihak yang

terlibat secara langsung, atau pihak yang memang seharusnya dilibatkan dalam

Formulasi, Implementasi, hingga tahapan Evaluasi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

serang yang menjadi judul penelitian yang Peneliti lakukan yaitu; Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

(Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten). Sumber pengetahuan ini meliputi

Professional (Tenaga ahli), Expertise (Keahlian), Guarantee (Jaminan).

4.4.3.1. Professional (Tenaga Ahli)

Professional (Tenaga ahli), yaitu seseorang yang dianggap sebagai sumber

terpercaya berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam menilai dan memutuskan

sesuatu pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Dimana

Professional (Tenaga ahli) inilah yang memegang peranan penting dalam setiap

Page 245: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

226

aspek atau tahapan kebijakan mulai dari ranah Formulasi, Implementasi, hingga

Evaluasi kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Dan juga Professional

(Tenaga ahli) inilah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Dimana dalam menyukseskan suatu Peraturan Daerah harus dimiliki

kemampuan yang sesuai dengan tugas yang diamanatkan oleh Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Untuk mengetahui apakah pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan

maupun penegakan mempunyai kemapuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti mewawancarai Bapak Oman,

selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas menerangkan bahwa (I1 Q22) :

“Tentu saja memiliki kemampuan sesui dengan backgroundnya masing-masing. Ada pertimbangan dan masukan dari para anggota DPRD Kota Serang dan para SKPD yang memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan Perda No 2 Tahun 2010 ini kususnya terkait larangan minuman beralkohol., Kalo masalah penegakan sih demikian Satpol PP dan Kepolisian kan memang tugas mereka untuk menertibkan masyarakat dan sudah terlatih

Page 246: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

227

pula jadi saya rasa mereka kompeten dalam hal penegakan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Oman, diketahui bahwa memang

pihak yang dilibatakan dalam pembuatan maupun penegakan memiliki kemampuan

sesuai dengan tugasnya masing-masing Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, karena Satpol PP

dan Kepolisian yang terlibat sebagai penegak memang sudah terlatih untuk

menangani permasalahan tersebut. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Bapak Oman, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan singkat mengatakan bahwa

(I2 Q22) :

“Tentu saja pelaksana Perda itu dipilih sesuai dengan kempuannya masing-masing dan sesuai dengan fungsinya dalam pemerintahan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Masih dengan pertanyaan yang sama, Peneliti juga mewawancarai Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau dengan tegs mengatakan

bahwa (I3 Q22) :

“Yah jelas pihak yang ditunjuk itu memiliki kemampuan yang sesuai dengan Perda De, Kami yang ditunjuk sebagai pihak yang berwenang melakukan razia dan penertiban karena itu memang salah satu tugas yang melekat di Kami. Sedangkan pihak SKPD yang lain hanya berperan sebagai pihak yang melakukan pengawasan sesui dengan tugasnya kalo masalah razia yah itu tugasnya kami meskipun dalam rangka penutupan tempat hiburan itu belum diatur dalam Perda teknisnya, tapi penutupan itu bisa dilakukan apabila ada

Page 247: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

228

pencabutan ijin usaha dari pihak BPTPM dan Disperindag” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Juanda di atas, Peneliti

mengatahui bahwa jelas Piihak yang ditunjuk sebagai pelaksana Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang memiliki kemampuan untuk menangani permasalahan yang terjadi.

Karena menurut Bapak Juanda masalah penertiban dan razia minuman beralkohol

ini memang sudah tugasnya Satpol PP. Sedangkan dalam melakukan penutupan

tempat usaha yang terbukti menjual minuman beralkohol itu harus bekerjasama

dengan Disperindagkop dan BPTPM untuk masalah pencabutan ijin usahanya.

Selaras dengan apa yang diungkapkan Bapak Oman, Brigadir Gito selaku Staf

Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang dengan serius mengatakan bahwa (I4

Q22) :

“Saya rasa yang pihak yang dilibatkan untuk menangani masalah peredaran miras ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya. Tapi untuk menangani masalah miras ini tidak hanya sekedar kemampuan yang dimiliki namun harus ada keseriusan dan konsistensi juga dalam rangka menegakan peraturan ini. Pihak Pemda ini saya rasa masih main-main dalam penegakan Perda miras ini bukinya tempat usaha yang terbukti melanggar masih banyak yang belum dicabut ijin usahanya” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Menurut wawancara yang dilakukan kepada Brigadir Gito, diketahui bahwa

memang pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan maupun penegakan

Page 248: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

229

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya.

Namun bukan hanya kemampuan yang dibutuhkan untuk menangani peredaran

minuman beralkohol ini, tetapi masalaha keseriusan dan konsistensi juga

dibutuhkan. Menurut Brigadir Gito Pemerintah Kota Serang masih belum serius

dalam menegakan Perda Pekat ini karena menurut Brigadir Gito masih banyak

tempat usaha yang terbukti menyalahgunakan ijin usahanya dengan menjual

minuman beralkohol masih belum dicabut ijin usahanya. Berikutnya masih dengan

tema pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak Handryan selaku

Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Beliau dengan singkat dan santai

mengatakan bahwa (I5 Q22) :

“Saya rasa semua yang dilibatkan ini mempunyai kemampuan sesuai dengan kewenangannya masing-masing” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Selanjutnya Peneliti juga menanyakan hal yang serupa kepada Bapak Usep

selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, dengan tegas mengungkapkan bahwa (I6

Q22) :

“Di Pemerintahan ini kan setiap SKPD itu membidangi bidangnya masing tentunya juga akan memiliki kompetensi di bidangnya jadi saya rasa pelaksan Perda Pekat ini utamanya masalah miras yah punya kemampuan buat nangani masalah ini” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Page 249: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

230

Menurut wawancara yang dilakukan kepada Bapak Usep diketahui bahwa

setiap SKPD yang dilibatkan tentunya akan memiliki kemampuan dalam

melaksanakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Serupa dengan apa yang

dikatakan oleh Bapak Usep. Bapak Heli Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna

Wisma dan Eks Pengguna Napza, dengan santai mengungkapkan bahwa (I7 Q22) :

“Yah sudah tentu memiliki kemapuan kan yang dipilih sebagai pelaksana Perda Pekat ini sesuai dengan tupoksinya. Satpol PP kan memang tugasnya menertibkan Masyarakat dan juga SKPD lain yang ikut meembantu juga memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Heli di atas, Peneliti menarik kesimpulan

bahwa memang pihak yang dilibatkan untuk melaksanakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini tentu memiliki kemampuan. Karena Satpol PP sebagai salah satu Pihak

yang berwenang untuk menegakan Perda Pekat ini memang sudah tugasnya dalam

menertibkan Masyarakat, dengan juga bibantu oleh SKPD lain yag juga berperan

sesuai dengan tupoksinya. Untuk memperdalam informasi yang didapat, Peneliti

juga melakukan wawancara kepada Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota

Serang, Beliau dengan tegas menerangkan bahwa (I8 Q22):

Page 250: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

231

“Tentu saja pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan pelaksanaan Perda Pekat ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Yah sangat mugkin memiliki kemampuan yang dibutuhkan karena dalam Pembuatan kebijakan kan memang tugasnya Dewan dan Wali Kota dalam penegkan juga ada Satpol PP dan Kepolisian yang sudah terlatih untuk melakukan tugasnya” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Bai, diketahui bahwa

pihak yang dilibatkan dalam membuat maupun melaksanakan Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini memmiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya. Wali Kota dan DPRD

Kota Serang sebagai pihak yang berwenang membuat Peraturan Derah dan Satpol

PP dan Kepolisianlah yang berkompetensi untuk melaksanakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Bai, Bapak Stefanus

selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang, Beliau dengan serius

mengatakan bahwa (I9 Q22) :

“Yang harus dilibatkan seharusnya yang memiliki kemampuan untuk memberantas peredaran miras ini. Saya pikir perangkat negara itu semuanya memiliki kompetensi. untuk melaksanakan tugasnya bantuan dari Masyarakat juga diperlukan dari pihak agama juga harus berperan tentunya Kami sendiri dari pihak Gereja sangat melarang jemaat Kami untuk mengkonsumsi miras atau narkoba yang bisa membuat pikiran dan akal manusia itu jadi rusak sehingga perbuatan yang dilakukan pun akan berujung pada perbuatan dosa” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Page 251: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

232

Menurut Bapak Stefanus di atas, seluruh perangkat negara memiliki

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya khususnya terkait tugas dalam

menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Tetapi dalam pelaksanaan penegekan Perda

Pekat tersebut harus dibantu oleh Masyarakat dan pihak agama. Dimana menurut

Bapak Stefanus Pihak Gereja sangat melarang jamaatnya untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol dan narkoba. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Bapak Stefanus di atas, Bapak Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara, Beliau

dengan serius mengungkapkan jawabannya bahwa (I10 Q22) :

“Pastinya mereka punya kemampuan kalo Polisi sama Pol PP gak bisa nangani masalah miras yah buat apa ada Polisi. Tapi buktinya miras masih ada di Kota Serang kan jangan ditanya tuh di Pandean atau di Rau mah banyak kebetulan rumah Saya deket Rau di Lopang situ kan deket yah. anak remaja kalo mau hiburan sama minum larinya yah ke atas pasar situh. Miras masih ada, jadi masalah, apalagi yang oplosan itu kan bahaya kemana pihak yang berwajib buta semua ini miras tiap malam dijual apa gak dirazia tuh” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Asaji, Peneliti

mengetahui bahwa Kepolisian dan Satpol PP memiliki kemampuan untuk

menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Tapi ternyata minuman beralkohol ini masih

beredar di Kota Serang menurut Bapak Asaji yang tinggal di sekitaran Lopang dekat

Page 252: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

233

Pasar Rau Kota Serang, para pemuda yang hendak berkaraoke sambil minum

minuman beralkohol itu perginya ke atas Pasar Rau karena distuh ada beberapa

Tempat Hiburan Malam yang menjual minuman beralkohol.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan berkaitan dengan

apakah pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya.

Setelah melakukan wawancara tersebut, Peneliti menarik kesimpulan bahwa

memang setiap pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang memili kemampuan yang dibutuhkana seperti DPRD, Wali Kota,

Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos tentu saja memiliki

kemampuan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Tetapi dalam menegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak hanya kemampuan yang dibutuhkan

namun keseriusan dan konsistensi dari pihak yang berwenang juga sangat

dibutuhkan, karena kemampuan yang tidak diiringi dengan keseriusan dan

konsitensilah yang menyebabkan peredaran minuman beraalkohol ini masih terjadi

Page 253: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

234

di Kota Serang. Begitu juga bantuan dari Masyarakat dan unsur agama sangat

dibutuhkan dalam upaya penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat mencapai

keberhasilan dalam memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota

Serang.

Dalam pembuatan dan pelaksanaan suatu Peraturan Daerah tentunya akan

ditemukan faktor pendukung dan penghambat yang datang dari internal atau

eksternal Pemerintah. Begitu juga dalam pembuatan dan pelaksanaan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang tentu akan ditemukan faktor yang mendukung atau menghambat

pembuatan dan pelaksanaan Perda tersebut. Untuk mengetahui faktor pendukung

dan penghambat pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti

mewawancarai Bapak Oman selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas mengatakan

bahwa (I1 Q23) :

“Kalo dalam perumusan Perda Pekat ini tidak ada halangan berarti hanya mungkin kesulitannya adalah membuat aturan yang sesuai dan tepat untuk memberantas Penyakit Masyarakat di Kota serang yang salah satunya minuman beralkohol ini. Sedangkan dalam penegakannya mungkin kendala

Page 254: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

235

yang dihadapi masih ada pelanggaran yang terjadi karena masih adanya pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol ini secara sembunyi-sembunyi tentunya. Yah kan gak mungkin mereka terang-terangan berjualan minuman beralkohol” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara kepada Bapak Oman, Peneliti mendapatkan

informasi bahwa dalam pembuatan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak ditemui

halangan yang berarti, namun kesulitannya hanya pada menentukan aturan yang

sesuai dan tepat untuk memberantas Penyakit Masyarakat di Kota Serang khususnya

terkait peredaran minuman beralkohol. Sedangkan pada pelaksanaanya kesulitan

yang dihadapi oleh pihak yang berwenang untuk menegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang adalah karena masih adanya pihak-pihak yang mengambil keunntungan dari

peredaran minuman beralkohol secara sembunyi-sembunyi. Senada dengan apa

yang diungkapkan oleh Bapak Oman, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau

dengan serius menjelaskan bahwa (I2 Q23) :

“Karena ini merupakan aspirasi dari Masyarakat Kota Serang yang disampaikan melalui Tokoh Masyarkat dan agama di Kota Serang yang khawatir terhadap peredaran minuman beralkohol ini, yang bisa berdampak negatif pada kehidupan Masyarakat Kota Serang tentu menjadi faktor pendukung bagi Perda ini. Adapun faktor penghambatnya lebih kepada

Page 255: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

236

pelaksanaan Perda Pekat ini, minuman beralkohol itu masih gampang buat ditemui di Kota Serang kendala yang dihadapi menurut saya karena masih banyak yang beli jadi masih banyak jual. Gak akan habis minuman beralkohol ini di Kota Serang kalo masih banyak warga Kota Serang yang mengkonsumsi miras” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Lily, Peneliti

mendapatkan pengetahuan bahwa faktor pendukung pada proses pembuatan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah karena merupakan aspirasi dari

Masyarakat Kota Serang itu sendiri yang khawatir terhadap adanya peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang yang dapat berdampak buruk bagi kehidupan

Masyarakat Kota Serang itu sendiri. Adapun ternyata hambatan yang dihadapi

adalah lebih kepada pelaksanaan peraturan daerah tersebut karena di Kota Serang ini

masih ada sejumlah Masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi minuman

beralkohol, sehingga peredaran minuman beralkohol di Kota Serang pun tidak bisa

dihindarkan. Masih senada dengan apa yang diungkapkan oleh Informan

sebelumnya, Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang juga

memberikan keterangannya, Beliau dengan serius menerangkan bahwa (I3 Q23) :

“Dalam proses perumusannya Perda ini gak ada hambatan karena memang didukung oleh semua pihak gak ada yang ingin miras ini bereedar di Kota Serang, apalagi Kota Serang ini terkenal dengan slogan Kota Serang Madani yang bernafaskan islam. Jadi semua pihak tentunya menginginkan Kota Serang ini bebas dari peredaran miras meskipun pada penegakanya Kami Satpol PP khususnya masih menemukan kendala karena miras ini tidak

Page 256: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

237

ada habisnya meskipun kami melakukan razia, karena peredaran miras ini ada dimana-mana sulit dikontrol dan miras ini sudah dikonsumsi oleh semua kalangan jadi sulit untuk diberantas karena masih banyak pihak yang mengambil keuntungan dari peredaran miras ini.” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Juanda di atas memberikan

informasi kepada Peneliti bahwa dalam pembuatan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini didukung oleh semua pihak yang tidak mengnginkan beredarnya

minuman beralkohol di Kota Serang yang mempunyai slogan Kota Serang Madani

yang berlandaskan nafas keislaman. Namun diakui oleh Bapak Juanda hambatan

yang ada adalah pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang karena peredaran

minuman beralkohol ini seolah tidak ada habisnya meskipun pihak Satpol PP sudah

melakukan razia terhadap minuman beralkohol ini. Peredaran minuman beraalkohol

di Kota Serang ini sulit untuk dikontrol karena minuman beraalkohol ini sudah

dikonsumsi oleh berbagai kalangan di Kota Serang dan karena memang adanya

pihak yang mengambil keuntungan dari peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Masih dengan tema pertanyaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai

Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I4 Q23) :

Page 257: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

238

“Perda ini kan bertujuan baik untuk Kota Serang tentunya disambut baik keberadaanya, penghambat penegakan Perda ini terkadang datang dari internal Pemerintah sendiri dengan ketidaktegasan dalam menutup tempat hiburan yang sudah jelas menjual miras itu ijinnya masih dibiarkan ko, pengawasan apa yang dilakukan apa buktinya tidak ada itu pengawasan dari dinas terkait Disperindag itu gak ada. Ijin Kafe usaha kafe tapi menjual miras masa mereka tidak tau” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Menurut Brigadir Gito Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bertujuan baik

dan tentunya akan disambut baik oleh semua pihak di Kota Serang. Namun menurut

Brigadir Gito hambatan Perda ini terkadang datang dari internal Pemerintah sendiri,

ketidak tegasan dalam menutup tempat hiburan yang sudah jelas menjual minuman

beralkohol ijinnya masih dibiarkan oleh pihak terkait. Adanya tempat usaha yang

menyalahgunakan ijinnya dengan menjual minuman beralkohol inilah yang menjadi

hambatan juga pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Masih senada

dengan apa yang diungkapkan Brigadir Gito, Bapak Handryan selaku Kabid

Perdagangan Disperindagkop Kota Serang juga mengatakan dengan tegas bahwa (I5

Q23) :

“Faktor pendukung adanya larangan minuman beralkohol ini yaitu adanya dukungan dari semua pihak yah tentu saja karena Perda Pekat itu sendiri lahir dari adanya kekhawatiran Tokoh Masyarakat Kota Serang terhadap peredaran minuman beralkohol yang bisa merusak generasi penerus. Tidak

Page 258: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

239

hanya minuman beralkohol Penyakit Masyarakat yang lain juga harus diberantas, sedangkan faktor penghambat dari adanya larangan minuman beralkohol ini masih ada oknum-oknum yang mengambil keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol ini sehingga menjadi faktor penghambat keberhasilan. Yah hal lain juga yang gak bisa kita pungkiri kalo penikmat minuman beralkohol itu datang dari semua kalangan kan dari mulai anak sekolah sampe kakek dan ibu-ibu juga ada yang minum jadi begitulah cukup sulit memang mewujudkan keberhasilan larangan ini namun pihak pemerintah harus tetap berupaya dengan solusi-solusinya” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh Bapak Handryan, Peneliti

menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Peneliti. Bahwa ternyata

yang menjadi faktor pendukung Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah adanya

dukungan dari berbagai pihak di Kota Serang yang prihatin dengan peredaran

minuman beralkohol yang terjadi. Dan penghambat keberhasilan adanya Perda ini

adalah karena memang tidak dapat kita pungkiri kalau penikmat minuman

beralkohol itu datang dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, laki-laki

sampai wanita ada yang gemar mengkonsumsi minuman beralkohol. Yang

membuktikan bahwa kesadaran terhadap bahaya minuman beralkohol di Masyarakat

Kota Serang masih kurang. Masih dengan pertanyaan yang sama Peneliti juga

mewawancarai Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau

dengan serius menerangkan bahwa (I6 Q23) :

Page 259: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

240

“Pendukungnya yah Perda ini tuh melibatkan banyak SKPD jadi dan Kepolisian juga yah seharusnya itu merupakan faktor pendukung buat Perda ini. Sedangkan faktor hambatannya kalo menurut Saya pribadi berdasarkan kacamata Saya Karena peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini seperti kurang diperhatikan khususnya oleh Satpol PP dan Kepolisian itu seperti dibiarkan karena tiap malam kaya di Kepandean dan Stadion itu banyak yang jual minuman beralkohol.Kenapa tidak dirazia ini jalannya Perda pekat jadi terhambat pelaksanaannya, kemudaian faktor konsumsi minuman beralkohol di Serang juga sudah tinggi. Tahun 2015 Saya pernah jadi saksi ahli untuk pihak Kepolisian karena ada kasus meninggalnya 2 Remaja Putri akibat pesta miras itu menunjukan permasalahan peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Menurut Bapak Usep, faktor pendukung Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah

karena Perda tersebut melibatkan banyak SKPD dan juga Kepolisian. Dan menurut

Bapak Usep, faktor yang menghambat Perda ini adalah peredaran minuman

beralkohol ini kurang diperhatikan oleh Satpol PP dan Kepolisian malah terkesan

seperti dibiarkan. Karena pada kenyataanya peredaran minuman beralkohol ini

masih terjadi dibeberapa tempat di Kota Serang seperti di Kepandean dan Stadion

Maulana Yusuf serta masih ada sejumlah tempat yang lain yang menjadi pusat

aktivitas Penyakit Masyarakat di Kota Serang. Dan karena memang konsumsi

minuman ,beralkohol di Kota Serang ini cukup tinggi dan pada tahun 2015 pernah

ada kasus meninggalnya 2 remaja putri karena berpesta minuman beralkohol. Hal

tersebut menjadi bukti bahwa peredaran minuman beralkohol di Kota Serang masih

menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan. Senada degan apa yang dikatakan

Page 260: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

241

oleh Bapak Usep, Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks

Pengguna Napza, Beliau juga dengan serius mengatakan bahwa (I7 Q23) :

“Karena Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol ini sudah sangat memprihatinkan peredarannya jadi merupakan musuh Masyarakat dan juga Pemerintah jadi yah pasti semua unsur pihak tersebut pasti mendukung. Paling yang menjadi hambatan itu pada proses penegakannya saja karena kan banyak dari Masyarakat juga yang doyan mengkonsumsi minuman beralkohol ini sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang mencari keuntungan dari peredaran minuman beralkohol ini.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Hambatan yang dialami Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini disebabkan

karena banyak dari Masyarakat Kota Serang yang mengkonsumsi minuman

beralkohol sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang mencari keuntungan

dari peredaran minuman beralkohol. Masih dengan pertanyaan yang serupa Peneliti

juga mewawancarai Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota Serang, Beliau

dengan jelas mengatakan bahwa (I8 Q23) :

“Yang menjadi faktor pendukung untuk pembutan Perda Pekat ini karena memang mayoritas Masyarakat Kota Serang adalah beragam islam yang tidak berkenan Kota Serang ini menjadi pusat aktivitas kegiatan yang digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat. Kalau faktor penghambatnya Saya kurang begitu mengerti karena kenapa, meskipun ada larangan peredaran minuman beralkohol ini di Kota Serang ternyata belum bisa membereskan masalah tersebut karena generasi muda di Kota Serang mulai akrab dengan konsumsi narkoba dan minuman beralkohol” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Page 261: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

242

Menurut Bapak Bai karena mayoritas Masyarakat Kota Serang beragama

islam merupakan faktor pendukung adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang

tidak berkenaan jika Kota Serang menjadi pusat aktiivitas kegiatan yang

digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat. Kemudian faktanya menurut Bapak Bai

ternyata generasi muda di Kota Serang ini sudah akrab dengan konsumsi minuman

beralkohol. Untuk memperdalam informasi yang didapat Peneliti juga

mewawancarai Bapak Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota

Serang, Beliau dengan serius mengatakan bahwa (I9 Q23) :

“Karena Saya tidak terlibat secara langsung jadi saya tidak bisa memberikan tanggapan tapi Saya sedikit memperhatikan masalah Penyakit Masyarakat ini apalagi permasalahan yang berkaitan dengan Peredaran miras ini, sedikit bercerita pada waktu malam saya berkendara hendak ada keperlun, Saya melintas melewati kawasan Stadion itu yang dibelakangnya banyak warung-warung itu. Pada saat Saya lewat, Saya perhatikan ko yang ada di meja-meja itu botol-botol bir dan juga banyak Bapak-bapak yanh sedang minum bir-bir itu. Hal itu menunjukan pelaksanaan aturan miras ini belum bisa menangani permaslahan miras ko gak ada petugas yang merazia itu warung begituan yang jual miras” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Stefanus, Bapak Asaji

selaku Humas Vihara Avalokitesvara juga memberikan jawabannya kepada Peneliti,

Beliau dengan tegas mengatkan bahwa (I10 Q23) :

“Kalo pas pembuatannya Saya gak tau deh tuh, yang mau Saya sorotin nih pelaksanaannya gimana Saya cuma bisa prihatin aja nih De sama Aparat penegak hukum nih. Hambatannya ada di penegakannya gak tegas kalo bisa

Page 262: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

243

Pabrik mirasnya ditutup biar gak ada miras lagi. Kemudian yang beli miras minum nih harusnya di rehab kaya narkoba kan kalo udah kecanduan sama sesuatu hal itu bisa kaya orang gila. Nah kalo di agama Budha sendiri gak boleh minum miras ada dipasal lima “Aku bertekad tidak akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa melemahkan kesadaran” kalo minum miras kan hilang kesadaran kaya orang gila semua juga kacau apa yang dilakuin, kemudian ada ajaran Budha juga kalo yang mengkonsumsi miras atau hal yang gak bermanfaat lain itu dikehidupan berikutnya bakal jadi hewan. Saya tegaskan bahawa agama Budha sangat melarang miras ini untuk dikonsumsi” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Menurut Bapak Asaji hambatan yang terjadi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini datangnya dari aparatnya yang tidak tegas dalam melakukan

penindakannya. Menurut Bapak Asaji untuk menghilangkan peredaran minuman

beralkohol dari Kota Serang ini seharusnya Pemerintah menutup pabrik yang

memproduksi minuman beralkohol. Kemudian yang mengkonsumsi minuman

beralkohol ini juga seharusnya terkena hukuman dan mendapatkan rehabilitasi

seperti pada kasus narkoba untuk yang sudah kecanduan. Pada agama Budha sendiri

konsumsi minuman beralkohol ini sudah jelas dilarang pada pasal lima yang

berbunyi “Aku bertekad tidaka akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang

bisa melemahkan kesadaran”. Hal tersebut menegaskan bahwa agama Budha

melarang konsumsi minuman beralkohol.

Setelah melakukan wawancara mengenai Apa saja faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam perumusan maupun pelaksanaan Peraturan Daerah No 2

Page 263: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

244

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang pada beberapa Informan di atas. Peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam

perumusan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tidak ditemukan hambatan

yang berarti karena adanya kebijkan tersebut merupakan aspirasi dari Masyarakat

Kota Serang sendiri serta didukung oleh semua pihak yang khawatir terhadap

adanya segala bentuk penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang yang bisa mendatangkan pengaruh buruk bagi

Masyarakat Kota Serang. Sedangkan hambatan yang dihadapi lebih banyak ada

pada usaha penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dimana hambatan tersebut

diantaranya adalah:

1. Minuman beralkohol dikonsumsi oleh berbagai kalangan di Kota Serang

2. Adanya pihak yang mengambil keuntungan dari adanya konsumsi minuman

beralkohol yang tinggi di Kota Serang dengan melakukan peredaran

minuman beralkohol

Page 264: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

245

3. Tidak tegasnya pparat dalam memberantas peredaran minuman beralkohol

dan seolah adanya pembiaran pada masalah peredaran minuman beralkohol

tersebut.

4. Adanya tempat-tempat usaha yang menyalahgunakan ijinnya dengan menjual

minuman beralkohol di tempat Karaoke, Kafe, dan Tempat Hiburan Malam

di Kota Serang.

5. Adanya oknum yang menjadi backing tempat-tempat penjualan minuman

beralkohol di Kota Serang.

Hambatan-hambatan pada pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang

Peneliti ketahui setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan dan

observasi langsung yang Peneliti lakukan tersebut membuktikan masih banyaknya

perbaikan yang harus dilakukan pada pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Hal tersebut juga harusnya menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Serang

khususnya bagi Satpol PP dan Kepolisian serta pihak lain yang terlibat langsung

pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, agar dapat memberikan

Page 265: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

246

solusinya dalam menegakan Peraturan Daerah tersebut guna mencapai keberhasilan

dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4.4.3.2. Expertise (Keahlian)

Expertise (Keahlian), yaitu kemampuan dalam menangani Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serang.

Dimana keahlian tersebut seharusnya dimiliki oleh setiap pihak yang terlibat dalam

perumusan kebijakan dan pelakasanaannya. Pada pelaksanaan suatu kebijakan

biasanya ditemukan permasalahan yang menghambat keberhasilan suatu Peraturan

Daerah, yang harus diselesaikan oleh pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana

Peraturan Daerah. Pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang memiliki pihak yang

ditunjuk sebagai ahli yang bertugas untuk menjalankan aturan dan menangani

permasalahan yang dihadapi kebijakan tersebut. Untuk mengetahui pihak yang

dilibatkan sebagai ahli yang menangani permasalahan pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang, Peneliti mewawancarai Bapak Oman selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I1 Q24) :

Page 266: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

247

“Pihak yang dilibatkan sebagai ahli tentunya yang terlibat dalam penegakan, dalam merazia dan menertibkan itukan merupakan keahlian dari Satpol PP dan Kepolisian Sedangkan dalam bidang Perdagangan, Kesehatan dan sosial, itu merupakan kemampuan dan tugas pokok yang dimiliki Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan dan Dinsos” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Oman, Peneliti mengetahui

bahwa Pihak yang dilibatkan sebagai ahli adalah Satpol PP dan Kepolisian yang

bertugas melakukan razia dan penertiban segala bentuk Penyakit Masyarakat

termasuk minuman beralkohol. Sedang Disperindagkop, Dinsos, dan Dinkes adalah

SKPD yang berperan dalam melakukan pengawasan sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman, Ibu Lily

selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang juga dengan tegas mengatakan bahwa (I2 Q24) :

“Masalah minuman beralkohol ini berkaitan dengan beberapa aspek berkaitan dengan perdagangan dan kesehatan yah sudah pasti menjadi tugasnya Disperindag dan Dinkes sedangkan masalah penegakan penertibannya dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian bahkan berkaitan dengan agama karena agama juga melarang minuman beralkohol ini jadi dari pihak agama yang diwakili MUI juga dapat berperan dalam pelaksanaan laranngan minuman beralkohol ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Masih dengan pertanyaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau dengan tegas

mengungkapkan bahwa (I3 Q24) :

“Kami Satpol PP dengan bantuan Kepolisian adalah Pihak yang mempunyai kewenangan dalam melakukan penertiban aktivitas Penyakait Masyarakat.

Page 267: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

248

Sedang SKPD lain yang ikut terlibat dalam pengawasan terhadap peredaran miras ini” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Bapak Juanda, Peneliti kembali

mendapatkan penegasan bahwa yang dilibatkan sebagai ahli untuk menangani

permasalahan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah Satpol PP dan Kepolisian

dengan dibantu oleh SKPD terkait seperti Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos.

Masih dengan tema pertanyaan yang sama Peneliti juga melakukan wawancara

kepada oleh Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang,

Beliau dengan serius menerangkan bahwa (I4 Q24) :

“Masalah keahlian bisa dilihat dari namanya kalo Dinas itu seperti Dinsos berkaitan dengan permasalahan sosial, Dinkes kompetensi dibidang kesehatan mereka jelas memiliki kemapuan masing-masing, namun keseriusan untuk bertindak kendalanya, Kami dari Kepolisian banyak melakukan penegakan itu sendiri lebih efektif dan menghasilkan Kami melakukan razia pekat ini setiap 6 bulan sekali 2 minggu berturut-turut dengan terlebih dahulu kami menurunkan intel-intel Kami untuk dapat memperoleh informasi mengenai peredaran miras di Kota Serang. Setelah diketahui siapa dan dimana yang menjual baru Kita eksekusi dengan melakukan penggrebekan. Sebenarnya kalau penegakan produk hukum daerah itu yang lebih berwenag adalah Satpol PP, Kepolisian hanya menjadi pendamping dan pembantu saja.” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan informasi yang diunkapkan oleh Brigadir Gito di atas, Peneliti

mengetahui bahwa Kepolisian melaksaanakan operasi Pekat setiap enam bulan

Page 268: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

249

sekali yang dilakukan selama enam belas hari berturut-turut. Dengan terlebih dahulu

mennyebar intel-intel yang mencari informasi mengenai siapa dan dimana kegiatan

peredaran minuman beralkohol itu terjadi. Dan menurut Brigadir Gito dalam

menegakan produk hukum daerah Satpol PP adalah pihak yang paling berwenang,

Kepolisian berperan hanya sebagai pendamping dalam hal itu. Dalam hal ini peneliti

juga mewawancarai Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop

Kota Serang, Beliau dengan santai mengatakan bahwa (I5 Q24) :

“SKPD itu kan ahli dalam bidangnya Kami dalam perdagangan, Dinkes dalam bidang kesehatan begitu juga Dinsos dan POL PP kan mereka itu ahi dibidangnya masing tinggal bagaimana caranya memberikan kontribusi sesuai kebidangannya kepada upaya pemberantasan minuman beralkohol ini agar berhasil.” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Handryan,

Peneliti mendapatkan pengetahuan bahwa, SKPD adalah ahli pada bidangnya

masing-masing. Dalam pengawasan perdagangan adalah tugas Disperindagkop,

begiitu pula dengan Dinkes yang membidangi perihal masalah kesehatan. Dinsos

dan Satpol PP juga memiliki keahlian sesuai dengan tupoksinya, hanya masalahnya

keseriusan dalam memberikan kontribusi sesuai dengan keahlian yang dimiliki

untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Menyambung pertanyaan

Page 269: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

250

yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes

Kota Serang, Beliau dengan lantang mengatakan bahwa (I6 Q24) :

“Kalo ahlinya dalam menertibkan dan merazia itu ahlinya Satpol PP dan Kepolisian kalo Dinkes sesuai tugasnya dalam bidang kesehatan juga melakukan himbauan-himbauan dan ikut mengawasi juga mengenai larangan peredaran minuman beralkohol ini karena di Dinkes juga ada perijinan tentang minuman dan makanan tuh jadi Kami juga bisa melarang minuman atau makanan yang berbahaya untuk diedarkan khususnya minuman beralkohol.” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan wawancara kepada Bapak Usep, Peneliti mendapatkan informasi

bahwa yang memiliki keahlian untuk menangani permasalahan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang ini adalah Satpol PP dan Kepolisian. Dan Dinkes Kota

Serang juga memiliki peran untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dengan

melarang minuman beralkohol untuk diedarkan. Karena di Dinkes juga terdapat

rekomendasi ijin penjualan makanan dan minuman. Masih menanyakan pertanyaan

yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna

Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau dengan singkat mengatakan bahwa (I7

Q24):

“Kalo yang ahli menangani hal yang seperti ini tentunya yah Kepolisian dan Satpol PP karena itu memang tugasnya mereka.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Page 270: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

251

Untuk lebih memperdalam informasi yang didapatkan Peneliti juga

menanyakan hal serupa kepada Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota Serang,

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I8 Q24) :

“Sebagai Pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana Perda Satpol PP tentunya memiliki kemampuan dan keahlian untuk menangani permasalahan yang terjadi” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Bai di atas, Bapak Stefanus

selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang juga mengatakan bahwa (I9

Q24) :

“Pihak Kepolisian dan Satpol PP mereka yang bertugas menjaga ketertiban di Masyarakat yang berwenang yah mereka dan ahlinya kan mereka itu kalau merazia itu” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Masih senada dengan apa yang diungkapkan oleh Informan sebelumnya,

Bapak Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara juga dengan tegas mengatakan

bahwa (I10 Q24) :

“Yah ahli dalam hal ini kan Satpol PP sama Kepolisian mereka yang harus lebih aktif buat memberantas peredaran miras jangan justru jadi backingnya kan banyak tuh backing-backingan tempat hiburan aparat lagi itu jadi rahasia umum De gak bisa Kita sangkal” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Setelah melakukan wawancara kepada beberapa Informan yang Peneliti

anggap dapat memberikan informasi mengenai, siapa atau pihak mana yang

dilibatkan sebagai ahli dalam menangani permasalahan Perda no 2 tahun 2010

Page 271: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

252

Tentang Pekat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Peneliti

menarik kesimpulan bahwa pihak yang dilibatkan sebagai ahli untuk menangani

permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah Satpol PP dan

Kepolisian. Kareena Satpol PP dan Kepolisianlah yang memiliki wewenang dan

kewajiban untuk melakukan penertiban, dan razia, meskipun memang utamanya

penegakan produk hukum daerah itu dilakukan oleh Satpol PP. Namun Kepolisian

juga mempunyai tugas untuk mendampingi dan membantu Satpol PP dalam

melakukan tugasnya. Kemudian Pihak SKPD (Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos)

lain juga terlibat dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, sesuai dengan

tupoksi di bidangnya masing-masing.

Adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah untuk memberantas

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar Kota Serang dapat mewujudkan

slogan yang menjadi kebangganyan yaitu Kota Serang Madani. Dengan bebebrapa

fakta yang Peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan,

kepada beberapa Informan yang menurut Peneliti bisa memberikan Informasi

Page 272: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

253

mengenai peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Peneliti mengetahui

bahwa peredaran minuman beralkohol masih menjadi masalah di Kota Serang,

belum teratasi meskipun sudah ada peraturan yang melaranng hal tersebut. Melihat

fakta yang demikian Peneliti ingin mengetahui apakah adanya Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini bisa menyelesaikan masalah peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang, maka Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Oman selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang, Beliau dengan tegas mengaatakan bahwa (I1 Q25) :

“Tentu saja akan berhasil apabila semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dalam rangka memberantas peredaran minuman beralkohol. SKPD melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tupoksinya dengan dibantu peran dari Masyarakat karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dilingkungannya. Karena penegakan Perda ini perlu dukungan Masyarakat agar berhasil kan yang menkonsumsi minuman beralkohol iti masyarakat jadi diharapkan masih ada Masyarakat yang peduli pada dampak negatif ditimbulkan minuman beralkohol” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Oman, Peneliti

mengetahui bahwa Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini akan berhasil mencapai

tujuanya asalkan pihak yanng terlibat pada penegakannya dapat bekerjasama dengan

Page 273: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

254

baik dan melakukan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini pihak tersebut adalah

Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos, namun pihak-pihak

yang berwenang untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang itu juga perlu

dibantu oleh Masyarakat karena Masyarkatlah yang lebih mengetahui apa yang

sebenarnya terjadi dilingkungannya. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Bapak Oman, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas mengungkapakan

bahwa (I2 Q25) :

“Perda Pekat ini dibuatkan agar berhasil dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Saya yakin Perda ini bisa berhasil jika terus dilaksanakan dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Perda, perbaikan dan evaluasi juga harus terus dilakukan dalam pelaksanaan Perda ini” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Lily, Peneliti

mendapatkan informasi bahwa Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dibuat adalah untuk

memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat termasuk peredaran minuman

beralkohol. Pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut akan berhasil jika dilaksanakan

dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang beralaku dalam Perda. Evaluasi dan

Page 274: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

255

perbaikan juga harus terus dilakukan agar Perda Pekat ini bisa mencapai

keberhasilan. Masih menanyakan pertanyaan yang sama Peneliti juga

mewawancarai Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I3 Q25) :

“Perda ini akan berhasil apabila didukung oleh semua pihak mulai dari Kami sebagai penegak dan SKPD lain juga yang membantu sebagai mitra Kami. Namun Kami tidak bisa bekerja sendiri harus dibantu juga oleh Masyarakat denngan adanya laporan kepada Kami atau Kepolisian sebagai yang berwenang dalam hal ini juga Saya rasa Perda Pekat ini akan berhasil memberantas miras di Kota Serang atau setidaknya dapat mengurangi secara signifikan peredan miras ini” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Menurut Bapak Juanda Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang akan berhasil

apabila didukung dan dibantu oleh semua pihak dimulai dari Satpol PP sebagai

penegak dan SKPD lain juga membantu sesuai dengan bidangnya. Dan Satpol PP

juga dalam melakukan penegakan membutuhkan bantuan dari Masyarakat dengan

melaporkan apabila ada pihak yang melakukan kegiatan peredaran minuman

beralkohol. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Juanda di atas,

Brigadir Gito dengan tegas juga mengatakan bahwa (I4 Q25) :

“Bisa asalkan semua pihak yang terlibat dalam penegakan Perda Pekat ini bisa bekerjasama dan melaksanakan aturan sesuai dengan tugasnya masing-masing tidak lupa adanya dukungan Masyarakat. Miras itu bisa diberantas kalo Masyarakat sering lapor saya yakin mereka tau di lingkungan mereka ada yang menjual namun berbagai faktor membuat mereka enggan melapor

Page 275: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

256

diantaranya gak enakan yang jual itu kenal atau apalah yang seharusnya alasan itu bisa dikesmpingkan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Masih dengan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak

Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Beliau dengan

serius mengatakan bahwa (I5 Q25) :

“Akan dapat diselesaikan permasalahan minuman beralkohol ini kalau semua pihak melakukan perannya dengan baik dan Masyarakat juga harus diberikan kesadaran yang lebih tentang bahaya minuman beralkohol agar tidak mengkonsumsinya lagian dosa juga kan di dalam agama kita juga dilarang minum minuman yang memabukan kalo Masyarakat sudah tidak ada yang minum yang jual juga bingung mas gak akan jualan alcohol lagi mereka” (Wawancara: Selasa13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh Bapak Handryan, Peneliti

menemukan informasai baru bahwa masalah peredaraan minuman beralkohol ini

akan berhasil diatasi apabila Masyarakt Kota Serang sudah memiliki kesadaran akan

bahaya minuman beralkohol apabila dikonsumsi. Karena mnurut Bapak Handryan

jika yang meminum minuman beralkohol ini sudah berkurang atau tidak ada sama

sekali, maka dengan sendirinya peredaran minuman beralkohol ini akan hilang

karena tidak akan ada yang menjual kalau tidak ada yang membeli. Kemudian hal

yang senada juga diungkapkan oleh Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota

Serang, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I6 Q25) :

Page 276: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

257

“Bisa berhasil walaupun akan sulit tapi Kita tidak boleh pesimis karena Perda Pekat inikan dibuat agar bisa menangani permasalahan minuman beralkohol dengan mengerahkan segala dan upaya yang dibutuhkan, pihak-pihak yang menngemban amanat Perda Pekat ini bisa mewujudkan keberhasilan Perda ini dengan juga didukung Masyarakat tentunya” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Menurut Bapak Usep Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini akan berhasil

mencapai keberhasilan dengan mengerahkan segala daya dan upaya yang

dibutuhkan. Pihak-pihak yang mengemban amanat Perda tersebut akan berhasil

melakukan tugasnya apabila dibantu oleh Masyarakat. Masih dengan pertanyaan

yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna

Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I7 Q25) :

“Sangat bisa sekali asalkan semua pihak yang menanggani permasalahan minuman beralkohol ini melaksanakan tugasnya dengan baik, memberantas peredaran minuman beralkohol sampai ke pusat distribusinya kalo bisa pabrik yang ditutup. Kemudian juga para pihak yang terlibat dalam hal ini seperti Satpol PP, Kepolisian, Dinsos, Dinkes dan semua yang terlibat dalam penegakan Perda Pekat ini mengajak peran serta Masyarakat dalam membantu penegakan Perda ini. Serta Perda ini juga harus juga menyasar upaya untuk mengurangi pengonsumsi minuman beralkohol dengan memberikan pengetahuan akan bahaya dari minuman beralkohol bagi kesehatan.” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Heli, Peneliti

mendapatkan informasi bahwa Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

Page 277: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

258

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang akan mencapai

keberhasilan apabila semua pihak yang melaksanakan kebijakan tersebut

melaksanakaan tugasnya dengan baik, dengan memberantas peredaran minuman

beralkohol hingga ke pusatnya. Kemudian pihak-pihak yang terlibat seperti Satpol

PP, Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos mengajak peran serta Masyarakat dalam

membantu penegakan Perda ini. Dan seharusnya penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini berupaya juga untuk mengurangi konsumsi minuman beraalkohol dengan

memberikan tindakan berupa ajakan atau sanksi yang bisa menimbulkan kesadaran

Masyarakat kalau mengkonumsi minuman beralkohol itu buruk bagi kehidupan.

Setelah melakukan wawancara kepada Bapak Heli, Peneliti juga mewawancarai

Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau

dengan serius mengatakan bahwa (I8 Q25) :

“Tentu saja bisa karena memang tujuan adanya Perda ini adalah untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Tapi agar berhasil masalah yang ada harus bisa diatasi dulu, karena di Kota Serang ini peredaran minuman beralkohol masih bebas kurang diawasi dan penegakannya juga masih kurang” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Menurut Bapak Bai tentu saja Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa mencapai

Page 278: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

259

keberhasilan asalkan permasalahan yang ada bisa diatasi terlebih dahulu. Karena

pada kenyataannya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini masih bebas

kurang diawasi dan penegakan yang dilakukan juga masih kurang. Masih dengan

pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak Stefanus selaku Humas

Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang, Beliau dengan lembut menjelaskan bahwa

(I9 Q25) :

“Sangat bisa sekali aturan ini sebagai aturan yang dibuat manusia sebagai pelengkap aturan Tuhan yang sudah ada di dalam setiap agama apabila setiap manusia taat pada agamanya masing-masing tentu peredaran minuman beralkohol ini tidak akan terjadi karena setiap agama melarang hal yang tidak baik bagi umatnya” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Menurut Bapak Stefanus Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa mencapai

keberhasilan. Aturan yang dibuat oleh Manusia sebagai pelengkap aturan dari

Tuhan karena memamg apabila setiap manusia taat pada agamanya tentu peredaran

minuman beraalkohol ini tidak akan terjadi, karena semua agama melarang segala

hal yang tidak baik bagi umatnya. Masih dengan tema pertanyaan yang sama

Peneliti juga mewawancarai Bapak Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara,

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I10 Q25) :

“Bisa kalo misalkan aparat yang punya wewenang mau serius buat berantas miras pasti berhasil. Kita juga sebagai Masyarakat ikut dukung awasin

Page 279: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

260

bareng aparatnya biar kerjanya bener” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti kepada beberapa

Informan terkait pertanyaan, apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang Pekat di

Kota Serang terkait minuman beralkohol akan dapat menyelesaikan permasalahan

minuman beralkohol yang terjadi Kota Serang?. Peneliti menarik kesimpulan dari

hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebenarnya Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini bisa menyelesaikan masalah peredaran minuman beralkohol yang terjadi.

Asalkan semua pihak yang berwenang bisa melakukan tugasnya dengan baik terkait

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Satpol PP dan Kepolisian berperan dalam

menertibkan dan merazia tempat-tempat yanng menjual minuman beralkohol di

Kota Serang. Disperindagkop berperan sebagai pengawas dan pemberi rekomendasi

ijin harus bisa mengawasi pemegang ijin usaha agar tidak menyalahgunakan ijinnya

dengan menjual minuman beralkohol. Dinkes juga harus bisa berperan sesuai

dengan tugasnya dibidang kesehatan memberikan pemahaman yang lebih kepada

Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol bagi kesehatan.

Dinsos juga harus bisa berperan dengan mengadakan rehabilitasi sosial bagi warga

Page 280: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

261

binaannya yang mengkonsumsi minuman beralkohol. Namun tugas dari SKPD

tersebut juga harus bisa dimaksimalkan dengan adannya peran dan bantuan dari

Masyarakat. Masyarakat dinilai lebih paham dan mengetahui terkait apa yang

sebenarnya terjadi di lingkungannya sendiri sehingga dapat memberikan informasi

dan masukan yang berharga bagi Pemerintah tentang permasalahan yang hendak

diselesaikan yaitu masalah peredaran minuman beralkohol. Dari pihak agama juga

memberikan perannya dengan melakukan himbauan-himbauan keagamaan untuk

meningkatkan ketaatan umatnya karena ketaatan kepada agamalah yang bisa

menghindarkan seseorang dari bahaya peredaran minuman beralkohol karena

memang minuman beralkohol tersebut dilarang untuk dikonsumsi oleh agama.

4.4.3.3. Guarantee (Jaminan)

Guarantee (Jaminan) yaitu, jaminan yang diberikan oleh pihak yang

dilibatkan dan berkontribusi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang berkaitan

dengan strategi dan langkah yang akan dilakukan untuk memberantas peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui jaminan apa yang bisa

diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang untuk menyukseskan peraturan tersebut. Untuk itu maka Peneliti

Page 281: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

262

mewawancarai Bapak Oman selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas mengatakan

bahwa (I1 Q26) :

“Hal yang bisa menjamin keberhasilan dari larangan tentang minuman beralkohol ini adalah konsistensi dari pemerintah melalui SKPD terkait dalam menegakan aturan ini kalo tidak ada konsistensi dari pemerintah tentu aturan ini hanya sebuah aturan yang tertulis saja hanya aturan untuk dilanggar” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Oman, Peneliti

mengetahui bahwa hal yang bisa menjaamin keberhasilan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini adalah adanya konsistensi dari Pemerintah khususnya SKPD terkait.

Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, Kepolisian bisa menjalankan tugasnya

dengan konsisten agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang bisa mencapai tujuannya.

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman, Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang,

Beliau dengan nada bicara yang serius mengungkapkan bahwa (I2 Q26) :

“Jaminan keberhasilan Perda ini tentunya keseriusan semua Pihak baik dari Pemerintah maupun Masyarakat Kota Serang untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Karena penegakan Perda ini juga perlu dibantu peran

Page 282: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

263

Masyarakat karena Pemerintah ini memiliki keterbatasan juga dari segi jumlah orang sampai waktu mereka pun tidak hanya mengurusi masalah minuman beralkohol, masalah Pekat yang lain seperti , perjudian, dan PSK juga masih ada di Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Menuru Ibu Lily jaminan agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat berhasil

adalah adanya keseriusan dari semua pihak baik dari Pemerintah maupun

Masyarakat. Penegakan perda ini juga perlu dibantu peran Masyarakat karena

Pemerintah juga memiliki keterbatasan juga dari segi jumlah orang sampai waktu

karena Satpol PP dan Kepolisian juga tidak hanya mengurusi masalah peredaran

minuman beralkohol saja namun masalah penyakit Masyarakat yang lain juga

seperti Narkoba, Perjudian, dan PSK karena hal tersebut masih terjadi juga di Kota

Serang. Masih dengan pertnayaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang. Beliau dengan tegas

menerangkan bahwa (I3 Q26) :

“Jaminan agar Perda ini berhasil adalah adanya upaya dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, dari Kami sendiri usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan Razia secara berkala setiap 3 bulan sekali kami melakukan razia rutin tekait peredaran miras dan pekat yang lain juga” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan wawancara kepada Bapak Juanda, Peneliti mengetahui bahwa

jaminan keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Page 283: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

264

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dengan adanya

upaya dan dukungan dari semua pihak yang terlibat. Dari Satpol PP sendiri upaya

yang dilakukan adalah dengan melakukan razia secara berkala setiap 3 bulan sekali.

Satpol PP melakukan razia atau apabila ada laporan dari Masyarakat tentang

masalah Penyakit Masyarakat. Razia yang dilakukan tidak hanya menyasar

peredaran minuman beralkohol saja namun menyasar masalah Penyakit Masyarakat

lain juga seperti PSK, Gepeng, dan juga Perjudian. Peneliti selanjutnya juga

mewawancarai Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres

Serang, Beliau dengan singkat mengatakan bahwa (I4 Q26) :

“Jaminannya adalah kerjasama, konsistensi dan keseriusan untuk menegakan Perda ini penegakan yang tidak tebang pilih bisa menjamin keberhasilann aturan ini” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Untuk lebih memperdalam informasi yang didapat Peneliti juga

mewawancarai Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang, Beliau dengan santai mengatakan bahwa (I5 Q26) :

“Yah yang sudah disebutkan tadi peran serta semua pihak, Pemerintah atau Masyarakat dalam rangka agar larangan peredaran minuman beralkohol ini bisa berahasil memberantas peredaran minuman berakohol dari Kota Serang” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Page 284: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

265

Menurut Bapak Handryan peran serta semua pihak baik Pemerintah atau

Masyarakat dalam menyukseskan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat berhasil

memberantas peredaran minuman beralkohol. Hal yang masih senada juga

diungkapkan oleh Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau

dengan antusias mengatakan bahwa (I6 Q26) :

“Jaminannya adalah pelasanaan Perda yang kontinyu razianya harus rutin, pengawasannya harus rutin semua harus agendakan tata cara pelaksanaan Perdanya, kemudian Masyarakat juga ikut membantu itu bakal jadi jaminan biar Perda Pekat ini berhasil kalo masalah minuman beralkohol ini pastinya Masyarakat juga mendukung dan tau dimana saja minuman beralkohol beredar kalo harus dilaporkan pada yang berwajib” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Menurut Bapak Usep hal yang dapat menjamin keberhasilan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang adalah dengan penegakan peraturan yang dilakukan secara kontinyu,

razia dan pengawasan yang dilakukan harus rutin dan diagendakan serta harus

dilaksanakan. Bantuan dari Masyarakat juga harus ada sebagai jaminan tambahan

untuk keberhasilan Perda Pekat ini. Masih senada dengan apa yang diungkapkan

oleh Bapak Usep, Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks

Pengguna Napza, juga mengatakan bahwa (I7 Q26) :

Page 285: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

266

“Jaminan keberhasilan Perda ini menurut Saya konsistensi dan kerja keras pihak dari Satpol PP dan Kepolisian dan juga SKPD lain dalam menegakan aturan Perda ini. Kembali peran Masyarakat juga harus ditingkatkan untuk menjamin keberhasilan dari adanya Perda Pekat ini” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Menurut Bapak Heli jaminan keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini adalah adanya konstensi dan kerja keras semua pihak dari Satpol PP dan

Kepolisian serta SKPD lain dalam menegakan aturan Perda ini. Kembali lagi peran

Masyarakat juga harus dioptimalkan untuk menjamin kenerhasilan dari adanya

Perda Pekat ini. Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai Bapak Bai selaku Komisi

Fatwa MUI Kota Serang, Beliau dengan singkat mengatakan bahwa (I8 Q26) :

“Yang bisa menjamin berhasilnya Perda ini adalah dengan adanya pelaksanaan aturan yang tegas dengan memberikan sanksi yang bisa menimbulkan efek jera” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Menurut Bapak Bai, salah satu jaminan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

adalah dengan adanya pelaksanaan aturan yang tegas dengan cara memberikan

sanksi yang dapat menimbulkan efek jera bagi yang melanggar aturan. Masih

Page 286: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

267

dengan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak Stefanus selaku

Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang, Beiau mengatakan bahwa (I9 Q26) :

“Jaminan keberhasilan dari aturan ini tentunya pelaksanaan yang baik keseriusan dari pihak pelaksana dan peran serta dari Masyarakat” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Stefanus, Peneliti kembali mendapatkan

jawaban bahwa yang menjadi jaminan keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang adalah dengan adanya keseriusan dan peran serta Masyarakat dalam

membantu penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk lebih memperdalam

informasi Peneliti juga mewawancarai Bapak Asaji selaku Humas Vihara

Avalokitesvara, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I10 Q26) :

“Jaminannya berhasil kan kalo ketentuan dari aturannya dijalanin kalo gak dijalanin, gimana ada jaminan berhasil.? Aturannya dulu tegakin biar terjamin nih keberhasilan aturannya, jangan neko-neko kalo mau berantas sekalian sampe ke pusatnya miras tuh pabrik sama distributornya yang ngedarin miras di Kota Serang” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Setelah mewawancarai Bapak Asaji, Peneliti mendapatkan penngetahuan

bahwa yang bisa menjadi jaminan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 287: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

268

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah jika aturan

dan ketentuan yang ada dijalankan. Dan jangan ada keraguan dari petugas untuk

memberantas peredaran minuman beralkohol ini sampai ke pusatnya agar peredaran

minuman beralkohol ini bisa dihilangkan dari Kota Serang.

Setelah melakukan wawancara terkait apa yang dapat menjadi jaminan

keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, Peneliti mendapatkan

beberapa informasi bahwa yang dapat menjamin keberhasilan Perda Pekat ini

adalah pertama adanya keseriusan dan konsistensi dari pihak pelaksana dan

penegak aturan yatiu, Satpol PP dan Kepolisian dalam menertibkan dan

memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Kemudian SKPD lain

yang juga seharusnya terlibat dalam penegakan Perda ini sesuai dengan tupoksinya

Disperindagkop dalam bidang perdagangan, Dinkes dalam bidang kesehatan dan

Dinsos dalam bidang sosial. Kedua peran serta Masyarakat dalam membantu

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini karena Masyarakatlah yang lebih

mengetahui apa yang terjadi dilingkungannya. Ketiga ketegasan dari penegak Perda

ini juga akan menjadi jaminan keberhasilan, jika dalam memberikan sanksi dan

Page 288: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

269

melakukan penertiban dengan tegas diharapkan akan ada efek jera bagi pihak yang

terlibat dalam peredaran minuman beralkohol baik Penjual maupun Pembeli.

Keempat pengawasan terhadap ijin usaha yang dimiliki tempat-tempat yang diduga

menyalahgunakan ijin usahanya dengan menjual minuman beralkohol harus

dilakukan, apabila melanggar pencabutan ijin harus dilakukan oleh pihak yang

berwenang dan kegiatan penertiban juga harus dilakukan dengan agenda yang lebih

sering lagi karena sesungguhnya peredaran minuman beralkohol terjadi setiap

malam.

Kemudian agar suatu kebijakan dapat berhasil mencapai tujuannya, tentu

perlu ada langkah-langkah yang solutif untuk menangani permasalahan yang

dihadapi oleh suatu kebijakan. Dalam suatu formulasi maupun Implementasi tentu

sudah diprediksi dan diketahui masalaah apa saja yang kira-kira akan dihadapi

ketika suatu kebijakan akan di Implementasikan. Pada penegakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang terdapat beberapa permasalahan yang megakibatkan peredaran

minuman beralkohol masih beredar di Kota Serang. Dalam hal ini Peneliti tertarik

untuk mengetahui apa solusi yang ditawarkan oleh para pemegang kepentingan

dalam rangka menangani permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Page 289: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

270

Serang. Untuk mengetahui hal tersebut maka Peneliti melakukan wawancara kepada

Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I1 Q27) :

“Menurut Saya hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi peredaran minuman beralkohol ini penegakanya ini harus lebih tegas, lebih rutin lagi dalam melakukan penegakan mingguan kalo bisa harian karena setiap malam pun di Kota Serang ini banyak penjual minuman beralkohol Warung Remang, Karaoke mereka menjual itu sudah jadi rahasia umum di Masyarakat ini jadi masukan yang berarti seharusnya” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Oman, diketahui

bahwa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang adalah dengan adanya penegakan yang tegas dan lebih

rutin lagi dalam melakukan penertibannya, mingguan sampai harian seharusnya.

Karena peredaran minuman beralkohol ini terjadi setiap malam. Masih dengan

pertanyaan yang sama, Peneliti juga mewawancarai Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang,

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I2 Q27) :

“Pemberantasan minuman beralkohol ini harus tuntas dari hilir hingga ke hulu. Prudusen miras ini harusnya menjadi sasaran utama untuk memutus rantai Peredaran minuman beralkohol ini, kemudian pihak yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban diharapkan tidak melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman beralkohol ini kemudian tidak hanya penjual seharusnya yang mengkonsumsi juga diberikan sanksi berat juga agar bisa menimbulkan efek jera” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Page 290: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

271

Menurut Ibu Lily hal yang harus dilakukan untuk menangani peredaran

minuman beralkohol ini adalah dengan pemberantasan dari hulu hinga hilir.

Produsen minuman beralkohol ini harus menjadi sasaran utama penegakan untuk

memutus rantai peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dan kemudian

seharusnya tidak hanya penjual yang terkena sanksi tapi seharusnya yang

mengkonsumsi minuman beralkohol juga terkena sanksi yang berat agar bisa

menimbulkan efek jera. Selanjutnya menanyakan hal yang sama, Peneliti juga

mewawancarai Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau

dengan serius mengatakan bahwa (I3 Q27) :

“Segera dibentuk Perwal agar kami bisa lebih memiliki kewenangan lagi sebagai payung hukum Perwal itu berisi petunjuk teknis mengenai penegakan Perda dan Kami juga bisa menutup karena kalo ada Perwal yah ketentuan dan tata caranyanya akan diatur di Perwal” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Menurut Bapak Juanda solusi untuk mengatasi permasalahan yang tejadi pada

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang adalah dengan segera dibentuknya Perwal

sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Perda Pekat ini. Selanjutnya Peneliti juga

mewawancarai Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres

Serang, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I4 Q27) :

Page 291: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

272

“Cabut ijin tempat usaha yang menjual miras itu salah satu solusi yang bisa dilakukan” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Menurut Brigadir Gito, penutupan tempat dan pencabutan ijin usaha yang

menjual minuman beralkohol adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk

mengatasi peredaran minuman beralkohol. Masih dengan tema pertanyaan yang

sama Peneliti juga mewawancarai Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan

Disperindagkop Kota Serang, Beliau dengan santai mengatakann bahwa (I5 Q27) :

“Pihak Satpol PP dan Kepolisian harus terus tuh razia tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol dan juga pabriknya. Tiap malam harusnya di agendakan kalo dirazia tiap malam kan mereka juga takut tuh yang jual dan juga yang minumnya dikasih pembinaan juga minuman beralkohol juga bisa bikin kecanduan jadi harusnya bisa ada rehabnya juga menurut saya dalam aturan itu” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Menurut Bapak Handryan, solusi untuk mengatasi peredaran minuman

beralkohol ini seharusnya Satpol PP dan Kepolisian harus terus menertibkan

tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol agaenda penertibannya harus

setiap malam dilakukan. Agar yang menjual minuman beralkohol ini takut dalam

menjalankan aksinya, dan yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini harus

direhab juga agar berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol. Senada dengan apa

yang diungkapakan oleh Bapak Handryan, Bapak Usep selaku Staf Farmalkes

Dinkes Kota Serang juga dengan tegas mengatakan bahwa (I6 Q27) :

Page 292: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

273

“Menurut saya untuk memberantas peredaran minuman beralkohol ini penertiban yang dilakukan seharusnya ditujukan juga kepada orang yang minum minuman beralkohol ini, jangan hanya penjual yang ditertibkan yang minum juga harusnya dihukum. Kemudian berantas juga minuman beralkohol ini sampai ke pusatnya kalo dirazia hanya Penjualnya saja gak akan ada habisnya ” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Menurut Bapak Usep seharusnya penegakan yang dilakukan juga mengarah

kepada yang mengkonsumsi minuman beralkohol juga, jangan hanya kepada

penjualnya saja. Kemudian berantas juga minuman beralkohol ini sampai ke

puasatnya karena kalau hanya dirazia penjualnya saja peredaran minuman

beralkohol ini tidak ada habisnya. Masih dengan pertanyaan yang sama, Bapak Heli

selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza juga dengan tegas

mengatakan bahwa (I7 Q27) :

“Solusinya razia dan tutup tempat usaha yang menjual minuman beralkohol ini kalo ada pabriknnya juga tutup pabriknya biar gak ada yang menyuplai” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Senada dengan apa yang diungkapkan Bapak Heli, Bapak Bai selaku Komisi

Fatwa MUI Kota Serang juga mengatakan dengan tegas bahwa (I8 Q27) :

“Razia dan tutup tempat yang jual minuman beralkohol, hukum yang ngejualnya. Kalo ada pabrik yang bikin minuman beralkohol yah harus ditutup biar gak ada yang jual dan beli.” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Berdasarkan wawancara kepada Bapak Bai di atas, diketahui bahwa memang

yang menjadi solusi untuk menangani permasalahan peredaran minuman beralkohol

Page 293: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

274

ini adalah dengan cara menutup semua tempat yang menjual minuman beralkohol

dan harus dilakukan sampai ke pusatnya dengan menutup pabrik yang memproduksi

minuman beralkohol. Senada dengan apa yang diungkapkan Bapak Bai, Bapak

Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang, juga mengatakan

bahwa (I9 Q27) :

“Berantas habis miras ini sampai pada produsennya. Kalo masih ada produsennya suplai ke penjual akan terus ada begitu seterusnya, juga meningkatkan kesadaran Individu untuk tidak minum miras mendekatkan kepada Tuhan hidup dijalan Tuhan agar terhindar dari perkara miras” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Menurut Bapak Stefanus, meningkatkan kesadaran Masyarakat terhadap

bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol juga merupakan solusi yang bisa

diambil dalam rangka memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Kemudian masih dengan pertanyaan yang sama, Peneliti juga mewawancarai Bapak

Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa

(I10 Q27) :

“Saran bisa saya kasih aparat yang berwenang harus lebih gencar lagi melakukan penegakannya, rangkul Masyarakat ajak kerjasama secara langsung biar bantu masalah miras ini. Jangan ada kongkalikong antara aparat sama pihak yang ngedarin miras ini ” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Menurut Bapak Asaji solusi yang bisa dilakukan untuk memberantas

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dengan cara melakukan

penertiban secara lebih sering lagi, dengan merangkul Masyarakat juga pada

Page 294: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

275

pelaksanaanya agar membantu memberantas peredaran minuman beralkohol. Dan

juga jangan sampai ada kongkalikong antara aparat dan pihak yang menjual

minuman beralkohol ini.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa Informan yang

Peneliti temui. Peneliti menarik kesimpulan bahwa solusi yang bisa dilakukan untuk

menangani permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah

dengan cara:

1. Penegakan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang Satpol PP dan

Kepolisian berupa razia harus lebih sering lagi dilakukan;

2. Penegakan yang dilakukan harus tegas dengan mencabut ijin usaha dan

menutup tempat-tempat yang terbukti menjual minuman beralkohol;

3. Penegakan yang dilakukan seharusnya tidak hanya terhadap yang menjual

minuman beralkohol tapi kepada pengonsumsi minuman beralkohol juga

harus mendapatkan sanksi yang sama;

4. Penegakan kepada peredaran minuman beralkohol juga harus dilakukan

kepada tingkat produsen agar rantai peredaran minuman beralkohol dapat

diputus;

5. Meningkatkan kesadaran Masayarakat untuk membantu penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang merupakan solusi yang bisa dilakukan;

Page 295: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

276

6. Rehabilitasi kepada Individu yang sudah kecanduan minuman beralkohol juga

seharusnya dapat dilakukan sebagai salah satu solusi yang bisa diambil untuk

memberantas peredaran minuman beralkohol.

Setelah memaparkan solusi yang diungkapkan oleh beberpa Informan yang

Peneliti wawancarai, Peneliti berharap solusi-solusi tersebut akan dapat

diaplikasikan dalam uapaya penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat benar-

benar berhasil dalam memberantas peredaran minuman beralkohol yang terjadi di

Kota Serang.

Selanjutnya Peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini terjadi setiap

malam diberbagai sudut Kota Serang, yang notabene kenyataan tersebut sangat

berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tujuan adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Untuk mengetahui dimana saja sebenarnya peredaran minuman beralkohol

ini diedarkan di Kota Serang, Peneliti tertarik untuk menanyakan hal tersebut

kepada beberapa pihak yang bisa memberikan informasi terkait hal tersebut. Maka

untuk itu pertama-tama Peneliti mewawancarai Bapak Oman, selaku Kasubag

Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota

Serang, Beliau mengatakan dengan serius bahwa (I1 Q28) :

Page 296: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

277

“Bisa dimana saja di Warung Remang, di Rumah Warga pun bisa tapi yang lebih pasti ada yaitu di Tempat hiburan Malam dan Karaoke seperti di Flemenggo, Kafé Solid, nah apalagi di Hotel Solid disana pernah ada dua Remaja putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol saya tahu berita itu dari Koran nah itu menandakan kalo minuman beralkohol ini masih menjadi masalah di Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Menurut Bapak Oman minuman beralkohol itu bisa diedarkan dimana saja

seperti Warung Remang-remang, tempat Karaoke, dan Tempat Hiburan Malam.

Namun menurut Bapak Oman yang lebih pasti penjualan minuman beralkohol itu

terjadi di Tempat Hiburan Malam khususnya seperti Flamenggo, Kafe Solid dan

apalagi di Hotel Solid pernah ada kejadian remaja putri yang meninggal karena

pesta minuman beralkohol. Hal tersebut membuktikan bahwa masalah peredaran

minuman beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Senada dengan apa yang

diungkapkan oleh Bapak Oman di atas, Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan

Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau juga

mengatakan bahwa (I2 Q28) :

“Di pusat Kota hingga di perkampungan ada yang menjual di Warung Sembako juga ada sebagai kedok, di Tempat Hiburan sih itumah sudah pasti bahkan harganya bisa lebih mahal Saya tidak tau bagaimana sebenarnya pihak Satpol PP dan Kepolisian ini dalam bertindak karena banyak tempat di Kota Serang yang menjual minuman beralkohol namun terkesan dibiarkan isu backing tempat hiburan oleh oknum pun masih ada tapi Saya tidak tau pasti kebenarannya namun apabila Kita lihat realitanya itu mungkin” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Page 297: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

278

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Ibu Lily, Peneliti mengetahui

bahwa peredaran minuman beralkohol itu bisa terjadi di perkampungan hingga

pusat Kota di Warung Sembako, Tempat Hiburan Malam, dan kalau minuman

beralkohol yang dijual di Tempat Hiburan Malam itu harganya lebih mahal.

Menurut Ibu Lily Beliau tidak tahu bagaiamana bisa peredaran minuman beralkohol

ini masih terjadi di Kota Serang padahal sudah dilarang. Seperti adanya pembiaran

terhadap peredaran minuman beralkohol oleh Satpol PP dan Kepolisian, isu adanya

backing yang melindungi tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol bisa

menjadi salah satu penyebab peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota

Serang. Masih dengan pertanyaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, Beliau dengan tegas

mengatakan bahwa (I3 Q28) :

“Yang pernah Kami temukan pada saat razia itu sperti di Warung Jamu, Tempat Hiburan Malam, Karaoke dan semacamnya bahkan Kami menemukan yang menjual minuman beralkohol itu berkedok Warung Nasi dan Warung Sembako” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Menurut Bapak Juanda peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

terjadi di Tempat Hiburan Malam, Karaoke, dan semacamnya bahkan pada saat

melakukan razia, Beliau pernah menemukan Warung Sembako dan Warung Nasi

yang menjual minuman beralkohol. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Bapak

Juanda di atas, Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres

Serang juga mengatakan bahwa (I4 Q28) :

Page 298: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

279

“Itu bisa dimana saja bahkan kami pernah mengrebek Toko Bangunan yang dijadikan gudanng miras di daerah Kecamatan Serang, tempat Karaoke dan Warung Jamu juga menjual. Namun Kami lebih menekankan penegakan langsung pada hulu peredaran miras ini seperti gudang dan produsinya seperti yang pernah dilakukan kami mengrebek Rumah yang memproduksi Ciu, itu bahan yang digunakan untuk membuatnya Air Mentah, Kuku Bima campuran Rivanol yang notabene untuk obat luka, sitrun, bahkan ada yang pakai spirtus dan micin. makanya banyak yang meninggal akibat miras oplosan ini menunjukan kesadaran Masyarakat pada bahaya miras ini harus jadi perhatian Kita bersama” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Menurut Brigadir Gito peredaran minuman beralkohol masih terjadi dengan

skala yang cukup besar bahkan Kepolisian Serang pernah menggrebek bekas Toko

Bangunan yang dijadikan gudang minuman beralkohol di Kota Serang. Kepolisian

juga pernah menggrebek sebuah rumah yang memproduksi Ciu. Bahan yang

digunakan untuk membuat Ciu tersebut sangatlah berbahaya yaitu Spirtus, Rivanol,

Air Mentah dan juga Sitrun yang merupakan bahan yang berbahaya apabila

dikonsumsi. Selanjutnya masih dengan pertannyaan yang sama Peneliti juga

mewawancarai Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang, Beliau dengan santai mengatakan bahwa (I5 Q28) :

“Bisa dimana saja di tempat kaya Warung Jamu juga banyak bahkan ada yang jual di Rumah, adapun apabila ada Kafe atau Tempat Hiburan lain apabila ada yang menjual minuman beralkohol akan Kami berikan peringatan dan kalo setelah diperingati tetap melakukan pelanggaran Kami akan cabut ijin usahanya dengan berkoordinasi dengan BPTPM” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Page 299: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

280

Menurut Bapak Handryan peredaran minuman beralkohol bisa terjadi dimana

saja di Kota Serang, Warung Jamu pinggir jalan pun ada yang menjual minuman

beraalkohol. Dan apabila ada Kafe atau Tempat Hiburan Malam yang menjual

minuman beralkohol di Kota Serang akan diberi peringatan sampai pencabutan ijin

usaha apabila terus menjual minuman beralkohol. Selanjutnya Peneliti juga

mewawancarai Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I6 Q28) :

“Kalo di Kota Serang ini yang terkenal menjual minuman beralkohol itu di atas Pasar Rau, kemudian di Stadion Ciceri, Alun-alun, Kepandean itu tempat-tempat yang terkenal. Tapi menurut Saya masih banyak tempat yang lain yang menjual minuman beralkohol karena jualannya juga kan tertutup di kampung-kampung juga bisa saja ada yang menjual” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Usep, diketahui bahwa

tempat peredaran minuman beralkohol yang terkenal di Kota Serang adalah Pasar

Rau, Stadion Ciceri, Alun-alun Kota Serang dan Kepandean. Namun karena

peredaraan minuman beralkohol ini dilakukan secara tertutup peredaran minuman

beralkohol ini bisa dilakukan dimana saja bahkan di perkampungan juga bisa.

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Usep, Bapak Heli selaku Kasi

Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza juga mengatakan bahwa (I7

Q28):

“Minuman beralkohol ini bisa diedarkan dimana saja. Kalo yang terkenal banyak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang itu yaa Stadion Ciceri dan juga Taman Sari disana banyak yang menjual ada juga di

Page 300: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

281

Kepandean bukan hanya minuman beralkohol tapi PSK juga banyak disana” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai Bapak Bai selaku Komisi Fatwa

MUI Kota Serang, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I8 Q28) :

“Kenyataanya minuman beralkohol ini dijual dimana-mana, bahkan di Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat perbuatan maksiat seperti di Kepandean dan Taman Sari” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang). Menurut Bapak Bai peredaran minuman beralkoohol ini terjadi dimana-

mana di Kota Serang bahkan ada beberapa tempat yang menjadi pusat perbuatan

maksiat seperti di Kepandean dan Taman Sari Kota Serang. Senada degan apa yang

diungkapkan oleh Bapak Bai, Bapak Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus

Raja Kota Serang, Beliau juga mengatakan bahwa (I9 Q28) :

“Bisa dimana saja De di dekat rumah Saya juga ada yang menjual ko di warung pinggir jalan bisa jadi mereka juga menjual miras namun yang pasti di Tempat Hiburan Malam pasti mereka menjual kan banyak juga tuh Tempat Hiburan Malam di Kota Serang” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Masih dengan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak

Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara, Beliau dengan dengan serius

mengatakan bahwa (I10 Q28) :

“Banyak di Kota Serang mah, yang terkenal itu di Taman Sari, Kepandean, di Pasar Rau belum lagi banyak juga warung jamu pinggir jalan yang jual miras juga” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Page 301: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

282

Setelah mewawancarai beberapa Informan yang Peneliti pilih untuk

diwawancarai, Peneliti mendapatkan jawaban terkait pertanyaan dimana saja

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang terjadi. Peneliti mendapatkan

informasi sesungguhnya peredaran minuman beralkohol ini bisa terjadi dimana saja

mulai dari pusat kota hingga perkampungan. Kemudian peredaran minuman

beralkohol tersebut dilakukan secara tersemubunyi yang bisa dilakukan di Warung

Remang, Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Kafe, dan bahkan ada Warung Nasi,

serta Warung Sembako juga yang menjual minuman beralkohol ini. Dan ternyata di

Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas yang

berhubungan dengan Penyakit Masyarakat diantaranya yaitu, Stadion Ciceri,

Kepandean, Taman Sari, dan Alun-alun Kota Serang. Hal ini membuktikan bahwa

peredaran minuman beralkohol ini ternyata masih menjadi permasalahan yang

belum teratasi dengan banyak tempat yang menjadi pusat peredarannya, seharusnya

pihak Satpol PP dan Kepolisian serta Dinas terkait lain bisa lebih teliti dan tegas

lagi dalam melakukan penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar peredaran

minuman beralkohol ini dapat diberantas keberadaanya dari Kota Serang.

Adanya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak terlepas dari

adanya Masyarakat Kota Serang yang mengkonsumsi minuman beralkohol sehingga

penjualan minuman beralkohol ini menjadi suatu ladang keuntungan bagi sejumlah

Page 302: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

283

oknum yang memanfaatkan adanya pengonsumsi minuman beralkohol ini.

Selanjutnya Peneliti tertarik untuk mengetahui dari kalangan mana sajakah para

pengkonsumsi minuman beralkohol ini. Untuk mengetahui hal tersebut maka

Peneliti mewawancarai beberapa pihak yang menurut Peneliti bisa memberikan

jawaban kepada Peneliti terrkait hal yang ditanyakan. Wawancara yang dilakukan

diantaranya adalah dengan kepada Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I1 Q29) :

“Semua kalangan tua, muda mengkonsumsi minuman beralkohol Saya prihatin karena minuman beralkohol ini bisa merusak generasi muda di Kota Serang” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Oman, Penelti

mengetahui bahwa ternyata yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini datang

dari semua kalangan baik tua maupun muda. Dan Beliau juga merasa prihatin

terhadap adanya peredaran minuman beralkohol ini karena dapat merusak generasi

musa di Kota Serang. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Oman, Ibu

Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang juga mengatakan bahwa (I2 Q29) :

“Anak sekolah SMA, SMP ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol Saya banyak melihat itu lewat berita meskipun bukan dari Kota Serang tapi tidak menutup kemungkinan hal itu juga itu terjadi di Kota Serang. Adapun pada dasarnya minuman beralkohol itu bisa dikonsumsi semua kalangan” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Page 303: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

284

Menurut Ibu Lily, Anak sekolah SMA dan SMP juga ada yang mengkonsumsi

minuman beralkohol ini, Beliau biasa melihat tersebut dari berita. Namun tidak

menutup kemunngkinan kalau hal tersebut benar-benar terjadi di Kota Serang.

Masih senada dengan apa yang diungkapkan Ibu Lily, Bapak Juanda selaku Kabid

PPHD Satpol PP Kota Serang juga dengan tegas mengatakan bahwa (I3 Q29) :

“Bahkan ada anak dibawah umur yang menkonsumsi Kami mengetahuinya waktu razia pekat sebelum bulan Ramadhan kemarin anak itu baru kelas 3 SMP, jadi kalo kita bicara yang minum miras itu kalangan mana saja yah semua kalangan Pegawai Swasta, Pegawai Negeri, Pelajar semua kalangan pokoknya” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Juanda, diketahui bahwa yang

mengkosnsumi minuman beralkohol ini ada yang masih di bawah umur. Kalangan

pekerja seperti Pegawai Swasta, Pegawai Negri, Pelajar juga ada yang merupakan

pengkonsumsi minuman beralkohol ini. Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai

Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I4 Q29) :

“Ini yang lebih gawat semua kalangan De , Ibu-ibu juga ada yang suka mabuk apalagi kalangan yang lain Pelajar, Pegawai, Supir Truk, Anak Jalanan ini juga merupakan salah satu kesulitan dalam memberantas miras karena banyak kalangan yang mengkonsumsi miras” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Brigadir Gito, Peneliti

mengetahui bahwa yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini datang dari semua

Page 304: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

285

kalangan dan itu merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Ibu-ibu, Pelajar,

Pegawai, Supir Truk merupakan kalangan yang mengkonsumsi minuman

beralkohol ini meskipun tidak semuanya melakukan hal tersebut, tapi hal tersebut

membuktiikan bahwa konsumsi minuman beralkohol di Kota Serang ini sudah

menyasar semua kalangan. Melanjutkan wawancara yang dilakukan Peneliti juga

mewawancarai Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang, Beliau dengan santai mengatakan bahwa (I5 Q29) :

“Anak di bawah umur juga ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, banyak di berita-berita tv yang menayangkan. Kalo minuman beralkohol ini dikonsumsi semua kalangan remaja-remaja zaman sekarang untuk memperingati hari besar seperti tahun baru pesta miraslah narkobalah ini harus jadi atensi kita bersama apalagi di Serang ada Perda Pekat yang melarang kegiatan semacam itu” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Menurut wawancara yang dilakukan kepada Bapak Handryan, diketahui

bahwa yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini berasal dari berbagai kalangan

bahkan anak di bawah umur juga ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini.

Kemudian remaja-remaja zaman sekarang memperingati hari-hari besar dengan

mengadakan pesta minuman beralkohol seperti untuk memperingati tahun baru. Hal

tersebut seharusnya menjadi perhatian Pemerintah dan Masyarakat Kota Serang

karena di Kota Serang ini terdapat Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang melarang hal

tersebut. Masih dengan pertanyaan yang serupa, Peneliti juga mewawancarai Bapak

Page 305: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

286

Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang, Beliau dengan tegas mengatakan

bahwa (I6 Q29) :

“Dari kasus yang pernah terjadi saja itu bisa menjadi gambaran 2 Remaja Putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol oplosan itu menunjukan minuman beralkohol ini bisa dikonsumsi semua kalangan” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Usep, diketahui bahwa

berdasarkan dari kasus minuman beralkohol yang pernah terjadi yang menewaskan

dua remaja putri itu menunjukan bahwa minuman beeralkohol ini dikonsumsi oleh

semua kalangan. Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai Bapak Heli selaku Kasi

Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza, Beliau dengan serius

mengatakan bahwa (I7 Q29) :

“Kebanyakan kalangan muda yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, tapi sebernarnya yang minum minuman beralkohol ini bisa dari kalangan mana saja bahkan Anak gadis, Ibu-ibu hingga Anak SMP dan SMA juga sudah banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Heli di atas, Peneliti mengetahui bahwa

minuman beralkohol ini bisa dikonsumsi oleh kalangan mana saja terutama kaum

muda. Bahkan Anak Gadis, Ibu-ibu,Anak SMP dan SMA juga sudah ada yang

mengkonsumsi minuman beralkohol ini. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Bapak Heli di atas, Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota Serang juga dengan

serius mengatakan bahwa (I8 Q29) :

Page 306: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

287

“Konsumsi minuman beralkohol ini rupanya sudah menyasar berbagai kalangan di Kota Serang tidak memandang tua ataupun muda, laki-laki atau perempuan semuanya ada yang menjadi pengkonsumsi minuman beralkohol” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Masih dengan tema pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak

Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang, Beliau

mengungkapkan bahwa (I9 Q29) :

“Bisa dari semua kalangan, miras ini sudah seperti narkoba mereka bersaudara yang mengkonsumsi gak kenal golongan bisa Anak-anak, Ibu, Bapak, Remaja ada saja yang mengkonsumsi” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Bapak Stefanus di atas Peneliti

mengetahui bahwa yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini bisa berasal darri

kalangan mana saja baik itu, Anak di bawah umur, Ibu-ibu, Bapak-bapak, Remaja

ada saja yang diantara mereka yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini. Senada

dengan apa yang dikatakan Bapak Stefanus, Bapak Asaji selaku Humas Vihara

Avalokitesvara juga mengatakan bahwa (I10 Q29) :

“Miras mah biasa siapa aja yang minum anak bocah SMP juga ada yang udah doyan apalagi yang tuanya mah banyak yang minum sampe kecanduan” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Menurut apa yang diungkapkan oleh Bapak Asaji di atas, Peneliti

mendapatkan informasi bahwa yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini bisa

Page 307: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

288

siapa saja dan dari kalangan mana saja tua dan muda. Diantara para pengkonsumsi

minuman beralkohol tersebut ada yang sudah mengalami kecanduan sehingga sulit

untuk berhenti mengkonsumsinya.

Dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa Informan menegnai

kalangan mana saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Serang?,

Peneliti mengetahui bahwa yang menkonsumsi minuman beralkohol tersebut bisa

datang dari kalangan mana saja. Tidak mengenal tua ataupun muda, laki-laki

maupun perempuan ada diantara mereka yang gemar mengkonsumsi minuman

beralkohol dengan berbagai alasan. Ada yang hanya sekedar megkonsumsi

minuman beralkohol itu pada saat kumpul bersama teman, bahkan ada yang

mengkonsumsi minuman beralkohol ini sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi

karena sudah kecanduan. Kalangan Pelajar, Pekerja, dan Pengangguran juga

merupakan kalangan sangat mungkin untuk mengkonsumsi minuman beralkohol,

yang pada kenyataannya memang minuman beralkohol ini sudah dikenal dan

dikonsumsi oleh semua kalangan di Kota Serang.

Setelah Peneliti mengetahui kalangan mana saja yang mengkonsumsi

minuman beralkohol, kemudian Peneliti tertarik juga untuk menanyakan tanggapan

terhadap adanya pengecualian yang terdapat pada Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang yang memperbolehkan Hotel Berbintang di Kota Serang yang boleh menjual

Page 308: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

289

minuman beralkohol. Dalam hal ini Peneliti tertarik untuk mengetahui tanggapan

terhadap hal tersebut dari berbagai pihak yang hendak Peneliti wawancarai, maka

untuk mengetahu tanggapan-tanggapan tersebut pertama-tama Peneliti

mewawawancarai Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi

Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang, Beliau dengan tegas

mengatakan bahwa (I1 Q30) :

“Tanggapan Saya seharusnya memang tidak boleh ada pengecualian untuk menjual minuman beralkohol ini, namun ada pertimbangan untuk di Hotel ini karena yang datang di Hotel berbintang ini biasanya ada orang asing juga yang menginap jadi pihak Hotel mau tidak mau harus menyediakan minuman beralkohol sebagai fasilitas di Hotel” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 10.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Oman, Peneliti mendapatkan pengetahuan

memang seharusnya tidak ada pengecualian yang terjadi dalam penjualan minuman

beralkohol ini sekali dilarang seharusnya tetap dilarang dimananapun itu dijual.

Namun ada pertimbangan bahwa tamu di Hotel tersebut terkadang adalah orang

asing yang terbiasa meminum minuman beralkohol, sehingga mau tidak mau pihak

Hotel harus menyediakan minuman beralkohol tersebut sebagai salah satu fasilitas

Hotel. Selanjutnya terkait pertanyaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai Ibu

Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-undangan Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang, Beliau denan serius menungkapkan bahwa (I2 Q30) :

“Kalo minuman beralkohol di Hotel itu merupakan hal yang bisa dikontrol keberadaanya itu sudah berijin dan bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak Hotel dan tidak sembarangan orang yang bisa membeli minuman beralkohol

Page 309: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

290

di Hotel toh harganya juga mahal belum tentu bisa dijangkau oleh semua kalangan yang minumnya juga kebanykan bule-bule yang menjadi tamu Hotel” (Wawancara: Rabu 25 Mei 2017 13.00 WIB. Kantor Sekda Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Lily, Peneliti mengetahui

bahwa keberadaan minuman beralkohol tersebut bisa dipertanggungjawabkan oleh

pihak Hotel karena memang sudah memiliki ijin. Kemudian karena harga minuman

beralkohol di Hotel Berbintang ini mahal, jadi tidak dapat dijangkau oleh semua

kalangan, karena yang meminum minuman berlkohol ini paling hanya orang asing

yang berkunjung. Senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Ibu Lily, Bapak

Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang juga mengatakan bahwa (I3

Q30):

“Yah kalo miras yang dijual di Hotel itu diperbolehkan oleh Perda karena yang minum juga kebayakan orang asing kalo di Hotel berbintang itu, jadi yah menurut saya karena di Hotel itu lebih bisa terkontroldari jenis dan ijinya juga mereka langsung melekat kalo tidak salah ada rekomendasi Disperindag dan BPTPM jadi tidak masalah mereka memang dijinkan” (Wawancara: Jumat 05 Mei 2017 11.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Masih dengan pertanyaan yang sama, selanjutnya Peneliti juga mewawancarai

Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang, Beliau

dengan tegas mengatakan bahwa (I4 Q30) :

“Bahaya minuman beralkohol tetap saja ada meskipun diedarkan di Hotel Berbintang, bisa saja ketika mereka sehabis mengkonsunsi miras ini mengendarai kendaraan terjadi kecelakaan. Itu kan sudah banyak terjadi dan Kami akan tetap memprosesnya secara hukum apabila terjadi

Page 310: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

291

pelanggaran hukum yang diakibatkan oleh konsumsi miras itu bisa lebih berat hukumannya” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB.Kantor Polres Serang).

Setelah mewawancarai Brigadir Gito, Peneliti mengetahui bahwa meskipun

minuman beralkohol ini dijual di Hotel Berbintang akan tetap memiliki efek yang

membahayakan. Contohnya apabila ada seseorang yang berkendara sehabis

meminum minuman beralkohol di Hotel dengan keadaan mabuk dapat

mengakibatkan kecelakaan, dan memang hal tersebut sudah banyak tejadi. Oleh

karena itu apabila ada pelanggaran hukum yang diakibatkan oleh penyalahgunaan

minuman beralkohol akan diproses secara hukum bahkan akan dikenakan sanksi

yang lebih berat. Masih denngan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai

Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Beliau

dengan santai menjelaskan bahwa (I5 Q30) :

“Oh kalau di Hotel itu ijinnya sudah ada kalo di Hotel Berbintang itu kaya di Hotel Ratu kan udah termasuk fasilitas hotel untuk tamu karena lebih terkontrol di Hotel itu. yah jadi diperbolehkan lagian bukan sembarangan orang juga yang bisa beli di Hotel mah harganya juga bisa ratusan sampai jutaan harganya kan mereka itu asli jual minuman beralkoholnya kebanyakan merk luar jadi ada pajak cukai juga” (Wawancara: Selasa 13 Juni 2017 14.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Handryan, Peneleti mendapatkan pengetahuan

bahwa penjualan minuman beralkohol di Hotel Berbintang tersebut sudah berijin

karena memang hal tersebut sudah termasuk fasilitas Hotel. Karena memang

penjualan minuman beralkohol yang terjadi di Hotel Berbintang tersebut memang

Page 311: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

292

hanya menjual minuman bermerk saja yang harganya mahal, sehingga tidak dapat

dijangkau oleh semua kalangan. Berbeda dengan apa yang telah diungkapkan oleh

Bapak Handryan, Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang

mengatakan dengan tegas bahwa (I6 Q30) :

“Yah menurut Saya sih aturan Perda harusnya gak ada pengecualian sekali gak boleh yah gak boleh meskipun di Hotel Berbintang juga karena efek buruknya kan gak hilang meskipun di Hotel” (Wawancara: Selasa 23 Mei 2017 15.00 WIB. Kantor Dinkes Kota Serang).

Setelah mewawancarai Bapak Usep, Peneliti mendapatkan informasi bahwa

seharusnya tidak ada pengecualian terhadap aturan dalam Perda. Karena meskipun

dijual di Hotel dampak buruk dari mengkonsumsi minuman beralkohol akan tetap

ada. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Usep, Bapak Heli selaku

Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza juga dengan tegas

mengatakan bahwa (I7 Q30) :

“Kalo menurut Saya sekali dilarang yah harusnya dilarang meskipun di Hotel berbintang juga karena yah Perda ini terdengar menjadi tidak konsisten karena adanya pengecualian tersebut dan dampak buruk dari konsumsi minuman beralkohol itu kan masih ada meskipun dikonsumsi di Hotel” (Wawancara: Senin 24 Juli 2017 13.30 WIB. Kantor Dinsos Kota Serang).

Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai Bapak Bai selaku Komisi Fatwa

MUI Kota Serang untuk menanyakan hal yang serupa, Beliau dengan serius

mengungkapkan bahwa (I8 Q30) :

Page 312: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

293

“Mau dijual dimanapun atau dikonsumsi dimanapun yang namanya minuman beralkohol ini tetap haram untuk dikonsumsi karena berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan” (Wawancara: Selasa 15 Juli 2017 09.00 WIB.Kantor MUI Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bai di atas, Peneliti mendapatkan

pengetahuan bahwa dimanapun minuman beralkohol dijual atau dikonsumsi tetap

saja hukumnya haram untuk dikonsumsi karena memiliki berbagai dampak buruk

bagi kesehatan atau ataupun kehidupan. Masih dengan pertanyaan yang sama

Peneliti juga mewawancarai Bapak Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus

Raja Kota Serang, Beliau dengan nada bicara yang pelan mengatakan bahwa (I9

Q30) :

“Kalo pendapat Saya seharusnya dilarang juga karena bisa menimbulkan stigma negatif di Masyarkat kalo ada pengeculian begitu” (Wawancara: Senin 12 Juni 2017 15.00 WIB. Gereja Paroki Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara terhadap Bapak Stefanus, Peneliiti

mendapatkan pengetahuan bahwa adanya pengeculian penjualn minuman

beralkohol di Hotel Berbintang tersebut dapat menimbulkan stigma negatif di

Masyarakat. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Stefanus, Bapak

Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara juga mengatakan bahwa (I10 Q30) :

“Harusnya sekali dilarang yah dilrang meskipun itu di Hotel, yang minum di Hotel kan cuma orang-orang tertentu doang yang berduit kan sama aja dampaknya meskipun di Hotel juga jadi seharusnya dilarang juga” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Vihara Avalaokitesvara).

Page 313: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

294

Setelah mewawancarai beberapa Informan di atas, mengenai tanggapan

terhadap adanya pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang

memperbolehkan penjualan minuman beralkohol di Hotel Berbintang. Ada

beberapa tanggapan dari Informan yang Peneliti baik itu yang pro ataupun kontra

terhadap adanya pengecualian tersebut. Namun pada kenyataanya menurut Peneleti

adanya pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang memperbolehkan

minuman beralkohol untuk dijual di Hotel Berbintang itu tidak terjadi karena

meskipun dijual di Hotel Berbintang tetap saja dampak buruk yang bisa diakibatkan

oleh konsumsi minuman beralkohol ini akan tetap ada. Kemudian adanya

pengecualian tersebut menurut Peneliti juga dapat menimbulkan kecemburuan

sosial di Masyarakat karena, Masyarakat bisa memiliki pemikiran kalau hanya

orang-orang tertentulah yang boleh untuk menjualatau mengkonsumsi minuman

beralkohol di Kota Serang. Karena penjualan minuman beralkohol ini hanya bisa

dijangkau oleh kalangan menengah ke atas. Seharusnya pengecualian tersebut

dihapuskan karena adanya pengecualian tersebut akan mengakibatkan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Page 314: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

295

Kota Serang tidak akan pernah berhasil, karena peredaran minuman beralkohol ini

akan tetap terjadi di Kota Serang meskipun hanya di Hotel Berbintang saja.

4.4.4. Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan)

Sources of legitimation (Sumber Pengesahan), merupakan legitimasi dari

pihak-pihak yang menjadi sasaran dari adanya suatu kebijakan atau pihak yang

terpengaruh dari adanya kebijkan. Dimana Sources of legitimation (Sumber

Pengesahan) inilah yang paling mengetahui dampak dari adanya suatu Peraturan

Daerah dan apakah adanya kebijakan tersebut dapat menangani permasalahan yang

hendak diselesaikan. Dalam suatu Peraturan Daerah Sources of Legitimation

(Sumber Pengesahan) ini merupakan pihak yang menjadi sasaran dari adanya suatu

kebijakan tersebut, namun terkadang suaranya justru terabaikan. Di bagian Sources

of Legitimation (Sumber Pengesahan), ini terdiri dari Witness (Saksi), Emancipation

(Emansipasi), dan World View (Pandangan Dunia). Dalam hal ini Peneliti hendak

mengangkat suara-suara dari pihak yang termasuk Sources of Legitimation (Sumber

Pengesahan) ini untuk dapat mengetahui nilai-nilai yang selama ini terabaikan agar

bisa terangkat dan dapat memberi masukan kepada upaya pengakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang agar dapat berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 315: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

296

4.4.4.1. Witness (Saksi)

Witness (Saksi), yaitu orang yang terkena efek atau dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol.

Pada mulanya Peneliti ingin mengetahui Siapa atau pihak mana yang bisa mewakili

suara atau aspirasi Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan) ini agar dapat

menjadi masukan untuk Pemerintah mengenai apa yang sebenarnya diharapkan dan

terjadi pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini menemukan fakta dan

nilai yang terkandung didalamnya untuk menemukan resolusi yang tepat untuk

mengatasi permasalahan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tersebut. Untuk

mengetahui siapa sebenarnya yang bisa mewakili suara mereka maka Peneliti

menanyakan hal tersebut pada S selaku Penjual minuman beralkohol di tempat

hiburan malam, S mengungkapkan dengan serius bahwa (I11 Q31) :

“Kalo itu Saya kurang paham Mas palingan kan Dewan yang ngewakilin suara dari Masyarakat. Ada larangan begini juga kan yang kena dampaknya yah tempat hiburan kaya kita ini. Yah mungkin ada Masyarakat juga yang gak seneng kalo ada Tempat Hiburan Malam di Kota Serang sedangkan miras ini kan yah sumber pemasukan utama bagi tempat ini ketimbang bayaran tiket masuk sama room karaoke. kalo bisa kami ini bisa dibiarin tetep jualan miras yang kerja disini juga kan butuh penghasilan kami juga

Page 316: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

297

bayar pajak ada ijin usahanya juga kan.” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Setelah Peneliti mewawancara S di atas, Peneliti mengetahui bahwa

sebenarnya penjualan minuman beralkohol itu menjadi penghasiilan yang utama

bagi tempat hiburan ketimbang tiket masuk dan room karaoke. Dan S ini

menganggap bahwa anggota DPRDlah yang bisa mewakili suaranya di

Pemerintahan, dan, meskipun ada sebagian Masyarakat yang tidak senang dengan

adanya Tempat Hiburan Malam yang menjual minnuman beralkohol S berharap

agar dibiarkan menjual miras karena ia merasa bayar pajak dan memiliki ijin usaha.

Masih menanyakan hal yang sama Peneliti juga mewawancarai M penjual minuman

beralkohol di warung remang-remang dia memberikan jawaban yang berhati-hati,

M mengatakan bahwa (I12 Q31) :

“Gak ada bos yang bisa ngewakilin suara Kita ini kan jual miras ini dilarang lah terus apa yang bisa didenger dari Saya. Apalagi cuma pedagang miras pinggir jalan kaya Saya, Kalo mau jujur sebenernya Saya juga takut ketangkep tapi mau gimana kan penghasilan dari jualan miras ini juga lumayan untungnya. Bisa sampe Rp.200.000 ribu semalem lumayan kan banyak peminatnya juga kalo di daerah Kepandean sini mah, bos tau sendirI kan disini mah banyak yang nongkrong kalo malem. Apalagi kalo hari-hari besar liburan atau tahun barulah itu bisa sampe laku 50-100 botol semalem. Kalo minuman yang Saya jual sih paling Bir, Kolesom, AM, kalo mau yang agak elit yah harus pesen bos harganya juga beda kalo yang biasa kaya bir, Kolesom, AM itu cuma 30-40 ribuan yang Merk luar yah rutusan sampe jutaan juga harganya cuma harus pesen kalo mau..” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Page 317: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

298

Berbeda dengan apa yang diungkapkan S diatas, M mengatakan bahwa tidak

ada yang bisa mewakili suaranya karena M merasa hanyalah pedagang minuman

beralkohol kecil-kecilan. Ia juga sadar dan takut berjualan minuman beralkohol

tersebut karena Ia juga mengetahui bahwa minuman beralkohol itu dilarang di Kota

Serang. Setelah mewawancarai S dan M diatas Peneliti mengetahui, bahwa ternyata

keuntungan dari menjual minuman beralkohol ini lumayan besar bisa mencapai Rp.

200.000 semalem kalo hari biasa dan akan meningkat kalau menjelang hari besar.

Kemudian untuk memperdalam informasi yang didapat Peneliti juga menanyakan

pertanyaan yang sama kepada T penjual minumn beralkohol yang berkedok

Warung Sembako, T juga dengan sangat berhati-hati memberikan jawabannya, Ia

mengungkapkan bahwa (I13 Q31) :

“Yang ngewakilin suara yang ngejual miras kaya Saya sembunyi-sembunyi kaya gini gak ada. Saya juga tau ini dilarang tapi kan masih banyak yang nyari dan beli nih miras, untungnya juga lumayan.” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Setelah mewawancarai T di atas, lagi-lagi Peneliti menemukan informasi

bahwa menjual minuman beralkohol itu menguntungkan dan penjualan minuman

beralkohol itu juga didasari karena banyaknya peminat dari minuman yang dapat

memabukan tersebut. Selanjutnya Peneliti juga mewawancarai N Penjual minuman

beralkohol di Lapo, Mengatakan bahwa (I14 Q31):

“Seharusnya kan Pemerintah itu yang bisa mewakili suara orang kecil macam kita ini, tapi masalahnya orang macam kecil macam Aku ini jarang

Page 318: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

299

didengar keluhannya” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Berdasarkan wawancara kepada N di atas Peneliti mengetahui bahwa menurut

N Pemerintahlah yang seharusnya bisa mewakili suara dari pedagang kecil

sepertinya. Masih menanyakan hal yang sama Peneliti juga mewawancarai Bapak

Nurdin Ketua FSMW (Forum Silaturahmi Masyarakat Walantaka), Beliau

menjelaskan bahwa (I15 Q31) :

“Yah kalo masalah mewakili suara rakyat kan itu tugasnya Dewan yah Mereka kan dipilih untuk mewakili Masyrakat di Pemerintahan setiap Perda yang ada juga seharusnya berdasarkan aspirasi Masyarakat setiap daerah kan punya wakil di Pemerintahan” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB.Kecamatana Walantaka).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nurdin di atas Peneliti mengetahui

bahwa yang bisa mewakili Masyarakat yah Anggota Dewan karena tiap wilayah di

Kota Serang termasuk Kecamatan Walantaka memiliki wakilnya di Pemerintahan.

Kemudian hal yang senada juga diungkapkan oleh Bapak Wawan selaku Kepala

Pemuda Desa Cilowong, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I16 Q31) :

“Kalo yang terkena dampak Masyarakat kan kalo kita bicara wakil Masyarakat itukan bisa Tokoh Masyarakat yang ada atau bisa diwakili siapa saja Lurah, Camat atau Dewan yang ada di lingkungan Kita juga kan bissa mewakili, apalagi terkait peredaran miras ini bisa kita laporin kalo ada yang jual” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Page 319: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

300

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Wawan di atas, Peneliti

mengetahui bahwa Tokoh Masyarakat, Lurah, Camat, atau Anggota Dewan yang

ada dilingkungan Kita adalah pihak yang bisa mewakili suara di Pemerintahan

khususnya dalam memberikan aspirasi yang dapat membantu penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Masih menanyakan hal yang sama Peneliti juga mewawancarai Fariz

selaku Jurnalis Tribun News Banten, Ia dengan antusias mengatakan bahwa (I17

Q31) :

“Kalo yang bisa ngewakilin masalah kebijakan di Pemerintah itu utamanya kan Anggota Dewan yang mengambil masukan-masukan dari lingkungan Kota Serang. Apalagi yang berkaitan dengan masalah miras ini harus lebih dalem ngambil informasinya buat masukan dan jadi bahan perbaikan nantinya buat Pemerintah. Seperti Kita ini kan Juranalis nyari berita turun lapangan langsung nyari informasi dari sumbernya langsung dijadiin berita itu termasuk juga mewakili suara Masyarakat” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Setelah melakukan dengan Fariz di atas, Peneliti menedapatkan informasi

bahwa yang bisa mewakili suara dan aspirasi Masyarakat itu utamanya adalah

Anggota Dewan apalagi berkaitan dengan masalah Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini harus mengambil informasi yang dalam agar Pemerintah dapat

mengambil masukan yang bisa menjadi bahan perbaikan untuk penegkan Peraturan

Page 320: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

301

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Jurnalis juga sebagai yang mencari informasi dengan cara turun

langsung kelapangan dan dijadikan berita, hal tersebut juga termasuk bisa mewakili

suara dan aspirasi Masyarakat.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan terkait siapa atau

Pihak mana yang bisa mewakili Sources of legitimation (Sumber pengesahan) atau

Pihak yang menjadi sasaran Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah Anggota

Dewan, Tokoh Masyarakat dan Kepala Pemerintahan yang berada di lingkungan

kebijkan seperti Lurah dan Camat juga bisa mewakili suara dan aspirasi Masyarkat

terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Kemudian yang mengakibatkan minuman

beralkohol masih beredar di Kota Serang adalah karena penjualan minuman

beralkohol itu memberikan keuntungkan untuk oknum yang menjualnya, peredaran

minuman beralkohol itu terjadi juga karena memang masih banyak Individu dan

kalangan yang gemar mengkonsumsi minuman yang memabukan tersebut.

Setelah mengetahui pihak yang dapat mewakili aspirasi Sources of

Legitimation (Sumber Pengesahan), Peneliti juga tertarik untuk mengatahui apa

Page 321: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

302

persepsi atau tanggapan dari Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan) atau

pihak yang menjadi sasaran terhadap adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk

mengetahui hal tersebut maka Peneliti mewawancarai S Penjual minuman

beralkohol di tempat hiburan malam, Ia menjelaskan dengan hati-hati bahwa (I11

Q32) :

“Ada larangan kaya gini kan niatnya bagus biar gak ada masalah yang ditimbulkan akibat konsumsi miras, tapi banyak kan yang udah jadi gaya hidup minum miras ini tamu-tamu Karaoke juga biasanya pasti beli minuman buat sambil diminum pas nyanyi, yang doyan miras banyak jadi yah susah buat dilarang juga” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara degan S di atas Peneliti mengetahui bahwa

adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang memang baik maksudnya agar tidak ada

dampak buruk yang diakibatkan konsumsi minuman beralkohol. Namun ternyata

minuman beralkohol itu dikonsumsi karena memang sudah menjadi gaya hidup bagi

sebagian orang dan biasa dikonsumsi selagi berkaraoke atau mendengarkan musik

di Tempat Hiburan Malam. Masih menanggapi pertanyaan yang serupa, M selaku

penjual minuman beralkohol di Warung Remang-remang, Ia dengan sangat berhati-

hati mengatakan bahwa (I12 Q32) :

Page 322: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

303

“Yah sebenarnya sih Saya juga setuju yah ada larangan itu, tapi mau gimana lagi bos untungnya lumayan buat makan sehari-hari terpaksa juga jual miras sih pengen cari kerja juga susah kalo cuma lulusan SMP kaya Saya mah. Semenjak ada larangan ini Saya juga jadi takut buat jualan miras tapi kan ada uang kemanananya kan bos, sama yah kita gak usah sebut merklah takut ada apa-apa juga kan yah, bos juga taulah kan yah, Satpol PP sama Polisi juga susah buat razia disini mah kalo pun dirazia Saya juga udah dikasih bocoran sebelumnya” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan M Peneliti mendapatkan informasi

bahwa sebenarnya M juga setuju dengan adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini. Tapi

karena keuntungan yang cukup besar dari menjual minuman beralkohol, membuat

Ia tetap menjual minuman beralkohol meskipun takut karena mengetahui bahwa

minuman beralkohol itu dilarang untuk diedarkan di Kota Serang. Akan tetapi

Peneliti juga menemukan fakta berupa informasi dari M yang memberitahukan

kepada Peneliti bahwa dalam berjualan Ia mempunyai backing dan menyetorkan

sejumlah uang agar bisa aman dalam berjualan dan sekalipun akan dirazia Ia sudah

diberitahu sehingga bisa lolos dari razia tersebut. Masih menanyakan hal yang

serupa Peneliti selanjutnya mewawancarai T Penjual 3 minumn beralkohol yang

berkedok Warung Sembako, Ia dengan sedikit kecurigaan dalam menjawab

pertanyaan Peneliti mengatakan bahwa (I13 Q32) :

“Bagus sih ada larangan begitu Saya sebagai rakyat juga ngedukung. Tapi suka pilih kasih ngerazianya cuma pedagang kecil doang yang kena giliran

Page 323: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

304

di Tempat Hiburan kaya di Kafe-kafe mah jarang kena itu kan gak adil harusnya semua kena” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan T, Peneliti mendapatkan informasi bahwa

ada tebang pilih dalam penegakan yang dilakukan oleh Petugas. Hal tersebut

diungkapkan oleh T karena Ia mengetahui bahwa Kafe-kafe dan Tempat Hiburan

Malam yang terbukti menjual minuman beralkohol jarang terkena razia untuk alasan

tertentu. Berakaitan dengan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai N

Penjual minuman beralkohol di Lapo, Ia mengatakan dengan bahwa (I14 Q32):

“Ada aturan begitu itu sebenarnya tidak guna yang minum itu bukan cuma orang Batak saja, yang minum banyak juga warga sekitar yang minum tuak juga di sini, tapi kan sebenarnya aturan begini tuh memang bagus tapi coba kau lihat itu seperti di Alun-alun sama Kepandean itu tetap ada saja menjual miras” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Menurut N di atas sebenarnya adanya aturan larangan peredaran minuman

beralkohol ini tidak berguna karena yang meminum minuman beralkohol (tuak) di

tempatnya bukan hanya orang Batak saja tapi warga sekitar juga, N juga

menegaskan bahwa di daerah Alun dan Kepandean adalah tempat terjadinya

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Masih dengan topik yang sama

Peneliti melakukan wawancara pada Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum

Silaturahmi Masyarakat Walantaka), Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I15

Q32) :

Page 324: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

305

“Kami sendiri sangat mendukung adanya Perda Pekat ini saya juga prihatin karena banyak anak muda sekarang doyannya yah itu minum miras, padahal itukan dosa lagian tidak bermanfaat juga bagi Kita. Kemudian Kami minta juga kepada pihak berwenang untuk lebih giat melakukan penegakan. Kalo di daerah Walantaka sinih saya selaku pemuda juga yah sering silaturahmi kepada Kapolsek membicarakan masalah kemanan di Walantaka, kadang juga kami membicarakan tentang masalah miras perjudian yang terjadi di wilayah Kami ini sekedar memberikan bantuan informasi juga kepada pihak Kepolisian. Tapi kalo di kampung sih ada memang yang menjual miras ini tapi yang banyak itukan di Pusat Kota kaya di Ramayana juga ada tuh tempat hiiburannya di atasnya tapi jarang kena razia apalagi yang di Kepandean mah jangan ditanya itumah pusatnya Penyakit Masyarakat” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Setelah melakukan wawancara denngan Bapak Nurdin, Peneliti mendapatkan

informasi bahwa Masyarakat Walantaka mendukung adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Menurut Beliau di kampung memang ada yang menjual minuman

beralkohol namun yang banyak adalah di pusat Kota Serang diantaranya di

Ramayana dan Kepandean yang memang merupakan pusat dari segala bentuk

penyakit Masyarakat di Kota Serang. Senada dengan apa yang dikatakan Bapak

Nurdin di atas, Bapak Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong juga

mengungkapkan bahwa (I16 Q32) :

“Bagus ada larangan kaya gini jadikan yang jual miras juga takut , tapi masih ada saja yang jual karena banyak Masyarakat terutama pemuda juga yang suka minum miras buat kesenaangan gitulah , jadi harus lebih ditegakan lagi pokoknya aturannya. Biar masalah miras ini bisa diatasi di Kota Serang apalagi kan Kota Serang ini terkenal dengan agama islamnya

Page 325: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

306

yang sangat kental jadi miras ini harus diberantas dari wilayah Kota Serang” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Wawan di atas, Peneliti

mendapatkan informasi bahwa Bapak Ham menilai adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini bagus, agar Penjual minuman beralkohol itu menjadi takut. Namun tidak

dapat dipungkiri meskipun sudah ada larang peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang masih saja terjadi, hal terebut disebabkan oleh banyak Masyarakat Kota

Serang terutama Pemudanya yang suka mengkonsumsi minuman beralkohol untuk

kesenangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka penegakan yang dilakukan

seharusnya lebih tegas lagi, apalagi Kota Serang ini terkenal dengan agama

islamnya yang kental jadi peredaran minuman beralkohol ini harus diberantas habis

dari Kota Serang. Untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai Persepsi

terhadap adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga

mewawancarai Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten, Ia dengan tegas

mengatakan bahwa (I17 Q32) :

“Kalo dari pandangan Saya sudah bagus ada larangan tentang miras ini, kalo bisa penegakannya itu harus lebih intensif lagi agar bisa memberantas miras karena maslah miras inikan musuh kita bersama. Kendala penegakan miras ini sebenernya kan kuncinya ada ditangan Pemerintah, aparat

Page 326: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

307

penegaknya itu jangan justru jadi ikut melindungi adanya peredaran miras dengan menjadi backing bagi Pihak yang menjual minuman beralkohol. itukan isu yang berkembang di Masyarakat kan ada buktinya juga kalo dilihat dari penegakan peredaran miras yang dilakukan selama ini kenapa tempat-tempat yang sudah terbukti menjual miras masih bisa terus berjalan setiap malam” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Fariz Jurnalis Tribun News Banten di atas,

Peneliti mengetahui bahwa adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang sudah bagus.

Namun masih ada kendala yang dihadapi dalam penegakannya terutama datang dari

pihak yang berwenang menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini yaitu ada

sejumlah oknum aparat yang malah menjadi backing tempat yang menjual minuman

beralkohol itu merupakan isu yang berkembang di Masyarakat dan memang

begitulah adanya. Hal tersebut dibuktikan dengan penegakan yang selama ini

dilakukan tidak tegas, terbukti dari tempat-tempat yang memang sudah terbukti

menjual minuman beralkohol setiap malam malah terkesan dibiarkan.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan di atas mengenai

Persepsi tehadap adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

Page 327: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

308

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang Peneliti menarik

kesimpulan bahwa sesungguuhnya semua pihak mendukung adanya Peraturan

Daerah tersebut. Namun karena adanya beberapa faktor yang mengakibatkan

peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang diantaranya; penjualan

minuman beralkohol yang mendatangkan keuntungan bagi penjualnya

mengakibatkan minuman beralkohol masih dijual di Kota Serang, kemudian

ditambah adanya sekelompok orang yang menjadikan konsumsi minuman

beralkohol sebagai suatu kebutuhan atau gaya hidup sehingga minuman beralkohol

masih laku untuk dijual di Kota Serang. Penegakan yang kurang tegas dari pihak

yang berwenangpun menjadi salah satu faktor penyebab minuman beralkohol ini

masih beredar di Kota Serang ditambah dengan adanya sejumlah oknum aparat yang

malah menjadi backing untuk tempat yang menjual minuman beralkohol membuat

masalah semakin kompleks dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar

dapat mencapai keberhasilan.

Suksesnya suatu Peraturan Daerah tentunya tidak terlepas dari adanya peran

dari unsur Masyarakat yang membantu petugas dalam menegakan aturan. Pada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini, juga dituntut adanya peran dari Masyarakat

Page 328: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

309

untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol yang masih terjadi di

Kota Serang.karena peegakan yang dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian juga

perlu didukung oleh Masyarakat agar dapat berhasil menegakan aturan yang ada.

Untuk mengetahui bagaimanakah peran Masyarakat dalam penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, Peneliti mewawancarai Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum

Silaturahmi Masyarakat Walantaka), Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I15

Q33):

“Yang Kami lakukan adalah, kalo misalkan di daerah Kami ada yang menjual miras yang dilakukan hanya sebatas mengingatkan dan kalau tidak bisa diingatkan maka akan dilaporkan. Miras ini tidak baik untuk dijual apalagi kalo yang belinya anak pemuda yah itukan banyak dampak buruknya jadi paling kami hanya mengingatkan saja kalo penangkapan dan razia itu kan tugasnya Polisi dan Satpol PP” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Nurdin di atas, Peneliti

mengetahui bahwa yang dilakukan oleh Masyarakat Walantaka bila ada yang

menjual minuman beralkohol adalah mengingatkan si penjual tersebut bahwa

minuman beralkohol itu dilarang untuk dijual di Kota Serang karena banyak

dampak buruk yang bisa disebabkan bila mengkonsumsi minuman beralkohol.

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Nurdin diatas, Bapak Bapak

Page 329: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

310

Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong juga mengatakan dengan stegas

bahwa (I16 Q33) :

“Kami sebagai bagian dari Masyarakat sangat mendukung adanya larangan peredaran mirasi ini. Kami sebagai ormas yah paling hanya mengawasi saja peredaran miras ini khususnya di wilayah Kota Serang kalo misalnya ada yang menjual Kami mungkin hanya bisa melaporkan karena untuk penindakan itu kan wewenangnya Kepolisian. Dan memang biasanya tertutup sih yang jual miras sembunyi-sembunyi jadi jarang terekspose.” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Nurdin dan Bapak Wawan di

atas, Peneliti juga tertarik untuk melakukan wawancara kepada Fariz selaku Jurnalis

Tribun News Banten untuk mengetahui peran media sebagai salah satu pihak yang

memiliki peran juga dalam mendukung penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang agar dapat berhasil. Ia mengatakan bahwa (I17 Q33) :

“Kalo meran media sebenarnya sebagai pemberi informasi mengenai isu-isu yang ada di publik. Apalagi miras ini kan dilarang di Kota Serang, peran Media juga buat memberikan informasi kepada Masyarakat kalo miras ini dilarang di Kota Serang. Ngangkat permasalahan tentang miras buat jadi bahan masukan bagi Pemerintah itu salah satu peran media terkait masalah peredaran miras ini.” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan Jurnalis Tribun News Banten di atas,

Peneliti mengetahui bahwa peran dari media sangatlah penting. Mengangkat isu-isu

Page 330: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

311

dan permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar permasalahan

tersebut muncul ke permukaan sehingga akan menjadi bahan masukan dan evaluasi

bagi Pemerintah khususnya bagi Satpol PP dan Kepolisian dan jug SKPD yang lain

seperti Disperindagkop, Dinkes dan juga Dinsos.

Berdasarkan informasi yang Peneliti dapatkan diatas mengenai Peran dari

Masyarakat dan Media dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti

dapat menyimpulkan bahwa peran yang dilakukan Masyarakat adalah mengingatkan

penjual minuman beralkohol dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib yaitu

Satpol PP dan Kepolisian apabila masih menjual minuman beralkohol. Adapun

peran dari media adalah untuk mengangkat isu-isu dan permasalahan yang terjadi di

Masyarakat dalam bentuk berita, atau dalam hal ini khususnya terkait Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, agar

dapat memberikan informasi berupa fakta lapangan yang dapat menjadi saran dan

masukan yang membangun kepada Pemerintah agara dapat memberikan resolusi

kebijakan untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

Page 331: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

312

4.4.4.2. Emancipation (Emansipasi)

Emancipation (emansipasi) yaitu, orang yang selama ini tidak terlibat dalam

pembuatan kebijakan yang sangat penting suaranya untuk diangkat seperti

organisasi Keagamaan dan Organisasi Masyarakat yang bisa memberikan masukan

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol. Untuk mengetahui apakah suara dari pihak

yang disebutkan di atas memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya

terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti melakukan wawancara dengan

beberapa Informas terkait yang salah satunya dengan S Penjual minuman beralkohol

di Tempat Hiburan Malam,Ia dengan nada yang pesimis mengatakan bahwa (I11

Q34) :

“Haduh mau bilang apa berani bersuara apa yang ada nanti kita ditangkep bos orang Saya yang ngelanggar kan bisa-bisa di bui” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Setelah mewawancarai S di atas Peneliti mengetahui bahwa S tidak memiliki

kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Hal itu disebabkan oleh kesadaran S yang merasa sebagai pihak yang

Page 332: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

313

melanggar peraturan tersebut. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh S diatas,

M Penjual minuman beralkohol di Warung Remang-remang juga mengatakan

bahwa (I12 Q34) :

“Gak ada kesempatan mau ngomonng apa orang Saya juga sebenarnya ngerasa salah jadi apa yang mau diungkapin. Palingan kalo mau ngerazia tuh ke pabriknya langsung jangan cuma pedagang-pedagang yang modalnya dikit aja yang kena razia.” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan M diatas masih Peneliti menyimpulkan

bahwa M ini juga tidak memiliki kesempatan dan kemauan untuk menyuarakan

aspirasinya, dikarenakan merasa sebagai pihak yang melanggar peraturan.

Kemudian menurut M seharusnya razia itu dilakukan langsung ke pusat produksi

minumann beralkohol. Masih dengan topik pertanyaan yang sama Peneliti juga

mewawancarai T Penjual minumn beralkohol yang berkedok Warung Sembako, Ia

dengan nada yang sinis mengungkapkan bahwa (I13 Q34) :

“Gak ada kalaupun ada gqk bakalan didengar juga kalo yang ngomong dari golongan kaya Kami ini.” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan T di atas, Peneeliti mengetahui bahwa T

tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, karena menurut T suara dari golongan mereka tidak mungkin didengar

Page 333: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

314

oleh Pemerintah. Berikutnya Senada dengan jawaban T di atas Peneliti juga

mewawancarai N Penjual minuman beralkohol di Lapo, Ia mengatakan dengan

tegas bahwa (I14 Q34) :

“Gak ada kesempatan buat kita apalagi cuma warung kecil seperti kita ini kan, mau bagaimana menyuarakan suara kepada Pemeritah gak akan didengar.” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Menurut N kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya terkait larangan

peredaran minuman beralkohol ini sangat sulit karena menurut N pemilik warung

kecil sepertinya tidak akan didengar oleh Pemerintah. Kemudian masih dengan

pertanyaan yang sama Peneliti juga melakukan wawancara kepada Bapak Nurdin

Ketua FSMW (Forum Silaturahmi Masyarakat Walantaka), dengan santai Beliau

mengatakan bahwa (I15 Q34) :

“Ada sebenarnya kan Masyarakat ini punya hak untuk melakukan hal itu masalahnya kan tinggal kemauannya saja, masalahnya terkadang kan Masyrakat juga malas untuk banyak bicara karena terkadang tidak didengarkan juga jadi disinih Pemerintah juga harus lebih proaktif merangkul Masyarakat kalo yang Saya lakukan yah tadi sekedar silaturahmi sambil membicarakan kondisi wilayah saja kepada Polsek terdekat” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nurdin di atas, Peneliti mendapatkan

informasi bahwa, sebenarnya Masyarkat memiliki kesempatan untuk menyuarakan

aspirasinya. Hanya masalahnya itu tinggal kemauannya saja karena terkadang

Masyarakat juga malas untuk banyak bicara karena terkadang seperti tidak dengar

Page 334: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

315

aspirasinya oleh Pemerintah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut seharusnya

Pemerintah bisa lebih proaktif merangkul Masyarakat untuk mendapatkan informasi

yang berharga untuk menjadi masukan terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar

dapat berhasil dilaksanakan. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak

Nurdin di atas, Bapak Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong juga

mengatakan bahwa (I16Q34) :

“Selalu ada kesempatan kami juga sering mengadakan acara yang juga sering mengundangTokoh Masyarakat sekitar. yah Pimpinan Pesantren, Kepala Desa, Camat, Kapolsek juga diundang seluruh unsur Pimpinan yang ada kan kami undang terkadang juga bisa membicarakan masalah apa saja isu-isu, kemamanan dan ketertiban yah lewat situ kami biasanya membicarakan pemikiran-pemikiran bisa saja berkaitan dengan peredaran miras” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah melakukan wawancara kepada Bapak Wawan di atas Peneliti

menadapatkan informasi bahwa selalu ada kesempatan bagi Masyarakat untuk

mengungkapkan aspirasinya kepada Pemerintah. Masih dengan pertanyaan yang

sama Peneliti juga mewawancarai Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten Ia

dengan antusias menjwab pertanyaan Peneliti, Ia mengatakan bahwa (I17 Q34) :

“Kalo Kami menuangkan suara dan pendapat Kami melalui berita yang terpercaya berdasarkan fakta-fakta yang didapat di lapangan baru di tuangkan kedalam bentuk berita. Agar bisa dibaca Masyarakat dan Pemerintah juga bisa mengambil informasi dari apa yang diberitakan utamanya masalah miras ini karena Saya juga pernah ngangkat masalah

Page 335: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

316

miras di Kota Serang” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Menurut informasi yang diungkapkan oleh Fariz selaku Jurnalis Tribun News

Banten di atas Peneliti menemukan informasi bahwa selaku Jurnalis Ia

mengungkapkan aspirasi dan suaranya melalui berita yang terpercaya yang disusun

berdasarkan fakta-fakta yang didapat dari lapangan yang dituangkan ke dalam

bentuk berita agar dapat menjadi bahan informasi dan masukan kepada Masyarakat

dan Pemerintah dalam menyikapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat berhasil

diterapkan.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan di atas meneganai

adakah kesempatan yang dimiliki oleh pihak Masyarakat, Agama, dan Ormas atau

pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti

mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya ada kesempatan setiap pihak untuk

menyuarakan aspirasinya terhadap Pemerintah, hanya masalahnya kemauan dari

pihak tersebut untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Page 336: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

317

Serang. Hanya saja ada sebagian pihak yang tidak menyuarakan aspirasinya karena

adanya kendala yang dihadapi contohnya penjual minuman beralkohol tidak

menyuarakan aspirasinya karena merasa takut sebagai pihak yang melanggar

pertauran dan pesimis suara dari mereka akan didengar oleh Pemerintah Kota

Serang. Dari pihak Masyarakat juga mengalami hal yang hampir sama yaitu

masalah kemauan utnuk mengungkapkan aspirasinya menjadi permasalahan yang

dihadapi, karena terkadang Masyarakat malas untuk menyuarakan aspirasinya

karena seolah diabaikan oleh Pemerintah. Sedangkan dari pihak Media selalu

mempunyai kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya melalui berita yang

diangkat khususnya berita mengenai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat menjadi

informasi dan masukan bagi Pemerintah. Untuk mengumpulkan aspirasi dari

Masyarakat Pemerintah harus lebih berperan aktif dalam merangkul Masyarakat

untuk mendapatkan informasi yang relevan dan masukan yang bermanfaat untuk

menangani permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar

dapat berhasil diterapkan.

Setelah Peneliti melakukan wawancara yang menyingung adakah kesempatan

pihak yang selama ini terpinggirkan dalam proses pembuatan kebijakan dalam

Page 337: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

318

menyuarakan aspirasinya kepada Pemerintah Kota Serang mengenai Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, selanjutnya Peneliti tertarik untuk menanyakan apa sebenarnya yang

menjadi faktor pendukung untuk menjual minuman beralkohol di Kota Serang?,

padahal sudah jelas dilarang dalam Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mendapatkan

jawaban dari pertanyaan di atas, maka Peneliti mewawancarai beberapa Informan

yang salah satunya adalah S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan

Malam, Ia dengan sangat berhati-hati mengatakan bahwa (I11 Q35) :

“Karena banyak yang beli Mas miras ini kan banyak yang suka apalagi kalo tahun baru banyak yang tua yang muda, cewe juga ada yang doyan minum keuntungan juga lumayan besar . Lagian ada kerjasama juga kalo masalah keamanan razia yang diadain juga jarang kesinih..” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan S, Peneliti mendapatkan jawaban dari

pertanyaan peneliti tentang apa yang menjadi faktor pendukung untuk menjual

minuman beralkohol di Kota Serang?. Ternyata jawabannya adalah karena

minuman beralkohol tersebut digemari oleh semua kalangan baik tua ataupun muda

tidak hanya laki-laki namun ternyata wanita juga ada yang gemar untuk

mengkonsumsi minuman beraalkohol di Kota Serang. Adanya kerjasama dengan

Oknum keamanan yang menjadi backing tempat menjual minuman beralkohol

Page 338: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

319

tersebut juga menurut Peneliti merupakan faaktor pendukung untuk melaksanakan

aktivitas peredaran minuman beralkohol ini. Masing dengan pertanyaan yang

serupa, Peneliti juga mewawancarai M Penjual minuman beralkohol di Warung

Remang-remang, Ia mengatakan dengan singkat bahwa (I12 Q35) :

“Yah karena banyak yang beli terus nguntungin aman juga kan kalo jualannya dilarang yah dilarang tapi kalo masih banyak yang beli minuman sih yah bakalan terus ada yang jual miras mah.” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Wawancara yang dilakukan kepada M di atas ternyata masih memberikan

jawaban yang senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh S sebelumnya.

Masih senda dengan apa yang diungkapkan oleh dua Informan sebelumnya T

Penjual minuman beralkohol yang berkedok Warung Sembako juga mengatakan

bahwa (I13 Q35) :

“Untungnya lumayan bisa dapet Rp 10.000-20.000 untungnya per botol jadi lumayan nambah pemasukan, terus laku karena banyak yang cari.” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Masih dengan jawaban bahwa minuman beralkohol itu laku untuk dijual dan

memberikan keuntungan yang lumayan. Selanjutnya, masih senada dengan

Informan sebelumnya Peneliti juga mewawancarai N Penjual minuman beralkohol

di Lapo, Ia mengatakan bahwa (I14 Q35) :

“Minuman beralkohol itukan orang banyak yang cari pada doyan kalo di Lapo inikan Rp. 20.000 aja udah bisa mabok dapat tuak seteko gini kan udah

Page 339: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

320

banyak bisa langsung tepar, paling kalo di sini adanya Bir kalo miiras tuh.” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Menurut wawancara dengan N di atas Peneliti mendapatkan informasi bahwa

minuman beralkohol (tuak) ini disukai dan dicari banyak orang karena murah

harganya seteko hanya Rp. 20.000 dan sudah cukup untuk membuat mabuk.

Peneliti masih tertarik untuk mencari jawaban lain yang membuat Peneliti kemudian

mewawancarai Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum Silaturahmi Masyarakat

Walantaka), Beliau dengan serius mengungkapkan bahwa (I15 Q35) :

“Yang menjadi faktor pendukung itu salah satunya banyak yang beli laku miras itu banyak yang beli apalagi kalo di tempat hiburan itu keuntungannya itu gede, karena dijual dengan harga mahal sampai 300% naiknya ketimbang beli di luar, miras udah jadi gaya hidup juga buat kalangan tertentu jadi yah bisa untung banyak kalo jual miras” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Nurdin, Peneliti

mendapatkan jawaban yang serupa namun adaa rincian baru, ternyata minuman

beralkohol yang dikonsumsi oleh kalangan tertentu sudah menjadi gaya hidup.

Kemudian minuman beralkohol yang dijual di Tempat Hiburan Malam, Kafe, atau

Karaoke itu dijual dengan harga lebih mahal bisa sampai tiga kali lipat harga

normalnya. Masih dengan pertanyaan sama Peneliti juga mewawancarai Bapak

Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong, Beliau dengan tegas menerangkan

bahwa (I16 Q35) :

Page 340: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

321

“Kurangnya penindakan juga jadi faktor masih banyaknya yang jual miras, lagian miras ini juga nguntungin buat para pengusaha hiburan barang utama yang dijual di Tempat hiburan miras jadi yah masih dijual karena menguntungkan buat mereka” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah mewawancari Bapak Wawan, Peneliti menemukan jawaban baru.

Ternyata yang menjadi faktor pendukung penjualan minuman beralkohol di Kota

Serang menurut Bapak Wawan, adalah masih kurangnya tegas penegakan yang

dilakukan oleh Petugas yang berwenang dan juga ternyata minuman beralkohol ini

merupakan komoditi utama yang dijual di Tempat Hiburan Malam serta

memberikan keuntungan untuk pemiliknya. Untuk memperdalam informasi yang

didapatkan Peneliti juga mewawancarai Jurnalis Tribun News Banten, Ia dengan

tegas mengatakan bahwa (I17 Q35) :

“Penegakan yang tidak tegas, penertiban yang jarang dilakukan dan justru seperti ada pembiaran terhadap peredaran miras di Kota Serang ini faktor gaya hidup Masyarakat Kota Serang yang mulai akrab dengan konsumsi miras ini juga menjadi faktor pendukung kenapa miras ini masih beredar di Kota Serang” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Menurut jawaban yang diberikan oleh Jurnalis Tribun News Banten, Peneliti

mendapatkan pehaman ternyata faktor pendukung untuk menjual minuman

beralkohol adalah karena tidak tegasnya penegakan yang dilakukan, kemudian

penertiban dan razia yang memang hanya beberapa kali dalam setahun. Ditambah

dengan gaya hidup Masyarakat Kota Serang yang mulai akrab dengan konsumsi

minuman beralkohol, membuat peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

menjadi sulit di atasi.

Page 341: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

322

Setelah melakukan wawancara dengan beberpa informan terkait apa yang

menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

Peneliti mendapatkan sejumlah jawaban yang menurut Peneliti relevan dengan

faakta dilapangan yang Peneliti dapatkan. Faktor pendukung yang pertama adalah

karena memang ternyata minuman beralkohol ini masih dikonsumsi oleh golongan

Masyarakat tertentu di Kota Serang yang mengakibatkan penjualan minuman

beralkohol di Kota Serang menjadi suatu hal yang lumrah dan menguntungkan

karena masih adanya yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut. Kemudian

yang kedua diakibatkan karena penegakan yang dilakukan oleh Satpol PP dan

Kepolisian belum cukup tegas dalam menindak penjual maupun penikmat minuman

beralkohol, juga dengan masih kurangnya razia yang dilakukan dengan agenda

penertiban yang hanya beberapa kali dalam setahun menyebabkan peredaran

minuman beralkohol menjadi leluasa untuk bergelora setiap malam. Faktor

pendukung yang ketiga adalah karena adanya backing terhadap tempat yang

menjual minuman beralkohol yang dilakukan oleh oknum aparat tertentu yang

melindungi tempat tersebut dengan membocorkan informasi apabila razia akan

dilakukan sehingga penjual minuman beralkohol sempat untuk menyembunyikan

dagangannya. Kemudian yang juga menjadi faktor pendukung peredaran minuman

beralkohol menurut Peneliti adalah karena memang minuman beralkohol ini masih

diproduksi oleh perusahaan tertentu yang mengakibatkan peredaran minuman

beralkoohol tidak mungkin bisa dihentikan apabila terus diproduksi, kurangnya

Page 342: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

323

kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan dan

kehidupan sosial juga menjadi faktor pendukung mengapa peredaran minuman

beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang meskipun sudah dilarang.

4.4.4.3. World View (Pandangan Dunia)

World view (Pandangan dunia), yaitu pandangan secara universal terhadap

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran terkait peredaran minuman

beralkohol. Pandangan tersebut bisa berasal dari berbagai sudut, sudut pandang

Masyarakat, Tokoh Agama, dan Media. Sudut pandang ini meliputi bagaimana

tanggapan terhadap permasalahan yang ada, solusi dan hal yang diharapkan untuk

mengatasi permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui

hal tersebut maka Peneliti tertarik untuk menanyakan tanggapan terhadap

permasalahan peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang, maka

untuk itu Peneliti mewawancarai S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan

Malam, Ia dengan dengan nada bicara yang berhati-hati mengatakan bahwa (I11

Q36):

“Kami yang jual terus disalahin padahal kan Kami juga jual karena ada yang beli, dan yang buat ini minuman kerena ada pabriknya juga dan kalo impor juga distribusinya kan ada cukai pajak buat Pemerintah jadikan Pemerintah juga dapet keuntungan, Yang bikin miras ini jadi masalah kan

Page 343: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

324

kalo yang maboknya rese gak kontrol bikin rusuh baru jadi masalah, terus juga yang jadi masalah itu kalo mirasnya oplosan bisa bikin meninggal kalo di tempat kita yang dijual cuma minuman yang merknya jelas aja bukan oplosan.” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada S di atas, Peneliti mengetahui

bahwa seharusnya tidak hanya mereka yang menjual yang disalahkan, tapi

seharusnya yang membeli minuman beralkohol tersebut juga harus mendapatkan

hukuman yang sama. Karena menurutn S Ia menjual minuman beralkohol tersebut

karena memang ada yang membeli, kemudian karena memang ada pabrik yang

memproduksi minuman beralkohol inilah yang mengakibatkan adanya peredaran

minuman beralkohol. Selanjutnya minuman yang dijual di tempat S tersebut hanya

minuman yang mempunyai merk yang jelas, tidak seperti minuman beralkohol

oplosan yang berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian. Senada dengan apa

yang diungkapkan S di atas, M Penjual minuman beralkohol di Warung Remang-

remang, dengan sangat antusias menjawab pertanyaan Peneliti, Ia mengatakan

bahwa (I12 Q36) :

“Saya jual juga kan karena ada yang beli apalagi yang belinya itu banyak kan nguntungin Saya juga kan gak akan jual kalo gak ada yang beli, lagian aparatnya juga kan pada doyan minum juga ada yang minta jatah juga kan kadang, tapi kalo Kami disini kan yang jaganya lebih tinggi jadi jarang dipinta jatah sama oknum lain juga ko yang dapet jatah buat ngebocorin kalo ada razia.” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Page 344: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

325

Berdasarkan wawancara dengan M di atas Peneliti mendapatkan informasi

yang masih senada yaitu M menjual minuman beralkohol ini dikarenakan banyak

yang membeli dan mendatangkan penghasilan yang cukup besar. Namun ternyata

ada informasi yang diungkapkan M di atas yang membuat Peneliti mengerutkan

dahi, hal tersebut karena menurut M oknum aparat yang berwenang untuk

menegakan aturan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang malah justru merupakan

pengkonsumsi minuman beralkohol, kemudian ada jatah untuk kelompok oknum

aparat tertentu yang merupakan backing tempat M berjualan. Hal yang masih

senada dengan apa yang diungkapkan oleh S dan M di atas juga diungkapkan oleh T

Penjual minumn beralkohol yang berkedok Warung Sembako, Ia dengan dengan

santai mengatakan bahwa (I13 Q36) :

“Miras inikan Saya jualin karena emang laku dan banyak yang nyari selama masih ada yang doyan miras ini yah tetep banyak yang jualan meskipun dilarang juga.” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan T di atas Peneliti mengetahui bahwa

minuman beralkohol tersebut banyak yang mencari dan merupakan pertanda bahwa

minuman beralkohol tersebut banyak dikonsumsi di wilayah Kota Serang. Masih

dengan jawaban yang serupa dengan Informan sebelumnya N Penjual minuman

beralkohol di Lapo juga mengatakan bahwa (I13 Q36) :

Page 345: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

326

“Kalo penjualan miras di Kota Serang ini ada karena memang orang-orang di Serang ini sudah banyak yang doyan minum miras inih yah buat mabok-mabokan aparatnya juga pada minum apalagi orang biasa kaya kita ini” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Hasil wawancara kepada N di atas memberikan pengetahuan kepada Peneliti

bahwa peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang ini terjadi salah

satunya karena memang ada sebagian Masyarakat di Kota Serang yang menjadikan

konsumsi minuman beralkohol ini sebagai rutinitas dan gaya hidup. Masih dengan

pertanyaan yang sama Penelti jua melakukan wawancara kepada Bapak Nurdin

Ketua FSMW (Forum Silaturahmi Masyarakat Walantaka), Beliau dengan tegas

mengatakan bahwa (I15 Q36) :

“Saya lihat penegakan Perda Pekat ini masih kurang buktinya saja masih banyak ko di Serang ini Tempat Hiburan yang menjual miras. Kalo Tempat Hiburan kan terlihat cenderung diketahui orang banyak kenapa tidak ditutup saja, setiap malam juga mereka beroperasi ko menjual miras, bukan hanya miras perempuan juga dijajakan di Tempat Hiburan itu. Kadang juga saya dengar kalo Tempat Hiburan ini mah keamanannya dari oknum aparatlah apalah itukan jadi permasalahan kalo ada aparat yang jadi backing tempat begituan” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Setelah melakukan wawancara kepada Bapak Nurdin di atas Peneliti

mendapatkan informasi bahwa menurut Bapak Nurdin Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini masih kurang tegas. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyak

Tempat Hiburan Malam yang menjual minuman beralkohol, dan tidak hanya

Page 346: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

327

minuman beralkohol saja yang dijajakan namun perempuan penghibur juga menjadi

hal yang menjadi pelengkap beroperasinya tempat tersebut. Ditambah dengan

adanya backing dari oknum tertentu yang menjamin kelancaran kegiatan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang membuat permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang menjadi semakin kompleks. Tanggapan terhadap permasalahan yang

dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini juga diungkapkan oleh Bapak Wawan

selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong, Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I16

Q36) :

“Tanggapan Saya mengenai permasalahan miras Di Kota Serang ini masih banyak yang menjual, karena banyak juga warga Kota Serang yang terbiasa mengkonsumsi miras dengan berbagai macam alasan. Ada yang memang untuk sekedar senang-senang bahkan ada yang menjadikannya suatu kebutuhan ini yang menyebabkan miras ini banyak beredar di Kota Serang tidak hanya di Serang tapi di wilayah lain sama miras itu sudah jadi minuman yang wajib ada pada saat-saat tertentu yah apalagi menjelang tahun baru itu pasti ada pesta-pesta miras” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Wawan di atas Peneliti

mendapatkan informasi bahwa di Kota Serang masih banyak yang menjual

minuman beralkohol, hal itu diakibatkan karena memang tidak sedikit Warga Kota

Serang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan pelbagai macam alasan.

Page 347: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

328

Ada yang hanya untuk bersenang-senang dan bahkan ada yang menjadikannya

sebagai suatu kebutuhan hal tersebut yang menyebabkan minuman beralkohol ini

masih beredar di Kota Serang meski sudah dilarang. Peneliti juga menanyakan hal

yang serupa kepada Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten,Ia dengan serius

mengatakan bahwa (I17 Q36) :

“Saya sangat kecewa dengan kinerja penegakan Perda Pekat ini dengan masih banyaknya pihak yang menjual miras mulai dari Warung Jamu sampai tempat Karaoke, Kafe masih menjual miras ini. Bagaimana sebenarnya penegakan aturan ini ditambah lagi konsumsi miras ini sudah menyasar semua kalangan di Kota Serang tidak mengenal umur dan status” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Jurnalis Tribun News Banten di atas

Peneliti mendapatkan jawaban bahwa menurutnya penegakan Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang masih mengecewakan, dengan masih banyak tempat yang menjual minuman

beralkohol di Kota Serang. Hal tersebut juga diperparah dengan konsumsi minuman

beralkohol yang sudah semua kalangan tidak mengenal umur dan status.

Dari wawancara yang dilakukan oleh Peneliti terhadap beberapa Informan di

atas terkait apa tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang ini, Peneliti menarik kesimpulan bahwa, permasalahan peredaran

Page 348: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

329

minuman beralkohol ini ternyata diakibatkan karena konsumsi minuman beralkohol

di Kota Serang yang cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan cukup besarnya

keuntungan yang didapatkan oleh penjual minuman beralkohol dimana infromasi

tersebut didapat dari pernyataan yang diungkapkan beberpa oknum penjual

minuman beralkohol yang diwawancarai oleh Peneliti. Selanjutnya yang menjadi

permasalahan pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang datang dari pihak

yang berwenang menegakan peraturan tersebut. Adanya oknum dari aparat yang

menjadi backing tempat menjual minuman beralkohol tersebut, hal itu diakui oleh

para oknum Penjual minuman beralkohol yang memberikan jatah kepada mereka

berupa uang setoran, hal terebut sudah menjadi rahasia umum dikalangan

Masyarakat Kota Serang yang membuat permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang semakin kompleks.

Setelah mengetahui tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga tertarik untuk mengetahui

bagaimanakah reealita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 349: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

330

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui

hal tersebut maka Peneliti mewawancarai S Penjual minuman beralkohol di Tempat

Hiburan Malam, Ia dengan sangat berhati-hati mengatakan bahwa (I11 Q37) :

“Realitanya kalo mau buka-bukaan sih disini juga ada jatah buat keamanan, kerjasama juga kalo misalnya ada razia biasanya juga Kita dikasih bocoran. Yang ngambil keuntungan kan bukan cuma Kita yang untung ada oknum lain juga yang diuntungin. Kita disini bayar pajak ada ijinnya juga.” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Dari wawancara yang dilakukan kepada S di atas, tentang realita penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang diketahui bahwa ada jatah untuk oknum

tertentu yang menjadi keamanan tempat yang menjual minuman beralkohol, yang

memberikan bocoran ketika akan dilakukan razia. Kemudian ternyata tempat

hiburan yang menjual minuman beralkohol tersebut memiliki ijin dan memang

membayar pajak kepada Pemerintah. Senada dengan apa yang diungkan oleh S, M

Penjual minuman beralkohol di Warung Remang-remang juga mengatakan bahwa

(I12 Q37) :

“Yah kalo ditanya itu bos juga tau dan liat sendiri ini saya jualan yah aman-aman aja kan. Selama ada uang keamanan mah bisa jualan, yang negakin aturannya juga ada banyak yang doyan minum juga ko mereka juga dapet keuntungan juga dari Kami ini disini. yang jualan didalem sanah ada 4 yang jual, belum lagi yang di tempat Karaoke juga kan ngasih jatah juga biar gak dirazia” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Page 350: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

331

Wawancara yang dilakukan kepada M memberikan informasi kepada Peneliti

berjualan minuman beralkohol di Kota Serang akan aman-aman saja selama

memberikan jataj kepada oknum yang menjadi backing tempat tersebut. Masih

senada dengan apa yang diungkapkan oleh S dan M di atas T juga mengungkapkan

realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dengan nada bicara yang

sangat berhati-hati, Ia mengatakan bahwa (I13 Q37) :

“Seperti yang udah saya omongin tadi, yang kena razia cuma penjual yang kecil-kecilan, giliran Kafe sama tempat Karaoke yang jualnya banyak gak kena gara-gara ada backingannya dan ngasih jatah sama petugas” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada T, Peneliti mengetahui bahwa

ternyata yang terkena razia oleh petugas yang berwenang kebanyakan hanyalah

pedagang-pedagang minuman beralkohol kecil. Sedangkan Kafe dan tempat

Karaoke yang menjual minuman beralkohol dengan jumlah yang banyak jarang

terkena razia karena memberikan jatah kepada oknum tertentu. Pertanyaan yang

serupa juga Peneliti tanyakan kepada N Penjual minuman beralkohol di Lapo, Ia

mengatakan bahwa (I14 Q37) :

“Kalo penegakan sih kaya razia itu jarang dilakukan yah oleh aparat ituh paling yang merazia tuh orang-orang berjanggut kalo mau bulan Ramadhan, disini kan udah ijin juga sama warga sekitar terus ada yang megang juga

Page 351: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

332

kalo di sini tuh tempatnya” (Wawancara: Rabu 13 September 2017 20.00 WIB. Kalodran).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada N di atas, Peneliti

mengetahui bahwa razia yang dilakukan hanya pada menjelang bulan Ramadhan

itupun dilakukan oleh Ormas, dan memang tempat N berjualan tersebut sudah ada

yang melindungi karena memberikan jatah pada oknum tertentu. Masih dengan

pertanyaan yang serupa Peneliti juga mewawancarai Bapak Nurdin Ketua FSMW

(Forum Silaturahmi Masyarakat Walantaka), Beliau dengan tegas mengatakan

bahwa (I15 Q37) :

“Seperti yang Saya katakan tadi di Kota Serang ini masih bebas jualan miras apalagi di tempat-tempat hiburan kaya di Savana, FN, Flamenggo kan mereka itu jual miras. Tapi kenapa masih dibiarkan sama pihak yang berwajib seperti dibiarkan karena mereka itu ada backingnya kalo pun ada razia udah dibocorin biasanya” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Setelah melakukan wawancara denga Bapak Nurdin di atas, Peneliti masih

menemukan informasi yang senada dengan apa yang diungkapkan oleh Informan

sebelumnya. Kebebasan berjualan minuman beralkohol menurut Bapak Nurdin

masih terjadi di Kota Serang, Beliau juga mengungkap beberapa tempat hiburan

yang menurutnya menjual minuman beralkohol yaitu; Savana, FN, dan Flamenggo.

Hal tersebut seolah dibiarkan oleh pihak yang berwajib merazia. Kemudian untuk

lebih memperkaya informasi menegenai realita penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Page 352: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

333

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang, Peneliti juga mewawancarai Bapak Bapak Wawan selaku Kepala Pemuda

Desa Cilowong, Beliau dengan jelas menerangkan bahwa (I16 Q37) :

“Kalo masalah penegakan sendiri masih terkesan adanya pembiaran karena seperti yang Saya tau banyak tempat hiburan yang jual miras tempat Karaoke juga banyak yang menawarkan miras kepada pengunjungnya, nah ini kenapa gak ditindak karena ini udah lama terjadi masih belum tertangani” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Wawan, ternyata Peneliti masih

menemukan pernyataan yang serupa, yaitu masih banyak tempat yang menjual

minuman beralkohol di Kota Serang hal tersebut terkesan dibiarkan dan tidak

ditindak oleh pihak yang berwajib seperti Satpol PP dan Kepolisian. Senada dengan

apa yang telah diungkapkan oleh para Informan sebelumnya Fariz selaku Jurnalis

Tribun News Banten mengatakan bahwa (I17 Q37) :

“Dilihat realitanya berdasarkan pada waktu Saya mencari informasi mengenai miras ini, banyak fakta yang mencengangkan dari penegakan Perda Pekat khususnya masalah peredaran miras ini. Penertiban yang dilakukan sangat jarang kemudian ada beberapa Tempat Hiburan dan daerah yang ada penjual mirasnya itu dilindungi oleh oknum aparat yang tidak bertanggung jawab, sekalipun akan dilakukan razia waktunya akan dibocorkan kepada pihak yang menjual miras. Semoga kedepannya Pemerintah bisa menegakan Perda Pekat ini dengan baik” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Berdasarkan wawancara dengan Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten di

atas, Peneliti mendapatkan informasi bahwa penagakan yang dilakukan terhadap

Page 353: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

334

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang sangatlah jarang dilakukan. Kemudian ada

beberapa Tempat Hiburan dan daerah yang ada penjual minuman beralkoholnya itu

dilindungi oleh Oknum aparat yang tidak bertanggungjawab. Sekalipun akan

dilakukan razia waktunya tersebut akan dibocorkan oleh oknum tersebut.

Berdasarakan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti kepada beberapa

Informan terkait mengenai bagaimanakah realita penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang?, Peneliti mendapatkan informasi bahwa, ternyata realita penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang sangatlah jauh dari harapan, karena Petugas

yang berwenang seolah melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman

beralkohol yang terjadi di Kota Serang, yang mengakibatkan peredaran minuman

beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Tidak hanya seolah ada pembiaran

terhadap peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga mendapatkan

informasi bahwa ada beberapa tempat hiburan malam dan daerah yang menjual

minuman beralkohol yang dilindungi oleh oknum aparat yang menjadi backing

tempat tersebut. Informasi itu didapatkan Peneliti setelah mewawancarai penjual

Page 354: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

335

minuman beralkohol dan pihak Masyarakat dan Media yang mengetahui hal

tersebut. Peneliti sangat menyayangkan dengan realita penegakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang yang masih jauh dari kata baik dan tentunya tidak mendukung

keberhasilan peraturan tersebut. Untuk itu Peneliti berharap Pemerintah Kota

Serang dapat mengawasi dan menghimbau jajarannya untuk menanggulangi hal

tersebut agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dapat mencapai

keberhasilan, untuk menghilangkan peredaran minuman beralkohol dari Kota

Serang. Setelah meengetahui realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti

tertarik untuk mengetahui solusi apa yang sebenarnya diharapkan oleh pihak terkait

untuk mengatasi permasalah peredaran minuman beralkohol ini. Oleh karena itu

Peneliti mewawancarai S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan Malam,

Ia dengan serius mengatakan bahwa (I11 Q38) :

“Kalo solusi yang diharepin sih Kita bisa bebas jualan miras, apalagi kan miras ini udah jadi kebutuhan buat kalangan tertentu. Yah udah jadi kebutuhan kan bukan cuma Islam yang ada di Serang kalo orang Batak kan udah kebiasaan minum jadi mau gimana lagi gak bisa dilarang, kalo dari Saya sendiri yang dihukum yang dilarang itu harusnya efeknya aja dari miras ini yang dihukum yang kena hukum itu yang minum kalo buat masalah.

Page 355: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

336

” (Wawancara: Sabtu 08 April 2017 22.00 WIB. Pasar Rau Kota Serang).

Setelah melakukan wawancara dengan S Peneliti mendapatkan informasi

tentang apa yang diharapkan oleh S. Ia mengharapkan agar ia dapat bebas berjualan

minuman beralkohol, karena menurut Ia minuman beralkohol itu sudah menjadi

kebutuhan bagi kalangan tertentu di Kota Serang. Ia juga menambahkan bahwa di

Kota Serang ini tidak hanya ada orang Islam saja tapi juga ada warga Batak yang

memang mengkonsumsi minuman beralkohol itu adalah sudah menjadi kebiasaan

bagi mereka. Namun menurut Peneliti kebebasan menjual minuman beralkohol di

Kota Serang ini tidak bisa dibiarkan untuk terjadi karena di Kota Serang ini terkenal

dengan nilai budaya keislaman yang kental sehingga selayaknya peredaran

minuman beralkohol itu dihilangkan dari Kota Serang. Kemudian Peneltit juga

menanyakan hal yang sama kepada M Penjual minuman beralkohol di Warung

Remang-remang, Ia dengan tegas mengungkapkan bahwa (I12 Q38) :

“Kalo misalnya solusi yah kita juga pengen yah berenti tapi kan ini juga kan sumber usaha juga bagi Saya jadi yah bakalan terus jualan karena buat nyambung idup bos, tapi kalo misalnya pengen berentiin peredaran miras ini harus langsung ke pusatnya bos pabriknya sekalian yang ditutup terus jangan cuma yang jual yang dihukum tepi yang beli juga harus dihukum” (Wawancara: Minggu 28 Mei 2017 23.00 WIB. Kepandean Kota Serang).

Setelah mewawancarai M di atas Peneliti menemukan penjelasan bahwa

sebenarnga M ingin berhenti menjual minuman beralkohol, namun Ia mengatakan

sulit karena hal tersebut adalah sumber mata pencahariannya. Solusi yang bisa

Page 356: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

337

dilakukan untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini, menurut M adalah dengan menutup pabrik yang memprodusi minuman

beralkohol kemudian seharusnya menurut M tidak hanya penjual yang dikenakan

hukuman tapi seharusnya yang meminum juga dikenakan sanksi. Masih

menanyakan pertanyaan yang sama Peneliti juga mewawancarai T Penjual 3

minuman beralkohol yang berkedok Warung Sembako, Ia dengan tegas mengatakan

bahwa (I13 Q38) :

“Harusnya sih kalo mau dilarang yah harus dilarang jangan ada perlakuan khusus sama pihak tertentu. Petugasya juga harus diberesin tuh yang jadi backing-backing tempat hiburan” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan T di atas Peneliti mendapakan keterangan

bahwa seharusnya tidak ada perlakuan khusus kepada pihak tertentu dalam hal

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, kemudian oknum-oknum yang menjadi

backing tempat hiburan yang menjual minuman beralkohol itu harus dibereskan

agar peredaran penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dapat berjalan dengan

lancar. Pertanyaan yang serupa juga Peneliti lontarkan kepada N Penjual minuman

beralkohol di Lapo, Ia mengatakan bahwa (I14 Q38) :

Page 357: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

338

“Kalo solusi yang diharapkan sih sebenarnya penjualan minuman beralkohol ini seharusnya kalo mau dilarang yah seharusnya semua dilarang semua jangan cuma warung kecil saja yang dirazia, apalagi Lapo kaya kita inikan itungannya warrung kecil yah janganlah dirazia modalnya nanti habis” (Wawancara: Jumat 26 Mei 2017 20.00 WIB. Kaligandu Kota Serang).

Menurut wawancara yang dilakukan kepada N seharusnya kalo memang ada

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang seharusnya itu semuanya

juga dilarang jangan hanya warung kecil saja yang dirazia namun Tempat Hiburan

Malam dan Kafe juga seharusnya dirazia. Masih dengan tema yang serupa yaitu

menanyakan apa solusi yang diharapkan untuk menangani permasalahan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol,

Peneliti juga mewawancarai Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum Silaturahmi

Masyarakat Walantaka), Beliau dengan tegas mengatakan bahwa (I15 Q38) :

“Solusi yang diharapkan sih Polisi dan pihak lain yang berwenang agar lebih serius lagi yah dalam memberantas peredaran miras di Kota Serang kalo bisa tutup pabriknya biar gak ada miras” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Kecamatana Walantaka).

Setelah mewawancarai Bapak Nurdin di atas Peneliti mendapatkan keterangan

dari Bapak Nurdin yang mengharapkan Kepolisian dan pihak Satpol PP dapat lebih

serius lagi dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dan

kalau bisa ditutup pabrik-pabrik yang memproduksi minuman beralkohol.

Kemudian untuk mendapatkan masukan yang lebih banyak Peneliti juga

Page 358: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

339

mewawanarai Bapak Wawan selaku Kepala Pemuda Desa Cilowong, Beliau dengan

nada bicara yang antusias menjelaskan bahwa (I16 Q38) :

“Solusi yang diharapin sih tutup Tempat Hiburan yang jualan miras, usut tuh kalo misalnya ada backing-backing dari oknum kemudian lebih sering lagi buat razianya” (Wawancara: Senin 05 Juni 2017 12.00 WIB. Desa Cilowong).

Menurut Bapak Wawan di atas solusi yang diharapkan untuk mengatasi

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dengan menutup setiap

tempat hiburan yang menjual minuman beralkohol, dan mengatasi oknum-oknum

aparat yang menjadi backing tempat yang melakukan aktivitas Penyakit Masyarakat

serta lebih sering lagi dalam melakukan razia, karena menurut observasi yang

dilakukan oleh Peneliti peredaran minuman beralkohol itu terjadi setiap malam

sehingga penegakannya yang dilakukan harus lebih sering lagi. Peneliti juga

menanyakan pertanyaan yang serupa kepada Fariz selaku Jurnalis Tribun News

Banten, Ia dengan sangat antusias menjawab pertanyaan dari Peneliti dengan

mengatakan bahwa (I17 Q38) :

“Penertiban yang diagendakan untuk memberantas miras ini agar lebih sering waktunya oleh pihak Satpol PP dan Kepolisian agar bisa menekan peredaran miras di Kota Serang dengan dibantu Masyrakat juga seharunya., Kemudian terhadap pengawasan perijinan juga harus dilakukan karena tempat hiburan yang menjual miras itu sudah menyalahi ijin yang diberikan dan harus ditindak tegas juga, dengan dilakukan penutupan dan pencabutan ijin usaha oleh pihak yang berwenang.” (Wawancara: Kamis 08 Juni 2017 19.00 WIB. Mall of Serang).

Page 359: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

340

Menurut Jurnalis Tribune News Banten di atas seharusnya penegakan yang

dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian itu harus lebih sering lagi untuk menekan

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Penegakan yang dilakukan tersebut

juga harus mendapat bantuan dari Masyarakat juga karena Masyarakatlah yang

lebih mengetahui keadaan lingkungannya. Selanjutnya masalah perijinan juga harus

diawasi dengan ketat karena Tempat Hiburan dan Karaoke yang menjual minuman

beralkohol itu harus ditindak tegas karena telah menyalahgunakan ijin usahanya.

Tindakan tegas tersebut harusnya dilakukan dengan cara mencabut ijin usaha dari

tempat-tempat usaha yang terbukti menjual minuman beralkohol di Kota Serang.

Namun penutupan tersebut terkadang sulit dilakukan oleh Pihak Pemerintah karena

para pengusaha mempunyai backing yang melindungi tempat tersebut dari sentuhan

hukum hal tersebut diketahui Peneliti dari observasi langsung dan wawancara yang

dilakukan kepada pihak penjual minuman beralkohol disalah satu tempat hiburan di

Kota Serang.

Page 360: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

341

4.4.5. Narrative Inquiry (Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang)

Agung: Siapa yang memiliki power melakukan perubahan tolak ukur kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

Bapak Juanda: Semua perubahan Perda itu dilakukan di ranah pusat Pemerintahan Kota ada di tangan Wali Kota dan anggota DPRD, kalo masalah strategi dan cara penegakan perdanya tergantung institusi masing-masinng

Agung: Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol? Apakah unsur agama dilibatkan?

Bapak Juanda: Kami termasuk pihak yang dilibatkan karena kami termasuk pelaksana, tugas Satpo PP salah satunya menjaga ketertiban di masyarakat Kota Serang yang berhubungan dengan penyakit masyarakat bersama instansi lain, Dinsos, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, kepolisian beserta TNI juga dilibatkan, oh unsur agama ya jelas dilibatkanlah

Agung: Apa tujuan adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

Bapak Juanda: Mencegah, memberantas, dan menaggulangi penyakit masyarakatlah sesuai dengan judul yang ada di Perdanya, termasuk minuman beralkohol itu makanya kita biasa melakukan penertiban dan razia miras itu setiap 3 bulan sekali agendanya. Tapi apabila ada laporan dari Warga kami akan langsung tindak lanjuti dengan melakukan penindakan.

Agung: Pihak mana yang pro dan kontra terhadap Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ?

Bapak Juanda: Kalo ditanya siapa yang Pro terhadap Perda ini semua pihak seharusnya Pro terhada Perda ini. Tapikan kita tahu sendiri di Masyarakat ada segelintir orang menyimpang dan malah melanggar aturan Perda. ada yang berjualan sembako sekaligus menjual miras, ada tempat karaoke yang menyediakan miras dan wanita macam-macamlah di Serang ini kadang kami juga harus kucing-kucingan sama yang melanggar itu

Agung: Begini Pak menurut Bapak, apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol didukung oleh Sumberdaya yang memadai, kemudian kalo boleh tau apa sih kekurangan yang dihadapi saya ingin tau Pak ?

Bapak Juanda: Sumberdaya Kami masih kurang De, bangunan saja masih kecil seperti ini personil kami masih kurang untuk melakukan penertiban. terkadang harus dibantu Kepolisian atau POL PP dari Provinsi apabila ada penertiban yang cukup besar. kalo Ade tanya masalah dana Saya tidak bisa menjawab itu bukan wewenang Saya.

Agung: Kemudian Pak selanjutnya ada pihak mana saja sih yang bekerjasama dalam rangka penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ini?

Page 361: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

342

Bapak Juanda: Harusnya semua pihak bisa bekerjasama dalam penertiban Perda ini, masyarakat juga harus berperan apalagi peredaran minuman beralkohol ini ada di tengah Masyarakat jadi masyarakat lebih tau pastinya makanya kami mnghimbau pada masyarakat untuk membantu kami dalam upaya penegakan larangan peredaran miras di Kota Serang ini. kalo seharusnya yang bekerjasama dalam perda ini Satpol PP, Kepolisian, TNI, dan Dinsos SKPD terkait juga bisa terrlibat seperti Dinkes dan Disperindagkop kalo mengadakan razia gabungan bisa juga koordinasi laporan pelanggaran Perda kami akan membantu baik diminta maupun tidak

Agung: Apa saja peran dan hal yang dilakukan pemerintah atau pihak Satpol PP untuk mengatasi permasalahan mengenai Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?apa saja gitu yang dilakukan Satpol PP dalam hal ini?

Bapak Juanda: Peran kami sudah jelas menegakan perda melakukan penertiban berupa razia terhadap peredaraan miras di Kota Serang. Menindak, hukuman pelanggaran Perdanya itu bisa dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Perda kurungan 3 bulan sampai dengan denda RP.50.0000 apabila ada yang terbukti melanggar ketentuan Perda. Kami juga bisa melakukan penutupan tempat usaha, tapi menurut ketentuan Perda itukan caranya diatur di Perwal sebagai petunjuknya. Sedangkan Perwalnya kan belum ada.

Agung: Kemudian menurut Bapak apakah penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol selama ini sudah maksimal?

Bapak Juanda: Kami rasa sudah maksimal dalam melakukan penegakan akan tetapi kami selalu dihadapkan kepada permasalahan klasik yaitu penjual minuman keras itu tersembunyi, terdapat di pusat Kota sampai perkampungan di Kota Serang apalagi untuk daerah walantaka dan curug kami sulit menjangkau tempat tersebut, penegakan sudah maksimal namun hasilnya belum maksimal karena terkendala sumber daya, luas wilayah, dan tempat yang terkadang sudah dipastikan ada menjual minuman keras namun ketika dirazia hanya ditemukan sedikit mirasnya.

Agung: Menurut pihak Satpo PP kendala-kendala apa yang dihadapi dalam penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ini?

Bapak Juanda: Banyak Kendala yang dihadapi oleh kami dalam upaya menegakan Perda ini penjual minuman beralkohol itu ngumpet tempatnya apalagi yang dipelosok seperti daerah Curug, Walantaka, Taktakan itu kami kesulitan untuk menanggulanginya keterbatasan personil berbanding dengan luas wilayah masih timpang untuk itu masyarakat kami harapkan lebih berperan aktif dalam membantu tugas kami. Ditambah memang mengkonsumsi miras ini mulai jadi kebiasaan dan kebutuhan bagi orang tertentu jadi susah buat diberantas.

Agung: Menurut Bapak apa jaminan keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini terutama untuk mengtasi permasalah minuman beralkohol ini ?

Bapak Juanda: Jaminan agar Perda ini berhasil adalah adanya upaya dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, dari kami sendiri usaha yang dilakukan adalah dengan

Page 362: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

343

melakukan razia secara berkala setiap 3 bulan sekali kami melakukan razia rutin tekait peredaran miras dan pekat yang lain juga.

Agung: Apa solusi yang ditawarkan dari pihak Satpol PP untuk menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

Bapak Juanda: Segera dibentuk Perwal agar kami bisa lebih memiliki kewenangan lagi sebagai payung hukum Perwal itu berisi petunjuk teknis mengenai penegakan Perda dan kami juga bisa menutup karena kalo ada perwal yah ketentuan dan tata caranyanya akan diatur di Perwal. Masalah pemberian ijin usaha juga harus diperhatikan oleh Dinas terkait apabila sudah melakukan pelanggaran Perda seharusnya ijin usahanya langsung dicabut saja.

Agung: Sepengetahuan Bapak dan selama melakukan razia dimana saja minuman beralkohol ini diedarkan di Kota Serang ?Setau Saya Kepandean itu yah Pak yang jadi tempat jual minuman beralkohol sama PSK.?

Bapak Juanda: Yang pernah Kami temukan pada saart razia itu sperti di Warung Jamu, Tempat Hiburan Malam Karaoke dan semacamnya bahkan kami menemukan yang menjual minuman beralkohol itu berkedok Warung Nasi dan Warung Sembako. Yah itu memang pusatnya kegiatan Penyakit Masyarakat di Kota Serang, kami kerap melakukan razia disituh tapi terkadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan warung-warung tutup dan kawasan itu mendadak sepi.

Agung: Kemudian kira-kira dari kalangan mana saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini Pak?

Bapak Juanda: Bahkan ada anak dibawah umur yang menkonsumsi miras ini, kami mengamankannya waktu razia pekat sebelum bulan Ramadan kemarin anak itu beru kelas 3 SMP, jadi kalo kita bicara yang minum miras itu kalangan mana saja yah semua kalangan Mahasiswa, Pelajar, Buruh, pegawai swasta, pegawai negeri, semua kalangan.

Agung: Apa tanggapan pihak Satpol PP terkait minuman beralkohol yang boleh dijual di Hotel Berbintang di Kota Serang ? Bagaimana menurut Bapak ?

Bapak Juanda: Yah kalo miras yang dijual di Hotel itu diperbolehkan oleh Perda karena yang minum juga kebanyakan orang asing kalo di Hotel berbintang itu. Jadi yah menurut Saya karena di Hotel itu lebih bisa terkontrol dari jenis dan kadar alkoholnya tidak seperti diluaran yang bisa jadi oplosan miirasnya. Kan ijinya juga mereka langsung melekat kalo tidak salah ada rekomendasi Disperindag dan BPTPM jadi tidak masalah mereka memang dijinkan untuk menjual miras.

Page 363: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

344

4.5 Pembahasan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini dibuat oleh Pemerintah Daerah Kota Serang

dengan tujuan untuk Peraturan Daerah ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban

dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum, dengan melarang kegiatan

yang termasuk dalam kategori penyakit Masyarakat di Kota Serang.

Dalam penelitian ini peneliti akan fokus untuk mencari penyebab

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dan juga

mencari sebuah resolusi kebijakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

tersebut dengan menggunakan teori critical systems thinking dari Ulrich. ada dua

belas boundary category yang dapat memberikan referensi bagaimana sebuah

penelitian kebijakan memetakan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan

dan siapa yang terkena dampak akhir dari produk kebijakan tersebut

(Riswanda:2016), dua belas boundary category tersebut yaitu:

1. Stakeholder (Pemilik Kepentingan) 2. Purpose (Tujuan) 3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan) 4. Decision-maker (Pengambilan keputusan) 5. Resources (Sumber daya) 6. Decision environment (Keputusan lingkungan)

Page 364: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

345

7. Professional (Tenaga ahli), 8. Expertise (Keahlian) 9. Guarantee (Jaminan) 10. Witness (Saksi) 11. Emancipation (Emansipasi) 12. World view (Pandangan dunia)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang dinilai masih belum optimal karena hasil dari

observasi dan didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan para Informan

masih terdapat masalah-masalah dalam pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Hal ini sesuai dengan pembahasan dimensi-dimensi yang Peneliti

gunakan sebagai pedoman penelitian, yaitu:

4.5.1. Stakeholder (Pemilik Kepentingan)

Stakeholder adalah semua pihak yang terlibat dalam dalam formulasi

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Kinerja suatu kebijakan dapat ditentukan oleh siapa saja yang

dilibatkan dalam pembuatan, pelaksanaan hingga evaluasi suatu kebijakan karena

Page 365: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

346

dengan melibatkan pihak yang tepat maka kebijakan tersebut akan mampu untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi tingkat keberhasilannya juga akan semakin

besar apabila kebijakan tersebut memang realistis dengan sosial kultur wilayah

kebijakan. Kebijakan yang berbentuk peraturan daerah seperti Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang khususnya,

dibuat dan dibahas oleh pihak DPRD Kota Serang yang dibahas bersama Wali Kota

dan sudah melibatkan pihak-pihak yang memang seharusnya dilibatkan dalam

formulasi suatu kebijakan. Hal tersebut diketahui setelah Peneliti melakukan

wawancara dengan pihak Biro Hukum Sekda Kota Serang. Yang ternyata memang

sudah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No 23 Taun 2014 yaitu,

pihak yang berwenang untuk mengajukan dan membuat suatu Peraturan Daerah

yaitu Wali Kota Serang yang dibahas dan disetujui oleh DPRD Kota Serang.

Dalam pembahasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol juga melibatkan banyak SKPD yang mempunyai kewenangan

dan kepentingan dalam hal pemberantasan Penyakit Masyarakat khususnya

peredaran minuman beralkohol. Informasi tersebut didapat setelah Peneliti

melakukan wawancara dengan Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Berdasarkan

wawancara dengan Beliau yang mengatakan bahwa pihak yang dilibatkan dalam

Page 366: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

347

pembuatan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga pihak TNI

serta Tokoh Masyarakat namun ada satu pihak yang tidak mengikuti pembahasn

Perda tersebut adalah pihak Pengusaha yang diundang pada saat acara pembahasan

Perda tersebut.

Kemudian untuk menjalankan dan menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini perlu ada pihak yang secara

jelas memiliki tugas untuk menegemban amanat Perda tersebut yaitu untuk

memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Berdasarkan

wawancara dengan I1 dan I2 bahwa pihak yang dilibatkan sebagai Pelakasana

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

melibatkan banyak pihak dalam tatanan Pemerintahan Kota Serang yaitu, Satpol

PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga Kepolisian untuk dapat bekerjasama

dalam memberantas peredaran minuman beralkohol yang juga harus didukung oleh

peran serta Masyarakat agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dapat terlaksana dengan baik dan

Page 367: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

348

mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda

tersebut.

Pembasan mengenai Stakeholder atau pihak mana saja yang mempunyai

kepentingan dan dan dilibatkan secara langsung pada Formulasi Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol diketahui bahwa

pihak yang terlibat pada proses tersebut adalah Satpol PP, Kepolisian,

Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga Tokoh Masyarakat serta para Pengusaha

yang berkaitan dengan Perda tersebut namun pihak Pengusaha ini tidak terlibat

karena tidak hadir meskipun telah diundang oleh pihak Pemerintah. Diketahui juga

bahwa pelaksana Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol ini adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes,

Dinsos, yang juga harus dibantu peran serta Masyarakat Kota Serang agar pihak

yang ditunjuk pelaksana dapat terbantu dan dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik.

4.5.2. Purpose (Tujuan)

Purpose yaitu tujuan yang ingin dicapai dari Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat Peredaran terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Karena dibuatnya suatu kebijakan sejatinya adalah untuk mengatasi suatu

Page 368: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

349

permasalahan publik yang terjadi, yang harus diselesaikan dengan adanya suatu

aturan yang dibentuk oleh pihak yang memiliki kewenangan. Dimana penyelesain

permasalahan yang ada merupakan tujuan utama dari adanya suatu Perda. Adapaun

tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tersebut Peneliti ketahui setelah

mewawancarai Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Berdasarkan

wawancara dengan I1. diketahui bahwa tujuan adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah untuk

memberantas segala bentuk Penyakit Mayarakat yang salah satunya adalah

peredaran minuman beralkohol dari Kota Serang agar tercipta suatu kondisi yang

aman dan tertib. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Ibu Lily selaku Kasubag

Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang.

Tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat adalah untuk

memberantas segala bentuk penyakit Masyarakat yang ada di Kota Serang.

Namun pada pelaksanaannya Perda tersebut tentu saja memiliki pihak yang

menjadi sasaran dalam upaya penegakan aturan yang terkandung dalam Peraturan

Daerah tersebut, dimana Pihak yang menjadi sasaran dari adanya Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Page 369: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

350

Penyakit Masyarakat dari pernyataan yang diungkapkan oleh Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang pada saat diwawancarai oleh Peneliti. Dengan

adanya pernyataan dari I1 dan I2.yang merupakan pihak Bagian Hukum Sekda Kota

Serang, Kita bisa mengetahui bahwa yang menjadi sasaran dari adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terutam terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

ini adalah Masyarakat Kota Serang serta oknum-oknum yang melakukan

pelanggaran terhadap aturan yang sudah tercantum dalam Perda tersebut yang salah

satunya adalah masih adanya pihak yang menjual dan meminum minuman

beralkohol di Kota Serang, sehingga oknum-oknum tersebutlah yang menjadi

sasaran utama penegakan Perda ini dan tidak lupa juga Masyarakat yang terlindungi

dari peredaran minuman beralkohol akibat adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat adalah merupakan pihak yang menjadi sasaran Perda ini.

Setelah membicarakan mengenai sasaran Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat tekait peredaran minuman beralkohol tentu ada juga pihak yang terkena

dampak dari adanya Perda tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung,

memang karena adanya suatu aturan dalam Perda ini pasti akan menimbulkan

dampak. Untuk mengetahui Pihak mana saja yang terkena dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Page 370: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

351

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran terkait peredaran minuman

beralkohol ini maka Peneliti mewawancarai Bagian Hukum Sekretariat Daerah

Kota Serang. Setelah mendengar pernyataan dari I1 dan I2, yang merupakan pihak

Bagian Hukum Sekda Kota Serang, tentang pihak mana yang sebenarnya terkena

dampak dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah oknum pemilik Tempat Hiburan

atau oknum lain yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang ada pada Perda

tersebut terutama pihak yang mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang

baik di Tempat Hiburan Malam ataupun di tempat lain seperti; Warung Remang,

Kafe, Warung Sembako yang juga menjual minuman beralkohol. Atau di tempat

manapun terkecuali di Hotel Berbintang merupakan pihak yang menjadi sasaran

Perda ini. Kemudian pihak yang juga pastinya terkena dampak dari adanya Perda

ini adalah Masyarakat, karena Perda ini sejatinya ada untuk melindungi Masyarakat

Kota Serang dari segala bentuk Penyakit Masyarakat yang bisa merusak kultur

budaya Kota Serang.

Pembuatan suatu Paeraturan Daerah tidak lepas dari fase Implementasi atau

pelaksanaan aturan-aturan dan anjuran yang terkandung dalam Peraturan Daerah

tersebut, yang tentunya dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk sebagai pengemban

amanat dari Peraturan Daerah tersebut dimana dalam proses Implementasi ini, tentu

saja pihak yang menjadi pelaksana tersebut harus diawasi agar menjalankan

Page 371: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

352

tugasnya agar sesuai dengan amanat Peraturan Daerah yang di Implementasikan

tersebut. Adapun pihak-pihak yang melakukan pengawasan pada pelaksanaan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang ini dijelaskaan oleh Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa pihak yang

mengawasi pelakasanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang yang dilakukan

oleh DPRD dan Wali Kota beserta SKPD yang ditunjuk sebagai pelaksana Perda ini

yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes dan juga Dinsos, namun pengawasan juga

harus dilakukan oleh Masyarakat agar pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa berjalan

dengan baik. Setelah mengetahui pihak mana saja yang mengawasi Implementasi

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait larangan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang ini, Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana cara

pengawasan tersebut dilakukan. Untuk itu Peneliti pun menanyakan hal tersebut

kepada Bapak Oman Selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian

Page 372: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

353

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Memahami informasi yang didapat dari

wawancara yang dilakukan pada I1 dan I2 mengenai bagaimana pengawasan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang ini dilakukan, Peneliti mengatahui bahwa pengawasan itu dilakukan

dengan cara melakukan rapat koordinasi dan tinjuan-tinjaun yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Serang mengenai isu-isu yang berkembang terkait penegakan

Perda Pekat ini.

Kemudian setelah melakukan wawancara terhadap Bagian Hukum Sekda Kota

Serang, Peneliti menemukan jawaban mengenai apa tujuan dari adanya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

ini yaitu, adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas Penyakit

Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan Peredaran Minuman Beralkohol guna

melidungi kultur budaya Masyarakat Kota Serang yang terkenal dengan budaya

keislamanya, yang menentang segala bentuk Penyakit Masyarkat di Kota Serang.

Serta pihak yang menjadi sasaran dan terkena damapak dari adanya Perda ini sudah

jelas adalah semua Masyarakat Kota Serang yang harus terlindungi dari segala

bentuk Penyakit Masyarakat dan juga semua oknum yang menjadi pelanggar aturan

Perda yang masih mengedarkan minuman beralkohol, beserta melakukan kegiatan

Page 373: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

354

lain yang dilarang sebagai pihak yang harus ditertibkan dan dikenakan sangsi atas

pelanggaran yang diperbuat.

4.5.3. Measure of improvement (Ukuran perbaikan)

Measure of improvement (Ukuran perbaikan) yaitu standar atau ukuran

keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol. Bagaimana suatu kebijakan itu dikatakan berhasil, tentu

merupakan hal yang perlu kita ketahui agar Pemerintah dapat menentukan langkah-

langkah yang dapat mewujudkan keberhasilan dari adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Maka Peneliti

menanyakan apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda ini kepada, Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Setelah mendengar jawaban dari I1 dan I2,

yang merupakan pihak Bagian Hukum Sekda Kota Serang, diketahui bahwa tolak

ukur keberhasilan dari Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dapat ditaatinya semua peraturan

yang ada dalam Perda tersebut oleh semua pihak, sehingga Penyakit Masyarakat

khususnya peredaran minuman beralkohol yang merupakan fokus penelitian yang

dilakukan oleh Peneliti dapat ditanggulangi dan pada akhirnya akan dapat

dihilangkan seluruhnya dari wilayah Kota Serang.

Page 374: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

355

Dalam menegakan suatu aturan khususnya dalam penegakan Peraturan

Daerah tentu saja ada pihak yang ditunjuk sebagai pihak yang bertanggungjawab

melakukan penanganan dan penegakan serta pengawasan masalah yang ada dalam

setiap pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut. Dimana pihak tersebut tentu saja

dipilih sesuai dengan kemampuan, tugas dan fungsi yang harus dimiliki untuk

menangani permasalahan yang dihadapi suatu Peraturan Daerah, agar mencapai

keberhasilan. Untuk mengetahui pihak mana saja yang bertanggungjawab

menangani permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, kepada Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kota Serang. Setelah melakukan wawancara dengan I1 dan I2

yang merupakan pihak Bagian Hukum Sekda Kota Serang, Peneliti mengetahui

pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk menangani permasalahan yang terjadi

pada Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini

adalah Pemerintah Kota Serang beserta jajarannya yang bertugas sebagai pelaksana

dan pengawas Peraturan Daerah tersebut yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes,

Dinsos dan juga tentunya Kepolisian beserta Masyarakat juga harus ikut

bertanggungjawab dalam menangani permasalahan yang terjadi pada Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkoholdi Kota Serang ini, yang

Page 375: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

356

faktannya memiliki banyak permasalahan yang terjadi diantarnya masih adanya

oknum-oknum yang mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang baik di

Warung Remang-remang ataupun Tempat Hiburan, kemudian adanya isu aparat

Pemerintah atau penegak hukum yang menjadi backing tempat-tempat yang menjual

minuman beralkohol, ditambah lagi konsumsi minuman beralkohol ini sudah

menyasar berbagai kalangan di Kota Serang juga merupakan permasalahan yang

masih dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran

Minuman Beralkohol ini.

Selanjutnya apakah adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini akan memberikan pengaruh yang

baik terhadap upaya pemeberantasan permasalahan Penyakit Masyarakat di Kota

Serang khususnya terhadap masalah peredaran minuman beralkohol, untuk

mengetahui hal tersebut Peneliti menanyakan hal tersebut pada Hukum Bagian

Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Berdasarkan informasi yang didapat

Peneliti, setelah mewawancarai I1 dan I2 . Adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang akan dapat mampu memberikan pengaruh yang baik

bagi upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di Kota Serang dengan dukungan

serta keseriusan dari semua pihak, baik pihak pelaksana ataupun Masyarakat.

Page 376: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

357

Namun jika dilihat dari fakta yang Peneliti temukan dilapangan pada saat

melakukan observasi, ternyata adanya Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat belum

banyak memberikan pengaruh yang positif bagi uapaya pemberantasan Penyakit

Masyarakat Kota Serang karena baik Pelacuran, Hiburan Malam, Penegemis, Anak

Jalanan dan juga Peredaran Minuman Beralkohol dan segala bentuk Penyakit

Masyarakat lain masih marak terjadi diberbagai tempat di Kota Serang.

4.5.4. Decision-maker (Pengambilan keputusan)

Decision-maker (Pengambilan keputusan), yaitu pihak yang menjadi

pembuat kebijakan yang memiliki wewenang dalam setiap keputusan perubahan

tolak ukur keberhasilan, pelaksanaan adan pengawasan pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Pengambilan

keputusan ini dilakukan untuk menentukan hal-hal yang bisa membuat Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang bisa

berhasil mengatasi segala bentuk Penyakit Masyarakat, khususnya peredaran

minuman beralkohol yang menjadi fokus penelitian ini. Untuk mengetahui pihak

yang berhak untuk mengambil keputusan mengenai tolak ukur keberhasilan,

pelaksanaan, dan juga pengawasan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Page 377: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

358

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, maka peneliti

menanyakan hal tersebut kepada beberapa Informan yang menurut Peneliti bisa

memberikan jawabannya. Setelah melakukan wawancara yang dilakukan dengan I1

sampai dengan I7, diketahui bahwa yang berhak untuk merubah tolak ukur, tatacara

pengawasan dan pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, adalah Wali Kota dan DPRD Kota

Serang yang dilakukan berdasarkan aspirasi Masyarakat dan kebutuhan. Yang

dilakukan pada Perda tersebut semata-mata agar Perda tersebut dapat mencapai

keberhasilan. Setiap Peraturan Daerah yang dibuat tentunya diharapkan akan

mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari adanya

peraturan tersebut yaitu mengatasi suatu permasalahan yang terjadi di Masyarakat.

Begitu juga Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini, dibuat untuk mencapai keberhasilan dalam

menangani permasalahan yang dihadapinya sesuai dengan tujuan dari adanya Perda

tersebut.

Kemudian untuk mencapai suatu keberhasilan tentunya ada pihak-pihak yang

dilibatkan dalam pembahasan (formulasi) Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Page 378: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

359

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, pihak yang

dilibatkan itu tentunya memiliki kepentingan, pengetahuan serta kemampuan dalam

rangka memberikan masukan yang bermanfaat bagi isi Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol ini, agar dapat sesuai dengan

kebutuhan pemeberantasan Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman

beralkohol yang menjadi fokus penelitian ini. Untuk mengetahui hal tersebut,

Peneliti mewawancarai beberapa Informan I1 sampai dengan I7, yang Peneliti anggap

bisa menjawab pertanyaan yang Peneliti ajukan. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan untuk mengetahui pihak mana saja yang dilibatkan pada pembahasan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini, diketahui bahwa pihak-pihak yang

terlibat adalah Wali Kota, DPRD Kota Serang selaku pihak yang memiliki

wewenang dalam pengajuan dan pembahsan hingga pengesahan Peraturan Daerah,

dan melibatkan juga pihak yang mempunyai tupoksi berkaitan dengan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat ini yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan juga

dari Kepolisian serta TNI. Selanjutnya ada juga perwakilan dari unsur Masyarakat

sebagai pemeberi aspirasi dan masukan yang bisa jadi bahan pertimbangan bagi

Pemerintah dalam membuat isi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat. Berakitan

Page 379: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

360

dengan adanya larangan mengenai peredaran minuman beralkohol, Pemerintah Kota

Serang juga mengundang para Pengusaha Hiburan, Karaoke, Hotel untuk duduk

bersama membahas Perda ini. Namun mereka tidak hadir memberikan suaranya

yang bisa bermanfaat bagi proses pembuatan Kebijakan Daerah tersebut agar dapat

berhasil mencapai tujuannya.

Selanjutnya dalam rangka untuk mengetahui tujuan dari Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

Peneliti secara langsung mengkonfirmasi hal tersebut kepada Bapak Oman, selaku

Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah

Kota Serang dengan nada suara yang tegas, Beliau mengungkapkan mengenai

tujuan adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait larangan

peredaran minuman beralkoholdi Kota Serang ini adalah untuk memberantas segala

bentuk Penyakit Masyarakat dari Kota Serang. Setelah melakukan wawancara

dengan beberapa Informan terkait ( I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7), Peneliti mengetahu bahwa

tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait larangan

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, adalah untuk mencegah,

memeberantas, serta menanggulangi segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota

Serang yang salah satunya adalah terkait dengan peredaran minuman beralkohol.

Page 380: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

361

Adanya Perda tersebut juga untuk melindungi seluruh Masyarakat Kota Serang dari

ancaman, pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan dari adanya Penyakit Masyarakat

seperti, Pelacuran, Perjudian, Gelandangan Pengemis, Anak Jalanan, juga Peredaran

Minuman Beralkohol yang menjadi fokus utama pada penelitian yang berjudul

berjudul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota

Serang Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang,

Provinnsi Banten). Namun Peneliti menyayangkan adanya Peraturan Daerah tentang

Penyakit Masyarakat ini ternyata belum mampu untuk menanggulangi permasalah

Penyakit Masyarakat di Kota Serang, khususnya terkait peredaran minuman

beralkohol karena, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti

mengungkapkan bahwa minuman beralkohol ini masih beredar diberbagai tempat di

Kota Serang, dari mulai tempat Hiburan Malam, Karaoke, hingga Warung Remang

yang ada di Kota Serang. Hal itu menunjukan bahwa penegakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat di Kota Serang terkait larangan peredaran minuman beralkohol

di Kota Serang ini masih belum bisa mengatasi permasalahan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang.

Adanya suatu Peraturan Daerah selalu akan menimbulkan dua sisi mata uang,

ada pihak yang diuntungkan namun ada juga pihak yang merasa dirugikan. Karena

adanya aturan dalam isi suatu Peraturan Daerah. Pro dan kontra pun biasanya sering

Page 381: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

362

terjadi pada pembahasan dan penegakan suatu Peraturan Daerah karena kedua belah

pihak tersebut sama-sama memiliki kepentingan terkait Peraturan Daerah tersebut.

Begitu juga pada proses Formulasi dan Implementasi Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat di Kota Serang yang utamanya berkaitan dengan peredaran minuman

beralkohol, yang merupakan fokus penelitian ini yang berjudul Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

(Studi Kasus: Di Kota Serang, Provinsi Banten) pasti ada pihak yang pro dan kontra

dari adanya larang peredaran minuman beralkohol ini. Demi untuk mengetahui

Pihak mana saja yang pro dan kotnra terhadap adanya Perda ini maka Peneliti

menanyakan hal tersebut kepada pihak Bagian Hukum Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang, Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, dan juga

Dinsos. Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan (I1, I2, I3, I4, I5, I6,

I7), Peneliti mengetahuI bahwa pihak yang mendukung ini adalah Pemerintah Kota

Serang dan SKPD yang terlibat dalam pengawasan dan penegakan yaitu Satpol PP,

Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan juga pihak Kepolisian serta Masyarakat

karena merekalah yang berupaya memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat

Kota Serang.

Tidak hanya ada pihak yang pro namun ada juga pihak yang kontra terhadap

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Page 382: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

363

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, karena pihak-pihak tersebut mempunyai

kepentingan dan memiliki keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol

pihak yang kontra terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah oknum Pengusaha Tempat Hiburan

Malam, Karaoke, Kafe, serta Pemilik Warung Remang-remang yang menjual

Minuman Beralkohol merupakan pihak yang kontra terhadap adanya Perda tersebut.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh Peneliti banyak tempat hiburan malam

di Kota Serang diantaranya Savana, Solid, FN Karaoke, Kafe Flamenggo yang

menjual minuman beralkohol setiap malam namun seolah dibiarkan oleh pihak yang

berwenang dalam hal penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini yaitu pihak Satpol PP dan

Kepolisian ini menjadi pertanyaan yang sangat menggangu di kepala Peneliti,

mengapa tempat tersebut dibiarkan menjual minuman beralkohol. Mengapa pihak

Satpol PP, Disperindagkop, dan BPTPM tidak menutup dan mencabut ijin usaha

tempat-tempat yang secara jelas dan menjadi rahasia umum di Masyarakat menjual

dan mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang. Ini menjadi hal yang harus

diperhatikan oleh kita bersama khususnya oleh pihak Pemerintah Daerah Kota

Serang selaku pemegang kekuasaan dalam mengawasi jajarannya agar bertindak

Page 383: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

364

sesuai dengan aturan agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dapat berhasil untuk

memberantas segala bentuk penyakit Masyarakat di Kota Serang.

4.5.5. Resources (Sumber daya)

Resources (Sumber daya), yaitu potensi yang dimiliki Pemerintah Kota

Serang untuk dapat mewujudkan keberhasilan tujuan adanya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran ,inuman beralkohol di Kota Serang ini. Sumber daya

ini bisa berkaitan dengan kemampuan pelaksana dan anggaran yang dibutuhkan

untuk melaksanakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Sumber daya tersebut sangat penting daalam

menegakan suatu Perda karena merupakan salaah satu faktor penentu berhasilnya

suatu Peraturan Daerah, apakah sumber daya tersebut memadai atau tidak dalam

mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang.

Untuk mengetahui masalah sumber daya tersebut tersebut, Peneliti

melakukan wawancara kepada kepada beberapa pihak (I1-I7). Berdasarkan pada

informasi yang diungkapkan oleh para Informan yang Peneliti wawancarai terkait

Page 384: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

365

dengan masalah sumber daya, diketahui bahwa ternyata sumber daya dalam

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya yang

berhubunggan dengan pemberantasan peredaran minuman beralkohol ini ternyata

masih kurang karena petugas Satpol PP, Kepolisian dan juga Disperindagkop masih

memiliki keterbatasan dari segi jumlah personil yang juga diperparah dengan

kenyataan bahwa minuman beralkohol ini bisa diedarkan dimana saja mulai dari

pusat Kota Serang sampai wilayah perkampungan yang terpencil yang jauh dari

pusat kota. Namun keterbatasan sumber daya tersebut seharusnya bukan penghalang

yang berarti dalam upaya untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

karena keterbatasan tersebut sebenarnya dapat ditangani apabila peran dan bantuan

dari Masyarakat dapat ditingkatkan. Ini menjadi masukan bagi Pemerintah Kota

Serang untuk bagaimana meningkatkan peran serta Masyarakat dalam

menyukseskan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

Selanjutnya dalam menegakan suatu Peraturan Daerah tentu saja ada pihak-

pihak yang bekerjasama dalam rangka untuk membuat Peraturan Daerah tersebut

berjalan dengan lancar dan dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang

menjadi alasan Peeraturan Daerah tersebut dibuat. Dalam Penegakan Peraturan

Page 385: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

366

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait pemeberantasan peredaran minuman

beralkohol tentunya terdapat pihak yang saling bekerjasama dalam melakukan

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini agar dapat mencapai keberhasilan. Untuk

mengetahui pihak-pihak yang saling bekerjasama dalam penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait pemberantasan peredara minuman

beralkohol ini, Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Informan yang

memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut yang satunya adalah Bapak Oman,

selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Kota Serang yang Peneliti anggap memiliki kompetensi untuk menjawab

pertanyaan yang Peneliti ajukan.

Setelah menarik kesimpulan dari berbagai informasi yang didapat oleh

Peneliti, setelah melakukan wawancara dengan para Informan terkait mengenai

pihak mana saja yang bekerjasama pada upaya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol adalah Satpol PP

dan Kepolisianlah yang berwenang secara langsung dalam melakukan razia dan

penertiban peredaran minuman beralkohol kemudian, Disperindagkop dan Dinkes

Page 386: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

367

adalalah pihak yang berwenang dalam mengawasi peredaran minuman beralkohol

sesuai dengan fungsinya masing-masing daalam bidang perdagangan dan kesehatan

sedangkan Dinsos berperan dalam pengwasan dan rehabilitasi sosial terkait Perda

Pekat ini. Kemudian semua pihak tersebut juga menekankan perlunya dukungan

Masyarakat dan unsur agama dalam upaya pemberantasan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang ini agar dapat mencapai keberhasilan. Pihak yang

bekerjasama dalam menegakan Peraturan Daerah tentu saja tetap akan memiliki

spesifikasi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pihak tersebut.

Dalam Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini masing-masing pihak

memiliki tugasnya masing-masing dalam menagakan Perda tersebut. Untuk

mengetahui peran dari masing-masing pihak yang menegakan Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini, maka Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa Informan (I1-I7)

yang salah satunya adalah Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara

Polres Serang yang merupakan salah satu Informan kunci yang Peneliti miliki.

Berdarsarkan informasi dari Brigadir Gito tersebut, Peneliti mengetahui bahwa

tugas Kepolisian sebenarnya hampir sama dengan Satpol PP, namun Kepolisian ini

menjalankan tugasnya dalam menciptkan Hamkamtibmas di Kota Serang, maka

Kepolisian terus melaksanakan penertiban dan merazia tempat-temppat yang

Page 387: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

368

menjual minuman beralkohol di Kota Serang dengan terlebih dahulu menyebarkan

para Intelnya untuk mencari informasi dimana saja minuman beralkohol ini

diedarkan di Kota Serang. Untuk lebih memperdalam informasi yang didapat maka

Peneliti juga menanyakan peran dari Disperindagkop Kota Serang dalam

menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk itu Peneliti menanyakan hal

tersebut kepada Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota

Serang. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Bapak Handryan, Peneliti menarik

kesimpulan bahwa peran Disperindagkop lebih kepada pengawsan daalam bidang

perdagangan saja dan apabila ada pihak yang terbukti menyalahgunakan ijin

perdagangan dengan menjual minuman beralkohol maka Disperindagkop akan

mencabut ijin usahanya dengan mengkoordinasikan hal tersebut kepada BPTPM

Kota Serang terlebih dahulu. Dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol tentunya Dinkes Kota Serang juga memiliki

perannya tersendiri dikarenkan minuman beralkohol ini bisa membahayakan

kesehatan bagi peminumnya. Dalam rangka untuk mengetahui peran yang dilakukan

oleh Dinkes tersebut maka Peneliti menanyakannya kepada Bapak Usep selaku Staf

Farmalkes Dinkes Kota Serang. Setelah mengadakan wawancara dengan para

Informan mengenai perannya dalam menangani permasalahan Peraturan Daerah No

Page 388: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

369

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Peneliti menarik

kesimpulan bahwa, peran tersebut terbagi dua ada yang berperan dalam peneritban

dan pengawasan yaitu Satpol PP bersama Kepolisian, kemudian ada yang berperan

lebih kepada pengawasan sesuai dengan bidangnya yaitu Disperindagkop dan

Dinkes yang berperan dalam mengawasi perdagangan dan kesehatan namun ada

juga yang mendapat tugas khusus yaitu Dinsos yang berperan pada aspek

rehabilitasi sosial.

Namun dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait

pemberantasan peredaraan minuman beralkohol di Kota Serang ini, Peneliti

mengetahui bahwa razia serta penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP setiap 3

bulanan masih belum bisa mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohool

di Kota Serang, karena sesungguuhnya peredaran minuman beralkohol itu terjadi

setiap malam di Kota Serang yang kebanyakan terpusat di tempat-tempat Hiburan

Malam di Kota Serang seperti Alun-alun Kota Serang, Stadion Maulana Yusuf,

Ramayana, Taman Sari, Kepandean, dan juga terjadi di atas Pasar Rau Kota Serang

karena disana terdapat Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Biliard, dan Kafe yang

menjual minuman beralkohol. Ada pertanyaan yang mengganggu nalar Peneliti,

mengapa tempat-tempat tersebut tidak ditertibkan dan diawasi setiap malam oleh

pihak berwenang padahal tempat tersebut sudah terkenal dikalanngan Masyarakat

Page 389: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

370

Kota Serang merupakan surga Hiburan Malam, Pelacuran dan Minuman Beralkohol

selalu hadir sebagai penghias malam Di Kota Serang. Semoga dengan adanya

Perwal yang baru dikeluarkan bulan juni 2017 kemarin dapat menjadi senjata yang

mampu memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dengan

mennutup tempat-tempat usaha yang terbukti menjual minuman beralkohol.

4.5.6. Decision Environment (Keputusan lingkungan)

Decision environment (Keputusan lingkungan), yaitu kondisi yang terjadi

dilingkungan kebijakan yang berada di luar kontrol Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Lingkungan

kebijakan ini merupakan hal yang sangat berpengaruh pada keberhasilan kebijakan,

karena permasalahan-permasalan yang terjadi pada suatu kebijakan khususnya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol itu

terjadi dilingkungan kebijakan berkaitan dengan Perda tersebut yaitu wilayah Kota

Serang. Untuk menangani permasalahan yang terjadi di lingkungan kebijakan

tersebut maka pada penegakan aturan yang terkandung pada kebijakan itu akan

dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana yang berwenang untuk

melakukan penegakan dan penertiban aturan kepada setiap pelanggaran yang terjadi

di lingkungan kebijakan. Untuk mengetahui pihak mana saja yang berwenang untuk

melakukan penertiban berupa razia, penutupan tempat usaha dan sanksi lainnya

Page 390: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

371

pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Untuk mengetahui pihak-pihak yang berwenang tersebut maka Peneliti

menanyakan hal tersebut kepada beberapa Informan. Setelah melakukan wawancara

dengan para Informan yaitu; (I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7), Peneliti mendapatkan

penegetahuan bahwa yang berhak dan memiliki wewenang untuk melakukan

penertiban dan razia dalam rang penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait pemberantasan peredaran minuman beralkohol adalah Satpol PP

yang dibantu oleh pihak Kepolisian. Kemudian dibantu juga oleh SKPD yang lain

Dinsperindagkop, Dinkes, Dinsos sesuai dengan tupoksi yang dimiliki dalam rangka

membantu penegakan Peraturan Daerah tentang Pekat tersebut khususnya terkait

peredaran minuman beralkohol. Kalau penutupan tempat usaha yang terbukti

melanggar aturan Perda Pekat juga yang berhak melakukannya adalah Satpol PP

setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan Penyidik Kepolisian setelah terbukti

ada pelanggaran barulah penutupan tersebut dikoordinasikan kepada BPTPM

sebagai yang berwenang untuk mencabut ijin usaha.

Kemudian untuk mengetahui Penegakan yang dilakukan pada Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol ini sudah

Page 391: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

372

maksimal atau belum dan apa saja yang terjadi dilapangan berakaitan dengan

permasalahan dan peenegakan yang dilakukan dilapangan apakah sudah maksimal

maka, Peneliti menanyakan hal tersebut kepada beberapa Informan yang Peneliti

anggap kompten dalam hal ini (I1, I 2, I3, I 4, I5, I6, I7). Setelah melakukan wawancara

tersebut diketahui bahwa sesungguhnya penegakan yang dilakukan ini sudah

maksimal oleh pihak Satpol PP, akan tetapi karena adanya beberapa kendala yang

dihadapi menyebabkan hasilnnya tidak terlalu baik dalam memberantas peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Kendala yang dihadapi oleh Satpol PP

diantaranya adalah penjual minuman beralkohol yang tersembunyi dan tidak hanya

ada di pusat Kota Serang namun terdapat juga di Perkampungan. Kemudian

masalah seperti sumberdaya, luas wilayah, dan adanya oknum yang membocorkan

razia adalah hal yang menghambat penegegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Kemudian ada juga

informasi yang diungkapkan oleh Brigadir Gito yang memberikan pengetahuan

kepada Peneliti, bahwa penegakan yang sudah dilakukan oleh pihak Kepolisian

sesungguhnya sudah maksimal namun karena penjual minuman beralkohol ini

bermain kucing-kucingan atau secara tersembunyi menjual minuman beralkohol

tersebut, mengakibatkan masalah peredaran minuman beralkohol ini masih terjadi di

Kota Serang. Penjualan minuman beralkohol di Kota Serang juga memakai kedok

guna dapat mengelabui petugas, penjualan minuman beralkohol ini bisa berkedok

Page 392: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

373

sebagai Warung Sembako, Warung Jamu, Tempat Karaoke, dan bahkan ada Toko

Bangunan yang dijadikan gudang minuman beralkohol. Inilah yang menyebabkan

pemberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang belum mendapatkan

hasil yang maksimal dalam memerangi peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan mengenai

penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait pemebrantasan

minuuman beralkohol ini apakah sudak maksimal, Peneliti mendapatkan informasi

bahwa memang penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait sudah

maksimal namun Peneliti menilai berdasarkan observasi dan fakta di lapangan yang

dilakukan oleh Peneliti kenyataanya masih belum maksimal karena masih ada

tempat dan pihak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang ini dapat

dilihat juga dari data yang Peneliti dapat dari pihak Satpol PP Kota Serang.

Page 393: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

374

Tabel 4.4

Daftar Tempat, Harga, Serta Kadar Minuman Beralkohol di Kota Serang

No

Tempat di Kota Serang

Yang Mengedarkan

Minuman

Jenis/ Merk

Minuman

Beralkohol

Harga (Rp)

Kadar

Alkohol (%)

1

Warung Pojok

Anggur Merah

50.000

14.7

2

Simpang 3 Ciracas

Rajawali

35.000

14.7

3

Kepandean

Anker Bir

40.000

6

4

Sumur Pecung

Bintang Bir

45.000

5

5

Alun-alun

Brandi

300.000

13.5

6

Stadion Ciceri

Kuda Emas

45.000

6.4

Page 394: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

375

7

LopanG Cilik

Smirnov

400.000

8.6

8

Kalodran

Ciu

25.000

tidak tentu

9

Legok

Guines

30.000

16.5

10

Cilame

Inti Sari

30.000

14,7

11

Pisang Mas

Black Label

300.000

20+

12

Tugu Selamat Datang

Tuak

20.000

tidak tentu

13

Pasar Rau

Kecut

30.000

tidak tentu

14

RS Pemda

Arak

25.000

tidak tentu

15

Terminal Pakupatan

Kolesom

50.000

14.7

(Sumber Satpol PP Kota Serang)

Page 395: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

376

Tabel 4.5

Contoh Minuman Beralkohol di Hotel Berbintang di Kota Serang

No Contoh Minuman beralkohol

yang dijual di Hotel

Berbintang di Kota Serang

Kadar

Alkohol

(%)

Harga Hotel

Harga di Luar

Hotel

1

Chivas 750 ML

40

1.200.000

650.000

2

DOM Benedectine 500 ML

40

900.000

480.000

3

Jack Daniels Single Barels

750 ML

47

1.800.0000

1.000.000

4

Absolut Vodka 750 ML

35

900.000

450.000

5

Beehive Brandy 750 ML

40-45

950.000

500.000

6

Martini Rosso 750 ML

15

846.000

450.000

Page 396: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

377

7

Smirnov Red 500 ML

40

890.000

400.000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa banyak tempat yang menjual

minuman beralkohol di Kota Serang dan mungkin masih banyak lagi tempat yang

mmenjual minuman beralkohol di Kota Serang ini, yang belum tersentuh

peneegakan dari pihak yang berwajib. Kemudian banyaknya merk dan kandungan

minuman beralkohol yang dijual juga membuktikan di Kota Serang ini ternyata

peredaran minuman beralkohol masih terjadi dengan skala yang besar. Ini menjadi

masukan bagi pihak yang berwajib seperti Kepolisian dan Satpol PP agar dapat

lebih tegas lagi dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait peredaran minuman beralkohol agar tujuan dari adanya Peraturan Daerah

tersebut yang ingin mencegah, memberantas dan menanggulangi segala bentuk

Penyakit Masyarakat di Kota Serang dapat tercapai.

Dalam setiap penegakan suatu Peraturan Daerah terkadang ditemui suatu

kendala yang dapat menghambat tercapai tujuan dari adanya peraturan tersebut,

begitu juga Pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini masih menemui

Page 397: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

378

beberapa kendala pada penegkannya. Berdasarkan Informasi yang didapat dari hasil

wawancara dengan beberapa Informan (I1, I 2, I3, I 4, I5, I6, I7), Peneliti mengetahui

bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penegakan Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

diantaranya adalah terbatasnya sumberdaya petugas berbanding dengan luasnya

wilayah yang harus diawasi, kemudian penjual minuman beralkohol ini dijual

secara sembunyi-sembunyi berkedok Kafe, tempat Karaoke sampai Warung Jamu.

Ditambah ada kendala yang dihadapi pula berkaitan dengan adanya oknum yang

menjadi backing tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol tersebut

sehingga pada saat akan dilaksanakan razia ternyata hal tersebut sudah dibocorkan,

yang mengakibatkan tempat yang sudah terbukti menjual minuman beralkohol

tersebut bisa menyembunyikan minuman beralkoholnya sebelum petugas tiba.

Selanjutnya karena penjualan minuman beralkohol ini terjadi di tengah Masyarakat

diharapkan Masyarakat lebih bisa untuk berperan aktif dalam membantu penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya terkait laranga peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang.

4.5.7. Professional (Tenaga Ahli)

Professional (Tenaga Ahli), yaitu pihak yang dianggap sebagai sumber

terpercaya berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam menilai dan memutuskan

Page 398: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

379

sesuatu pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Dimana

Professional (Tenaga Ahli) inilah yang memegang peranan penting dalam setiap

aspek atau tahapan kebijakan mulai dari ranah Formulasi, Implementasi, hingga

Evaluasi kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Dan juga Professional

(Tenaga Ahli) inilah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang. Dimana dalam menyukseskan suatu Peraturan Daerah harus dimiliki

kemampuan yang sesuai dengan tugas yang diamanatkan oleh Peraturan Daerah No

2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang.

Untuk mengetahui apakah pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan

maupun penegakan mempunyai kemapuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti mewawancarai beberapa

Page 399: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

380

Informan yang menurut Peneliti bisa memberikan jawaban terkait hal tersebut.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan berkaitan dengan apakah

pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya?.

Dan setelah melakukan wawancara tersebut, Peneliti menarik kesimpulan

bahwa memang setiap pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang memiliki kemampuan yang dibutuhkana seperti

DPRD, Wali Kota, Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos

tentu saja memiliki kemampuan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Tetapi

dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak hanya kemampuan

yang dibutuhkan namun keseriusan dan konsistensi dari pihak yang berwenang juga

sangat dibutuhkan, karena kemampuan yang tidak diiringi dengan keseriusan dan

konsitensilah yang menyebabkan peredaran minuman beraalkohol ini masih terjadi

di Kota Serang. Begitu juga bantuan dari Masyarakat dan unsur agama sangat

dibutuhkan dalam upaya penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 400: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

381

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat mencapai

keberhasilan dalam memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota

Serang.

Kemudian dalam pembuatan dan pelaksanaan suatu Peraturan Daerah

tentunya akan ditemukan faktor pendukung dan penghambat yang datang dari

internal atau eksternal Pemerintah. Begitu juga dalam pembuatan dan pelaksanaan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang tentu akan ditemukan faktor yang mendukung

atau menghambat pembuatan dan pelaksanaan Perda tersebut. Untuk mengetahui

faktor pendukung dan penghambat pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang Peneliti

melakukan wawancara kepada beberapa Informan terkait (I1-I10). Setelah melakukan

wawancara mengenai apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

perumusan maupun pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang pada beberapa

Informan terkait, Peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam perumusan kebijakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Page 401: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

382

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang tidak ditemukan hambatan yang berarti karena

adanya kebijkan tersebut merupakan aspirasi dari Masyarakat Kota Serang sendiri

serta didukung oleh semua pihak yang khawatir terhadap adanya segala bentuk

Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang yang bisa mendatangkan pengaruh buruk bagi Masyarakat Kota Serang.

Sedangkan hambatan yang dihadapi lebih banyak ada pada usaha penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini, dimana hambatan tersebut diantaranya

adalah:

1. Minuman beralkohol dikonsumsi oleh berbagai kalangan di Kota Serang;

2. Adanya pihak yang mengambil keuntungan dari adanya konsumsi minuman

beralkohol yang tinggi di Kota Serang dengan melakukan peredaran minuman

beralkohol;

3. Tidak tegasnya aparat dalam memberantas peredaran minuman beralkohol dan

seolah adanya pembiaran pada masalah peredaran minuman beralkohol

tersebut;

4. Adanya tempat-tempat usaha yang menyalahgunakan ijinnya dengan menjual

minuman beralkohol di tempat Karaoke, Kafe, dan Tempat Hiburan Malam di

Kota Serang;

Page 402: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

383

5. Adanya oknum yang menjadi backing tempat-tempat penjualan minuman

beralkohol di Kota Serang.

Hambatan-hambatan pada pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang

Peneliti ketahui setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan dan

observasi langsung yang Peneliti lakukan tersebut, membuktikan masih banyaknya

perbaikan yang harus dilakukan pada pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Hal tersebut juga harusnya menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Serang

khususnya bagi Satpol PP dan Kepolisian serta pihak lain yang terlibat langsung

pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, agar dapat memberikan

solusinya dalam menegakan Peraturan Daerah tersebut guna mencapai keberhasilan

dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4.5.8. Expertise (Keahlian)

Expertise (Keahlian), yaitu kemampuan dalam menangani Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Page 403: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

384

Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol di Kota Serang.

Dimana keahlian tersebut seharusnya dimiliki oleh setiap pihak yang terlibat dalam

perumusan kebijakan dan pelakasanaannya. Pada pelaksanaan suatu kebijakan

biasanya ditemukan permasalahan yang menghambat keberhasilan suatu Peraturan

Daerah, yang harus diselesaikan oleh pihak yang ditunjuk sebagai pihak pelaksana

Peraturan Daerah. Pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang memiliki pihak yang

ditunjuk sebagai ahli yang bertugas untuk menjalankan aturan dan menangani

permasalahan yang dihadapi kebijakan tersebut. Untuk mengetahui pihak yang

dilibatkan sebagai ahli yang menangani permasalahan pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang, Peneliti mewawancarai Informan-informan yang Peneliti anggap dapat

memberikan jawaban yang kredibel terhadap pertnyaan yang Peneliti ajukan.

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Bapak Juanda selaku Kabid PPHD

Satpol PP Kota Serang, Peneliti kembali mendapatkan penegasan bahwa yang

dilibatkan sebagai ahli untuk menangani permasalahan pada Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang adalah Satpol PP dan Kepolisian dengan dibantu oleh SKPD terkait seperti

Page 404: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

385

Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos. Dalam pengawasan perdagangan adalah tugas

Disperindagkop, begiitu pula dengan Dinkes yang membidangi perihal masalah

kesehatan. Dinsos dan Satpol PP juga memiliki keahlian sesuai dengan tupoksinya,

hanya masalahnya keseriusan dalam memberikan kontribusi sesuai dengan keahlian

yang dimiliki untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Setelah melakukan wawancara kepada beberapa Informan (I1-I10,), yang

Peneliti anggap dapat memberikan informasi mengenai, siapa atau pihak mana yang

dilibatkan sebagai ahli dalam menangani permasalahan Perda no 2 tahun 2010

Tentang Pekat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Peneliti

menarik kesimpulan bahwa [ihak yang dilibatkan sebagai ahli untuk menangani

permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah Satpol PP dan

Kepolisian. Kareena Satpol PP dan Kepolisianlah yang memiliki wewenang dan

kewajiban untuk melakukan penertiban, dan razia, meskipun memang utamanya

penegakan produk hukum daerah itu dilakukan oleh Satpol PP. Namun Kepolisian

juga mempunyai tugas untuk mendampingi dan membantu Satpol PP dalam

melakukan tugasnya. Kemudian Pihak SKPD (Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos)

lain juga terlibat dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Page 405: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

386

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, sesuai dengan

tupoksi di bidangnya masing-masing. Adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah

untuk memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar Kota

Serang dapat mewujudkan slogan yang menjadi kebanggaannya yaitu Kota Serang

Madani.

Dengan bebebrapa fakta yang Peneliti dapatkan dari hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan, kepada beberapa Informan yang menurut Peneliti bisa

memberikan Informasi mengenai peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Peneliti mengetahui bahwa peredaran minuman beralkohol masih menjadi masalah

di Kota Serang, belum teratasi meskipun sudah ada peraturan yang melarang hal

tersebut. Melihat fakta yang demikian Peneliti ingin mengetahui apakah adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa menyelesaikan masalah peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti melakukan wawancara beberapa

Informan terkait, yang salah satunya adalah Bapak Stefanus yang memeberikan

pandangan kepada Peneliti bahwa, Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

Page 406: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

387

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa mencapai

keberhasilan. Aturan yang dibuat oleh Manusia sebagai pelengkap aturan dari

Tuhan karena memamg apabila setiap Manusia taat pada agamanya tentu peredaran

minuman beralkohol ini tidak akan terjadi, karena semua agama melarang segala hal

yang tidak baik bagi umatnya.

Dan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti kepada beberapa

Informan (I1-I10) terkait pertanyaan. Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang

Pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan dapat menyelesaikan

permasalahan minuman beralkohol yang terjadi Kota Serang?. Peneliti menarik

kesimpulan dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebenarnya Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang ini bisa menyelesaikan masalah peredaran minuman beralkohol yang

terjadi. Asalkan semua pihak yang berwenang bisa melakukan tugasnya dengan

baik terkait penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Satpol PP dan Kepolisian

berperan dalam menertibkan dan merazia tempat-tempat yanng menjual minuman

beralkohol di Kota Serang. Disperindagkop berperan sebagai pengawas dan pemberi

rekomendasi ijin harus bisa mengawasi pemegang ijin usaha agar tidak

menyalahgunakan ijinnya dengan menjual minuman beralkohol. Dinkes juga harus

Page 407: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

388

bisa berperan sesuai dengan tugasnya dibidang kesehatan, dengan memberikan

pemahaman yang lebih kepada Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi

minuman beralkohol bagi kesehatan. Dinsos juga harus bisa berperan dengan

mengadakan rehabilitasi sosial bagi warga binaannya yang mengkonsumsi minuman

beralkohol. Namun tugas dari SKPD tersebut juga harus bisa dimaksimalkan

dengan adannya peran dan bantuan dari Masyarakat. Karena Masyarakat dinilai

lebih paham dan mengetahui terkait apa yang sebenarnya terjadi di lingkungannya

sendiri, sehingga dapat memberikan informasi dan masukan yang berharga bagi

Pemerintah tentang permasalahan yang hendak diselesaikan yaitu masalah

peredaran minuman beralkohol. Dari pihak agama juga memberikan perannya

dengan melakukan himbauan-himbauan keagamaan untuk meningkatkan ketaatan

umatnya karena ketaatan kepada agamalah yang bisa menghindarkan seseorang dari

bahaya peredaran minuman beralkohol karena memang minuman beralkohol

tersebut dilarang untuk dikonsumsi oleh agama.

4.5.9. Guarantee (Jaminan)

Guarantee (Jaminan) yaitu jaminan yang diberikan oleh pihak yang

dilibatkan dan berkontribusi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang berkaitan

dengan strategi dan langkah yang akan dilakukan untuk memberantas peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui jaminan apa yang bisa

Page 408: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

389

diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang untuk menyukseskan peraturan tersebut. Menurut Bapak Bai, salah satu

jaminan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dengan adanya pelaksanaan aturan

yang tegas dengan cara memberikan sanksi yang dapat menimbulkan efek jera bagi

yang melanggar aturan. Setelah mewawancarai Bapak Asaji, Peneliti mendapatkan

penngetahuan bahwa yang bisa menjadi jaminan Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang adalah jika aturan dan ketentuan yang ada dijalankan. Dan jangan ada

keraguan dari petugas untuk memberantas peredaran minuman beralkohol ini

sampai ke pusatnya agar peredaran minuman beralkohol ini bisa dihilangkan dari

Kota Serang.

Kemudian setelah melakukan wawancara terkait apa yang dapat menjadi

jaminan keberhasilan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, Peneliti mendapatkan

beberapa informasi bahwa yang dapat menjamin keberhasilan Perda Pekat ini

Page 409: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

390

adalah. Pertama adanya keseriusan dan konsistensi dari pihak pelaksana dan

penegak aturan yatiu Satpol PP dan Kepolisian dalam menertibkan dan

memberantas peredaran minuman beralkoohol di Kota Serang. Kemudian SKPD

lain yang juga seharusnya terlibat dalam penegakan Perda ini sesuai dengan

tupoksinya Disperindagkop dalam bidang perdagangan, Dinkes dalam bidang

kesehatan dan Dinsos dalam bidang sosial. Kedua peran serta Masyarakat dalam

membantu penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini karena Masyarakatlah

yang lebih mengetahui apa yang terjadi dilingkungannya. Ketiga ketegasan dari

penegak Perda ini juga akan menjadi jaminan keberhasilan, jika dalam memberikan

sanksi dan melakukan penertiban dengan tegas diharapkan akan ada efek jera bagi

pihak yang terlibat dalam peredaran minuman beralkohol baik penjual maupun

pembeli. Keempat pengawasan terhadap ijin usaha yang dimiliki tempat-tempat

yang diduga menyalahgunakan ijin usahanya dengan menjual minuman beralkohol

harus dilakukan, apabila melanggar pencabutan ijin harus dilakukan oleh pihak

yang berwenang dan kegiatan penertiban harus dilakukan dengan agenda yang lebih

sering lagi karena sesungguhnya peredaran minuman beralkohol terjadi setiap

malam.

Tema yang selanjutnya yang ingin Peneliti bahas adalah dimanaa saja

sebenarnya peredaran minuman beralkohol ini terjadi di Kota Serang. Menurut

Page 410: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

391

Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang, peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang ini terjadi di Tempat Hiburan Malam, Karaoke, dan

semacamnya bahkan pada saat melakukan razia, Beliau pernah menemukan Warung

Sembako dan Warung Nasi yang menjual minuman beralkohol. Senada dengan apa

yang dikatakan oleh Bapak Juanda di atas, Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan

Operasi Sabhara Polres Serang juga mengatakan bahwa. Menurut Brigadir Gito

peredaran minuman beralkohol masih terjadi dengan skala yang cukup besar,

bahkan Kepolisian Serang pernah menggrebek bekas Toko Bangunan yang

dijadikan gudang minuman beralkohol di Kota Serang. Kepolisian juga pernah

menggrebek sebuah rumah yang memproduksi Ciu. dan terkejut karena bahan yang

digunakan untuk membuat Ciu tersebut merupakan bahan-bahan yang tidak lazim

dijadikan bahan membuat minuman yaitu; Spirtus, Rivanol, Air Mentah dan juga

Sitrun yang merupakan bahan yang berbahaya apabila dikonsumsi.

Setelah mewawancarai beberapa Informan yang Peneliti pilih untuk

diwawancarai (I1-I10), Peneliti mendapatkan jawaban terkait pertanyaan dimana saja

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang terjadi. Peneliti mendapatkan

informasi sesungguhnya peredaran minuman beralkohol ini bisa terjadi dimana saja

mulai dari pusat kota hingga perkampungan. Kemudian peredaran minuman

beralkohol tersebut dilakukan secara tersemubunyi yang bisa dilakukan di Warung

Remang, Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Kafe, dan bahkan ada Warung Nasi,

serta Warung Sembako juga yang menjual minuman beralkohol ini. Dan juga

Page 411: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

392

ternyata di Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas yang

berhubungan dengan Penyakit Masyarakat diantaranya yaitu, Stadion Ciceri,

Kepandean, Taman Sari, dan Alun-alun Kota Serang. Hal tersebut membuktikan

bahwa peredaran minuman beralkohol beserta jenis Penyakit Masyarakat lainnya

seperti Perjudian dan Pelacuran, ternyata masih menjadi permasalahan yang belum

teratasi di Kota Serang yang dibuktikan dengan banyak tempat yang menjadi pusat

peredarannya, seharusnya pihak Satpol PP dan Kepolisian serta Dinas terkait lain

bisa lebih teliti dan tegas lagi dalam melakukan penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang agar peredaran minuman beralkohol ini dapat diberantas keberadaanya dari

Kota Serang.

Adanya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak terlepas dari

adanya Masyarakat Kota Serang yang mengkonsumsi minuman beralkohol sehingga

penjualan minuman beralkohol ini menjadi suatu ladang keuntungan bagi sejumlah

oknum yang memanfaatkan adanya pengonsumsi minuman beralkohol ini. Sehingga

membuat Peneliti tertarik untuk mengetahui dari kalangan mana sajakah para

pengonsumsi minuman beralkohol ini. Untuk mengetahui hal tersebut maka Peneliti

mewawancarai beberapa pihak yang menurut Peneliti bisa memberikan jawaban

kepada Peneliti terrkait hal yang ditanyakan. Dari wawancara yang dilakukan

kepada beberapa Informan (I1-I2), menegnai kalangan mana saja yang

Page 412: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

393

mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Serang?, Peneliti mengetahui bahwa

yang menkonsumsi minuman beralkohol tersebut bisa datang dari kalangan mana

saja. Tidak mengenal tua ataupun muda, laki-laki maupun perempuan ada diantara

mereka yang gemar mengkonsumsi minuman beralkohol dengan berbagai alasan.

Ada yang hanya sekedar megkonsumsi minuman beralkohol itu pada saat kumpul

bersama teman, bahkan ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini sebagai

kebutuhan yang harus dipenuhi karena sudah kecanduan. Kalangan Pelajar, Pekerja,

dan Pengangguran juga merupakan kalangan sangat mungkin untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol, yang pada kenyataannya memang minuman beralkohol ini

sudah dikenal dan dikonsumsi oleh semua kalangan di Kota Serang.

Setelah Peneliti mengetahui kalangan mana saja yang mengkonsumsi

minuman beralkohol, kemudian Peneliti tertarik juga untuk menanyakan tanggapan

terhadap adanya pengecualian yang terdapat pada Peraturan Daerah No 2 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang yang memperbolehkan Hotel Berbintang di Kota Serang yang boleh menjual

minuman beralkohol. Dalam hal ini Peneliti tertarik untuk mengetahui tanggapan

terhadap hal tersebut dari berbagai Pihak yang hendak Peneliti wawancarai, maka

untuk mengetahu tanggapan-tanggapan tersebut pertama-tama Peneliti

mewawawancarai Bapak Oman, selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi

Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang. Setelah mewawancarai

Page 413: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

394

Bapak Oman tersebut, Peneliti mendapatkan pengetahuan memang seharusnya tidak

ada pengecualian yang terjadi dalam penjualan minuman beralkohol ini sekali

dilarang seharusnya tetap dilarang dimananapun itu dijual. Namun ada

pertimbangan bahwa tamu di Hotel tersebut terkadang adalah orang asing yang

terbiasa meminum minuman beralkohol, sehingga mau tidak mau pihak Hotel harus

menyediakan minuman berallkohol tersebut sebagai salah satu fasilitas Hotel.

Kemudian Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bai, Peneliti juga mendapatkan

pengetahuan bahwa dimanapun minuman beralkohol dijual atau dikonsumsi tetap

saja hukumnya haram untuk dikonsumsi karena memiliki berbagai dampak buruk

bagi kesehatan atau ataupun kehidupan.

Setelah mewawancarai beberapa Informan (I1-I2), di atas, mengenai tanggapan

terhadap adanya pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang

memperbolehkan penjualan minuman beralkohol di Hotel Berbintang. Ada

beberapa tanggapan dari Informan yang Peneliti baik itu yang pro ataupun kontra

terhadap adanya pengecualian tersebut. Namun pada kenyataanya menurut Penelti

adanya pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang memperbolehkan

minuman beralkohol untuk dijual di Hotel Berbintang itu tidak terjadi karena

Page 414: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

395

meskipun dijual di Hotel Berbintang tetap saja dampak buruk yang bisa diakibatkan

oleh konsumsi minuman beralkohol ini akan tetap ada. Kemudian adanya

pengecualian tersebut menurut Peneliti juga dapat menimbulkan kecemburuan

sosial di Masyarakat, karena Masyarakat bisa memiliki pemikiran kalau hanya

orang-orang tertentulah yang boleh untuk menjual atau mengkonsumsi minuman

beralkohol di Kota Serang. Karena memang penjualan minuman beralkohol di Hotel

Berbintang ini hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke atas. Dan menurut

Peneliti seharusnya pengecualian tersebut dihapuskan karena adanya pengecualian

tersebut akan mengakibatkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tidak akan pernah

berhasil, karena peredaran minuman beralkohol ini akan tetap terjadi di Kota Serang

meskipun hanya di Hotel Berbintang saja.

4.5.10. Witness (Saksi)

Witness (Saksi), yaitu orang yang terkena efek atau dampak dari adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol.

Pada mulanya Peneliti ingin mengetahui siapa atau pihak mana yang bisa mewakili

suara atau aspirasi Sources of legitimation (Sumber pengesahan) ini agar dapat

menjadi masukan untuk Pemerintah mengenai apa yang sebenarnya diharapkan dan

terjadi pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Page 415: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

396

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, dengan menemukan

fakta dan nilai yang terkandung didalamnya serta untuk menemukan resolusi yang

tepat untuk mengatasi permasalahan pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tersebut.

Untuk mengetahui siapa sebenarnya yang bisa mewakili suara mereka maka Peneliti

menanyakan hal tersebut pada S selaku Penjual minuman beralkohol di Tempat

Hiburan Malam. Dan berdasarkan hasil wawancara kepada S tersebut, Peneliti

mengetahui bahwa sebenarnya penjualan minuman beralkohol itu menjadi

penghasilan yang utama bagi Tempat Hiburan Malam ketimbang tiket masuk dan

room karaoke. Dan S ini menganggap bahwa anggota DPRDlah yang bisa mewakili

suaranya di Pemerintahan. meskipun ada sebagian Masyarakat yang tidak senang

dengan adanya Tempat Hiburan Malam yang menjual minuman beralkohol S

berharap agar dibiarkan menjual minuman beralkohol karena Ia merasa bayar pajak

dan memiliki ijin usaha.

Selanjutnya Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan (I11–

I17), terkait siapa atau pihak mana yang bisa mewakili Sources of legitimation

(Sumber Pengesahan) atau pihak yang menjadi sasaran Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Page 416: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

397

Serang ini adalah Anggota Dewan, Tokoh Masyarakat dan Kepala Pemerintahan

yang berada di lingkungan kebijkan seperti Lurah dan Camat juga bisa mewakili

suara dan aspirasi Masyarakat terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Kemudian yang

mengakibatkan minuman beralkohol masih beredar di Kota Serang adalah karena

penjualan minuman beralkohol itu memberikan keuntungkan untuk oknum yang

menjualnya, peredaran minuman beralkohol itu terjadi juga karena memang masih

banyak Individu dan kalangan yang gemar mengkonsumsi minuman yang

memabukan tersebut.

Setelah mengetahui pihak yang dapat mewakili aspirasi Sources of

Legitimation (Sumber Pengesahan), Peneliti juga tertarik untuk mengatahui apa

persepsi atau tanggapan dari Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan) atau

pihak yang menjadi sasaran terhadap adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk

mengetahui hal tersebut maka Peneliti mewawancarai S Penjual minuman

beralkohol di Tempat Hiburan Malam. Setelah melakukan wawancara dengan S

Peneliti mendapatkan informasi bahwa sebenarnya S juga setuju dengan adanya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

Page 417: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

398

minuman beralkohol di Kota Serang ini. Tapi karena keuntungan yang cukup besar

dari menjual minuman beralkohol, membuat Ia tetap menjual minuman beralkohol

meskipun takut karena mengetahui bahwa minuman beralkohol itu dilarang untuk

diedarkan di Kota Serang. Akan tetapi Peneliti juga menemukan fakta serupa

berdasarkan informasi dari M yang memberitahukan kepada Peneliti bahwa dalam

berjualan Ia mempunyai backing dan menyetorkan sejumlah uang agar bisa aman

dalam berjualan dan sekalipun akan dirazia Ia sudah diberitahu sehingga bisa lolos

dari razia tersebut..

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Informan (I11- I17), mengenai

Persepsi tehadap adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang Peneliti menarik

kesimpulan bahwa sesungguhnya semua pihak mendukung adanya Peraturan

Daerah tersebut. Namun karena adanya beberapa faktor yang mengakibatkan

peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang diantaranya; penjualan

minuman beralkohol yang mendatangkan keuntungan bagi penjualnya

mengakibatkan minuman beralkohol masih dijual di Kota Serang, kemudian

ditambah adanya sekelompok orang yang menjadikan konsumsi minuman

beralkohol sebagai suatu kebutuhan atau gaya hidup sehingga minuman beralkohol

masih laku untuk dijual di Kota Serang. Penegakan yang kurang tegas dari pihak

yang berwenangpun menjadi salah satu faktor penyebab minuman beralkohol ini

Page 418: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

399

masih beredar di Kota Serang ditambah dengan adanya sejumlah oknum aparat yang

malah menjadi backing untuk tempat yang menjual minuman beralkohol membuat

masalah semakin kompleks dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar

dapat mencapai keberhasilan.

Kemudian suksesnya suatu Peraturan Daerah tentunya tidak terlepas dari

adanya Peran dari unsur Masyarakat yang membantu Petugas dalam menegakan

aturan. Pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, juga dituntut adanya

peran dari Masyarakat untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman

beralkohol yang masih terjadi di Kota Serang.karena peegakan yang dilakukan oleh

Satpol PP dan Kepolisian juga perlu didukung oleh Masyarakat agar dapat berhasil

menegakan aturan yang ada.

Berdasarkan informasi yang Peneliti dapatkan dari hasil wawancara yang

dilakukan mengenai Peran dari Masyarakat dan Media dalam penegakan Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran yang dilakukan Masyarakat

adalah mengingatkan penjual minuman beralkohol dan melaporkannya kepada

Page 419: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

400

pihak yang berwajib yaitu Satpol PP dan Kepolisian apabila masih menjual

minuman beralkohol. Adapun peran dari media adalah untuk mengangkat isu-isu

dan permasalahan yang terjadi di Masyarakat dalam bentuk berita, atau dalam hal

ini khususnya terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, agar dapat memberikan informasi berupa fakta

lapangan yang dapat menjadi saran dan masukan yang membangun kepada

Pemerintah agara dapat memberikan resolusi kebijakan untuk mengatasi

permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4.5.11. Emancipation (Emansipasi)

Emancipation (Emansipasi) yaitu, orang yang selama ini tidak terlibat dalam

pembuatan kebijakan yang sangat penting suaranya untuk diangkat seperti

organisasi Keagamaan dan Organisasi Masyarakat yang bisa memberikan masukan

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui apakah

suara dari pihak yang disebutkan di atas memiliki kesempatan untuk menyuarakan

aspirasinya terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, maka Peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa Informan terkait yang salah satunya dengan Bapak

Page 420: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

401

Nurdin, Peneliti mendapatkan informasi bahwa, sebenarnya Masyarakat memiliki

kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya. Hanya masalahnya itu tinggal

kemauannya saja, karena terkadang Masyarakat juga malas untuk banyak bicara

karena terkadang seperti tidak dengar aspirasinya oleh Pemerintah. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut seharusnya Pemerintah bisa lebih proaktif merangkul

Masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berharga untuk menjadi masukan

terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat berhasil dilaksanakan. Menurut

informasi yang diungkapkan oleh Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten Peneliti

juga mendapatkan informasi bahwa selaku Jurnalis Ia mengungkapkan aspirasi dan

suaranya melalui berita yang terpercaya yang disusun berdasarkan fakta-fakta yang

didapat dari lapangan yang dituangkan ke dalam bentuk berita agar dapat menjadi

bahan informasi dan masukan kepada Masyarakat dan Pemerintah dalam menyikapi

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat berhasil diterapkan.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan di atas meneganai

adakah kesempatan yang dimiliki oleh pihak Masyarakat, Agama, dan Ormas atau

pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

Page 421: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

402

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti

mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya ada kesempatan setiap pihak untuk

menyuarakan aspirasinya terhadap Pemerintah, hanya masalahnya kemuan dari

pihak tersebut untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang. Hanya saja ada sebagian pihak yang tidak menyuarakan aspirasinya karena

adanya kendala yang dihadapi contohnya penjual minuman beralkohol tidak

menyuarakan aspirasinya karena merasa takut sebagai pihak yang melanggar

pertauran dan pesimis suara dari mereka akan didengar oleh Pemerintah Kota

Serang. Dari pihak Masyarakat juga mengalami hal yang hampir sama yaitu

masalah kemauan utnuk mengungkapkan aspirasinya menjadi permasalahan yang

dihadapi, karena terkadang Masyarakat malas untuk menyuarakan aspirasinya

karena seolah diabaikan oleh Pemerintah. Sedangkan dari pihak Media selalu

mempunyai kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya melalui berita yang

diangkat khususnya berita mengenai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat menjadi

informasi dan masukan bagi Pemerintah. Untuk mengumpulkan aspirasi dari

Masyarakat Pemerintah harus lebih berperan aktif dalam merangkul Masyarakat

untuk mendapatkan informasi yang relevan dan masukan yang bermanfaat untuk

Page 422: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

403

menangani permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar

dapat berhasil diterapkan.

Setelah Peneliti melakukan wawancara yang menyingung adakah kesempatan

pihak yang selama ini terpinggirkan dalam proses pembuatan kebijakan dalam

menyuarakan aspirasinya kepada Pemerintah Kota Serang mengenai Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang, selanjutnya Peneliti tertarik untuk menanyakan apa sebenarnya yang

menjadi faktor pendukung untuk menjual minuman beralkohol di Kota Serang?,

padahal sudah jelas dilarang dalam Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mendapatkan

jawaban dari pertanyaan di atas, maka Peneliti mewawancarai beberapa Informan

yang salah satunya adalah S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan

Malam. Berdasarkan wawancara dengan S, Peneliti mendapatkan jawaban dari

pertanyaan Peneliti tentang apa yang menjadi faktor pendukung untuk menjual

minuman beralkohol di Kota Serang?. Ternyata jawabannya adalah karena

minuman beralkohol tersebut digemari oleh semua kalangan baik tua ataupun muda

tidak hanya laki-laki namun ternyata wanita juga ada yang gemar untuk

Page 423: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

404

mengkonsumsi minuman beraalkohol di Kota Serang. Adanya kerjasama dengan

oknum keamanan yang menjadi backing tempat menjual minuman beralkohol

tersebut, menurut Peneliti merupakan faktor pendukung untuk melaksanakan

aktivitas peredaran minuman beralkohol ini. Masih dengan pertanyaan yang serupa,

Peneliti juga mewawancarai Fariz selaku Jurnalis Tribun News Banten, dan setelah

wawancara tersebut Peneliti mendapatkan pemahaman ternyata faktor pendukung

untuk menjual minuman beralkohol adalah karena tidak tegasnya penegakan yang

dilakukan, kemudian penertiban dan razia yang memang hanya beberapa kali dalam

setahun. Ditambah dengan gaya hidup Masyarakat Kota Serang yang mulai akrab

dengan konsumsi minuman beralkohol, membuat peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang menjadi sulit diatasi.

Setelah melakukan wawancara dengan beberpa Informan terkait apa yang

menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

Peneliti mendapatkan sejumlah jawaban yang menurut Peneliti relevan dengan fakta

dilapangan yang Peneliti dapatkan. Faktor Pendukung yang pertama adalah karena

memang ternyata minuman beralkohol ini masih dikonsumsi oleh golongan

Masyarakat tertentu di Kota Serang yang mengakibatkan penjualan minuman

beralkohol di Kota Serang menjadi suatu hal yang lumrah dan menguntungkan

karena masih adanya yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut. Kemudian

yang kedua diakibatkan karena penegakan yang dilakukan oleh Satpol PP dan

Kepolisian belum cukup tegas dalam menindak penjual maupun penikmat minuman

Page 424: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

405

beralkohol, juga karena masih kurangnya razia yang dilakukan dengan agenda

penertiban yang hanya beberapa kali dalam setahun menyebabkan peredaran

minuman beralkohol menjadi leluasa untuk bergelora setiap malam. Faktor

pendukung yang ketiga adalah karena adanya backing terhadap tempat yang

menjual minuman beralkohol yang dilakukan oleh Oknum aparat tertentu yang

melindungi tempat tersebut dengan membocorkan informasi apabila razia akan

dilakukan sehingga penjual minuman beralkohol sempat untuk menyembunyikan

dagangannya. Kemudian yang juga menjadi faktor pendukung peredaran minuman

beralkohol menurut Peneliti adalah karena memang minuman beralkohol ini masih

diproduksi oleh perusahaan tertentu yang mengakibatkan peredaran minuman

beralkoohol tidak mungkin bisa dihentikan apabila terus diproduksi, kurangnya

kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan dan

kehidupan sosial juga menjadi faktor pendukung mengapa peredaran minuman

beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang meskipun sudah dilarang.

4.5.12. World View (Pandangan Dunia)

World View (Pandangan Dunia), yaitu pandangan secara universal terhadap

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Peredaran Terkait Minuman Beralkohol.

Pandangan tersebut bisa berasal dari berbagai sudut, sudut pandang Masyarakat,

Tokoh Agama, dan Media. Sudut pandang ini meliputi bagaimana tanggapan

terhadap permasalahan yang ada, solusi dan hal yang diharapkan untuk mengatasi

Page 425: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

406

permasalahan yang ada pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui

hal tersebut maka Peneliti tertarik untuk menanyakan tanggapan terhadap

permasalahan peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang, maka

untuk itu Peneliti mewawancarai S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan

Malam. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada S, Peneliti mengetahui

bahwa seharusnya tidak hanya mereka yang menjual yang disalahkan, tapi

seharusnya yang membeli minuman beralkohol tersebut juga harus mendapatkan

hukuman yang sama. Karena menurut S, Ia menjual minuman beralkohol tersebut

karena memang ada yang membeli, kemudian karena memang ada pabrik yang

memproduksi minuman beralkohol, inilah yang mengakibatkan adanya peredaran

minuman beralkohol. Selanjutnya minuman yang dijual di tempat S tersebut hanya

minuman yang mempunyai merk yang jelas, tidak seperti minuman beralkohol

oplosan yang berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian. Kemudian berdasarkan

wawancara dengan M yang merupakan penjual minuman beralkohol di Warung

Remang, Peneliti mendapatkan informasi yang masih senada dengan S, yaitu; M

menjual minuman beralkohol ini dikarenakan banyak yang membeli dan

mendatangkan penghasilan yang cukup besar. Namun ternyata ada informasi yang

diungkapkan M yang membuat Peneliti mengerutkan dahi, hal tersebut karena

menurut M Oknum aparat yang berwenang untuk menegakan aturan Peraturan

Page 426: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

407

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang malah justru merupakan pengkonsumsi minuman beralkohol,

kemudian ada jatah untuk kelompok oknum aparat tertentu yang merupakan

backing tempat M berjualan.

Dari wawancara yang dilakukan oleh Peneliti terhadap beberapa Informan

terkait apa tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini, Peneliti menarik kesimpulan bahwa, pada umumnya adanya Perda

tersebut disambut baik keberadaanya, namun yang menjadi permasalahan adalah

peredaran minuman beralkohol ini ternyata diakibatkan karena konsumsi minuman

beralkohol di Kota Serang yang cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan cukup

besarnya keuntungan yang didapatkan oleh penjual minuman beralkohol dimana hal

tersebut didapat dari pernyataan yang diungkapkan beberapa oknum penjual

minuman beralkohol yang diwawancarai oleh Peneliti. Selanjutnya yang menjadi

permasalahan pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang datang dari pihak

yang berwenang menegakan peraturan tersebut. Ada oknum dari aparat yang

menjadi backing tempat menjual minuman beralkohol tersebut, hal itu diakui oleh

Page 427: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

408

para Oknum Penjual minuman beralkohol yang memberikan jatah kepada mereka

berupa uang setoran, hal terebut sudah menjadi rahasia umum dikalangan

Masyarakat Kota Serang. Yang membuat permasalahan yang dihadapi oleh

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang semakin kompleks.

Setelah mengetahui tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga tertarik untuk mengetahui

bagaimanakah realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Untuk mengetahui

hal tersebut maka Peneliti mewawancarai beberapa Informan yang bisa memberikan

informasi mengenai hal tersebut. Setelah Peneliti melakukan wawancara kepada

beberapa Informan tersebut diketahui bahwa, penanggulangan penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang diketahui

bahwa ada jatah untuk oknum tertentu yang menjadi keamanan tempat yang

menjual minuman beralkohol, yang memberikan bocoran ketika akan dilakukan

razia. Kemudian ternyata tempat hiburan yang menjual minuman beralkohol

tersebut memiliki ijin dan memang membayar pajak kepada Pemerintah.

Page 428: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

409

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan Fariz selaku Jurnalis Tribun News

Banten, Peneliti mendapatkan informasi bahwa penegakan yang dilakukan terhadap

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang sangatlah jarang dilakukan karena dilakukan

hanya beberapa kali dalam setahun itupun hanya dilakukan pada saat menjelang

hari-hari besar saja. Kemudian ada beberapa tempat hiburan dan daerah yang ada

penjual minuman beralkoholnya itu dilindungi oleh oknum aparat yang tidak

bertanggungjawab. Sekalipun akan dilakukan razia waktunya tersebut akan

dibocorkan oleh oknum tersebut.

Berdasarakan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti kepada beberapa

Informan terkait mengenai bagaimanakah realita penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang ini Peneliti mendapatkan informasi bahwa, ternyata realita penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang sangatlah jauh dari harapan karena petugas

yang berwenang seolah melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman

beralkohol yang terjadi di Kota Serang, yang mengakibatkan peredaran minuman

beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Tidak hanya seolah ada pembiaran

Page 429: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

410

terhadap peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga mendapatkan

informasi bahwa ada beberapa Tempat Hiburan Malam dan daerah yang menjual

minuman beralkohol yang dilindungi oleh oknum aparat yang menjadi backing

tempat tersebut. Informasi itu didapatkan Peneliti setelah mewawancarai Penjual

minuman beralkohol dan pihak Masyarakat serta Media yang mengetahui hal

tersebut. Peneliti sangat menyayangkan dengan realita penegakan Peraturan Daerah

No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang yang masih jauh dari kata baik dan tentunya tidak mendukung

keberhasilan peraturan tersebut. Untuk itu Peneliti berharap Pemerintah Kota

Serang dapat mengawasi dan menghimbau jajarannya untuk menanggulangi hal

tersebut agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dapat mencapai

keberhasilan, untuk menghilangkan peredaran minuman beralkohol dari Kota

Serang.

Setelah meengetahui realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti

tertarik untuk mengetahui solusi apa yang sebenarnya diharapkan oleh pihak terkait

untuk mengatasi permasalah peredaran minuman beralkohol ini. Oleh karena itu

Page 430: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

411

Peneliti mewawancarai S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan Malam.

Setelah melakukan wawancara dengan S Peneliti mendapatkan informasi tentang

apa yang diharapkan oleh S. Ia mengharapkan agar ia dapat bebas berjualan

minuman beralkohol, karena menurut Ia minuman beralkohol itu sudah menjadi

kebutuhan bagi kalangan tertentu di Kota Serang. Ia juga menambahkan bahwa di

Kota Serang ini tidak hanya ada orang Islam saja tapi juga ada warga yang memang

mengkonsumsi minuman beralkohol itu adalah sudah menjadi kebiasaan bagi

mereka. Namun menurut Peneliti kebebasan menjual minuman beralkohol di Kota

Serang ini tidak bisa dibiarkan untuk terjadi karena di Kota Serang ini terkenal

dengan nilai budaya keislaman yang kental sehingga selayaknya peredaran

minuman beralkohol itu dihilangkan dari Kota Serang. Dan berdasarkan wawancara

dengan T Penjual minuman beralkohol yang berkedok Warung Sembako, yang juga

diperkuat oleh pernyataan N Penjual minuman beralkohol di Lapo, Peneliti

mendapakan keterangan bahwa seharusnya tidak ada perlakuan khusus kepada

pihak tertentu dalam hal penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, kemudian oknum-

oknum yang menjadi backing tempat hiburan yang menjual minuman beralkohol itu

harus dibereskan agar peredaran penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dapat

Page 431: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

412

berjalan dengan lancar. Masih dengan tema yang serupa yaitu menanyakan apa

solusi yang diharapkan untuk menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol, Peneliti

juga mewawancarai Bapak Nurdin Ketua FSMW (Forum Silaturahmi Masyarakat

Walantaka). Setelah mewawancarai Bapak Nurdin, Peneliti mendapatkan

keterangan dari Bapak Nurdin yang mengharapkan Kepolisian dan Pihak Satpol PP

dapat lebih serius lagi dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang dan kalau bisa ditutup pabrik-pabrik yang memproduksi minuman

beralkohol. Kemudian Menurut Bapak Wawan solusi yang diharapkan untuk

mengatasi peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dengan

menutup setiap tempat hiburan yang menjual minuman beralkohol, dan mengatasi

oknum-oknum aparat yang menjadi backing tempat yang melakukan aktivitas

Penyakit Masyarakat serta lebih sering lagi dalam melakukan razia, karena menurut

observasi yang dilakukan oleh Peneliti peredaran minuman beralkohol itu terjadi

setiap malam sehingga penegakannya yang dilakukan harus lebih sering lagi.

Selanjutnya menurut Fariz Jurnalis Tribune News Banten seharusnya pengakan

yang dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian itu harus lebih sering lagi untuk

menekan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Penegakan yang dilakukan

tersebut juga harus mendapat bantuan dari Masyarakat juga karena Masyarakatlah

yang lebih mengetahui keadaan lingkungannya. Selanjutnya masalah perijinan juga

Page 432: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

413

harus diawasi dengan ketat karena Tempat Hiburan dan Karaoke yang menjual

minuman beralkohol itu harus ditindak tegas karena telah menyalahgunakan ijin

usahanya. Tindakan tegas tersebut harusnya dilakukan dengan cara mencabut ijin

usaha dari tempat-tempat usaha yang terbukti menjual minuman beralkohol di Kota

Serang. Namun penutupan tersebut terkadang sulit dilakukan oleh pihak Pemerintah

karena para pengusaha mempunyai backing yang melindungi tempat tersebut dari

sentuhan hukum hal tersebut diketahui Peneliti dari observasi langsung dan

wawancara yang dilakukan kepada pihak penjual minuman beralkohol disalah satu

Tempat Hiburan di Kota Serang.

Page 433: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

414

Tabel 4.6

Temuan Lapangan

Boundary Category , Ulrich (dalam Riswanda 2016)

Dimensi Temuan Lapangan

Sources of Motivation (Sumber Motivasi)

1. Pihak yang membuat Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat adalah Wali Kota Serang yang dibahas dan disetujui oleh DPRD Kota Serang. Dalam pembahasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol juga melibatkan SKPD dan pihak terkait lain (Satpol PP, Dinsos, Disperindag, dan Dinkes) yang mempunyai kewenangan dan kepentingan dalam hal pemberantasan Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol.

2. Pihak yang dilibatkan dalam pembuatan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol adalah Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga pihak TNI serta Tokoh Masyarakat namun ada satu pihak yang tidak mengikuti pembahasn Perda tersebut adalah pihak Pengusaha yang diundang pada saat acara pembahasan Perda tersebut.

3. Pihak yang menjadi pelaksana Perda ini Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga Kepolisian untuk dapat bekerjasama dalam memberantas peredaran minuman beralkohol yang juga harus didukung oleh peran serta Masyarakat agar Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di

Page 434: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

415

Kota Serang ini dapat terlaksana dengan baik dan mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda tersebut.

4. Tujuan adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah untuk memberantas segala bentuk Penyakit Mayarakat yang salah satunya adalah peredaran minuman beralkohol dari Kota Serang agar tercipta suatu kondisi yang aman dan tertib.

5. Yang menjadi sasaran dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terutama terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah Masyarakat Kota Serang serta oknum-oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah tercantum dalam Perda tersebut yang salah satunya adalah masih adanya pihak yang menjual dan meminum minuman beralkohol di Kota Serang, sehingga oknum-oknum tersebutlah yang menjadi sasaran utama penegakan Perda ini dan tidak lupa juga Masyarakat yang terlindungi dari peredaran minuman beralkohol akibat adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat adalah merupakan pihak yang menjadi sasaran Perda ini.

6. Pihak terkena dampak dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah oknum pemilik Tempat Hiburan atau oknum lain yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang ada pada Perda tersebut terutama pihak yang mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang baik di Tempat Hiburan Malam ataupun di tempat lain seperti; Warung Remang, Kafe, Warung

Page 435: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

416

Sembako yang juga menjual miras. Atau di tempat manapun terkecuali di Hotel Berbintang merupakan pihak yang menjadi sasaran Perda ini. Kemudian pihak yang juga pastinya terkena dampak dari adanya Perda ini adalah Masyarakat, karena Perda ini sejatinya ada untuk melindungi Masyarakat Kota Serang dari segala bentuk Penyakit Masyarakat yang bisa merusak kultur budaya Kota Serang.

7. Pihak yang mengawasi pelakasanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang yang dilakukan oleh DPRD dan Wali Kota beserta SKPD yang ditunjuk sebagai pelaksana Perda ini yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes dan juga Dinsos (check dan balances), namun pengawasan juga harus dilakukan oleh Masyarakat agar pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa berjalan dengan baik.

8. Pengawasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini dilakukan dengan cara melakukan rapat koordinasi dan tinjuan-tinjaun yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang melalui Biro Hukum dan membahas mengenai isu-isu yang berkembang terkait penegakan Perda Pekat ini.

9. Diketahui bahwa tolak ukur keberhasilan dari Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah dapat ditaatinya

Page 436: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

417

semua peraturan yang ada dalam Perda tersebut oleh semua pihak, sehingga Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol yang merupakan fokus penelitian yang dilakukan oleh Peneliti dapat ditanggulangi dan pada akhirnya akan dapat dihilangkan seluruhnya dari wilayah Kota Serang.

10. Pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk menangani permasalahan yang terjadi pada Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini adalah Pemerintah Kota Serang beserta jajarannya yang bertugas sebagai pelaksana dan pengawas Peraturan Daerah tersebut yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos dan juga tentunya Kepolisian beserta Masyarakat juga harus ikut bertanggungjawab dalam menangani permasalahan yang terjadi pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkoholdi Kota Serang ini, yang faktannya memiliki banyak permasalahan yang terjadi diantarnya masih adanya oknum-oknum yang mengedarkan minuman beralkohol di Kota Serang baik di Warung Remang-remang ataupun Tempat Hiburan, kemudian adanya isu aparat Pemerintah atau penegak hukum yang menjadi backing tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol, ditambah lagi konsumsi minuman beralkohol ini sudah menyasar berbagai kalangan di Kota Serang juga merupakan permasalahan yang masih dihadapi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol ini.

11. Adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang akan dapat

Page 437: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

418

mampu memberikan pengaruh yang baik bagi upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di Kota Serang dengan dukungan serta keseriusan dari semua pihak, baik pihak pelaksana ataupun Masyarakat. Namun jika dilihat dari fakta yang Peneliti temukan dilapangan pada saat melakukan observasi, ternyata adanya Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat belum banyak memberikan pengaruh yang positif bagi uapaya pemberantasan Penyakit Masyarakat Kota Serang karena baik Pelacuran, Hiburan Malam, Penegemis, Anak Jalanan dan juga Peredaran Minuman Beralkohol dan segala bentuk Penyakit Masyarakat lain masih marak terjadi diberbagai tempat di Kota Serang.

Sources of Power (Sumber Kekuasaan)

1. Diketahui bahwa yang berhak untuk merubah tolak ukur, tatacara pengawasan dan pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, adalah Wali Kota dan DPRD Kota Serang yang dilakukan berdasarkan aspirasi Masyarakat dan pihak pelaksana aturan yang disesuaikan dengan kebutuhan penegakan Perda tersebut guna mencapai keberhasilan.

2. Pihak yang dilibatkan pada pembahasan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini adalah Wali Kota, DPRD Kota Serang selaku pihak yang memiliki wewenang dalam pengajuan dan pembahasan hingga pengesahan Peraturan Daerah, dan melibatkan juga pihak yang mempunyai tupoksi berkaitan dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ini yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan juga dari Kepolisian serta TNI.

Page 438: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

419

Selanjutnya ada juga perwakilan dari unsur Masyarakat dan agama sebagai pemeberi aspirasi dan masukan yang bisa jadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah dalam membuat isi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat. Berakitan dengan adanya larangan mengenai peredaran minuman beralkohol, Pemerintah Kota Serang juga mengundang para Pengusaha Hiburan, Karaoke, Hotel untuk duduk bersama membahas Perda ini. Namun mereka tidak hadir memberikan suaranya yang bisa bermanfaat bagi proses pembuatan Kebijakan Daerah tersebut agar dapat berhasil mencapai tujuannya.

3. Tujuan dari adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, adalah untuk mencegah, memeberantas, serta menanggulangi segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota Serang yang salah satunya adalah terkait dengan peredaran minuman beralkohol. Adanya Perda tersebut juga untuk melindungi seluruh Masyarakat Kota Serang dari ancaman, pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan dari adanya Penyakit Masyarakat seperti, Pelacuran, Perjudian, Gelandangan Pengemis, Anak Jalanan, juga Peredaran Minuman Beralkohol yang menjadi fokus utama pada penelitian yang berjudul berjudul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kota Serang Terkait Peredaran Minuman Beralkohol (Studi Kasus: di Kota Serang, Provinnsi Banten).

4. Pihak yang mendukung ini adalah Pemerintah Kota Serang dan SKPD yang terlibat dalam pengawasan dan penegakan yaitu Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, dan juga pihak Kepolisian serta Masyarakat karena merekalah yang berupaya

Page 439: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

420

memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat Kota Serang. Sedangkan yang kontra adalah oknum Pengusaha Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Kafe, serta Pemilik Warung Remang-remang yang menjual Minuman Beralkohol merupakan pihak yang kontra terhadap adanya Perda tersebut. Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh Peneliti banyak tempat hiburan malam di Kota Serang diantaranya Savana, Solid, FN Karaoke, Kafe Flamenggo yang menjual minuman beralkohol setiap malam namun seolah dibiarkan oleh pihak yang berwenang dalam hal penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini yaitu pihak Satpol PP dan Kepolisian ini menjadi pertanyaan yang sangat menggangu di kepala Peneliti, mengapa tempat tersebut dibiarkan menjual minuman beralkohol.

5. Diketahui bahwa ternyata sumber daya dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya yang berhubunggan dengan pemberantasan peredaran minuman beralkohol ini ternyata masih kurang karena petugas Satpol PP, Kepolisian dan juga Disperindagkop masih memiliki keterbatasan dari segi jumlah personil yang juga diperparah dengan kenyataan bahwa minuman beralkohol ini bisa diedarkan dimana saja mulai dari pusat Kota Serang sampai wilayah perkampungan yang terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun keterbatasan sumber daya tersebut seharusnya bukan penghalang yang berarti dalam upaya untuk menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya terkait pemeberantasan peredaran minuman beralkohol

Page 440: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

421

di Kota Serang ini karena keterbatasan tersebut sebenarnya dapat ditangani apabila peran dan bantuan dari Masyarakat dapat ditingkatkan.

6. Pihak yang saling bekerjasama dalam rangka menegakan Perda Pekat ini khususnya mengenai minuman beralkohol adalah Satpol PP dan Kepolisianlah yang berwenang secara langsung dalam melakukan razia dan penertiban peredaran minuman beralkohol kemudian, Disperindagkop dan Dinkes adalalah pihak yang berwenang dalam mengawasi peredaran minuman beralkohol sesuai dengan fungsinya masing-masing daalam bidang perdagangan dan kesehatan sedangkan Dinsos berperan dalam pengwasan dan rehabilitasi sosial terkait Perda Pekat ini. Kemudian semua pihak tersebut juga menekankan perlunya dukungan Masyarakat dan unsur agama dalam upaya pemberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini agar dapat mencapai keberhasilan. Pihak yang bekerjasama dalam menegakan Peraturan Daerah tentu saja tetap akan memiliki spesifikasi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pihak tersebut.

7. Peran tersebut terbagi dua ada yang berperan dalam peneritban dan pengawasan yaitu Satpol PP bersama Kepolisian, kemudian ada yang berperan lebih kepada pengawasan sesuai dengan bidangnya yaitu Disperindagkop dan Dinkes yang berperan dalam mengawasi perdagangan dan kesehatan namun ada juga yang mendapat tugas khusus yaitu Dinsos yang berperan pada aspek rehabilitasi sosial.

8. Yang berhak dan memiliki wewenang untuk melakukan penertiban dan razia dalam rang penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait pemberantasan peredaran minuman beralkohol adalah Satpol PP yang dibantu oleh pihak Kepolisian. Kemudian dibantu juga

Page 441: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

422

oleh SKPD yang lain Dinsperindagkop, Dinkes, Dinsos sesuai dengan tupoksi yang dimiliki dalam rangka membantu penegakan Peraturan Daerah tentang Pekat tersebut khususnya terkait peredaran minuman beralkohol. Kalau penutupan tempat usaha yang terbukti melanggar aturan Perda Pekat juga yang berhak melakukannya adalah Satpol PP setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan Penyidik Kepolisian setelah terbukti ada pelanggaran barulah penutupan tersebut dikoordinasikan kepada BPTPM sebagai yang berwenang untuk mencabut ijin usaha.

9. Penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait sudah maksimal namun Peneliti menilai berdasarkan observasi dan fakta di lapangan yang dilakukan oleh Peneliti kenyataanya masih belum maksimal karena masih ada tempat dan pihak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang ini dapat dilihat juga dari data yang Peneliti dapat dari pihak Satpol PP Kota Serang. Hal tersebut dikarenakan Kendala yang dihadapi oleh Satpol PP diantaranya adalah penjual minuman beralkohol yang tersembunyi dan tidak hanya ada di pusat Kota Serang namun terdapat juga di Perkampungan. Kemudian masalah seperti sumberdaya, luas wilayah, dan adanya oknum yang membocorkan razia kemudian penjual minuman beralkohol ini bermain kucing-kucingan atau secara tersembunyi menjual minuman beralkohol tersebut, mengakibatkan masalah peredaran minuman beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Penjualan minuman beralkohol di Kota Serang juga memakai kedok guna dapat mengelabui petugas, penjualan minuman beralkohol ini bisa berkedok sebagai Warung Sembako, Warung Jamu, Tempat Karaoke, dan bahkan ada Toko Bangunan yang dijadikan gudang minuman beralkohol. Inilah yang menyebabkan pemberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang belum mendapatkan hasil

Page 442: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

423

yang maksimal dalam memerangi peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

10. Kendala yang dihadapi dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang diantaranya adalah terbatasnya sumberdaya petugas berbanding dengan luasnya wilayah yang harus diawasi, kemudian penjual minuman beralkohol ini dijual secara sembunyi-sembunyi berkedok Kafe, tempat Karaoke sampai Warung Jamu. Ditambah ada kendala yang dihadapi pula berkaitan dengan adanya oknum yang menjadi backing tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol tersebut sehingga pada saat akan dilaksanakan razia ternyata hal tersebut sudah dibocorkan, yang mengakibatkan tempat yang sudah terbukti menjual minuman beralkohol tersebut bisa menyembunyikan minuman beralkoholnya sebelum petugas tiba. Selanjutnya karena penjualan minuman beralkohol ini terjadi di tengah Masyarakat diharapkan Masyarakat lebih bisa untuk berperan aktif dalam membantu penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khusunya terkait laranga peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)

1. Setiap pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang memiliki kemampuan yang dibutuhkana seperti DPRD, Wali Kota, Satpol PP, Kepolisian, Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos tentu saja memiliki kemampuan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Tetapi dalam menegakan Peraturan

Page 443: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

424

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini tidak hanya kemampuan yang dibutuhkan namun keseriusan dan konsistensi dari pihak yang berwenang juga sangat dibutuhkan, karena kemampuan yang tidak diiringi dengan keseriusan dan konsitensilah yang menyebabkan peredaran minuman beraalkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Begitu juga bantuan dari Masyarakat dan unsur agama sangat dibutuhkan dalam upaya penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat mencapai keberhasilan dalam memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat di Kota Serang.

2. Dalam perumusan kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tidak ditemukan hambatan yang berarti karena adanya kebijkan tersebut merupakan aspirasi dari Masyarakat Kota Serang sendiri serta didukung oleh semua pihak yang khawatir terhadap adanya segala bentuk Penyakit Masyarakat khususnya terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang bisa mendatangkan pengaruh buruk bagi Masyarakat Kota Serang. Sedangkan hambatan yang dihadapi lebih banyak ada pada usaha penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, dimana hambatan tersebut diantaranya adalah: Minuman beralkohol dikonsumsi oleh berbagai

Page 444: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

425

kalangan di Kota Serang; Adanya pihak yang mengambil keuntungan dari

adanya konsumsi minuman beralkohol yang tinggi di Kota Serang dengan melakukan peredaran minuman beralkohol;

Tidak tegasnya aparat dalam memberantas peredaran minuman beralkohol dan seolah adanya pembiaran pada masalah peredaran minuman beralkohol tersebut;

Adanya tempat-tempat usaha yang menyalahgunakan ijinnya dengan menjual minuman beralkohol di tempat Karaoke, Kafe, dan Tempat Hiburan Malam di Kota Serang;

Adanya oknum yang menjadi backing tempat-tempat penjualan minuman beralkohol di Kota Serang.

3. Pihak yang dilibatkan sebagai ahli dalam menangani permasalahan Perda no 2 tahun 2010 Tentang Pekat terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Peneliti menarik kesimpulan bahwa pihak yang dilibatkan sebagai ahli untuk menangani permasalahan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah Satpol PP dan Kepolisian. Kareena Satpol PP dan Kepolisianlah yang memiliki wewenang dan kewajiban untuk melakukan penertiban, dan razia, meskipun memang utamanya penegakan produk hukum daerah itu dilakukan oleh Satpol PP. Namun Kepolisian juga mempunyai tugas untuk mendampingi dan membantu Satpol PP dalam melakukan tugasnya. Kemudian Pihak SKPD (Disperindagkop, Dinkes, dan Dinsos) lain juga terlibat dalam penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

Page 445: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

426

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini, sesuai dengan tupoksi di bidangnya masing-masing. Adanya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang adalah untuk memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar Kota Serang dapat mewujudkan slogan yang menjadi kebanggaannya yaitu Kota Serang Madani.

4. Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bisa menyelesaikan masalah peredaran minuman beralkohol yang terjadi. Asalkan semua pihak yang berwenang bisa melakukan tugasnya dengan baik terkait penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Satpol PP dan Kepolisian berperan dalam menertibkan dan merazia tempat-tempat yanng menjual minuman beralkohol di Kota Serang. Disperindagkop berperan sebagai pengawas dan pemberi rekomendasi ijin harus bisa mengawasi pemegang ijin usaha agar tidak menyalahgunakan ijinnya dengan menjual minuman beralkohol. Dinkes juga harus bisa berperan sesuai dengan tugasnya dibidang kesehatan, dengan memberikan pemahaman yang lebih kepada Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol bagi kesehatan. Dinsos juga harus bisa berperan dengan mengadakan rehabilitasi sosial bagi warga binaannya yang mengkonsumsi minuman beralkohol. Namun tugas dari SKPD tersebut juga harus bisa dimaksimalkan dengan adannya peran dan bantuan dari Masyarakat.

Page 446: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

427

Karena Masyarakat dinilai lebih paham dan mengetahui terkait apa yang sebenarnya terjadi di lingkungannya sendiri, sehingga dapat memberikan informasi dan masukan yang berharga bagi Pemerintah tentang permasalahan yang hendak diselesaikan yaitu masalah peredaran minuman beralkohol. Dari pihak agama juga memberikan perannya dengan melakukan himbauan-himbauan keagamaan untuk meningkatkan ketaatan umatnya karena ketaatan kepada agamalah yang bisa menghindarkan seseorang dari bahaya peredaran minuman beralkohol karena memang minuman beralkohol tersebut dilarang untuk dikonsumsi oleh agama.

5. Yang dapat menjamin keberhasilan Perda Pekat ini adalah. Pertama adanya keseriusan dan konsistensi dari pihak pelaksana dan penegak aturan yatiu Satpol PP dan Kepolisian dalam menertibkan dan memberantas peredaran minuman beralkoohol di Kota Serang. Kemudian SKPD lain yang juga seharusnya terlibat dalam penegakan Perda ini sesuai dengan tupoksinya Disperindagkop dalam bidang perdagangan, Dinkes dalam bidang kesehatan dan Dinsos dalam bidang sosial. Kedua peran serta Masyarakat dalam membantu penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui apa yang terjadi dilingkungannya. Ketiga ketegasan dari penegak Perda ini juga akan menjadi jaminan keberhasilan, jika dalam memberikan sanksi dan melakukan penertiban dengan tegas diharapkan akan ada efek jera bagi pihak yang terlibat dalam peredaran minuman beralkohol baik penjual maupun pembeli. Keempat pengawasan terhadap ijin usaha yang dimiliki tempat-tempat yang

Page 447: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

428

diduga menyalahgunakan ijin usahanya dengan menjual minuman beralkohol harus dilakukan, apabila melanggar pencabutan ijin harus dilakukan oleh pihak yang berwenang dan kegiatan penertiban harus dilakukan dengan agenda yang lebih sering lagi karena sesungguhnya peredaran minuman beralkohol terjadi setiap malam.

6. Peredaran minuman beralkohol ini bisa terjadi dimana saja mulai dari pusat kota hingga perkampungan. Kemudian peredaran minuman beralkohol tersebut dilakukan secara tersemubunyi yang bisa dilakukan di Warung Remang, Tempat Hiburan Malam, Karaoke, Kafe, dan bahkan ada Warung Nasi, serta Warung Sembako juga yang menjual minuman beralkohol ini. Dan juga ternyata di Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas yang berhubungan dengan Penyakit Masyarakat diantaranya yaitu, Stadion Ciceri, Kepandean, Taman Sari, dan Alun-alun Kota Serang.

7. Yang menkonsumsi minuman beralkohol tersebut bisa datang dari kalangan mana saja. Tidak mengenal tua ataupun muda, laki-laki maupun perempuan ada diantara mereka yang gemar mengkonsumsi minuman beralkohol dengan berbagai alasan. Ada yang hanya sekedar megkonsumsi minuman beralkohol itu pada saat kumpul bersama teman, bahkan ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi karena sudah kecanduan. Kalangan Pelajar, Pekerja, dan Pengangguran juga merupakan kalangan sangat mungkin untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, yang pada kenyataannya memang minuman beralkohol ini sudah dikenal dan dikonsumsi oleh semua kalangan di Kota Serang.

8. Adanya pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya

Page 448: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

429

terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang memperbolehkan minuman beralkohol untuk dijual di Hotel Berbintang itu tidak terjadi karena meskipun dijual di Hotel Berbintang tetap saja dampak buruk yang bisa diakibatkan oleh konsumsi minuman beralkohol ini akan tetap ada. Kemudian adanya pengecualian tersebut menurut Peneliti juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial di Masyarakat, karena Masyarakat bisa memiliki pemikiran kalau hanya orang-orang tertentulah yang boleh untuk menjual atau mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Serang. Karena memang penjualan minuman beralkohol di Hotel Berbintang ini hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke atas. Dan menurut Peneliti seharusnya pengecualian tersebut dihapuskan karena adanya pengecualian tersebut akan mengakibatkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang tidak akan pernah berhasil, karena peredaran minuman beralkohol ini akan tetap terjadi di Kota Serang meskipun hanya di Hotel Berbintang saja.

Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan)

1. Pihak yang bisa mewakili Sources of legitimation (Sumber Pengesahan) atau pihak yang menjadi sasaran Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini adalah Anggota Dewan, Tokoh Masyarakat dan Kepala Pemerintahan yang berada di lingkungan kebijkan seperti Lurah dan Camat juga bisa mewakili suara dan aspirasi Masyarakat terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Page 449: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

430

Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

2. Peneliti menarik kesimpulan bahwa sesungguhnya semua pihak mendukung adanya Peraturan Daerah tersebut. Namun karena adanya beberapa faktor yang mengakibatkan peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang diantaranya; penjualan minuman beralkohol yang mendatangkan keuntungan bagi penjualnya mengakibatkan minuman beralkohol masih dijual di Kota Serang, kemudian ditambah adanya sekelompok orang yang menjadikan konsumsi minuman beralkohol sebagai suatu kebutuhan atau gaya hidup sehingga minuman beralkohol masih laku untuk dijual di Kota Serang. Penegakan yang kurang tegas dari pihak yang berwenangpun menjadi salah satu faktor penyebab minuman beralkohol ini masih beredar di Kota Serang ditambah dengan adanya sejumlah oknum aparat yang malah menjadi backing untuk tempat yang menjual minuman beralkohol membuat masalah semakin kompleks dalam menegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat mencapai keberhasilan.

3. Peran yang dilakukan Masyarakat adalah mengingatkan penjual minuman beralkohol dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib yaitu Satpol PP dan Kepolisian apabila masih menjual minuman beralkohol. Adapun peran dari media adalah untuk mengangkat isu-isu dan permasalahan yang terjadi di Masyarakat dalam bentuk berita, atau dalam hal ini khususnya terkait Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, agar dapat memberikan informasi berupa fakta lapangan

Page 450: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

431

yang dapat menjadi saran dan masukan yang membangun kepada Pemerintah agara dapat memberikan resolusi kebijakan untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

4. Sebenarnya ada kesempatan setiap pihak untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Pemerintah, hanya masalahnya kemuan dari pihak tersebut untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Hanya saja ada sebagian pihak yang tidak menyuarakan aspirasinya karena adanya kendala yang dihadapi contohnya penjual minuman beralkohol tidak menyuarakan aspirasinya karena merasa takut sebagai pihak yang melanggar pertauran dan pesimis suara dari mereka akan didengar oleh Pemerintah Kota Serang. Dari pihak Masyarakat juga mengalami hal yang hampir sama yaitu masalah kemauan utnuk mengungkapkan aspirasinya menjadi permasalahan yang dihadapi, karena terkadang Masyarakat malas untuk menyuarakan aspirasinya karena seolah diabaikan oleh Pemerintah. Sedangkan dari pihak Media selalu mempunyai kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya melalui berita yang diangkat khususnya berita mengenai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang agar dapat menjadi informasi dan masukan bagi Pemerintah.

5. Yang menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang Peneliti mendapatkan sejumlah jawaban yang menurut Peneliti relevan dengan fakta dilapangan yang Peneliti dapatkan. Faktor Pendukung yang pertama adalah

Page 451: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

432

karena memang ternyata minuman beralkohol ini masih dikonsumsi oleh golongan Masyarakat tertentu di Kota Serang yang mengakibatkan penjualan minuman beralkohol di Kota Serang menjadi suatu hal yang lumrah dan menguntungkan karena masih adanya yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut. Kemudian yang kedua diakibatkan karena penegakan yang dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian belum cukup tegas dalam menindak penjual maupun penikmat minuman beralkohol, juga karena masih kurangnya razia yang dilakukan dengan agenda penertiban yang hanya beberapa kali dalam setahun menyebabkan peredaran minuman beralkohol menjadi leluasa untuk bergelora setiap malam. Faktor pendukung yang ketiga adalah karena adanya backing terhadap tempat yang menjual minuman beralkohol yang dilakukan oleh oknum aparat tertentu yang melindungi tempat tersebut dengan membocorkan informasi apabila razia akan dilakukan sehingga penjual minuman beralkohol sempat untuk menyembunyikan dagangannya. Kemudian yang juga menjadi faktor pendukung peredaran minuman beralkohol menurut Peneliti adalah karena memang minuman beralkohol ini masih diproduksi oleh perusahaan tertentu yang mengakibatkan peredaran minuman beralkoohol tidak mungkin bisa dihentikan apabila terus diproduksi, kurangnya kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan dan kehidupan sosial juga menjadi faktor pendukung mengapa peredaran minuman beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang meskipun sudah dilarang.

6. Pada umumnya adanya Perda tersebut disambut baik keberadaanya, namun yang menjadi permasalahan adalah peredaran minuman beralkohol ini ternyata diakibatkan karena konsumsi minuman beralkohol di Kota Serang yang cukup tinggi. Hal tersebut

Page 452: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

433

dibuktikan dengan cukup besarnya keuntungan yang didapatkan oleh penjual minuman beralkohol dimana hal tersebut didapat dari pernyataan yang diungkapkan beberapa oknum penjual minuman beralkohol yang diwawancarai oleh Peneliti. Selanjutnya yang menjadi permasalahan pada penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang datang dari pihak yang berwenang menegakan peraturan tersebut. Ada oknum dari aparat yang menjadi backing tempat menjual minuman beralkohol tersebut, hal itu diakui oleh para Oknum Penjual minuman beralkohol yang memberikan jatah kepada mereka berupa uang setoran, hal terebut sudah menjadi rahasia umum dikalangan Masyarakat Kota Serang. Yang membuat permasalahan yang dihadapi oleh Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang semakin kompleks.

7. Realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang sangatlah jauh dari harapan karena petugas yang berwenang seolah melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang, yang mengakibatkan peredaran minuman beralkohol ini masih terjadi di Kota Serang. Tidak hanya seolah ada pembiaran terhadap peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa ada beberapa Tempat Hiburan Malam dan daerah yang menjual minuman beralkohol yang dilindungi oleh oknum aparat yang menjadi backing tempat tersebut. Informasi itu

Page 453: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

434

didapatkan Peneliti setelah mewawancarai Penjual minuman beralkohol dan pihak Masyarakat serta Media yang mengetahui hal tersebut. Peneliti sangat menyayangkan dengan realita penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang yang masih jauh dari kata baik dan tentunya tidak mendukung keberhasilan peraturan tersebut.

8. Solusi yang bisa diambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang: Penegakan yang dilakukan oleh pihak yang

berwenang Satpol PP dan Kepolisian berupa razia harus lebih sering lagi dilakukan;

Dilakukan penyelidikan untuk mengungkap oknum aparat yang menjadi backing tempat yang menjual minuman beralkohol agar penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dapat optimal dan mencapai keberhasilan;

Penegakan yang dilakukan harus tegas dengan mencabut ijin usaha dan menutup tempat-tempat yang terbukti menjual minuman beralkohol;

Penegakan yang dilakukan seharusnya tidak hanya terhadap yang menjual minuman beralkohol tapi kepada pengonsumsi minuman beralkohol juga harus mendapatkan sanksi yang sama agar bisa jera untuk mengkonsumsi minuman beralkohol ini;

Penegakan kepada peredaran minuman beralkohol

Page 454: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

435

juga harus dilakukan kepada tingkat produsen agar rantai peredaran minuman beralkohol dapat diputus;

Meningkatkan kesadaran Masayarakat untuk membantu penegakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang merupakan solusi yang bisa dilakukan;

Rehabilitasi kepada Individu yang sudah kecanduan minuman beralkohol juga seharusnya dapat dilakukan sebagai salah satu solusi yang bisa diambil untuk memberantas peredaran minuman beralkohol;

Pemeberian pembinaan dan rehabilitasi kepada para penjual dan peminum minuman beralkohol yang terjaring razia agar mereka tidak melakukan hal yang serupa;

Hapuskan pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, karena pengecualian tersebut bisa menjadi sumber masalah pada Perda tersebut.

Dibuatnya suatu Peraturan Daerah baru yang lebih khusus dan fokus serta mendalam membahas tentang aturan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang diharapkan apabila ada Perda yang demikian akan dapat untuk mengatasi permasalahan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang.

Page 455: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

436

Tabel 4.7

Temuan Lapangan

Sebetulnya dan Seharusnya

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait Peredaran Minuman Beralkohol

di Kota Serang

Sebetulnya

Seharusnya

1 Minuman beralkohol dikonsumsi oleh

berbagai kalangan di Kota Serang,

yang mengakibatkan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini

masih terjadi;

Rehabilitasi kepada Individu yang

sudah kecanduan minuman beralkohol

juga seharusnya dapat dilakukan

sebagai salah satu solusi yang bisa

diambil untuk memberantas peredaran

minuman beralkohol;

2 Adanya pihak yang mengambil

keuntungan dari adanya konsumsi

minuman beralkohol yang tinggi di

Kota Serang dengan melakukan

peredaran minuman beralkohol;

Penegakan kepada peredaran minuman

beralkohol juga harus dilakukan kepada

tingkat produsen agar rantai peredaran

minuman beralkohol dapat diputus,

3 Tidak tegasnya Aparat dalam

memberantas peredaran minuman

beralkohol dan seolah adanya

Seharusnya dilakukan pengawasan oleh

Pemerintah Kota Serang untuk

memantau kinerja pihak-pihak yang

Page 456: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

437

pembiaran pada masalah peredaran

minuman beralkohol tersebut, padahal

setiap malam hal tersbut terjadi

diberbagai tempat di Kota Serang;

memiliki tanggung jawab dalam

menegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang

4 Adanya tempat-tempat usaha yang

menyalahgunakan ijinnya dengan

menjual minuman beralkohol di tempat

Karaoke, Kafe, dan Tempat Hiburan

Malam di Kota Serang;

Penegakan yang dilakukan harus tegas

dengan mencabut ijin usaha dan

menutup tempat-tempat yang terbukti

menjual minuman beralkohol;

5 Adanya oknum Aparat Pemerintah

yang menjadi backing tempat-tempat

penjualan minuman beralkohol di Kota

Serang.

Dilakukan penyelidikan untuk

mengungkap oknum aparat yang

menjadi backing tempat-tempat yang

menjual minuman beralkohol agar

penegakan Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat khususnya terkait

Page 457: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

438

larangan peredaran minuman

beralkohol di Kota Serang dapat

optimal dan mencapai keberhasilan;

6 Adanya pengecualian pada isi

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat khususnya terkait larangan

peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang, yang memperbolehkan

penjualan minuman beralkohol di

Hotel Berbintang, yang membuat

peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang akan tetap terjadi karena adanya

pengecualian tersebut;

Hapuskan pengecualian pada Peraturan

Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang,

karena pengecualian tersebut bisa

menjadi sumber masalah pada Perda

tersebut.

7 Peredaran minuman beralkohol terjadi

setiap malam di Kota Serang;

Penegakan yang dilakukan oleh pihak

yang berwenang Satpol PP dan

Kepolisian berupa razia harus lebih

sering lagi dilakukan;

Page 458: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

439

8 Peredaran minuman beralkohol di Kota

Serang terjadi tidak hanya di Pusat

Kota namun terjadi hingga ke daerah

Perkampungan di wilyah Kota Serang.

Penegakan yang dilakukan oleh Satpol

PP dan Kepolisian harusnya

mennggapai peredaran minuman

beralkoho yang terjadi di pinggiran

Kota Serang dengan mengajak pula

peran Serta Masyarakat untuk

membantu pada pelaksanaanya.

Page 459: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

440

Page 460: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

440

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang masih belum bisa untuk menangani

permasalahan peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Kota Serang karena

adanya beberapa hambatan dan kendala. Adapaun hambatan-hambatan yang terjadi

pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan

Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan peredaran

minuman beralkohol di Kota Serang ini yaitu :

1. Minuman beralkohol dikonsumsi oleh berbagai kalangan di Kota Serang,

yang mengakibatkan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini

masih terjadi;

2. Peredaran minuman beralkohol terjadi setiap amalam di Kota Serang;

3. Adanya pihak yang mengambil keuntungan dari adanya konsumsi

minuman beralkohol yang tinggi di Kota Serang dengan melakukan

peredaran minuman beralkohol;

4. Tidak tegasnya Aparat dalam memberantas peredaran minuman

beralkohol dan seolah adanya pembiaran pada masalah peredaran

Page 461: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

441

minuman beralkohol tersebut, padahal setiap malam hal tersbut terjadi

diberbagai tempat di Kota Serang;

5. Adanya tempat-tempat usaha yang menyalahgunakan ijinnya dengan

menjual minuman beralkohol di tempat Karaoke, Kafe, dan Tempat

Hiburan Malam di Kota Serang;

6. Adanya oknum Aparat Pemerintah yang menjadi backing tempat-tempat

penjualan minuman beralkohol di Kota Serang.

7. Adanya pengecualian pada isi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang,

yang memperbolehkan penjualan minuman beralkohol di Hotel

Berbintang, yang membuat peredaran minuman beralkohol di Kota Serang

akan tetap terjadi karena adanya pengecualian tersebut;

8. Peredaran minuman beralkohol di Kota Serang terjadi tidak hanya di Pusat

Kota namun terjadi hingga ke daerah Perkampungan di wilyah Kota

Serang.

5.2 Saran

Mengenai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait

larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, Peneliti memberikan saran

yang diharapkan dapat membantu dan menjadi masukan terhadap Peraturan Daerah

Page 462: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

442

tersebut agar dapat terjadi perbaikan pada isi maupun pelaksanaannya, agar dapat

berhasil dalam memberntas peredaran minuman beralkohol dari Kota Serang, saran

tersebut antara lain :

1. Penegakan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang Satpol PP dan

Kepolisian berupa razia harus lebih sering lagi dilakukan;

2. Dilakukan penyelidikan untuk mengungkap oknum aparat yang menjadi

backing tempat yang menjual minuman beralkohol agar penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang dapat optimal dan

mencapai keberhasilan;

3. Penegakan yang dilakukan harus tegas dengan mencabut ijin usaha dan

menutup tempat-tempat yang terbukti menjual minuman beralkohol;

4. Penegakan yang dilakukan seharusnya tidak hanya terhadap yang menjual

minuman beralkohol tapi kepada pengonsumsi minuman beralkohol juga

harus mendapatkan sanksi yang sama agar bisa jera untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol ini;

5. Penegakan kepada peredaran minuman beralkohol juga harus dilakukan

kepada tingkat produsen agar rantai peredaran minuman beralkohol dapat

diputus;

Page 463: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

443

6. Meningkatkan kesadaran Masayarakat untuk membantu penegakan

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan

dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat khususnya terkait larangan

peredaran minuman beralkohol di Kota Serang merupakan solusi yang

bisa dilakukan;

7. Rehabilitasi kepada Individu yang sudah kecanduan minuman beralkohol

juga seharusnya dapat dilakukan sebagai salah satu solusi yang bisa

diambil untuk memberantas peredaran minuman beralkohol;

8. Pemeberian pembinaan dan rehabilitasi kepada para penjual dan peminum

minuman beralkohol yang terjaring razia agar mereka tidak melakukan hal

yang serupa;

9. Hapuskan pengecualian pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat

khususnya terkait larangan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang,

karena pengecualian tersebut bisa menjadi sumber masalah pada Perda

tersebut.

10. Dibuatnya suatu Peraturan Daerah baru yang lebih khusus fokus serta

mendalam membahas tentang aturan peredaran minuman beralkohol di

Kota Serang dengan adanya pertimbangan dan pandangan dari para ahli

(agama dan kebijakan)sebagai pemberi masukan terhadap isi kebijakan.

Page 464: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

444

Page 465: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Abidin, S Z. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta : Salemba Humanika

Agustino, L. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Al Barry, M. Dahlan. 2005. Pluralisme Agama dan Budaya. Surabaya: Arkola

Arhata, Ahadiano, A. 2011. Public Goods. Jakarta : Semesta

Aminudin. 2010 Bahaya Alkohol Bagi Kesehatan. Jakarta: Quadra

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariefanto, A. 2005. Public dan Private Goods. Bandung : Alfabeta.

Choemsah, Mabadiul. 2012. Pluralisme Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:

Arruzz Media.

Dunn, W. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Islamy, I. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta :

Bumi Aksara.

Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Page 466: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Indiahono, D. 2009. Kebijakan Publik (Berbasis Dynamic Policy Analisys).

Yogyakarta: Gava Media.

Kartika. 2012. Public Goods ( Barang Publik ). Jakarta: Sienarita.

Margono, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy.J., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, R. 2012. Public Policy. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Parsons, Wayne. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan,

terj. Santoso, Tri Wibowo Budi (Jakarta, 2008).

Prastowo, A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (dalam perspektif rancangan

penelitian). Yogyakarta: Arruzz Media.

Riswanda. 2016. Metode Penelitian Kebijakan (Publik): Critical Systemic

Discourse dalam Analisis Penelitian Kualitatif Kontemporer, Handbook

Metodologi Penelitian Kualitatif, CPMS Universitas Parahyangan-

Asosiasi Peneliti Kualitatif Indonesia (APKI).

Subarsono. 2013. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Wahab, S A, 2012. Analisis Kebijakan (Dari Formulasi ke Penyusunan Model

Page 467: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Implementasi Kebijakan). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wicaksono, K W. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

DOKUMEN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

Peraturan Daerah Kota Serang No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan,

Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

SUMBER LAIN

Garret, Jan. 2008. Capabilities and Human Rights.

http://people.wku.edu/jan.garrett/ethics/nussbaum.htm/ (diakses tanggal

24 Maret 2016).

Khumairoh, Ananda. Skripsi Tahun 2016. Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah

Kota Bandar Lampung Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap

Pengadaan dan Penjualan Minuman Beralkohol Di Minimarket.

Satrio, Okie. Skripsi Tahun 2012. Implementasi Peraturan Daerah No 5 Tahun

2001 Tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian,

Penyalahgunaan Narkotika, Psiktropika dan Zat Adiktif Lainnya di Kota

Cilegon (Studi Kasus : Minuman Keras).

Kontras. 2016. JKN, Hak Atas Kesehatan dan Kewajiban Negara.

https://www.kontras.org/buletin/indo/bpjs.pdf/.(Diakses tanggal 11

November 2016).

Page 468: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Radar Banten News. Widia, Aria, 26 Mei 2016.

http://www.bantennews.co.id/jelang-ramadhan-polisi-bongkar-tiga-

gudang-miras-di-kota-serang/. (Diakses Tanggal 20 Oktober 2016.)

Radar Banten News. Widia, Aria, 27 April 2015.

http://www.radarbanten.co.id/minuman-beralkohol-dilarang-diedarkan-di-

kota-serang/ (Diakses Tanggal 20 Oktober 2016.)

Page 469: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)
Page 470: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Pedoman Wawancara

No. Dimensi Teori Indikator Informan

1. Sumber motivasi

1. Siapa atau pihak mana yang secara faktual yang membuat produk kebijakan tentang tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

3. Siapa yang menjadi pelaksana dari kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

4. Apa tujuan adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

5. Siapa yang menjadi sasaran adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

6. Siapa yang terkena dampak dari adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang dalam terkait minuman beralkohol?

7. Siapa yang mengawasi penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

9. Apa yang menjadi tolak ukur

a. Kasubag Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

Page 471: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

keberhasilan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

10. Pihak mana yang bertanggung jawab dalam menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

11. Apakah kebijakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pemeberantasan peredaran minuman beralkohol?

2. Sumber kekuatan

12. Siapa yang memiliki power mealakukan perubahan tolak ukur kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

13. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

14. Apa tujuan adanya Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

15. Pihak mana yang pro dan kontra dari Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

16. Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol didukung oleh Sumberdaya yang memadai?

17. Pihak mana saja yang bekerjasama dalam rangka

a. Kasubag

Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

c. Kepala Seksi Penegakan Produk Hukum Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

d. Staf Operasi Sabara Polres Serang

e.Kasubag

Page 472: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

18. Apa saja peran dan hal yang dilakukan pemerintah atau pihak berwenang untuk mengatasi permasalahan mengenai Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

19. Siapa yang berwenang untuk melakukan penegakan, razia dan penutupan tempat penjualan minuman beralkohol?

20. Apakah penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol selama ini sudah maksimal?

21. Menurut pihak terkait kendala apa yang dihadapi dalam penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ini ?

pengawasan Disperindgkop Kota Serang

f. Staf pelaksana tugas Dinkes Kota Serang

g. Staf Dinsos Kota Serang

3. Sumber pengetahuan

22. Apakah pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan memiliki kemampuan untuk melaksanakan Perda no 2 Tahun 2010 ?

23. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam perumusan maupun pelaksanaan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

24. Siapa atau pihak mana yang dilibatkan sebagai pihak yang memiliki kemampuan (ahli ) dalam menangani

a. Kasubag Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

b. Kasubag Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretarait Daerah Kota Serang

c. Kabag Penegakan Produk Hukum Daerah, Satuan

Page 473: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

permasalahan Perda no 2 tahun 2010 Tentang Pekat terkait peredaran minuman beeralkohol ?

25. Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang Pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan dapat menyelesaikan permasalahan minuman beralkohol yang terjadi?

26. Apa jaminan keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini ?

27. Apa solusi yang ditawarkan dari pihak terkait untuk menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

28. Dimana saja minuman beralkohol ini diedarkan di Kota Serang ?

29. Kalangan mana saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol?

30. Apa tanggapan pihak terkait tentang minuman beralkohol yang boleh dijual di Hotel berbintang di Kota Serang ?

Polisi Pamong Praja Kota Serang

d. Staf Operasi Sabara Polres Serang

e. Kasubag pengawasan Disperindgkop Kota Serang

f. Staf pelaksana tugas Dinkes Kota Serang

g. Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza

h. Komisi Fatwa MUI Kota Serang

i. Humas Gereja Paroki Kristus Raja Serang

j. Humas Yayasan Vihara Avalokitesvara Kota Serang

4. Sumber pengesahan

31. Siapa menurut pihak terkait yang bisa mewakili suara atau aspirasi dari pihak yang terkena dampak adanya Perda No 2 Tahun 2010 terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ?

32. Apa persepsi pihak terkait terhadap Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

a. Penjual Minuman Beralkohol

b. Masyarakat d. Media massa

Page 474: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

33. Apa peran pihak terkait dalam menegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

34. Apakah selama ini pihak terkait memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya mengenai Perda no 2 Tahun 2010 terkait minuman beralkohol ?

35. Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang padahal sudah dilarang?

36. Apa tanggapan terhadap permasalahan minuman beralkohol di Kota Serang?

37. Bagaimanakah realita penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol.?

38. Apa solusi yang diharapkan dari adanya Perda Tentang Pekat ini ?

Sumber: Peneliti, 2016.

Page 475: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Asaji (Q22) : “Pastinya mereka punya kemampuan kalo Polisi sama Pol PP gak bisa nangani masalah miras yah buat apa ada Polisi. Tapi buktinya miras masih ada di Kota Serang kan jangan ditanya tuh di Pandean atau di Rau mah banyak kebetulan rumah Saya deket Rau di Lopang situ kan deket yah. anak remaja kalo mau hiburan sama minum larinya yah ke atas pasar situh. Miras masih ada, jadi masalah, apalagi yang oplosan itu kan bahaya kemana pihak yang berwajib buta semua ini miras tiap malam dijual apa gak dirazia tuh”

Bapak Asaji (Q23): “Kalo pas pembuatannya Saya gak tau deh tuh, yang mau Saya sorotin nih pelaksanaannya gimana Saya cuma bisa prihatin aja nih De sama Aparat penegak hukum nih. Hambatannya ada di penegakannya gak tegas kalo bisa Pabrik mirasnya ditutup biar gak ada miras lagi. Kemudian yang beli miras minum nih harusnya di rehab kaya narkoba kan kalo udah kecanduan sama sesuatu hal itu bisa kaya orang gila. Nah kalo di agama Budha sendiri gak boleh minum miras ada dipasal lima “Aku bertekad tidak akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa melemahkan kesadaran” kalo minum miras kan hilang kesadaran kaya orang gila semua juga kacau apa yang dilakuin, kemudian ada ajaran Budha juga kalo yang mengkonsumsi miras atau hal yang gak bermanfaat lain itu dikehidupan berikutnya bakal jadi hewan. Saya tegaskan bahawa agama Budha sangat melarang miras ini untuk dikonsumsi”

Bapak Asaji (Q24): “Yah ahli dalam hal ini kan Satpol PP sama Kepolisian mereka yang harus lebih aktif buat memberantas peredaran miras jangan justru jadi backingnya kan banyak tuh backing-backingan tempat hiburan aparat lagi itu jadi rahasia umum De gak bisa Kita sangkal”

Bapak Asaji (Q25): “Bisa kalo misalkan aparat yang punya wewenang mau serius buat berantas miras pasti berhasil. Kita juga sebagai Masyarakat ikut dukung awasin bareng aparatnya biar kerjanya bener”

Bapak Asaji (Q26): “Jaminannya berhasil kan kalo ketentuan dari aturannya dijalanin kalo gak dijalanin, gimana ada jaminan berhasil.? Aturannya dulu tegakin biar terjamin nih keberhasilan aturannya, jangan neko-neko kalo mau berantas sekalian sampe ke pusatnya miras tuh pabrik sama distributornya yang ngedarin miras di Kota Serang”

Bapak Asaji (Q27): “Saran bisa saya kasih aparat yang berwenang harus lebih gencar lagi melakukan penegakannya, rangkul Masyarakat ajak kerjasama secara langsung biar bantu masalah miras ini. Jangan ada kongkalikong antara aparat sama pihak yang ngedarin miras ini ”

Bapak Asaji (Q28): “Banyak di Kota Serang mah, yang terkenal itu di Taman Sari, Kepandean, di Pasar Rau belum lagi banyak juga warung jamu pinggir jalan yang jual miras juga”

Bapak Asaji (Q29): “Miras mah biasa siapa aja yang minum anak bocah SMP juga ada yang udah doyan apalagi yang tuanya mah banyak yang minum sampe kecanduan”

Bapak Asaji (Q30): “Harusnya sekali dilarang yah dilrang meskipun itu di Hotel, yang minum di Hotel kan cuma orang-orang tertentu doang yang berduit kan sama aja dampaknya meskipun di Hotel juga jadi seharusnya dilarang juga”

Page 476: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Bai (Q22): “Tentu saja pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan pelaksanaan Perda Pekat ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Yah sangat mugkin memiliki kemampuan yang dibutuhkan karena dalam Pembuatan kebijakan kan memang tugasnya Dewan dan Wali Kota dalam penegkan juga ada Satpol PP dan Kepolisian yang sudah terlatih untuk melakukan tugasnya”

Bapak Bai (Q23): “Yang menjadi faktor pendukung untuk pembutan Perda Pekat ini karena memang mayoritas Masyarakat Kota Serang adalah beragam islam yang tidak berkenan Kota Serang ini menjadi pusat aktivitas kegiatan yang digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat. Kalau faktor penghambatnya Saya kurang begitu mengerti karena kenapa, meskipun ada larangan peredaran minuman beralkohol ini di Kota Serang ternyata belum bisa membereskan masalah tersebut karena generasi muda di Kota Serang mulai akrab dengan konsumsi narkoba dan minuman beralkohol”

Bapak Bai (Q24): “Sebagai Pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana Perda Satpol PP tentunya memiliki kemampuan dan keahlian untuk menangani permasalahan yang terjadi”

Bapak Bai (Q25): “Tentu saja bisa karena memang tujuan adanya Perda ini adalah untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Tapi agar berhasil masalah yang ada harus bisa diatasi dulu, karena di Kota Serang ini peredaran minuman beralkohol masih bebas kurang diawasi dan penegakannya juga masih kurang”

Bapak Bai (Q26): “Yang bisa menjamin berhasilnya Perda ini adalah dengan adanya pelaksanaan aturan yang tegas dengan memberikan sanksi yang bisa menimbulkan efek jera”

Bapak Bai (Q27): “Razia dan tutup tempat yang jual minuman beralkohol, hukum yang ngejualnya. Kalo ada pabrik yang bikin minuman beralkohol yah harus ditutup biar gak ada yang jual dan beli.”

Bapak Bai (Q28): “Kenyataanya minuman beralkohol ini dijual dimana-mana, bahkan di Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat perbuatan maksiat seperti di Kepandean dan Taman Sari”

Bapak Bai (Q29): “Konsumsi minuman beralkohol ini rupanya sudah menyasar berbagai kalangan di Kota Serang tidak memandang tua ataupun muda, laki-laki atau perempuan semuanya ada yang menjadi pengkonsumsi minuman beralkohol”

Bapak Bai (Q30): “Mau dijual dimanapun atau dikonsumsi dimanapun yang namanya minuman beralkohol ini tetap haram untuk dikonsumsi karena berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan”

Page 477: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Handryan (Q12): “Itu udah pasti wewenangnya pihak DPRD bersama Wali Kota mengenai perubahan mah adapun pembahasannya Kami pun akan dilibatkan bersama SKPD lain juga”

Bapak Handryan (Q13): “Kami dan SKPD lain yang terlibat langsung dalam Perda Pekat ini dari segi pengawasan maupun penindakan. Dinkes dan Dinsos bersama Satpol PP juga dilibatkan bersama unsur Muspida Kota Serang, Kepolisian, TNI, dan Tokoh Masyarakat yang ikut diundang dalam perumusan Perda Pekat ini”

Bapak Handryan (Q14): “Untuk menghindarkan Masyarakat dari akibat negatif minuman beralkohol, kan perbuatan kejahatan itu bisa ditimbulkan oleh pengaruh minuman beralkohol, apalagi di Papua itu segala jenis minuman beralkohol tidak diperbolehkan untuk diedarakan maupun dikonsumsi. Yah itu sih menurut Saya selain mungkin masukan dari Masyarakat dan Tokoh Ulama juga agar minuman beralkohol tidak boleh diperjualbelikan di Kota Serang kan Kota Serang menuju Kota Madani. Kalo di Hotel sih itu beda lagi ada pengcualian untuk itu” Bapak Handryan (Q15): “Kami sebagai pihak Pemerintah dan seluruh pelaksana Perda Pekat ini termasuk pihak yang mendukung adanya larangan peredaran minuman beralkohol ini, bila pun ada yang tidak mendukung larangan minuman berlkohol ini itu hanya orang-orang yang mengambil keuntungan dari peredaran minuman beralkohol”

Bapak Handryan (Q16): “Selama ini kalo dari pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena pegawai disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok nah ini dia yang juga jadi masalh yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di Kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan”

Bapak Handryan (Q17): “Kalo pihak yang bekerjasama dalam pelaksanaan Perda ini sudah pasti Satpol PP yang berperan dalam penindakan dan razia, kami sebagai pengawas perdagangan, Dinkes dan Dinsos menurut saya yang terlibat secara langsung dan bekerjasama pada pelaksanaan Perda Pekat ini”

Bapak Handryan (Q18): “Kalo peran Kami sebagai Disperindagkop lebih berfungsi kepada peran pengawasannya saja namun apabila ada pelanggaran kami akan tindak tegas dengan mencabut ijin usaha apabila ada ijin perdagangan yang disalahgunakan dengan menjual minuman beralkohol atau barang lain yang dilarang untuk diperjualbelikan”

Page 478: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Handryan (Q19): “Penertiban dan razia itu utamanya tugas Satpol PP dan Kepolisian, kalo pencabutan ijinnya ada ditangan BPTPM dan Kami Disperindag namun dalam pelaksanaannya itu dibantu oleh Satpol PP dan Kepolisian biasanya seperti itu”

Bapak Handryan (Q20): “Saya rasa upaya yang dilakukan Pemerintah sudah maksimal namun haslnya masih kurang karena menurut saya banyak faktor yang berpengaruh, penjual minuman alkohol itu sembunyi-sembunyi saya yakin ituh warung-warung jamu jual minuman beralkohol biarpun yang kelasnya menengah ke bawah kemudian ada yang jual kan berarti ada yang minum. Gak mungkin toh ada yang jual kalo gak ada yang beli pembelinya juga harusnya kena biar gak ada yang beli lagi tuh minuman beralkohol biar adil jangan yang jual aja yang kena kalo yang menjual sih saya rasa karena nguntungin aja mereka jual apalagi ditempat hiburan harganya bisa lebih mahal lagi”

Bapak Handryan (Q21): “Selama ini kalo dari Pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena Pegawai Disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok. Nah ini dia yang juga jadi masalah yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan”

Bapak Handryan (Q22) : “Saya rasa semua yang dilibatkan ini mempunyai kemampuan sesuai dengan kewenangannya masing-masing”

Bapak Handryan (Q23): “Faktor pendukung adanya larangan minuman beralkohol ini yaitu adanya dukungan dari semua pihak yah tentu saja karena Perda Pekat itu sendiri lahir dari adanya kekhawatiran Tokoh Masyarakat Kota Serang terhadap peredaran minuman beralkohol yang bisa merusak generasi penerus. Tidak hanya minuman beralkohol Penyakit Masyarakat yang lain juga harus diberantas, sedangkan faktor penghambat dari adanya larangan minuman beralkohol ini masih ada oknum-oknum yang mengambil keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol ini sehingga menjadi faktor penghambat keberhasilan. Yah hal lain juga yang gak bisa kita pungkiri kalo penikmat minuman beralkohol itu datang dari semua kalangan kan dari mulai anak sekolah sampe kakek dan ibu-ibu juga ada yang minum jadi begitulah cukup sulit memang mewujudkan keberhasilan larangan ini namun pihak pemerintah harus tetap berupaya dengan solusi-solusinya”

Bapak Handryan (Q24): “SKPD itu kan ahli dalam bidangnya Kami dalam perdagangan, Dinkes dalam bidang kesehatan begitu juga Dinsos dan POL PP kan mereka itu ahi dibidangnya masing tinggal bagaimana caranya memberikan kontribusi sesuai kebidangannya kepada upaya pemberantasan minuman beralkohol ini agar berhasil.”

Bapak Handryan (Q25): “Akan dapat diselesaikan permasalahan minuman beralkohol ini kalau semua pihak melakukan perannya dengan baik dan Masyarakat juga harus diberikan kesadaran yang lebih tentang bahaya minuman beralkohol agar tidak mengkonsumsinya lagian dosa juga

Page 479: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

kan di dalam agama kita juga dilarang minum minuman yang memabukan kalo Masyarakat sudah tidak ada yang minum yang jual juga bingung mas gak akan jualan alcohol lagi mereka”

Bapak Handryan (Q26): “Yah yang sudah disebutkan tadi peran serta semua pihak, Pemerintah atau Masyarakat dalam rangka agar larangan peredaran minuman beralkohol ini bisa berahasil memberantas peredaran minuman berakohol dari Kota Serang”

Bapak Handryan (Q27): “Pihak Satpol PP dan Kepolisian harus terus tuh razia tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol dan juga pabriknya. Tiap malam harusnya di agendakan kalo dirazia tiap malam kan mereka juga takut tuh yang jual dan juga yang minumnya dikasih pembinaan juga minuman beralkohol juga bisa bikin kecanduan jadi harusnya bisa ada rehabnya juga menurut saya dalam aturan itu”

Bapak Handryan (Q28): “Bisa dimana saja di tempat kaya Warung Jamu juga banyak bahkan ada yang jual di Rumah, adapun apabila ada Kafe atau Tempat Hiburan lain apabila ada yang menjual minuman beralkohol akan Kami berikan peringatan dan kalo setelah diperingati tetap melakukan pelanggaran Kami akan cabut ijin usahanya dengan berkoordinasi dengan BPTPM”

Bapak Handryan (Q29): “Anak di bawah umur juga ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, banyak di berita-berita tv yang menayangkan. Kalo minuman beralkohol ini dikonsumsi semua kalangan remaja-remaja zaman sekarang untuk memperingati hari besar seperti tahun baru pesta miraslah narkobalah ini harus jadi atensi kita bersama apalagi di Serang ada Perda Pekat yang melarang kegiatan semacam itu”

Bapak Handryan (Q30): “Oh kalau di Hotel itu ijinnya sudah ada kalo di Hotel Berbintang itu kaya di Hotel Ratu kan udah termasuk fasilitas hotel untuk tamu karena lebih terkontrol di Hotel itu. yah jadi diperbolehkan lagian bukan sembarangan orang juga yang bisa beli di Hotel mah harganya juga bisa ratusan sampai jutaan harganya kan mereka itu asli jual minuman beralkoholnya kebanyakan merk luar jadi ada pajak cukai juga”

Page 480: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Heli (Q12) : “Setiap perubahan itu butuh proses dan yang berhak untuk merubah suatu tolak ukur atau apapun itu dalam Perda adalah wewenangnya Wali Kota bersama DPRD kalo Kami dari Dinsos hanya sebagai salah satu pelaksana dai Perda Pekat ini”

Bapak Heli (Q13) : “Yang terlibat dalam pembahasan Perda ini semua SKPD yang ada di Kota Serang ada yang merupakan sebagai pelaksana langsung namun ada juga yang hanya berperan pada pngawasan saja. Kalo Dinsos dan Satpol PP ini kan sebagai Pelaksana dari Perda Pekat ini jadi yah sudah pasti dilibatkan dalam pembahasan, bersama pihak lain juga yang dilibatkan seperti Kepolisian dan Masyarakat juga”

Bapak Heli (Q14) : “Untuk memberantas semua Penyakit Masyarakat baik Pelacuran, Perjudian, Peredaran Minuman Beralkohol, dan menangani Pengemis, Anak Jalanan agar Kota Serang bisa tertib dan aman dari segala dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh adanya Penyakit Masyarakat”

Bapak Heli (Q15) : “Kalo Pihak yang mendukung Perda ini, Saya pikir semua Pihak mendukung adanya Perda ini terutama pihak Pemerintah dan Masyrakat namun kan masih ada segelintir Orang yang hidupnya bergantung pada kegiatan-kegiatan yang merupakan Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Pengemis dan Penjual Miras yang pastinya Kontra terhadap adanya Perda Pekat ini”

Bapak Heli (Q16) : “Kalo bebicara masalah sumber daya akan selalu kurang apabila dibandingkan dengan banyak hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menangai masalah Pekat ini”

Bapak Heli (Q17) : Kalo masalaha ini Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.”

Bapak Heli (Q18) : “Masalah Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian

Page 481: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.”

Bapak Heli (Q19) : “Razia dan penegakan hukum itu merupakan domain dari Kepolisian dan Satpol PP kalo masalah penuntupan, pencabiutan ijin usaha itu wewenangnya Badan Penanaman Modal dan sanksi pidana itu bisa diajukan melalui PPNS atau Penyidik Kepolisian kepada Kejaksaan”

Bapak Heli (Q20) : “Kalo penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam menegakan Perda Pekat ini Saya pikir sudah maksimal. Namun sayangnya permasalahan Penyakit Masyarakat ini tidak pernah selesai karena banyak faktor seperti tingkat pendidikan rendah, kemiskinan, lapangan pekerjaan yang kurang bisa menjadi peyebab adanya Penyakit Masyarakat. Jika Kita pahami sesungguhnya masalah Penyakit Masyarakat ini saling terkait PSK dengan Hiburan Malam, Miras merupakan satu keluarga”

Bapak Heli (Q21) : “Kendalanya miras itu bisa dijual dimana saja dan dikonsumsi oleh banyak kalangan jadi sulit untuk diberantas, kemudian banyak tempat usaha Karaoke dan juga Hiburan Malam yang secara sembunyi-sembunyi juga menjual miras apalagi kalo ada keamanan dari oknum aparat kepada tempat yang digunakan untuk melakasanakan kegiatan yang termasuk Penyakit Masyarakat akan lebih sulit untuk ditertibkan”

Bapak Heli (Q22) : “Yah sudah tentu memiliki kemapuan kan yang dipilih sebagai pelaksana Perda Pekat ini sesuai dengan tupoksinya. Satpol PP kan memang tugasnya menertibkan Masyarakat dan juga SKPD lain yang ikut meembantu juga memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing.”

Bapak Heli (Q23): “Karena Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol ini sudah sangat memprihatinkan peredarannya jadi merupakan musuh Masyarakat dan juga Pemerintah jadi yah pasti semua unsur pihak tersebut pasti mendukung. Paling yang menjadi hambatan itu pada proses penegakannya saja karena kan banyak dari Masyarakat juga yang doyan mengkonsumsi minuman beralkohol ini sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang mencari keuntungan dari peredaran minuman beralkohol ini.”

Bapak Heli (Q24) : “Kalo yang ahli menangani hal yang seperti ini tentunya yah Kepolisian dan Satpol PP karena itu memang tugasnya mereka.”

Bapak Heli (Q25) : “Sangat bisa sekali asalkan semua pihak yang menanggani permasalahan minuman beralkohol ini melaksanakan tugasnya dengan baik, memberantas peredaran minuman beralkohol sampai ke pusat distribusinya kalo bisa pabrik yang ditutup. Kemudian juga para pihak yang terlibat dalam hal ini seperti Satpol PP, Kepolisian, Dinsos, Dinkes dan semua yang terlibat dalam penegakan Perda Pekat ini mengajak peran serta Masyarakat dalam membantu penegakan Perda ini. Serta Perda ini juga harus juga menyasar upaya untuk

Page 482: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

mengurangi pengonsumsi minuman beralkohol dengan memberikan pengetahuan akan bahaya dari minuman beralkohol bagi kesehatan.”

Bapak Heli (Q26) : “Jaminan keberhasilan Perda ini menurut Saya konsistensi dan kerja keras pihak dari Satpol PP dan Kepolisian dan juga SKPD lain dalam menegakan aturan Perda ini. Kembali peran Masyarakat juga harus ditingkatkan untuk menjamin keberhasilan dari adanya Perda Pekat ini”

Bapak Heli (Q27) : “Solusinya razia dan tutup tempat usaha yang menjual minuman beralkohol ini kalo ada pabriknnya juga tutup pabriknya biar gak ada yang menyuplai”

Bapak Heli (Q28) : “Minuman beralkohol ini bisa diedarkan dimana saja. Kalo yang terkenal banyak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang itu yaa Stadion Ciceri dan juga Taman Sari disana banyak yang menjual ada juga di Kepandean bukan hanya minuman beralkohol tapi PSK juga banyak disana”

Bapak Heli (Q29) : “Kebanyakan kalangan muda yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, tapi sebernarnya yang minum minuman beralkohol ini bisa dari kalangan mana saja bahkan Anak gadis, Ibu-ibu hingga Anak SMP dan SMA juga sudah banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini”

Bapak Heli (Q30) : “Kalo menurut Saya sekali dilarang yah harusnya dilarang meskipun di Hotel berbintang juga karena yah Perda ini terdengar menjadi tidak konsisten karena adanya pengecualian tersebut dan dampak buruk dari konsumsi minuman beralkohol itu kan masih ada meskipun dikonsumsi di Hotel”

Page 483: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Juanda (Q12): “Semua perubahan Perda itu dilakukan di ranah pusat pemerintahan Kota ada di tangan Wali Kota dan anggota DPRD, kalo masalah strategi dan cara penegakan Perdanya tergantung institusi masing-masinng”

Bapak Juanda (Q13): “Kami termasuk pihak yang dilibatkan karena kami termasuk pelaksana, tugas Satpo PP salah satunya menjaga ketertiban di masyarakat Kota Serang yang berhubungan dengan Penyakit Masyarakat bersama Instansi lain, Dinsos, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Kepolisian beserta TNI juga dilibatkan. Oh unsur agama ya jelas dilibatkanlah”

Bapak Juanda (Q14): “Mencegah, memberantas, dan menaggulangi Penyakit Masyarakatlah sesuai dengan judul yang ada di Perdanya, termasuk minuman beralkohol ini makanya kita biasa melakukan penertiban dan razia miras itu setiap 3 bulan sekali agendanya kalo masalah pengawasan dan penyelidikan kami melakukan hal itu setiap mingguan dan bulanan”

Bapak Juanda (Q15): “Kalo ditanya siapa yang Pro terhadap Perda ini semua pihak seharusnya Pro terhadap Perda ini Tapikan kita tahu sendiri di Masyarakat ada segelintir Orang menyimpang dan malah melanggar aturan Perda. ada yang berjualan sembako sekaligus menjual miras, ada tempat Karaoke yang menyediakan Miras dan Wanita macam-macamlah di Serang ini kadang kami juga harus kucing-kucingan sama yang melanggar itu”

Bapak Juanda (Q16): “Sumberdaya Kami masih kurang De, bangunan saja masih kecil seperti ini personil Kami masih kurang untuk melakukan penertiban Kami terkadang harus dibantu Kepolisian atau POL PP dari Provinsi dan Kabupaten, apabila ada penertiban yang cukup besar kalo Ade tanya masalah dana Saya tidak bisa menjawab itu bukan wewenang Saya”

Bapak Juanda (Q17): “Harusnya semua pihak bisa bekerjasama dalam penertiban Perda ini, Masyarakat juga harus berperan apalagi peredaran Miras ini ada di tengah Masyarakat jadi, Masyarakat lebih tau pastinya makanya kami mnghimbau pada Masyarakat untuk membantu kami dalam upaya penegakan larangan peredaran miras di Kota Serang ini. Kalo yang seharusnya yang bekerjasama dalam Perda ini Satpol PP, Kepolisian, TNI, Disperindag, Dinkes, Dinsos kalo mengadakan razia gabungan bisa juga koordinasi laporan pelanggaran Perda Kami akan membantu baik diminta maupun tidak”

Bapak Juanda (Q18): “Peran kami sudah jelas menegakan Perda melakukan penertiban berupa razia terhadap peredaraan miras di Kota Serang menindak, memberikan laporan melalui PPNS kejaksaan itu bisa dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Perda kurungan 3 bulan sampai dengan denda RP.50.0000 apabila ada yang terbukti melanggar ketentuan Perda sanksinya yaitu sampai dengan penutupan tempat usaha yang terbukti menjual miras di Kota Serang.”

Page 484: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Juanda (Q19): “Kami dan Kepolisian yang paling berwenang untuk masalah penegakan terhadap peredaran miras ini, mulai dari razia sampai pengajuan tuntutan kepada kejaksaan melalui PPNS kalo masalah penutupan dan tata cara Kami hanya mengikuti panduan dari Perwal yang baru ada pada bulan juni kemarin akan tetapi itupun belum efektif”

Bapak Juanda (Q20): “Kami rasa sudah maksimal dalam melakukan penegakan akan tetapi Kami selalu dihadapkan kepada permasalahan klasik yaitu penjual minuman keras itu tersembunyi, terdapat di pusat kota sampai perkampungan di Kota Serang apalagi untuk daerah Walantaka dan Curug serta Taktakan Kami sulit menjangkau tempat tersebut, penegakan sudah maksimal namun hasilnya belum maksimal karena terkendala sumber daya, luas wilayah, dan penjualan minuman beralkohol yang terkadang sudah dipastikan ada menjual minuman keras namun ketika dirazia hanya ditemukan sedikit mirasnya”

Bapak Juanda (Q21): “Banyak Kendala yang dihadapi oleh Kami dalam upaya menegakan Perda ini, penjual minuman beralkohol itu ngumpet tempatnya apalagi yang di pelosok seperti daerah Curug, Walantaka, Taktakan itu kami kesulitan untuk menanggulanginya keterbatasan personil berbanding dengan luas wilayah masih timpang. Untuk itu Masyarakat Kami harapkan lebih berperan aktif dalam membantu tugas Kami”

Bapak Juanda (Q22): “Yah jelas pihak yang ditunjuk itu memiliki kemampuan yang sesuai dengan Perda De, Kami yang ditunjuk sebagai pihak yang berwenang melakukan razia dan penertiban karena itu memang salah satu tugas yang melekat di Kami. Sedangkan pihak SKPD yang lain hanya berperan sebagai pihak yang melakukan pengawasan sesui dengan tugasnya kalo masalah razia yah itu tugasnya kami meskipun dalam rangka penutupan tempat hiburan itu belum diatur dalam Perda teknisnya, tapi penutupan itu bisa dilakukan apabila ada pencabutan ijin usaha dari pihak BPTPM dan Disperindag”

Bapak Juanda (Q23): “Dalam proses perumusannya Perda ini gak ada hambatan karena memang didukung oleh semua pihak gak ada yang ingin miras ini bereedar di Kota Serang, apalagi Kota Serang ini terkenal dengan slogan Kota Serang Madani yang bernafaskan islam. Jadi semua pihak tentunya menginginkan Kota Serang ini bebas dari peredaran miras meskipun pada penegakanya Kami Satpol PP khususnya masih menemukan kendala karena miras ini tidak ada habisnya meskipun kami melakukan razia, karena peredaran miras ini ada dimana-mana sulit dikontrol dan miras ini sudah dikonsumsi oleh semua kalangan jadi sulit untuk diberantas karena masih banyak pihak yang mengambil keuntungan dari peredaran miras ini.”

Bapak Juanda (Q24): “Kami Satpol PP dengan bantuan Kepolisian adalah Pihak yang mempunyai kewenangan dalam melakukan penertiban aktivitas Penyakait Masyarakat. Sedang SKPD lain yang ikut terlibat dalam pengawasan terhadap peredaran miras ini”

Bapak Juanda (Q25): “Perda ini akan berhasil apabila didukung oleh semua pihak mulai dari Kami sebagai penegak dan SKPD lain juga yang membantu sebagai mitra Kami. Namun Kami tidak bisa bekerja sendiri harus dibantu juga oleh Masyarakat denngan adanya laporan kepada

Page 485: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Kami atau Kepolisian sebagai yang berwenang dalam hal ini juga Saya rasa Perda Pekat ini akan berhasil memberantas miras di Kota Serang atau setidaknya dapat mengurangi secara signifikan peredan miras ini”

Bapak Juanda (Q26): “Jaminan agar Perda ini berhasil adalah adanya upaya dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, dari Kami sendiri usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan Razia secara berkala setiap 3 bulan sekali kami melakukan razia rutin tekait peredaran miras dan pekat yang lain juga”

Bapak Juanda (Q27): “Segera dibentuk Perwal agar kami bisa lebih memiliki kewenangan lagi sebagai payung hukum Perwal itu berisi petunjuk teknis mengenai penegakan Perda dan Kami juga bisa menutup karena kalo ada Perwal yah ketentuan dan tata caranyanya akan diatur di Perwal”

Bapak Juanda (Q28): “Yang pernah Kami temukan pada saat razia itu sperti di Warung Jamu, Tempat Hiburan Malam, Karaoke dan semacamnya bahkan Kami menemukan yang menjual minuman beralkohol itu berkedok Warung Nasi dan Warung Sembako”

Bapak Juanda (Q29): “Bahkan ada anak dibawah umur yang menkonsumsi Kami mengetahuinya waktu razia pekat sebelum bulan Ramadhan kemarin anak itu baru kelas 3 SMP, jadi kalo kita bicara yang minum miras itu kalangan mana saja yah semua kalangan Pegawai Swasta, Pegawai Negeri, Pelajar semua kalangan pokoknya”

Bapak Juanda (Q30): “Yah kalo miras yang dijual di Hotel itu diperbolehkan oleh Perda karena yang minum juga kebayakan orang asing kalo di Hotel berbintang itu, jadi yah menurut saya karena di Hotel itu lebih bisa terkontroldari jenis dan ijinya juga mereka langsung melekat kalo tidak salah ada rekomendasi Disperindag dan BPTPM jadi tidak masalah mereka memang dijinkan”

Page 486: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Nurdin (Q31): “Yah kalo masalah mewakili suara rakyat kan itu tugasnya Dewan yah Mereka kan dipilih untuk mewakili Masyrakat di Pemerintahan setiap Perda yang ada juga seharusnya berdasarkan aspirasi Masyarakat setiap daerah kan punya wakil di Pemerintahan”

Bapak Nurdin (Q32): “Kami sendiri sangat mendukung adanya Perda Pekat ini saya juga prihatin karena banyak anak muda sekarang doyannya yah itu minum miras, padahal itukan dosa lagian tidak bermanfaat juga bagi Kita. Kemudian Kami minta juga kepada pihak berwenang untuk lebih giat melakukan penegakan. Kalo di daerah Walantaka sinih saya selaku pemuda juga yah sering silaturahmi kepada Kapolsek membicarakan masalah kemanan di Walantaka, kadang juga kami membicarakan tentang masalah miras perjudian yang terjadi di wilayah Kami ini sekedar memberikan bantuan informasi juga kepada pihak Kepolisian. Tapi kalo di kampung sih ada memang yang menjual miras ini tapi yang banyak itukan di Pusat Kota kaya di Ramayana juga ada tuh tempat hiiburannya di atasnya tapi jarang kena razia apalagi yang di Kepandean mah jangan ditanya itumah pusatnya Penyakit Masyarakat”

Bapak Nurdin (Q33): “Yang Kami lakukan adalah, kalo misalkan di daerah Kami ada yang menjual miras yang dilakukan hanya sebatas mengingatkan dan kalau tidak bisa diingatkan maka akan dilaporkan. Miras ini tidak baik untuk dijual apalagi kalo yang belinya anak pemuda yah itukan banyak dampak buruknya jadi paling kami hanya mengingatkan saja kalo penangkapan dan razia itu kan tugasnya Polisi dan Satpol PP”

Bapak Nurdin (Q34): “Ada sebenarnya kan Masyarakat ini punya hak untuk melakukan hal itu masalahnya kan tinggal kemauannya saja, masalahnya terkadang kan Masyrakat juga malas untuk banyak bicara karena terkadang tidak didengarkan juga jadi disinih Pemerintah juga harus lebih proaktif merangkul Masyarakat kalo yang Saya lakukan yah tadi sekedar silaturahmi sambil membicarakan kondisi wilayah saja kepada Polsek terdekat”

Bapak Nurdin (Q35): “Yang menjadi faktor pendukung itu salah satunya banyak yang beli laku miras itu banyak yang beli apalagi kalo di tempat hiburan itu keuntungannya itu gede, karena dijual dengan harga mahal sampai 300% naiknya ketimbang beli di luar, miras udah jadi gaya hidup juga buat kalangan tertentu jadi yah bisa untung banyak kalo jual miras”

Bapak Nurdin (Q36): “Saya lihat penegakan Perda Pekat ini masih kurang buktinya saja masih banyak ko di Serang ini Tempat Hiburan yang menjual miras. Kalo Tempat Hiburan kan terlihat cenderung diketahui orang banyak kenapa tidak ditutup saja, setiap malam juga mereka beroperasi ko menjual miras, bukan hanya miras perempuan juga dijajakan di Tempat Hiburan itu. Kadang juga saya dengar kalo Tempat Hiburan ini mah keamanannya dari oknum aparatlah apalah itukan jadi permasalahan kalo ada aparat yang jadi backing tempat begituan”

Page 487: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Nurdin (Q37): “Seperti yang Saya katakan tadi di Kota Serang ini masih bebas jualan miras apalagi di tempat-tempat hiburan kaya di Savana, FN, Flamenggo kan mereka itu jual miras. Tapi kenapa masih dibiarkan sama pihak yang berwajib seperti dibiarkan karena mereka itu ada backingnya kalo pun ada razia udah dibocorin biasanya”

Bapak Nurdin (Q38): “Solusi yang diharapkan sih Polisi dan pihak lain yang berwenang agar lebih serius lagi yah dalam memberantas peredaran miras di Kota Serang kalo bisa tutup pabriknya biar gak ada miras”

Page 488: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Stefanus (Q22): “Yang harus dilibatkan seharusnya yang memiliki kemampuan untuk memberantas peredaran miras ini. Saya pikir perangkat negara itu semuanya memiliki kompetensi. untuk melaksanakan tugasnya bantuan dari Masyarakat juga diperlukan dari pihak agama juga harus berperan tentunya Kami sendiri dari pihak Gereja sangat melarang jemaat Kami untuk mengkonsumsi miras atau narkoba yang bisa membuat pikiran dan akal manusia itu jadi rusak sehingga perbuatan yang dilakukan pun akan berujung pada perbuatan dosa”

Bapak Stefanus (Q23): “Karena Saya tidak terlibat secara langsung jadi saya tidak bisa memberikan tanggapan tapi Saya sedikit memperhatikan masalah Penyakit Masyarakat ini apalagi permasalahan yang berkaitan dengan Peredaran miras ini, sedikit bercerita pada waktu malam saya berkendara hendak ada keperlun, Saya melintas melewati kawasan Stadion itu yang dibelakangnya banyak warung-warung itu. Pada saat Saya lewat, Saya perhatikan ko yang ada di meja-meja itu botol-botol bir dan juga banyak Bapak-bapak yanh sedang minum bir-bir itu. Hal itu menunjukan pelaksanaan aturan miras ini belum bisa menangani permaslahan miras ko gak ada petugas yang merazia itu warung begituan yang jual miras”

Bapak Stefanus (Q24): “Pihak Kepolisian dan Satpol PP mereka yang bertugas menjaga ketertiban di Masyarakat yang berwenang yah mereka dan ahlinya kan mereka itu kalau merazia itu”

Bapak Stefanus (Q25): “Sangat bisa sekali aturan ini sebagai aturan yang dibuat manusia sebagai pelengkap aturan Tuhan yang sudah ada di dalam setiap agama apabila setiap manusia taat pada agamanya masing-masing tentu peredaran minuman beralkohol ini tidak akan terjadi karena setiap agama melarang hal yang tidak baik bagi umatnya”

Bapak Stefanus (Q26): “Jaminan keberhasilan dari aturan ini tentunya pelaksanaan yang baik keseriusan dari pihak pelaksana dan peran serta dari Masyarakat”

Bapak Stefanus (Q27): “Berantas habis miras ini sampai pada produsennya. Kalo masih ada produsennya suplai ke penjual akan terus ada begitu seterusnya, juga meningkatkan kesadaran Individu untuk tidak minum miras mendekatkan kepada Tuhan hidup dijalan Tuhan agar terhindar dari perkara miras”

Bapak Stefanus (Q28): “Bisa dimana saja De di dekat rumah Saya juga ada yang menjual ko di warung pinggir jalan bisa jadi mereka juga menjual miras namun yang pasti di Tempat Hiburan Malam pasti mereka menjual kan banyak juga tuh Tempat Hiburan Malam di Kota Serang”

Page 489: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Stefanus (Q29): “Bisa dari semua kalangan, miras ini sudah seperti narkoba mereka bersaudara yang mengkonsumsi gak kenal golongan bisa Anak-anak, Ibu, Bapak, Remaja ada saja yang mengkonsumsi”

Bapak Stefanus (Q30): “Kalo pendapat Saya seharusnya dilarang juga karena bisa menimbulkan stigma negatif di Masyarkat kalo ada pengeculian begitu”

Page 490: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Usep (Q12): “Itu wewenangnya DPRD dan Wali Kota karena mereka adalah pihak yang membuat kebijakan ini, bersama pihak-pihak yang dilibatkan seluruh unsur Muspida Kota Serang akan tetapi setiap perubahan yang berkaitan dengan tolak ukur maupun isi Perda itu adalah wewenang DPRD bersama Wali Kota”

Bapak Usep (Q13): “Yang sudah pasti terlibat adalah pihak Sekda yaitu Biro Hukum, Wali Kota, DPRD, juga jajaran pemerintahan Kota Serang yang mempunyai tupoksi yang berkaitan dengan Perda Pekat ini Dinas Perdagangan, Satpol PP, Dinas Kesehatan ada juga keterlibatan dari Kepolisian dan Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama”

Bapak Usep (Q14): “Untuk melindungi Masyarakat Kota Serang dari bahaya minuman berlkohol yang bisa berakibat buruk bagi tubuh apabila dikonsumsi, masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi minuman beralkohol diantaranya rusaknya organ hati, sistem pencernaan, dan bisa juga menimbulkan kerusakan pada otak termasuk juga untuk mengindarkan tindakan-tindakan kriminal yang bisa ditimbulkan akibat konsumsi minuman beralkohol yang selalu berkonotasi dengan perilaku yang negatif lagian agama Kita juga melarang mengkonsumsi minuman beralkohol”

Bapak Usep (Q15): “Pemerintah dan seluruh masyarkat yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol adalah pihak yang mendukung adanya larangan minuman beralkohol di Kota Serang dan pihak yang mengkonsumsi dan menjual minuman bberalkohol sebagai pihak yang dirugikan dari adanya larangan ini adalah pihak yang kontra tidak mendukung, jelas sajalah mereka kontra terhadap larangan ini wong mereka yang menjual mendapat pemasukan yang besar dari menjual minuman beralkohol apalagi kalo di tempat Karaoke, Kafe, Club Malam harganya itu bisa berkali lipat”

Bapak Usep (Q16): “Keterbatasan sumber daya masalah klasik dalam suatu kebijakan memang dalam penegakan masalah minuman beralkohol ini menurut Saya sih dalam penegakannya harus didukung oleh sumber daya manusia yang banyak agar setiap sudut Kota Serang ini bisa diawasi tapikan pada kenyataanya jumlah petugas itu terbatas dan masih kurang belum lagi anggran untuk mobilisasi dan sebgainya tentu masih kurang mendukung disinilah sekali lagi saya tekan ayolah Masyarakat ikut membantu peran petugas agar semua dapat manfaat dari adanya Perda Pekat ini”

Bapak Usep (Q17): “Kalo misalnya ada razia gabungan contohnya kemarin menjelang puasa Kami dilibatkan, bersama, Disperindag, Dinsos juga Kepolisian sempat ada pemusnahan minuman beralkohol juga maret kemarin dan Kami ikut dalam pemusnahan itu juga ada ulama juga dari MUI itulah pihak-pihak yang bekerjasama dalam rangka memerangi peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bersama Masyarakat”

Page 491: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Usep (Q18): “Peran kami sesuai dengan tugas kami dibidang kesehatan kami setiap kesempatan dan acara biasanya selalu menghimbau agar Masyarakat Kota Serang tidak mengkonsumsi narkoba dan minuman beralkohol karena dilarang di Kota Serang dan berdampak buruk bagi kesehatan, sosialisasi yang kami lakukan juga dengan slogan-slogan, hidup sehat tanpa narkoba, hidup sehat tanpa alkohol macam cara Kami sebagai upaya mendukung Perda Pekat ini”

Bapak Usep (Q19): “Sekarang sudah ada Perwal yang mengatur hal itu pihak yang berwenang utnuk melakukan hal razia dan penutupan tempat usaha yang melakukan pelanggaran itu tugasnya Satpol PP yang dikoordinasikan BPTPM Kota Serang jg sehingga ijin usahanya dicabut”

Bapak Usep (Q20): “Menurut saya belum tegas karena masih banyak lo penjual minuman beralkohol di Kota Serang ini itu sudah jadi rahasia umum di Stadion Ciceri, Alun-alun itu kan banyak yang menjual miras masa Satpol PP dan Kepolisian masa tidak tau itu sudah jadi rahasia umum di Kota Serang loh Mas, bahkan tiap tahun baru anak muda kan merayakannya dengan pesta miras, yang lebih gawatnya lagi hajatan perkawinan saja dijadikan kesempatan buat berpesta minuman beralkohol iru gawat sekali kan, anak sekolah SMP saja sudah banyak yang minum bagaimana miris saya”

Bapak Usep (Q21): “Kendala yang utama ada banyak penjual miras di lingkungan Masyarakat yang belum tersentuh petugas karena kemampuan dan semberdaya aparat ini terbatas tidak mungkin menjangkau setiap sudut wilayah Kota Serang ini harus ada peran Masyarakat termasuk keluarga harus mengawasi dan berperan dalam penegakan aturan minuman beralkohol ini agar minuman beralkohol tidak ada di lingkungan Kita”

Bapak Usep (Q22): “Di Pemerintahan ini kan setiap SKPD itu membidangi bidangnya masing tentunya juga akan memiliki kompetensi di bidangnya jadi saya rasa pelaksan Perda Pekat ini utamanya masalah miras yah punya kemampuan buat nangani masalah ini”

Bapak Usep (Q23): “Pendukungnya yah Perda ini tuh melibatkan banyak SKPD jadi dan Kepolisian juga yah seharusnya itu merupakan faktor pendukung buat Perda ini. Sedangkan faktor hambatannya kalo menurut Saya pribadi berdasarkan kacamata Saya Karena peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini seperti kurang diperhatikan khususnya oleh Satpol PP dan Kepolisian itu seperti dibiarkan karena tiap malam kaya di Kepandean dan Stadion itu banyak yang jual minuman beralkohol.Kenapa tidak dirazia ini jalannya Perda pekat jadi terhambat pelaksanaannya, kemudaian faktor konsumsi minuman beralkohol di Serang juga sudah tinggi. Tahun 2015 Saya pernah jadi saksi ahli untuk pihak Kepolisian karena ada kasus meninggalnya 2 Remaja Putri akibat pesta miras itu menunjukan permasalahan peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang”

Bapak Usep (Q24): “Kalo ahlinya dalam menertibkan dan merazia itu ahlinya Satpol PP dan Kepolisian kalo Dinkes sesuai tugasnya dalam bidang kesehatan juga melakukan himbauan-

Page 492: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

himbauan dan ikut mengawasi juga mengenai larangan peredaran minuman beralkohol ini karena di Dinkes juga ada perijinan tentang minuman dan makanan tuh jadi Kami juga bisa melarang minuman atau makanan yang berbahaya untuk diedarkan khususnya minuman beralkohol.”

Bapak Usep (Q25): “Bisa berhasil walaupun akan sulit tapi Kita tidak boleh pesimis karena Perda Pekat inikan dibuat agar bisa menangani permasalahan minuman beralkohol dengan mengerahkan segala dan upaya yang dibutuhkan, pihak-pihak yang menngemban amanat Perda Pekat ini bisa mewujudkan keberhasilan Perda ini dengan juga didukung Masyarakat tentunya”

Bapak Usep (Q26): “Jaminannya adalah pelasanaan Perda yang kontinyu razianya harus rutin, pengawasannya harus rutin semua harus agendakan tata cara pelaksanaan Perdanya, kemudian Masyarakat juga ikut membantu itu bakal jadi jaminan biar Perda Pekat ini berhasil kalo masalah minuman beralkohol ini pastinya Masyarakat juga mendukung dan tau dimana saja minuman beralkohol beredar kalo harus dilaporkan pada yang berwajib”

Bapak Usep (Q27): “Menurut saya untuk memberantas peredaran minuman beralkohol ini penertiban yang dilakukan seharusnya ditujukan juga kepada orang yang minum minuman beralkohol ini, jangan hanya penjual yang ditertibkan yang minum juga harusnya dihukum. Kemudian berantas juga minuman beralkohol ini sampai ke pusatnya kalo dirazia hanya Penjualnya saja gak akan ada habisnya ”

Bapak Usep (Q28): “Kalo di Kota Serang ini yang terkenal menjual minuman beralkohol itu di atas Pasar Rau, kemudian di Stadion Ciceri, Alun-alun, Kepandean itu tempat-tempat yang terkenal. Tapi menurut Saya masih banyak tempat yang lain yang menjual minuman beralkohol karena jualannya juga kan tertutup di kampung-kampung juga bisa saja ada yang menjual”

Bapak Usep (Q29): “Dari kasus yang pernah terjadi saja itu bisa menjadi gambaran 2 Remaja Putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol oplosan itu menunjukan minuman beralkohol ini bisa dikonsumsi semua kalangan”

Bapak Usep (Q30): “Yah menurut Saya sih aturan Perda harusnya gak ada pengecualian sekali gak boleh yah gak boleh meskipun di Hotel Berbintang juga karena efek buruknya kan gak hilang meskipun di Hotel”

Page 493: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Wawan (Q31): “Kalo yang terkena dampak Masyarakat kan kalo kita bicara wakil Masyarakat itukan bisa Tokoh Masyarakat yang ada atau bisa diwakili siapa saja Lurah, Camat atau Dewan yang ada di lingkungan Kita juga kan bissa mewakili, apalagi terkait peredaran miras ini bisa kita laporin kalo ada yang jual”

Bapak Wawan (Q32): “Bagus ada larangan kaya gini jadikan yang jual miras juga takut , tapi masih ada saja yang jual karena banyak Masyarakat terutama pemuda juga yang suka minum miras buat kesenaangan gitulah , jadi harus lebih ditegakan lagi pokoknya aturannya. Biar masalah miras ini bisa diatasi di Kota Serang apalagi kan Kota Serang ini terkenal dengan agama islamnya yang sangat kental jadi miras ini harus diberantas dari wilayah Kota Serang”

Bapak Wawan (Q33): “Kami sebagai bagian dari Masyarakat sangat mendukung adanya larangan peredaran mirasi ini. Kami sebagai ormas yah paling hanya mengawasi saja peredaran miras ini khususnya di wilayah Kota Serang kalo misalnya ada yang menjual Kami mungkin hanya bisa melaporkan karena untuk penindakan itu kan wewenangnya Kepolisian. Dan memang biasanya tertutup sih yang jual miras sembunyi-sembunyi jadi jarang terekspose.”

Bapak Wawan (Q34): “Selalu ada kesempatan kami juga sering mengadakan acara yang juga sering mengundangTokoh Masyarakat sekitar. yah Pimpinan Pesantren, Kepala Desa, Camat, Kapolsek juga diundang seluruh unsur Pimpinan yang ada kan kami undang terkadang juga bisa membicarakan masalah apa saja isu-isu, kemamanan dan ketertiban yah lewat situ kami biasanya membicarakan pemikiran-pemikiran bisa saja berkaitan dengan peredaran miras”

Bapak Wawan (Q35): “Kurangnya penindakan juga jadi faktor masih banyaknya yang jual miras, lagian miras ini juga nguntungin buat para pengusaha hiburan barang utama yang dijual di Tempat hiburan miras jadi yah masih dijual karena menguntungkan buat mereka”

Bapak Wawan (Q36): “Tanggapan Saya mengenai permasalahan miras Di Kota Serang ini masih banyak yang menjual, karena banyak juga warga Kota Serang yang terbiasa mengkonsumsi miras dengan berbagai macam alasan. Ada yang memang untuk sekedar senang-senang bahkan ada yang menjadikannya suatu kebutuhan ini yang menyebabkan miras ini banyak beredar di Kota Serang tidak hanya di Serang tapi di wilayah lain sama miras itu sudah jadi minuman yang wajib ada pada saat-saat tertentu yah apalagi menjelang tahun baru itu pasti ada pesta-pesta miras”

Bapak Wawan (Q37): “Kalo masalah penegakan sendiri masih terkesan adanya pembiaran karena seperti yang Saya tau banyak tempat hiburan yang jual miras tempat Karaoke juga banyak yang menawarkan miras kepada pengunjungnya, nah ini kenapa gak ditindak karena ini udah lama terjadi masih belum tertangani”

Bapak Wawan (Q38): “Solusi yang diharapin sih tutup Tempat Hiburan yang jualan miras, usut tuh kalo misalnya ada backing-backing dari oknum kemudian lebih sering lagi buat razianya”

Page 494: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Brigadir Gito (Q12): “Kalo perubahan Perda itu wewenangnya Pemda kalo kami hanya menjalankan amanat perdanya saja untuk menaggulangi masalah penyakit masyarakat termasuk memberantas peredaran miras di Kota Serang sebagai wilayah hukum Kami”

Brigadir Gito (Q13): “Perangkat daerah yang terkait dan semua unsur Muspida Kota Serang terlibat seharusnya. Tapi Saya tidak tau pasti apakah semua unsur Muspida itu dilibatkan semuanya pada saat pembuatan Perda Pekat ini, tapi yang jelas Kami sebagai Pihak Kepolisian ikut terlibat dalam pembauatan maupun penegakan Perda Pekat ini, tapi kalo masalah peredaran miras Disperindag mempunyai andil juga karena ini berhubungan dengan perdagangan tempat usaha yang melanggar bisa dicabut ijinnya Satpol PP juga termasuk mitra kami dalam penegakan Perda ini”

Brigadir Gito (Q14): “Perda ini ada sebagai payung hukum untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat dimana dalam pasalnya juga ada pasal 7 kalo tidak salah yang melarang penjualan dan pengkonsumsian miras di wilayah Kota Serang. Adapun kandungannya kalo di Pandeglang 0,5% itu masih diperbolehkan tapi kalo di Kota dan Kabupaten Serang itu tidak diperbolehkan harus 0% tujuannya agar tercipta Kamtibmas di wilayah Kota Serang ini”

Brigadir Gito (Q15): “Seluruh unsur Pemerintahan dan Masyarakat adalah pihak yang Pro sedangkan yang melanggar aturan Perda ini adalah yang Kontra dengan adanya Perda ini yang menjual dan mencari keuntungan dari peredaran Miras ini adalah Pihak yang tidak menghendaki adanya larangan peredaran Miras ini. Kalo boleh Saya sebut kafe-kafe di Kota Serang ini menjual minuman beralkohol Solid, Krakatau, Flemenggo, Savana, diatas Pasar Rau mereka itu ijinnya usaha apa seharusnya Dinas terkait Disperindag dan BPTPM juga melakukan pengawasanlah bantu Kami yang bisa menutup tempat usaha itukan Mereka bersama Satpol PP dengan bantuan Kami pada prosesnya”

Brigadir Gito (Q16): “Setiap Personil Kami sudah terlatih dan siap bertugas dari segi kualitas kam memadai namun dari segi kuantitas Kami masih kurang karena Kami juga memiliki tugas terkait hal yang lain juga, dari segi anggaran Kami sudah memilikinya untuk melakukan kegiatan penertiban amaupun razia pekat yang kami lakukan”

Brigadir Gito (Q17): “Kepolisian, Satpol PP, dam TNI beserta unsur Pemda terkait yang seharusnya bekerjasama dalam pemberantasa minuman beralkohol ini dibantu peran Masyarakat sebagai mitra kami karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui hal-hal yang terjadi dilapangan. Tapi ini sekedar cerita saja apabila ada operasi gabungan untuk merazia tempat hiburan yang menjual miras kami selalu gagal miras yang didapatkan hanya sedikt entah ada oknum yang membocorkan atau bagaimana, jadi kami lebih berhasil kalau melakukan tindakan sendiri”

Page 495: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Brigadir Gito (Q18): “Kalo peran Kami Kepolisian ini berhubungan dengan Hankamtibmas yang salah satunya memberantas peredaran minuman beralkohol agar tercipta ketertiban dan keamanan di wilyah hukum Kami, penindakannya dengan merazia tempat-tempat yang di identifikasi mengedarkan minuman beralkohol yang sebelumnya telah dipastikan oleh Intel yang Kami tugaskan apabila sudah terbukti akan Kami tindak Penjualnya akan Kami amankan kena tindak pidana ringan hukuman kurungan 3 bulan denda maksimal sampai Rp.50.000.000, namun apabila minuman beralkhol itu impor dari luar kami akan usut sampai ke cukai dan dilimpahkan ke Reskrim itu bisa pidana murni dan diadakan sidang di pengadilan.”

Brigadir Gito (Q19): “Kalau masalah penegakan berupa razia dan penertiban itu tugas Satpol PP dan Kami juga Kepolisian ikut terlibat yang lebih berwenang untuk menutup tempat usaha adalah Satpol PP ,Disperindag dan BPTPM dengan mencabut ijin usaha apabila ada Kafe, Restoran, atau tempat Karaoke yang kedapatan menjual miras”

Brigadir Gito (Q20): “Kami sudah melakukan upaya semaksimal mungkin agar menghasilkan dampak yang baik dalam upaya pemberantasan miras di Kota Serang ini, namun kalo masalah faktanya masih banyak yang menjual miras di Kota Serang. Itu karena mereka main kucing-kucingan dengan Kami, terselubung sebagai warung kelontong, Warung Remang-remang, Kafe dan tempat Karaoke itu menjadi kedok bagi penjual miras di Kota Serang bahkan ada Toko Bangunan yang dijadikan gudang miras di Daerah Kecamatan Serang itu fakta yang mengejutkan untuk Kami”

Brigadir Gito (Q21): “Kalo bicara kendala yang dihadapi peredaran miras itu sulit untuk dihadapi apabila masih banyak oknum yang mengkonsumsi, menjual dan memproduksinya itu salah satu kendala, kemudian yang menjual miras itu ada dimana-mana dari pusat kota sampai pinggiran kota tersembuyi. peran dan laporan Masyarakat sangat Kami butuhkan untuk membantu, kemudian yang menjadi kendala juga, tempat menjual miras yang berkedok tempat usaha Kafe dan Karaoke itu menjadi kesulitan tersendiri ditambah lagi ada oknum yang membentengi tempat itu yah sudah menjadi kendala juga buat Kami karena sering kali bocor apabila akan diadakan razia”

Brigadir Gito (Q22): “Saya rasa yang pihak yang dilibatkan untuk menangani masalah peredaran miras ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya. Tapi untuk menangani masalah miras ini tidak hanya sekedar kemampuan yang dimiliki namun harus ada keseriusan dan konsistensi juga dalam rangka menegakan peraturan ini. Pihak Pemda ini saya rasa masih main-main dalam penegakan Perda miras ini bukinya tempat usaha yang terbukti melanggar masih banyak yang belum dicabut ijin usahanya”

Brigadir Gito (Q23): “Perda ini kan bertujuan baik untuk Kota Serang tentunya disambut baik keberadaanya, penghambat penegakan Perda ini terkadang datang dari internal Pemerintah sendiri dengan ketidaktegasan dalam menutup tempat hiburan yang sudah jelas menjual miras itu ijinnya masih dibiarkan ko, pengawasan apa yang dilakukan apa buktinya tidak ada itu

Page 496: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

pengawasan dari dinas terkait Disperindag itu gak ada. Ijin Kafe usaha kafe tapi menjual miras masa mereka tidak tau”

Brigadir Gito (Q24): “Masalah keahlian bisa dilihat dari namanya kalo Dinas itu seperti Dinsos berkaitan dengan permasalahan sosial, Dinkes kompetensi dibidang kesehatan mereka jelas memiliki kemapuan masing-masing, namun keseriusan untuk bertindak kendalanya, Kami dari Kepolisian banyak melakukan penegakan itu sendiri lebih efektif dan menghasilkan Kami melakukan razia pekat ini setiap 6 bulan sekali 2 minggu berturut-turut dengan terlebih dahulu kami menurunkan intel-intel Kami untuk dapat memperoleh informasi mengenai peredaran miras di Kota Serang. Setelah diketahui siapa dan dimana yang menjual baru Kita eksekusi dengan melakukan penggrebekan. Sebenarnya kalau penegakan produk hukum daerah itu yang lebih berwenag adalah Satpol PP, Kepolisian hanya menjadi pendamping dan pembantu saja.”

Brigadir Gito (Q25): “Bisa asalkan semua pihak yang terlibat dalam penegakan Perda Pekat ini bisa bekerjasama dan melaksanakan aturan sesuai dengan tugasnya masing-masing tidak lupa adanya dukungan Masyarakat. Miras itu bisa diberantas kalo Masyarakat sering lapor saya yakin mereka tau di lingkungan mereka ada yang menjual namun berbagai faktor membuat mereka enggan melapor diantaranya gak enakan yang jual itu kenal atau apalah yang seharusnya alasan itu bisa dikesmpingkan”

Brigadir Gito (Q26): “Jaminannya adalah kerjasama, konsistensi dan keseriusan untuk menegakan Perda ini penegakan yang tidak tebang pilih bisa menjamin keberhasilann aturan ini”

Brigadir Gito (Q27): “Cabut ijin tempat usaha yang menjual miras itu salah satu solusi yang bisa dilakukan”

Brigadir Gito (Q28): “Itu bisa dimana saja bahkan kami pernah mengrebek Toko Bangunan yang dijadikan gudanng miras di daerah Kecamatan Serang, tempat Karaoke dan Warung Jamu juga menjual. Namun Kami lebih menekankan penegakan langsung pada hulu peredaran miras ini seperti gudang dan produsinya seperti yang pernah dilakukan kami mengrebek Rumah yang memproduksi Ciu, itu bahan yang digunakan untuk membuatnya Air Mentah, Kuku Bima campuran Rivanol yang notabene untuk obat luka, sitrun, bahkan ada yang pakai spirtus dan micin. makanya banyak yang meninggal akibat miras oplosan ini menunjukan kesadaran Masyarakat pada bahaya miras ini harus jadi perhatian Kita bersama”

Brigadir Gito (Q29): “Ini yang lebih gawat semua kalangan De , Ibu-ibu juga ada yang suka mabuk apalagi kalangan yang lain Pelajar, Pegawai, Supir Truk, Anak Jalanan ini juga merupakan salah satu kesulitan dalam memberantas miras karena banyak kalangan yang mengkonsumsi miras”

Brigadir Gito (Q30): “Bahaya minuman beralkohol tetap saja ada meskipun diedarkan di Hotel Berbintang, bisa saja ketika mereka sehabis mengkonsunsi miras ini mengendarai kendaraan

Page 497: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

terjadi kecelakaan. Itu kan sudah banyak terjadi dan Kami akan tetap memprosesnya secara hukum apabila terjadi pelanggaran hukum yang diakibatkan oleh konsumsi miras itu bisa lebih berat hukumannya”

Page 498: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Fariz (Q31): “Kalo yang bisa ngewakilin masalah kebijakan di Pemerintah itu utamanya kan Anggota Dewan yang mengambil masukan-masukan dari lingkungan Kota Serang. Apalagi yang berkaitan dengan masalah miras ini harus lebih dalem ngambil informasinya buat masukan dan jadi bahan perbaikan nantinya buat Pemerintah. Seperti Kita ini kan Juranalis nyari berita turun lapangan langsung nyari informasi dari sumbernya langsung dijadiin berita itu termasuk juga mewakili suara Masyarakat”

Fariz (Q32): “Kalo dari pandangan Saya sudah bagus ada larangan tentang miras ini, kalo bisa penegakannya itu harus lebih intensif lagi agar bisa memberantas miras karena maslah miras inikan musuh kita bersama. Kendala penegakan miras ini sebenernya kan kuncinya ada ditangan Pemerintah, aparat penegaknya itu jangan justru jadi ikut melindungi adanya peredaran miras dengan menjadi backing bagi Pihak yang menjual minuman beralkohol. itukan isu yang berkembang di Masyarakat kan ada buktinya juga kalo dilihat dari penegakan peredaran miras yang dilakukan selama ini kenapa tempat-tempat yang sudah terbukti menjual miras masih bisa terus berjalan setiap malam”

Fariz (Q33): “Kalo meran media sebenarnya sebagai pemberi informasi mengenai isu-isu yang ada di publik. Apalagi miras ini kan dilarang di Kota Serang, peran Media juga buat memberikan informasi kepada Masyarakat kalo miras ini dilarang di Kota Serang. Ngangkat permasalahan tentang miras buat jadi bahan masukan bagi Pemerintah itu salah satu peran media terkait masalah peredaran miras ini.”

Fariz (Q34): “Kalo Kami menuangkan suara dan pendapat Kami melalui berita yang terpercaya berdasarkan fakta-fakta yang didapat di lapangan baru di tuangkan kedalam bentuk berita. Agar bisa dibaca Masyarakat dan Pemerintah juga bisa mengambil informasi dari apa yang diberitakan utamanya masalah miras ini karena Saya juga pernah ngangkat masalah miras di Kota Serang”

Fariz (Q35): “Penegakan yang tidak tegas, penertiban yang jarang dilakukan dan justru seperti ada pembiaran terhadap peredaran miras di Kota Serang ini faktor gaya hidup Masyarakat Kota Serang yang mulai akrab dengan konsumsi miras ini juga menjadi faktor pendukung kenapa miras ini masih beredar di Kota Serang”

Fariz (Q36): “Saya sangat kecewa dengan kinerja penegakan Perda Pekat ini dengan masih banyaknya pihak yang menjual miras mulai dari Warung Jamu sampai tempat Karaoke, Kafe masih menjual miras ini. Bagaimana sebenarnya penegakan aturan ini ditambah lagi konsumsi miras ini sudah menyasar semua kalangan di Kota Serang tidak mengenal umur dan status”

Page 499: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Fariz (Q37): “Dilihat realitanya berdasarkan pada waktu Saya mencari informasi mengenai miras ini, banyak fakta yang mencengangkan dari penegakan Perda Pekat khususnya masalah peredaran miras ini. Penertiban yang dilakukan sangat jarang kemudian ada beberapa Tempat Hiburan dan daerah yang ada penjual mirasnya itu dilindungi oleh oknum aparat yang tidak bertanggung jawab, sekalipun akan dilakukan razia waktunya akan dibocorkan kepada pihak yang menjual miras. Semoga kedepannya Pemerintah bisa menegakan Perda Pekat ini dengan baik”

Fariz (Q38): “Penertiban yang diagendakan untuk memberantas miras ini agar lebih sering waktunya oleh pihak Satpol PP dan Kepolisian agar bisa menekan peredaran miras di Kota Serang dengan dibantu Masyrakat juga seharunya., Kemudian terhadap pengawasan perijinan juga harus dilakukan karena tempat hiburan yang menjual miras itu sudah menyalahi ijin yang diberikan dan harus ditindak tegas juga, dengan dilakukan penutupan dan pencabutan ijin usaha oleh pihak yang berwenang.”

Page 500: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Ibu Lily (Q1): “Pembuatan Perda itu kan wewenangnya DPRD dan Walikota yah pastinya mereka yang membuat Perda Pekat ini, yang aspirasinya bisa datang dari Masyarakat atau pihak lain yang mempunyai kepentingan apalagi masalah minuman beralkohol ini kan menyangkut berbagai pihak di dalam penegakannya”.

Ibu Lily (Q2): “Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes kepolisian juga dilibatkan kala berkaitan dengan perda Pekat ini”

Ibu Lily (Q3): “Untuk pelaksana Perda ini dimana dalam pelaksanaanya terdapat multi pihak yang dilibatkan Satpol PP sebagai pelaksana penertiban dibantu Kepolisian, Dinas-dinas lain sesuai dengan tupoksinya Disperindagkop dengan fungsinya dibidang perizinan perdagangan beserta Badan Penanaman Modal, Dinkes dengan fungsinya dibidang kesehatan bisa memberikan penerangan kepada Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol, begitu juga dengan Dinsos sosial yang bisa memberikan rehabilitasi sosial kepada Masyarakat Tuna Susila”.

Ibu Lily (Q4): “Tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan peredaran Minuman Beralkohol”.

Ibu Lily (Q5): “Sasaran dari adanya Perda ini tentu pihak-pihak yang melanggar aturan Perda, dan kepada Masyarakat juga sebagai himbauan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan Perda Pekat, itu kalo dikaitkan dengan minuman beralkohol yah sudah jelas larangannya dilarang menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di wilayah hukum Kota Serang”

Ibu Lily (Q6): “Yang terkena dampak dari adanya Perda menurut Saya adalah para penjual minuman beralkohol mereka menjadi tidak bisa dengan bebas menjual minuman beralkohol, penjual minuman beralkohol juga bisa kena sanksi hukuman sampai tiga bulan kurungan kalo tidak salah”

Ibu Lily (Q7): “Fungsi pengawasan menjadi tanggung jawab bersama antara Masyarakat dan Pemerintah melalui satuan kerja yang berwenang malalui Satpol PP, Kepolisian dan Dinas terkait harusnya bersama Masyarakat melakukan pengawasan terkait peredaran minuman beralkohol ini, peran Masyarakat harus ditingkatkan untuk lebih mengoptimalkan penegakan Perda Pekat ini”

Page 501: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Ibu Lily (Q8): “Kalo masalah pengawasan oleh pihak Pemkot Kota Serang kita bisa lihat dari kinerja Dinas apakah sudah baik atau belum dengan melihat perkembangan hasilnya dilapangan memantau setiap isu yang hadir melalui koordinasi yang dilakukan”

Ibu Lily (Q9): “Yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini semua peraturannya dapat ditaati oleh semua pihak karena apabila semua aturan yang ada dalam Perda tersebut ditaati akan mendatangkan kebaikan bersama bagi warga Kota Serang, kalo aturan dalam Perda sudah di patuhi oleh seluruh pihak maka Penyakit Masyarakat akan hilang dengan sendirinya”

Ibu Lily (Q10): “Semua pihak yang mempunyai kewenangan dalam menangani permasalahan minuman beralkohol ini harus bertanggung jawab untuk menegakan peratauran Satpol PP, Dinsos, Dinkes, Kepolisaian, dan dinas terkait lainnya harus bersinergi bersama Masyarakat untuk bertangguung jawab menegakan Perda tentang Pekat ini”

Ibu Lily (Q11): “Sesuai dengan tujuan adanya Perda ini yaitu untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat ya sudah pasti akan memberikan pengaruh yang baik pada upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di Kota Serang karena dengan adanya Perda ini sebagai payung hukum pemeberantasan Penyakit Masyarakat ini akan lebih maksimal dengan didukung oleh semua pihak baik pelaksana, pengawas dan Masyarakat ikut membantu menyukseskan Perda ini”

Ibu Lily (Q12): “Semua perubahan yang dilakukan dalam suatu kebijakan tentunya dilakukan oleh pihak eksekutif yaitu Wali Kota yang dibahas bersama dengan DPRD, jadi apabila ada perubahan ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan perda pekat itu wewenangnya eksekutif dan legislatif”

Ibu Lily (Q13): “Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam Perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Kepolisian juga dilibatkan kalau berkaitan dengan perda Pekat ini ada juga pihak lain yang diundang sebagai pemeberi masukan Masyrakat dan Tokoh Agama”

Ibu Lily (Q14): “Manfaat dan tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan Peredaran Minuman Beralkohol agar Kota Serang menjadi tertib dan aman terbebas dari segala bentuk Penyakit Masyarakat”

Ibu Lily (Q15): “Sejauh ini setiap unsur yang ada di Kota Serang ini tentunya mendukung Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini, namun pastinya ada pula segelintir orang yang kontra karena mereka merasa dirugikan dengan adanya larangan peredaran minuman beralkohol sebagai contoh Pengusaha Hiburan Malam dan Warung Remang yang menjual minuman beralkohol”

Page 502: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Ibu Lily (Q16): “Sumber daya yang ada saya rasa cukup namun kurang secara kualitas itu berkaitan dengan individu, kalo masalah anggaran itu tergantung rumah tangga nmasing-masing kan semua sudah ada anggrannya, jawaban Saya sumber daya yang dibutuhkan masih kurang”

Ibu Lily (Q17): “Pihak yang bekerjasama dalam penegakan Perda Pekat yang berkaitan denganperedaran minuman beralkohol ini antara lain, Disperindagkop, Dinkes, Dinsos, Satpol PP tentunya juga Kepolisian dan Masyarakat”

Ibu Lily (Q18): “Peran Kami sebagai bagian dari Pemerintahan Kota Serang sesuai dengan tugas kami di Biro Hukum ini melakukan koordinasi dan pengawasan terkait perda Pekat ini kepada SKPD-SKPD dan unsur-unsur lain yang dilibatkan dalam penegakan Perda Pekat ini agar dapat berjalan dengan apa yang diamanatkan dalam Perda.”

Ibu Lily (Q19): “Kalo perkara razia minuman beralkohol sih itu urusannya POL PP sama Kepolisian ituh SKPD yang lain hanya berwenang melakukan pengawasan kalaupun ada itu paling hanya himbauan dan sanksi administratif bisa berupa pencabutan izin usaha misalnya itu dilakukan oleh Satpol PP setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan setelah itu penutupan baru bisa dilakukan setelah berkoordinasi dengan BPTPM Kota Serang”

Ibu Lily (Q20): “Saya rasa sudah maksimal apa yang dilakukan oleh Pemerintah melalui SKPDnya dalam rangka menaggulangi permasalahan minuman beralkohol ini sudah maksimal, namun kata maksimal tidak selalu berbanding lurus dengan fakta dilapangan karena diluaran sana masih banyak pihak yang mengedarkan minuman beralkhol di Kota Serang, ini masalah kesadaran Masyarakat yang harus ditingkatkan agar amanat Perda Pekat bisa diwujudkan”

Ibu Lily (Q21): “Kendala terbesar sebenarnya ada pada ketidak tegasan Petugas pelaksana. Saya rasa mereka itu kurang tegas, dan Saya juga melihat hambatan utama pemberantasan minuman beralkohol ini tidak tepat sasaran seharusnya langsung ke disasar produksinya biar habis, kesadaran Masyarakat juga perlu ditingkatkan agar penegakan Perda Pekat ini bisa optima. Kesadaran Masyarakat sangat penting harus membantu pihak yang berwajib laporan Masyarakat itu yang penting juga menurut Saya karena peredaran minuman beralkohol itu ada di tengah Masyarakat”

Ibu Lily (Q22): “Tentu saja pelaksana Perda itu dipilih sesuai dengan kempuannya masing-masing dan sesuai dengan fungsinya dalam pemerintahan”

Ibu Lily (Q23): “Karena ini merupakan aspirasi dari Masyarakat Kota Serang yang disampaikan melalui Tokoh Masyarkat dan agama di Kota Serang yang khawatir terhadap peredaran minuman beralkohol ini, yang bisa berdampak negatif pada kehidupan Masyarakat Kota Serang tentu menjadi faktor pendukung bagi Perda ini. Adapun faktor penghambatnya lebih kepada pelaksanaan Perda Pekat ini, minuman beralkohol itu masih gampang buat ditemui di Kota Serang kendala yang dihadapi menurut saya karena masih banyak yang beli jadi masih

Page 503: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

banyak jual. Gak akan habis minuman beralkohol ini di Kota Serang kalo masih banyak warga Kota Serang yang mengkonsumsi miras”

Ibu Lily (Q24): “Masalah minuman beralkohol ini berkaitan dengan beberapa aspek berkaitan dengan perdagangan dan kesehatan yah sudah pasti menjadi tugasnya Disperindag dan Dinkes sedangkan masalah penegakan penertibannya dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian bahkan berkaitan dengan agama karena agama juga melarang minuman beralkohol ini jadi dari pihak agama yang diwakili MUI juga dapat berperan dalam pelaksanaan laranngan minuman beralkohol ini”

Ibu Lily (Q25): “Perda Pekat ini dibuatkan agar berhasil dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Saya yakin Perda ini bisa berhasil jika terus dilaksanakan dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Perda, perbaikan dan evaluasi juga harus terus dilakukan dalam pelaksanaan Perda ini”

Ibu Lily (Q26): “Jaminan keberhasilan Perda ini tentunya keseriusan semua Pihak baik dari Pemerintah maupun Masyarakat Kota Serang untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Karena penegakan Perda ini juga perlu dibantu peran Masyarakat karena Pemerintah ini memiliki keterbatasan juga dari segi jumlah orang sampai waktu mereka pun tidak hanya mengurusi masalah minuman beralkohol, masalah Pekat yang lain seperti , perjudian, dan PSK juga masih ada di Kota Serang”

Ibu Lily (Q27): “Pemberantasan minuman beralkohol ini harus tuntas dari hilir hingga ke hulu. Prudusen miras ini harusnya menjadi sasaran utama untuk memutus rantai Peredaran minuman beralkohol ini, kemudian pihak yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban diharapkan tidak melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman beralkohol ini kemudian tidak hanya penjual seharusnya yang mengkonsumsi juga diberikan sanksi berat juga agar bisa menimbulkan efek jera”

Ibu Lily (Q28): “Di pusat Kota hingga di perkampungan ada yang menjual di Warung Sembako juga ada sebagai kedok, di Tempat Hiburan sih itumah sudah pasti bahkan harganya bisa lebih mahal Saya tidak tau bagaimana sebenarnya pihak Satpol PP dan Kepolisian ini dalam bertindak karena banyak tempat di Kota Serang yang menjual minuman beralkohol namun terkesan dibiarkan isu backing tempat hiburan oleh oknum pun masih ada tapi Saya tidak tau pasti kebenarannya namun apabila Kita lihat realitanya itu mungkin”

Ibu Lily (Q29): “Anak sekolah SMA, SMP ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol Saya banyak melihat itu lewat berita meskipun bukan dari Kota Serang tapi tidak menutup kemungkinan hal itu juga itu terjadi di Kota Serang. Adapun pada dasarnya minuman beralkohol itu bisa dikonsumsi semua kalangan”

Ibu Lily (30): “Kalo minuman beralkohol di Hotel itu merupakan hal yang bisa dikontrol keberadaanya itu sudah berijin dan bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak Hotel dan tidak

Page 504: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

sembarangan orang yang bisa membeli minuman beralkohol di Hotel toh harganya juga mahal belum tentu bisa dijangkau oleh semua kalangan yang minumnya juga kebanykan bule-bule yang menjadi tamu Hotel”

Page 505: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

M (Q31): “Gak ada bos yang bisa ngewakilin suara Kita ini kan jual miras ini dilarang lah terus apa yang bisa didenger dari Saya. Apalagi cuma pedagang miras pinggir jalan kaya Saya, Kalo mau jujur sebenernya Saya juga takut ketangkep tapi mau gimana kan penghasilan dari jualan miras ini juga lumayan untungnya. Bisa sampe Rp.200.000 ribu semalem lumayan kan banyak peminatnya juga kalo di daerah Kepandean sini mah, bos tau sendirI kan disini mah banyak yang nongkrong kalo malem. Apalagi kalo hari-hari besar liburan atau tahun barulah itu bisa sampe laku 50-100 botol semalem. Kalo minuman yang Saya jual sih paling Bir, Kolesom, AM, kalo mau yang agak elit yah harus pesen bos harganya juga beda kalo yang biasa kaya bir, Kolesom, AM itu cuma 30-40 ribuan yang Merk luar yah rutusan sampe jutaan juga harganya cuma harus pesen kalo mau..”

M (Q32): “Yah sebenarnya sih Saya juga setuju yah ada larangan itu, tapi mau gimana lagi bos untungnya lumayan buat makan sehari-hari terpaksa juga jual miras sih pengen cari kerja juga susah kalo cuma lulusan SMP kaya Saya mah. Semenjak ada larangan ini Saya juga jadi takut buat jualan miras tapi kan ada uang kemanananya kan bos, sama yah kita gak usah sebut merklah takut ada apa-apa juga kan yah, bos juga taulah kan yah, Satpol PP sama Polisi juga susah buat razia disini mah kalo pun dirazia Saya juga udah dikasih bocoran sebelumnya”

M (Q34): “Gak ada kesempatan mau ngomonng apa orang Saya juga sebenarnya ngerasa salah jadi apa yang mau diungkapin. Palingan kalo mau ngerazia tuh ke pabriknya langsung jangan cuma pedagang-pedagang yang modalnya dikit aja yang kena razia.”

M (Q35): “Yah karena banyak yang beli terus nguntungin aman juga kan kalo jualannya dilarang yah dilarang tapi kalo masih banyak yang beli minuman sih yah bakalan terus ada yang jual miras mah.”

M (Q36): “Saya jual juga kan karena ada yang beli apalagi yang belinya itu banyak kan nguntungin Saya juga kan gak akan jual kalo gak ada yang beli, lagian aparatnya juga kan pada doyan minum juga ada yang minta jatah juga kan kadang, tapi kalo Kami disini kan yang jaganya lebih tinggi jadi jarang dipinta jatah sama oknum lain juga ko yang dapet jatah buat ngebocorin kalo ada razia.”

M (Q37): “Yah kalo ditanya itu bos juga tau dan liat sendiri ini saya jualan yah aman-aman aja kan. Selama ada uang keamanan mah bisa jualan, yang negakin aturannya juga ada banyak yang doyan minum juga ko mereka juga dapet keuntungan juga dari Kami ini disini. yang jualan didalem sanah ada 4 yang jual, belum lagi yang di tempat Karaoke juga kan ngasih jatah juga biar gak dirazia”

M (Q38): “Kalo misalnya solusi yah kita juga pengen yah berenti tapi kan ini juga kan sumber usaha juga bagi Saya jadi yah bakalan terus jualan karena buat nyambung idup bos, tapi kalo misalnya pengen berentiin peredaran miras ini harus langsung ke pusatnya bos pabriknya sekalian yang ditutup terus jangan cuma yang jual yang dihukum tepi yang beli juga harus dihukum”

Page 506: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

N (Q31): “Seharusnya kan Pemerintah itu yang bisa mewakili suara orang kecil macam kita ini, tapi masalahnya orang macam kecil macam Aku ini jarang didengar keluhannya”

N (Q32): “Ada aturan begitu itu sebenarnya tidak guna yang minum itu bukan cuma orang Batak saja, yang minum banyak juga warga sekitar yang minum tuak juga di sini, tapi kan sebenarnya aturan begini tuh memang bagus tapi coba kau lihat itu seperti di Alun-alun sama Kepandean itu tetap ada saja menjual miras”

N (Q33): “Gak ada kesempatan buat kita apalagi cuma warung kecil seperti kita ini kan, mau bagaimana menyuarakan suara kepada Pemeritah gak akan didengar.”

N (Q34): “Minuman beralkohol itukan orang banyak yang cari pada doyan kalo di Lapo inikan Rp. 20.000 aja udah bisa mabok dapat tuak seteko gini kan udah banyak bisa langsung tepar, paling kalo di sini adanya Bir kalo miiras tuh.”

N (Q35): “6 Kalo penjualan miras di Kota Serang ini ada karena memang orang-orang di Serang ini sudah banyak yang doyan minum miras inih yah buat mabok-mabokan aparatnya juga pada minum apalagi orang biasa kaya kita ini”

N (Q3): “Kalo penegakan sih kaya razia itu jarang dilakukan yah oleh aparat ituh paling yang merazia tuh orang-orang berjanggut kalo mau bulan Ramadhan, disini kan udah ijin juga sama warga sekitar terus ada yang megang juga kalo di sini tuh tempatnya”

N (Q31): “Kalo solusi yang diharapkan sih sebenarnya penjualan minuman beralkohol ini seharusnya kalo mau dilarang yah seharusnya semua dilarang semua jangan cuma warung kecil saja yang dirazia, apalagi Lapo kaya kita inikan itungannya warrung kecil yah janganlah dirazia modalnya nanti habis”

Page 507: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

Bapak Oman (Q1): “Kalo secara faktual sih yang membuat Perda tentang Pekat ini ya DPRD Kota Serang yang dihahas dengan Wali Kota, adanya Perda ini bertujuan untuk menjdikan Kota Serang menjadi kota madani”

Bapak Oman(Q2): “Yang terlibat dalam pembuatan Perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari Kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para Pengusaha Hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat Kota Serang tapiSsaya lupa siapa Tokoh yang diundang pada waktu itu”.

Bapak Oman (Q3): “Kalo ditanya siapa yang menjalankan Perda ini ya tentunya SKPD-SKPD yang membidangi masalah yang berkaitan dengan Perda Pekat ini diantaranya ada Satpol PP, ada dari Disperindagkop, Dinsos, Dinkes, ya kalo mengenai minuman beralkohol sih sudah pasti Kepolisian dan dari TNI juga terlibat dalam setiap upaya penegakan Perda Pekat ini, seperti pada operasi Kalimaya dan Cipta Kondisi ya mereka semua terlibat dengan tugasnya masing-masing”.

Bapak Oman (Q4): “Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi Kamu ini loh minuman beralkohol yang Saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh”.

Bapak Oman (Q5): “Tentu yang menjadi sasaran adanya Perda Pekat ini adalah Masyarakat yang harus diayomi dan menjadi sasaran dalam hal ini juga termasuk-masuk oknum-oknum yang terlibat dalam permasalahan tentang Pekat ini dan mereka itu harus ditindak dengan tegas”

Bapak Oman (Q6): “Seharusnya kan yang terkena dampak dari adanya perda ini tentu masyarakat dan para oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan dari Perda ini seperti Pengusaha Hiburan yang menjual miras akan menjadi sasaran perda Pekat ini, atau Pihak manapun yang mlanggar aturan akan terkena dampak dari adanya larangan peredaran minuman beralkhol ini agar mereka tidak leluasa untuk melakukan pelanggaran”

Bapak Oman (Q7): “Unsur-unsur yang mengawasi pelaksanaan Perda ini ya Pemerintah Kota serang baik Eksekutif dan Legislatif yang mengevaluasi pelaksanaan Perda tentang Pekat ini, dan juga pihak yang ditunjuk menjadi pelakasana Perda ini harus ikut mengawasi juga

Page 508: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

pelaksanaan Perda ini. Masyarakat juga harus bisa memberikan pengawasan dan peran sertanya agar Perda ini berjalan dengan baik dan optimal”

Bapak Oman (Q8): “Pengawasan tersebut dilakukan dengan dengan cara melakukan rapat koordinasi dan hasil kerja mengenai Perda pekat ini yang dilakukan dengan semua SKPD yang terlibat”

Bapak Oman (Q9): “Sudah barang tentu yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda ini adalah Kota Serang yang terbebas dari Penyakit Masyarakat, walaupun tidak terbebas secara penuh namun setidaknya peredaran minuman beralkohol bisa terkontrol, dan terkendali dari segi jumlah dan batasan-batasan terhadap pengkonsumsiannya di Masyarakat bisa Pemerintah tanggulangi dan pada akhirnya perlahan-demi perlahan akan benar-benar hilang dari Kota Serang”

Bapak Oman (Q10): “Pihak pemerintah kota serang melalui Satpol PP, Kepolisian dan tentu saja SKPD yang terlibatlah yang menjadi penanggung jawab kaitannya dengan permasalahan Perda Pekat ini dan seharusnya Masyarakat juga diharapkan memiliki rasa tanggung jawab kepada masalah perda ini apalagi kalo dihubungkan dengan masalah miras atau minuman beralkohol ini peredarannya bisa dimana saja dan sulit terdeteksi jadi masyarakat juga harus turut serta berperan dalam hal ini”

Bapak Oman (Q11): “Tentu dengan adanya Perda ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi upaya pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, diharapkan akan mengurangi peredaran minuman beralkohol ini karena oknum yang menjual minuman beralkohol ini tidak memiliki kebebasan dalam mengedarkan minuman beralkohol, kemudian apabila terkena razia oleh petugas maka oknum tersebut akan mendapatkan sanksi bisa dihukum sampai 3 bulan penjara”

Bapak Oman (Q12): “Tolak ukur inikan berkaitan dengan kandungan Perda itu sendiri, tentang apa yang diharapkan dari adanya Perda Pekat tersebut yang berwenang dalam merubah ataupun menetapkan hal-hal yang berkaitan tentang Perda yah pastinya Wali Kota dan DPRD”

Bapak Oman (Q13): “Yang terlibat dalam pembuatan perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para pengusaha hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat kota serang tapi saya lupa siapa tokoh yang diundang pada waktu itu”

Bapak Oman (Q14): “Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi kamu ini loh minuman

Page 509: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

beralkohol yang saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh”

Bapak Oman (Q15): “Kalo dari pihak pemerintah sudah pasti mendukung adanya Perda Pekat ini khususnya yang berakaitan dengan pelarangan miinuman beralkohol di Kota Serang, namun mungkin ada oknum, Kita sebut oknum yang tidak mendukung adanya larangan minuman beralkohol ini karena mungkin bisa menghilangkan mata pencaharian mereka. Yang pro dan kontra selalu ada dalam setiap pelaksanaan kebijakan”

Bapak Oman (Q16): “Jika kami lihat sumber daya yang dimiliki mungkin dari segi SDM dan sumber daya lainnya selalu saja dikatakan kurang memadai namun janganlah itu dijadikan alasan kalo kurang yah optimalkan semampunya pelaksanaan Perda yang sudah menjadi tanggung jawab bersama harus diutamakan”

Bapak Oman (Q17): “Semua pihak, semua unsur yang ada di Kota Serang dari Pemerintah melalui Satpol PP, Dinkes, Dinsos, Disperindagkop, Kepolisian, TNI, unsur Agama dan Masyarakat harus bekerjasama untuk menegakan larangan minuman beralkohol di Kota Serang agar berjalan dengan baik dan berhasil dalam menanggulangi permasalahan minuman beraalkohol tersebut.”

Bapak Oman (Q18): “Peran kami sebagai Biro Hukum tentu saja mensosialisasikan adanya Perda Pekat ini larangan tentang peredaran minuman beralkohol ini kepada seluruh mitra Kami berupa koordinasi antar SKPD terkait mengenai langkah-langkah penegakan peraturan ini Satpol PP, Kepolisian, Dinkes, Dinsos, Diperindagkop yah semua yang terlibat termasuk kepada Masyarakat sosialisasi itu Kami lakukan. Kami juga mengawasi penegakan Perda tersebut.”

Bapak Oman (Q19): “Kalo masalah penutupan, penegakan, seperti razia itu tugasnya Satpol PP, koordinsinya dengan Disperindag dan BPTPM Kota Serang yang pada pelaksanaanya bisa juga dibantu dari pihak Kepolisian, TNI, dan SKPD lain yang terakit kalo itu razia gabungan.”

Bapak Oman (Q20): “Saya rasa sudah maksimal dalam peneggakannya namun Kami akui masih ada saja piihak-pihak yang tidak menaati aturan dalam Perda tersebut dengan masih adanya pihak yang menjual dan menyediakan tempat untuk mengkinsumsi minuman beralkohol di Kota Serang dan ini menjadi bahan masukan Kami selaku Pemerintah agar dapat memberikan solusi yang paling baik terkait pelarangan minuman beralkohol ini”

Bapak Oman (Q21): “Kendala yang dihadapi dalam memberantas miras di Kota Serang ini masih kurangnya kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol dan masih banyaknya orag yang tidak bertanggungjawab yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang. Apalagi kalau itu minuman keras oplosan sudah pasti berbahaya”

Bapak Oman (Q22): “Tentu saja memiliki kemampuan sesui dengan backgroundnya masing-masing. Ada pertimbangan dan masukan dari para anggota DPRD Kota Serang dan para SKPD

Page 510: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

yang memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan Perda No 2 Tahun 2010 ini kususnya terkait larangan minuman beralkohol., Kalo masalah penegakan sih demikian Satpol PP dan Kepolisian kan memang tugas mereka untuk menertibkan masyarakat dan sudah terlatih pula jadi saya rasa mereka kompeten dalam hal penegakan”

Bapak Oman (Q23): “Kalo dalam perumusan Perda Pekat ini tidak ada halangan berarti hanya mungkin kesulitannya adalah membuat aturan yang sesuai dan tepat untuk memberantas Penyakit Masyarakat di Kota serang yang salah satunya minuman beralkohol ini. Sedangkan dalam penegakannya mungkin kendala yang dihadapi masih ada pelanggaran yang terjadi karena masih adanya pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol ini secara sembunyi-sembunyi tentunya. Yah kan gak mungkin mereka terang-terangan berjualan minuman beralkohol”

Bapak Oman (Q24): “Pihak yang dilibatkan sebagai ahli tentunya yang terlibat dalam penegakan, dalam merazia dan menertibkan itukan merupakan keahlian dari Satpol PP dan Kepolisian Sedangkan dalam bidang Perdagangan, Kesehatan dan sosial, itu merupakan kemampuan dan tugas pokok yang dimiliki Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan dan Dinsos”

Bapak Oman (Q25): “Tentu saja akan berhasil apabila semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dalam rangka memberantas peredaran minuman beralkohol. SKPD melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tupoksinya dengan dibantu peran dari Masyarakat karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dilingkungannya. Karena penegakan Perda ini perlu dukungan Masyarakat agar berhasil kan yang menkonsumsi minuman beralkohol iti masyarakat jadi diharapkan masih ada Masyarakat yang peduli pada dampak negatif ditimbulkan minuman beralkohol”

Bapak Oman (Q26): “Hal yang bisa menjamin keberhasilan dari larangan tentang minuman beralkohol ini adalah konsistensi dari pemerintah melalui SKPD terkait dalam menegakan aturan ini kalo tidak ada konsistensi dari pemerintah tentu aturan ini hanya sebuah aturan yang tertulis saja hanya aturan untuk dilanggar”

Bapak Oman (Q27): “Menurut Saya hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi peredaran minuman beralkohol ini penegakanya ini harus lebih tegas, lebih rutin lagi dalam melakukan penegakan mingguan kalo bisa harian karena setiap malam pun di Kota Serang ini banyak penjual minuman beralkohol Warung Remang, Karaoke mereka menjual itu sudah jadi rahasia umum di Masyarakat ini jadi masukan yang berarti seharusnya”

Bapak Oman (Q28): “Bisa dimana saja di Warung Remang, di Rumah Warga pun bisa tapi yang lebih pasti ada yaitu di Tempat hiburan Malam dan Karaoke seperti di Flemenggo, Kafé Solid, nah apalagi di Hotel Solid disana pernah ada dua Remaja putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol saya tahu berita itu dari Koran nah itu menandakan kalo minuman beralkohol ini masih menjadi masalah di Kota Serang”

Page 511: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Bapak Oman (Q29): “Semua kalangan tua, muda mengkonsumsi minuman beralkohol Saya prihatin karena minuman beralkohol ini bisa merusak generasi muda di Kota Serang”

Bapak Oman (Q30): “Tanggapan Saya seharusnya memang tidak boleh ada pengecualian untuk menjual minuman beralkohol ini, namun ada pertimbangan untuk di Hotel ini karena yang datang di Hotel berbintang ini biasanya ada orang asing juga yang menginap jadi pihak Hotel mau tidak mau harus menyediakan minuman beralkohol sebagai fasilitas di Hotel”

Page 512: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

S (Q31) : “Kalo itu Saya kurang paham Mas palingan kan Dewan yang ngewakilin suara dari Masyarakat. Ada larangan begini juga kan yang kena dampaknya yah tempat hiburan kaya kita ini. Yah mungkin ada Masyarakat juga yang gak seneng kalo ada Tempat Hiburan Malam di Kota Serang sedangkan miras ini kan yah sumber pemasukan utama bagi tempat ini ketimbang bayaran tiket masuk sama room karaoke. kalo bisa kami ini bisa dibiarin tetep jualan miras yang kerja disini juga kan butuh penghasilan kami juga bayar pajak ada ijin usahanya juga kan.”

S (Q32) “Ada larangan kaya gini kan niatnya bagus biar gak ada masalah yang ditimbulkan akibat konsumsi miras, tapi banyak kan yang udah jadi gaya hidup minum miras ini tamu-tamu Karaoke juga biasanya pasti beli minuman buat sambil diminum pas nyanyi, yang doyan miras banyak jadi yah susah buat dilarang juga”

S (Q34) “Haduh mau bilang apa berani bersuara apa yang ada nanti kita ditangkep bos orang Saya yang ngelanggar kan bisa-bisa di bui”

S (Q35) “Karena banyak yang beli Mas miras ini kan banyak yang suka apalagi kalo tahun baru banyak yang tua yang muda, cewe juga ada yang doyan minum keuntungan juga lumayan besar . Lagian ada kerjasama juga kalo masalah keamanan razia yang diadain juga jarang kesinih..”

S (Q36) “Kami yang jual terus disalahin padahal kan Kami juga jual karena ada yang beli, dan yang buat ini minuman kerena ada pabriknya juga dan kalo impor juga distribusinya kan ada cukai pajak buat Pemerintah jadikan Pemerintah juga dapet keuntungan, Yang bikin miras ini jadi masalah kan kalo yang maboknya rese gak kontrol bikin rusuh baru jadi masalah, terus juga yang jadi masalah itu kalo mirasnya oplosan bisa bikin meninggal kalo di tempat kita yang dijual cuma minuman yang merknya jelas aja bukan oplosan.”

S (Q37) “Realitanya kalo mau buka-bukaan sih disini juga ada jatah buat keamanan, kerjasama juga kalo misalnya ada razia biasanya juga Kita dikasih bocoran. Yang ngambil keuntungan kan bukan cuma Kita yang untung ada oknum lain juga yang diuntungin. Kita disini bayar pajak ada ijinnya juga.”

S (Q38) “Kalo solusi yang diharepin sih Kita bisa bebas jualan miras, apalagi kan miras ini udah jadi kebutuhan buat kalangan tertentu. Yah udah jadi kebutuhan kan bukan cuma Islam yang ada di Serang kalo orang Batak kan udah kebiasaan minum jadi mau gimana lagi gak bisa dilarang, kalo dari Saya sendiri yang dihukum yang dilarang itu harusnya efeknya aja dari miras ini yang dihukum yang kena hukum itu yang minum kalo buat masalah.”

Page 513: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Jawaban Pertanyaan

T (Q31): “Yang ngewakilin suara yang ngejual miras kaya Saya sembunyi-sembunyi kaya gini gak ada. Saya juga tau ini dilarang tapi kan masih banyak yang nyari dan beli nih miras, untungnya juga lumayan.”

T (Q32): “Bagus sih ada larangan begitu Saya sebagai rakyat juga ngedukung. Tapi suka pilih kasih ngerazianya cuma pedagang kecil doang yang kena giliran di Tempat Hiburan kaya di Kafe-kafe mah jarang kena itu kan gak adil harusnya semua kena”

T (Q34): “Gak ada kalaupun ada gqk bakalan didengar juga kalo yang ngomong dari golongan kaya Kami ini.”

T (Q35): “Untungnya lumayan bisa dapet Rp 10.000-20.000 untungnya per botol jadi lumayan nambah pemasukan, terus laku karena banyak yang cari.”

T (Q36): “Miras inikan Saya jualin karena emang laku dan banyak yang nyari selama masih ada yang doyan miras ini yah tetep banyak yang jualan meskipun dilarang juga.”

T (Q37): “Seperti yang udah saya omongin tadi, yang kena razia cuma penjual yang kecil-kecilan, giliran Kafe sama tempat Karaoke yang jualnya banyak gak kena gara-gara ada backingannya dan ngasih jatah sama petugas”

T (Q38): “Harusnya sih kalo mau dilarang yah harus dilarang jangan ada perlakuan khusus sama pihak tertentu. Petugasya juga harus diberesin tuh yang jadi backing-backing tempat hiburan”

Page 514: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Matriks Wawancara

Q1

I

Siapa atau pihak mana yang secara faktual yang membuat produk kebijakan tentang tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Kalo secara faktual sih yang membuat Perda tentang Pekat ini ya DPRD Kota Serang yang dihahas dengan Wali Kota, adanya Perda ini bertujuan untuk menjdikan Kota Serang menjadi kota madani”

I2 “Pembuatan Perda itu kan wewenangnya DPRD dan Walikota yah pastinya mereka yang membuat Perda Pekat ini, yang aspirasinya bisa datang dari Masyarakat atau pihak lain yang mempunyai kepentingan apalagi masalah minuman beralkohol ini kan menyangkut berbagai pihak di dalam penegakannya”

Q2

I2

Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

I1 “Yang terlibat dalam pembuatan Perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari Kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para Pengusaha Hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat Kota Serang tapiSsaya lupa siapa Tokoh yang diundang pada waktu itu”

I2 “Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes kepolisian juga dilibatkan kala berkaitan dengan perda Pekat ini”

Q3

I

Siapa yang menjadi pelaksana dari kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Kalo ditanya siapa yang menjalankan Perda ini ya tentunya SKPD-SKPD yang membidangi masalah yang berkaitan dengan Perda Pekat ini diantaranya ada Satpol PP, ada dari Disperindagkop, Dinsos, Dinkes, ya kalo mengenai minuman beralkohol sih sudah pasti Kepolisian dan dari TNI juga terlibat dalam setiap upaya penegakan Perda Pekat ini, seperti pada operasi Kalimaya dan Cipta Kondisi ya mereka semua terlibat dengan tugasnya masing-masing”

I2 “Untuk pelaksana Perda ini dimana dalam pelaksanaanya terdapat multi pihak yang dilibatkan Satpol PPebagai pelaksana penertiban dibantu Kepolisian, Dinas-dinas lain sesuai dengan tupoksinya Disperindagkop dengan fungsinya dibidang perizinan perdagangan beserta Badan Penanaman Modal, Dinkes dengan fungsinya dibidang kesehatan bisa

Page 515: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

memberikan penerangan kepada Masyarakat tentang bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol, begitu juga dengan Dinsos sosial yang bisa memberikan rehabilitasi sosial kepada Masyarakat Tuna Susila”.

Q4

I

Apa tujuan adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi Kamu ini loh minuman beralkohol yang Saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh”.

I2 “Tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan peredaran Minuman Beralkohol”.

Q5

I

Siapa yang menjadi sasaran adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

I1 “Tentu yang menjadi sasaran adanya Perda Pekat ini adalah Masyarakat yang harus diayomi dan menjadi sasaran dalam hal ini juga termasuk-masuk oknum-oknum yang terlibat dalam permasalahan tentang Pekat ini dan mereka itu harus ditindak dengan tegas”

I2 “Sasaran dari adanya Perda ini tentu pihak-pihak yang melanggar aturan Perda, dan kepada Masyarakat juga sebagai himbauan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan Perda Pekat, itu kalo dikaitkan dengan minuman beralkohol yah sudah jelas larangannya dilarang menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di wilayah hukum Kota Serang”

Q6

I2

Siapa yang terkena dampak dari adanya kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang dalam Terkait minuman beralkohol?

I1 “Seharusnya kan yang terkena dampak dari adanya perda ini tentu masyarakat dan para oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan dari Perda ini seperti Pengusaha Hiburan yang menjual miras akan menjadi sasaran perda Pekat ini, atau Pihak manapun yang mlanggar aturan akan terkena dampak dari adanya larangan peredaran minuman beralkhol ini agar mereka tidak leluasa untuk melakukan pelanggaran”

I2 “Yang terkena dampak dari adanya Perda menurut Saya adalah para penjual minuman beralkohol mereka menjadi tidak bisa dengan bebas menjual minuman beralkohol, penjual minuman beralkohol juga bisa kena sanksi hukuman sampai tiga bulan kurungan kalo tidak salah”

Q7

I

Siapa yang mengawasi penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

I1 “Unsur-unsur yang mengawasi pelaksanaan Perda ini ya Pemerintah Kota serang baik Eksekutif dan Legislatif yang mengevaluasi pelaksanaan Perda tentang Pekat ini, dan juga pihak yang ditunjuk menjadi pelakasana Perda ini harus ikut mengawasi juga pelaksanaan Perda ini. Masyarakat juga

Page 516: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

harus bisa memberikan pengawasan dan peran sertanya agar Perda ini berjalan dengan baik dan optimal”

I2 “Fungsi pengawasan menjadi tanggung jawab bersama antara Masyarakat dan Pemerintah melalui satuan kerja yang berwenang malalui Satpol PP, Kepolisian dan Dinas terkait harusnya bersama Masyarakat melakukan pengawasan terkait peredaran minuman beralkohol ini, peran Masyarakat harus ditingkatkan untuk lebih mengoptimalkan penegakan Perda Pekat ini”

Q8

I

Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penyelenggaraan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Pengawasan tersebut dilakukan dengan dengan cara melakukan rapat koordinasi dan hasil kerja mengenai Perda pekat ini yang dilakukan dengan semua SKPD yang terlibat”

I2 “Kalo masalah pengawasan oleh pihak Pemkot Kota Serang kita bisa lihat dari kinerja Dinas apakah sudah baik atau belum dengan melihat perkembangan hasilnya dilapangan memantau setiap isu yang hadir melalui koordinasi yang dilakukan”

Q9

I

Apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

I1 “Sudah barang tentu yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda ini adalah Kota Serang yang terbebas dari Penyakit Masyarakat, walaupun tidak terbebas secara penuh namun setidaknya peredaran minuman beralkohol bisa terkontrol, dan terkendali dari segi jumlah dan batasan-batasan terhadap pengkonsumsiannya di Masyarakat bisa Pemerintah tanggulangi dan pada akhirnya perlahan-demi perlahan akan benar-benar hilang dari Kota Serang”

I2 “Yang menjadi tolak ukur keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini semua peraturannya dapat ditaati oleh semua pihak karena apabila semua aturan yang ada dalam Perda tersebut ditaati akan mendatangkan kebaikan bersama bagi warga Kota Serang, kalo aturan dalam Perda sudah di patuhi oleh seluruh pihak maka Penyakit Masyarakat akan hilang dengan sendirinya”

Q10

I

Pihak mana yang bertanggung jawab dalam menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Pihak pemerintah kota serang melalui Satpol PP, Kepolisian dan tentu saja SKPD yang terlibatlah yang menjadi penanggung jawab kaitannya dengan permasalahan Perda Pekat ini dan seharusnya Masyarakat juga diharapkan memiliki rasa tanggung jawab kepada masalah perda ini apalagi kalo dihubungkan dengan masalah miras atau minuman beralkohol ini peredarannya bisa dimana saja dan sulit terdeteksi jadi masyarakat juga harus turut serta berperan dalam hal ini”

Page 517: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I2 “Semua pihak yang mempunyai kewenangan dalam menangani permasalahan minuman beralkohol ini harus bertanggung jawab untuk menegakan peratauran Satpol PP, Dinsos, Dinkes, Kepolisaian, dan dinas terkait lainnya harus bersinergi bersama Masyarakat untuk bertangguung jawab menegakan Perda tentang Pekat ini”

Q11

I

Apakah kebijakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pemeberantasan peredaran minuman beralkohol?

I1 “Tentu dengan adanya Perda ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi upaya pemeberantasan peredaran minuman beralkohol di Kota Serang, diharapkan akan mengurangi peredaran minuman beralkohol ini karena oknum yang menjual minuman beralkohol ini tidak memiliki kebebasan dalam mengedarkan minuman beralkohol, kemudian apabila terkena razia oleh petugas maka oknum tersebut akan mendapatkan sanksi bisa dihukum sampai 3 bulan penjara”

I2 “Sesuai dengan tujuan adanya Perda ini yaitu untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat ya sudah pasti akan memberikan pengaruh yang baik pada upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat di Kota Serang karena dengan adanya Perda ini sebagai payung hukum pemeberantasan Penyakit Masyarakat ini akan lebih maksimal dengan didukung oleh semua pihak baik pelaksana, pengawas dan Masyarakat ikut membantu menyukseskan Perda ini”

Q12

I Siapa yang memiliki power mealakukan perubahan tolak ukur kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Tolak ukur inikan berkaitan dengan kandungan Perda itu sendiri, tentang apa yang diharapkan dari adanya Perda Pekat tersebut yang berwenang dalam merubah ataupun menetapkan hal-hal yang berkaitan tentang Perda yah pastinya Wali Kota dan DPRD”

I2 “Semua perubahan yang dilakukan dalam suatu kebijakan tentunya dilakukan oleh pihak eksekutif yaitu Wali Kota yang dibahas bersama dengan DPRD, jadi apabila ada perubahan ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan perda pekat itu wewenangnya eksekutif dan legislatif”

I3 “Semua perubahan Perda itu dilakukan di ranah pusat pemerintahan Kota ada di tangan Wali Kota dan anggota DPRD, kalo masalah strategi dan cara penegakan Perdanya tergantung institusi masing-masinng”

I4 “Kalo perubahan Perda itu wewenangnya Pemda kalo kami hanya menjalankan amanat perdanya saja untuk menaggulangi masalah penyakit masyarakat termasuk memberantas peredaran miras di Kota Serang sebagai wilayah hukum Kami”

I5 “Itu udah pasti wewenangnya pihak DPRD bersama Wali Kota mengenai perubahan mah adapun pembahasannya Kami pun akan dilibatkan bersama SKPD lain juga”

Page 518: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I6 “Itu wewenangnya DPRD dan Wali Kota karena mereka adalah pihak yang membuat kebijakan ini, bersama pihak-pihak yang dilibatkan seluruh unsur Muspida Kota Serang akan tetapi setiap perubahan yang berkaitan dengan tolak ukur maupun isi Perda itu adalah wewenang DPRD bersama Wali Kota”

I7 “Setiap perubahan itu butuh proses dan yang berhak untuk merubah suatu tolak ukur atau apapun itu dalam Perda adalah wewenangnya Wali Kota bersama DPRD kalo Kami dari Dinsos hanya sebagai salah satu pelaksana dai Perda Pekat ini”

Q13

I Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Yang terlibat dalam pembuatan perda ini dulu waktu tahun 2010 tersebut yang hadir dan diundang untuk membahas Perda ini adalah DPRD,bersama Pak Wali, SKPD-SKPD terkait, ada dari kepolisian dan TNI juga dari Korem Maualana Yusuf, juga mengundang para pengusaha hiburan namun kebanyakan dari mereka tidak menghadiri kemudian ada dari MUI Kota Serang dan Tokoh Masyarakat kota serang tapi saya lupa siapa tokoh yang diundang pada waktu itu”

I2 “Yang terlibat dalam pembuatan kebijakan seperti yang sudah disebutkan tadi DPRD dan Wali Kota yang dibahas dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam Perda tersebut sesuai dengan tugas pokonya misalnya Satpol PP, Disperindagkop, Dinkes, Kepolisian juga dilibatkan kalau berkaitan dengan perda Pekat ini ada juga pihak lain yang diundang sebagai pemeberi masukan Masyrakat dan Tokoh Agama”

I3 “Kami termasuk pihak yang dilibatkan karena kami termasuk pelaksana, tugas Satpo PP salah satunya menjaga ketertiban di masyarakat Kota Serang yang berhubungan dengan Penyakit Masyarakat bersama Instansi lain, Dinsos, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Kepolisian beserta TNI juga dilibatkan. Oh unsur agama ya jelas dilibatkanlah”

I4 “Perangkat daerah yang terkait dan semua unsur Muspida Kota Serang terlibat seharusnya. Tapi Saya tidak tau pasti apakah semua unsur Muspida itu dilibatkan semuanya pada saat pembuatan Perda Pekat ini, tapi yang jelas Kami sebagai Pihak Kepolisian ikut terlibat dalam pembauatan maupun penegakan Perda Pekat ini, tapi kalo masalah peredaran miras Disperindag mempunyai andil juga karena ini berhubungan dengan perdagangan tempat usaha yang melanggar bisa dicabut ijinnya Satpol PP juga termasuk mitra kami dalam penegakan Perda ini”

I5 “Kami dan SKPD lain yang terlibat langsung dalam Perda Pekat ini dari segi pengawasan maupun penindakan. Dinkes dan Dinsos bersama Satpol PP juga dilibatkan bersama unsur Muspida Kota Serang, Kepolisian, TNI, dan Tokoh Masyarakat yang ikut diundang dalam perumusan Perda Pekat ini”

I6 “Yang sudah pasti terlibat adalah pihak Sekda yaitu Biro Hukum, Wali Kota, DPRD, juga jajaran pemerintahan Kota Serang yang mempunyai tupoksi yang berkaitan dengan Perda Pekat ini Dinas Perdagangan, Satpol PP,

Page 519: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Dinas Kesehatan ada juga keterlibatan dari Kepolisian dan Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama”

I7 “Yang terlibat dalam pembahasan Perda ini semua SKPD yang ada di Kota Serang ada yang merupakan sebagai pelaksana langsung namun ada juga yang hanya berperan pada pngawasan saja. Kalo Dinsos dan Satpol PP ini kan sebagai Pelaksana dari Perda Pekat ini jadi yah sudah pasti dilibatkan dalam pembahasan, bersama pihak lain juga yang dilibatkan seperti Kepolisian dan Masyarakat juga”

Q14

I

Apa tujuan adanya Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol?

I1 “Sudah pasti tujuan yang hendak dicapai dari adanya Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini jelas sekali yaitu untuk menjadikan Kota Serang ini bebas dari Penyakit Masyarakat, yang salah satunya berkaitan dengan judul skripsi kamu ini loh minuman beralkohol yang saya kira sudah menjadi permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh”

I2 “Manfaat dan tujuan dari adanya Perda ini sudah jelas untuk mencegah dan memberantas Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Perjudian dan Peredaran Minuman Beralkohol agar Kota Serang menjadi tertib dan aman terbebas dari segala bentuk Penyakit Masyarakat”

I3 “Mencegah, memberantas, dan menaggulangi Penyakit Masyarakatlah sesuai dengan judul yang ada di Perdanya, termasuk minuman beralkohol ini makanya kita biasa melakukan penertiban dan razia miras itu setiap 3 bulan sekali agendanya kalo masalah pengawasan dan penyelidikan kami melakukan hal itu setiap mingguan dan bulanan”

I4 “Perda ini ada sebagai payung hukum untuk memberantas segala bentuk Penyakit Masyarakat dimana dalam pasalnya juga ada pasal 7 kalo tidak salah yang melarang penjualan dan pengkonsumsian miras di wilayah Kota Serang. Adapun kandungannya kalo di Pandeglang 0,5% itu masih diperbolehkan tapi kalo di Kota dan Kabupaten Serang itu tidak diperbolehkan harus 0% tujuannya agar tercipta Kamtibmas di wilayah Kota Serang ini”

I5 “Untuk menghindarkan Masyarakat dari akibat negatif minuman beralkohol, kan perbuatan kejahatan itu bisa ditimbulkan oleh pengaruh minuman beralkohol, apalagi di Papua itu segala jenis minuman beralkohol tidak diperbolehkan untuk diedarakan maupun dikonsumsi. Yah itu sih menurut Saya selain mungkin masukan dari Masyarakat dan Tokoh Ulama juga agar minuman beralkohol tidak boleh diperjualbelikan di Kota Serang kan Kota Serang menuju Kota Madani. Kalo di Hotel sih itu beda lagi ada pengcualian untuk itu”

I6 “Untuk melindungi Masyarakat Kota Serang dari bahaya minuman berlkohol yang bisa berakibat buruk bagi tubuh apabila dikonsumsi, masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi minuman beralkohol diantaranya rusaknya organ hati, sistem pencernaan, dan bisa juga menimbulkan kerusakan pada otak termasuk juga untuk mengindarkan tindakan-tindakan kriminal yang bisa ditimbulkan akibat konsumsi minuman

Page 520: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

beralkohol yang selalu berkonotasi dengan perilaku yang negatif lagian agama Kita juga melarang mengkonsumsi minuman beralkohol”

I7 “Untuk memberantas semua Penyakit Masyarakat baik Pelacuran, Perjudian, Peredaran Minuman Beralkohol, dan menangani Pengemis, Anak Jalanan agar Kota Serang bisa tertib dan aman dari segala dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh adanya Penyakit Masyarakat”

Q15

I

Pihak mana yang pro dan kontra dari Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Kalo dari pihak pemerintah sudah pasti mendukung adanya Perda Pekat ini khususnya yang berakaitan dengan pelarangan miinuman beralkohol di Kota Serang, namun mungkin ada oknum, Kita sebut oknum yang tidak mendukung adanya larangan minuman beralkohol ini karena mungkin bisa menghilangkan mata pencaharian mereka. Yang pro dan kontra selalu ada dalam setiap pelaksanaan kebijakan”

I2 “Sejauh ini setiap unsur yang ada di Kota Serang ini tentunya mendukung Perda No 2 Tahun 2010 tentang Pekat ini, namun pastinya ada pula segelintir orang yang kontra karena mereka merasa dirugikan dengan adanya larangan peredaran minuman beralkohol sebagai contoh Pengusaha Hiburan Malam dan Warung Remang yang menjual minuman beralkohol”

I3 “Kalo ditanya siapa yang Pro terhadap Perda ini semua pihak seharusnya Pro terhadap Perda ini Tapikan kita tahu sendiri di Masyarakat ada segelintir Orang menyimpang dan malah melanggar aturan Perda. ada yang berjualan sembako sekaligus menjual miras, ada tempat Karaoke yang menyediakan Miras dan Wanita macam-macamlah di Serang ini kadang kami juga harus kucing-kucingan sama yang melanggar itu”

I4 “Seluruh unsur Pemerintahan dan Masyarakat adalah pihak yang Pro sedangkan yang melanggar aturan Perda ini adalah yang Kontra dengan adanya Perda ini yang menjual dan mencari keuntungan dari peredaran Miras ini adalah Pihak yang tidak menghendaki adanya larangan peredaran Miras ini. Kalo boleh Saya sebut kafe-kafe di Kota Serang ini menjual minuman beralkohol Solid, Krakatau, Flemenggo, Savana, diatas Pasar Rau mereka itu ijinnya usaha apa seharusnya Dinas terkait Disperindag dan BPTPM juga melakukan pengawasanlah bantu Kami yang bisa menutup tempat usaha itukan Mereka bersama Satpol PP dengan bantuan Kami pada prosesnya”

I5 “Kami sebagai pihak Pemerintah dan seluruh pelaksana Perda Pekat ini termasuk pihak yang mendukung adanya larangan peredaran minuman beralkohol ini, bila pun ada yang tidak mendukung larangan minuman berlkohol ini itu hanya orang-orang yang mengambil keuntungan dari peredaran minuman beralkohol”

I6 “Pemerintah dan seluruh masyarkat yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol adalah pihak yang mendukung adanya larangan minuman beralkohol di Kota Serang dan pihak yang mengkonsumsi dan menjual minuman bberalkohol sebagai pihak yang dirugikan dari adanya larangan

Page 521: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

ini adalah pihak yang kontra tidak mendukung, jelas sajalah mereka kontra terhadap larangan ini wong mereka yang menjual mendapat pemasukan yang besar dari menjual minuman beralkohol apalagi kalo di tempat Karaoke, Kafe, Club Malam harganya itu bisa berkali lipat”

I7 “Kalo Pihak yang mendukung Perda ini, Saya pikir semua Pihak mendukung adanya Perda ini terutama pihak Pemerintah dan Masyrakat namun kan masih ada segelintir Orang yang hidupnya bergantung pada kegiatan-kegiatan yang merupakan Penyakit Masyarakat seperti Pelacuran, Pengemis dan Penjual Miras yang pastinya Kontra terhadap adanya Perda Pekat ini”

Q16

I

Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang Terkait minuman beralkohol didukung oleh Sumberdaya yang memadai?

I1 “Jika kami lihat sumber daya yang dimiliki mungkin dari segi SDM dan sumber daya lainnya selalu saja dikatakan kurang memadai namun janganlah itu dijadikan alasan kalo kurang yah optimalkan semampunya pelaksanaan Perda yang sudah menjadi tanggung jawab bersama harus diutamakan”

I2 “Sumber daya yang ada saya rasa cukup namun kurang secara kualitas itu berkaitan dengan individu, kalo masalah anggaran itu tergantung rumah tangga nmasing-masing kan semua sudah ada anggrannya, jawaban Saya sumber daya yang dibutuhkan masih kurang”

I3 “Sumberdaya Kami masih kurang De, bangunan saja masih kecil seperti ini personil Kami masih kurang untuk melakukan penertiban Kami terkadang harus dibantu Kepolisian atau POL PP dari Provinsi dan Kabupaten, apabila ada penertiban yang cukup besar kalo Ade tanya masalah dana Saya tidak bisa menjawab itu bukan wewenang Saya”

I4 “Setiap Personil Kami sudah terlatih dan siap bertugas dari segi kualitas kam memadai namun dari segi kuantitas Kami masih kurang karena Kami juga memiliki tugas terkait hal yang lain juga, dari segi anggaran Kami sudah memilikinya untuk melakukan kegiatan penertiban amaupun razia pekat yang kami lakukan”

I5 “Selama ini kalo dari pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena pegawai disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok nah ini dia yang juga jadi masalh yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di Kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan”

I6 “Keterbatasan sumber daya masalah klasik dalam suatu kebijakan memang dalam penegakan masalah minuman beralkohol ini menurut Saya sih dalam penegakannya harus didukung oleh sumber daya manusia yang banyak agar setiap sudut Kota Serang ini bisa diawasi tapikan pada kenyataanya jumlah petugas itu terbatas dan masih kurang belum lagi anggran untuk mobilisasi dan sebgainya tentu masih kurang mendukung disinilah sekali lagi saya tekan ayolah Masyarakat ikut membantu peran petugas agar semua dapat

Page 522: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

manfaat dari adanya Perda Pekat ini”

I7 “Kalo bebicara masalah sumber daya akan selalu kurang apabila dibandingkan degan banyak hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menangai masalah Pekat ini”

Q17

I

Pihak mana saja yang bekerjasama dalam rangka penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Semua pihak, semua unsur yang ada di Kota Serang dari Pemerintah melalui Satpol PP, Dinkes, Dinsos, Disperindagkop, Kepolisian, TNI, unsur Agama dan Masyarakat harus bekerjasama untuk menegakan larangan minuman beralkohol di Kota Serang agar berjalan dengan baik dan berhasil dalam menanggulangi permasalahan minuman beraalkohol tersebut.”

I2 “Pihak yang bekerjasama dalam penegakan Perda Pekat yang berkaitan denganperedaran minuman beralkohol ini antara lain, Disperindagkop, Dinkes, DInsos, Satpol PP tentunya juga Kepolisian dan Masyarakat”

I3 “Harusnya semua pihak bisa bekerjasama dalam penertiban Perda ini, Masyarakat juga harus berperan apalagi peredaran Miras ini ada di tengah Masyarakat jadi, Masyarakat lebih tau pastinya makanya kami mnghimbau pada Masyarakat untuk membantu kami dalam upaya penegakan larangan peredaran miras di Kota Serang ini. Kalo yang seharusnya yang bekerjasama dalam Perda ini Satpol PP, Kepolisian, TNI, Disperindag, Dinkes, Dinsos kalo mengadakan razia gabungan bisa juga koordinasi laporan pelanggaran Perda Kami akan membantu baik diminta maupun tidak”

I4 “Kepolisian, Satpol PP, dam TNI beserta unsur Pemda terkait yang seharusnya bekerjasama dalam pemberantasa minuman beralkohol ini dibantu peran Masyarakat sebagai mitra kami karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui hal-hal yang terjadi dilapangan. Tapi ini sekedar cerita saja apabila ada operasi gabungan untuk merazia tempat hiburan yang menjual miras kami selalu gagal miras yang didapatkan hanya sedikt entah ada oknum yang membocorkan atau bagaimana, jadi kami lebih berhasil kalau melakukan tindakan sendiri”

I5 “Kalo pihak yang bekerjasama dalam pelaksanaan Perda ini sudah pasti Satpol PP yang berperan dalam penindakan dan razia, kami sebagai pengawas perdagangan, Dinkes dan Dinsos menurut saya yang terlibat secara langsung dan bekerjasama pada pelaksanaan Perda Pekat ini”

I6 “Kalo misalnya ada razia gabungan contohnya kemarin menjelang puasa Kami dilibatkan, bersama, Disperindag, Dinsos juga Kepolisian sempat ada pemusnahan minuman beralkohol juga maret kemarin dan Kami ikut dalam pemusnahan itu juga ada ulama juga dari MUI itulah pihak-pihak yang bekerjasama dalam rangka memerangi peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini bersama Masyarakat”

I7 “Kalo masalaha ini Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda

Page 523: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.”

Q18

I

Apa saja Peran dan hal yang dilakukan pemerintah atau pihak berwenang untuk mengatasi permasalahan mengenai Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Peran kami sebagai Biro Hukum tentu saja mensosialisasikan adanya Perda Pekat ini larangan tentang peredaran minuman beralkohol ini kepada seluruh mitra Kami berupa koordinasi antar SKPD terkait mengenai langkah-langkah penegakan peraturan ini Satpol PP, Kepolisian, Dinkes, Dinsos, Diperindagkop yah semua yang terlibat termasuk kepada Masyarakat sosialisasi itu Kami lakukan. Kami juga mengawasi penegakan Perda tersebut.”

I2 “Peran Kami sebagai bagian dari Pemerintahan Kota Serang sesuai dengan tugas kami di Biro Hukum ini melakukan koordinasi dan pengawasan terkait perda Pekat ini kepada SKPD-SKPD dan unsur-unsur lain yang dilibatkan dalam penegakan Perda Pekat ini agar dapat berjalan dengan apa yang diamanatkan dalam Perda.”

I3 “Peran kami sudah jelas menegakan Perda melakukan penertiban berupa razia terhadap peredaraan miras di Kota Serang menindak, memberikan laporan melalui PPNS kejaksaan itu bisa dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Perda kurungan 3 bulan sampai dengan denda RP.50.0000 apabila ada yang terbukti melanggar ketentuan Perda sanksinya yaitu sampai dengan penutupan tempat usaha yang terbukti menjual miras di Kota Serang.”

I4 “Kalo peran Kami Kepolisian ini berhubungan dengan Hankamtibmas yang salah satunya memberantas peredaran minuman beralkohol agar tercipta ketertiban dan keamanan di wilyah hukum Kami, penindakannya dengan merazia tempat-tempat yang di identifikasi mengedarkan minuman beralkohol yang sebelumnya telah dipastikan oleh Intel yang Kami tugaskan apabila sudah terbukti akan Kami tindak Penjualnya akan Kami amankan kena tindak pidana ringan hukuman kurungan 3 bulan denda maksimal sampai Rp.50.000.000, namun apabila minuman beralkhol itu impor dari luar kami akan usut sampai ke cukai dan dilimpahkan ke Reskrim itu bisa pidana murni dan diadakan sidang di pengadilan.”

I5 “Kalo peran Kami sebagai Disperindagkop lebih berfungsi kepada peran pengawasannya saja namun apabila ada pelanggaran kami akan tindak tegas dengan mencabut ijin usaha apabila ada ijin perdagangan yang disalahgunakan dengan menjual minuman beralkohol atau barang lain yang dilarang untuk diperjualbelikan”

Page 524: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I6 “Peran kami sesuai dengan tugas kami dibidang kesehatan kami setiap kesempatan dan acara biasanya selalu menghimbau agar Masyarakat Kota Serang tidak mengkonsumsi narkoba dan minuman beralkohol karena dilarang di Kota Serang dan berdampak buruk bagi kesehatan, sosialisasi yang kami lakukan juga dengan slogan-slogan, hidup sehat tanpa narkoba, hidup sehat tanpa alkohol macam cara Kami sebagai upaya mendukung Perda Pekat ini”

I7 “Masalah Miras ini Satpol PP sebagai pelaksana bekerjasama dengan Kepolisian dan juga Dinas lain kaitannya dengan penegakan Perda Pekat ini. Kalo kami Dinsos tugasnya adalah mengadakan Rehabilitasi Sosial, Pengemis, PSK, Anak Jalanan, agar mereka bisa jadi warga yang bisa hidup secara normal Dinsos juga kadang menemukan anak jalanan yang biasa mengkonsumsi Miras dan Narkoba itu juga akan coba dihilangkan dengan rangkaian kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh Kami. Kami juga bisa minta bantuan masalah kesehatan untuk warga binaan kami kepada Dinkes, dan juga bisa juga bantuan itu diberikan oleh Dinas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.”

Q19

I

Siapa yang berwenang untuk melakukan penegakan, razia dan penutupan tempat penjualan minuman beralkohol?

I1 “Kalo masalah penutupan, penegakan, seperti razia itu tugasnya Satpol PP, koordinsinya dengan Disperindag dan BPTPM Kota Serang yang pada pelaksanaanya bisa juga dibantu dari pihak Kepolisian, TNI, dan SKPD lain yang terakit kalo itu razia gabungan.”

I2 “Kalo perkara razia minuman beralkohol sih itu urusannya POL PP sama Kepolisian ituh SKPD yang lain hanya berwenang melakukan pengawasan kalaupun ada itu paling hanya himbauan dan sanksi administratif bisa berupa pencabutan izin usaha misalnya itu dilakukan oleh Satpol PP setelah dilakukan penyidikan oleh PPNS dan setelah itu penutupan baru bisa dilakukan setelah berkoordinasi dengan BPTPM Kota Serang”

I3 “Kami dan Kepolisian yang paling berwenang untuk masalah penegakan terhadap peredaran miras ini, mulai dari razia sampai pengajuan tuntutan kepada kejaksaan melalui PPNS kalo masalah penutupan dan tata cara Kami hanya mengikuti panduan dari Perwal yang baru ada pada bulan juni kemarin akan tetapi itupun belum efektif”

I4 “Kalau masalah penegakan berupa razia dan penertiban itu tugas Satpol PP dan Kami juga Kepolisian ikut terlibat yang lebih berwenang untuk menutup tempat usaha adalah Satpol PP ,Disperindag dan BPTPM dengan mencabut ijin usaha apabila ada Kafe, Restoran, atau tempat Karaoke yang kedapatan menjual miras”

I5 “Penertiban dan razia itu utamanya tugas Satpol PP dan Kepolisian, kalo pencabutan ijinnya ada ditangan BPTPM dan Kami Disperindag namun dalam pelaksanaannya itu dibantu oleh Satpol PP dan Kepolisian biasanya seperti itu”

I6 “Sekarang sudah ada Perwal yang mengatur hal itu pihak yang berwenang utnuk melakukan hal razia dan penutupan tempat usaha yang melakukan

Page 525: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

pelanggaran itu tugasnya Satpol PP yang dikoordinasikan BPTPM Kota Serang jg sehingga ijin usahanya dicabut”

I7 “Razia dan penegakan hukum itu merupakan domain dari Kepolisian dan Satpol PP kalo masalah penuntupan, pencabiutan ijin usaha itu wewenangnya Badan Penanaman Modal dan sanksi pidana itu bisa diajukan melalui PPNS atau Penyidik Kepolisian kepada Kejaksaan”

Q20

I

Apakah penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol selama ini sudah maksimal?

I1 “Saya rasa sudah maksimal dalam peneggakannya namun Kami akui masih ada saja piihak-pihak yang tidak menaati aturan dalam Perda tersebut dengan masih adanya pihak yang menjual dan menyediakan tempat untuk mengkinsumsi minuman beralkohol di Kota Serang dan ini menjadi bahan masukan Kami selaku Pemerintah agar dapat memberikan solusi yang paling baik terkait pelarangan minuman beralkohol ini”

I2 “Saya rasa sudah maksimal apa yang dilakukan oleh Pemerintah melalui SKPDnya dalam rangka menaggulangi permasalahan minuman beralkohol ini sudah maksimal, namun kata maksimal tidak selalu berbanding lurus dengan fakta dilapangan karena diluaran sana masih banyak pihak yang mengedarkan minuman beralkhol di Kota Serang, ini masalah kesadaran Masyarakat yang harus ditingkatkan agar amanat Perda Pekat bisa diwujudkan”

I3 “Kami rasa sudah maksimal dalam melakukan penegakan akan tetapi Kami selalu dihadapkan kepada permasalahan klasik yaitu penjual minuman keras itu tersembunyi, terdapat di pusat kota sampai perkampungan di Kota Serang apalagi untuk daerah Walantaka dan Curug serta Taktakan Kami sulit menjangkau tempat tersebut, penegakan sudah maksimal namun hasilnya belum maksimal karena terkendala sumber daya, luas wilayah, dan penjualan minuman beralkohol yang terkadang sudah dipastikan ada menjual minuman keras namun ketika dirazia hanya ditemukan sedikit mirasnya”

I4 “Kami sudah melakukan upaya semaksimal mungkin agar menghasilkan dampak yang baik dalam upaya pemberantasan miras di Kota Serang ini, namun kalo masalah faktanya masih banyak yang menjual miras di Kota Serang. Itu karena mereka main kucing-kucingan dengan Kami, terselubung sebagai warung kelontong, Warung Remang-remang, Kafe dan tempat Karaoke itu menjadi kedok bagi penjual miras di Kota Serang bahkan ada Toko Bangunan yang dijadikan gudang miras di Daerah Kecamatan Serang itu fakta yang mengejutkan untuk Kami”

I5 “Saya rasa upaya yang dilakukan Pemerintah sudah maksimal namun haslnya masih kurang karena menurut saya banyak faktor yang berpengaruh, penjual minuman alkohol itu sembunyi-sembunyi saya yakin ituh warung-warung jamu jual minuman beralkohol biarpun yang kelasnya menengah ke bawah kemudian ada yang jual kan berarti ada yang minum. Gak mungkin toh ada yang jual kalo gak ada yang beli pembelinya juga harusnya kena biar

Page 526: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

gak ada yang beli lagi tuh minuman beralkohol biar adil jangan yang jual aja yang kena kalo yang menjual sih saya rasa karena nguntungin aja mereka jual apalagi ditempat hiburan harganya bisa lebih mahal lagi”

I6 “Menurut saya belum tegas karena masih banyak lo penjual minuman beralkohol di Kota Serang ini itu sudah jadi rahasia umum di Stadion Ciceri, Alun-alun itu kan banyak yang menjual miras masa Satpol PP dan Kepolisian masa tidak tau itu sudah jadi rahasia umum di Kota Serang loh Mas, bahkan tiap tahun baru anak muda kan merayakannya dengan pesta miras, yang lebih gawatnya lagi hajatan perkawinan saja dijadikan kesempatan buat berpesta minuman beralkohol iru gawat sekali kan, anak sekolah SMP saja sudah banyak yang minum bagaimana miris saya”

I7 “Kalo penegakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam menegakan Perda Pekat ini Saya pikir sudah maksimal. Namun sayangnya permasalahan Penyakit Masyarakat ini tidak pernah selesai karena banyak faktor seperti tingkat pendidikan rendah, kemiskinan, lapangan pekerjaan yang kurang bisa menjadi peyebab adanya Penyakit Masyarakat. Jika Kita pahami sesungguhnya masalah Penyakit Masyarakat ini saling terkait PSK dengan Hiburan Malam, Miras merupakan satu keluarga”

Q21

I

Menurut pihak terkait kendala apa yang dihadapi dalam penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol ini ?

I1 “Kendala yang dihadapi dalam memberantas miras di Kota Serang ini masih kurangnya kesadaran Masyarakat akan bahaya minuman beralkohol dan masih banyaknya orag yang tidak bertanggungjawab yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang. Apalagi kalau itu minuman keras oplosan sudah pasti berbahaya”

I2 “Kendala terbesar sebenarnya ada pada ketidak tegasan Petugas pelaksana. Saya rasa mereka itu kurang tegas, dan Saya juga melihat hambatan utama pemberantasan minuman beralkohol ini tidak tepat sasaran seharusnya langsung ke disasar produksinya biar habis, kesadaran Masyarakat juga perlu ditingkatkan agar penegakan Perda Pekat ini bisa optima. Kesadaran Masyarakat sangat penting harus membantu pihak yang berwajib laporan Masyarakat itu yang penting juga menurut Saya karena peredaran minuman beralkohol itu ada di tengah Masyarakat”

I3 “Banyak Kendala yang dihadapi oleh Kami dalam upaya menegakan Perda ini, penjual minuman beralkohol itu ngumpet tempatnya apalagi yang di pelosok seperti daerah Curug, Walantaka, Taktakan itu kami kesulitan untuk menanggulanginya keterbatasan personil berbanding dengan luas wilayah masih timpang. Untuk itu Masyarakat Kami harapkan lebih berperan aktif dalam membantu tugas Kami”

I4 “Kalo bicara kendala yang dihadapi peredaran miras itu sulit untuk dihadapi apabila masih banyak oknum yang mengkonsumsi, menjual dan memproduksinya itu salah satu kendala, kemudian yang menjual miras itu ada dimana-mana dari pusat kota sampai pinggiran kota tersembuyi. peran dan laporan Masyarakat sangat Kami butuhkan untuk membantu, kemudian

Page 527: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

yang menjadi kendala juga, tempat menjual miras yang berkedok tempat usaha Kafe dan Karaoke itu menjadi kesulitan tersendiri ditambah lagi ada oknum yang membentengi tempat itu yah sudah menjadi kendala juga buat Kami karena sering kali bocor apabila akan diadakan razia”

I5 “Selama ini kalo dari Pihak Disperindagkop sih tidak ada masalah berarti dari masalah perijinan dan pengawasan bisa berjalan dengan baik namun ada keterbatasan dalam pengawasan karena Pegawai Disperindagkop yang terbatas dan gak mungkin menjangkau seluruh wilayah Kota Serang sampai kepelosok-pelosok. Nah ini dia yang juga jadi masalah yang jual minuman beralkohol itu gak cuma di kota loh de di kampung-kampung juga banyak yang jual dan sulit buat kena tindakan”

I6 “Kendala yang utama ada banyak penjual miras di lingkungan Masyarakat yang belum tersentuh petugas karena kemampuan dan semberdaya aparat ini terbatas tidak mungkin menjangkau setiap sudut wilayah Kota Serang ini harus ada peran Masyarakat termasuk keluarga harus mengawasi dan berperan dalam penegakan aturan minuman beralkohol ini agar minuman beralkohol tidak ada di lingkungan Kita”

I7 “Kendalanya miras itu bisa dijual dimana saja dan dikonsumsi oleh banyak kalangan jadi sulit untuk diberantas, kemudian banyak tempat usaha Karaoke dan juga Hiburan Malam yang secara sembunyi-sembunyi juga menjual miras apalagi kalo ada keamanan dari oknum aparat kepada tempat yang digunakan untuk melakasanakan kegiatan yang termasuk Penyakit Masyarakat akan lebih sulit untuk ditertibkan”

Q22

I

Apakah pihak-pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan penegakan memiliki kemampuan untuk melaksanakan Perda no 2 Tahun 2010 ?

I1 “Tentu saja memiliki kemampuan sesui dengan backgroundnya masing-masing. Ada pertimbangan dan masukan dari para anggota DPRD Kota Serang dan para SKPD yang memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan Perda No 2 Tahun 2010 ini kususnya terkait larangan minuman beralkohol., Kalo masalah penegakan sih demikian Satpol PP dan Kepolisian kan memang tugas mereka untuk menertibkan masyarakat dan sudah terlatih pula jadi saya rasa mereka kompeten dalam hal penegakan”

I2 “Tentu saja pelaksana Perda itu dipilih sesuai dengan kempuannya masing-masing dan sesuai dengan fungsinya dalam pemerintahan ”

I3 “Yah jelas pihak yang ditunjuk itu memiliki kemampuan yang sesuai dengan Perda De, Kami yang ditunjuk sebagai pihak yang berwenang melakukan razia dan penertiban karena itu memang salah satu tugas yang melekat di Kami. Sedangkan pihak SKPD yang lain hanya berperan sebagai pihak yang melakukan pengawasan sesui dengan tugasnya kalo masalah razia yah itu tugasnya kami meskipun dalam rangka penutupan tempat hiburan itu belum diatur dalam Perda teknisnya, tapi penutupan itu bisa dilakukan apabila ada pencabutan ijin usaha dari pihak BPTPM dan Disperindag”

I4 “Saya rasa yang pihak yang dilibatkan untuk menangani masalah peredaran miras ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya. Tapi untuk menangani masalah miras ini tidak hanya sekedar kemampuan yang dimiliki

Page 528: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

namun harus ada keseriusan dan konsistensi juga dalam rangka menegakan peraturan ini. Pihak Pemda ini saya rasa masih main-main dalam penegakan Perda miras ini bukinya tempat usaha yang terbukti melanggar masih banyak yang belum dicabut ijin usahanya”

I5 “Saya rasa semua yang dilibatkan ini mempunyai kemampuan sesuai dengan kewenangannya masing-masing”

I6 “Di Pemerintahan ini kan setiap SKPD itu membidangi bidangnya masing tentunya juga akan memiliki kompetensi di bidangnya jadi saya rasa pelaksan Perda Pekat ini utamanya masalah miras yah punya kemampuan buat nangani masalah ini”

I7 “Yah sudah tentu memiliki kemapuan kan yang dipilih sebagai pelaksana Perda Pekat ini sesuai dengan tupoksinya. Satpol PP kan memang tugasnya menertibkan Masyarakat dan juga SKPD lain yang ikut meembantu juga memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing.”

I8 “Tentu saja pihak yang dilibatkan dalam pembuatan dan pelaksanaan Perda Pekat ini memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Yah sangat mugkin memiliki kemampuan yang dibutuhkan karena dalam Pembuatan kebijakan kan memang tugasnya Dewan dan Wali Kota dalam penegkan juga ada Satpol PP dan Kepolisian yang sudah terlatih untuk melakukan tugasnya”

I9 “Yang harus dilibatkan seharusnya yang memiliki kemampuan untuk memberantas peredaran miras ini. Saya pikir perangkat negara itu semuanya memiliki kompetensi. untuk melaksanakan tugasnya bantuan dari Masyarakat juga diperlukan dari pihak agama juga harus berperan tentunya Kami sendiri dari pihak Gereja sangat melarang jemaat Kami untuk mengkonsumsi miras atau narkoba yang bisa membuat pikiran dan akal manusia itu jadi rusak sehingga perbuatan yang dilakukan pun akan berujung pada perbuatan dosa”

I10 “Pastinya mereka punya kemampuan kalo Polisi sama Pol PP gak bisa nangani masalah miras yah buat apa ada Polisi. Tapi buktinya miras masih ada di Kota Serang kan jangan ditanya tuh di Pandean atau di Rau mah banyak kebetulan rumah Saya deket Rau di Lopang situ kan deket yah. anak remaja kalo mau hiburan sama minum larinya yah ke atas pasar situh. Miras masih ada, jadi masalah, apalagi yang oplosan itu kan bahaya kemana pihak yang berwajib buta semua ini miras tiap malam dijual apa gak dirazia tuh”

Q23

I

Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam perumusan maupun pelaksanaan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Kalo dalam perumusan Perda Pekat ini tidak ada halangan berarti hanya mungkin kesulitannya adalah membuat aturan yang sesuai dan tepat untuk memberantas Penyakit Masyarakat di Kota serang yang salah satunya minuman beralkohol ini. Sedangkan dalam penegakannya mungkin kendala yang dihadapi masih ada pelanggaran yang terjadi karena masih adanya pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan mengedarkan minuman

Page 529: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

beralkohol ini secara sembunyi-sembunyi tentunya. Yah kan gak mungkin mereka terang-terangan berjualan minuman beralkohol”

I2 “Karena ini merupakan aspirasi dari Masyarakat Kota Serang yang disampaikan melalui Tokoh Masyarkat dan agama di Kota Serang yang khawatir terhadap peredaran minuman beralkohol ini, yang bisa berdampak negatif pada kehidupan Masyarakat Kota Serang tentu menjadi faktor pendukung bagi Perda ini. Adapun faktor penghambatnya lebih kepada pelaksanaan Perda Pekat ini, minuman beralkohol itu masih gampang buat ditemui di Kota Serang kendala yang dihadapi menurut saya karena masih banyak yang beli jadi masih banyak jual. Gak akan habis minuman beralkohol ini di Kota Serang kalo masih banyak warga Kota Serang yang mengkonsumsi miras”

I3 “Dalam proses perumusannya Perda ini gak ada hambatan karena memang didukung oleh semua pihak gak ada yang ingin miras ini bereedar di Kota Serang, apalagi Kota Serang ini terkenal dengan slogan Kota Serang Madani yang bernafaskan islam. Jadi semua pihak tentunya menginginkan Kota Serang ini bebas dari peredaran miras meskipun pada penegakanya Kami Satpol PP khususnya masih menemukan kendala karena miras ini tidak ada habisnya meskipun kami melakukan razia, karena peredaran miras ini ada dimana-mana sulit dikontrol dan miras ini sudah dikonsumsi oleh semua kalangan jadi sulit untuk diberantas karena masih banyak pihak yang mengambil keuntungan dari peredaran miras ini.”

I4 “Perda ini kan bertujuan baik untuk Kota Serang tentunya disambut baik keberadaanya, penghambat penegakan Perda ini terkadang datang dari internal Pemerintah sendiri dengan ketidaktegasan dalam menutup tempat hiburan yang sudah jelas menjual miras itu ijinnya masih dibiarkan ko, pengawasan apa yang dilakukan apa buktinya tidak ada itu pengawasan dari dinas terkait Disperindag itu gak ada. Ijin Kafe usaha kafe tapi menjual miras masa mereka tidak tau”

I5 “Faktor pendukung adanya larangan minuman beralkohol ini yaitu adanya dukungan dari semua pihak yah tentu saja karena Perda Pekat itu sendiri lahir dari adanya kekhawatiran Tokoh Masyarakat Kota Serang terhadap peredaran minuman beralkohol yang bisa merusak generasi penerus. Tidak hanya minuman beralkohol Penyakit Masyarakat yang lain juga harus diberantas, sedangkan faktor penghambat dari adanya larangan minuman beralkohol ini masih ada oknum-oknum yang mengambil keuntungan dengan mengedarkan minuman beralkohol ini sehingga menjadi faktor penghambat keberhasilan. Yah hal lain juga yang gak bisa kita pungkiri kalo penikmat minuman beralkohol itu datang dari semua kalangan kan dari mulai anak sekolah sampe kakek dan ibu-ibu juga ada yang minum jadi begitulah cukup sulit memang mewujudkan keberhasilan larangan ini namun pihak pemerintah harus tetap berupaya dengan solusi-solusinya”

I6 “Pendukungnya yah Perda ini tuh melibatkan banyak SKPD jadi dan Kepolisian juga yah seharusnya itu merupakan faktor pendukung buat Perda ini. Sedangkan faktor hambatannya kalo menurut Saya pribadi berdasarkan

Page 530: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

kacamata Saya Karena peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ini seperti kurang diperhatikan khususnya oleh Satpol PP dan Kepolisian itu seperti dibiarkan karena tiap malam kaya di Kepandean dan Stadion itu banyak yang jual minuman beralkohol.Kenapa tidak dirazia ini jalannya Perda pekat jadi terhambat pelaksanaannya, kemudaian faktor konsumsi minuman beralkohol di Serang juga sudah tinggi. Tahun 2015 Saya pernah jadi saksi ahli untuk pihak Kepolisian karena ada kasus meninggalnya 2 Remaja Putri akibat pesta miras itu menunjukan permasalahan peredaran minuman beralkohol masih terjadi di Kota Serang”

I7 “Karena Penyakit Masyarakat khususnya peredaran minuman beralkohol ini sudah sangat memprihatinkan peredarannya jadi merupakan musuh Masyarakat dan juga Pemerintah jadi yah pasti semua unsur pihak tersebut pasti mendukung. Paling yang menjadi hambatan itu pada proses penegakannya saja karena kan banyak dari Masyarakat juga yang doyan mengkonsumsi minuman beralkohol ini sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang mencari keuntungan dari peredaran minuman beralkohol ini.”

I8 “Yang menjadi faktor pendukung untuk pembutan Perda Pekat ini karena memang mayoritas Masyarakat Kota Serang adalah beragam islam yang tidak berkenan Kota Serang ini menjadi pusat aktivitas kegiatan yang digolongkan sebagai Penyakit Masyarakat. Kalau faktor penghambatnya Saya kurang begitu mengerti karena kenapa, meskipun ada larangan peredaran minuman beralkohol ini di Kota Serang ternyata belum bisa membereskan masalah tersebut karena generasi muda di Kota Serang mulai akrab dengan konsumsi narkoba dan minuman beralkohol”

I9 “Karena Saya tidak terlibat secara langsung jadi saya tidak bisa memberikan tanggapan tapi Saya sedikit memperhatikan masalah Penyakit Masyarakat ini apalagi permasalahan yang berkaitan dengan Peredaran miras ini, sedikit bercerita pada waktu malam saya berkendara hendak ada keperlun, Saya melintas melewati kawasan Stadion itu yang dibelakangnya banyak warung-warung itu. Pada saat Saya lewat, Saya perhatikan ko yang ada di meja-meja itu botol-botol bir dan juga banyak Bapak-bapak yanh sedang minum bir-bir itu. Hal itu menunjukan pelaksanaan aturan miras ini belum bisa menangani permaslahan miras ko gak ada petugas yang merazia itu warung begituan yang jual miras”

I10 “Kalo pas pembuatannya Saya gak tau deh tuh, yang mau Saya sorotin nih pelaksanaannya gimana Saya cuma bisa prihatin aja nih De sama Aparat penegak hukum nih. Hambatannya ada di penegakannya gak tegas kalo bisa Pabrik mirasnya ditutup biar gak ada miras lagi. Kemudian yang beli miras minum nih harusnya di rehab kaya narkoba kan kalo udah kecanduan sama sesuatu hal itu bisa kaya orang gila. Nah kalo di agama Budha sendiri gak boleh minum miras ada dipasal lima “Aku bertekad tidak akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa melemahkan kesadaran” kalo minum miras kan hilang kesadaran kaya orang gila semua juga kacau apa yang dilakuin, kemudian ada ajaran Budha juga kalo yang mengkonsumsi miras atau hal yang gak bermanfaat lain itu dikehidupan

Page 531: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

berikutnya bakal jadi hewan. Saya tegaskan bahawa agama Budha sangat melarang miras ini untuk dikonsumsi”

Q24

I

Siapa atau pihak mana yang dilibatkan sebagai pihak yang memiliki kemampuan (ahli ) dalam menangani permasalahan Perda no 2 tahun 2010 Tentang Pekat terkait peredaran minuman beeralkohol ?

I1 “Pihak yang dilibatkan sebagai ahli tentunya yang terlibat dalam penegakan, dalam merazia dan menertibkan itukan merupakan keahlian dari Satpol PP dan Kepolisian Sedangkan dalam bidang Perdagangan, Kesehatan dan sosial, itu merupakan kemampuan dan tugas pokok yang dimiliki Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan dan Dinsos”

I2 “Masalah minuman beralkohol ini berkaitan dengan beberapa aspek berkaitan dengan perdagangan dan kesehatan yah sudah pasti menjadi tugasnya Disperindag dan Dinkes sedangkan masalah penegakan penertibannya dilakukan oleh Satpol PP dan Kepolisian bahkan berkaitan dengan agama karena agama juga melarang minuman beralkohol ini jadi dari pihak agama yang diwakili MUI juga dapat berperan dalam pelaksanaan laranngan minuman beralkohol ini”

I3 “Kami Satpol PP dengan bantuan Kepolisian adalah Pihak yang mempunyai kewenangan dalam melakukan penertiban aktivitas Penyakait Masyarakat. Sedang SKPD lain yang ikut terlibat dalam pengawasan terhadap peredaran miras ini”

I4 “Masalah keahlian bisa dilihat dari namanya kalo Dinas itu seperti Dinsos berkaitan dengan permasalahan sosial, Dinkes kompetensi dibidang kesehatan mereka jelas memiliki kemapuan masing-masing, namun keseriusan untuk bertindak kendalanya, Kami dari Kepolisian banyak melakukan penegakan itu sendiri lebih efektif dan menghasilkan Kami melakukan razia pekat ini setiap 6 bulan sekali 2 minggu berturut-turut dengan terlebih dahulu kami menurunkan intel-intel Kami untuk dapat memperoleh informasi mengenai peredaran miras di Kota Serang. Setelah diketahui siapa dan dimana yang menjual baru Kita eksekusi dengan melakukan penggrebekan. Sebenarnya kalau penegakan produk hukum daerah itu yang lebih berwenag adalah Satpol PP, Kepolisian hanya menjadi pendamping dan pembantu saja.”

I5 “SKPD itu kan ahli dalam bidangnya Kami dalam perdagangan, Dinkes dalam bidang kesehatan begitu juga Dinsos dan POL PP kan mereka itu ahi dibidangnya masing tinggal bagaimana caranya memberikan kontribusi sesuai kebidangannya kepada upaya pemberantasan minuman beralkohol ini agar berhasil.”

I6 “Kalo ahlinya dalam menertibkan dan merazia itu ahlinya Satpol PP dan Kepolisian kalo Dinkes sesuai tugasnya dalam bidang kesehatan juga melakukan himbauan-himbauan dan ikut mengawasi juga mengenai larangan peredaran minuman beralkohol ini karena di Dinkes juga ada perijinan tentang minuman dan makanan tuh jadi Kami juga bisa melarang minuman atau makanan yang berbahaya untuk diedarkan khususnya

Page 532: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

minuman beralkohol.”

I7 “Kalo yang ahli menangani hal yang seperti ini tentunya yah Kepolisian dan Satpol PP karena itu memang tugasnya mereka.”

I8 “Sebagai Pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana Perda Satpol PP tentunya memiliki kemampuan dan keahlian untuk menangani permasalahan yang terjadi”

I9 “Pihak Kepolisian dan Satpol PP mereka yang bertugas menjaga ketertiban di Masyarakat yang berwenang yah mereka dan ahlinya kan mereka itu kalau merazia itu”

I10 “Yah ahli dalam hal ini kan Satpol PP sama Kepolisian mereka yang harus lebih aktif buat memberantas peredaran miras jangan justru jadi backingnya kan banyak tuh backing-backingan tempat hiburan aparat lagi itu jadi rahasia umum De gak bisa Kita sangkal”

Q25

I

Apakah kebijakan tentang Perda No 2 tentang Pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol akan dapat menyelesaikan permasalahan minuman beralkohol yang terjadi?

I1 “Tentu saja akan berhasil apabila semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dalam rangka memberantas peredaran minuman beralkohol. SKPD melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tupoksinya dengan dibantu peran dari Masyarakat karena Masyarakatlah yang lebih mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dilingkungannya. Karena penegakan Perda ini perlu dukungan Masyarakat agar berhasil kan yang menkonsumsi minuman beralkohol iti masyarakat jadi diharapkan masih ada Masyarakat yang peduli pada dampak negatif ditimbulkan minuman beralkohol”

I2 “Perda Pekat ini dibuatkan agar berhasil dalam memberantas peredaran minuman beralkohol di Kota Serang. Saya yakin Perda ini bisa berhasil jika terus dilaksanakan dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Perda, perbaikan dan evaluasi juga harus terus dilakukan dalam pelaksanaan Perda ini”

I3 “Perda ini akan berhasil apabila didukung oleh semua pihak mulai dari Kami sebagai penegak dan SKPD lain juga yang membantu sebagai mitra Kami. Namun Kami tidak bisa bekerja sendiri harus dibantu juga oleh Masyarakat denngan adanya laporan kepada Kami atau Kepolisian sebagai yang berwenang dalam hal ini juga Saya rasa Perda Pekat ini akan berhasil memberantas miras di Kota Serang atau setidaknya dapat mengurangi secara signifikan peredan miras ini”

I4 “Bisa asalkan semua pihak yang terlibat dalam penegakan Perda Pekat ini bisa bekerjasama dan melaksanakan aturan sesuai dengan tugasnya masing-masing tidak lupa adanya dukungan Masyarakat. Miras itu bisa diberantas kalo Masyarakat sering lapor saya yakin mereka tau di lingkungan mereka ada yang menjual namun berbagai faktor membuat mereka enggan melapor diantaranya gak enakan yang jual itu kenal atau apalah yang seharusnya alasan itu bisa dikesmpingkan”

Page 533: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I5 “Akan dapat diselesaikan permasalahan minuman beralkohol ini kalau semua pihak melakukan perannya dengan baik dan Masyarakat juga harus diberikan kesadaran yang lebih tentang bahaya minuman beralkohol agar tidak mengkonsumsinya lagian dosa juga kan di dalam agama kita juga dilarang minum minuman yang memabukan kalo Masyarakat sudah tidak ada yang minum yang jual juga bingung mas gak akan jualan alcohol lagi mereka”

I6 “Bisa berhasil walaupun akan sulit tapi Kita tidak boleh pesimis karena Perda Pekat inikan dibuat agar bisa menangani permasalahan minuman beralkohol dengan mengerahkan segala dan upaya yang dibutuhkan, pihak-pihak yang menngemban amanat Perda Pekat ini bisa mewujudkan keberhasilan Perda ini dengan juga didukung Masyarakat tentunya”

I7 “Bisa berhasil walaupun akan sulit tapi Kita tidak boleh pesimis karena Perda Pekat inikan dibuat agar bisa menangani permasalahan minuman beralkohol dengan mengerahkan segala dan upaya yang dibutuhkan, pihak-pihak yang menngemban amanat Perda Pekat ini bisa mewujudkan keberhasilan Perda ini dengan juga didukung Masyarakat tentunya”

I8 “Tentu saja bisa karena memang tujuan adanya Perda ini adalah untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Tapi agar berhasil masalah yang ada harus bisa diatasi dulu, karena di Kota Serang ini peredaran minuman beralkohol masih bebas kurang diawasi dan penegakannya juga masih kurang”

I9 “Sangat bisa sekali aturan ini sebagai aturan yang dibuat manusia sebagai pelengkap aturan Tuhan yang sudah ada di dalam setiap agama apabila setiap manusia taat pada agamanya masing-masing tentu peredaran minuman beralkohol ini tidak akan terjadi karena setiap agama melarang hal yang tidak baik bagi umatnya”

I10 “Bisa kalo misalkan aparat yang punya wewenang mau serius buat berantas miras pasti berhasil. Kita juga sebagai Masyarakat ikut dukung awasin bareng aparatnya biar kerjanya bener”

Q26

I

Apa jaminan keberhasilan Perda No 2 Tahun 2010 Pekat ini?

I1 “Hal yang bisa menjamin keberhasilan dari larangan tentang minuman beralkohol ini adalah konsistensi dari pemerintah melalui SKPD terkait dalam menegakan aturan ini kalo tidak ada konsistensi dari pemerintah tentu aturan ini hanya sebuah aturan yang tertulis saja hanya aturan untuk dilanggar”

I2 “Jaminan keberhasilan Perda ini tentunya keseriusan semua Pihak baik dari Pemerintah maupun Masyarakat Kota Serang untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Karena penegakan Perda ini juga perlu dibantu peran Masyarakat karena Pemerintah ini memiliki keterbatasan juga dari segi jumlah orang sampai waktu mereka pun tidak hanya mengurusi masalah minuman beralkohol, masalah Pekat yang lain seperti , perjudian, dan PSK juga masih ada di Kota Serang”

Page 534: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I3 “Jaminan agar Perda ini berhasil adalah adanya upaya dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, dari Kami sendiri usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan Razia secara berkala setiap 3 bulan sekali kami melakukan razia rutin tekait peredaran miras dan pekat yang lain juga”

I4 “Jaminannya adalah kerjasama, konsistensi dan keseriusan untuk menegakan Perda ini penegakan yang tidak tebang pilih bisa menjamin keberhasilann aturan ini”

I5 “Yah yang sudah disebutkan tadi peran serta semua pihak, Pemerintah atau Masyarakat dalam rangka agar larangan peredaran minuman beralkohol ini bisa berahasil memberantas peredaran minuman berakohol dari Kota Serang”

I6 “Jaminannya adalah pelasanaan Perda yang kontinyu razianya harus rutin, pengawasannya harus rutin semua harus agendakan tata cara pelaksanaan Perdanya, kemudian Masyarakat juga ikut membantu itu bakal jadi jaminan biar Perda Pekat ini berhasil kalo masalah minuman beralkohol ini pastinya Masyarakat juga mendukung dan tau dimana saja minuman beralkohol beredar kalo harus dilaporkan pada yang berwajib”

I7 “Jaminan keberhasilan Perda ini menurut Saya konsistensi dan kerja keras pihak dari Satpol PP dan Kepolisian dan juga SKPD lain dalam menegakan aturan Perda ini. Kembali peran Masyarakat juga harus ditingkatkan untuk menjamin keberhasilan dari adanya Perda Pekat ini”

I8 “Yang bisa menjamin berhasilnya Perda ini adalah dengan adanya pelaksanaan aturan yang tegas dengan memberikan sanksi yang bisa menimbulkan efek jera”

I9 “Jaminan keberhasilan dari aturan ini tentunya pelaksanaan yang baik keseriusan dari pihak pelaksana dan peran serta dari Masyarakat”

I10 “Jaminannya berhasil kan kalo ketentuan dari aturannya dijalanin kalo gak dijalanin, gimana ada jaminan berhasil.? Aturannya dulu tegakin biar terjamin nih keberhasilan aturannya, jangan neko-neko kalo mau berantas sekalian sampe ke pusatnya miras tuh pabrik sama distributornya yang ngedarin miras di Kota Serang”

Q27

I

Apa solusi yang ditawarkan dari pihak terkait untuk menangani permasalahan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I1 “Menurut Saya hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi peredaran minuman beralkohol ini penegakanya ini harus lebih tegas, lebih rutin lagi dalam melakukan penegakan mingguan kalo bisa harian karena setiap malam pun di Kota Serang ini banyak penjual minuman beralkohol Warung Remang, Karaoke mereka menjual itu sudah jadi rahasia umum di Masyarakat ini jadi masukan yang berarti seharusnya”

I2 “Pemberantasan minuman beralkohol ini harus tuntas dari hilir hingga ke hulu. Prudusen miras ini harusnya menjadi sasaran utama untuk memutus rantai Peredaran minuman beralkohol ini, kemudian pihak yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban diharapkan tidak melakukan pembiaran terhadap peredaran minuman beralkohol ini kemudian tidak hanya penjual seharusnya yang mengkonsumsi juga diberikan sanksi berat

Page 535: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

juga agar bisa menimbulkan efek jera”

I3 “Segera dibentuk Perwal agar kami bisa lebih memiliki kewenangan lagi sebagai payung hukum Perwal itu berisi petunjuk teknis mengenai penegakan Perda dan Kami juga bisa menutup karena kalo ada Perwal yah ketentuan dan tata caranyanya akan diatur di Perwal”

I4 “Cabut ijin tempat usaha yang menjual miras itu salah satu solusi yang bisa dilakukan”

I5 “Pihak Satpol PP dan Kepolisian harus terus tuh razia tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol dan juga pabriknya. Tiap malam harusnya di agendakan kalo dirazia tiap malam kan mereka juga takut tuh yang jual dan juga yang minumnya dikasih pembinaan juga minuman beralkohol juga bisa bikin kecanduan jadi harusnya bisa ada rehabnya juga menurut saya dalam aturan itu”

I6 “Menurut saya untuk memberantas peredaran minuman beralkohol ini penertiban yang dilakukan seharusnya ditujukan juga kepada orang yang minum minuman beralkohol ini, jangan hanya penjual yang ditertibkan yang minum juga harusnya dihukum. Kemudian berantas juga minuman beralkohol ini sampai ke pusatnya kalo dirazia hanya Penjualnya saja gak akan ada habisnya ”

I7 “Solusinya razia dan tutup tempat usaha yang menjual minuman beralkohol ini kalo ada pabriknnya juga tutup pabriknya biar gak ada yang menyuplai”

I8 “Razia dan tutup tempat yang jual minuman beralkohol, hukum yang ngejualnya. Kalo ada pabrik yang bikin minuman beralkohol yah harus ditutup biar gak ada yang jual dan beli.”

I9 “Berantas habis miras ini sampai pada produsennya. Kalo masih ada produsennya suplai ke penjual akan terus ada begitu seterusnya, juga meningkatkan kesadaran Individu untuk tidak minum miras mendekatkan kepada Tuhan hidup dijalan Tuhan agar terhindar dari perkara miras”

I10 “Saran bisa saya kasih aparat yang berwenang harus lebih gencar lagi melakukan penegakannya, rangkul Masyarakat ajak kerjasama secara langsung biar bantu masalah miras ini. Jangan ada kongkalikong antara aparat sama pihak yang ngedarin miras ini ”

Q28

I

Dimana saja minuman beralkohol ini diedarkan di Kota Serang ?

I1 “Bisa dimana saja di Warung Remang, di Rumah Warga pun bisa tapi yang lebih pasti ada yaitu di Tempat hiburan Malam dan Karaoke seperti di Flemenggo, Kafé Solid, nah apalagi di Hotel Solid disana pernah ada dua Remaja putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol saya tahu berita itu dari Koran nah itu menandakan kalo minuman beralkohol ini masih menjadi masalah di Kota Serang”

I2 “Di pusat Kota hingga di perkampungan ada yang menjual di Warung Sembako juga ada sebagai kedok, di Tempat Hiburan sih itumah sudah pasti bahkan harganya bisa lebih mahal Saya tidak tau bagaimana sebenarnya

Page 536: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

pihak Satpol PP dan Kepolisian ini dalam bertindak karena banyak tempat di Kota Serang yang menjual minuman beralkohol namun terkesan dibiarkan isu backing tempat hiburan oleh oknum pun masih ada tapi Saya tidak tau pasti kebenarannya namun apabila Kita lihat realitanya itu mungkin”

I3 “Yang pernah Kami temukan pada saat razia itu sperti di Warung Jamu, Tempat Hiburan Malam, Karaoke dan semacamnya bahkan Kami menemukan yang menjual minuman beralkohol itu berkedok Warung Nasi dan Warung Sembako”

I4 “Itu bisa dimana saja bahkan kami pernah mengrebek Toko Bangunan yang dijadikan gudanng miras di daerah Kecamatan Serang, tempat Karaoke dan Warung Jamu juga menjual. Namun Kami lebih menekankan penegakan langsung pada hulu peredaran miras ini seperti gudang dan produsinya seperti yang pernah dilakukan kami mengrebek Rumah yang memproduksi Ciu, itu bahan yang digunakan untuk membuatnya Air Mentah, Kuku Bima campuran Rivanol yang notabene untuk obat luka, sitrun, bahkan ada yang pakai spirtus dan micin. makanya banyak yang meninggal akibat miras oplosan ini menunjukan kesadaran Masyarakat pada bahaya miras ini harus jadi perhatian Kita bersama”

I5 “Bisa dimana saja di tempat kaya Warung Jamu juga banyak bahkan ada yang jual di Rumah, adapun apabila ada Kafe atau Tempat Hiburan lain apabila ada yang menjual minuman beralkohol akan Kami berikan peringatan dan kalo setelah diperingati tetap melakukan pelanggaran Kami akan cabut ijin usahanya dengan berkoordinasi dengan BPTPM”

I6 “Kalo di Kota Serang ini yang terkenal menjual minuman beralkohol itu di atas Pasar Rau, kemudian di Stadion Ciceri, Alun-alun, Kepandean itu tempat-tempat yang terkenal. Tapi menurut Saya masih banyak tempat yang lain yang menjual minuman beralkohol karena jualannya juga kan tertutup di kampung-kampung juga bisa saja ada yang menjual”

I7 “Minuman beralkohol ini bisa diedarkan dimana saja. Kalo yang terkenal banyak yang menjual minuman beralkohol di Kota Serang itu yaa Stadion Ciceri dan juga Taman Sari disana banyak yang menjual ada juga di Kepandean bukan hanya minuman beralkohol tapi PSK juga banyak disana”

I8 “Kenyataanya minuman beralkohol ini dijual dimana-mana, bahkan di Kota Serang ini ada beberapa tempat yang menjadi pusat perbuatan maksiat seperti di Kepandean dan Taman Sari”

I9 “Bisa dimana saja De di dekat rumah Saya juga ada yang menjual ko di warung pinggir jalan bisa jadi mereka juga menjual miras namun yang pasti di Tempat Hiburan Malam pasti mereka menjual kan banyak juga tuh Tempat Hiburan Malam di Kota Serang”

I10 “Banyak di Kota Serang mah, yang terkenal itu di Taman Sari, Kepandean, di Pasar Rau belum lagi banyak juga warung jamu pinggir jalan yang jual miras juga”

Q29

I

Kalangan mana saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol?

Page 537: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I1 “Semua kalangan tua, muda mengkonsumsi minuman beralkohol Saya prihatin karena minuman beralkohol ini bisa merusak generasi muda di Kota Serang”

I2 “Anak sekolah SMA, SMP ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol Saya banyak melihat itu lewat berita meskipun bukan dari Kota Serang tapi tidak menutup kemungkinan hal itu juga itu terjadi di Kota Serang. Adapun pada dasarnya minuman beralkohol itu bisa dikonsumsi semua kalangan”

I3 “Bahkan ada anak dibawah umur yang menkonsumsi Kami mengetahuinya waktu razia pekat sebelum bulan Ramadhan kemarin anak itu baru kelas 3 SMP, jadi kalo kita bicara yang minum miras itu kalangan mana saja yah semua kalangan Pegawai Swasta, Pegawai Negeri, Pelajar semua kalangan pokoknya”

I4 “Ini yang lebih gawat semua kalangan De , Ibu-ibu juga ada yang suka mabuk apalagi kalangan yang lain Pelajar, Pegawai, Supir Truk, Anak Jalanan ini juga merupakan salah satu kesulitan dalam memberantas miras karena banyak kalangan yang mengkonsumsi miras”

I5 “Anak di bawah umur juga ada yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, banyak di berita-berita tv yang menayangkan. Kalo minuman beralkohol ini dikonsumsi semua kalangan remaja-remaja zaman sekarang untuk memperingati hari besar seperti tahun baru pesta miraslah narkobalah ini harus jadi atensi kita bersama apalagi di Serang ada Perda Pekat yang melarang kegiatan semacam itu”

I6 “Dari kasus yang pernah terjadi saja itu bisa menjadi gambaran 2 Remaja Putri yang meninggal karena pesta minuman beralkohol oplosan itu menunjukan minuman beralkohol ini bisa dikonsumsi semua kalangan”

I7 “Kebanyakan kalangan muda yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini, tapi sebernarnya yang minum minuman beralkohol ini bisa dari kalangan mana saja bahkan Anak gadis, Ibu-ibu hingga Anak SMP dan SMA juga sudah banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol ini”

I8 “Konsumsi minuman beralkohol ini rupanya sudah menyasar berbagai kalangan di Kota Serang tidak memandang tua ataupun muda, laki-laki atau perempuan semuanya ada yang menjadi pengkonsumsi minuman beralkohol”

I9 “Bisa dari semua kalangan, miras ini sudah seperti narkoba mereka bersaudara yang mengkonsumsi gak kenal golongan bisa Anak-anak, Ibu, Bapak, Remaja ada saja yang mengkonsumsi”

I10 “Miras mah biasa siapa aja yang minum anak bocah SMP juga ada yang udah doyan apalagi yang tuanya mah banyak yang minum sampe kecanduan”

Q30

I

Apa tanggapan pihak terkait tentang minuman beralkohol yang boleh dijual di Hotel berbintang di Kota Serang ?

I1 “Tanggapan Saya seharusnya memang tidak boleh ada pengecualian untuk menjual minuman beralkohol ini, namun ada pertimbangan untuk di Hotel ini karena yang datang di Hotel berbintang ini biasanya ada orang asing juga yang menginap jadi pihak Hotel mau tidak mau harus menyediakan minuman beralkohol sebagai fasilitas di Hotel”

Page 538: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I2 “Kalo minuman beralkohol di Hotel itu merupakan hal yang bisa dikontrol keberadaanya itu sudah berijin dan bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak Hotel dan tidak sembarangan orang yang bisa membeli minuman beralkohol di Hotel toh harganya juga mahal belum tentu bisa dijangkau oleh semua kalangan yang minumnya juga kebanykan bule-bule yang menjadi tamu Hotel”

I3 “Yah kalo miras yang dijual di Hotel itu diperbolehkan oleh Perda karena yang minum juga kebayakan orang asing kalo di Hotel berbintang itu, jadi yah menurut saya karena di Hotel itu lebih bisa terkontroldari jenis dan ijinya juga mereka langsung melekat kalo tidak salah ada rekomendasi Disperindag dan BPTPM jadi tidak masalah mereka memang dijinkan”

I4 “Bahaya minuman beralkohol tetap saja ada meskipun diedarkan di Hotel Berbintang, bisa saja ketika mereka sehabis mengkonsunsi miras ini mengendarai kendaraan terjadi kecelakaan. Itu kan sudah banyak terjadi dan Kami akan tetap memprosesnya secara hukum apabila terjadi pelanggaran hukum yang diakibatkan oleh konsumsi miras itu bisa lebih berat hukumannya”

I5 “Oh kalau di Hotel itu ijinnya sudah ada kalo di Hotel Berbintang itu kaya di Hotel Ratu kan udah termasuk fasilitas hotel untuk tamu karena lebih terkontrol di Hotel itu. yah jadi diperbolehkan lagian bukan sembarangan orang juga yang bisa beli di Hotel mah harganya juga bisa ratusan sampai jutaan harganya kan mereka itu asli jual minuman beralkoholnya kebanyakan merk luar jadi ada pajak cukai juga”

I6 “Yah menurut Saya sih aturan Perda harusnya gak ada pengecualian sekali gak boleh yah gak boleh meskipun di Hotel Berbintang juga karena efek buruknya kan gak hilang meskipun di Hotel”

I7 “Kalo menurut Saya sekali dilarang yah harusnya dilarang meskipun di Hotel berbintang juga karena yah Perda ini terdengar menjadi tidak konsisten karena adanya pengecualian tersebut dan dampak buruk dari konsumsi minuman beralkohol itu kan masih ada meskipun dikonsumsi di Hotel”

I8 “Mau dijual dimanapun atau dikonsumsi dimanapun yang namanya minuman beralkohol ini tetap haram untuk dikonsumsi karena berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan.”

I9 “Kalo pendapat Saya seharusnya dilarang juga karena bisa menimbulkan stigma negatif di Masyarkat kalo ada pengeculian begitu”

I10 “Harusnya sekali dilarang yah dilrang meskipun itu di Hotel, yang minum di Hotel kan cuma orang-orang tertentu doang yang berduit kan sama aja dampaknya meskipun di Hotel juga jadi seharusnya dilarang juga”

Q31

I

Siapa menurut pihak terkait yang bisa mewakili suara atau aspirasi dari pihak yang terkena dampak adanya Perda No 2 Tahun 2010 terkait peredaran minuman beralkohol di Kota Serang ?

I11 “Kalo itu Saya kurang paham Mas palingan kan Dewan yang ngewakilin suara dari Masyarakat. Ada larangan begini juga kan yang kena dampaknya yah tempat hiburan kaya kita ini. Yah mungkin ada Masyarakat juga yang

Page 539: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

gak seneng kalo ada Tempat Hiburan Malam di Kota Serang sedangkan miras ini kan yah sumber pemasukan utama bagi tempat ini ketimbang bayaran tiket masuk sama room karaoke. kalo bisa kami ini bisa dibiarin tetep jualan miras yang kerja disini juga kan butuh penghasilan kami juga bayar pajak ada ijin usahanya juga kan.”

I12 “Gak ada bos yang bisa ngewakilin suara Kita ini kan jual miras ini dilarang lah terus apa yang bisa didenger dari Saya. Apalagi cuma pedagang miras pinggir jalan kaya Saya, Kalo mau jujur sebenernya Saya juga takut ketangkep tapi mau gimana kan penghasilan dari jualan miras ini juga lumayan untungnya. Bisa sampe Rp.200.000 ribu semalem lumayan kan banyak peminatnya juga kalo di daerah Kepandean sini mah, bos tau sendirI kan disini mah banyak yang nongkrong kalo malem. Apalagi kalo hari-hari besar liburan atau tahun barulah itu bisa sampe laku 50-100 botol semalem. Kalo minuman yang Saya jual sih paling Bir, Kolesom, AM, kalo mau yang agak elit yah harus pesen bos harganya juga beda kalo yang biasa kaya bir, Kolesom, AM itu cuma 30-40 ribuan yang Merk luar yah rutusan sampe jutaan juga harganya cuma harus pesen kalo mau..”

I13 “Yang ngewakilin suara yang ngejual miras kaya Saya sembunyi-sembunyi kaya gini gak ada. Saya juga tau ini dilarang tapi kan masih banyak yang nyari dan beli nih miras, untungnya juga lumayan.”

I14 “Yah kalo masalah mewakili suara rakyat kan itu tugasnya Dewan yah Mereka kan dipilih untuk mewakili Masyrakat di Pemerintahan setiap Perda yang ada juga seharusnya berdasarkan aspirasi Masyarakat setiap daerah kan punya wakil di Pemerintahan”

I15 “Kalo yang terkena dampak Masyarakat kan kalo kita bicara wakil Masyarakat itukan bisa Tokoh Masyarakat yang ada atau bisa diwakili siapa saja Lurah, Camat atau Dewan yang ada di lingkungan Kita juga kan bissa mewakili, apalagi terkait peredaran miras ini bisa kita laporin kalo ada yang jual”

I16 “Kalo yang bisa ngewakilin masalah kebijakan di Pemerintah itu utamanya kan Anggota Dewan yang mengambil masukan-masukan dari lingkungan Kota Serang. Apalagi yang berkaitan dengan masalah miras ini harus lebih dalem ngambil informasinya buat masukan dan jadi bahan perbaikan nantinya buat Pemerintah. Seperti Kita ini kan Juranalis nyari berita turun lapangan langsung nyari informasi dari sumbernya langsung dijadiin berita itu termasuk juga mewakili suara Masyarakat”

Q32

I

Apa persepsi Pihak terkait terhadap Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I11 “Ada larangan kaya gini kan niatnya bagus biar gak ada masalah yang ditimbulkan akibat konsumsi miras, tapi banyak kan yang udah jadi gaya hidup minum miras ini tamu-tamu Karaoke juga biasanya pasti beli minuman buat sambil diminum pas nyanyi, yang doyan miras banyak jadi yah susah buat dilarang juga”

Page 540: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I12 “Yah sebenarnya sih Saya juga setuju yah ada larangan itu, tapi mau gimana lagi bos untungnya lumayan buat makan sehari-hari terpaksa juga jual miras sih pengen cari kerja juga susah kalo cuma lulusan SMP kaya Saya mah. Semenjak ada larangan ini Saya juga jadi takut buat jualan miras tapi kan ada uang kemanananya kan bos, sama yah kita gak usah sebut merklah takut ada apa-apa juga kan yah, bos juga taulah kan yah, Satpol PP sama Polisi juga susah buat razia disini mah kalo pun dirazia Saya juga udah dikasih bocoran sebelumnya”

I13 “Bagus sih ada larangan begitu Saya sebagai rakyat juga ngedukung. Tapi suka pilih kasih ngerazianya cuma pedagang kecil doang yang kena giliran di Tempat Hiburan kaya di Kafe-kafe mah jarang kena itu kan gak adil harusnya semua kena”

I14 “Kami sendiri sangat mendukung adanya Perda Pekat ini saya juga prihatin karena banyak anak muda sekarang doyannya yah itu minum miras, padahal itukan dosa lagian tidak bermanfaat juga bagi Kita. Kemudian Kami minta juga kepada pihak berwenang untuk lebih giat melakukan penegakan. Kalo di daerah Walantaka sinih saya selaku pemuda juga yah sering silaturahmi kepada Kapolsek membicarakan masalah kemanan di Walantaka, kadang juga kami membicarakan tentang masalah miras perjudian yang terjadi di wilayah Kami ini sekedar memberikan bantuan informasi juga kepada pihak Kepolisian. Tapi kalo di kampung sih ada memang yang menjual miras ini tapi yang banyak itukan di Pusat Kota kaya di Ramayana juga ada tuh tempat hiiburannya di atasnya tapi jarang kena razia apalagi yang di Kepandean mah jangan ditanya itumah pusatnya Penyakit Masyarakat”

I15 “Bagus ada larangan kaya gini jadikan yang jual miras juga takut , tapi masih ada saja yang jual karena banyak Masyarakat terutama pemuda juga yang suka minum miras buat kesenaangan gitulah , jadi harus lebih ditegakan lagi pokoknya aturannya. Biar masalah miras ini bisa diatasi di Kota Serang apalagi kan Kota Serang ini terkenal dengan agama islamnya yang sangat kental jadi miras ini harus diberantas dari wilayah Kota Serang”

I16 “Kalo dari pandangan Saya sudah bagus ada larangan tentang miras ini, kalo bisa penegakannya itu harus lebih intensif lagi agar bisa memberantas miras karena maslah miras inikan musuh kita bersama. Kendala penegakan miras ini sebenernya kan kuncinya ada ditangan Pemerintah, aparat penegaknya itu jangan justru jadi ikut melindungi adanya peredaran miras dengan menjadi backing bagi Pihak yang menjual minuman beralkohol. itukan isu yang berkembang di Masyarakat kan ada buktinya juga kalo dilihat dari penegakan peredaran miras yang dilakukan selama ini kenapa tempat-tempat yang sudah terbukti menjual miras masih bisa terus berjalan setiap malam”

Q33

I

Apa peran pihak terkait dalam menegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol?

I14 “Yang Kami lakukan adalah, kalo misalkan di daerah Kami ada yang menjual miras yang dilakukan hanya sebatas mengingatkan dan kalau tidak

Page 541: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

bisa diingatkan maka akan dilaporkan. Miras ini tidak baik untuk dijual apalagi kalo yang belinya anak pemuda yah itukan banyak dampak buruknya jadi paling kami hanya mengingatkan saja kalo penangkapan dan razia itu kan tugasnya Polisi dan Satpol PP”

I15 “Kami sebagai bagian dari Masyarakat sangat mendukung adanya larangan peredaran mirasi ini. Kami sebagai ormas yah paling hanya mengawasi saja peredaran miras ini khususnya di wilayah Kota Serang kalo misalnya ada yang menjual Kami mungkin hanya bisa melaporkan karena untuk penindakan itu kan wewenangnya Kepolisian. Dan memang biasanya tertutup sih yang jual miras sembunyi-sembunyi jadi jarang terekspose.”

I16 “Kalo meran media sebenarnya sebagai pemberi informasi mengenai isu-isu yang ada di publik. Apalagi miras ini kan dilarang di Kota Serang, peran Media juga buat memberikan informasi kepada Masyarakat kalo miras ini dilarang di Kota Serang. Ngangkat permasalahan tentang miras buat jadi bahan masukan bagi Pemerintah itu salah satu peran media terkait masalah peredaran miras ini.”

Q34

I

Apakah selama ini pihak terkait memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya mengenai Perda no 2 Tahun 2010 terkait minuman beralkohol ?

I11 “Gak ada kesempatan mau ngomonng apa orang Saya juga sebenarnya ngerasa salah jadi apa yang mau diungkapin. Palingan kalo mau ngerazia tuh ke pabriknya langsung jangan cuma pedagang-pedagang yang modalnya dikit aja yang kena razia.”

I12 “Gak ada kalaupun ada gqk bakalan didengar juga kalo yang ngomong dari golongan kaya Kami ini.”

I13 “Gak ada kalaupun ada gqk bakalan didengar juga kalo yang ngomong dari golongan kaya Kami ini.”

I14 “Ada sebenarnya kan Masyarakat ini punya hak untuk melakukan hal itu masalahnya kan tinggal kemauannya saja, masalahnya terkadang kan Masyrakat juga malas untuk banyak bicara karena terkadang tidak didengarkan juga jadi disinih Pemerintah juga harus lebih proaktif merangkul Masyarakat kalo yang Saya lakukan yah tadi sekedar silaturahmi sambil membicarakan kondisi wilayah saja kepada Polsek terdekat”

I15 “Selalu ada kesempatan kami juga sering mengadakan acara yang juga sering mengundangTokoh Masyarakat sekitar. yah Pimpinan Pesantren, Kepala Desa, Camat, Kapolsek juga diundang seluruh unsur Pimpinan yang ada kan kami undang terkadang juga bisa membicarakan masalah apa saja isu-isu, kemamanan dan ketertiban yah lewat situ kami biasanya membicarakan pemikiran-pemikiran bisa saja berkaitan dengan peredaran miras”

I16 “Kalo Kami menuangkan suara dan pendapat Kami melalui berita yang terpercaya berdasarkan fakta-fakta yang didapat di lapangan baru di tuangkan kedalam bentuk berita. Agar bisa dibaca Masyarakat dan Pemerintah juga bisa mengambil informasi dari apa yang diberitakan utamanya masalah miras ini karena Saya juga pernah ngangkat masalah

1

Page 542: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

miras di Kota Serang” Q35

I

Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya peredaran minuman beralkohol di Kota Serang padahal sudah dilarang?

2

I11 “Karena banyak yang beli Mas miras ini kan banyak yang suka apalagi kalo tahun baru banyak yang tua yang muda, cewe juga ada yang doyan minum keuntungan juga lumayan besar . Lagian ada kerjasama juga kalo masalah keamanan razia yang diadain juga jarang kesinih..”

I12 “Yah karena banyak yang beli terus nguntungin aman juga kan kalo jualannya dilarang yah dilarang tapi kalo masih banyak yang beli minuman sih yah bakalan terus ada yang jual miras mah.”

I13 “Untungnya lumayan bisa dapet Rp 10.000-20.000 untungnya per botol jadi lumayan nambah pemasukan, terus laku karena banyak yang cari.”

I14 “Yang menjadi faktor pendukung itu salah satunya banyak yang beli laku miras itu banyak yang beli apalagi kalo di tempat hiburan itu keuntungannya itu gede, karena dijual dengan harga mahal sampai 300% naiknya ketimbang beli di luar, miras udah jadi gaya hidup juga buat kalangan tertentu jadi yah bisa untung banyak kalo jual miras”

I15 “Kurangnya penindakan juga jadi faktor masih banyaknya yang jual miras, lagian miras ini juga nguntungin buat para pengusaha hiburan barang utama yang dijual di Tempat hiburan miras jadi yah masih dijual karena menguntungkan buat mereka”

I16 “Penegakan yang tidak tegas, penertiban yang jarang dilakukan dan justru seperti ada pembiaran terhadap peredaran miras di Kota Serang ini faktor gaya hidup Masyarakat Kota Serang yang mulai akrab dengan konsumsi miras ini juga menjadi faktor pendukung kenapa miras ini masih beredar di Kota Serang”

Q36

I

Apa tanggapan terhadap permasalahan minuman beralkohol di Kota Serang?

I11 “Kami yang jual terus disalahin padahal kan Kami juga jual karena ada yang beli, dan yang buat ini minuman kerena ada pabriknya juga dan kalo impor juga distribusinya kan ada cukai pajak buat Pemerintah jadikan Pemerintah juga dapet keuntungan, Yang bikin miras ini jadi masalah kan kalo yang maboknya rese gak kontrol bikin rusuh baru jadi masalah, terus juga yang jadi masalah itu kalo mirasnya oplosan bisa bikin meninggal kalo di tempat kita yang dijual cuma minuman yang merknya jelas aja bukan oplosan.”

I12 “Saya jual juga kan karena ada yang beli apalagi yang belinya itu banyak kan nguntungin Saya juga kan gak akan jual kalo gak ada yang beli, lagian aparatnya juga kan pada doyan minum juga ada yang minta jatah juga kan kadang, tapi kalo Kami disini kan yang jaganya lebih tinggi jadi jarang dipinta jatah sama oknum lain ada oknum Satpol PP juga ko yang dapet jatah buat ngebocorin kalo ada razia.”

I13 “Miras inikan Saya jualin karena emang laku dan banyak yang nyari selama masih ada yang doyan miras ini yah tetep banyak yang jualan meskipun dilarang juga.”

Page 543: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I14 “Saya lihat penegakan Perda Pekat ini masih kurang buktinya saja masih banyak ko di Serang ini Tempat Hiburan yang menjual miras. Kalo Tempat Hiburan kan terlihat cenderung diketahui orang banyak kenapa tidak ditutup saja, setiap malam juga mereka beroperasi ko menjual miras, bukan hanya miras perempuan juga dijajakan di Tempat Hiburan itu. Kadang juga saya dengar kalo Tempat Hiburan ini mah keamanannya dari oknum aparatlah apalah itukan jadi permasalahan kalo ada aparat yang jadi backing tempat begituan”

I15 “Tanggapan Saya mengenai permasalahan miras Di Kota Serang ini masih banyak yang menjual, karena banyak juga warga Kota Serang yang terbiasa mengkonsumsi miras dengan berbagai macam alasan. Ada yang memang untuk sekedar senang-senang bahkan ada yang menjadikannya suatu kebutuhan ini yang menyebabkan miras ini banyak beredar di Kota Serang tidak hanya di Serang tapi di wilayah lain sama miras itu sudah jadi minuman yang wajib ada pada saat-saat tertentu yah apalagi menjelang tahun baru itu pasti ada pesta-pesta miras”

I16 “Saya sangat kecewa dengan kinerja penegakan Perda Pekat ini dengan masih banyaknya pihak yang menjual miras mulai dari Warung Jamu sampai tempat Karaoke, Kafe masih menjual miras ini. Bagaimana sebenarnya penegakan aturan ini ditambah lagi konsumsi miras ini sudah menyasar semua kalangan di Kota Serang tidak mengenal umur dan status”

Q37

I

Bagaimanakah realita penegakan Perda No 2 tentang pekat di Kota Serang terkait minuman beralkohol.?

I11 “Realitanya kalo mau buka-bukaan sih disini juga ada jatah buat keamanan, kerjasama juga kalo misalnya ada razia biasanya juga Kita dikasih bocoran. Yang ngambil keuntungan kan bukan cuma Kita yang untung ada oknum lain juga yang diuntungin. Kita disini bayar pajak ada ijinnya juga.”

I12 “Yah kalo ditanya itu bos juga tau dan liat sendiri ini saya jualan yah aman-aman aja kan. Selama ada uang keamanan mah bisa jualan, yang negakin aturannya juga ada banyak yang doyan minum juga ko mereka juga dapet keuntungan juga dari Kami ini disini. yang jualan didalem sanah ada 4 yang jual, belum lagi yang di tempat Karaoke juga kan ngasih jatah juga biar gak dirazia”

I13 “Seperti yang udah saya omongin tadi, yang kena razia cuma penjual yang kecil-kecilan, giliran Kafe sama tempat Karaoke yang jualnya banyak gak kena gara-gara ada backingannya dan ngasih jatah sama petugas”

I14 “Seperti yang Saya katakan tadi di Kota Serang ini masih bebas jualan miras apalagi di tempat-tempat hiburan kaya di Savana, FN, Flamenggo kan mereka itu jual miras. Tapi kenapa masih dibiarkan sama pihak yang berwajib seperti dibiarkan karena mereka itu ada backingnya kalo pun ada razia udah dibocorin biasanya”

I15 “Kalo masalah penegakan sendiri masih terkesan adanya pembiaran karena seperti yang Saya tau banyak tempat hiburan yang jual miras tempat Karaoke juga banyak yang menawarkan miras kepada pengunjungnya, nah ini kenapa gak ditindak karena ini udah lama terjadi masih belum tertangani”

Page 544: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

I16 “Dilihat realitanya berdasarkan pada waktu Saya mencari informasi mengenai miras ini, banyak fakta yang mencengangkan dari penegakan Perda Pekat khususnya masalah peredaran miras ini. Penertiban yang dilakukan sangat jarang kemudian ada beberapa Tempat Hiburan dan daerah yang ada penjual mirasnya itu dilindungi oleh oknum aparat yang tidak bertanggung jawab, sekalipun akan dilakukan razia waktunya akan dibocorkan kepada pihak yang menjual miras. Semoga kedepannya Pemerintah bisa menegakan Perda Pekat ini dengan baik”

Q38

I

Apa solusi yang diharapkan dari adanya Perda Tentang Pekat ini ?

I11 “Kalo solusi yang diharepin sih Kita bisa bebas jualan miras, apalagi kan miras ini udah jadi kebutuhan buat kalangan tertentu. Yah udah jadi kebutuhan kan bukan cuma Islam yang ada di Serang kalo orang Batak kan udah kebiasaan minum jadi mau gimana lagi gak bisa dilarang, kalo dari Saya sendiri yang dihukum yang dilarang itu harusnya efeknya aja dari miras ini yang dihukum yang kena hukum itu yang minum kalo buat masalah.

I12 “Kalo misalnya solusi yah kita juga pengen yah berenti tapi kan ini juga kan sumber usaha juga bagi Saya jadi yah bakalan terus jualan karena buat nyambung idup bos, tapi kalo misalnya pengen berentiin peredaran miras ini harus langsung ke pusatnya bos pabriknya sekalian yang ditutup terus jangan cuma yang jual yang dihukum tepi yang beli juga harus dihukum”

I13 “Harusnya sih kalo mau dilarang yah harus dilarang jangan ada perlakuan khusus sama pihak tertentu. Petugasya juga harus diberesin tuh yang jadi backing-backing tempat hiburan”

I14 “Solusi yang diharapkan sih Polisi dan pihak lain yang berwenang agar lebih serius lagi yah dalam memberantas peredaran miras di Kota Serang kalo bisa tutup pabriknya biar gak ada miras ”

I15 “Solusi yang diharapin sih tutup Tempat Hiburan yang jualan miras, usut tuh kalo misalnya ada backing-backing dari oknum kemudian lebih sering lagi buat razianya”

I16 “Penertiban yang diagendakan untuk memberantas miras ini agar lebih sering waktunya oleh pihak Satpol PP dan Kepolisian agar bisa menekan peredaran miras di Kota Serang dengan dibantu Masyrakat juga seharunya., Kemudian terhadap pengawasan perijinan juga harus dilakukan karena tempat hiburan yang menjual miras itu sudah menyalahi ijin yang diberikan dan harus ditindak tegas juga, dengan dilakukan penutupan dan pencabutan ijin usaha oleh pihak yang berwenang.”

Page 545: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Lampiran

Dokumentasi Penelitian

Foto 1

Foto Tempat Hiburan Billyard yang Menyediakan Minuman Beralkohol di Kawasan Pasar Rau Kota Serang

Foto 2

Foto Botol Bekas Minuman Beralkohol di Kawasan Pasar Rau Kota Serang

Page 546: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 3

Foto Tempat Hiburan Karaoke yang Menampilkan Logo Minuman Beralkohol yang Juga Menual Minuman Beralkohol di Kawasan Pasar Rau Kota Serang

Foto 4

Foto Tempat Hiburan Karaoke yang Menampilkan Logo Minuman Beralkohol dan Menjual Minuman Beralkohol di Kota Serang

Page 547: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 5

Warung Sembako yang Menjual Minuman Beralkohol di Kawasan Kepandean Kota Serang

Foto 6

Warung Jamu yang Menjual Minuman Beralkohol di Kawasan Kepandean Kota Serang

Page 548: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 7

Foto Pemuda yang Mengkonsumsi Minuman Beralkohol pada Saat Peneliti Melakukan Observasi dan Wawancara Awal Disalah Satu Tempat Karaoke di Kota

Serang

Foto 8

Pesta minuman beralkohol diacara pernikahan di Kota Serang

Page 549: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 9

Foto minuman beralkohol ketika observasi

Foto 10

Pesta minuman beralkohol di pesta pernikahan

Page 550: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 11

Minuman beralkohol yang dijual di Lapo (tuak)

Foto 12

Wawancara dengan Bapak Oman,selaku Kasubag Penetapan dan Dokumentasi Hukum Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

Page 551: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 13

Wawancara dengan Ibu Lily selaku Kasubag Pengaturan Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Serang

Foto 14

Wawancara dengan Bapak Juanda selaku Kabid PPHD Satpol PP Kota Serang

Page 552: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 15

Wawancara dengan Brigadir Gito selaku Staf Pelaksanaan Operasi Sabhara Polres Serang

Foto 16

Wawancara dengan Bapak Handryan selaku Kabid Perdagangan Disperindagkop Kota Serang

Page 553: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 17

Wawancara dengan Bapak Usep selaku Staf Farmalkes Dinkes Kota Serang

Foto 18

Wawancara dengan Bapak Heli selaku Kasi Rehabilitasi Tuna Wisma dan Eks Pengguna Napza

Page 554: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 19

Wawancara dengan Bapak Bai selaku Komisi Fatwa MUI Kota Serang

Foto 20

Wawancara dengan Bapak Stefanus selaku Humas Gereja Paroki Kristus Raja Kota Serang

Page 555: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 21

Wawancara dengan Bapak Asaji selaku Humas Vihara Avalokitesvara

Foto 22

Wawancara dengan S Penjual minuman beralkohol di Tempat Hiburan Malam

Page 556: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Foto 23

Wawancara dengan Fariz selaku Jurnalis Tribunn News Banten

Page 557: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Tabel 1.1

Data Kasus Minuman Beralkohol di Kota Serang

No

Tahun

Jumlah Kasus

Jumlah Hasil Sitaan (Botol)

1

2012

29

4337

2

2013

33

5683

3

2014

41

4968

4

2015

37

5069

5

2016

43

6150

(Sumber: Reskrimum Polres Serang)

Page 558: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

Tabel 4.4

Daftar Tempat, Harga, Serta Kadar Minuman Beralkohol di Kota Serang

No

Tempat di Kota Serang

Yang Mengedarkan Minuman

Jenis/ Merk Minuman

Beralkohol

Harga (Rp)

Kadar

Alkohol (%)

1

Warung Pojok

Anggur Merah

50.000

14.7

2

Simpang 3 Ciracas

Rajawali

35.000

14.7

3

Kepandean

Anker Bir

40.000

6

4

Sumur Pecung

Bintang Bir

45.000

5

5

Alun-alun

Brandi

300.000

13.5

6

Stadion Ciceri

Kuda Emas 45.000

6.4

7

LopanG Cilik

Smirnov

400.000

8.6

8

Kalodran

Ciu

25.000

tidak tentu

9

Legok

Guines

30.000

16.5

10

Cilame

Inti Sari

30.000

14,7

11

Pisang Mas

Black Label

300.000

20+

12

Bayangkara

Mandson

375.000

20+

13

Pasar Rau

Kecut

30.000

tidak tentu

14

RS Pemda

Arak

25.000

tidak tentu

Page 559: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

15 Terminal Pakupatan Kolesom 50.000 14.7

(Sumber Satpol PP Kota Serang)

Tabel 4.5

Contoh Minuman Beralkohol di Hotel Berbintang di Kota Serang

No Contoh Minuman beralkohol yang dijual di Hotel

Berbintang di Kota Serang

Kadar Alkohol

(%)

Harga Hotel

Harga di Luar Hotel

1

Chivas 750 ML

40

1.200.000

650.000

2

DOM Benedectine 500 ML

40

900.000

480.000

3

Jack Daniels Single Barels 750 ML

47

1.800.0000

1.000.000

4

Absolut Vodka 750 ML

35

900.000

450.000

5

Beehive Brandy 750 ML

40-45

950.000

500.000

6

Martini Rosso 750 ML

15

846.000

450.000

7

Smirnov Red 500 ML

40

890.000

400.000

Page 560: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NO 2 …repository.fisip-untirta.ac.id/934/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi . Strata Satu (S1)

CURRICULUM VITAE

Nama : Agung Sudrajat

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 15 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : ISLAM

Alamat : Kp Pasawahan Desa Pancanegaran Kecamatan Pabuaran, Serang,

Banten

No HP : 083813147502

Hobi : Olahraga

Cita-cita : Jadi orang yang berguna untuk sesama.

Motto Hidup : “Tiada hari tanpa berdoa dan berusaha.”

DATA PENDIDIKAN

1. SDN PANCANEGARA (2001-2007)

2. SMPN 1 PABUARAN (2007-2010)

3. SMAN 1 CIOMAS (2010-2013)

4. MAHASISWA ADIMINISTRASI NEGARA UNTIRTA (2013- Sekarang)