ctps

5
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci tangan adalah tindakan membersihkan/mencuci tangan dengan menggunakan air yang jernih/bersih ataupun dengan sabun antimikroba (WHO, 2009). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman (Kemenkes RI, 2014; Djauzi, 2009). Namun, pentingnya perilaku cuci tangan masih belum dipahami oleh masyarakat dan belum banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Dari sebuah penelitian di Inggris, diungkapkan bahwa hanya separuh orang yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang air besar/kecil. Pada penelitian lain yang dilakukan di Amerika Serikat, diungkapkan bahwa banyak dokter yang lupa mencuci tangannya setelah mengangani seorang pasien dan kemudian berganti ke pasien yang lain dengan frekuensi yang cukup tinggi (Kemenkes RI, 2014). Kebersihan tangan adalah hal yang paling penting untuk menghindari penularan kuman berbahaya dan mencegah infeksi kesehatan yang terkait (WHO, 2009).

Upload: taffany-h

Post on 26-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ctps

TRANSCRIPT

Page 1: ctps

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cuci tangan adalah tindakan membersihkan/mencuci tangan dengan

menggunakan air yang jernih/bersih ataupun dengan sabun antimikroba (WHO,

2009). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman (Kemenkes RI, 2014;

Djauzi, 2009). Namun, pentingnya perilaku cuci tangan masih belum dipahami

oleh masyarakat dan belum banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Dari

sebuah penelitian di Inggris, diungkapkan bahwa hanya separuh orang yang

benar-benar mencuci tangannya setelah membuang air besar/kecil. Pada penelitian

lain yang dilakukan di Amerika Serikat, diungkapkan bahwa banyak dokter yang

lupa mencuci tangannya setelah mengangani seorang pasien dan kemudian

berganti ke pasien yang lain dengan frekuensi yang cukup tinggi (Kemenkes RI,

2014).

Kebersihan tangan adalah hal yang paling penting untuk menghindari

penularan kuman berbahaya dan mencegah infeksi kesehatan yang terkait (WHO,

2009). Mencuci tangan diakui sebagai langkah penting dalam mencegah

penularan penyakit bawaan makanan dengan mengurangi kontaminasi silang

antara tangan, permukaan, dan makanan (Jensen dkk, 2015). Mencuci tangan

dengan sabun (CTPS) telah terbukti dapat mengurangi insidensi diare sebesar 42-

48%, infeksi pernapasan sebesar 16%, dan infeksi kulit. Selain itu, dapat dilihat

bahwa ada hubungan antara CTPS dan pengurangan infeksi cacing (Saboori dkk,

2013; Nicholson dkk, 2014).

Di Indonesia, rerata nasional proporsi perilaku cuci tangan secara benar pada

tahun 2013 sebesar 47,0% dan lima provinsi terendah adalah Sumatera Barat

(29,0%), Papua (29,5%), Kalimantan Selatan (32,3%), Sumatera Utara (32,9%)

dan Aceh (33,6%). Berdasarkan analisis kecenderungan secara rerata nasional,

Page 2: ctps

2

terdapat peningkatan proporsi penduduk berperilaku cuci tangan secara benar

pada tahun 2013 (47,0%) dibandingkan tahun 2007 (23,2%). Peningkatan

tertinggi proporsi penduduk berperilaku cuci tangan yang benar terjadi di Bangka

Belitung dengan besar kenaikan 35,0% (20,6% pada tahun 2007 menjadi 55,6%

pada 2013) (Kemenkes RI, 2014).

Anak-anak dari segala usia memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan

orang dewasa dalam memperoleh dan menyebarkan penyakit menular baik di

rumah dan/atau sekolah (Saboori dkk, 2013). Sebuah studi dari Yunani

menemukan bahwa 52,9% dari tangan anak-anak dari 1956 sampel swab tangan

terkontaminasi oleh streptokokus tinja (Ray dkk, 2011). Dengan dilakukannya

kebiasaan baik CTPS, akan membawa manfaat untuk semua orang, terutama

untuk anak-anak usia sekolah yang lebih berdampak oleh penyakit (Xuan dkk,

2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan siswa kelas VI tentang cuci

tangan pakai sabun di SDIT Alif tahun 2015?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VI tentang cuci tangan

pakai sabun di SDIT Alif.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VI tentang cuci

tangan pakai sabun di SDIT Alif pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VI tentang cuci

tangan pakai sabun di SDIT Alif tahun 2015 pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VI tentang cuci

tangan pakai sabun di SDIT Alif tahun 2015 pada tingkat kurang.

Page 3: ctps

3

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan

tentang cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah dan dapat

dijadikan bahan untuk penelitian lanjutan.

2. Bagi peneliti

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang cuci tangan pakai

sabun ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari

perkuliahan dan menjadi pengalaman yang nyata dalam melaksanakan

penelitian.

3. Bagi tempat penelitian

Diharapkan memberi masukan bagi institusi pendidikan untuk

meningkatkan lagi kesadaran para siswa tentang pentingnya cuci tangan

pakai sabun dan hal ini akan menjadi faktor yang akan mempermudah

terjadinya penularan pengetahuan dan kebiasaan CTPS pada murid

sekolah tersebut.

Page 4: ctps

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA