dermatitis numular
TRANSCRIPT
DERMATITIS NUMULAR
( Muh. Azhary Eka Putra )
I. PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu
timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis nummular
adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis.
Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab,
usia, faktor konstitusi.1,2,3
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang
menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi menyerupai koin,
sirkular atau lesi oval yang berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah
ektremitas atas pada wanita dan ekstremitas bawah pada pria. Lesi awal berupa
papul dan papulovesikel disertai plak yang biasanya mudah pecah.2,3
II. ETIOPATOGENESIS
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak
faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi
sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci
diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas.
Namun demikian, perannya secara patogenesis belum juga diketahui. Dalam
beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal dan kontak dengan
1
bahan kimia dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan
merupakan penyebab utama. Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat
pula memicu kekambuhan.2,3
Kulit penderita dermatitis numular cenderung kering akibat hidrasi
stratum korneum rendah. Jumlah SP (substance P), VIP (vasoactive intestinal
polypeptide), dan CGRP (calcitonin genrelated peptide) meningkat didalam
serabut dermal sensoris kulit, sedang pada serabut epidermal yang meningkat
yaitu SP dan CGRP. Hal ini menunjukkan bahwa neuropeptida berpotensi pada
mekanisme proses degranulasi sel mast. 1,4,6
III. GAMBARAN KLINIS
Penderita dermatitis numular umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi
akut berupa vesikel dan papulovesikel, kemudian membesar dengan cara
berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik
yang khas yakni lesi makula eritematosa dan plak menyerupai koin yang
berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah, terjadi eksudasi kemudian
mengering menjadi krusta kekuningan. Rasa gatal yang timbul dapat
minimal sampai berat. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat bula banyak dan
tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi. Predileksi
nya di tungkai bawah, badan, lengan dan termasuk punggung tangan.1-4
2
Gambar 1 : Lesi dermatitis numular pada ekstremitas bawah
3
Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numular pada tangan
Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu; 2,3
1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung
jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi
reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus,
kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga.
Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam
perkembangannya, kelainan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan
vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai
penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk
lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif
kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian
menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.
3. Dermatitis numular bentuk kering.
Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya
karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai
atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas
dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang
berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-
tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik.
Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak
diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak.
Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang
mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Pemeriksaan kultur bakteri
juga bisa dilakukan untuk mengetahui infeksi dari bakteri Staphylococcus.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan histopatologis dimana pada lesi akut
ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta sebukan sel radang
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi subakut dapat
ditemukan parakeratosis, krusta, hiperplasia epidermal dan spongiosis
epidermis. Sedangkan pada lesi yang kronik dapat ditemukan mikroskopis
yang mirip dengan lichen simplex chronicus.2-5
Gambar 3 : Pemeriksaan histopatologi dermatitis numular
V. DIAGNOSIS
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
5
keluhan lesi yang gatal yang dirasakan minimal sampai berat. Darai
pemeriksaan fisis ditemukan gambaran klinis yang khas yakni lesi plak
menyerupai koin merupakan tanda khas penyakit ini. Dari pemeriksaan
penunjang dilakukan pemeriksaan histopatologis dimana pada lesi akut
ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta sebukan sel radang
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi subakut dapat
ditemukan parakeratosis, krusta, hiperplasia epidermal dan spongiosis
epidermis. Sedangkan pada lesi yang kronik dapat ditemukan mikroskopis
yang mirip dengan lichen simplex chronicus. 1,2
VI. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain : 3-5
- Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).
Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dan fissura
dengan distribusi tertentu.
6
Gambar 4 : Bentuk lesi dari neurodermatitis
- Dermatitis kontak alergi.
Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular
sering sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan
ditemukan riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat
dilakukan pemeriksaan patch test atau prick test.
Gambar 5 : Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi
7
- Dermatitis Atopik
Umumnya pada pasien dengan lesi pada telapak tangan dan dada. Patch
test dan prick test dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.
Gambar 6 : Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada telapak tangan dan dada.
- Tinea Korporis.
Morfologi klinis tinea korporis dan dermatitis numular kadang terlihat
mirip. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan mikrokopik atau
kultur fungi dimana pada tinea korporis dapat ditemukan T. Tonsurans.
Gambar 7 : Lesi tinea korporis pada punggung
8
VII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaannya difokuskan pada gejala yang mendasari.
Sedapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi. Bila kulit
kering, diberi pelembab atau emolien. Secara topikal lesi dapat diobati
dengan obat anti inflamasi seperti streroid topikal. Steroid topikal yang
diberikan dari mid-potent sampai high-potent. Jika ditemukan infeksi
bakterial, diberikan antibiotik topikal. Dapat pula diberikan antibiotik oral
jika tanda-tanda infeksi sekunder ditemukan. Jika terdapat pruritus maka
dapat diobati dengan antihistamin misalnya hydroxyzine. Jika lesi sudah
tersebar luas, fototerapi dengan ultraviolet B cukup efektif.1-6
VIII. PROGNOSIS
Dermatitis numular biasanya didapatkan kronik. Lesi berlangsung
berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Perkembangan penyakit ini juga
cenderung berulang. Lesi kadang sulit dikendalikan bahkan dengan
pemberian glukokortikoid topikal.4-6
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. Jakarta. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2002. p. 148-150
2. Burgin S. Nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis.
In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, PallerAS, Leffel DJ,
editors. Fitzpatrick Dermatologyin General Medicine. 7th ed. New York.
McGraw-Hill; 2006. p. 158-160
3. Burton JL. Eczema, lichenification, prurigo and erythoderma: Discoid
eczema. In: Champion RH, Burton JL, Ebling FJ, editors. Rook’s Textbook of
Dermatology. 7th ed. London. Blackwell Scientific; 2004. p. 17.18-17.20
4. Habif TP. Eczema and hand dermatitis. Clinical dermatology : A color guide
to diagnosis and therapy, 4th ed. Philadelphia. Mosby; 2004. p 41
5. Wolff K, Richard AJ. Nummular eczema. Fitzpatrick’s : Color atlas &
synopsis of clinical dermatology. New york. McGraw-Hill. p 46-48
6. Miller J. Nummular dermatitis [Online]. [cited February 7th] Available from:
URL:http://www.emedicine.com/nummulardermatitis.html.
10