dermatitis geriatri
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
1/22
A. Definisi Dermatitis
Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif ditandai oleh rasagatal dan secara klinis
terdiri atas ruam polimorfi yang umumnyaberbatas tidak tegas. Gambaran klinisnya sesuai
dengan stadiumpenyakitnya. Kadang-kadang terjadi tumpang tindih penggunaan istilaheksim
dengan dermatitis. Sebagian ahli menyamakan arti keduanya,sebagian lain mengartikan
eksim sebagai salah satu bentuk dermatitis,yakni dermatitis atopik tipe infantil. Untuk itu,
istilah dermatitis tampaklebih tepat.
Istilah eksematosa digunakan untuk kelainan yang membasah! "kata eksim berasal
dari bahasa #unani ek$ein! yang berarti mendidih!% yang ditandai adanya eritema, &esikel,
skuama dan krusta, yang menunjukkan tanda akut. Sedangkan adanya hiperpigmentasi dan
likenifikasi menunjukkan tanda kronik. Untuk penamaan dermatitis, berbagai klasifikasi
sudah diajukan antara lain berdasarkan kondisi kelainan, lokasi kelainan, bentuk kelainan,
usia pasien dan sebagainya, contohnya'
(. )erdasarkan lokasi kelainan misalnya dermatitis manus, dermatitis seboroik, dermatitis
perioral, dermatitis popok, dermatitis perianal, akrodermatitis, dermatitis generalisata, dan
sebagainya.
*. )erdasarkan kondisi kelainan misalnya dermatitis akut, subakut dan kronis atau dermatitismadidans "membasah% dan dermatitis sika "kering%.
+. )erdasarkan penyebab misalnya dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik,
dermatitis medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis &enenata, dermatitis stasis,
dan sebagainya.
. )erdasarkan usia misalnya dermatitis infantil, dan sebagainya.
. )erdasarkan bentuk kelainan misalnya dermatitis numularis, dan sebagainya.
). acam-acam Dermatitis
(. Dermatitis /topik "D/%
Dermatitis /topik "D/% adalah kelainan kulit kronis yangsangat gatal, umum
dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-
kambuhan. Kelainan biasanya bersifat familial, dengan ri0ayat atopi pada diri
sendiriataupun keluarganya. Istilah atopi berasal dari kata atopos "out of place%. /topiialah kelainan dengan dasar genetik yang ditandai oleh kecenderungan indi&idu untuk
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
2/22
membentuk antibodi berupa imunoglobulin 1 "Ig1% spesifik bila berhadapan dengan
alergen yang umum dijumpai, serta kecenderungan untuk mendapatkan penyakit-
penyakit asma, rhinitis alergika dan D/, serta beberapa bentuk urtikaria. )erbagai
faktor dapat memicu D/, antara lain alergen makanan, alergen hirup, berbagai bahan
iritan, dan stres. )esar peran alergen makanan dan alergen hirup ini masih
kontro&ersial. eski pada pasien D/ kerap dijumpai peningkatan Ig1 spesifik
terhadap kedua jenis alergen ini, tidak selalu dijumpai korelasi dengan kondisi
klinisnya. 2asil tes positif terhadap suatu alergen, tidak selalu menyatakan alergen
tersebut sebagai pemicu D/, tetapi lebih menggambarkan bah0a pasien telah
tersensitasi terhadapnya. Secara umum, alergen makanan lebih berperan pada D/ usia
dini. Seiring dengan penambahan usia, maka peran alergen makanan akan digantikan
oleh alergen hirup. Selain itu, memang terdapat sekitar *34 penderita D/ tanpa
peningkatan Ig1 spesifik, yang dikenal sebagai D/ tipe intrinsik.
Diagnosis D/ ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan adanya ri0ayat
atopik "dalam keluarga maupun sendiri%. Secara klinis, terdapat + fase5bentuk yang
lokasi dan morfologinya berubah sesuai dengan pertambahan usia. 6ada fase bayi lesi
terutama pada 0ajah, sehingga dikenal sebagai eksim susu. 6ada fase anak, terutama
pada daerah lipatan kulit, khususnya lipat siku dan lutut. 6ada fase de0asa lebih
sering dijumpai pada tangan, kelopak mata dan areola mammae. 6enyebab pasti
kekhususan pada distribusi anatomi ini belum diketahui. 7erdapat beberapa kriteria
untuk menegakkan diagnosis D/ yaitu kriteria 2anifin dan 8ajka, kriteria 9illiams,
kriteria UK 9orking 6arty, S:;8/D "the scoring of atopic dermatitis% dan 1/SI "the
ec$ema area and se&erity inde
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
3/22
faktor dianggap berperan, termasuk faktor hormonal, genetik dan lingkungan. DS
dianggap merupakan respons inflamasi terhadap organisme 6ityrosporum o&ale.
Secara klinis kelainan ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas relatif tegas.
Skuama dapat kering, halus ber0arna putih "dikenal sebagai pitiriasis sika% sampai
berminyak kekuningan. DS umumnya tidak disertai rasa gatal. )entuk yang banyak
dikenal dan dikeluhkan pasien adalah ketombe5dandruft. 6ada beberapa kasus,
kelainan DS sulit dibedakan dari D/. Sebagai pegangan dapat dikatakan bah0a
adanya kelainan di lengan dan tungkai lebih mengarah pada D/, sedangkan kelainan
di ketiak lebih mengarah kepada DS. 6ada DS umumnya tidak dijumpai rasa gatal.
)erbeda dengan D/, pada kelainan DS di daerah lipatan kulit, sering dijumpai infeksi
sekunder baik infeksi bakteri maupun kandida.
+. Intertrigo "Dermatitis Intertriginosa5DI%
Intertrigo merupakan istilah umum untuk kelainan kulit di daerah
lipatan5intertriginosa, yang dapat berupa inflamasi maupun infeksi bakteri atau jamur.
Sebagai faktor predisposisi ialah keringat5kelembaban, kegemukan, gesekan antar *
permukaan kulit dan oklusi. Dalam kondisi seperti ini, mudah sekali terjadi
superinfeksi oleh :andida albicans, yang ditandai oleh eritema ber0arna merah-gelap,
dapat disertai papulpapul eritematosa di sekitarnya "lesi satelit%.
. 6itiriasis /lba "6/%
6itiriasis /lba "6/% terbanyak terjadi pada usia +-(> tahun dan dianggap
merupakan manifestasi D/ dengan penyebab yang tidak diketahui pasti. Secara klinis
terlihat bercak hipopigmentasi dengan sedikit skuama halus dalam berbagai bentuk
dan ukuran, terutama di daerah 0ajah. 6ada indi&idu berkulit gelap, kelainan ini
sangat mengganggu secara kosmetik, yang merupakan penyebab utama penderita ke
dokter.
. Dermatitis ?umularis "D?%
Dermatitis ?umularis "D?% ditandai oleh bercak yang sangat gatal, bersisik,
berbentuk bulat, berbatas tegas "berbeda dari dermatitis pada umumnya%, dengan
&esikel-&esikel kecil di bagian tepi lesi. 6ada D? sering dijumpai penyembuhan pada
bagian tengah lesi "central clearing%, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea.
6ada kelainan ini bagian tepi lebih &esikuler dengan batas relatif kurang tegas. Kata
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
4/22
numular diambil dari bahasa =atin nummulus yang berarti koin kecil@diskoid. D?
lebih sering dijumpai pada usia de0asa dibanding pada anak-anak. 7erdapat berbagai
&ariasi bentuk klinis, antara lain D? pada tangan dan lengan, D? pada tungkai dan
badan, dan D? bentuk kering. D? merupakan kelainan yang kambuh-kambuhan.
6ada setiap kekambuhan dapat muncul lesi tambahan, tetapi umumnya lesi a0al
selalu menjadi aktif kembali.
>. 6ompoliks atau Dishidrosis
6ompoliks "bubble% ialah kelainan yang sering dijumpai, ditandai oleh
munculnya &esikel-&esikel yang deep seatedA, secara tiba-tiba, yang dapat
berkonfluensi membentuk bula di telapak tangan "cheiropompoly
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
5/22
saja, agar kita terus berupaya mencari kemungkinan faktor lain dan tidak terpaku
hanya pada faktor stres saja. Secara klinis gejala utama yang dijumpai ialah rasa gatal
hebat pada area likenifikasi. 8asa gatal ini hilang timbul, dapat dipicu oleh faktor
stres ataupun oleh rabaan5sentuhan saja. Sensasi gatal ini akan diikuti oleh
kecenderungan untuk menggaruk berulang-ulang. Kelainan jarang dijumpai pada
anak-anak, umumnya pada orang de0asa dan puncaknya pada usia +3-3 tahun.
7empat predileksinya ialah bagian belakang leher, tungkai ba0ah dan pergelangan
kaki, serta sisi ekstensor lengan ba0ah. =S: pada bagian belakang leher yang dikenal
sebagai lichen nuchae umumnya hanya dijumpai pada 0anita saja.
C. Dermatitis Stasis "DSt%
Kelainan ini merupakan akibat lanjutan hipertensi &ena "yang umumnya
terjadi di tungkai ba0ah% dan trombosis. ;leh karena itu, biasanya sebelum muncul
Dst, pasien sering mengeluh rasa berat di tungkai disertai nyeri saat berdiri dan edem.
DSt lebih banyak terjadi pada 0anita usia pertengahan atau lanjut, kemungkinan
karena efek hormonal serta kecenderungan terjadinya trombosis &ena dan hipertensi
saat kehamilan.Secara klinis biasanya terlihat kelainan di sisi medial yang dapat
meluas ke seputar pergelangan kaki dalam berbagai gradasi. /0alnya dimulai dengan
penebalan kulit dan skuamasi yang diikuti oleh likenifikasi. Kelainan diperberat oleh
adanya garukan atau gosokan. Selanjutnya terjadi eksematisasi yang dapat muncul
secara perlahan-lahan maupun mendadak. 6ada bentuk yang berat, dapat terjadi
ulserasi yang dikenal sebagai ulkus &enosum. Saat penyembuhan seringkali kulit
menjadi tipis, mengkilat dan hiperpigmentasi. 6ada bagian proksimal lesi biasanya
dijumpai adanya dilatasi dan &arises &ena-&ena superfisialis. 6engolesan obat-obat
tertentu kadang-kadang memperberat kelainan, yang menjadi alasan utama pasien
datang ke dokter.
. Dermatitis /steatotik "D/st%
Dermatitis /steatotik "D/st% disebut juga sebagai
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
6/22
C. Faktor Risiko dan Pencetus
Dermatitis atopik merupakan suatu penyakit keradangan kulit yang kronik,
ditandai dengan rasa gatal, eritema, edema, &esikel, dan luka pada stadium akut, pada
stadium kronik ditandai dengan penebalan kulit "likenifikasi% dan distribusi lesi
spesifik sesuai fase D/, keadaan ini juga berhubungan dengan kondisi atopik lain
pada penderita ataupun keluarganya. 6enyebab dermatitis tidak diketahui dengan
pasti, diduga disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan "multifaktorial%.
Faktor intrinsik berupa predisposisi genetik, kelainan fisiologi dan biokimia
kulit, disfungsi imunologis, interaksi psikosomatik dan disregulasi5ketidakseimbangan
sistem saraf otonom, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi bahan yang bersifat iritan
dan kontaktan, alergen hirup, makanan, mikroorganisme, perubahan temperatur, dan
trauma. ikroorganisme utamanya adalah Staphylococcus aureus "S/%. 6ada
penderita D/ didapatkan perbedaan yang nyata pada jumlah koloni Staphylococcus
aureus dibandingkan orang tanpa atopik. /danya kolonisasi Staphylococcus aureus
pada kulit dengan lesi ataupun non lesi pada penderita dermatitis atopik, merupakansalah satu faktor pencetus yang penting pada terjadinya eksaserbasi, dan merupakan
faktor yang dikatakan mempengaruhi beratnya penyakit. Faktor-faktor risiko
terjadinya dermatitis secara umum antara lain predisposisi genetik, sosioekonomi,
polusi lingkungan, jumlah anggota keluarga. Sedangkan faktor-faktor pencetus
terjadinya dermatitis secara umum antara lain alergen, bahan iritan, infeksi, faktor
psikis dan lainlain+.
Faktor-faktor yang umum terkait dengan dermatitis yaitu'
(. Suhu dan Kelembaban
=ingkungan terdapat beberapa potensial bahaya yang perlu diperhatikan seperti
kelembaban udara dan suhu udara. Kelembaban udara dan suhu udara yang tidak
stabil dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak. Kelembaban rendah
menyebabkan pengeringan pada epidermis.
*. Usia
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
7/22
Kulit manusia mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia. Sehingga kulit
kehilangan lapisan lemak diatasnya dan menjadi lebih kering. Kekeringan pada kulit
ini memudahkan bahan kimia untuk menginfeksi kulit, sehingga kulit menjadi lebih
mudah terkena dermatitis. Kondisi kulit mengalami proses penuaan mulai dari usia 3
tahun. 6ada usia tersebut, sel kulit lebih sulit menjaga kelembapannya karena
menipisnya lapisan basal. 6roduksi sebum menurun tajam, hingga banyak sel mati
yang menumpuk karena pergantian sel menurun.
+. enis Kelamin
enis kelamin adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat
dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam hal penyakit kulit perempuan dikatakan lebih
berisiko mendapat penyakit kulit dibandingkan dengan pria. Dibandingkan dengan
pria, kulit 0anita memproduksi lebih sedikit minyak untuk melindungi dan menjaga
kelembapan kulit, selain itu juga kulit 0anita lebih tipis daripada kulit pria sehingga
lebih rentan untuk menderita penyakit dermatitis, terlihat dari beberapa penelitian.
. 8as
Faktor indi&idu yang meliputi jenis kelamin, ras dan keturunan merupakan pendukung
terjadinya dermatitis. 8as anusia adalah karakteristik luar yang diturunkan secaragenetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya. )ila dikaitkan
dengan penyakit dermatitis, ras merupakan salah satu faktor yang ikut berperan untuk
terjadinya dermatitis. Kulit putih lebih rentan terkena dermatitis dibandingkan dengan
kulit hitam.
. 8i0ayat 6enyakit Kulit Sebelumnya
Dalam melakukan diagnosis dermatitis kontak dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah dengan melihat sejarah dermatologi termasuk ri0ayat keluarga,
aspek pekerjaan atau tempat kerja, sejarah alergi "misalnya alergi terhadap obat-
obatan tertentu% dan ri0ayat penyakit sebelumnya.
>. 6ersonel 2ygiene
Kebersihan 6erorangan adalah konsep dasar dari pembersihan, kerapihan dan
pera0atan badan. Kebersihan perorangan dapat mencegah penyebaran kuman dan
penyakit, mengurangi paparan pada bahan kimia dan kontaminasi, dan melakukan
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
8/22
pencegahan alergi kulit, kondisi kulit dan sensitifitas terhadap bahan kimia.
Kebersihan perorangan yang dapat mencegah terjadinya dermatitis kontak antara lain'
a. andi
6ersonal hygiene dapat digambarkan melalui kebiasaan membersihkan diri.
Kebiasaan kuantitas dan kualitas berpengaruh terhadap kulit.
b. encuci tangan
7angan adalah anggota tubuh yang paling sering kontak. Kebiasaan mencuci
tangan yang buruk justru dapat memperparah kondisi kulit yang rusak.
c. 6akaian
Kebersihan pakaian kerja juga perlu diperhatikan. Sisa kotoran yang
menempel di baju dapat menginfeksi tubuh bila dilakukan pemakaian berulang
kali.
2al tersebut diperkuat dengan kenyataan, bah0a kelompok lansia lebih banyak
menderita penyakit yang menyebabkan ketidakmampuan dibandingkan dengan orang yang
lebih muda. Keadaan tersebut masih ditambah lagi bah0a lansia biasanya menderita berbagai
macam gangguan fisiologi yang bersifat kronik, juga secara biologik, psikis,
sosial ekonomi, akan mengalami kemunduran.
6erubahan kondisi fisik pada lansia yang turut menyertai menurunnya kesehatan kulit
terkait dengan semakin menurunnya kemampuan fungsional sehingga menjadi tergantung
kepada orang laindalam kebiasaan higiene perorangan.
D. Patofisiologi
6ada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimia0i maupun fisik. )ahan iritan merusak
lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan
berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen
inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan
membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
9/22
dan system kinin. uga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang
akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. 6/F akan mengakti&asi platelets
yang akan menyebabkan perubahan &askuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen
dan sintesis protein. 6ada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya
mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik
sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi./da dua jenis bahan
iritan yaitu ' iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada
pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang
paling ra0an atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya
kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
tersebut.
6ada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IH yang
menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu '
a.Fase Sensitisasi
Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. 6ada fase ini terjadi
sensitisasi terhadap indi&idu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut
alergen kontak atau pemeka. 7erjadi bila hapten menempel pada kulit selama (C-* jam
kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel =1 "=angerhans
1pidermal%, untuk mengadakan ikatan ko&alen dengan protein karier yang berada di
epidermis, menjadi komplek hapten protein. 6rotein ini terletak pada membran sel
=angerhans dan berhubungan dengan produk gen 2=/-D8 "2uman =eukocyte /ntigen-D8%.
6ada sel penyaji antigen "antigen presenting cell%. Kemudian sel =1 menuju duktus
=imfatikus dan ke parakorteks =imfonodus regional dan terjadilah proses penyajian antigen
kepada molekul :D ":luster of Diferantiation % dan molekul :D+. :Dberfungsi
sebagai pengenal komplek 2=/D8 dari sel =angerhans, sedangkan molekul :D+ yang
berkaitan dengan protein heterodimerik 7i ":D+-7i%, merupakan pengenal antigen yang lebih
spesifik, misalnya untuk ion nikel saja atau ion kromium saja. Kedua reseptor antigen
tersebut terdapat pada permukaan sel 7. 6ada saat ini telah terjadi pengenalan antigen
"antigen recognition%. Selanjutnya sel =angerhans dirangsang untuk mengeluarkan I=-(
"interleukin-(% yang akan merangsang sel 7 untuk mengeluarkan I=-*. Kemudian I=-* akan
mengakibatkan proliferasi sel 7 sehingga terbentuk primed me mory 7 cells, yang akan
bersirkulasi ke seluruh tubuh meninggalkan limfonodi dan akan memasuki fase elisitasi bila
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
10/22
kontak berikut dengan alergen yang sama. 6roses ini pada manusia berlangsung selama (-*(
hari, dan belum terdapat ruam pada kulit. 6ada saat ini indi&idu tersebut telah tersensitisasi
yang berarti mempunyai resiko untuk mengalami dermatitis kontak alergik.
b.Fase elisitasi
Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang
sama dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis. Sel
=angerhans akan mensekresi I=-( yang akan merangsang sel 7 untuk mensekresi Il-*.
Selanjutnya I=-* akan merangsang I?F "interferon% gamma. I=-( dan I?F gamma akan
merangsang keratinosit memproduksi I:/-( "intercellular adhesion molecule-(% yang
langsung beraksi dengan limfosit 7 dan lekosit, serta sekresi eikosanoid. 1ikosanoid akan
mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk melepaskan histamin sehingga terjadi &asodilatasi
dan permeabilitas yang meningkat. /kibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti
eritema, edema dan &esikula yang akan tampak sebagai dermatitis.
6roses peredaan atau penyusutan peradangan terjadi melalui beberapa mekanisme
yaitu proses skuamasi, degradasi antigen oleh en$im dan sel, kerusakan sel =angerhans dan
sel keratinosit serta pelepasan 6rostaglandin 1-(dan * "6G1-(,*% oleh sel makrofag akibat
stimulasi I?F gamma. 6G1-(,* berfungsi menekan produksi I=-*8 sel 7 serta mencegah
kontak sel 7 dengan keratisonit. Selain itu sel mast dan basofil juga ikut berperan dengan
memperlambat puncak degranulasi setelah C jam paparan antigen, diduga histamin berefek
merangsang molekul :DC "% yang bersifat sitotoksik. Dengan beberapa mekanisme lain,
seperti sel ) dan sel 7 terhadap antigen spesifik, dan akhirnya menekan atau meredakan
peradangan.
E. MANIFESTASI KINIK
Subyektif ada tandaJtanda radang akut terutama priritus " sebagai pengganti dolor%.
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu "kalor%, kemerahan "rubor%, edema atau pembengkakan
dan gangguan fungsi kulit "function laisa%.;byektif, biasanya batas kelainan tidak tgas an
terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. 6ada permulaan
eritema dan edema.1dema sangat jelas pada klit yang longgar misalya muka "terutama
palpebra dan bibir% dan genetelia eksterna .Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans "basah% bearti terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Hesikel-&eikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
11/22
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi.Dermatitis
sika "kering% berarti tiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat
erosi atau ekskoriasi dengan krusta. 2al ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti
sika.6ada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. )ila proses menjadi
kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.
F. PEMERIKSAAN PEN!N"AN#
(. =aboratorium
a. Darah ' 2b, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
b. Urin ' pemerikasaan histopatologi
*. 6enunjang "pemeriksaan 2istopatologi%
6emeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena
gambaran histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab
lain. 6ada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler
"spongiosis%, terbentuknya &esikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi
&askuler disertai edema dan infiltrasi peri&askuler sel-sel mononuclear.
Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan
kadangkadang parakeratosis. 6ada dermatitis kronik akan terlihat akantosis,
hiperkeratosis, parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya &esikel
dan pada dermis dijumpai infiltrasi peri&askuler, pertambahan kapiler dan
fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secara umum dan sangat
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
12/22
sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis kontak
alergik dan dermatitis kontak iritan.
6emeriksaan ultrastruktur menunjukkan *-+ jam setelah paparan
antigen, seperti dinitroklorben$en "D?:)% topikal dan injeksi ferritin
intrakutan, tampak sejumlah besar sel langerhans di epidermis. Saat itu antigen
terlihat di membran sel dan di organella sel =angerhans. =imfosit
mendekatinya dan sel =angerhans menunjukkan akti&itas metabolik.
)erikutnya sel langerhans yang memba0a antigen akan tampak didermis dan
setelah -> jam tampak rusak dan jumlahnya di epidermis berkurang. 6ada
saat yang sama migrasinya ke kelenjar getah bening setempat meningkat.
?amun demikian penelitian terakhir mengenai gambaran histologi,imunositokimia dan mikroskop elektron dari tahap seluler a0al pada pasien
yang diinduksi alergen dan bahan iritan belum berhasil menunjukkan
perbedaan dalam pola peradangannya.
#. K$MPIKASI
(. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
*. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
+. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
%. Penanganan Dermatitis
)erbagai jenis dermatitis memerlukan upaya terapetik masingmasing,
sesuai dengan jenisnya. Secara umum prinsip terapinya adalah serupa dan
pengobatan utamanya adalah dengan preparat kortikosteroid "KS%. 6enanganan
dimulai dengan pemastian adanya dermatitis, kemudian sedapat mungkin
menghindari faktor pencetus dan atau faktor pemberat kelainan. Kondisi klinis lesi
perlu diperhatikan hal ini penting karena prinsip dasar dermatoterapi yang telah
dikenal sejak lama perlu diterapkan yakni lesi yang basah! harus diterapi secara
basah! dan sebaliknya lesi kering! diterapi secara kering!.Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah suatu obat yang pemilihan jenisnya juga ditentukan oleh
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
13/22
kondisi klinis kelainan. Upaya pertama adalah menghindari bahan-bahan yang
bersifat iritan "misalnya deterjen dan sabun tertentu%, karena cenderung
mengakibatkan kulit menjadi lebih kering, yang menambah keluhan rasa gatal.
Upaya berikutnya adalah penggunaan KS sebagai antiinflamasi. Kadang-kadang
diperlukan preparat kombinasi antara KS dengan antibiotika ataupun KS dengan
antimikotik. 6ada beberapa kasus diperlukan kombinasi dengan pengobatan
sistemik "steroid, antihistamin maupun antibiotika% sesuai dengan kebutuhan.
%igiene &erorangan
(. 6engertian 2igiene perorangan
6engertian 2igiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan serta
membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan
kesehatannya. 2igiene perorangan berasal dari bahasa #unani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. 2igiene perorangan termasuk ke dalam
tindakan pencegahan primer yang spesifik. 2igiene perorangan menjadi
penting karena higiene perorangan yang baik akan meminimalkan pintu masuk
"portal of entry% mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya
mencegah seseorang terkena penyakit. 2igiene perorangan yang tidak baik
akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, salah satunya penyakit
kulit.
7ujuan dari penatalaksanaan 2igiene perorangan yaitu'
a. eningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. emelihara kebersihan diri seseorang
c. emperbaiki higiene perorangan yang kurang
d. encegah penyakit, salah satunya penyakit kulit
e. enciptakan keindahan
f. eningkatkan rasa percaya diri.
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
14/22
)erbagai faktor dapat mempengaruhi 2igiene perorangan, secara
umum sebagai berikut>'
a. )ody image
Gambaran indi&idu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga indi&idu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. 6raktik sosial
6ada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola higiene personal.
c. Status sosial-ekonomi
2igiene personalmemerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya
d. 6engetahuan
6engetahuan higiene perorangan sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan..
e. )udaya
Di sebagian masyarakat jika indi&idu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
/da kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam
pera0atan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
6ada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk mera0at diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukan.
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
15/22
7indakan-7indakan 2igiene perorangan
7indakan yang termasuk dalam 2igiene perorangan sebagai berikut>,'
a. Kebiasaan andi
anusia perlu mandi untuk menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit
yang sudah mati. andi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga
kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi,
manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai. embersihkan diri seluruh tubuh
menggunakan air yang bersih. Idealnya saat musim panas mandi * kali pagi dan
sore.
b. 6akaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak. 6roduksi keringat yang tinggi berguna
untuk menghilangkan ekstra &olume saat beraktifitas. Sebaiknya, pakaian agak
longgar di daerah dada. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi "lecet% pada daerah sekitarnya akibat lochea . encuci pakaiansecara teratur
dengan sabun dan keringkan di sinar matahari merupakan salah satu cara untuk
mencegah terhindar dari penularan penyakit kulit seperti kudis atau koreng. 6akaian
yang telah di pakai selama (* jam, harus di cuci jika akan di gunakan kembali.
c. Kebiasaan enggunakan 2anduk
6enggunaan handuk merupakan salah salah satu bagian dari 62)S
karena handuk di gunakan untuk mengeringkan badan setelah mandi dari sisa-sisa
air yang masih menepel di kulit. 2anduk juga dapat menjadi media transmisi
penularan penyakit serta tempat kuman dan bakteri jika handuk tidak sering diganti
atau sering menjemurnya di tempat yang lembab. )eberapacara yang dapat digunakan untuk menjaga kebersihan handuk sebagai berikut '
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
16/22
(% emur handuk di tempat yang kering dan terkena matahari, agar tidak lembab dan
tidak mudah ditumbuhi jamur
*% Ganti handuk setiap pemakaian *-+ hari untuk mencegah handuk berbau dan
mencegah tumbuhnya bakteri.
+% 6isahkan handuk dengan cucian lain
% :uci handuk dengan air biasa atau air hangat hingga suhu >3 derajat :elcius
% Setrika handuk dengan temperatur sedang dan simpan pada tempat tertutup yang
kering.
d. Kebiasaan encuci Sprei
Sprei sebagai alas tempat tidur harus selalu dijaga kebersihannya. /gar kita
terhindar dari segala penyakit. Gunakan sprei yang dapat menyerap keringat. Untuk
menjaga kebersihan sprei harus di cuci minimal * minggu sekali. /gar sprei tidak
menjadi lembab dan menjadi sarang kuman dan bakteri. Saat mencuci sprei sebaiknya
menggunakan sabun dan langsung di jemur di ba0ah terik sinar matahari agar kuman
yang terdapat dalam sprei dapat mati karena panas sinar matahari.
I. Asu'an Ke&era(atan
(. 61?GK/I/? K1618/9/7/?
a. Identitas 6asien
b. Keluhan Utama.)iasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. 8i0ayat Kesehatan.
(% 8i0ayat penyakit sekarang
7anyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.
*% 8i0ayat penyakit dahulu
/pakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
17/22
+% 8i0ayat penyakit keluarga
/pakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
% 8i0ayat psikososial
/pakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. /pakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
% 8i0ayat pemakaian obat
/pakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai padakulit, atau pernahkah pasien tidak tahan "alergi% terhadap sesuatu obat
d. 6;=/ FU?GSI;?/= G;8D;?
(% 6ola persepsi dan penanganan kesehatan
7anyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit.
/pakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai
penyakit tersebut mengganggu akti&itas pasien.
*% 6ola nutrisi dan metabolisme
7anyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien " pagi,
siang dan malam %
7anyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
7anyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
7anyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran yang mengandung &itamin antioksidant
+% 6ola eliminasi
7anyakan bagaimana pola )/K dan )/), 0arna dan karakteristiknya
)erapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
18/22
/dakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan
alat bantu untuk miksi dan defekasi.
% 6ola akti&itas5olahraga
6erubahan akti&itas biasanya5hobi sehubungan dengan gangguan pada
kulit.
Kekuatan ;tot ')iasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
Keluhan )erakti&itas ' kaji keluhan klien saat berakti&itas.
% 6ola istirahat5tidur
Kebiasaan ' tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
asalah 6ola 7idur ' 7anyakan apakah terjadi masalah istirahat5tidur
yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
)agaimana perasaan klien setelah bangun tidur /pakah merasa segar
atau tidak
>% 6ola kognitif5persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
Kaji tingkat an
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
19/22
7anyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri,
apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
7anyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut
/pakah ada hal yang menjadi pikirannya
C% 6ola peran hubungan
7anyakan apa pekerjaan pasien
7anyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti'
pasangan, teman, dll.
7anyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan pera0atan
penyakit klien
% 6ola seksualitas5reproduksi
7anyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
7anyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait
dengan menopause
7anyakan apakah klien mengalami kesulitan5perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
(3% 6ola koping-toleransi stress
7anyakan dan kaji perhatian utama selama dira0at di 8S " financial
atau pera0atan diri %
Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya "mekanisme koping klien %. /pakah ada penggunaan
obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya
dengan orang-orang terdekat.
((% 6ola keyakinan nilai
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
20/22
7anyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam
beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.
;rang yang dekat kepada 7uhannya lebih berfikiran positif.
Diagnosa ' Kerusakan Integritas Kulit
Definisi ' 6erubahan struktur epidermis atau dermis.DS '
L Usia ekstrim
L 6erubahan sensasi
D; '
L Gangguan pada permukaan kulit "epidermis%
L Kerusakan pada lapisan kulit "dermis%
L In&asi dari struktur tubuh
L 6erubahan pigmentasi
?;: ?I:
Allergic Res&onse) ocali*ed+,-,
Gatal didaerah lokal
Kemerahan di daerah lokal
6enurunan suhu di daerah lokal
1dema di daerah lokal
?yeri di daerah lokal
Granuloma di daerah lokal
skala pengukuran (- '
( ' ekstrim,* 'berat,
+ ' sedang
' ringan
' tidak ada gangguan
Pruritus Management
)erikan krim pelembab atau lotion ke lokasi
yang kering
7empelkan es batu untuk mengurangi rasa
gatal
Instruksikan pada pasien untuk menghindari
sabun antiseptik, sabun yang memiliki 0angi
untuk mengurangi kulit menjadi kering dan
iritasi
Instruksikan pada pasien untuk tidak
berkeringat terlalu banyak
Diagnosa ' 8esiko Infeksi
Definisi ' rentan terhadap in&asi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
21/22
kesehatan
Data objektif ' terdapat luka akibat garukan
N$C NIC
Tissue Integrit/ ) Skin 0 Mucous
mem1rane+22,2
7emperatur kulit
Sensasi
2idrasi kulit
7e
-
7/26/2019 Dermatitis Geriatri
22/22
Comfort Status
Dapat mngontrol gejala
8elaksasi otot
skala pengukuran (- '( ' ekstrim,
* 'berat,
+ ' sedang
' ringan
' tidak ada gangguan
Pruritus Management
enentukan penyebab dari rasa gatal yang
ditimbulkan
enggunakan krim dan lotion anti pruritis
sesuai dengan medikasi Instruksikan pada pasien untuk menghindari
keringat, cuaca panas, dan akti&itas yang
berlebihan
enggunakan krim antihistamin
DAFTAR P!STAKA
Djuanda S, Sularsito. "*33%. S/. Dermatitis In' Djuanda /, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin.1disi III. akarta' FK UI' (*>-+(.
ohnson, ., et all.*33*.Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. ?e0
ersey' Upper Saddle 8i&er
c :loskey, :.., et all. *33*.Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. ?e0
ersey' Upper Saddle 8i&er
?/?D/, *3(*,Diagnosis Keperawatan NANDA Definisi dan Klasifi!asi.
6rice, /. Syl&ia.*33> 6atofisiologi Konsep Klinis 6roses-proses 6enyakit edisi . 6enerbit )uku
Kedokteran 1G:.
Smelt$er, Su$anne :. "*33*%. )uku ajar medikal bedah )runner Suddarth5)runner Suddarth!s7e