dasar biologi sel 2
DESCRIPTION
makalah blok 4TRANSCRIPT
Derivat Endoderm Bagian Saluran Pencernaan
dan Pernapasan pada Embriologi
Nama: Fransisca Febriana
NIM: 10-2010-184
Kelompok D4
30 Januari 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6
Jakarta Barat
1
PENDAHULUAN
Pada abad terakhir ini, embriologi telah berkembang pesat dari ilmu pengetahuan
pengamatan menjadi ilmu pengetahuan yang telah melibatkan teknologi-teknologi
canggih dan juga biologi molekuler. Pengamatan dan teknologi yang canggih dalam
embriologi secara bersama-sama memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang asal-
mula perkembangan janin yang normal ataupun abnormal. Selain itu juga dapat
memberikan cara-cara untuk mencegah dan mengobati kecacatan yang mungkin timbul
pada proses embriologi. Embriologi itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari embrio
dimulai dari sebuah sel sampai menjadi janin atau bayi dalam waktu 9 bulan.1
Proses perkembangan dari satu sel melalui periode pembentukan primordia organ
yaitu 8 minggu pertama pada perkembangan manusia disebut masa embriogenesis atau
terkadang disebut masa oraganogenesis. Dari tahap oraganogenesis hingga seorang bayi
lahir disebut masa janin(fetal period) yaitu masa disaat diferensiasi berlanjut sementara
janin tumbuh dan bertambah beratnya.1
Perkembangan teknologi dan pengetahuan untuk meneliti embriologi sudahlah
sangat pesat dan sangat baik. Oleh karena itu, meningkatnya pemahaman kita tentang
embriologi pun telah menghasilkan berbagai teknik baru untuk diagnosis dan terapi
pranatal (masa setelah kelahiran), prosedur terapeutik untuk mengatasi masalah
infertilisasi, dan mekanisme untuk mencegah cacat lahir yang merupakan penyebab utama
kematian bayi.
Pada makalah ini saya hanya akan membahas proses embriologi dalam tiga
kategori yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Namun saya akan lebih membahas
mengenai endoderm khususnya yang berkaitan dengan sistem pencernaan dan pernapasan
manusia.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa kedoteran ataupun masyarakat
umum mengenai pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm
pada embriologi.
2. Untuk lebih mengetahui tahap-tahap pembentukan sistem pencernaan dan
pernapasan pada lapisan endoderm embriologi.
2
3. Serta untuk mengetahui adanya hubungan antara tersedak dengan
pembentukan sistem pencernaan dan pernapasan pada proses embriologi.
3
PEMBAHASAN
Pada dasarnya proses embriologi khususnya proses oraganogenesisi dibagi dalam
tiga tahap pembentukan diskus germinativum trilaminar atau yang sering disebut tiga
lapisan penyusun tubuh yaitu ektoderm, mesoderm, dan yang terakhir endoderm yang
dibentuk oleh gasstrulasi.
Ektoderm
Lapisan ektoderm merupakan lapisan yang paling luar, yang nantinya akan
menjadi sistem saraf pusat, bagian-bagian badan, dan organ ekstremitas. Pada permulaan
perkembangan minggu ketiga, lapisan ektoderm ini memiliki bentuk cakram yang datar,
dimana pada daerah sefalik atau kepala lebih luas dari bagian kaudal . Kemunculan
notokord dan mesoderm prekordal menginduksi ektoderm di atasnya untuk menebal dan
membentuk lempeng saraf atau neural plate. Sel-sel lempeng saraf ini membentuk
neuroektoderm dan induksinya mencerminkan proses awal neurulasi.2
Menjelang akhri minggu ketiga tepi-tepi lempeng saraf menjadi lebih menonjol
untuk membentuk lipatan saraf, sedangkan daerah tengah yang cekung membentuk alur
saraf. Lama-kelamaan lipatan saraf akan saling mendekati satu sama lain dan menyatu.
Penyatuan ini mulai di daerah yang nantinya menjadi leher dan meluas kearah kepala dan
kaudal. Sebagai akibatnya terbentuklah tabung saraf.3 Kemudian susunan saraf pusat akan
membentuk suatu tabung tertutup dengan bagian kaudal sempit yaitu sumsum tulang
belakang, serta membentuk bagian kepala yang jauh lebih lebar yang disebut gelembung
otak.
Menjelang tertutupnya tabung saraf, pada daerah kepala terlihat dua derivat
ektoderm lainnya, yaitu lempeng telingan dan lempeng lensa mata. Dalam perkembangan
selanjutnya, lempeng telingan berinvaginasi membentuk tabung telinga yang akan
berkembang menjadi sistem pendengaran dan keseimbangan. Lalu lempeng mata akan
berinvaginasi juga dan selama minggu kelima akan membentuk lensa mata.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa lapisan ektoderm membentuk organ-organ
serta jaringan atau sistem yang berhubungan dengan dunia luar. Seperti susunan saraf
pusat, susunan saraf tepi, mata, telinga, hidung, epidermis seperti kuku dan rambut,
kelenjar bawah kulit, kelenjar susu, kelenjar hipofisis dan email gigi.2,4
4
Mesoderm
Mesoderm merupakan lapisan tengah diantara ektoderm dan endoderm pada
lapisan embriologi atau tubuh sendiri. Pada awalnya sel-sel lapisan germinativum
mesoderm membentuk suatu lembaran tipis anyaman jaringan yang longgar dikedua sisi
garis tengah. Namun pada hari ke-17, sel-sel yang terletak dekat dengan garis tengah
berpoliferasi dan membentuk suatu lempeng jaringan tebal yang dikenal sebagai
mesoderm paraksial. Kearah lateral, lapisan mesoderm tetap tipis dan dikenal sebagai
lempeng lateral. Dengan muncul dan penyatuan rongga-rongga antarsel di lempeng lateral
maka jaringan ini terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan mesoderm parietal atau
somatik dan lapisan mesoderm viseral atau spalanknik.5 Lapisan mesoderm parietal
merupakan suatu lapisan yang bersambungan dengan mesoderm yang menutupi amnion,
sedangkan lapisan mesoderm viseral adalah lapisan yang bersambungan dengan
mesoderm yang melapisi yolk sac atau kantung kunir. Bersama-sama kedua lapisan
tersebut akan melapisi suatu rongga yang baru terbentuk, yaitu rongga intraembrional
yang bersambungan dengan rongga ekstraembrional di kedua sisi mudigah. Selanjutnya
terdapat mesoderm intermediet yang menghubungkan mesoderm lempeng lateral dan
paraksial.6
Menjelang akhir minggu ketiga, mesoderm paraksial akan terpecah dan
membentuk segmen-segmen yang dikenal dengan somite. Pasangan somite pertama
muncul pada bagian leher mudigah pada hari ke-20, selanjutnya pasangan somite lainnya
akan muncul setiap harinya sampai akhir minggu kelima. Somite-somite tersebut muncul
dari daerah kepala sampai dengan kaudal. Lalu lapisan mesoderm parietal bersama
ektoderm akan membentuk dinding lateral dan ventral tubuh, sdengakan lapisan
mesoderm viseral dan endoderm embrional akan membentuk dinding usus.7
Pada umumnya lapisan mesoder ini akan membentuk sistem peredaran darah, otot,
tulang, ginjal, sistem reproduksi, dan dinding jantung.5,8
Endoderm
Endoderm atau sering disebut juga entoderm, merupakan lapisan terdalam dari
lapisan trilaminar tubuh. Lapisan endoderm ini berperan penting dalam pembentukan
organ pencernaan dan respirasi atau pernapasan.
Pembentukan saluran pencernaan dari lapisan endoderm ini sangat tergantung
pada pelipatan mudigah kearah sefalo-kaudal dan lateral. Karena pelipatan sefo-kaudal,
5
semakin banyak rongga yang dilapisi oleh endoderm yang masuk kedalam tubuh
mudigah. Dibagian anterior endoderm akan membentuk foregut yang akan menjadi usus
depan, lalu pada bagian ekor endoderm akan membentuk hindgut yang akan menjadi usus
belakang. Sedangkan bagian antara usus depan dan usus belaknag adalah midgut yang
akan menjadi usus tengah.9
Foregut adalah bagian anterior dari saluran pencernaan , dari mulut ke duodenum
pada pintu masuk saluran empedu. Pembentukan foregut dimulai dari membran
buccopharyngeal , daerah foregut di kepala sekarang disebut pharynx. Pada ujung bawah
faring suatu bentuk kuncup perut, yang nantinya akan membentuk saluran pernafasan.10
Di bawah wilayah ini tumbuh pesat tabung membentuk pelebaran tabung, yang nantinya
akan membentuk perut. Di bawah wilayah ini adalah batas foregut dan bagian perut
terletak septum transversal.
Foregut meliputi beberapa organ pencernaan didalamnya, yaitu:
Oropharyngeal membrane => akan berkembang menjadi mulut.
Faring
Esofagus => Ketika mudigah berumur sekitar 4 minggu, muncul diverticulum
pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo
– bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian
dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus
sederhana depan terbagi atas bagian ventral (primordium pernafasan), dan
bagian dorsal (oesopagus).11,12 Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan
tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.
1/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim
sekitarnya dan disarafi oleh N.X, 1/3 bagian tengah otot bersifat campuran
otot lurik dan polos, dan 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi
pleksus splanchnicus.12
Lambung => Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu
pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan. Minggu-minggu berikutnya
kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada
berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.
Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar disekitar sumbu
memanjang dan sumbu antero posterior. Disekitar sumbu memanjang
lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam, akibatnya sisi kiri
6
menghadap ke depan dan sisi kanan menghadap ke belakang. Selama
perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari
bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan curvatura mayor dan
curvatura minor.13
Ujung sefalik dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan.
Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan
keatas, dan bagian sefalik atau bagian kardia kekiri dan kebawah. Dengan ini
sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah. Pada tingkat
perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh
melalui mesogastrium dorsale dan ventrale. Perputaran disekitar sumbu
memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian
membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium
dibelakang lambung.5,12,13
Duodenum => Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.
Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.
Sementara lambung berputar, perputaran ini bersama-sama dengan tumbuhnya
kaput pancreas, menyebabkan duodenum memebelok dari posisi tengahnya
yang semula kea rah sisi kiri rongga abdomen. Duodenum mengambil bentuk
lengkung seperti huruf “C”, dan akhirnya terletak retroperitoneal.14
Pankreas => dibentuk oleh dua bagian yaitu dorsal dan ventral yang berasal
dari endoderm yang melapisi duodenum. Bagian pankreas dorsal terletak di
mesenterium dorsal, sedangkan pankreas ventral terletak dekat duktus biliaris.
Ketika duodenum berputar kekanan dan menjadi berbentuk huruf C , pankreas
ventral juga bergerak atau berputar kearah pankreas dorsal , sehingga pankreas
ventral akan berada dibelakang atau dibawah pankreas dorsal.10,14 Dimana
pankreas dorsal dan ventral ini akan menyatu. Pada bulan ketiga kehidupan
janin, terbentuk pulau langerhans dari jaringan parenkim pankreas dan
tersebar diselurh pankreas. Pulau langerhans ini berfungsi untuk
menghasilakan hormon insulin dan glukagon.
7
Gambar 1. Pembentukan Pankreas
Midgut yang merupakan usus tengah sementara waktu akan berhubungan dengan
yolk sac melalui duktus vitelinus. Beberapa lama kemudian saat duktus vitelinus
mengalami obliterasi midgut atau usus tengah akan kehilangan hubungannya dengan yolk
sac sehingga akan midgut akan bebas berada dalam rongga abdomen. Midgut akan
membentuk beberapa bagian atau organ pencernaan, yaitu bagian distal duodenum,
jejunum, ileum, saekum, apendiks, kolon asendens, dan 2/3 proksimal kolon
transversum.14
Hernia phisiology
=> pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya. Akibat
pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk
sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini. Akibatnya jerat ini
memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic)
yang terjadi pada minggu ke enam. Bersamaan dengan pertumbuhan
memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk
oleh A.Mesenterica superior. Perputaran terjadi 270o yang berlawanan dengan arah
jam, terdiri atas: 90o selama herniasi, 180o selama jerat usus kembali ke rongga
perut. Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum
selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama
perputaran. Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali
kedalam rongga perut. Hal ini mungkin disebabkan: menghilangnya mesonephros,
berkurangnya pertumbuhan hati, dan bertambah luasnya rongga perut.14 Bagian
proximal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat
disisi kiri. Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.
Gelembung saekum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir
8
masuk ke rongga perut. Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan
hati. Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan,
sambil membentuk: colon ascenden dan flexura hepatica. Selama proses ini ujung
distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit yaitu
appendix sederhana. Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga
kedudukan terakhir terdapat: dibelakang caecum dan dibelakang colon.10,12
Hindgut merupakan usus belakang yang berakhir pada membran ektoderm-
endoderm yaitu membran kloakalis yang pada mniggu ketujuh akan pecah untuk
membentuk lubang anus. Usus sederhana belakang membentuk 1/3 distal colon
transversum, Colon ascendens, Sigmoid, Rectum, dan Bagian atas canalis analis. Bagian
usus sederhana belakang bermuara kedalam kloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm
yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan). Pada pertemuan antara
entoderm dan ektoderm terbentuk membran cloacalis. Pada perkembangan selanjutnya
tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang. Sekat ini berlanjut
tumbuh ke kaudal sambil membagi kloaka menjadi: Sinus urogenitalis sederhana (depan)
dan Canalis anorectalis (belakang).
Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang
akan terbagi menjadi : Membran analis (dibelakang) dan Membran urogentalis (didepan).
Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput
ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lubang anus atau
proktodium.15 Dalam minggu ke 9, membran analis pecah dan terbentuklah jalan terbuka
antara rektum dan dunia luar. Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan
didarahi oleh A.mesenterica inferior. Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm
dan didarahi oleh A.pudenda interna. Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea
pertinatum.
Anus tidak berkembang dari entoderm akan tetapi merupakan perkembangan dari
ectoderm.
9
Gambar 2. Endoderm Saluran Pencernaan
Pembentukan Sistem Pernapasan- Sistem pernapasan bagian bawah
perkembangannya dimulai pada minggu ke-4 sebagai perkembangan dari dinding ventral
foregut (divertikulum pernafasan). Lapisan endoderm dari divertikulum pernapasan
menimbulkan lapisan epitel, laring trakea, bronki dan alveoli. Komponen kartilaginosa
dan otot trakea dan paru-paru berasal dari mesoderm splanknikus sekitarnya.
Diverticulum ini memanjang ke arah ekor dan segera menjadi terpisah dari foregut oleh
septum esophagotracheal. Bentuk bagian ventral tunas trakea dan paru-paru, sedangkan
bagian punggung membentuk kerongkongan. Awalnya komunikasi lebar antara
divertikulum pernafasan dan foregut ditransformasikan menjadi celah T-berbentuk.
Komponen kartilaginosa (tiroid, krikoid, dan tulang rawan arytenoid) dan otot laring
berasal dari mesoderm dari lengkungan branchial keempat dan keenam.6,8,16
Laring => lapisan dalam pada laring berasal dari endoderm, tapi kartilago dan otot
berasal dari mesenkim arkus faring keempat dan keenam.
Trakea, Bronkus, dan Paru => saat terpisah dari usus depan, tunas paru
membentuk trakea dan dua kantong luar lateral yaitu tunas bronkus. Pada awal
minggu kelima, kedua tunas akan membesar untuk membentuk bronkus utama
kanan dan kiri. Tunas kanan akan membentuk
tiga bronkus sekunder (3 lobus), sedangkan
yang kiri dua.
10
Gambar 3. Pembentukan Rongga Tubuh
1. Lung kuncup 2. Jantung 3. Common vena kardinal 4. Batang nadi 5. Pleuropericardial membran 6. Perikardial rongga
1. Rongga pleura 2. Lung 3. Visceral pleura 4. Batang nadi 5. Perikardial rongga 6. Parietal pleura 7. Superior vena cava 8. Berserat perikardium 9. Jantung
Gambar 4. Rongga Pernapasan Tubuh
Mekanisme Tersedak
Didalam tubuh khususnya di daerah di sekitar lerher terdapat dua buah saluran
yang saling berhubungan, yaitu Esofagus sebagai saluran makanan dari mulut ke
lambung, dan Trakea sebagai saluran udara dari mulut atau hidung ke paru-paru. Diantara
kedua saluran tersebut terdapat katub yang disebut epiglotis, yang berupa jaringan tulang
rawan di puncak atau diatas saluran pernafasan. Katub ini akan secara otomatis dan akurat
menutup saluran udara, saat kita menelan sesuatu dan katub akan membuka saat kita
bernafas, atau berbicara.6
11
Gambar 5. Epiglotis Pada Trakea-Esofagus
Dalam kondisi tertentu bisa saja terjadi makanan masuk ke saluran udara. Tentu
saja ini bisa berakibat fatal. Ini terjadi saat katub menutupi jalur udara sewaktu kita
menelan makanan, tiba-tiba saja katub itu membuka ketika kita sedang berbicara.
Akibatnya bisa jadi secuil makanan menyelinap masuk ke saluran udara, dan masuknya
makanan ke dalam saluran udara itulah yang disebut dengan tersedak.
Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernafasan di sekitar tenggorokan
(laring) atau saluran pernafasan (trakea). Aliran udara menuju paru-paru pun menjadi
terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lain terputus.
Dalam banyak kasus, tersedak biasanya dipicu gangguan saluran pencernaan, baik saluran
pencernaan bagian atas maupun bagian bawah. Gangguan itu bisa berupa gangguan
rongga mulut, usus, dan lambung.
Tersedak juga dapat terjadi karena radang faring. Yakni, melemahnya fungsi otot
dalam memindahkan makanan ke lambung. Akibatnya makanan bisa masuk saluran nafas
dan menimbulkan infeksi paru.
Selain karena gangguan pencernaan, tersedak juga dipicu penyakit gastro
esophageal reflux (gerd). Yakni, naiknya isi lambung ke saluran pencernaan bagian atas
atau esofagus. Penderita gangguan ini biasanya merasakan terbakar pada dada bagian atas
dan sekitar kerongkongan.17
Tersedak juga terjadi karena kelainan otot volunteer, seperti otot pipi atau lidah,
dalam proses menelan. Akibatnya, penderita kesulitan memindahkan makanan ke
sekeliling mulut untuk dikunyah dan ditelan.Kelainan otot volunteer biasanya dialami
para pengidap penyakit gangguan syaraf seperti stroke. Sebab, saraf orang ini sudah tak
mampu lagi memberikan rangsangan kepada otot, termasuk otot menelan.
12
PENUTUP
Secara garis besar pada proses embrioloi akan terbentuk tiga lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm, dan endoderm, yang kemudian masing-masing lapisan tersebut akan
membentuk sistem-sistem organ tubuh. Misalnya saja saluran pencernaan dan pernapasan
akan dibentuk oleh lapisan endoderm dan juga dibentuk sedikit dari lapisan mesoderm.
Berdasarkan skenario 4 pada kasus PBL, dibahas mengenai proses embriologi
yang berhubungan dengan tersedak. Pada dasarnya tersedak melibatkan saluran
pernapasan dan pencernaan dalam tubuh manusia. Hal tersebut dikarenakan proses
tersedak terjadi karena adanya kesalahan pada saat menelan makanan, yaitu yang
seharusnya makanan masuk kedalam esofagus akan tersasar masuk kedalam trakea yang
merupakan saluran pernapasan. Seperti yang kita tahu saluran pernapasan dan pencernaan
atas merupakan satu saluran yang kemudian hanya dipisahkan oleh sebuah katup yaitu
epiglotis. Dimana epiglotis ini akan menutup saat kita menelan makanan dan akan terbuka
saat kita bernapas. Oleh karena itu saat kita makan dalam keadaan berbicara epiglotis akan
sedikit terbuka sehingga akan ada makanan yang masuk kedalam trakea yang dapat
menyebabkan tersedak. Berdekatannya saluran pernapasan dan pencernaan karena pada
proses embriologi endoderm terbentuk saluran esofagus yang bercabang dua, yaitu
sebagai trakea (saluran pernapasan) dan juga esofagus (saluran pencernaan) itu sendiri.
13
Daftar Pustaka
1. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 3.
2. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 79.
3. Dudek RW, Fix JD. Embriology 3rdedition. Baltimore: Lippincott Williams &
Wilkins; 2005.h. 60-9.
4. Larson. Essentials Embriologi Manusiia. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2001. h. 123-
146.
5. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 85-9.
6. Rohen JW, Drecoll EK. Embriologi fungsional: perkembangan sistem fungsi
organ manusia ed. 2. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2003.h. 87-95.
7. Fitzgerald. Embriologi Manusia. Jakarta: Grasindo; 2003.h.119-123.
8. Moore. Pengembangan manusia-klinis berorientasi embriologi ed.8. Jakarta: PT
Gramedia; 2001.h. 69-86.
9. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 93-95.
10. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h.239.
11. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h.242.
12. Fajrum RA. Embriologi saluran pencernaan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2006.h.68-
73.
13. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 244-8.
14. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 251-7.
15. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h. 265.
16. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman ed. 10. Jakarta: EGC; 2009.h.229-
232.
17. Editor. Tersedak. Edisi 23 November 2007. Diunduh dari:
www.tanyadokteranda.com, 27 Januari 2011.
14