· web viewpelanggaran atas uu dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ......

42
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik adalah salah satu dari sekian jenis profesi yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Profesi tersebut berkaitan dengan kegiatan audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Semakin berkembangnya zaman yang disertai dengan pertumbuhan perekonomian dimana pelaku utamanya adalah masyarakat yang semakin aktif dalam membangun suatu usaha mulai dari perorangan ataupun suatu badan yang membangun usahanya dalam bentuk perusahaan ataupun badan hukum lainnya. Adanya perusahaan perusahaan tersebut tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan adanya keikut sertaan pihak luar dalam hal pemberian kredit maka laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas untuk pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur.

Upload: lehanh

Post on 29-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan publik adalah salah satu dari sekian jenis profesi yang

dikenal oleh masyarakat Indonesia. Profesi tersebut berkaitan dengan

kegiatan audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Semakin

berkembangnya zaman yang disertai dengan pertumbuhan perekonomian

dimana pelaku utamanya adalah masyarakat yang semakin aktif dalam

membangun suatu usaha mulai dari perorangan ataupun suatu badan yang

membangun usahanya dalam bentuk perusahaan ataupun badan hukum

lainnya. Adanya perusahaan perusahaan tersebut tidak dapat menghindarkan

diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk

penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari

kreditur. Dengan adanya keikut sertaan pihak luar dalam hal pemberian

kredit maka laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas untuk

pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan

kreditur serta calon investor dan calon kreditur.

Para kreditur ataupun investor memerlukan informasi mengenai

perusahaan yang akan di berikan dana melalui laporan keuangan dari

perusahaanyang bersangkutan yang telah diaudit oleh para auditor. Laporan

keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan tentang kelanjutan

hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan. Umumnya

mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang

disajikan oleh managemen dalam laporan keuangan perusahaan.

Managemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar

pertanggung jawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat

dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga

Page 2: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

2

untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh

managemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan

yang diambil oleh mereka. Baik managemen perusahaan maupun pihak luar

perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa

pihak ketiga yang dapat dipercaya.

Pihak ketiga ini biasanya dilakukan oleh seorang auditor independen.

Seorang auditor independen ini memberikan jasa auditnya terhadap laporan

keuangan perusahaan dan memberikan pernyataan kewajaran terhadap

laporan keuangan tersebut tanpa memihak pihak-pihak yang

berkepentingan.

Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk

menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan

secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui tujuan dan tanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan

2. Bagaimana memahami asersi manajemen

3. Bagaimana mendeskripsikan rencana pemeriksaan

4. Menjabarkan prosedur Pemeriksaan

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penulisan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk menganalisis tentang tujuan dan tanggungjawab dalam

melakukan pemeriksaan

2. Untuk menganalisis tentang bagaimana memahami asersi manajemen

Page 3: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

3

3. Untuk menganalisis tentang bagaimana mendeskripsikan rencana

pemeriksaan

4. Untuk menganalisis tentang bagaimana menjabarkan prosedur-prosedur

pemeriksaan

Page 4: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Tanggung Jawab dalam Melakukan Pemeriksaan (Audit)

A. Tujuan Audit secara Umum

Untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah

diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik

yang telah disetujui dan diterima.

B. Tujuan Audit Secara Khusus

1. Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Transaksi

a. Keterjadian-transaksi yang dicatat memang ada. Tujuan

ini berkenaan dengan apakah transaksi yang tercatat

memang benar-benar terjadi.

b. Kelengkapan-transaksi yang terjadi telah dicatat. Tujuan

ini bersangkutan dengan apakah semua transaksi yang

harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah

dicatatkan.

c. Keakuratan-transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah

yang benar. Tujuan ini membahas kekuratan informasi

tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu

bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi

d. Posting dan pengikhtisaran-transaksi yang dicatat

dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan dengan

benar. Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer

informasu dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku

besar pembantu dan ke buku besar.

e. Klasifikasi-transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah

diklasifikasikan secara tepat. Tujuan ini menyatakan

apakah transaksi telah dimasukkan dalam akun yang tepat,

Page 5: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

5

dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi

manajemen untuk kelas transaksi

f. Penetapan waktu-transaksi dicatat pada tanggl yang besar.

Tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan

auditor atas asersi cut off manajemen.

2. Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Saldo

a. Eksistensi-Jumlah yang tercantum memang ada

b. Kelengkapan-jumlah yang ada dicantumkan

c. Keakuratan-jumlah yang tercantum telah dinyatakan

dengan benar

d. Klasifikasi-jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah

diklasifikasikan dengan tepat

e. Cutoff-transaksi yang mendekati tanggal neraca telah

dicatat pada periode yang tepat

f. Hubungan yang rinci (detail tie in)-rincian saldo akun

sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan,

sesuai dengan total buku besar

g. Nilai yang dapat direalisasi-aktiva yang telah dicantumkan

dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi

h. Hak dan kewajiban

3. Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Penyajian Dan

Pengungkapan

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan

pengungkapan biasanya identik dengan asersi mnajemen untuk

penyajian dan pengungkapan yang telah dibahas sebelumnya.

Konsep yang sana, yang diterapkan pada tujuan audit yang

berkaitan dengan saldo, juga berlaku untuk tujuan audit yang

berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.

Page 6: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

6

C. Tanggung Jawab dalam Melakukan Pemeriksaan (Audit)

1. Tanggung Jawab Auditor dalam Verifikasi Laporan

KeuanganSAS 1 (AU 110) menyatakan :

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak

tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji

material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun

kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik

kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak,

tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat

dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan

dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak

bahwa salah saji, apakah yang disebabkan oleh kekeliruan

ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan

dapat dideteksi.

2. Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kekeliruan

yang Material

Para auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna

mendeteksi kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh

manajemen maupun para karyawan. Auditor menemukan

berbagai kesalahan atau kekeliruan yang berasal dari hal-hal

seperti kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman dan

misaplikasi standar akuntansi, serta pengikhtisaran dan deskripsi

yang tidak benar.

3. Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kecurangan

yang Material

Auditor harus memperoleh kepastian yang layak tentang

apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang

material. Standar auditing mengakui bahwa kecurangan lebih

Page 7: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

7

sulit dideteksi karena manajemen atau karyawan yang

melakukan kecurangan akan berusaha menyembunyikan

kecurangan itu.

4. Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan Tindakan

Ilegal.

Tindakan ilegal (tindakan yang melawan hukum)

didefinisikan dalam SAS 54 (AU 317) sebagai pelanggaran

terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan.

A. Tindakan illegal yang berdampak langsung.

Pelanggaran atas UU dan peraturan teertentu

memiliki dampak keuangan yang langsung terhadap saldo

akun tertentu dalam laporan keuangan.

B. Tindakan illegal yang berdampak tidak langsung.

Sebagian besar tindakan illegal hanya

mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung.

5. Tiga Tingkat Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan

dan Melaporkan Tindakan Ilegal

a. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya

bahwa ada tindakan ilegal yang berdampak tidak

langsung.

b. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada

alasan untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang

berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi.

c. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan

illegal

Page 8: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

8

2.2 Asersi Manajemen

A. Pengertian Asersi

Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang

terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan

tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.

D. Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ tanggal 31 Desember

2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300.

Dalam melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat

DUA ASERSI.

a. Asersi Eksplisitsebagai berikut ini :

1. Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des

2020.

2. Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp

23.456.987.300.

b. Asersi Implisitsebagai berikut ini :

1. Bahwa semua kas yang harus dilaporkan telah

dimasukkan dalam jumlah tsb

2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT.

XYZ pada tanggal 31 Desember 2020 tsb

3. Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan

kas yang dilaporkan tsb

B. Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)

Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan

dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu

dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode

tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa

sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia

untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa

Page 9: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

9

penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran

barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya

piutang) dengan pelanggan.

2. Kelengkapan (completencess)

Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah

semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam

laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai

contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian

barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan.

Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di

neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.

3. Hak dan kewajiban (right and obligation)

Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan

apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan

kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh,

manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha

(lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai

pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewaguna-

usahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan

mencerminkan suatu kewajiban entitas.

4. Penilaian (valuation) atau alokasi

Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan

apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan

biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah

yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi

bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan

pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke

dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian

Page 10: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

10

pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang

tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang

dapat direalisasikan.

5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan

dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan

diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.

Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-

kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di

neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian

pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan

sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan

dan diungkapkan semestinya.

2.3 Perencanaa Audit

A. Perencanaan Audit

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan

oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada

pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel

ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan

penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas

perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional

Akuntan Publik (SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang

memadai  yaitu: Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan 

jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. (IAI,

2001).

Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´,

menerangkan bahwa: Perencanaan dan supervise berlangsung terus

Page 11: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

11

menerus selama audit, auditor sebagai penanggung jawab akhir atas

audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan

supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).

Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar

audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai atas

pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20

menyatakan bahwa Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam

jangka waktu dan biaya yang wajar.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh

pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan

saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas,

pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.

Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan,

antara lain:

1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri

yang menjadi tempat entitas tersebut.

2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.

3. Metode yang digunakan oleh ent itas tersebut dalam

mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk

penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah

informasi akuntansi pokok perusahaan.

4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.

5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan

audit.

6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan

penyesuaian (adjustment).

7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau

pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan atau

Page 12: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

12

kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-

pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan

(sebagai contoh, laporan auditor tentang laporan keuangan

konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke

Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan

klien terhadap kontrak perjanjian).

Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan

penugasannya dengan baik:

a. Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang mencukupi

dalam situasi saat itu.

b. Untuk membantu menekan biaya audit agar dapat bersaing

dengan yang lain.

c. Untuk menghindari salah pengertian dengan klien.

Apapun alasan untuk dilakukannya suatu audit, pelaksanaan audit

akan melalui empat tahapan berikut:

a. Menerima dan mempertahankan klien

b. Merencanakan audit

c. Melaksanakan pengujian audit

d. Melaporkan hasil temuan audit

B. Tahap/ Bagian Perencanaan Audit

Perencanaan audit terdiri dari tujuh bagian/ tahapan, yaitu:

1. Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal

5 ( lima ) hal yang harus diputuskan auditor dalam bagian ini,

yaitu:

a. Menerima klien baru dan melanjutkan klien lama

b. Identifikasi alasan klien untuk diaudit

Page 13: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

13

c. Memperoleh kesepakatan/kesepahaman dengan klien

(Memperoleh Surat Penugasan)

d. Memilih staf untuk penugasan

e. Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan akan tenaga

spesialis dari luar.

2. Memahami Bidang Usaha dan Industri Klien, dengan cara:

Memahami industri dan lingkungan eksternal klien. Amati

risiko bisnis dan persyaratan akuntansi yang unik.

Memahami operasi dan proses usaha, dengan cara meninjau

pabrik dan kantor ( hal ini memungkinkan auditor untuk

dapat mengamati kegiatan perusahaan secara langsung,

memberikan kesempatan bagi auditor untuk bertemu dengan

karyawan kunci, dan mengamati fasilitas fisik perusahaan)

dan mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa

Memahami Manajemen dan Kepemerintahan Perusahaan,

dengan cara; memperoleh dan menelaah Anggaran Dasar

Rumah Tangga (Coorporate Charter & By Laws) dan

menelaah Notulen Rapat

Memahami Tujuan dan Strategi Perusahaan dengan cara,

memahami tujuan klien terkait pelaporan keuangan yang bisa

diandalkan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan pemenuhan

hukum dan peraturan.

Memahami Ukuran dan Prestasi Perusahaan

3. Menetapkan Risiko Usaha Klien

Risiko usaha/bisnis terjadi jika perusahaan gagal mencapai

tujuannya. Perhatian utama auditor risiko dari salah saji material

yang disebabkan risiko usaha tersebut.

Page 14: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

14

4. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang

dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data

keuangan dan non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-

jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.

Prosedur Analitis dilakukan dalam 3 tahapan Audit:

Tahap Pendahuluan/Tahap Perencanaan dengan tujuan:

a. Memahami bidang usaha dan industri klien

b. Menilai kelangsungan hidup perusahaan

c. Mengindikasikan kemungkinan salah saji

d. Mengurangi pengujian rinci

Tahap Pengujian dengan tujuan:

a. Mengindikasikan kemungkinan salah saji

b. Mengurangi pengujian rinci

Tahap Penyelesaian dengan tujuan:

a. Mengindikasikan kemungkinan salah saji

b. Menilai kelangsungan hidup perusahaan

Ada 5 jenis Prosedur Analitis

1. Membandingkan data klien dengan data serupa pada

tahun sebelumnya.

2. Membandingkan data klien dengan data rata-rata

industry.

3. Membandingkan data klien dengan ekspektasi klien.

4. Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor.

5. Membandingkan data klien dengan hasil perhitungan

data-data non keuangan.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:

a. Memahami bidang usaha klien

Page 15: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

15

b. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya

c. Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan

keuangan

d. Mengurangi pengujian audit yang terinci

e. Tahap-tahap dalam prosedur analisis:

f. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus

dibuat

g. Mengembangkan harapan

h. Melaksanakan perhitungan/perbandingan

i. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan

signifikan

j. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga

dan mengevaluasi perbedaan tersebut.

k. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap

perencanaan audit.

5. Menetapkan Materialitas dan Menetapkan Risiko Bawaan

Dan Risiko Akseptabilitas Audit

Mempertimbangkan Tingkat Materialitas Awal

Materialitasi merupakam satu diantara berbagai faktor

yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan

(kuantitas) bukti audit. Dalam membuat generalisasi

hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan

istilah materialitas dan salah akun material harus tetap

diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin

besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik).

Semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun,

semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan (hubungan

langsung).

Page 16: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

16

Materialitas awal dapat ditentukan melalui dua tahap,

yaitu dengan tingkat laporan keuangan, dan tingkat saldo

akun.

Mempertimbangkan Risiko Audit dan Risiko Bawaan

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor,

tidak memodifikasi pendapatnya sebagainya mestinya, atas

suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya,

semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk

menanggungnya. Jika diinginkan tingkat kepastian 99%,

risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya

adalah 1%.

Terdapat Tiga Unsur Risiko Audit:

(1) risiko bawaan, Risiko bawaan adalah kerentanan

suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu

salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.

Sebagai contoh, perhitungan yang lebih rumit lebih

mungkin mengakibatkan salah jika dibandingkan dengan

perhitungan yang sederhana. Faktor ekstern juga

mempengaruhi risiko bawaan. Sebagai contoh,

perkembangan teknologi mungkin meyebabkan produk

tertentu menjadi usang, sehingga mengakibatkan sediaan

cenderung dilaporkan lebih besar.

(2) risiko pengendalian, Risiko pengendalian adalah

risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi

yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat

waktu oleh pengendalian intern entitas. Sebagai contoh,

pengendalian intern mungkin menjadi tidak efektif

karena kelalaian manusia akibat ceroboh atau bosan atau

karena adanya kolusi diantara personel pelaksananya.

Page 17: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

17

(3) risiko deteksi, Risiko deteksi adalah risiko sebagai

akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material

yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi dapat

dihitung melalui tahap-tahap berikut ini:

a. Menetepkan risiko audit, risiko bawaan, dan risiko

pengendalian secara individual berdasarkan

pertimbangan profesional auditor.

b. Melakukan penghitungan risiko deteksi.

6. Memahami Struktur Pengendalian Intern dan Menetapkan

Risiko Pengendalian

Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur

yang di tetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai

bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat di capai.

Struktur Pengendalian intern satuan usaha terdiri dari tiga unsur:

1)Lingkungan pengendalian, 2) Sistem akuntansi, 3) Prosedur

pengendalian.

Jika struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah,

maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan

ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagiakuntan

publik, hal tersebut menimbulkan resiko yang besar,dalam arti

risiko untuk memberikan opini yang tidak sesuaidengan

kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan

pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti

yang mendukung pendapat yang di berikannya.

Langkah pertama dalam memahami pengendalian intern

klien adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern

yang berlaku. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian

terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan

kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut. Jika

auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien di

Page 18: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

18

bidang tertentu adalah  kuat, maka ia akan mempercayai

informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu ia akan

mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang

bersangkutan dengan bidang tersebut. Untuk mendukung

keyakinannya atas efektivitas pengendalian intern tersebut,

auditor melakukan pengujian pengendalian (test of control).

7. Mengembangkan program audit dan rencana audit.

Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat

maka auditor harus melakukan wawancara, melakukan

pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-bukti. Guna

mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun

program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-

prosedur audit bagi setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan

juga merupakan suatu alat pengendalian dimana pemeriksa dapat

menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran dan jadwal yang

telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3)

menyatakan bahwa: “Dalam perencanaan auditnya, auditor harus

mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus

dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara

tertulis. Program audit membantu auditor dalam memberikan

perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus

dilakukan. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat

bervariasi”.

Page 19: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

19

2.4 Prosedur Pemeriksaan

Prosedur Audit Prosedur audit adalah metode atau teknik yang

digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan

bukti yang mencukupi dan kompeten.

1. Jenis – Jenis Prosedur Audit

Prosedur Analitis Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan

membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis

mengahsilkan bukti analitis.

Menginspeksi Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau

pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau

pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini

auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.

Mengkonfirmasi adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang

memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari

sumber independent dari luar perusahaan.

Mengajukan pertanyaan Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun

tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada

perusahaan klien atau pada pihak luar.

Menghitung Penerapan prosedur menghitung yang paling umum

dilakukan adalah

1. Melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud

2. Menghitung dokumen bernomor tercetak Tindaka yang

pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari

jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan

cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang

berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi.

Menelusur Yang biasa dilakukan adalah :

1. Memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi

2. Menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah

dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.

Mencocokkan ke dokumen Kegiatannya meliputi :

Page 20: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

20

1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi

2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar

pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan

ketelitian transaksi yang dicatat.

Mengamati Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe

transaksi.

Melakukan ulang Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa

aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa

proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan

kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.

Teknik audit berbantu computer Penggolongan prosedur audit

Prosedur untuk mendapatkan pemahaman

Pengajuan pengendalian

Pengujian subtantif Terdiri dari

1. prosedur analitis.

2. pengujian detil transaksi

3. pengujian detil saldo-saldo

2. Contoh-contoh Prosedur Audit

Contoh-contoh yang sangat luas tetang bagaimana setiap prosedur

audit ini digunakan oleh para auditor dalam konteks mengaudit siklus

transaksi spesifik san saldo akun terkait.

Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit :

1. Prosedur Analitis

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan

di antara data. Prosedur ini meliputi:

Perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;

Analisis vertikal atau laporan persentase;

Perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau

anggaran; serta

penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

Page 21: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

21

Analisis regresi dapat melibatkan penggunaan data nonkeuangan

(seperti data jumlah karyawan) maupun data keuangan.Prosedur analitis

seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari

operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang

menggerakkan bisnis dengan hasil keuangan terkait. Prosedur analitis

umumnya digunakan dalam pendekatan top-down untuk

mengembangkan harapan atas akun laporan keuangan dan untuk menilai

kelayakan laporan keuangan dalam konteks tersebut.

2. Inspeksi

Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan,

serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara

luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan

dan mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-down. Dengan

melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan

persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian

bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor

seringkali mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks

pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas. Sebagai

contoh, pada saat auditor memeriksa kontrak sewa guna usaha, ia

melakukan verifikasi kesesuaian akuntansi yang digunakan untuk sewa

guna usaha, mengevaluasi bagaimana sewa guna usaha ini berpengaruh

pada kegiatan pembiayaan dan investasi entitas, dan akhirnya

mempertimbangkan bagaimana sewa guna usaha ini dapat mempengaruhi

kemampuan entitas untuk menambah penghasilan dan bagaimana

pengaruh transaksi ini atas struktur biaya tetap entitas.

Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading),

dan memeriksa (examining) adalah sinonim dengan menginspeksi

dokumen dan catatan. Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan

untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan demikian melalui

inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat

Page 22: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

22

mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item yang dipertanyakan.

Bentuk lain dari inspeksi adalah scanning atau memeriksa secara tepat

dan tidak terlampau teliti dokumen dan catatan.

Memeriksa sumber daya berwujud memungkinkan auditor dapat

mengetahui secara langsung keberadaan dan kondisi fisik sumber daya

tersebut. Dengan demikian, inspeksi juga memberikan cara untuk

mengevaluasi bukti fisik.

3. Konfirmasi

Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang

memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari

sumber independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim,

klien membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun

auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut.

Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan

kepada penerima untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung

kepada auditor. Konfirmasi menyediakan bukti bottom-up penting dan

digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan

berasal dari sumber yang independen.

4. Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan

atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya

ditujukan kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa

pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur

analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan

persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung

meminta keterangan pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan

langsung kepada penasehat hokum klien tentang kemungkinan hasil

litigasi. Hasil permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti

dalam bentuk representasi tertulis.

Page 23: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

23

5. Perhitungan

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah (1)

perhitungan fisik sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan

persediaan yang ada, dan (2) akuntansi seluruh dokumen dengan nomor

urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk

mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua

dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi

pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang objektif tentang

kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan

bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk

memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks

ekonomi dari prosedur perhitungan.

6. Penelusuran

Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai

penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat

transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang

diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam

catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini

berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri

kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena proesdur

ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen

sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data

ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa

penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya (understatement)

dalam catatan akuntansi.

7. Pemeriksaan Bukti Pendukung

Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi (1) pemilihan

ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta

memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal

Page 24: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

24

tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.

Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang

digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk

mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari

yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.

8. Pengamatan

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan

menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat

berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas,

untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang

diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan

terutama penting untunk memperoleh pemahaman atas pengendalian

internal. Auditor juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan

klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan.

Pengamatan yanf terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan

antara mengamati dan menginspeksi.

9. Pelaksanaan Ulang

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang

(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien.

Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual

dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per

unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung

dan rekonsiliasi. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan ulang

pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk

menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada

saat transaksi tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan

bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat

terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit

tersebut.

Page 25: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

25

10. Teknik Audit Berbantuan Komputer

Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media

elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan

computer (computer-asssited audit techniques/CAAT) untuk membantu

melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer

untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan

dalam prosedur analitis.

Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.

Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa

semua dokumen yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.

Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk

disesuaikan (seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan

master file yang memuat harga-harga yang telah disahkan)

Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan

apakah aspek komputer dari pengendalian intern telah berfungsi.

Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan

buku besar pembantu piutang usaha atau file persediaan.

Page 26: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

26

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Audit atau pemeriksaan adalah proses sistematis yang dilakukan oleh

orang-orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan

mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Suatu Pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dg tujuan untuk dapat memberikan opini mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran

ditujukan pada pencarian bahanpembuktian keuangan sesuai dengan

laporan keuangan, karena obyek audit adalah data-data akuntansi,maka

auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi.Tujuan umum

audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai suatu

tujuan, dima auditor perlu menghimpun bukti kompoten yang cukup,

auditor perlu mengindentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun dan

bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.

4.2 Saran

Kepada para pembaca makalah ini disarankan lebih banyak

membaca ataupun mencari tahu tentang proses audit. Karena mengetahui

proses audit merupakan bagian terpenting dari bagi calon Auditor.

Bila terjadi kesalahan dalam makalah ini mohon di maklumi

dikarenakan penulis juga dalam pembelajaran.

Page 27: · Web viewPelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang ... pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang ... Analisis regresi

27

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit

http://www.kompasiana.com/linasusan/audit-responsibilities-and-objective-

tanggung-jawab-dan-tujuan-audit_563a58643dafbdae0b47897f

https://tryusnita.wordpress.com/2008/07/03/chapter-8-perencanaan-audit-

prosedur-analitis/

SUMBER:  Alvin A. Arens, Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. “Auditing

and Assurance Services: An Integrated Approach”. Pearson Prentice Hall

https://www.academia.edu/7662799/

BAB_8_PERENCANAAN_AUDIT_DAN_PROSEDUR_ANALITIS

http://moniqae.blogspot.co.id/2013/03/prosedur-audit.html