perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id upaya peningkatan .../upaya...perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS
MENGGAMBAR IMAJINASI BERTEMA ALAM SEKITAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA SISWA KELAS III SDN 3 BANGUNSARI PONOROGO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Disusun Oleh:
IQBAL GILANG ROMADHON
K 3205018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Iqbal Gilang Romadhon
NIM : K3205018
Jurusan/Program Studi : PBS/Seni Rupa
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” UPAYA PENINGKATAN
KREATIVITAS MENGGAMBAR IMAJINASI BERTEMA ALAM SEKITAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA
KELAS III SDN 3 BANGUNSARI PONOROGO TAHUN AJARAN 2011/2012”
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Iqbal Gilang Romadhon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS
MENGGAMBAR IMAJINASI BERTEMA ALAM SEKITAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA SISWA KELAS III SDN 3 BANGUNSARI PONOROGO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
IQBAL GILANG ROMADHON
K3205018
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing II
Drs. Margana, M.Sn
NIP. 1960061219910311001
Pembimbing I
Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd
NIP. 196211101989031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana.
Pada hari : Senin
Tanggal : 27 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Dr. Edy Tri Sulistyo, M.Pd_ :
NIP. 195607171986011002
Sekretaris : Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds :
NIP. 197408062006041002
Anggota I : Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd _ :
NIP. 196211101989031003
Anggota II : Drs. Margana, M.Sn _ :
NIP. 196006121991031001
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Imagination is more important than knowledge”
(Albert Einstein)
“Mimpi hari ini adalah dasar dari realitas hari esok”.
(Anonim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:
Almamater prodi pendidikan SR FKIP UNS Surakarta
Bapak Ibu dan semua keluargaku
Senantiasa mendoakan dan memberikan segalanya
Ulin Nuhasari
Senantiasa memotivasi dan memberikan semangat
Teman-teman ’05, kakak dan adik tingkat program Seni Rupa:
Terimakasih atas semangat dan bantuannya
Keluarga besar kost Arlin :
Terimakasih atas segala waktu dan semangatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Iqbal Gilang Romadhon, K 3205018. UPAYA PENINGKATAN
KREATIVITAS MENGGAMBAR IMAJINASI BERTEMA ALAM
SEKITAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA SISWA KELAS III SDN 3 BANGUNSARI PONOROGO TAHUN
AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kreativitas
menggambar imajinasi bertema alam sekitar melalui model pembelajaran
konstruktivistik pada siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo tahun ajaran
2011/2012, dengan indikator ketercapaian minimal 70% siswa kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo memiliki kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema
alam sekitar dengan nilai ≥70.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2012. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kajian
dokumen dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis yang berkaitan dengan
proses belajar-mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan kreativitas menggambar
imajinasi bertema alam sekitar pada siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo
tahun ajaran 2011/2012. Pada siklus I siswa yang mampu mencapai nilai ≥70
sebesar 57% dan pada siklus II meningkat menjadi 93%.
Kata kunci: Kreativitas, menggambar imajinasi, konstruktivistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Iqbal Gilang R, K 3205018. THE ATTEMPT OF IMPROVING IMAGINARY
DRAWING CREATIVITY WITH SURROUNDING NATURE THEME
THROUGH CONSTRUCTIVISM LEARNING METHOD IN THE III
GRADERS OF SDN 3 BANGUNSARI PONOROGO IN THE SCHOOL
YEAR OF 2012/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, 2012.
The objective of this classroom action research is to improve imaginary
drawing creativity with surrounding nature theme through constructivism learning
method in the III graders of SDN 3 Bangunsari Ponorogo in the school year of
2012/2012, with minimum passing indicator that at least 70% of III graders of
SDN 3 Bangunsari Ponorogo has creativity in drawing imaginarily with
surrounding nature theme with value of ≥ 70.
The subject of research was the III graders of SDN 3 Bangunsari Ponorogo
in the school year of 2012/2012 consisting of 28 students. This study was
conducted in 2 cycles each of which consisted of 4 stages: acting, planning,
observing, and reflecting. This research was taken place from March to April
2012. Techniques of collecting data used in this research were observation,
interview, document study and test. Technique of analyzing data used in this
research was a descriptive comparative and critical analysis technique related to
teaching-learning process.
Based on the result of research, it could be concluded that the application
of constructivism learning model could improve the imaginary drawing creativity
with surrounding nature theme in the III graders of SDN 3 Bangunsari Ponorogo
in the school year of 2012/2012. In cycle I the students capable of reaching ≥ 70
value was 57% and it increased to 93% in cycle II.
Keyword: Creativity, imaginary drawing, constructivism
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang memberikan
petunjuk, kemudahan serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kesulitan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat
teratasi. Untuk itu, Penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Muh. Rohmadi,S,S.,M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. selaku Ketua Program Penidikan Seni Rupa
Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Sumarwati, M.Hum. selaku koordinator skripsi Jurusan Bahasa dan
Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Drs. Margana,
M.Sn. selaku pembimbing II yang selalu membimbing dengan sabar dan
memberikan pengarahan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Seni Rupa yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Slamet Gunaji, S.Pd, M.Pd. selaku kepala SDN 3 Bangunsari Ponorogo
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Sunaryati, S.Pd. selaku guru mata palajaran Seni Budaya dan
Keterampilan kelas III di SDN 3 Bangunsari Ponorogo yang telah
memberi motivasi, mengarahkan, dan membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Siswa Kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo yang telah membantu dalam
pengumpulan data di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Semua pihak yang telah membantu, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ……..……………………………………………………...…...….. i
PERNYATAAN …………………………………………………………… ii
PENGAJUAN ………………………………………..….………….……… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……..…………………………...……… iv
PENGESAHAN ..……………………………….…………………………. v
MOTTO …...……………………………….………………………………. vi
PERSEMBAHAN.……………………………….………………………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………….............. viii
KATA PENGANTAR ...………………………………………….……… x
DAFTAR ISI …...……………………………………………….………… xii
DAFTAR TABEL ...…………………………………………….…………. xv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………...…………………………………………. xviii
BAB I PENDAHULUAN ……...………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………..……………………………….….... 1
B. Rumusan Masalah ...……………………………………….….. 4
C. Tujuan penelitian …...………………………………….……… 4
D. Manfaat Penelitian …...…………………………….…………. 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ..………. 8
A. Tinjauan Pustaka ……...……………………………………… 8
1. Menggambar Imajinasi…………………………………… 8
a. Pengertian Menggambar……………………................. 8
b. Perkembangan Gambar Anak 8
c. Pengertian Gambar Imajinasi………………………….. 10
2. Kreativitas……………………………………………......... 11
a. Pengertian Kreativitas………………………………….. 11
b. Komponen Kreativitas…………………………………. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
1) Fisik………………………………………………… 13
2) Berfikir Logis………………………………………. 13
3) Kreasi / Daya Cipta…………………………………. 14
4) Imajinasi…………………………………………….. 14
5) Perasaan (emosi)………………………………………… 15
6) Motivasi…………………………………………….. 15
c. Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak……... 16
3. Model Pembelajaran Konstruktivistik……………………. 16
a. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik…….. 16
b. Teori Perubahan Konsep dalam Konstruktivistik ……. 17
c. Kondisi Pembelajaran Konstruktivistik……………….. 18
d. Desain Pembelajaran Pendekatan Konstruktivistik…… 19
B. Kerangka Berfikir ..…...…………………………………….…... 20
C. Hipotesis Tindakan ……………………………………………… 22
BAB III METODE PENELITIAN…………….……………………........... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ….……………………………..... 23
B. Subjek Penelitian ……………………………………………… 23
C. Sumber Data …………...………………………….…………... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 24
E. Teknik Analisis Data ……….….………………………….…… 26
F. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………………. 26
G. Prosedur Penelitian ………………………………….………… 28
1. Persiapan Tindakan …………………………….………….. 28
2. Pelaksanaan Tindakan ……………..…………..……….…. 28
a. Siklus I ……………………………..…………………… 28
1) Tahap Perencanaan………….……….……………… 29
2) Tahap Pelaksanaan ……………....………….……… 29
3) Tahap Observasi …………...………………….…… 30
4). Tahap Analisa dan Refleksi ………………………... 30
b. Siklus II ..…… …….………….………………………... 30
1) Tahap Perencanaan………….………….…………… 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2) Tahap Pelaksanaan ……………....…………..……… 31
3). Tahap Observasi ……………...………………….…… 32
4). Tahap Analisa dan Refleksi.…………………………... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 33
A. Gambaran Umum Latar Penelitian ………….………………... 33
1. Survei Awal Pembelajaran Seni rupa di kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo ……………………………………….
37
2. Refleksi Awal ……...……………………………………… 43
B. Deskripsi dan Hasil Penelitian ……………………….……….. 44
1. Siklus I …………..………………………………………… 44
a. Perencanaan Tindakan ……..…………….……………… 44
b. Pelaksanaan Tindakan …….……………………………. 45
c. Tahap Observasi……………………..……...............….... 51
d. Tahap Analisis dan Refleksi ………..……….………....... 55
2. Siklus II ………………..………………….………………..... 56
a. Perencanaan Tindakan ………..…………….…………….. 56
b. Pelaksanaan Tindakan .. …….……………………………. 58
c. Tahap Observasi…….……………...............…................ 64
d. Tahap Analisis dan Refleksi ………..………………….... 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….………………………….. 70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..………….…………... 73
A. Simpulan ………...…………………………………….……… 73
B. Implikasi ………..………………………………………….……. 74
C. Saran ..…………………………………………………….……... 74
DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………….………. 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..……………………………………….………. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kriteria penilaian kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi
bertema alam sekitar……………………………………………………… 5
2. Daftar siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo……..……………….. 36
3. Penilaian pada observasi awal……. ……………………………………… 39
4. Persentase penilaian observasi awal…………………………..………….. 40
5. Penilaian pada siklus I …………………………………………………… 52
6. Persentase penilaian siklus I …………………………………………….. 53
7. Penilaian pada siklus II ………………………………………………….. 65
8. Persentase penilaian siklus II ……………………………………………. 66
9. Perbandingan nilai rata-rata pada observasi awal, siklus I, dan siklus II... 70
10. Persentase perbandingan nilai pada observasi awal, siklus I dan siklus II 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran………………………..………….………… 21
2. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (PTK) (Suharsimi Arikunto dkk,
2006: 74) ……………………………………………………….………. 27
3. Halaman depan SDN 3 Bangunsari Ponorogo…………………..………. 33
4. Denah bangunan SDN 3 Bangunsari Ponorogo…………………………. 34
5. Guru memberikan gambar contoh yang monoton kepada siswa ..………. 38
6. Siswa meniru gambar contoh yang diberikan guru di papan tulis ……… 38
7. Karya gambar imajinasi bertema alam sekitar yang dibuat Intan ……...... 41
8. Karya gambar imajinasi bertema alam sekitar yang dibuat Galang.…...... 42
9. Guru melakukan kegiatan apresiasi karya di depan kelas……………….. 47
10. Siswa sedang memperhatikan penjelasan dari guru ……………………. 47
11. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul ”Menyiram Bunga” …….. 48
12. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul “Pergi ke Monas”……….. 48
13. Siswa melanjutkan tugas menggambar imajinasi pada pertemuan kedua.. 51
14. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang
dibuat Andreas …………………………………………………………... 54
15. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang
dibuat Dhendy …………………………………………………………… 54
16. Guru melakukan kegiatan apresiasi karya di depan kelas ………...…….. 59
17. Siswa tampak antusias memperhatikan penjelasan dari guru ………..….. 60
18. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul “Periku”………………..… 60
19. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul “Petualangan Luar
Angkasa”……………………………………………………………........ 61
20. Guru mengamati proses berkarya siswa di setiap kelompok……………. 64
21. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang
dibuat Eka ………………………………………………………………. 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
22. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang
dibuat Arum ……………………………………………….……………… 67
23. Grafik perbandingan ketercapaian keberhasilan pada observasi awal,
siklus I dan siklus II……………………………………………………… 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kurikulum KTSP Seni Budaya dan Keterampilan kelas III 79
Lampiran 2 : Silabus SBK kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo ……. 86
Lampiran 3 : Wawancara Dengan Guru Pada Observasi Awal ………... 87
Lampiran 4 : Wawancara Dengan Siswa Pada Observasi Awal ……….. 89
Lampiran 5 : Daftar Nilai Hasil Karya Siswa Pada Observasi awal……. 90
Lampiran 6 : RPP Siklus I ………………………………………………. 91
Lampiran 7 : Foto Kegiatan siklus I ……………………………………. 105
Lampiran 8 : Wawancara Dengan Siswa Pada Siklus I …………............ 107
Lampiran 9 : Wawancara Dengan Guru Pada Siklus I …………………. 108
Lampiran 10 : Daftar Nilai Hasil Karya Siswa Pada Siklus I ……………. 109
Lampiran 11 : RPP Siklus II ……………………………………………… 110
Lampiran 12 : Foto Kegiatan Siklus II …………………………………… 124
Lampiran 13 : Wawancara Dengan Siswa Pada Siklus II ………………... 126
Lampiran 14 : Wawancara Dengan Guru Pada Siklus II ………………… 127
Lampiran 15 : Daftar Nilai Hasil Karya Siswa Pada Siklus II …………... 128
Lampiran 16 : Presensi Siswa …………………………………………….. 129
Lampiran 17 : Foto Peneliti Pada saat Penelitian……………………….... 130
Lampiran 18 : Hasil Karya Siswa (Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II) 131
Lampiran 19 : Surat-Surat Perijinan ……………………………………… 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di sekolah dasar. Mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan diberikan di sekolah dengan tujuan untuk menananamkan kesadaran
anak tentang budaya lokal, serta sebagai media untuk mengaktualusasikan diri bagi
anak (www.balipost.co.id). Seni Budaya dan Keterampilan atau SBK terdiri dari seni
rupa, seni musik, seni tari dan keterampilan. Mata pelajaran SBK dipelajari di hampir
seluruh sekolah dasar di Indonesia, termasuk di Sekolah Dasar Negeri 3 Bangunsari
Ponorogo yang mengajarkan pelajaran seni rupa sebagai sub dari mata pelajaran
SBK.
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah dasar mempunyai
beberapa kompetensi dasar, salah satunya pada pelajaran seni rupa adalah
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Materi gambar imajinasi yang
diajarkan pada kelas III di SDN 3 Bangunsari merupakan salah satu materi yang
mentuntut kreativitas yang tinggi dalam berekspresi. Adapun masalah yang dihadapi
dalam pembelajaran gambar imajinasi adalah kurangnya kreativitas siswa.
Kurangnya kreativitas siswa dapat dilihat dari hasil karya siswa yang hampir
seragam. Tidak adanya guru seni rupa yang mempunyai kompetensi dibidangnya,
menyebabkan rendahnya pemahaman guru dan siswa tentang gambar imajinasi yang
sesungguhnya. Mereka masih mengganggap gambar imajinasi sama dengan gambar
realis yang harus bagus dan rapi dari segi teknik maupun bentuk.
Kurangnya pemahamanan guru menyebabkan guru tidak begitu mampu
memotivasi siswa untuk berani dalam mengolah ide, bentuk, maupun warna. Terlebih
lagi selama ini timbul kecenderungan guru SBK kurang suka mempelajari bagaimana
menilai karya seni sehingga cenderung meninggalkan dasar pembinaan tentang seni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ekspresi, kreativitas, sensitivitas yang menuju pada perolehan hasil atau keterampilan.
Selama ini dalam menilai karya seni rupa anak guru selalu melihat hasil akhir, bahkan
cenderung subjektif. Hal tersebut menyebabkan dalam membuat karya, siswa kurang
berani mengungkapkan ide dan imajinasinya secara liar. Apalagi bagi siswa yang
merasa mempunyai bakat menggambar yang pas-pasan akan merasa tidak percaya
diri dalam membuat karyanya. Menurut Utami Munandar mengungkapkan, bahwa
”Kemampuan kreatif seseorang sering begitu ditekan oleh pendidikan dan
pengalamannya sehingga ia tidak dapat mengenali potensi sepenuhnya, apalagi
mewujudkannya. Jika ia dapat dibantu dalam hal ini, ia dapat mencapai apa yang oleh
Maslow disebut dengan aktualisasi diri” ( 1999: 11 ).
Menurut Frank Cizek seorang seniman dan pendidik dari Austria berpendapat
bahwa,”Seni rupa anak adalah karya seni yang hanya mampu dihasilkan oleh anak.
Untuk itu, karya anak sebaiknya dibiarkan tumbuh bagaikan bunga tanpa pengaruh
orang dewasa”. Anak seharusnya dibebaskan dari pengaruh orang dewasa dalam
penciptaan karya seni rupa, agar dapat mengaktualisasikan dirinya (www.
balipost.ac.id).
Maka dari itu harus dicari metode pembelajaran yang tepat dan yang sesuai
dengan kondisi siswa dan permasalahan yang dihadapi, yaitu yang dapat
meningkatkan kreativitas siswa yang masih rendah. Dalam menggambar imajinasi
guru harus berperan penting dalam menjelaskan, menerangkan, serta mendorong
kreativitas siswa ke arah yang lebih tinggi, sehingga siswa dapat mengenali potensi
dirinya, berpikir aktif dalam menemukan dan mengungkapkan imajinasinya secara
bebas.
Untuk mengambar imajinasi pada kelas III di Sekolah Dasar Negeri 3
Bangunsari mempunyai beberapa tema yaitu menggambar imajinasi dengan tema
alam sekitar dan diri sendiri. Materi gambar imajinasi bertema diri sendiri di ajarkan
pada semester ganjil, sedangkan materi gambar imajinasi bertema alam sekitar
diajarkan pada semester genap. Pada gambar imajinasi kelas III bertema alam sekitar,
kreativitas siswa masih rendah, padahal siswa terlihat sangat bersemangat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menggambar, tetapi pemahaman mereka tentang menggambar imajinasi masih
rendah. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih monoton, yaitu guru memberi
tugas siswa untuk menggambar pemandangan alam. Kemudian guru memberi contoh
dengan menggambar pegunungan di papan tulis. Pembelajaran yang monoton
berdampak pada hasil karya yang diciptakan oleh siswa kurang maksimal.
Berdasarkan observasi awal, dari 28 siswa hampir 80% lebih siswa mempunyai hasil
karya yang hampir seragam. Bisa dilihat dalam menggambar imajinasi bertema alam
sekitar masih banyak siswa yang mempunyai kecenderungan menggambar dua
gunung dan jalan. Padahal apabila mampu dikembangkan, imajinasi anak pasti
sangatlah luas. Menurut Edy Tri Sulistyo, ”Untuk mengembangkan kreativitas anak
perlu ditumbuhkembangkan kebebasan , keberanian, spontanitas, orisinalitas pada diri
anak” (2005: 3).
Model pembelajaran konstruktivistik digunakan untuk membimbing dan
mendorong siswa untuk berpikir aktif dalam menemukan dan menggali potensinya
sendiri. Menurut Edy Tri Sulistyo, ”Teori konstruktivistik bersandar pada asumsi
bahwa pengetahuan dibangun oleh pembelajaran ketika mereka memahami
pengalaman yang mereka dapat. Karena itu pembelajaran bukan merupakan bejana
kosong yang siap diisi, tetapi merupakan organisme yang aktif mencari makna”
(2005: 8). Jadi arah dari pembelajaran konstruktivistik adalah untuk menciptakan
iklim belajar yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkonstruksi pengetahuian
dan keterampilan mereka sendiri.
Dalam metode ini guru dapat menjelaskan pengertian gambar imajinasi,
melibatkan siswa dalam kegiatan apresiasi karya, sehingga siswa dapat berperan aktif
dalam mengenali potensi dirinya, menemukan ide dan gagasan, serta kreatif dalam
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Dengan demikian penerapan model
pembelajaran konstruktivistik diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam mengekspresikan diri melalui gambar imajinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Apakah penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan
kreativitas menggambar imajinasi bertema alam sekitar pada siswa kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk:
”Meningkatkan kreativitas menggambar imajinasi bertema alam sekitar melalui
model pembelajaran kontruktivistik pada siswa kelas III di SDN 3 Bangunsari
Ponorogo
Tujuan penelitian tercapai apabila dipenuhi kriteria indikator yaitu:
Minimal 70% siswa mengalami peningkatan kreativitas dalam menggambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan mendapat nilai ≥70 berdasarkan indikator penilaian
kreativitas. Nilai ≥70 diambil berdasarkan pada nilai KKM SDN 3 Bangunsari
Ponorogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1. Kriteria penilaian kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar
No Kriteria Skor Bobot Skor x
Bobot
(S)
1
Daya
Imajinasi
(I)
Apabila ide cerita karya siswa sangat menarik sekali
(alami dan mengandung kebaruan)
10 3 30
Apabila ide cerita karya siswa sangat menarik 9 27
Apabila ide cerita karya siswa menarik 8 24
Apabila ide cerita karya siswa cukup menarik 7 21
Apabila ide cerita karya siswa kurang menarik 6 18
Apabila ide cerita karya siswa tidak menarik 5 15
2 Ekspresi
(E) Apabila karya siswa sangat berani sekali tampil
berbeda dalam mengeksplorasi bentuk dan
pewarnaan gambar
10 3 30
Apabila karya siswa sangat berani tampil berbeda
dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan
gambar
9 27
Apabila karya siswa berani tampil berbeda dalam
mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan gambar
8 24
Apabila karya siswa cukup berani tampil berbeda
dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan
gambar
7 21
Apabila karya siswa kurang berani tampil berbeda
dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan
gambar
6 18
Apabila karya tidak berani tampil berbeda dalam
mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan gambar
5 15
3 Orisinalitas
Ide
(O)
Apabila karya siswa tergolong orisinal dan sama
sekali berbeda dari contoh maupun karya teman-
temannya
10 3 30
Apabila karya siswa 20% masih terpengaruh dari
contoh maupun karya teman- temannya
9 27
Apabila karya siswa 40% masih terpengaruh dari
contoh maupun karya teman- temannya
8 24
Apabila karya siswa 60% masih terpengaruh dari
contoh maupun karya teman- temannya
7 21
Apabila karya siswa 80% masih terpengaruh dari
contoh maupun karya teman- temannya
6 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Manfaat hasil penelitian secara teoritis yaitu dapat meningkatkan kreativitas
menggambar imajinasi bertema alam sekitar pada mata pelajaran seni rupa
melalui model pembelajaran kontruktivistik di Kelas III SDN 3 Ponorogo tahun
ajaran 2011/2012.
2. Praktis
Manfaat hasil penelitian secara praktis adalah sebagai berikut:
a. Guru
Guru mampu meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran
konstruktivistik dalam pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar
di kelas III SDN 3 Bagunsari Ponorogo.
Apabila karya siswa 100% meniru persis dari
contoh maupun karya teman- temannya
5 15
4 Visualisasi
Karya
(V)
Apabila visualisasi karya siswa sangat baik sekali
dalam komposisi objek, pewarnaan dan finishing
10 1 10
Apabila visualisasi karya siswa sangat baik dalam
komposisi objek, pewarnaan dan finishing
9 9
Apabila visualisasi karya siswa baik dalam
komposisi objek, pewarnaan dan finishing
8 8
Apabila visualisasi karya siswa cukup baik dalam
komposisi objek, pewarnaan dan finishing
7 7
Apabila visualisasi karya siswa kurang baik dalam
komposisi objek, pewarnaan dan finishing
6 6
Apabila karya siswa tidak selesai 5 5
Nilai kreativitas menggambar imajinasi bertema alam sekitar:
SI+SE+SO+SV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Siswa
1) Membantu siswa dalam mengaktualisasi diri dan menemukan potensi
dirinya melelui gambar imajinasi
2) Kreativitas siswa dalam berkarya gambar imajinasi meningkat
c. Sekolah
Kualitas pendidikan di SDN 3 Bangunsari khususnya pada pembelajaran seni
rupa dapat meningkat dan berkembang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A.Tinjauan Pustaka
1. Menggambar Imajinasi
a. Pengertian Menggambar
Telah diketahui bahwa kegiatan menggambar sudah ada sejak zaman
prasejarah. Sedangkan pengertian dari menggambar sendiri menurut situs
Wikipedi adalah kegiatan–kegiatan membentuk imaji dengan menggunakan
banyak teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas
permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (http://id.wikipedia.
org/wiki/Menggambar).
Menurut Francis D.K Ching, “Menggambar adalah membuat guratan di atas
sebuah permukaan yang secara grafis menyajikan kemiripan mengenai sesuatu”
(2002: 9). Tujuan seseorang menggambar adalah untuk menyajikan dan
mengekspresikan apa yang mereka ketahui dan rasakan kedalam media gambar.
Jadi pada dasarnya gambar merupakan sarana ekspresi yang paling dasar.
b. Perkembangan Gambar Anak
Telah kita ketahui bahwa seni bagi anak khususnya seni lukis dan gambar
sangat berbeda sekali dengan seni lukis orang dewasa. Perkembangan gambar
anak sangat dipengaruhi dari perkembangan jasmani maupun rohani sesuai fase
umurnya. Untuk itu perlu dipelajari corak gambar anak di setiap fase
perkembangannya. Jangan sampai ketidaktahuan dan kekurangpahaman kita dapat
merugikan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berikut ini adalah periode perkembangan gambar anak menurut Muharam E
dan Warti Sundaryati (1991: 36-50)
1) Masa Mencoreng (umur 2-4 tahun)
Anak belum dapat mengendalikan gerakan tangannya. Hasil goresannya
tidak menentu. Kemudian anak menyadari gerakan tangan dan
goresannya, maka berubahlah goresannya menjadi beraneka ragam
bentuk, dari goresan garis-garis panjang, garis-garis pendek yang tidak
menentu arahnya dan diulang-ulang, hingga berkembang menjadi bentuk
seperti benang kusut.
2) Masa Pra-bagan (umur 4-7 tahun)
Pada masa ini anak mulai dapat mengendalikan tangannya. Garis yang
dihasilkan tidak corang-coreng lagi. Anak mulai membandingkan
karyanya dengan objek yang dilihat. Kemudian menggambar bentuk-
bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitarnya. Umunya anak sudah
dapat membuat bentuk-bentuk yang bisa dikenali meskipun kadang-
kadang masih susah menetapkan gambar yang dibuatnya. Anak belum
memikirkan bagaimana seharusnya menggambar ruang (bidang). Tidak
ada konsep ruang/ bidang yang berpusat pada dirinya sehingga benda-
benda digambarkan dimana saja yaitu dibagian atas kertas, di bawah atau
disamping kanan kiri. Tidak ada hubungan objek satu dengan lainnya.
3) Masa Bagan (umur 7-9 tahun)
Bagan ialah konsep tentang bentuk dasar dari suatu objek final.
Pengamatan anak bertambah teliti. Dia tahu hubungan alam sekitarnya
dengan dirinya. Anak mulai mengorganisasi dan menghubungkan
lingkungannya. Tampak mulai ada struktur pada gambar. Pemikiran-
pemikiran abstraknya didasarkan pada simbol- simbol. Kadang-kadang
ada usaha untuk mencontoh. Hal ini terlihat jika seorang anak mendapat
pujian guru, teman-temannya berusaha meniru gambar temannya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4) Masa Permulaan Realisme (umur 9-11 tahun)
Realisme bukan diartikan meniru alam yang tepat, tetapi sebagai usaha
untuk konsep visual yang masih memandang secara subjektif. Jadi
gambarannya belum seseuai benar dengan objek. Anak mulai
memperhatikan detail tetapi kehilangan perasaan aksi, artinya
berkurangnya gerakan bebas dan menjadikan gambarnya tampak lebih
kaku. Tiap bagian mempunyai arti. Kesadaran visual mulai berkembang
dan tidak lagi melebih-lebihkan.
5) Masa Naturalistik Semu (umur 11-13 tahun)
Masa ini dikatakan sebagai usia berpikir. Umumnya anak senang
berkarya, dan pada akhir dari aktivitas yang spontan menjadi awal dari
periode berpikir. Artinya anak mulai menjadi kritis terhadap karya
sendiri. Anak tidak lagi menggambar apa yang diketahui tetapi yang
dilihatnya.
c. Pengertian Gambar Imajinasi
Menurut Wikipedia imajinasi secara umum adalah kekuatan atau proses
menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi
sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu
diberi persepsi pengertian (http://id.wikipedia.org/wiki/ Imajinasi).
Pengertian imajinasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebagai
daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar
(lukisan, karangan dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang; atau dapat juga diartikan sebagai khayalan. Sedangkan
menurut Francis D.K Ching ”Berimajinasi adalah membentuk imej mental tentang
sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera”(2002: 138). Imajinasi
dibentuk berdasarkan ingatan visual dari persepsi yang telah lampau. Jadi
semakin banyak yang telah kita lihat dan alami dengan cara yang mengesankan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
semakin kaya perbendaharaan imej visual kita dan akhirnya semakin suburlah
imajinasi kita. Sedangkan pengertian gambar imajinasi sendiri dapat di artikan
sebagai karya dua dimensi yang timbul dari hasil angan-angan atau khayalan
seseorang. Francis D.K Ching berpendapat bahwa “Menggambar imajinasi
merupakan proses memvisualisasikan imajinasi di dalam pikiran kita ke dalam
media gambar” (2002: 140).
Untuk dapat menggambar apa yang dikhayalkan, maka perlu memanfaatkan
kemampuan untuk berpikir secara visual dan memberi bentuk pada pemikiran dan
ide–ide yang ada. Imej yang telah digambar tersebut memberi umpan balik pada
mata pikiran, selanjutnya merangsang imajinasi, dan menimbulkan dialog antara
diri dan imej tersebut untuk pengeksplorasian dan pengembangan ide–ide
selanjutnya. Jadi menggambar berdasarkan imajinasi adalah sebuah instrument
pikiran yang mendorong terjadinya proses kreatif.
2. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas berasal dari bahasa inggrris “create” yang berarti mengadakan
sesuatu yang tidak ada. Menurut George J. Seidel yang dikutip Julius Chandra
(1994: 15) ”Kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan dan
mengaitkan, kadang-kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini
merupakan dasar pendayagunaan kreatif dari daya rohani manusia dalam bidang
ataupun lapangan mana pun”. Menurut John W. Haefele yang dikutip Julius
Chandra (1994: 15) mengatakan ”Kreativitas dirumuskan sebagai kemampuan
untuk membuat kombinasi- kombinasi baru yang bernilai sosial”.
Seorang menurut George D.Stoddard yang dikutip Julius Candra (1994: 13)
”Menjadi kreatif berarti menjadi tidak dapat diterka atau diramalkan sebelumnya
(unpredictable)”. Sedangkan kreativitas menurut pendapat Julius Chandra sendiri
adalah ”Adanya proses pembenihan gagasan baru, yang orisinal, yang lebih maju,
dan sekaligus merupakan lompatan atau jenjang baru dalam alam pikiran orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
lain yang dapat memahaminya” (1994: 15). Clark moustatis menyatakan bahwa
“Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,
dengan alam, dan dengan orang lain (dalam http://kawanlama95.wordpress.com )”
Menurut Utami Munandar dalam Muharam E dan Wati Sundaryati (1991: 27-28),
kreativitas dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:
1) Diartikan sebagai kemampun untuk membuat kondisi baru berdasarkan data,
informasi dan unsur- unsur yang ada.
2) Diartikan sebagai kemampuan menggunakan data atau informasi yang
tersedia, yaitu kemampuan menemukan jawaban terhadap suatu masalah,
yang penekanannya pada kualitas ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
3) Diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
kemurnian (orisinalitas) dalam mengembangkan dan memperkaya gagasan.
Dari beberapa gagasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas erat
kaitannya dengan proses aktualisasi diri dalam penciptaan suatu gagasan yang baru
dan lebih maju, baik secara orisinal maupun mengembangkan gagasan yang sudah
ada. Kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah kebanyakan orang masih
percaya bahwa kreativitas adalah bakat yang dibawa oleh beberapa orang tertentu.
Namun pendapat tersebut tidak sepenuhnya betul.
Menurut E.de Bono, “Kreativitas adalah keterampilan yang dapat dipelajari
dilatih, dan digunakan oleh semua orang. Semua orang dapat mempelajari
keterampilan semacam itu, namun pada akhirnya tidak semua orang dapat
menguasai keterampilan itu sama baiknya (2008: 9)”.
Menurut M. Nurhalim Shahib, ”Kreativitas manusia sangat bergantung
kepada kecerdasan berpikir dan kecerdasan emosional yang dikontrol oleh otak
kiri dan otak kanan” (2003: 136). Otak kiri sangat berkaitan dengan kecerdasan
berpikir, sedangkan otak kanan sebagai pusat imajinasi. Walaupun kreativitas pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
akhirnya merupakan kerja otak kanan dan otak kiri, tetapi otak kanan memegang
peran yang sangat dominan dalam menentuan kreasi dan inovasi.
b. Komponen Kreativitas
Kreativitas mempunyai beberapa komponen. Menurut M.Nurhalim Shahib
(2003: 136 ) komponen kreativitas, antara lain:
1) Fisik
Semua kondisi fisik seseorang dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran harus mendapat perhatian. Seperti: a) Mewujudkan
suasana lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran, b) Makanan dan
minuman yang bergizi agar suplai oksigen ke otak tetap berjalan baik, c)
Olahraga yang dapat memacu asosiasi otak kanan dan otak kiri. Pada
dasarnya, pancaindera harus dirangsang secara proposional agar sel neuron
selalu terbiasa menerima electron menuju sistem memori. Pancaindera
diciptakan untuk menanggapi perubahan dan perbedaan. Perubahan suhu,
perubahan rasa kecap, perubahan tekanan, perubahan pendengaran (nada),
perubahan intensitas sinar, perubahan penciuman, dll. Perubahan tersebut
bervariasi dan manusia hidup memang memerlukan variasi. Bila variasi ini
hilang, misalkan suatu stimulus tidak berubah dan berulang-ulang dalam
waktu relatif lama, perasaan akan lenyap. Bila perasaan lenyap, gairah
kreativitas akan menurun.
2) Berpikir logis
Kreativitas tanpa logika tidak akan dapat menjadi kenyataan bahkan tidak
akan berguna. Pada umumya berpikir logis merupakan fungsi otak kiri. Bagi
orang dewasa berpikir logis sudah terbina selama pendidikan baik di sekolah
lanjutan maupun di Perguruan Tinggi, sehingga secara otomatis akan
terlihat keterlibatan logika pada setiap ada stimulus luar yang akan dibawa
kearah memori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Kreasi/Daya Cipta
Kreasi merupakan komponen penting bagi kreativitas. Untuk menimbulkan
kemampuan kreasi/ daya cipta perlu latihan otak yang spontan, hindari
rutinitas dan timbulkan rangsangan yang bervariasi, sehingga tidak
menimbulkan kebosanan. Kreativitas tidak terlepas dari impuls yang berasal
dari fenomena alam. Oleh karena itu, dengan mengintegrasikan fenomena
alam atau tanda-tanda alam, dengan materi pembelajaran atau materi-materi
perkuliahan akan dapat memacu berkembangnya ide baru.
Menurut Alex Osborn yang dikutip M. Nurhalim Shahib (2003: 138) ada 7
teknik yang bisa dipelajari untuk dapat mengembangkan kreativitas yang
disingkat SKAMPER, antara lain
a) Substitusi : mengganti sesuatu dengan sesuatu yang lain.
b) Kombinasi : mengkombinasikan ide-ide menjadi ide yang baru.
c) Adaptasi : mengembangkan ide yang sudah ada.
d) Modifikasi atau memperbesar : mengembangkan cara yang sudah ada
dengan memperbesar, menggandakan, menambah ide, produk atau jasa
apa saja yang dapat dimodifikasi.
e) Penggunaan lain : mencari penggunaan selain yang sudah ada.
f) Eliminasi atau memperkecil : ide timbul dengan mengecilkan sesuatu
hal melalui pemotongan atau pengecilan suatu ide, benda fungsi, atu
apa saja yang dapat menimbulkan ide baru.
4) Imajinasi
Mengingat kejadian yang lampau, membayangkan kejadian tersebut dan
relevansinya dengan kenyataan sekarang, lalu membuat pengandaian.
Pengandaian adalah cara baik untuk melatih kemampuan imajinasi menuju
tujuan yang diinginkan. Dari pengandaian akan di dapatkan suatu gagasan.
Penerapan pengandaian yang terus menerus setiap hari, akan mengakibatkan
terjadinya pembebasan dari rasa bosan dan membuat kita menghubungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pikiran dan pengalaman yang sebelumnya tidak berhubungan. Jadi
sebenarnya dalam proses imajinasi atau merenung telah terlibat kemampuan
kreasi, rasio dan perasaan. Tanpa melibatkan perasaan, daya imajinasi tidak
dapat mencapai maksimal.
5) Perasaan (emosi)
Perasaan sebetulnya merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran,
bukan saja sebagai peran otak kanan, tetapi juga berpengaruh kepada peran
otak kiri. Emosi akan berpengaruh terhadap seluruh perilaku otak manusia,
seperti motivasi, mengelola informasi, yakin diri, kekuatan pribadi, berpikir
inovatif. Perasaan berperan dari masa anak-anak sampai dewasa berpengaruh
pada proses pembelajaran. Pengaruh tersebut sangat terasa pada masa anak-
anak, sedangkan pada masa dewasa atau pada orang tua yang lebih kuat
adalah motivasi. Ada 2 aspek penting mengenai perasaan dalam proses
pembelajaran, yaitu dapat menciptakan kondisi yang rileks, menyebabkan
siswa dalam keadaan reseptif terhadap lingkungannya dan terhadap
informasi. Disamping itu perasaan sangat berkaitan dengan kemampuan
imajinatif, daya cipta dan bila disertai dengan logika yang cukup apalagi
baik, akan memacu kearah kreativitas. Demikian pula perasaan senang,
perasaan sedih, perasaan senang, perasaan kecewa dan lain-lain, semua
bervariasi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perasaan dalam
menunjang kreativitas.
6) Motivasi
Motivasi merupakan daya dorong untuk menghadapi ketidakpastian,
kekhawatiran, perubahan dan kegagalan. Oleh itu, motivasi, perasaan dan
kinerja atau fisik sangat berkaitan. Orang yang motivasinya kuat untuk
sembuh dari suatu penyakit, akan lebih cepat mengalami perbaikan.
Demikian pula dalam proses pembelajaran, siswa yang motivasinya tinggi,
perolehan pengetahuannya akan lebih mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Mengembangkan Kreativitas Dan Imajinasi Anak
Imajinasi sangat diperlukan anak dalam berkreativitas. Antara kreativitas
dan imajinasi sangat erat hubungannya. Menurut Kus Mardani, “Untuk
menciptakan sesuatu (gambar atau lukisan) anak harus mempunyai imajinasi
tentang sesuatu tersebut. Dengan imajinasi anak dapat menciptakan sesuatu yang
baru, dan sesuatu yang baru itu merupakan suatu kreativitas” (1998: 43).
Oleh sebab itu pengembangkan daya imajinasi pada anak sangatlah penting.
Untuk membangkitkan dan mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi pada
anak, maka harus diberikan rangsangan. Rangsangan dapat berupa pengamatan
atau pemberian pengalaman baru kepada anak. Misalnya : dengan memberikan
contoh–contoh gambar, cerita-cerita yang bersifat imajinatif atau dengan
melibatkan anak dalam apresiasi karya.
Dari rangsangan tersebut, diharapkan anak dapat menceritakan kembali
secara bebas dalam bentuk gambar atau lukisan menurut pengalamanya pribadi,
daya kreativitas dan imajinasinya masing–masing.
3.Model Pembelajaran Konstruktivistik
a. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik
Konstruktivistik menurut Wina Sanjaya adalah “Proses membangun atau
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman (2005 : 118). Filsafah konstruktivisme pertama kali digagas oleh
Mark Baldawin dan dikembangkan dam diperdalam oleh Jean Piaget. Teori belajar
konstruktivistik memang mulai pertama diterapkan dalam bidang psikologi
pendidikan, tetapi sekarang pandangan tersebut dapat diterapkan di segala bidang.
Menurut Piaget sendiri yang dikutip Paul Suparno (1997: 30), menyatakan
bahwa “Teori pengetahuan itu pada dasarnya adalah teori adaptasi pikiran
kedalam suatu realitas, seperti suatu organisme beradaptasi kedalam
lingkungannya”. Lebih lanjut Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Menurut Sofan
Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Dalam dunia pendidikan perkembangan kognitif
anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya” (2010: 145).
Pembelajaran melalui konstruktivistik pada dasarnya mendorong agar siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan
pengalaman. Pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun oleh
individu sediri. Menurut Wina Sanjaya, “Pengetahuan yang hanya diberikan tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna” (2005: 118). Menurut Edy Tri
Sulistyo, “Pembelajaran bukanlah seperti bejana yang siap diisi, tetapi lebih
merupakan organisme yang aktif mencari makna” (2005: 8).
Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori
pembelajaran konstruktivistik pembalajaran bukan hanya sekedar proses
menghafal semata, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan
pengalaman yang mereka miliki, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih
bermakna.
b. Teori Perubahan Konsep dalam Konstruktivistik
Salah satu teori yang sangat terkenal berkaitan dengan teori pembelajaran
konstruktivistik adalah teori perkembangan mental Piaget, atau yang biasa disebut
teori perkembangan kognitif. Teori tersebut berkenaan dengan kesiapan anak
untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir
hingga tumbuh dewasa.
Menurut Piaget yang dikutip Wina Sanjaya berpendapat bahwa “Sejak kecil
setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema
atau konsep. Skema terbentuk karena pengalaman. Semakin dewasa anak maka
semakin sempurna skema yang dimilikinya” (2005: 111). Proses penyempurnaan
skema dilakukan malalui dua proses yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Asimilasi
Asimilasi merupakan proses penyerapan informasi baru didalam pikiran.
Asimilasi juga disebut penyempurnaan konsep tahap awal, karena anak hanya
menambah dan memerinci konsep yang baru diperolehnya. Misalnya: ketika
pertama kali anak terkena pisau, maka anak akan merekam bahwa pisau adalah
benda yang berbahaya dan anak akan menghindarinya.
2) Akomodasi
Akomodasi disebut dengan penyempurnaan konsep tahap kedua.
Akomodasi juga disebut sebagai perubahan konsep secara radikal, karena sudah
terjadi penyempurnaan dan penyusunan kembali konsep lama dengan konsep
yang baru. Misalnya: semakin lama anak akan mengetahui bahwa pisau bukan
hanya benda yang berbahaya, tetapi juga mempunyai manfaat.
c. Kondisi Pembelajaran Konstruktivistik
Menurut Driscoll yang dikutip Edy Tri Sulistyo (2005: 6), ”Arah
perkembangan teori belajar dan pembelajaran konstruktivistik mengarah pada
penciptaan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengkonstruksi
pengetahuan dan ketrampilan mereka sendiri”. Perkembangan kognitif anak
bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Semakin mereka aktif berinteraksi dengan lingkungan
semakin, semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin
mudah mempelajari informasi baru.
Menurut pandangan konstruktivisme, Driver dan Bell yang dikutip Sofan
Amri dan Iif Khoirui Ahmadi (2010: 145-146), mengajukan karakteristik sebagai
berikut:
1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki
tujuan.
2) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi
secara personal.
4) Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan
pengaturan situasi kelas.
5) Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.
Dari pandangan di atas dapat dipahami, belajar merupakan sesuatu aktivitas
interaktif antara faktor intern pada diri pembelajar, dengam faktor ekstern atau
lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Adapun implikasi dari
teori belajar konstruktivistik menurut Poedjiadi yang dikutip Sofan Amri dan Iif
Khoirui Ahmadi (2010: 147) adalah:
1) Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivistik adalah
menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
2) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan
melalui belajar kelompok dengan menganalisa masalah dalam kehidupan
sehari hari.
3) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator,
fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya
konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
d. Desain Pembelajaran Pendekatan Konstruktivistik
Tytler yang dikutip Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010: 149)
mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran,
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya
dengan bahasa sendiri.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya
sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa.
5) Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka,
6) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Berdasarkan pandangan di atas, inti dari pembelajaran konstruktivistik
adalah dengan memberi pengalaman baru yang dapat memancing dan mendorong
siswa sehingga dapat membangun gagasan mereka sendiri.
B. Kerangka Berpikir
Kegiatan menggambar imajinasi di SDN 3 Bangunsari Ponorogo mengalami
permasalahan yang harus di atasi. Permasalahan itu terdapat pada peserta didik dan
juga guru. Permasalahan peserta didik 1) Kurang percaya diri dalam menggambar,
karena takut gambarannya jelek, salah dan tidak sebagus punya temannya. 2)
Kurang kreatif dalam menentukan ide karya karena masih terpaku gambar contoh
dari guru. Sedangkan permasalahan pada guru: dalam proses pembelajaran guru
kurang bisa memacu kreativitas siswa. Pola mengajar guru yang monoton, yaitu
dengan metode ceramah dan pemberian contoh secara monoton berdampak pada
mindset siswa. Hal ini menyebabkan hasil karya siswa kurang kreatif, monoton dan
cenderung seragam.
Oleh sebab itu diperlukan upaya atau usaha untuk meningkatkan kreativitas
menggambar imajinasi, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran konstruktivistik
siswa dapat mengkonstruksi imajinasinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Kegiatan Menggambar Imajinasi Bertema Alam Sekitar
Kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012
Kondisi
Awal
Guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi serta
pencontohan yang monoton yaitu dalam menggambar
imajinasi guru memberikan contoh gambar pegunungan
yang monoton
1) Siswa kurang percaya diri dalam menggambar karena
takut gambarannya salah, jelek dan tidak sebagus punya
temannya
2) Siswa kurang kreatif dalam menentukan maupun
mengeksplorasi ide karya karena masih terpaku contoh
dari guru sehingga karya siswa monoton dan cenderung
seragam
Tindakan
Penerapan pendekatan konstruktivistik berdasarkan
rancangan Tytler (1996), yaitu:
1) Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan
gagasannya dengan bahasa sendiri
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir
tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
kreatif dan imajinatif
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mencoba gagasan baru
4) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan
gagasan yang telah dimiliki siswa
5) Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka
6) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
Siklus I,
Siklus II
Kondisi
Akhir
Dengan menggunakan model pembelajaran
Konstruktivistik, kreativitas siswa dalam
menggambar imajinasi bertema alam sekitar
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah :
Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dapat Meningkatkan Kreativitas
Siswa Dalam Kegiatan Menggambar Imajinasi Bertema Alam Sekitar Pada Kelas III
SDN 3 Bangunsari Ponorogo Tahun Ajaran 2011/ 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 3 Bangunsari Ponorogo, yang beralamatkan di
Jalan Argopuro No. 46, Bangunsari, Ponorogo. Merupakan salah satu sekolah dasar
favourit di kota Ponorogo. Penelitiian dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2011-2012 dan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli 2012. Pelaksanaan
penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan
tahap penyelesaian. Tahap persiapan dilakukan pada bulan Februari sampai bulan
Maret 2012, meliputi observasi awal, penyusunan judul, penyusunan proposal, dan
perijinan. Tahap penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April 2012,
meliputi pelaksanaan tindakan dengan pengumpulan data. Tahap penyelesaian
dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2012, meliputi analisis data dan
menyusun laporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III di SDN 3 Bangunsari Ponorogo tahun
pelajaran 2011-2012. Terdapat 28 siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan
16 orang siswa perempuan. Sementara itu guru mata pelajaran seni rupa yang
mengajar di kelas III bernama ibu Sunaryati, S.Pd.
C. Sumber Data
Data dalam penelitian yang berisi informasi tentang kemampuan kreativitas
menggambar imajinasi siswa, hasil belajar serta proses pelaksanaan pembelajaran ini
dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Informasi dari narasumber, yaitu guru seni rupa dan siswa kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran gambar imajinasi
3. Arsip dan dokumen yang terdapat di SDN 3 Bangunsari Ponorogo seperti RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), hasil tes keterampilan siswa yaitu karya
gambar imajinasi, dan lembar penilaian gambar imajinasi siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, teknik data yang digunakan adalah observasi
kelapangan langsung , wawancara secara mendalam kepada para informan yaitu guru
dan siswa, tes, serta analisis dokumen terhadap data–data yang diperoleh.
1. Observasi
Menurut Kus Mardani, “Observasi dalam arti luas adalah pengamatan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Tetapi dalam metode ilmiah, observasi
adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena–
fenomena yang terjadi pada objek pengamatan yang sedang diteliti” (1998: 40).
Dalam hal ini observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar
menggambar imajinasi di kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo. Pengamatan
dilakukan dengan cara melihat, mendengarkan , merasakan fenomena-fenomena
yang terjadi di dalam kelas, yang kemudian dicatat seobjektif mungkin.
2. Wawancara Mendalam
Menurut Kus Mardani, “Wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan tanya jawab sepihak (one way communication) yang dikerjakan secara
sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian” (1998: 41). Dengan
wawancara terhadap semua informan yang ada, penulis berusaha memperoleh data
atau keterangan guna untuk memecahkan semua masalah yang timbul dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
penelitian tersebut. Sehingga data yang terkumpul benar-benar orisinil dan dapat
di pertanggung jawabkan.
Wawancara dilakukan kepada narasumber yaitu guru seni rupa dan murid
kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo. Untuk memudahkan mengambil simpulan,
wawancara dilakukan dengan mengambil beberapa sample murid yang diambil
secara acak atau random.
3. Teknik Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan ataupun latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan objek yang diteliti. Menurut Sarwiji
Suwandi ”Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang
diperoleh setelah kegiatan pembelajaran” (2008: 68). Dalam hal ini tes dilakukan
untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan kemampuan dan kreativitas siswa
di kelas III SDN Bangunsari 3 Ponorogo setelah menerima proses pembelajaran di
setiap siklus
4. Analisis Dokumen.
Menurut Kus Mardani, “Analisis dokumen merupakan teknik pengumpulan
data yang bersumber pada dokumen maupun arsip–arsip yang ada dilokasi
penelitian. Dokumen maupun arsip tersebut diamati sebagai bukti data yang terjadi
pada waktu yang lampau, yang berkaitan dengan peristiwa sekarang yang sedang
diteliti” (1998: 42).
Dokumen yang dapat dikaji antara lain seperti RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) pembelajaran menggambar imajinasi yang dibuat, hasil karya
gambar imajinasi yang dihasilkan oleh siswa, dan daftar nilai tugas menggambar
imajinasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
1. Teknik Deskriptif Komparatif.
Menurut Sarwiji Suwandi “Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus” (2008:
70). Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir
setiap siklus. Peneliti membandingkan rerata nilai kreativitas menggambar
imajinasi pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus 1, setelah siklus 2 dan
seterusnya.
2. Teknik Analisis Kritis.
Menurut Sarwiji menjelaskan bahwa ”Teknik analisis kritis mencakup
kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar” (2008: 70). Hasil analisis tersebut dijadikan dasar
dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan
siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau setelah pengumpulan
data.
F. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), atau didalam
bahasa inggris disebut Classroom Action Research. Menurut Ebbut yang dikutip
Kasihani Kasbolah (2001: 9) menyatakan “Penelitian Tindakan Kelas merupakan
studi yang sistematis yang yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-
praktik dalam pendidikan dangan melakukan tidakan praktis serta refleksi dari
tindakan tersebut”. Sedangkan menurut Elliott yang dikutip Rochiati Wiraatmatja
(2006: 12) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas sebagai kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas sosial
tersebut”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Secara ringkas Rochiati Wiraatmatja menyatakan bahwa, “Penelitian Tindakan
Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri” (2006 :13).
Menurut Kasihani Kasbolah, “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian
yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran” (2001:
20).
Menurut pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Penelitian
Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mengatasi
masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran. Penelitian ini bersifat individual dan
luwes. Guru dapat mencobakan sesuatu gagasan perbaikan sesuai dengan masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Gagasan tersebut tidak harus terpatok
pada satu model saja, tetapi harus menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi
dikelas.Tahap–tahap dalam penelitian tindakan kelas dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
Gambar 2. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Suharsimi Arikunto dkk, 2006: 74)
permasalahan
nn
Perencanaan
Tindakan I Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan data
I
Refleksi I
Pelaksanaan
tindakan II Perencanaan
Tindakan II
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Refleksi II Pengamatan/ pengumpulan data II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
G. Prosedur Tindakan
1. Persiapan Tindakan
Persiapan tindakan dalam pembelajaran ini adalah:
a. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru seni rupa di SDN 3
Bangunsari Ponorogo bertujuan meminta ijin untuk mengadakan penelitian.
b. Melakukan pengamatan dan identifikasi tentang kemampuan awal siswa dalam
menggambar imajinasi serta permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran
gambar imajinasi bertema alam sekitar.
c. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada siklus ke I dan siklus
ke II mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kelas III dengan materi
pokok pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar
d. Menyiapkan sarana yaitu media guru dalam mengajar gambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus
ke I dan siklus ke II.
e. Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar-mengajar gambar
imajinasi bertema alam sekitar pada siklus ke I dan siklus ke II.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan direncanakan dalam dua siklus, meliputi pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan siklus II sebagai tindakan perbaikan sehingga diperoleh
hasil yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4)
refleksi, dengan perincian sebagai berikut:
a. Siklus I
Materi yang akan disampaikan kepada siswa pada pembelajaran siklus I
ini adalah menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema
rekreasi. Tujuan pembelajaran adalah agar anak mampu menyalurkan ide
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
serta gagasannya tentang rekreasi ke dalam gambar imajinasi sesuai
pengalaman dan imajinasinya sendiri.
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi: a) Peneliti bersama guru merancang
skenario kegiatan dalam pembelajaran gambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. b)
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). c)
Mempersiapkan media pembelajaran yaitu karya gambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan sub tema rekreasi. d) Mempersiapkan
instrumen untuk penilaian gambar imajinasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran dalam satu siklus dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama meliputi: a) Membuat kelompok belajar
yaitu masing-masing kelompok minimal 4 orang. b) Menjelaskan materi
pengertian gambar imajinasi dan memberi contoh referensi gambar
imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema rekreasi. c)
Mengapresiasi contoh karya gambar imajinasi bertema alam sekitar
dengan sub tema rekreasi. d) Guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan subtema
rekreasi. e) Tujuan pembelajaran ini adalah siswa mampu menuangkan
ide dan pengalamannya kedalam gambar imajinasi.
Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama,
meliputi: a) Membuat kelompok belajar yaitu masing-masing kelompok
minimal 4 orang. b) Guru mengulas kembali pembelajaran dengan
mengapresiasi karya gambar imajinasi bertema alam sekitar. c) Tugas
siswa adalah melanjutkan tugas pada pertemuan pertama dan karya harus
selesai minimal 90%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Tahap Observasi
Tahap pengamatan atau observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati proses pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar di
kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo, yaitu dengan mengamati aktifitas
guru pada saat mengajar, mengamati aktivitas siswa pada saat mengikuti
pelajaran, dan mengamati hasil karya pembelajaran sebagai data
sementara yang akan diolah untuk data penelitian. Data tersebut meliputi
lembar observasi guru dan siswa, data tentang hasil karya dan prestasi
belajar siswa dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis dan refleksi, hasil yang diperoleh pada tahap
observasi di kumpulkan untuk dianalisis dan disimpulkan . Dari simpulan
tersebut dapat diketahui apakah proses pembelajaran gambar imajinasi
pada siklus I sudah memenuhi target atau belum, atau ada bagian-bagian
yang masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Pemenuhan target
dapat diketahui pada capaian indikator keberhasilan. Apabila target dari
hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I belum terpenuhi, atau masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang masih perlu untuk dibenahi, maka
harus dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II.
2) Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus I. Secara garis besar, tahap-tahap pada siklus II sama
dengan tahap-tahap pada siklus I, hanya pada siklus ini lebih ditingkatkan
mengenai pengintensifan kerja guru dalam kegiatan apresiasi karya. Pada
siklus II ini pembelajaran gambar imajinasi menggunakan sub tema fantasi
seperti kerajaan, negeri dogeng dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mendorong imajinasi siswa kearah yang lebih tinggi. Secara rinci, tahapan
pada siklus II sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi: a) Peneliti bersama guru merancang
skenario kegiatan dalam pembelajaran gambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan menggunakan model pembelajarn konstruktivistik. b)
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). c)
Mempersiapkan media pembelajaran yaitu karya gambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan sub tema fantasi. d) Mempersiapkan
instrumen untuk penilaian gambar imajinasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran menggambar imajinasi pada siklus
II ini dilangsungkan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama meliputi:
a) Pada awal pertemuan guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan
siswa dalam menggambar imajinasi pada siklus I. b) Membuat kelompok
belajar yaitu masing-masing kelompok minimal 4 orang.c) Menjelaskan
materi pembelajaran selanjutnya yaitu pengertian gambar imajinasi dan
memberi contoh referensi gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan
sub tema fantasi. d) Mengapresiasi contoh karya gambar imajinasi dengan
sub tema fantasi dengan membahas dan menunjukan contoh proses
pembuatannya kepada siswa. e) Guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema fantasi.
f) Tujuan pembelajaran ini adalah siswa mampu menuangkan serta
mengembangkan ide dan fantasinya kedalam gambar imajinasi.
Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama,
meliputi: a) Membuat kelompok belajar yaitu masing-masing kelompok
minimal 4 orang. b) Guru mengulas kembali pembelajaran dengan
mengapresiasi karya gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
tema fantasi . c) Tugas siswa adalah melanjutkan tugas pada pertemuan
pertama dan karya harus selesai minimal 90%.
3) Tahap Observasi
Tahap pengamatan atau observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati proses pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar di
kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo, yaitu dengan mengamati aktifitas
guru pada saat mengajar, mengamati aktivitas siswa pada saat mengikuti
pelajaran, dan mengamati hasil karya pembelajaran sebagai data
sementara yang akan diolah untuk data penelitian. Data tersebut meliputi
lembar observasi guru dan siswa, data tentang hasil karya dan prestasi
belajar siswa dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis dan refleksi, hasil yang diperoleh pada tahap
observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan disimpulkan Peneliti dapat
merefleksikan berdasarkan hasil observasi untuk melihat apakah model
pembelajaran konstruktivistik yang telah dilakukan dapat meningkatkan
kreativitas siswa menggambar imajinasi bertema alam sekitar pada kelas
III di SDN 3 Bangunsari Ponorogo. Apabila hasil dari siklus ke II sudah
memenuhi indikator keberhasilan, dapat dikatakan pembelajaran pada
siklus ke II sudah berhasil. Apabila hasil dari siklus ke II belum
memenuhi indikator keberhasilan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran konstruktivistik belum dapat digunakan
untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi di
kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Bangunsari Ponorogo, yang beralamatkan
di Jalan Argopuro No.46, Kelurahan Bangunsari, Kota Ponorogo. Sekolah yang
dikepalai oleh bapak Slamet Gunaji, S.Pd, M.Pd ini merupakan salah satu sekolah
dasar favourit di kota Ponorogo, dan juga merupakan sekolah yang berstandar RSBI
(Rintisan Sekolah Berstandar Internasional).
Gambar 3. Halaman depan SDN 3 Bangunsari Ponorogo
( dok. Iqbal Gilang R, hari Minggu, Tanggal 9 April 2012 )
Pada tahun pelajaran 2011/ 2012 ini, jumlah keseluruhan siswa yang terdapat di
SDN 3 Bangunsari Ponorogo berjumlah 167 siswa yang terdiri dari 79 laki- laki dan
88 perempuan. Kelas I berjumlah 29 siswa yaitu 14 laki-laki dan 15 perempuan.
Kelas II berjumlah 31 siswa yaitu 14 laki-laki dan 17 perempuan. Kelas III berjumlah
28 siswa yaitu 12 laki-laki dan 16 perempuan. Kelas IV berjumlah 23 siswa yaitu 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
laki- laki dan 13 perempuan. Kelas V berjumlah 26 siswa yaitu 14 laki-laki dan 12
perempuan. Kelas VI berjumlah 30 siswa yaitu 14 laki-laki dan 16 perempuan.
SDN 3 Bangunsari Ponorogo memiliki prasarana gedung sendiri yang terdiri
dari enam ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang UKS,
satu kantin, beberapa kamar mandi, satu lahan khusus parkir dan halaman sekolah.
Karena keterbatasan ruang kelas dan tingginya jumlah peminat masuk, untuk tahun
depan SDN 3 Bangunsari berencana akan memperluas bangunan dan akan
membangun beberapa ruang kelas lagi.
....... Jalan Argopuro ......
U
Halaman
Gambar 4. Denah bangunan SDN 3 Bangunsari Ponorogo
Tempat
Sepeda
KM /
WC
Ruang
Guru
Kan
tin
Kelas VI
Ruang
Kepala
Sekolah
Kelas
I
Kelas
II
Kelas
III
Kelas
IV
Kelas
V
Gerbang
U
K
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Visi SDN 3 Bangusari Ponorogo adalah beriman, berprestasi, berbudi pekerti
yang luhur dan berwawasan lingkungan. Sedangkan misi SDN 3 Bangunsari
Ponorogo adalah: 1) Membentuk insan yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan
YME sesuai dengan agama yang dianutnya. 2) Membentuk dan menyiapkan peserta
didik agar berprestasi tinggi dalam bidang akademik maupun non akademik, baik di
tingkat regional, nasional maupun internasional. 3) Membentuk insan yarng berbudi
luhur, beretika, berdisiplin, mempunyai karakter yang kuat, menjunjung tinggi
budaya bangsa dan berjiwa nasionalisme dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. 4)
Membentuk insan yang mencintai kelestarian lingkungan dan mempunyai wawasan
lingkungan.
Tujuan sekolah SDN 3 Bangunsari Ponorogo adalah: 1) Mencetak manusia
yang bertaqwa kepada Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya. 2) Membiasakan anak dan seluruh warga sekolah mempunyai disiplin
yang tinggi, mentaati peraturan yang berlaku. 3) Mempunyai akar budaya yang kuat
sesuai karakter daerah untuk memperkaya kebudayaan nasional. 4) Menyiapkan anak
didik untuk berprestasi baik akademik maupun non akademik dan mampu bersaing
dengan sekolah-sekolah lain yang lebih maju baik di tingkat regional, nasional,
maupun internasional. 5) Menyiapkan anak didik yang mempunyai budi pekerti yang
luhur sesuai dengan norma agama, adat istiadat yang tidak bertentangan dengan
pegamalan Pancasila. 6) Menyiapkan anak didik berperilaku sopan dan santun,
menghormati orang tua dan guru dalam kehidupan sosial kemasyarakatan serta
mencintai lingkungan hidupnya. 7) Menyiapkan anak didik agar mampu hidup rukun
dan mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi tanpa membedakan suku, ras dan
agama.
SDN 3 Bangunsari Ponorogo merupakan sekolah di kota Ponorogo yang
memiliki konsep ”green school”. Hal itu dapat dilihat dari visi, misi, maupun tujuan
sekolah yang berwawasan lingkungan. Dibandingkan sekolah lain, SDN 3 Bangunsari
Ponorogo unggul dalam sistem sanitasi dan sistem pengolahan sampah sendiri yang
sangat baik. Tidak heran setiap tahun SDN 3 Bangunsari ditunjuk sebagai sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang mewakili kota Ponorogo dalam penilaian lomba kebersihan kota atau piala
Adipura. Selain hal tersebut, SDN 3 Bangunsari Ponorogo juga merupakan sekolah
dengan segudang prestasi yang membanggakan.
Subjek dalam penelitian ini adalah kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo.
Dalam kelas tersebut terdapat 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan, yang seluruhnya berdomisili di kota Ponorogo. Berikut tabel daftar
siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 :
Tabel 2. Daftar siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo
No Nama Jenis
Kelamin No Nama Jenis
Kelamin
1 Adinda Iva Aurellia Perempuan 15 Eka Rahmawati Perempuan
2 Alvin Husni Lazuardi
Pamungkas Laki- laki 16 Elsa Hera Kurniasari Perempuan
3 Alya Amira Widyastuti Perempuan 17 Ernis Riniawati Perempuan
4 Andreas Rajasaputra Laki- laki 18 Fahrin Aurelia Perempuan
5 Andyra Aldi Kurniawan Laki- laki 19 Farera Elba Nafisa Putri Perempuan
6 Arief Nizar Firmansah Laki- laki 20 Febtania Friskhananda Perempuan
7 Arif Sunu Pamungkas Laki- laki 21 Felda Natasya Putri Perempuan
8 Ayu Dwi Setyaningrum Perempuan 22 Galang Pramudito Laki- laki
9 Bintang Aditya Saputra Laki- laki 23 Hafizhah Zakia Firdaus Perempuan
10 Briliansyah Eka Dananjaya Laki- laki 24 Handy Royan Ramadhan Laki- laki
11 Cynthia Alinda Putri Perempuan 25 Hanriatami Fiandini Perempuan
12 Dhendy Rodriguez Laki- laki 26 Intan Cahya Ningrum Perempuan
13 Dimas Andhica Danuarta Laki- laki 27 Abim Prima Prayogo Laki- laki
14 Dyah Ayu Sekar Arum Perempuan 28 Tishani Maha Dewi Perempuan
Sumber: data presensi siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1. Survei Awal Pembelajaran Seni Rupa di Kelas III SDN 3 Bangunsari
Ponorogo
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
awal untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan. Observasi awal pembelajaran
gambar imajinasi bertema alam sekitar pada kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2012 dan 13 Maret 2012. Berdasarkan
pengamatan awal ditemukan bahwa pembelajaran gambar imajinasi berema alam
sekitar di kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo berjalan kurang maksimal. Padahal
siswa terlihat sangat bersemangat dalam mengikuti pelajaran, tetapi kreativitas siswa
dalam menggambar imajinasi sangatlah kurang.
Dalam pembelajaran, guru memberi tugas siswa untuk menggambar
pemandangan alam. Kemudian guru memberi contoh dengan menggambar
pegunungan di papan tulis. Setelah itu guru berkeliling memantau seberapa jauh
penyelesaian hasil karya gambar imajinasi siswa. Pada pertemuan kedua,
pembelajaran gambar imajinasi hanya melanjutkan tugas menggambar yang belum
selesai. Setelah tugas menggambar selesai, siswa mengumpulkan tugas masing-
masing di meja guru.
Pembelajaran yang monoton menyebabkan rendahnya kreativitas siswa dalam
menggambar imajinasi bertema alam sekitar. Dapat dilihat dari hasil karya-karya
siswa yang sebagian besar masih terpaku contoh gambar yang diberikan guru. Dari
segi konsep cerita, sebagian besar karya siswa masih mempunyai kecenderungan
menggambar dua gunung dan jalan. Padahal apabila mampu dikembangkan
berdasarkan pengalaman dan imajinasi anak, konsep pemandangan sangatlah luas.
Selain itu siswa juga kurang mempunyai keberanian dalam menggores dan
menuangkan ide secara liar dalam karyanya. Hai itu dikarenakan siswa takut
gambarannya salah, jelek dan tidak sebagus punya temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berikut gambar proses kegiatan pembelajaran menggambar imajinasi bertema
alam sekitar pada observasi awal:
Gambar 5. Guru memberikan gambar contoh yang monoton kepada siswa
(dok. Iqbal Gilang R, hari selasa, tanggal 6 Maret 2012)
Gambar 6. Siswa meniru gambar contoh yang diberikan guru di papan tulis
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa tanggal 6 Maret 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan awal pada penilaian gambar imajinasi bertema
alam sekitar menggunakan indikator kreativitas, menunjukkan bahwa kreativitas
karya yang dihasilkan siswa sangat rendah. Meliputi daya imajinasi, ekspresi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
orisinalitas karya dan visualisasi karya. Berikut tabel penilaian kreativitas gambar
imajinasi bertema alam sekitar pada observasi awal:
Tabel 3. Penilaian pada observasi awal
No Nama Kriteria
Total Keterangan I E O V
1 Adinda Iva Aurellia 21 18 24 7 70 Lulus
2 Alfin Husni Lazuardi Pamungkas 18 24 21 8 71 Lulus
3 Alya Amira Widyastuti 18 18 18 6 60 Tidak lulus
4 Andreas Rajasaputra 21 21 18 6 66 Tidak lulus
5 Andyra Aldi Kurniawan 18 18 18 6 60 Tidak lulus
6 Arief Nizar Firmansah 21 18 18 6 63 Tidak lulus
7 Arif Sunu Pamungkas 18 21 18 7 64 Tidak lulus
8 Ayu Dwi Setyaningrum 18 21 18 6 63 Tidak lulus
9 Bintang Aditya Saputra 18 21 18 7 64 Tidak lulus
10 Briliansyah Eka Dananjaya 18 18 18 6 60 Tidak lulus
11 Cynthia Alinda Putri 21 18 21 8 68 Tidak lulus
12 Dhendy Rodriguez 18 21 18 6 63 Tidak lulus
13 Dimas Andicha Danuarta 18 18 21 8 65 Tidak lulus
14 Dyah Ayu Sekar Arum 21 24 18 8 71 Lulus
15 Eka Rahmawati 21 18 18 7 64 Tidak lulus
16 Elsa Hera Kurniasari 18 24 18 8 68 Tidak lulus
17 Ernis Riniawati 18 21 21 8 68 Tidak lulus
18 Fahrin Aurelia 21 18 24 7 70 Lulus
19 Farera Elba Nafisa Putri 18 18 18 6 60 Tidak lulus
20 Febtania Friskhananda 24 18 27 6 75 Lulus
21 Felda Natasya Putri 21 18 24 8 71 Lulus
22 Galang Pramudito 18 18 18 6 60 Tidak lulus
23 Hafizhah Zakia Firdaus 18 18 18 7 61 Tidak lulus
24 Handy Royan Ramadhan 18 18 18 6 60 Tidak lulus
25 Hanriatami Fiandini 21 24 18 8 71 Lulus
26 Intan Cahya Ningrum 21 18 18 6 63 Tidak lulus
27 Abim Prima Prayogo 18 18 18 6 60 Tidak lulus
28 Tishani Maha Dewi 18 18 18 8 62 Tidak lulus
Total 540 546 543 192 1821 7 siswa
Nilai Rata- rata 19,28 19,50 19,39 6,85 65,03
Persentase : (Jumlah siswa yang lulus: Jumlah siswa keseluruhan) x 100 25%
Keterangan:
I : Daya Imajinasi O : Orisinalitas Ide
E : Ekspresi V : Visualisasi Karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Berdasarkan tabel penilaian pada observasi awal di atas, menunjukkan bahwa:
1) nilai rata-rata siswa dalam segi daya imajinasi mencapai 19,28, 2) nilai rata–rata
dalam segi ekspresi mencapai 19,50, 3) nilai rata-rata dalam segi orisinalitas karya
mencapai 19,39, 4) nilai rata-rata dalam segi visualisasi karya mencapai 6,85, dan 5)
nilai rata-rata kelas III mencapai 65,03.
Dari tabel 3 diketahui dari 28 orang siswa, hanya terdapat 7 siswa saja yang
dapat memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai ≥ 70 , yaitu
siswa yang bernama Adinda, Alfin, Arum, Fahrin, Febtania, Felda dan Dini.
Sedangkan 21 orang siswa lainnya belum dapat memenuhi nilai KKM yaitu siswa
yang bernama Alya, Andreas, Andyra, Nizar, Sunu, Ayu, Bintang, Brilian, Cynthia,
Dhendy, Dimas, Eka, Elsa, Ernis, Farera, Galang, Hafizhah, Royan, Intan, Abim dan
Tishani. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah siswa pada kelas III
mempunyai kreativitas yang masih rendah dalam menggambar imajinasi bertema
alam sekitar. Untuk lebih jelasnya ditampilkan tabel persentase penilaian pada
observasi awal sebagai berikut:
Tabel 4. Persentase penilaian observasi awal
No Nilai Jumlah
siswa
Persentase Siswa
1 89 ke atas (sangat baik) 0 0% -
2 80-89 (baik) 0 0% -
3 70-79 (cukup baik) 7 25% Adinda, Alfin, Arum, Fahrin, Febtania,
Felda dan Dini
4 60-69 (kurang baik) 21 75% Alya, Andreas, Andyra, Nizar, Sunu, Ayu,
Bintang, Brilian, Cynthia, Dhendy, Dimas,
Eka, Elsa, Ernis, Farera, Galang, Hafizhah,
Royan, Intan, Abim dan Tishani
5 60 ke bawah (sangat
kurang baik)
0 0% -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan tabel persentase penilaian observasi di atas, menunjukkan bahwa:
1) siswa yang mendapat nilai 89 ke atas (sangat baik) tidak ada atau 0% 2) siswa
yang mendapat 80-89 (baik) tidak ada atau 0%, 3) siswa yang mendapat nilai 70-79
(cukup baik) adalah 7 siswa atau sebesar 25%, 4) siswa yang mendapatkan nilai 60-
69 (kurang baik) adalah 21 siswa atau sebesar 75%, dan siswa yang mendapat nilai 60
ke bawah (sangat kurang baik) tidak ada atau 0%.
Dengan demikian dari 28 siswa hanya 7 siswa atau 25% siswa saja yang
memenuhi nilai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal) dengan mendapat nilai ≥70,
sedangkan 21 siswa atau 75% siswa belum mampu memenuhi nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dengan hanya mendapatkan nilai di bawah 70. Berikut adalah
beberapa contoh karya gambar imajinasi bertema alam sekitar yang dihasilkan siswa
pada observasi awal :
Gambar 7. Karya gambar imajinasi bertema alam sekitar yang dibuat Intan
( Krayon di atas kertas A4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Gambar 8. Karya gambar imajinasi bertema alam sekitar yang dibuat Galang
(Krayon di atas kertas A4)
Dari karya Intan dan Galang di atas menunjukkan bahwa mereka kurang
mempunyai kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar. Dari daya
imajinasi atau konsep cerita, kedua karya tersebut masih terpengaruh konsep
pemandangan pegunungan yang dicontohkan oleh guru. Mereka belum bisa
mengembangkan tema pemandangan secara berbeda sesuai ide dan gagasan mereka
sendiri.
Dari bentuk objek pemandangan pegunungan yang dibuat juga terlihat kurang
menarik dan monoton. Pada karya yang dibuat oleh Intan menggambarkan suasana
pegunungan dengan rumah dan seorang anak. Sedangkan pada karya yang dibuat
Galang menggambarkan suasana pegunungan dengan rumah dan sebuah tiang
bendera. Secara visualisasi kedua karya tersebut hampir terlihat mirip. Masih terdapat
kecenderungan anak menggambar dua gunung, rumah dan jalan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mereka kurang berani mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan
secara liar, bahkan karya yang dibuat terkesan seadanya. Juga dapat dilihat dalam
kedua karya tersebut masih terdapat banyak bidang yang belum diwarnai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Refleksi Awal
Dalam pembelajaran menggambar imajinasi bertema alam sekitar, metode yang
diterapkan guru kurang tepat. Dalam mengajar, guru hanya menggunakan metode
mencontoh secara monoton. Guru juga kurang bisa memancing siswa untuk
mengembangkan ide dan gagasannya sendiri dalam menggambar imajinasi bertema
alam sekitar. Metode yang diterapkan guru secara tidak langsung mendikte dan
membatasi kreativitas siswa. Kurangnya pemahaman, pengalaman dan refrensi yang
diberikan oleh guru menyebabkan rendahnya kreativitas siswa dalam menggambar
imajinasi bertema alam sekitar.
Ketidakberhasilan pembelajaran pada observasi awal ditunjukkan dengan
rendahnya kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar
meliputi daya imajinasi, ekspresi, orisinalitas ide dan visualisasi karya. Pada tabel
persentase penilaian awal menunjukkan bahwa nilai siswa yang masuk dalam
kategori sangat baik sebesar 0%, kategori baik sebesar 0%, kategori cukup baik 25%,
kategori kurang baik 75%, kategori sangat kurang baik sebesar 0%. Pada tabel
penilaian observasi awal siswa yang belum memenuhi nilai KKM sekitar 75% dari 28
siswa yaitu sebanyak 21 siswa. Sedangkan hanya 25% dari 28 siswa yaitu 7 siswa
saja yang dapat memenuhi nilai KKM.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan metode yang tepat yaitu metode
yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi. Dengan
model pembelajaran konstruktivistik, guru membimbing siswa dan mendorong siswa
untuk berpikir aktif dalam menemukan dan menggali ide dan potensinya sendiri.
Dalam metode ini siswa diberi pengetahuan, pengalaman serta keberanian untuk
membangun imajinasinya sendiri secara luas tanpa pengaruruh dari orang lain.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran konstuktivistik diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam menngekspresikan diri melalui gambar
imajinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Deskripsi dan Hasil Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-
masing terdiri atas 4 tahap, yaitu: 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan,
3) Observasi/pengamatan, dan 4) Analisis dan Refleksi. Berikut dekripsi dan hasil
penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanaan penelitian ini, peneliti meminta ijin terlebih dahulu
kepada kepala sekolah dan guru seni rupa di SDN 3 Bangunsari Ponorogo untuk
melakukan penelitian. Kemudian peneliti melakukan observasi lebih mendalam
tentang kondisi awal dan masalah yang dihadapi siswa di kelas. Dari permasalahan
yang diperoleh pada observasi awal, peneliti dan guru seni rupa mendiskusikan
rencana tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 20 Maret 2012 dan pada
hari selasa, 27 Maret 2012 masing- masing 1 jam pelajaran (1 x 35 menit) sesuai
jadwal pelajaran yang ada di SDN 3 Bangunsari Ponorogo.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi: 1) Peneliti bersama guru
merancang skenario kegiatan dalam pembelajaran gambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. 2)
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 3) Mempersiapkan
media pembelajaran yaitu karya gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan
sub tema rekreasi. 4) Mempersiapkan instrumen untuk penilaian gambar imajinasi
siswa.
Pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar dalam satu siklus
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Satu pertemuan beralokasi waktu 1 jam
pelajaran (1 x 35 menit). Pembelajaran dalam satu siklus dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pada siklus pertama ini materi yang akan disampaikan kepada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
adalah menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema rekreasi.
Pertemuan pertama meliputi: 1) Membuat kelompok belajar yaitu masing-masing
kelompok minimal 4 orang. 2) Menjelaskan materi pengertian gambar imajinasi
dan memberi beberapa contoh referensi gambar imajinasi bertema alam sekitar
dengan sub tema rekreasi. 3) Mengapresiasi contoh karya gambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan sub tema rekreasi. Guru menunjukkan dan
membahas kepada siswa tentang pentingnya kreativitas dalam menggambar
imajinasi, yang meliputi daya imajinasi dalam membuat konsep cerita yang
menarik, ekspresi atau keberanian dalam mengeksplorasi bentuk maupun
pewarnaan , orisinalitas dalam berkarya dan visualisasi karya. 4) Guru memberi
tugas kepada siswa untuk membuat gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan
subtema rekreasi. 5) Tujuan pembelajaran ini adalah siswa mampu menuangkan
ide dan pengalamannya kedalam gambar imajinasi. Indikator yang ingin dicapai
adalah minimal 70% siswa kelas III mampu memperoleh nilai ≥70 sesuai nilai
KKM
Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama, meliputi: 1)
Membuat kelompok belajar yaitu masing-masing kelompok minimal 4 orang. 2)
Guru mengulas kembali pembelajaran dengan mengapresiasi karya gambar
imajinasi bertema alam sekitar. 3) Tugas siswa adalah melanjutkan tugas pada
pertemuan pertama dan karya harus selesai minimal 90%.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan, yakni pada hari Selasa, 20 Maret 2012 dan hari Selasa, 27 Maret 2012.
Setiap pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Materi yang
diajarkan merupakan pengembangan dari silabus kelas III semester genap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012.
Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang sudah disusun pada saat perencanaan tindakan. Materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa pada pertemuan pertama ini
adalah gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema rekreasi.
Kegiatan pertemuan pertama meliputi :
a) Sekitar 4 menit guru melakukan pengkondisian kelas, meliputi menyiapkan
media pembelajaran, melakukan pengecekan presensi siswa dan membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok belajar (1 kelompok minimal 4 orang).
Selain untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif, pembagian
kelompok bertujuan untuk efisiensi waktu guru dalam mengamati proses
berkarya siswa .
b) Sekitar 2 menit guru menyampaikan kepada siswa bahwa pembelajaran hari
ini adalah menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema
rekreasi. Kemudian guru menjelaskan pengertian gambar imajinasi kepada
siswa beserta menunjukkan beberapa contoh referensi gambar imajinasi
alam sekitar dengan sub tema rekreasi. Tujuan kegiatan ini untuk
memberikan pengetahuan dan pengalaman baru, serta memberikan
kesempatan siswa memikirkan pengalaman pribadinya sehubungan dengan
sub tema rekreasi.
c) Sekitar 3 menit, guru mengapresiasi beberapa contoh karya gambar imajinasi
alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang telah disiapkan oleh guru.
Kegiatan ini bertujuan mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
gagasan lama mereka tentang gambar imajinasi. Karya yang digunakan
dalam proses apresiasi adalah gambar imajinasi alam sekitar dengan sub
tema rekreasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan referensi dari berbagai
sumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 9. Guru melakukan kegiatan apresiasi karya di depan kelas
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 20 Maret 2012)
Gambar 10. Siswa sedang memperhatikan penjelasan dari guru
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 20 Maret 2012)
Pada gambar 9 guru mengapresiasi salah satu contoh karya di depan
kelas. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dari guru. Pada
gambar 10 seorang siswa tampak serius memperhatikan penjelasan dari
guru. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar imajinasi alam sekitar
dengan sub tema rekreasi yang digunakan dalam proses apresiasi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 11. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul ”Menyiram Bunga”.
(Karya repro dari www.charter-human-responsibilities.net, krayon di atas kertas A3)
Gambar 12. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul ”Pergi ke Monas”.
(Karya repro dari Muharam dan Warti Sundaryati, 1991:48, krayon di atas kertas A3)
Kegiatan apresiasi dilakukan guru di depan kelas. Dalam kegiatan
apresiasi guru membahas kreativitas menggambar imajinasi meliputi daya
imajinasi dalam mengembangkan konsep cerita, ekspresi atau keberanian
dalam mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan, orisinalitas karya, dan
visualisasi karya. Segi daya imajinasi, guru menjelaskan kepada siswa
bahwa dalam menggambar imajinasi, harus mampu menunjukkan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
cerita semenarik mungkin berdasarkan ide maupun pengalaman pribadinya.
Tidak hanya gambar pemandangan pegunungan saja, apabila mampu
dikembangkan sub tema rekreasi sangatlah luas. Seperti contoh karya pada
gambar 11 di atas menunjukkan seorang anak sedang menyiram bunga di
taman, atau pada gambar 12 menunjukkan gambar imajinasi dengan konsep
cerita tamasya ke monas.
Segi ekspresi, guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam
menggambar imajinasi, siswa harus mempunyai keberanian dalam
mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan. Siswa tidak perlu merasa takut
salah dalam menggores maupun mewarnai gambar. Seperti contoh karya
pada gambar 11 di atas, tampak goresan gambar sangat berani dan tidak
takut salah. Sedangkan pada gambar 12 menunjukkan karya sangat berani
dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan. Tampak pemandangan
suasana monas lengkap dengan kendaraan, orang berlalu lalang, masjid dan
lain-lain. Pewarnaan pada gambar juga sangat berani dan berwana-warni.
Segi orisinalitas karya, guru menjelaskan kepada siswa bahwa ide
gambar imajinasi dibuat berdasarkan khayalan serta pengalaman pribadi
siswa. Jadi dalam menggambar imajinasi, siswa tidak boleh meniru karya
temannya karena khayalan dan pengalaman pribadi setiap orang berbeda–
beda.
Segi visualisasi karya, guru menjelaskan bahwa dalam menggambar
imajinasi objek karya harus digambar dengan jelas. Gambar juga harus
diwarnai semua dengan semenarik mungkin. Seperti contoh karya pada
gambar 11 dan 12 sebagian besar objek gambar sudah diwarnai semua
dengan baik.
d) Sekitar 25 menit guru membagikan kertas gambar kepada siswa, kemudian
menugaskan siswa untuk membuat gambar imajinasi alam sekitar dengan
sub tema rekreasi. Kegiatan ini bertujuan memberi kesempatan siswa untuk
mencoba gagasan baru mereka sesuai ide dan pengalaman pribadi masing–
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
masing. Pewarnaan pada gambar imajinasi dengan teknik kering, bebas
menggunakan pensil warna atau krayon. Sembari siswa berkarya, guru
mengamati dan membimbing siswa di setiap kelompok.
e) Sekitar 1 menit, guru menyampaikan bahwa pelajaran akan segera berakhir.
Siswa mengumpulkan karya yang belum selesai untuk dilanjutkan pada
pertemuan selanjutnya. Guru menanyakan kesulitan siswa, kemudian guru
merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal itu
bertujuan sebagai bahan evaluasi siswa dan lebih memotivasi siswa pada
pembelajaran selanjutnya. Bersamaan dilanjutkan guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Untuk pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret 2012.
Dalam pertemuan kedua ini tugas siswa adalah melanjutkan tugas menggambar
imajinasi pada pertemuan pertama. Kegiatan pada pertemuan kedua ini
meliputi:
a) Sekitar 4 menit guru melakukan pengkondisian kelas, meliputi menyiapkan
media pembelajaran, melakukan pengecekan presensi siswa dan membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok belajar (1 kelompok minimal 4 orang).
b) Sekitar 2 menit guru mengulas kembali pembelajaran dengan mengapresiasi
contoh karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi.
c) Sekitar 28 menit guru membagikan karya pada pertemuan pertama. Tugas
siswa adalah melanjutkan tugas menggambar imajinasi alam sekitar dengan
sub tema rekreasi yang belum selesai pada pertemuan pertama. Sembari
siswa berkarya, guru mengamati dan membimbing siswa di setiap kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 13. Siswa melanjutkan tugas menggambar imajinasi pada pertemuan kedua.
(dok.Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 27 Maret 2012)
d) Sekitar 1 menit guru menyampaikan bahwa pelajaran akan segera berakhir.
Karya siswa sudah harus selesai minimal 90%. Kemudian siswa
mengumpulkan karya masing- masing di meja guru. Guru menanyakan
kesulitan siswa, kemudian guru merefleksikan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Bersamaan dilanjutkan guru menutup pelajaran.
c. Tahap Observasi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, terdapat peningkatan pada hasil
penilaian kreativitas menggambar imajinasi bertema alam sekitar pada siswa kelas
III SDN 3 Bangunsari Ponorogo meliputi daya imajinasi, ekspresi, orisinalitas
karya dan visualisasi karya. Berikut tabel penilaian kreativitas gambar imajinasi
bertema alam sekitar pada siklus I :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 5. Penilaian pada siklus I
No Nama
Kriteria
Total Keterangan I E O V
1 Adinda Iva Aurellia 21 21 18 7 67 Tidak lulus
2 Alfin Husni Lazuardi Pamungkas 21 18 24 6 69 Tidak Lulus
3 Alya Amira Widyastuti 21 21 18 8 68 Tidak lulus
4 Andreas Rajasaputra 24 24 30 8 86 Lulus
5 Andyra Aldi Kurniawan 24 24 30 8 86 Lulus
6 Arief Nizar Firmansah 21 24 18 7 70 Lulus
7 Arif Sunu Pamungkas 21 24 21 7 73 Lulus
8 Ayu Dwi Setyaningrum 21 18 18 6 63 Tidak lulus
9 Bintang Aditya Saputra 21 18 18 7 64 Tidak Lulus
10 Briliansyah Eka Dananjaya 21 18 18 6 63 Tidak lulus
11 Cynthia Alinda Putri 21 21 21 7 70 Lulus
12 Dhendy Rodriguez 24 24 24 7 79 Lulus
13 Dimas Andicha Danuarta 18 21 21 9 69 Tidak lulus
14 Dyah Ayu Sekar Arum 21 24 21 7 73 Lulus
15 Eka Rahmawati 21 24 24 9 78 Lulus
16 Elsa Hera Kurniasari 24 24 27 8 83 Lulus
17 Ernis Riniawati 18 21 30 7 76 Lulus
18 Fahrin Aurelia 21 21 18 7 67 Tidak lulus
19 Farera Elba Nafisa Putri 21 21 27 8 77 Lulus
20 Febtania Friskhananda 18 18 30 7 73 Lulus
21 Felda Natasya Putri 21 24 24 8 80 Lulus
22 Galang Pramudito 21 18 18 7 64 Tidak Lulus
23 Hafizhah Zakia Firdaus 21 18 18 7 64 Tidak lulus
24 Handy Royan Ramadhan 21 24 30 9 84 Lulus
25 Hanriatami Fiandini 21 21 30 8 80 Lulus
26 Intan Cahya Ningrum 24 21 30 6 81 Lulus
27 Abim Prima Prayogo 21 18 18 7 64 Tidak lulus
28 Tishani Maha Dewi 21 18 24 6 69 Tidak lulus
Total 594 591 648 204 2040 16 siswa
Nilai Rata- rata 21,21 21,10 23,14 7,28 72,85
Persentase : (Jumlah siswa yang lulus: Jumlah siswa keseluruhan) x 100 57%
Keterangan:
I : Daya Imajinasi O : Orisinalitas Ide
E : Ekspresi V : Visualisasi Karya
Berdasarkan tabel penilaian pada siklus I di atas, menunjukkan bahwa: 1)
nilai rata-rata siswa dalam segi daya imajinasi mencapai 21,21, 2) nilai rata–rata
dalam segi ekspresi mencapai 21,10, 3) nilai rata-rata dalam segi orisinalitas karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
mencapai 23,14, 4) nilai rata-rata dalam segi visualisasi karya mencapai 7,28, dan
5) nilai rata-rata kelas III mencapai 72,85.
Dari tabel 5 diketahui dari 28 orang siswa, terdapat 16 orang siswa yang
dapat memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai ≥ 70 ,
yaitu siswa yang bernama Andrea, Andyra, Nizar, Sunu, Cynthia, Dhendy, Arum,
Eka, Elsa, Ernis, Farera, Febtania, Felda, Royan, Dini, Intan. Sedangkan 12 orang
siswa lainnya belum dapat memenuhi nilai KKM yaitu siswa yang bernama
Adinda, Alfin, Alya, Ayu, Bintang, Brilian, Dimas, Fahrin, Galang, Hafizhah,
Abim, Tishani. Untuk lebih jelasnya ditampilkan tabel persentase penilaian pada
siklus I sebagai berikut:
Tabel 6. Persentase penilaian siklus I
No Nilai Jumlah
siswa
Persentase Siswa
1 89 ke atas (sangat baik) 0 0% -
2 80-89 (baik) 7 25% Andreas, Andyra, Elsa, Felda, Royan, Dini,
Intan
3 70-79 (cukup baik) 9 32% Nizar, Sunu, Cynthia, Dhendy, Arum, Eka,
Ernis, Farera, Febtania
4 60-69 (kurang baik) 12 43% Adinda, Alfin, Alya, Ayu, Bintang, Brilian,
Dimas, Fahrin, Galang, Hafizhah, Abim,
Tishani
5 60 ke bawah (sangat
kurang baik)
0 0% -
Berdasarkan tabel persentase penilaian siklus I di atas, menunjukkan bahwa:
1) siswa yang mendapat nilai 89 ke atas (sangat baik) tidak ada atau 0% 2) siswa
yang mendapat 80-89 (baik) adalah 7 siswa atau 25%, 3) siswa yang mendapat
nilai 70-79 (cukup baik) adalah 9 siswa atau sebesar 32%, 4) siswa yang
mendapatkan nilai 60-69 (kurang baik) adalah 12 siswa atau sebesar 43%, dan
siswa yang mendapat nilai 60 ke bawah (sangat kurang baik) tidak ada atau 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dengan demikian dari 28 siswa terdapat 16 siswa atau 57% siswa yang
memenuhi nilai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal) dengan mendapat nilai ≥70,
sedangkan 12 siswa atau 43% siswa belum mampu memenuhi nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dengan hanya mendapatkan nilai di bawah 70. Berikut karya
gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang dihasilkan Andreas
Rajasaputra dan Dhendy Rodriguez (siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo):
Gambar 14. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang dibuat Andreas
(Krayon di atas kertas A4)
Gambar 15. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema rekreasi yang dibuat Dhendy
(Krayon di atas kertas A4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pada karya Andreas dan Dhendy di atas, menunjukkan bahwa siswa tersebut
sudah mengalami peningkatan kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema
alam sekitar. Dari segi daya imajinasi, gambar karya andreas mampu manampilkan
konsep cerita yang menarik, yaitu suasana pasar malam. Segi ekspresi siswa berani
dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan. Tampak suasana pasar malam
lengkap dengan orang berjualan, komidi putar, rumah hantu dan lain–lain. Segi
orisinalitas, konsep karya yang dibuat Andreas tergolong orisinal dan sama sekali
berbeda dari contoh maupun karya teman-temannya. Dari segi visualisasi karya,
karya Andreas tergolong harmonis. Komposisi bentuk dan pewarnaan karya
terlihat sangat alami dari anak. Pada pewarnaan, sebagian besar gambar juga sudah
diwarnai.
Sedangkan pada karya Dhendy, dari segi daya imajinasi dan orisinalitas ide,
karya masih sedikit terpengaruh contoh gambar monas yang diberikan guru. Segi
ekspresi, siswa berani dalam mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan. Tampak
suasana pemandangan monas lengkap dengan tempat berkemah, danau masjid dan
lain-lain. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan ide dari
contoh gambar yang diberikan guru. Dari segi visualisasi karya, karya Dhendy
cukup harmonis dari bentuk maupun pewarnaan. Siswa mampu menyusun objek
menjadi komposisi yang menarik. Pada karya yang dibuat Dhendy, sebagian besar
gambar juga sudah diwarnai.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi pada siklus
I pertemuan 1 dan 2, peneliti segera melakukan tahap analisis dan refleksi. Pada
tahap analisis dan refleksi, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan
untuk dianalisis dan disimpulkan. Hasil observasi yang sudah direfleksi digunakan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Kelebihan dan kekurangan tersebut digunakan untuk
menentukan langkah tindakan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pada table persentase siklus I menunjukkan bahwa nilai siswa yang masuk
kategori sangat baik 0%, kategori baik sebesar 25%, kategori cukup baik sebesar
32%, kategori kurang baik sebesar 43%, kategori kurang baik sekali 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan kreativitas siswa dalam menggambar
imajinasi bertema alam sekitar pada siklus I. Akan tetapi peningkatan tersebut
belum memenuhi indikator ketercapaian yang diinginkan, yaitu 70% siswa
memperoleh nilai ≥70 sesuai nilai KKM. Pada pembelajaran siklus I ini dari 28
orang siswa baru 16 orang siswa yang mampu memperoleh nilai sesuai KKM,
sedangkan 12 orang siswa mampu memperoleh nilai sesuai KKM.
Kekurangan pada pembelajaran siklus ini, konsep visualisasi karya yang
dibuat siswa masih banyak yang terpengaruh contoh dari guru. Sedangkan
kelebihannya adalah dari segi ekspresi siswa sudah mulai berani dan tidak takut
salah dalam menggores. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada pembelajaran
siklus II hendaknya guru lebih intensif dalam menstimulasi siswa agar siswa lebih
mampu membuat konsep karya yang menarik dan orisinal.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Persiapan dari pembelajaran ini adalah, peneliti dan guru seni rupa
mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini.
Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 3
April 2012 dan pada hari selasa, 10 April 2012 masing- masing 1 jam pelajaran (1
x 35 menit) sesuai jadwal pelajaran yang ada di SDN 3 Bangunsari Ponorogo.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi: 1) Peneliti bersama
guru merancang skenario kegiatan dalam pembelajaran gambar imajinasi bertema
alam sekitar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. 2)
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 3) Mempersiapkan
media pembelajaran yaitu karya gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
sub tema fantasi. 4) Mempersiapkan instrumen untuk penilaian gambar imajinasi
siswa.
Pembelajaran gambar imajinasi bertema alam sekitar dalam satu siklus
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Satu pertemuan beralokasi waktu 1 jam
pelajaran (1 x 35 menit). Pembelajaran dalam satu siklus dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Secara garis besar tahap-tahap pada siklus II sama dengan tahap-
tahap pada siklus I, hanya pada siklus ini lebih ditingkatkan mengenai
pengintensifan kerja guru dalam kegiatan apresiasi. Pada siklus kedua ini materi
yang akan disampaikan kepada siswa adalah menggambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan sub tema fantasi seperi kerajaan, negeri dongeng, luar angkasa dan
lain-lain. Selain untuk menambah wawasan siswa, hal ini dimaksudkan untuk
mendorong konsep menggambar imajinasi siswa kearah yang lebih tinggi.
Pertemuan pertama meliputi: 1) Membuat kelompok belajar yaitu masing-
masing kelompok minimal 4 orang. 2) Menjelaskan materi pengertian gambar
imajinasi dan memberi beberapa contoh referensi gambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan sub tema fantasi. 3) Mengapresiasi contoh karya gambar imajinasi
bertema alam sekitar dengan sub tema fantasi. Guru menunjukkan dan membahas
kepada siswa tentang pentingnya kreativitas dalam menggambar imajinasi, yang
meliputi daya imajinasi dalam membuat konsep cerita yang menarik, ekspresi atau
keberanian dalam mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan , orisinalitas dalam
berkarya dan visualisasi karya beserta contoh proses pembuatannya . 4) Guru
memberi tugas kepada siswa untuk membuat gambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan subtema fantasi. 5) Tujuan pembelajaran ini adalah siswa mampu
menuangkan ide dan pengalamannya kedalam gambar imajinasi. Indikator yang
ingin dicapai adalah minimal 70% siswa kelas III mampu memperoleh nilai ≥70
sesuai nilai KKM
Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama, meliputi: 1)
Membuat kelompok belajar yaitu masing-masing kelompok minimal 4 orang. 2)
Guru mengulas kembali pembelajaran dengan mengapresiasi karya gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
imajinasi bertema alam sekitar. 3) Tugas siswa adalah melanjutkan tugas pada
pertemuan pertama dan karya harus selesai minimal 90%.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan, yakni pada hari Selasa, 3 April 2012 dan hari Selasa, 10 April 2012.
Setiap pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Materi yang
diajarkan merupakan pengembangan dari silabus kelas III semester genap.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2012.
Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang sudah disusun pada saat perencanaan tindakan. Materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa pada pertemuan pertama ini
adalah gambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema fantasi.
Kegiatan pertemuan pertama meliputi :
a) Sekitar 4 menit guru melakukan pengkondisian kelas, meliputi menyiapkan
media pembelajaran, melakukan pengecekan presensi siswa dan membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok belajar (1 kelompok minimal 4 orang).
Selain untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif, pembagian
kelompok bertujuan untuk efisiensi waktu guru dalam mengamati proses
berkarya siswa .
b) Sekitar 2 menit guru menyampaikan kepada siswa bahwa pembelajaran hari
ini adalah menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan sub tema
fantasi. Kemudian guru menjelaskan pengertian gambar imajinasi kepada
siswa beserta menunjukkan beberapa contoh referensi gambar imajinasi
alam sekitar dengan sub tema fantasi. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan
pengetahuan dan pengalaman baru, serta memberikan kesempatan siswa
memikirkan ide serta pengalaman pribadinya sehubungan dengan sub tema
fantasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c) Sekitar 3 menit, guru mengapresiasi beberapa contoh karya gambar imajinasi
alam sekitar dengan sub tema fantasi yang telah disiapkan oleh guru.
Kegiatan ini bertujuan mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
gagasan lama mereka tentang gambar imajinasi. Selain itu guru juga
memberikan sedikit contoh proses pembutan beberapa gambar imajinasi
alam sekitar dengan sub tema fantasi. Selain sebagai stimulan siswa, hal
tersebut bertujuan untuk lebih menumbuhkan keberanian siswa dalam
menggores maupun mengeksplorasi ide dalam menggambar imajinasi.
Karya yang digunakan dalam proses apresiasi adalah gambar imajinasi alam
sekitar dengan sub tema fantasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan
referensi dari berbagai sumber.
Gambar 16. Guru melakukan kegiatan apresiasi karya di depan kelas
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 3April 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 17. Siswa tampak antusias memperhatikan penjelasan dari guru
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 3 April 2012)
Pada gambar 16 guru mengapresiasi salah satu contoh karya gambar
imajinasi di depan kelas, sedangkan pada gambar 17 siswa tampak antusias
memperhatikan penjelasan dari guru. Berikut ini adalah beberapa contoh
gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang digunakan
dalam proses apresiasi :
Gambar 18. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul ”Periku”.
(Karya Iqbal Gilang Romadhon, krayon di atas kertas A3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 19. Contoh karya gambar imajinasi dengan judul ”Petualangan Luar Angkasa”.
(Karya repro dari Surawa dkk, 2006: 7, krayon di atas kertas A3)
Kegiatan apresiasi dilakukan guru di depan kelas. Dalam kegiatan
apresiasi guru membahas kreativitas menggambar imajinasi meliputi daya
imajinasi dalam mengembangkan konsep cerita, ekspresi atau keberanian
dalam mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan, orisinalitas karya, dan
visualisasi karya.
Segi daya imajinasi, guru menjelaskan kepada siswa bahwa gambar
imajinasi dibuat berdasarkan pengalaman dan khayalan pelukis. Jadi konsep
cerita yang dibuat tidak harus selalu bersifat nyata, tetapi bisa juga bersifat
fantasi atau bukan berdasarkan kejadian sebenarnya. Seperti contoh karya
pada gambar 18 di atas menunjukkan seorang peri sedang terbang bersama
kupu-kupu di malam hari. Sedangkan pada gambar 19 menunjukkan
petualangan astronot di luar angkasa. Guru juga menjelaskan kepada siswa
bahwa selain contoh di atas masih banyak lagi konsep cerita yang dapat
dikembangkan dari sub tema fantasi, seperti negeri dongeng, hewan- hewan
aneh, petualangan masa depan dan lain–lain. Semakin unik dan menarik
konsep cerita yang dibuat, maka semakin bagus nilainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Segi ekspresi, guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam
menggambar imajinasi, siswa harus mempunyai keberanian dalam
mengeksplorasi bentuk maupun pewarnaan. Siswa tidak perlu merasa takut
salah dalam menggores maupun mewarnai gambar. Seperti contoh karya
pada gambar 18 di atas, objek karya digambar dengan sangat berani dan
tidak takut salah. Sedangkan pada gambar 19 menunjukkan karya sangat
berani dalam mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan. Selain astronot dan
pesawatnya, tampak suasana pemandangan luar angkasa lengkap dengan
planet–planet, bintang–bintang dan juga pesawat alien. Pewarnaan pada
gambar juga sangat berani dan berwana-warni.
Segi orisinalitas karya, guru menjelaskan serta menekankan lagi
kepada siswa bahwa ide gambar imajinasi dibuat berdasarkan khayalan serta
pengalaman pribadi siswa. Jadi dalam menggambar imajinasi, siswa tidak
boleh meniru karya temannya karena khayalan dan pengalaman pribadi
setiap orang berbeda–beda.
Segi visualisasi karya, guru menjelaskan bahwa dalam menggambar
imajinasi objek karya harus digambar dengan jelas. Gambar juga harus
diwarnai semua dengan semenarik mungkin. Seperti contoh karya pada
gambar 18 dan 19 sebagian besar objek gambar sudah diwarnai semua
dengan baik.
Untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada siklus I, maka
kegiatan apresiasi karya pada siklus II dilaksanakan lebih intensif. Selain itu
guru juga memberikan sedikit contoh proses pembutan beberapa gambar
imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi. Guru menggambar sedikit
sketsa kasar yang berhubungan dengan sub tema fantasi di papan tulis.
Seperti sketsa gambar rumah di atas awan, ayam berkaki tiga dan lain-lain.
Selain sebagai stimulan siswa, hal tersebut bertujuan untuk lebih
menumbuhkan keberanian siswa dalam menggores maupun mengeksplorasi
ide dalam menggambar imajinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
d) Sekitar 25 menit guru membagikan kertas gambar kepada siswa, kemudian
menugaskan siswa untuk membuat gambar imajinasi alam sekitar dengan
sub tema fantasi. Siswa diberi kesempatan untuk mencoba gagasan baru
mereka sesuai ide dan khayalan masing–masing. Pewarnaan pada gambar
imajinasi dengan teknik kering, bebas menggunakan pensil warna atau
krayon. Sembari siswa berkarya, guru mengamati dan membimbing siswa di
setiap kelompok.
e) Sekitar 1 menit, guru menyampaikan bahwa pelajaran akan segera berakhir.
Siswa mengumpulkan karya yang belum selesai untuk dilanjutkan pada
pertemuan selanjutnya. Sebelum menutup pelajaran guru menanyakan
kesulitan siswa, kemudian guru merefleksikan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Hal itu bertujuan sebagai bahan evaluasi siswa dan lebih
memotivasi siswa pada pembelajaran selanjutnya. Bersamaan dilanjutkan
guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Untuk pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 April 2012.
Dalam pertemuan kedua ini tugas siswa adalah melanjutkan tugas menggambar
imajinasi pada pertemuan pertama. Kegiatan pada pertemuan kedua ini
meliputi:
a) Sekitar 4 menit guru melakukan pengkondisian kelas, meliputi menyiapkan
media pembelajaran, melakukan pengecekan presensi siswa dan membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok belajar (1 kelompok minimal 4 orang).
b) Sekitar 2 menit guru mengulas kembali pembelajaran dengan mengapresiasi
contoh karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi.
c) Sekitar 28 menit guru membagikan karya pada pertemuan pertama. Tugas
siswa adalah melanjutkan tugas menggambar imajinasi alam sekitar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sub tema fantasi yang belum selesai pada pertemuan pertama. Sembari siswa
berkarya, guru mengamati dan membimbing siswa di setiap kelompok.
Gambar 20. Guru mengamati proses berkarya siswa di setiap kelompok
(dok. Iqbal Gilang R, hari Selasa, tanggal 10 April 2012)
d) Sekitar 1 menit guru menyampaikan bahwa pelajaran akan segera berakhir.
Karya siswa sudah harus selesai minimal 90%. Kemudian siswa
mengumpulkan karya masing- masing di meja guru. Guru menanyakan
kesulitan siswa, kemudian guru merefleksikan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Bersamaan dilanjutkan guru menutup pelajaran.
c. Tahap Observasi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, terdapat peningkatan pada hasil
penilaian kreativitas menggambar imajinasi bertema alam sekitar pada siswa kelas
III SDN 3 Bangunsari Ponorogo meliputi daya imajinasi, ekspresi, orisinalitas
karya dan visualisasi karya. Berikut tabel penilaian kreativitas gambar imajinasi
bertema alam sekitar pada siklus II :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 7. Penilaian pada siklus II
No Nama
Kriteria
Total Keterangan I E O V
1 Adinda Iva Aurellia 27 21 27 7 82 Lulus
2 Alfin Husni Lazuardi Pamungkas 21 18 18 7 64 Tidak lulus
3 Alya Amira Widyastuti 24 27 24 9 84 Lulus
4 Andreas Rajasaputra 24 24 27 8 83 Lulus
5 Andyra Aldi Kurniawan 21 24 27 7 79 Lulus
6 Arief Nizar Firmansah 24 21 24 7 76 Lulus
7 Arif Sunu Pamungkas 27 27 27 7 88 Lulus
8 Ayu Dwi Setyaningrum 24 21 24 6 75 Lulus
9 Bintang Aditya Saputra 27 24 27 7 85 Lulus
10 Briliansyah Eka Dananjaya 24 21 21 8 74 Lulus
11 Cynthia Alinda Putri 24 21 27 6 72 Lulus
12 Dhendy Rodriguez 24 27 27 8 86 Lulus
13 Dimas Andicha Danuarta 27 21 30 7 85 Lulus
14 Dyah Ayu Sekar Arum 27 27 27 9 90 Lulus
15 Eka Rahmawati 27 27 27 9 90 Lulus
16 Elsa Hera Kurniasari 24 24 30 9 87 Lulus
17 Ernis Riniawati 24 27 27 8 86 Lulus
18 Fahrin Aurelia 24 24 24 7 79 Lulus
19 Farera Elba Nafisa Putri 21 21 24 7 73 Lulus
20 Febtania Friskhananda 21 27 24 8 80 Lulus
21 Felda Natasya Putri 24 24 24 8 80 Lulus
22 Galang Pramudito 24 27 24 7 82 Lulus
23 Hafizhah Zakia Firdaus 24 24 27 9 84 Lulus
24 Handy Royan Ramadhan 21 18 24 7 70 Lulus
25 Hanriatami Fiandini 21 21 24 8 74 Lulus
26 Intan Cahya Ningrum 21 18 27 6 72 Lulus
27 Abim Prima Prayogo 24 24 27 8 83 Lulus
28 Tishani Maha Dewi 24 21 18 6 69 Tidak lulus
Total 669 651 708 210 2232 26 siswa
Nilai Rata – rata 23,89 23,35 25,28 7,5 79,71
Persentase : (Jumlah siswa yang lulus: Jumlah siswa keseluruhan) x 100 93%
Keterangan:
I : Daya Imajinasi O : Orisinalitas Ide
E : Ekspresi V : Visualisasi Karya
Berdasarkan tabel penilaian pada siklus II di atas, menunjukkan bahwa: 1)
nilai rata-rata siswa dalam segi daya imajinasi mencapai 23,89, 2) nilai rata–rata
dalam segi ekspresi mencapai 23,35, 3) nilai rata-rata dalam segi orisinalitas karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mencapai 25,28, 4) nilai rata- rata dalam segi visualisasi karya mencapai 7,5, dan
5) nilai rata-rata kelas III mencapai 79,71.
Dari tabel 7 diketahui dari 28 orang siswa, sudah terdapat 26 orang siswa
yang dapat memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai ≥
70, yaitu siswa yang bernama Adinda, Alya, Andreas, Andyra, Nizar, Sunu, Ayu,
Bintang, Brilian, Cynthia, Dhendy, Dimas, Arum, Eka, Elsa, Ernis, Fahrin, Farera,
Febtania, Felda, Galang, Hafizhah, Royan, Dini, Intan, Abim. Sedangkan hanya 2
orang siswa yang belum dapat memenuhi nilai KKM yaitu siswa yang bernama,
Alfin dan Tishani. Untuk lebih jelasnya ditampilkan tabel persentase penilaian
pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 8. Persentase penilaian siklus II
No Nilai Jumlah
siswa
Persentase Siswa
1 89 ke atas (sangat baik) 2 7% Arum, Eka
2 80-89 (baik) 14 50% Adinda, Alya, Andreas, Sunu, Bintang,
Dhendy, Dimas, Elsa, Ernis, Febtania,
Felda, Galang, Hafizhah, Abim
3 70-79 (cukup baik) 10 36% Andyra, Nizar, Ayu, Brilian, Cynthia,
Fahrin, Farera, Royan, Dini, Intan
4 60-69 (kurang baik) 2 7% Alfin,Tishani
5 60 ke bawah (sangat
kurang baik)
0 0% -
Berdasarkan tabel persentase penilaian pada siklus II di atas, menunjukkan
bahwa: 1) siswa yang mendapat nilai 89 ke atas (sangat baik) adalah 2 siswa atau
7% 2) siswa yang mendapat 80-89 (baik) adalah 14 siswa atau 50%, 3) siswa yang
mendapat nilai 70-79 (cukup baik) adalah 10 siswa atau sebesar 36%, 4) siswa
yang mendapatkan nilai 60-69 (kurang baik) adalah 2 siswa atau sebesar 7%, dan
siswa yang mendapat nilai 60 ke bawah (sangat kurang baik) tidak ada atau 0%.
Dengan demikian dari 28 siswa sudah terdapat 26 siswa atau 93% siswa
yang memenuhi nilai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal) dengan mendapat nilai
≥70, sedangkan 2 siswa atau 7% siswa saja yang belum mampu memenuhi nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan hanya mendapatkan nilai di bawah
70. Berikut karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang
dihasilkan Eka Rahmawati dan Dyah Ayu Sekar Arum (siswi kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo):
Gambar 21. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang dibuat Eka
(Krayon di atas kertas A3)
Gambar 22. Karya gambar imajinasi alam sekitar dengan sub tema fantasi yang dibuat Arum
(Krayon di atas kertas A3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pada karya Eka dan Arum di atas, menunjukkan bahwa siswa tersebut
sudah mengalami peningkatan kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema
alam sekitar. Dari segi daya imajinasi, gambar karya eka mampu manampilkan
konsep cerita yang sangat menarik, yaitu seorang anak yang sedang memetik
bintang di negeri dongeng. Segi ekspresi siswa sangat berani dalam
mengeksplorasi bentuk dan pewarnaan. Tampak seorang anak yang sedang
memetik bintang lengkap dengan makhluk-makhluk dan pemandangan aneh
seperti di negeri dongeng. Segi orisinalitas, walaupun beberapa objek dalam karya
masih terpengaruh karya temannya, tetapi ide konsep cerita di dalam karya Eka
secara keseluruhan tergolong orisinal dan berbeda dari gambar contoh maupun
karya teman-temannya. Dari segi visualisasi karya, karya Eka tergolong sangat
harmonis. Komposisi bentuk dan pewarnaan karya terlihat sangat rapi dan
menarik. Pada pewarnaan, sebagian besar gambar juga sudah diwarnai dengan
baik.
Sedangkan pada karya Arum, dari segi daya imajinasi, gambar karya Arum
juga mampu manampilkan konsep cerita yang menarik, yaitu sebuah negeri
terbang. Segi ekspresi siswa sangat berani dalam mengeksplorasi bentuk dan
pewarnaan. Tampak pemandangan sebuah negeri dengan rumah-rumah yang
berada di atas ikan terbang. Segi orisinalitas, walaupun beberapa objek dalam
karya masih terpengaruh karya temannya, tetapi ide konsep cerita di dalam karya
Arum secara keseluruhan juga tergolong orisinal dan berbeda dari gambar contoh
maupun karya teman-temannya. Dari segi visualisasi karya, karya Arum juga
tergolong sangat harmonis. Komposisi bentuk dan pewarnaan karya terlihat sangat
rapi dan menarik. Pada pewarnaan, sebagian besar gambar juga sudah diwarnai
dengan baik.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi pada siklus
II pertemuan 1 dan 2, peneliti segera melakukan tahap analisis dan refleksi. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
tahap analisis dan refleksi, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan
untuk dianalisis dan disimpulkan. Hasil observasi yang sudah direfleksi digunakan
untuk mengetahui apakah pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi target
indikator keberhasilan atau belum, yaitu minimal 70% siswa mengalami
peningkatan kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan
nilai ≥70. Apabila hasil dari siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan,
dapat dikatakan pembelajaran pada siklus II sudah berhasil. Apabila hasil dari
siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran konstruktivistik belum dapat di gunakan untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi di kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo.
Pada table persentase siklus II menunjukkan bahwa nilai siswa yang masuk
kategori sangat baik sebesar 7%, kategori baik sebesar 50%, kategori cukup baik
sebesar 36%, kategori kurang baik sebesar 7%, kategori kurang baik sekali 0%.
Setelah di analisa dan di refleksi menunjukkan bahwa hasil pembelajaran pada
siklus II sudah memenuhi target indikator keberhasilan, yaitu minimal 70% siswa
mengalami peningkatan kreativitas dalam menggambar imajinasi bertema alam
sekitar dengan nilai ≥70. Peningkatan kreativitas meliputi daya imajinasi, ekspresi,
orisinalitas ide dan visualisasi karya.
Hasil pada siklus II menunjukkan bahwa dari 28 siswa sudah terdapat 26
siswa atau 93% siswa yang memenuhi nilai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal)
dengan mendapat nilai ≥70, sedangkan 2 siswa atau 7% siswa saja yang belum
mampu memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan hanya
mendapatkan nilai di bawah 70. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran konstruktivistik yang dilaksanakan pada siklus II berhasil
meningkatkan kreativitas menggambar imajinasi dengan tema alam sekitar pada
siswa kelas III SDN 3 Bangunsari Ponorogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan kreativitas siswa dalam menggambar imajinasi dengan
tema alam sekita meliputi daya imajinasi, ekspresi, orisinalitas ide dan visualisasi
karya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 9. Perbandingan nilai rata- rata pada observasi awal, siklus I dan siklus II
No Kriteria Observasi
Awal Siklus ke I Siklus ke II
1 Nilai rata-rata segi daya imajinasi 19,28 21,21 23,89
2 Nilai rata-rata segi ekspresi 19,50 21,10 23,35
3 Nilai rata-rata segi orisinalitas ide 19,39 23,14 25,28
4 Nilai rata-rata segi visualisasi karya 6,85 7,28 7,5
5 Nilai rata-rata kelas III 65,03 72,15 79,71
Berdasarkan perbandingan rata-rata nilai pada tabel 9 menunjukkan bahwa: 1)
Pada observasi awal, nilai rata-rata siswa dalam segi daya imajinasi mencapai 19,28,
nilai rata-rata dalam segi ekspresi mencapai 19,50, nilai rata-rata siswa dalam segi
orisinalitas ide mencapai 19,39, nilai rata-rata siswa dalam segi visualisasi karya
mencapai 6,85, dan nilai rata-rata kelas III mencapai 65,03. 2) Pada siklus I, nilai
rata-rata siswa dalam segi daya imajinasi mencapai 21,21, nilai rata-rata dalam segi
ekspresi mencapai 21,10, nilai rata-rata siswa dalam segi orisinalitas ide mencapai
19,38, nilai rata-rata siswa dalam segi visualisasi karya mencapai 7,28, dan nilai rata-
rata kelas III mencapai 72,15. 3) Pada siklus II, Nilai rata-rata siswa dalam segi daya
imajinasi mencapai 23,89, nilai rata-rata dalam segi ekspresi mencapai 23,35, nilai
rata-rata siswa dalam segi orisinalitas ide mencapai 25,28, nilai rata-rata siswa dalam
segi visualisasi karya mencapai 7,5, dan nilai rata-rata kelas III mencapai 79,71.
Berikut tabel persentase perbandingan penilaian pada observasi awal, siklus I, dan
siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 10. Persentase perbandingan nilai pada observasi awal, siklus I dan siklus II
No Nilai Persentase
Observasi Awal Siklus I Siklus II
1 89 ke atas (sangat baik) 0% 0% 7%
2 80- 89 (baik) 0% 25% 50%
3 70- 79 (cukup baik) 25% 32% 36%
4 60- 69 (kurang baik) 75% 43% 7%
5 60 ke bawah (sangat kurang baik) 0% 0%% 0%
Berdasarkan tabel perbandingan penilaian di atas dijelaskan bahwa: 1) Pada
observasi awal, nilai siswa yang masuk dalam kategori sangat baik sebesar 0%,
kategori baik sebesar 0%, kategori cukup baik 25%, kategori kurang baik 75%,
kategori sangat kurang baik sebesar 0%. 2) Pada siklus I, nilai siswa yang kategori
sangat baik 0%, kategori baik sebesar 25%, kategori cukup baik 32%, kategori kurang
baik 43%, kategori sangat kurang baik 0%. 3) Pada siklus II nilai siswa yang
berkategori sangat baik sebesar 7%, kategori baik sebesar 50%, kategori cukup baik
36%, kategori kurang baik 7%, kategori sangat kurang baik sebesar 0%. Dari data di
atas menunjukkan bahwa setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas dengan
menerapkan model pembelajaran konstruktivistik, terjadi peningkatan nilai kreativitas
pada siklus I, dan semakin meningkat pada siklus II. Berikut grafik perbandingan
ketercapaian keberhasilan observasi awal, siklus I, dan siklus II:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Observasi awal Siklus ke I Siklus ke II
Lulus
Tidak Lulus
Gambar 23. Grafik perbandingan ketercapaian keberhasilan
pada observasi awal, siklus I dan siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar grafik 23 di atas menunjukkan bahwa pada observasi awal, siswa yang
memenuhi indikator ketercapaian yaitu berjumlah 7 siswa atau 25%. Pada siklus ke I
siswa yang memenuhi indikator ketercapaian yaitu berjumlah 16 siswa atau 57%.
Pada siklus ke II siswa yang memenuhi indikator ketercapaian yaitu berjumlah 26
siswa atau 93%. Berdasarkan hasil data yang diperoleh membuktikan bahwa model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas III SDN 3
Bangunsari Ponorogo dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan selama dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
menggambar imajinasi dengan tema alam sekitar pada kelas III SDN 3 Bangunsari
Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.
Model pembelajaran konstruktivistik yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan adaptasi dari desain pembelajaran konstruktivistik rancangan Tytler,
yaitu: 1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya
dengan bahasa sendiri, 2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang
pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif, 3) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru, 4) Memberi pengalaman
yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, 5) Mendorong siswa
untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, 6) Menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif.
Dengan model pembelajaran konstruktivistik, guru memberi pengalaman baru
kepada siswa yang dapat memancing dan mendorong kreativitas siswa sehingga dapat
membangun gagasan sendiri dalam menggambar imajinasi. Selain itu guru
menumbuhkan kebebasan, keberanian, spontanitas, orisinalitas kepada siswa,
sehingga siswa mempunyai rasa percaya diri dalam menggores maupun
mengeksplorasi ide karya.
Peningkatan kreativitas siswa ditandai dengan tercapainya indikator
keberhasilan penelitian, yaitu minimal 70% siswa mengalami peningkatan kreativitas
dalam menggambar imajinasi bertema alam sekitar dengan nilai ≥70. Pada observasi
awal, dari 28 siswa terdapat 7 siswa atau 25% siswa saja yang memenuhi indikator
ketercapaian. Jumlah ini meningkat pada siklus ke I yaitu menjadi 16 siswa atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
57%. Pada siklus ke II jumlah siswa yang memenuhi indikator ketercapaian
meningkat menjadi 26 siswa atau 93% dari jumlah siswa, sehingga penelitian sudah
dapat dikatakan berhasil.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil simpulan maka implikasi yang dapat ditarik adalah apabila
dalam kegiatan menggambar imajinasi bertema alam sekitar tidak diterapkan model
pembelajaran konstruktivistik, maka keativitas siswa meliputi daya imajinasi,
ekspresi, orisinalitas ide dan visualisasi karya tidak akan meningkat dengan baik.
Pemahaman siswa akan materi gambar imajinasi akan sangat kurang sehingga yang
terjadi karya siswa cenderung monoton dan seragam. Selain itu siswa juga kurang
percaya diri dalam menggores dan mengeksplorasi ide karena takut gambarnya salah,
jelek dan tidak sebagus punya temannya.
C. Saran
Berdasarkan hasil simpulan dan implikasi di atas, serta dalam usaha
mengembangkan dan memajukan proses pembelajaran di sekolah maka penulis
mengajukan beberapa saran yang bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru harus lebih memperhatikan persiapan dalam mengajar, termasuk
membuat RPP, mempersiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar-
gambar imajinasi dan lain-lain
b. Guru harus lebih aktif dan berani lagi dalam mendorong kreativitas siswa
dalam menggambar imajinasi setinggi-tingginya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Bagi Siswa
Siswa harus lebih berani lagi dalam mengembangkan ide dan imajinasinya
masing-masing untuk menciptakan karya yang bervariasi dan kreatif.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang menunjang
keberlangsungan pembelajaran gambar imajinasi atau seni rupa secara umum
melalui penyediaan ruang galeri, sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat
tersalurkan dengan baik.