direktorat jenderal perkebunan …sakip.pertanian.go.id/admin/data/rkt tansim 2015.pdf · ·...
TRANSCRIPT
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1.2. Maksud dan Tujuan ..............................................................
1.3. Sasaran ................................................................................
1.4 Dasar Hukum ........................................................................
1
2
2
2
BAB II ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ................................. 3
2.1. Visi dan Misi ..........................................................................
2.2. Tujuan dan Sasaran ..............................................................
2.3. Strategi ..................................................................................
2.4 Kebijakan dan Program .........................................................
3
4
5
6
BAB III PERENCANAAN KEGIATAN ....................................................... 7
3.1 Kegiatan dan Penjabaran Kegiatan
dalam Sub Kegiatan ............................................................
3.2 Cara Melaksanakan Kegiatan ..............................................
7
8
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 9
LAMPIRAN : MATRIK RENCANA KERJA DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM TAHUN 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian, khususnya pembangunan perkebunan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembagunan Nasional (SPPN) menyatakan bahwa penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berpedoman
kepada Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan nasional dan penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang memuat: 1) prioritas pembangunan,
2) rancangan kerangka ekonomi makro, 3) program Kementerian/Lembaga
(K/L), dan 4) program lintas K/L dan kewilayahan dalam bentuk kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Berdasarkan RPJM,
setiap K/L menyusun Rencana Strategis (Renstra) K/L dan untuk program
tahunan dituangkan ke dalam Rencana Kinerja Kementerian/Lembaga (Renja
KL) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibangun dalam rangka
mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu
terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem
penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang secara tegas telah dinyatakan
bahwa Pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan menggunakan
pendekatan anggaran terpadu, kerangka pengeluaran jangka menengah dan
penganggaran berbasis kinerja.
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, Direktorat Tanaman
Semusim memandang perlu menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun
2015 yang menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam tahun 2015.
Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan dokumen yang mempresentasikan
nilai kuantitatif dikaitkan dengan setiap indikator kinerja, baik pada tingkat
sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan proses pengukuran
keberhasilan atau kegagalan Direktorat Tanaman Semusim pada tahun yang
bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penyiapan dan
penyusunan rencana kinerja tahunan harus mengacu pada Rencana Strategis.
2
1.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan RKT tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan Direktorat Tanaman
Semusim dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra dan sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan kegiatan dalam tahun 2015.
Tujuan dari penyusunan RKT adalah :
a. Memberikan arah dalam pelaksanaan dan pencapaian target kegiatan;
b. Menyediakan alat pengukur/dasar penilaian kinerja;
c. Membantu dalam penetapan target kinerja, pemantauan dan evaluasi
kinerja.
1.3 Sasaran
Tercapainya target kinerja tahun 2015 sesuai dengan Renstra.
1.4 Dasar Hukum
1. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. UU No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan;
3. PP No. 40 tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional;
4. PP No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
5. Perpres No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
tahun 2010-2025;
6. Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah;
7. Permentan No. 135 tahun 2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pertanian;
8. Permen PAN RB No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PK dan
LAKIP;
9. Permen PAN RB No. 25 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
3
BAB II
ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
2.1 Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkebunan.
Misi
1. Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran dan kerjasama
teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi keuangan dan asset yang
berkualitas; memberikan pelayanan organisasi, tata laksana, kepagawaian,
humas, hukum dan administrasi perkantoran yang berkualitas; melakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang
berkualitas;
2. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya
tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan;
3. Menfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman
perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi penerapan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal; mendorong pemberdayaan
petani dan penumbuhan kelembagaan petani;
4. Menfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan,
pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan gangguan usaha
serta dampak perubahan iklim;
5. Menfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan
pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah penyegar dan tanaman
tahunan; memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha
perkebunan berkelanjutan; memfasilitasi peningkatan penanganan
gangguan usaha dan konflik perkebunan;
6. Menfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan
pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah penyegar dan
tanaman tahunan; menfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan
usaha perkebunan berkelanjutan seperti ISPO (Indonesian Suistainable
Palm Oil), PIR (Perkebunan Inti Rakyat), Rekomtek (Rekomendasi Teknis);
menfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan konflik
perkebunan.
4
2.2 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Direktorat Tanaman Semusim adalah :
Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman semusim melalui
intensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu,
pemberdayaan dan kelembagaan petani serta penanganan pascapanen.
Sasaran Pembangunan Perkebunan Tanaman Semusim adalah:
a. Meningkatkan ketahanan pangan melalui pengembangan tanaman tebu
sebagai pangan pokok nasional;
b. Mengembangan komoditi ekspor dan substitusi impor produk perkebunan
berupa tanaman nilam dan tembakau;
c. Mengembangkan komoditas pemenuhan dalam negeri berupa tanaman
kapas;
d. Peningkatan pemberdayaan dan kelembagaan petani tanaman semusim
baik kelembagaan ekonomi maupun non ekonomi;
e. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku usaha perkebunan
tanaman semusim;
f. Terfasilitasinya peningkatan tambahan penyerapan tenaga kerja;
g. Terfasilitasinya pertumbuhan perekonomian wilayah terutama di wilayah
pedesaan.
Adapun sasaran pembangunan perkebunan tanaman semusim secara umum
dilihat dari luas areal, produksi dan produktivitas adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Perkebunan
Tanaman Semusim Tahun 2015 - 2019
Komoditi Luas Areal (ha)
2015 2016 2017 2018 2019
Tebu 470.000 475.000 480.000 485.000 490.000
Kapas 5.612 5.623 5.635 5.646 5.658
Tembakau 271.000 298.100 327.910 360.701 396.771
Nilam 32.937 34.673 36.500 38.423 40.448
5
Tabel 2. Perkembangan Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan
Tanaman Semusim Tahun 2015 - 2019
Komoditi Produksi (ton)
2015 2016 2017 2018 2019
Tebu
(gula) 2.876.400 2.981.813 3.013.200 3.102.060
3.134.040
Kapas
(kapas
berbiji)
2.715 4.136 6.302 9.601 14.628
Tembakau
(daun
kering)
174.000 191.400 210.540 231.594 254.735
Nilam
(daun
kering)
151.859 171.459 193.588 218.573 246.783
Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan
Tanaman Semusim Tahun 2015 - 2019
Komoditi
Produktivitas (Kg/ha)
2015 2016 2017 2018 2019
Tebu 6.100 6.300 6.300 6.400 6.400
Kapas 500 550 610 670 730
Tembakau 642 642 642 642 642
Nilam 4.610 4.950 5.300 5.690 6.100
2.2. Strategi
Strategi umum pembangunan tanaman semusim tahun 2015-2019
merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan
pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan
karakteristik khusus sub sektor perkebunan. Strategi umum tersebut
diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut:
1) Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
berkelanjutan;
2) Pengembangan komoditas;
3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan;
4) Investasi usaha perkebunan;
5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan;
6
6) Pengembangan sumber daya manusia;
7) Pengembangan kelembagaan dan usaha kemitraan;
8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
9) Pengembangan kawasan berbasis komoditi perkebunan.
2.3. Kebijakan dan Program
Guna mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Direktorat Tanaman
Semusim, serta sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi, serta
memperhatikan arah kebijakan pembangunan perkebunan tahun 2015 maka
Kebijakan Direktorat Tanaman Semusim tahun 2015 dirumuskan dalam
kebijakan umum dan kebijakan teknis sebagai berikut:
1. Kebijakan Umum
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kebijakan
umum pembangunan tanaman semusim adalah: Mendorong dan
memfasilitasi peningkatan pelayanan untuk pengembangan usaha
budidaya perkebunan tanaman semusim.
2. Kebijakan Teknis
Kebijakan teknis pembangunan tanaman semusim adalah meningkatkan
Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim melalui :
a. Pengembangan komoditi tanaman semusim dengan memanfaatkan
potensi yang ada berbasis sumberdaya lokal, pengembangan IPTEK
dan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam;
b. Peningkatan kemampuan SDM;
c. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;
b. Peningkatan investasi usaha tanaman semusim sesuai kaidah
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup;
c. Pengembangan system informasi tanaman semusim.
Program Direktorat Tanaman Semusim mengacu pada program Direktorat
Jenderal Perkebunan yaitu peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan berkelanjutan yang dimaksudkan untuk memfasilitasi dan
mendorong upaya-upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas
tanaman semusim melalui intensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta
pelayanan organisasi secara optimal. Prioritas kegiatan adalah membina,
mengawal dan memberikan bimbingan teknis pengembangan tanaman
semusim, mulai dari identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya,
perbenihan, budidaya dan pemberdayaan kelembagaan.
7
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
3.1. Kegiatan dan Penjabaran Kegiatan dalam Sub Kegiatan
Kegiatan pembangunan tanaman semusim adalah peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman semusim yang dilaksanakan berdasarkan skala
prioritas, agar sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien. Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Tanaman Semusim
adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan gula bagi konsumsi langsung rumah tangga dan
industri;
b. Pengembangan komoditas ekspor;
c. Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Untuk mendukung tercapainya rencana Kinerja Direktorat Tanaman
Semusim Tahun 2015, maka disusunlah Rencana Kerja Direktorat Tanaman
Semusim Tahun 2015 sebagai berikut :
(1) Pengembangan Tanaman Tebu, meliputi :
a. Bongkar Ratoon seluas 3.980 Ha di 7 Provinsi pada 52 Kabupaten
b. Rawat Ratoon seluas 52.410 Ha di 10 Provinsi pada 80 Kabupaten
c. Perluasan tebu seluas 3.610 Ha di 9 Provinsi pada 46 Kabupaten
d. Pemberdayaan Pekebun dan Kelembagaan Petani Tebu 22 Paket
di 12 Provinsi
e. Operasional Tenaga Kontrak Lapangan (TKP) dan Petugas
Lapangan Pembantu TKP (PLP-TKP) sebanyak 449 orang di 10
Provinsi
f. Bantuan Peralatan yaitu :
- Grib Loader sebanyak 35 unit di 7 Provinsi
- Implement Cultivator and Fertilizer sebanyak 33 unit di 8 Provinsi
- Backhoe sebanyak 34 unit di 8 Provinsi
g. Pengembangan Database Tebu OnLine di 12 Provinsi
h. Pengadaan Sarana Penunjang Database Tebu Online terdiri dari :
- Komputer sebanyak 190 unit di 9 Provinsi
- Printer sebanyak 190 unit di 9 Provinsi
- GPS sebanyak 333 unit di 9 Provinsi
- Operasional Hubungan Internet sebanyak 190 paket di 9
Provinsi
i. Pengawalan dan Monitoring Evaluasi Tebu di 12 Provinsi
j. Pendampingan/Pengawalan Pelaksanaan Analisis Rendemen Tebu
Petani sebanyak 56 paket di 9 Provinsi
8
(2) Penanaman Tanaman Nilam
a. Penanaman Nilam seluas 100 ha di 9 Provinsi pada 18 Kabupaten
b. Pemberdayaan Pekebun (Pembekalan/Pelatihan Penerapan SPO
Penanaman Nilam) sebanyak 18 paket di 9 Provinsi pada 18
Kabupaten.
c. Pengawalan Nilam sebanyak 18 paket di 9 Provinsi pada 18
Kabupaten.
(3) Penanaman Tanaman Kapas
a. Penanaman Kapas seluas 3.330 ha di 5 Provinsi pada 17
Kabupaten.
b. Operasional Tenaga Kontrak Pendamping dan Petugas Lapangan
Pembantu TKP sebanyak 100 orang di 7 Provinsi
c. Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan Petani
Kapas sebanyak 29 kelompok tani di 6 Provinsi pada 20
Kabupaten.
d. Pengawalan Kapas sebanyak 27 paket di 7 Provinsi pada 21
Kabupaten.
(4) Pemberian Penghargaan Petani/Kelompok Tani Berprestasi di 31
Provinsi.
(5) Koordinasi Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim
(Pusat) sebanyak 1 Paket.
3.2. Cara Melaksanakan Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatannya Direktorat Tanaman Semusim melakukan
beberapa tahapan dalam pelaksanaan pengembangan tanaman semusim
diantaranya berupa :
Sosialisasi program kepada instansi terkait di daerah
(provinsi/kabupaten/kota) dan kelompok tani sasaran penerima bantuan;
Penentuan dan penetapan CP/CL (petani/kelompok tani sasaran
penerima bantuan) yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi yang
membidangi Perkebunan atas nama Gubernur berdasarkan usulan
Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan, dengan
terlebih dahulu dilakukan verifikasi kebenaran/keabsahan data;
Membangun jejaring dilaksanakan oleh petani/kelompok tani.
9
BAB IV
PENUTUP
Pengembangan agribisnis perkebunan tanaman semusim masih belum optimal.
Hal ini terkait dengan kendala beragam yang dihadapi dalam pengembangan
agribisnis dimaksud yang sifatnya sangat khas antara pengembangan satu
komoditas dengan komoditas lainnya. Pada agribisnis berbasis tebu, misalnya,
kita menyaksikan adanya persoalan kelembagaan. Kondisi ini telah
menyebabkan rendahnya efisiensi, produktivitas dan mutu hasil industri gula
nasional. Teknologi yang sebenarnya sudah tersedia untuk mendukung
pengembangan agribisnis berbasis tebu tidak dapat dioptimalkan
penggunaannya, sehingga petani menerapkan pola dan teknik budidaya yang
jauh dari standar yang seharusnya diikuti. Di lapangan ditemukan pula adanya
kesalahan manajemen, sebagai contoh: dalam penentuan jadual tebang atau
ketersediaan tenaga tebang yang tidak sesuai dengan rencana penebangan di
suatu wilayah pabrik gula, keterbatasan ketersediaan bibit unggul, lokasi bahan
baku yang ratusan kilometer dari pabrik dan sebagainya. Hal lain yang tidak
kalah pentingnya adalah dalam hal tataniaga gula yang fluktuatif dan seringkali
terancam oleh pergerakan harga gula internasional hingga mencapai ke tingkat
yang tidak dapat memberikan insentif bagi para pelaku usaha pergulaan.
Pada agribisnis serat kapas juga masih menghadapi beberapa kendala.
Tanaman kapas merupakan tanaman semusim yang memerlukan suplai
pengairan yang tepat waktu dan jumlah, di sisi lain pengembangan kapas pada
umumnya pada lahan marginal (kering) yang sistem pengairannya tergantung
dari iklim, sehingga apabila terjadi pergeseran musim sangat mempengaruhi
produksi dan mutu serta kapas. Disamping itu kendala teknologi juga masih
dirasakan petani, terutama gangguan organisme pengganggu tumbuhan (hama
dan penyakit) yang mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan, terutama
komponen pestisida. Sementara itu, teknologi rekayasa genetika yang
menghasilkan varietas kapas transgenik masih memerlukan waktu dalam
penerapannya secara luas, mengingat diperlukan berbagai uji, terutama
pengaruhnya terhadap lingkungan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian juga
adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan tanaman kapas. Para pakar
serat kapas memperkirakan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan
serat kapas maksimal 30% dari kebutuhan nasional. Hal ini terkait dengan
kenyataan bahwa Indonesia hanya memproduksi kapas serat pendek sebagai
pencampur kapas serat panjang yang diimpor. Oleh karenanya, perlu segera
mendorong para pelaku industri tekstil untuk mulai menyusun design
pengembangan agribisnis berbasis serat alam lainnya, seperti rami, rosela, jute,
kenaf, abaka, dan lain-lain.
Pada agribisnis tembakau, dijumpai adanya kecenderungan kelebihan
penawaran di sentra produksi tembakau, seperti tembakau jenis virginia dan
10
rakyat. Hal ini menyebabkan kesulitan pemasaran hasil, terutama bagi petani
tembakau yang belum terorganisasi dalam hubungan kemitraan dengan pabrik
rokok/perusahaan pengelola. Khusus tembakau jenis virginia FC (krosok),
untuk pengovenan mengalami kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar
minyak tanah (BBMT) sehingga perlu segera dilakukan diversifikasi ke bahan
bakar alternatif (BBA), seperti batubara, LPG dan bio-briket.
Pada pengembangan tanaman nilam permasalahan utama yang dijumpai
adalah adalah mutu, tingkat harga dan fluktuasi harga. Semua pelaku usaha
(petani, penyuling dan eksportir) menerima resiko kerugian yang sama akibat
masalah tersebut. Sedangkan permasalahan mutu minyak nilam merupakan
akumulasi dari masalah mutu bahan baku tanaman, penggunaan alat penyuling
dan teknologi proses, serta apresiasi / insentif harga terhadap mutu yang lebih
baik.
1
Lampiran:
MATRIK RENCANA KERJA DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM TAHUN 2015
1776 Peningkatan Produksi
dan Produktivitas
Tanaman Semusim
Terlaksananya
Pengembangan Tanaman
Semusim
507,344.2
001 Pengembangan tanaman Tebu (Ha) 60,000 474,784.7 002 Pengembangan Tanaman Kapas (Ha) 3,330 13,073.0 003 Pengembangan Tanaman Nilam (Ha) 100 3,037.4
004Koordinasi Pelaksanaan
Pengembangan Tanaman Semusim 12 16,449.1
Target
2015
ALOKASI
(JUTA)Program/KegiatanKode
Sasaran Program
(Outcome) / Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)