dokter gigi keluarga revisi

19
DOKTER GIGI KELUARGA 1. Pendahuluan Pada saat ini masih banyak masyarakat yang datang ke dokter gigi saat sudah mengeluhkan kesakitan terhadap gigi atau rongga mulutnya. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang perjalanan sakitnya sering tidak disadari dan baru diketahui saat penyakit sudah dalam tahap lanjut. Bila dokter gigi hanya memberikan pelayanan dasar atas keluhan pasien atau hanya menunggu rujukan dari tenaga medis lain, maka penyakit sudah dalam tahap lanjut tersebut penanggulangan menjadi lebih kompleks, dan menjadi kurang efektif dan efisien baik dari segi biaya, segi waktu, maupun dari segi tahap perawatan. Sehingga konsep dokter gigi pada saat ini mulai dikembangkan. Dokter gigi keluarga adalah merupakan dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individu–individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes No.1415/Menkes/SK/X/2005). Oleh karena itu, seorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dengan beberapa pendekatan. Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni: 1) Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang diderita oleh masyarakat.

Upload: lisna-k-rezky

Post on 19-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

contoh laporan dogikel

TRANSCRIPT

DOKTER GIGI KELUARGA1. PendahuluanPada saat ini masih banyak masyarakat yang datang ke dokter gigi saat sudah mengeluhkan kesakitan terhadap gigi atau rongga mulutnya. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang perjalanan sakitnya sering tidak disadari dan baru diketahui saat penyakit sudah dalam tahap lanjut. Bila dokter gigi hanya memberikan pelayanan dasar atas keluhan pasien atau hanya menunggu rujukan dari tenaga medis lain, maka penyakit sudah dalam tahap lanjut tersebut penanggulangan menjadi lebih kompleks, dan menjadi kurang efektif dan efisien baik dari segi biaya, segi waktu, maupun dari segi tahap perawatan. Sehingga konsep dokter gigi pada saat ini mulai dikembangkan.Dokter gigi keluarga adalah merupakan dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individuindividu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes No.1415/Menkes/SK/X/2005). Oleh karena itu, seorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dengan beberapa pendekatan. Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni:1) Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang diderita oleh masyarakat.2) Pendekatan pragmatis, yaitu identifikasi kesadaran masyarakat yang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan untuk datang ke pelayanan kesehatan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.3) Pendekatan politis yaitu identifikasi masalah yang diukur atas dasar pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

2. Identifikasi Permasalahan Kesehatan Gigi MasyarakatProses Identifikasi MasalahProses identifikasi masalah dapat dilakukan dengan 3 cara. Dari 3 cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, maka proses yang telah dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut:a. Pendekatan pragmatis merupakan identifikasi yang berupa gambaran upaya masyarakat untuk memperolehpengobatan. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah mengamati dan mengambil data kunjungan masyarakat ke suatu pelayanan kesehatan gigi. Data diambil dari kunjungan BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta pada tahun 2012, data tersebut adalah sebagai berikut:Tabel 31. Kunjungan Poli GigiKunjungan Poli Gigi

Kunjungan baru3394

Kunjungan lama1621

Tabel 32. Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Dan MulutPelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Dan Mulut

No. Kunjungan KasusJumlah

1 Pencabutan gigi susu607

2 Pencabutan gigi tetap1050

3 Penambalan gigi susu90

4 Penambalan gigi tetap829

5 Penambalan gigi sementara674

6 Pengobatan gigi dan jaringan mulut1362

7 Scalling647

8 Perawatan lain-lain783

9 Pasien gigi yang dirujuk179

Tabel 33. Data Penyakit di BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2012No.DiagnosaTotal

1Karies gigi 1115

2Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 3121

3Penyakit gusi dan jaringan periodontal1044

4Kelainan dentofasial531

5Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya391

Tabel 34. Kunjungan Pembinaan UKGS dan UKGMD Tahun 2012 Kunjungan Pembinaan UKGS dan UKGMD Tahun 2012

SD dengan UKGS18

Anak usia sekolah yang berkunjung ke BP Gigi456

Posyandu dengan UKGMD37

Kunjungan ibu hamil cakupan UKGMD ke BP. Gigi352

Kunjungan balita dan pra-sekolah cakupan UKGMD ke BP. Gigi301

Jumlah penduduk desa binaan UKGMD30.276

Jumlah penduduk desa binaan UKGMD ke BP.Gigi5015

Tabel 35. Data DMF-T Sekolah Dasar Binaan Puskesmas Jetis Kota YogyakartaNONama SDStatus Karies GigiRTI (%)PTI (%)

DMFDMF-T

1SD Tarakanita 11300131000

2SD Tarakanita 21200121000

3SD Negeri Bumijo40041000

4SD Negeri Vidya Casana 60061000

5SD Negeri Badran1400141000

6SD Negeri Kyai Modjo 3800381000

7SD Negeri Jetisharjo I dan II20012195,24,8

8SD Negeri Jetis I40041000

9SD Negeri Jetis II80081000

10SD Negeri Cokrokusuman60061000

11SD Tamansiswa1500151000

12SD Negeri Gondolayu2100211000

13SD Bhinneka Tunggal Ika1100111000

14SD Budya Wacana I1400141000

15SD Budya Wacana II1600161000

16SD Bopkri1700171000

17SD Kanisius Gowongan1400141000

18SD Muhammadiyah Sapen201366,733,3

Berdasarkan data di atas, dapat diambil 3 besar penyakit, yaitu penyakit pulpa dan jarigan periapikal, karies gigi, dan penyakit gusi yang merupakan permasalahan utama keluhan gigi dan mulut masyarakat.

3. Menetapkan Prioritas MasalahPenentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode matrik yang secara umum dibedakan 3 macam, yaitu:a. Pentingnya masalah, ukuran pentingnya masalah antara lain:1) P (prevalence): besarnya masalah2) S (severity): akibat yang ditimbulkan masalah3) RI (rate of increaseI) : kenaikan besarnya masalah4) DU (degree of unmeet need): derajat keinginan masalah yang tak terpenuhi5) SB (social benefit): keuntungan sosial karena selesainya masalah6) PB (public concern): rasa prihatin masyarakat terhadap masalah7) PC (political climate): suasana politik

b. Kelayakan teknologi (T) Technical feasibiliy yang tinggi makin prioritas, maka menunjuk penguasaan iptek yang sesuai c. Sumber daya yang tersedia (R) Resources availability, terdiri dari tenaga (man), dana (money) dan sarana (material)Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1-5 yang artinya nilai 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting). Berdasarkan data sekunder yang didapat, maka berikut disajikan analisis masalah kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta adalah:Tabel 36. Analisis Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas JetisDaftar MasalahITRI x T x R

PSRIDUSBPBPC

Angka pencabutan gigi lebih tinggi dibandingkan penambalan gigi55432423343200

Kunjungan penduduk cakupan UKGS dan UKGMD masih sedikit53334423451840

Kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal55325223327000

Penyakit karies gigi 55434423386400

Kasus penyakit gusi dan jaringan periodontal43335333229160

Kelainan dentofasial33434323323328

Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya43234323315552

Kesimpulan dari matrik penetapan masalah di atas adalah prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta adalah penyakit karies gigi.

4. Menetapkan Prioritas Jalan KeluarBerdasarkan penentuan prioritas masalah yang telah dijabarkan di atas, maka penyakit pulpa dan jarigan keras gigi dapat disebabkan pola gaya hidup diet masyarakat dan infeksi bakteri menjadi masalah prioritas dan ditentukan prioritas jalan keluar. Untuk menentukan prioritas jalan keluar, maka dapat ditentukan melalui tabel sebagai berikut:Tabel 37. Prioritas Masalah dan Alternatif Jalan KeluarNo.Prioritas MasalahPenyebabAlternatif Jalan Keluar

1.Penyakit karies gigia. Substrat (pola diet makanan yang tinggi karbohidrat/ zat gula yang menghasilkan asam yang merusak lapisan gigi).b. Waktu (pola menyikat gigi masyarakat diketahui bahwa frekuensi rendah, jarak antara selesai konsumsi makanan dengan menyikat gigi cukup lama).c. Mikroorganisme mulut (flora normal di dalam mulut apabila terganggu keseimbangannya akan bereaksi pathologis terhadap rongga mulut. Semakin banyak bakteri, semakin banyak produk bakteri yang akan dihasilkan dan merusak jaringan keras dan lunak di rongga mulut). d. Bentuk anatomi gigi (anatomi gigi yang memiliki ceruk-ceruk yang dalam dan tidak beraturan, strategis sebagai tempat penumpukkan sisa makanan dan sulit dijangkau dalam proses pembersihan gigi )a. Edukasi tentang pola diet makanan.b. Edukasi tentang pola menyikat gigi.c. Berkumur dengan obat kumurd. Penambalan gigi, TAF/ Fissure sealant.

Berdasarkan tabel penentuan alternatif jalan keluar di atas, maka dapat ditentukan prioritas alternatif jalan keluar yang dilakukan melalui tabel berikut:Tabel 38. Prioritas Jalan KeluarNo.Daftar Alternatif Jalan KeluarEfektivitasEfisiensiJumlah

M x I x V

MIVCC

1Edukasi diet makanan234212,0

2Edukasi pola menyikat gigi344316,0

3Berkumur dengan obat kumur43246,0

4Penumpatan gigi, TAF/ Fissure sealant23234,0

Keterangan:M : magnitute (besarnya masalah yang dapat diatasi)I : importancy (pentingnya kelanggengan hasil)V : vulnerability (sensitifitas masalah/kemampuan melenyapkan masalah)C : cost (biaya)Dari tabel alternatif jalan keluar dan tabel prioritas jalan keluar di atas, maka program yang diharapkan menyelesaikan permasalahan yaitu mengadakan penyuluhan tentang pola menyikat gigi di sekolah, posyandu, balai desa, PKK dan tempat-tempat strategis lain.

5. Penyusunan Programa. Tahap PerencanaanTahap perencanaan program mengadakan penyuluhan tentang pola diet di sekolah, posyandu, balai desa, PKK dan tempat-tempat strategis lain pada masyarakat meliputi materi-materi edukasi dan penyuluhan, penentuan target, serta indikator pencapaian program. Hal ini dilakukan agar program dapat berjalan dengan baik dan dapat dievaluasi. Berikut hal-hal yang terkait dengan tahap perencanaan:1) Materi edukasi dan penyuluhan adalah pola menyikat gigi (menjelaskan tujuan menyikat gigi, waktu-waktu yang tepat untuk menyikat gigi, memperagakan dan menjelaskan cara menyikat gigi yang benar riwayat perjalanan penyakit gigi dan mulut), menggambarkan beberapa jenis penyakit rongga mulut dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penyakit gigi dan mulut. Penyampaian edukasi dan penyuluhan dapat menggunakan model dan gambar/video yang dapat menarik perhatian masyarakat, serta pembuatan poster.2) Target yang akan didapatkan adalah peserta posyandu (Ibu hamil dan menyusui, anak-anak, lansia), siswa TK, SD, dan SMP binaan melalui UKGS, PKK, dan perkumpulan/paguyuban masyarakat.b. Indikator yang berusaha dicapai adalah jumlah penurunan perawatan kuratif (sebagai contoh perawatan tumpatan gigi) dan peningkatan perawatan promotif dan preventif sesuai dengan indikator yang ditetapkan dinas kesehatan pemerintah Sleman yaitu : 1. Pembinaan Kesehatan gigi tingkat SD/MI = 100%2. Pembinaan kesehatan gigi tingkat TK =78%3. Indikator rata-rata kunjungan pasien perhari minimal 9 orang. c. Tahap Pengorganisasian pembiayaan dan PelaksanaanTahap pengorganisasian dalam pelaksanaan program kesehatan meliputi penentuan SDM (penanggung jawab, pelaksana dan pengawas program), pembagian tugas, serta rekapitulasi kebutuhan oleh pelaksana. Pelaksanaan program pada kegiatan ini tidak hanya melibatkan dokter gigi dan perawat gigi. Pembagian tugas yang dilakukan adalah:1) Dokter Gigi dan Perawat Gigia) Mengkaji masalah kesehatan gigi masyarakat dengan melakukan pengumpulan data, analisa masalah dan perumusan masalah serta prioritas masalah.b) Melaksanakan prioritas program yang telah direncanakan (edukasi)c) Melakukan rekapitulasi kebutuhan alat dan bahand) Bertanggungjawab terhadap penilaian dan pemantauan hasil kegiatanTarget pencapaian adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan wawasan mengenai kesehatan gigi dan mulut, dan hal ini dipantau dengan melihat dari aspek kunjungan perbulan ke BP gigi untuk upaya preventif seperti jenis perawatan gigi geligi untuk pencegahan gigi berlubang pada anak-anak, penurunan angka DMF-T dari data sebelumnya.e) Pencatatan dan pelaporan2) Ahli Gizi/Petugas Posyandua) Berperan sebagai penyuluh/tenaga promosi kesehatan terutama bidang gizi dan diet makananb) Membantu pencatatan masalah kesehatan gigi di tempatnya bertugas (posyandu, pusling, pustu)3) Kader Kesehatana) Berperan sebagai motivator pembimbing, pengajar dan pelatih dalam meningkatkan derajat pengetahuan kesehatan gigib) Memonitor sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan gigiTabel 39. Biaya yang digunakan untuk penyuluhanNoAlat dan BahanBanyaknyaHarga SatuanJumlah

1Model gigi1Rp50.000Rp50.000

2Poster 3Rp10.000Rp30.000

3Lembar DMF-T200Rp100Rp20.000

4Konsumsi 5Rp6.000Rp30.000

5Bahan-bahan (kapas, alcohol, handscoon, bahan tumpatan dan fissure sealant)5Rp120.000Rp600.000

7Gaji kader3Rp50.000Rp150.000

TotalRp880.000

Pembiayaan dari program ini bersumber dari dana operasional dokter gigi keluarga yang disisihkan, yang diberikan BAPEL setiap bulannya dan sebagaimana dari pihak sekolah maupun warga

Tabel 40. Target Kunjungan Masyarakat Kegiatan Penyuluhan3 Bulan Pertama3 Bulan Kedua3 Bulan Ketiga

Jumlah Masyarakat yang Mengikuti Program3000600010000

Target Kunjungan Masyarakat yang Mengikuti Program250050009000

Jumlah Kunjungan Masyarakat yang Mengikuti Program200040007000

6. PembiayaanSistem pembiayaan yang digunakan adalah manage care. Sistem manage careadalah sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis dokter gigi keluargayang menerapkan manajemen pengendalian utilisasi dan biaya tanpa meninggalkan mutu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.Manage care mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a) Ada kontrak dengan penyelengara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang komprehensif termasuk promosi dan preventif.b) Pembayaran kepada provider dengan sistem pembayaran prospektif termasuk kapitasi.c) Pembayaran premi PMPM sudah ditentukan sebelumnya.d) Adanya kendali utilisasi dan mutu.e) Adanya insentif financial bagi pasien untuk memanfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk.f) Adanya resiko financial bagi dokter/ RS.Pembiayaan kesehatan yang akan diaplikasikan untuk konsep dokter gigi keluarga adalah pembayaran dengan cara prospektif yaitu sistem pembayaran kepada PPK strata 1 dalam jumlah yang ditetapkan sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Kapitasi merupakan satu bentuk sistem pembayaran dengan komponen penghitungannya meliputi jenis pelayanan kesehatan, unit cost dan utilisasi.

Badan pembinaBapelPPK PesertaKapitasiIuran Yankes

Bagan 39. Alur sistem asuransi Manage Care

Konsep dokter gigi keluarga akan diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta dengan wilayah kerja berpenduduk 28.577 jiwa penduduk. Data yang akan digunakan untuk menghitung utilisasi ini adalah data kunjungan BP. Gigi di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012. Pelayanan yang diselenggarakan oleh bapel adalah pelayanan dasar gigi dan mulut pada PPK strata 1. Data kunjungan yang akan digunakan sebagai manage care adalah sebagai berikut:Tabel 41. Perawatan yang diberikan di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2012NOPerawatan yang diberikanJumlah

1Pencabutan gigi tetap1050

2Pencabutan gigi sulung607

3Tumpatan gigi tetap829

4Tumpatan gigi sementara674

5Pengobatan gigi dan jaringan mulut1362

Dari tabel diatas diketahui jumlah pelayanan dalam 1 tahun untuk pencabutan gigi tetap 1050 orang, pencabutan gigi sulung 607 orang, tumpatan gigi tetap 829 orang, tumpatan sementara 674 orang, pengobatan gigi dan jaringan mulut 1362 orang. Peserta berjumlah 28.577 penduduk. Data yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan Desember tahun 2012 dengan total 387 kunjungan. Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelaksana adalah pelayanan dasar gigi dan mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK), pencabutan gigi dewasa, pencabutan gigi anak, dan konsultasi. Berdasarkan data, maka dapat diketahui utilisasi pada bulan Desember 2012 di BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yang dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut:Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui utilisasi yang dinyatakan dalam presentase adalah sebagai berikut:a. Jumlah pasien cabut gigi tetap 105 orang105/28.577 x 100% = 0,37 % b. Jumlah pasien pencabutan gigi sulung 45 orang45/28.577 x 100% = 0,16 %c. Jumlah pasien tumpatan gigi tetap 98 orang98/28.577 x 100% = 0,34 %d. Jumlah pasien tumpatan sementara 63 orang63/28.577 x 100 % = 0,22 %e. Pengobatan gigi dan jaringan mulut 76 orang76/28.577 x 100 % = 0,27 %

Setelah diketahui utilisasi maka dilakukan perhitungan unit cost berdasarkan praktek dokter gigi pribadi.Perhitungan biaya Total biaya = Fixed Cost + SemiVariable Cost + variable cost + Jasa Medik Jasa medis = Tergantung jenis perawatan (Rp. 25.000 - Rp.50.000).1) Tumpatan gigi permanenTotal biaya = Rp 10302 + Rp 28343 + Rp 21250.0 + 30 % total biayaTotal biaya = Rp 85564 Rp 86.0002) Tumpatan gigi sementaraTotal biaya = Rp 10302 + Rp 7161+ Rp 21250.0 + 30 % total biayaTotal biaya = Rp 55304 Rp 55.5003) Pencabutan gigi permanenTotal biaya = Rp 10302 + Rp 11.827 + Rp 21250.0 + 30 % total biayaTotal biaya = Rp 61970 Rp 62.0004) Pencabutan gigi deciduiTotal biaya = Rp 10302 + Rp 3330 + Rp 21250.0 + 30 % total biayaTotal biaya = Rp 49831.4 Rp 50.000

5) PengobatanTotal biaya = Rp 10302 + Rp 1987 + Rp 21250.0 + 30 % total biayaTotal biaya = Rp 47913 Rp 48.000Berikut adalah perhitungan pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi :Tabel 42. Perhitungan Pembiayaan KesehatanNoJenis PelayananUTILISASI (%)UNIT COST (Rp)KAPITASI

1Cabut gigi tetap0.3762000247.9

2Cabut gigi anak0.165000080

3Tumpatan gigi tetap0.3486000340

4Tumpatan sementara0.2255500132

5Pengobatan0.2748000129.6

Total PPK 1Rp 930

Dari perhitungan kapitasi diatas dengan pelayanan PPK I maka didapatkan yang setiap bulan harus dibayarkan Bapel kepada dokter gigi keluarga adalah Rp. 930 per peserta perbulan. Jumlah peserta dari 28.577 jiwa, maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp 930 x 28.577 jiwa = Rp 26.576.610,-