Download - 139495005 Sistem Maintenance Pltd Pt
-
SISTEM MAINTENANCE PLTD PT. PLN (PERSERO)
WILAYAH SULSEL, SULTRA & SULBAR SEKTOR
TELLO MAKASSAR (PERIODE : 29 JUNI S/D 29
JULI 2009)
Posted: Desember 30, 2011 in Uncategorized 0
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal,
menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses
fisi bahan nuklir, atau proses lain-lain. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin
kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.
Pada mesin pembakaran dalam luar proses pembakaran terjadi diluar mesin, energi termal dari
gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah.
Mesin pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Dalam kelompok
ini terdapat motor bakar torak, sistem turbin gas dan propulsi pancar gas, proses pembakaran
berlansung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran berlansung didalam motor
bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja.
Motor bakar menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak
translasi (bolak-balik), Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan
oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan
torak yang oleh batang penghubung dihubungkan dengan poros engkol. Gerak translasi torak tadi
menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
menimbulkan gerak translasi pada torak.
Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor bensin (otto) dan motor diesel.
Perbedaan yang utama terletak pada sistem penyalaannya. Bahan bakar pada motor bensin
dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara kedua elektroda busi. Didalam motor diesel, trejadi
proses penyalaan sendiri, yaitu bahan bakar disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi. Bahan bakar itu terbakar sendiri oleh udara, yang
mengandung 21% volume O2, setelah temperatur campuran itu melampaui temperatur nyala
bahan bakar. (Disadur dari penggerak mula Motor Bakar-Wiranto Arismunandar,hal 1-5 ). Salah satu penggunaan motor bakar torak adalah pada mesin diesel dipusat pembangkit tenaga
listrik. Hal ini mendorong kami untuk mengadakan KP (Kerja Praktek), dengan judul Sistem Pemeliharaan Mesin Diesel pada Unit PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltra-bar Sektor Tello Makasssar.
Oleh karena itu, mesin diesel membutuhkan perawatan yang baik, teratur dan lebih profesional
guna menghasilkan kerja mesin yang maksimal, serta memperpanjang umur komponen-
komponen mesin itu sendiri.
-
I.2. Defenisi Kerja Praktek
Kerja praktek adalah program magang mahasiwa pada institusi yang bergerak dibidang teknik
mesin dan bidang lain yang relevan.
Kerja praktek merupakan salah satu persyaratan wajib yang diikuti oleh setiap mahasiswa
sebelum memperoleh gelar kesarjanaannya. Kerja praktek memiliki bobot 2 sks yang
dilaksanakan selama 1 bulan pada tempat tempat magang yang sesuai. Kerja praktek diberikan
kepada mahasiswa tingkat akhir karena mereka sudah dapat menggunakan pengetahuan yang
dimiliki untuk keperluan kerja praktek.
I.3. Tujuan Kerja Praktek (KP)
I.1.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kerja praktek ini kami lakukan adalah untuk mengadakan perpaduan antara
ilmu yang telah kami dapatkan di bangku perkuliahan dengan kejadian-kejadian di lapangan
sebagai objek penerapan teori, khususnya menyangkut mesin diesel. Di samping itu merupakan
suatu persyaratan untuk memenuhi kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin Universitas
Hasanuddin Makassar.
I.1.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah :
a. Mengetahui dasar kerja dari pembangkit listrik tenaga diesel khususnya pada PT. PLN
(Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.
b. Mengetahui sistem pemeliharaan mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero)
Wilayah VIII Sektor Tello.
I.1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang perlu diketahui pada mesin pembangkit listrik tenaga diesel pada
PLN unit pembangkit I Tello sebagai berikut :
a. Sistem perawatan dan pemeliharaan mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero)
Wilayah VIII Sektor Tello.
b. Tinjauan umum mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor
Tello.
I.4. Manfaat Kerja praktek Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek
1. Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa Kerja Praktek dalam membantu menyelesaikan
tugas-tugas di unit kerja masing-masing
2. Institusi mendapat alternative calon karyawan yg telah dikenal mutu dan kredibilitasnya.
3. Menciptakan kerjasama yang baik antara Jurusan Mesin Fakultas Teknik UNHAS dan
Institusi tempat magang mahasiswa.
I.5. Waktu danTempat Kerja Praktek
Tempat pelaksanaan kerja praktek pada PT. PLN (PERSERO) wilayah SULSELTRA-BAR
Sektor Tello unit PLTD.Waktu pelaksanaan kerja praktek dari tanggal 29 Juni 29 Juli 2009.
I.6. Metode Penulisan
Dalam mendapatkan data guna penyusunan laporan Kerja Praktek di PT. PLN (PERSERO)
wilayah SULSELTRA-BAR Sektor Tello unit PLTD kami menggunakan metode penulisan
sebagai berikut:
-
Pengamatan di Lapangan.
Pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data-data aktual yang merupakan gambaran nyata
yang terjadi pada PT. PLN Sektor Tello dengan jalan:
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses yang menjadi tinjauan
umum penulis.
Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan melakukan wawancara langsung dengan narasumber dalam hal ini karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan
dan data yang berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.
Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini merupakan penelitian untuk landasan teori dari laporan ini dengan
jalan membaca berbagai macam literatur baik yang bersumber dari buku-buku ilmiah milik
pribadi maupun yang bersumber dari arsip kepustakaan milik perusahaan.
disusun oleh
MUHAMMAD AKBAR A. (D211 05 015)
M. FADLAN NUR (D211 05 039)
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009
Sampul
Bab I
Bab II
BAB III
BAB IV
BAGAN STRUKTUR
LAMPIRAN
ANALISA PENGISIAN BBM DAN KERUGIAN HEAD
PADA PIPA DEPOT BBM PERTAMINA UPMS
IV MAKASSAR
Posted: Desember 30, 2011 in Uncategorized 0
-
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan bakar merupakan aspek yang penting untuk menunjang segala akfitas kehidupan manusia.
Bahan bakar dipergunakan dalam banyak keperluan seperti keperluan industri,rumah tangga,
transportasi, dan sebagainya. Bahan bakar terbagi dalam berbagai macam yaitu bahan bakar
minyak (BBM), batubara gas alam (LNG), dan lain-lain dan itu semua termasuk sumber daya
alam yang tidak diperbaharui. Selain itu,ada pula bahan bakar yang dapat diperbaharui seperti
biodiesel, biomassa, bioethanol, dan lain lain.
Bahan bakar yang termasuk minyak dan gas dikelola oleh sebuah perusahaan negara yang
bernama Pertamina. Perusahaan ini berfungsi untuk mengelola dan menyalurkan ke seluruh
pelosok Indonesia. Untuk menyalurkan BBM dan Minyak Tanah ke seluruh wilayah kerja
pemasaran pertamina maka diperlukan sebuah tempat pengisian BBM ke dalam tangki. Tempat
tersebut dinamakan depot/instalasi pertamina. Depot Pertamina berada dibawah wilayah kerja
pertamina unit pemasaran.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui prinsip kerja dari TAS (Terminal Autamation System)
2. Mengetahui bagian-bagian dari TAS
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada laporan ini yaitu Pada Pengisian BBM dan Kerugian head Loss
pada Pipa
D. Masalah yang timbul
1. Pompa solar nomor 8 berasap yang kemungkinan penyebabnya dikarena impeller pompa
sudah aus hal ini ditunjukkan dengan berbunyinya impeller pompa selama pompa berjalan.
2. Pompa Nomor 8 tidak dijalankan karena mengalami trouble pada impeller yang sudah aus
3. Terjadi minyak luber pada filling stasiun 6
4. Sistem Komputerisasi Terminal Automation System mengalami gangguan sehingga dilakukan
pencatatan secara manual
5. Besarnya head pompa yang digunakan tidak sesuai dengan head loss yang terjadi pada pipa
6. Kerugian akibat belokan dan accesoris pipa sangat besar
II.PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN IV DEPOT BBM MAKASSAR adalah
salah satu depot yang berada dilokasi PT PERTAMINA (PERSERO) unit pengolahan IV
Makassar dengan alamat kantor pemasaran Jl. Garuda 1 Makassar, Sulawesi Selatan 90125, Telp
: (0411) 871181 (5 saluran), 857647-49, 8576451, Fax : (0411) 851841, Telex : 71120, 71141,
71186, dengan alamat depot instalasi Jl. Hatta 1, Makassar, Sulawesi Selatan 90164, Telp :
(0411) 31921 (4 saluran)
Struktur Organisasi
-
Gambar 1 Struktur Organisasi Pertamina Depot UPMS IV Makassar
Sumber : Admnistrasi Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar
1. Operasional Head (OH)
OH selaku pimpinan puncak memberikan komitmen sepenuhnya untuk menerapkan dan
memelihara system menajemen
Untuk itu OH mengharuskan setiap pekerja untuk :
a. Fokus kepada kepuasan pelanggan dengan memberikan hasil kerja yang terbaik.
b. Melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara sungguh-sungguh.
c. Secara penuh terlibat dalam SMM,melaksanakan kebijakan mutu dan berusaha mencapai
sasaran mutu.
Pembagian tanggung jawab dan wewenang dilaksanakan sesuai lampiran struktur organisasi dan
uraian kerja untuk masing-masing jabatan.
Untuk memelihara efektifitas system mutu, OH menjabat juga wakil manajemen (management
Representative) dengan tanggung jawab dan wewenang :
1. Menjamin dengan proses yang dibutuhkan SMM ditetapkan,diterapkan,dan dipelihara.
2. Melaporkan kepada pimpinan kerja dari system menajemen mutu dan kebutuhan untuk
peningkatannya.
3. Mendorong adanya kesadaran pentingnya memuaskan pelanggan.
2. PPP
3. Teknik
4. Sekuriti
B. Bidang Kerja Depot Makassar
1. Operasi Penerimaan
a. Penerimaan BBM /BBMK disuplai dari :
1. Kilang Makassar
2. Kilang Plaju (khusus avgas)
b. Fasilitas Penerimaan BBM /BBMK di Depot Makassar terdiri dari :
1. Dermaga nomor 4 di unit pengolahan IV Makassar hanya untuk pembongkaran avgas (ex
kilang Plaju).
2. Enam pipa pembongkaran berdiameter 6 untuk pembongkaran:
a. Avtur.
b. Avgas
c. Premium / Pertamax
d. Minyak Tanah
e. Minyak Solar
f. Minyak berat (MFO)
2. Operasi Penimbunan
Fasilitas penimbunan BBM sebanyak 10 buah tangki terdiri dari :
a. 2 buah tangki timbun avtur
b. 1 buah tangki timbun avgas
c. 2 buah tangki timbun premium
d. 2 buah tangki timbun solar
e. 2 buah tangki timbun minyak tanah
f. 1 buah tangki timbun pertamax
3. Operasi Penyaluran
-
Pengisian BBM ke mobil tangki didukung oleh rumah pompa sebanyak Sembilan buah pompa
elektro serta dua pompa diesel. Selain itu,juga terdapat dua buah bangsal pengisian yang terdiri
dari satu bangsal filling shed dengan delapan buah meter arus digital serta satu bangsal filling
drum dengan enam buah meter arus digital.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan di Depot Makassar meliputi :
a. Pemeliharaan sarana fasilitas operasi : Pipa dan perlengkapannya,tangki timbun,filter
pompa,meter arus, bridger, dan gudang.
b. Pemeliharaan sarana pendukung : kantor, gedung, rumah pompa, saluran listrik, pos penjaga
dan areal parker
c. Pemeliharaan sarana LK3, seperti : pemadam api, rambu-rambu, tanaman hias, areal
penimbunan BBM/BBMK dan pelumas
d. Penyelesaian Admnistrasi teknik, laporan, dan rencana membuat anggaran tahun berikutnya
e. Teknologi yang digunakan adalah teknologi perminyakan pada umumnya disesuaikan dengan
perkembangan teknologi secara komprensif sesuai tuntutan kebutuhan.
5. Administrasi
Administrasi di Depot Makassar meliputi Administrasi keuangan dan umum
6. Sekuriti
Sekuriti meliputi penciptaan dan pengendalian situasi aman dilingkungan kerja DepoMakassar
C. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran depot pertamina unit pemasaran VI (UPMS) yaitu meliputi Balikpapan,kutai
kertanegara,samarinda dan wilayah Kalimantan timur dan sekitarnya
D. Skema instalasi pipa
Gambar 2 Skema instalasi pipa pengisian BBM Depot Pertamina UPMS IV Makassar
Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar
Gambar 3 skema jalur instalasi pipa pemadam depot pertamina Makassar
Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar
E. Kebijakan dan Sasaran Mutu
1. Kebijakan Mutu
Sebagai salah satu lokasi tempat penerimaan,penimbunan,dan penyaluran produk bahan bakar
minyak (BBM/BBMK) dan minyak pelumas yang berkualitas Pertamina UPMS IV Depot BBM
Makassar memandang kepuasan pelanggan merupakan sesuatu yang penting. Karena
sesungguhnya pelanggan merupakan partner kerja,baik dalam hubungan antara customer dengan
perusahaan hubungan antara perusahaan dengan pekerja,maupun antara pekerja dengan pekerja.
Sedangkan kepuasan pelanggan itu dapat terwujud jika terjadi hubungan yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak dan terpenuhinya kebutuhan masing-masing pihak.
Dengan lingkup sistem manajemen mutu yang efektif dan efisien dengan merujuk pada
persyaratan internasional ISO 9001:2000. Manajemen pertamina unit pemasaran IV depot
Makassar mempunyai komitmen dengan menentukan kebijakan mutu sebagai kepuasan anda
prioritas kami
Oleh karena itu,manajemen pertamina depot BBM Makassar menerapkan kebijakan manajemen
sebagai berikut ;
-
a. Menerapkan sistem manajemen mutu pertamina secara konsisten dan terpadu
b. Memberdayakan SDM melalui peningkatan profesionalisme kerja sama kelompok.
c. Menyalurkan efisiensi melalui budaya sadar biaya.
d. Menyalurkan BBM/BBMK dan minyak pelumas yang berkualitas.
e. Membangun keunggulan daya saing dengan menciptakan operasi fleksibel dan menggunakan
teknologi digital dalam penimbunan,penyaluran BBM untuk meraih peluang bisnis yang
menguntungkan secara optimal
f. Mengutamakan aspek kesehatan,keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
2. Sasaran Mutu
Berdasarkan kebijakan mutu yang telah ditetapkan dengan merujuk pada persyaratan ISO
9001:2000, manajemen pertamina unit pemasaran IV depot BBM Makassar mempunyai
komitmen untuk sasaran mutu sebagai berikut :
a. Menciptakan kinerja operasi BBM/BBMK dan minyak pelumas yang accountable dan
auditable melalui pembinaan SDM dan pengelolaan admnistrasi yang tertib.
b. Meminimalkan rugi kerja,operasi penerimaan maksimal 0,30% dan penyaluran maksimal
0,10%.
c. Mengoperasikan mobil tangki dengan profit minimal 3%
d. Menanggapi keluhan pelanggan maksimum 6 keluhan.
e. Menciptakan kenyamanan pelanggan pada saat menunggu proses admnistrasi di kantor depot
BBM Makassar
f. Meminimalkan jam lembur 8 %
g. Melaksanakan kontunitas improvement dan perubahan zero incident.
h. Melaksanakan operasi perusahaan dengan pencapaian zero incident.
F. Kode Tangki Minyak
Depot Pertamina Unit Pemasaran IV Makassar berfungsi sebagai tempat penimbunan dan
penyaluran BBM /BBMK dan minyak pelumas. Untuk memudahkan pengisian BBM ke dalam
tangki maka diberikan kode warna
sesuai dengan jenis bahan bakar minyak. Adapun kode warna tangki minyak di depot pertamina
sebagai berikut :
menunjukkan tangki berisi bensin
menunjukkan tangki berisi solar
menujukkan tangki berisi minyak tanah
menujukkan tangki berisi pertamax
menunjukkan tangki erisi avtur
III.TEORI DASAR
A. Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja dibawah pengarahan kecerdasan
mesin. Dalam kebanyakan kasus,rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan dan komponen
elektromangentik seperti sensor dan motor bertindak sebagai antar-muka dengan dunia fisik.
Pada masa lalu,yang disebut proses otomatis adalah semua yang dikontrol,baik dengan rangkaian
elektronika dengan analog maupun dengan rangkaian yang memakai saklar (switch),relai (relay),
dan pewaktu timer. Sejak kemajuan mikrprosesor yang murah semakin banyak piranti dan sistem
dirancang ulang untuk menyertakan pengontrol mikroprosesor contohnya termasuk mesin foto
kopi,mesin minum-minuman,robot dan pengolahan pabrik industri.
-
Sistem kontrol dapat dikelompokkan menurut beberapa cara yaitu sistem regulator,sistem
pembuntut,sistem kontrol event. Sistem regulator secara otomatis menjaga suatu parameter agar
bernilai pada (atau sekitar) harga tertentu contohnya sistem pemanasan rumah untuk menjaga
suhu pada nilai tertentu meskipun terjadi kondisi-kondisi luar yang berubah. Sistem pembuntut
mengupayakan outputnya mengikuti lintasan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
contohnya robot industri yang memindahkan bagian-bagian (parts) dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Sistem kontrol event mengendalikan serangkaian peristiwa (event) yang berurutan
conthnya mesin cuci yang terus-menerus melaksanakan sederetan langkah-langkah terprogram.
Sistem control elektrik merupakan karya abad keduapuluh. Relai elektromagnetik dikembangkan
dan dipergunakan untuk mengendalikan motor dan piranti (device) secara jarak jauh. Relai dan
saklar juga dipergunakan sebagai gerbang-gerbang logika (logic gates) sederhana untuk
mewujudkan semacam kecerdasan. Dengan memakai teknologi tabung vakum,berbagai
perkembangan penting dalam sistem control terjadi sepanjang perang dunia II.
Pelajaran sistem kontrol berisikan banyak pelajaran yaitu elektronika (baik analog maupun
digital),piranti kontrol daya,sensor,motor,mekanika dan teori sistem kontrol.
Setiap sistem kontrol memiliki sekurang-kurangnya satu pengontrol (controller) dan satu akuator
(actuator). Input ke pengontrol disebut rujukan (set point),suatu sistem yang melambangkan
output sistem yang diinginkan. Actuator adalah piranti elektromagnetik yang menerima sinyal
dari pengontrol dan mengubahnya menjadi semacam aksi fisik contoh dari beberapa akuator
umum adalah motor elektrik,katup yang dikendalikan secara elektrik atau elemen pemanas
(heating element).
Gambar 4,Diagram Blok Sistem Kontrol
Sumber : Electronic Book,Pengenalan Sistem Kontrol
Elemen-elemen desain sistem kontrol yaitu :
1. Mendefiniskan obyektif pengontrolan..
2. Menyeleksi pengukuran
3. Menyeleksi variable yang dimanipulasikan
4. Menyeleksi konfigurasi kontrol
5. Mendesain kontroler.
B. Sistem Kontrol Terbuka
Masukan Keluaran
1. Kelebihan sistem loop terbuka
a. konstruksi sederhana dan perawatannya mudah
b. lebih murah
c. tidak ada persoalan berlebihan
d. cocok untuk keluaran yang sulit diukur/tidak ekonomis
2. Kekurangan sistem loop terbuka
a. gangguan dan perubahan kalibrasi
b. untuk menjaga kualitas yang diinginkan perlu kalibrasi ulang waktu ke waktu
C. Sistem Kontrol Tertutup
Sistem kontrol tertutup terbagi tiga yaitu :
1. Sistem kontrol berumpan balik
-
2. Sistem kontrol interfrensial
3. Sistem kontrol berumpan-maju
Masukan Keluaran
Gambar 5, Diagram Blok Sistem Kontrol Loop Tertutup
Sumber : Electronic Book,Filosofi Dasar Sistem Kontrol
D. Sistem Kontrol Digital
Dalam sistem kontrol digital,pengontrol menggunakan rangkaian digital , kerap kali, rangkaian
sesungguhnya adalah komputer yang biasanya berbasis mikroprosesor atau mikrokontroler.
Komputer tersebut melaksanakan program yang berulang berkali-kali (setiap perulangan iterasi
atau scan). Program memerintahkan computer untuk membaca data rujukan dan sensor,lalu
menggunakan bilangan-bilangan untuk menghitung output pengontrol (yang kemudian dikirim
ke akuator). Program tersebut lalu memutar balik ke permulaan dan memulai lagi. Waktu total
untuk satu kali melintas program mungkin kurang dari 1 milidetik (ms). Sistem digital hanya
melihatinputnya pada saat tertentu dalam suatu scan. hal ini secara mendasar berbeda daripada sistem analog,yang bersifat kontinu dan menanggapi setiap perubahan secara segera. Meskipun
demikian,pada kebanyakan sistem kontrol digital,waktu scan sedemikian singkat dibandingkan
waktu tanggapan proses yang dikontrol sehingga,untuk semua tujuan praktis,tanggapan
pengontrol terasa seketika.
E. Komponen TAS
1. Automatic Tank Gauge (ATG)
Automatic tank gauge dapat memberikan hasil pengukuran secara otomatis,paling tidak yang
berikut ini :
a. Ketinggian BBM secara terus menerus
b. Temperatur BBM secara terus menerus
c. Ketinggian air pada saat diminta
d. Density BBM pada saat diminta
Adapun spesifikasi umum yang diperlukan sebagai berikut :
1) Ketelitian tinggi BBM :0.5 mm
2) Ketelitian tinggi air (interface) : 2mm
3) Ketelitian pengukuran density : 0.005g/cc
4) Repeability : 0,1 mm
5) Range Pengukuran :disesuaikan dengan tinggi tangki timbun
6) Input/Output : Serial,RS485
7) Protokol komunikasi :dokumentasi dari vendor harus lengkap
Ada berbagai macam tipe ATG, yang paling popular adalah tipe servo balance dan radar. Yang
dapat memberikan pengukuran semua yang disebutkan di atas sekaligus,tanpa bantuan sistem
lain,adalah tipe servo balance. Tipe radar,sekalipun beberapa model dapat memberikan ketelitian
yang lebih,hanya dapat mengukur ketinggian BBM. Pengukuran interface,density, dan
temperature memerlukan alat lain.
1.1 Servo Balanace ATG
Prinsip dari servo ini adalah timbangan yang presisi. Timbangan (sensor torsi) digunakan sebagai
input bagi sebuah controller yang diset untuk mencari berat tertentu. Bila level BBM
turun,bandul ATG menjadi lebih berat dari sebelumnya,sehingga controller akan memerintahkan
-
gulungan tali bandul untuk mengulur (menurunkan) bandul sampai diperoleh berat sama dengan
sebelumnya (set point). Panjang tali yang diulur menyatakab perubahan level. Sebaliknya bila
level BBM naik,bandul menjadi lebih ringan, controller memerintahkan gulungan untuk
mengangkat bandul sampai diperoleh berat semula. Pengukuran density menggunakan hokum
Archimedes. Berat bandul di udara diketahui. Berat bandul yang ditenggelamkan penuh dalam
BBM diukur.
Gambar 5,prinsip kerja servo balance ATG
Sumber :pedoman desain TAS ITB,2007
Diperoleh selisih berat. Volume bandul juga diketahui. Density BBM dihitung dengan membagi
selisih berat dengan volume bandul. Gambar memperlihatkan sistem analog,yang sekarang tidak
digunakan lagi. ATG modern menggunakan rangkaian digital. Sistem digital (microcontroller)
memungkin ATG beroperasi dengan baik sesuai dengan perintah dan melakukan perhitungan
dengan teliti. ATG tipe servo memiliki komponen yang halus,bergerak,dan terbasahi oleh BBM.
Oleh karena itu tipe ini hanya baik bagi BBM yang bersih (P,K,dan S). Bila ATG ini digunakan
untuk pengukuran MFO,pemeliharaan harus dijadwalkan lebih sering. Bila untuk PKS cukup
diperiksa tiga bulan sekali,untuk MFO memerlukan pemeriksaan dan pembersihan setiap bulan.
Gambar 6, servo balance ATG
Sumber :pedoman desain TAS ITB,2007
1.2 Radar ATG
Seperti namanya ,radar (radio detection and ranging), ATG ini menggunakan prinsip pengukuran
jarak dengan gelombang radio. Tipe ini tidak memiliki bagian yang bergerak dan tidak terbasahi
oleh BBM, sehingga pemeliharaan menjadi lebih mudah dengan jadwal yang lebih jarang. Tipe
ini baik untuk mengukur level minyak yang kotor atau berat,seperti MFO. Saying density BBM
dan interface BBM dengan air tidak dapat diukur oleh tipe ini
2. Motor Operated Valve (MOV)
Mov adalah valve yang digerakkan oleh motor listrik,sehingga dapat dioperasikan dari jauh. Mov
memungkinkan penganturan dari ruang kontrol. Hampir semua tipe valve dipasangi penggerak
listrik (electric akuator). Tipe valve yang biasa digunakan di depot adalah :
a. Gate Valve,actuator action,multi turn (banyak putaran)
b. Ball Valve,actuator action : quarter turn (setengah putaran)
c. Plug Double Block & Bleed Valve,actuator action : quarter turn (seperempat putaran)
Electric actuator dapat menggunakan motor arus searah (DC) atau motor arus bolak-balik (AC).
Untuk valve berukuran besar (>4) biasanya digunakan motor AC tiga fasa Spesifikasi umum MOV :
1. Sumber daya : 220 VAC atau 380 VAC 3 fasa
2. Memiliki torsi yang sesuai untuk valve yang dipilih
3. Waktu buka-tutup katup : maksimum 90 detik
4. Kelengkapan :
a. Tombol untuk operasi local
b. I/O untuk remote operation
c. Saluran komunikasi untuk pengendalian melalui komputer (RS485 dengan informasi protokol
dari vendor harus lengkap)
3. Metering System
a. Meter
-
Meter di sini adalah perangkat yang mengukur volume yang disalurkan. Tipe meter yang
digunakan dalam operasi depot tertentu adalah sebagai berikut :
1) Penyaluran darat (truk tangki) :
a). Vane PD (positive Displacement) meter untuk PKSA
b). Gear atau Rotating Paddle PD meter untuk MFO
2) Penyaluran Laut : turbin meter
3) Penerimaan laut : turbin meter
4) Penyaluran pipa : turbin meter
5) Penerimaan pipa : tubin meter
Gambar 7 Vane PD Meter
Gambar 8 Gear Meter
Gambar 9 Turbin Meter
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Spesifikasi umum meter untuk depot :
a. Ketelitian : 0,2 %
b. Repeatability : 0.1%
c. Output : pulsa
d. Kapasitas :
1) Truk tangki top loading :1000 liter per menit
2) Truk tangki bottom loading : 2000 liter per menit
3) Penerimaan dan penyaluran laut : 600 m / jam
4) Penerimaan dan penyaluran pipa : disesuaikan dengan kapasitas pompa.
b. Kontrol Bak
Bacth controller atau loading controller sangat menentukan kualitas penyaluran BBM. Batch
controller harus memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut :
1) Pengatur laju aliran
2) Pengatur profil laju aliran
Gambar 10,grafik hubungan Flow rate dengan preset volume
Sumber edoman desain TAS ITB 2007
3) Penunda (time delay) bukaan valve
4) Penunda (delay time) mematikan pompa
5) Alarm dan shut down bila terjadi :
a) Low Flow
b) High Flow
c) Kehilangan Ground
6) Meter factor : empat titik (25%,50%,75%,100%)
7) Input : pulsa dari meter
8) Output ke kontrol valve WM (Pulse Width Modulation ) buka dan tutup
9) Display :
a) Preset
-
b) Laju Aliran
c) Volume Pengisian
d) Non Resetable Totalizer
10) Tombol :
a) Start
b) Stop
c) Numerik
11) Komunikasi : RS485 ,informasi protokol harus lengkap dari vendor
c. Flow Control Valve
Flow control valve untuk penyaluran dipilih dari tipe self actuated electro hydrolic digital valve.
Valve tipe ini ringan perawatannya karena tidak memerlukan actuator maupun daya,kecuali daya
kecil untuk menggerakkan solenoid valve. Daya penggerak diperoleh dari tekanan BBM yang
dialirkan. Spesifikasi umum digital valve :
1) Pengendalian : solenoid valve,buka dan tutup
2) Normally Close : bila tidak ada daya ke solenoid,valve menutup
3) Memiliki pengatur kecepatan buka dan tutup
4) Kedap BB
Solenoid Valve
Pengatur kecepatan menutup
Gambar 11, Salah Satu Model Digital Electrohydraulic Valve
Sumber : Pedomain Desain TAS-ITB
d. Grounding Monitor
Grounding monitor diperlukan untuk memperbaiki sistem keamanan operasi. Grounding
merupakan syarat (permissive) agar pengisian truk tangki dapat dilaksanakan atau dilanjutkan.
Grounding lug terbuat dari logam,merupakan titik penyambungan ground dan titik monitoring
ground pada tangki. Grounding lug dipasang pada chassis truk tangki tanpa isolasi ,diikat luar
dengan mur dan baut sehingga tersambung secara galvanis dengan chasis truk tangki. Bila
ground connector disambungkan ke grounding lug,truk tangki tersambung ke ground oleh
grounding cable.grounding lug juga menyambung grounding cable ke ground sense. Selanjutnya
ground detector mendeteksi hubungan ground sense dengan ground dan mengirimkan sinyal
ground ke batch controller. Bila ground detector tidak menemukan ground pada ground
sense,sinyal ground ke batch controller diputus,sehingga pemompaan tidak dapat berlangsung.
Penggunaan grounding lug dan ground conector semacam ini menghindari pemalsuan ground.
Pada Terminal Automation System (TAS) sistem ini menyediakan monitoring dan reporting
penyaluran bahan bakar minyak di depot-depot pertamina secara efisien,aman dan terkendali dari
semua aspek.
e. Metering System.
Metering system yang berkaitan dengan TAS adalah gabungan antara meter,batch
controller,digital valve,dan grounding monitor. Pada saluran penyaluran masih ada beberapa
peralatan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan kelayakan operasi seperti strainer,air
eliminator,flow straighter,dsb. Namun yang disebut terakhir ini boleh tidak dikaitkan dengan
TAS. Secara diagram,metering system digambarkan sbb :
Gambar 12,diagram metering system TAS
Sumber : Pedoman desain TAS-ITB
-
Digital valve yang diberi regulator pilot dapat sekaligus berfungsi sebagai back pressure
regulator. Bila tekanan pompa perubahannya terlalu besar,back pressure regulator diperlukan
untuk menjaga ketelitian pengukuran. Bila tekanan pompa dapat dipelihara, maka back pressure
regulator tidak diperlukan. Metering system merupakan blok terpenting dalam TAS sisi
penyaluran. Metering system harus dirancang agar dapat tetap bekerja dengan operasi local pada
waktu TAS mengalami gangguan. Ini dilakukan dengan memilih batch controller yang dapat
dioperasikan secara remote (tersambung ke TAS ) dan local.
4. Densitometer
Densitometer digunakan untuk mengukur density produk. Density produk digunakan untuk :
a. Perhitungan volume standar pada akutansi minyak
b. Pengawasan mutu produk
c. Menerbitkan alarm bila produk yang sedang disalurkan atau diterima keluar dari wilayah
density yang semestinya.
Densitometer adalah istilah untuk instrument yang mengukur density di jalur pipa secara
otomatis dan terus-menerus. Densitometer dikenal sebagai hydrometer. Terdapat dua tipe
densitometer yang popular :
a. Densitometer nuklir. Mudah memasangnya ,cukup dilekatkan pada pipa. Namun karena
menggunakan radioaktif,kini pemakaiannya dibatasi.
b. Densitometer coriolis.densitometer coriolis dapt berupa instrument yang memang dirancang
hanya untuk mengukur density,atau berupa mass flow meter.
a. Cara memasang coriolis densitometer di jalur pipa
Densitometer coriolis mengukur density dengan mengalirkan fluida pada sepasang pipa bengkok
yang digetarkan. Aliran fluida dalam pipa menyebabkan perubahan fasa getaran antara dua pipa
ini. Perubahan fasa ini sebanding dengan density dan kecepatan alir. Bila luas penampang
pipa,kecepatan alir,dan density diketahui, maka kecepatan alir volume dan masa dapat dihitung.
Pipa coriolis tidak dapat dibuat besar,karena akan digetarkan. Oleh karena itu densitometer
coriolis harus dipasang parallel dengan pipa . ukuran coriolis meter terbesar yang ada saat ini
adalah 4. Untuk pengukuran density dapat dipilih yang terkecil (1/2,3/4,atau 1). Ada beberapa cara memasang densitometer pada jalur pipa.
Bila pipa tidak memerlukan pinging (untuk pembersihan atau pengukuran),maka densitometer
dapat dipasang dengan dua cara berikut :
Gambar 13,pemasangan densitometer dengan nozzle
Sumber : Pedoman desain TAS=ITB
Densitometer dipasang pada pipa spool dengan nozzle yang dirancang khusus seperti gambar
diatas. Ukuran pipe spool sebaiknya sama besar dengan jalur pipa.
Gambar 14, pemasangan densitometer dengan office plate
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Atau dengan memasang office plate sebagai pembangkit beda tekanan, agar sebagian BBM
mengalir melalui densitometer seperti gambar di atas.
Bila pipa akan sesekali mengalami pinging ,misalnya pada jalur penerimaan melalui pipa, maka
tapping pada pipa tidak boleh menganggu bagian dalam pipa. Dalam hal ini maka beda tekanan
antara inlet dan outlet densitometer hampir tidak ada,sehingga BBM tak akan mengalir dengan
-
kecepatan memadai melalui densitometer. Maka perlu dipasang pompa pengalir seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 15,Densitometer dengan penambahan pompa
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
b. Letak densitometer
1) Densitometer untuk perhitungan penyaluran dan penerimaan sebaiknya dipasang dekat dengan
flowmeter.
2) Densitometer untuk mengawasi mutu produk harus dipasang sedekat mungkin dengan sumber
produk. Untuk penerimaan laut,maka densitometer dipasang di outlet pompa.
3) Untuk mendeteksi kedatangan interface pada jalur pipa,densitometer dipasang beberapa
kilometer dari titik penerimaan.
5. Pomp Sequencer.
Pump sequencer merupakan pengontrol penyalaan pompa yang akan bekerja dengan prinsip :
a. Mempertahankan flowrate pada daerah kerja flow meter diperlukan umpan balik flow rate dari
semua meter untuk pump sequencer.
b. Menyalakan pompa dengan jumlah sesuai permintaan dari batch controller. Permintaan
penyalaan pompa (pump demand) dari masing=masing batch controller diteruskan ke pump
sequencer,sehingga dapat dihitung flow rate yang diperlukan untuk menentukan jumlah pompa
yang aktif
c. Mengatur running hours setiap pompa untuk masing-masing produk. Setiap produk memiliki
pompa utama yaitu,pompa yang akan dinyalakan jika minimum terdapat permintaan dari satu
buah batch controller. Pump sequencer akan menggilir pompa utama dengan pompa lainnya
setiap 24 jam
Gambar 16,Alur kerja dari pump sequncer
Sumber :pedoman desain TAS=ITB
6. Peralatan Jaringan
a. Switch
Switch atau biasa disebut network switch adalah peralatan jaringan yang menjembetani beberapa
segmen jaringan. Peralatan ini dapat mengenali alamat Ethernet yang dituju. Terdapat pilihan
jumlah port,seperti 8,16,24,dan48 port
Gambar 17,Switch Jaringan
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
b. Serial To Ethernet Server
Serial to Ethernet server adalah perangkat komunikasi yang dapat mengubah data komunikasi
serial ke dalam data komunikasi Ethernet dan sebaliknya. Disebut sebagai server karena satu
buah port Ethernet dapat dibagi menjadi banyak port serial dengan address masing-masing.
Perangkat ini digunakan untuk mengumpulkan banyak jalur komunikasi serial menjadi satu jalur
Ethernet sehingga memudahkan pengendalian komunikasi.
Gambar 18, Serial To Ethernet Server
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
c. Media Konverter
-
Media converter adalah nama generik untuk pengubah media komunikasi,misalnya mengubah
dari sinyal elektronik ke sinyal fiber optic dan sebaliknya. Alat ini hanya mengubah jenis sinyal
secara fisik,tanpa operasi jaringan apapun.
Gambar 19, Media Konverter
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
d. Kabel Data
Kabel data yang digunakan adalah jenis kabel twisted pair yang biasanya berukuran 26 AWG
hingga 22 AWG. Pada kabel data jenis ini dikenal tipe-tipe berikut :
1) UTP : Unishielded Twisted Pair
2) STP : Shieldel Twisted Pair
3) ScTP : Screened Twisted Pair
4) FTP : Foil Twisted Pair
Kabel UTP dan STP cukup popular dan banyak digunakan. Kabel-kabel twisted pair dibedakan
dalam beberapa kategori sesuai standard EIA/TIA-565-8. Kategori yang umum adalah cat 5e
(bandwidth 100 MHz dan data rate 1 Gbps) dan cat 6 (bandwith 200 MHz dan data rate 10
Gbps).
e. Fiber Optic
Fiber Optic adalah sejenis kabel yang terbuat dari bahan gelas atau plastic yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal dalam bentuk cahaya,biasanya dalam spectrum tampak. Kelebihan
transmisi menggunakan fiber optic dibandingkan transmisi menggunakan kabel tembaga adalah :
1) Fiber optic tidak terganggu oleh interfrensi gelombang elektromagnetik
2) Kecepatan transfer data lebih tinggi
3) Sinyal cahaya lebih sedikit terdegradasi disbanding sinyal elektronik
4) Daya transmisi sinyal cahaya lebih kecil
Gambar 20, Fiber Optic
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Dikenal dua jenis fiber optic,yaitu multi-mode fiber optic dan single-mode fiber optic. Multi-
mode fiber optic memiliki ukuran inti lebih besar dibandingkan single mode fiber optic. Jenis ini
banyak digunakan untuk jaringan (LAN). Cahaya dapat ditransmisikan dengan sudut tertentu dan
dipantulkan oleh dinding fiber optic untuk sampai ke receiver. Single mode fiber optic memiliki
ukuran inti sekitar 10 mikron. Kabel jenis ini digunakan untuk transmisi kecepatan tinggi yang
berjarak jauh. Sinyal cahaya ditransmisikan lurus sepanjang fiber optic
F. Komputer
Komputer yang diperlukan untuk implementasi TAS adalah :
1. Server,yang penggunaan utamanya sebagai data server,sehingga hardware untuk server harus
mampu menangani database cukup besar
2. TAS PC,yang digunakan sebagai polling computer dan sebagai console. Polling computer
biasanya dioperasikan terus menerus dan menangani lalu lintas komunikasi data cukup tinggi.
Spesifikasi umum server adalah server kelas industrial,prosessor minimum Xeon atau ekivalen
dan harddisk minimum 80 GB
Spesifikasi umum TAS PC sebagai polling computer :Industrial PC,prosessor minimum Pentium
4 atau ekivalen,memori minimum 512 kb,harddisk minimum 40 GB. Spesifikasi umum TAS PC
sebagai console yaitu branded PC,prosessor minimum Pentium 4 atau ekivalen ,memori
minimum 512 kb,harddisk minimum 80 GB.
-
Dalam pengoperasiannya system TAS ini mengadopasi suatu client server arsitektur yang terdiri
dari dua yaitu database server dan polling flow meter server. Sedangkan terminal client terdapat
dalam proses validasi,gatein,gate out,dan administrator jumlah terminal client dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Dalam pengoperasiannya sistem TAS menggunakan IButton (Id Badge
Mounting Option) sebagai identitas supir mobil tangki dan bila dibandingkan dengan sistem Id
Card dalam pemakaian sehari-hari Ibutton terbukti sangat kuat dan handal
Gambar 21, Komponen Terminal Automation System (TAS)
Sumber : Website, Terminal Automation System;PT Globalindo Jaya Perdana
G. Perencanaan TAS
Perencanaan TAS dilaksanakan dengan mempertimbangkan jumlah peralatan operasi yang
ada,jenis operasi yang akan dilaksanakan oleh TAS,dan prosedur operasi yang diterapkan.
Berdasarkan jenis operasi yang akan dilaksanakan,modul software yang sesuai yang dipilih.
Terlepas dari kapasitas penerimaan dan penyaluran,arsitektur sistem akan sama untuk jenis
operasi yang sama. Yang berbeda adalah jumlah peralatan lapangan yang akan menangani
masing-masing operasi.
a. Operasi Penerimaan Laut.
Gambar 22, prosedur Operasi Penerimaan Laut
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Pada penerimaan laut,dilakukan pemantauan receiving batch controller di rumah pompa. Selain
itu juga diperlukan integrasi dengan pengontrol MOV dan pemantauan level tangki. Dengan
demikian selain modul pemantau penerimaan laut,sistem terintegrasi dengan pengontrol MOV
melalui HMI MOV,modul pemantau tangki,modul pengolahan data &pelaporan,dan modul
database. Fungsi utama modul pemantau penerimaan laut adalah :
a. Melakukan monitoring dan perekaman atas proses ship discharge.
b. Melakukan koordinasi dengan HMI MOV dan Modul Pemantau tangki untuk melakukan
interlocking.
Modul ini diimplementasikan dengan modul penyaluran laut pada sebuah TAS PC di ruangan
kontrol.
b. Otomatis Penyaluran Laut.
Sebaliknya,penyaluran laut (ship loading),dilakukan pemantauan delivery batch controller di
rumah pompa. Seperti penerimaan laut,modul ini perlu diintegrasikan pulan dengan pengontrol
MOV dan pemantauan level tangki. Dengan demikian selain modul pemantau penyaluran
lau,sistem integrasi dengan pengontrol MOV melalu HMI MOV,modul pemantau tangki,modul
pengolahan data & pelaporan dan modul database. Fungsi utama modul pemantau penyaluran
laut adalah :
a. Melakukan monitoring dan perekaman atas proses ship loading
b. Melakukan koordinasi dengan HMI MOV dan modul pemantau tanki untuk melakukan
interlocking.
modul ini diimpelmentasikan pada sebuah TAS PC di control room dengan modul penerimaan
laut.
c. Otomatis penerimaan pipa.
-
Gambar 23, Prosedur Otomatis Penerimaan Pipa
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Pada otomasti penerimaan melalui jalur pipa dilakukan pemantauan terhadap densitometer
transmitter jauh,volume yang diterima dan densitometer dekat. Pengontrol akan memperkirakan
waktu untuk untuk menutup atau membuka MOV tertentu dari pemantauan densitometer jauh.
Volume yang diterima dicatat melalui flow komputer dari turbin flowmeter. Densitometer dekat
digunakan sebagai pemicu untuk menutup atau membuka MOV. Modul pemantau penerimaan
pipa berfungsi untuk mencatat data transaksi penerimaan jalur pipa dan melakukan koordinasi
dengan mengontrol MOV dan pemantau level tangki. Pengaturan dilakukan oleh PLC MOV
melalui HMI MOV. Modul ini diimplementasikan di server TAS.
d. Otomatis Penyaluran Pipa
Gambar 24, Operasi Penyaluran Pipa
Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB
Pada otomatis penyaluran melalui pipa dilakukan pemantauan terhadap volume yang disalurkan
melalui turbin flow meter. Modul pemantau penyaluran pipa berfungsi untuk mencatat data
transaksi di jalur pipa dan melakukan koordinasi dengan pengontrol MOV dan pemantau level
tangki. Pengaturan dilakukan oleh PLC MOV melalui HMI MOV. Seperti Modul penerimaan
pipa,modul ini diimplementasikan di server TAS.
e. Otomatis Penyaluran Darat
Pada penyaluran darat otomatis dilakukan dengan memantau batch controller. Untuk itu
diperlukan modul pemantau batch controller. Untuk penyimpanan data dan pelaporan perlu
diintegrasikan dengan modul pengolahan data dan pelaporan serta modul database.
Gambar 25 , Operasi Penyaluran Darat
Sumber : Pedoman Desain TAS
Fungsi utama batch controller adalah :
a. Melakukan monitoring dan perekamana atas proses truck loading
b. Melakukan koordinasi dengan modul admnistrasi DO untuk melakukan validasi atas
kesahihan status truk transporter yang akan melakukan truck loading
Modul pemantau batch controller dipersyaratkan mampu menangani data-data temperatur (dari
batch controller ),preset volume,transferred volume,flowrate,filling point ID,Data transaksi,dan
totalizer. Modul pemantau batch controller direkomendasikan memiliki fungsi dan kemampuan :
a. Melakukan validasi PIN
b. Melakukan monitoring atas proses truck loading,beserta alarm apabila terjadi sesuatu di luar
kondisi operasi yang telah ditetapkan.
c. Melayani sequenced batch
d. Melayani parallel batch
e. Apabila proses pengisian truck loading terganggu pada sisi filling point sehingga terhenti
(misalnya : karena pompa,dsb) maka modul pemantau batch controller dapat mengantisipasi
integritas data agar pengisian dilanjutkan kembali di flling point yang sama ataupun di flling
point yang lainnya untuk produk BBM yang sejenis. Modul ini diimpelementasikan di suatu PC
tersendiri control room. Koordinasi dengan modul admnistrasi DO dilakukan melalui pengolah
data dan pelaporan dan modul database yang tersimpan di server TAS.
-
H. Prinsip Kerja TAS
1. Proses gate in.
Proses gate ini merupakan proses sopir mobil tangki melakukan penempelan IButton (ID Mobil
Tangki) untuk mendapatkan print struk yang menentukan filling poin /filling meter dimana
tempat pengisian (loading),selanjutnya mobil menuju ke tempat pengisian (loading).
2. Proses Pengisian (loading)
Proses pengisian merupakan proses sopir mobil tangki melakukan penempelan IButton (ID
mobil tangki) pada filling point / flow meter sesuai dengan print struk yang didapatkan pada
proses gate in sebelumnya. Setelah proses pengisian selanjutnya menuju proses gate out.
3. Proses Gate Out
Proses gate out merupakan proses sopir mobil tangki kembali melakukan penempelan IButton
(ID mobil tangki) pada proses gate out ini akan mendapatkan print surat jalan /bukti pengiriman
BBM,selanjutnya mobil tangki keluar dari depot menuju ketempat pelanggan/konsumen
Gambar 27,Prosedur Pengisian BBM ke truk tangki dengan sistem TAS
Sumber : Website, Terminal Automation System;PT Globalindo Jaya Perdana
I. Global Polling Flow Meter
Bisa memonitor sampai dengan 80 flow meter (sudah terpasang di depot plumpang) dengan
konektifitas yang stabil dan komptible dengan beberapa merek flow meter.
IV.ALAT DAN PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT
A. Alat dan Fungsinya
A
B
C
D
E
F G H I J
Keterangan :
a. Id Button berfungsi sebagai tempat menginput data sopir truk berserta trukya
b. Liter Display berfungsi untuk menampilkan jumlah liter yang dikeluarkan
c. Preset berfungsi menampilkan rata-rata flowrate bahan bakar yang dikeluarkan
d. Display Flowrate berfungsi untuk menampilkan laju aliran fluida bahan bakar
e. Volume Total berfungsi untuk menampilkan jumlah total liter yang dikeluarkan.
f. Reset berfungsi untuk mengembalikkan angka menjadi nol
g. Preset
h. Stop/Run berfungsi untuk menjalankan /memberhentikan TAS
i. Kabel penyentrum berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
j. Kopling (Bottom Loader) berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke truk tangki
B. Prosedur Pengisian BBM Ke Truk Tangki
-
Cara pengisian bahan bakar ke truk tangki :
1. Matikan Hp/sesuatu yang dapat memicu api ataw dititpkan ke sekuriti
2. Setelah tiba di filling stasiun mesih mobil dimatikan
3. Ganjal ban mobil dengan menggunakan balok
4. Pastikan kerang yang sekitar tangki semua tertutup
5. Buka main hole yang terletak di atas tangki
6. Pasang botto loader (kopling) dan kabel arder
7. Pasang id-button
8. Tekan tombol preset untk mengembalikka pengisian brikutnya pada posisi nol
9. Tekan tombol preset dan run/start untuk menjalankan pengisian
10. Bila pengisian telah selesai maka lepaskan kabel arder dan bottom loading (kopling) dan
tutup main hole..
V.ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
Tanggal : 1 Juli 2010 No Nomor Plat Kapasitas (L) Kec.Aliran (L/Min) Jenis Bahan Bakar
1 KT 8532 20.000 Premium
2 KT 8710 AL 20.000 432-435 Solar
3. KT 8687 AN 20.000 414 Solar
4 KT 8774 KC 20.000 582 Solar
5 KT 8809 AN 15.000 613 Solar
6 KT 8870 AN 12.000 581 Solar
7 DA 9432 P 10.000 782 Premium
Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS VI Balikpapan
Hari/Tanggal : Rabu/7 Juli 2010 No Nomor Plat Kapasitas (L) LajuAliran (L/Min) JenisBahan Bakar
1 DA 9275 PA 10.000 206,311,114 Premium
2 KT 8774 KC 20.000 350-360 Solar
3 KT 8926 AP 20.000 455-456 Solar
4 KT 8472 MD 20.000 704-712 Solar
5 DA 9432 PA 10.000 755,775,795 Premium
6 KT 8586 BP 20.000 391-400 Solar
7 KT 8863 MF 16.000 472-477 Solar
8 KT 8757 AO 20.000 922-930,738-743 Avtur
9 KT 8809 AW 15.000 575-579 Solar
10 KT 8991 AP 16.000 787,792,773 Premium
11 KT 8532 AW 16.000 732-737 Avtur
12 KT 8854 BW 20.000 579-582 Solar
13 KT 8813 BP 20.000 438 Solar
14 KT 8543 MF 16.000 291-295 Solar
15 KT 8808 MA 20.000 438-440 Solar
16 KT 8993 AC 20.000 553-555 Solar
17 KT 8647 AM 12.000 417-423 Solar
18 KT 8532 AO 10.000 460 Solar
-
19 KT 8812 AL 20.000 662 Avtur
20 KT 8831 AM 10.000 425 Solar
21 KT 8504 AZ 8.000 465 Pertamax
22 KT 8658 BK 10.000 684 Premium
23 KT 8870 AP 10.000 460 Solar
24 KT 8517 AL 10.000 613 Solar
25 KT 8943 AN 10.000 573 Solar
26 KT 8981 AW 10.000 790 Avtur
27 KT 8681 K 10.000 600 Solar
28 KT 8643 AI 10.000 573 Solar
29 KT 8657 AO 10.000 443 Premium
30 KT 9273 PA 10.000 604 Premium
31 KT 8560 KC 5.000 512 Solar
32 KT 8633 AL 10.000 441 Solar
33 KT 8844 BO 10.000 487 Solar
34 KT 8656 BP 10.000 673 Premium
35 DA 9274 PA 10.000 455 Solar
36 KT 8981 AM 10.000 455 Solar
Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS VI -Balikpapan
B. Pembahasan
1. Pembahasan Umum
Dari data yang kami peroleh menujukkan bahwa pada bahan bakar premium memiliki selisih
flowrate (aliran fluida) yang agak tidak teratur ketimbang solar,pertamax,avtur,dan lain-
lain.misalnya pada pengisian premium pada mobil tangki dilihat pada display TAS maka akan
menujukkan angka yg tidak teratur seperti 778,798,788 ini sungguh berbeda dengan bahan bakar
yang lain. Bahan bakar lain seperti avtur,pertamax,solar bila diperhatikan pada layar flowratenya
memiliki selisih yang teratur seperti yang terlihat pada table data. Adapun rata-rata flowrate
bahan bakar berdasarkan data kami yang kami peroleh sebagai sample yaitu :
a. Solar : Jumlah Flowrate solar/ jumlah data yang diperoleh
1. 20053/42 = 10516 L/menit
b. Premium : Jumlah Flowrate Premium / Jumlah data yang diperoleh
1. 10177 / 16 = 636,025 L/menit
c. Avtur : Jumlah Flowrate Avtur / jumlah data yang diperoleh
1. 13740 / 17 =808,235 L/menit
d. Pertamax : Jumlah Flowrate Pertamax/Jumlah data yang diperoleh
1. 5849 / 15 = 389,9333 L/menit
2. Pembahasan khusus
Grafik Flowrate Solar Vs Premium
Grafik Flowrate Solar Vs Avtur
Grafik Flowrate Avtur Vs Pertamax
Grafik flowrate Solar Vs Pertamax
Grafik Flowrate Premium Vs Avtur
-
Grafik Flowrate Premium Vs Pertamax
VI.PENUTUP
A. Kesimpulan :
1. Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja dibawah pengarahan kecerdasan
mesin.
2. Sistem kontrol terbagi dua bagian yaitu :
a. Sistem kontrol loop terbuka
b. Sistem kontrol loop tertutup
3. Terminal Automation System (TAS) merupakan sistem kontrol pengisian BBM ke tangki
timbun atau truk tangki.
Komponen TAS terdiri dari : a. Automation Terminal Gauge (ATG)
b. Motor Operated Valve (MOV)
c. Metering System
d. Densitometer
e. Pump Sequencer
f. Peralatan Jaringan
g. Komputer
4. Proses Pengisian TAS ada 3 tahap yaiut proses gate in,proses loading,proses gate out.
B. Saran :
Pertamina Depot BBM UPMS IV Makassar : tetap dijaga kebersihan dan semakin innovative
dalam melayani pelanggan (konsumen).
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,2007,Pedoman Desain Terminal Automation System; Pusat Teknlogi Instrumentasi &
otomatisi;ITB
2. Pedoman Organisasi Pertamina Unit Pemasaran VI Balikpapan;2004
Electronic Book;
3. Perkenalan Dengan Sistem Kontrol
4. Filosofi Dasar Sistem Kontrol
5. Situs http://www.lintasberita.com/go/764157: Terminal Automation System;PT Globalindo
Jaya Perdana;2010
DOKMENTASI DAN LAMPIRAN
KERJA PRAKTEK
PERTAMINA DEPOT BBM UPMS VI BALIKPAPAN KALTIM
Gambar 29 Rumah Pompa Depot Pertamina UPMS VI Balikpapan
Sumber : Scan Foto Pertamina Depot BBM UPMS VI Balikpapan (2010)
Gambar 30 Pompa Terminal Automation System (TAS)
-
Gambar 31Pengisian Solar Ke Truk Tangki
Sumber : Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar (2010)
Gambar 33 Saklar Pembagi Terminal Automation System (TAS)
Sumber :Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS VI Balikpapan (2010)
Gambar 36 , semburan Foam yang keluar dari Foam Chamber pada tekanan 5 Kpa
Sumber : Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar (2010)
LAPORAN KERJA PRAKTEK Baru
disusun oleh:
A.Adiasfar Lolo, ST (D 211 05 096)
A.Firmansyah, ST (D 211 05 066)
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
TEKNIK RISET PEMASARAN DI PERUSAHAAN PT.
SEMEN TONASA WILAYAH MAKASSAR
Posted: April 12, 2011 in Uncategorized 0
BAB III
RISET PEMASARAN
3.1 Defenisi
3.1.1 Definisi Riset
Riset pasar adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data-
data mengenai costumer, pesaing dan pasar yang membantu dalam membuat business plan,
meluncurkan produk baru, memperluas pasar, dsb. Riset pasar dapat digunakan untuk
menentukan proporsi dari populasi target pasar berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis
kelamin, domisili dan tingkat pendapatan. Sehingga perusahaan dapat mempelajari lebih dalam
mengenai costumer yang ada dan potensial.
Terminologi penelitian merupakan terjemahan dari kata research dalam bahasa Inggris. Banyak
ahli atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata penelitian atau riset
memang mempunyai makna yang sama dan selalu dipertukarkan. Akan tetapi, adakalanya
secara bahasa, kata riset lebih enak didengar.
-
Adapun secara etimologis, research berasal dari kata re yang berarti berulang-ulang dan search yang berarti mencari, menjelajahi, atau menemukan makna. Dengan demikian, penelitian atau riset berarti mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara
berulang-ulang.
Riset berasal dari bahasa Inggris ,research menurut The Advanced Learners Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta
baru dalam cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peniliti lain.
Ciri-ciri riset adalah sebagai berikut, yaitu bahwa riset :
1. Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2. Bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan (manambah
pembendaharaan ilmu pengetahuan).
3. Dilakuka melalui pencarian fakta yang nyata.
4. Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain.
Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Cara meriset Pasar :
1. Amati situasi Pasar. Ikuti informasi-informasi terbaru tentang situasi pasar berkaitan
dengan produk yang anda promosikan. Pelajari Merchant-Merchant yang memiliki angka
penjualan terbaik.
2. Ukur permintaan terhadap produk.
3. Cek persaingan antar penjual.
Landasan riset pada dasarnya ialah pengetahuan (science), dan ilmu pengetahuan itu sendiri
dikembangkan melalui riset. Jadi, terdapat keinginan yang erat antara riset dan ilmu pengetauan.
3.1.2 Definisi Pemasaran
Pemasaran merupakan kata lain dari marketing yang berasal dari kata market yang artinya pasar.
Para ahli mengemukakan defenisi pemasaran secara berbeda yaitu:
David J. Rachman dalam bukunya Business Today, (1990 ; 294) mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep-konsep penetapan harga,
-
promosi, distribusi barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan pelanggan
serta tujuan organisasi.
Definisi pemasaran menurut Sofyan Assaury (1984 ; 3) adalah hasil prestasi kerja dari kegiatan
usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (1984 ; 13 ) adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dan efektif.
Banyak defenisi yang diberikan para ahli/praktisi pemasaran. Mereka menguraikan dengan
kalimat berbeda, namun tujuannya sama yaitu pemasaran adalah suatu proses penyampaian
barang dan jasa dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen yang di dalamnya terdapat
lembaga-lembaga pemasaran yang sangat berperan.
3.1.3 Definisi Riset Pemasaran
Para ahli mengemukakan defenisi riset pemasaran secara berbeda. Beberapa pendapat ahli
tentang riset pemasarn yaitu:
Malhotra dalam American marketing Association (AMA) mengatakan riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebaran (pembagian) informasi yang
sistematis dan objektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
identifikasi dan solusi masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan dalam pemasaran.
Sudman dan Blair memberikan pengertian sederhana. Menurut mereka riset pemasaran adalah
semua aktivitas yang memberikan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan
pemasaran.
Riset Pemasaran ialah suatu kegiatan pengumpulan (colecting), pengolahan (Processing) dan
analisis seluruh fakta atau data yang menyangkut persoalan yang berhubungan pemindahan dan
penjualan (transfer dan sale) barang-barang dan jasa-jasa (good dan service) dari produsen ke
konsumen (producer dan consumers) dari defenisi tersebut jelaslah, bahwa riset pemasaran
adalah riset pada setiap fase kegiatan pemasaran (research on any phase) of marketing, jadi tidak
terbatas pada riset yang hanya mencakup suatu tipe persoalan pemasaran saja.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa riset pemasaran adalah proses
identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebaran informasi tentang masalah-masalah dan
kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, di mana hasil yang diperoleh dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi,
memonitor, dan mengoptimalkan performa perusahaan.
3.1.4 Arti dan Kegunaan data pada Umumnya dan Khususnya Data Pemasaran
Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap. Data mempunyai sifat bisa memberikan
gambaran tentang suatu keadaan/persoalan. Data Penduduk, data harga, data keuangan, data
-
produksi, data penjualan. Menurut ilmu manajemen, perencanaan (planning) sangat diperlukan di
dalam usaha untuk mencapai tujuan (objective atau goal).
Pembagian data Pemasaran menurut sifatnya, sumbernya dan waktu pengumpulannya.
1. Menurut Sifatnya
a. Data kualitatif : data yang tidak berbentuk angka
b. Data Kualitatif : data yang berbentuk angka
2. Menurut sumbernya
a. Data internal (primer) : data yang berasal dari suatu perusahaan yang menggambarkan
keadaan/kegiatan perusahaan tersebut.
b. Data Eksternal (sekunder) : data yang berasal dari luar perusahaan yang menggambarkan
perkembangan-perkembangan sosial ekonomi yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan
perusahaan yang bersangkutan. Data ini dapat diambil dari internet atau dari pusat Stasistik.
3. Menurut Waktu Pengumpulanya
a. Cross Secton Data yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk
mengambarkan keadaan/kegiatan pada waktu yang bersangkutan (bisa hari minggu, bulan,
kwartal, tahun yang bersangkutan).
b. Time Series Data yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
Metode Pengumpulan Data dan beberapa Contoh Sampling
Pada dasarnya ada tiga macam metode pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Pengumpulan Data dengan jalan mencatat seluruh elemen yang menjadi obyek
penyelididkan.
Kumpulan dari seluruh elemen tersebut dinamakan populasi atau universe. Elemen-elemen itu
bisa berupa : orang, rumah tangga, perusahaan industri, petak sawah, bintang-bintang, dan lain
sebagainya.
Metode Pengumpulan data yang demikian disebut sensus. Sensus berarti pencatatan yang
menyeluruh terhadap elemen-elemen yang menjadi obyek penyelidikan.
2. Metode Pengumpulan data dengan jalan mencatat sebagian kecil dari populasi atau dengan
perkataan lain mencatat sampelnya saja. Metode pengumpulan data seperti ini disebut dengan
sampling.
-
3. Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen, dan sering tidak jelas
populasinya, kemudian masing-masing elemen diselidiki dengan cara mendalam.
SAMPLING
Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak
mencakup seluruh obyek penyelidikan (populasi) akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja,
yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Pada dasarnya ada dua macam sampling yaitu :
a. Probability Sampling adalah suatu sampling dimana penelitian obyek atau elemen dari
populasi yang akan dimasukkan di dalam sampel didasarkan atas nilai-nilai probability atau nilai
kemungkinan.
b. Non Propability Sampling, penggunaan Probabiliity sampling ini penting sekali apabila
kita akan membuat analisa statistik yang mendalam, misalnya ingin membuat interval estimate
atau pengujian hipotesa atau hasil riset tersebut. Kalau soalnya hanya ingin membuat poiny
estimate misalnya rata-rata, presentase, ratio maka cukup hanya dengan Non Probability
Sampling.
Beberapa Contoh Probability Sampling :
1. Sampel Random
2. Strarified Sampling
3. Systematic sampling
Beberapa Contoh Non Probability Sampling
1. Accidental Sampling (tidak ada pembatasan sampling)
Adalah sampling dimana cara memilih elemen-elemen untuk menjadi anggota sample ditentukan
dengan subyektif sekali, artinya sesuka hati saja dan hasilnya kasar sehingga kurang mewakili.
2. Quota Sampling
Ialah sampling seperti stratified sampling akan tetapi jumlah elemen dari setiap stratum
ditentukan dahulu.
3. Purposive Sampling (ada pembatasan populasi)/judgement
Yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan
dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi.
Sering juga disebut judgement sampling.
-
Alat Untuk Memperoleh Informasi dari Responden :
1. Observasi/Pengamatan (dengan Mata)
2. Interview atau wawancara (dengan mulut), mempunyai daftar pertanyaan (questioner)
3. Dengan Telepon
4. Dengan Surat Menyurat
5. Melakukan Dengan Pencatatan
3.2 Ruang Lingkup Riset Pemasaran
Riset Pemasaran dalam arti luas pada umumnya mencakup :
A. Riset Kesempatan Menjual (Sales Opurtunity Reserch) yang dibagi menjadi dua yaitu :
1. Riset Barang Produksi (Product Reserch)
2. Riset Pemasaran (Market Reserch) dalam arti sempit
B. Riset di dalam Usaha Menjual (Seles effort Research) yang bisa dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Riset Organisasi Penjualan (sales Organization Research)
2. Riset tentang saluran distribusi (Channel of Distribution Research)
3. Riset Advertensi (Advertising Research)
Pada dasarnya riset pemesaran dalam arti yang lebih luas bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1. Riset untuk mencari kesempatan menjual (Opportunity to Sale) yang kemudian bisa
dimanfaatkan sepenuhnya.
2. Riset Untuk mencari cara yang paling efisien untuk memanfaatkan kesempatan yang telah
diperoleh, jangan sampe kehilangan kesempatan menjual (loss of opportunity sale).
Bagian riset dari suatu perusahaan atau lembaga riset mendapat tugas dari pimpinan untuk
melakukan suatu penelitian pasar untuk menentukan jumlah orang menurut umur, jenis kelamin,
pendapatan, daerah tempat tinggal menurut geografis dan menurut Urban dan rural. Hal ini perlu mengetahui siapa sebenarnya dari golongan masyarakat yang mempergunakan barang
produksi yang diprodusir oleh perusahaan teresebut, berapa jumlah yang diperlukan. Persoalan
tersebut dicakup di dalam riset pemasaran dalam arti yang sempit yang disebut riset pasar
(market research).
-
3.3 Tujuan
3.3.1 Tujuan Riset Pemasaran
Tujuan riset pemasaran ada dua yakni:
1. Riset Identifikasi Masalah
Adalah riset yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
perusahaan. Riset identifikasi masalah mencakup: riset potensi pasar, riset pangsa pasar, riset
citra merek,riset prilaku konsumen, riset karakteristik pasar, riset penjualan, riset peramalan, dan
riset bisnis.
Meliputi :
a. Riset potensi pasar
b. Riset pangsa pasar
c. Riset citra
d. Riset karaktristik produk
e. Riset analisis penjualan
f. Riset prediksi
g. Riset kecenderungan bisnis
2. Riset Pemecahan Masalah
Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah :
a. Riset segmentasi
b. Riset produk
c. Riset penetapan harga
d. Riset promosi
e. Riset distribusi
Tahapan Identifikasi Masalah
-
Dalam melakukan identifikasi masalah diperlukan tahapan-tahapan sesuai alur dalam tabel di
bawah ini :
Riset pemecahan masalah adalah riset yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi
diperusahaan dan menentukan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Riset pemecahan masalah mencakup riset segmentasi, riset produk, riset harga,
riset promosi, dan riset distribusi.
a. Riset Segmantasi
1) Penentuan variable segmentasi
2) Pengukuran potensi pasar dan tanggapan segmen
3) Evaluasi daya tarik segmen
4) Penentuan profil segmen
b. Riset Produk
1) Uji konsep
2) Uji desain optimal produk
3) Uji paket produk
4) Modifikasi produk
5) Brand positioning dan respositioning
c. Riset Harga
1) Penetapan harga awal
2) Penetapan harga lini produk
3) Inisiasi dan respons terhadap perubahan harga
4) Analisis harga optimal
d. Riset Promosi
1) Anggaran promosi yang optimal
-
2) Bauran promosi yang optimal
3) Keputusan media
4) Keputusan format pesan
5) Selling point
e. Riset Distribusi
1) Menentukan tipe distribusi
2) Lokasi riset dan grosir
3) Manajemen logistik
4) Menentukan marjin saluran
5) Menentukan channel bonding
3.4 Metode-Metode Riset
3.4.1 Metode-Metode Riset Pemasaran
Metode riset yang digunakan dalam penelitian pemasaran adalah riset kuantitatif dengan
pendekatan eksploratif, deskriptif, dan kausal.
1. Riset Eksploratif
Riset ini mempunyai maksusd sebagai berikut : riset awal yang dilakukan untuk
mengklarifikasikan dan mendefenisikan suatu masalah, dikarenakan peneliti mempunyai
gambaran yang jelas mengenai apa masalah yang sebenarnya yang akan diteliti. Riset
eksploratori membantu memformulasikan masalah secara lebih tepat. Karakteristik riset tersebut
bersifat fleksibel dan tidak untuk mencari kesimpulan akhir, melainkan lebih mengedepankan
proses.
Metode dalam riset eksploratori biasanya menggunakan :
Survey yang dilakukab para ahli
Studi kasus
Analisa data sekunder
Riset kualitatif dalam bentuk FGD
2. Riset Deskriptif
-
Riset ini mendefenisikan sebagai riset untuk menggambarkan karakteristik/ gejala/fungsi suatu
populasi. Riset model ini mempunyai kegunaan, di antaranya :
Untuk membuat estimasi persentase unit-unit dalam suatu populasi yang menunjukkan
perilaku tertentu.
Untuk menggambarkan kelompok yang sesuai konsumen kelompok sales, area pasar, dan
lain-lainnya.
Untuk menentukan karakteristik suatu produk.
Untuk menentukan tingkatan dimana variabel-variabel yang diteliti berhubungan satu
sama lainnya.
Untuk membuat prediksi
Karakteristik riset deskriptif, diantaranya ialah :
Didahului dengan perumusan hipotesis
Desain dirancang secara terstruktur dan terencana, serta tidak fleksibel.
Mengutamakan akurasi dan didasarkan pada pemahaman masalah sebelumnya.
3. Riset Kausal
Riset ini dimaksudkan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi
dan dipengaruhi dari variable-variabel yang diteliti. Dalam hal ini periset atau manajemen akan
berusaha untuk menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi atu menyebabkan perubahan
variabel-variabel yang lain. variabel yang mempengaruhi disebut juga sebagai variabel
independent, sedangkan variabel yang terpengaruh oleh variabel independent disebut sebagai
variabel dependen.
Dalam riset pemasaran, variable independent bisa berupa strategi pemasaran (seperti harga,
kualitas produk, promosi, distribusi), kondisi lingkungan luar seperti daya beli konsumen,
kondisi politik) atau faktor-faktor perilaku konsumen (misalnya demografik konsumen). Variable
dependen dapat berupa volume penjualan, tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan
sebagainya.
3.4.2.Tipe-tipe Skala Pengukuran dan Varibel
Skala pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengidentifikasi tanggapan yang
diberikan oleh konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah
dirumuskan dalam suatu kuesioner. Ada 4 skala pengukuran yaitu skala pengukuran nominal,
ordinal, interval dan rasio.
a. Skala Nominal
Digunakan untuk mengklasifikasi objek, individual atau kelompok. Sebagai contoh
mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan dan area gografis. Dalam mengidentifikasi hal-
hal yang diatas digunakan angka-angka sebagai simbol atau label. Dengan demikian
-
kemungkinan obsi jawaban dalam angket jawaban menggunakan skala nominal hanya dua yaitu
ya atau tidak.
b. Skala Ordinal
Digunakan untuk memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang
dimiliki oleh objek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala
nominal ditambah sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu
objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang, tetapi bukan beberapa banyak kekurangan
dan kelebihan. Kuantifikasi tanggapan responden tetap menggunakan angka-angka sebagai
simbol.
c. Skala Interval
Mempunayai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah
karakteristik lain, yaitu adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat
besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau objek dengan yang lainnya . Skala
pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat
dilakukan operasi aritmatika , misalnya dijumlahkan atau dikalikan.
d. Skala Rasio
Skala ini mempunyai karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval
dengan kelebihan skala ini mempunyai 0 sebagai empereis absolut. Nilai absolut nol tersebut
terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran rasio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dengan lainnya.
3.4.3 langkah-langkah pengolahan data
Langkah 1, Editing Data : Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsistensi, dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses
klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul
akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisis data.
Langkah 2, Pengembangan Variabel : yang dimaksud dengan penegmbangan variabel ialah
spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah
terkumpul, atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam
data. Apabila belum, ini bararti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua
variabel yang sedang diteliti.
Langkah 3, Pengodean Data : pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menerjemahkan
data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya agar dapat dipindahkan
ke dalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisis berikutnya. Dengan data yang
sudah diubah dalam bentuk angka-angka maka peneliti akan lebih mudah mentransfer ke dalam
komputer.
-
Lankah 4, Cek Kesalahan : peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan ke
dalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesaikan tanpa
kesalahan yang serius.
Langkah 5, Membuat Struktur Data : peneliti membuat sstruktur data yang mencakup semua
data yang dibutuhkan untuk analisis, kemudian dipindahkan ke dalam komputer. Penyimpanan
data ke dalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan dengan cara yang sesuai
dan konsisten dengan penggunaan sebenarnya? 2) Apakah ada data yang hilang/rusak, dan belum
dihitung? 3) Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) Sudahkah
pemindahan data dilakukan secara lengkap?.
Langkah 6, Cek Praanalisis Komputer : struktur data yang sudah final dan kemudian
disiapkan untuk analisis komputer. Akan tetapi, sebelumnya harus dilakukan pengecekan
praanalisis komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.
Langkah 7, Tabulasi : tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden
dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif
varibel-variabel yang diteliti atau yang variabel yang akan ditabulasi silang.
3.5. Pengelompokan Riset Pemasaran
Dalam riset pemasaran ada empat pengelompokan, yakni:
1. Analisis Konsumen
Dalam riset pemasaran, analisis konsumen bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat
kepuasan/respon masyarakat terhadap harga produk, distribusi produk, promosi, kualitas produk
dan tingkat pelayanan konsumen yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Analisis Persaingan
Dalam riset pemasaran, analisis persaingan ini dilakukan untuk mengetahui pangsa pasar. Disini
dianalisa tingkat daya saing produk bila dibandingkan dengan produk sejenis dipasaran. Hal ini
dapat dilihat dari segi tingkat harga yang ditawarkan perusahaan, apakah sesuai dengan kualitas
produk yang diberikan dan bagaimana peluang pemasarannya jika dibandingkan dengan produk
lain, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen sehingga dapat dibuat
program-program pemasaran guna meningkatkan pangsa pasar.
3. Analisa Operasional
Analisis operasional ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keefektifan sistem distribusi,
periklanan, promosi penjualan, tenaga penjualan dan harga yang dijalankan oleh perusahaan.
4. Analisis Lingkungan
-
Dalam riset pemasaran, analisis lingkungan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi
lingkungan luar yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan perusahaan di pasaran.
Selain itu, analisa ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi perusahaan dalam
menghadapi lingkungan luar pasar yang selalu berubah-ubah dan tidak terkendali.
disusun oleh
EKA MAYASARI RACHMAN, ST (D221 06 001)
NURFAISAH ARSAL, ST (D221 06 020)
INDUSTRIAL ENGINEERING 2006
HASANUDDIN UNIVERSITY
laporan kp eka n icha BARU
Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated
Management System pada PT Semen Tonasa
Posted: April 11, 2011 in Uncategorized 0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan, baik yang
bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun manufaktur selalu berhadapan dengan masalah-
masalah pengelolaan perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik,
diperlukan upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktivitas, efisiensi serta
efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.
Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi
perusahaan akan semakin kompleks sehingga semakin sulit untuk mengawasi seluruh kegiatan
dan operasi perusahaan, dimana semakin besar kemungkinan untuk terjadinya penyimpangan-
penyimpangan, kecurangan dan ketidakpatuhan. Masalah-masalah internal yang muncul dalam
organisasi sebagian merupakan tanda bahwa fungsi di dalam lembaga tidak dilaksanakan secara
sehat. Mengatasi hal ini, salah satu fungsi yang harus diberdayakan secara konsisten adalah
-
fungsi pengawasan yang dapat memicu terlaksananya pengendalian resiko manajemen, sistem
pengendalian dan penataatan manajemen yang sehat untuk mendorong kesinambungan dan
kelangsungan hidup usaha.
Dalam pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan
dapat pula dilakukan oleh suatu departemen audit internal. Pihak manajemen dapat membentuk
suatu departemen audit internal yang diberi wewenang untuk melakukan pengawasan dan
penilaian terhadap pengendalian intern perusahaan. Struktur pengendalian intern dimaksudkan
untuk melindungi harta milik perusahaan, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
terjadinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.
Proses audit internal tersebut juga terjadi pada perusahaan semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia, PT Semen Tonasa. Proses audit internal, khususnya audit internal sistem manajemen
perusahaan PT Semen Tonasa diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
efisiensi sesuai dengan kebijakan sistem manajemen perusahaan yang terintegrasi (Integrated
Management System.)
Uraian singkat di atas menjadi dasar dari penulis untu mengkaji lebih jauh mengenai Peranan
Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System pada PT Semen
Tonasa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada Kerja Praktek ini adalah Peranan Audit Internal Terhadap
Penerapan Integrated Management System pada PT Semen Tonasa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mewujudkan kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan teknologi antara pihak
perusahaan PT. Semen Tonasa dengan pihak lembaga pendidikan dalam hal ini Universitas
Hasanuddin Makassar.
2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dengan kegiatan yang
ada diperusahaan.
3. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tambahan dengan aplikasi langsung di lapangan.
4. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang diterima di perguruan tinggi dengan kenyataan
di perusahaan.
5. Memperoleh nilai tambah dan pengetahuan dalam teknologi industri.
1.3.2 Tujuan Khusus
-
1. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan PT SEMEN TONASA
2. Mengetahui proses produksi
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PT Semen Tonasa dalam perbaikan Sistem
Manajemen Semen Tonasa (SMST)
4. Memenuhi salah satu kurikulum Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
1.4 Metodologi Analisa
Agar tercapainya sistematika dari analisis maka metode kerja praktek yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
1. Studi literatur, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh melalui buku-buku,
tulisan-tulisan lain, data-data di departemen Produksi, Litbang Manajemen, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan kerja praktek
2. Studi lapangan, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh di lapangan kerja.
3. Wawancara (interview), yakni pengumpulan data dan keterangan melalui tanya jawab
dengan pihak yang mengetahui mengenai sistem manajemen khususnya pada biro Sistem dan
Manajemen Perusahaan dan Departemen Produksi Semen.
1.5 Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Agustus 2010 s.d 31 Agustus 2010 pada
Departemen Litbang Manajemen dan Departemen Produksi Semen.
1.6 Bidang Bahasan Kegiatan
Bidang bahasan kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada PT. Semen Tonasa adalah bidang
bahasan mengenai Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System
pada PT Semen Tonasa
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan dibutuhkan sistematika penulisan yang benar agar pihak yang
membacanya dapat memahami isi dari laporan ini. Adapun sistematika penyusunan laporan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah,
metode pelaksanaan Kerja Praktek dan sistematika penulisan.
-
Bab II Tinjauan Umum Perusahaan
Membahas tentang sejarah PT. Semen Tonasa.fasilitas produksi PT Semen Tonasa,status
perusahaan visi dan misi PT. Semen Tonasa, sistem manajemen Semen Tonasa sasaran
perusahaan,struktur organisasi perusahaan.
Bab III Tinjauan Pustaka
Membahas tentang sistem manajemen secara umum
Bab IV Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System
pada PT Semen Tonasa
Membahas tentang proses audit internal yang terinetgrasi yang dilakukan oleh PT Semen Tonasa
Bab V Penutup
Membahas mengenai kesimpulan dan saran.
disusun oleh
Iqbal Ismail (D22107031)
Iqrimah Nawalsari (D22107025)
INDUSTRIAL ENGINEERING 2007
HASANUDDIN UNIVERSITY
Laporan Kerja Praktek Iqbal Ismail ii
Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Karyawan) PT.Semen Tonasa
Posted: April 10, 2011 in Uncategorized 0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
-
Peningkatan kualitas karyawan di suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa
dewasa ini. Organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia
sebab pada saat ini karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Di samping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya
manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam
organisasi dengan bagian kepegawaian.
Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan
yang bersifat pengetahuan dan keterampilan teknis dari pegawai yang berada di bawahnya. Oleh
karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai
pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan
perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai
pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru.
Dalam tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan
sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar potensi yang dimiliki pegawai dapat
digunakan secara efektif. Kegiatan pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya
proses orientasi yang kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada
di dalam organisasi. Sehingga diharapkan ada peningkatan kualitas karyawan dalam hal
wawasan dan keterampilan teknis.
Dengan berbagai aspek dan hubungan dalam pendekatan integrative sumber daya manusia,
diharapkan para pekerja mendapat perhatian yang lebih spesifik untuk menjaga produktifitasnya,
serta meningkatkan kualitas karyawan disisi lainnya. Hal ini diharapkan agar para pekerja dapat
memberdayakan segala potensinya untuk kemajuan perusahaan.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
a) Mewujudkan kerja sama yang baik dalam bidang pembelajaran dan pengembangan
sumber daya manusia antara pihak PT.Semen Tonasa dengan pihak lembaga pendidikan dalam
hal ini Universitas Hasanuddin
b) Memperoleh nilai tambah dalam pengetahuan bidang manajemen sumber daya manusia
1.2.2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui proses dan prosedur pengembangan dan pelatihan SDM pada PT. Semen
Tonasa
b) Mengetahui model Pelatihan dan Pengembangan SDM pada PT Semen Tonasa
-
c) Mengetahui Proses Evaluasi Program Pemgembangan dan Pelatihan SDM PT. Semen
Tonasa
d) Memenuhi salah satu kurikulum Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitasa Hasanuddin.
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan ini akan dibahas tentang manajemen pengembangan sumber daya manusia dalam
mendukung peningkatan kualitas karyawan pada PT. Semen Tonasa
1.4 Metode Analisa
Untuk tercapainya sistematika dari analisis maka metode kerja praktek yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
a) Studi literature, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh melalui buku-
buku, dokumen/arsip, dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan laporan kerja praktek
tentang Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Karyawan) PT.Semen Tonasa
b) Studi lapangan, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh di lapangan kerja
c) Wawancara (interview), yakni pengumpulan data dan keterangan melalui tanya jawab
dengan p