dosen : agus tri basuki, se., m.si. · pdf filevariabel dependen dalam penelitian ini adalah...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN
DEVISA DI INDONESIA (1986-2015)
Ega Wiguna1
Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax. 0274‐387656 psw 184, 387646. E‐mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia baik secara simultan maupun parsial
pada periode 1986-2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 data yang akan
dijadikan sebagai objek penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
cadangan devisa Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah ekspor, dan
utang luar negeri. Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, peneliti melakukan pengujian analisis regresi linier berganda juga
melakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat
diketahui bahwa secara simultan Ekspor dan Utang Luar Negeri berpengaruh
signifikan terhadap Cadangan Devisa di Indonesia. Selanjutnya secara parsial, Ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Utang Luar
Negeri juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia.
Kata Kunci : ekspor, utang luar negeri, cadangan devisa
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana negara Indonesia
tidak akan lepas dari putaran roda kegiatan perekonomian internasional yang penuh
dengan dinamika. Selain itu, Indonesia terus melakukan pembangunan di segala
bidang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber pendanaan
penting yang digunakan Indonesia untuk ikut andil dalam putaran roda kegiatan
ekononi internasional, dan melaksanakan pembangunan adalah devisa.
Cadangan devisa mempunyai peranan penting dan merupakan indikator untuk
menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian suatu negara, selain itu dapat
menghindari krisis suatu negara dalam ekonomi dan keuangan (Priadi dan Sekar,
2008). Indonesia sendiri termasuk negara yang memiliki cadangan devisa relatif
1 Mahasiswa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
*Sudah Presentasi pada tangggal 6 Mei 2016
TUGAS MISI RISET Dosen : Agus Tri Basuki, SE., M.Si.
2
sedikit, sehingga menyebabkan Indonesia tidak mampu melakukan pembayaran
internasional dan stabilisasi nilai tukar yang mengakibatkan terjadinya defisit neraca
pembayaran, dan anjloknya nilai tukar rupiah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa diantaranya adalah
ekspor, impor, nilai tukar rupiah/kurs, tingkat inflasi, dan utang luar negeri. Hubungan
ekspor terhadap cadangan devisa adalah ketika melakukan kegiatan ekspor maka suatu
negara akan memperoleh berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa
disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan
negara. Sehingga apabila tingkat ekspor mengalami penurunan, maka akan diikuti
dengan ikut menurunnya cadangan devisa yang dimiliki. Begitupun sebaliknya apabila
tingkat ekspor mengalami kenaikan, maka akan diikuti dengan meningkatnya
cadangan devisa yang dimiliki.
Hubungan utang luar negeri terhadap cadangan devisa adalah dengan adanya
pinjaman luar negeri, neraca pinjaman luar negeri, neraca pembayaran secara
keseluruhan (overall balance) menjadi surplus, hal tersebut berarti devisa yang masuk
lebih besar daripada devisa yang keluar. Selain itu, apabila utang luar negeri
diinvestasikan secara produktif, maka akan menghasilkan tingkat pengembalian devisa
yang tinggi. Namun utang luar negeri akan menimbulkan masalah jika dana tersebut
tidak diinvestasikan secara produktif untuk kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
tingkat pengembalian devisa yang tinggi untuk menutupi pembayaran bunga. Krisis
utang dunia yang terjadi pada dekade 80-an menjadi bukti bahayanya pembiayaan
melalui utang luar negeri dimana banyak negara terpaksa menunda kewajiban
membayar utang (Weiss, 1995)
Maka, berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mencoba meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa Indonesia. Karena peneliti
berasumsi dengan ketergantungan negara Indonesia terhadap negara lain, maka
cadangan devisa sebagai salah satu indikator moneter berperan penting dalam
peningkatan dan percepatan pembangunan ekonomi. Sehingga perubahan yang terjadi
pada cadangan devisa Indonesia perlu mendapat perhatian dari pemerintah/otoritas
moneter agar kestabilan ekonomi tetap terjaga. Oleh karena itu, peneliti membatasi
variabel-variabel yang ditelitinya, dengan variabel terikat cadangan devisa serta
3
variabel bebasnya adalah ekspor dan utang luar negeri, dengan judul penelitian :
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia
(Peroiode 1986-2015)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti
adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia periode 1986
-2015?
2. Seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia
periode 1986 -2015?
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi variabel-variabel yang ditelitinya sebagai
berikut :
1. Untuk variabel dependen (Y) adalah cadangan devisa
2. Untuk variabel independennya adalah ekspor (X1) dan utang luar negeri (X2)
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa
Indonesia periode 1986-2015.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan
devisa Indonesia periode 1986-2015
4
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi tambahan tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode 1986-2015.
2. Dapat menambah kekhasan ilmu pengetahuan dan sumbangsih pemikiran dalam
ilmu ekonomi makro dan moneter.
3. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang mengadakan
penelitian dalam ruang lingkup yang sama.
4. Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
(1) Cadangan Devisa
Cadangan devisa atau foreign exchange reserves adalah simpanan mata uang
asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank
sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti
dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang
lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral
oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Rachbini (2000), cadangan devisa
adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa emas, uang kertas asing
dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri. Secara teoritis,
cadangan devisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai berikut: yaitu
likuid, dalam denominasi mata uang asing utama, di bawah kontrol otoritas moneter,
dan dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi internasional.
Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional sehingga
pertumbuhan dan besar kecilnya cadangan devisa merupakan sinyal bagi global
financial markets mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan creditworthiness suatu
negara. Besar kecilnya akumulasi cadangan devisa suatu negara biasanya ditentukan
oleh kegiatan perdagangan (ekspor dan impor) serta arus modal negara tersebut.
Secara teoritis, cadangan devisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai
berikut: (1) likuid, (2) dalam denominasi mata uang asing utama, (3) di bawah kontrol
5
otoritas moneter, dan (4) dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi
internasional. Cadangan devisa meliputi emas moneter (monetary gold), hak tarik
khusus (special drawing rights), posisi cadangan di IMF (reserve position in the fund),
cadangan dalam nvaluta asing (foreign exchange), dan tagihan lainnya (other claims).
a. Sumber-sumber Devisa
Sumber-sumber devisa antara lain : (1) pinjaman/hutang luar negeri, (2) hadiah,
bantuan atau sumbangan luar negeri, (3) penerimaan deviden atau jasa serta bunga dari
luar negeri, (4) hasil ekspor barang dan jasa, (5) kiriman valuta asing dari luar negeri,
(6) wisatawan yang belanja di dalam negeri, (7) pungutan bea masuk.
b. Peranan Cadangan Devisa
Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar utang luar negeri,
dimana pengelolaannya dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan UU No.23 Tahun
1999 pasal 13. Sedangkan Menurut Bank Dunia, peranan cadangan devisa adalah :
1. Untuk melindungi negara dari gangguan eksternal. Krisis keuangan pada akhir
1990-an membuat para pembuat kebijakan memperbaiki pandangannya atas nilai
dari cadangan devisa sebagai proteksi dalam melindungi dari krisis mata uang.
2. Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan
kredit dan kredibilitas kebijakan secara umum,sehingga negara dengan tingkat
cadangan devisa yang cukup dapat mencari pinjaman dengan kondisi yang lebih
nyaman.
3. Kebutuhan likuiditas untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar. Posisi
cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi
kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika cadangan
devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal
itu dianggap rawan. Tipisnya persedian valuta asing suatu negara dapat
menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja
negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya
dari luar negeri, tetapi juga bisa menurunkan kredibilitas, sehingga posisi
cadangan devisa terus menipis dan semakin tipis. Menghadapi keadaan demikian,
6
akhirnya pemerintah negara yang bersangkutan terpaksa melakukan kebijakan
devaluasi.
Cadangan devisa suatu negara dipengaruhi oleh transaksi berjalan dan impor.
Perkembangan transaksi berjalan suatu negara perlu diwaspadai dengan cermat, karena
defisit transaksi berjalan yang berjalan yang berlangsung dalam jangka panjang dapat
menekan cadangan devisa. Oleh karena itu defisit transaksi berjalan sering kali
dipandang sebagai signal ketidakseimbangan makro ekonomi yang memerlukan
penyesuaian nilai tukar atau kebijakan makro ekonomi yang lebih ketat (Tambunan,
2004). Dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut :
Cdvt = ( Cdvt 1 + Tbt + Tmt )
Keterangan :
Cdvt : Cadangan devisa Tahun tertentu
Cdvt 1 : Cadangan devisa sebelumnya
Tbt : Transaksi berjalan
Tmt : Transaksi modal
(2) Ekspor
Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara
lainnya, terdiri dari barang berwujud dan jasa-jasa (transport, pinjaman dan investasi).
Menurut Michael Todaro (2000) ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional
yang memberi ransangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang
menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur
positif yang stabil dan lembaga sosial yang efesien. Menurut Mankiw (2006) ekspor
adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual di luar negeri.
Sedangkan menurut Statistik Perdagangan Indonesia, ekspor adalah perdagangan
dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku. Daerah pabean yang dimaksud adalah wilayah
Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara dialasnya
serta tempat-tempat tertentu di Zona Eksklusif dan Landas Kontinen yang didalamnya
berlaku Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabean.
7
Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting
dan melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industri lainnya
dan perekonomian (Meier,1996: 313). Kesimpulannya ekspor merupakan sumber
devisa ditambah perluasan pasar bagi produksi barang domestik dan perluasan tenaga
kerja. Peranan sektor ekspor antara lain :
1. Memperluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu, seperti yang
ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan
cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya
dalam pasar negeri yang sempit.
2. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-barang
dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikan
produktivitas.
3. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu
tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang
dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri,
misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang
rendah atau hubungan transportasi yang memadai.
Dengan demikian, selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim
keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri. Permintan efektif
yang merupakan harapan pemerintah dapat terpenuhi guna menunjukan kesejahteraan
bangsa. Sehingga secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri
dalam negeri untuk menggunakan faktor produksinya. Misalnya modal dan juga
menggunakan metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu
dapat bersaing di pasar Internasional.
(3) Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang
suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang
luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat
berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga
keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
8
Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang dilakukan karena berbagai
alasan yang rasional. Dalam alasan-alasan yang rasional itu ada muatan urgensi dan
ada pula muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya ialah utang dipilih
mungkin sebagai sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang
membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang
dianggap sebagai alternatif pembiayaan yang melalui berbagai hitungan teknis dan
ekonomis dianggap dapat memberikan keuntungan.
Utang luar negeri ini tergantung pada syarat-syarat pinjaman dari bantuan yang
bersangkutan, yakni menyangkut tingkat suku bunga (interest rate), dan masa
tenggang waktu baik (grace period) – jangka waktu yang tidak perlu dilakukan
pencicilan utang serta jangka waktu pelunasan utang (amortization period) – jangka
waktu dimana pokok utang harus dibayar lunas kembali secara cicilan.
Utang Luar Negeri merupakan konsekuensi biaya yang harus dibayar sebagai
akibat pengelolaan perekonomian yang tidak seimbang, ditambah lagi proses
pemulihan ekonomi yang tidak komprehensif dan konsisten. Pada masa krisis
ekonomi, utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah telah
meningkat drastis. Sehingga, pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri
yang baru untuk membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo.
Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebutakan dibayar melalui APBN RI
dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan
berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga
jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia.
2.2. Tinjauan Empiris
Studi empiris yang meneliti tentang cadangan devisa telah banyak dilakukan
baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan
variabel-variabel yang bervariatif. Variabel tersebut diantaranya : kredit domestik,
investasi asing langsung, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, inflasi, impor, ekspor,
dan utang luar negeri.
9
Walaupun dasar teori yang digunakan relatif sama, namun sebagian besar kesimpulan
tidak menunjukkan hasil yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Review Penelitian terdahulu (Theoritical Mapping)
Nama
Peneliti Tahun Judul
Variabel yang
digunakan Hasil yang diperoleh
Roro Tri
Ellies
Yulianti
Suryaningsih
2007 Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Cadangan Devisa
Variabel Dependen :
Cadangan devisa
Variabel Independen :
Ekspor, Impor,
Investasi asing
langsung, Utang luar
negeri.
Secara Simultan :
Ekspor, impor, investasi
asing langsung, dan utang
luar negeri berpengaruh
signifikan terhadap
cadangan devisa.
Secara Parsial :
Ekspor, impor, dan utang
laur negeri berpengaruh
signifikan terhadap
cadangan devisa, sedangkan
investasi asing langsung
tidak berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa.
Jumiartha R
Pinem
2009 Analisis Pengaruh
Ekspor, Impor, dan
Kurs Nilai Tukar
Rupiah Terhadap
Cadangan Devisa
Indonesia
Variabel Dependen :
Cadangan devisa
Variabel Independen :
Ekspor, Impor, kurs
Secara Simultan :
Ekspor, impor, dan kurs
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa
Secara Parsial :
Ekspor dan kurs
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa,
sedangkan impor tidak
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa.
I Putu
Kusuma
Juniantara
dan Made
Kembar Sri
Budhi
2012 Pengaruh Ekspor,
Impor, dan Kurs
Terhadap Cadangan
Devisa Indonesia
Periode 1990-2010
Variabel dependen :
Cadangan devisa
Variabel independen :
Ekspor, Impor, Kurs
Secara Simultan :
Ekspor, impor, dan kurs
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa
Secara Parsial :
Ekspor dan kurs
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa,
sedangkan impor tidak
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa.
10
Nama
Peneliti Tahun Judul
Variabel yang
digunakan Hasil yang diperoleh
Ida Bagus
Putu
Purnama
Putra
2013 Pengaruh Tingkat
Inflasi, Utang Luar
Negeri, dan Suku
Bunga Kredit
Terhadap Cadangan
Devisa Indonesia
Tahun 1996-2011
Variabel dependen :
Cadangan devisa
Variabel independen :
Tingkat Inflasi, Utang
Luar Negeri, Suku
Bunga Kredit.
Secara Simultan :
Tingkat inflasi, utang luar
negeri, dan suku bunga
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa
Secara Parsial :
Utang luar negeri dan suku
bunga kredit berpengaruh
signifikan terhadap
cadangan devisa, sedangkan
tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap
cadangan devisa.
Agustina
dan Reni
2014 Pengaruh Ekspor,
Impor, Nilai Tukar
Rupiah, dan Tingkat
Inflasi Terhadap
Cadangan Devisa
Indonesia
Variabel dependen:
Cadangan devisa
Variabel independen :
Ekspor, Impor, Nilai
Tukar Rupaih, Tingkat
Inflasi
Secara Simultan :
Ekspor, impor, nilai tukar
rupiah, dan tingkat inflasi
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa.
Secara Parsial :
Ekspor dan tingkat inflasi
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa,
sedangkan impor dan nilai
tukar rupiah tidak
berpengaruh terhadap
cadangan devisa.
Viki Lianda
Ramadhan,
Evi Susanti
Tasri, dan
Kasman
Karimi
2014 Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Cadangan Devisa
Indonesia Tahun
1984-2013
Variabel dependen:
Cadangan devisa
Variabel independen :
Nilai Tukar Rupaih,
Tingkat Inflasi,
Tingkat Suku Bunga
Secara Simultan :
Nilai tukar rupiah, tingkat
inflasi, tingkat suku bunga
berpengaruh signifikan
terhadap cadangan devisa.
Secara Parsial :
Kurs dan tingakat suku
bunga berpengaruh
signifikan terhadap
cadangan devisa sedangakan
tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap
cadangan devisa
11
2.3. Kerangka Berfikir
Kerangka Konsep yang dapat dibentuk dari penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Berfikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan diatas, maka hipotesis yang dapat
dibuat untuk penelitian ini adalah :
1) Diduga variabel ekspor mempunyai pengaruh positif terhadap cadangan devisa di
Indonesia
2) Diduga variabel utang luar negeri mempunyai pengaruh positif terhadap
cadangan devisa di Indonesia
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan
adalah data cadangan devisa, ekspor, dan utang luar negeri yang diperoleh dari Bank
Indonesia dan Badan Pusat Statistik periode 1986 sampai dengan 2015. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan
sampel yang mewakili populasi, di mana biasanya hanya digunakan jika populasi
kurang dari 100. Sehingga pada akhirnya diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 data.
3.2. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan oleh penulis unttuk menerangkan kerangka
dasar perhitungan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent
Ekspor (X1)
Utang Luar Negeri (X2)
Cadangan Devisa (Y)
12
didasarkan pada analisa regresi berganda dengan pengolahan data menggunakan
program E-views 7.0 Untuk menyederhanakan perhitungan dengan metode
ekonometrika, variabel dependent merupakan cadangan devisa dengan variabel (Y)
dan variabel independent adalah ekspor (X1), dan utang luar negeri (X2). Selanjutnya
akan dianalisa dengan cara sebagai berikut :
Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisa ini digunakan untuk membahas hubungan lebih dari dua variabel. Fungsi
persamaannya adalah : Y = f ( X1, X2) ............................................(1)
Dengan model persamaan sebagai berikut : Y = 𝛽0 + 𝛽1.𝑋1 + 𝛽2.𝑋2 + e .......(2)
Dimana :
𝛽0 = Konstanta
𝛽1 = Koefisien Ekspor
𝛽2 = Koefisien utang Luar Negeri
Y = Cadangan Devisa
X1 = Ekspor
X2 = Utang Luar Negeri
e = Error (Variabel Pengganggu)
Metode selanjutnya dilakukan pengujian Asumsi Klasik dan pengujian Statistik.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel dependen cadangan devisa (Y)
dengan variabel independen ekspor (X1) dan utang luar negeri (X2) diolah dengan
menggunakan bantuan program computer Eviews 7.0, dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS), yang ditampilkan pada tabel berikut :
13
Tabel 2. Hasil Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: CADDEV
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:40
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -14.12948 2.337222 -6.045417 0.0000
EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000
ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001
R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833
Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331
S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010
Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130
Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836
F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan Tabel 2 diatas, maka persamaan regresi linier berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Cadangan Devisa = -14,12948 + 0,400960*Ekspor + 0,175824*Utang Luar Negeri + e
β0 = -14,12948, artinya bahwa jika variabel ekspor dan utang luar negeri diasumsikan
cateris paribus (variabel independen dianggap konstan atau nol), maka nilai dari
cadangan devisa adalah sebesar -14.12948.
β1 = 0,400960, artinya bahwa setiap kenaikan ekspor sebesar 1 milyar USD, maka
cadangan devisa akan naik sebesar 0,400960 milyar USD dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan.
β2 = 0,175824, artinya bahwa setiap kenaikan utang luar negeri sebesar 1 milyar USD,
maka cadangan devisa akan naik sebesar 0,175824 milyar USD dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan.
14
4.2. Uji Statistik
(a) Koefisien Determinasi (R2)
Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai koefisien
determinasi (Adjusted 𝑅2) sebesar 0.971729, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik (goodness of fit). Nilai
koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa 97,17% variasi dari
cadangan devisa dapat dijelaskan oleh variabel ekspor dan utang luar negeri.
Sedangkan sisanya 2,83% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. (Lihat tabel 2)
(b) Uji- F
Uji-f digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara keseluruhan. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai
probabilitas signifikansi dari f-statistik yaitu 0,000000 (lihat tabel 2). Karena
probabilitas signifikansi f-statistik < 0,05 (0,000000 < 0,05), maka H0 ditolak dan H1
diterima, artinya ekspor dan utang luar negeri secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa.
(c) Uji- t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel bebas
terhadapvariabel terikat secara individual/parsial. Untuk mengetahui perngaruh
masing-masing variabel terhadap variabel dependen dapat dijelaskan dibawah ini :
1. Pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa
Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel ekspor
sebesar 0,0000 (lihat tabel 2). Karena nilai probabilitas variabel ekspor < 0,05, maka
H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap
cadangan devisa.
2. Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa
Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel utang
luar negeri sebesar 0,0001 (lihat tabel 2). Karena nilai probabilitas utang luar negeri <
0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel utang luar negeri
berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa.
15
4.3. Uji Asumsi Klasik
(a) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji
Jarque Bera dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih besar
dari derajat kesalahan α =5% (0,05), maka penelitian ini tidak ada permasalahan
normalitas atau dengan kata lain data tersebut adalah normal. Dan sebaliknya, bila
probabilitas < 0,05 maka dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Setelah
data di olah dengan menggunakan Eviews 7.0 maka terlihat hasilnya sebagai berikut :
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar tersebut dapat terlihat bahwasanya data tersebut
terdistribusi secara normal. Kita dapat melihatnya pada nilai probabilitas Jarque Bera
sebesar 0,576665 yang lebih besar dari derajat kesalahan yaitu sebesar 0,05 (0,576665
> 0,05).
(b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah
disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:82). Untuk
mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-15 -10 -5 0 5 10
Series: ResidualsSample 1986 2015Observations 30
Mean -7.11e-15Median 0.311732Maximum 11.48742Minimum -16.43689Std. Dev. 5.909241Skewness -0.362237Kurtosis 3.596597
Jarque-Bera 1.100986Probability 0.576665
16
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.726901 Prob. F(5,24) 0.0435
Obs*R-squared 10.86862 Prob. Chi-Square(5) 0.0540
Scaled explained SS 11.42968 Prob. Chi-Square(5) 0.0435
Dari data tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai prob. Obs*R Squared adalah
0,0540 lebih dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan model ini tidak mengandung
Heteroskedastisitas.
(c) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun
ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik durbin-
watson. Selain dengan menggunakan uji durbin-watson, untuk melihat ada tidaknya
masalah penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji lagrange multiplier (LM Test)
atau yang disebut uji breusch-godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas
Obs*R Squared dengan α = 5% (0,05). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Hasil Uji Lagrange Multiplier Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.071811 Prob. F(2,25) 0.3576
Obs*R-squared 2.369199 Prob. Chi-Square(2) 0.3059
Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared adalah
2,369199 dan nilai probabilitas adalah 0.3059 yang lebih besar dari α = 5 % (0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat masalah
autokorelasi.
17
(d) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
(korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model
regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi
parsial antar variabel independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena
multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel
independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar
variabel independen dengan variabel dependen (Gujarati, 2007:67). Setelah diolah
menggunakan aplikasi Eviews 7.0, maka terlihat hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Uji Multikolinearitas (Persamaan 1)
Dependent Variable: CADDEV
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:44
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -14.12948 2.337222 -6.045417 0.0000
EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000
ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001
R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833
Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331
S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010
Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130
Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836
F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565
Prob(F-statistic) 0.000000
18
Tabel 6. Uji Multikolinearitas (Persamaan 2)
Dependent Variable: EKSPOR
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:45
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -11.81455 8.539232 -1.383561 0.1774
ULN 0.698886 0.056335 12.40586 0.0000
R-squared 0.846074 Mean dependent var 80.26433
Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 57.92305
S.E. of regression 23.12745 Akaike info criterion 9.184258
Sum squared resid 14976.61 Schwarz criterion 9.277671
Log likelihood -135.7639 Hannan-Quinn criter. 9.214141
F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.557364
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 7. Uji Multikolinearitas (Persamaan 3)
Dependent Variable: ULN
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:45
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 34.58268 9.603702 3.600973 0.0012
EKSPOR 1.210604 0.097583 12.40586 0.0000
R-squared 0.846074 Mean dependent var 131.7510
Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 76.23412
S.E. of regression 30.43867 Akaike info criterion 9.733645
Sum squared resid 25942.35 Schwarz criterion 9.827058
Log likelihood -144.0047 Hannan-Quinn criter. 9.763529
F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.526289
Prob(F-statistic) 0.000000
19
Untuk persamaan (1) nilai R² adalah sebesar 0.971729 selanjutnya disebut R² 1
Untuk persamaan (2) nilai R² adalah sebesar 0.846074 selanjutnya disebut R² 2
Untuk persamaan (3) nilai R² adalah sebesar 0.846074 selanjutnya disebut R² 3
Hasil analisis output : menunjukkan bahwa R² 1 > R² 2, R² 3 maka dalam model
tidak ditemukan adanya multikolinearitas.
4.4. Pembahasan
a) Pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa
Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif signifikan
terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila ekspor di Indonesia
naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa di Indonesia. Hasil ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Roro Tri Ellies Yulianti Suryaningsih (2007),
Jumiartha R Pinem (2009), I Putu Kusuma Juniantara dan Made Kembar Sri Budhi
(2012), Agustina dan Reni (2014) dengan hasil ekspor berpengaruh positif terhadap
cadangan devisa. Sebagaimana dalam teori perdagangan internasional disebutkan
bahwa ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antar bangsa yang dapat
memberikan dorongan dan dinamika pertumbuhan perdagangan internasional,
sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai
kemajuan ekonomi setaraf dengan negara-negara maju yang salah satunya dapat
dilihat dari cadangan devisa yang besar dan terus meningkat.
Peningkatan ekspor dapat meningkatkan cadangan devisa di Indonesia, hal ini
terjadi karena ketika melakukan kegiatan ekspor maka suatu negara akan memperoleh
berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa,
yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara.
b) Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa
Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa utang luar negeri berpengaruh positif
signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila utang luar
negeri di Indonesia naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa di Indonesia.
Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Roro Tri Ellies Yulianti
20
Suryaningsih (2007), Ida Bagus Putu Purnama Putra (2013), dengan hasil utang luar
negeri berpengaruh positif terhadap cadangan devisa.
Hubungan positif tersebut maksudnya adalah dengan adanya pinjaman luar negeri,
neraca pinjaman luar negeri, neraca pembayaran secara keseluruhan (overall balance)
menjadi surplus, hal tersebut berarti devisa yang masuk lebih besar daripada devisa
yang keluar. Selain itu, apabila utang luar negeri diinvestasikan secara produktif, maka
akan menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara parsial atau uji-t variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan
terhadap cadangan devisa dengan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0.0000.
2. Secara parsial atau uji-t variabel utang luar negeri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap cadangan devisa dengan nilai probabilitas t-statistik sebesar
0.0001.
5.2. Saran
Dengan ditemukannya hubungan positif antara variabel ekspor dan utang luar
negeri terhadap cadangan devisa, maka pemerintah perlu melakukan kebijakan
promosi ekspor agar dapat menambah cadangan devisa Indonesia. Akan tetapi terkait
dengan utang luar negeri harus benar-benar dialokasikan atau digunakan untuk
kegiatan investasi produktif bukan malah digunakan tidak semestinya oleh pemerintah.
Karena jika dilihat dari koefisien utang luar negeri, itu menunjukkan bahwa utang luar
negeri belum memberikan kontribusi yang besar terhadap penambahan cadangan
devisa Indonesia. Maka diharapkan setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan
otoritas moneter, semuanya harus berpihak pada kesejahteraan rakyat sebagai prioritas
utama.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan
yang memadai dalam menambah referensi atau bahan untuk penelitian selanjutnya,
dan kalau bisa menambahkan variabel lain diluar model ini serta menambahkan
jumlah data atau sample yang digunakan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Agustina dan Reny., 2014, Pengaruh Ekspor, impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat
Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, Vol 4, No. 02, Penerbit STIE Mikroskil, Medan.
Badan Pusat Statistik, Perkembangan Ekspor dan Impor (1986-2015), Badan Pusat
Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, Perkembangan Utang Luar Negeri (1986-2015), Badan Pusat
Statistik, Jakarta.
Bank Indonesia, Perkembangan Besaran Moneter (Cadangan Devisa Tahun 1986-
2015), Bank Indonesia, Jakarta.
Gujarati, Damodar N., 2006, Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Juniantara, I. P. K. dan Sri Budhi, M. K., 2012, Pengaruh Ekspor, Impor dan Kurs
Terhadap Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, Vol 1, No. 1, Penerbit Universitas
Udayana, Bali.
Mankiw, N.Gregory., 2006, Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Meier, G.M., 1996, Dalam Juniartha R. Pinem (2009): Analisis Pengaruh Ekspor,
Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia, USU
Reposirtory
Pinem, J. R., 2009, Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Putra, I. B. P. P. dan Indrajaya, I. G. B., 2013, Pengaruh Tingkat Inflasi, Utang Luar
Negeri, dan Suku Bunga Kredit Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun
1996-2011, Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol 2, No. 11,
Penerbit Universitas Udayana, Bali.
Rachbini, D.J., 2000, Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia, Grasindo,
Jakarta
22
Ramadhan, V.L, Evi, Susanti, dan Kasman, K., 2014, Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia (1984-2013), Skripsi, Universitas
Bung Hatta, Sumatera Barat.
Salvatore, Dominick., 1997, Ekonomi Internasional Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Suryaningsih, R. T. E. Y., 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan
Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tambunan, Tulus TH., 2004, Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Ghalia
Indonesia, Bogor.
Tandjung, M., 2011, Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Todaro, Michael,P., 2000, Pembangunan Ekonom, Bumi Aksara, Jakarta.
Weiss, J., 1995, Economic Policy in Developing Countries: The Reform Agenda,
Prentice Hall Harvester Wheatsheaf, London.
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian
Tahun
Cadangan Devisa
(Miyar USD)
Ekspor
(Milyar USD)
ULN
(Miyar USD)
1986 5,3 14,81 17,24
1987 6,51 17,14 33,41
1988 6,19 19,22 32,13
1989 6,56 22,16 56,39
1990 8,66 25,68 58,24
1991 9,87 29,14 65,07
1992 11,61 33,97 69,94
1993 12,35 36,82 71,18
1994 13,16 40,05 88,37
1995 14,67 45,42 98,43
1996 19,13 49,81 96,71
1997 21,42 53,44 100,33
1998 23,76 48,85 122,03
1999 27,05 48,67 120,57
2000 29,39 62,12 110,93
2001 28 56,32 133,07
2002 32,04 57,16 131,34
2003 36,3 61,06 135,4
2004 36,32 71,58 137,02
2005 34,72 85,66 130,65
2006 42,59 100,8 128,74
2007 56,92 114,1 136,64
2008 51,64 137,02 155,08
2009 66,1 116,51 172,87
2010 96,21 157,78 202,41
2011 110,12 203,5 225,38
2012 112,78 190,02 252,36
2013 99,39 182,55 266,11
2014 111,86 176,29 293,77
2015 105,93 150,28 310,72
Sumber Bank Indonesia (bi.go.id) BPS (bps.go.id) BPS (bps.go.id)
24
Lampiran 2. Hasil Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: CADDEV
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:40
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -14.12948 2.337222 -6.045417 0.0000
EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000
ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001
R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833
Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331
S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010
Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130
Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836
F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-15 -10 -5 0 5 10
Series: ResidualsSample 1986 2015Observations 30
Mean -7.11e-15Median 0.311732Maximum 11.48742Minimum -16.43689Std. Dev. 5.909241Skewness -0.362237Kurtosis 3.596597
Jarque-Bera 1.100986Probability 0.576665
25
Lampiran 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.726901 Prob. F(5,24) 0.0435
Obs*R-squared 10.86862 Prob. Chi-Square(5) 0.0540
Scaled explained SS 11.42968 Prob. Chi-Square(5) 0.0435
Lampiran 5. Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.071811 Prob. F(2,25) 0.3576
Obs*R-squared 2.369199 Prob. Chi-Square(2) 0.3059
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:43
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.279158 2.340360 -0.119280 0.9060
EKSPOR -0.014049 0.050902 -0.275996 0.7848
ULN 0.011139 0.038684 0.287934 0.7758
RESID(-1) 0.276054 0.205381 1.344105 0.1910
RESID(-2) 0.044759 0.203870 0.219548 0.8280
R-squared 0.078973 Mean dependent var -7.11E-15
Adjusted R-squared -0.068391 S.D. dependent var 5.909241
S.E. of regression 6.107969 Akaike info criterion 6.608078
Sum squared resid 932.6822 Schwarz criterion 6.841610
Log likelihood -94.12116 Hannan-Quinn criter. 6.682787
F-statistic 0.535905 Durbin-Watson stat 1.862599
Prob(F-statistic) 0.710619
26
Lampiran 6. Hasil Uji Multikolinearitas
Dependent Variable: CADDEV
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:44
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -14.12948 2.337222 -6.045417 0.0000
EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000
ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001
R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833
Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331
S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010
Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130
Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836
F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: EKSPOR
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:45
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -11.81455 8.539232 -1.383561 0.1774
ULN 0.698886 0.056335 12.40586 0.0000
R-squared 0.846074 Mean dependent var 80.26433
Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 57.92305
S.E. of regression 23.12745 Akaike info criterion 9.184258
Sum squared resid 14976.61 Schwarz criterion 9.277671
Log likelihood -135.7639 Hannan-Quinn criter. 9.214141
F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.557364
Prob(F-statistic) 0.000000
27
Dependent Variable: ULN
Method: Least Squares
Date: 05/11/16 Time: 23:45
Sample: 1986 2015
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 34.58268 9.603702 3.600973 0.0012
EKSPOR 1.210604 0.097583 12.40586 0.0000
R-squared 0.846074 Mean dependent var 131.7510
Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 76.23412
S.E. of regression 30.43867 Akaike info criterion 9.733645
Sum squared resid 25942.35 Schwarz criterion 9.827058
Log likelihood -144.0047 Hannan-Quinn criter. 9.763529
F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.526289
Prob(F-statistic) 0.000000