dakwah dgn metode al hikmah

2
Dakwah dgn Metode al-hikmah Kata al-hikmah terulang sebanyak 210 kali dalam al-Qur’an. Secara etimologis, kata ini berarti kebijaksanaan, bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, pepatah dan juga berarti al-Qur’an al-Karim. Hikmah juga diartikan al-Ilah, seperti dalam kalimat hikmah al-tasyri’ atau ma hikmah zalika dan diartikan juga al-kalam atau ungkapan singkat yang padat isinya. Makna al-hikmah yang tersebar dalam al-Qur’an di 20 tempat tersebut, secara ringkas, mengandung tiga pengertian. Pertama, al-hikmah dalam arti “penelitian terhadap segala sesuatu secara cermat dan mendalam dengan menggunakan akal dan penalaran”. Kedua, al-hikmah yang bermakna “memahami rahasia-rahasia hukum dan maksud-maksudnya”. Ketiga, al-hikmah yang berarti “kenabian atau nubuwwah”. Adapun kata al-hikmah dalam ayat ر إ ع ادmenurut al-Maraghi (w. 1945), berarti perkataan yang jelas disertai dalil atau argumen yang dapat memperjelas kebenaran dan menghilangkan keraguan. Sedang Muhammad Abduh (w. 1905) mengartikan al-hikmah sebagai ilmu yang sahih yang mampu membangkitkan kemauan untuk melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat dan kemampuan mengetahui rahasia dan faedah setiap sesuatu. Dalam Tafsir Departemen Agama disebutkan bahwa al-hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Dalam Tafsir al-Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan hikmah antara lain berarti yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan. Dia adalah pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga berarti sebagai sesuatu yang bila digunakan/diperhatikan akan mendatangkan kemashlahatan dan kemudahan yang besar atau yang lebih besar, serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau yang lebih besar. Hanya saja, menurut Quraish, hikmah sebagai metode dakwah lebih sesuai untuk cendekiawan yang berpengetahuan tinggi. Sementara itu Sayyid Qutb berpendapat yang dimaksud dengan hikmah adalah Melihat situasi dan kondisi obyek dakwah. Memperhatikan kadar materi dakwah yang disampaikan kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebani terhadap perintah agama (materi dakwah) tersebut, karena belum siap mental untuk menerimanya. Memperhatikan metode penyampaian dakwah dengan bermacam-macam metode yang mampu menggugah perasaan, tidak memancing kemarahan, penolakan, kecemburuan dan terkesan berlebih-lebihan, sehingga tidak mengandung hikmah di dalamnya. Dalam pendapat Hamka, kata hikmah itu kadang-kadang diartikan oleh beberapa orang sebagai filsafat. Menurutnya, hikmah adalah inti yang lebih halus dari filsafat. Filsafat hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang telah terlatih pikiran dan logikanya, tetapi hikmah dapat dipahami oleh orang yang belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih pintar. Kebijaksanaan itu bukan saja ucapan, melainkan juga tindakan dan sikap hidup. Kadang-kadang ‘diam’ lebih berhikmat daripada ‘berbicara’.

Upload: abdulrohman-yahya

Post on 01-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dakwah Dgn Metode Al Hikmah

Dakwah dgn Metode al-hikmah

Kata al-hikmah terulang sebanyak 210 kali dalam al-Qur’an. Secara etimologis, kata ini berarti

kebijaksanaan, bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan,

pepatah dan juga berarti al-Qur’an al-Karim. Hikmah juga diartikan al-Ilah, seperti dalam

kalimat hikmah al-tasyri’ atau ma hikmah zalika dan diartikan juga al-kalam atau ungkapan

singkat yang padat isinya.

Makna al-hikmah yang tersebar dalam al-Qur’an di 20 tempat tersebut, secara ringkas,

mengandung tiga pengertian. Pertama, al-hikmah dalam arti “penelitian terhadap segala sesuatu

secara cermat dan mendalam dengan menggunakan akal dan penalaran”. Kedua, al-hikmah yang

bermakna “memahami rahasia-rahasia hukum dan maksud-maksudnya”. Ketiga, al-hikmah yang

berarti “kenabian atau nubuwwah”.

Adapun kata al-hikmah dalam ayat �ِ�َ�ْ�ِ�ْ��ِ �ََر�� �ِ�� menurut al-Maraghi (w. 1945), berarti اْدُع ِإَ� َ�ِ

perkataan yang jelas disertai dalil atau argumen yang dapat memperjelas kebenaran dan

menghilangkan keraguan. Sedang Muhammad Abduh (w. 1905) mengartikan al-hikmah sebagai

ilmu yang sahih yang mampu membangkitkan kemauan untuk melakukan suatu perbuatan yang

bermanfaat dan kemampuan mengetahui rahasia dan faedah setiap sesuatu. Dalam Tafsir

Departemen Agama disebutkan bahwa al-hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang

dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.

Dalam Tafsir al-Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan hikmah antara lain berarti yang paling

utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan. Dia adalah pengetahuan atau

tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga berarti sebagai sesuatu yang

bila digunakan/diperhatikan akan mendatangkan kemashlahatan dan kemudahan yang besar atau

yang lebih besar, serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau yang

lebih besar. Hanya saja, menurut Quraish, hikmah sebagai metode dakwah lebih sesuai untuk

cendekiawan yang berpengetahuan tinggi.

Sementara itu Sayyid Qutb berpendapat yang dimaksud dengan hikmah adalah Melihat situasi

dan kondisi obyek dakwah. Memperhatikan kadar materi dakwah yang disampaikan kepada

mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebani terhadap perintah agama (materi dakwah)

tersebut, karena belum siap mental untuk menerimanya. Memperhatikan metode penyampaian

dakwah dengan bermacam-macam metode yang mampu menggugah perasaan, tidak memancing

kemarahan, penolakan, kecemburuan dan terkesan berlebih-lebihan, sehingga tidak mengandung

hikmah di dalamnya.

Dalam pendapat Hamka, kata hikmah itu kadang-kadang diartikan oleh beberapa orang sebagai

filsafat. Menurutnya, hikmah adalah inti yang lebih halus dari filsafat. Filsafat hanya dapat

dipahami oleh orang-orang yang telah terlatih pikiran dan logikanya, tetapi hikmah dapat

dipahami oleh orang yang belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar. Kebijaksanaan itu bukan saja ucapan, melainkan juga tindakan dan sikap hidup.

Kadang-kadang ‘diam’ lebih berhikmat daripada ‘berbicara’.

Page 2: Dakwah Dgn Metode Al Hikmah

Dengan demikan, ungkapan bi al-hikmah ini berlaku bagi seluruh manusia sesuai dengan

perkembangan akal, pikiran dan budayanya, yang dapat diterima oleh orang yang berpikir

sederhana serta dapat menjangkau orang yang lebih tinggi pengetahuannya. Sebab, yang

dipanggil adalah pikiran, perasaan dan kemauan. Dengan begitu, dipahami bahwa al-hikmah

berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan pada tujuan yang dkehendaki dengan cara yang

mudah dan bijaksana.

http://abdain.wordpress.com/2010/05/05/metode-dakwah-dalam-al-qur%E2%80%99an/