perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan …/hubung… · tuberkulosis paru di wilayah...

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA STRATA UTAMA DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran TRI KUSUMO G 0008036 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: vohanh

Post on 16-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN

RUMAH TANGGA STRATA UTAMA DENGAN KEJADIAN

TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

TRI KUSUMO

G 0008036

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis paru saat ini masih menjadi masalah serius dalam dunia

kesehatan masyarakat. Diperkirakan 95 % kasus TB baru dan 95 % kematian

akibat TB di dunia, terjadi pada negara-negara berkembang (WHO, 2008).

Selain itu, sekitar sepertiga dari penduduk dunia, telah terinfeksi kuman

Tuberkulosis (WHO, 2004). WHO dalam Annual Report on Global TB

Control 2003 menyatakan terdapat 22 negara yang dikategorikan sebagai

“highburden countries” terhadap TBC, termasuk Indonesia (WHO, 2008).

Berdasarkan Global Report DR TB tahun 2010, Indonesia adalah Negara

dengan beban TB MDR (Multi Drug Resistant) no. 8 di dunia dengan

perkiraan kasus baru TB MDR 8900 orang per tahun (Kementerian Kesehatan

RI, 2011). Namun dibalik itu, Indonesia merupakan negara pertama di antara

negara-negara dengan beban TB yang tinggi di Wilayah Asia Tenggara yang

berhasil mencapai target Global untuk TB pada tahun 2006, yaitu 70 %

penemuan kasus baru TB BTA positif dan 85 % kesembuhan. Saat ini

peringkat Indonesia telah turun dari urutan ketiga menjadi kelima di antara

negara dengan beban TB tertinggi dunia. Meskipun demikian, berbagai

tantangan baru yang perlu menjadi perhatian yaitu TB/HIV, TB-MDR, TB

pada anak dan masyarakat rentan lainnya. Hal ini memacu pengendalian TB

nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

program (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Data tahun 2010 Provinsi Jawa

Tengah didapatkan CDR (Case Detection Rate) Jawa Tengah adalah

53,27%. Hasil ini masih jauh dari target nasional yaitu 70 % (Dinkes Provinsi

Jawa Tengah, 2011).

Visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan Departemen

Kesehatan merupakan visi yang ideal tentang gambaran masyarakat Indonesia

di masa depan, yaitu: kehidupan rakyat Indonesia yang hidup dalam

lingkungan yang sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI, 2009).

Departemen Kesehatan pada tahun 2009 memperkenalkan program

peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengacu pada

paradigma sehat, dengan pendekatan strategi advokasi, bina suasana dan

gerakan atau pemberdayaan masyarakat. PHBS dilakukan dengan melalui 5

tatanan, yakni tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan,

tempat umum dan tempat kerja. Kegiatan pertama yang harus dilakukan

adalah pengkajian pada tatanan rumah tangga. Mengingat rumah tangga

adalah unit terkecil dalam menjalankan fungsi-fungsi bagi anggota keluarga,

maka keberhasilan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga

menjadi barometer bagi keberhasilan pelaksanaan program PHBS di tatanan-

tatanan yang lain (Depkes RI, 2009). PHBS tatanan rumah tangga, telah

dibagi menjadi 4 strata, yaitu strata pratama, madya, utama dan

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

paripurna(Dinkes Kota Surakarta, 2010). Pada database kesehatan per

kabupaten Depkes RI (2009) didapatkan bahwa Sragen memilki cakupan

rumah tangga ber PHBS terendah (72,67 %) dibanding Kota Surakarta dan

Klaten yang masing-masing 75,95 % dan 76,47 %.

Tingginya angka kejadian kasus Tuberkulosis paru sebenarnya dapat

diidentifikasi dari beberapa hal, dari mulai proses pencarian suspek hingga

pencapaian kesembuhan pasien TB. Pencegahan terjadinya penyakit TB juga

menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebiasan dan pola hidup

yang nantinya juga akan berefek terhadap kesehatan lingkungan ternyata juga

sangat mempengaruhi seseorang dapat mudah terjangkit penyakit ini. Hasil

analisis dengan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95 %

menunjukkan hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah,

kelembaban rumah, pencahayaan rumah dan kepadatan hunian rumah dengan

kejadian tuberkulosis, sedangkan variabel suhu rumah tidak memiliki

hubungan yang bermakna dengan kejadian TB paru (Nurhidayah et.al, 2007;

Tobing, 2009).

Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I dengan jumlah penduduk

yaitu sebesar 23.943 penduduk telah diperiksa sampai bulan Februari 2011

sebanyak 207 suspek TB dan didapatkan CDR sebesar 54,6 % dengan

penemuan kasus baru BTA (+) sebanyak 14 orang dewasa, 1 orang kasus

BTA dengan rongten (+) dan 2 orang TB anak (DKK Sragen, 2011). Wilayah

Puskesmas Sambungmacan I terdiri dari 5 desa, yaitu Desa Sambungmacan,

Bedoro, Cemang, Plumbon dan Karanganyar. Hasil pemetaan PHBS tatanan

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

rumah tangga tahun 2011 untuk Wilayah Puskesmas Sambungmacan I,

didapatkan sebanyak 173 rumah tangga dalam strata utama dan 37 rumah

tangga masuk dalam strata madya. Hasil ini didapatkan dengan melakukan

pemeriksaan PHBS pada 42 rumah tangga di setiap desa yang dipilih secara

acak (Puskesmas Sambungmacan I, 2011).

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang

hubungan PHBS tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian

Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten

Sragen

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah

tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat

tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen, Jawa

Tengah

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat PHBS pasien Tuberkulosis paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen, Jawa tengah

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Untuk mengetahui angka kejadian Tuberkulosis paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen Jawa, Tengah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat untuk menambah khasanah kepustakaan

tentang hubungan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga

strata utama dengan kejadian tuberkulosis paru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelaksanaan Program

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mendukung

keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis paru di

masyarakat.

b. Bagi Penyusunan Kebijakan

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

perencanaan, promosi kesehatan, evaluasi program, dan upaya

peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya penanggulangan

tuberkulosis paru melalui peningkatan PHBS masyarakat.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk digunakan

dalam pengembangan penelitian lain yang lebih spesifik terkait

dengan PHBS dan tuberkulosis paru.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

a. Pengertian

Perilaku dalam teori Benjamin Bloom seorang psikolog di

bidang pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni

kognitif,afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam

perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh

Bloom menjadi tiga tingkat:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia sama

dengan atau hasil tahu seorang terhadap objek yang dimilikinya

2) Sikap (Attitude)

Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan.

3) Tindakan atau praktik (Practice)

Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan

dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari

pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki (Albarracin, 2005)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar

atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok

dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina

suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya(Depkes, 2009)

b. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan bagi Individu dan

Keluarga

1) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik

langsung maupun media masa

2) Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya

3) Mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS),

menuju keluarga atau rumah tangga sehat

4) Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader

kesehatan bagi keluarga

5) Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Sasaran Intervensi dalam Tatanan Rumah Tangga

Sasaran PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan dan terbagi dalam:

1) Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan

dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah

(individu dalam keluarga yang bermasalah)

2) Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu

dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu,

orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh

masyarakat, petugas masyarakat, petugas kesehatan dan lintas

sektor terkait, PKK.

3) Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan,

kebijakan dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS

misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, guru,

tokoh masyarakat dan lain-lain (Dinkes Provinsi Sulawesi

Selatan, 2006).

d. Manajemen PHBS

Promosi kesehatan dan PHBS di kabupaten/kota di

koordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat

kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan

sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan

masyarakat di Wilayah Puskesmas. Rumah sakit bertugas

melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan

keluarga yang datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung

promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan

Rumah Sakit serta pelayanan kesehatan lainnya yang ada di

kabupaten/kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi

kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat

mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan

PHBS di wilayah nya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan

yang ada di kabupaten/kota tesebut.

Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas

oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas

program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang

ada di wilayah Puskesmas.

Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui

penerapan fungsi-fungsi manajemen secara sederhana untuk

memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program

di Puskesmas dalam pelaksanakan program PHBS di Puskesmas.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi

tahapan manajemen sesuai kerangka konsep yang terdiri dari

pengkajian, perencanaan, penggerakan dan pelaksanakaan serta

pemantauan dan penilaian (Dinkes Provinsi Sulawesi selatan, 2006).

e. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

Indikator PHBS tatanan rumah tangga adalah suatu alat ukur

atau merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk

menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga.

Indikator PHBS tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program

prioritas yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi, Kesehatan

lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat.

Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di Jawa

Tengah terdapat 16 variabel, yang terdiri dari 10 indikator nasional

dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.

1) Indikator Nasional, yaitu:

a) Bagi ibu hamil apakah pertolongan persalinan dilakukan oleh

tenaga/petugas kesehatan

b) Bagi rumah tangga yang memiliki bayi,apakah bayinya

mendapat ASI Eksklusif selama usia 0 sampai 6 bulan

c) Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam

makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang

d) Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air

bersih

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

e) Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat

f) Anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9

m persegi per orang

g) Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air

h) Anggota rumah tangga melakukan aktifitas fisik/olahraga

i) Anggota rumah tangga tidak merokok

j) Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK ( Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan)

2) Indikator lokal Jawa Tengah, yaitu:

a) Penimbangan balita

b) Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempat yang

semestinya

c) Anggota rumah tangga terbiasa mencuci tangan sebelum

makan dan sesudah BAB

d) Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari

e) Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak

menyalahgunakan NARKOBA

f) Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan

Sarang Nyamuk) minimal seminggu sekali (Dinkes Kota

Surakarta, 2010)

f. Strata dalam PHBS Tatanan Rumah Tangga

Terdapat 4 strata dalam mengidentifikasi hasil PHBS Rumah

Tangga (Dinkes Kota Surakarta, 2010):

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Sehat Pratama : apabila nilainya yang ada anatara 0 - 5

2) Sehat Madya : apabila nilainya yang ada antara 6 - 10

3) Sehat Utama : apabila nilainya yang ada antara 11 - 15

4) Sehat Paripurna : apabila nilainya adalah 16

2. Tuberkulosis

a. Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ

tubuh lainnya (Depkes, 2008).

b. Mycobacterium tuberculosis

1) Bentuk

Mycobacterium tuberculosisberbentuk batang lurus atau

agak bengkok dengan ukuran 0,2 – 0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-

Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam.

2) Penanaman

Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih

kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6 - 8 minggu.

Suhu optimum 37 derajat Celcius, tidak tumbuh pada suhu kurang

dari 25 derajat Celcius atau lebih 40 derajat Celcius. Medium padat

yang bisasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum

6,4 - 7,0

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Sifat-sifat

Mycobacterium tuberculosis tidak tahan panas, akan mati

pada 6 C selama 15 - 20 menit. Biakan dapat mati jika terkena

sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan

20 - 30 jam. Basil yang berada dalam percikan batuk dapat

bertahan hidup 8 - 10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat

hidup 68 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20

Celcius selama 2 tahun. Bakteri ini tahan terhadap berbagai

khemikalia dan desinfektan antara lain phenol 5 %, asam sulfat 15

%, asam sitrat 3 % dan NaOH 4 % (Arifin, 1990).

c. Gejala dan Tanda Klinis

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-

3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu

dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu

makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam

hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan. Setiap orang

yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dengan gejala

tersebut di atas, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien TB, dan

perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung

(Depkes, 2008).

d. Cara Penularan

Penularan tuberkulosis dari seseorang penderita ditentukan

oleh banyaknya kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita,

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

persebaran kuman tersebut diudara melalui dahak berupa droplet.

Penderita TB paru yang mengandung banyak sekali kuman dapat

terlihat langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan

dahaknya(Penderita BTA positif) adalah sangat menular.

Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman

ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk

atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan

menjadi droplet yang mengandung kuman tuberkulosis, dan dapat

bertahan di udara selama beberapa jam.

Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang

lain. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang

menghirupnya, maka kuman mulai membelah diri (berkembang biak)

dan terjadilah infeksi dari satu orang ke orang lain (Tjandra, 1994).

Depkes dalam Buku Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis tahun 2008 menjelaskan cara-cara penularan

Tuberkulosis paru, antara lain adalah:

1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif

2) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara

dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat

menghasilkan sekitar 3000 percikan

3) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak

berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah

percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam

keadaan gelap dan lembab

4) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan

hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut

5) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB

ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya

menghirup udara tersebut

e. Faktor Risiko

Banyak sekali faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang

terjangkit Tuberkulosis Paru. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Tobing (2009) menyebutkan bahwa berdasarkan uji bivariat,

menunjukkan ada 8 variabel yang memiliki hubungan secara

signifikan dengan kejadian Tuberkulosis Paru yaitu sikap (p = 0,00),

kepadatan hunian (p = 0,00), ventilasi (p = 0,00), pencahayaan (p =

0,00), pendidikan (p = 0,00), pengetahuan (p = 0,00). Pembinaan

petugas (p = 0,00), dukungan keluarga (p = 0,00) dengan potensi

penularan TB paru. Namun variabel yang tidak memiliki hubungan

signifikan adalah jenis lantai rumah (p = 0,12).

Berikut adalah bagan faktor risiko kejadian TB yang

dikeluarkan oleh Depkes (2008)

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 1. Faktor Risiko Kejadian TB

f. Alur Diagnosis

Depkes (2008) mengeluarkan pedoman diagnosis TB paru

sebagai berikut:

1) Semua suspek TB diperiksa spesimen dahak dalam waktu 2 hari ,

yaitu sewaktu-pagi-sewaktu

2) Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan

ditemukannya kuman TB(BTA). Pada program TB nasional,

penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis

merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks,

biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang

diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan

pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan

gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi

overdiagnosis.

4) Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan

aktifitas penyakit

5) Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek

TB paru

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 2. Alur Diagnosis TB Paru

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

1. Sehat pratama 2. Sehat madya 3. Sehat utama 4. Sehat paripurna

RUMAH TANGGA

SEKOLAH SARANA KESEHATAN

TEMPAT KERJA

TEMPAT UMUM

PHBS

Sehat Utama

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku

Pengetahuan Sikap Tindakan Genetik Lingkungan Yankes

TB

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Hipotesis

H1 : Terdapat hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan

rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Sambung macan I

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis

paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung macan I

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross

sectional untuk mengetahui hubungan kausalitas antara penyakit dan faktor

risiko. Jenis penelitian ini diambil karena memiliki keuntungan antara lain

adalah secara teknis lebih mudah dilakukan, ekonomis dan untuk

pengambilan datanya menggunakan data sewaktu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sambungmacan I Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Agustus sampai dengan September 2011.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua penduduk yang tinggal di

Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah warga yang bertempat tinggal di

wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I yang berjumlah 70 orang

yang masuk dalam kriteria inklusi serta eksklusi.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Teknik Sampling

1. Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling yaitu metode mencuplik sampel secara acak di

mana masing-masing subjek atau unit dari populasi memiliki peluang

sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2010).

2. Besar sampel

Besar sampel yang diperlukan untuk rancangan penelitian cross

sectional ditentukan dengan rumus:

เ 实广挠1石荒/2.贵.刽圭挠

Dengan:

p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada

populasi (10 %)

q : 1 – p

Zα : statistik Z (Z = 1,96; α = 0,10)

d : presisi absolute yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi

populasi, misalnya +/- 5 %

(Taufiqurrohman, 2009)

maka dari rumus tersebut didapatkan:

เ 实纵1,96邹挠. 0,10,9纵0,1邹挠 实34,5

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Jadi, besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

minimal sebanyak 35 sampel.Namun, karena pertimbangan waktu dan

biaya, akhirnya penulis menambah sampel menjadi 70 agar sampel yang

diteliti lebih representatif.

3. Kriteria inklusi

a. Warga masyarakat yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja

Puskesmas Sambungmacan I

b. Pernah didiagnosis dan mendapatkan pengobatan TB

4. Kriteria eksklusi

a. Pindah dari lokasi penelitian

E. Rancangan Penelitian

Populasi

Sampel (n=70)

PHBS RUMAH TANGGA

PRATAMA MADYA UTAMA PARIPURNA

TB (+) TB (-) TB (+) TB (+) TB (+) TB (-) TB (-) TB (-)

UJI CHI SQUARE

HASIL

Simple Random Sampling

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : PHBS tatanan rumah tangga strata utama

2. Variabel terikat : Kejadian Tuberkulosis paru

3. Variabel perancu :

a. Kesehatan lingkungan sekitar

b. Sikap dan perilaku responden

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. PHBS Tatanan Rumah Tangga Strata Utama

PHBS rumah tangga adalah suatu penilaian perilaku sehat

keluarga berdasarkan 16 indikator PHBS rumah tangga. Dikategorikan ke

dalam strata utama apabila skor penilaian PHBS adalah 11-15. Secara

operasional diukur dengan kuesioner PHBS rumah tangga melalui

interview terhadap sampel. Skala pengukuran : nominal.

2. Kejadian Tuberkulosis Paru

Kejadian tuberkulosis paru adalah jumlah penemuan kasus

terdiagnosis Tuberkulosis paru. Secara operasional diukur berdasarkan

data sekunder prevalensi TB Paru tahun 2010-2011 Puskesmas

Sambungmacan I Kabupaten Sragen. Skala pengukuran : nominal

H. Instrumentasi Penelitian

1. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner

baku PHBS yang digunakan sebagai pedoman pertanyaan PHBS tatanan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

rumah tangga Kota Surakarta tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

2. Data jumlah keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I

Kabupaten Sragen

3. Data sekunder prevalensi TB Paru tahun 2010-2011 Puskesmas

Sambungmacan I Kabupaten Sragen

I. Cara Kerja

1. Peneliti menetapkan 70 sampel dari jumlah keluarga yang ada di Wilayah

Kerja Puskesmas Sambungmacan I dengan menggunakan fungsi =

RAND pada lembar kerja Excell komputer (Setya dan Hadlari, 2008).

Selanjutnya mengambil 70 orang teratas.

2. Penulis dibantu dengan seorang staf Puskesmas dan warga yang

bersedia, mencari setiap alamat sampel satu persatu

3. Penelitian dimulai dengan pengisian biodata dan ketersediaan menjadi

responden

4. Penilaian PHBS dilakukan dengan cara interview langsung pihak

keluarga yang ada di rumah tersebut

5. Memasukkan data penilaian PHBS yang sudah dibagi menjadi 4 strata

6. Membagi data PHBS menjadi data strata utama dan non utama

7. Pengolahan data.

J. Teknik analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik

non parametrik Chi Square menggunakan SPSS 17.0 for Window untuk

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mengetahui hubungan PHBS tatanan rumah tangga strata utama dengan

kejadian tuberkulosis paru.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Wilaya Kerja Puskesmas Sambungmacan I

Kabupaten Sragen pada bulan Agustus hingga September 2011.Seperti yang telah

tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sragen nomor 14 tahun 2008,

bahwa wilayah kerja untuk Puskesmas Sambung macan I meliputi 5 desa, yaitu

Desa Sambungmacan, Cemang, Plumbon, Karanganyar dan Bedoro.Peneliti

menggunakan 70 sampel yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengambilan data

dilakukan secara observational analitic cross sectional.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode wawancara untuk pendataan

PHBS tatanan rumah tangga. Selanjutnya, 70 sampel yang sudah dilakukan

penelitian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok sampel yang sudah pernah

didiagnosis penyakit TB dan mendapatkan pengobatan di Puskesmas

Sambungmacan I {TB(+)} dan sampel yang belum pernah didiagnosis TB serta

pengobatan di Puskesmas Sambungmacan I {TB (-)}. Adapun distribusi sampel

berdasarkan identifikasi dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :

Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin TB (+) % TB (-) % Total

Laki- Laki 12 54,55 24 50,00 36

Perempuan 10 45,45 24 50,00 34

Total 22 100 48 100 70

Sumber: Data primer, September 2011

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa distribusi menurut jenis kelamin sampel

terbanyak untuk kelompok TB (+) adalah laki-laki dengan jumlah 12 orang

(54,45%) sedangkan perempuan 10 orang (45,45 %). Kemudian untuk kelompok

TB(-), didapatkan distribusi yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu

dengan jumlah 24 orang (50,00 %). Memang tidak ditemukan penelitian yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin

dengan Kejadian TB Paru. Data ini disajikan hanya untuk mengetahui distribusi

sampel berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 2 Distribusi Sampel BerdasarkanUmur Umur TB (+) % TB (-) % Total

20 – 30 2 9,09 12 25,00 14

31 – 40 9 40,91 13 27,08 22

41 – 50 6 27,27 8 16,67 14

> 50 5 22,73 15 31,25 20

Total 22 100,00 48 100,00 70

Sumber: Data primer, September 2011

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi umur sampel kelompok TB (+)

yang tertinggi pada kelompok umur 31- 40 tahun, yaitu sebanyak 9 orang

(40,91%) kemudian diikuti olehkelompok umur 41 - 50 tahun berjumlah 6 orang

(27,27 %), umur lebih 50 tahun ada 5 orang (22,73 %) dan yang paling sedikit

adalah kelompok umur 20 - 30 tahun yaitu sebanyak 2 orang (9,09 %). Distribusi

umur sampel TB (-) yang tertinggi pada kelompok umur lebih 50 tahun sebanyak

15 orang (31,25 %) diikuti kelompok umur 31 - 40 tahun berjumlah 13 orang

(27,08 %), 20 - 30 tahun ada 12 orang (25 %) dan yang paling rendah pada

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kelompok umur 41 - 50 tahun sebanyak 8 orang (16,67 %). Data ini sesuai

dengan pernyataan Depkes RI (2008), bahwa sekitar 75 % pasien TB Paru adalah

kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15 - 50 tahun)

Tabel 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan TB (+) % TB (-) % Total

PNS 1 4,55 5 10,42 6

Petani 6 27,27 10 20,83 16

Swasta 2 9,09 4 8,33 6

Wiraswasta 1 4,55 6 12,50 7

Pengrajin Batu Bata 7 31,82 8 16,67 15

IRT 4 18,18 9 18,75 13

Pengangguran 1 4,55 6 12,50 7

Total 22 100,00 48 100,00 70

Sumber: Data primer, September 2011

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi pekerjaan sampel kelompok

TB (+) tertinggi adalah pengrajin batu bata berjumlah 7 orang (31,82 %)

selanjutnya petani 6 orang (27,27 %), Ibu Rumah Tangga 4 orang (18,18 %),

swasta 2 orang (9,09 %), dan yang paling rendah adalah PNS, wiraswasta dan

pengangguran dengan jumlah yang sama yaitu 1 orang (4,55 %). Kemudian

kelompok TB (-) distribusi pekerjaan tertinggi adalah petani berjumlah 10 orang

(20,83 %), selanjutnya Ibu Rumah Tangga 9 orang (18,75 %), pengrajin batu bata

8 orang (16,67 %), wiraswasta dan pengangguran dengan jumlah yang sama yaitu

6 orang (12,50 %), PNS 5 orang dan distribusi pekerjaan terendah adalah swasta

berjumlah 4 orang (8,33 %). Jenis pekerjaan bisa menggambarkan kondisi sosial

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan ekonomi dari responden. Menurut Depkes RI (2008), penyebab utama

meningkatnya beban masalah Tuberkulosis salah satunya adalah kondisi sosial

ekonomi yang menurun pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara-

negara berkembang sehingga dapat menimbulkan dampak yang buruk kepada

lingkungannya. Dari lingkungan yang buruk ini anggota keluarga akan lebih

mudah terserang penyakit ini.

Tabel 4 Distribusi Sampel berdasarkan PHBS dengan Strata Utama dan Tidak Strata Utama

Strata PHBS TB (+) % TB (-) % Total

Utama 2 9,09 18 37,50 20

Tidak Utama 20 90,90 30 62,50 50

Total 22 100 48 100 70

Sumber: Data primer, September 2011

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi data PHBS kelompok TB

(+) yang masuk dalam strata utama adalah 2 orang (9,09 %) dan tidak utama ada

18 orang (90,90 %). Kemudian distribusi data PHBS kelompok TB (-) ada 18

orang (37,50 %) masuk dalam kategori strata utama dan 30 orang (62,50 %)

masuk strata tidak utama. Data ini sesuai dengan hasil penelitian Nurhidayah et.al

(2007) dan Tobing (2009), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara luas

ventilasi rumah, kelembaban rumah, pencahayaan rumah dan kepadatan hunian

rumah (termasuk dalam 16 indikator PHBS) dengan kejadian tuberkulosis,

sedangkan variabel suhu rumah tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan

kejadian TB paru.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Data hasil penellitian selanjutnya diuji secara statistik dengan uji Chi-

Square menggunakan software SPSS 17.0 for Windows.

Tabel 5 Hubungan PHBS Tatanan Rumah Tangga Strata Utama Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru

Strata TB

OR 95%-CI p value TB (+) TB(-)

Utama 2 18

6.000 1.253-

28.742 0.015 Non Utama 20 30

Total 22 48

Sumber: Data primer, September 2011

Dari analisis statistik dapat ditunjukkan bahwa ada hubungan tingkat

PHBS Tatanan Rumah Tangga dengan kejadian TB paru (p = 0,01). Risiko

responden yang termasuk strata non utama untuk terjangkit TB sebesar 6 kali

lebih besar dibandingkan responden yang termasuk dalam PHBS strata utama (OR

= 6.000).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga strata utama dengan

kejadian Tuberkulosis paru, didapatkan sebanyak 2 orang (9,09 %) kelompok

sampel TB (+) masuk dalam strata utama dan 18 orang (90,90 %) sisanya tidak

masuk dalam strata utama. Kemudian kelompok sampel TB (-) didapatkan 18

orang (37,50 %) masuk strata utama dan 30orang (62,50 %) tidak masuk dalam

strata utama. Dari keseluruhan responden yang diteliti, terdapat 20 orang

(28,57%) masuk dalam strata utama dan 50 orang (71,40 %) tidak masuk dalam

strata utama PHBS. Terdapat catatan bahwa 50 orang yang tidak masuk dalam

strata utama adalah responden yang masuk dalam strata pratama dan madya. Dari

hasil penelitian ini didapatkan gambaran umum mengenai tingkat PHBS

masyarakat yang berada di Wilayah Puskesmas Sambungmacan cukup rendah

yaitu cakupan strata utama dan paripurna di bawah 65 % (Dinkes Kota Surakarta,

2010)

Kuesioner PHBS baku yang digunakan sebagai pedoman dalam penilaian

PHBS pada responden penelitian ini memiliki 5 program prioritas yang ingin

dicapai yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Dana

Sehat/Asuransi/JPKM. Jadi melalui penilaian PHBS kepada responden, secara

tidak langsung bisa didapatkan gambaran umum responden mengenai status gizi,

kesehatan lingkungan dan gaya hidup. Pada pelaksanaan penilaian PHBS

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terhadap responden, peneliti juga melakukan observasi secara langsung, sehingga

didapatkan data yang sesuai dengan kondisi lingkungan keluarga responden.

Hasil penilaian data secara statistik didapatkan bahwa kedua variabel

penelitian yang dilakukan memiliki hubungan yang signifikan (OR = 6.000;95 %

- CI = 1.253 - 28.742;p value = 0.01). Hasil ini sesuai dengan penelitian Fletcher,

bahwa tuberkulosis terutama banyak terjadi di populasi yang mengalami stres, gizi

jelek, penuh sesak, ventilasi rumah yang tidak bersih serta perawatan yang tidak

cukup dan perpindahan tempat. Selain itu, genetik ternyata memiliki peran kecil,

namun faktor-faktor lingkungan berperan besar pada insidensi kejadian

tuberculosis. Lingkungan rumah menjadi salah satu faktor yang memberikan

pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Lingkungan rumah sehat yang dimaksudkan di sini adalah rumah yang bisa dinilai

dari ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta lingkungan sosial yaitu

kepadatan penduduk (Walton, 1991).

Gizi buruk juga menjadi salah satu faktor penyebab status kesehatan

seseorang menurun. Status gizi ini juga bisa dinilai dari salah satu komponen

dalam PHBS, yaitu dengan cara menanyakan apakah makanan yang dikonsumsi

sehari-hari sudah dapat dikategorikan makanan yang bergizi. Cara ini termasuk

pemeriksaan status gizi secara tidak langsung, walaupun pemeriksaan Indeks

Massa Tubuh (IMT) lebih efektif dan lebih baik. Hasil penelitian Suprapto (2006)

menyatakan bahwa, sebagian besar penderita tuberkulosis terdapat pada kelompok

masyarakat dengan status gizi kurang. Ditambah lagi penelitian oleh Etjang

(1991) menyatakan bahwa menyebarnya penyakit tuberkulosis disebabkan oleh

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

adanya sumber penularan (penderita) dan adanya orang-orang yang rentan dalam

masyarakat. Kerentanan akan tuberkulosis ini terjadi karena daya tahan yang

buruk, terlalu lelah dan cara hidup yang tidak teratur. Dengan kata lain gizi yang

buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi rendah sehingga

rentan terhadap penularan penyakit.

Perilaku atau sikap hidup seseorang juga menjadi faktor yang penting

sebagai penyebab tejangkitnya penyakit tuberkulosis.Penelitian Tobing (2009)

berdasarkan uji bivariat didapatkan 8 variabel yang memiliki hubungan secara

signifikan yaitu salah satunya adalah sikap (p = 0,00). Dalam kuesioner baku

PHBS, termasuk dalam perilaku atau sikap adalah aktifitas fisik, merokok, cuci

tangan, kesehatan gigi dan mulut dan minum- minuman keras (MIRAS). Pada

penelitian Soejadi (2007) didapatkan hasil bahwa kebiasaan merokok memiliki

pengaruh terhadap kasus tuberkulosis dengan nilai p = 0,02.

Dari penelitian dan teori – teori yang didapatkan, ditemukan beberapa

kekurangan dalam penelitian ini yaitu , masih belum mampu menunjukkan

pengaruh per indikator dalam PHBS, sampel yang digunakan masih belum

mampu merepresentasikan populasi dan kriteria inklusi dan eksklusi yang

ditetapkan masih cukup luas, sehingga menyebabkan banyaknya faktor – faktor

perancu yang mempengaruhi hasil penelitian. Sehingga perlu adanya penelitian

lanjutan guna memperbaiki kekurang – kekurangan tersebut. Namun hasil

penelitian ini memiliki kesesuaian dengan penelitian dan teori-teori yang yang

didapatkan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perilaku, KIA, kesehatan

lingkungan dan status gizi (dalam kuesioner PHBS) yang dapat dikendalikan

secara baik, mampu memberikan efek proteksi yang baik bagi seseorang untuk

menghindarkan dirinya beserta orang-orang sekitarnya agar terhindar dari infeksi

Mycobacterium Tuberculosis.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara strata Utama PHBS dengan

kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah kerja Puskesmas Sambungmacan I

Kabupaten Sragen (p value = 0.01)

2. Risiko responden untuk terjangkit TB sebesar 6 kali lebih besar

dibandingkan responden yang termasuk dalam PHBS strata utama (OR =

6.000)

3. Penilaian dan penyuluhan PHBS dapat dijadikan sebagai alat untuk

mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis melalui perbaikan KIA, status

gizi, kesehatan lingkungan dan perubahan gaya hidup yang lebih baik.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Sebaiknya dapat ikut berperan aktif dalam mewujudkan perilaku hidup

bersih dan sehat sehingga penyebaran penyakit TB dapat ditekan.

2. Bagi Dinas Kesehatan

Diharapkan dapat lebih mendorong setiap Puskesmas untuk meningkatkan

kegiatan promosi kesehatan PHBS guna menunjang upaya pencegahan TB

Paru

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Bagi Puskesmas

Diharapkan terus berupaya meningkatkan program kegiatan PHBS mulai

dari promosi kesehatan hingga evaluasi pelaksanaan, serta menerapkannya

hingga ke pelosok desa, sehingga seluruh masyarakat memiliki

pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam menunjang

upaya pencegahan TB Paru

4. Bagi Peneliti Lain

Diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan jumlah

sampel yang lebih banyak dengan cakupan daerah yang lebih luas,

sehingga hasil yang didapat akan lebih spesifik dalam menunjukkan

hubungan antara 2 variabel.