daun sirsak

6
1. Daun Sirsak Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2- furanne. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. (Pencegahan Kanker) Annonaceous acetogenin bekerja dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu komplek I mitokondria (Motoyuki, 2000). Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati, Acetogenins sangat selektif hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Faktor eksternal utama yang menyebabkan serviks uteri adalah infeksi human papilloma virus (hpv), terutama tipe 16 dan 18. HPV akan merusak gen-gen yang mengatur siklus sel dan apoptosis salah satunya caspase 3. HPV juga menghambat siklus sel p53 yang memiliki dalmpak pada gen caspase 3. Ekspresi gen caspase 3 yang tinggi dihubungkan dengan meningkatnya sensitivitas terhadap terapi. Pada penelitian Glioma mengindikasikan bahwa terjadi penurunan secara spontan dari pertumbuhan sel pada kadar caspase 3 yang tinggi. Oleh karena itu, gen ini merupakan faktor prognosis yang signifikan dalam tumor.

Upload: naila-culpattz-eliza

Post on 05-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Pangan Fungsional

TRANSCRIPT

Page 1: Daun Sirsak

1. Daun Sirsak

Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang

yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanne. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23

memiliki aktivitas sitotoksik.

(Pencegahan Kanker)

Annonaceous acetogenin bekerja dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu

komplek I mitokondria (Motoyuki, 2000). Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga

membutuhkan banyak ATP. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak

ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan

akhirnya sel kanker mati, Acetogenins sangat selektif hanya menyerang sel kanker yang memiliki

kelebihan ATP.

Faktor eksternal utama yang menyebabkan serviks uteri adalah infeksi human papilloma virus

(hpv), terutama tipe 16 dan 18. HPV akan merusak gen-gen yang mengatur siklus sel dan apoptosis

salah satunya caspase 3. HPV juga menghambat siklus sel p53 yang memiliki dalmpak pada gen

caspase 3.

Ekspresi gen caspase 3 yang tinggi dihubungkan dengan meningkatnya sensitivitas terhadap

terapi. Pada penelitian Glioma mengindikasikan bahwa terjadi penurunan secara spontan dari

pertumbuhan sel pada kadar caspase 3 yang tinggi. Oleh karena itu, gen ini merupakan faktor

prognosis yang signifikan dalam tumor.

(Antibakteri)

Fenol merupakan salah satu gugus dari acetogenin sebenarnya juga merupakan senyawa toksik.

Fenol sering digunakan sebagai antiseptik dan antibakteria, mekanisme kerja senyawa ii adalah

dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme

sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.

(Anti Tumor)

Styryl-lactones adalah gugus dari fenol dengan berat molekul rendah. Kerja styryl-lactones

diaktifasi oleh enzim caspase, memicu kerusakan transmembran mitokondria mamalia yang

menghasilkan sitokrom c (Wiart, 2007). Styryl-lactones dihipotesiskan berperan produksi protein C-

Page 2: Daun Sirsak

kinase. Ekspresi protein c-kinase berfungsi dalam jalur tranduksi signal, dikaji dapat menghambat

pertumbuhan tumor dan meningkatkan gen supresor (Choi, 1990).

2. Kumis Kucing

(Menghambat Glaukoma)

Menghambat enzim karbonik anhydrase pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi

bikarbonat. Enzim karbonik anhidrase banyak terdapat di mata, terutama pada bola mata. Pemberian

penghambat enzim ini akan mengurangi kadar Na+ di cairan bola mata yang selanjutnya akan

mengurangi jumlah cairan disertai penurunan tekanan intraokuler (Katzung, 2001). Penurunan

tekanan bola mata oleh ekstrak etanol daun kumis kucing berhubungan dengan khasiatnya sebagai

diuretik. Terjadinya diuresis akan mengurangi cairan ekstrasel dan mengurangi kadar natrium di

dalamnya termasuk di cairan bola mata.

(Anti Inflamasi)

Dengan melihat Tabel 9, diketahui bahwa kontrol negatif akuades berbeda secara signifikan dengan

kontrol positif, ekstrak etanol daun kumis kucing dengan dosis 245mg/kgBB, dan 490mg/kgBB dan

berbeda tidak signifikan terhadap ekstrak etanol daun kumis kucing dengan dosis 123mg/kgBB.

Ekstrak etanol daun kumis kucing yang diuji mempunyai daya antiinflamasi pada tikus putih jantan

31 galur Wistar dengan dosis 123, 245, dan 490mg/kgBB berturut turut 33,11%; 52,64% dan 64,12%.

Daya antiinflamasi tanaman ini pada dosis 245mg/kgBB, dan 490mg/kgBB cukup baik karena dapat

menghambat inflamasi lebih dari 50%. Dengan hasil ini dapat diketahui bahwa daun kumis kucing

mempunyai potensi sebagai antiinflamasi. Kemampuan antiinflamasi ekstrak daun kumis kucing ini

kemungkinan karena kemampuan penghambatan enzim siklooksigenase dan lipooksigenase sehingga

asam arakidonat tidak dirubah menjadi prostaglandin dan leukotrin.

Penghambatan ini kemungkinan disebabkan oleh flavonoid yang tersari dalam ekstrak ini, karena

flavonoid secara umum mempunyai kemampuan penghambatan enzim siklooksigenase dan

lipooksigenase. Pada penelitian sebelumnya infusa daun kumis kucing pada konsentrasi 10% yang

setara dengan ekstrak etanol daun kumis kucing dosis123mg/kgBB mempunyai % daya antiinflamasi

45,64%, dan infusa daun kumis kucing 20% yang setara dengan ekstrak etanol daun kumis kucing

dosis 245mg/kgBB mempunyai % daya antiinflamasi 50,71%. Daya antiinflamasi pada ekstak etanol

ini hampir sama dibandingkan dengan pemberian infusa yang mungkin disebabkan karena zat yang

Page 3: Daun Sirsak

terlarut dalam etanol 70% ini hampir sama dengan yang tersari pada penyarian dengan menggunakan

air.

(Penurunan Glukosa)

Kumis kucing mengandung berbagai macam zat, antara lain adalah minyak atsiri, flavonoid,

orthosipon glikosida, saponin, garam kalium, dan myoinositol. Dua macam zat yang memiliki

pengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah, yaitu flavonoid dan saponin. 11-13 Flavonoid

yang terkandung di dalam kumis kucing memiliki kemampuan

dalam menghambat enzim glukosidase dan alfa amilase yang berfungsi dalam memecah karbohidrat

menjadi monosakarida. Dengan penghambatan tersebut maka pemecahan karbohidrat menjadi

monosakarida menjadi gagal sehingga tidak terdapat glukosa (monosakarida) yang dapat diserap oleh

usus dan terjadilah penurunan kadar glukosa dalam darah. 11-13 Saponin juga merupakan zat yang

terkandung di dalam kumis kucing yang berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Saponin memiliki pengaruh dalam menghambat Na+ / D-glucose cotransport system (SGLUT) di

membran brush border intestinal, sehingga tidak terdapat transport glukosa di intestinal. Hal ini

kemudian mempengaruhi penyerapan glukosa menjadi penyerapan glukosa di intestinal terhambat

dan menyebabkan efek hipoglikemik. 11-13

Penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang telah diinduksi aloksan akibat diberikan ekstrak

daun kumis kucing ini disebabkan ekstrak daun kumis kucing memiliki dua zat yang bermakna dalam

menurunkan kadar glukosa darah yaitu flavonoid dan saponin. Flavonoid berfungsi dalam

menghambat enzim glukosidase dan alfa amilase sehingga pemecahan karbohidrat menjadi

monosakarida menjadi gagal dan glukosa tidak dapat diserap oleh usus, sedangkan saponin berfungsi

menghambat Na+ / D-glucose cotransport system (SGLUT) di membran brush border intestinal

sehingga tidak terdapat transport glukosa di intestinal. Kedua hal inilah yang kemudian menyebabkan

terjadinya penurunan kadar glukosa di dalam darah.

3. Purwaceng

Efek yang teramati adalah adanya peningkatan kelenjar prostat dan kelenjar seminalis secara nyata

dibandingkan dengan kontrol. Fakta tersebut memberi petunjuk adanya aktivitas androgenik dari

ekstrak akar purwoceng. Sebaliknya, ketika tikus betina tanpa indung telur disuntik dengan ekstrak

akar purwoceng dalam minyak zaitun pada dosis yang sama, maka tampak adanya peningkatan yang

sangat nyata pada bobot rahim. Fakta tersebut memberi petunjuk adanya aktivitas estrogenik dari

ekstrak akar purwoceng. Pengujian terhadap anak ayam jantan memperlihatkan adanya efek

Page 4: Daun Sirsak

androgenik dari ekstrak akar purwoceng pada dosis 30% yang ditandai oleh peningkatan ukuran

jengger yang ditunjang dengan adanya peningkatan bobot testis (Kosin 1992).

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Taufiqqurrachman (1999) yang melapor kan

bahwa ekstrak akar purwoceng sebanyak 50 mg mampu meningkatkan kadar hormon LH

(Luteinizing hormone) dan testosteron dibandingkan dengan kontrol (tanpa pemberian ekstrak) pada

tikus Sprague Dawley. Menariknya, efek purwoceng tersebut juga dibandingkan dengan efek bahan

obat alami lain yang berkhasiat serupa, yaitu pasak bumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

dosis 25 mg, pasak bumi mempunyai efek peningkatan kadar LH yang lebih tinggi dibandingkan

dengan purwoceng, namun sebaliknya jika dosis ditingkatkan menjadi 50 mg. Pada dosis 50 mg,

purwoceng juga memberikan efek peningkatan kadar testosteron yang lebih tinggi dibandingkan

dengan pasak bumi. Namun ketika purwoceng dicampurkan dengan pasak bumi pada dosis yang

sama (masingmasing 25 mg), maka efek peningkatan kadar testosteron lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan lainnya (Tabel 4). Juniarto (2004) melaporkan bahwa strak akar purwoceng yang

diberikan pada tikus Spraque Dawley juga dapat meningkatkan derajat spermatogenesis dalam testis,

jumlah maupun motilitas spermatozoa dibandingkan dengan kontrol (tanpa pemberian purwoceng),

namun cenderung tidak berbeda dengan perlakuan pasak bumi (Tabel 5). Berdasarkan studi

farmakologi, telah diuji secara praklinik dan klinik oleh tim peneliti yang diketuai oleh Prof. Dr.

Susilo Wibowo dan membuat paten ekstrak purwoceng sebagai afrodisiak (Anonim 2003).

4. Daun Sirih

Ekstrak kental daun siri (Piper Betle L) diuji kemampuanna untuk menghambat pembentukan enzim xanthin oksidase dari hewan uji karena dalam daun sirih terdapat kandungan senawa tannin, dimana pada penelitian sebelumnya senyawa tannin dapat menghambat pembentukan enzim xanthin oksidase (Immaculata, 2005).