diagram alur proses produksi1
TRANSCRIPT
![Page 1: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/1.jpg)
DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI
(PRODUCTION FLOW CHART
DIAGRAM)
A. DESAIN PROSES PRODUKSI DASAR URUTAN MONITORING DAN INSPEKSI
Pada Bab 4 telah dijelaskan tentang berbagai desain, yakni desain produk
berkesesuaian dengan mutu (product design and quality conformance), desain proses
produksi yang berkesesuaian.Bila digabungkan sebenamya terdapat urutan yang logis
dari desain produk, desain proses, dan desain operasi yang semuanya harus mengacu
kepada kesesuaian mutu produk yang hendak dihasilkan. Dari desain proses dan desain
operasi dapat dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas, yakni Diagram Alur Proses
Produksi (Production Flow Chart Diagram).
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum
suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi
mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus
dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera
diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur
mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk
yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur
proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri
khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan
obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi
(obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu
berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Untuk memberi penjelasan secara visual, pada. Gambar 6.1 tertera diagram alur proses
produksi pada pabrik bubur kertas (pulp).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 1
![Page 2: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/2.jpg)
Fourdrinier Process Dryers Reel Winder
(Sumber: Martinich, Joseph. S. Production and Operation Management, John Wiley &
Sons)
Gambar 6.1 Diagram alur proses produksi pada pabrik bubur kertas
Catatan:
Feed conveyor = eskalator pemasok bahan bake
Pulper = mesin pembuat bubur kertas
Surge tank = tanki pengocok Centrifugal cleaner = pembersih yang berputar
Screen celaner = layar pembersih
Thickener = alai pengental
Chest = peti (penampung barang setengah jadi)
Storage tower = menara penyimpanan
Disc refiner = mesin penyaring/penghalus
Fourdrinier = segi empat pengering
Presses = penekan
Dryers = pengering
Reel = rol atau gulungan kertas
Winder = pemutar
B. PROSEDUR PENGAWASAN MUTU PRODUK
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan
hal-hal berikut.
1. Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses
pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
Misalnya dalam proses pembuatan kue kering adonan bahan baku terigu, telur, gula,
dan sebagainya dicampur, dicetak, dan dipanaskan dengan proses dalam waktu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 2
![Page 3: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/3.jpg)
tertentu, agar diperoleh kue yang direncanakan. Artinya, bila waktu memanaskan lebih
lama dari ketentuan, berarti kue yang diperoleh selain gosong juga hancur. Dengan
perkataan lain, kue yang dihasilkan adalah kue yang rusak. Agar kue yang diproduksi
adalah kue yang baik sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan proses
pembuatan secara baik.
Secara umum hal itu dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh produk yang baik
diperlukan pengawasan dalam proses untuk mencegah kerusakan. Artinya, agar produk
yang dihasilkan tidak rusak perlu diadakan pengawasan mutu secara saksama. Adapun
pengawasan atau pengendalian mute dilakukan selama proses produksi sampai barang
tersebut dikirim ke konsumen.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana
saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. Dengan mencegah kerusakan
produk dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.
Pengusaha atau perusahaan tidak akan memperbaiki barang yang rusak (remade) dan
proses produksi dalam perusahaan berjalan secara baik.
Di lain pihak, konsumen tidak akan pernah mengembalikan produk yang telah dibelinya.
Hal ini menyangkut nama baik produk bersangkutan. Sebab bila konsumen membeli
produk yang rusak dia akan dan berhak mengembalikan. Bila hal ini terjadi berarti
merupakan promosi yang tidak baik. Akhirnya, akan banyak konsumen yang tidak
menyukai produk tersebut. Akibatnya, pangsa pasar produk tersebut akan tambah kecil.
Hal ini berarti merupakan penurunan volume penjualan. Pengembalian barang yang
rusak biasanya selalu melalui pengecer atau distributor yang ditunjuk. Pengembalian
produk rusak yang sering terjadi, membuat pengecer atau distributornya akan enggan
untuk menjual produk tersebut. Hal itu berarti kehilangan mata rantai distribusi untuk
menjual barang. Jelas ini merupakan suatu kerugian yang perlu dihindarkan.
Lain halnya bila barang yang dibeli seorang konsumen tidak pernah dikembalikan.
Secara psikologis dia akan percaya bahwa produk yang dibelinya bermutu baik. Berarti
konsumen tersebut tidak akan meninggalkan dan mengganti dengan produk lain. Hal ini
pun bisa merupakan iklan dari mulut ke mulut yang positif, yang menjaga citra produk,
bahkan menambah pangsa pasar produk bersangkutan sehingga volume penjualannya
diharapkan dapat dinaikkan dari waktu ke waktu. Akibat dari laku kerasnya suatu
produk, pihak pengecer (distributor) lebih senang hati dan bergairah melakukan promosi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 3
![Page 4: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/4.jpg)
penjualan lebih lanjut.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa mencegah kerusakan suatu produk
berpengaruh pada pemasarannya. Artinya, upaya mempertahankan mutu dengan
mencegah kerusakan produk selama proses produksi merupakan suatu kegiatan yang
penting untuk menghindari akibat buruk, yakni penurunan pangsa pasamya.
3. Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama
proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam
pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus
dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap
perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan
(actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa
manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan
(participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu
produk yang mutunya harus dikendalikan. Dalam hal manajemen mutu ini perlu adanya
dukungan dan partisipasi (participation) dari berbagai pihak sebagai berikut.
1) Partisipasi pihak Manajemen (PM) atau keikutsertaan pimpinan perusahaan.
2) Partisipasi (keikutsertaan) karyawan (tenaga kerja) (PTK).
Keikutsertaan dari pimpinan dan karyawan dalam pengendalian mutu suatu produk
(barang/jasa) biasanya menggunakan suatu alat pengendali mutu, yang disebut dengan
istilah cara statistik dengan contoh (CSC), yakni cara untuk memantau mutu barang
yang dibuat. Tujuan penggunaan cara ini adalah agar barang yang dihasilkan mutunya
baik semua. Cara statistik dengan menggunakan contoh ini hanya dapat bermanfaat bila
pimpinan perusahaan dan karyawan terlibat semua dalam memantau mutu barang.
Cara pemantauan dengan statistik ini merupakan cara memantau proses produksi sejak
bahan baku hingga selesai. Bila ditemukan produk yang rusak maka faktor
penyebabnya segera diperbaiki dan selanjutnya dicegah agar tidak terjadi lagi produk
yang rusak. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2 menjelaskan peranan pimpinan perusahaan dan karyawan mengawasi atau
mengendalikan mutu sejak awal yakni mutu bahan (input), proses produksi, barang
setengah jadi, barang jadi, sampai pengepakan barang jadi, bahkan alat angkut yang
digunakan untuk mengirim barang ke konsumen atau pengecer.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 4
![Page 5: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/5.jpg)
*) SSQT = Sample Statistical Quality Control = CSC
Gambar 6.2 Tahap pengawasan mutu
Dalam perusahaan yang berproduksi secara massal (mass production), kendali mutunya
dapat dengan SSQT atau CST. Akan tetapi, pada perusahaan yang job order atau
penjualan jasa, pengawasan mutu dilakukan atas semua produk (satu per satu) sesuai
dengan permintaan pemesan atau konsumen pembeli jasa.
C. JENIS-JENIS PENGAWASAN MUTU PRODUK
1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini
perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang,
penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
Misalnya, rencana pembelian bahan baku kayu jati oleh suatu perusahaan furniture,
sesuai dengan rencana, yaitu kayu jati yang diperlukan adalah kayu jati tua. Waktu kayu
jati tersebut datang, petugas harus memeriksa mutu kayu jati tersebut. Bila kayu jati
tersebut muda, padahal yang dipesan adalah kayu jati tua maka pesanan tersebut harus
dikembalikan. Jadi, sejak awal penerimaan bahan-bahan dilakukan pemeriksaan mutu
bahan baku apakah sesuai dengan rencana dan pemesanan. Setelah bahan-bahan
diterima (karena sesuai dengan pesanan) lalu selanjutnya disimpan di tempat
penyimpanan yang layak.
Contoh lain, pengusaha pembuat sepatu memesan kulit sapi muda (calf) sebanyak
1.000 kg. Saat pesanan datang, petugas pengawas mutu memeriksa kulit tersebut, baik
mutu maupun jumlahnya, agar sesuai dengan pesanan. Petugas yang memeriksa
bahan baku harus mempunyai tanggung jawab yang baik, agar bahan-bahan yang
digunakan nantinya sesuai dengan mutu yang direncanakan. Begitulah, selanjutnya
Anda dapat mencarikan contoh sendiri, seperti terdapat di lingkungan kehidupan sehari-
hari.
2. Pemantauan Proses Produksi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 5
![Page 6: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/6.jpg)
Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-
mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja
peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin
tersebut dipantau dengan CSC agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
Misalnya, dalam pabrik yang membuat jari-jari roda sepeda. Apakah mesin bekerja tepat
sehingga menghasilkan jari-jari roda sepeda yang panjangnya 40 cm. Bila hasilnya
banyak sampel yang lebih pendek atau lebih panjang, berarti terdapat suatu yang rusak
dalam mesin tersebut. Sehingga untuk mencegahnya, mesin perlu disetel atau
diperbaiki lebih dulu. Setelah disetel atau diperbaiki, mesin dapat dioperasikan kembali
sehingga hasil produk jari-jari roda sepeda panjangnya 40 cm sesuai dengan rencana.
Pemantauan ini harus dilakukan secara terus-menerus untuk menghindarkan
penyimpangan hasil produksi yang tidak sesuai dengan ukuran, mutu, atau bentuk yang
direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan
rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah
selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk,
ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka
barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar
beroperasi secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuai dengan mutu. Misalnya, bola lampu yang terdapat di rumah Anda, selain
diperiksa mutunya juga cara membungkusnya harus mengikuti standar bungkus
tertentu. Bila tidak, bola lampu rusak waktu sampai di tangan konsumen. Hal terakhir ini
harus dihindarkan.
Selanjutnya untuk barang (produk) bahan seperti radio, TV, video, dan jam tangan
selain pembungkus yang baik, tentunya memerlukan alat pengangkut yang memenuhi
syarat. Bila TV diangkut dengan kereta api, mungkin lebih riskan dalam hal penjagaan
mutu dibandingkan bila diangkut dengan truk peti kemas. Perlu diperhatikan pula bila
produk TV harus diangkut dari Surabaya ke Merauke (Irian Jaya), alat transpor apa yang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 6
![Page 7: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/7.jpg)
paling tepat untuk mengangkut ke tempat tujuan agar mutunya tetap terjamin.
Namun, ada pula barang (produk) yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus
dalam hal bungkus maupun alat angkut. Misalnya, sayuran, kelapa, singkong, dan
sebagainya. Akan tetapi, tetap harus dipilih alat angkut yang tepat agar sampai tujuan
sehingga mutu barang tersebut tetap prima.
Dari ketiga jenjang pengendalian mutu tersebut dapat disimak bahwa tujuan utamanya
adalah agar produk yang dihasilkan sesuai mutu. Memang perlu diakui, adanya
kelemahan pengendalian mutu yang dilakukan manusia. Namun demikian, partisipasi
yang penuh tanggung jawab dari setiap petugas pengendalian mutu, berarti dapat
mengurangi kelemahan tersebut di alas.
D. PEMECAHAN MASALAH MUTU DENGAN STATISTIK
Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu
perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode
statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal
yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah
satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang
(defect prevention).
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut.
1) Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
2) Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya
penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik
dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami
penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan
tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang
maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan
(deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data
sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas
tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan
(kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 7
![Page 8: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/8.jpg)
terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya.
Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada
pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar
mutu yang direncanakan.
Sehubungan dengan tugas seorang supervisor sebagai pengendali mutu maka dia
harus dapat memperhatikan dan menerapkan hal-hal sebagai berikut.
1. Diagram Alur Proses (DAP) (Process Production Flow Diagram)
Diagram alur proses adalah diagram tentang urutan proses pengolahan suatu produk
yang dibuat dimulai dari sejak bahan baku, barang setengah jadi, sampai dengan
barang jadi. Tiap perusahaan mempunyai diagram alur proses yang berbeda, satu soma
lain sesuai dengan Skala usaha maupun jenis barang yang dihasilkan. Berikut ini
disajikan beberapa kasus (lihat Gambar 6.3).
Diagram Proses Produksi pada Pabrik Tepung Tapioka
Bahan baku tapioka adalah singkong (ketela pohon). Pemasok singkong adalah petani
singkong. Singkong diterima di gudang, lalu dicuci, kemudian dikupas, terus digiling
dalam mesin penggiling. Dalam proses menggiling, yang keluar adalah ampas dan sari
pati yang merupakan tapioka. Selanjutnya, sari pati dikeringkan (dijemur), lalu
dikeringkan untuk disimpan di gudang. Dari proses tersebut seorang supervisor mutu
dapat membuat suatu diagram alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4.
Catatan: Tapioka adalah produk ekspor ke negara-negara Eropa Barat. Tepung tapioka
digunakan sebagai bahan baku berbagai produk farmasi dan kosmetika, di samping
untuk membuat pellet makanan ternak dan ikan. Bila mutu tepung tapioka ini dapat
dijaga dan ditingkatkan, produsen industri farmasi dan kosmetik di seluruh dunia Barat
akan menjadi konsumen yang potensial. Hal ini merupakan devisa yang diperlukan
untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, selain mengintensifkan
pemasaran di pasar internasional, mutunya juga harus tetap ditingkatkan.
Dari alur proses pembuatan tapioka, seorang supervisor mutu dapat membuat diagram
alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4.
Catatan: Secara tradisional, di negara kita mencuci singkong, mengupas singkong,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 8
![Page 9: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/9.jpg)
memarut singkong, dan mengeringkan tepung tapioka dan ampas dilakukan secara
manual karena skala usahanya kecil-kecilan. Akan tetapi, di negara lain, di mana skala
usahanya besarbesaran kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan mesin (dari mesin
1 sampai dengan mesin 5).
3. Diagram Alur Proses pada Pabrik Pulpen
Pulpen yang Anda pegang, bila diperhatikan satu demi satu terdiri dari tutup pulpen (A),
badan pulpen (B), dan isi pulpen (C). Bahkan bila diamati lebih lanjut tutup pulpen (A)
tersebut terdiri dari komponen-komponen kecil. Demikian pula isi pulpen (C) terdiri dari
tabung tinta dan isi tinta.
Bahan baku pulpen tersebut misalnya saja terdiri dari plastik, tinta, dan pelat baja untuk
mata penanya. Dari komponen pulpen tersebut Anda perlu mengetahuinya bahwa
masing-masing komponen diproses dalam mesin sendiri-sendiri. Gambaran umumnya
adalah seperti pada Gambar 6.5.
Dari alur proses pembuatan pulpen tersebut seorang supervisor mutu dapat membuat
suatu diagram alur proses (DAP) dengan urutan kerja sebagai berikut.
1) Tutup pulpen (A) diproses melalui mesin M1
2) Badan pulpen (B) diproses melalui mesin M2
3) Tabung tinta (C) diproses melalui mesin M3.
4) Mata pena (D) diproses melalui mesin M4
5) Tabung tempat pena diproses pada mesin M5.
Selanjutnya tabung tinta (dari M3), mata pena (dari M4), dan tabung tempat pena (dari
M5) dirakit pada mesin M5 untuk menjadi isi pulpen yang lengkap.
Lalu isi pulpen lengkap tersebut dirakit dengan tutup, pulpen, dan badan pulpen dalam
mesin M6 untuk menjadi pulpen sebagai produk akhir. Jadi, Anda dengan mudah dapat
membuat DAP-nya seperti pads Gambar 6.6 berikut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 9
![Page 10: Diagram Alur Proses Produksi1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071623/557212bb497959fc0b90d048/html5/thumbnails/10.jpg)
Gambar 6.6 Diagram alur proses pembuatan pulpen
Demikianlah secara, umum. DAP dibuat dengan mudah bila Anda, mengetahui
keseluruhan proses pengolahan bahan hingga barang jadi. Selanjutnya Anda, dapat
mengamati perusahaan di sekitar Anda untuk membuat DAP-nya.
E. ALAT KENDALI MUTU
Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini
Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).
2. Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai
tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu.
Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya
dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu
tindakan koreksi atau. perbaikan.
3. Peranan Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian,
terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai
dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan
alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah
manusia.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 10
Penyalur