dinamika keislaman masyarakat dusun randuares,...
TRANSCRIPT
i
DINAMIKA KEISLAMAN MASYARAKAT DUSUN
RANDUARES, KELURAHAN KUMPULREJO, KECAMATAN
ARGOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN 1965-1995
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora
IAIN Salatiga Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
SYARIFATU ULFAH
NIM: 216 13 010
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bissmillahirohmaninrrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Syarifatu Ulfah
NIM : 216 13 010
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Fakultas : Ushuludin Adab dan Humaniora
Judul : Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo. Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun
1965-1995.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyutujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty, kepada perpustakaan IAIN Salatiga
atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu
pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya dalam, serta menampilkannya dalam bentuk
softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan IAIN
vi
vii
MOTTO
“genggam akhirat taklukan dunia”
Abah khafid
viii
PERSEMBAHAN
“Kedua orangtuaku, bapak bunyani dan ibu siti umayah yang sangat ku hormati
dan ku sayangi”
“Kakak ku dan semua kelurga besar ku yang selalu mendorong ku untuk segera
menyelesaikan skripsi”
“abah khafid dan ibu nyai yang selalu memberikan semangat dan doa restu”
“Kepada sahabatku mb vani, yang selalu menemani dan membantu menyelesaikan
skripsi, buat nikmatul sama alim yang selalu memotivasi aku ”
Temen-temen seperjuangan spi,13 yang selalu saling menyemangati satu sama
yang lainnya khususnya judhin, Rifkhan, Fahmi, Ika, Qisti, Bunda, Eli, Ingkan,
Tiara, Erni, Vera.
Untuk ana fitriana yang membantu proses awal pembuatan skripsi sampai akhir
pembuatan skripsi.
Teman-teman pondok yang selalu menyemangatiku untuk segera menyelesaikan
skripsi ku.
ix
KATA PENGANTAR
الحمد هلل رب العالمين
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares, Kel. Kumpulrejo,
Kec. Argomuyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995” yang disusun guna melengkapi
syarat-syarat penyelesaian strata 1 Pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik
berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan FUADAH yang telah
memberikan kemudahan perizinan dalam penelitian untuk skripsi ini.
3. Haryo Aji Nugroho, S. Sos. M.A., selaku Ketua Program Studi Sejarah
Peradaban Islam yang telah memberikan dukungan selama penulis
belajar di Program Studi Sejarah Peradaban Islam, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
x
4. Miftachur Rif‟ah, M. Ag,. sebagai pembimbing yang tulus
membimbing dan mengarahkan penulis, serta saran-saranya yang
berharga dan pemberian kemudahan sarana-prasarana untuk membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen SPI yang penulis bisa saya sebut satu persatu penulis
ucapkan banyak terima kasih karenadengan sabar mendidik penulis
dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak, ibuk, kakak dan saudara-saudara penulis yang selalu
memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam belajar.
7. Temen-temen pondok al Falah yang selalu menyemangati saya, mb
vani, nikmatul, miladil, ama, dek herli…. Pokok e buat kamar c23,22
dan 24 terimakasih atas dukungan dan motivasi dari kalian semua.
8. Adek-adek pondok Darul Abror yang selalu membuat ku tersenyum
dan membangkitkan semangat ku menyelesaikan semua tugas ku.
9. Terima kasih buat kamu yang selama ini mendengarkan keluh kesah
ku. Kamu yang selalu menyertakan aku dalam doa mu…terimakasih
untuk semuanya,,,semoga Allah memberikan jalan yang terbaik buat
kita.
10. Terima kasih buat temen-temen SPI yang selalu mendorong dan
memotivasi ku untuk semangat menyelesaikan semua ini… bigthanks
pokok e buat kalian.
xi
xii
ABSTRAK
Syarifatu ulfah. (2017). Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo, Kec Argomulyo , Kota Salatiga 1965-1995.Skripsi,
Sarjana Ushuludin Adab dan Humaniora, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga pembimbing dan dosen pengampu Miftachur Rif`ah, S. Ag., M.Ag.
Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang di identikkan dengan agama
Kristen. Hal ini disebabkan berkembangannya Universitas Kristen Setya Wacana
dan banyaknya sekolah yang berbasis Kristen di Salatiga. Kota Salatiga menjadi
salah satu kota yang menjadi target proses kristenisasi karena keimanan
masyarakat kota Salatiga yang agak labil. Desa Randuares merupakan salah satu
desa yang menjadi sasaran adanya proses kristenisasi di Salatiga, hal tersebut
mengakibatkan agama yang dianut oleh masyarakat Randuares itu ada dua yaitu
agama Islam dan agama Kristen. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui
bagaimana dinamika keislaman masyarakat Randuares.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan
sebuah metode sejarah. Penelitian ini dilakukan juga dengan cara terjun langsung
kelapangan, karena sumber data diperoleh langsung dari sumbernya yang
merupakan salah satu pelaku sejarah. Batasan lingkup spasial dalam penelitian ini
adalah dusun Randuares yang terletak di kelurahan Kumpulrejo, Kec. Argomulyo,
Kota Salatiga. Sedang ruang lingkup temporalnya pada tahun 1965-1995, karena
pada tahun 1965-1990 masyarakat mulai berani memperlihatkan keislamannya
kepada masyarakat umum. Dan pada tahun 1990-1995 masyarakat desa
Randuares mulai mendirikan masjid, dan setelah itu ruang gerak masyarakat
muslim Randuares menjadi lebih luas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: perkembangan agama Islam di
Randuares semakin pesat dan kualitas keagamaan masyarakat yang semakin
membaik dengan adanya bantuan tokoh ulama dari desa tetangga. Sikap toleransi
yang tinggi yang di miliki oleh masyarakat Randuares. Proses kristenisasi masih
tetap berlangsung sampai saat ini. Tidak adanya figur tokoh agama Islam di
Randuares tidak menjadikan keingingan masyarakat untuk belajar agama Islam
surut. Proses islamisasi dilakukan dengan cara mengadakan pengajian rutin.
Kata Kunci: Dinamika Keislaman, Agama Islam, Kristenisasi.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................. v
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................... 2
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian ......................................... 3
D. Tinjauan Pustaka ................................................................. 4
E. Kerangka Konseptual .......................................................... 6
F. Metode Penelitiam ............................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 14
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES
A. Kondisi Demografis Randuares ....................................... 16
B. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares ................ 20
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares .............. 25
D. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Randuares .......... 27
BAB III ISLAM DI RANDUARES
A. Sejarah Islam di Randuares ............................................... 34
B. Tokoh-Tokoh Islam di Randuares .................................... 36
C. Kondisi Masyarakat Muslim di Randuares ....................... 42
xiv
BAB IV HAMBATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM DI
RANDUARES
A. Dinamika Hubungan Masyarakat Islam dan Kristen di Randuares
........................................................................................... .........45
B. Hambatan yang Dialami Masyarakat Muslim di Randuares........49
C. Upaya Masyarakat Muslim di Randuares Bertahan dari
Kristenisasi ........................................................................ 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 60
B. Saran ................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Salatiga yang dipetakan sebagai “Kota Kristen” telah lama
menjadi sebuah cara pandang bagi masyarakat di luar Jawa Tengah
khususnya bagi para pendatang. Pengaitan persepsi terjadi karena
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan kampus yang
memiliki corak agama Kristen, di lain sisi publikasi yang gencar kemudian
masyarakat yang mengenal kota Salatiga melalui UKSW mendoktrin
Salatiga adalah kota yang dipenuhi umat Kristen. 1
Isu tentang kristenisasi sesungguhnya sudah terjadi lama di
Indonesia. Salatiga salah satu yang menurut banyak orang mudah untuk
melakukan misi tersebut karena kualitas keimananya yang masih agak
labil serta kota kecil ini banyak dikuasai oleh yayasan Nasrani. Hal itulah
yang akhirnya menimbulkan perselisihan antar agama, terutama agama
Islam dan Kristen.2 Teologi Kristen awal telah menemukan sebuah tempat
dalam sejarahnya sebagai keselamatan historis bagi sistem agama dan
filsafat sebelumnya. Agama Yahudi menimbulkan persoalan besar yang
mulai mendapat perhatian serius hanya setelah mengalami sejarah yang
panjang dan tragis. Gereja enggan untuk mengakui agama Yahudi sebagai
1
Stefanie Theresia Permata, Royke Siahainenia, Sampoerno,” Umat Islam Dalam
Memaknai Isu Kristenisasi di Salatiga”, (Cakrawala: 2016), vol 4 no 2, 2015 hlm 289. 2
Walidatul Ikromah, “Kualitas Keberagamaan Masyarakat Muslim Di Sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016” Salatiga 2016, hlm 6. (Skripsi tidak
diterbitkan).
2
sebuah tradisi agama yang secara sah terpisah dari agama Kristen.
Sementara itu, Islam muncul setelah agama Kristen. Maka, meskipun
keberadaan keagamaan dan filsafat pra- Kristen dapat dipandang sebagai
pendahuluan bagi Injil atau preparatio evangelica, Islam tidak dapat
dipandang menurut skema ini. Karena itu, Islam memerlukan suatu teologi
baru, yang baru sekarang, setelah selama empat belas abad menjalani
perjuangan dan konflik dengan teologi Kristen, mulai dirumuskan secara
coba-coba.3
Hal yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan
tema dinamika keIslamaan masyarakat Randuares tahun 1980-2015,
karena melalui kesadaran bapak Suripto (warga Randuares) terhadap
kualitas keIslaman masyarakat Randuares yang masih begitu minim
pengetahuan dan ada beberapa permasalahan yang membuat masyarakat
Randuares tidak begitu memahami tentang agama Islam yang sebenarnya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peneliti ini bermaksud untuk menjelaskan dan mendiskripsikan
mengenai Dinamika keislaman masyarakat Randuares tahun 1980-2015.
Agar proses pendiskripsian ini terarah maka penelitian ini harus dibatasi
dan dirumuskan. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini
menitikberatkan pada dinamika keislaman masyarakat Randuares.
3Mahmoud Mustafa Ayoub, “Mengurai Konflik Muslim-Kristen”, Fajar Pustaka,
Yogyakarta, 2001, hlm 239-240
3
Dinamika keislaman yang diteliti oleh peneliti ialah dari tahun
1965 hingga 1995. Pembatasan ini dikarenakan pada sekitar 1980an ke
atas itu terjadi beberapa gejolak yang terjadi di masyarakat Randuares.
Gejolak tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara para
tokoh-tokoh muslim yang mengakibatkan tidak adanya kekuatan
dikalangan para tokoh muslim.
Dari uraian diatas maka rumusan penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di Randuares ?
2. Bagaimana kehidupan beragama umat Islam di Randuares?
3. Hambatan umat Islam di Randuares dalam kehidupan beragama?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada proses pembahasanya, secara peneliti berusaha untuk
menyusun secara sistematis, yang didasari dengan tujuan dan kegunaan
peneliti ini sendiri. Tujuan dan kegunaan penelitian, berguna sebagai
patokan untuk menentukan kearah mana penelitian ini dan untuk apa
penelitian ini dilakukan. Arti penting penelitian ini adalah tema penelitian
ini belum pernah ada yang meneliti. Hal ini menjadi celah kajian penting
bagi peneliti.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan perkembangan Islam di Randuares.
2. Menjelaskan keadaan kehidupan umat Islam di Randuares.
4
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Secara praktis akademis diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi mengenai dinamika keIslaman masyarakat Randuares.
2. Dapat memberi koleksi pustaka bagi Jurusan Sejarah Peradaban
Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan pustaka-pustaka, antara
lain:
1. Skripsi yang berjudul “Kualitas Keberagamaan Masyarkat Muslim Di
Sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun 2016” yang
ditulis oleh Walidatul Ikromah. Dalam skripsi ini membahas tentang
kehidupan sosial keagamaan masyarakat di sekitar Universitas Kristen
Setya Wacana dan kualitas pendidikan agama Islam terhadap
keberagamaan masyarakat muslin di sekitar Universitas Kristen Setya
Wacana. Pada skrispsi ini mempunyai keterkaitan dengan judul skrispi
ini adalah kehidupan sosial keberagamaan masyarakat di temukan
beberapa bukti bahwa adanya kristenisasi dengan melemahkan
keimanan umat muslim melalui beberapa cara atau metode yang tidak
banyak disadari oleh masyarakat muslim pada umumnya.
2. Jurnal yang berjudul “Sejarah Islam Nusantara” yang disusun oleh
Achmad Syafrizal, pada desember 2015. Yang menjelaskan tentang
5
umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Islam
masuk negeri ini dengan jalan damai sesuai dengan misi Islam sebagai
agama rahmatan lil „alamiin. Ada lima teori masuknya Islam ke
nusantara, terutama jika dilihat dari aspek tempat asal pembawanya,
yaitu teori Arab, teori Cina, teori Persi, teori India dan teori Turki.
Adapun penyebaran Islam di nusantara dilakukan melalui jalur
perdagangan, dakwah, perkawinan, pendidikan, dan islamisasi
kultural. Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di nusantara
ialah para ulama dan raja/sultan. Di tanah Jawa, ulama penyebar Islam
tergabung dalam wadah wali songo. Jurnal ini menjelaskan bagaimana
Islam bisa tersebar hingga kepedalamaan dan desa-desa, termasuk kota
Salatiga.
3. Jurnal yang berjudul “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” yang
ditulis oleh Rahayu Permana, yang menjelaskan tentang bagaimana
proses islamisasi di Indonesia, teori yang menjelaskan kapan
masuknya Islam di Indonesia disertai dengan bukti-bukti yang ada.
Menjelaskan sumber-sumber yang menjadi pendukung masuknya
Islam di Indonesia yang diantaranya: berita dari Arab, berita Eropa,
berita India, berita Cina, sumber dalam negeri.
4. Buku yang berjudul “Memelihara Umat Kiai-Pesantern Kiai Langgar
di Jawa” yang ditulis oleh Pradjarta Dirdjosanjoto yang menjelaskan
tentang para ulama yang berdakwah menyebarkan agama Islam dan
menjelaskan bagaimana proses berkembangannya slam. Dalam buku
6
ini juga menjelaskan tentang budaya pesantren dan juga membahas
tentang perpolitikan yang berada disekitar para kiai.
5. Buku yang berjudul Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di
Indonesia yang ditulis oleh pendeta Jan s. Aritonang , yang
menjelaskan tentang bagaimana perjalanan Islam dan kristen bertemu,
gejolak apa saja yang terjadi ketika Islam dan kristen bertemu serta
menjelaskan tentang bagaimana kedua agama ini tetap berusaha untuk
berkembang dan bertahan.
6. Buku yang berjudul Kyai dan Perubahan Sosial yang ditulis oleh
Hiroko Horikoshi, buku ini berkaitan dengan judul ini karena
menjelaskan bagaimana peran,fungsi, kiprah dan tatanan seorang
ulama yang berada di pedesaan.
7. Jurnal yang ditulis oleh Tapin yang berjudul Misi Kristen di Indonesia:
Bahaya dan Pengaruhnya Terhadap Umat Islam. Jurnal ini memilki
kesamaan dengan skrispi ini karena sama-sama menerangkan tentang
adanya proses kristenisasi yang terjadi di Indonesia. Jurnal ini juga
menjelaskan bagaimana para missionaris Kristen berusaha menipiskan
kepercayaan umat Islam.
E. Kerangka Konseptual
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammmad
SAW sekitar abad ke-7 Masehi yang berpusat di Mekah dan Madinah.
Islam sebagai agama rahmatan lil al-alamin, karena Islam mudah diajarkan
7
dan diterima oleh masyarakat. Ajaran yang diajarkan dalam Islam
diantaranya tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Dalam mengajarkan
ajaran tersebut Islam tidak membeda-bedakan antara suku, ras dan negara,
semuanya sama. Islam tersebar melalui perdagangan, pendidikan, dan
budaya, bukan dengan menjajah. Dengan cara yang seperti ini
membedakan agama Islam dengan agama yang lain, sehingga Islam
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk disampaikan kepada
masyarakat. Selain mengajarkan aqidah, syariah, dan akhlak, Islam mulai
mengembangkan ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika,
kimia, sosiologi, astronomi, dan geografi. Semua yang dilakukan itu
berlandaskan al qur‟an dan dalil. 4
Datangnya agama Islam di berbagai daerah di Indonesia tidaklah
bersamaan. Proses masuknya Islam di Indonesia pun menimbulkan banyak
pendapat di antara para tokoh-tokoh. Para tokoh tersebut ada yang
mengetahui secara langsung masuknya Islam di Indonesia dan ada pula
yang mengetahui melalui berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh
orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau
dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Para tokoh yang ikut
berpendapat mengenai ini diantaranya, Marcopoli, Muhammad Ghor, Ibnu
Bathuthah, Dego Lopez de Sequeura, Sir Richard Wainsted.5
4Achmad Syafrizal,”Sejarah Islam Nusantara”, (Islamuna: Jurnal studi Islam), vol II no.
2, Desember 2015, hlm 236. 5Rahayu permana, “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”, hlm 1.
8
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia terjadi sejak abad ke-16
hingga sekarang yang di pengaruhi oleh perkembangan, konstelasi, dan
kebijakan politik, baik dalam skala nasional maupun internasional. Tetapi
pada perjumpaan agama Kristen dan Islam ini juga menentukan
perkembangan, konstelasi, dan kebijakan politik di Indonesia. Dalam
sebagian proses perjumpaan tersebut agama Islam terlebih dahulu hadir di
Nusantara akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu agama Kristen lebih dulu
datang walaupun tidak langsung di terima oleh masyarkat. Akan tetapi,
ketika Kristen dibawa oleh para Penginjil barat yang datang bersama
dengan penguasa imperialis-kolonialis, wilayah persebaran agama Islam
belum meliputi seluruh Nusantara apalagi sampai ke pedalaman dan
jumlah penganut agama Islam masih minim. Penyebaran agama Islam
berkembang lebih pesat ketika Kristen sudah datang di Nusantara.6
Penyebaran Islam pada akhirnya sampai ke pulau Jawa, proses
Islamiasi yang terjadi di Jawa telah dibentuk oleh beberapa unsur yang
saling menunjang, yaitu: para pedagang yag menumbuhkan kantong-
kantong Islam di daerah pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir, dengan
begitu kesultanan Islam dengan tradisi maritim yang kuat di sepanjang
pantai Jawa secara bertahap mampu melepaskan diri dari kerajaan Hindu
di pedalaman. Kelompok ulama Islam baik asing maupun pribumi mengisi
beberapa pos birokrasi serta mempimpin upacara keagamaan di kesultanan
6Jan S. Aritonang, “Sejarah Perjumpaan Kristen Dan Islam di Indonesia”, pt. Bpk
gunung mulis, Jakarta, 2006, hlm 593-594.
9
serta para sufi atau guru mistik melakukan perjalanan berkeliling
pedalaman untuk berdakwah atau mendirikan pesantren di pedalaman.7
Masuk dan berkembangnya agama Islam di daerah pedalaman
mengalami keterlambatan karena sulitnya hubungan antar kota pusat
perkembangan Islam dengan daerah pedalaman, dan yang menjadi
penyebab keterlambatan ini adalah masih kuatnya pengaruh agama dan
kebudayaam lama agama Hindu-Indonesia. Pada 1512 Ki Pandan Aran
meninggalkan jabatannya sebagai Bupati Pandanaran dan menyerahkan
jabatannya kepada adiknya. Ki Pandan Aran memilih hidupnya
dipergunakan untuk menyebarkan agama Islam di Tembayat, Klaten,
pedalaman Jawa Tengah. Dari Semarang Ki Pandan Aran melewati lereng
Gunung Merbabu dan kemudian sampai ke Salatiga. Kemudian
melanjutkan perjalanannya ke Tingkir dan Pengging. 8 Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa pada tahun tersebut agama Islam menyebar di
daerah Salatiga dan sampai ke daerah Randuares. Dengan berjalannya
waktu Islam menyebar di Randuares kermudian selang beberapa waktu
terjadi sebuah hambatan yang di alami oleh umat Islam di Randuares yaitu
adanya proses Kristenisasi yang di bawa oleh para pendatang di
Randuares.
Misi yang di bawa oleh Kristen adalah tugas yang diberikan oleh
Yesus kepada seluruh umatnya untuk mengabarkan Injil kepada seluruh
7Pradjarta Dirdjosantojo,”Memelihara Umat Kiai Pesantren Kiai Langgar di Jawa”,
Yogyakarta, 1999, Hlm 31 8 A. Daliman, “Islamisasi Dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia”,
Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2012, hlm 159-160.
10
manusia di berbagai penjuru bumi. Pada hakikatnya Kristen memiliki misi
yang bertujuan untuk kristenisasi. Proses kristenisasi ini sama halnya
dengan proses islamisasi karena sama-sama memiliki tujuan untuk
mengajak orang lain agar bisa sepaham atau seagama.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori fenomenologi
karena fenomenologi dapat digunakan di berbagai bidang kajian termasuk
fenomenologi agama. Menurut Dhavamony, dalam mengkaji fenomena
agama, fenomenologi tidak mengkaji hakikat agama secara filosofis dan
teologis, tetapi membahas tentang hakikat agama sebagai fenomena
empiris dari struktur umum suatu fenomena yang mendasari setiap fakta
religious. Dalam bekerja, fenomenologi agama menerapkan metodologi
ilmiah dalam meneliti fakta religious yang bersifat subjektif.9
F. Metode Penelitian
Metode dalam ilmu sejarah adalah seperangat aturan dan secara
sintesis, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis secara tertulis
atau suatu prosedur dalam menyusun detail-detail yang telah di simpulkan
dari dokumen-dokumen otentik menjadi suatu kisah yang saling
berhubungan. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk
pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta
dalam penyajian dalam bentuk tulisan.10
9 Imam Suprayogo dan Tobroni, “Metodologi Penelitian Sosial Agama”,PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm 40. 10
Ibid., hlm 42.
11
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik
atau pengumpulan sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sumber yang berupa buku-buku dan didalam upaya Heuristik peneliti juga
menggunakan metode sejarah lisan, sejarah lisan adalah bagian dari
metode sejarah yang meliputi teknik pengumpulan sumber sejarah yang
dilakukan dengan wawancara kemudain ditunjukan kepada pelaku dan
saksi sejarah yang hidup pada zaman yang sedang diteliti oleh peneliti
sejarah.11
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan data dan informasi, diantaranya:
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan secara langsung ke lapangan untuk
meneliti serta mencari data-data dan informasi yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas
berdasarkan informasi atau bukti data-data yang ditemukan.
Dalam mengumpulkan data-data dan informasi dilapangan,
peneliti memiliki 2 teknik yang dilakukan, yaitu:
a. Pengamatan (obsevasi)
Pengamatan yang dilakukan peneliti ini merupakan suatu
teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara
11
Paul thompson, Suara Dari Masa Silam: Teori dan Metode Sejarah Lisan,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 25
12
langsung obyek yang berkaitan dengan penelitian dan
bukti-bukti tentang dimika keislaman masyarakat dusun
Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo,
kota Salatiga.
b. Tradisi lisan atau wawancara
Adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan
data dengan memahami penuturan-penuturan informasi
yang sifatnya turun temurun dan dapat memberikan
keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk
mewujudkan fakta-fakta dalam rangka penyusunan sejarah
lokal tersebut, misalnya dengan mengadakan wawancara
langsung dengan saksi sejarah yang mengetahui tentang
dinamika keislaman masyarakat dusun Randuares,
kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota
Salatiga.
c. Penelitian kepustakaan
Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang
dapat dijadikan sebagi refrensi dalam penulisan skripsi ini.
Sumber kepustakaan yang akan dikaji adalah perpustakaan
sejarah iain salatiga kampus 2, perpustakaan daerah kota
salatiga, perpustakaan kampus 2 iain salatiga, kantor badan
pusat statistik dan perpustakaan online.
13
Kritik sumber atau verifikasi, tahap ini dilakukan untuk
menentukan otensititas dan kredibilitas sumber sejarah. Dalam proses
verifikasi ini terdapat dua penggolongan sumber, yaitu sumber primer dan
sumber skunder. Sumber primer merupakan informasi atau data yang
disampaikan oleh saksi sejarah atau orang yang mengetahui peristiwa
tersebut secara langsung. Sumber skunder merupakan informasi atau data
yang disampaikan oleh orang yang tidak mengetahui peristiwa tersebut
secara langsung. Dalam tahap ini merupakan pengujian kebenaran atas
informasi atau data-data yang didapatkan dari sumber sejarah. Dalam
tahap verifikasi ini ada dua langkah yang harus dilalui, yaitu: kritik
eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah penentuan keaslian
sumber yang berkaitan dengan bahan yang digunakan dari sumber
tersebut. Kritik internal adalah penyeleksian informasi yang terdapat
dalam sumber sejarah, dapat atau tidaknya data tersebut dipercaya. Semua
sumber diperlakukan sama yaitu dengan cara diseleksi dari segi internal
dan eksternal. Dalam melakukan tahap penyeleksian harus dilakukan
secara sistematis, yakni diawali kritik eksternal kemudian baru kritik
internal. Pada saat melakukan penyelesaian data ada salah satu data yang
tidak memenuhi syarat maka tahap untuk penyeleksian data tersebut tidak
bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Interpretasi, setelah melewati proses verifikasi maka data akan di
gabung-gabungkan berdasarkan subjek kajian. Dalam proses
penggabungan ini, data yang penting dan data yang tidak penting harus
14
dipisahkan agar tidak menunggu peneliti dalam proses rekonstruksi
peristiwa sejarah. Pada tahap ini peneliti di tuntut untuk cermat dan
bersikap obyektif terutama dalam hal interpretasi subjektif terhadap fakta
sejarah.12
Historiografi, merupakan puncak dari sebuah penelitian.
Puncak dari sebuah penelitian yaitu penulisan sejarah atau
historiografi. Dalam proses historiografi tidak bisa lepas dari proses
sebelum-sebelumnya yang mampu menghasilkan sumber informasi
yang benar dan dapat menghasilkan tulisan sejarah.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdapat lima bab. Bab I pendahuluan yang
memiliki sub Bab antara lain: (a) latar belakang masalah. (b)batasan
Dan rumusan masalah. (c) tujuanDan kegunaanpenelitian. (d) tinjauan
pustaka. (e) kerangka konseptual. (f) metode penelitan. (g) sistematika
penulisan.
Bab II gambaran umum masyarakat Randuares, yang memiliki sub
bab, antara lain: (a) kondisi demografi Randuares. (b) kondisi sosial
budaya masyarakat Randuares. (c) kondisi sosial ekonomi masyarakat
Randuares. (d) kondisi sosial keagamaan masyarakat Randuares.
12 Ibid., hlm 49-50.
15
Bab III Islam di Randuares, yang memili sub bab, antara lain: (a)
sejarah Islam di Randuares. (b) tokoh-tokoh Islam di Randuares tahun
1965-1995. (d) kondisi masyarakat muslim di Randuares.
Bab IV hambatan kehidupan masyarakat Islam di Randuares, yang
memiliki sub bab, antara lain: (a) dinamika hubungan Islam dan
Kristen di Randuares. (b) hambatan yang dialami masyarakat muslim
di Randuares. (c) upaya masyarakat di Randuaes muslim bertahan dari
kristenisasi.
Bab V penutup, yang memiliki sub bab : (a) kesimpulan, (b) saran.
16
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES
A. Kondisi Demografis Randuares
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari
lingkungannya. Menurut Paul Vidal de la Blache (1845-1918) mengatakan
bahwa bumi menyediakan kesempatan-kesempatan bagi umat manusia
yang memilikinya, dan bagaimana mengusahakannya dengan
mengeksploitasi sumber dayanya. Menurut Maharani, manusia secara aktif
merupakan agen dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi
habitatnya, meski manusia dengan alam, sehingga untuk mengetahui
kondisi masyarakat disuatu daerah diperlukan pengetahuan tentang kondisi
alam dimana masyarakat tersebut tinggal.13
Aspek spasial yang di kaji
dalam karya ini adalah perkembangan Islam di Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Sehingga
di perlukan pembahasan mengenai kondisi Islam di Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tersebut.
Desa Randuares adalah salah satu desa yang termasuk dalam
wilayah kelurahan Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga. Kecamatan
Argomulyo merupakan satu wilayah yang berada di bawah pemerintah
kota Salatiga. Dalam Katalog Badan Pusat Statistika Kota Salatiga wilayah
kecamatan Argomulyo terdiri dari 6 kelurahan yaitu Noborejo, Randuacir,
13
Lutvia Mahanani “Pengambilalihan Kota Salatiga dari Kuasa Belanda Kepemerintah
Republik Indonesia Tahun 1945-1950”,(Semarang: Universitas Negeri Semarang), 2009. hlm 36.
17
Tegalrejo, Cebongan, Ledok, dan Kumpulrejo. Luas wilayah kecamatan
Argomulyo adalah 1.852,690 Ha. Secara umum kecamatan Argomulyo
berada pada ketinggian antara 450-675 dpl dan beriklim tropis, berhawa
sejuk dengan curah hujan cukup tinggi. Suhu tertinggi di kecamatan
Argomulyo yaitu 31,8o Celcius dan suhu terendah ada pada suhu 23,89
o
Celcius.14
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Salatiga kecamatan
Argomulyo berada di wilayah Kota Salatiga yang terletak di sebelah Barat
dan Utara dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara
Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan
Mangunsari Kecamatan Sidomukti Salatiga.
2. Sebelah Timur
Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah, dan
Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
3. Sebelah Selatan
Desa Patemon dan Desa Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
14
Buku Katalog,” Kecamatan Argomulyo Dalam Angka 2016”, Badan Pusat Statistik,
Salatiga, 2016, hlm 2.
18
4. Sebelah Barat
Desa Jetak Kecamatan Getasan, dan Desa Sumogawe
kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.15
Dilihat dari Topografinya, Kecamatan Argomulyo dibagi menjadi
3 kategori. Pertama, Daerah Bergelombang meliputi wilayah kelurhan
Ledok dan kelurahan Kumpulrejo. Kedua, Daerah Miring meliputi wilayah
kelurahan Tegalrejo, Randuacir, Cebongan. Ketiga, Daerah Datar meliputi
wilayah kelurahan Noborejo.16
Asal mula desa Kumpulrejo adalah gabungan atau kumpulnya dua
desa menjadi satu desa, yaitu :
a. Desa Suroyudan, yang terdiri dari Dusun Ngronggo, Krekesan, dan
Belon dengan Lurah Mbah Midat.
b. Desa Singojayan, yang terdiri dari Promasan, Ngemplak, tetep Wates,
Randuares, Kenteng dengan Lurah Mbah Sastowidjojo, kemudian
diganti oleh Mbah Merto Karijo. Keduanya bertempat tinggal di
Promasan.
Dua desa tersebut digabung dengan cara pemilihan Lurah yang
dimenangkan oleh Mbah Lurah Rono Suhardjo yang bertempat tinggal di
Randuares. Uniknya pemilihan Kepala Desa waktu itu tidak menggunakan
sistem coblosan tanda gambar atau dengan cara memasukkan biting/lidi ke
15 Ibid, hlm 2 16 Ibid, hlm 3
19
dalam bumbung akan tetapi dengan cara pendukung calon Kepala Desa
berdiri di belakang calon. Barang siapa para pendukungnya lebih panjang,
maka dialah pemenangnya. Sejak saat itulah desa tersebut diberi nama
Desa Kumpulrejo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang terdiri
dari 9 dusun sebagai berikut: 1). Dusun Randuares, 2). Dusun promasan,
3). Dusun Slumut, 4). Dusun Ngronggo, 5). Dusun Bendosari, 6).Dusun
Tetep Wates, 7). Dusun Kenteng, 8). Dusun Ngemplak, 9). Dusun Belon.
Pada tanggal 1 Agustus 1993, Desa Kumpulrejo masuk wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dalam proses pemekaran wilayah.
Status wilayahnya masih menggunakan nama Desa dan kepala wilayahnya
masih tetap Kepala Desa dan pemilihan kepala desanya masih tetap
menggunakan system Pilkades, dimana warga masyarakat dapat memilih
kepala desanya secara langsung dengan cara mencoblos tanda gambar.
Pada tanggal 2 Juli 2003, nama Desa Kumpulrejo berubah menjadi
Kelurahan Kumpulrejo sesuai dengan perda No. 11 Tahun 2003 tentang
perubahan Desa menjadi Kelurahan. Kepala Desa yang selama ini dipilih
langsung oleh masyarakat melalui Pilkades, sejak tanggal tersebut diganti
dengan Kepala Kelurahan yang statusnya sebagai PNS dan ditetapkan
melalui SK Walikota.17
Adapun gambaran Peta Kelurahan Kumpulrejo berdasarkan
Google Map sebagai berikut:
17
http://kelurahankumpulrejo.blogspot.co.id/p/sejarah.html). 26 September 2017
15:43
20
Gambar 2.1 Peta Kelurahan Kumpulrejo dikutip dari Google Maps
B. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares
Manusia adalah makhluk sosial berpotensi memberi pengaruh
terhadap terbentuknya suatu kehidupan Bersama atau yang dikenal dengan
kehidupan berkelompok atau bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat
manusia saling berinteraksi antara dengan yang lain. Baik sebagai individu
terhadap individu lainnya, individu terhadap kelompok atau kelompok
terhadap kelompok. 18
18
Samsinas, “Pola Kehidupan Beragama Masyarakat Islam di Desa
Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi (Studi Analisis Sejarah Sosial)”(istiqra:
2013), vol 1, no 2 , Desember 2013,hlm 218-219.
21
Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan
secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan
lingkungan ekologi mereka. Dalam “cara-hidup-komuniti” ini termasuklah
teknologi dan bentuk organisasi politik, kepercayaan dan praktek
keagamaan, dan seterusnya. Bila budaya di pandang secara luas sebagai
sistem tingkah laku yang khas dari suatu penduduk, satu penyambung dan
penyelaras kondisi-kondisi badaniah manusia, maka perbedaan pandangan
mengenai budaya sebagai pola-pola dari (pattern-of) atau pola-pola untuk
(pattern-for) adalah soal kedua.19
Konsep budaya turun jadi pola tingkah laku yang terikat pada
kelompok-kelompok tertentu, yaitu menjadi “adat istiadat” (customs) atau
“cara kehidupan” (way of life) manusia. Menurut Meggers, Manusia
adalah hewan, dan seperti semua hewan-hewan lain, harus menjalankan
satu hubungan adaptif dengan lingkungannya dalam rangka untuk tetap
dapat hidup. Meskipun manusia dapat melakukan adaptasi ini secara
principal melalui alat budaya, namun prosesnya di pandu oleh aturan-
aturan seleksi alam seperti yang mengatur adaptasi biologis.20
Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang dimiliki oleh
sebuah kelompok secara turun temurun ke setiap generasinya yang
merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia dan mempunyai unsur-usur
pendukung yaitu adat istiadat, bahasa, teknologi, mata pencaharian, seni,
19
Roger M. Keesing, “ Teori-Teori Tentang Budaya”, (Antropologi
Indonesia ), No 2, 2014 20
Ibid
22
kepercayaan dan lain-lain. Kebudayaan mempunyai peran yang sangat
penting dalam upaya membangun suatu bangsa, karena dengan
mempelajari kebudayaan dapat mengambil suatu pelajaran yan positif
dalam membangun waktu dan perilaku .21
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kondisi Sosial adalah
keadaan masyarakat suatu negara pada suatu negara pada saat tertentu.
Istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan antar
manusia dalam masyarakat.22
Menurut Soekanto, perubahan sosial dapat dikatakan berubah
apabila perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola
perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat. Perubahan pada segi
kultural masyarakat berupa nilai-nilai, sikap-sikap serta norma-norma
sosial masyarakat. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia
mulai dari tingkatan individual, keluarga, masyarakat hingga ketingkat
masyarakat dunia, perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan
dalam suatu sistem masyarakat.23
21
Jati Hermawan,”Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan Dan Tradisi Jawa Di
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal”, Vol.2 . No 01. Nopember 2014. 22
Dewi Ernawati,” Kondisi Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Jerman Yang
Tercermin Dalam Erzählungals Der Krieg Zu Ende War Karya Heinrich Böll:Sebuah Kajian
Sosiologi Sastra”,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta), (AR AL azmi1982), hlm 19. 23
Ibid, hlm 259.
23
Gambar 2.2 Presentase Pemeluk Agama Kecamatan Argomulyo Tahun
2015 dikutip dari Katalog BPS Salatiga 2016 hal. 56
Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
pemeluk agama Islam pada tahun 2015 berada pada posisi tertinggi di
bandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya. Secara umum, jumlah
pemeluk agama Islam adalah 79,39 lebih tinggi di bandingkan pemeluk
agama Kristen 16,40; pemeluk agama Khatolik 3,67; pemeluk agama
Budha 0,36; pemeluk agama Hindu 0,07; pemeluk Kong Hu Cu 0,00.
Pada gambar diatas di tunjukkan bahwa pada tahun 2015, jumlah
penduduk Kumpulrejo mayoritas beragama Islam dengan di buktikan
presentase jumlah agama Islam berada pada posisi angka tertinggi yaitu
71,71 sedangkan pemeluk agama Kristen 26,98; pemeluk agama Khatolik
24
1,16; pemeluk agama Budha 0,09; pemeluk agama Hindu 0,05; dan
pemeluk agama Kong Hu Cu 0,00. Dari gambar diatas, dapat disimpulkan
bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk Argomulyo Salatiga,
Khusunya di Desa Randuares, kelurahan Kumpulrejo yang memeluk
agama Islam terus meningkat. Pada tahun 1995 pemeluk Islam di daerah
tersebut tergolong minoritas, kini terus bertambah dan meningkat. Bahkan
kini sebagian besar penduduk daerah tersebut mayoritas beragama Islam.
Gambar 2.3 Banyaknya Tempat Ibadah di Kecamatan Argomulyo
Tahun 2015. Hal. 57
Perkembangan Islam di daerah Kumpulrejo tidak hanya di
buktikan dengan jumlah pemeluk agama saja. Sarana dan prasarana Ibadah
seperti tempat ibadah pun membuktikan bahwa kondisi Islam di daerah
tersebut benar-benar meningkat. Secara umum, jumlah tempat ibadah
agama Islam di Kecamatan Argomulyo adalalah terdiri dari masjid
25
berjumlah 59 dan surau berjumlah 75 lebih banyak di bandingkan dengan
jumlah gereja 24, dan jumlah Pura/Vihara dan lainnya adalah 3.
Secara khususnya, jumlah tempat ibadah orang Islam di Desa
Randuares, Kelurahan Kumpulrejo adalah 23 (8 masjid dan 15 surau) lebih
banyak di bandingkan jumlah ibadah jumlah gereja yaitu 6. Berdasarkan
dari data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam di Randuares,
Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga mengalami banyak kemajuan dari tahun
ke tahun. Hal itu juga di buktikan dari beberapa kasus yang di ceritakan
oleh beberapa tokoh peduduk desa tersebut. Beberapa tokoh masyarakat
desa tersebut menjelaskan bahwa kini keadaan sosial antar pemeluk agama
mulai terjalin dengan baik. Sebagai contoh, ketika hari raya idul fitri dan
idul adha pemeluk agama Kristen, Katholik, dan Budha bergotong royong
membantu umat Islam mengatur lalu lintas dan parkiran. Begitu pula
sebaliknya umat Islam membantu pengaturan lalu lintas ketika umat
Kristen merayakan Natal.
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares
Menurut Sumardi, Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan
yang diatur secara social dan menempatkan seseorang pada posisi terbaru
dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat
hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.24
24
Basrowi dan Siti Juariyah” Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur”, Vol 7.
No 1, April 2010,hlm 961
26
Menurut Basrowi dan Juariyah, Kondisi ekonomi sosial
masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal antar satu dengan yang
lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan dan kekeluargaan. Kehidupan
sosial masyarakat Desa Randuares terdiri dari interaksi sosial, nilai sosial,
dan tingkat Pendidikan, sedangkan gambaran kehidupan masyarakat Desa
Randuares ini terdiri dari kepemilikan rumah tempat tinggal, luasnya tanah
garapan atau tanah yang dimilikinya.25
Menurut Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Faktor Kependudukkan, faktor ini berkaitan dengan bertambah dan
berkurangnya jumlah penduduk.
b. Penemuan Baru, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan
cara mencoba hal-hal yang baru.
c. Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi di dalam
masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya.
2. Faktor Eksternal
a. Peperangan yang menyebabkan banyak akibat. Dalam peperangan
terdapat negara yang menang dan negara yang kalah. Biasanya
pihak yang menang akan menebarkan pengaruhnya terhadap pihak
yang kalah. Hal inilah yang menyebabkan perubahan sosial.
25
Ibid, hlm 60
27
Sebagai contoh adalah perang Iraq, tempat terjadi perubahan
konstitusi dari negara kesatuan menjadi negara federal.
b. Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam seperti
bencana alam, angina topan, banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
Sedangkan perubahan lingkungan di sebabkan oleh aktifitas
manusia antara adanya pencemaran, adanya sampah, perubahan
penggunaann lahan dan sebagainya.26
Istilah ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikonomia. Kata
tersebut merupakan keturunan dari dua kata yaitu, oikos dan nomos.
Kata oikos berarti rumah tangga sedangkan nomos berarti ilmu. Jadi,
ekonomi adalah ilmu yang mengatur rumah tangga.27
Berdasarkan katalog Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Salatiga,
kondisi ekonomi masyarakat Desa Randuares bergantung pada beberapa
sektor, diantaranya adalah pertanian, perikanan, perkebunan, perhotelan,
dan industri.
D. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Randuares
Agama memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia
di muka bumi ini. Agama berfungsi sebagai penyelaras kehidupan. Dalam
kontek perubahan sosial, agama mengarahkan perubahan kearah yang
lebih baik. Ajaran agama memiliki pengaruh yang besar dalam penyatuan
26 Op.cit, hlm 20-21 27 Op.cit, hlm 21
28
persepsi kehidupan masyarakat. Kehadiran agama secara fungsional
sebagai “perekat sosial”, memupuk rasa solidaritas, menciptakan
perdamaian, kontrol sosial, membawa masyarakat menuju keselamatan,
mengubah kehidupan yang lebih baik, memotivasi dalam bekerja dan
seperangkat peranan yang kesemuanya adalah dalam rangka memelihara
kestabilan sosial. 28
Setiap organisasi keagamaan lahir dengan tujuan yang berbeda-
beda. Persamaan terletak pada upaya pemurnian akidah dan pemahaman
keagamaan umat Islam yang dianggap cenderung Hindhuisme dan
Budhaisme. Pertumbuhan dan perkembangan kelompok-kelompok atau
institusi sosial dalam bentuk organisasi ini memberikan gambaran tentang
dinamika kehidupan keberagaman masyarakat Islam di Indonesia dengan
pola kehidupan beragama yang berbeda-beda. Dan ketika organisasi-
organisasi ini menyebar diseluruh pelosok negeri ikut pula menampakkan
pola kehidupan keberagamannya masing-masing berdasarkan ajaran Islam
dengan pemahaman dan pengamalan yang berbeda-beda pula.29
Masalah agama tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat.
Bagaimanapun, agama sangat di perlukan oleh masyarakat. Menurut
Ishomuddin, menjabarkan bahwa fungsi agama adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Edukatif
Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang
mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus di patuhi. Ajaran
28
Midyya Boty,” Agama dan Perubahan Sosial (Tinjauan Perspektif Sosiologi
Agama)”,No 15, 2015, hlm 35. 29
Op.cit, hlm 221
29
agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur
tersebut mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar
pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik
menurut ajaran agama masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat
Dimanapun manusia berada dia selalu menginginkan dirinya
selamat. Keselamatan yang di ajarkan oleh agama adalah keselamatan
yang di berikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan
meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat. Dalam mencapai
keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya melalui
pengenalan kepada masalah sacral berupa keimanan kepada Tuhan.
3. Fungsi Sebagai Pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah/berdosa dapat mencapai
kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa
bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang
pelanggar telah menebus dosanya melalui tobat, pensucian ataupun
penebusan dosa.
4. Fungsi Sebagai Sosial Kontrol
Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga
dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawsan sosial secara
individu maupun kelompok karena beberapa faktor. Pertama, agama
secara instansi, merupakan norma bagi pengikutnya. Kedua, agama
30
secara dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis
(wahyu, kenabian).
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis penganut agama
yang sama akan merasa memiliki kesamaan dan suatu kesatuan; iman
dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas
dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat
membina rasa persaudaraan yang kokoh.
6. Fungsi Transformatif
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian
seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya. Kehidupan baru yang di terimanya berdasarkan
ajaran agama yang di peluknya itu kadang kala mampu mengubah
kesetiaannya kepada adat atau norma kehidupan yang dianut
sebelumnya.
7. Fungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak penganutnya untuk
bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi
juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja di
suruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi
juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.
8. Fungsi Sublimatif
31
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang
bersifat agama ukhrowi, melainkan juga yang bersifat duniawi. Segala
urusan manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma
agama bila dilakukan atas niatan yang tulus, karena untuk Allah
merupakan ibadah.30
Menurut Syamsir Salam, Suatu proses perubahan tentang struktur
dan fungsi sistem-sistem sosial setidaknya terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
a. Invensi, yakni suatu proses dimana perubahan itu didasari dari dalam
masyarakat itu sendiri, diciptakan oleh masyarakat itu sendiri yang
kemudian muncullah perubahan-perubahan.
b. Diffusi, dimana ide-ide atau gagasan yang didapat dari luar kemudian
dikomunikasikan dalam suatu masyarakat.
c. Konsekwensi, yaitu adanya hasil dari pada adopsi terhadap perubahan
tersebut.
d. Suatu perubahan yang terjadi baik dari faktor-faktor yang berasal dari
masyarakat itu (hasil teknologi baru) tidak selalu menghasilkan akibat-
akibat yang sama. Adakalanya terjadi perubahan kecil yang
dampaknya kurang berarti, akan tetapi telah terjadi suatu perubahan.
Di lain pihak akan terlihat bahwa dalam berbagai bidang perubahan
terjadi dengan lambat sekali di dalam suatu masyarakat, dalam hal ini
di wakili oleh para pemimpinnya. 31
30 Op.cit, hlm 43 31
Ernita Dewi, “Transformasi Sosial dan Nilai Agama”, (Substantia), Vol 4, No 1, April
2012, hlm 113
32
Keyakinan dan sifat keyakinan keagamaan masyarakat kian
berubah seiring dengan semakin majunya pengetahuan manusia.
Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang menyebabkan semakin
banyak fenomena-fenomena alam yang diungkap, yang sebelumnya di
Tuhan-kan, segala sesuatu yang dulunya dianggap supraempiris sekarang
menjadi bagian dari realitas biasa. Karena manusia selalu memerlukan
keyakinan maka manusia mencari totem-totem sampai akhirnya di
temukan agama samawi (Yahudi,Nasrani, dan Islam)
Awalnya masyarakat Randuares sebagian besar beragama Kristen.
Namun seiring perkembangan zaman, jumlah penganut Islam dari hari-
hari semakin meningkat. Dan kini penganut agama Islam lebih banyak di
bandingkan penganut agama Kristen. Menurut Hermawan, Agama Islam
merupakan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW yang turun
dari Allah SWT, agama ini bersifat damai, tidak memaksa, dan
mempunyai toleransi yang sangat tinggi bagi setiap manusia. Agama Islam
mempunyai kitab suci yang bernama Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dalam
perkembangannya, Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan
ajarannya hingga keseluruh jazirah Arab. Sepeninggal Muhammad,
Agama Islam ini bersifat damai dan tolerir terhadap kebudayaan local,
maka dengan cepat dapat menjadi salah satu agama yang terbesar didunia.
33
Dalam kurun waktu sekitar 500 tahun, Islam pernah menjadi suatu
kekuatan yang sangat besar di Asia, Afrika, dan Eropa .32
32
Jati Hermawan, “Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan Dan Tradisi Jawa Di
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal”, Vol 2. No 1, Nopember 2014, hlm 45.
34
BAB III
ISLAM DI RANDUARES
A. Sejarah Islam di Randuares
Islam merupakan agama keturunan di desa Randuares, akan tetapi
agama Islam disana tidak berkembang. Pada tahun 1965 adalah jatuhnya
PKI, pada saat terjatuhnya PKI itu warga Randuares masih banyak yang
tidak mempunyai agama karena mendapat pengaruh dari PKI. Setelah PKI
runtuh maka Islam di Randuares mulai berkembang, Islam berkembang di
Randuares itu di mulai dengan cara kondangan.
Kondangan ini dianggap sebagai acara yang sakral oleh masyarakat
Randuares, dengan begitu siapa saja yang mengikuti acara kondangan di
Randuares itu sudah dianggap masuk Islam. Kondangan dilaksanakan
dengan pembacaan doa yang ala kadarnya, seperti halnya hanya surat Al
fatihah dan surat-surat pendek yang di hafal oleh orang-orang Randuares.
Pada saat itu belum banyak yang menghafal Al fatihah dan surat-surat
pendek, yang hafal itu hanya modin dan beberapa orang yang belajar ngaji
ke tetangga desa.
Orang Islam di Randuares pada waktu tidak harus melaksanakan
sholat,puasa, atau pun aturan yang sudah di tetapkan oleh agama Islam.
Hal tersebut terjadi karena di Randuares tidak ada yang menjadi tokoh
Islam yang paham tentang ajaran Islam yang benar. Pada waktu itu juga
belum ada orang yang paham betul terhadap agama Islam. Jadi, ketika ada
orang yang ikut acara kondangan itu sudah dianggap masuk Islam tanpa ia
35
menjalakankan kewajiban seorang muslim ia sudah dikatakan Islam. Pada
tahun 1965 warga Randuares patut berbangga karena Islam saat itu sempat
berjaya akan tetapi terjadi perang desa yang istilahnya door to door
hampir semuanya tergilas dan mereka berpindah agama dan yang mampu
bertahan adalah keluarga dari bapak Suripto.
Pada tahun 1980 Islam di Randuares sudah mulai berkembang
kembali dengan adanya seseorang yang berasal dari desa Promasaan yang
mengajar ngaji di Randuares. Pada tahun tersebut Islam mulai berkembang
dengan baik, hal ini disebabkan karena sudah adanya tokoh yang menjadi
panutan. Dengan perkembangan yang baik, pada tahun 1981 umat Islam
bertambah banyak dan ada yang mengajar agama Islam di Randuares.
Yang mengajar pada waktu itu ialah pak Subandi yang berasal dari desa
sebrang. Pak Subandi mengajarkan banyak hal kepada masyarakat
Randuares, seperti membaca dziba (membaca sholawat) dan mengajarkan
bagaimana caranya menjadi umat muslim yang sebenarnya.
Pada tahun 1982 pak Subandi mengajak teman-temannya untuk
mengumpulkan para pemuda dan masyarakat Randuares untuk melakukan
kajian tentang ketauhidan. Hal ini dilakukan karena masyarakat Randuares
masuk Islam itu dengan tidak memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam
ajaran Islam. Setelah para pemuda dan masyarakat Randuares paham akan
tentang ketauhidan, kemudian materi yang diberikan pada saat kajian itu
bertambah dengan materi tentang syariat, zakat, wakaf, amal jariayah.
36
Dalam pertemuan kajian ini biasanya dilakukan di Langgar atau di rumah
warga secara bergantian, karena belum ada masjid.
Pada tahun 1991 ada seseorang yang bernama mbah Karyo Suwito
mewakafkan tanahnya untuk didirikan masjid. Dalam detik-detik pendirian
masjid ini ada pihak yang tidak setuju yaitu pihak Kristen yang ada di
Randuares. Pihak Kristen ini membujuk para pamong desa untuk
mengagalkan pendirian masjid, akan tetapi hal ini bisa digagalkan oleh
bapak Imam yang pada waktu itu mempunyai perngaruh kepada pemuda
Islam di Randuares. Setelah masjid berdiri maka pusat kegiatan
keagamaan di Randuares dilakukan di masjid. Setelah berdirinya masjid
umat Islam di Randuares menjadi tumbuh dan berkembang, walaupun
pertumbuhan itu tidak secara signifikan akan tetapi tetap berkembang.
B. Tokoh-tokoh Islam di Randuares
Bagi masyarakat pedesaan kyai memegang peran penting untuk
membentengi dan menjaga cita-cita umat Islam dari ancaman kekuatan-
kekuatan Skuler dari luar. Ulama mempunyai peran penting adalah peran
trsdisional mereka sebagai penanggung jawab dalam mempertahankan
keyakinan itu sendiri, melalui pengajaran ilmu-ilmu agama melestarikan
praktek-praktek ortodoksi keagamaan para pengganutnya.33
Ulama berperan juga sebagai ahli dan penguasa hukum. Agama
Islam mempunyai seperangkat hukum-hukum yang perlu dijelaskan
33
Hiroko Horikoshi,”Kyai Dan Perubahan Sosial”, Perhimpunan Pengembangan Pesantren Dan
Masyarakat (P3M), Jakarta, 1987, Hlm 114
37
kepada masyarakat. Ulama mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
hukum-hukum agama Islam kepada masyarakat, hukum-hukum tersebut
meliputi wajib, sunnat, mubah, makruh dan haram. Ketika ulama tidak
menjelaskan hukum-hukum seperti itu kepada masyarakat, masyarakat
tidak akan mengerti tentang hukum-hukum tersebut.
Menurut Dr. Hiroko Horikoshi ulama mempunyai beberapa fungsi
yaitu :
1. Ulama mempunyai peran juga sebagai pemecah permasalahan,
banyak masyarkat yang berkonsultasi dengan ulama ketika
sedang menghadapi permasalahan, jawaban yang didapatkan
dari ulama dianggap benar karena mengambil dari kitab-kitab
dan tulisan-tulisan yang terkumpul dari ulama-ulama
terdahulu.34
2. Biasanya para ulama mempunyai sifat yang mudah berbaur
dengan orang lain, dengan begitu para ulama mampu
menyampaikan ilmu-ilmunya kepada orang lain dengan
mudah.Pemangku masjid dan madrasah.
3. Ulama sebagai pemangku masjid mempunyai beberapa tugas
yang harus dilaksanakan, menghidupkan kegiatan sholat
berjamaah di masjid, memperhatikan peralatan untuk
beribadah, mengatur jadwal khutbah setiap jumat, memberikan
pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan
34 Ibid, hlm 141
38
peribadahan. Madrasah adalah suatu tempat yang berfungsi
sebagai tempat belajar ilmu agama yang di peruntukkan untuk
anak-anak dan para orang tua. Selain itu madrasah bagi para
ulama mempunyai fungsi sebagai tempat untuk berkomuniksi
dengan umat serta tempat untuk menanamkan ilmu dan aqidah
bagi masyarakat awam melalui pengajian jamaah.35
4. Pengajar dan pendidik. Madrasah adalah salah satu tempat
yang digunakan oleh para ulama untuk menyampaikan ilmu-
ilmunya. Para ulama mengajar ilmu-ilmu agama di madrasah,
karena di madrasah terdapat banyak orang yang ingin
mengetahui ilmu agama. Tugas ulama adalah mengajarkan
seperangkat keyakinan agama, sistem nilai dan amal nyata
kepada orang Islam.
Peran ulama desa lebih penting sebagai guru dan mubaligh yang mampu
menjadi tolak ukur masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Kekuatan ulama dalam masyarakat muslim, dilihat secara fungsi itu sebagai
penyelamat jiwa dan masyarakat berharap mereka termasuk orang yang di
selamatkan. Dengan begitu dapat diartikan bahwa ulama bagi masyarakat
muslim di desa adalah sebagai penyelamat dan pencerah.36
Sejak jaman 1965 hingga tahun 1995, di Randuares belum ada yang
menjadi tokoh Islam. Tokoh yang berkiprah di Randuares adalah bukan asli
35 Ibid, hlm 115-116 36 Ibid, hlm 168
39
orang Randuares akan tetapi orang tetangga desa. Salah satu tokoh yang
berperan dalam menyebarkan agama Islam adalah bapak Subandi yang dulu
menjabat lurah di Randuares pada tahun 1986-1997. Beliau berasal dari desa
Promasan Rt 03/Rw 04, Kumpulrejo, Argomulyo, Kota Salatiga. Beliau
berjuang menggembangkan agama Islam di Randuares, beliau berjuang di
Randuares tidak tanggung-tanggung, pada waktu itu belum ada penerangan
listrik, pak Subandi juga tetap semangat walau hanya menggunakan alat
penerangan seadanya.
Tahun 1982 pak Subandi menggumpulkan anak-anak muda dan
masyarakat Randuares, pak Subandi menjelaskan tentang ketauhidan dan
aturan-aturan yang memang di jalankan oleh umat Islam. Hal itu dilakukan
karena orang Islam di Randuares pada waktu itu masuk Islam hanya dengan
ikut kondangan tanpa melaksanakan ibadah. Pak Subandi juga tidak hanya
melakukan hal itu saja namun juga mengajari ibu-ibu Randuares untuk
membaca Dziba‟ dan berlatih Qosidah. Setelah keIslaman masyarakat
Randuares meningkat, pak Subandi mengadakan pengajian rutinan yang
dilaksanakan di langgar dan ketika masjid sudah jadi pengajian tersebut
dilaksanakan di masjid. Pengajian tersebut masih ada hingga tahun 1995.
Di daerah Randuares juga ada tokoh yang berusaha memperjuangkan
agama Islam di Randuares, yaitu bapak Suripto yang merupakan orang asli
Salatiga. Bapak Ripto tinggal di jl. Amarta gang swelo bumi Randuares Rt
05/Rw 01 Kumpulrejo, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga. Bapak Ripto menjadi
takmir di mushola sebelah rumahnya. Setiap sore dan malam hari bapak Ripto
40
mengajar anak-anak untuk belajar ngaji, bapak Ripto sangat sabar dan tekun
saat mengajari anak-anak. Bapak Ripto berusaha menjaga keIslaman
masyarakat Randuares dengan cara melindungi orang-orang yang didatangi
oleh majlis Kristen untuk di ajak masuk Kristen. Bapak Ripto dengan jelas
menolak adanya kristenisasi di Randuares akan tetapi bapak Ripto juga tidak
mampu untuk melarang adanya kristenisasi di Randuares. Bapak Ripto hanya
mambu memberikan sedikit benteng-benteng kecil di hati masyarakat tentang
Islam dengan cara mengadakan pengajian rutinan. Bapak Ripto juga tidak
bergerak sendiri, tetapi di bantu oleh bapak Imam.
Bapak Imam ada salah satu tokoh yang mengetahui secara langsung
perjalanan Islam di Randuares, beliau memiliki nama lengkap Imam Jarodin
yang bertempat tinggal di jl. Amarta gang swelo bumi Randuares rt 03rt/rw 01
kumpulrejo, kec. Argomulyo, kota Salatiga. Pada tahun 1980 an pak Imam
mengumpulkan anak-anak muda untuk mengaji, pak Imam tidak
menggunakan kata-kata “ayo mengaji” ketika mengajak anak muda belajar
agama Islam karena akan menimbulkan ketidakmauan untuk mengikuti
perkumpulan tersebut.
Dalam penyampaian pak Imam menggunakan media kesenian drama dan
kosidah. Dengan cara tersebut pak imam dapat menarik banyak pemuda,
dengan berjalannya waktu tidak hanya para pemuda yang mengikuti
perkumpulan tersebut akan tetapi ibu-ibu juga bergabung. Setelah serasa
mampu untuk ditinggalkan, pak Imam mempunyai keinginan untuk menuntut
ilmu agama Islam yang lebih dalam.
41
Kemudian bapak Imam mendekati para ulama yang ada di tetangga desa
Randuares untuk diarahkan atau didekatkan dengan para kyai. Kemudian pak
Imam mondok dan perkumpulan pengajian tersebut lambat laun bubar. Setelah
pak Imam mondok lima tahun, pak Imam pulang dan berusaha mengumpulkan
masyarakat lagi untuk mengaji. Setelah pak Imam mampu mengumpulkan
masyarakat, beliau sangat menjaga dan berusaha untuk memberikan fasilitas
yang terbaik. Pak Imam juga salah satu tokoh yang mengusahakan berdirinya
masjid di Randuares.
Pak Yahman juga merupakan salah satu tokoh Islam di Randures, pak
Yahman bertempat tinggal di Jl Amarta Gang Swelo Bumi Randures Rt
03/Rw01, Kumpulrejo, Argomulyo. Pak Yahmaan sudah lama menjadi modin
di Randuares, jabatan modin ini tidak mudah ia lakukan karena ia juga harus
bisa menjaga perasaan orang lain agar terlihat netral. Hal itu dikarenakan
jabatan modin itu tidak gampang karena harus mengerti hati semua orang.
Bapak yahman sejak kecil berusaha untuk belajar agama Islam, walaupun
harus belajar ke desa sebrang. Setelah bapak Yahman beranjak dewasa, beliau
juga mengajak teman-temannya untuk belajar ngaji. Setelah itu bapak yahman
mempunyai pengaruh yang kuat pada saat itu dikalangan masyarakt muslim
Randuares, ketika proses kristenisasi berlangsung bapak Yahman memberikan
himbauan kepada masyarakat muslim. Himbauan tersebut berisi “ketika ada
orang yang ingin mengajak kalian untuk masuk Kristen, maka catatlah orang
tersebut dan kemudian suruhlah dia datang kerumah ku”. Dengan adanya
42
himbauan dari bapak Yahman tersebut membuat para majlis Kristen mundur
teratur dan kemudian mereka mencari cara yang tidak kasat mata.
Bapak Subandi dan bapak Yahman merupakan salah satu tokoh yang
mengupayakan berdirinya masjid di Randuares. Bapak Subandi dan bapak
Yahman berusaha mendekati orang yang mempunyai kekayaan yang lebih
dibandingkan dengan yang lain. Orang yang didekati adalah mbah Karyo
Suwito, dengan usaha bapak Subandi yang memberikan penjelasan tentang
wakaf, amal jariah terhadap mbah karyo Suwito hingga mbah Karyo Suwito
mewakafkan tanahnya untuk dibangun masjid.
C. Kondisi Masyarakat Muslim Di Randuares.
Masyarakat Islam di Randuares pada tahun 1965 itu tidak berani
menampakkan diri, karena pada waktu itu randuares dibawah kekuasan PKI.
Ketika PKI jatuh, maka mayarakat Islam di Randuares bernafas dengan lega
karena tidak aka nada lagi penindasan. Akan tetapi kebebasan tidak dapat di
rasakan oleh masyarakat Randuares secara langsung. Pada tahun 1965 setelah
PKI jatuh itu ada penindasan dari Marhen Wijaya yang menginginkan
randuares menjadi daerah Kristen.
penindasan Marhen Wijaya tidak berlangsung lama karena ada salah satu
orang Randuares yang beragama Islam kuat itu memberikan himbauan kepada
masyarakat Randuares untuk tidak terpengaruh kepada Marhen dan ketika
Marhen atau teman-temannya datang ke rumah masyarakat Islam di
43
Randuares maka disuruh untuk menuliskan nama dan waktu kapan dia datang
kerumah tersebut untuk dilaporkan kepada tokoh Islam tersebut. Dengan
begitu pergerakan Marhen berhenti sejenak dan mulai bergerak kembali
dengan cara yang halus.
Pada tahun 1980 agama Islam di randuares sudah berkembang dan tumbuh
dengan baik. Akan tetapi dengan keadaan perekonomian yang rendah
membuat masyarakat randuares mudah tergoyahkan dengan rayuan majlis
Kristen yang menawarkan kehidupan yang lebih baik. Dengan begitu hati
masyarakat randuares tertarik untuk masuk ke agama Kristen, tetapi perjanjian
tersebut berubah setelah mereka masuk Kristen selama satu tahun, setelah satu
tahun kehidupan mereka di topang mereka harus menyetorkan sepersepuluh
penghasilan mereka kepada pihak gereja.
Dengan perjanjian seperti itu ada orang yang menyanggupi dan setelah
satu tahun masuk Kristen dia akan keluar dari Kristen dan masuk kembali
kepada Islam. Kondisi seperti ini terjadi hingga beberapa tahun hingga pada
akhirnya dibangun masjid di Randuares. Ketika masjid sudah dibangun umat
Islam di Randuares menjadi lebih tenang dan tidak banyak gangguan.
Walaupun proses kristenisasi tetap berjalan dengan cara yang lebih halus,
tetapi masyarakat muslim juga harus selalu waspada.
Masyarakat Randuares mulai hidup normal setelah berdirinya masjid
Randuares. Dengan berdirinya masjid memberikan suatu pencerahan bagi
masyarakat muslim Randuares, karena dengan berdirinya masjid tersebut
44
menjadikan kegiatan keagamaan Islam lebih tertata dan terpusat dengan baik.
Islam menjadi lebih terbuka dengan berdirinya masjid.
45
BAB IV
DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM DI RANDUARES
A. DINAMIKA HUBUNGAN MASYARAKAT ISLAM DAN KRISTEN
DI RANDUARES.
Agama yang ada di Randuares ada dua yaitu agama Islam dan
agama Kristen. Agama Islam merupakan agama turunan yang ada di
Randuares, dan agama Kristen adalah agama yang di bawa oleh para
pendatang yang mempunyai tujuan untuk menjadikan wilayah Randuares
menjadi daerah Kristen. Agama Kristen pada tahun 1965 di bawa oleh
Marhen Wijaya, Marhen Wijaya adalah tokoh Kristen yang berasal dari
daerah Bendosari yang sekarang menjadi daerah kawasan Kristen.
Marhen Wijaya melakukan penindasan di Randuares, Marhen
memaksa masyarakat Randuares untuk memeluk agama Kristen. Marhen
mendatangi satu persatu rumah warga dan membujuk agar warga memeluk
agama Kristen. Penindasan tersebut tidak bertahan lama setelah ada
seorang tokoh Islam yang berani menampakkan keIslamannya dan dia
memiliki keyakinan Islam yang kuat, dengan kuatnya keimanan yang
dimilikinya membuat Marhen menciut. Marhen mempunyai mata-mata
yang bertugas untuk mengawasi gerak-gerik masyarakat Islam di
Randuares. Orang yang menjadi mata-mata Marhen pada saat itu
merupakan salah satu orang yang ditakuti oleh masyarakat Randuares.
Dengan berjalannya waktu Marhen sedikit demi sedikit mundur dengan
46
sendirinya, akan tetapi mundurnya Marhen tersebut bukan berarti proses
kristenisasi berhenti.
Proses kristenisasi di teruskan oleh para majlis Kristen yang
berasal dari gereja. Para majlis ini membujuk warga untuk memeluk
agama Kristen denga cara membawakan sembako berupa mie instan,
minyak goreng. Hal itu dilakukan karena melihat keadaan standart
ekonomi masyarakat Randuares yang rendah akan lebih mudah di rayu
menggunakan barang-barang yang mereka butuhkan.
Para majlis juga melakukan penawaran tentang penjaminan biaya
hidup untuk masyarakat yang memeluk agama Kristen, penawaran
tersebut berupa pihak gereja akan menjamin kehidupan masyarakat selama
satu tahun dan selama itu pula pihak gereja memberikan modal untuk
usaha yang kemudian setelah satu tahun akan dimintai sepersepuluh dari
penghasilan tersebut untuk dimasukkan ke gereja. Pada waktu itu hanya 22
rumah yang tidak didatangi oleh para majlis. Dengan berjalannya waktu
umat Islam dan umat Kristen di randuares dapat hidup berdampingan.
Masyarakat Randuares memiliki daya toleransi yang tinggi karena
mereka mampu hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda
agama. Perbedaan agama ini tidak menjadi persoalan yang mencolok bagi
mereka karena mereka beranggapan bahwa agama itu ibarat sebuah baju.
Dengan pemikiran yang seperti itu membuat para masyarakat tidak terlalu
mempersoalkan agama antara satu sama lain, yang terpenting mereka
47
mengetahui agama yang dianut oleh orang lain dan berusaha untuk saling
menjaga dan menghormati.
Saling menjaga dan menghormati adalah sikap yang sudah
ditunjukkan oleh masyarakat Randuares kepada masyarakat umum.
Contoh sikap toleransi agama yang telah berlaku di Randuares adalah
ketika umat Islam sedang melakuan sholat ied, maka para pastur atau
utusan dari gereja membantu mengamankan dan menjaga keamanaan di
sekitar masjid yang di gunakan untuk melakukan sholat ied. Setelah sholat
ied para pastur mengunjugi rumah-rumah warga Randuares yang
beragama Islam untuk sekedar mengucapkan selamat hari raya. Pada saat
hari raya atau hari besar umat Kristen, dari pemerintah desa juga
memerintahkan atau mengutus beberapa warga muslim untuk menjaga
keamanaan pada saat umat Kristen beribadah.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati setiap orang
yang berbeda-beda secara kepercayaan, tata cara ibadah dan memahami
agama lain atau etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan
maupun tingkah laku. Para tokoh yang berada di Randuares juga
memberikan penjelasan terhadap masyarakat Islam tentang toleransi
agama yang mengacu pada Al quran surat Al Kafirun ayat 1-6, Allah
SWT berfirman :
48
﴾ ٣﴾ ول أنتم عابدون ما أعبد ﴿٢﴾ ل أعبد ما ت عبدون ﴿١قل يا أي ها الكافرون ﴿
ا عبدت ﴿ ﴾ لكم دينكم ول دين ٥﴾ ول أنتم عابدون ما أعبد ﴿٤ول أنا عابد م
﴿٦﴾
Artinya: katakanlah (muhammad), “wahai orang-orang kafir!, aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku
sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. untukmu
agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun ayat 1-6).
Kebiasaan tersebut sudah berjalan bertahun-tahun, akan tetapi di
balik keharmonisan masyarakat Randuares terdapat suatu yang membuat
hubungan masyarakat rengang yaitu pada tahun 1977 akan diadakan
pemilu dan di Randuares akan mengadakan pengajian untuk memeriahkan
pemilu di Randuares. Akan tetapi hal itu menimbulkan pro-kontra di
antara masyarakat yang cukup serius. Pro-kontra tersebut terjadi karena di
khawatirkan dengan diadakannya pengajian tersebut akan memberikan
efek lebih condong ke salah satu partai yang mengikuti pemilu.
Persoalan tersebut dapat di reda dengan adanya penjelasan dari
seseorang tokoh yang pada waktu itu memiliki pengaruh kuat di kalangan
49
anak muda, dengan penjelasan beliau masyarakat akhirnya mau menerima
dan menyetujui diadakannya pengajian. Akibat dari persoalan tersebut
membuat hubungan antar masyarakat terganggu karena ada beberapa
orang yang besikap tidak menggenakkan kepada orang lain.
B. Hambatan yang dialami masyarakat muslim di Randuares.
Masyarakat muslim di Randuares hidup berdampingan dengan
masyarakat yang beragama Kristen. Masyarakat muslim dan Kristen hidup
berdampingan dengan damai, toleransi antar agama sangat di utamakan.
Namun terkadang terjadi perselisihan yang disebabkan oleh
kesalahpahaman yang menyebabkan sakit hati, seperti halnya ketika orang
muslim menawarkan jasa bantuan kepada orang Kristen ysng sedang sakit
yang tidak mempunyai kendaraan untuk berobat, jika dalam penawarannya
tidak tepat akan menimbulkan sakit hati karena bisa dianggap menghina
atau melecehkan karena tidak mempunyai kendaaan. Sikap toleransi ini
dapat dilihat pada kegiatan sehari-hari yang dijalani oleh masyarakat
Randuares. Masyarakat saling membaur antara satu sama lain, melakukan
gotong royong secara bersama-sama dan pada saat acara-acara tertentu
masyarakat juga saling menghormati. Beberapa faktor yang menjadi
hambatan umat Islam di Randuares:
1. Faktor internal
Perkembangan agama Islam di Randuares berjalan bukan berarti
tanpa halangan. Islam Randuares memiliki lika-liku yang sangat
50
sulit. Masyarakat Islam Randuares berjalan sendiri tanpa adanya
tokoh Islam yang memimpin. Adapun tokoh Islam yang memimpin
itu pun datang dari tetangga desa yang tidak bisa sewaktu-waktu
ada untuk masyarakat Islam Randuares. Tidak adanya figur tokoh
Islam ini yang kadang membuat masyarakat Randuares mengalami
kebingungan. Dalam keadaan yang seperti ini membuat masyarakat
Randuares menjalani keislamannya seperti air mengalir.
Para tokoh yang berjuang di Randuares merupakan tokoh agama
yang berasal dari desa sebrang. Para tokoh tersebut berjuang di
Randures karena panggilan dari hati nurani, karena melihat
masyarakat Randuares yang masih minim pemahaman Islamnya.
Para tokoh ini juga memberikan peringatan keras terhadap
masyarakat Randuares agar tidak terpengaruh oleh rayuan para
majlis Kristen. Para tokoh ini juga berjuang keras untuk
memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarkat
Randuares.
Para tokoh yang berjuang di Randuares merupakan tokoh agama
yang berasal dari tetangga desa. Para tokoh tersebut berjuang di
Randuares karena panggilan hati nurani, karena melihat masyarakat
Randuares yang masih minim pemahaman tentang agama Islam.
Para tokoh ini juga memberikan keras terhadap masyarakat
Randuares agar tidak terpengaruh oleh rayuan para majlis Kristen.
51
Para tokoh ini berjuang keras untuk memberikan pemahaman
tentang Islam kepada masyarakat Randuares.
Menurut bapak Suripto, lemahnya perekonomian masyarakat juga
menjadi salah satu penyebab lemahnya keimanan masyarakat
Randuares. Keadaan ini sering dimanfaatkan oleh para majlis
Kristen untuk melakukan kristenisasi, yang kadang kala dilakukan
secara halus atau tidak kasat mata.Proses kristenisasi yang tidak
kasat mata yang membuat para tokoh agama Islam khawatir.
Keadaan masyarakat randuares yang memiliki standar ekonomi
yang rendah membuat masyarakat mudah tergoda oleh penawaran-
penawaran yang di tawarkan oleh para majlis.
2. Faktor eksternal
Dalam faktor eksternal terdapat beberapa cara yang dilakukan
oleh majlis Kristen untuk menarik masyarakat untuk masuk ke
agama Kristen. Beberapa cara yang dilakukan para majlis,
diantaranya:
a. Pendekatan kepada masyarakat.
Para majlis mendekati para masyarakat Randuares yang
mayoritas memiliki standar penghasilan menengah ke
bawah, hal ini di jadikan sasaran utama karena dengan
keadaan seperti itu hati masyarakat mudah tergiur. Para
majlis Kristen menawarkan kehidupan yang lebih layak
52
terhadap masyarkat jika masyarakat mau masuk ke agama
Kristen.
Para majlis juga berani menjamin akan memberikan
pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan uang yang
lebih banyak, dengan begitu banyak masyarkat yang
tertarik. Akan tetapi, perjanjian tersebut hanya berlaku
satu tahun, selebihnya akan di mintai sepersepuluh dari
penghasilan untuk di setorkan ke gereja.
b. Pembagian sembako oleh para majlis.
Para majlis membagi-bagikan sembako kepada
masyarakat agar mayarakat mau masuk agama Kristen.
Pembagian sembako ini bertujuan memikat masyarakat,
karena keadaan masyarakat yang memiliki ekonomi
rendah dengan cara seperti itu hati masyarakat akan
mudah luluh. Pembagian sembako ini rutin dilakukan pada
saat ada acara-acara besar bagi umat Kristen dan pada saat
bulan ramadhan pun pembagian secara rutin dilakukan.
Sembako yang diberikan berupa mie instan, gula pasir,
minyak goreng dan baju yang masih layak pakai.
c. Pelatihan drumblek.
Mengadakan pelatihan drumblek yang di ikuti oleh anak-
anak. Pelatihan drumblek biasanya dilakukan ketika pihak
gereja mengadakan festival untuk sebuah acara dengan
53
membuat acara lomba drumblek. Pelatihan drumblek
biasanya dilakukan di halaman gereja dan di latih oleh
para anggota gereja. Latihan drumblek di laksanakan pada
saat sore hari yang biasanya di gunakan anak-anak untuk
mengaji sore atau TPQ.
Dengan di adakannya drumblek yang waktunya sama
dengan TPQ maka anak-anak akan lebih memilih latihan
drumblek daripada TPQ. Dengan begitu waktu mereka
untuk mengaji akan berkurang atau bahkan menghilang,
kadang kala yang membuat miris hati adalah nyayian yang
di gunakan pada saat latihan drumblek adalah lagu-lagu
Kristen. Secara tidak langsung para majlis mendoktrin
anak-anak tersebut dengan lagu-lagu Kristen, tetapi hal ini
tidak membuat para orang tua anak-anak resah akan tetapi
malah timbul rasa senang.
Hal itu terjadi karena mereka bangga memiliki anak yang
bisa bermain drumblek dan setelah pelatihan drumblek
selesai, anak-anak di kasih alat tulis dan makanan ringan
yang membuat anak-anak semakin bersemangat untuk
mengikuti pelatihan drumblek tersebut.
d. Kristenisasi melalui pendidikan.
Proses kristenisasi melalui pendidikan dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya memberi bantuan biaya sekolah
54
atau beasiswa, berkedok kampanye anti narkoba di
kalangan pelajar, membagikan paket gratis kepada para
pelajar yang memiliki simbol salib atau simbol lain yang
berhubungan dengan Kristen. Atau dengan mendirikan
lembaga pendidikan yang mempunyai fasilitas dan
perlengkapan yang lebih baik daripada lembaga
pendidikan Islam. Dengan begitu akan lebih mudah untuk
menarik para siswa untuk bersekolah di situ, setelah
masuk di sekolahan Kristen akan ada pembatasan gerak
untuk siswa muslim. Pembatasan tersebut tidak langsung
diungkapkan, akan tetapi dengan cara pihak sekolah
memberika mata pelajaran yang harus di ikuti oleh semua
siswa dan ketika ada siswa yang tidak mengikuti mata
pelajaran tersebut akan di kenakan hukuman atau tidak
akan naik kelas. Cara seperti itu yang membuat para siswa
takut untuk meninggalkan atau tidak mengikuti mata
pelajaran tersebut.
e. Memacari, memperkosa, menghamili, mengawini dan
memurtadkan.
Proses kristenisasi ini dilakukan setelah para majlis tidak
mampu membujuk para orang tua mereka untuk masuk
Islam. Ketika mereka mampu mendapatkan hati anak dari
orang Islam maka mereka akan menggunakan cara apapun
55
agar bisa menikahkan mereka. tidak sedikit kristenisasi
dilakukan dengan cara berpura-pura dahulu sebelum nikah
dan kemudian setelah menikah kembali ke agama Kristen.
Ketika mereka sudah memiliki keturunan, mereka akan
mendidik anak mereka dengan cara Kristen. Dengan begitu
pemeluk agama Kristen dengan mudah bertambah banyak
dan mungkin bisa menjadikan agama mayoritas di
Randuares.
f. Membangun gereja di lingkungan muslim.
Membangun gereja merupakan salah satu misi orang
Kristen di lingkungan muslim. Cara ini dilakukan secara
langsung dan tidak langsung, misalnya: mengadopsi rumah
dan pertokoan yang pada awalnya digunakan tempat tinggal
kemudian diubah menjadi gereja. 37
g. Mendirikan rumah sakit di daerah muslim.
Dengan mendirikan rumah sakit para missionaris
mempunyai metode yang ampuh. Dengan adanya rumah
sakit para missionaris menggunakan alasan kemanusiaan.
Dengan memanfaatkan pasien yang masuk kerumah sakit
yang berasal dari kalangan yang mempunyai ekonomi
lemah. Dengan keadaan yang seperti itu dimanfaat para
missionaris untuk memberikan doktrin-doktrin ringan yang
37
Tarpin, “Misi Kristen di Indonesia: Bahaya Dan Pengaruhnya
Terhadap Umat Islam”, Vol XVII, No 1, Januari 2011
56
membuat para pasien tergiur untuk masuk ke agama
Kristen, dan para missionaris membagikan brosur yangjaran
berisi tentang ajaran-ajaran Kristen dan serta adab-adab
dalam Kristen.
h. Menyebarkan narkoba.
Menyebarkan narkoba merupakan cara baru yang dilakukan
oleh para missionaris. Cara ini ampuh dilakukan karena
narkoba memiliki tingkat ketergantungan dan berefek
melemahkan jiwa bagi para penggunanya. Yang menjadi
sasaran adalah para pemuda, ketika para pemuda sudah
ketergantungan maka para missionaris mulai menjalankan
aksi dengan cara membagikan narkoba ditempat
tongkrongan para pemuda. Jika para pemuda memiliki
ketergantungan yang tinggi maka harus direhabilitasi,
dengan kondisi yang seperti itu para missionaris mendirikan
yayasan rehabilitasi. Dengan begitu para pemuda yang
memutuhkan rehabilitasi akan di masukkan ke lembaga
tersebut. Dalam proses rehabilitasi, para missionaris
menyusupkan nilai-nilai Kristen, setelah proses
penyembuhan selesai mereka sudah masuk Kristen.
Proses kristenisasi yang tidak kasat mata inilah yang paling
dikhawatirkan oleh para tokoh yang berjuan di Randuares.
Dengan kondisi pengetahuan keagamaan yang dimiliki
57
masyarakat masih minim dan tidak adanya tokoh yang
menjadi sosok figur di Randuares ini yang menjadi titik
kelemahan yang bisa ditembus oleh para majlis Kristen.
C. Upaya masyarakat di Randuares muslim bertahan dari kristenisasi.
Kehidupan masyarakat Randuares memiliki sisi yang menarik,
karena memiliki sisi-sisi yang berbeda. Agama yang dianut oleh
masyarakat Randuares adalah agama Islam dan Kristen. Masyarakat hidup
berdampingan dengan damai dan saling membantu satu sama lain tanpa
membeda-bedakan agama. Dalam proses ibadah pun tidak saling
menganggu akan tetapi saling menjaga dan membantu untuk melancarkan
ibadah agama yang lain.
Sikap yang saling menjaga ini lah yang kadang di khawatirkan oleh
umat muslim di Randuares. Kekhawatiran ini bukan berarti tidak
beralasan, karena proses penyebaran Kristen di Randuares tidak terlihat
secara kasat mata. Oleh sebab itu, masyarakat muslim di Randuares harus
selalu siaga agar tidak terlena oleh rayuaan para majlis Kristen. Upaya-
upaya yang dilakukan oleh umat muslim di randuares agar tidak terhasud
oleh para majlis, diantaranya:
1. Pendirikan TPQ.
pendirian TPQ bertujuan untuk memberikan pendidikan agama
terhadap anak-anak agar bisa lebih paham terhadap agama. TPQ ini
didirikan dengan tujuan mendidik anak-anak agar bisa membaca Al
58
qur‟an dengan baik dan juga paham tentang syariat Islam. Materi
yang diberikan pada saat TPQ itu tidak hanya membaca Al qur‟an
dan pembelajara tentang syariat tetapi juga mengajarka tentang
rukun Islam, rukun iman dan banyak hal yang berkaitan dengan
agama Islam.
2. Mengadakan pengajian rutinan.
Pengajian adalah perkumpulan para ulama yang memiliki tujuan
untuk mengajarkan dasar-dasar agama pada masyarakat umum.
pengajian rutin dilakukan setiap minggu, bulan. Materi yang
diberikan pada saat pengajian masih sekitar tentang fiqih, amal
jariyah,dan tentang kewajiban-kewajiban yang harus di lakukan
oleh umat muslim dalam kehidupan seharu-hari. Pembahasan
dalam pengajian ini kadang kala membahas tentang isi kitab.
3. Menyekolahkan anak-anak ke madrasah.
Dengan menyekolahkan anak ke madrasah atau sekolah yang
berbasis agama menjadi pilihan yang tepat, karena dengan
menyekolahkan anak ke madrasah atau sekolah yang berbasis
agama akan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang agama. Dengan begitu anak akan mendapatkan
pembekalan ilmu agama sejak dini.
4. Menanamkan keyakinan kepada masyarakat muslim bahwa Allah
itu Maha Kaya, jadi jangan pernah kamu sekalian merasa miskin.
59
Perekonomian yang rendah membuat masyarakat Randuares sering
mudah untuk merubah keyakinan. Para tokoh agama Islam di
Randuares menekankan bahwa kita sebagai umat Islam jangan
merasa miskin, karena sejatinya Allah Swt itu Maha Kaya. Selagi
kita mau dan mampu berusaha pasti akan ada jalan untuk
mendapatkan rizki.
Selain upaya-upaya diatas, para tokoh agama Islam yang berjuang di
Randuares juga menanamkan rasa yakin dan percaya bahwa agama Islam
merupakan agama yang paling benar. Dengan begitu seharusnya umat Islam patut
bersyukur karena telah benar dalam memilih agama dan tidak perlu minder
dengan kehebatan umat Kristen yang mungkin memiliki kehidupan yang lebih
layak.
Para tokoh juga mengajak masyarakat muslim Randuares untuk bersatu
untuk mempraktekkan kehidupan Islam secara bersama-sama, seperti sholat
berjamaah di masjid atau mushola yang dekat dengan tempat tinggal.
Mengadakan pengajian rutin juga dilakukan untuk mempererat silaturahmi antar
masyarakat muslim agar mempunyai kekuatan kuat untuk melawan adanya proses
kristenisasi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab sebelumnya terkait Dinamika
Keislaman Masyarakat Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan
Argomulyo,Kota Salatiga, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Sejarah Perkembangan Islam di Randuares.
Agama Islam di Randuares merupakan agama yang sudah ada
sejak dulu dan menjadi agama turunan bagi masyarakat Randuares.
Masyarakat Randuares pada waktu itu tidak terlalu paham tentang agama
Islam, masyarakat Randuares menganggap dirinya atau orang lain telah
masuk Islam setelah mengikuti kondangan. Kodangan merupakan salah
satu budaya yang dianggap sakral oleh masyarakat Randuares, jadi ketika
ada orang yang mengikuti kondangan maka dianggap sudah masuk Islam.
Orang Islam di Randuares pada waktu itu tidak selalu atau tidak
harus melaksanakan ibadah sholat, puasa ataupun ajaran-ajaran yang
selayaknya dijalankan oleh orang Islam. Hal tersebut terjadi karena tidak
adanya tokoh agama atau ulama yang memberikan pengetahuan kepada
masyarakat. Agama Islam di Randuares mulai kelihatan pada tahun 1965,
pada tahun sebelum-sebelumnya agama Islam di Randuares bersifat pasif,
mulai terlihat aktif setelah 1965.
61
Tahun 1980 agama Islam sudah mulai berkembang baik dengan
adanya tokoh agama atau ulama dari desa sebrang yang mau mengajarkan
ajaran Islam terhadap masyarakat Randuares. Pada tahun 1991 berdirilah
masjid Randuares yang kemudian menjadi pusat kegiatan agama Islam.
2. kehidupan beragama umat Islam di Randuares.
Masyarakat Randuares hidup dengan sikap toleransi yang tinggi.
Dilihat dari agama yang dianut oleh masyarakat ada yang berbeda, ada
yang agama Islam dan ada yang Kristen. Perbedaan agama ini tidak
menjadikan alasan mereka untuk bermusuhan akan tetapi malah
sebaliknya. Masyarakat Randuares saling menjaga agama satu sama lain,
mereka saling menghormati dan hidup berdampingan dengan baik. Tidak
ada sikap diskriminasi diantara mereka karena mereka menganggap bahwa
agama itu seperti baju, jadi ketika baju mereka berbeda itu tidak menjadi
sebuah persoalan yang rumit. Dengan begitu semua masyarakat Randuares
memiliki hak yang sama.
3. Hambatan umat Islam di Randuares dalam kehidupan beragama.
Masalah ekonomi dan rendahnya pemahaman terhadap agama menjadi
faktor primer terjadinya proses kristenisasi sebagai pelemahan keimanan
dari seorang muslim di Randuares. Selain itu ada beberapa faktor yang
lain, diantaranya:
a. Tidak adanya figur tokoh atau ulama yang bisa dijadikan panutan bagi
masyarakat Islam di Randuares.
b. Minimnya pemahaman masyarakat tentang agama Islam.
62
Disamping itu, di Randuares juga terjadi proses kristenisasi yang selalu
berjalan dan tertata dengan rapi, diantaranya dengan:
1). Melakukan pendekatan kepada masyarakat Randuares
2). Pembagian sembako yang dilakukan oleh para majlis.
3). Mengadakan pelatihan drumblek yang diikuti oleh para majlis.
4). Proses kristenisasi melalui pendidikan
5). Menghalalkan segala cara untuk bisa menikah dengan orang
Islam yang kemudian setelah menikah dipaksa untuk beralih ke
agama Kristen.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas dapat dilihat Dinamika
Keislaman Masyarakat Dusun Randuares, Kelurahan Kumpulrejo,
Kecamatan Argomuyo, Kota Salatiga tahun 1965-1995. Masalah ekonomi
dan tidak adanya tokoh atau figur ulama yang menjadi faktor primer
adanya kristenisasi sebagai upaya pelemahan ataupun bahkan
menghilangkan Islam dari Randuares. Diharapkan studi tentang Dinamika
Keislaman Masyarakat Dusun Randuares, Kelurahan Kumpulrejo,
Kecamatan. Argomuyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995 ini dapat
disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari segi yang
lain, sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang gejala-
gejala yang ditimbulkan dan dapat mempengaruhi masa depan umat Islam
terutama di wilayah Randuares.
63
Setelah melihat fenomena tersebut maka peneliti menyarankan
kepada peneliti selanjutnya untuk membahas permasalahan-permasalah
yang lebih kompleks. Peneliti menyarankan kepada pemerintah kota
Salatiga untuk mengirimkan beberapa orang yang betul-betul memahami
ajaran Islam untuk menjadi tokoh atau ulama di Randuares agar bisa
membantu masyarkat Randuares dalam memahami agama Islam. Untuk
lembaga kampus IAIN Salatiga, peneliti menyarankan untuk mengadakan
pelatihan praktek keagamaan Islam di Randuares agar masyarakat
Randuares paham tentang kewajiban apa saja yang harus dilakukan oleh
orang Islam.
64
Daftar Pustaka
Aritonang, Jan S, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, ( Jakarta:
pt. Bpk Gunung Mulis, 2006).
Ayoub, Mahmoud Mustafa, Mengurai Konflik Muslim-Kristen,(Yogyakarta: Fajar
Pustaka, 2001).
Basrowi, Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol 7.
No 1, April 2010.
Boty, Midyya, Agama dan Perubahan Sosial (Tinjauan Perspektif Sosiologi
Agama), Istinbath, Vol 1, No 15, 2015.
BPS, Kecamatan Argomulyo Dalam Angka 2016, (Salatiga:BPS Salatiga, 2016).
Daliman, A, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di
Indonesia, (Yogyakarta: Ombak, 2012).
Dewi, Ernita, Transformasi Sosial dan Nilai Agama, Substantia, Vol 4, No 1,
April 2012.
Dirdjosantojo, Pradjarta, Memelihara Umat Kiai Pesantren Kiai Langgar di Jawa,
(Yogyakarta, 1999).
Ernawati, Dewi, Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Jerman yang
Tercermin dalam Erzählungals Der Krieg Zu Ende War Karya
Heinrich Böll:Sebuah Kajian Sosiologi Sastra, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta, 1982).
65
Hamid, Abd Rahman, Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah,
(Yogyakarta: Ombak, 2011).
Hermawan, Jati, Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan dan Tradisi Jawa
di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal, AR AL AZMI, Vol. 2 . No
01. Nopember 2014.
Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Sosial, (Jakarta: Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1987).
Ikromah, Walidatul, Kualitas Keberagamaan Masyarakat Muslim Di Sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016, (Salatiga: IAIN
Salatiga, 2016).
Keesing, Roger M, Teori-Teori Tentang Budaya, antropologi Indonesia, No 2,
2014.
Mahanani, Lutvia ,Pengambilalihan Kota Salatiga dari Kuasa Belanda
Kepemerintah Republik Indonesia Tahun 1945-1950, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2009).
Permata, Stefanie Theresia, dkk, Umat Islam Dalam Memaknai Isu Kristenisasi di
Salatiga, Cakrawala, Vol 4 No 2, 2015.
Rahayu permana, “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”, hlm 1.
Samsinas, Pola Kehidupan Beragama Masyarakat Islam di Desa Sidondo I
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Studi Analisis Sejarah
Sosial, Vol 1, No 2 , Desember 2013.
Suprayogo, Imam, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001).
66
Syafrizal, Achmad, Sejarah Islam Nusantara, Nilai-Nilai Pendidikan dalam
Tradisi Islam Nusantara. Islamuna: Jurnal Studi Islam, Vol II No. 2,
Desember 2015.
Tarpin, Misi Kristen di Indonesia: Bahaya dan Pengaruhnya Terhadap Umat
Islam, Jurnal Ushuludin, Vol XVII, No 1, Januari 2011.
http://kelurahankumpulrejo.blogspot.co.id/p/sejarah.html diakses pada tanggal 26
September 2017, Pukul 15.43 WIB.
67
Transkip 1
1. Bagaimana sejarah Islam di Randuares?
Islam di Randuares merupakan agama turun-temurun dari nenek moyang. Namun
agama Islam di Randuares tidak terlalu berkembang pada saat itu, bahkan hamper
tidak terlihat karena Randuares merupakan salah satu daerah komunis. Pada tahun
1998 masyarakat Randuares memang bertambah secara jumlah akan tetapi tidak
secara kualitas, walaupun sudah diadakan pengajian dan di hubungan dengan
pengajian dari luar daerah. Pada waktu itu belum ada tokoh yang mampu menjadi
panutan masyarakat Islam di Randuares sehingga kualitas keimanan mereka bisa
dikatakan tipis.
2. siapa saja tokoh-tokoh Islam di Randuares?
Sejak dulu hingga sekarang belum ada tokoh Islam di Randuares. Hanya ada
beberapa tokoh yang berasal dari tetangga desa yang berjuang mempertahankan
dan mengembangkan Islam di Randuares.
3. Apa saja yang menjadi hambatan bagi umat muslim di Randuares?
pertama: lemah di manajemen dan di ekonomi. Kedua: orang Randuares yang
paham agama Islam tidak pernah bersatu dan saling menampakkan diri masing-
masing. Sejak dulu masyarakat randuares beranggapan bahwa agama itu baju,
jadi apapun yang dianutnya ya itu bajunya dengan begitu menimbulkan anggapan
bahwa yang penting beragama Islam tanpa mereka memikirkan yang lainnya.
68
Ketiga: belum adanya tokoh yang bisa dijadikan panutan sehingga membuat
masyarakat binggung sehingga membuat masyarakat Randuares menjalani
semuanya seperti air mengalir. Dan ketika tidak ada figur yang dibuat contoh oleh
masyarakat maka islamnya masyarakat Randuares adalah Islam abangan.
4. bagaimana hubungan umat muslim dengan umat Kristen di Randuares?
Hubungan masyarakat Islam dan Kristen di Randuares baik, kita hidup dengaan
damai.
5. bagaimana upaya yang dilakukan umat Islam menghadapi kristenisasi
Upaya masyarakat Randuares dalam mempertahankan keislamannya dengan cara
mengokohkan keimanan keluarga terlebih dahulu, untuk memperkokoh
masyarakat luas harus berhati-hati karena di Randuares adalah Islam abangan.
69
Transkip 2
1. Bagaimana sejarah Islam di Randuares?
Islam di Randuares itu sudah ada sejak jaman dahulu,hanya saja tidak
berkembang. Pada tahun 1981 Islam di Randuares sudah mulai
berkembang dan bertambahnya pengikut agama Islam. Akan tetapi
pada waktu itu belum ada masjid dan belum ada tokoh yang mampu
menjadi panutan bagi umat Islam. Dengan keadaan yang demikian
saya tidak bisa tinggal diam, saya bersama teman-teman saya
mengadakan pengajian rutin disana untuk memberikan kajian yang
berkaitan dengan ketauhidan. Dan kadangkala saya juga mengajari
ibu-ibu untuk membaca dziba'. Pada tahun 1982 saya bersama teman-
teman saya melakukan suatu pergerakkan untuk umat Islam di
Randuares adalah dengan mengumpulkan para pemuda dan
masyarakat umum untuk melakukan suatu kajian yang membahas
tentang ketauhidan. Ketika sudah ada perkembangan, materi yang
diberikan dalam kajian pun bertambah dengan membahas hal yang
lain, seperti syariat, zakat, wakaf, amal jariyah, dan lain sebagainya
yang sekiranya bisa bermanfaat bagi masyarakat Randuares. Dalam
melakukan pertemuan rutin tersebut dilaksankan di langgar (mushola
kecil) atau di rumah warga secara bergantian. Hal seperti ini terjadi
selama beberapa tahun hingga akhirnya pada tahun 1992 desa
Randuares mendirikan masjid. tanah yang digunakan untuk masjid ini
adalah hasil wakaf dari mbah karyo suwito, ketika itu saya membujuk
70
mbah karyo suwito ini dengan cara memberikan pengarah tentang
wakaf, zakat, amal jariyah.
2. Siapa saja tokoh-tokoh Islam di Randuares?
Sejak zaman dahulu, belum ada tokoh Islam yang ada di Randuares.
Tokoh yang berjuang di Randuares itu berasal dari tetangga desa. Para
tokoh tersebut sangat perduli dengan Islam di Randuares.
3. Apa saja yang menjadi hambatan bagi umat muslim di Randuares?
Yang menjadi hambatan umat Islam di Randuares adalah adanya proses
kristenisasi. Proses kristenisasi ini ada sejak zaman pki yaitu sekitar pada tahun
1965, pada waktu itu islam di randuares tidak berkembang atau bisa dikatakan
pasif. Hal ini dikarenakan tidak adanya tokoh yang menjadi panutan sehingga
masyarakat tidak berani untuk memunculkan diri. Keadaan yang seperti ini
dimanfaatkan oleh majis kristen untuk melakukan proses kristenisasi. Pada tahun
1965 banyak masyarakat Randuares yang dibina oleh yayasan salib putih. Ketika
pembinaan itu dilakukan pada waktu menjelang waktu sholat dan pengisian materi
itu dilakukanpada jam-jam yang memungkinkan untuk umat islam melakukan
sholat. Untuk membuat masyarakat menarik, para majlis kristen ini memberika
sembako berupa mie instan, minyak dan baju yang layak pakai. Hal ini dilakukan
karena melihat kondisi perekonomian masyarakat randuares yang berada dalam
golongan menengah ke bawah. Pada tahun 1980 an proses kristenisasi ini juga
dilakukan dengan jalur pernikahan. Pada jalur ini biasanya dilakukan dengan cara
pura-pura masuk islam terlebih dahulu sebelum menikah dan ketika sudah
71
menikah berbalik lagi ke agama Kristen. Ada juga yang dihamili duluan sebelum
menikah agar diberikan ijin untuk menikah.
4. Sejak kapan kristen datang ke Randuares
- kristen masuk di randuares itu pada zaman pki yang dibawa oleh para pendatang.
5. Bagaimana hubungan umat muslin dengan umat Kristen di Randuares.
-hubungan antara umat islam dengan umat kristen itu baik, sebagai contoh pada
waktu hari raya idhul fitri dan idhul adha para pastur membantu mengamankan
jalannya peribadahan umat islam dan begitupun sebaliknya. Akan tetapi dengan
adanya hal seperti itu umat islam juga tidak boleh lenggah.
72
Transkip 3
1. Bagaimana sejarah Islam di Randuares?
Pada tahun 1965 itu jatuhnya pki, komunis itu tidak tidak beragama Cuma
kondangan. Pada waktu itu kan masih komunis jadi tidak mempunyai agama,
setelah itu datanglah seseorang yang bernama marhen wijaya. Marhen Wijaya itu
datang dari desa Bendosari dia beragama Kristen karena berasal dari daerah
Kristen. Dengan datangnya Marhen Wijaya itu melakukan penindasan terhadap
orang yang tidak beragama untuk masuk ke Kristen. Marhen Wijaya itu memiliki
mata-mata di Randuares, orang yang menjadi mata-mata tersebut adalah orang
yang di takuti, ya semacam kyai lah kalo orang Islam. Pada waktu itu para majlis
Kristen itu mendatangi masyarakat yang ekonominya rendah diajak untuk masuk
Kristen. Pada waktu langgar (mushola) masih sunduk an itu hanya beberapa
rumah yang tidak di datangi oleh majlis Kristen, sekitar 22 rumah yang tidak
didatangi. Para majlis mendekati masyarakat dengan cara datang kerumah
membawa mie instan atau dengan cara selalu bermain ke rumah masyarakat. Pada
waktu itu saya malah di pinjami buku seperti Injil, ya saya terima. Kadang kala
saya di Tanya udah hafal atau belum, ya saya jawab sedikit-sedikit,padahal saya
tidak membukanya sama sekali, bukunya itu hanya tak taruuh di atas lemaari.
Ketika langgar sunduk an itu kita dapat pembinaan dari wonosegoro yang
bertugas megajar ngaji, setelah itu Islam bangkit, karena udah ada grup qosidah ,
tetapi dari phak Kristen itu masih melakukan rekasaya. Di situ itu masyoritas pki,
pki itu kalo soal agama rata-rata tidak sesuai denagan aturan tetapi tetap
73
kondangan walaupun di doa I sebisa mungkin karena yang di utama seperti itu
Karen ayang ikut kondangan itu sudah dianggap islam karena tidak ada yang
mengajari. Yang mengajari itu orang dari promasan yang kesinni satu minggu
sekali. Tahun 80 sudah berjalan dengan baaik kareana ada yang membina, yang
membina itu orang desa sebelah, disini itu ada kyai yang umur nya itu sama
seperti saya yang dulunya mondok tetapi tidak disosialisasikan.
tahun 1991 itu ada yang mewakafkan tanah untuk membangun masjid, dengan
berdirinya masjid umat Islam berharga karena sudah tidak diganggu oleh umat
Kristen. Tetapi umat Kristen tetap licik, cara yang baru adalah debgan cara
penikahan, ketika pernikahan mereka sudah mempunyai keturunan maka anaknya
dididik dengan cara Kristen. Sekarang Islam di Randuares sudah berkembang
dengan adanya masjid. Sekarang sudah ada pengajian yang secara rutin dilakukan
dengan keadaan yang seperti ini umat Kristen sudah tidak mengrong-rong umat
Islam tetapi melakukan dengan cara yang beru tersebut.
2. Siapakah tokoh-tokoh Islam di Randuares?
Belum ada tokoh Islam di Randuares, akan tetapi ada tokoh dari tetangga
desa dan ada juga masyarakat yang belajar ngaji ke salah satu tokoh desa lain
yang lebih paham tentang agama Islam.
3. Apa saja yang menjadi hambatann bagi umat muslim di Randuares?
Sekitar tahun 1980 an orang promasan dan tetep itu berjuang untuk mengajarkan
agama Islam disini, dengan keadaan yang seperti itu umat Kristen melakukan
tindakan kepada orang yang berusaha mengajarkan Islam disini, usaha mereka itu
74
semacam begal karena mereka berharap dengan cara yang seperti itu orang-orang
yang mau mengajarkan Islam disini itu kapok. utungnya orang yang mengajar
kesini itu orang kuat atau orang yang punya ilmu, pada saat diserang orang itu
mengeluarkan ilmunya dengan begitu orang Kristen takut dan tidak
mengganggunya lagi. Jadi orang Islam disini itu tidak berharga karena selalu
dihina dan dimata mereka umat islam itu tidak berbobot. Setelah detik-detik 1991
umat Islam mendirikan masjid umat Islam sudah ada dimata umat Kristen.
4. Bagaimana upaya umat Islam dengan adanya kristenisasi di Randuares ?
Mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh tokoh-tokoh Islam di Randuares.
Belajar agama atau mengaji kepada tokoh Islam di tetangga desa.
75
Transkip 4
1. Bagaimana sejarah Islam di Randuares?
Pada tahun sebelum 1980 an itu belum ada yang ngaji, ketika itu saya dan
teman-teman saya tergerak hati untuk mengaji yang berjumlah hanya 5
orang. Pada awalnya saya dan teman-teman belajar ngaji ke rumah mbah
modin, lambat laun bertambah jumlahnya dan anak mudanya juga ikut
mengaji. Ketika jumlah anak yang mengaji itu bertambah banyak,mbah
modin dibantu oleh pak busro dari desa pininggit dan pak mu'in dari
bendosari hingga kami bisa mengkhatamkan al quran. Terus habis itu pada
bubar kemudian saya mengumpulkan anak-anak muda untuk mengaji.
Pada waktu itu ketika ajakan berupa "ayo do ngaji" itu masyarakat enggan
untuk menghadiri acara. Kemudian diadan kesenian drama dan qosidah,
hal seperti ini berjalan hingga 1985. ketika jamah sudah baik dan saya
mempunyai angan-angan untuk mondok dengan cara mendekati para
ulama. Setelah 5 tahun saya mondok, saya pulang dan kumpulan pengajian
tersebut sudah bubar lagi. Kemudian saya berusaha lagi menggumpulkan
masyarakat untuk mengaji bersama walau hanya seminggu sekali. Pada
waktu itu dengan jumlah masyarakat yang semakin banyak maka tempat
yang ada tidak memenuhi syarat kemudian saya berbicara dengan bapak
saya kemudian ada saudara saya yang mewakafkan tanahnya untuk
pembangunan masjid. Pada saat mau dibangun masjid tersebut ada pro-
kontra antara umat muslim dengan Kristen. Ada yang mendatangi kesana
kemari, kemudian suatu saat ketika dia pulang dari maen, saya mendatangi
76
rumahnya dan saya ajak dia berdebat. Setelah itu saya memberikan
tawaraan silahkan kerumah saya ketika ada sesuatu hal yang belum jelas
tentang apa yang kita bicarakan tadi. Kemudian dia tidak datang kerumah
saya. Usaha mereka untuk mengagalkan pembangunan masjid ini adalah
dengan mendatangi masyarakat agar mereka tidak setuju atas
pembangunan tersebut. Akan tetapi hal tersebut berhenti setelah saya
datangi majlisnya dan saya terangkan tentang ke tauhidan. Pada tahun
1977 itu ada pemilu, pada saat itu kita ingin mengadakan pengajian akan
tetpi ada yang tidak setuju karea mengakhawatirkan adanya kecondongan
terhadap salah satu partai. Setelah itu saya menjelaskan kepada orang-
orang yang tidak setuju itu tentang apa alas an yang sebenarnya tentang
tujuan diadakanya pengajian itu.
2. Siapa saja tokoh-tokoh Islam di Randuares?
Tokok pertama itu mbah joyo suparto, orang promasan itu pak kusnin, pak
kyai zaenal,pak subandi, dan lain lain.
3. Bagaimana hubungan umat muslim dengan umat Kristen di Randuares?
Sifatnya itu secara pandangan dan ucapan itu ada yang tidak
menggenakkan. Secara kasat mata toleransi agama disini itu bagus karena
tidak ada sebuah batasan yang sangat mencolok.
Islam bergerak dengan cara mendatangi masyarajat dengan membawakan sesuatu
agar masyarakat tertarik.
Sebelum ada masjid itu ibadah orang muslim di randuares itu di mushola.
77
Pada waktu itu masyarakat disini itu semuanya islam, akan tetapi ada sebuah
ancaman dari Kristen ketika masyarakt tidak mau masuk Kristen maka akan
diciduk terus ada juga yang didatangi oleh para pemuka Kristen.
Semenjak adanya masjid kegiatan islam di randuares semakin baik dan semakin
berkembang.
78
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Syarifatu Ulfah
Tempat Taggal Lahir : Boyolali, O7 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ngablak RT 15/04 Tanjung, Klego, Boyolali.
Jenjang Pendidikan :
1. Raudhatul Atfal Gejugan, Tanjung, Klego, Boyolali,
Lulus Tahun 2001
2. MI Gejugan, Tanjung, Klego, Boyolali, Lulus Tahun
2007
3. Mts N 01 Tanjung, Klego, Boyolali, Lulus Tahun 2010
4. MAN Karanggede, Boyolali, Lulus Tahun 2013
5. IAIN Salatiga Sampai Sekarang
Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.