perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan …/hubung… · tuberkulosis paru di wilayah...
TRANSCRIPT
![Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/1.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN
RUMAH TANGGA STRATA UTAMA DENGAN KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
TRI KUSUMO
G 0008036
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
![Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/2.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
![Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/3.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuberkulosis paru saat ini masih menjadi masalah serius dalam dunia
kesehatan masyarakat. Diperkirakan 95 % kasus TB baru dan 95 % kematian
akibat TB di dunia, terjadi pada negara-negara berkembang (WHO, 2008).
Selain itu, sekitar sepertiga dari penduduk dunia, telah terinfeksi kuman
Tuberkulosis (WHO, 2004). WHO dalam Annual Report on Global TB
Control 2003 menyatakan terdapat 22 negara yang dikategorikan sebagai
“highburden countries” terhadap TBC, termasuk Indonesia (WHO, 2008).
Berdasarkan Global Report DR TB tahun 2010, Indonesia adalah Negara
dengan beban TB MDR (Multi Drug Resistant) no. 8 di dunia dengan
perkiraan kasus baru TB MDR 8900 orang per tahun (Kementerian Kesehatan
RI, 2011). Namun dibalik itu, Indonesia merupakan negara pertama di antara
negara-negara dengan beban TB yang tinggi di Wilayah Asia Tenggara yang
berhasil mencapai target Global untuk TB pada tahun 2006, yaitu 70 %
penemuan kasus baru TB BTA positif dan 85 % kesembuhan. Saat ini
peringkat Indonesia telah turun dari urutan ketiga menjadi kelima di antara
negara dengan beban TB tertinggi dunia. Meskipun demikian, berbagai
tantangan baru yang perlu menjadi perhatian yaitu TB/HIV, TB-MDR, TB
pada anak dan masyarakat rentan lainnya. Hal ini memacu pengendalian TB
nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi
![Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/4.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
program (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Data tahun 2010 Provinsi Jawa
Tengah didapatkan CDR (Case Detection Rate) Jawa Tengah adalah
53,27%. Hasil ini masih jauh dari target nasional yaitu 70 % (Dinkes Provinsi
Jawa Tengah, 2011).
Visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan Departemen
Kesehatan merupakan visi yang ideal tentang gambaran masyarakat Indonesia
di masa depan, yaitu: kehidupan rakyat Indonesia yang hidup dalam
lingkungan yang sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI, 2009).
Departemen Kesehatan pada tahun 2009 memperkenalkan program
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengacu pada
paradigma sehat, dengan pendekatan strategi advokasi, bina suasana dan
gerakan atau pemberdayaan masyarakat. PHBS dilakukan dengan melalui 5
tatanan, yakni tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan,
tempat umum dan tempat kerja. Kegiatan pertama yang harus dilakukan
adalah pengkajian pada tatanan rumah tangga. Mengingat rumah tangga
adalah unit terkecil dalam menjalankan fungsi-fungsi bagi anggota keluarga,
maka keberhasilan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga
menjadi barometer bagi keberhasilan pelaksanaan program PHBS di tatanan-
tatanan yang lain (Depkes RI, 2009). PHBS tatanan rumah tangga, telah
dibagi menjadi 4 strata, yaitu strata pratama, madya, utama dan
![Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/5.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
paripurna(Dinkes Kota Surakarta, 2010). Pada database kesehatan per
kabupaten Depkes RI (2009) didapatkan bahwa Sragen memilki cakupan
rumah tangga ber PHBS terendah (72,67 %) dibanding Kota Surakarta dan
Klaten yang masing-masing 75,95 % dan 76,47 %.
Tingginya angka kejadian kasus Tuberkulosis paru sebenarnya dapat
diidentifikasi dari beberapa hal, dari mulai proses pencarian suspek hingga
pencapaian kesembuhan pasien TB. Pencegahan terjadinya penyakit TB juga
menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebiasan dan pola hidup
yang nantinya juga akan berefek terhadap kesehatan lingkungan ternyata juga
sangat mempengaruhi seseorang dapat mudah terjangkit penyakit ini. Hasil
analisis dengan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95 %
menunjukkan hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah,
kelembaban rumah, pencahayaan rumah dan kepadatan hunian rumah dengan
kejadian tuberkulosis, sedangkan variabel suhu rumah tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan kejadian TB paru (Nurhidayah et.al, 2007;
Tobing, 2009).
Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I dengan jumlah penduduk
yaitu sebesar 23.943 penduduk telah diperiksa sampai bulan Februari 2011
sebanyak 207 suspek TB dan didapatkan CDR sebesar 54,6 % dengan
penemuan kasus baru BTA (+) sebanyak 14 orang dewasa, 1 orang kasus
BTA dengan rongten (+) dan 2 orang TB anak (DKK Sragen, 2011). Wilayah
Puskesmas Sambungmacan I terdiri dari 5 desa, yaitu Desa Sambungmacan,
Bedoro, Cemang, Plumbon dan Karanganyar. Hasil pemetaan PHBS tatanan
![Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/6.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
rumah tangga tahun 2011 untuk Wilayah Puskesmas Sambungmacan I,
didapatkan sebanyak 173 rumah tangga dalam strata utama dan 37 rumah
tangga masuk dalam strata madya. Hasil ini didapatkan dengan melakukan
pemeriksaan PHBS pada 42 rumah tangga di setiap desa yang dipilih secara
acak (Puskesmas Sambungmacan I, 2011).
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang
hubungan PHBS tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian
Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten
Sragen
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah
tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat
tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat PHBS pasien Tuberkulosis paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen, Jawa tengah
![Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/7.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Untuk mengetahui angka kejadian Tuberkulosis paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Sragen Jawa, Tengah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat untuk menambah khasanah kepustakaan
tentang hubungan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga
strata utama dengan kejadian tuberkulosis paru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelaksanaan Program
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mendukung
keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis paru di
masyarakat.
b. Bagi Penyusunan Kebijakan
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
perencanaan, promosi kesehatan, evaluasi program, dan upaya
peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya penanggulangan
tuberkulosis paru melalui peningkatan PHBS masyarakat.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk digunakan
dalam pengembangan penelitian lain yang lebih spesifik terkait
dengan PHBS dan tuberkulosis paru.
![Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/8.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a. Pengertian
Perilaku dalam teori Benjamin Bloom seorang psikolog di
bidang pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni
kognitif,afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam
perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh
Bloom menjadi tiga tingkat:
1) Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia sama
dengan atau hasil tahu seorang terhadap objek yang dimilikinya
2) Sikap (Attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan.
3) Tindakan atau praktik (Practice)
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan
dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari
pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki (Albarracin, 2005)
![Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/9.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya(Depkes, 2009)
b. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan bagi Individu dan
Keluarga
1) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik
langsung maupun media masa
2) Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
3) Mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS),
menuju keluarga atau rumah tangga sehat
4) Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarga
5) Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan
![Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/10.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Sasaran Intervensi dalam Tatanan Rumah Tangga
Sasaran PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
secara keseluruhan dan terbagi dalam:
1) Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan
dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah
(individu dalam keluarga yang bermasalah)
2) Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu
dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu,
orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh
masyarakat, petugas masyarakat, petugas kesehatan dan lintas
sektor terkait, PKK.
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS
misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, guru,
tokoh masyarakat dan lain-lain (Dinkes Provinsi Sulawesi
Selatan, 2006).
d. Manajemen PHBS
Promosi kesehatan dan PHBS di kabupaten/kota di
koordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan
![Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/11.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat
kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan
sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan
masyarakat di Wilayah Puskesmas. Rumah sakit bertugas
melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan
keluarga yang datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung
promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan
Rumah Sakit serta pelayanan kesehatan lainnya yang ada di
kabupaten/kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi
kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat
mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan
PHBS di wilayah nya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan
yang ada di kabupaten/kota tesebut.
Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas
oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas
program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang
ada di wilayah Puskesmas.
Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui
penerapan fungsi-fungsi manajemen secara sederhana untuk
memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program
di Puskesmas dalam pelaksanakan program PHBS di Puskesmas.
![Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/12.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi
tahapan manajemen sesuai kerangka konsep yang terdiri dari
pengkajian, perencanaan, penggerakan dan pelaksanakaan serta
pemantauan dan penilaian (Dinkes Provinsi Sulawesi selatan, 2006).
e. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS tatanan rumah tangga adalah suatu alat ukur
atau merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk
menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga.
Indikator PHBS tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program
prioritas yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi, Kesehatan
lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat.
Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di Jawa
Tengah terdapat 16 variabel, yang terdiri dari 10 indikator nasional
dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.
1) Indikator Nasional, yaitu:
a) Bagi ibu hamil apakah pertolongan persalinan dilakukan oleh
tenaga/petugas kesehatan
b) Bagi rumah tangga yang memiliki bayi,apakah bayinya
mendapat ASI Eksklusif selama usia 0 sampai 6 bulan
c) Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam
makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
d) Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air
bersih
![Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/13.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
e) Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
f) Anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9
m persegi per orang
g) Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air
h) Anggota rumah tangga melakukan aktifitas fisik/olahraga
i) Anggota rumah tangga tidak merokok
j) Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK ( Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan)
2) Indikator lokal Jawa Tengah, yaitu:
a) Penimbangan balita
b) Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempat yang
semestinya
c) Anggota rumah tangga terbiasa mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAB
d) Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari
e) Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan NARKOBA
f) Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) minimal seminggu sekali (Dinkes Kota
Surakarta, 2010)
f. Strata dalam PHBS Tatanan Rumah Tangga
Terdapat 4 strata dalam mengidentifikasi hasil PHBS Rumah
Tangga (Dinkes Kota Surakarta, 2010):
![Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/14.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Sehat Pratama : apabila nilainya yang ada anatara 0 - 5
2) Sehat Madya : apabila nilainya yang ada antara 6 - 10
3) Sehat Utama : apabila nilainya yang ada antara 11 - 15
4) Sehat Paripurna : apabila nilainya adalah 16
2. Tuberkulosis
a. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya (Depkes, 2008).
b. Mycobacterium tuberculosis
1) Bentuk
Mycobacterium tuberculosisberbentuk batang lurus atau
agak bengkok dengan ukuran 0,2 – 0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-
Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam.
2) Penanaman
Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih
kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6 - 8 minggu.
Suhu optimum 37 derajat Celcius, tidak tumbuh pada suhu kurang
dari 25 derajat Celcius atau lebih 40 derajat Celcius. Medium padat
yang bisasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum
6,4 - 7,0
![Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/15.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Sifat-sifat
Mycobacterium tuberculosis tidak tahan panas, akan mati
pada 6 C selama 15 - 20 menit. Biakan dapat mati jika terkena
sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan
20 - 30 jam. Basil yang berada dalam percikan batuk dapat
bertahan hidup 8 - 10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat
hidup 68 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20
Celcius selama 2 tahun. Bakteri ini tahan terhadap berbagai
khemikalia dan desinfektan antara lain phenol 5 %, asam sulfat 15
%, asam sitrat 3 % dan NaOH 4 % (Arifin, 1990).
c. Gejala dan Tanda Klinis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-
3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan. Setiap orang
yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dengan gejala
tersebut di atas, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien TB, dan
perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung
(Depkes, 2008).
d. Cara Penularan
Penularan tuberkulosis dari seseorang penderita ditentukan
oleh banyaknya kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita,
![Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/16.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
persebaran kuman tersebut diudara melalui dahak berupa droplet.
Penderita TB paru yang mengandung banyak sekali kuman dapat
terlihat langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan
dahaknya(Penderita BTA positif) adalah sangat menular.
Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman
ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk
atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan
menjadi droplet yang mengandung kuman tuberkulosis, dan dapat
bertahan di udara selama beberapa jam.
Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang
lain. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang
menghirupnya, maka kuman mulai membelah diri (berkembang biak)
dan terjadilah infeksi dari satu orang ke orang lain (Tjandra, 1994).
Depkes dalam Buku Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis tahun 2008 menjelaskan cara-cara penularan
Tuberkulosis paru, antara lain adalah:
1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
2) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan
3) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh
![Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/17.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan gelap dan lembab
4) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan
hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut
5) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB
ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut
e. Faktor Risiko
Banyak sekali faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang
terjangkit Tuberkulosis Paru. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Tobing (2009) menyebutkan bahwa berdasarkan uji bivariat,
menunjukkan ada 8 variabel yang memiliki hubungan secara
signifikan dengan kejadian Tuberkulosis Paru yaitu sikap (p = 0,00),
kepadatan hunian (p = 0,00), ventilasi (p = 0,00), pencahayaan (p =
0,00), pendidikan (p = 0,00), pengetahuan (p = 0,00). Pembinaan
petugas (p = 0,00), dukungan keluarga (p = 0,00) dengan potensi
penularan TB paru. Namun variabel yang tidak memiliki hubungan
signifikan adalah jenis lantai rumah (p = 0,12).
Berikut adalah bagan faktor risiko kejadian TB yang
dikeluarkan oleh Depkes (2008)
![Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/18.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 1. Faktor Risiko Kejadian TB
f. Alur Diagnosis
Depkes (2008) mengeluarkan pedoman diagnosis TB paru
sebagai berikut:
1) Semua suspek TB diperiksa spesimen dahak dalam waktu 2 hari ,
yaitu sewaktu-pagi-sewaktu
2) Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB(BTA). Pada program TB nasional,
penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks,
biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya
![Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/19.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan
gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi
overdiagnosis.
4) Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan
aktifitas penyakit
5) Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek
TB paru
![Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/20.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 2. Alur Diagnosis TB Paru
![Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/21.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= yang diteliti
= yang tidak diteliti
1. Sehat pratama 2. Sehat madya 3. Sehat utama 4. Sehat paripurna
RUMAH TANGGA
SEKOLAH SARANA KESEHATAN
TEMPAT KERJA
TEMPAT UMUM
PHBS
Sehat Utama
Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan Genetik Lingkungan Yankes
TB
![Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/22.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Hipotesis
H1 : Terdapat hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan
rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Sambung macan I
H0 : Tidak terdapat hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
tatanan rumah tangga strata utama dengan kejadian Tuberkulosis
paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung macan I
![Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/23.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross
sectional untuk mengetahui hubungan kausalitas antara penyakit dan faktor
risiko. Jenis penelitian ini diambil karena memiliki keuntungan antara lain
adalah secara teknis lebih mudah dilakukan, ekonomis dan untuk
pengambilan datanya menggunakan data sewaktu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sambungmacan I Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai dengan September 2011.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua penduduk yang tinggal di
Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah warga yang bertempat tinggal di
wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I yang berjumlah 70 orang
yang masuk dalam kriteria inklusi serta eksklusi.
![Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/24.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Teknik Sampling
1. Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling yaitu metode mencuplik sampel secara acak di
mana masing-masing subjek atau unit dari populasi memiliki peluang
sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2010).
2. Besar sampel
Besar sampel yang diperlukan untuk rancangan penelitian cross
sectional ditentukan dengan rumus:
เ 实广挠1石荒/2.贵.刽圭挠
Dengan:
p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada
populasi (10 %)
q : 1 – p
Zα : statistik Z (Z = 1,96; α = 0,10)
d : presisi absolute yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi
populasi, misalnya +/- 5 %
(Taufiqurrohman, 2009)
maka dari rumus tersebut didapatkan:
เ 实纵1,96邹挠. 0,10,9纵0,1邹挠 实34,5
![Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/25.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jadi, besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
minimal sebanyak 35 sampel.Namun, karena pertimbangan waktu dan
biaya, akhirnya penulis menambah sampel menjadi 70 agar sampel yang
diteliti lebih representatif.
3. Kriteria inklusi
a. Warga masyarakat yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Sambungmacan I
b. Pernah didiagnosis dan mendapatkan pengobatan TB
4. Kriteria eksklusi
a. Pindah dari lokasi penelitian
E. Rancangan Penelitian
Populasi
Sampel (n=70)
PHBS RUMAH TANGGA
PRATAMA MADYA UTAMA PARIPURNA
TB (+) TB (-) TB (+) TB (+) TB (+) TB (-) TB (-) TB (-)
UJI CHI SQUARE
HASIL
Simple Random Sampling
![Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/26.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : PHBS tatanan rumah tangga strata utama
2. Variabel terikat : Kejadian Tuberkulosis paru
3. Variabel perancu :
a. Kesehatan lingkungan sekitar
b. Sikap dan perilaku responden
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. PHBS Tatanan Rumah Tangga Strata Utama
PHBS rumah tangga adalah suatu penilaian perilaku sehat
keluarga berdasarkan 16 indikator PHBS rumah tangga. Dikategorikan ke
dalam strata utama apabila skor penilaian PHBS adalah 11-15. Secara
operasional diukur dengan kuesioner PHBS rumah tangga melalui
interview terhadap sampel. Skala pengukuran : nominal.
2. Kejadian Tuberkulosis Paru
Kejadian tuberkulosis paru adalah jumlah penemuan kasus
terdiagnosis Tuberkulosis paru. Secara operasional diukur berdasarkan
data sekunder prevalensi TB Paru tahun 2010-2011 Puskesmas
Sambungmacan I Kabupaten Sragen. Skala pengukuran : nominal
H. Instrumentasi Penelitian
1. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
baku PHBS yang digunakan sebagai pedoman pertanyaan PHBS tatanan
![Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/27.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
rumah tangga Kota Surakarta tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
2. Data jumlah keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan I
Kabupaten Sragen
3. Data sekunder prevalensi TB Paru tahun 2010-2011 Puskesmas
Sambungmacan I Kabupaten Sragen
I. Cara Kerja
1. Peneliti menetapkan 70 sampel dari jumlah keluarga yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Sambungmacan I dengan menggunakan fungsi =
RAND pada lembar kerja Excell komputer (Setya dan Hadlari, 2008).
Selanjutnya mengambil 70 orang teratas.
2. Penulis dibantu dengan seorang staf Puskesmas dan warga yang
bersedia, mencari setiap alamat sampel satu persatu
3. Penelitian dimulai dengan pengisian biodata dan ketersediaan menjadi
responden
4. Penilaian PHBS dilakukan dengan cara interview langsung pihak
keluarga yang ada di rumah tersebut
5. Memasukkan data penilaian PHBS yang sudah dibagi menjadi 4 strata
6. Membagi data PHBS menjadi data strata utama dan non utama
7. Pengolahan data.
J. Teknik analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik
non parametrik Chi Square menggunakan SPSS 17.0 for Window untuk
![Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/28.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mengetahui hubungan PHBS tatanan rumah tangga strata utama dengan
kejadian tuberkulosis paru.
![Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/29.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Wilaya Kerja Puskesmas Sambungmacan I
Kabupaten Sragen pada bulan Agustus hingga September 2011.Seperti yang telah
tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sragen nomor 14 tahun 2008,
bahwa wilayah kerja untuk Puskesmas Sambung macan I meliputi 5 desa, yaitu
Desa Sambungmacan, Cemang, Plumbon, Karanganyar dan Bedoro.Peneliti
menggunakan 70 sampel yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengambilan data
dilakukan secara observational analitic cross sectional.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode wawancara untuk pendataan
PHBS tatanan rumah tangga. Selanjutnya, 70 sampel yang sudah dilakukan
penelitian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok sampel yang sudah pernah
didiagnosis penyakit TB dan mendapatkan pengobatan di Puskesmas
Sambungmacan I {TB(+)} dan sampel yang belum pernah didiagnosis TB serta
pengobatan di Puskesmas Sambungmacan I {TB (-)}. Adapun distribusi sampel
berdasarkan identifikasi dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :
Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin TB (+) % TB (-) % Total
Laki- Laki 12 54,55 24 50,00 36
Perempuan 10 45,45 24 50,00 34
Total 22 100 48 100 70
Sumber: Data primer, September 2011
![Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/30.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa distribusi menurut jenis kelamin sampel
terbanyak untuk kelompok TB (+) adalah laki-laki dengan jumlah 12 orang
(54,45%) sedangkan perempuan 10 orang (45,45 %). Kemudian untuk kelompok
TB(-), didapatkan distribusi yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu
dengan jumlah 24 orang (50,00 %). Memang tidak ditemukan penelitian yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
dengan Kejadian TB Paru. Data ini disajikan hanya untuk mengetahui distribusi
sampel berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 2 Distribusi Sampel BerdasarkanUmur Umur TB (+) % TB (-) % Total
20 – 30 2 9,09 12 25,00 14
31 – 40 9 40,91 13 27,08 22
41 – 50 6 27,27 8 16,67 14
> 50 5 22,73 15 31,25 20
Total 22 100,00 48 100,00 70
Sumber: Data primer, September 2011
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi umur sampel kelompok TB (+)
yang tertinggi pada kelompok umur 31- 40 tahun, yaitu sebanyak 9 orang
(40,91%) kemudian diikuti olehkelompok umur 41 - 50 tahun berjumlah 6 orang
(27,27 %), umur lebih 50 tahun ada 5 orang (22,73 %) dan yang paling sedikit
adalah kelompok umur 20 - 30 tahun yaitu sebanyak 2 orang (9,09 %). Distribusi
umur sampel TB (-) yang tertinggi pada kelompok umur lebih 50 tahun sebanyak
15 orang (31,25 %) diikuti kelompok umur 31 - 40 tahun berjumlah 13 orang
(27,08 %), 20 - 30 tahun ada 12 orang (25 %) dan yang paling rendah pada
![Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/31.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kelompok umur 41 - 50 tahun sebanyak 8 orang (16,67 %). Data ini sesuai
dengan pernyataan Depkes RI (2008), bahwa sekitar 75 % pasien TB Paru adalah
kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15 - 50 tahun)
Tabel 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan TB (+) % TB (-) % Total
PNS 1 4,55 5 10,42 6
Petani 6 27,27 10 20,83 16
Swasta 2 9,09 4 8,33 6
Wiraswasta 1 4,55 6 12,50 7
Pengrajin Batu Bata 7 31,82 8 16,67 15
IRT 4 18,18 9 18,75 13
Pengangguran 1 4,55 6 12,50 7
Total 22 100,00 48 100,00 70
Sumber: Data primer, September 2011
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi pekerjaan sampel kelompok
TB (+) tertinggi adalah pengrajin batu bata berjumlah 7 orang (31,82 %)
selanjutnya petani 6 orang (27,27 %), Ibu Rumah Tangga 4 orang (18,18 %),
swasta 2 orang (9,09 %), dan yang paling rendah adalah PNS, wiraswasta dan
pengangguran dengan jumlah yang sama yaitu 1 orang (4,55 %). Kemudian
kelompok TB (-) distribusi pekerjaan tertinggi adalah petani berjumlah 10 orang
(20,83 %), selanjutnya Ibu Rumah Tangga 9 orang (18,75 %), pengrajin batu bata
8 orang (16,67 %), wiraswasta dan pengangguran dengan jumlah yang sama yaitu
6 orang (12,50 %), PNS 5 orang dan distribusi pekerjaan terendah adalah swasta
berjumlah 4 orang (8,33 %). Jenis pekerjaan bisa menggambarkan kondisi sosial
![Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/32.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dan ekonomi dari responden. Menurut Depkes RI (2008), penyebab utama
meningkatnya beban masalah Tuberkulosis salah satunya adalah kondisi sosial
ekonomi yang menurun pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara-
negara berkembang sehingga dapat menimbulkan dampak yang buruk kepada
lingkungannya. Dari lingkungan yang buruk ini anggota keluarga akan lebih
mudah terserang penyakit ini.
Tabel 4 Distribusi Sampel berdasarkan PHBS dengan Strata Utama dan Tidak Strata Utama
Strata PHBS TB (+) % TB (-) % Total
Utama 2 9,09 18 37,50 20
Tidak Utama 20 90,90 30 62,50 50
Total 22 100 48 100 70
Sumber: Data primer, September 2011
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi data PHBS kelompok TB
(+) yang masuk dalam strata utama adalah 2 orang (9,09 %) dan tidak utama ada
18 orang (90,90 %). Kemudian distribusi data PHBS kelompok TB (-) ada 18
orang (37,50 %) masuk dalam kategori strata utama dan 30 orang (62,50 %)
masuk strata tidak utama. Data ini sesuai dengan hasil penelitian Nurhidayah et.al
(2007) dan Tobing (2009), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara luas
ventilasi rumah, kelembaban rumah, pencahayaan rumah dan kepadatan hunian
rumah (termasuk dalam 16 indikator PHBS) dengan kejadian tuberkulosis,
sedangkan variabel suhu rumah tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
kejadian TB paru.
![Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/33.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Data hasil penellitian selanjutnya diuji secara statistik dengan uji Chi-
Square menggunakan software SPSS 17.0 for Windows.
Tabel 5 Hubungan PHBS Tatanan Rumah Tangga Strata Utama Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
Strata TB
OR 95%-CI p value TB (+) TB(-)
Utama 2 18
6.000 1.253-
28.742 0.015 Non Utama 20 30
Total 22 48
Sumber: Data primer, September 2011
Dari analisis statistik dapat ditunjukkan bahwa ada hubungan tingkat
PHBS Tatanan Rumah Tangga dengan kejadian TB paru (p = 0,01). Risiko
responden yang termasuk strata non utama untuk terjangkit TB sebesar 6 kali
lebih besar dibandingkan responden yang termasuk dalam PHBS strata utama (OR
= 6.000).
![Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/34.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga strata utama dengan
kejadian Tuberkulosis paru, didapatkan sebanyak 2 orang (9,09 %) kelompok
sampel TB (+) masuk dalam strata utama dan 18 orang (90,90 %) sisanya tidak
masuk dalam strata utama. Kemudian kelompok sampel TB (-) didapatkan 18
orang (37,50 %) masuk strata utama dan 30orang (62,50 %) tidak masuk dalam
strata utama. Dari keseluruhan responden yang diteliti, terdapat 20 orang
(28,57%) masuk dalam strata utama dan 50 orang (71,40 %) tidak masuk dalam
strata utama PHBS. Terdapat catatan bahwa 50 orang yang tidak masuk dalam
strata utama adalah responden yang masuk dalam strata pratama dan madya. Dari
hasil penelitian ini didapatkan gambaran umum mengenai tingkat PHBS
masyarakat yang berada di Wilayah Puskesmas Sambungmacan cukup rendah
yaitu cakupan strata utama dan paripurna di bawah 65 % (Dinkes Kota Surakarta,
2010)
Kuesioner PHBS baku yang digunakan sebagai pedoman dalam penilaian
PHBS pada responden penelitian ini memiliki 5 program prioritas yang ingin
dicapai yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Dana
Sehat/Asuransi/JPKM. Jadi melalui penilaian PHBS kepada responden, secara
tidak langsung bisa didapatkan gambaran umum responden mengenai status gizi,
kesehatan lingkungan dan gaya hidup. Pada pelaksanaan penilaian PHBS
![Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/35.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
terhadap responden, peneliti juga melakukan observasi secara langsung, sehingga
didapatkan data yang sesuai dengan kondisi lingkungan keluarga responden.
Hasil penilaian data secara statistik didapatkan bahwa kedua variabel
penelitian yang dilakukan memiliki hubungan yang signifikan (OR = 6.000;95 %
- CI = 1.253 - 28.742;p value = 0.01). Hasil ini sesuai dengan penelitian Fletcher,
bahwa tuberkulosis terutama banyak terjadi di populasi yang mengalami stres, gizi
jelek, penuh sesak, ventilasi rumah yang tidak bersih serta perawatan yang tidak
cukup dan perpindahan tempat. Selain itu, genetik ternyata memiliki peran kecil,
namun faktor-faktor lingkungan berperan besar pada insidensi kejadian
tuberculosis. Lingkungan rumah menjadi salah satu faktor yang memberikan
pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).
Lingkungan rumah sehat yang dimaksudkan di sini adalah rumah yang bisa dinilai
dari ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta lingkungan sosial yaitu
kepadatan penduduk (Walton, 1991).
Gizi buruk juga menjadi salah satu faktor penyebab status kesehatan
seseorang menurun. Status gizi ini juga bisa dinilai dari salah satu komponen
dalam PHBS, yaitu dengan cara menanyakan apakah makanan yang dikonsumsi
sehari-hari sudah dapat dikategorikan makanan yang bergizi. Cara ini termasuk
pemeriksaan status gizi secara tidak langsung, walaupun pemeriksaan Indeks
Massa Tubuh (IMT) lebih efektif dan lebih baik. Hasil penelitian Suprapto (2006)
menyatakan bahwa, sebagian besar penderita tuberkulosis terdapat pada kelompok
masyarakat dengan status gizi kurang. Ditambah lagi penelitian oleh Etjang
(1991) menyatakan bahwa menyebarnya penyakit tuberkulosis disebabkan oleh
![Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/36.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
adanya sumber penularan (penderita) dan adanya orang-orang yang rentan dalam
masyarakat. Kerentanan akan tuberkulosis ini terjadi karena daya tahan yang
buruk, terlalu lelah dan cara hidup yang tidak teratur. Dengan kata lain gizi yang
buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi rendah sehingga
rentan terhadap penularan penyakit.
Perilaku atau sikap hidup seseorang juga menjadi faktor yang penting
sebagai penyebab tejangkitnya penyakit tuberkulosis.Penelitian Tobing (2009)
berdasarkan uji bivariat didapatkan 8 variabel yang memiliki hubungan secara
signifikan yaitu salah satunya adalah sikap (p = 0,00). Dalam kuesioner baku
PHBS, termasuk dalam perilaku atau sikap adalah aktifitas fisik, merokok, cuci
tangan, kesehatan gigi dan mulut dan minum- minuman keras (MIRAS). Pada
penelitian Soejadi (2007) didapatkan hasil bahwa kebiasaan merokok memiliki
pengaruh terhadap kasus tuberkulosis dengan nilai p = 0,02.
Dari penelitian dan teori – teori yang didapatkan, ditemukan beberapa
kekurangan dalam penelitian ini yaitu , masih belum mampu menunjukkan
pengaruh per indikator dalam PHBS, sampel yang digunakan masih belum
mampu merepresentasikan populasi dan kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditetapkan masih cukup luas, sehingga menyebabkan banyaknya faktor – faktor
perancu yang mempengaruhi hasil penelitian. Sehingga perlu adanya penelitian
lanjutan guna memperbaiki kekurang – kekurangan tersebut. Namun hasil
penelitian ini memiliki kesesuaian dengan penelitian dan teori-teori yang yang
didapatkan.
![Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/37.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perilaku, KIA, kesehatan
lingkungan dan status gizi (dalam kuesioner PHBS) yang dapat dikendalikan
secara baik, mampu memberikan efek proteksi yang baik bagi seseorang untuk
menghindarkan dirinya beserta orang-orang sekitarnya agar terhindar dari infeksi
Mycobacterium Tuberculosis.
![Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/38.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara strata Utama PHBS dengan
kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah kerja Puskesmas Sambungmacan I
Kabupaten Sragen (p value = 0.01)
2. Risiko responden untuk terjangkit TB sebesar 6 kali lebih besar
dibandingkan responden yang termasuk dalam PHBS strata utama (OR =
6.000)
3. Penilaian dan penyuluhan PHBS dapat dijadikan sebagai alat untuk
mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis melalui perbaikan KIA, status
gizi, kesehatan lingkungan dan perubahan gaya hidup yang lebih baik.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Sebaiknya dapat ikut berperan aktif dalam mewujudkan perilaku hidup
bersih dan sehat sehingga penyebaran penyakit TB dapat ditekan.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Diharapkan dapat lebih mendorong setiap Puskesmas untuk meningkatkan
kegiatan promosi kesehatan PHBS guna menunjang upaya pencegahan TB
Paru
![Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …/Hubung… · TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013014/5a8651047f8b9ad30c8d04a5/html5/thumbnails/39.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan terus berupaya meningkatkan program kegiatan PHBS mulai
dari promosi kesehatan hingga evaluasi pelaksanaan, serta menerapkannya
hingga ke pelosok desa, sehingga seluruh masyarakat memiliki
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam menunjang
upaya pencegahan TB Paru
4. Bagi Peneliti Lain
Diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan jumlah
sampel yang lebih banyak dengan cakupan daerah yang lebih luas,
sehingga hasil yang didapat akan lebih spesifik dalam menunjukkan
hubungan antara 2 variabel.