139495005 sistem maintenance pltd pt

40
SISTEM MAINTENANCE PLTD PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL, SULTRA & SULBAR SEKTOR TELLO MAKASSAR (PERIODE : 29 JUNI S/D 29 JULI 2009) Posted: Desember 30, 2011 in Uncategorized 0 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal, menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses fisi bahan nuklir, atau proses lain-lain. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Pada mesin pembakaran dalam luar proses pembakaran terjadi diluar mesin, energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Mesin pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Dalam kelompok ini terdapat motor bakar torak, sistem turbin gas dan propulsi pancar gas, proses pembakaran berlansung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran berlansung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor bakar menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik), Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung dihubungkan dengan poros engkol. Gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol menimbulkan gerak translasi pada torak. Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor bensin (otto) dan motor diesel. Perbedaan yang utama terletak pada sistem penyalaannya. Bahan bakar pada motor bensin dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara kedua elektroda busi. Didalam motor diesel, trejadi proses penyalaan sendiri, yaitu bahan bakar disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Bahan bakar itu terbakar sendiri oleh udara, yang mengandung 21% volume O2, setelah temperatur campuran itu melampaui temperatur nyala bahan bakar. (Disadur dari ”penggerak mula Motor Bakar”-Wiranto Arismunandar,hal 1-5 ). Salah satu penggunaan motor bakar torak adalah pada mesin diesel dipusat pembangkit tenaga listrik. Hal ini mendorong kami untuk mengadakan KP (Kerja Praktek), dengan judul “Sistem Pemeliharaan Mesin Diesel” pada Unit PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltra-bar Sektor Tello Makasssar. Oleh karena itu, mesin diesel membutuhkan perawatan yang baik, teratur dan lebih profesional guna menghasilkan kerja mesin yang maksimal, serta memperpanjang umur komponen- komponen mesin itu sendiri.

Upload: oni-bagus-t-m

Post on 25-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM MAINTENANCE PLTD PT. PLN (PERSERO)

    WILAYAH SULSEL, SULTRA & SULBAR SEKTOR

    TELLO MAKASSAR (PERIODE : 29 JUNI S/D 29

    JULI 2009)

    Posted: Desember 30, 2011 in Uncategorized 0

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang

    menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal,

    menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses

    fisi bahan nuklir, atau proses lain-lain. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin

    kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.

    Pada mesin pembakaran dalam luar proses pembakaran terjadi diluar mesin, energi termal dari

    gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah.

    Mesin pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Dalam kelompok

    ini terdapat motor bakar torak, sistem turbin gas dan propulsi pancar gas, proses pembakaran

    berlansung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran berlansung didalam motor

    bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja.

    Motor bakar menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak

    translasi (bolak-balik), Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan

    oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan

    torak yang oleh batang penghubung dihubungkan dengan poros engkol. Gerak translasi torak tadi

    menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol

    menimbulkan gerak translasi pada torak.

    Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor bensin (otto) dan motor diesel.

    Perbedaan yang utama terletak pada sistem penyalaannya. Bahan bakar pada motor bensin

    dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara kedua elektroda busi. Didalam motor diesel, trejadi

    proses penyalaan sendiri, yaitu bahan bakar disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang

    bertemperatur dan bertekanan tinggi. Bahan bakar itu terbakar sendiri oleh udara, yang

    mengandung 21% volume O2, setelah temperatur campuran itu melampaui temperatur nyala

    bahan bakar. (Disadur dari penggerak mula Motor Bakar-Wiranto Arismunandar,hal 1-5 ). Salah satu penggunaan motor bakar torak adalah pada mesin diesel dipusat pembangkit tenaga

    listrik. Hal ini mendorong kami untuk mengadakan KP (Kerja Praktek), dengan judul Sistem Pemeliharaan Mesin Diesel pada Unit PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltra-bar Sektor Tello Makasssar.

    Oleh karena itu, mesin diesel membutuhkan perawatan yang baik, teratur dan lebih profesional

    guna menghasilkan kerja mesin yang maksimal, serta memperpanjang umur komponen-

    komponen mesin itu sendiri.

  • I.2. Defenisi Kerja Praktek

    Kerja praktek adalah program magang mahasiwa pada institusi yang bergerak dibidang teknik

    mesin dan bidang lain yang relevan.

    Kerja praktek merupakan salah satu persyaratan wajib yang diikuti oleh setiap mahasiswa

    sebelum memperoleh gelar kesarjanaannya. Kerja praktek memiliki bobot 2 sks yang

    dilaksanakan selama 1 bulan pada tempat tempat magang yang sesuai. Kerja praktek diberikan

    kepada mahasiswa tingkat akhir karena mereka sudah dapat menggunakan pengetahuan yang

    dimiliki untuk keperluan kerja praktek.

    I.3. Tujuan Kerja Praktek (KP)

    I.1.1. Tujuan Umum

    Tujuan umum dari kerja praktek ini kami lakukan adalah untuk mengadakan perpaduan antara

    ilmu yang telah kami dapatkan di bangku perkuliahan dengan kejadian-kejadian di lapangan

    sebagai objek penerapan teori, khususnya menyangkut mesin diesel. Di samping itu merupakan

    suatu persyaratan untuk memenuhi kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Hasanuddin Makassar.

    I.1.2. Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah :

    a. Mengetahui dasar kerja dari pembangkit listrik tenaga diesel khususnya pada PT. PLN

    (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.

    b. Mengetahui sistem pemeliharaan mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero)

    Wilayah VIII Sektor Tello.

    I.1.3. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah yang perlu diketahui pada mesin pembangkit listrik tenaga diesel pada

    PLN unit pembangkit I Tello sebagai berikut :

    a. Sistem perawatan dan pemeliharaan mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero)

    Wilayah VIII Sektor Tello.

    b. Tinjauan umum mesin diesel khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor

    Tello.

    I.4. Manfaat Kerja praktek Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek

    1. Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa Kerja Praktek dalam membantu menyelesaikan

    tugas-tugas di unit kerja masing-masing

    2. Institusi mendapat alternative calon karyawan yg telah dikenal mutu dan kredibilitasnya.

    3. Menciptakan kerjasama yang baik antara Jurusan Mesin Fakultas Teknik UNHAS dan

    Institusi tempat magang mahasiswa.

    I.5. Waktu danTempat Kerja Praktek

    Tempat pelaksanaan kerja praktek pada PT. PLN (PERSERO) wilayah SULSELTRA-BAR

    Sektor Tello unit PLTD.Waktu pelaksanaan kerja praktek dari tanggal 29 Juni 29 Juli 2009.

    I.6. Metode Penulisan

    Dalam mendapatkan data guna penyusunan laporan Kerja Praktek di PT. PLN (PERSERO)

    wilayah SULSELTRA-BAR Sektor Tello unit PLTD kami menggunakan metode penulisan

    sebagai berikut:

  • Pengamatan di Lapangan.

    Pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data-data aktual yang merupakan gambaran nyata

    yang terjadi pada PT. PLN Sektor Tello dengan jalan:

    Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses yang menjadi tinjauan

    umum penulis.

    Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan melakukan wawancara langsung dengan narasumber dalam hal ini karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan

    dan data yang berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.

    Penelitian Kepustakaan

    Penelitian kepustakaan ini merupakan penelitian untuk landasan teori dari laporan ini dengan

    jalan membaca berbagai macam literatur baik yang bersumber dari buku-buku ilmiah milik

    pribadi maupun yang bersumber dari arsip kepustakaan milik perusahaan.

    disusun oleh

    MUHAMMAD AKBAR A. (D211 05 015)

    M. FADLAN NUR (D211 05 039)

    JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2009

    Sampul

    Bab I

    Bab II

    BAB III

    BAB IV

    BAGAN STRUKTUR

    LAMPIRAN

    ANALISA PENGISIAN BBM DAN KERUGIAN HEAD

    PADA PIPA DEPOT BBM PERTAMINA UPMS

    IV MAKASSAR

    Posted: Desember 30, 2011 in Uncategorized 0

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bahan bakar merupakan aspek yang penting untuk menunjang segala akfitas kehidupan manusia.

    Bahan bakar dipergunakan dalam banyak keperluan seperti keperluan industri,rumah tangga,

    transportasi, dan sebagainya. Bahan bakar terbagi dalam berbagai macam yaitu bahan bakar

    minyak (BBM), batubara gas alam (LNG), dan lain-lain dan itu semua termasuk sumber daya

    alam yang tidak diperbaharui. Selain itu,ada pula bahan bakar yang dapat diperbaharui seperti

    biodiesel, biomassa, bioethanol, dan lain lain.

    Bahan bakar yang termasuk minyak dan gas dikelola oleh sebuah perusahaan negara yang

    bernama Pertamina. Perusahaan ini berfungsi untuk mengelola dan menyalurkan ke seluruh

    pelosok Indonesia. Untuk menyalurkan BBM dan Minyak Tanah ke seluruh wilayah kerja

    pemasaran pertamina maka diperlukan sebuah tempat pengisian BBM ke dalam tangki. Tempat

    tersebut dinamakan depot/instalasi pertamina. Depot Pertamina berada dibawah wilayah kerja

    pertamina unit pemasaran.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Mengetahui prinsip kerja dari TAS (Terminal Autamation System)

    2. Mengetahui bagian-bagian dari TAS

    C. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah pada laporan ini yaitu Pada Pengisian BBM dan Kerugian head Loss

    pada Pipa

    D. Masalah yang timbul

    1. Pompa solar nomor 8 berasap yang kemungkinan penyebabnya dikarena impeller pompa

    sudah aus hal ini ditunjukkan dengan berbunyinya impeller pompa selama pompa berjalan.

    2. Pompa Nomor 8 tidak dijalankan karena mengalami trouble pada impeller yang sudah aus

    3. Terjadi minyak luber pada filling stasiun 6

    4. Sistem Komputerisasi Terminal Automation System mengalami gangguan sehingga dilakukan

    pencatatan secara manual

    5. Besarnya head pompa yang digunakan tidak sesuai dengan head loss yang terjadi pada pipa

    6. Kerugian akibat belokan dan accesoris pipa sangat besar

    II.PROFIL PERUSAHAAN

    A. Sejarah Perusahaan

    PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN IV DEPOT BBM MAKASSAR adalah

    salah satu depot yang berada dilokasi PT PERTAMINA (PERSERO) unit pengolahan IV

    Makassar dengan alamat kantor pemasaran Jl. Garuda 1 Makassar, Sulawesi Selatan 90125, Telp

    : (0411) 871181 (5 saluran), 857647-49, 8576451, Fax : (0411) 851841, Telex : 71120, 71141,

    71186, dengan alamat depot instalasi Jl. Hatta 1, Makassar, Sulawesi Selatan 90164, Telp :

    (0411) 31921 (4 saluran)

    Struktur Organisasi

  • Gambar 1 Struktur Organisasi Pertamina Depot UPMS IV Makassar

    Sumber : Admnistrasi Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar

    1. Operasional Head (OH)

    OH selaku pimpinan puncak memberikan komitmen sepenuhnya untuk menerapkan dan

    memelihara system menajemen

    Untuk itu OH mengharuskan setiap pekerja untuk :

    a. Fokus kepada kepuasan pelanggan dengan memberikan hasil kerja yang terbaik.

    b. Melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara sungguh-sungguh.

    c. Secara penuh terlibat dalam SMM,melaksanakan kebijakan mutu dan berusaha mencapai

    sasaran mutu.

    Pembagian tanggung jawab dan wewenang dilaksanakan sesuai lampiran struktur organisasi dan

    uraian kerja untuk masing-masing jabatan.

    Untuk memelihara efektifitas system mutu, OH menjabat juga wakil manajemen (management

    Representative) dengan tanggung jawab dan wewenang :

    1. Menjamin dengan proses yang dibutuhkan SMM ditetapkan,diterapkan,dan dipelihara.

    2. Melaporkan kepada pimpinan kerja dari system menajemen mutu dan kebutuhan untuk

    peningkatannya.

    3. Mendorong adanya kesadaran pentingnya memuaskan pelanggan.

    2. PPP

    3. Teknik

    4. Sekuriti

    B. Bidang Kerja Depot Makassar

    1. Operasi Penerimaan

    a. Penerimaan BBM /BBMK disuplai dari :

    1. Kilang Makassar

    2. Kilang Plaju (khusus avgas)

    b. Fasilitas Penerimaan BBM /BBMK di Depot Makassar terdiri dari :

    1. Dermaga nomor 4 di unit pengolahan IV Makassar hanya untuk pembongkaran avgas (ex

    kilang Plaju).

    2. Enam pipa pembongkaran berdiameter 6 untuk pembongkaran:

    a. Avtur.

    b. Avgas

    c. Premium / Pertamax

    d. Minyak Tanah

    e. Minyak Solar

    f. Minyak berat (MFO)

    2. Operasi Penimbunan

    Fasilitas penimbunan BBM sebanyak 10 buah tangki terdiri dari :

    a. 2 buah tangki timbun avtur

    b. 1 buah tangki timbun avgas

    c. 2 buah tangki timbun premium

    d. 2 buah tangki timbun solar

    e. 2 buah tangki timbun minyak tanah

    f. 1 buah tangki timbun pertamax

    3. Operasi Penyaluran

  • Pengisian BBM ke mobil tangki didukung oleh rumah pompa sebanyak Sembilan buah pompa

    elektro serta dua pompa diesel. Selain itu,juga terdapat dua buah bangsal pengisian yang terdiri

    dari satu bangsal filling shed dengan delapan buah meter arus digital serta satu bangsal filling

    drum dengan enam buah meter arus digital.

    4. Pemeliharaan

    Pemeliharaan di Depot Makassar meliputi :

    a. Pemeliharaan sarana fasilitas operasi : Pipa dan perlengkapannya,tangki timbun,filter

    pompa,meter arus, bridger, dan gudang.

    b. Pemeliharaan sarana pendukung : kantor, gedung, rumah pompa, saluran listrik, pos penjaga

    dan areal parker

    c. Pemeliharaan sarana LK3, seperti : pemadam api, rambu-rambu, tanaman hias, areal

    penimbunan BBM/BBMK dan pelumas

    d. Penyelesaian Admnistrasi teknik, laporan, dan rencana membuat anggaran tahun berikutnya

    e. Teknologi yang digunakan adalah teknologi perminyakan pada umumnya disesuaikan dengan

    perkembangan teknologi secara komprensif sesuai tuntutan kebutuhan.

    5. Administrasi

    Administrasi di Depot Makassar meliputi Administrasi keuangan dan umum

    6. Sekuriti

    Sekuriti meliputi penciptaan dan pengendalian situasi aman dilingkungan kerja DepoMakassar

    C. Wilayah Pemasaran

    Wilayah pemasaran depot pertamina unit pemasaran VI (UPMS) yaitu meliputi Balikpapan,kutai

    kertanegara,samarinda dan wilayah Kalimantan timur dan sekitarnya

    D. Skema instalasi pipa

    Gambar 2 Skema instalasi pipa pengisian BBM Depot Pertamina UPMS IV Makassar

    Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar

    Gambar 3 skema jalur instalasi pipa pemadam depot pertamina Makassar

    Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar

    E. Kebijakan dan Sasaran Mutu

    1. Kebijakan Mutu

    Sebagai salah satu lokasi tempat penerimaan,penimbunan,dan penyaluran produk bahan bakar

    minyak (BBM/BBMK) dan minyak pelumas yang berkualitas Pertamina UPMS IV Depot BBM

    Makassar memandang kepuasan pelanggan merupakan sesuatu yang penting. Karena

    sesungguhnya pelanggan merupakan partner kerja,baik dalam hubungan antara customer dengan

    perusahaan hubungan antara perusahaan dengan pekerja,maupun antara pekerja dengan pekerja.

    Sedangkan kepuasan pelanggan itu dapat terwujud jika terjadi hubungan yang saling

    menguntungkan antara kedua belah pihak dan terpenuhinya kebutuhan masing-masing pihak.

    Dengan lingkup sistem manajemen mutu yang efektif dan efisien dengan merujuk pada

    persyaratan internasional ISO 9001:2000. Manajemen pertamina unit pemasaran IV depot

    Makassar mempunyai komitmen dengan menentukan kebijakan mutu sebagai kepuasan anda

    prioritas kami

    Oleh karena itu,manajemen pertamina depot BBM Makassar menerapkan kebijakan manajemen

    sebagai berikut ;

  • a. Menerapkan sistem manajemen mutu pertamina secara konsisten dan terpadu

    b. Memberdayakan SDM melalui peningkatan profesionalisme kerja sama kelompok.

    c. Menyalurkan efisiensi melalui budaya sadar biaya.

    d. Menyalurkan BBM/BBMK dan minyak pelumas yang berkualitas.

    e. Membangun keunggulan daya saing dengan menciptakan operasi fleksibel dan menggunakan

    teknologi digital dalam penimbunan,penyaluran BBM untuk meraih peluang bisnis yang

    menguntungkan secara optimal

    f. Mengutamakan aspek kesehatan,keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.

    2. Sasaran Mutu

    Berdasarkan kebijakan mutu yang telah ditetapkan dengan merujuk pada persyaratan ISO

    9001:2000, manajemen pertamina unit pemasaran IV depot BBM Makassar mempunyai

    komitmen untuk sasaran mutu sebagai berikut :

    a. Menciptakan kinerja operasi BBM/BBMK dan minyak pelumas yang accountable dan

    auditable melalui pembinaan SDM dan pengelolaan admnistrasi yang tertib.

    b. Meminimalkan rugi kerja,operasi penerimaan maksimal 0,30% dan penyaluran maksimal

    0,10%.

    c. Mengoperasikan mobil tangki dengan profit minimal 3%

    d. Menanggapi keluhan pelanggan maksimum 6 keluhan.

    e. Menciptakan kenyamanan pelanggan pada saat menunggu proses admnistrasi di kantor depot

    BBM Makassar

    f. Meminimalkan jam lembur 8 %

    g. Melaksanakan kontunitas improvement dan perubahan zero incident.

    h. Melaksanakan operasi perusahaan dengan pencapaian zero incident.

    F. Kode Tangki Minyak

    Depot Pertamina Unit Pemasaran IV Makassar berfungsi sebagai tempat penimbunan dan

    penyaluran BBM /BBMK dan minyak pelumas. Untuk memudahkan pengisian BBM ke dalam

    tangki maka diberikan kode warna

    sesuai dengan jenis bahan bakar minyak. Adapun kode warna tangki minyak di depot pertamina

    sebagai berikut :

    menunjukkan tangki berisi bensin

    menunjukkan tangki berisi solar

    menujukkan tangki berisi minyak tanah

    menujukkan tangki berisi pertamax

    menunjukkan tangki erisi avtur

    III.TEORI DASAR

    A. Sistem Kontrol

    Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja dibawah pengarahan kecerdasan

    mesin. Dalam kebanyakan kasus,rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan dan komponen

    elektromangentik seperti sensor dan motor bertindak sebagai antar-muka dengan dunia fisik.

    Pada masa lalu,yang disebut proses otomatis adalah semua yang dikontrol,baik dengan rangkaian

    elektronika dengan analog maupun dengan rangkaian yang memakai saklar (switch),relai (relay),

    dan pewaktu timer. Sejak kemajuan mikrprosesor yang murah semakin banyak piranti dan sistem

    dirancang ulang untuk menyertakan pengontrol mikroprosesor contohnya termasuk mesin foto

    kopi,mesin minum-minuman,robot dan pengolahan pabrik industri.

  • Sistem kontrol dapat dikelompokkan menurut beberapa cara yaitu sistem regulator,sistem

    pembuntut,sistem kontrol event. Sistem regulator secara otomatis menjaga suatu parameter agar

    bernilai pada (atau sekitar) harga tertentu contohnya sistem pemanasan rumah untuk menjaga

    suhu pada nilai tertentu meskipun terjadi kondisi-kondisi luar yang berubah. Sistem pembuntut

    mengupayakan outputnya mengikuti lintasan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya

    contohnya robot industri yang memindahkan bagian-bagian (parts) dari suatu tempat ke tempat

    lainnya. Sistem kontrol event mengendalikan serangkaian peristiwa (event) yang berurutan

    conthnya mesin cuci yang terus-menerus melaksanakan sederetan langkah-langkah terprogram.

    Sistem control elektrik merupakan karya abad keduapuluh. Relai elektromagnetik dikembangkan

    dan dipergunakan untuk mengendalikan motor dan piranti (device) secara jarak jauh. Relai dan

    saklar juga dipergunakan sebagai gerbang-gerbang logika (logic gates) sederhana untuk

    mewujudkan semacam kecerdasan. Dengan memakai teknologi tabung vakum,berbagai

    perkembangan penting dalam sistem control terjadi sepanjang perang dunia II.

    Pelajaran sistem kontrol berisikan banyak pelajaran yaitu elektronika (baik analog maupun

    digital),piranti kontrol daya,sensor,motor,mekanika dan teori sistem kontrol.

    Setiap sistem kontrol memiliki sekurang-kurangnya satu pengontrol (controller) dan satu akuator

    (actuator). Input ke pengontrol disebut rujukan (set point),suatu sistem yang melambangkan

    output sistem yang diinginkan. Actuator adalah piranti elektromagnetik yang menerima sinyal

    dari pengontrol dan mengubahnya menjadi semacam aksi fisik contoh dari beberapa akuator

    umum adalah motor elektrik,katup yang dikendalikan secara elektrik atau elemen pemanas

    (heating element).

    Gambar 4,Diagram Blok Sistem Kontrol

    Sumber : Electronic Book,Pengenalan Sistem Kontrol

    Elemen-elemen desain sistem kontrol yaitu :

    1. Mendefiniskan obyektif pengontrolan..

    2. Menyeleksi pengukuran

    3. Menyeleksi variable yang dimanipulasikan

    4. Menyeleksi konfigurasi kontrol

    5. Mendesain kontroler.

    B. Sistem Kontrol Terbuka

    Masukan Keluaran

    1. Kelebihan sistem loop terbuka

    a. konstruksi sederhana dan perawatannya mudah

    b. lebih murah

    c. tidak ada persoalan berlebihan

    d. cocok untuk keluaran yang sulit diukur/tidak ekonomis

    2. Kekurangan sistem loop terbuka

    a. gangguan dan perubahan kalibrasi

    b. untuk menjaga kualitas yang diinginkan perlu kalibrasi ulang waktu ke waktu

    C. Sistem Kontrol Tertutup

    Sistem kontrol tertutup terbagi tiga yaitu :

    1. Sistem kontrol berumpan balik

  • 2. Sistem kontrol interfrensial

    3. Sistem kontrol berumpan-maju

    Masukan Keluaran

    Gambar 5, Diagram Blok Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Sumber : Electronic Book,Filosofi Dasar Sistem Kontrol

    D. Sistem Kontrol Digital

    Dalam sistem kontrol digital,pengontrol menggunakan rangkaian digital , kerap kali, rangkaian

    sesungguhnya adalah komputer yang biasanya berbasis mikroprosesor atau mikrokontroler.

    Komputer tersebut melaksanakan program yang berulang berkali-kali (setiap perulangan iterasi

    atau scan). Program memerintahkan computer untuk membaca data rujukan dan sensor,lalu

    menggunakan bilangan-bilangan untuk menghitung output pengontrol (yang kemudian dikirim

    ke akuator). Program tersebut lalu memutar balik ke permulaan dan memulai lagi. Waktu total

    untuk satu kali melintas program mungkin kurang dari 1 milidetik (ms). Sistem digital hanya

    melihatinputnya pada saat tertentu dalam suatu scan. hal ini secara mendasar berbeda daripada sistem analog,yang bersifat kontinu dan menanggapi setiap perubahan secara segera. Meskipun

    demikian,pada kebanyakan sistem kontrol digital,waktu scan sedemikian singkat dibandingkan

    waktu tanggapan proses yang dikontrol sehingga,untuk semua tujuan praktis,tanggapan

    pengontrol terasa seketika.

    E. Komponen TAS

    1. Automatic Tank Gauge (ATG)

    Automatic tank gauge dapat memberikan hasil pengukuran secara otomatis,paling tidak yang

    berikut ini :

    a. Ketinggian BBM secara terus menerus

    b. Temperatur BBM secara terus menerus

    c. Ketinggian air pada saat diminta

    d. Density BBM pada saat diminta

    Adapun spesifikasi umum yang diperlukan sebagai berikut :

    1) Ketelitian tinggi BBM :0.5 mm

    2) Ketelitian tinggi air (interface) : 2mm

    3) Ketelitian pengukuran density : 0.005g/cc

    4) Repeability : 0,1 mm

    5) Range Pengukuran :disesuaikan dengan tinggi tangki timbun

    6) Input/Output : Serial,RS485

    7) Protokol komunikasi :dokumentasi dari vendor harus lengkap

    Ada berbagai macam tipe ATG, yang paling popular adalah tipe servo balance dan radar. Yang

    dapat memberikan pengukuran semua yang disebutkan di atas sekaligus,tanpa bantuan sistem

    lain,adalah tipe servo balance. Tipe radar,sekalipun beberapa model dapat memberikan ketelitian

    yang lebih,hanya dapat mengukur ketinggian BBM. Pengukuran interface,density, dan

    temperature memerlukan alat lain.

    1.1 Servo Balanace ATG

    Prinsip dari servo ini adalah timbangan yang presisi. Timbangan (sensor torsi) digunakan sebagai

    input bagi sebuah controller yang diset untuk mencari berat tertentu. Bila level BBM

    turun,bandul ATG menjadi lebih berat dari sebelumnya,sehingga controller akan memerintahkan

  • gulungan tali bandul untuk mengulur (menurunkan) bandul sampai diperoleh berat sama dengan

    sebelumnya (set point). Panjang tali yang diulur menyatakab perubahan level. Sebaliknya bila

    level BBM naik,bandul menjadi lebih ringan, controller memerintahkan gulungan untuk

    mengangkat bandul sampai diperoleh berat semula. Pengukuran density menggunakan hokum

    Archimedes. Berat bandul di udara diketahui. Berat bandul yang ditenggelamkan penuh dalam

    BBM diukur.

    Gambar 5,prinsip kerja servo balance ATG

    Sumber :pedoman desain TAS ITB,2007

    Diperoleh selisih berat. Volume bandul juga diketahui. Density BBM dihitung dengan membagi

    selisih berat dengan volume bandul. Gambar memperlihatkan sistem analog,yang sekarang tidak

    digunakan lagi. ATG modern menggunakan rangkaian digital. Sistem digital (microcontroller)

    memungkin ATG beroperasi dengan baik sesuai dengan perintah dan melakukan perhitungan

    dengan teliti. ATG tipe servo memiliki komponen yang halus,bergerak,dan terbasahi oleh BBM.

    Oleh karena itu tipe ini hanya baik bagi BBM yang bersih (P,K,dan S). Bila ATG ini digunakan

    untuk pengukuran MFO,pemeliharaan harus dijadwalkan lebih sering. Bila untuk PKS cukup

    diperiksa tiga bulan sekali,untuk MFO memerlukan pemeriksaan dan pembersihan setiap bulan.

    Gambar 6, servo balance ATG

    Sumber :pedoman desain TAS ITB,2007

    1.2 Radar ATG

    Seperti namanya ,radar (radio detection and ranging), ATG ini menggunakan prinsip pengukuran

    jarak dengan gelombang radio. Tipe ini tidak memiliki bagian yang bergerak dan tidak terbasahi

    oleh BBM, sehingga pemeliharaan menjadi lebih mudah dengan jadwal yang lebih jarang. Tipe

    ini baik untuk mengukur level minyak yang kotor atau berat,seperti MFO. Saying density BBM

    dan interface BBM dengan air tidak dapat diukur oleh tipe ini

    2. Motor Operated Valve (MOV)

    Mov adalah valve yang digerakkan oleh motor listrik,sehingga dapat dioperasikan dari jauh. Mov

    memungkinkan penganturan dari ruang kontrol. Hampir semua tipe valve dipasangi penggerak

    listrik (electric akuator). Tipe valve yang biasa digunakan di depot adalah :

    a. Gate Valve,actuator action,multi turn (banyak putaran)

    b. Ball Valve,actuator action : quarter turn (setengah putaran)

    c. Plug Double Block & Bleed Valve,actuator action : quarter turn (seperempat putaran)

    Electric actuator dapat menggunakan motor arus searah (DC) atau motor arus bolak-balik (AC).

    Untuk valve berukuran besar (>4) biasanya digunakan motor AC tiga fasa Spesifikasi umum MOV :

    1. Sumber daya : 220 VAC atau 380 VAC 3 fasa

    2. Memiliki torsi yang sesuai untuk valve yang dipilih

    3. Waktu buka-tutup katup : maksimum 90 detik

    4. Kelengkapan :

    a. Tombol untuk operasi local

    b. I/O untuk remote operation

    c. Saluran komunikasi untuk pengendalian melalui komputer (RS485 dengan informasi protokol

    dari vendor harus lengkap)

    3. Metering System

    a. Meter

  • Meter di sini adalah perangkat yang mengukur volume yang disalurkan. Tipe meter yang

    digunakan dalam operasi depot tertentu adalah sebagai berikut :

    1) Penyaluran darat (truk tangki) :

    a). Vane PD (positive Displacement) meter untuk PKSA

    b). Gear atau Rotating Paddle PD meter untuk MFO

    2) Penyaluran Laut : turbin meter

    3) Penerimaan laut : turbin meter

    4) Penyaluran pipa : turbin meter

    5) Penerimaan pipa : tubin meter

    Gambar 7 Vane PD Meter

    Gambar 8 Gear Meter

    Gambar 9 Turbin Meter

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Spesifikasi umum meter untuk depot :

    a. Ketelitian : 0,2 %

    b. Repeatability : 0.1%

    c. Output : pulsa

    d. Kapasitas :

    1) Truk tangki top loading :1000 liter per menit

    2) Truk tangki bottom loading : 2000 liter per menit

    3) Penerimaan dan penyaluran laut : 600 m / jam

    4) Penerimaan dan penyaluran pipa : disesuaikan dengan kapasitas pompa.

    b. Kontrol Bak

    Bacth controller atau loading controller sangat menentukan kualitas penyaluran BBM. Batch

    controller harus memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut :

    1) Pengatur laju aliran

    2) Pengatur profil laju aliran

    Gambar 10,grafik hubungan Flow rate dengan preset volume

    Sumber edoman desain TAS ITB 2007

    3) Penunda (time delay) bukaan valve

    4) Penunda (delay time) mematikan pompa

    5) Alarm dan shut down bila terjadi :

    a) Low Flow

    b) High Flow

    c) Kehilangan Ground

    6) Meter factor : empat titik (25%,50%,75%,100%)

    7) Input : pulsa dari meter

    8) Output ke kontrol valve WM (Pulse Width Modulation ) buka dan tutup

    9) Display :

    a) Preset

  • b) Laju Aliran

    c) Volume Pengisian

    d) Non Resetable Totalizer

    10) Tombol :

    a) Start

    b) Stop

    c) Numerik

    11) Komunikasi : RS485 ,informasi protokol harus lengkap dari vendor

    c. Flow Control Valve

    Flow control valve untuk penyaluran dipilih dari tipe self actuated electro hydrolic digital valve.

    Valve tipe ini ringan perawatannya karena tidak memerlukan actuator maupun daya,kecuali daya

    kecil untuk menggerakkan solenoid valve. Daya penggerak diperoleh dari tekanan BBM yang

    dialirkan. Spesifikasi umum digital valve :

    1) Pengendalian : solenoid valve,buka dan tutup

    2) Normally Close : bila tidak ada daya ke solenoid,valve menutup

    3) Memiliki pengatur kecepatan buka dan tutup

    4) Kedap BB

    Solenoid Valve

    Pengatur kecepatan menutup

    Gambar 11, Salah Satu Model Digital Electrohydraulic Valve

    Sumber : Pedomain Desain TAS-ITB

    d. Grounding Monitor

    Grounding monitor diperlukan untuk memperbaiki sistem keamanan operasi. Grounding

    merupakan syarat (permissive) agar pengisian truk tangki dapat dilaksanakan atau dilanjutkan.

    Grounding lug terbuat dari logam,merupakan titik penyambungan ground dan titik monitoring

    ground pada tangki. Grounding lug dipasang pada chassis truk tangki tanpa isolasi ,diikat luar

    dengan mur dan baut sehingga tersambung secara galvanis dengan chasis truk tangki. Bila

    ground connector disambungkan ke grounding lug,truk tangki tersambung ke ground oleh

    grounding cable.grounding lug juga menyambung grounding cable ke ground sense. Selanjutnya

    ground detector mendeteksi hubungan ground sense dengan ground dan mengirimkan sinyal

    ground ke batch controller. Bila ground detector tidak menemukan ground pada ground

    sense,sinyal ground ke batch controller diputus,sehingga pemompaan tidak dapat berlangsung.

    Penggunaan grounding lug dan ground conector semacam ini menghindari pemalsuan ground.

    Pada Terminal Automation System (TAS) sistem ini menyediakan monitoring dan reporting

    penyaluran bahan bakar minyak di depot-depot pertamina secara efisien,aman dan terkendali dari

    semua aspek.

    e. Metering System.

    Metering system yang berkaitan dengan TAS adalah gabungan antara meter,batch

    controller,digital valve,dan grounding monitor. Pada saluran penyaluran masih ada beberapa

    peralatan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan kelayakan operasi seperti strainer,air

    eliminator,flow straighter,dsb. Namun yang disebut terakhir ini boleh tidak dikaitkan dengan

    TAS. Secara diagram,metering system digambarkan sbb :

    Gambar 12,diagram metering system TAS

    Sumber : Pedoman desain TAS-ITB

  • Digital valve yang diberi regulator pilot dapat sekaligus berfungsi sebagai back pressure

    regulator. Bila tekanan pompa perubahannya terlalu besar,back pressure regulator diperlukan

    untuk menjaga ketelitian pengukuran. Bila tekanan pompa dapat dipelihara, maka back pressure

    regulator tidak diperlukan. Metering system merupakan blok terpenting dalam TAS sisi

    penyaluran. Metering system harus dirancang agar dapat tetap bekerja dengan operasi local pada

    waktu TAS mengalami gangguan. Ini dilakukan dengan memilih batch controller yang dapat

    dioperasikan secara remote (tersambung ke TAS ) dan local.

    4. Densitometer

    Densitometer digunakan untuk mengukur density produk. Density produk digunakan untuk :

    a. Perhitungan volume standar pada akutansi minyak

    b. Pengawasan mutu produk

    c. Menerbitkan alarm bila produk yang sedang disalurkan atau diterima keluar dari wilayah

    density yang semestinya.

    Densitometer adalah istilah untuk instrument yang mengukur density di jalur pipa secara

    otomatis dan terus-menerus. Densitometer dikenal sebagai hydrometer. Terdapat dua tipe

    densitometer yang popular :

    a. Densitometer nuklir. Mudah memasangnya ,cukup dilekatkan pada pipa. Namun karena

    menggunakan radioaktif,kini pemakaiannya dibatasi.

    b. Densitometer coriolis.densitometer coriolis dapt berupa instrument yang memang dirancang

    hanya untuk mengukur density,atau berupa mass flow meter.

    a. Cara memasang coriolis densitometer di jalur pipa

    Densitometer coriolis mengukur density dengan mengalirkan fluida pada sepasang pipa bengkok

    yang digetarkan. Aliran fluida dalam pipa menyebabkan perubahan fasa getaran antara dua pipa

    ini. Perubahan fasa ini sebanding dengan density dan kecepatan alir. Bila luas penampang

    pipa,kecepatan alir,dan density diketahui, maka kecepatan alir volume dan masa dapat dihitung.

    Pipa coriolis tidak dapat dibuat besar,karena akan digetarkan. Oleh karena itu densitometer

    coriolis harus dipasang parallel dengan pipa . ukuran coriolis meter terbesar yang ada saat ini

    adalah 4. Untuk pengukuran density dapat dipilih yang terkecil (1/2,3/4,atau 1). Ada beberapa cara memasang densitometer pada jalur pipa.

    Bila pipa tidak memerlukan pinging (untuk pembersihan atau pengukuran),maka densitometer

    dapat dipasang dengan dua cara berikut :

    Gambar 13,pemasangan densitometer dengan nozzle

    Sumber : Pedoman desain TAS=ITB

    Densitometer dipasang pada pipa spool dengan nozzle yang dirancang khusus seperti gambar

    diatas. Ukuran pipe spool sebaiknya sama besar dengan jalur pipa.

    Gambar 14, pemasangan densitometer dengan office plate

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Atau dengan memasang office plate sebagai pembangkit beda tekanan, agar sebagian BBM

    mengalir melalui densitometer seperti gambar di atas.

    Bila pipa akan sesekali mengalami pinging ,misalnya pada jalur penerimaan melalui pipa, maka

    tapping pada pipa tidak boleh menganggu bagian dalam pipa. Dalam hal ini maka beda tekanan

    antara inlet dan outlet densitometer hampir tidak ada,sehingga BBM tak akan mengalir dengan

  • kecepatan memadai melalui densitometer. Maka perlu dipasang pompa pengalir seperti gambar

    dibawah ini :

    Gambar 15,Densitometer dengan penambahan pompa

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    b. Letak densitometer

    1) Densitometer untuk perhitungan penyaluran dan penerimaan sebaiknya dipasang dekat dengan

    flowmeter.

    2) Densitometer untuk mengawasi mutu produk harus dipasang sedekat mungkin dengan sumber

    produk. Untuk penerimaan laut,maka densitometer dipasang di outlet pompa.

    3) Untuk mendeteksi kedatangan interface pada jalur pipa,densitometer dipasang beberapa

    kilometer dari titik penerimaan.

    5. Pomp Sequencer.

    Pump sequencer merupakan pengontrol penyalaan pompa yang akan bekerja dengan prinsip :

    a. Mempertahankan flowrate pada daerah kerja flow meter diperlukan umpan balik flow rate dari

    semua meter untuk pump sequencer.

    b. Menyalakan pompa dengan jumlah sesuai permintaan dari batch controller. Permintaan

    penyalaan pompa (pump demand) dari masing=masing batch controller diteruskan ke pump

    sequencer,sehingga dapat dihitung flow rate yang diperlukan untuk menentukan jumlah pompa

    yang aktif

    c. Mengatur running hours setiap pompa untuk masing-masing produk. Setiap produk memiliki

    pompa utama yaitu,pompa yang akan dinyalakan jika minimum terdapat permintaan dari satu

    buah batch controller. Pump sequencer akan menggilir pompa utama dengan pompa lainnya

    setiap 24 jam

    Gambar 16,Alur kerja dari pump sequncer

    Sumber :pedoman desain TAS=ITB

    6. Peralatan Jaringan

    a. Switch

    Switch atau biasa disebut network switch adalah peralatan jaringan yang menjembetani beberapa

    segmen jaringan. Peralatan ini dapat mengenali alamat Ethernet yang dituju. Terdapat pilihan

    jumlah port,seperti 8,16,24,dan48 port

    Gambar 17,Switch Jaringan

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    b. Serial To Ethernet Server

    Serial to Ethernet server adalah perangkat komunikasi yang dapat mengubah data komunikasi

    serial ke dalam data komunikasi Ethernet dan sebaliknya. Disebut sebagai server karena satu

    buah port Ethernet dapat dibagi menjadi banyak port serial dengan address masing-masing.

    Perangkat ini digunakan untuk mengumpulkan banyak jalur komunikasi serial menjadi satu jalur

    Ethernet sehingga memudahkan pengendalian komunikasi.

    Gambar 18, Serial To Ethernet Server

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    c. Media Konverter

  • Media converter adalah nama generik untuk pengubah media komunikasi,misalnya mengubah

    dari sinyal elektronik ke sinyal fiber optic dan sebaliknya. Alat ini hanya mengubah jenis sinyal

    secara fisik,tanpa operasi jaringan apapun.

    Gambar 19, Media Konverter

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    d. Kabel Data

    Kabel data yang digunakan adalah jenis kabel twisted pair yang biasanya berukuran 26 AWG

    hingga 22 AWG. Pada kabel data jenis ini dikenal tipe-tipe berikut :

    1) UTP : Unishielded Twisted Pair

    2) STP : Shieldel Twisted Pair

    3) ScTP : Screened Twisted Pair

    4) FTP : Foil Twisted Pair

    Kabel UTP dan STP cukup popular dan banyak digunakan. Kabel-kabel twisted pair dibedakan

    dalam beberapa kategori sesuai standard EIA/TIA-565-8. Kategori yang umum adalah cat 5e

    (bandwidth 100 MHz dan data rate 1 Gbps) dan cat 6 (bandwith 200 MHz dan data rate 10

    Gbps).

    e. Fiber Optic

    Fiber Optic adalah sejenis kabel yang terbuat dari bahan gelas atau plastic yang digunakan untuk

    mentransmisikan sinyal dalam bentuk cahaya,biasanya dalam spectrum tampak. Kelebihan

    transmisi menggunakan fiber optic dibandingkan transmisi menggunakan kabel tembaga adalah :

    1) Fiber optic tidak terganggu oleh interfrensi gelombang elektromagnetik

    2) Kecepatan transfer data lebih tinggi

    3) Sinyal cahaya lebih sedikit terdegradasi disbanding sinyal elektronik

    4) Daya transmisi sinyal cahaya lebih kecil

    Gambar 20, Fiber Optic

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Dikenal dua jenis fiber optic,yaitu multi-mode fiber optic dan single-mode fiber optic. Multi-

    mode fiber optic memiliki ukuran inti lebih besar dibandingkan single mode fiber optic. Jenis ini

    banyak digunakan untuk jaringan (LAN). Cahaya dapat ditransmisikan dengan sudut tertentu dan

    dipantulkan oleh dinding fiber optic untuk sampai ke receiver. Single mode fiber optic memiliki

    ukuran inti sekitar 10 mikron. Kabel jenis ini digunakan untuk transmisi kecepatan tinggi yang

    berjarak jauh. Sinyal cahaya ditransmisikan lurus sepanjang fiber optic

    F. Komputer

    Komputer yang diperlukan untuk implementasi TAS adalah :

    1. Server,yang penggunaan utamanya sebagai data server,sehingga hardware untuk server harus

    mampu menangani database cukup besar

    2. TAS PC,yang digunakan sebagai polling computer dan sebagai console. Polling computer

    biasanya dioperasikan terus menerus dan menangani lalu lintas komunikasi data cukup tinggi.

    Spesifikasi umum server adalah server kelas industrial,prosessor minimum Xeon atau ekivalen

    dan harddisk minimum 80 GB

    Spesifikasi umum TAS PC sebagai polling computer :Industrial PC,prosessor minimum Pentium

    4 atau ekivalen,memori minimum 512 kb,harddisk minimum 40 GB. Spesifikasi umum TAS PC

    sebagai console yaitu branded PC,prosessor minimum Pentium 4 atau ekivalen ,memori

    minimum 512 kb,harddisk minimum 80 GB.

  • Dalam pengoperasiannya system TAS ini mengadopasi suatu client server arsitektur yang terdiri

    dari dua yaitu database server dan polling flow meter server. Sedangkan terminal client terdapat

    dalam proses validasi,gatein,gate out,dan administrator jumlah terminal client dapat disesuaikan

    dengan kebutuhan. Dalam pengoperasiannya sistem TAS menggunakan IButton (Id Badge

    Mounting Option) sebagai identitas supir mobil tangki dan bila dibandingkan dengan sistem Id

    Card dalam pemakaian sehari-hari Ibutton terbukti sangat kuat dan handal

    Gambar 21, Komponen Terminal Automation System (TAS)

    Sumber : Website, Terminal Automation System;PT Globalindo Jaya Perdana

    G. Perencanaan TAS

    Perencanaan TAS dilaksanakan dengan mempertimbangkan jumlah peralatan operasi yang

    ada,jenis operasi yang akan dilaksanakan oleh TAS,dan prosedur operasi yang diterapkan.

    Berdasarkan jenis operasi yang akan dilaksanakan,modul software yang sesuai yang dipilih.

    Terlepas dari kapasitas penerimaan dan penyaluran,arsitektur sistem akan sama untuk jenis

    operasi yang sama. Yang berbeda adalah jumlah peralatan lapangan yang akan menangani

    masing-masing operasi.

    a. Operasi Penerimaan Laut.

    Gambar 22, prosedur Operasi Penerimaan Laut

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Pada penerimaan laut,dilakukan pemantauan receiving batch controller di rumah pompa. Selain

    itu juga diperlukan integrasi dengan pengontrol MOV dan pemantauan level tangki. Dengan

    demikian selain modul pemantau penerimaan laut,sistem terintegrasi dengan pengontrol MOV

    melalui HMI MOV,modul pemantau tangki,modul pengolahan data &pelaporan,dan modul

    database. Fungsi utama modul pemantau penerimaan laut adalah :

    a. Melakukan monitoring dan perekaman atas proses ship discharge.

    b. Melakukan koordinasi dengan HMI MOV dan Modul Pemantau tangki untuk melakukan

    interlocking.

    Modul ini diimplementasikan dengan modul penyaluran laut pada sebuah TAS PC di ruangan

    kontrol.

    b. Otomatis Penyaluran Laut.

    Sebaliknya,penyaluran laut (ship loading),dilakukan pemantauan delivery batch controller di

    rumah pompa. Seperti penerimaan laut,modul ini perlu diintegrasikan pulan dengan pengontrol

    MOV dan pemantauan level tangki. Dengan demikian selain modul pemantau penyaluran

    lau,sistem integrasi dengan pengontrol MOV melalu HMI MOV,modul pemantau tangki,modul

    pengolahan data & pelaporan dan modul database. Fungsi utama modul pemantau penyaluran

    laut adalah :

    a. Melakukan monitoring dan perekaman atas proses ship loading

    b. Melakukan koordinasi dengan HMI MOV dan modul pemantau tanki untuk melakukan

    interlocking.

    modul ini diimpelmentasikan pada sebuah TAS PC di control room dengan modul penerimaan

    laut.

    c. Otomatis penerimaan pipa.

  • Gambar 23, Prosedur Otomatis Penerimaan Pipa

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Pada otomasti penerimaan melalui jalur pipa dilakukan pemantauan terhadap densitometer

    transmitter jauh,volume yang diterima dan densitometer dekat. Pengontrol akan memperkirakan

    waktu untuk untuk menutup atau membuka MOV tertentu dari pemantauan densitometer jauh.

    Volume yang diterima dicatat melalui flow komputer dari turbin flowmeter. Densitometer dekat

    digunakan sebagai pemicu untuk menutup atau membuka MOV. Modul pemantau penerimaan

    pipa berfungsi untuk mencatat data transaksi penerimaan jalur pipa dan melakukan koordinasi

    dengan mengontrol MOV dan pemantau level tangki. Pengaturan dilakukan oleh PLC MOV

    melalui HMI MOV. Modul ini diimplementasikan di server TAS.

    d. Otomatis Penyaluran Pipa

    Gambar 24, Operasi Penyaluran Pipa

    Sumber : Pedoman Desain TAS-ITB

    Pada otomatis penyaluran melalui pipa dilakukan pemantauan terhadap volume yang disalurkan

    melalui turbin flow meter. Modul pemantau penyaluran pipa berfungsi untuk mencatat data

    transaksi di jalur pipa dan melakukan koordinasi dengan pengontrol MOV dan pemantau level

    tangki. Pengaturan dilakukan oleh PLC MOV melalui HMI MOV. Seperti Modul penerimaan

    pipa,modul ini diimplementasikan di server TAS.

    e. Otomatis Penyaluran Darat

    Pada penyaluran darat otomatis dilakukan dengan memantau batch controller. Untuk itu

    diperlukan modul pemantau batch controller. Untuk penyimpanan data dan pelaporan perlu

    diintegrasikan dengan modul pengolahan data dan pelaporan serta modul database.

    Gambar 25 , Operasi Penyaluran Darat

    Sumber : Pedoman Desain TAS

    Fungsi utama batch controller adalah :

    a. Melakukan monitoring dan perekamana atas proses truck loading

    b. Melakukan koordinasi dengan modul admnistrasi DO untuk melakukan validasi atas

    kesahihan status truk transporter yang akan melakukan truck loading

    Modul pemantau batch controller dipersyaratkan mampu menangani data-data temperatur (dari

    batch controller ),preset volume,transferred volume,flowrate,filling point ID,Data transaksi,dan

    totalizer. Modul pemantau batch controller direkomendasikan memiliki fungsi dan kemampuan :

    a. Melakukan validasi PIN

    b. Melakukan monitoring atas proses truck loading,beserta alarm apabila terjadi sesuatu di luar

    kondisi operasi yang telah ditetapkan.

    c. Melayani sequenced batch

    d. Melayani parallel batch

    e. Apabila proses pengisian truck loading terganggu pada sisi filling point sehingga terhenti

    (misalnya : karena pompa,dsb) maka modul pemantau batch controller dapat mengantisipasi

    integritas data agar pengisian dilanjutkan kembali di flling point yang sama ataupun di flling

    point yang lainnya untuk produk BBM yang sejenis. Modul ini diimpelementasikan di suatu PC

    tersendiri control room. Koordinasi dengan modul admnistrasi DO dilakukan melalui pengolah

    data dan pelaporan dan modul database yang tersimpan di server TAS.

  • H. Prinsip Kerja TAS

    1. Proses gate in.

    Proses gate ini merupakan proses sopir mobil tangki melakukan penempelan IButton (ID Mobil

    Tangki) untuk mendapatkan print struk yang menentukan filling poin /filling meter dimana

    tempat pengisian (loading),selanjutnya mobil menuju ke tempat pengisian (loading).

    2. Proses Pengisian (loading)

    Proses pengisian merupakan proses sopir mobil tangki melakukan penempelan IButton (ID

    mobil tangki) pada filling point / flow meter sesuai dengan print struk yang didapatkan pada

    proses gate in sebelumnya. Setelah proses pengisian selanjutnya menuju proses gate out.

    3. Proses Gate Out

    Proses gate out merupakan proses sopir mobil tangki kembali melakukan penempelan IButton

    (ID mobil tangki) pada proses gate out ini akan mendapatkan print surat jalan /bukti pengiriman

    BBM,selanjutnya mobil tangki keluar dari depot menuju ketempat pelanggan/konsumen

    Gambar 27,Prosedur Pengisian BBM ke truk tangki dengan sistem TAS

    Sumber : Website, Terminal Automation System;PT Globalindo Jaya Perdana

    I. Global Polling Flow Meter

    Bisa memonitor sampai dengan 80 flow meter (sudah terpasang di depot plumpang) dengan

    konektifitas yang stabil dan komptible dengan beberapa merek flow meter.

    IV.ALAT DAN PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

    A. Alat dan Fungsinya

    A

    B

    C

    D

    E

    F G H I J

    Keterangan :

    a. Id Button berfungsi sebagai tempat menginput data sopir truk berserta trukya

    b. Liter Display berfungsi untuk menampilkan jumlah liter yang dikeluarkan

    c. Preset berfungsi menampilkan rata-rata flowrate bahan bakar yang dikeluarkan

    d. Display Flowrate berfungsi untuk menampilkan laju aliran fluida bahan bakar

    e. Volume Total berfungsi untuk menampilkan jumlah total liter yang dikeluarkan.

    f. Reset berfungsi untuk mengembalikkan angka menjadi nol

    g. Preset

    h. Stop/Run berfungsi untuk menjalankan /memberhentikan TAS

    i. Kabel penyentrum berfungsi untuk mengalirkan arus listrik

    j. Kopling (Bottom Loader) berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke truk tangki

    B. Prosedur Pengisian BBM Ke Truk Tangki

  • Cara pengisian bahan bakar ke truk tangki :

    1. Matikan Hp/sesuatu yang dapat memicu api ataw dititpkan ke sekuriti

    2. Setelah tiba di filling stasiun mesih mobil dimatikan

    3. Ganjal ban mobil dengan menggunakan balok

    4. Pastikan kerang yang sekitar tangki semua tertutup

    5. Buka main hole yang terletak di atas tangki

    6. Pasang botto loader (kopling) dan kabel arder

    7. Pasang id-button

    8. Tekan tombol preset untk mengembalikka pengisian brikutnya pada posisi nol

    9. Tekan tombol preset dan run/start untuk menjalankan pengisian

    10. Bila pengisian telah selesai maka lepaskan kabel arder dan bottom loading (kopling) dan

    tutup main hole..

    V.ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Analisa Data

    Tanggal : 1 Juli 2010 No Nomor Plat Kapasitas (L) Kec.Aliran (L/Min) Jenis Bahan Bakar

    1 KT 8532 20.000 Premium

    2 KT 8710 AL 20.000 432-435 Solar

    3. KT 8687 AN 20.000 414 Solar

    4 KT 8774 KC 20.000 582 Solar

    5 KT 8809 AN 15.000 613 Solar

    6 KT 8870 AN 12.000 581 Solar

    7 DA 9432 P 10.000 782 Premium

    Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS VI Balikpapan

    Hari/Tanggal : Rabu/7 Juli 2010 No Nomor Plat Kapasitas (L) LajuAliran (L/Min) JenisBahan Bakar

    1 DA 9275 PA 10.000 206,311,114 Premium

    2 KT 8774 KC 20.000 350-360 Solar

    3 KT 8926 AP 20.000 455-456 Solar

    4 KT 8472 MD 20.000 704-712 Solar

    5 DA 9432 PA 10.000 755,775,795 Premium

    6 KT 8586 BP 20.000 391-400 Solar

    7 KT 8863 MF 16.000 472-477 Solar

    8 KT 8757 AO 20.000 922-930,738-743 Avtur

    9 KT 8809 AW 15.000 575-579 Solar

    10 KT 8991 AP 16.000 787,792,773 Premium

    11 KT 8532 AW 16.000 732-737 Avtur

    12 KT 8854 BW 20.000 579-582 Solar

    13 KT 8813 BP 20.000 438 Solar

    14 KT 8543 MF 16.000 291-295 Solar

    15 KT 8808 MA 20.000 438-440 Solar

    16 KT 8993 AC 20.000 553-555 Solar

    17 KT 8647 AM 12.000 417-423 Solar

    18 KT 8532 AO 10.000 460 Solar

  • 19 KT 8812 AL 20.000 662 Avtur

    20 KT 8831 AM 10.000 425 Solar

    21 KT 8504 AZ 8.000 465 Pertamax

    22 KT 8658 BK 10.000 684 Premium

    23 KT 8870 AP 10.000 460 Solar

    24 KT 8517 AL 10.000 613 Solar

    25 KT 8943 AN 10.000 573 Solar

    26 KT 8981 AW 10.000 790 Avtur

    27 KT 8681 K 10.000 600 Solar

    28 KT 8643 AI 10.000 573 Solar

    29 KT 8657 AO 10.000 443 Premium

    30 KT 9273 PA 10.000 604 Premium

    31 KT 8560 KC 5.000 512 Solar

    32 KT 8633 AL 10.000 441 Solar

    33 KT 8844 BO 10.000 487 Solar

    34 KT 8656 BP 10.000 673 Premium

    35 DA 9274 PA 10.000 455 Solar

    36 KT 8981 AM 10.000 455 Solar

    Sumber : Depot BBM Pertamina UPMS VI -Balikpapan

    B. Pembahasan

    1. Pembahasan Umum

    Dari data yang kami peroleh menujukkan bahwa pada bahan bakar premium memiliki selisih

    flowrate (aliran fluida) yang agak tidak teratur ketimbang solar,pertamax,avtur,dan lain-

    lain.misalnya pada pengisian premium pada mobil tangki dilihat pada display TAS maka akan

    menujukkan angka yg tidak teratur seperti 778,798,788 ini sungguh berbeda dengan bahan bakar

    yang lain. Bahan bakar lain seperti avtur,pertamax,solar bila diperhatikan pada layar flowratenya

    memiliki selisih yang teratur seperti yang terlihat pada table data. Adapun rata-rata flowrate

    bahan bakar berdasarkan data kami yang kami peroleh sebagai sample yaitu :

    a. Solar : Jumlah Flowrate solar/ jumlah data yang diperoleh

    1. 20053/42 = 10516 L/menit

    b. Premium : Jumlah Flowrate Premium / Jumlah data yang diperoleh

    1. 10177 / 16 = 636,025 L/menit

    c. Avtur : Jumlah Flowrate Avtur / jumlah data yang diperoleh

    1. 13740 / 17 =808,235 L/menit

    d. Pertamax : Jumlah Flowrate Pertamax/Jumlah data yang diperoleh

    1. 5849 / 15 = 389,9333 L/menit

    2. Pembahasan khusus

    Grafik Flowrate Solar Vs Premium

    Grafik Flowrate Solar Vs Avtur

    Grafik Flowrate Avtur Vs Pertamax

    Grafik flowrate Solar Vs Pertamax

    Grafik Flowrate Premium Vs Avtur

  • Grafik Flowrate Premium Vs Pertamax

    VI.PENUTUP

    A. Kesimpulan :

    1. Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja dibawah pengarahan kecerdasan

    mesin.

    2. Sistem kontrol terbagi dua bagian yaitu :

    a. Sistem kontrol loop terbuka

    b. Sistem kontrol loop tertutup

    3. Terminal Automation System (TAS) merupakan sistem kontrol pengisian BBM ke tangki

    timbun atau truk tangki.

    Komponen TAS terdiri dari : a. Automation Terminal Gauge (ATG)

    b. Motor Operated Valve (MOV)

    c. Metering System

    d. Densitometer

    e. Pump Sequencer

    f. Peralatan Jaringan

    g. Komputer

    4. Proses Pengisian TAS ada 3 tahap yaiut proses gate in,proses loading,proses gate out.

    B. Saran :

    Pertamina Depot BBM UPMS IV Makassar : tetap dijaga kebersihan dan semakin innovative

    dalam melayani pelanggan (konsumen).

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonim,2007,Pedoman Desain Terminal Automation System; Pusat Teknlogi Instrumentasi &

    otomatisi;ITB

    2. Pedoman Organisasi Pertamina Unit Pemasaran VI Balikpapan;2004

    Electronic Book;

    3. Perkenalan Dengan Sistem Kontrol

    4. Filosofi Dasar Sistem Kontrol

    5. Situs http://www.lintasberita.com/go/764157: Terminal Automation System;PT Globalindo

    Jaya Perdana;2010

    DOKMENTASI DAN LAMPIRAN

    KERJA PRAKTEK

    PERTAMINA DEPOT BBM UPMS VI BALIKPAPAN KALTIM

    Gambar 29 Rumah Pompa Depot Pertamina UPMS VI Balikpapan

    Sumber : Scan Foto Pertamina Depot BBM UPMS VI Balikpapan (2010)

    Gambar 30 Pompa Terminal Automation System (TAS)

  • Gambar 31Pengisian Solar Ke Truk Tangki

    Sumber : Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar (2010)

    Gambar 33 Saklar Pembagi Terminal Automation System (TAS)

    Sumber :Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS VI Balikpapan (2010)

    Gambar 36 , semburan Foam yang keluar dari Foam Chamber pada tekanan 5 Kpa

    Sumber : Foto Scan Depot BBM Pertamina UPMS IV Makassar (2010)

    LAPORAN KERJA PRAKTEK Baru

    disusun oleh:

    A.Adiasfar Lolo, ST (D 211 05 096)

    A.Firmansyah, ST (D 211 05 066)

    JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2011

    TEKNIK RISET PEMASARAN DI PERUSAHAAN PT.

    SEMEN TONASA WILAYAH MAKASSAR

    Posted: April 12, 2011 in Uncategorized 0

    BAB III

    RISET PEMASARAN

    3.1 Defenisi

    3.1.1 Definisi Riset

    Riset pasar adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data-

    data mengenai costumer, pesaing dan pasar yang membantu dalam membuat business plan,

    meluncurkan produk baru, memperluas pasar, dsb. Riset pasar dapat digunakan untuk

    menentukan proporsi dari populasi target pasar berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis

    kelamin, domisili dan tingkat pendapatan. Sehingga perusahaan dapat mempelajari lebih dalam

    mengenai costumer yang ada dan potensial.

    Terminologi penelitian merupakan terjemahan dari kata research dalam bahasa Inggris. Banyak

    ahli atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata penelitian atau riset

    memang mempunyai makna yang sama dan selalu dipertukarkan. Akan tetapi, adakalanya

    secara bahasa, kata riset lebih enak didengar.

  • Adapun secara etimologis, research berasal dari kata re yang berarti berulang-ulang dan search yang berarti mencari, menjelajahi, atau menemukan makna. Dengan demikian, penelitian atau riset berarti mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara

    berulang-ulang.

    Riset berasal dari bahasa Inggris ,research menurut The Advanced Learners Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta

    baru dalam cabang ilmu pengetahuan.

    Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud

    meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan

    (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peniliti lain.

    Ciri-ciri riset adalah sebagai berikut, yaitu bahwa riset :

    1. Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.

    2. Bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan (manambah

    pembendaharaan ilmu pengetahuan).

    3. Dilakuka melalui pencarian fakta yang nyata.

    4. Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain.

    Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain.

    Cara meriset Pasar :

    1. Amati situasi Pasar. Ikuti informasi-informasi terbaru tentang situasi pasar berkaitan

    dengan produk yang anda promosikan. Pelajari Merchant-Merchant yang memiliki angka

    penjualan terbaik.

    2. Ukur permintaan terhadap produk.

    3. Cek persaingan antar penjual.

    Landasan riset pada dasarnya ialah pengetahuan (science), dan ilmu pengetahuan itu sendiri

    dikembangkan melalui riset. Jadi, terdapat keinginan yang erat antara riset dan ilmu pengetauan.

    3.1.2 Definisi Pemasaran

    Pemasaran merupakan kata lain dari marketing yang berasal dari kata market yang artinya pasar.

    Para ahli mengemukakan defenisi pemasaran secara berbeda yaitu:

    David J. Rachman dalam bukunya Business Today, (1990 ; 294) mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep-konsep penetapan harga,

  • promosi, distribusi barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan pelanggan

    serta tujuan organisasi.

    Definisi pemasaran menurut Sofyan Assaury (1984 ; 3) adalah hasil prestasi kerja dari kegiatan

    usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

    Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (1984 ; 13 ) adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk

    memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dan efektif.

    Banyak defenisi yang diberikan para ahli/praktisi pemasaran. Mereka menguraikan dengan

    kalimat berbeda, namun tujuannya sama yaitu pemasaran adalah suatu proses penyampaian

    barang dan jasa dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen yang di dalamnya terdapat

    lembaga-lembaga pemasaran yang sangat berperan.

    3.1.3 Definisi Riset Pemasaran

    Para ahli mengemukakan defenisi riset pemasaran secara berbeda. Beberapa pendapat ahli

    tentang riset pemasarn yaitu:

    Malhotra dalam American marketing Association (AMA) mengatakan riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebaran (pembagian) informasi yang

    sistematis dan objektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

    identifikasi dan solusi masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan dalam pemasaran.

    Sudman dan Blair memberikan pengertian sederhana. Menurut mereka riset pemasaran adalah

    semua aktivitas yang memberikan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan

    pemasaran.

    Riset Pemasaran ialah suatu kegiatan pengumpulan (colecting), pengolahan (Processing) dan

    analisis seluruh fakta atau data yang menyangkut persoalan yang berhubungan pemindahan dan

    penjualan (transfer dan sale) barang-barang dan jasa-jasa (good dan service) dari produsen ke

    konsumen (producer dan consumers) dari defenisi tersebut jelaslah, bahwa riset pemasaran

    adalah riset pada setiap fase kegiatan pemasaran (research on any phase) of marketing, jadi tidak

    terbatas pada riset yang hanya mencakup suatu tipe persoalan pemasaran saja.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa riset pemasaran adalah proses

    identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebaran informasi tentang masalah-masalah dan

    kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, di mana hasil yang diperoleh dapat dipakai

    sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi,

    memonitor, dan mengoptimalkan performa perusahaan.

    3.1.4 Arti dan Kegunaan data pada Umumnya dan Khususnya Data Pemasaran

    Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap. Data mempunyai sifat bisa memberikan

    gambaran tentang suatu keadaan/persoalan. Data Penduduk, data harga, data keuangan, data

  • produksi, data penjualan. Menurut ilmu manajemen, perencanaan (planning) sangat diperlukan di

    dalam usaha untuk mencapai tujuan (objective atau goal).

    Pembagian data Pemasaran menurut sifatnya, sumbernya dan waktu pengumpulannya.

    1. Menurut Sifatnya

    a. Data kualitatif : data yang tidak berbentuk angka

    b. Data Kualitatif : data yang berbentuk angka

    2. Menurut sumbernya

    a. Data internal (primer) : data yang berasal dari suatu perusahaan yang menggambarkan

    keadaan/kegiatan perusahaan tersebut.

    b. Data Eksternal (sekunder) : data yang berasal dari luar perusahaan yang menggambarkan

    perkembangan-perkembangan sosial ekonomi yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan

    perusahaan yang bersangkutan. Data ini dapat diambil dari internet atau dari pusat Stasistik.

    3. Menurut Waktu Pengumpulanya

    a. Cross Secton Data yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk

    mengambarkan keadaan/kegiatan pada waktu yang bersangkutan (bisa hari minggu, bulan,

    kwartal, tahun yang bersangkutan).

    b. Time Series Data yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.

    Metode Pengumpulan Data dan beberapa Contoh Sampling

    Pada dasarnya ada tiga macam metode pengumpulan data, yaitu :

    1. Metode Pengumpulan Data dengan jalan mencatat seluruh elemen yang menjadi obyek

    penyelididkan.

    Kumpulan dari seluruh elemen tersebut dinamakan populasi atau universe. Elemen-elemen itu

    bisa berupa : orang, rumah tangga, perusahaan industri, petak sawah, bintang-bintang, dan lain

    sebagainya.

    Metode Pengumpulan data yang demikian disebut sensus. Sensus berarti pencatatan yang

    menyeluruh terhadap elemen-elemen yang menjadi obyek penyelidikan.

    2. Metode Pengumpulan data dengan jalan mencatat sebagian kecil dari populasi atau dengan

    perkataan lain mencatat sampelnya saja. Metode pengumpulan data seperti ini disebut dengan

    sampling.

  • 3. Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen, dan sering tidak jelas

    populasinya, kemudian masing-masing elemen diselidiki dengan cara mendalam.

    SAMPLING

    Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak

    mencakup seluruh obyek penyelidikan (populasi) akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja,

    yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut.

    Pada dasarnya ada dua macam sampling yaitu :

    a. Probability Sampling adalah suatu sampling dimana penelitian obyek atau elemen dari

    populasi yang akan dimasukkan di dalam sampel didasarkan atas nilai-nilai probability atau nilai

    kemungkinan.

    b. Non Propability Sampling, penggunaan Probabiliity sampling ini penting sekali apabila

    kita akan membuat analisa statistik yang mendalam, misalnya ingin membuat interval estimate

    atau pengujian hipotesa atau hasil riset tersebut. Kalau soalnya hanya ingin membuat poiny

    estimate misalnya rata-rata, presentase, ratio maka cukup hanya dengan Non Probability

    Sampling.

    Beberapa Contoh Probability Sampling :

    1. Sampel Random

    2. Strarified Sampling

    3. Systematic sampling

    Beberapa Contoh Non Probability Sampling

    1. Accidental Sampling (tidak ada pembatasan sampling)

    Adalah sampling dimana cara memilih elemen-elemen untuk menjadi anggota sample ditentukan

    dengan subyektif sekali, artinya sesuka hati saja dan hasilnya kasar sehingga kurang mewakili.

    2. Quota Sampling

    Ialah sampling seperti stratified sampling akan tetapi jumlah elemen dari setiap stratum

    ditentukan dahulu.

    3. Purposive Sampling (ada pembatasan populasi)/judgement

    Yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan

    dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi.

    Sering juga disebut judgement sampling.

  • Alat Untuk Memperoleh Informasi dari Responden :

    1. Observasi/Pengamatan (dengan Mata)

    2. Interview atau wawancara (dengan mulut), mempunyai daftar pertanyaan (questioner)

    3. Dengan Telepon

    4. Dengan Surat Menyurat

    5. Melakukan Dengan Pencatatan

    3.2 Ruang Lingkup Riset Pemasaran

    Riset Pemasaran dalam arti luas pada umumnya mencakup :

    A. Riset Kesempatan Menjual (Sales Opurtunity Reserch) yang dibagi menjadi dua yaitu :

    1. Riset Barang Produksi (Product Reserch)

    2. Riset Pemasaran (Market Reserch) dalam arti sempit

    B. Riset di dalam Usaha Menjual (Seles effort Research) yang bisa dibagi menjadi tiga, yaitu :

    1. Riset Organisasi Penjualan (sales Organization Research)

    2. Riset tentang saluran distribusi (Channel of Distribution Research)

    3. Riset Advertensi (Advertising Research)

    Pada dasarnya riset pemesaran dalam arti yang lebih luas bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu :

    1. Riset untuk mencari kesempatan menjual (Opportunity to Sale) yang kemudian bisa

    dimanfaatkan sepenuhnya.

    2. Riset Untuk mencari cara yang paling efisien untuk memanfaatkan kesempatan yang telah

    diperoleh, jangan sampe kehilangan kesempatan menjual (loss of opportunity sale).

    Bagian riset dari suatu perusahaan atau lembaga riset mendapat tugas dari pimpinan untuk

    melakukan suatu penelitian pasar untuk menentukan jumlah orang menurut umur, jenis kelamin,

    pendapatan, daerah tempat tinggal menurut geografis dan menurut Urban dan rural. Hal ini perlu mengetahui siapa sebenarnya dari golongan masyarakat yang mempergunakan barang

    produksi yang diprodusir oleh perusahaan teresebut, berapa jumlah yang diperlukan. Persoalan

    tersebut dicakup di dalam riset pemasaran dalam arti yang sempit yang disebut riset pasar

    (market research).

  • 3.3 Tujuan

    3.3.1 Tujuan Riset Pemasaran

    Tujuan riset pemasaran ada dua yakni:

    1. Riset Identifikasi Masalah

    Adalah riset yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh

    perusahaan. Riset identifikasi masalah mencakup: riset potensi pasar, riset pangsa pasar, riset

    citra merek,riset prilaku konsumen, riset karakteristik pasar, riset penjualan, riset peramalan, dan

    riset bisnis.

    Meliputi :

    a. Riset potensi pasar

    b. Riset pangsa pasar

    c. Riset citra

    d. Riset karaktristik produk

    e. Riset analisis penjualan

    f. Riset prediksi

    g. Riset kecenderungan bisnis

    2. Riset Pemecahan Masalah

    Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah :

    a. Riset segmentasi

    b. Riset produk

    c. Riset penetapan harga

    d. Riset promosi

    e. Riset distribusi

    Tahapan Identifikasi Masalah

  • Dalam melakukan identifikasi masalah diperlukan tahapan-tahapan sesuai alur dalam tabel di

    bawah ini :

    Riset pemecahan masalah adalah riset yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi

    diperusahaan dan menentukan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk menyelesaikan

    masalah tersebut. Riset pemecahan masalah mencakup riset segmentasi, riset produk, riset harga,

    riset promosi, dan riset distribusi.

    a. Riset Segmantasi

    1) Penentuan variable segmentasi

    2) Pengukuran potensi pasar dan tanggapan segmen

    3) Evaluasi daya tarik segmen

    4) Penentuan profil segmen

    b. Riset Produk

    1) Uji konsep

    2) Uji desain optimal produk

    3) Uji paket produk

    4) Modifikasi produk

    5) Brand positioning dan respositioning

    c. Riset Harga

    1) Penetapan harga awal

    2) Penetapan harga lini produk

    3) Inisiasi dan respons terhadap perubahan harga

    4) Analisis harga optimal

    d. Riset Promosi

    1) Anggaran promosi yang optimal

  • 2) Bauran promosi yang optimal

    3) Keputusan media

    4) Keputusan format pesan

    5) Selling point

    e. Riset Distribusi

    1) Menentukan tipe distribusi

    2) Lokasi riset dan grosir

    3) Manajemen logistik

    4) Menentukan marjin saluran

    5) Menentukan channel bonding

    3.4 Metode-Metode Riset

    3.4.1 Metode-Metode Riset Pemasaran

    Metode riset yang digunakan dalam penelitian pemasaran adalah riset kuantitatif dengan

    pendekatan eksploratif, deskriptif, dan kausal.

    1. Riset Eksploratif

    Riset ini mempunyai maksusd sebagai berikut : riset awal yang dilakukan untuk

    mengklarifikasikan dan mendefenisikan suatu masalah, dikarenakan peneliti mempunyai

    gambaran yang jelas mengenai apa masalah yang sebenarnya yang akan diteliti. Riset

    eksploratori membantu memformulasikan masalah secara lebih tepat. Karakteristik riset tersebut

    bersifat fleksibel dan tidak untuk mencari kesimpulan akhir, melainkan lebih mengedepankan

    proses.

    Metode dalam riset eksploratori biasanya menggunakan :

    Survey yang dilakukab para ahli

    Studi kasus

    Analisa data sekunder

    Riset kualitatif dalam bentuk FGD

    2. Riset Deskriptif

  • Riset ini mendefenisikan sebagai riset untuk menggambarkan karakteristik/ gejala/fungsi suatu

    populasi. Riset model ini mempunyai kegunaan, di antaranya :

    Untuk membuat estimasi persentase unit-unit dalam suatu populasi yang menunjukkan

    perilaku tertentu.

    Untuk menggambarkan kelompok yang sesuai konsumen kelompok sales, area pasar, dan

    lain-lainnya.

    Untuk menentukan karakteristik suatu produk.

    Untuk menentukan tingkatan dimana variabel-variabel yang diteliti berhubungan satu

    sama lainnya.

    Untuk membuat prediksi

    Karakteristik riset deskriptif, diantaranya ialah :

    Didahului dengan perumusan hipotesis

    Desain dirancang secara terstruktur dan terencana, serta tidak fleksibel.

    Mengutamakan akurasi dan didasarkan pada pemahaman masalah sebelumnya.

    3. Riset Kausal

    Riset ini dimaksudkan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi

    dan dipengaruhi dari variable-variabel yang diteliti. Dalam hal ini periset atau manajemen akan

    berusaha untuk menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi atu menyebabkan perubahan

    variabel-variabel yang lain. variabel yang mempengaruhi disebut juga sebagai variabel

    independent, sedangkan variabel yang terpengaruh oleh variabel independent disebut sebagai

    variabel dependen.

    Dalam riset pemasaran, variable independent bisa berupa strategi pemasaran (seperti harga,

    kualitas produk, promosi, distribusi), kondisi lingkungan luar seperti daya beli konsumen,

    kondisi politik) atau faktor-faktor perilaku konsumen (misalnya demografik konsumen). Variable

    dependen dapat berupa volume penjualan, tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan

    sebagainya.

    3.4.2.Tipe-tipe Skala Pengukuran dan Varibel

    Skala pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengidentifikasi tanggapan yang

    diberikan oleh konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah

    dirumuskan dalam suatu kuesioner. Ada 4 skala pengukuran yaitu skala pengukuran nominal,

    ordinal, interval dan rasio.

    a. Skala Nominal

    Digunakan untuk mengklasifikasi objek, individual atau kelompok. Sebagai contoh

    mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan dan area gografis. Dalam mengidentifikasi hal-

    hal yang diatas digunakan angka-angka sebagai simbol atau label. Dengan demikian

  • kemungkinan obsi jawaban dalam angket jawaban menggunakan skala nominal hanya dua yaitu

    ya atau tidak.

    b. Skala Ordinal

    Digunakan untuk memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang

    dimiliki oleh objek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala

    nominal ditambah sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu

    objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang, tetapi bukan beberapa banyak kekurangan

    dan kelebihan. Kuantifikasi tanggapan responden tetap menggunakan angka-angka sebagai

    simbol.

    c. Skala Interval

    Mempunayai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah

    karakteristik lain, yaitu adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat

    besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau objek dengan yang lainnya . Skala

    pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat

    dilakukan operasi aritmatika , misalnya dijumlahkan atau dikalikan.

    d. Skala Rasio

    Skala ini mempunyai karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval

    dengan kelebihan skala ini mempunyai 0 sebagai empereis absolut. Nilai absolut nol tersebut

    terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran rasio

    biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dengan lainnya.

    3.4.3 langkah-langkah pengolahan data

    Langkah 1, Editing Data : Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan

    klarifikasi, keterbacaan, konsistensi, dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses

    klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul

    akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisis data.

    Langkah 2, Pengembangan Variabel : yang dimaksud dengan penegmbangan variabel ialah

    spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah

    terkumpul, atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam

    data. Apabila belum, ini bararti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua

    variabel yang sedang diteliti.

    Langkah 3, Pengodean Data : pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menerjemahkan

    data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya agar dapat dipindahkan

    ke dalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisis berikutnya. Dengan data yang

    sudah diubah dalam bentuk angka-angka maka peneliti akan lebih mudah mentransfer ke dalam

    komputer.

  • Lankah 4, Cek Kesalahan : peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan ke

    dalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesaikan tanpa

    kesalahan yang serius.

    Langkah 5, Membuat Struktur Data : peneliti membuat sstruktur data yang mencakup semua

    data yang dibutuhkan untuk analisis, kemudian dipindahkan ke dalam komputer. Penyimpanan

    data ke dalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan dengan cara yang sesuai

    dan konsisten dengan penggunaan sebenarnya? 2) Apakah ada data yang hilang/rusak, dan belum

    dihitung? 3) Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) Sudahkah

    pemindahan data dilakukan secara lengkap?.

    Langkah 6, Cek Praanalisis Komputer : struktur data yang sudah final dan kemudian

    disiapkan untuk analisis komputer. Akan tetapi, sebelumnya harus dilakukan pengecekan

    praanalisis komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.

    Langkah 7, Tabulasi : tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden

    dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif

    varibel-variabel yang diteliti atau yang variabel yang akan ditabulasi silang.

    3.5. Pengelompokan Riset Pemasaran

    Dalam riset pemasaran ada empat pengelompokan, yakni:

    1. Analisis Konsumen

    Dalam riset pemasaran, analisis konsumen bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat

    kepuasan/respon masyarakat terhadap harga produk, distribusi produk, promosi, kualitas produk

    dan tingkat pelayanan konsumen yang dikeluarkan oleh perusahaan.

    2. Analisis Persaingan

    Dalam riset pemasaran, analisis persaingan ini dilakukan untuk mengetahui pangsa pasar. Disini

    dianalisa tingkat daya saing produk bila dibandingkan dengan produk sejenis dipasaran. Hal ini

    dapat dilihat dari segi tingkat harga yang ditawarkan perusahaan, apakah sesuai dengan kualitas

    produk yang diberikan dan bagaimana peluang pemasarannya jika dibandingkan dengan produk

    lain, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen sehingga dapat dibuat

    program-program pemasaran guna meningkatkan pangsa pasar.

    3. Analisa Operasional

    Analisis operasional ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keefektifan sistem distribusi,

    periklanan, promosi penjualan, tenaga penjualan dan harga yang dijalankan oleh perusahaan.

    4. Analisis Lingkungan

  • Dalam riset pemasaran, analisis lingkungan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi

    lingkungan luar yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan perusahaan di pasaran.

    Selain itu, analisa ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi perusahaan dalam

    menghadapi lingkungan luar pasar yang selalu berubah-ubah dan tidak terkendali.

    disusun oleh

    EKA MAYASARI RACHMAN, ST (D221 06 001)

    NURFAISAH ARSAL, ST (D221 06 020)

    INDUSTRIAL ENGINEERING 2006

    HASANUDDIN UNIVERSITY

    laporan kp eka n icha BARU

    Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated

    Management System pada PT Semen Tonasa

    Posted: April 11, 2011 in Uncategorized 0

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan, baik yang

    bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun manufaktur selalu berhadapan dengan masalah-

    masalah pengelolaan perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik,

    diperlukan upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktivitas, efisiensi serta

    efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.

    Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi

    perusahaan akan semakin kompleks sehingga semakin sulit untuk mengawasi seluruh kegiatan

    dan operasi perusahaan, dimana semakin besar kemungkinan untuk terjadinya penyimpangan-

    penyimpangan, kecurangan dan ketidakpatuhan. Masalah-masalah internal yang muncul dalam

    organisasi sebagian merupakan tanda bahwa fungsi di dalam lembaga tidak dilaksanakan secara

    sehat. Mengatasi hal ini, salah satu fungsi yang harus diberdayakan secara konsisten adalah

  • fungsi pengawasan yang dapat memicu terlaksananya pengendalian resiko manajemen, sistem

    pengendalian dan penataatan manajemen yang sehat untuk mendorong kesinambungan dan

    kelangsungan hidup usaha.

    Dalam pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan

    dapat pula dilakukan oleh suatu departemen audit internal. Pihak manajemen dapat membentuk

    suatu departemen audit internal yang diberi wewenang untuk melakukan pengawasan dan

    penilaian terhadap pengendalian intern perusahaan. Struktur pengendalian intern dimaksudkan

    untuk melindungi harta milik perusahaan, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong

    terjadinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.

    Proses audit internal tersebut juga terjadi pada perusahaan semen terbesar di Kawasan Timur

    Indonesia, PT Semen Tonasa. Proses audit internal, khususnya audit internal sistem manajemen

    perusahaan PT Semen Tonasa diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan

    efisiensi sesuai dengan kebijakan sistem manajemen perusahaan yang terintegrasi (Integrated

    Management System.)

    Uraian singkat di atas menjadi dasar dari penulis untu mengkaji lebih jauh mengenai Peranan

    Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System pada PT Semen

    Tonasa.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah pada Kerja Praktek ini adalah Peranan Audit Internal Terhadap

    Penerapan Integrated Management System pada PT Semen Tonasa.

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    1. Mewujudkan kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan teknologi antara pihak

    perusahaan PT. Semen Tonasa dengan pihak lembaga pendidikan dalam hal ini Universitas

    Hasanuddin Makassar.

    2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dengan kegiatan yang

    ada diperusahaan.

    3. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tambahan dengan aplikasi langsung di lapangan.

    4. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang diterima di perguruan tinggi dengan kenyataan

    di perusahaan.

    5. Memperoleh nilai tambah dan pengetahuan dalam teknologi industri.

    1.3.2 Tujuan Khusus

  • 1. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan PT SEMEN TONASA

    2. Mengetahui proses produksi

    3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PT Semen Tonasa dalam perbaikan Sistem

    Manajemen Semen Tonasa (SMST)

    4. Memenuhi salah satu kurikulum Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

    1.4 Metodologi Analisa

    Agar tercapainya sistematika dari analisis maka metode kerja praktek yang dilakukan yaitu

    sebagai berikut:

    1. Studi literatur, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh melalui buku-buku,

    tulisan-tulisan lain, data-data di departemen Produksi, Litbang Manajemen, dan hal-hal lain yang

    berhubungan dengan kerja praktek

    2. Studi lapangan, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh di lapangan kerja.

    3. Wawancara (interview), yakni pengumpulan data dan keterangan melalui tanya jawab

    dengan pihak yang mengetahui mengenai sistem manajemen khususnya pada biro Sistem dan

    Manajemen Perusahaan dan Departemen Produksi Semen.

    1.5 Waktu Pelaksanaan

    Kerja praktek ini dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Agustus 2010 s.d 31 Agustus 2010 pada

    Departemen Litbang Manajemen dan Departemen Produksi Semen.

    1.6 Bidang Bahasan Kegiatan

    Bidang bahasan kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada PT. Semen Tonasa adalah bidang

    bahasan mengenai Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System

    pada PT Semen Tonasa

    1.7 Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan laporan dibutuhkan sistematika penulisan yang benar agar pihak yang

    membacanya dapat memahami isi dari laporan ini. Adapun sistematika penyusunan laporan yang

    dimaksud adalah sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Membahas mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah,

    metode pelaksanaan Kerja Praktek dan sistematika penulisan.

  • Bab II Tinjauan Umum Perusahaan

    Membahas tentang sejarah PT. Semen Tonasa.fasilitas produksi PT Semen Tonasa,status

    perusahaan visi dan misi PT. Semen Tonasa, sistem manajemen Semen Tonasa sasaran

    perusahaan,struktur organisasi perusahaan.

    Bab III Tinjauan Pustaka

    Membahas tentang sistem manajemen secara umum

    Bab IV Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System

    pada PT Semen Tonasa

    Membahas tentang proses audit internal yang terinetgrasi yang dilakukan oleh PT Semen Tonasa

    Bab V Penutup

    Membahas mengenai kesimpulan dan saran.

    disusun oleh

    Iqbal Ismail (D22107031)

    Iqrimah Nawalsari (D22107025)

    INDUSTRIAL ENGINEERING 2007

    HASANUDDIN UNIVERSITY

    Laporan Kerja Praktek Iqbal Ismail ii

    Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia

    (Karyawan) PT.Semen Tonasa

    Posted: April 10, 2011 in Uncategorized 0

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

  • Peningkatan kualitas karyawan di suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pengembangan

    Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa

    dewasa ini. Organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia

    sebab pada saat ini karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan

    organisasi yang telah ditetapkan. Di samping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya

    manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam

    organisasi dengan bagian kepegawaian.

    Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan

    yang bersifat pengetahuan dan keterampilan teknis dari pegawai yang berada di bawahnya. Oleh

    karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai

    pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan

    keterampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan

    perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai

    pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru.

    Dalam tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang

    tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan

    sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar potensi yang dimiliki pegawai dapat

    digunakan secara efektif. Kegiatan pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya

    proses orientasi yang kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada

    di dalam organisasi. Sehingga diharapkan ada peningkatan kualitas karyawan dalam hal

    wawasan dan keterampilan teknis.

    Dengan berbagai aspek dan hubungan dalam pendekatan integrative sumber daya manusia,

    diharapkan para pekerja mendapat perhatian yang lebih spesifik untuk menjaga produktifitasnya,

    serta meningkatkan kualitas karyawan disisi lainnya. Hal ini diharapkan agar para pekerja dapat

    memberdayakan segala potensinya untuk kemajuan perusahaan.

    1.2 Tujuan

    1.2.1. Tujuan Umum

    a) Mewujudkan kerja sama yang baik dalam bidang pembelajaran dan pengembangan

    sumber daya manusia antara pihak PT.Semen Tonasa dengan pihak lembaga pendidikan dalam

    hal ini Universitas Hasanuddin

    b) Memperoleh nilai tambah dalam pengetahuan bidang manajemen sumber daya manusia

    1.2.2. Tujuan Khusus

    a) Mengetahui proses dan prosedur pengembangan dan pelatihan SDM pada PT. Semen

    Tonasa

    b) Mengetahui model Pelatihan dan Pengembangan SDM pada PT Semen Tonasa

  • c) Mengetahui Proses Evaluasi Program Pemgembangan dan Pelatihan SDM PT. Semen

    Tonasa

    d) Memenuhi salah satu kurikulum Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik

    Universitasa Hasanuddin.

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam laporan ini akan dibahas tentang manajemen pengembangan sumber daya manusia dalam

    mendukung peningkatan kualitas karyawan pada PT. Semen Tonasa

    1.4 Metode Analisa

    Untuk tercapainya sistematika dari analisis maka metode kerja praktek yang dilakukan yaitu

    sebagai berikut:

    a) Studi literature, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh melalui buku-

    buku, dokumen/arsip, dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan laporan kerja praktek

    tentang Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Karyawan) PT.Semen Tonasa

    b) Studi lapangan, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh di lapangan kerja

    c) Wawancara (interview), yakni pengumpulan data dan keterangan melalui tanya jawab

    dengan p