dinamika ekonomi informal

7
DINAMIKA EKONOMI INFORMAL Paradoks Keterlekatan Sosial Ketiadaan peraturan negara membuat transaksi ekonomi informal sering digambarkan sebagai pemerintahan dari kekuatan “pure market”. Ekonomi informal yang digambarkan oleh Hart berdasarkan pengalamannya di Afrika sebagai “Pasar Liar” membuka celah bagi terciptanya pelanggaran dan kecurangan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara praktek illegal dan informal. Praktek illegal biasanya disertai dengan beberapa kesepakatan/perjanjian yang dilakukan secara paksa. Dari pengertian ini, praktek ilegal hampir mendekati ekonomi formal di mana terdapat penegakan hukum dan ganti rugi baik melalui aparat negara seperti kepolisian dan pengadilan atau aparat khusus yang dibentuk oleh kelompok yang berkuasa. Sebaliknya, praktek informal justru tanpa adanya perlindungan dan peraturan yang berakibat pada ketidakpastian (secara tertulis) hal-hal yang sudah disepakati. Paradoks pertama dari ekonomi informal adalah semakin mendekati model “true market”, semakin tergantung pada ikatan sosial agar berfungsi dengan efektif. Dinamika keterlekatan sosial berupa “trust” sangat efektif dalam menegakkan hukuman sosial yang dapat lebih mengancam daripada hukuman formal. Pusat Ekonomi Informal Italia Distrik Industri yang terkenal di Italia terletak di wilayah pusat Emilia-Romagna. Ekonomi informal tumbuh melalui kepercayaan yang diperlukan untuk mempertahankan kerjasama baik antara perusahaan kecil dan antara pemilik dan karyawan. Aturan yang berkembang di antara pelaku ekonomi informal juga melindungi pelakunya dari aturan pemerintah seperti pajak. Perlindungan yang dibuat oleh produsen itu sendiri memungkinkan usaha tumbuh dan mampu menemukan ruang dalam jaringan kegiatan ekonomi koperasi

Upload: habibi-azhar

Post on 29-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Resume Portes

TRANSCRIPT

Page 1: Dinamika Ekonomi Informal

DINAMIKA EKONOMI INFORMAL

Paradoks Keterlekatan Sosial

Ketiadaan peraturan negara membuat transaksi ekonomi informal sering digambarkan sebagai pemerintahan dari kekuatan “pure market”. Ekonomi informal yang digambarkan oleh Hart berdasarkan pengalamannya di Afrika sebagai “Pasar Liar” membuka celah bagi terciptanya pelanggaran dan kecurangan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara praktek illegal dan informal. Praktek illegal biasanya disertai dengan beberapa kesepakatan/perjanjian yang dilakukan secara paksa. Dari pengertian ini, praktek ilegal hampir mendekati ekonomi formal di mana terdapat penegakan hukum dan ganti rugi baik melalui aparat negara seperti kepolisian dan pengadilan atau aparat khusus yang dibentuk oleh kelompok yang berkuasa. Sebaliknya, praktek informal justru tanpa adanya perlindungan dan peraturan yang berakibat pada ketidakpastian (secara tertulis) hal-hal yang sudah disepakati.

Paradoks pertama dari ekonomi informal adalah semakin mendekati model “true market”, semakin tergantung pada ikatan sosial agar berfungsi dengan efektif. Dinamika keterlekatan sosial berupa “trust” sangat efektif dalam menegakkan hukuman sosial yang dapat lebih mengancam daripada hukuman formal.

Pusat Ekonomi Informal Italia

Distrik Industri yang terkenal di Italia terletak di wilayah pusat Emilia-Romagna. Ekonomi informal tumbuh melalui kepercayaan yang diperlukan untuk mempertahankan kerjasama baik antara perusahaan kecil dan antara pemilik dan karyawan. Aturan yang berkembang di antara pelaku ekonomi informal juga melindungi pelakunya dari aturan pemerintah seperti pajak. Perlindungan yang dibuat oleh produsen itu sendiri memungkinkan usaha tumbuh dan mampu menemukan ruang dalam jaringan kegiatan ekonomi koperasi setempat. Jadi, keberhasilan usaha tergantung dari konteks sosial di mana tertanam kepercayaan menjadi dasar setiap kredit dan produksi masyarakat.

Informalitas di Bawah Rezim Sosialis

Jaringan sosial yang ketat menjadi sangat dibutuhkan dalam membentuk tingkat kepercayaan yang tinggi. Kepercayaan ini digunakan ekonomi informal agar berhasil dalam situasi yang represif sekaligus mencegah penyimpangan yang mungkin dilakukan oleh mitra bisnis serta menghindari deteksi oleh pihak berwenang.

Kepercayaan dan solidaritas juga dibangun dengan beberapa ritual unik. Seperti pesta besar yang mewah dengan mengundang semua anggota jaringan. Ritual ini juga efektif dalam mencegah pelanggaran kerahasiaan antar anggota jaringan terhadap aturan formal pemerintah. Seperti di Kuba di mana hukum tidak memungkinkan seseorang untuk memiliki sebuah

Page 2: Dinamika Ekonomi Informal

perusahaan. Tapi pasar gelap telah menyediakan berbagai barang yang mungkin hanya bisa disediakan oleh negara dengan praktek pencurian, korupsi dan spekulasi.

PERAN NEGARA

Paradoks Kontrol Negara

Zaire atau Kongo di bawah rezim Mobutu Sese Seko adalah contoh ekstrim yang tepat untuk sebuah negara predator. Negara memeras kesejahteraan rakyat melalui “sewa gatekeeper” (Peter Evans). Akibat logisnya, seperti yang dikemukakan oleh teori neoutilitarian adalah penghapusan intervensi negara sebagai musuh dalam pembangunan pasar. Kerakusan pejabat dengan bersekutu kepada perusahaan asing dalam memberikan akses kepada sumber daya tertentu merupakan cermin negara predator.

Ketiadaan kerangka hukum yang stabil dan kredibel dalam penegakan kontrak membuat investasi jangka panjang menjadi tidak mungkin. Dari kondisi ini, kewirausahaan terdiri dari apropiasi opurtunistik sewa melalui pembelian hak negara bukan dari setiap perencanaan jangka panjang untuk profit. Ketiadaan pengatur yang berasal dari luar kompetisi pasar, membuat aturan menjadi tidak pasti dan menjadikan perencanaan sistem kapitalis dan pengembangan kelas modern frustasi. Paradoks kontrol negara, pada dasarnya, adalah manifestasi spesifik dari konsekuensi tak terduga terhadap upaya pengendalian ekonomi yang justru dapat berakhir dengan efek yang sangat berlawanan.

Epigram Richard Adams yang mengatakan "semakin kita mengatur masyarakat , semakin resistan pula hal itu bagi kemampuan kita dalam mengatur", mendukung kritik terhadap kontrol negara. Larissa Lomnitz kemudian menambahkan, “keteraturan menciptakan ketidakaturan”. Artinya, ekonomi formal juga menciptakan informalitasnya sendiri. Upaya formal yang bertujuan untuk mengatur kegiatan ekonomi sering justru meningkatkan kondisi ekonomi informal itu sendiri. seperti terlihat dalam gambar berikut.

Page 3: Dinamika Ekonomi Informal

Kapasitas Negara dan Intent

Ekonomi informal tidak akan ada tanpa kegiatan ekonomi formal, yaitu kegiatan yang sepenuhnya dikendalikan. Tapi ternyata ruang lingkup dan luasnya ekonomi informal sangat bervariasi baik antara negara-negara dengan peraturan formal yang sebanding, maupun dalam negara-bangsa, antar wilayah dan daerah yang berbeda. Seperti perekonomian negara-negara Eropa Utara yang sangat ketat peraturannya, tetapi tidak sebanding dengan sektor informal yang muncul, atau tingkat pengangguran yang terjadi di kota-kota industri di Timur Laut AS yang tidak menyebabkan adanya ekonomi informal yang diprakarsai oleh anggota kelas pekerja tua yang sudah dipecat.

Bukti empiris ini menunjukkan bagaimana hipotesis Adam dan Lomnitz mampu memprediksi peluang keterlibatan dalam kegiatan yang tidak diatur akibat perluasan regulasi negara, namun belum mampu menentukan ukuran dan bentuk yang sebenarnya dari kegiatan tersebut. Peluang keterlibatan tersebut tergantung pada dua faktor, yaitu (1) kapasitas pengaturan negara, (2) struktur sosial dan sumber daya dari populasi yang menjadi subjek peraturan. Di sini menjadi jelas bahwa, kapasitas lembaga-lembaga resmi dalam menegakkan aturan dan menyebarluaskannya akan mempengaruhi tingkat peluang kegiatan ekonomi informal dapat dilaksanakan dan bentuk yang akan diambil. Negara-negara dengan kapasitas penegakan hukum yang lemah akan mengarah kepada ekonomi “perbatasan” di mana ketaatan pada komitmen dan regulasi pertukaran ekonomi tergantung pada kekuatan pribadi atau struktur normatif tradisional. Situasi seperti inilah yang akhirnya mampu memunculkan pola predator di mana hanya elit kecil yang mendapat perlindungan negara dan sumber daya yang mendapatkan untung.

Negara yang kuat akan berhati-hati dalam mengontrol setiap aspek ekonomi swasta. Tipe yang pertama adalah negara laissez faire sehingga dekat dengan teori liberal: pasar beroperasi terbatas, namun supervise yang handal dari negara mengarahkan sumberdayanya bagi kegiatan yang lain. Bentuk ekstrim yang berlawanan adalah totalitarianism, seperti yang dicontohkan

Page 4: Dinamika Ekonomi Informal

negara-negara blok Soviet yang mati. Bentuk lainnya adalah negara kesejahteraan regulasi diselenggarakan secara parsial demi distribusi kekayaan yang lebih adil.

Peran Masyarakat Sipil

Variasi dalam lingkup peraturan resmi dan perbedaan kapasitas negara terhadap kebijakan mereka berinteraksi dengan karakteristik subjek populasi terhadap aturan ini. Hal ini cukup beralasan bahwa masyarakat juga bervariasi dalam penerimaan atau penolakan terhadap peraturan resmi dan dalam kemampuan mereka untuk mengatur bentuk usaha tertentu. Contoh kasus seperti di Jerman di mana pengangguran mendapat semacam insentif, tetapi hukuman berat berlaku bagi pengangguran yang terlibat dalam kegiatan ekonomi yang tidak resmi kemudian menerima insentif tersebut. Dari kasus ini, terbukti bahwa kemunculan ekonomi informal juga sangat dipengaruhi oleh struktur dan kultur subjek masyarakat tertentu. Bisa saja di tempat yang lain, ekonomi informal dapat dianggap melanggar hukum dan tidak didukung oleh masyarakat tapi di tempat tertentu, ekonomi informal dianggap kegiatan ekonomi yang wajar, dan justru sektor negara dianggap musuh yang mengancam keberlangsungan ekonomi informal tersebut.

Tabel 7.2 berfungsi untuk menyoroti titik individualistis, masyarakat yang dikabutkan akan “bekerja” dengan baik jika bersama-sama negara mampu menegakkan peraturan terbatas tentang aktifitas pasar dan merespon secara efektif terhadap kemorosotan ekonomi melalui program-program kesejahteraan universal. Ini adalah tipe yang sesuai dengan demokrasi ala barat. Sedangkan control yang kurang dari negara atas populasi yang dikabutkan merujuk kepada teori hobbesian di mana bentuk yang ekstrim yaitu ketika masyarakat yang dikabutkan dan control negara yang kuat akan menjadi dasar totalitarianism. Seperti Uni Soviet di masa kejayaan Stalin. Namun ketika control negara menjadi begitu kuat, solidaritas masyarakat juga menjadi kuat sebagai upaya perlawanan. Maka tidak mengherankan jika ekonomi informal di negara demokrasi Barat umumnya berbasiskan kantong-kantong etnis yang memiliki jaringan solidaritas yang padat dan modal sosial yang tinggi.

Page 5: Dinamika Ekonomi Informal