daftar isi - kppntanjungbalai.files.wordpress.com · web viewnotulen sosialisasi. ... penjelasan...
TRANSCRIPT
NOTULEN SOSIALISASI
C. Notulen Sosialisasi
1. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis di Kota Tebing Tinggi.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat bagi satker lingkup
pembayaran KPPN Tebing Tinggi yang berada dalam wilayah Kota Tebing
Tinggi dibuka secara resmi oleh Kepala KPPN Tebing Tinggi pada pukul
09.00 WIB.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis dilaksanakan dalam 4 (empat)
sesi, antara lain :
- Sesi Pertama : Penjelasan atas PMK-91/2007 tentang Bagan Akun
Standar yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian,
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing
Tinggi.
- Sesi Kedua : Penjelasan atas PMK-171/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala
Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
- Sesi Ketiga : Penjelasan atas PMK-73/2007 tentang Penatausahaan
dan Penyusunan LPJ Bendahara yang disampaikan
oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala Seksi Verifikasi dan
Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
- Sesi Keempat : Tanya-jawab terhadap permasalahan dan kendala
yang dihadapi satker sehari-hari terkait dengan
pengelolaan keuangan pada satker/UAKPA yang
dipandu oleh Sdr. Said Syjafirzal, Kepala Subbagian
Umum KPPN Tebing Tinggi.
Resume sesi tanya jawab pada kegiatan sosialisasi dan bimbingan
teknis pada tanggal 24 November 2011, sebagai berikut :
1) Pengadilan Agama Kota Tebing Tinggi
Pada DIPA TA 011 Pengadilan Agama Kota Tebing Tinggi Nomor
0313/005-01.2.01/02/2011 tanggal 20 Desember 2011 terdapat alokasi
belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp 210.000.000,- dan
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 5
NOTULEN SOSIALISASI
diberi tanda blokir (*). Kami mengalami kendala dalam pencairannya.
Bagaimana dan kapan pemblokiran dibuka?
Penjelasan dari KPPN :
Pada Halaman IV.1 DIPA tersebut diberi Disposisi : Dapat dilaksanakan
setelah mendapat penetapan DJA.
a) Secara umum penyebab dana DIPA diblokir adalah belum
dipenuhinya syarat-syarat kelengkapan yang dibutuhkan, antara lain
RAB, dll.
b) Seyogianya pada awal tahun setelah diterimanya DIPA tersebut,
Pengadilan Agama Tebing Tinggi melakukan konfirmasi secara
berjenjang atas dana yang diblokir tersebut ke DJA, dan
berdasarkan hasil konfirmasi tersebut selanjutnya melengkapi
persyaratan yang diperlukan untuk pembukaan blokir atas belanja
modal tersebut.
c) Selanjutnya agar menjadi perhatian bagi Pengadilan Agama Tebing
Tinggi dan semua satker lingkup pembayaran KPPN Tebing Tinggi
terhadap kasus yang sama.
2) Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi
Kami baru menerima DIPA Revisi Ke-2 (Tanggal 11 November 2011).
Pada DIPA Revisi Ke-2 alokasi dana Pengelolaan Air Irigasi untuk
Pertanian (Irigasi Tanah Dangkal, Irigasi bertekanan, Irigasi Air
Permukaan) kode 018.08.11.1794.10 sebesar Rp 100.000.000,- yang
semula tercantum pada DIPA awal (No.0994/018-08.4.01/02/1011
tanggal 20 Desember 2010 dihilangkan.
Bagaimana pengelolaan kami selanjutnya termasuk pelaporan kegiatan,
karena dengan adanya revisi tersebut mengakibatkan terdapatnya saldo
pagu minus, sementara sebagian dari dana tersebut telah dipergunakan
dan dipertanggungjawabkan?
Penjelasan dari KPPN :
Sesuai dengan surat Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
Prov. Sumatera Utara Nomor S-004231/WPB.02/BD.0202/2011 tanggal
25 November 2011, terhadap satker yang mendapat pengurangan pagu
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 6
NOTULEN SOSIALISASI
akibat revisi Daftar Revisi Anggaran (DRA) dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
a) KPPN melakukan penundaan pencairan dana atas satker-satker
yang pagunya berkurang akibat revisi DRA.
b) KPPN melaporkan satker-satker yang pagunya menjadi minus ke
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumatera Utara
(sesuai format surat Dirjen Anggaran Nomor S-9839/A/2011 tanggal
21 Oktober 2011).
c) Terhadap satker yang mendapat pengurangan pagu (tidak
mengakibatkan pagu minus), agar segera menyampaikan revisi
DIPA TA 2011 sesuai dengan DRA ke Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan Prov. Sumatera Utara.
d) Terhadap satker yang mendapat pengurangan pagu (yang
mengakibatkan pagu minus), agar menyampaikan revisi dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
49/PMK.03/2011 dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor
PER-22/PB/2011 yaitu revisi pergeseran antar jenis belanja dalam
satu program, satu kegiatan, dan pagu sesuai dengan pagu revisi
DIPA.
e) Apabila pergeseran anggaran mengakibatkan pergeseran antar
program, antar kegiatan, antar satuan kerja, mengurangi volume
keluaran serta pagu tidak sesuai dengan revisi DRA, revisi diajukan
ke Direktur Jenderal Anggaran oleh Sekretaris/Pejabat Eselon I
Kementerian Negara/Lembaga.
3) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi
Terhadap penjelasan tentang penyetoran pengembalian belanja,
penyetorannya harus dipisahkan antara pengembalian belanja tahun
anggaran berjalan dengan tahun anggaran yang lalu termasuk
penggunaan surat setorannya.
Bagaimana dengan penyetoran atas sewa rumah, apakah dipisahkan
penyetoran antara penerimaan sewa rumah tahun anggaran berjalan
dengan tahun anggaran yang lalu, berhubung terdapat setoran yang
demikian pada kantor kami?
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 7
NOTULEN SOSIALISASI
Penjelasan dari KPPN :
Sesuai dengan penjelasan atas akun BAS, terhadap pengembalian
belanja apabila disetorkan pada tahun anggaran bersangkutan,
penyetorannya menggunakan akun belanja bersangkutan pada saat
direalisasikan dan surat setoran yang digunakan adalah surat setoran
pengembalian belanja (SSPB).
Jika pengembalian belanja tersebut disetorkan setelah berakhirnya
tahun anggaran bersangkutan, penyetorannya menggunakan akun
penerimaan kembali dan surat setoran yang digunakan adalah surat
setoran bukan pajak (SSBP).
Contoh :
NO URAIAN WAKTU SETOR AKUN FORMULIR
1
Pengembalian Tunjangan Isteri bulan Februari s.d. Juni 2011 yang terlanjur dibayarkan (md.12-01-2011)
Tahun 2011 511121 SSPB
Tahun 2012 423911 SSBP
Terhadap sewa rumah dinas, penyetorannya tetap menggunakan akun
423141 (Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri) dan formulir
surat setoran bukan pajak (SSBP) tanpa memandang penyetorannya
dilakukan pada tahun anggaran bersangkutan atau setelah berakhirnya
tahun anggaran bersangkutan.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis diikuti oleh 35 orang
Bendahara dan Operator satker/UAKPA serta beberapa orang staf pengelola
keuangan satker/UAKPA dalam wilayah Kota Tebing Tinggi.
Sebelum penutupan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis, Kepala
KPPN berkesempatan memberikan penjelasan tentang informasi layanan
perbendaharaan yang dapat diunduh melalui website KPPN Tebing Tinggi
pada www.kppntebingtinggi.net dan website Direktorat Jenderal
Perbendaharaan pada www.perbendaharaan.go.id serta layanan sms center
tentang informasi penerbitan surat perintah pencairan dana.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat bagi satker/UAKPA
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 8
NOTULEN SOSIALISASI
dalam wilayah Kota Tebing Tinggi ditutup secara resmi oleh Kepala KPPN
Tebing Tinggi pada pukul 12.30 WIB.
2. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis di Kabupaten Serdang Bedagai
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat bagi satker lingkup
pembayaran KPPN Tebing Tinggi yang berada dalam wilayah Kabupaten
Serdang Bedagai dibuka secara resmi oleh Kepala KPPN Tebing Tinggi
pada pukul 09.00 WIB.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis dilaksanakan dalam 4 (empat)
sesi, antara lain :
- Sesi Pertama : Penjelasan atas PMK-91/2007 tentang Bagan Akun
Standar yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian,
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing
Tinggi.
- Sesi Kedua : Penjelasan atas PMK-171/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala
Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
- Sesi Ketiga : Penjelasan atas PMK-73/2007 tentang Penatausahaan
dan Penyusunan LPJ Bendahara yang disampaikan
oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala Seksi Verifikasi dan
Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
- Sesi Keempat : Tanya-jawab terhadap permasalahan dan kendala
yang dihadapi satker sehari-hari terkait dengan
pengelolaan keuangan pada satker/UAKPA yang
dipandu oleh Sdr. Said Syjafirzal, Kepala Subbagian
Umum KPPN Tebing Tinggi.
Resume sesi tanya jawab pada kegiatan sosialisasi dan bimbingan
teknis pada tanggal 25 November 2011, sebagai berikut :
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 9
NOTULEN SOSIALISASI
1) Unit Penyelenggara Pelabuhan Pangkalan Dodek
Dalam rangka pelaksanaan rekonsiliasi aset, apakah kami harus
melakukan rekonsiliasi terlebih dahulu dengan KPPN Tebing Tinggi atau
dengan KPKNL Pematangsiantar? Mohon penjelasannya.
Penjelasan dari KPPN :
Dalam Keputusan Bersama Direktur Jenderal Kekayaan Negara dan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-57/KN/2010 dan Nomor
KEP-174/PB/2010 Tanggal 28 Juli 2010 tentang Pelaksanaan
Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara, Penyampaian Data Realisasi
Belanja Modal, dan Data Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Bersumber Dari Pengelolaan Barang Milik Negara Dalam Rangka
Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
Pada Diktum Keempat disebutkan, antara lain :
a. Penyampaian data dan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan rekonsiliasi data Barang Milik Negara sebagai berikut :
1) Koordinasi oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dalam rangka pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara tingkat daerah;
4) Penyampaian data Barang Milik Negara dalam Neraca dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang dalam rangka rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara tingkat Daerah;
5) Penyampaian data selisih nilai Barang Milik Negara per akun Neraca dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
6) Penyampaian daftar satuan kerja/unit akuntansi kuasa pengguna barang yang tidak melaksanakan rekonsiliasi data Barang Milik Negara, dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Berdasarkan uraian diktum Keputusan Bersama diatas, seharusnya
satker/UAKPA terlebih dahulu melakukan rekonsiliasi BMN ke KPKNL
Pematangsiantar, selanjutnya melakukan rekonsiliasi ke KPPN Tebing
Tinggi. Namun demikian untuk menghindari timbulnya kendala bagi
satker, KPPN Tebing Tinggi tetap akan melayani rekonsiliasi laporan
keuangan satker dengan catatan agar BAR Hasil Rekonsiliasi BMN
dengan KPKNL Pematangsiantar dilampirkan pada Laporan Keuangan
Semester dan Tahunan Satker.
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 10
NOTULEN SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis diikuti oleh 39 orang
Bendahara dan Operator serta beberapa orang staf pengelola keuangan
satker/UAKPA dalam wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
Sebelum penutupan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis, Kepala
KPPN berkesempatan memberikan penjelasan tentang informasi layanan
perbendaharaan yang dapat diunduh melalui website KPPN Tebing Tinggi
pada www.kppntebingtinggi.net dan website Direktorat Jenderal
Perbendaharaan pada www.perbendaharaan.go.id serta layanan sms center
tentang informasi penerbitan surat perintah pencairan dana.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat ditutup secara resmi
oleh Kepala KPPN Tebing Tinggi pada pukul 12.30 WIB.
3. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis di Kabupaten Deli Serdang
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat bagi satker lingkup
pembayaran KPPN Tebing Tinggi yang berada dalam wilayah Kabupaten
Deli Serdang dibuka secara resmi oleh Kepala KPPN Tebing Tinggi pada
pukul 09.00 WIB.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis dilaksanakan dalam 4 (empat)
sesi, antara lain :
- Sesi Pertama : Penjelasan atas PMK-91/2007 tentang Bagan Akun
Standar yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian,
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing
Tinggi.
- Sesi Kedua : Penjelasan atas PMK-171/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
yang disampaikan oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala
Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
- Sesi Ketiga : Penjelasan atas PMK-73/2007 tentang Penatausahaan
dan Penyusunan LPJ Bendahara yang disampaikan
oleh Sdr. Murphy Siburian, Kepala Seksi Verifikasi dan
Akuntansi KPPN Tebing Tinggi.
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 11
NOTULEN SOSIALISASI
- Sesi Keempat : Tanya-jawab terhadap permasalahan dan kendala
yang dihadapi satker sehari-hari terkait dengan
pengelolaan keuangan pada satker/UAKPA yang
dipandu oleh Sdr. Said Syjafirzal, Kepala Subbagian
Umum KPPN Tebing Tinggi.
Resume sesi tanya jawab pada kegiatan sosialisasi dan bimbingan tek-
nis pada tanggal 26 November 2011, sebagai berikut :
1) Kantor Pertanahan Kab. Deli Serdang
Dana DIPA TA 2011 Kantor Pertanahan Kab. Deli Serdang untuk
kegiatan pemeliharaan (akun 523111) sudah tidak mencukupi,
sedangkan alokasi dana pada akun 521219 masih ada. Dapatkah dana
yang terdapat pada akun belanja 521219 tersebut digunakan untuk
pemeliharaan gedung.
Penjelasan dari KPPN :
Berdasarkan PMK-91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar pada
daftar penjelasan akun disebutkan :
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan (akun 523111), digu-nakan untuk Pengeluaran pemeliharaan/perbaikan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Biaya Umum, dan pemeliharaan/perawatan halaman/taman gedung/kantor agar kembali berada dalam kondisi normal.
Belanja Barang Non Operasional Lainnya (akun 521219), digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam mata anggaran 521211 dan 521212 termasuk belanja barang/modal yang akan diserahkan kepada masyarakat serta biaya-biaya Crash Program.
Dari uraian diatas, dana DIPA yang dialokasikan pada akun belanja
521219 tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk belanja pemeliharaan
gedung dan bangunan.
2) Rumah Sakit Umum Lubuk Pakam
Pada tahun 2011, RSU Lubuk Pakam selaku SKPD Pemkab Deli
Serdang mengelola DIPA TA 2011 dengan alokasi belanja modal untuk
Pembangunan Gedung/Bangunan dan Pengadaan Alat-Alat Kesehatan
serta belanja barang.
a) Apakah RSU Lubuk Pakam selaku SKPD berkewajiban membuat
laporan keuangan seperti satuan kerja vertikal?
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 12
NOTULEN SOSIALISASI
b) UP yang diberikan sebesar Rp 5.700.000,- Mengingat pelaksanaan
kegiatan telah mendekati akhir tahun anggaran, bagaimana solusi
terhadap kebutuhan dana yang tidak dapat dipenuhi UP tersebut?
c) Apakah KPA/PA dapat menandatangani SPM, mengingat ketentuan
yang berlaku pada SKPD, penandatangan SPMU adalah KPA/PA?
Penjelasan dari KPPN :
a) Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara Lembaga
- Bab.I Pasal 1 ayat 2 : “Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan”.
- Bab II Pasal 2 ayat (2) : “Entitas akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara perodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan”.
- Bab II Pasal 2 ayat (5) : “Entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kementerian Negara/lembaga menyusun laporan keuangan menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
- Bab II Pasal 2 ayat (6) : “Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan hasil penggabungan laporan keuangan yang berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.
Sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan tersebut, RSU
Lubuk Pakam sebagai SKPD penerima dana tugas pembantuan
adalah entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan sebagimana halnya satuan kerja
vertikal untuk disampaikan kepada kementerian negara/lembaga
pemberi dana.
b) Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yo PER-
11/PB/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 13
NOTULEN SOSIALISASI
- Pasal 7 ayat (7) c :
UP dapat diberikan setinggi-tingginya:
1) 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi be-lanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta ru-piah);
2) 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) un-tuk pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampaidengan Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta ru-piah);
3) 1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasi-fikasi belanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah);
4) 1/30 (satu per tiga puluh) dari pagu DIPA menurut klasifikasi be-lanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
- Pasal 7 ayat (8)
Syarat untuk mengajukan Tambahan UP:
a. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda;
b. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diter-bitkan.
c. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara;
d. Pengecualian terhadap butir b dan c untuk dispensasi perpanjan-gan waktu pertanggungjawaban Tambahan UP lebih dari satu bulan menjadi kewenangan Kepala Kanwil Ditjen Perbenda-haraan;
e. Permohonan dispensasi perpanjangan batas akhir pertanggung-jawaban Tambahan UP sebagaimana dimaksud butir d, diajukan PA/ Kuasa PA dengan disertai alasan yang jelas.
- Pasal 7 ayat (9)
Dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan:
a. Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian sisa dana MAK yang dimintakan TUP.
b. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.
c. Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak dapat dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS.
- Pasal 7 ayat (10)
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 14
NOTULEN SOSIALISASI
SPM UP/Tambahan UP diterbitkan dengan menggunakan kode kegiatan untuk rupiah murni 0000.0000.825111, pinjaman luar negeri 9999.9999.825112, dan PNBP 0000.0000.825113.
Sesuai dengan Pasal 7 ayat (7) c, ayat (8), ayat (9), dan ayat (10),
kekurangan dana UP untuk kebutuhan mendesak dalam rangka
menghadapi akhir tahun anggaran dapat direalisasikan dengan
permintaan TUP.
c) Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-11/PB/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
Bab II Pasal 2 ayat :
(1) Pada setiap awal tahun anggaran, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA menunjuk Pejabat Kuasa PA untuk satker/SKS di lingkungan instansi PA bersangkutan dengan surat keputusan.
(2) Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mendele-gasikan kewenangan kepada Kuasa PA untuk menunjuk:
a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/ pembuat komitmen;
b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan menandatangani SPM;
c. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebenda-haraan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja.
(3) Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku PA mendelegasikan kewenangan menunjuk pejabat Kuasa PA dan peja-bat-pejabat sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) huruf a, b dan c kepada Gubernur sebagai pelaksana dekonsentrasi.
(4) Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku PA mendelegasikan kewenangan menunjuk pejabat Kuasa PA dan peja-bat-pejabat sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) huruf a, b dan c kepada Gubernur/ Bupati/Walikota/Kepala Desa yang ditunjuk seba-gai pelaksana tugas pembantuan.
(5) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) tidak boleh merangkap sebagai pejabat sebagaimana dimak-sud dalam pasal 2 ayat (2) huruf c.
(6) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a, b dan c tidak boleh saling merangkap.
(7) Dalam hal pejabat/pegawai pada satker tidak memungkinkan pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a, b dan c maka pejabat yang dimaksud dalam
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 15
NOTULEN SOSIALISASI
pasal 2 ayat (1) dapat merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a atau huruf b.
(8) Tembusan Surat Keputusan para Pejabat dalam pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), disampaikan kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN.
Sesuai dengan Bab II Pasal 2 Peraturan Dirjen Perbendaharaan
tersebut, apabila pejabat/pegawai pada satker tidak memungkinkan
pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2)
huruf a, b dan c maka pejabat KPA dapat merangkap jabatan seba-
gai PPK atau Pejabat Penguji SPP dan Penandatangan SPM.
Namun demikian, jika jumlah pegawai mencukupi dan dapat di-
lakukan pemisahan fungsi, penandatanganan SPM lebih baik diser-
ahkan kepada pejabat penguji SPP dan penandatangan SPM dan
pejabat KPA dapat lebih memusatkan perhatian pada pengawasan
pengelolaan keuangan.
3) Badan Narkotika Nasional Kab. Deli Serdang
Terdapat kesalahan pencantuman NPWP pada Faktur Pajak dan SSP
PPN dan SSP PPh Pasal 22 Pengadaan Mobil Dinas BNN Kab. Deli
Serdang, dimana tertulis NPWP BNN Kab. Deli Serdang (58.274.883.,6-
124.000), seharusnya NPWP PT.Astra International.Tbk (01.302.584.6-
091.000). Bagaimana soslusi untuk perbaikannya?
Penjelasan dari KPPN :
Berdasarkan verifikasi kami atas Faktur Pajak dan SSP, tertulis :
a. Faktur Pajak
Pengusaha Kena PajakNama : PT.Astra International.TbkAlamat : Jl. Gaya Motor Raya No.8 JakartaNPW: 01.302.584.6-091.000
Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena PajakNama : Badan Narkotika Nasional Kab. Deli SerdangAlamat : Jl. Karya Jasa No. 1 Lubuk PakamNPW: 58.274.883.6-124.000
b. SSP PPN dan PPh Pasal 22 tertulis :
NPW : 01.302.584.6-091.000Nama WP : PT.Astra International.TbkAlamat WP : Jl. Gaya Motor Raya No.8 Jakarta
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 16
NOTULEN SOSIALISASI
Dengan demikian penulisan NPWP dan data-data wajib pajak pada
faktur pajak dan surat setoran pajak telah sesuai ketentuan yang
berlaku.
4) Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang
Sehubungan dengan penjelasan tentang akun BAS, mengapa masih
terdapat kesalahan pencantuman akun belanja atas dana belanja yang
dialokasikan dalam DIPA, padahal DIPA disusun oleh Ditjen Anggaran
Kementerian Keuangan RI.
Bukankah seakan-akan terdapat ketidaksesuaian kebijakan antara
Ditjen Anggaran dengan Ditjen Perbendaharaan terkait dengan
penggunaan BAS?
Penjelasan dari KPPN :
Sebagaimana diketahui, penyusunan DIPA dimulai dengan penyusunan
RKA Tingkat Satker dan disampaikan secara berjenjang kepada
kementerian negara/lembaga, untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran.
Sebelum awal tahun anggaran, satker menerima DNA (yang disusun
oleh Ditjen Anggaran berdasarkan RKA-K/L) dari kementerian
negara/lembaga masing-masing untuk selanjutnya ditelaah bersama
dengan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan setempat. Hasill
penelahaan tersebut dituangkan dalam DIPA dan ditandatangani oleh
KPA serta disahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan.
Dengan demikian, kesalahan akun belanja yang terdapat pada DIPA
cenderung disebabkan kesalahan penggunaan akun dalam
perencanaan dan penyusunan RKA. Oleh karena itu, diharapkan agar
satker lebih memahami tentang akun dan uraiannya dalam kaitannya
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
anggaran.
5) Badan Ketahanan Pangan Kab. Deli Serdang
Sehubungan dengan pengelolaan keuangan atas DIPA TA 2011 Badan
Ketahanan Pangan Kab. Deli Serdang. Mohon penjelasan tentang siapa
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 17
NOTULEN SOSIALISASI
yang seharusnya menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja (SPTB) dan Cek/Giro Bank pada satker?
Penjelasan dari KPPN :
a) Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-11/PB/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
- Lampiran 1 Format SPTB untuk SPM GU
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran.
- Lampiran 2 Format SPTB untuk SPM LS
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Sesuai dengan Format SPTB Lampiran 1 dan Lampiran 2 Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-11/PB/2011 tersebut,
penandatangan SPTB untuk SPM GU adalah Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan Bendahara Pengeluaran, dan penandatangan
SPTB untuk SPM LS adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Untuk penandatangan Cek/Giro Bank sebaiknya disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku pada Bank. Secara umum peraturan bank/pos
mensyaratkan penandatangan cek/giro tersebut adalah Kepala Kantor
dan Bendahara Pengeluaran, namun dimungkinkan ditandatangani oleh
PPK dan Bendahara Pengeluaran sepanjang diatur oleh Kepala
Kantor/Kuasa Pengguna Anggaran.
6) Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi
Sejalan dengan kebijakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
secara kontinu melakukan langkah-langkah penyempurnaan aplikasi
SAI, mengapa Ditjen Perbendaharaan tidak mengeluarkan aplikasi
untuk penatausahaan LPJ dan CaLK Kas di Bendahara Pengeluaran.
Bukankah dengan adanya aplikasi akan memudahkan satker dalam
penyusunan laporan serta menjamin keakuratan data laporan tersebut?
Penjelasan dari KPPN :
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 18
NOTULEN SOSIALISASI
Sejalan dengan reformasi di bidang keuangan negara, Ditjen
Perbendaharaan telah melakukan langkah-langkah penyempurnaan
atas aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan keuangan kegara,
salah satunya aplikasi SAI yang dipergunakan oleh satker K/L.
Demikian pula halnya dengan aplikasi SISKA yang dapat dipergunakan
untuk penyusunan Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu, termasuk
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara.
Penggunaan aplikasi SISKA hingga saat ini masih diterapkan secara
internal pada instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan. Mudah-mudahan
penerapan secara internal ini dapat ditindaklanjuti dengan launching
aplikasi untuk seluruh satker K/L dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis diikuti oleh 64 orang
Bendahara dan Operator serta beberapa orang staf pengelola keuangan
satker/UAKPA dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Sebelum penutupan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis, Kepala
KPPN berkesempatan memberikan penjelasan tentang informasi layanan
perbendaharaan yang dapat diunduh melalui website KPPN Tebing Tinggi
pada www.kppntebingtinggi.net dan website Direktorat Jenderal
Perbendaharaan pada www.perbendaharaan.go.id serta layanan sms center
tentang informasi penerbitan surat perintah pencairan dana.
Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis Paket Peraturan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat ditutup secara resmi
oleh Kepala KPPN Tebing Tinggi pada pukul 12.30 WIB.
NOTULEN SOSIALISASI & BIMTEK PAKET SAPKPP 19