diagram alur proses produksi1

14
DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI (PRODUCTION FLOW CHART DIAGRAM) A. DESAIN PROSES PRODUKSI DASAR URUTAN MONITORING DAN INSPEKSI Pada Bab 4 telah dijelaskan tentang berbagai desain, yakni desain produk berkesesuaian dengan mutu (product design and quality conformance), desain proses produksi yang berkesesuaian.Bila digabungkan sebenamya terdapat urutan yang logis dari desain produk, desain proses, dan desain operasi yang semuanya harus mengacu kepada kesesuaian mutu produk yang hendak dihasilkan. Dari desain proses dan desain operasi dapat dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas, yakni Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram). Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri- PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 1

Upload: nunkifath

Post on 08-Aug-2015

2.324 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagram Alur Proses Produksi1

DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI

(PRODUCTION FLOW CHART

DIAGRAM)

A. DESAIN PROSES PRODUKSI DASAR URUTAN MONITORING DAN INSPEKSI

Pada Bab 4 telah dijelaskan tentang berbagai desain, yakni desain produk

berkesesuaian dengan mutu (product design and quality conformance), desain proses

produksi yang berkesesuaian.Bila digabungkan sebenamya terdapat urutan yang logis

dari desain produk, desain proses, dan desain operasi yang semuanya harus mengacu

kepada kesesuaian mutu produk yang hendak dihasilkan. Dari desain proses dan desain

operasi dapat dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas, yakni Diagram Alur Proses

Produksi (Production Flow Chart Diagram).

Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum

suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah

pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus

dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi

mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat

diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus

dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera

diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur

mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk

yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur

proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri

khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.

Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses

produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan

obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi

(obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu

berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.

Untuk memberi penjelasan secara visual, pada. Gambar 6.1 tertera diagram alur proses

produksi pada pabrik bubur kertas (pulp).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 1

Page 2: Diagram Alur Proses Produksi1

Fourdrinier Process Dryers Reel Winder

(Sumber: Martinich, Joseph. S. Production and Operation Management, John Wiley &

Sons)

Gambar 6.1 Diagram alur proses produksi pada pabrik bubur kertas

Catatan:

Feed conveyor = eskalator pemasok bahan bake

Pulper = mesin pembuat bubur kertas

Surge tank = tanki pengocok Centrifugal cleaner = pembersih yang berputar

Screen celaner = layar pembersih

Thickener = alai pengental

Chest = peti (penampung barang setengah jadi)

Storage tower = menara penyimpanan

Disc refiner = mesin penyaring/penghalus

Fourdrinier = segi empat pengering

Presses = penekan

Dryers = pengering

Reel = rol atau gulungan kertas

Winder = pemutar

B. PROSEDUR PENGAWASAN MUTU PRODUK

Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan

hal-hal berikut.

1. Kerusakan dan Mutu Produk

Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses

pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.

Misalnya dalam proses pembuatan kue kering adonan bahan baku terigu, telur, gula,

dan sebagainya dicampur, dicetak, dan dipanaskan dengan proses dalam waktu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 2

Page 3: Diagram Alur Proses Produksi1

tertentu, agar diperoleh kue yang direncanakan. Artinya, bila waktu memanaskan lebih

lama dari ketentuan, berarti kue yang diperoleh selain gosong juga hancur. Dengan

perkataan lain, kue yang dihasilkan adalah kue yang rusak. Agar kue yang diproduksi

adalah kue yang baik sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan proses

pembuatan secara baik.

Secara umum hal itu dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh produk yang baik

diperlukan pengawasan dalam proses untuk mencegah kerusakan. Artinya, agar produk

yang dihasilkan tidak rusak perlu diadakan pengawasan mutu secara saksama. Adapun

pengawasan atau pengendalian mute dilakukan selama proses produksi sampai barang

tersebut dikirim ke konsumen.

2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)

Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana

saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. Dengan mencegah kerusakan

produk dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.

Pengusaha atau perusahaan tidak akan memperbaiki barang yang rusak (remade) dan

proses produksi dalam perusahaan berjalan secara baik.

Di lain pihak, konsumen tidak akan pernah mengembalikan produk yang telah dibelinya.

Hal ini menyangkut nama baik produk bersangkutan. Sebab bila konsumen membeli

produk yang rusak dia akan dan berhak mengembalikan. Bila hal ini terjadi berarti

merupakan promosi yang tidak baik. Akhirnya, akan banyak konsumen yang tidak

menyukai produk tersebut. Akibatnya, pangsa pasar produk tersebut akan tambah kecil.

Hal ini berarti merupakan penurunan volume penjualan. Pengembalian barang yang

rusak biasanya selalu melalui pengecer atau distributor yang ditunjuk. Pengembalian

produk rusak yang sering terjadi, membuat pengecer atau distributornya akan enggan

untuk menjual produk tersebut. Hal itu berarti kehilangan mata rantai distribusi untuk

menjual barang. Jelas ini merupakan suatu kerugian yang perlu dihindarkan.

Lain halnya bila barang yang dibeli seorang konsumen tidak pernah dikembalikan.

Secara psikologis dia akan percaya bahwa produk yang dibelinya bermutu baik. Berarti

konsumen tersebut tidak akan meninggalkan dan mengganti dengan produk lain. Hal ini

pun bisa merupakan iklan dari mulut ke mulut yang positif, yang menjaga citra produk,

bahkan menambah pangsa pasar produk bersangkutan sehingga volume penjualannya

diharapkan dapat dinaikkan dari waktu ke waktu. Akibat dari laku kerasnya suatu

produk, pihak pengecer (distributor) lebih senang hati dan bergairah melakukan promosi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 3

Page 4: Diagram Alur Proses Produksi1

penjualan lebih lanjut.

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa mencegah kerusakan suatu produk

berpengaruh pada pemasarannya. Artinya, upaya mempertahankan mutu dengan

mencegah kerusakan produk selama proses produksi merupakan suatu kegiatan yang

penting untuk menghindari akibat buruk, yakni penurunan pangsa pasamya.

3. Kendali Mutu Terpadu

Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama

proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam

pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus

dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap

perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan

(actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa

manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan

(participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu

produk yang mutunya harus dikendalikan. Dalam hal manajemen mutu ini perlu adanya

dukungan dan partisipasi (participation) dari berbagai pihak sebagai berikut.

1) Partisipasi pihak Manajemen (PM) atau keikutsertaan pimpinan perusahaan.

2) Partisipasi (keikutsertaan) karyawan (tenaga kerja) (PTK).

Keikutsertaan dari pimpinan dan karyawan dalam pengendalian mutu suatu produk

(barang/jasa) biasanya menggunakan suatu alat pengendali mutu, yang disebut dengan

istilah cara statistik dengan contoh (CSC), yakni cara untuk memantau mutu barang

yang dibuat. Tujuan penggunaan cara ini adalah agar barang yang dihasilkan mutunya

baik semua. Cara statistik dengan menggunakan contoh ini hanya dapat bermanfaat bila

pimpinan perusahaan dan karyawan terlibat semua dalam memantau mutu barang.

Cara pemantauan dengan statistik ini merupakan cara memantau proses produksi sejak

bahan baku hingga selesai. Bila ditemukan produk yang rusak maka faktor

penyebabnya segera diperbaiki dan selanjutnya dicegah agar tidak terjadi lagi produk

yang rusak. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2 menjelaskan peranan pimpinan perusahaan dan karyawan mengawasi atau

mengendalikan mutu sejak awal yakni mutu bahan (input), proses produksi, barang

setengah jadi, barang jadi, sampai pengepakan barang jadi, bahkan alat angkut yang

digunakan untuk mengirim barang ke konsumen atau pengecer.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 4

Page 5: Diagram Alur Proses Produksi1

*) SSQT = Sample Statistical Quality Control = CSC

Gambar 6.2 Tahap pengawasan mutu

Dalam perusahaan yang berproduksi secara massal (mass production), kendali mutunya

dapat dengan SSQT atau CST. Akan tetapi, pada perusahaan yang job order atau

penjualan jasa, pengawasan mutu dilakukan atas semua produk (satu per satu) sesuai

dengan permintaan pemesan atau konsumen pembeli jasa.

C. JENIS-JENIS PENGAWASAN MUTU PRODUK

1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan

Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini

perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang,

penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.

Misalnya, rencana pembelian bahan baku kayu jati oleh suatu perusahaan furniture,

sesuai dengan rencana, yaitu kayu jati yang diperlukan adalah kayu jati tua. Waktu kayu

jati tersebut datang, petugas harus memeriksa mutu kayu jati tersebut. Bila kayu jati

tersebut muda, padahal yang dipesan adalah kayu jati tua maka pesanan tersebut harus

dikembalikan. Jadi, sejak awal penerimaan bahan-bahan dilakukan pemeriksaan mutu

bahan baku apakah sesuai dengan rencana dan pemesanan. Setelah bahan-bahan

diterima (karena sesuai dengan pesanan) lalu selanjutnya disimpan di tempat

penyimpanan yang layak.

Contoh lain, pengusaha pembuat sepatu memesan kulit sapi muda (calf) sebanyak

1.000 kg. Saat pesanan datang, petugas pengawas mutu memeriksa kulit tersebut, baik

mutu maupun jumlahnya, agar sesuai dengan pesanan. Petugas yang memeriksa

bahan baku harus mempunyai tanggung jawab yang baik, agar bahan-bahan yang

digunakan nantinya sesuai dengan mutu yang direncanakan. Begitulah, selanjutnya

Anda dapat mencarikan contoh sendiri, seperti terdapat di lingkungan kehidupan sehari-

hari.

2. Pemantauan Proses Produksi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 5

Page 6: Diagram Alur Proses Produksi1

Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-

mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja

peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin

tersebut dipantau dengan CSC agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.

Misalnya, dalam pabrik yang membuat jari-jari roda sepeda. Apakah mesin bekerja tepat

sehingga menghasilkan jari-jari roda sepeda yang panjangnya 40 cm. Bila hasilnya

banyak sampel yang lebih pendek atau lebih panjang, berarti terdapat suatu yang rusak

dalam mesin tersebut. Sehingga untuk mencegahnya, mesin perlu disetel atau

diperbaiki lebih dulu. Setelah disetel atau diperbaiki, mesin dapat dioperasikan kembali

sehingga hasil produk jari-jari roda sepeda panjangnya 40 cm sesuai dengan rencana.

Pemantauan ini harus dilakukan secara terus-menerus untuk menghindarkan

penyimpangan hasil produksi yang tidak sesuai dengan ukuran, mutu, atau bentuk yang

direncanakan.

3. Pemantauan Produk Jadi

Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan

rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah

selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk,

ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.

Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka

barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar

beroperasi secara akurat.

4. Pemantauan Pengepakan

Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi

sesuai dengan mutu. Misalnya, bola lampu yang terdapat di rumah Anda, selain

diperiksa mutunya juga cara membungkusnya harus mengikuti standar bungkus

tertentu. Bila tidak, bola lampu rusak waktu sampai di tangan konsumen. Hal terakhir ini

harus dihindarkan.

Selanjutnya untuk barang (produk) bahan seperti radio, TV, video, dan jam tangan

selain pembungkus yang baik, tentunya memerlukan alat pengangkut yang memenuhi

syarat. Bila TV diangkut dengan kereta api, mungkin lebih riskan dalam hal penjagaan

mutu dibandingkan bila diangkut dengan truk peti kemas. Perlu diperhatikan pula bila

produk TV harus diangkut dari Surabaya ke Merauke (Irian Jaya), alat transpor apa yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 6

Page 7: Diagram Alur Proses Produksi1

paling tepat untuk mengangkut ke tempat tujuan agar mutunya tetap terjamin.

Namun, ada pula barang (produk) yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus

dalam hal bungkus maupun alat angkut. Misalnya, sayuran, kelapa, singkong, dan

sebagainya. Akan tetapi, tetap harus dipilih alat angkut yang tepat agar sampai tujuan

sehingga mutu barang tersebut tetap prima.

Dari ketiga jenjang pengendalian mutu tersebut dapat disimak bahwa tujuan utamanya

adalah agar produk yang dihasilkan sesuai mutu. Memang perlu diakui, adanya

kelemahan pengendalian mutu yang dilakukan manusia. Namun demikian, partisipasi

yang penuh tanggung jawab dari setiap petugas pengendalian mutu, berarti dapat

mengurangi kelemahan tersebut di alas.

D. PEMECAHAN MASALAH MUTU DENGAN STATISTIK

Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu

perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode

statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal

yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah

satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang

(defect prevention).

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.

2) Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya

penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik

dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami

penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan

tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang

maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan

(deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya

penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data

sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas

tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan

(kerusakan) atau tidak.

Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 7

Page 8: Diagram Alur Proses Produksi1

terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya.

Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada

pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar

mutu yang direncanakan.

Sehubungan dengan tugas seorang supervisor sebagai pengendali mutu maka dia

harus dapat memperhatikan dan menerapkan hal-hal sebagai berikut.

1. Diagram Alur Proses (DAP) (Process Production Flow Diagram)

Diagram alur proses adalah diagram tentang urutan proses pengolahan suatu produk

yang dibuat dimulai dari sejak bahan baku, barang setengah jadi, sampai dengan

barang jadi. Tiap perusahaan mempunyai diagram alur proses yang berbeda, satu soma

lain sesuai dengan Skala usaha maupun jenis barang yang dihasilkan. Berikut ini

disajikan beberapa kasus (lihat Gambar 6.3).

Diagram Proses Produksi pada Pabrik Tepung Tapioka

Bahan baku tapioka adalah singkong (ketela pohon). Pemasok singkong adalah petani

singkong. Singkong diterima di gudang, lalu dicuci, kemudian dikupas, terus digiling

dalam mesin penggiling. Dalam proses menggiling, yang keluar adalah ampas dan sari

pati yang merupakan tapioka. Selanjutnya, sari pati dikeringkan (dijemur), lalu

dikeringkan untuk disimpan di gudang. Dari proses tersebut seorang supervisor mutu

dapat membuat suatu diagram alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4.

Catatan: Tapioka adalah produk ekspor ke negara-negara Eropa Barat. Tepung tapioka

digunakan sebagai bahan baku berbagai produk farmasi dan kosmetika, di samping

untuk membuat pellet makanan ternak dan ikan. Bila mutu tepung tapioka ini dapat

dijaga dan ditingkatkan, produsen industri farmasi dan kosmetik di seluruh dunia Barat

akan menjadi konsumen yang potensial. Hal ini merupakan devisa yang diperlukan

untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, selain mengintensifkan

pemasaran di pasar internasional, mutunya juga harus tetap ditingkatkan.

Dari alur proses pembuatan tapioka, seorang supervisor mutu dapat membuat diagram

alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4.

Catatan: Secara tradisional, di negara kita mencuci singkong, mengupas singkong,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 8

Page 9: Diagram Alur Proses Produksi1

memarut singkong, dan mengeringkan tepung tapioka dan ampas dilakukan secara

manual karena skala usahanya kecil-kecilan. Akan tetapi, di negara lain, di mana skala

usahanya besarbesaran kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan mesin (dari mesin

1 sampai dengan mesin 5).

3. Diagram Alur Proses pada Pabrik Pulpen

Pulpen yang Anda pegang, bila diperhatikan satu demi satu terdiri dari tutup pulpen (A),

badan pulpen (B), dan isi pulpen (C). Bahkan bila diamati lebih lanjut tutup pulpen (A)

tersebut terdiri dari komponen-komponen kecil. Demikian pula isi pulpen (C) terdiri dari

tabung tinta dan isi tinta.

Bahan baku pulpen tersebut misalnya saja terdiri dari plastik, tinta, dan pelat baja untuk

mata penanya. Dari komponen pulpen tersebut Anda perlu mengetahuinya bahwa

masing-masing komponen diproses dalam mesin sendiri-sendiri. Gambaran umumnya

adalah seperti pada Gambar 6.5.

Dari alur proses pembuatan pulpen tersebut seorang supervisor mutu dapat membuat

suatu diagram alur proses (DAP) dengan urutan kerja sebagai berikut.

1) Tutup pulpen (A) diproses melalui mesin M1

2) Badan pulpen (B) diproses melalui mesin M2

3) Tabung tinta (C) diproses melalui mesin M3.

4) Mata pena (D) diproses melalui mesin M4

5) Tabung tempat pena diproses pada mesin M5.

Selanjutnya tabung tinta (dari M3), mata pena (dari M4), dan tabung tempat pena (dari

M5) dirakit pada mesin M5 untuk menjadi isi pulpen yang lengkap.

Lalu isi pulpen lengkap tersebut dirakit dengan tutup, pulpen, dan badan pulpen dalam

mesin M6 untuk menjadi pulpen sebagai produk akhir. Jadi, Anda dengan mudah dapat

membuat DAP-nya seperti pads Gambar 6.6 berikut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 9

Page 10: Diagram Alur Proses Produksi1

Gambar 6.6 Diagram alur proses pembuatan pulpen

Demikianlah secara, umum. DAP dibuat dengan mudah bila Anda, mengetahui

keseluruhan proses pengolahan bahan hingga barang jadi. Selanjutnya Anda, dapat

mengamati perusahaan di sekitar Anda untuk membuat DAP-nya.

E. ALAT KENDALI MUTU

Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan

histogram.

1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)

Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan

agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini

Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk

memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).

2. Histogram

Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai

tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu.

Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya

dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu

tindakan koreksi atau. perbaikan.

3. Peranan Komputer

Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian,

terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai

dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan

alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah

manusia.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 10

Penyalur