direct democracy

13
1. Mengapa ada tuntutan demokrasi langsung? Menurut ‘Direct Democracy: The International IDEA Handbook’, demokrasi langsung ini meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. Demokrasi langsung diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan di masing-masing negara tentang demokrasi. Contohnya dengan cara pemilihan umum. Rakyat diberi kewenangan untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, pembuatan undang-undang, dan penentuan kebijakan bagi mereka sendiri. Demokrasi langsung memberikan hak bagi mereka untuk mendapatkan pilihan atas hal-hal tersebut diatas. Dicontohkan dalam buku ini, Swiss menerapkan demokrasi langsung karena adanya inisiatif untuk mengubah referendum konstitusi wajib mereka pada tahun 1848 dan referendum konstitusi pilihan pada tahun 1874 serta inisiatif warga sendiri pada tahun 1891. Referendum mengenai penjanjian internasional juga diperkenalkan pada tahun 1921 yang memungkinkan warga untuk terlibat dalam keputusan-keputusan kebijakan luar negeri. Namun Swiss masih dalam status sedang mempersiapkan diri untuk bergabung dengan International IDEA. Sedangkan di Oregon, salah satu negara bagian Amerika Serikatdemokrasi langsung hadir karena William O’ren, yang bertugas sementara di pemerintahan legislatif Oregon, hampir seorang diri bertanggung jawab untuk pengenalan hak warga Oregon dalam menentukan hukum mereka sendiri melalui inisiatif mereka pada akhir abad ke-19. Di Hungaria, demokrasi langsung mulai berkembang karena kegagalan parlemen dalam menafsirkan undang-undang dan memimpin negara. Parlemen gagal untuk menangani kasus-kasus

Upload: meyrzashrie

Post on 05-Jul-2015

273 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Review Demokrasi Langsung. Berdasarkan 'Direct Democracy: The International IDEA Handbook’

TRANSCRIPT

Page 1: Direct Democracy

1. Mengapa ada tuntutan demokrasi langsung?

Menurut ‘Direct Democracy: The International IDEA Handbook’, demokrasi langsung ini

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. Demokrasi langsung diharapkan

dapat menyelesaikan permasalahan di masing-masing negara tentang demokrasi. Contohnya

dengan cara pemilihan umum. Rakyat diberi kewenangan untuk ikut berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan, pembuatan undang-undang, dan penentuan kebijakan bagi mereka

sendiri. Demokrasi langsung memberikan hak bagi mereka untuk mendapatkan pilihan atas

hal-hal tersebut diatas.

Dicontohkan dalam buku ini, Swiss menerapkan demokrasi langsung karena adanya

inisiatif untuk mengubah referendum konstitusi wajib mereka pada tahun 1848 dan

referendum konstitusi pilihan pada tahun 1874 serta inisiatif warga sendiri pada tahun 1891.

Referendum mengenai penjanjian internasional juga diperkenalkan pada tahun 1921 yang

memungkinkan warga untuk terlibat dalam keputusan-keputusan kebijakan luar negeri.

Namun Swiss masih dalam status sedang mempersiapkan diri untuk bergabung dengan

International IDEA.

Sedangkan di Oregon, salah satu negara bagian Amerika Serikatdemokrasi langsung hadir

karena William O’ren, yang bertugas sementara di pemerintahan legislatif Oregon, hampir

seorang diri bertanggung jawab untuk pengenalan hak warga Oregon dalam menentukan

hukum mereka sendiri melalui inisiatif mereka pada akhir abad ke-19.

Di Hungaria, demokrasi langsung mulai berkembang karena kegagalan parlemen dalam

menafsirkan undang-undang dan memimpin negara. Parlemen gagal untuk menangani kasus-

kasus dengan benar dan sering beralih ke Mahkamah Konstitusi, menyinggung masalah

penafsiran konstitusi. Selain Hungaria, masih banyak pula contoh dari negara-negara yang

tergabung dalam IDEA yang diberikan oleh handbook ini.

Jadi kesimpulannya, tuntutan demokrasi langsung ada karena berbagai alasan tergantung

permasalahan di negara masing-masing. Salah satunya, pemerintahan dan lembaga-lembaga

demokrasi formal, termasuk lembaga perwakilan, tidak berfungsi dengan baik. Mayarakat

berpendapat kegagalan pemerintahan dan lembaga perwakilan berfungsi selama ini adalah

karena diabaikannya partisipasi warga dan kelompok-kelompok marjinal (popular

participation) dalam proses politik.

Secara lebih spesifiknya, lembaga-lembaga perwakilan formal yang didominasi oleh elit-

elit otoritarian dan klientelistik tradisional menyebabkannya kehilangan kemampuan untuk

merespresentasikan kepentingan masyarakat.

Page 2: Direct Democracy

Selain itu, demokrasi langsung ini juga dapat berasal dari tuntutan pemerintahnya sendiri

karena pemerintah merasa tidak mampu mengatur negaranya dan membutuhkan bantuan atau

partisipasi warganya agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, pengalaman negara lain juga dapat menjadi alasan dipilihnya demokrasi

langsung sebagai sistem pemerintahan suatu negara.

Yang menjadi ciri khas dari munculnya demokrasi langsung berdasarkan yang dijelaskan

oleh buku ini adalah adanya revisi atau perbaikan undang-undang negara mereka. Dan

demokrasi langsung mereka awalnya ditandai dengan pengumpulan tanda tangan sebagai

partisipasi warga dalam menunjukkan persetujuan mereka terhadap suatu kebijakan atau

undang-undang.

2. Ketika demokrasi langsung menggantikan demokrasi perwakilan, maka dimanakah

posisi demokrasi langsung?

Ketika demokrasi langsung menggantikan demokrasi perwakilan, demokrasi langsung

akan sangat membantu pemerintahan. Seperti yang sudah dijelaskan di nomor sebelumnya,

dengan partisipasi warga yang lebih banyak dan nyata, akan menciptakan pemerintahan yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan warganya.

Dalam masa transisi, untuk menerapkan demokrasi langsung akan membutuhkan banyak

biaya. Pemerintah juga harus memberikan pendidikan olitik pada warganya agar dapat

menjadi partisipan yang cerdas dalam menjalankan demokrasi, contohnya sebagai pemilih.

Keberadaan demokrasi langsung ini akan menggeser demokrasi perwakilan secara

perlahan namun pasti. Dengan semakin cerdasnya masyarakat yang diberi pengenalan tentang

demokrasi langsung, mereka dapat menilai kelayakan pemerintah mereka dalam mempimpin

mereka. Misalnya saja, dalam demokrasi langsung, warga negara diberi hak untuk memilih

pemimpin wakil mereka sebagai pemerintah. Seandainya telah terpilih nanti, warga negara

juga berhak mengawasi kinerja wakil mereka. Dan apabila ditemukan pelanggaran, tentu hal

itu akan dilaporkan kepada yang berwajib.

Hal ini menggeser demokrasi perwakilan. Demokrasi dijalankan secara langsung, namun

tetap diperlukan wakil dari masyarakat untuk membantu mereka dalam menjalankan

pemerintahan.

Demokrasi perwakilan mulai dikenal sebagai demokrasi semu dengan adanya demokrasi

langsung yang lebih nyata dirasakan oleh warga negara. Meskipun dalam handbook

menjelaskan segala kebaikan demokrasi langsung agar dapat diterapkan oleh negara lain,

Page 3: Direct Democracy

demokrasi juga menimbulkan dampak yang cukup buruk dengan menggeser demokrasi

perwakilan. Contohnya sebagai berikut:

Pertama, high cost. Yaitu untuk proses pencalonan dan pelaksanaan demokrasi langsung

itu sendiri, biaya yang dibutuhkan sangat besar bagi sang calon atau kandidat dan penyediaan

fasilitas untuk menjalankan demokrasi langsung.

Kedua, terjadinya money politik karena ketika peemilihan umum tidak diikuti dengan

partisipasi politik masyarakat yang murni dan bahkan masyarakat cenderung apatis sehingga

harus dimobilisasi. Dengan penggerakan massa melalui mobilisasi, maka peristiwa money

politik tidak dapat dihindari. Bentuk money politik bisa terjadi dalam berbagai cara seperti

sumbangan dan lain sebagainya.

Ketiga, terjadinya konflik cenderung kearah konflik horizontal antar pendukung calon di

berbagai daerah.

Keempat, terjadi perubahan orientasi berpikir para pemimpin daerah yang telah

mengeluarkan biaya sangat besar selama pemilihan berlangsung, yaitu bagaimana upaya

mengembalikan modal yang telah dikeluarkan atau return of investement (roi), dengan segala

cara melalui penggunaan anggaran belanja daerah.

Melihat penjelasan fenomena diatas, ide penerapan demokrasi jika  dalam perspektif 

melihat sejarah  di dunia sejak abad ke-18 sampai dengan saat ini abad ke-21, menimbulkan

berbagai bentuk penafsiran dan hasil yang berbeda dari masing-masing negara. Negara yang

sudah maju seperti yang tergabung dalam IDEA secara relatif hasil pelaksanaan

demokrasinya cukup signifikan dalam upaya membangun kesejahteraan warga negaranya.

Namun bagi negara berkembang pelaksanaan demokrasi sering menimbulkan hasil yang tidak

sebanding dengan tujuan demokrasi, yaitu konflik yang berkepanjangan dan bahkan

berpotensi timbulnya disintegresi. Dengan demikian terkadang sering menjadi bahan

renungan dan muncul godaan pemikiran yang skeptis bahwa demokrasi sebagai sebuah

konsep apakah masih bersifat absurd, atau memang demokrasi membutuhkan kondisi dan

persyaratan yang rumit dan kompleks yang belum bisa dipenuhi oleh masyarakat dan bangsa

yang sedang berkembang contohnya seperti Indonesia.

3. Bagaimana bentuk demokrasi langsung terhadap negara kontemporer?

Memasuki abad ke-20  transisi menuju demokrasi di banyak negara tidak dapat dihindari,

sebagai hasil dari bermacam peristiwa seperti perang, revolusi, dekolonisasi, serta situasi

ekonomi dan agama. Dengan terjadinya Perang Dunia I yang mengakibatkan runtuhnya

Page 4: Direct Democracy

kekaisaran Austro-Hungaria serta Ottoman, maka muncul banyak negara kecil di Eropa yang

terhitung demokratis secara nominal. Pada tahun 1920, demokrasi mulai menjamur namun

sejalan dengan terjadinya Depresi pada masa itu, demokrasi pun menjadi ujung dari

kekecewaan.

Banyak negara baik di Eropa, Amerika Latin dan Asia beralih kepada pemerintahan orang

kuat atau kediktatoran. Fasisme kemudian subur di Jerman, Italia, Spanyol dan Portugal. Hal

yang sama juga terjadi di negara-negara Balkan, Brazil, Kuba, Cina dan Jepang dimana

muncul pemerintahan yang non demokratis. Baru setelah usai Perang Dunia II,

kecenderungan semacam itu kemudian kembali berbalik. Anggapan terhadap suksesnya

demokratisasi yang dilakukan oleh negara-negara pemenang perang yakni Amerika Serikat,

Inggris dan Prancis membuat Austria, Italia dan Jepang menjadi model teori perubahan rejim.

Sementara disisi lain negara-negara Eropa Timur masuk ke dalam blok komunis Uni Soviet.

Usainya Perang Dunia II di satu sisi juga berdampak terhadap proses dekolonisasi.

Banyak negara baru yang muncul serta memiliki konstitusi yang terhitung demokratis secara

nominal. Sementara di sisi lain, negara-negara barat mulai mengembangkan bentuk negara

kesejahteraan yang mencerminkan konsensus umum antara para pemilih dalam pemilihan

umum dengan partai politik. Di tahun 1960-an pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara-

negara Barat semakin membuat kontrol negara terhadap ekonomi semakin berkurang. Pada

masa ini, semakin banyak negara di dunia yang secara nominal mengklaim dirinya

demokratis meskipun masih jauh dari proses yang sesungguhnya.

Baru di tahun 1980-an proses demokratisasi memberikan warna yang lebih liberal dengan

terjadinya pemindahan kekuasaan dari tangan rejim militer ke pemerintahan sipil di negara-

negara seperti Spanyol, Portugal, Argentina, Bolivia, Brazil. Resesi ekonomi dan

ketidakpuasan terhadap penindasan rejim komunis di akhir masa ini juga membuat runtuhnya

Uni Soviet, mengakhiri Perang Dingin dan pembebasan negara-negara Eropa Timur. Tren

seperti ini masih terus berlangsung hingga tahun 1990-an dengan terjadinya perubahan baik

secara gradual maupun revolusi di berbagai negara seperti Indonesia, Yugoslavia, Georgia,

Ukraina, Lebanon dan terutama di negara-negara maju seperti negara anggota IDEA. Di

tahun 2000-an, tidak kurang hampir seluruh negara di dunia sudah menjadi demokratis secara

nominal, kecuali empat negara yang memang tidak mengklaim dirinya demokratis yakni

Vatikan, Saudi Arabia, Myanmar dan Brunei.

Page 5: Direct Democracy

Demokrasi langsung pada negara-negara maju seperti anggota IDEA telah lama dikenal

oleh negara-negara maju sistem demokrasinya yang akrab, bahkan telah dipraktekkan dalam

kehidupan sehari-hari. Namun sebenarnya demokrasi langsung ini sulit atau bahkan tidak

mampu dipraktekan di negara yang luas atau yang memiliki keberagaman. Maka dari itu

memang sewajarnya demokrasi langsung dijalankan di negara maju yang kehidupannya

sudah stabil.

Demokrasi langsung yang cukup berhasil bisa diambil contoh di wilayah Switzerland.

Mengubah bentuk demokrasi murni ini masih berlaku di Switzerland dan beberapa Negara

yang didalamnya terdapat bentuk referendum dan inisiatif. Dibeberapa Negara sangat

memungkinkan bagi rakyat untuk memulai dan mengadopsi hukum, bahkan untuk

mengamandemengkan konstitusional dan menetapkan permasalahan publik politik secara

langsung tampa campur tangan representative.

4. Apa dampak demokrasi langsung terhadap sistem perwakilan?

Ada dua kategori dasar dalam demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi

perwakilan. Dalam kategori demokrasi langsung setiap warga negara dapat ikut serta dalam

pembuatan keputusan negara, seperti halnya pada peristiwa di Athena kuno dimana mereka

dapat menjalankan system ini, dengan di hadiri kurang lebih 5000-6000 orang majelis, dalam

merumuskan suatu permasalahan diantara mereka. menurut hemat saya, demokrasi dengan

system langsung ini kurang sesuai bila mana diterapkan dalam suatu negara dengan jumblah

penduduk yang banyak.

Sedangkan untuk kategori kedua adalah demokrasi perwakilan yang mengngandung

pengertian sejumblah warga negara yang memiliki berbagai kepentingan dan tinggal di suatu

daerah atau distrik tertentu kemudian memberikan kedaulatan dirinya kepada individu atau

partai politik yang ia percayai, melalui pemilihan umum.

Sedangkan dilihat dari konsep perwakilan, terdapat dua tipe yang dapat menjelaskan

antara keterkaitan hubungan antara yang diwakili dengan yang mewakili adalah sebagai

berikut: Pertama, perwakilan tipe delegasi (mandat) memiliki konsep wakil rakyat terikat

dengan keinginan rakyat yang di wakili. Fungsi dari wakil rakyat tipe ini adalah menyuarakan

pendapat dan keinginan pemilih yang memiliki suara mayoritas di dalam konsituen, bila

mana wakil rakyat tidak sepaham dengan keinginan para pemilih maka ia hanya memiliki dua

pilihan, yakni mengikuti keinginan para pemilih atau mengngundurkan diri.

Page 6: Direct Democracy

Sedangkan tipe yang kedua adalah tipe trustee (independen) berpendirian, wakil rakyat di

pilih berdasarkan pertimbangan yang bersangkutan dan memiliki kemampuan

mempertimbangkan secara baik (good judgment). Untuk itu untuk dapat melakukannya maka

wakil rakyat memerlukan kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Karena tipe perwakilan ini

memiliki pemikiran bahwa para wakil rakyat memiliki tugas untuk memperjuangkan

kepentingan nasional.

Selain dua tipe yang telah di jabarkan di atas, ada keterkaitan antara perwakilan politik,

peran partai dan sistem demokrasi adalah pertama, pendangan yang menyatakan bahwa wakil

rakyat memiliki fungsi sesuai dengan program partai. Kedua, partai merupakan penghubung

antara kepentingan lokal dengan kepentingan nasional sehingga memilih partai berarti

mendukung program nasional dan dengan melaksanakan program partai wakil rakyat

melaksanakan kepentingan nasional. Ketiga, adanya suatu pandangan yang menyatakan

partai politik tidak selalu menyangkut kepentingan nasional, seharusnya wakil rakyat

sebagian terikat dengan program partai tetapi di sisi lainnya wakil rakyat haruslah

mementingkan kepentingan nasional. Dan yang keempat, pandangan yang melihat dari

perspektif kepentingan siapa yang lebih di dahulukan atau kepentingan daerah (distrik) atau

kepentingan nasional (bangsa-negara).

Jadi dengan adanya demokrasi langsung, pemerintahan jadi semakin mudah dan benar-

benar demokratis. Sistem perwakilan di negara yang menjalankan demokrasi langsung seperti

negara-negara IDEA dapat berjalan dan terwakili dengan baik tanpa mengesampingkan hak

warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.

Pandangan masyarakat terhadap pemerintahan di abad 20 adalah memandang pemerintah

sebagai sumber jalan keluar dari permasalahan yang di hadapi rakyat. Masyarakat yang sadar

akan politiknya, mereka cenderung memandang pemerintah sebagai pihak yang bertanggung

jawab atas permasalahan yang di hadapi rakyat. Masyarakat yang sadar akan politik, seperti

masyarakat-masyarakat di negara-negara IDEA seperti Australia, Barbados, Belgia,

Bostwana, Kanada, Chili, Kosta Rika, Denmark, Finlandia, Jerman, India, Mauritius,

Namibia, Belanda, Norwegia, Meksiko, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia dan

Uruguay, menganggap lembaga-lembaga Negara memiliki fungsi untuk menampung dan

mengimplikasikan tuntutan dari berbagai golongan masyarakat, selanjutnya mereka memiliki

suatu kewajiban untuk membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan tuntutan

Page 7: Direct Democracy

masyarakat. Karena, masyarakat ini memandang tidak ada perundang-undangan tampa

melalui pembahasan dan persetujuan badan perwakilan rakyat.

Pertanyaan tentang dampak demokrasi langsung terhadap sistem perwakilan ini

sebenarnya sangat berhubungan dengan pertanyaan tentang posisi demokrasi langsung dalam

menggantikan demokrasi perwakilan. Jadi untuk lebih jelasnya dapat dihubungkan dengan

jawaban dari pertanyaan tersebut.

Page 8: Direct Democracy

Demokrasi dan Demokratisasi

Review of ‘Direct Democracy: The International IDEA Handbook’

Meyrza Ashrie Tristyana

070913042

Departemen Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UNIVERITAS AIRLANGGA 2011