daktilitas

5
DAKTILITAS ASPAL ASLI DAN ASPAL KEHILANGAN BERAT 1. DASAR TEORI Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %. Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi. Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm. Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm. Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah : · < 100 cm = getas · 100 - 200 cm = plastis · > 200 cm = sangat plastis liat sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin dengfan senyawa panjang, maka daktalitas rendah.

Upload: aztaurrivai

Post on 31-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DAKTILITAS

TRANSCRIPT

Page 1: DAKTILITAS

DAKTILITAS ASPAL ASLI DAN ASPAL KEHILANGAN BERAT

1. DASAR TEORI

Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %.

Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.

Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm.

Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :·         < 100 cm = getas·         100 - 200 cm = plastis·         > 200 cm = sangat plastis liat

sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin dengfan senyawa panjang, maka daktalitas rendah. Demikian aspal didapatkan dari blowing, dimana gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan yang banyak mengandung parakin karena susunan rantai hidrokarbonya dan kekuatan strukturnya kurang plastis.

2. Maksud dan Tujuan :

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekenyalan aspal yg dinyatakan dengan panjang pemuluran aspal yg dapat tercapai sebelum putus pada suhu dan kecepatan tertentu. Daktilitas ini tidak menyatakan kuat tarik aspal

Page 2: DAKTILITAS

Acuan pengujian yang umum digunakan adalah dari SK SNI M 18.1990F. yang mengadopsi dari AASTO T 51-89 ASTM D 113.79.

3. Peralatan : o Cetakan kuningan

o Pelat alas cetakan

o Bak perndam

o Termometer

o Mesin penguji

o Alat pemanas (kompor)

o Pisau atau sepatula

4. Persiapan benda uji :

a) Susun bagian cetakan kuningan.b) Lapisi plat alas cetakan dengan menggunakan sabun cuci.c) Letakkan cetakan daktilitas diatas pelat dasar.d) Panaskan contoh bitume hingga cair dan dapat dituang. Guakan

termometer untuk melihat suhu gari benda uji. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80 sampai 100⁰C.

e) Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati kedalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan.

f) Dinginkan benda uji pada sushu ruang 30 sampai 40 menit. Lalu masukan ke dalam bak perendam pada suhu pemeriksaan selama 30 menit.

g) Ratakan benda uji dengan menggunakan spatula yg telah dipanaskan sehingga benda uji rata dengan cetakan kuningan.

5. Langkah-langkah pengujian :

1. Masukkan sampel ke dalam bak perendam yg telah terisi air pada suhu 25⁰C kemudian tunggu selama 85 sampai 90 menit.

2. Lepaskan bagian alas cetakan daktilitas dengan benda uji.3. Pasang cetakan cetakan daktilitas beserta benda uji pada mesin uji dan

jalankan mesin hingga menarik benda uji secara teratur dengan kecepatan 5m/menit samapi sampel putus.

4. Perhatikan sampel selama percobaan berlangsung, lihat dan catat jarak antara pemegang cetakan pada saat benda uji putus (dalam cm).

Page 3: DAKTILITAS

*catatan : selama percobaan berlangsung sampel harus terendam setidaknya 2,5 cm dibawah permukaan air dan suhu air dipertahankan tetap (25 ± 0,5) ⁰C

6. Pengamatan Dan Perhitungan :

Aspal Asli :

No Kegiatan Uraian

1Persiapan benda

uji

Contoh dipanaskanPembacaan suhu termometer

Mulai Jam = 08:30 Selesai jam = 09:50

Benda uji 1 : 800 C Benda uji 2 : 900 C Benda uji 3 : 1000 C

2 Mendinginkan benda uji

Didiamkan di suhu ruangan Mulai Jam = 09:00 Selesai jam = 11:00

3Mencapai suhu

pemeriksaan

Direndam pada suhu 250 CPembacaan Suhu Bak Penampung = 250C

Mulai Jam = 11:00Selesai jam = 11:30

Daktilitas pada 250C Pembacaan pengukuran pada alatBenda uji 1 145 cm

Benda uji 2 145 cmBenda uji 3 146 cmRata-rata 145,3333 cm

Aspal kehilangan berat :

No Kegiatan Uraian

1Persiapan benda

uji

Contoh dipanaskanPembacaan suhu termometer

Mulai Jam = 08:30 Selesai jam = 09:50

Benda uji 1 : 800 C Benda uji 2 : 900 C Benda uji 3 : 1000 C

2 Mendinginkan benda uji

Didiamkan di suhu ruangan Mulai Jam = 09:00 Selesai jam = 11:00

3Mencapai suhu

pemeriksaan

Direndam pada suhu 250 CPembacaan Suhu Bak Penampung = 250C

Mulai Jam = 11:00Selesai jam = 11:30

Page 4: DAKTILITAS

Daktilitas pada 250C Pembacaan pengukuran pada alatBenda uji 1 148 cm

Benda uji 2 140 cmBenda uji 3 134 cmRata-rata 140,6667 cm