crossbite anterior dan crossbite posterior
TRANSCRIPT
CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR
1. Crossbite anterior
Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi
gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang
bawah. Istilah gigi yang terkunci sering digunakan untuk crossbite anterior.
Crossbite anterior dapat dijumpai pada anak terutama pada periode gigi
bercampur. Kasus ini sering menjadi keluhan pasien oleh karena menimbulkan
penampilan yang kurang menarik, disamping itu dapat mengakibatkan terjadinya
trauma oklusi.
Insiden crossbite anterior memiliki distribusi etnik yang kuat (10% dari
populasi Jepang). Sim (1977) menyatakan bahwa 10% dari seluruh populasi anak
menunjukkan beberapa tipe crossbite. Ia sering mengamati bahwa crossbite
anterior, posterior atau kombinasinya terlihat di antara saudara kandung dalam
satu keluarga yang membuktikan bahwa kekuatan genetik mempengaruhi
keberadaannya.
Crossbite anterior dapat mengakibatkan :
- Abrasi yang berlebihan dari gigi anterior RA dan RB, ditandai dengan
adanya pengikisan enamel pada permukaan labial dan lingual dari gigi
yang terlibat.
- Biasanya dijumpai kelainan patologis periodonsium berupa inflamasi
gingiva.
- Gigi anterior yang tumbuh berjejal.
- Gangguan fungsional pada pergerakan rahang bawah dan gangguan
pertumbuhan rahang bawah. Pergeseran RB ke anterior yang terjadi secara
terus menerus dapat merobah pola pertumbuhan wajah.
- Maloklusi ini didiagnosa sebagai maloklusi klas I tipe 3, juga sering
disebut dengan crossbite anterior sederhana yang biasanya melibatkan
tidak lebih dari dua gigi.
Gb 1. Anterior Crossbite (Ersoy and Gliedman, 2004)
2. Crossbite posterior
Crossbite posterior atau gigitan silang posterior adalah hubungan
bukolingual yang abnormal antara satu atau lebih gigi rahang atas dengan satu
atau lebih gigi rahang bawah, ketika kedua rahang berada dalam relasi
sentrik.Variasi hubungan bukolingual gigi posterior yang dapat terjadi adalah
gigitan silang bukal dan gigitan silang lingual. Gigitan silang lingual lebih sering
ditemukan daripada gigitan silang bukal. Gigitan silang lingual adalah satu atau
beberapa gigi atas berada di sebelah lingual dari gigi bawah, sedangkan gigitan
silang bukal adalah tonjol lingual gigi posterior atas seluruhnya berada di sebelah
bukal tonjol bukal gigi bawah (gambar 1).
Gambar 1. Hubungan transversal gigi molar pertama (Moyers 1973)..
A. Hubungan buko-lingual molar yang normal;
B. Gigitan silang bukal;
C. Gigitan silang lingual;
D. Gigitan silang lingual total
Gigitan silang posterior bisa melibatkan satu gigi atas dan satu gigi bawah
ataupun melibatkan seluruh gigi posterior pada satu sisi atau kedua sisi pada
kedua rahang. Jumlah gigi yang terlibat menunjukkan tingkat keparahan kelainan
yang terjadi. Jumlah gigi yang sedikit biasanya dihubungkan dengan tingkat
keparahan yang lebih rendah dan sebaliknya.
Dari pengamatan saat oklusi sentrik, gigitan silang posterior dapat dibedakan
menjadi dua kategori yaitu unilateral dan bilateral. Gigitan silang posterior
unilateral biasanya disebabkan oleh lengkung rahang atas yang sedikit lebih
sempit daripada lengkung rahang bawah. Pada kondisi ini, seringkali terjadi
penyimpangan mandibula ke arah lateral pada saat menutup sehingga terjadi
pergeseran garis median mandibula ke sisi rahang yang mengalami gigitan silang.
Adanya penyimpangan fungsional mandibula ke arah lateral tersebut
menunjukkan bahwa gigitan silang posterior yang terjadi sebenarnya adalah
gigitan silang posterior bilateral. Gigitan silang posterior unilateral yang tidak
disertai penyimpangan fungsional mandibula saat menutup dari relasi sentrik ke
oklusi sentrik adalah gigitan silang posterior unilateral sejati. Gigitan silang
posterior bilateral adalah suatu gigitan silang posterior yang terjadi simetris pada
sisi kiri dan kanan. Biasanya disebabkan oleh lengkung basal rahang atas lebih
sempit daripada lengkung rahang bawah. Lintasan penutupan mandibula dari
istirahat ke keadaan oklusi tidak disertai penyimpangan ke arah lateral sehingga
juga tidak disertai adanya pergeseran garis median. Gigitan silang posterior dapat
juga diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu tipe dental, muskuler, dan skeletal.6,11
Pada tipe dental, terjadi tipping lokal pada satu atau beberapa gigi. Gigitan silang
yang terjadi tidak berhubungan dengan ukuran atau bentuk tulang basal dan
biasanya disertai penyimpangan fungsional mandibula untuk mencapai oklusi
sentrik. Pada tipe muskuler/fungsional, terjadi posisi adaptif muskuler dari
mandibula akibat adanya hambatan oklusal. Tipe ini mempunyai gambaran klinis
yang mirip dengan tipe dental, tetapi gigi tidak tipping pada tulang alveolar.
Penyesuaian muskuler lebih berperan daripada malposisi gigi. Tipe skeletal
disebabkan oleh perkembangan tulang maksila atau mandibula yang asimetris,
ataupun akibat disharmoni lebar lengkung maksila dan mandibula. Etiologi
gigitan silang posterior bermacam-macam sesuai dengan tipenya. Gigitan silang
posterior
tipe dental seringkali disebabkan oleh kurangnya ruang pada lengkung gigi. Bisa
juga disebabkan oleh adanya persistensi gigi molar sulung, yang membelokkan
arah erupsi premolar sehingga lebih ke bukal atau ke lingual. Gigitan silang
posterior tipe muskuler terjadi karena adanya penyimpangan fungsional
mandibula ke lateral pada saat oklusi sentrik,2 gigi berdesakan, dan erupsi gigi
yang tidak teratur. Pada tipe skeletal, terjadi karena pertumbuhan tulang maksila
atau mandibula yang asimetris. Penyebabnya adalah keturunan ataupun trauma
yang mengganggu perkembangan normal pada sisi rahang yang terkena trauma.
Disharmoni lengkung maksila dan mandibula biasanya akibat adanya
penyempitan maksila bilateral. Penyempitan maksila bisa terjadi oleh karena
faktor genetik, kebiasaan mengisap ibu jari dan bernafas melalui mulut.Secara
umum, etiologi, klasifikasi dan usia pasien merupakan faktor yang saling
berkaitan dalam menentukan perawatan maloklusi. Perawatan yang dilakukan
pada gigitan silang posterior tipe dental adalah mendapatkan ruang pada lengkung
geligi. Caranya dengan ekspansi ataupun stripping interproksimal, sehingga gigi
dapat kembali ke posisi yang benar. Cara tersebut dapat dikombinasikan dengan
penggunaan elastik ataupun dengan pegas yang ditanam pada plat akrilik.
Gigitan silang posterior tipe muskuler pada fase gigi sulung ataupun pergantian,
dapat dikoreksi dengan cara grinding oklusal. Pada fase gigi permanen, grinding
oklusal cukup efektif, namun untuk mencapai hasil yang lebih baik perlu
dilakukan perawatan dengan alat. Perawatan gigitan silang posterior akibat
penyempitan maksila bilateral diperlukan ekspansi maksila. Pada kasus yang
ringan, dapat digunakan alat Hawley yang ditambahi sekrup ekspansi ataupun
dengan quad helix, terutama bagi pasien muda dalam fase gigi sulung dan
pergantian. Pada kasus yang lebih berat, perawatan dilakukan dengan teknik
RME. Gigitan silang posterior yang disebabkan oleh pertumbuhan asimetris
tulang merupakan kasus yang paling sulit dirawat. Pada gigitan silang unilateral
sejati, bila dilakukan ekspansi maksila untuk melebarkan lengkung atas secara
bilateral, maka sisi rahang yang normal akan berubah menjadi gigitan silang
bukal. Perawatan yang lebih tepat pada kasus tersebut adalah dengan
menggunakan cross elastik unilateral ataupun dilakukan ekspansi unilateral
dengan tindakan bedah.
Gb 2.1 Posterior Crossbite (Ersoy and Gliedman, 2004)
Referensi :
Ülkü Z. Ersoy DDS, DMSc; Dr. Gliedman. 2004. Principles of Cross-bite treatment. Columbia University School of Dental and Oral Surgery
Syahrul D; Wiwekowati; Tjandra U.L. 2012. Perawatan gigitan silang posterior dengan rapid maxillary expansion. Bagian Ortodonsia Fakultas Kedokteran GiginUniversitas Mahasaraswati Denpasar
Moyers RE. 1973. Handbooks of orthodontics for the student and general practitioner, 3ed. Chicago: Year Book Medical Publisher.
ocw.usu.ac.id/course/.../611.../pdi705_slide_crossbite_anterior.pdf