disentri amoeba
DESCRIPTION
case reportTRANSCRIPT
DISENTRI AMOEBA
META GAPILA / 0818011031
Pembimbing :
Dr. Retno Kusuma Wardani
KEPANITERAAN KLINIK FK UNILA
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD JEND. A. YANI METRO
Status Pasien
Nomor Rekam Medis : 183747 Ruangan : Kelas B 2 Tanggal dan Pukul Masuk RSAY : 28 Juni 2012, pukul 20.30
Anamnesis Identitas Nama Pasien : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 18 Tahun Pekerjaan : Pemulung Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Purwodadi
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Keluhan utama : BAB cair berlendir dan berdarah
Keluhan tambahan : perut terasa sakit seperti melilit,
kembung dan mulas-mulas dan nyeri anus saat buang air besar.
Riwayat penyakit sekarang : Sejak 7 hari SMRS os mengeluh perut terasa sakit. Rasa
sakit dirasakan disemua bagian terutama diperut bagian bawah. Rasa sakit seperti melilit, dan mulas-mulas. Perut terasa kembung. Keluhan mual dan muntah disangkal. 3 hari SMRS os buang air besar dengan konsistensi cair sebanyak seperempat sampai setengah gelas belimbing (50cc-100cc) yang disertai lendir dan darah serta ampas yang sedikit, berbau busuk dan nyeri pada anus ketika buang air besar. Buang air besar seperti itu dirasakan 3-4 kali dalam sehari. 2 hari SMRS os mencoba mengobati keluhannya dengan membeli obat mencret di warung namun keluhan tidak membaik.
Hari saat masuk rumah sakit, frekwensi buang air besar dengan keluhan yang sama seperti 3 hari yang lalu menjadi 5-6 kali dalam sehari. Os menjadi sering merasa haus dan nafsu makan berkurang selama sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan, warna kuning terang dan frekwensi seperti biasanya. Os tidak mengeluh mual muntah dan nyeri perut kanan atas.
Riwayat penyakit dahulu : Os tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga : Dikeluarga os tidak ada yang mengalami keluhan
serupa
Riwayat lingkungan dan pekerjaan : Os adalah seorang pemulung yang tinggal di daerah
tropis. Sehari-harinya os memulung dirumah-rumah dan tempat pembuangan sampah. Os mengaku jarang mencuci tangan ketika akan makan.
Pemeriksaan Fisik
Status Present (Tanggal 28 Juni 2012) Keadaan umum : Tampak sakit
sedang Kesadaran : compos mentis Tekanan Darah : 100/70 mmHg Suhu : 37,0 oC peraksila Frekwensi Nadi : 80 x/ menit Frekwensi nafas : 16 x/ menit
Status General KEPALA Bentuk : bulat, simetris Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut UUB : tidak cekung Kulit : anikterik Mata : mata tidak cekung, palpebra edem -/-,
konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, kornea dan lensa jernih, reflex cahaya (+/+), air mata ada
Telinga : bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-) Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), pernapasan
cuping hidung (-), secret (-) Mulut : sianosis (-), mukosa bibir basah, lidah bersih, faring
tidak hiperemis, T1-T1
LEHER Bentuk : simetris Trachea : di tengah KGB : tidak membesar
THORAKS Bentuk : simetris, kanan dan kiri Retraksi otot pernafasan: -
JANTUNG Inspeksi : iktus kordis tampak Palpasi : iktus kordis teraba di ics 5 Perkusi : batas jantung kesan normal Auskultasi : BJ I dan II regular murni
ANTERIOR POSTERIOR
InspeksiPergerakan
nafas simetris
Pergerakan
nafas simetris
Pergerakan
nafas simetris
Pergerakan
nafas simetris
PalpasiFremitus taktil
kiri=kanan
Fremitus taktil
kiri=kanan
Fremitus taktil
kiri=kanan
Fremitus taktil
kiri=kanan
Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor
Auskultasi Vesivuler +/+ Vesivuler +/+ Vesivuler +/+ Vesivuler +/+
PARU
ABDOMEN Inspeksi : dinding perut sejajar dada, simetris Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali
cepat Perkusi : hipertimpani Auskultasi : bising usus (+) meningkat
GENITALIA EKSTERNA Kelamin : lak-laki, tidak diperiksa
EKSTREMITAS Akral hangat, edem pitting (-).
Pemeriksaan penunjang
Tanggal 28 Juni 2012Darah lengkap : Wbc : 5,6 rb/ul Rbc : 3,7 jt/ul Hgb : 12,0 gr/dl Hct : 37,8% Mcv : 72 Mch : 23,5 Mchc : 32,6 Plt : 364
Resume :
Anamnesis : Laki-laki, pemulung, 18 tahun : 7 hari SMRS : Sakit perut melilit (+), meteorismus (+),
mulas-mulas. 3 hari SMRS : Sindrom disentri (diare dengan feses cair
yang berlendir dan berdarah, tenesmus)
Pemeriksaan fisik : Abdomen : bising usus meningkat, hipertimpani (+),
meteorismus (+)
Pemeriksaan penunjang : Hgb : 12,0 gr/dl
Pemeriksaan penunjang anjuran : Feses rutin Diagnosis Banding : Disentri basiler
Diagnosis kerja: Susp. Disentri amoeba
Penatalaksanaan : IvFd RL XX gtt/menit makro Metronidazole 3 x 750mg selama 5-10
hari Antibiotik sebagai amebisid luminal
(Tetrasiklin 4 x 500mg selama 5 hari) Analgetik (as/ mefenamat 3 x 500mg)
jika perlu Sohobion 1x1 amp
Prognosis Quo ad vitam : Dubia bonam Quo ad Functionam : Dubia bonam Quo ad Sanationam : Dubia bonam
Pembahasan
Pada kasus ini, os didiagnosis susp. disentri amoeba berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa Laki-laki, pemulung, 18 tahun, tinggal didaerah
tropis.Amebiasis secara epidemiologi memiliki prevalensi tertinggi di daerah tropic, khususnya pada sanitasi lingkungan dan keadaan sosio-ekonominya buruk.
7 hari SMRS : rasa tidak enak diperut bagian bawah, perut terasa kembung dan mulas-mulas :Dalam hal ini os tidak langsung mengalami mencret berlendir dan berdarah yang berarti ada jarak beberapa hari untuk terjadinya awal keluhan dengan BAB mencret berlendir dan berdarah. Pada disentri amoeba, onset terjadinya lambat.
3 hari SMRS : Sindrom disentri (diare dengan feses cair yang
berlendir dan berdarah,frekwensi 5-6 x perhari, tenesmus) :Pada disentri amoeba, parasit memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan (lisis) sehingga BAB berlendir dan berdarah. Frekwensi diare kurang dari 10 x per hari dan feses berbau busuk, hal ini pula yang membedakannya dengan disentri basiler
Pemeriksaan fisik : Abdomen : bising usus meningkat, hipertimpani (+),
meteorismus (+) Pemeriksaan penunjang : WBC : 5,6 rb
Biasanya pada disentri amoeba tidak didapatkan leukositosis.
Hgb : 12,0 gr/dlPada pasien ini Hb berkurang sedikit dari normal (13gr/dl), hal ini dapat disebabkan karena darah yang keluar saat baung air besar. Meskipun ada penurunan Hb, namun dengan kadar Hb 12 tidak perlu mendapatkan terapi transfusi.
Berikut ini adalah hal-hal yang membedakan anatara disentri amoeba dan disentri basiler sebagai diagnosis bandingnya :
Diagnosis pasti disentri amoeba adalah dengan pemeriksaan feses dimana pada feses ditemukan tropozoit
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah ;
IvFd RL XX gtt/menit makroPemberian infuse elektrolit bertujuan untuk menjaga keseimbangan elektrolit pada pasien karena diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan elektrolit.
Metronidazole 3 x 750mg selama 5-10 hariMetronidazole merupakan obat pilihan karena efektif terhadap bentuk histolistika dan bentuk kista.
Antibiotik sebagai amebisid luminal (Tetrasiklin 4 x 500mg selama 5 hari)Tetrasiklin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid luminal. Pasien yang sudah sembuh dengan pengobatan metronidazole dapat timbul abses hati ameba dalam waktu 3-4 bulan kemudian, maka dianjurkan untuk menambah dengan obat amebisid luminal. Obat ini akan memberantas sumber tropozoit didalam lumen usus.
Analgetik (As. Mefenamat 3 x 500mg) jika perluanalgetik digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada perut, hanya digunakan jika terasa sakit, jika sudah tidak terasa sakit, obat tidak perlu diminum
Sohobion 1x1 ampSohobion berisi vitamin, pada pasien ini perlu nutrisi yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
Tinjauan Pustaka
PENDAHULUANAmebiasis (disentri amoeba, enteritis amoeba, colitis
amoeba ) adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan parasit usus Entamoeba hisolityca
Tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang yang berada di daerah tropis.
Sekitar 90% infeksi asimtomatik, sementara 10% nya menimbulkan berbagai sindrom klinis, mulai dari disentri sampai abses hati atau organ lain.
Epidemiologi
Cara penularan : fekal oral
Sumber penularannya adalah tinja yang mengandung kista amoeba yang berasal dari carier (cyst passer)
Jadi, amebiasis tidak ditularkan oleh penderita amebiasis akut.
Etiologi
E. histolytica merupakan protozoa usus
SIKLUS HIDUP
Trofozoit
Prekista
Kista
Kista matang
Enkistasi
Kolonisasi
Invasi
Dalam tinja
Kista matang
Ekstraintestinal
Eksistasi
Kista dapat membelah diri
Kista
Metakista
Trofozoit Metakistik
Entamoeba histolytica
Klasifikasi dan manifestasi klinis Carrier (Cyst Passer)
Pasien ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal ini disebabkan karena amoeba yang berada dalam lumen usus besar tidak mengadakan invasi kedinding usus.
Disentri amoeba ringanTimbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Penderita biasanya mengeluh perut kembung, kadang nyeri perut ringan yang bersifat kejang. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja berbau busuk. Kadang juga tinja bercampur darah dan lendir. Terdapat sedikit nyeri tekan di daerah sigmoid, jarang nyeri di daerah epigastrium. Keadaan tersebut bergantung pada lokasi ulkusnya. Keadaan umum pasien biasanya baik, tanpa atau sedikit demam ringan(subfebris). Kadang dijumpai hepatomegali yang tidak atau sedikit nyeri tekan.
Disentri amoeba sedang Keluhan pasien dan gejala klinis lebih berta dibanding disentri ringan, tetapi pasien masih mampu melakukan aktivitas sehari - hari. Tinja biasanya disertai lendir dan darah. Pasien mengeluh perut kram, demam dan lemah badan disertai hepatomegali yang nyeri ringan
Disentri amoeba berat
Keluhan dan gejala klinis lebih berta lagi. Penderita mengalami diaredisertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari. Demam tinggi (400 C-40,50 C)disertai mual dan anemia.
Disentri amoeba kronik Gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serangan-serangan diarediselingi dengan periode normal atau tanpa gejala. Keadaan ini dapat berjalan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Pasien biasanya menunjukkan gejala neurastenia. Serangan diare yang terjadi biasanya dikarenakan kelelahan, demamatau makanan yang sulit dicerna.
PEMERIKSAAN PENUN JANG
FESES
Diagnosis banding
Komplikasi
Intestinal ekstraintestinal
KOMPLIKASI AMEBIASIS INTESTINAL
Ameboma
Infeksi Sekunder
Invasi Pembuluh Darah
PENYEBARAN EKSTRAINTESTINAL
PerforasiPeritonitis dan Perdarahan
HEMATOGEN
PERKONTINUITATUM
PATOGENESIS AMEBIASIS EKSTRAINTESTINAL
Hepatitis Ameba
Peritonitis
Abses kulit
Abses hati
Abses paru-paru
Abses subdiafragma
Caecum Rectosigmoid
Terhambatdiafragma
Intestinal
Ekstraintesinal
V. Porta
Penatalaksanaan
I. “Carrier” Asimtomatik (Luminal Agents) :
1. Iodoquinol (tablet 650 mg), dosis 650 mg tiga kali sehari selama 20 hari
2. 2. Paromomycin (tablet 250 mg), dosis 500 mg tiga kali sehari selama 10 hari
II. Kolitis Akut
Metronidazole (tablet 250 atau 500 mg), dosis 750 mg per oral atau “intravena (IV) tiga kali sehari selama 5-10 kali ditambah dengan bahan luminal dg dosis yg sama
III. Abses Hati Ameba
1. Metronidazole, dosis 750 mg/oral atau i.v tiga kali sehari selama 5-10 hari
2. Tinidazole, dosis 2 g / oral3. Omidazole, dosis 2 g / oral ditambah bukan luminal dengan
jumlah yg sama
Terima kasih ………