dasar-dasar bimbingan konseling

19
DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING I. KOMPETENSI Menyususun rencana kegiatan bimbingan (RPBK) klasikal, kelompok dan ini dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir pada satuan p II. TUJUAN Melalui kegiatan ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami konsep bimbingan dalam bentuk bimbingan klasikal, bimbingan kelompok dan bimbingan indivual 2. Mengidentifikasi tema-tema bimbingan pada bidang pribadi, sosial, belaj karier pada satuan pendidikan sesuai aspek perkembangan peserta didik 3. Mengembangkan materi berdasarkan tema-tema bimbingan bidang pribadi, so belajar, karir dengan referensi yang baik dan sesuai 4. Menyususn rencana kegiatan (RPBK) bimbingan klasikal, kelompok dan iniv dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir pada satuan p 5. Menentukan teknik-teknik bimbingan klasikal, kelompok dan indivdidual y relevan dengan aspek perkembangan dan tema bimbingan III.MATERI 1. Pengertian Bimbingan Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung be makna. Sertzer & Stone (1966) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, atau mengemudikan). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1981) mengemukakan guidance mempunyai hubungan dengan guiding : “ showing a way” (menunjukkan j leading (memimpin), conducting (menuntun), giving instructions (memberikan petu regulating (mengatur), governing (mengarahkan) dan giving advice (memberikan Penggunaanistilah bimbingan seperti dikemukakan di atastampaknyaproses bimbingan lebih menekankan kepada peranan pihak pembimbing. Hal ini tentu saja t sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa ini, dimana pada saat ini konseli justru dianggap lebih memiliki peranan penting dan aktif dalam pros keputusan serta bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keputusan yang diam 1

Upload: kade-sura

Post on 22-Jul-2015

276 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi PLPG BK

TRANSCRIPT

DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING I. KOMPETENSI Menyususun rencana kegiatan bimbingan (RPBK) klasikal, kelompok dan inividual dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir pada satuan pendidikan II. TUJUAN Melalui kegiatan ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami konsep bimbingan dalam bentuk bimbingan klasikal, bimbingan kelompok dan bimbingan indivual 2. Mengidentifikasi tema-tema bimbingan pada bidang pribadi, sosial, belajar dan karier pada satuan pendidikan sesuai aspek perkembangan peserta didik 3. Mengembangkan materi berdasarkan tema-tema bimbingan bidang pribadi, sosial, belajar, karir dengan referensi yang baik dan sesuai4. Menyususn rencana kegiatan (RPBK) bimbingan klasikal, kelompok dan inividual

dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir pada satuan pendidikan5. Menentukan teknik-teknik bimbingan klasikal, kelompok dan indivdidual yang

relevan dengan aspek perkembangan dan tema bimbingan III. MATERI 1. Pengertian Bimbingan Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1981) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding : showing a way (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving instructions (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing (mengarahkan) dan giving advice (memberikan nasehat). Penggunaan istilah bimbingan seperti dikemukakan di atas tampaknya proses bimbingan lebih menekankan kepada peranan pihak pembimbing. Hal ini tentu saja tidak sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa ini, dimana pada saat ini konselilah yang justru dianggap lebih memiliki peranan penting dan aktif dalam proses pengambilan keputusan serta bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keputusan yang diambilnya. 1

Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian bimbingan, di bawah ini dikemukakan pendapat dari beberapa ahli, seperti:a) Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975) mengartikan bimbingan sebagai proses

bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.b) Peters dan Shertzer (Sofyan S. Willis, 2004) mendefiniskan bimbingan sebagai : the

process of helping the individual to understand himself and his world so that he can utilize his potentialities.c) United States Office of Education (Arifin, 2003) memberikan rumusan bimbingan

sebagai kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis kepada peserta didik dalam membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk problema yang dihadapinya, misalnya problema kependidikan, jabatan, kesehatan, sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaannya, bimbingan harus mengarahkan kegiatannya agar peserta didik mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.d) Jones et.al. (Sofyan S. Willis, 2004) mengemukakan : guidance is the help given by

one person to another in making choice and adjusment and in solving problem.e) I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. f) Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. g) Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, 2

bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dari beberapa pendapat di atas, tampaknya para ahli masih beragam dalam memberikan pengertian bimbingan, kendati demikian kita dapat melihat adanya benang merah, bahwa: Bimbingan merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis, tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan. 2. Keterkaitan Bimbingan dan Konseling Ruang lingkup kegiatan membimbing dengan konseling tidak terpisahkan. Perkembangan gerakan tentang bimbingan konseling memperdebatkan tentang hubungan antara kegiatan membimbing dalam kegiatan konseling. Ada yang berpendapat bahwa kegiatan membimbing dapat dipisahkan dari konseling, dan beberapa diantaranya menyebutkan bahwa kegiatan membimbing dan konseling merupakan satu kesatuan. Selanjutnya, Prayitno & Erman Amti (2004) menyebutkan bahwa istilah bimbingan dan konseling lebih baik disatukan saja menjadi satu istilah, yaitu Konseling. Keseluruhan kerja konselor, termasuk segenap pendekatan, teknik, langkah-langkah, peralatan dan berbagai bahan dan sarana lain yang digunakan untuk membantu konseli adalah pekerjaan konseling. Selanjutnya secara tegas dalam UU RI no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa pelayanan bimbingan konseling saat ini disebut sebagai pelayanan konseling, selanjutnya orang yang ahli dalam pelayanan konseling disebut konselor dan individu yang menjadi sasaran pelayanan konseling disebut dengan konseli. 3. Fungsi Bimbingan Terdapat beberapa fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan. yaitu: 1. Pemahaman; menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemacahan masalah peserta didik meliputi: (a) pemahaman diri dan kondisi peserta didik, orang tua, guru pembimbing; (2) lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan sekolah; dan keluarga peserta didik dan orang tua; lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan sosial budaya/terutama nilai-nilai oleh peserta didik. 3

2. Pencegahan; menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya. 3. Pengentasan; menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik. 4. Advokasi; menghasilkan kondisi pembelaaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan pendidikan. 5. Pemeliharaan dan pengembangan; terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Bidang Bimbingan Bidang-bidang bimbingan di Sekolah Menengah Umum/Kejuruan, Madrasah Aliyah dan sederajat adalah : Bimbingan Pribadi a. b. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan. c. d. e. f. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan hidup berkeluarga. Bimbingan Sosial a. b. c. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis dan kreatif. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata 4

krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku. d. e. f. a. b. c. d. e. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah , dan lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bimbingan Belajar Pemantapan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan, tehnologi dan atau seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan Karir a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilih dan dikembangkan. b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dipilih dan dikembangkan. c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. d. e. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SLTA. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.f.

Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan: pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. 5

G. Jenis Bimbingan Berdasarkan Jumlah Pesrta Bimbingan 1. Bimbingan Individu Memahami individu dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan awal dari setiap pelayanan bimbingan, karena pada dasarny pelayanan bimbingan konseling merupakan upaya membantu individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dalam upaya pemahaman terhadap individu tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Pendekatan dan alat-alat (isntrumen) yang digunakan 2. Aspek-aspek pribadi yang akan diungkapkan dan dikembangkan 3. Mengolah dan menginterpretasi data agar dapat digunakan untuk mendapatkan pemahanan terhadap individu dan selanjutnya melakukan pelayanan. Berkaitan dengan itu, berikut ini akan dibahas tentang segi-segi yang perlu dipahami dan diperhatikan dalam rangka bimbingan dan konseling individu adalah meliputi keseluruhan peribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan. Secara lebih terperinci segi-segi tersebut antara lain: 1. Identitas diri: berbagai aspek yang secara langsung menjadi ciri umum atau utama keunikan peribadi misalnya nama, jenis kelamin, dan lain-lain. 2. Kondisi jasmani kesehatan. 3. Kapasitas dan kecakapan. Kapasitas merupakan suatu kemampuan yang masih bersifat potensial yang terkandung. Termasuk dalan kapasitas ini adalah kapasitas yang bersifat umum yang sering disebut Inteligensi atau kecerdasan dasar. 4. Sikap dan minat : sikap merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda atau kegiatan tertentu. 5. Watak dan temperamen: watak dan temperamen merupakan salah satu unsur yang paling utama. Sesunggughnya watak dan temperamen hanyalah merupakan salah satu unsur kepribadian. Sama dengan unsur-unsur kepribadian yang lain. 6. Aspirasi sekolah dan pekerjaan/ karier

6

Aspirasi merupakan jangkauan harapan dan kemauan untuk mencapainya. Aspirasi siswa terhadap pemilihan studi dan karier/ pekerjaan dapat berkaitan dengan berbagai aspek seperti; aspek pola asuh orang tua, kondisi sosial ekonomi, peran jenis (gender) lingkungan, pendidikan dan sebagainya. 7. Aktivitas sosial Perkembangan siswa bukan hanya dapat dilihat dari potensi akademiknya di sekolah tetapi juga dapat dilihat dari aktivitasnya dan prestasi luar sekolah. Aktivitas sosial ini meliputi: aktivitas keorganisasian, organisasi pemuda dan lain-lain. Aktivitas kemanusiaan misalnya kegiatn PMI kelompok suka rela dalam membantu bencana alam serta kelompok-kelompok sosial lainnya. 8. Hobi dan pengisian waktu senggang Waktu senggang lebih menunjukkan aktivitas untuk kepentingan bagi diri sendiri baik hobi atau aktivitas sosial, keduanya mempunyai peran yang sama. Karena dapat merupakan alat bagi pengembangan dan penyaluran bakat dan minat. 9. Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki siswa Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang dimaksud dapat berupa kelainan fisik, sosiopsikologis, dan sebagainya. 10. Latar Belakang Keluarga Siswa Faktor penting dalam keluarga yang biasa melatar belakangi perkembangan siswa dapat berupa: (1) keadaan sosial ekonomi keluarga, (2) latar belakang pendidikan orang tua, dan (3) lingkungan tempat tinggal siswa. 2. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok dapat berarti suatu uapaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal. Beberapa keuntungan pelaksanaan bimbingan kelompok adalah; (1) bimbingan kelompok dapat lebih bersifat efektif dan efisien, dan (2) pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran pengalaman-pengalaman antar anggota dalam kelompok melalui dinamika yang terjadi. 7

Layanan bimbingan kelompok memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersamasama memperoleh berbagai bahan dari guru pembimbing yang berguna bagi kehidupannya sehari-hari serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan pengembangan. Kedua fungsi ini contohnya, bimbingan kelompok yang dilaksanakan melalui kegiatan Home Room, sedangkan (3) Fungsi preventif dan kreatif, digunakan untuk keperluan terapi masalah-masalah psikologi seperti psikodarama, atau sosiodrama untuk keperluan terapi masalah atau konflik sosial. Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok, itu sejalan dengan yang disebutkan oleh Slamento (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai Self Understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan tersebut menunjukkan bahwa melalui bimbingan kelompok siswa akan menyatu dengan anggota kelompok lainnya, sehingga siswa dapat menerima dirinya dan orang lain. Sejalan dengan itu, Bennet sebagaimana yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu: (1) Memberikan kesempatan-kesempatan kepada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. (2) Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok, dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif. (3) Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis, dan efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual. Sementara itu, Prayitno, dkk (1995) juga merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok tersebut dapat dirinci sebagai berikut: (1) Membantu individu dan kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan lingkungannya.

8

(2) Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi, lingkungan dan pengalaman baru. (3) Membantu menemukan masalah-masalah pribadi. (4) Membantu memberi penyesuaian diri dan penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri. Beberapa teknik atau bentuk pelaksanaan yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok diantaranya: (1) Pemberian informasi dalam pemberian informasi dibutuhkan cara-cara yang dilakukan untuk memberikan informasi yaitu: Informasi melalui kegiatan mengajar (reguler academic classes) Informasi melalui ceramah kelas atau upacara sekolah Berdialog atau berdiskusi dengan kelompok anak Informasi melalui media sekolah (2) Pengajaran remedial Pengajaran remedial merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal. (3) Program suasana rumah (home room) Yaitu suatu program yang dilaksanakan dengan tujuan agar guru dapat mengenal lebih siswanya dan mampu membantu dalam pencapaian pemahaman diri. (4) Karya wisata Karya wisata dapat berbentuk kunjungan ketempat-tempat tertentu sebagai sumber informasi. Dengan karya wisata siswa dapat berkesempatan meninjau dari dekat berbagai objek dan dengan demikian mereka akan dapat informasi-informasi orientasi yang contekstual. (5) Diskusi (sharing) Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa akan mendapatkan kesempatan untuk memecahkan masalah-masalah bersama. (6) Organisasi siswa Melalui organisasi berbagai permasalahan siswa yang berkaitan degan organisasi ataupun kelompok dapat dicarikan solusi. (7) Sosiodrama 9

Sosiodrama dapat berupa permainan peran, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang pemecahan masalah individu atau kelompok. (8) Psikodrama Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah psikis yang dilami individu. 3. Bimbingan Klasikal. Tujuan bimbingan klasikal adalah untuk membantu binimbing (orang yang dibimbing) agar semakin berkembang seutuhnya (dalam berbagai aspek perkembangan dirinya, seperti pribadi, sosial, belajar, karier) dan seoptimal mungkin (sesuai dengan potensinya masingmasing) sebagai pribadi (dapat menentukan sendiri dan berpendirian sendiri). Pendekatan konselor sekolah dalam melaksanakan bimbingan klasikal adalah bersifat preventifdevelopmental.Untuk bisa melaksanakan bimbingan klasikal dengan baik, konselor sekolah perlu menguasai berbagai kemampuan seperti kemampuan untuk : a. Mengungkap kebutuhan, masalah atau tugas perkembangan siswa b. c. d. e. f. Menentukan topik-topik yang relevan untuk siswa Menyusun satuan pelayanan bimbingan klasikal Mengelola kelas Menerapkan experiential learning Mengevaluasi hasil dan proses pembimbingan

Secara umum bimbingan klasikal terlaksanan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tatatertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

10

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2004. Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti --------- 2003. Pedoman Penyelenggaraaan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan SMA. Jakarta : Dirjen Dikdasmen. ---------,1990. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah. Jakarta : Depsiknas Djumhar I dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu. H.M. Arifin. 2003. Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta. PT Golden Terayon Press. Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas. ----------, dkk. 2004. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta. Shertzer, B. & Stone, S.C. 1976. Fundamental of Gudance. Boston : HMC Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta W.S. Winkel 1982. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

V. Evaluasi Buatlah sebuah rencana kegiatan bimbingan (RPBK) untuk: a. Bimbingan klasikal pada bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. b. Bimbingan kelompok pada bidang pribadi, sosial, belajar dan karir c. Bimbingan individu pada bidang pribadi, sosial, belajar dan karir 11

Rubrik NO 1 2 3 DESKRIPTOR 1 Tema bimbingan yang disusun pada RPBK sesuai dengan aspek perkembangan peserta didik. Materi yang disusun sesuai dengan tema pada RPBK dan relevan dengan aspek perkembangan peserta didik Teknik bimbingan yang digunakan relevan dengan tema bimbingan dan aspek perkembangan peserta didik. 2 SKOR 3 4

5

CONTOH RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Satuan Pendidikan Bidang Bimbingan Kelas : SMA : Bimbingan Pribadi :X 12

Alokasi Waktu: 3 Pertemuan @ 1 x 45 menit A. LATAR BELAKANG Setiap anak memiliki potensi dalam dirinya. Potensi merupakan modal bagi anak untuk dapat berkembang secara optimal. Dalam diri anak terdapat potensi-potensi yang perlu diketahui, digali dan dikembangkan. Dalam hal ini, yang dimaksud potensi dapat berupa bakat maupun minat dalam diri. Seseorang akan menjadi berhasil apabila memiliki kemampuan dan disertai minat yang tinggi terhadap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, sangatlah penting bagi seseorang untuk mengenali potensi diri, terutama mengenalinya pada saat yang tepat, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Namun, tidak selamanya dan tidak semua orang mampu mengenali dan mengembangkan potensi dalam dirinya. Apabila seseorang dapat mengenali potensi dalam dirinya, maka ia akan dapat mengembangkannya melalui pemilihan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan lebih bermanfaat sehingga lebih memungkinkan baginya untuk dapat mengaktualisasikan diri. Namun disadari, tidak semua anak dapat menemukan potensi dalam dirinya sehingga tidak dapat mengembangkan diri secara optimal. Pada umumnya, anak tidak menyadari kemampuan-kemampuan yang mereka miliki. Untuk itu perlu diberikan layanan bantuan agar mereka dapat menemukan dan memahami kemampuan yang mereka miliki. B. RENCANA LAYANAN Standar Kompetensi Mewujudkan Pemahaman diri sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki potensi bakat dan minat mantap dan mandiri

Kompetensi Dasar Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif Indikator 1. Kognitif 13

a. Produk - Menyebutkan kelebihan dan kelemahan diri - Menyebutkan kelebihan dan kelemahan teman dalam kelompok - Menyebutkan potensi yang cenderung tinggi dalam dirinya b. Proses - Menuliskan kelebihan dan kelemahan diri dan teman dalam kelompok berdasarkan pemahamannya sendiri dalam format yang telah disediakan - Membuat diagram/gambar Jendela Johari berdasarkan hasil identifikasi kelebihan dan kelemahan diri - Membuat profil potensi diri 2. Psikomotor Menunjukkan kekuatan dalam diri dengan melakukan kegiatan tertentu Melakukan simulasi tentang bentuk-bentuk kekuatan diri berdasarkan diagram Jendela Johari yang telah dibuat Mengidentifikasi dan menuliskan kegiatan/aktivitas yang sesuai dengan kekuatan diri Mengembangkan perilaku berkarakter yang meliputi: jujur, peduli, tanggung jawab, bekerja sama, terbuka Mengembangkan keterampilan sosial yang meliputi: bertanya, berpendapat, dan menjadi pendengar yang baik A. Tujuan Pelayanan 1. Kognitif a. Produk Diberikan waktu tertentu, siswa dapat mengidentifikasi 5 kelebihan dan 5 kelemahan dalam diri Ditunjukkan beberapa teman dalam kelompok, siswa dapat menemukan 3 kelebihan dan 3 kelemahan temannya b. Proses Berdasarkan daftar kelebihan dan kelemahan, siswa dapat membuat gambar Jendela Johari berkenaan dengan gambaran dirinya Ditunjukkan hasil identifikasi, siswa dapat membuat profil potensi diri 14 3. Afektif

-

Berdasarkan profil potensi diri, siswa dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kekuatan diri

2. Psikomotor Diberikan berbagai alat/media, siswa dapat melakukan kegiatan tertentu yang menunjukkan kekuatan dalam diri Berdasarkan diagram Jendela Johari yang telah dibuat, siswa dapat melakukan simulasi tentang bentuk-bentuk kekuatan dirinya Berdasarkan diagram Jendela Johari yang telah dibuat, siswa dapat mengidentifikasi dan menuliskan kegiatan/aktivitas yang sesuai dengan kekuatan diri 3. Afektif Terlibat dalam kegiatan layanan sehingga muncul aspek kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, terbuka dan dapat bekerja sama Terlibat dalam kegiatan layanan sehingga tampak keterampilan sosial yang meliputi bertanya, berpendapat, dan menjadi pendengar yang baik B. Model/Format Layanan Bimbingan Klasikal dan Kelompok C. Sumber Uraian bidang-bidang potensi Artikel tentang keberhasilan Gambar Instrumen Identifikasi Potensi Siswa Format isian tentang kelebihan dan kelemahan diri Gambar Jendela Johari

D. Alat dan Bahan

E. Langkah Pemberian Layanan:

Pertemuan Pertama: Kegiatan (Waktu) Pendahuluan Fase Menyampaikan Kegiatan Konselor (Guru BK) Guru BK (konselor) memotivasi siswa 15 Penilaian 1 2 3 4

Kegiatan (Waktu) (10 menit)

Fase tujuan dan memotivasi siswa

Kegiatan Konselor (Guru BK) tentang pentingnya keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas tertentu dengan memberikan contoh tokoh/orang yang berhasil Kemudian konselor memotivasi siswa kembali dengan mengkomunikasikan garis besar kompetensi dasar yang diharapkan dalam layanan bimbingan dan konseling melalui kegiatan yang akan dilakukan Konselor menyajikan informasi tentang pentingnya potensi dalam diri dan bagaimana cara mengidentifikasi potensi diri Konselor meminta siswa menyebutkan orangorang sukses. Selanjutnya konselor mengajukan pertanyaan pada siswa Potensi apa yang mendukung keberhasilan orang sukses tersebut? Konselor membagikan instrumen untuk mengidentifikasi potensi diri. Kemudian konselor menjelaskan cara mengerjakan atau mengisi instrumen yang telah dibagikan tersebut. Ketika proses pengisian instrumen ini, konselor menekankan agar siswa dapat melakukan secara jujur dan terbuka. Konselor memberikan contoh cara membuat profil potens. Dalam kegiatan ini, konselor memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan tanya jawab. Sehingga siswa dapat mendengarkan pendapat teman dan tidak mencela dengan cara-cara yang kasar. Kemudian membimbing siswa untuk membuat profil potensi diri sesuai berdasarkan hasil isian instrumen identifikasi potensi diri. Konselor meminta seorang siswa untuk menunjukkan hasil kerjanya. Konselor memberikan komentar dan pujian terhadap profil potensi yang telah dibuat Konselor mengajak siswa untuk merangkum hasil kgiatan yang telah dilakukan dalam pertemuan ini.

Penilaian 1 2 3 4

Inti (30 menit)

Menyajikan informasi

Membimbing kegiatan

Evaluasi Penutup (5 menit) Penghargaan

Pertemuan Kedua: 16

Kegiatan (Waktu) Pendahuluan (10 menit)

Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Kegiatan Konselor (Guru BK) Konselor memotivasi siswa dengan cara meminta beberapa siswa untuk mengemukakan potensi yang dimiliki berdasarkan identifikasi potensi dengan menggunakan instrumen yang telah dilakukan dalam pertemuan sebelumnya. Kemudian konselor mengajukan pertanyaan kesuksesan dalam bidang apa yang dapat kamu capai berdasarkan potensi yang kamu miliki? Konselor menampung pendapat siswa. Pada saat ini konselor menekankan pada keterampilan sosial siswa agar dapat menyumbang ide serta dapat mendengar-kan teman yang berpendapat. Disamping itu, siswa juga menunjukkan karakter jujur dan terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya konselor mengkomunikasikan kegiatan dalam pertemuan ini Konselor menyampaikan informasi tentang diagram jendela Johari. Konselor juga menjelaskan cara membuat jendela Johari serta menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dari diagram tersebut. Konselor meminta siswa untuk membentuk kelompok dan mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok kerja. Kemudian konselor membagikan format isian dan menjelaskan cara pengisiannya. Kemudian konselor meminta siswa untuk mengisi format tersebut. Ketika proses pengisian format ini, konselor menekankan agar siswa dapat melakukan secara jujur dan terbuka. Setelah masing-masing siswa mengisi format, kemudian konselor meminta siswa untuk menidkusikan hasil isian format tadi dengan teman-teman dalam kelompoknya. Konselor membimbing tiap kelompok dalam melaksanakan diskusi tentang isian format untuk mengklarifikasi pendapat dirinya dan pendapat teman dalam kelompoknya. Pada saat ini konselor menekankan pada keterampilan sosial siswa agar dapat memberikan pendapat serta mendengarkan teman yang sedang berpendapat. 17

Penilaian 1 2 3 4

Inti (30 menit)

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok Membimbing kegiatan

Kegiatan (Waktu)

Fase

Kegiatan Konselor (Guru BK) Konselor membimbing siswa untuk membuat diagram jendela Johari berdasarkan format isian yang telah didiskusikan dalam kelompok Konselor meminta seorang siswa untuk menunjukkan hasil kerjanya. Kemudian konselor meminta siswa yang lain untuk memberikan pendapat terhadap presentasi tersebut Konselor memberikan komentar dan pujian terhadap profil potensi yang telah dibuat Konselor mengajak siswa untuk merangkum hasil kgiatan yang telah dilakukan dalam pertemuan ini dan meminta beberapa siswa untuk memberikan komentar atau pendapat tentang kegiatan yang telah dilakukan

Penilaian 1 2 3 4

Evaluasi

Penutup (5 menit)

Penghargaan

Pertemuan Ketiga: Kegiatan (Waktu) Pendahuluan (10 menit) Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Kegiatan Konselor (Guru BK) Konselor memotivasi siswa dengan me-minta beberapa siswa untuk mengemu-kakan gambaran yang dimiliki berdasarkan diagram jendela Johari yang telah dibuat dalam pertemuan sebelumnya. Kemudian konselor mengajukan pertanyaan apa yang mendukungmu untuk meraih keberhasilan? Konselor menampung pendapat siswa. Pada saat ini konselor menekankan pada keterampilan sosial siswa agar dapat menyumbang ide serta dapat mendengarkan teman yang berpen-dapat. Disamping itu, siswa juga menun-jukkan karakter jujur dan terbuka dalam mengemukakan pendapatnya Selanjutnya konselor mengkomunikasikan apa yang akan dilakukan dalam pertemuan ini dan meminta siswa untuk menyiapkan hasil kerja pada pertemuan sebelumnya Konselor menyampaikan informasi tentang upaya mencapai keberhasilan dalam suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan Konselor meminta siswa untuk mencari tokoh atau orang sukses beserta catatan perjalanan atau upaya yang pernah dilakukan oleh tokoh 18 Penilaian 1 2 3 4

Inti (30 menit)

Menyajikan informasi

Kegiatan (Waktu)

Fase Mengorganisasikan siswa dalam kelompok

Kegiatan Konselor (Guru BK) tersebut menuju kesusksesan yang diraihnya Konselor meminta siswa untuk membentuk kelompok dan mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok kerja. Kemudian meminta kepada siswa untuk mendiskusi-kan berbagai kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan potensi, kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Pada saat ini konselor menekankan pada keterampilan sosial siswa agar dapat menyumbang ide serta dapat mendengarkan teman yang berpendapat. Selain itu, aspek kejujuran dan keterbukaan juga dapat dilihat ketika masing-masing siswa mengemukakan gambaran dirinya Setelah mengidentifikasi berbagai kegiatan atau aktivitas, selanjutnya konselor membimbing tiap kelompok untuk menentukan kegiatan atau aktivitas yang mungkin dapat dilakukan oleh masing-masing siswa sehingga dapat mencapai keberhasilan Konselor meminta seorang siswa untuk menunjukkan hasil kerjanya. Kemudian konselor meminta siswa yang lain untuk memberikan pendapat terhadap presentasi tersebut Konselor mengajak siswa untuk merangkum hasil kgiatan yang telah dilakukan dalam pertemuan ini dan meminta beberapa siswa untuk memberikan komentar atau pendapat tentang kegiatan yang telah dilakukan Konselor memberikan komentar dan pujian terhadap profil potensi yang telah dibuat Konselor merangkum aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi siswa

Penilaian 1 2 3 4

Membimbing kegiatan

Evaluasi

Penutup (5 menit)

Penghargaan

F. Penilaian Laiseg (Penilaian Segera): Setelah selesai kegiatan, tiap siswa ditugasi untuk menuliskan: 1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui kegiatan ini 2. Tanggapan, kesan, dan perasaannya ketika dan setelah melakukan kegiatan ini 3. Rencana aktivitas atau upaya yang akan dilaksanakan setelah kegiatan ini

19