disaster plan

59
KERANGKA ACUAN ( TOR ) TIM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM ( DISARTER PLAN ) RSUD KERTOSONO 1

Upload: mbitpramita

Post on 16-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berisi tentang Penanggulangan bencana

TRANSCRIPT

BAB I

KERANGKA ACUAN ( TOR )TIM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM ( DISARTER PLAN )RSUD KERTOSONOBAB IPENDAHULUAN

A. PENJELASAN UMUMBencana adalah situasi yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak terganggu dan banyak orang terjerumus dalam keadaan tidak berdaya dan menderita, kemudian mengakibatkan mereka membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindungan, makanan, pakaian, tempat penampungan dan lain-lain kebutuhan.

Bencana merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan, dan biasanya terjadi secara tiba-tiba disertai oleh jatuhnya banyak korban jiwa manusia. Keadaan ini bila tidak ditangani secara semestinya akan menghambat, mengganggu dan merugikan kehidupan dan penghidupan masyarakat serta pelaksanaan pembangunan.

Bencana dapat terjadi baik di luar maupun di dalam RSUD Kertosono.

B. PENGERTIANBencana atau musibah masal adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia, yang mengakibatkan korban dan penderitaan, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum , serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang mutlak memerlukan pertolongan dan bantuan.

1. MACAM BENCANA:a. Bencana Alam (Natural Disaster):Adalah bencana yang ditimbulkan oleh kekuatan alam, antara lain: Letusan Gunung Berapi, Gempa Bumi, Tanah Longsor, Banjir, Kemarau Panjang, Kebakaran Hutan, Gelombang Tsunami, Angin Topan, Gelombang Panas, Gas Beracun, Serangan Hama Tanaman, Wabah Penyakit dan lain-lainnya.b. Bencana karena ulah manusia ( Man Made Disarter)Antara lain : Perang, Letusan Gas Kimia, Kecelakaan Radiasi, Polusi, Keracunan, Kebakaran Gedung, Gedung runtuh, Kecelakaan Lalu Lintas ( Darat, Laut, Udara), Kriminal Huru Hara, Kesalahan penanganan bahan berbahaya, dan lain-lainnya.2. Siap Siaga:Adalah keadaan siap setiap saat dan ditempat, bagi setiap orang dan petugas serta instansi pelayanan kesehatan, untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana baik sebelum, sedang dan sesudah bencana.

3. Penanggulangan :Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi baik sebelum, selama, maupun setelah terjadi bencana, secara berdaya guna dan berhasil guna.4. Disaster Plan RSUD KertosonoAdalah suatu pokok rencana terpadu bagi RSUD Kertosono, agar semua petugasnya selalu siap siaga dan terorganisir secara solid dalam melakukan penanggulangan bencana yang terjadi secara tiba-tiba.

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN :Disaster Plan RSUD Kertosono bertujuan menyelamatkan jiwa, mencegah kecacatan dan mencegah penyakit sebelum, selama, dan sesudah terjadi bencana.

2. SASARAN :a. Korban Bencana

b. Masyarakat di daerah rawan bencanaBAB IIFASILITAS, SUMBER DAYA DAN PENGORGANISASIAN

RRSUD Kertosono dengan Instalasi Gawat Daruratnya selalu siap siaga dan siap melakukan penanggulangan bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Berbagai fasilitas dan sumber daya selalu diupayakan peningkatannya baik kualitas maupun kuantitasnya.

A. FASILITASInstalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kertosono dilengkapi dengan fasilitas berupa:

1. Jam Kerja : Pelayanan 24 Jam per hari.

2. Lokasi : Berada di bagian depan RSUD KertosonoDekat dengan pelayanan Radiologi yang memberikan pelayanan 24 Jam per hari.

Dekat dengan pelayanan Laboratorium yang memberikan pelayanan 24 Jam per hari.

3. Halaman Parkir :Cukup luas sehingga mobil Ambulance atau mobil pengangkut pasien dapat akses langsung, yaitu dapat langsung berhenti di depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat, dan tidak usah mundur.

4. Ruang Tunggu :Cukup luas, dekat dan nyaman. Dilengkapi dengan papan informasi.

5. Ruang Triage:Cukup memadai untuk melakukan Triage (seleksi penderita).

6. Ruang Pelayanan:a. Tersedia ruang resusitasi dekat dengan ruang Triage

b. Tersedia ruang surgical, medical dan observasi

7. Alat-alat Medis:a. Suction automatic

b. Tabung Gas O2

c. Ambubag (dewasa, anak)

d. Laryngoscop (lurus, bengkok)

e. Pipa Endo Tracheal (ET) semua ukuran

f. Pipa Oropharyng (pipa S Guedel)

g. Spuit dan jarum berbagai ukuran

h. ECG portable

i. ECG monitor

j. Infus set, tranfusi set

k. Brankart dapat trendelenburg / anti trendelenburg dan tiang infuse

l. Peralatan bedah minor

m. Water Sealed Drainage Set

n. Bidai / spalk berbagai jenis dan ukuran, perban, plester.

o. Naso Gastric Tube (NGT)

p. Folley Catheter segala ukuran

q. Vena sectie set

r. Benang dan jarum segala jenis dan ukuran

s. Otoskop

8. Cairana. Infus :

Dextrose 10 %, Dextrose 5% RL, NaCl 0,9%

Dextran-L

Dextrose 5%-NaCl 0,9%. Dextrose 5%-NaCl 0,45%

Dextrose 5%-NaCl 0,225%

Manitol

b. Antiseptic :

Alcohol 70%, bethadin, perhidrol

9. Injeksi :a. Sulfas Atropin

b. Adrenalin

c. Dexamethason

d. ATS 1500 mg

e. Toxoid

f. Bicarbonate natricusg. Dopamine

h. Dextrose 40%

10. Peralatan Non Medisa. Pemadam Kebakaran

b. Telepon, Intercom, 11. Transportasia. Mobil Ambulance

b. Mobil Jenazah

B. SUMBER DAYA1. Kepala Instalasi Gawat Darurat seorang dokter umum dengan sertifikasi PPGD/GELS, ATLS, ACLS2. Kepala Pelaksana Harian (Ka Lahar) Instalasi Gawat Darurat seorang Perawat D-III Keperawatan dengan sertifikat PPGD.

3. Koordinator IGD seorang perawat dengan sertifikasi PPGD.

4. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat ada 4 orang dokter umum.

5. Dokter Spesialis Konsulen ada 10 bidang keahlian, yaitu: Dokter Ahli Bedah Umum, Dokter Ahli Penyakit Dalam, Dokter Ahli Penyakit Anak, Dokter Ahli Penyakit Kandungan dan Kebidanan, Dokter Ahli Penyakit Mata, Dokter Ahli Penyakit Syaraf, Dokter Ahli Penyakit THT, Dokter Ahli Penyakit Kulit dan Kelamin, Dokter Ahli Rehabilitasi Medik, Dokter Ahli Anesthesi6. Tenaga pelaksana terdiri dari:

a. 7 orang D-III Perawatan dengan sertifikasi PPGDb. 4 orang SPK dengan sertifikasi PPGDc. 2 orang PK dengan sertifikasi PPGDC. PENGORGANISASIANUntuk mempermudah dalam teknis operasional menghadapi bencana atau musibah massal, RSUD Kertosono membentuk Tim Penanggulangan Musibah Massal, sebagai berikut :

TIM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL RSUD Kertosono1. POSKO KESEHATAN (Tim Pelaksana Intern) RSUD Kertosono1) Penanggung Jawab:Direktur RSUD Kertosono

2) Ketua

3) Anggota

:

:Kepala Instalasi Gawat Darurat

3) Dokter Jaga IGD

3) Ka La Har IGD

3) Perawat IGD

3) Sopir Ambulance

3) Satpam

3) Ka La Har Instalasi Kamar Operasi

3) Ka La Har Radiologi

3) Ka La Har Laboratorium

3) Ka La Har Kamar Obat

3) Ka Div Perawatan

3) Dokter Spesialis

2. TIM PELAKSANA LAPANGAN1). Ketua :Kepala Instalasi Gawat Darurat

2). Anggota

:a. Dokter IGD

b. Perawat IGD

c. Sopir Ambulance

D. URAIAN TUGAS TEAM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL1. DIREKTUR RSUD Kertosono:a. Sebagai nara sumber tunggal tehadap media masa

b. Menampung laporan Kepala Instalasi Gawat Darurat/Ketua Tim Pelaksana Lapangan, untuk selanjutnya memberikan saran/pendapat/instruksi demi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan penanggulangan musibah missal di lapangan.

c. Menampung laporan dokter jaga IGD, untuk selanjutnya memberikan saran/pendapat/instruksi kepada seluruh pegawai RSUD Kertosono (dalam dinas/lepas dinas) untuk membantu kelancaran dan keberhasilan penanganan korban musibah masal di IGD RSUD Kertosono.d. Secara periodik (per 24 Jam) melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk mengenai segala sesuatu dari musibah massal tersebut.

e. Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna (di IGD dan Ruang Rawat Inap).

f. Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan sesudah pelaksanaan penanggulangan musibah massal.

g. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk.

2. KEPALA INSTALASI GAWAT DARURATa. Melaporkan ke Direktur RSUD Kertosono, mencakup: Lokasi musibah Jenis musibah (natural/man made disaster)

Estimasi jumlah korban

b. Menginstruksikan Tim Pelaksana Lapangan menuju lokasi bencana/musibah massal. Tim Pelaksana Lapangan : Kepala Instalasi Gawat Darurat (sebagai ketua tim), Perawat (diupayakan yang lepas dinas), Sopir Ambulance.

c. Mengingatkan peralatan Tim Pelaksana : Sarana IVFD lengkap, RJP set, Bidai set, First Drug Aids.

d. Menginstruksikan pengiriman Ambulance ke lokasi musibah dengan sopir, perawat, dilengkapi Oksigen set, P3K set, RJP set.

e. Memberikan tugas pokok Team Pelaksana Lapangan:

f. Triage korban di tempat kejadian.

g. Stabilisasi korban

h. Evakuasi korbani. Menugaskan dokter jaga IGD beserta staf IGD dan kalau perlu dibantu personil dari unit lain dalam RSUD Kertosono (Tim Pelaksana Intern) untuk melakukan persiapan penerimaan korban di IGD.j. Secara priodik (tiap jam ) memberi informasi ke dokter jaga, tentang :

kebutuhan tambahan sarana dan prasarana yang diperlukan.

Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau dan hitam)

k. Bekerja sama dengan tim medis lain (dari rumah sakit lain)l. Bekerja sama dengan tim non medis terutama keamanan yaitu Polisi, Polisi Pamong Praja, TNI untuk pengamanan lokasi, penertiban penunjang.

m. Bertanggungjawab terhadap Direktur RSUD Kertosono.

3. DOKTER JAGA IGD :a. Berperan sesuai dengan tugas sehari-hari di IGD yaitu melakukan penanganan paripurna, konsultasi ke ahli terkait dsb.

b. Meneruskan informasi dari Ketua Tim Pelaksana Lapangan/ Kepala IGD ke Direktur RSUD Kertosonoc. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.4. KALAHAR IGD :a. Melakukan tindakan sesuai instruksi Dokter.

b. Mengkoordinasi semua perawat untuk melakukan tindakan sesuai instruksi Dokter.

c. Bertanggungjawab kepada Kepala IGD.

5. PERAWAT IGD :a. Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi Dokter (dilokasi kejadian/di IGD) dibawah koordinasi Kalahar IGD.

b. Bertanggungjawab kepada Dokter pemberi instruksi.

6. SOPIR AMBULANCE :a. Melaksanakan instruksi dalam evakuasi korban

b. Memonitor, mengusulkan perlengkapan fasilitas ambulance.

c. Harus selalu mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan lainnya, tidak ada dispensasi.d. Kecepatan yang diwajibkan : Keadaan kosong: 60 km/jam, boleh membunyikan sirene.

Berisi korban

: 40 km/jam, matikan sirene.

e. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana Lapangan/Kepala IGD.

7. SATPAM :a. Melaksanakan pengamanan di IGD RSUD Kertosono.

b. Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak mengganggu pelayanan.

c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

8. KEPALA DIVISI PERAWATAN :a. Mengkoordinir perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di IGD bila diperlukanb. Memerintah kepada semua kepala ruang agar mempersiapkan ruang penampungan/perawatan bagi korban musibah massal.

9. KEPALA INSTALASI FARMASI :Mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan pelayanan obat-obatan bagi korban musibah massal.

10. KALAHAR RADIOLOGI :Megkoordinasi semua petugas radiologi untuk memberikan pelayanan radiologi bagi korban musibah massal.

11. KALAHAR LABORATORIUM :Mengkoordinasi seluruh petugas laboratorium untuk memberikan pelayanan laboratorium bagi korban massal. 12. DOKTER-DOKTER AHLI :a. Menerima konsulan dari kepala IGD

b. Melakukan tugas penanganan kegawatan korban musibah massal sesuai dengan bidang keahliannya.

13. KALAHAR KAMAR OPERASI :a. Mempersiapkan kamar operasi untuk pelaksanaan operasi korban musibah massal

b. Mengkoordinasi seluruh petugas kamar operasi untuk memberikan pelayanan operasi bagi korban musibah massal.

c. Membantu dokter untuk melakukan operasi di kamar operasi.

E. KLASIFIKASI KESIAP SIAGAANBerdasarkan kemampuan sumber daya dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki RSUD Kertosono dan dengan memperhatikan estimasi jumlah korban musibah masal, maka untuk memperlancar penanganan kepada korban, dilakukan klasifikasi sebagai berikut :

a. RUTIN

1). Jumlah Korban:maksimal 5 orang

2). Pelaksana:semua petugas Instalasi Gawat Darurat RSUD Kertosono yang dinas on side.

b. SIAGA I

1). Jumlah Korban

:6 25 orang

2). Pelaksana

:a) Semua petugas IGD yang dinas onside

b) Dibantu oleh semua anggota Tim Penanggulangan Musibah Masal RSUD Kertosono yang juga sedang dinas onside

c. SIAGA II

1). Jumlah Korban:26 50 orang

2). Pelaksana:a) Pelaksana Siaga I

b) Dibantu oleh semua anggota Tim Penanggulangan Musibah Massal RSUD Kertosono :

i) on duty

ii) on call.

d. SIAGA III

1). Jumlah Korban:51 100 orang

2). Pelaksana:a) Pelaksana Siaga II

b) Dibantu oleh semua angota Tim Penanggulangan Musibah Massal RSUD Kertosono of duty

c) Dibantu juga oleh staf RSUD Kertosono.

e. SIAGA IV

1). Jumlah Korban:lebih dari 100 orang

2). Pelaksana:a) Pelaksana Siaga III

b) Dibantu/melibatkan Tim dari Rumah Sakit lain diluar RSUD Kertosono.

BAB III

FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL YANG TERJADI DI LUAR RSUD KERTOSONOA. FASE INFORMASI1. Bencana atau musibah massal yang terjadi di luar RSUD Kertosono tidak akan diketahui oleh petugas RSUD Kertosono, khususnya Petugas IGD apalagi bila lokasi musibah massal berada jauh dari RSUD Kertosono.

2. Berita adanya bencana atau musibah massal dapat datang dari masyarakat, polisi atau pemadam kebakaran ke bagian informasi RSUD Kertosono dengan nomor telepon (0358) 551118, atau informan datang langsung ke bagian informasi RSUD Kertosono.

3. Petugas Informasi bertugas:

a. Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah massal

b. Menanyakan kepada informan tentang :

Lokasi musibah massal : kecamatan, desa, RT/RW, di hutan, di jalan raya, sungai, rawa-rawa dan lain-lainnya.

Jenis musibah massal : natural disaster, man disaster.

Estimasi jumlah korban.

c. Melaporkan segera kepada Tim Penanggulangan Musibah Massal RSUD Kertosono, yaitu : Pada jam kerja

:(a) Kepada Direktur RSUD Kertosono dan(b) Kepada Kepala IGD RSUD Kertosono. Diluar jam kerja

: (a) Kepada dokter jaga IGD RSUD Kertosono(b) Berusaha menghubungi Direktur RSUD Kertosono.

(c) Berusaha menghubungi Kepala IGD RSUD Kertosono(i) Isi laporan:1. Sesuai dengan yang diterima dari informan.

2. Meliputi :

a. Lokasi musibah massal

b. Jenis musibah massal

c. Estimasi jumlah korban

d. Selalu memantau dan menampung segala informasi yang masuk tentang musibah massal yang terjadi dan segera melaporkan kepada Direktur RSUD Kertosono atau kepada Kepala IGD RSUD Kertosono atau kepada dokter jaga RSUD Kertosono.e. Untuk komunikasi menggunakan :

Telepon : Untuk komunikasi dengan luar RSUD Kertosono Intercome : Untuk komunikasi dengan bagian intern RSUD Kertosono.

B. FASE SIAGA1. Direktur RSUD Kertosono:Bertugas: 1. Menampung laporan dari petugas informasi RSUD Kertosono2. Memerintahkan Kepala IGD RSUD Kertosono untuk mengkoordinasi Tim Pelaksana Lapangan (TPL) segera menuju ketempat Kejadian Musibah Masal

3. Memerintahkan penanggungjawab dan atau dokter jaga IGD untuk mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Tim Pelaksana Intern) RSUD Kertosono untuk mengadakan persiapan penerimaan dan penanganan korban musibah massal setelah tiba di IGD RSUD Kertosono.

2. Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUD Kertosono:Bertugas : 1. Menginstruksikan perawat anggota Tim Pelaksana Lapangan untuk mempersiapkan alat:

a Sarana IVFD lengkap

b RJP set

c PPPK set

d Tabung Oksigen yang penuh

e Obat-obat life saving dll

2. Mengkoordinir anggota Tim Pelaksana Lapangan untuk menuju tempat kejadian musibah massal.

3. Menginstruksikan untuk membawa mobil ambulance beserta petugas segera menuju tempat kejadian musibah massal dengan membawa peralatan yang telah dipersiapkan.

2. Dokter Jaga IGD RSUD KertosonoBertugas: Mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Tim Pelaksana Intern) RSUD Kertosono untuk mengadakan persiapan penerimaan dan penanganan korban musibah massal setelah tiba di IGD RSUD Kertosono.

3. Perawat

Bertugas : Mempersiapkan dan melengkapi alat-alat yang akan dibawa ketempat kejadian musibah massal:

1. Sarana IVFD lengkap

2. RJP set

3. PPPK set

4. Tabung oksigen yang penuh

5. Obat-obatan life saving.

4. Sopir Ambulance:Bertugas : Mempersiapkan mobil ambulance sehingga laik jalan untuk transportasi/evakuasi korban musibah masal dan untuk transportasi petugas Tim Pelaksana Lapangan maupun alat-alat.

C. FASE PELAKSANAAN1. TAHAP PRA RSUD Kertosono:a. Kepala IGD (Ketua Tim Pelaksana Lapangan)Bertugas :1) Setelah sampai ditempat kejadian musibah massal segera memimpin pelaksanaan evakuasi korban, dibawa ke tempat aman terdekat sehingga memungkinkan dilakukannya triage dan penanganan.

2) Selanjutnya melakukan triage lapangan.

TRIASE : yaitu suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada penderita yang tidak mendapat pertolongan medis (Lihat Protap Triase)

3) Bersama-sama dengan dokter lain dan dibantu oleh perawat segera melakukan penangan korban di tempat kejadian musibah massal dengan urutan prioritas,

sebagai berikut :

a) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label merah):i) Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS) sesuai dengan Prosedur Tetap Resusitasi Jantung dan Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar terdiri atas 3 rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, dengan tujuan memasukan oksigen ke dalam paru-paru korban, menjalankan sirkulasi darah korban, sehingga oksigen dapat diangkut darah dan dialirkan menuju jaringan (sel-sel jaringan) sehingga dapat terjadi metabolisme seluler. Apabila hal ini terjadi, organ vital terutama jantung, paru dan otak dapat kembali berfungsi dan kehidupanpun berlangsung lagi dengan harapan dapat kembali hidup normal. (Lihat Protap RJP/BHD)ii) Melakukan monitoring tindakan bantuan hidup dasar setelah menit pertama kemudian setiap 5 menit sampai timbul nafas dan nadi spontan.

iii) Bila korban dapat atau sudah dapat bernafas spontan dengan baik maka korban diletakkan dalam posisi miring stabil ( posisi mantap )

iv) Caranya :

(1) Satu lutut difleksikan.

(2) Satu lengan yang sepihak diletakkan di bawah pantat, lengan yang lain difleksikan di depan dada.

(3) Pelan pelan digulingkan kearah yang sepihak dengan lutut yang fleksi.

(4) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi di depan dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak terguling ke depan )

v) Segera membawa korban dengan mobil gawat darurat ke IGD RSUD Kertosono dalam posisi mantap dengan didampingi dua orang paramedis.

vi) Bila nadi dan nafas spontan belum timbu korban dapat segera dibawa ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil gawat darurat dan selama dalam perjalanan tetap terus dilakukan Bantuan Hidup Dasar.

vii) Bila Bantuan Hidup Dasar sudah dilakukan lebih dari 30 menit atau penolong sudah kelelahan, sedangkan nadi dan nafas spontan belum timbul, maka Bantuan Hidup Dasar dapat dihentikan dan korban dapat dinyatakan meninggal dunia viii)Segera menghentikan perdarahan luar yang hebat dengan balut tekan, bila korban syok karena terlalu banyak mengeluarkan darah, maka segera pasang IVFD RL/NACL dan kemudian segera bawa korban ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil ambulance Gawat Darurat didampingi oleh 2 orang paramedis.

b) Prioritas kedua pada korban gawat tidak darurat (label putih ):i) Korban koma atau syok dengan jantung dan paru masih berfungsi tetapi sangat lemah : segera dikirim ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil ambulance gawat darurat dalam posisi mantap dan didampingi 2 orang paramedis.

ii) Korban luka parah atau sangat berat, dengan multiple trauma disertai banyak perdarahan :

(1) Diberikan kompres kassa steril dibasahi NACL 0,9 %,

(2) Lakukan pembidaian pada fraktur tulang dan selanjutnya dikirim dengan mobil ambulancegawat darurat ke IGD RSUD Kertosono dengan di dampingi 2 orang paramedis.

c) Prioritas ketiga pada korban darurat tidak gawat (label kuning ):i) menghentikan perdarahan dengan memberikan balut tekan pada luka.

ii) memasang bidai/spalk pada patah tulang

iii) segera dikirim korban ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil ambulance.

d) Prioritas ke empat pada korban tidak gawat tidak darurat ( label hijau ):Korban dapat dipulangkan.

e) Prioritas kelima pada korban telah meninggal dunia ( label hitam )kirim ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil jenasah.

4) Selalu memberi informasi kepada Direktur RSUD Kertosono tentang :

a) jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau dan hitam)

b) kebutuhan tambahan obat-obatan dan peralatan medis.

c) kebutuhan tambahan transpotasi,ambulance dan lain-lainnya.5) Bekerja sama dengan tim medis lain (dari Rumah Sakit lain)

6) Bekerja sama dengan tim non medis terutama keamanan, yaitu polisi dan hansip untuk pengamanan lokasi kejadian musibah massal dan penertiban pengunjung.

7) Bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Kertosono.

b. Kalahar IGD: Bertugas : 1). Melakukan semua instruksi dokter

2). Mengkoordinir semua perawat untuk melakukan semua intruksi dokter

3). Bertanggung jawab kepada Tim Pelaksana Lapangan (Penanggung Jawab IGD) RSUD Kertosono.

c. Perawat (Anggota Tim Pelaksana Lapangan):

Bertugas : 1). Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di lokasi kejadian musibah massal di bawah koordinasi kepala IGD RSUD Kertosono.

2). Bertanggung jawab kepada dokter pemberi perintah.

d. Sopir Ambulance: Bertugas : 1). Melaksanakan evakuasi dalam evakuasi korban.

2). Memonitor dan mengusulkan penambahan perlengkapan fasilitas dan penambahan ambulance.

3). Harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan lainnya, tak ada dispensasi.

4). Kecepatan yang diwajibkan :

a. Waktu berangkat/keadaan kosong : 60 km/jam, boleh membunyikan sirene dan menyalakan lampu rotary.

b. Waktu pulang/berisi korban : 40 km/jam, matikan sirene dan tetap nyalakan lampu rotary. 5). Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana Lapangan (penanggung jawab IGD RSUD Kertosono).

e. Kalahar Logistik: Bertugas : Menyiapkan dan mendistribusikan ransum ke personil anggota Tim Pelaksana Lapangan.

2. TAHAP DI RSUD KERTOSONO:

a. Direktur RSUD Kertosono Bertugas : 1). Menampung laporan dari penanggung jawab IGD RSUD Kertosono (Ketua Tim Pelaksana Lapangan) di tempat kejadian musibah massal dan dari dokter jaga IGD RSUD Kertosono.

2). Memberikan saran, pendapat, instruksi kepada seluruh karyawan RSUD Kertosono (dalam dinas kalau perlu juga yang lepas dinas) untuk membantu penanggulangan musibah masal.

3). Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan sesudah pelaksanaan penanggulangan musibah massal.

4). Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna di IGD/bangsal perawatan RSUD Kertosono.

5). Sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa.

6). Bertanggung jawab kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk.

b. Dokter Jaga IGDBertugas : 1) Pada saat korban tiba di IGD RSUD Kertosono, dokter jaga IGD segera melakukan triase ulang di ruang triase IGD RSUD Kertosono sesuai prosedur tetap triase. Triase ulang ini perlu dilakukan, mengingat adanya kemungkinan terjadinya kondisi kegawat daruratan korban pada saat tiba di IGD RSUD Kertosono (Protap Triage).

2) Bersama dengan dokter jaga IGD Rumah Sakit lainnya segera melakukan penanganan korban musibah masal dengan urutan sebagai berikut :

i) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label merah) :

(1) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan lakukan Bantuan Hidup Dasar sesuai dengan Prosedur Tetap Resusitasi Jantung Paru - Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD).

(2) Prosedur tetap RJP-BHD(3) Segera konsultasikan dan serahkan penanganan korban selanjutnya kepada dokter ahli terkait

ii) Prioritas kedua pada korban gawat-tidak darurat (label putih):(1) Bawa korban ke kamar observasi

(2) Segera serahkan penanganan korban kepada dokter ahli terkait.

iii) Prioritas ketiga pada korban darurat-tidak gawat (label kuning)

(1) Bawa korban ke ruang pelayanan gawat darurat sesuai dengan penyakit/kasusnya.

(2) Penyakit/kasus bedah ke ruang surgical.

(3) Penyakit/kasus non bedah ke ruang medical.

(4) Memberikan terapi kepada korban sesuai dengan penyakit atau kasusnya.

(5) Korban yang memerlukan rawat inap segera kirim ke ruang perawatan sesuai dengan penyakit/kasusnya

(6) Korban yang tidak memerlukan rawat inap diperbolehkan pulang dengan dipesan untuk kontrol/periksa kembali ke RSUD Kertosono bila:

(a) Obat sudah habis tetapi penyakit belum sembuh.

(b) Obat belum habis tetapi penyakit bertambah parah atau ada tambahan gejala penyakit yang lain.iv) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak darurat.

Korban dapat dipulangkan.

v) Prioritas ke lima pada korban meninggal

(1) Kirim ke kamar jenazah.

(2) Bila memerlukan autopsi segera kirim ke RS Bhayangkara Nganjuk

c. Perawat (di IGD RSUD Kertosono) : Bertugas : 1). Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di IGD RSUD Kertosono di bawah koordinasi Kalahar IGD.

2). Bertanggung jawab kepada dokter pemberi instruksi.

d. Dokter-dokter Ahli : Bertugas : 1). Menerima konsulen dari dokter IGD RSUD Kertosono.

2). Melakukan penanganan kegawat daruratan korban musibah massal sesuai dengan bidang keahliannya.

e. Kepala Divisi Perawatan: Bertugas : 1). Mengkoordinasi perawat di ruangan untuk memantau pelayanan di IGD RSUD Kertosono bila diperlukan.

2). Memerintahkan kepada semua Kepala Ruang beserta perawat di ruang perawatan dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada korban musibah massal yang dirawat inap sesuai dengan instruksi dokter yang menangani korban tersebut.

f. Kalahar Ruang Rawat Inap : Bertugas : Mengkoordinir semua perawat di ruangannya untuk mempersiapkan tempat dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada korban musibah massal yang dirawat inap di ruangannya, sesuai dengan instruksi dokter yang menangani korban tersebut.

g. Kalahar Kamar Operasi : Bertugas : 1). Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk mempersiapkan kamar operasi untuk korban musibah massal.

2). Bersama-sama dengan semua perawat kamar operasi membantu dokter dalam melakukan operasi di kamar operasi.

h. Kalahar Laboratorium : Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan pelayanan laborat bagi korban musibah masal.

i. Kalahar Radiologi Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas radiologi untuk memberikan pelayanan radiologi bagi korban musibah massal.

j. Kepala Instalasi Farmasi: Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas kamar obat dan gudang farmasi untuk memberikan pelayanan obat-obatan bagi korban musibah massal.

k. Satpam Bertugas : 1). Melakukan pengaturan arus mobil ambulance di halaman parkir RSUD Kertosono.2). Melaksanakan pengamanan IGD dan semua tempat di RSUD Kertosono.

3). Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak mengganggu pelayanan kepada korban musibah massal.

l. Kasie Logistik dan Gizi : Bertugas : Mengkoordinir semua petugas dapur agar mempersiapkan makanan/minuman bagi korban musibah massal dengan instruksi dokter

PROTAP TRIASE (NOMOR: PR/PT/IGD/03):PROSEDUR TETAP TRIASE DALAM KEADAAN BENCANA

Pengertian:

Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada penderita yang tidak mendapat pertolongan medis. Pada pelaksanaannya dibedakan triase sehari-hari dan triase dalam keadaan bencana/ disaster

Tujuan:1. Prioritas penanganan pasien berdasarkan hasil triase; terutama pada keadaan bencana/ disaster.

2. Agar kondisi kegawatdaruratan penderita dapat segera diketahui dan segera pula diatasi dengan tepat dan cepat.

3. Mencegah kematian dan kecacatan yang tak perlu.

Kebijakan:

1. Triase dalam pelaksanaannya dibedakan antara Triase dalam keadaan sehari-hari dan Triase dalam keadaan bencana/ disaster.

2. Triase dilakukan oleh dokter; dalam keadaan bencana dibantu oleh perawat.

3. Triase dalam keadaan bencana memakai label.

4. Triase dalam keadaan bencana/ dissaster digunakan untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan beratnya cedera dan/atau kegawatan pasien serta probabilitas hidupnya (label merah didahulukan).

Prosedur:

A. Triase dalam keadaan bencana/ dissaster:

1. Dokter memeriksa kondisi korban secara singkat dan cermat.

2. Dokter segera menentukan tingkat kegawatdaruratan korban.

3. Dokter bersama petugas memberikan label: hijau, kuning, merah, putih atau hitam untuk setiap korban sesuai dengan tingkat kegawatdaruratan yaitu :

a. Label Hijau : Diberikan untuk korban tidak gawat dan tidak darurat (P3) yaitu korban yang tidak luka dan tidak ada gangguan kesadaran / jiwa

b. Label Kuning : Diberikan untuk korban darurat tidak gawat (P2), yaitu korban dengan luka-luka ringan, tidak ada gangguan sistem respirasi dan atau kardiovaskuler

c. Label Merah : Diberikan untuk korban gawat darurat (P0), yaitu korban cedera sehingga terjadi gangguan pada sistem respirasi yang mengancam henti napas dan atau ada gangguan sistem kardiovaskuler yang mengancam henti jantung atau korban yang diketahui baru saja terlihat henti napas atau dan henti jantung.

d. Label Putih : Diberikan untuk korban gawat tidak darurat (P1) yaitu korban dengan cedera sangat berat atau parah atau dalam keadaan koma dengan prognosis ad malam (jelek)

e. Label Hitam : Diberikan untuk korban yang sudah meninggal dunia.

4. Pada saat terjadi musibah massal, dokter jaga menetapkan status terjadinya musibah massal; tergantung dari banyaknya pasien yang datang.

Unit Terkait:

1. Instalasi Rawat Inap

2. Instalasi Kamar Operasi

3. Kamar Jenazah

4. Instalasi Farmasi

PROTAP Resusitasi Jantung Paru/Bantuan Hidup Dasar (PR/PT/IGD/06):Pengertian:

1. Resusitasi jantung paru suatu sistem/metode untuk mengatasi henti jantung dan/atau henti nafas.

2. Henti jantung adalah berhentinya kontraksi jantung yang ditandai tak terabanya denyut jantung, denyut nadi dan/atau denyut arteri karotis.

3. Henti nafas adalah berhentinya gerakan pernafasan dan ditandai dengan tak terasanya hembusan nafas dari kedua lubang hidung.

Tujuan:

Agar nyawa penderita henti jantung dan/atau henti paru segera bisa diselamatkan dan tidak memberikan gejala sisa.

Kebijakan:

1. Setiap pasien dengan henti jantung dan/atau henti paru di IGD RSUD Kertosono segera dilakukan Resusitasi Jantung Paru agar jiwanya dapat diselamatkan.

2. Setiap petugas IGD RSUD Kertosono harus mampu melakukan Resusi-

tasi Jantung Paru / Bantuan Hidup Dasar.

Prosedur:

1) Periksa respon: a) Petugas IGD RSUD Kertosono segera memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan ada respon atau tidak.b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya. c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak boleh digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.

2) Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:Bila terjadi di luar RSUD Kertosono:

a) panggil bantuan, b) sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,c) lokasi korban, d) nomor telpon yang digunakan, e) apa yang terjadi,f) jumlah orang yang memerlukan pertolongang) kondisi korban, dan informasi lainnya.3) AIRWAY (Jalan nafas): Bila korban tak memberikan respon:a) Petugas IGD RSUD Kertosono harus menentukan apakah korban tersebut bernafas secara adekuat. b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas terbuka.

c) Posisi korban:

i) Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat yang keras dan datar. ii) Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan bergerak serentak hingga tak ada yang terputar. Kepala dan leher harus berada pada satu bidang, lengan berada di samping badan.

d) Posisi petugas/penolong:

Penolong harus berada pada sisi korban sehingga memungkinkan melakukan bantuan nafas dan kompresi dada.

Prosedur (lanjutan):

e) Buka jalan nafas:

i) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver head tilt-chin lift untuk membuka jalan nafas, dengan syarat pasien tak ada bukti trauma kepala atau leher.

ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver jaw-thrust.iii) Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan yang memakai sarung tangan. Benda yang keras dapat dikeluarkan dengan jari telunjuk, sementara tangan yang lain tetap mempertahankan lidah dan rahang.

4) Manuver head tilt-chin lift:

a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang. Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan dagu ke depan.

b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu. Buka mulut sehingga memungkinkan pernafasan spontan dan memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tersebut harus dilepaskan.

5) Manuver jaw-thrust:

Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala korban, letakkan siku penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke dua tangan.

6) BREATHING (Pernafasan):

a) Periksa ada tidaknya nafas:

i) Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung korban sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil memperhatikan dada korban lakukan:

(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;

(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;

(3) Feel: rasakan adanya hembusan

ii) Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10 detik.

b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya pernafasan.

i) Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas normal, tak ada cedera tulang belakang, posisikan penderita pada posisi mantap, jaga jalan nafas terbuka

ii) Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan pemberian bantuan nafas awal, atur ulang posisi kepala dan ulang lagi usaha ventilasi.

iii) Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga dada mengembang, tenaga terlatih harus melakukan manuver untuk mengatasi sumbatan jalan karena benda asing (Heimlich manuver atau abdominal thrust/back thrust)

iv) Pastikan dada korban turun naik pada tiap bantuan nafas yang diberikan.

v) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi7) CIRCULATION (Sirkulasi)

a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;

i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya pernafasan normal, batuk atau gerakan dari korban sebagai respon terhadap bantuan nafas yang diberikan. Sekaligus periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik.ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari tangan yang lain, geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga celah antara trakhea dan otot. Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba lakukan kompresi dada.

Prosedur (lanjutan):

b) Kompresi dada:

i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.

ii) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah sternum.

iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang satu lagi di atas punggung tangan yang pertama, sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum

iv) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan dadav) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di sternum dengan cara meletakkan pangkal tangan penolong diantara ke dua papilla mammae.

vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus dengan dada korban.

(2) Tekan sternum kira-kira 4-5 cm untuk orang dewasa ukuran sedang.

(3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal agar darah masuk ke dada dan jantung, posisi tangan tetap menempel di sternum.

(4) Lakukan 15 kali kompresi dada, pastikan dada kembali ke posisi semula diantara dua kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi 2 kali bantuan nafas, masing-masing 2 detik. Lakukan 4 siklus 15 kali kompresi dada dan 2 kali ventilasi. Bila sudah dilakukan intubasi kompresi dada dan ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan tidak perlu sinkron.8) REASSESSMENT:

a) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tada sirkulasi sudah tampak, periksa pernafasan.

b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi nafas dan sirkulasi.

c) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi, berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.

d) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada dan ventilasi dengan rasio 15 kompresi 2 ventilasi.

e) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya pernafasan spontan tiap menit.

f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap dengan cara:i) Satu lutut difleksikan.ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan di bawah pantat, lengan yang lain difleksikan di depan dada.iii) Pelan pelan digulingkan kearah yang sepihak dengan lutut yang fleksi.iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak terguling ke depan )

BAB IV

PELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL YANG TERJADI DI LUAR RSUD KERTOSONOA. PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS:1. TAHAP PRA RSUD KERTOSONO:a. Dokter penanggung jawab IGD RSUD Kertosono segera melakukan triase di tempat kejadian kecelakaan lalu-lintas masal sesuai prosedur triage. b. Dokter IGD dibantu perawat segera melakukan penanganan korban ditempat kejadian KLL massal dengan urutan prioritas, sebagai berikut :(a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah)

(i) Bila ada tanda trauma dada dengan ventil pneumothorax segera dilakukan kontra ventil.(ii) Bila diketahui baru saja terjadi henti nafas dan atau henti jantung segera lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD). (iii) Bila terjadi perdarahan luar yang hebat segera lakukan balut tekan di tempat perdarahan, pasang IVFD RL/NaCl.(iv) Bila terjadi perdarahan intraabdomenal/intrapelvis/intrathorachal segera pasang IVFD RL/NaCl.(v) Bila terjadi trauma leher dengan curiga fraktur cervical segera pasang collar neck tanpa memanipulasi posisi kepala/leher.(vi) Selanjutnya kirim korban dengan ambulance ke IGD RSUD Kertosono didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan.(b) Korban dengan kondisi gawat tidak darurat (label putih):(i) Bila terjadi multiple trauma sangat parah/berat segera atasi perdarahan dengan balut tekan dan kompres luka-luka dengan kassa yang dibasahi NaCl 0,9 % dan pasang IVFD RL/Nacl.

(ii) Bila terjadi trauma capitis dengan koma segera posisikan dan pertahankan agar jalan nafas tetap lancar.

(iii) Selanjutnya segera bawa korban dengan mobil ambulance ke IGD RSUD Kertosono didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu melaksanakan penanganan kegawatdaruratan.

(c) Korban dengan kondisi darurat tidak gawat (label kuning):(i) Bila terjadi multiple trauma ringan dengan vulnus dan perdarahan ringan, segera atasi perdarahan dengan balut tekan di tempat perdarahan.(ii) Bila terjadi patah tulang tanpa atau dengan perdarahan ringan segera hentikan perdarahan dengan balut tekan dan pasang bidai/spalk untuk immobilisasi.

(iii) Selanjutnya segera kirim korban ke IGD RSUD Kertosono dengan didampingi oleh seorang perawat.

(d) Korban dengan kondisi tidak gawat tidak darurat (label hijau):Korban tidak ada luka dan tidak ada gangguan jiwa/kesadaran dapat dipulangkan.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RSUD Kertosono.2. TAHAP DI RSUD KERTOSONO:a. Dokter jaga IGD RSUD Kertosono segera melakukan triage ulang korban KLL masal di ruang triage IGD RSUD Kertosono sesuai dengan prosedur Triage. b. Dokter jaga IGD dibantu perawat di IGD RSUD Kertosono segera melakukan penanganan korban KLL massal di IGD RSUD Kertosono dengan urutan prioritas sebagai berikut :(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah):(i) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan segera lukukan BHD sebagai tahap awal RJP sesuai dengan Prosedur tetap RJP-BHD. (ii) Bila korban atas perintah dokter perlu dilakukan operasi cyto, maka segera kirim ke kamar operasi.(b) Korban dengan kondisi gawat tidak darurat (label putih):(i) Segera bawa korban ke ruang observasi IGD RSUD Kertosono.

(ii) Serahkan penanganan korban selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

(c) Korban dengan kondisi daruat-tidak gawat (label kuning):(i) Bawa korban ke ruang surgical IGD RSUD Kertosono.

(ii) Korban dengan fraktur tulang segera pasang bidai/spalk.

(iii) Korban dengan luka-luka segera lakukan perawatan luka atau penjahitan luka jika diperlukan.

(iv) Memberikan terapi semestinya kepada korban.(v) Korban yang memerlukan perawatan segera kirim ke ruang perawatan.

(vi) Korban yang tidak memerlukan rawat inap dapat dipulangkan.

(d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau): Korban dapat dipulangkan.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):(i) Kirim ke kamar jenazah RSUD Kertosono.

(ii) Bila kamar jenazah RSUD Kertosono penuh atau diperlukan pemeriksaan autopsi maka kirim ke RSUD RS Bhayangkara Nganjuk dengan mobil jenazah RSUD Kertosono.

B. PENANGGULANGAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN MASAL:1. Tahap Pra RSUD Kertosono:a. Dokter penanggung jawab IGD RSUD Kertosono segera melakukan triage di tempat kejadian keracunan makanan masal sesuai dengan prosedur tetap triage.

b. Dokter IGD dibantu perawat ditempa kejadian keracunan makanan masal segera melakukan penangannan dengan urutan prioritas sebagai berikut :

(a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):(i) Bila korban mengalami henti nafas atau henti jantung segera lakukan tindakan RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD) sesuai prosedur tetap RJP-BHD. Yang perlu diperhatikan, pemberian nafas buatan pada kasus keracunan makanan tidak boleh dari mulut ke mulut. (ii) Lepaskan segera pakaian korban yang terkena tumpahan makanan/minuman.(iii) Bila disertai dehidrasi karena tumpah/muntah dan diare segera pasang IVFD RL/NaCL.(iv) Kirim segera korban ke RSUD Kertosono dengan mobil ambulance gawat darurat dengan didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu melaksanakan RJP-BHD.(b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):(i) Bila korban koma segera atur posisi miring stabil agar saluran pernafasan dan sistem cardiovascular stabil.

(ii) Bila korban syok segera pasang IVFD.

(iii) Lepaskan pakaian korban yang terkena tumpahan/muntahan makanan/minuman.

(iv) Basuh dengan air tubuh korban yang tekena tumpahan/muntahan makanan/minuman.

(v) Selanjutnya kirim korban ke IGD RSUD Kertosono dengan mobil ambulance gawat darurat, pasang O2 5 lt/mnt, didampingi oleh 2 orang perawat yang terampil dan mampu melaksanakan RJP-BHD.(c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):(i) Bila korban mengalami nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah atau diare segera kirim ke IGD RSUD Kertosono.

(ii) Bila nyeri kepala atau nyeri perut, tetapi tidak tumpah/muntah, upayakan terjadi tumpah/muntah dengan merangsang dinding belakang atas pharyng dengan ujung jari selanjutnya kirim ke IGD RSUD Kertosono.(d) Korban tidak gawat-tidak darurat (label hijau).

Korban tidak merasakan keluhan apapun dapat dipulangkan dengan pesan bila kemudian merasakan ada keluhan-keluhan segera periksa ke RSUD Kertosono.(e) Korban meninggal dunia (label hitam):Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RSUD Kertosono.

c. Untuk keperluan dignostik maka ambil contoh/sampel makanan/minuman dan muntahan/tinja korban segera kirim ke laboratorium RSUD Kertosono.

2. Tahap di RSUD Kertosono:a. Dokter jaga IGD segera melakukan triage ulang ketika korban keracunan massal tiba di IGD RSUD Kertosono sesuai dengan Prosedur Tetap Triage. b. Dokter jaga IGD dibantu dokter IGD lainnya dan perawat di IGD RSUD Kertosono segera melakukan penanganan korban sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut :(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah):(i) Segera bawa ke ruang resusitasi IGD RSUD Kertosono.

(ii) Lakukan segera RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar bila korban mengalami henti nafas atau henti jantung, sesuai dengan prosedur tetap RJP-BHD. (iii) Bila ternyata pasien memerlukan RJP tingkat Bantuan Hidup Lanjut (RJP-BHL) maka kosultasikan atau kalau perlu serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli penyakit dalam.(b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):(i) Korban dengan syok atau koma, segera lakukan pemasangan Naso Gastric Tube dan lakukan pencucian lambung dengan air bersih/jernih sampai bersih dan tidak berbau.(ii) Posisikan kepala miring agak tengkurap menghindari aspirasi pulmonal akibat regugitasi.

(iii) Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli penyakit dalam.

(c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):(i) Upayakan korban memuntahkan isi perutnya dengan merangsang dinding belakang-atas faring.(ii) Kalau korban belum dapat muntah maka lakukan pemaangan Naso Gastric Tube dan lakukan pencucian lambung dengan air bersih/jernih sampai bersih dan tidak berbau.

(iii) Selesai pencucian lambung berikan norit atau antacid personde dan therapy lainnya sesuai dengan keluhan/ kondisi korban.(d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):Korban dapat dipulangkan dengan pesan bila terjadi keluhan-keluhan atau gejala-gejala sakit segera berobat ke RSUD Kertosono.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):(i) Segera kirim kekamar jenazah RSUD Kertosono.

(ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi dalam maka jenazah segera kirim ke RS Bhayangkara Nganjuk dengan mobil ambulance jenazah RSUD Kertosono.

BAB V

FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL YANG TERJADI DI DALAM RSUD KERTOSONOA. FASE INFORMASI

Informasi adanya musibah massal yang terjadi di dalam RSUD Kertosono dapat datang dari karyawan RSUD Kertosono, pengunjung atau dari pasien. Pengunjung atau pasien yang mengetahui adanya musibah masal yang terjadi RSUD Kertosono akan menyampaikan kepada karyawan RSUD Kertosono yang ditemuinya. Kemudian Karyawan RSUD Kertosono yang menerima informasi atau mengetahui adanya musibah massal tersebut harus segera memberitahu kepada petugas informasi RSUD Kertosono dengan nomor intercom 100 atau informan dapat langsung datang memberitahukan secara lisan kepada petugas informasi.

1. PETUGAS INFORMASI:Bertugas : 1) Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal yang menimpa RSUD Kertosono.

2) Menanyakan kepada informan tentang :

a) Lokasi musibah massal : unit, ruangan, kamar, luasnya dan lain-lainnya.

b) Jenis musibah : banjir, kebakaran dan lain-lainnya.

c) Perkiraan jumlah korban.

3) Melaporkan segera kepada Tim Penanggulangan Musibah Masal RSUD Kertosono, yaitu :

a) Pada jam kerja:

i) Kepada Direktur RSUD Kertosonoii) Kepada Penanggungjawab IGD RSUD Kertosonob) Diluar jam kerja:

i) Kepada dokter jaga IGD RSUD Kertosonoii) Berusaha menghubungi Direktur RSUD Kertosonoiii) Berusaha menghubungi penanggungjawab IGD RSUD Kertosono.

4) Isi laporan: sesuai dengan yang diterima dari informan, antara lain:a) Lokasi musibah massal: unit, ruangan, kamar, luasnya, dan lain-lainnya.b) Jenis musibah: banjir, kebakaran, dan lain-lainnya.c) Perkiraan jumlah korban

B. FASE SIAGA1. Direktur RSUD Kertosono:Bertugas : 1). Menampung laporan dari petugas informasi RSUD Kertosono2). Menginstruksikan Kepala IGD RSUD Kertosono untuk menggerakkan semua anggota Tim Penanggulangan Musibah Massal RSUD Kertosono (Tim Pelaksana Lapangan dan Tim Pelaksana Intern) untuk melakukan penanggulangan musibah massal tersebut.

2. Kepala IGD RSUD Kertosono:Bertugas : Bersama Kalahar IGD mengkoordinir perawat IGD RSUD Kertosono, anggota Tim Pelaksana Lapangan untuk segera menuju tempat musibah massal tersebut dengan membawa RJP set.

3. Dokter jaga IGDBertugas : Mengkoordinir perawat IGD dan kalau perlu dibantu perawat ruangan untuk mempersiapkan alat-alat dan tempat di IGD RSUD Kertosono untuk menangani korban musibah massal.

C. FASE PELAKSANAAN1. Kepala IGD RSUD KERTOSONO:Bertugas : 1 Segera memimpin pelaksanaan evakuasi korban baik itu perawat/petugas ruangan maupun pengunjung/pasien yang ada di lokasi tersebut dipindahkan ke tempat yang aman terdekat agar dapat dilakukan triage dan penanganan awal dibantu oleh perawat dan karyawan lain.

2 Setelah korban berada di tempat yang aman, maka segera lakukan triage sesuai dengan prosedur trisge. 3 Bersama-sama dokter lain dan dibantu oleh perawat segera melakukan penanganan korban dengan urutan prioritas sebagai berikut :1. Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):i) Segera lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD) sesuai dengan prosedur tetap RJP-BHD. ii) Korban segera dibawa ke IGD dengan brankart, Resusitasi Jantung dan Paru tanpa menunggu korban stabil dahulu, dan selama proses transportasi ke IGD tetap terus lakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat PPGD.

iii) Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter IGD RSUD Kertosono.

2. Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):

i) Korban dalam keadaan koma diposisikan agar seluruh pernafasan bebas dan lancar.

ii) Korban dengan syok dehidrasi/hipovolemik segera pasang IVFD.

iii) Bawa dengan brankart ke IGD RSUD Kertosono didampingi oleh dokter/perawat PPGD.

iv) Serahkan penanganan selanjutrnya kepada dokter IGD RSUD Kertosono.

3. Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):

i) Lakukan penanganan seperlunya, jahit luka ringan yang ada, lakukan pembidaian pada fraktur tulang panjang.

ii) Lakukan pemberian terapi ditempat evakuasi sesuai keluhan sakitnya.

iii) Korban yang peru dirawat inap dapat langsung diantar ke ruang rawat inap sesuai penyakitnya.

iv) Korban yang tidak perlu rawat inap dapat dipulangkan dengan pesan, apabila timbul gejala-gejala penyakit menjadi berat segera periksa ke RSUD Kertosono, atau bila obat sudah habis tetapi penyakit belum sembuh segera periksa ke RSUD Kertosono.

4. Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):

Korban dapat dipulangkan.

5. Korban meninggal dunia (label hitam):

i) Segera bawa ke kamar jenazah RSUD Kertosonoii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsy, maka kirim ke RS Bhayangkara Nganjuk dengan menggunakan ambulance RSUD Nganjuk.

2. Dokter IGD RSUD Kertosono:Bertugas : 1). Melanjutkan penanganan korban gawat darurat yang dikirim ke IGD RSUD Kertosono, konsultasikan dan kalau perlu serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

2). Melanjutkan penanganan korban gawat tidak darurat yang dikirim ke IGD RSUD Kertosono, konsultasikan dan kalau perlu serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

3. Direktur RSUD KertosonoBertugas : 1). Melakukan pemantauan secara langsung kegiatan penanggulangan musibah massal yang terjadi di RSUD Kertosono baik ditempat kejadian maupun di IGD RSUD Kertosono.

2). Memberikan pengarahan dan petunjuk serta memerintahkan segenap karyawan RSUD Kertosono yangsedang dinas dan kalau perlu ditambah/dibantu dengan yang tidak dinas untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan musibah masal tersebut.

3). Bertindak sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa mengenai segala sesuatu berkaitan dengan musibah massal tersebut.

4. Perawat di lokasi musibah masal

Bertugas : 1). Segera berusaha dengan sekuat tenaga membawa pasien keluar saat terjadi bencana menuju ketempat yang lebih aman terdekat.

2). Segera memutus aliran listrik ruangan.

3). Bersama perawat IGD ikut membantu pelaksanaan evakuasi korban.

5. Kepala Pelaksana Harian (KALAHAR) IGD

Bertugas : 1). Tanggap akan tugasnya untuk membantu dokter dalam pelaksanaan evakuasi maupun penanganan korban.

2). Mengkoordinir perawat IGD untuk membantu dokter dalam evakuasi dan penanganan korban di tempat kejadian maupun di IGD RSUD Kertosono serta dalam transportasi korban dari tempat kejadian musibah menuju IGD RSUD Kertosono.

6. Kepala Divisi Perawatan RSUD Kertosono.

Bertugas : 1). Mengkoordinir semua Kepala Pelaksana Harian (KALAHAR) ruang perawatan rawat inap agar mempersiapkan ruangan untuk menampung dan merawat korban yang dirawat inap di ruangan.

2). Memimpin dan mengatur pemindahan pasien dari ruang perawatan tempat kejadian musibah menuju ke ruang perawatan lain yang lebih aman setelah dilakukan evaluasi.

7. Kepala Pelaksana Harian ( Kalahar ) ruang perawatan:Bertugas : 1). Mengkoordinir perawat di ruangannya agar sebagian menyiapkan kamar untuk menampung dan merawat korban yang rawat inap dan sebagian ikut membantu dalam transportasi korban dari tampat kejadian musibah menuju ruang perawatan rawat inap setelah ditangani dokter.

2). Memerintahkan sebagian perawat di ruanganya untuk membantu pemindahan pasien dari ruang tempat kejadian musibah masal menuju tempat perawatan yang aman.

8. Kalahar Kamar Operasi

Bertugas : 1). Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk mempersiapkan kamar operasi untuk operasi bagi korban musibah masal.

2). Bersama sama dengan semua perawat kamar operasi membantu dokter dalam melakukan operasi di kamar operasi.

9. Kalahar Laborat:Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan pelayanan laborat bagi korban musibah masal.

10. Kalahar Radiologi:Bertugas : Mengkoordinir semua petugas radiologi untuk memberikan pelayanan radiologi bagi korban musibah massal.

11. Kepala Instalasi Farmasi:Bertugas : Mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan pelayanan obat-obatan bagi korban musibah massal.

12. Kalahar IPSRS:Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :

1). Segera mematikan aliran listrik yang menuju ruangan tempat kejadian musibah masal.

2). Berusaha menyelamatkan barang-barang, peralatan dan arsip-arsip diruang terjadinya musibah masal dipindahkan ke tempat yang aman.

3). Mengangkut/memindahkan barang-barang untuk memperlancar pelaksanaan evakuasi.

4). Bila diperukan segera memanggil pemadam kebakaran.

13. Koordinator SATPAM:Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :

1). Mengamankan lokasi terjadinya musibah massal.

2). Mengatur alur jalan keluar menghindari musibah bagi pengunjung.

3). Mengatur pengunjung agar tidak mengganggu penanggulangan korban musibah masal.

4). Menutup pintu alur jalan yang membahayakan bagi pengunjung.

14. Kasie Keuangan

Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk memberikan pelayanan pembayaran pengobatan dan perawatan korban musibah massal.

15. Kasie RM:

Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk mendaftar dan mencatat identitas pasien.

16. Kasie Logistik dan Gizi:Bertugas : Berkoordinasi untuk segera mempersiapkan/menyediakan konsumsi bagi karyawan maupun korban.

17. Bagian Umum

Bertugas : Mempersiapkan ruangan baru sementara sebagai ganti ruangan yang rusak akibat musibah masal.

18. Dokter Ahli:Bertugas : 1). Menerima dan meninjaklanjuti konsulen dari dokter IGD

2). Memberikan saran, perintah dan kalau perlu mengambil alih penanganan korban yang tidak mampu ditangani dokter IGD.

BAB VIPELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL YANG TERJADI DI DALAM RSUD KERTOSONOA. PENANGGULANGAN KORBAN KEBAKARAN1. Kepala IGD RSUD Kertosono:Bertugas : 1) Mengkoordinir perawat anggota TPL segera menuju lokasi musibah kebakaran dalam RSUD Kertosono.

2) Bersama dengan perawat anggota TPL segera melaksanakan evakuasi korban dengan dibantu oleh karyawan bagian teknik dan umum.

3) Korban dievakuasi/dipindahkan ke tempat aman terdekat namun cukup jauh dari asap dan kobaran api untuk dapat dilakukan triase dan penanganan pertama.

4) Segera melakukan triase pada korban.

5) Dibantu oleh perawat segera melakukan penanganan korban dengan urutan prioritas sebagai berikut :

a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):

i) Korban henti nafas/henti jantung : segera lakukan Resusitasi Jantung dan Paru - Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD).

ii) Segera angkut dengan brankart ke IGD RSUD Kertosono tanpa menunggu korban stabil, selama dalam perjalanan tetap dilakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat PPGD.

iii) Untuk penanganan lebih lanjut serahkan kepada petugas IGD di RSUD Kertosono.

b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):

i) Korban koma namun pernafasan dan sirkulasi masih normal segera bawa dengan brankart dengan posisi mantap ke IGD RSUD Kertosono dan didampingi 2 orang perawat.

ii) Korban dengan luka baker luas dan berat segera bawa dengan brankart ke IGD RSUD Kertosono didampaingi 2 orang perawat.

iii) Sampai di IGD segera serahkan penanganan selanjutnya kepada Perawat IGD.

c) Korban dengan kondisi darurat tidak gawat (label kuning):

i) Korban dengan luka baker ringan atau tidak luas segera berikan kompres air dingin dan antiseptik.

ii) Berikan terapi seperlunya.

iii) Bila korban perlu rawat inap maka segera kirim ke ruang rawat inap bedah pada ruang isolasi perlindungan.

iv) Bila tidak perlu rawat inap korban dapat dipulangkan dengan pesan besok pagi kontrol ke poliklinik bedah, atau bila obat masih namun kondisi korban semakin berat maka segera bawa ke RSUD Kertosono, atau bila obat sudah habis namun sakit belum sembuh segera bawa ke RSUD Kertosono.

d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):

Koban dapat dipulangkan.

e) Korban meninggal dunia (label hitam):

i) Segera bawa ke kamar jenasah RSUD Kertosonoii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi dalam segera kirim jenazah dengan ambulance jenazah RSUD Kertosono ke RS Bhayangkara.

2. Dokter IGD RSUD Kertosono.Bertugas : 1). Segera melanjutkan penanganan korban gawat darurat yang dikirim ke IGD RSUD Kertosono, melanjutkan RJP-BHD yang telah dilakukan dari tempat evakuasi, pasang IV catheter, konsultasikan dan bila perlu serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

2). Melanjutkan penanganan korban gawat-tidak darurat yang dikirim ke IGD RSUD Kertosono, jaga pernafasan dan sirkulasi tetap stabil, konsultasikan dan kalau perlu serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

3). Bila keadaan korban sudah stabil maka korban dengan luka bakar bawa ke ruang rawat inap bedah/R. Bougenvile (ruang isolasi perlindungan).

4). Korban dengan keadaan stabil tetapi masih perlu pengawasan maka dipindahkan ke ruang rawat inap pengawasan.

B. PENANGGULANGAN GEDUNG RUNTUH1. Kepala IGD RSUD KERTOSONO :

Bertugas : 1) Memimpin dan mengkoordinir perawat anggota TPL segera menuju lokasi gedung runtuh dalam RSUD Kertosono.

2) Bersama dengan perawat anggota TPL segera melakukan evakuasi korban dengan dibantu oleh karyawan bagian teknik dan umum.

3) Korban dievakuasi dipindahkan ke tempat aman terdekat namun cukup jauh dari bahaya reruntuhan gedung untuk dapat dilakukan triase dan penanganan pertama.

4) Menginstruksikan perawat untuk mengambil emergency troly dan dibawa ke tempat evakuasi korban.

5) Segera melakukan triase korban di tempat evakuasi.

6) Dibantu oleh perawat segera melakukan penanganan korban dengan urutan prioritas sebagai berikut:

a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):

i) Korban henti nafas/henti jantung segera lakukan Resusitasi Jantung Paru - Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD), di tempat penampungan sementara setelah evakuasi.

ii) Pada korban curiga fraktur leher segera lakukan RJP-BHD tanpa memanipulasi posisi leher/kepala, bila terjadi henti pernafasan dan atau henti jantung dan pasang collar neck.

iii) Segera angkut dengan brankart ke IGD RSUD Kertosono tanpa menunggu korban stabil, selama perjalanan tetap terus dilakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat PPGD.

iv) Untuk penanganan selanjutnya serahkan kepada petugas di IGD RSUD Kertosono.

b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):

i) Korban dengan cedera sehingga terjadi coma namun pernafasan dan denyut jantung masih normal segera dibaringkan dengan posisi mantap selanjutnya kirim ke IGD RSUD Kertosono dengan didampingi oleh perawat.

ii) Korban dengan cedera berat dan multiple fracture maka segera atasi perdarahan yang terjadi dengan balut tekan dan pasang pula bidai atau spalk pada bagian yang fraktur kemudian segera kirim ke IGD RSUD Kertosono dengan didampingi oleh perawat.

iii) Korban dengan trauma abdomen atau pelvis dengan curiga terjadi perdarahan intra abdominal, segera pasang IVFD RL/NaCL, bawa segera ke IGD RSUD Kertosono dengan didampingi oleh perawat.

c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):

i) Korban dengan luka-luka perdarahan kecil, lakukan penghentian perdarahan dan jahit luka di tempat evakuasi dan berikan terapi yang sesuai.

ii) Korban dengan trauma kepala dengan kesadaran baik berikan terapi yang sesuai.

iii) Bila korban memerlukan rawat inap, kirim ke ruang rawat inap.

iv) Bila korban tidak memerlukan rawat inap, maka setelah diberi obat diperbolehkan pulang dengan pesan besok pagi supaya kontrol di RSUD Kertosono atau bila kondisi semakin berat segera bawa ke RSUD Kertosono.

d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):Korban dapat dipulangkan.

e) Korban meninggal (label hitam):i) Segera bawa ke kamar jenazah RSUD Kertosono.

ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi dalam maka segera kirim jenazah dengan ambulance RSUD Kertosono ke RS Bhayangkara Nganjuk.

C. PENANGGULANGAN BANJIR

Jika terjadi bencana banjir, baik yang terjadi dalam ataupun di luar RSUD Kertosono, maka perlu dilakukan penanggulangan/pertolongan pada seluruh sumber daya (baik manusia maupun harta), untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.Dalam penatalaksanaannya Penanggulangan Banjir dilakukan sebagai berikut:

1) Saat/waktu terjadi banjir

2) Penanganan korban

3) Evakuasi korban

4) Penanganan pasca banjirA. Kebijakan

1) Penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab seluruh karyawan RSUD Kertosono dengan memberdayakan komponen dan potensi secara maksimal2) Penanggulangan bencana tetap memperhatikan dan mempertimbangkan aturan/norma yang berlaku secara universal

3) Penanggulangan bencana dilakukan sejak dini untuk mencegah meluasnya dampak bencana, terutama korban manusia

B. Prosedur Penanganan Banjir

1) Penanganan Bencana Banjir di Dalam RSUD Kertosonoa. Penanganan bencana dilakukan dengan memprioritaskan keselamatan jiwa manusia,dan target utama kelompok rentan

b. Penanggulangan bencana di RSUD Kertosono dikoordinasi oleh dan menjadi tanggung jawab direktur RSUD Kertosonoc. Penanganan bencana banjir di RSUD Kertosono diutamakan untuk penyelamatan pasien dan penyelamatan peralatan medik vital

d. Penanganan banjir di RSUD Kertosono dilakukan oleh seluruh karyawan RSUD Kertosono dengan cara bergiliran atau terjadwal

e. Tim penanggulangan bencana harus melakukan identifikasi terhadap manusia dan harta atau material

f. Hasil identifikasi dilaporkan kepada direktur untuk dilakukan tindak lanjut

PAGE 40