KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
LAPORAN STUDI LAPANGAN
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
PERIODE 2007-2011
Diajukan oleh:
TIO ANDRI PRASETYO
NPM: 093060015914
Mahasiswa Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Akuntansi
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan
Tahun 2012
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI LAPANGAN
NAMA : TIO ANDRI PRASETYO
NOMOR POKOK MAHASISWA : 093060015914
PROGRAM DIPLOMA III
SPESIALISASI : AKUNTANSI
BIDANG LAPORAN : AKUNTANSI PEMERINTAHAN
JUDUL LAPORAN : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAGETAN PERIODE 2007-2011
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Laporan Studi Lapangan ini adalah
hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti
saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut
gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, Agustus 2012
Yang memberi pernyataan,
(Tio Andri Prasetyo)
iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI LAPANGAN
NAMA : TIO ANDRI PRASETYO
NOMOR POKOK MAHASISWA : 093060015914
PROGRAM DIPLOMA III
KEUANGAN SPESIALISASI : AKUNTANSI
BIDANG LAPORAN : AKUNTANSI PEMERINTAHAN
JUDUL LAPORAN : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAGETAN PERIODE 2007-2011
Mengetahui,
Kepala Bidang Akademis
Pendidikan Ajun Akuntan
Fadlil Usman, Ak., M.Acc.
NIP 196210101983021001
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Daniel Pangaribuan, SE., Ak., MM
NIP. 195807281981011001
iv
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI LAPORAN STUDI LAPANGAN
NAMA : TIO ANDRI PRASETYO
NOMOR POKOK MAHASISWA : 093060015914
PROGRAM DIPLOMA III
KEUANGAN SPESIALISASI : AKUNTANSI
BIDANG LAPORAN : AKUNTANSI PEMERINTAHAN
JUDUL LAPORAN : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAGETAN PERIODE 2007-2011
Tangerang Selatan, Agustus 2012
………………………
Daniel Pangaribuan, SE., Ak., MM Dosen Penilai I/Pembimbing
NIP. 195807281981011001
………………………
Alexander Zulkarnain,Ak., M.M., CIA Dosen Penilai II
NIP.196509131986031002
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Studi
Lapangan yang berjudul “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN MAGETAN PERIODE 2007-2011” ini tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini, banyak pihak yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, dan bantuannya sehingga semuanya berjalan lancar. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah mengasuh, mendidik,
membimbing, dan selalu mendoakan yang terbaik kepada penulis.
2. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA. selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara.
3. Bapak Fadlil Usman, Ak., M.Acc. selaku Kepala Bidang Akademis Pendidikan
Pembantu Akuntan.
4. Bapak Daniel Pangaribuan, SE., Ak., MM selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk memberikan pengarahan.
5. Bu Mira yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama
pelaksanaan studi lapangan.
6. Segenap pegawai di lingkungan kerja Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten
Magetan yang telah memberikan bimbingan teknis dan ilmunya selama masa
praktik studi lapangan.
vi
7. Rekan-rekan mahasiswa pelaksana praktik studi lapangan di lingkungan kerja
Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan yang telah bekerja sama dalam
pelaksanaan praktik tersebut.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dorongannya demi kelancaran penyusunan laporan
studi lapangan ini.
Namun, penulis tetap menyadari bahwa penyusunan Laporan Studi Lapangan ini
masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca yang budiman, demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.
Tangerang Selatan, Agustus 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI LAPANGAN ............................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................... iii
PERSETUJUAN DARI TIM PENILA LAPORAN STUDI LAPANGAN ................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Tujuan Penyusunan Laporan .....................................................................................3
C. Pokok Permasalahan .................................................................................................3
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................4
E. Sistematika Penulisan ................................................................................................5
BAB II DATA DAN FAKTA .......................................................................................7
A. Gambaran Umum DPPKAD Kabupaten Magetan ....................................................7
1. Sejarah singkat ..........................................................................................................7
2. Tugas pokok dan fungsi ............................................................................................7
3. Visi dan misi ..............................................................................................................8
4. Struktur Organisasi ....................................................................................................9
B. Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan ...........10
viii
1. Entitas pelaporan dan entitas akuntansi ..................................................................10
2. Basis akuntansi ........................................................................................................11
3. Pengukuran dan penilaian .......................................................................................13
4. Asumsi dasar penyusunan Laporan Keuangan ........................................................14
B. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan .................................15
1. Laporan Realisasi Anggaran ...................................................................................15
2. Neraca ......................................................................................................................16
3. Laporan Arus Kas ....................................................................................................18
4. Catatan atas Laporan Keuangan ...............................................................................19
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................21
A. Landasan Teori ........................................................................................................21
1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah ...............................................................................................................21
2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...................................................................22
3. Analisis Laporan Keuangan Daerah .......................................................................24
C. Pembahasan .............................................................................................................26
1. Kesesuaian Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan ..............26
2. Kesehatan Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan .................29
3. Penyebab Penurunan atau Kenaikan item-item Laporan Arus Kas Pemerintah
Daerah Kabupaten Magetan ....................................................................................36
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................44
A. Kesimpulan .............................................................................................................44
B. Saran ........................................................................................................................46
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011 16
Tabel II.2 Neraca Tahun 2011 17
Tabel II.3 Laporan Arus Kas Tahun 2011 18
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Bagan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011 9
Gambar III.1 Grafik Aruk Kas dari Aktivitas Operasi 37
Gambar III.2 Grafik Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan 42
Gambar III.3 Grafik Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2007
Lampiran 2 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2008
Lampiran 3 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2009
Lampiran 4 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2010
Lampiran 5 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2011
Lampiran 6 Rincian yang Benar Mengenai Pendapatan Hibah Tahun 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah daerah merupakan entitas pelaporan yang juga menyelenggarakan
aktivitas akuntansi layaknya pemerintah pusat. Begitu pula dengan output yang
dihasilkan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 menegaskan bahwa laporan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dimaksud dinyatakan dalam bentuk
laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya di dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 dipertegas kembali bahwa laporan keuangan dimaksud
harus disusun berdasarkan proses akuntansi yang wajib dilaksanakan oleh setiap
pengguna anggaran serta pengelola Bendahara Umum Negara/Daerah. Oleh karena
itu, pemerintah pusat maupun setiap pemerintah daerah perlu menyelenggarakan
akuntansi dalam suatu sistem yang pedomannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
untuk lingkungan pemerintah pusat dan oleh Menteri Dalam Negeri untuk lingkungan
pemerintah daerah.
Khusus untuk pemerintah daerah, PPKD menyusun laporan arus kas untuk
menyajikan informasi mengenai sumber penerimaan dan penggunaan kas dari
aktivitas operasi, investasi non keuangan, pembiayaan, dan aktivitas non anggaran
2
selama satu tahun anggaran. Laporan arus kas akan menjelaskan perubahan
(kenaikan/penurunan) saldo kas yang dilaporkan di neraca.
Tujuan utama dari penyusunan laporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu pemerintah selama satu periode.
Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi,
investasi dan pembelanjaan. Selain tujuan di atas, laporan arus kas juga penting untuk
mengetahui keadaan kas secara pasti demi menjaga likuiditas pemerintah. Dengan
adanya laporan ini, maka pemerintah akan mengetahui apakah pemerintah dalam
keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus. Apabila terjadi defisit, pemerintah
akan dapat memperkirakan dari mana defisit tersebut dapat ditutupi. Defisit dapat
ditutupi dengan mengadakan pinjaman ke bank atau dengan mencari modal sendiri,
sedangkan bila terjadi surplus maka pemerintah dapat memperkirakan atau
merencanakan pemanfaatan kas.
Analisis laporan arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan
pemerintah dari waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi
keuangan pemerintah. Kesimpulan analisis arus kas meliputi kesimpulan dimana
pemerintah meletakkan komitmen sumber dayanya, dimana pemerintah mengurangi
investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan. Kesimpulan juga terkait dengan
penggunaan Surplus dan pilihan investasi arus kas. Analisis juga memungkinkan kita
untuk menyimpulkan ukuran, komposisi, pola, dan kestabilan arus kas operasi.
Operasi yang menguntungkan menghasilkan pemulihan kas melebihi jumlah yang
diinvestasikan, dan sebagai konsekuensinya meningkatkan arus kas masuk.
Sedangkan kerugian memberikan hasil yang sebaliknya.
3
Berangkat dari kerangka di atas, penulis mencoba melakukan analisis Laporan
Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupten Magetan dari periode 2007 hingga 2011, serta
menganalisis penyebab-penyebab akibat dari perubahan item-item pada Laporan Arus
Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan. Oleh karena itu, dalam penyusunan
studi lapangan ini penulis memilih judul: “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERIODE 2007-2011”.
B. Tujuan Penyusunan Laporan
Laporan studi lapangan ini disusun menggunakan pendekatan positif, yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan fakta atau praktik yang
diamati berdasarkan teori yang telah dipelajari.
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam menyusun Laporan Studi
Lapangan ini adalah untuk menganalisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah
Kabupaten Magetan.
C. Pokok Permasalahan
Mengingat keterbatasan yang ada pada diri penulis dan agar lebih terfokus
sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang bermanfaat, maka penulis
memberikan batasan pembahasan masalah terhadap isi dari laporan studi lapangan ini.
Penulis mengambil pelaporan arus kas oleh Dinas PPKAD Kabupaten Magetan pada
tahun 2011 untuk dijadikan pokok bahasan dalam Laporan Studi Lapangan ini.
Pelaporan arus kas yang penulis pilih yaitu pelaporan arus kas untuk periode 2007
hingga 2011 dengan judul : “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH
KABUPATEN MAGETAN PERIODE 2006-2011”
Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka studi lapangan akan menilai:
4
1. Apakah Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan sudah sesuai
dengan Peraturan yang berlaku;
2. Apakah Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan sehat;
3. Apakah yang menyebabkan terjadinya penurunan ataupun kenaikan item-item
Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh informasi yang relevan sebagai dasar penyusunan
laporan, penulis melakukan pengumpulan data-data dengan metode sebagai berikut:
1. Studi lapangan
Studi lapangan (field research) ini dilakukan dengan mendatangi objek secara
langsung atau dengan memperoleh data sekunder dari pihak lain untuk
memperoleh data-data yang diperlukan. Penulis akan melakukan studi lapangan di
instansi yang mengelola keuangan daerah, yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan
Kekayaan dan Aset Daerah Kabupaten Magetan. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi yang tepat, akurat, dan terpercaya guna mendukung
kemantapan dan ketetapan pembahasan.
2. Metode Kepustakaan
Dengan metode ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca
dan mempelajari Undang-undang, buku-buku literatur, Peraturan Presiden, serta
referensi lainnya yang berkaitan dengan topik, guna memperoleh pemahaman
mengenai konsep dan landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis
permasalahan yang dibahas.
3. Metode wawancara
5
Penulis melakukan pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung
dengan pihak atau pejabat yang terkait dengan topik yang akan dibahas.
4. Metode Observasi
Dengan metode, ini penulis terjun langsung ke lapangan dan mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan studi lapangan, dalam hal
ini adalah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Magetan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang penulisan, tujuan dari
penulisan, ruang lingkup pembahasan masalah, metode penelitian yang
digunakan penulis dalam mengumpulkan data dan informasi, serta
sistematika penulisan laporan studi lapangan.
BAB II GAMBARAN UMUM, DATA DAN FAKTA
Bab ini berisi gambaran umum Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
berupa sejarah singkat Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, tugas pokok
dan fungsi pemerintahan, visi misi pemerintahan serta menjelaskan struktur
organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan. Penulis juga akan
memberikan gambaran umum mengenai kebijakan dan sistem akuntansi
yang digunakan, serta laporan keuangan selama beberapa periode.
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi landasan dan kerangka teori yang akan digunakan penulis
dalam penyusunan laporan studi lapangan, dimulai dari Peraturan
6
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Selain itu penulis juga mengambil
referensi landasan teori dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Untuk melengkapi landasan teori, penulis juga akan
menggunakan teori analisis laporan keuangan daerah.
Dalam penyusunan laporan studi lapangan kali ini penulis akan menganalisis
kesesuaian Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
dengan peraturan yang berlaku, menilai kesehatan Laporan Arus Kas
Pemerintah Daerah Kabupaten Maagetan, serta menganalisis penyebab-
penyebab dan akibat dari perubahan item-item yang terkait.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari laporan studi lapangan yang akan
memberikan suatu hasil berupa simpulan yang didapat dari pembahasan
masalah dan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penggunaan
Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM, DATA DAN FAKTA
A. Gambaran Umum DPPKAD Kabupaten Magetan
1. Sejarah singkat.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD)
merupakan dinas baru yang berdasarkan PERDA Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Magetan, PERBUP Nomor 60
Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan, dan Aset Daerah serta PERBUP Nomor 101 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelola Pasar
pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten
Magetan.
2. Tugas pokok dan fungsi.
Tugas pokok Dinas PPKAD Kabupaten Magetan sebagai unsur pelaksana otonomi
daerah di bidang pendapatan pengelolaan dan aset daerah, adalah melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset daerah. Adapun fungsinya adalah
sebagai berikut:
a. Kepala DPPKAD
Memimpin dan melaksanakan koordinasi dalam perumusan kebijakan
7
penyelenggaraan urusan di bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan aset
derah.
b. Sekretaris DPPKAD
Melaksanakan administrasi koordinasi, perencanaan, monitoraing, evaluasi dan
pelaproan, pembinaan administrasi umum, kepegawaian, dan pelengkapan rumah
tangga.
c. Bidang Pendapatan
Melaksanakan koordinasi dan perumusan kebijakan penyusunan rencana
pendapatan daerah, pembinaan, dan pengawasan serta pengendalian bidang
penetapan, penagihan, dan operasional di bidang pendapatan.
d. Bidang Anggaran
Menyiapkan bahan guna penyusunan petunjuk teknis mengenai penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD-P), dan menyusun
nota keuangan.
e. Bidang Perbendaharaan dan Verifikasi
Menyiapkan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), menguji dan
meneliti kebenaran Surat Perintah Membayar (SPM), permintaan pembayaran
gaji, menghimpun data gaji pegawai negeri sipil, memproses keputusan
pemberhentian pembayaran gaji, membuat laporan potongan iuran wajib pegawai,
Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21) gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS),
tabungan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) setiap bulan, meneliti dan
menilai laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran, menyusun
8
peringatan atau teguran, dan memberi pembinaan teknis kepada para bendahara
(baik bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan).
f. Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah
Melakukan pembukuan secara sistematis dan kronologis, peneltian dan penilaian
terhadap realisasi anggaran, dan menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan
daerah.
g. Bidang Pengelolaan Aset Daerah
Merumuskan kebijaksanaan, membina dan melakukan koordinasi di bidang
pengelolaan aset
3. Visi dan misi.
Sebagaimana Visi Bupati yaitu “ Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Magetan
yang adil dan bermartabat “ yang dijabarkan dalam Misinya yang terinci sebanyak 7 (
tujuh ) Misi, yang mana salah satu di antaranya adalah “ mewujudkan pemerintahan
yang baik dan peningkatan Sumber Daya Manusia yang Profesional dilandasi
semangat pelaksanaan Otonomi Daerah yang Desentralistik “.
Dalam rangka mengaktualisasikan Visi dan Misi Bupati dimaksud, maka Dinas
PPKAD menerapkan Visi “ Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
yang tertib dan Akuntabel menuju ke Pemerintahan yang baik “.
Misi merupakan suatu pernyataan yang luas / umum tentang sesuatu yang akan
dilaksanakan, sehingga Misi juga merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi.
Dalam rangka mencapai Visi yang telah dituangkan maka Misi DPPKAD adalah:
a. Mewujudkan penerimaan daerah yang rasional, dinamis dan berkeadilan.
9
Kepala Dinas
Mei Sugiartini, SH
Sekretaris
Dra. Furiana Kartini Kabid pendapatan
Soewito, S.Sos
Kabid Anggaran
Subandi, S.Sos
Kasubag Keuangan
Indarmini, S.Sos
Kasubag umum dan
kepegawaian
Sugeng Darmanto, BA
Kasubag perencanaan,
evaluasi dan pelaporan
(kosong)
Kasubag
perbendaharaan dan
verifikasi
Yayuk Sri Rahayu, SE
Kabid pengelolaan aset
Wasit Prasetyono,
S.Sos
Kabid akuntansi
pelaporan
Drs. Agus S.W.,MM
b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pengelola keuangan daerah yang
profesional.
c. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang tertib.
4. Optimalisasi manajemen aset daerah.
4. Struktur organisasi.
Bagan II.1
Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Magetan
Sumber : Subag Umum dan Kepegawaian
10
B. Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
1. Entitas pelaporan dan entitas akuntansi.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan
laporan kinerja. Entitas pelaporan yang dimaksud adalah pemerintah daerah. Di dalam
lingkungan pemerintah daerah yang merupakan entitas akuntansi adalah Bendahara
Umum Daerah (BUD). Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan
keuangan. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku
pengguna anggaran menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD pada satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. Laporan
keuangan SKPD juga dilampiri dengan laporan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) bentuk ringkas. Pejabat pengelola keuangan daerah menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) berdasarkan laporan keuangan SKPD
serta laporan keuangan Bendahara Umum Daerah (BUD). Laporan keuangan tersebut
disampaikan kepada bupati/walikota untuk memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Laporan keuangan pemerintah daerah juga dilampiri dengan
ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah yang disusun oleh bupati/walikota
11
selaku wakil pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan pemerintah daerah yang
dipisahkan. Bupati/walikota memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian
terhadap laporan keuangan pemerintah darah berdasarkan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) serta koreksi lain berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit BPK, Pejabat
pengelola keuangan daerah menyusun rancangan peraturan daerah tentang
pertanggung-jawaban pelaksanaan APBD.
Dinas Pendapatan, Pengeolaan Keuangan, dan Aset Daerah Pemerintah Daerah
Kabupaten Magetan dibentuk dengan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Magetan. Mengenai
Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Magetan baik sebagai PPKD maupun
sebagai SKPD secara lebih detil ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun
2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Magetan, diantaranya adalah menetapkan kepala dinas selaku
PPKD yang bertugas melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
serta bertindak dalam penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dengan
demikian DPPKAD Kabupaten Magetan merupakan entitas pelaporan bagi
Pemerintah Kabupaten Magetan yang melakukan penggabungan laporan keuangan
seluruh SKPD.
2. Basis akuntansi.
Basis akuntansi yang pertama ditetapkan adalah SAP dengan dengan basis Cash
Toward Accrual (CTA) atau basis kas menuju akrual, ditetapkan dengan PP No. 24
12
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sesungguhnya UU No. 17/2003
dan UU No. 1/2004 mengamanatkan agar pemerintah mengakui pendapatan dan
belanja dengan basis akrual yang harus ditetapkan selambat-lambatnya mulai tahun
2010. Namun demikian, kedua Undang-Undang tersebut masih memberikan toleransi
kepada pemerintah untuk menerapkan basis kas menuju akrual sebelum dapat
menerapkan basis akrual penuh. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten
yang masih menggunakan basis kas menuju akrual.
Menurut Peraturan Bupati Magetan Nomor 78 Tahun 2011, basis akuntansi yang
digunakan dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran
dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca.
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan dan
penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau bendahara
penerimaan, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas diterima
oleh kas daerah atau bendahara penerimaan, serta belanja dan pengeluaran
pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah atau bendahara
pengeluaran. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran.
Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan pendapatan
dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan pembiayaan.
13
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas
diterima atau dibayar oleh kas daerah.
3. Pengukuran dan penilaian.
Seluruh transaksi keuangan yang akan disajikan dalam lapran keuangan diukur dan
dinilai dalam nilai mata uang rupiah, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk pengakutan dan pencatatan transaksi yang pertama kalinya, dilakukakn
pengukuran jumlah nilai mata uang rupiah sebesar harga perolehan, dimana:
1) Untuk jumlah kas yang diterima/dikeluarkan, diakui dan dicatat sebesar nilai
nomimal yang tercantum dalam mata uang yang dimaksud.
2) Untuk jumlah manfaat ekonomi yang menjadi hak. Kewajiban, diakui dan
dicatat sebesar nilai mata uang yang disepakati atau diperjanjikan.
3) Penerimaan/pengeluaran dalam mata uang asing (valas), dikonversi ke dalam
mata uang rupiah berdasarkan Kurs Tengah Bank Indonesia (KTBI) pada
tanggal transaksi.
b. Untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dilakukan penilaian atas
saldo transaksi keuangan dimana:
1) Untuk saldo transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah, serta saldo
kas dan setara kas, dinilai sebesar nilai nominal.
2) Untuk saldo aset selain kas, saldo kewajiban, dan saldo ekuitas dana, dinilai
sebesar harga perolehan ditambah dengan seluruh hak/kewajiban yang melekat
14
pada aset/kewajiban dimaksud, seperti bunga, jasa bank, dan denda yang telah
disepakati atau diperjanjikan.
3) Saldo atas transaksi dalam mata uang asing (valas), dinilai dan disajikan dalam
laporan keuangan sebesar nilai Kurs Tengah Bank Indonesia (KTBI) pada
tanggal laporan.
4. Asumsi dasar penyusunan Laporan Keuangan.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi
dapat diterapkan. Asumsi dasar tersebut adalah:
a. Kemandirian entitas, yang berarti bahwa unit pemerintahan daerah sebagai entitas
akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
menjanjikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit
pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi
ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas
pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi
tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat pembuatan keputusan entitas, serta
terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kesinambungan entitas, yang berarti laporan keuangan pemerintah daerah disusun
dengan asumsi bahwa pemeruntah daerah akan berlanjut keberadaanya dan tidak
bermaskud untuk melakukan likuidasi.
15
c. Keterukuran dalam satuan uang, yang berarti laporan keuangan pemerintah daerah
harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan
uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.
C. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
1. Laporan Realisiasi Anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah daerah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Pemerintah
Kabupaten Magetan sebagai sebuah entitas pelaporan sekaligus sebagai entitas
akuntansi, wajib menyampaikan laporan realisasi anggaran yang memiliki unsur-
unsur sebagai berikut:
a. Pendapatan pemerintah daerah merupakan semua penerimaan kas daerah yang
menambah kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
b. Belanja pemerintah daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah yang
mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
c. Pembiayaan pemerintah daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
16
Berikut adalah LRA Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2011 secara ringkas:
Tabel II.1
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011
No Uraian Anggaran Realisasi
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah 58.839.733.000,00 61.760.661.908,04
1.2 Pendapatan Transfer 876.147.246.378,00 885.600.215.547,00
1.2 Lain-Lain Pendapatan
Yang Sah
4.626.761.367,00 4.626.761.368,00
Jumlah Pendapatan 939.613.740.745,00 951.987.638.823,04
2 Belanja
2.1 Belanja Operasi 788.820.483.189,69 770.882.446.289,65
2.2 Belanja Modal 194.529.740.545,00 147.506.172.726,00
2.3 Belanja Tidak Terduga 961.942.639,06 381.750.000,00
Jumlah Belanja dan
Transfer
1.026.806.536.373,75
960.378.705.229,65
3 Pembiayaan
3.1 Penerimaan 111.287.678.370,75 112.241.620.770,75
3.2 Pengeluaran 14.594.882.742,00 14.557.693.700,00
Pembiayaan Netto 96.692.795.628,75 97.683.927.070,75
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (Silpa)
9.500.000.000,00 89.292.860.664,14
Diolah dari Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2011
2. Neraca.
Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan merupakan laporan yang mencakup unsur-
unsur yang terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Aset Pemerintah Kabupaten Magetan adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan darimana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat
17
diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang.
b. Kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan adalah utang yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah daerah.
c. Ekuitas dana Pemerintah Kabupaten Magetan adalah kekayaan bersih pemerintah
daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Berikut ini adalah ringkasan dari Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun
2011:
Tabel II.2
Neraca Tahun 2011
No Uraian Jumlah
1 Aset
1.1 Aset Lancar 104.014.754.127,38
1.2 Investasi Jangka panjang 20.368.193.056,00
1.3 Aset tetap 1.984.657.138.486,18
1.4 Dana cadangan 1.500.000.000,00
1.5 Aset lainnya -
Jumlah aset 2.128.293.459.263,28
2 Kewajiban
2.1 Kewajiban Jangka Pendek 1.082.769.574,00
2.2 Kewajiban Jangka Panjang -
Jumlah Kewajiban 1.082.769.574,00
3 Ekuitas Dana
3.1 Ekuitas dana lancer 102.931.984.553,38
3.2 Ekuitas dana investasi 2.022.778.705.135,90
3.3 Ekuitas dana cadangan 1.500.000.000,00
Jumlah ekuitas dana 2.127.210.689.689,28
Jumlah kewajiban dan ekuitas dana 2.128.293.459.263,28
Diolah dari Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2011
18
3. Laporan Arus Kas.
Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan merupakan laporan yang
menyajikan informasi yang mencakup unsur berupa penerimaan dan pengeluaran kas.
Berikut ini adalah Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan tahun 2011
yang disajikan secara ringkas:
Tabel II.3
Laporan Arus Kas Tahun 2011
N Uraian Jumlah
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Jumlah Arus Masuk Kas 927.783.358.485,78
Jumlah Arus Keluar Kas 789.582.159.750,65
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 138.201.198.735,13
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non
Keuangan
Jumlah Arus Kas Masuk
Jumlah Arus Kas Keluar 144.979.492.242,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
Non Keuangan
(144.979.492.242,00)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Pembiayaan
Jumlah Arus Kas Masuk 78.518.438.377,00
Jumlah Arus Kas Keluar 78.518.438.377,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non
Anggaran
Kenaikan / Penurunan Kas (8.792.044.806,87)
Diolah dari Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2011
Masing-masing unsur dari laporan arus kas didefinisikan sebagai berikut:
a. Arus kas dari aktivitas operasi menjelaskan arus kas masuk dan arus kas keluar
dari aktivitas operasi pemerintah daerah.
19
b. Arus kas dari aktivitas investasi non keuangan menjelaskan arus kas masuk dari
penjualan aset tetap (yang sudah dihapuskan) dan arus kas keluar dari
pembelian/pengadaan aset tetap.
c. Arus kas dari aktivitas pembiayaan menjelaskan arus kas masuk yang berasal dari
penerimaan pembiayaan anggaran (selain penggunaan SiLPA tahun lalu) dan
pengeluaran pembiayaan aggaran.
d. Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan arus kas masuk dan arus kas
keluar yang berasal dari transaksi yang tidak dianggarkan di dalam APBD. Contoh
arus kas masuk/keluar yang berasal dari pemotongan dan penyetoran PPh, PPN,
Taspen, Askes.
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan komponen laporan keuangan
lainnya yang dimaksud untuk memberi penjelasan tambahan guna memudahkan
memahai dan/atau menghindari kesalahpahaman pengguna laporan dalam membaca
laporan keuangan yang disajikan. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Magetan menyajikan penjelasan naratif, analisis atau daftar terinci atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan
pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan.
20
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transakasi dan
kejadian-kejadian penting lainnya.
d. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
21
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Dengan diterbitkannya PP Nomor 24 tentang SAP pada bulan Juni 2005 maka
mulai tahun anggaran 2005 seluruh pemerintah daerah yang ada di Indonesia
diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai dengan
SAP. Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah mulai tahun anggaran 2005
memerlukan proses konversi karena adanya kewajiban bagi pemerintah daerah untuk
menerapkan SAP sementara APBD masih disusun dan dilaksanakan berdasarkan
ketentuan lain (Sumiyati, 2006). Dengan berlakunya SAP, pemerintah daerah wajib
menerapkan akuntansi anggaran yang berbasis akuntansi anggaran. Kewajiban ini
menjadi satu tantangan baru bagi pemerintah daerah (Soffan Marsus, 2006:33).
Tantangan tersebut mencakup apakah pemerintah daerah mampu menerapkan
akuntansi yang sepenuhnya sesuai dengan SAP. Keakuratan implementasi SAP atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat diuji dengan menggunakan telaahan
jurnal korolari. Tujuan dari penerapan SAP pada pemerintah daerah antara lain untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang semakin transparan dan akuntabel. Hal
tersebut juga berdampak pada penilaian atas kinerja keuangan pemerintah
22
daerah yang lebih baik. Kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinilai melalui
suatu proses audit atau dengan cara melakukan analisis dengan menggunakan rasio
atas APBD.
2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
a. Laporan Realisiasi Anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah daerah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu.
Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target-
target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,
akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung anggaran
akan disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan APBD seharusnya
digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang digunakan dalam
pelaporannya.
b. Neraca.
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan.
Neraca disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dengan Sistem
sentralisasi, neraca disusun secara terpusat oleh bagian akuntansi suatu entitas
pelaporan. Sedangkan dengan desentralisasi, neraca disusun oleh entitas-entitas
akuntansi yang kemudian digabung oleh entitas pelaporan.
23
c. Laporan Arus Kas.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum daerah selama periode tertentu.
Pada dasarnya aktivitas keuangan pemerintah daerah sebagian besar merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas negara/daerah dalam rangka pencapaian sasaran-
sasaran yang ditetapkan. Bahkan penentuan adanya hak dan kewajiban pemerintah
daerah diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari kas umum daerah. Hal ini
sesuai dengan basis yang dianut yaitu basis kas menuju akrual.
Laporan arus kas menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.
Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset tetap,
pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan negara yang dipisahkan, pinjaman
bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK).
Arus kas keluar misalnya pembayaran tunai belanja pegawai, belanja modal,
pembayaran cicilan hutang, pemberian pinjaman, pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah daerah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas
pemotongan yang telah dilakukan.
d. Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan dari
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CaLK ditujukan agar laporan
keuangan dapat dipahami dan dibandingkan dengan laporan keuangan entitas
lainnya.
24
CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK. Termasuk pula dalam CaLK adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh SAP serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
3. Analisis laporan keuangan daerah.
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat wajib menyampaikan laporan
pertanggung jawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah satu cara untuk menilai
laporan keuangan pemerintah daerah adalah dengan melakukan analisa rasio
keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Hasil rasio
keuangan ini selanjutnya akan digunakan untuk tolok ukur dalam:
a. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah,
b. Mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam membelanjakan
pendapatan daerahnya,
c. Menilai kemandirian keuangan pemerintah daerah dalam membiayai
penyelenggaraan otonomi daerah,
d. Menilai kemampuan pemerintah daerah dalam kemampuannya untuk memenuhi
kewajiban (pembayaran utang).
Penggunaan analisa rasio terhadap laporan keuangan pemerintah daerah belum
banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat
mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Meskipun demikian, dalam rangka
25
pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan
akuntabel, analisa rasio terhadap APBD perlu dilakukan meskipun kaidah
pengakuntansian dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan lembaga perusahaan
yang bersifat komersil. Analisa rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan
membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dengan periode sebelumnya
sehingga dapat diketahui bagaiman kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula
dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan yang dimiliki suatu
pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan yang dimiliki daerah lain terdekat
ataupun yang potensi daerahnya relative sama untuk dilihat bagaimana posisi rasio
keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya. Dalam
penerapan rasio keuangan, pemerintah harus melakukan beberapa analisis rasio yang
berguna untuk menilai bagaimana prospek, perkembangan dan kesehatan keuangan
pemerintah daerah. Beberapa perbandingan pos-pos laporan arus kas pemerintah
daerah, khususnya APBD, adalah sebagai berikut:
a. Dari data APBD terdapat tiga perhitungan perbandingan, yaitu:
1) Kemandirian Keuangan Daerah,
2) Efektifitas Pendapatan Asli Daerah,
3) Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.
b. Dari adaptasi terhadap rasio keuangan sektor bisnis, terdapat dua perhitungan
perbandingan, yaitu yang merupakan rasio analisis aset:
1) Likuiditas,
2) Solvabilitas.
26
Rasio yang dimaksud dalam laporan keuangan adalah suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya. Suatu rasio tersebut
diperbandingkan dengan perusahaan lainnya yang sejenis, sehingga adanya
perbandingan ini maka perusahaan tersebut dapat mengevaluasi situasi perusahaan.
Selain menggunakan metode analisis rasio, penulis juga menggunakan metode
analisis deskriptif untuk mengetahui penyebab dari penurunan ataupun kenaikan dari
item-item yang berada di laporan arus kas Pemerintah Kabupaten Magetan. Metode
analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan
gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang sedang diselidiki. Menurut Sugiyono (2008:105),
pengertian metode deskriptif analisis adalah sebagai berikut :
“Metode Analisis Deskriptif merupakan metode penelitian dengan cara
mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data
tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran
mengenai masalah yang ada.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode analisis deskriptif
merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data yang sebenarnya
kemudian disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai
masalah yang ada.
B. Pembahasan
1. Kesesuaian Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan.
Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah mulai tahun anggaran 2005
memerlukan proses konversi karena adanya kewajiban bagi pemerintah daerah untuk
menerapkan SAP sementara APBD masih disusun dan dilaksanakan berdasarkan
27
ketentuan lain (Sumiyati, 2006). Konversi dari Laporan Keuangan dengan format
Peraturan Menteri Dalam Negeri dengan Standar Akuntansi Pemerintah mempunyai
banyak perbedaan. Maka dari itu sangatlah penting untuk menganalisis kesesuaian
laporan keuangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Konversi ke laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan dilakukan secara manual. Hal ini sangat dimungkinkan adanya kesalahan
baik kesalahan klasifikasi, jumlah saldo, maupun kesalahan lainnya. Selain itu
pembuatan Laporan Arus Kas dan Neraca masih dibuat secara manual tanpa
menggunakan software. Hal ini disebabkan ketidaksempurnaan software yang ada
sehingga menimbulkan saldo yang berbeda jika Laporan Arus Kas dan Neraca dibuat
dengan bantuan software yang ada. Hal tersebut merupakan faktor kedua yang dapat
mempengaruhi kesesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan
dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
Untuk menyesuaikan teori yang ada dengan tema bahasan yang penulis ambil,
maka analisis ini hanya akan membahas kesesuaian Laporan Arus Kas Pemerintah
Kabupaten Magetan periode 2007-2011. Perbedaan mendasar antara Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah versi Peraturan Menteri Dalam Negeri dengan Standar
Akuntansi Pemerintah adalah dari cara pengklasifikasiannya. Secara umum konversi
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan sudah sesuai dengan ketentuan.
Hanya ada beberapa kesalahan kecil yang tidak mempengaruhi jumlah akhir dari
saldo kas. Kesalahan ini terjadi baik disengaja maupun tidak. Kesalahan yang tidak
28
disengaja seperti misalnya kesalahan pengklasifikasian pendapatan dari BLUD yang
di tahun 2010 masih dimasukan ke Lain-lain Pendapatan yang Sah. Menurut peraturan
yang ada, pendapatan dari BLUD tidak lagi masuk Laporan Arus Kas. Sedangkan
kesalahan yang disengaja lebih disebabkan karena ada akun-akun tertentu dari
Laporan Arus Kas yang tidak memiliki rekening tersendiri sehingga ketika ada arus
kas masuk ataupun keluar, kas tersebut dimasukan di akun lain yang memiliki
rekening. Contoh kejadian seperti ini adalah kesalahan pengklasifikasian terjadi di
tahun 2008. Dana Otonomi Khusus di tahun 2008 mempunyai saldo Rp
8.500.000.000,00 sedangkan untuk tahun 2007, 2009, 2010, dan 2011 bersaldo nol.
Hal ini disebabkan oleh penitipan dari rekening tertentu. Jumlah tersebut bukanlah
milik Dana Otonomi Khusus melainkan milik pos lainnya yang belum mempunyai
rekening tersendiri.
Contoh-contoh lainnya untuk kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penyusunan
Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan dijelaskan secara rinci di analisis
mengenai penyebab penurunan atau kenaikan item-item Laporan Arus Kas
Pemerintan Daerah Kabupaten Magetan. Menurut kasi pelaporan keuangan, kesalahan
seperti itu tidak mempengaruhi saldo akhir dari Laporan Arus Kas. Sehingga secara
umum Laporan Arus Kas tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Selain itu beliau menegaskan
bahwa Laporan Arus Kas untuk periode 2007 hingga 2011 sudah di audit BPK, jadi
tidak ada masalah mengenai kesesuaian Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten
Magetan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
29
2. Kesehatan Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan.
Analisis laporan keuangan merupakan upaya untuk mengidentifikasi ciri-ciri
keuangan berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah, dengan menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat
hubungan antar pos untuk mengetahui kondisi keuangan, sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Hasil analisis laporan keuangan tersebut diharapkan dapat
meminimalkan atau menghilangkan penilaian yang bersifat dugaan semata,
ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan kesalahan proses akuntansi. Untuk menilai
pelaksanaan keputusan keuangan, kita perlu melihat perincian sumber dan
penggunaan dana menurut aktivitasnya, yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
sebagai berikut:
a. Arus Kas Operasi (operating).
Pos-pos keuangan aktiva lancar (piutang, persediaan, bunga hutang jangka
pendek, biaya-biaya yang masih harus dibayar, hutang lancar, dst).
b. Arus Kas Investasi (investing).
1) Pos penempatan untuk investasi.
2) Pos-pos keuangan aktiva tetap (pabrik, bangunan, peralatan, dst).
c. Arus Kas Pembiayaan (financing).
1) Pos-pos keuangan hutang jangka panjang (surat hutang, obligasi, dst).
2) Pos-pos keuangan modal (ekuitas, modal disetor, saham, laba ditahan,
pembayaran dividen, dst).
Penentuan sumber dan penggunaan arus kas dari masing-masing kegiatan tetap
menggunakan konsep sebelumnya (sources and usages). Beberapa rasio laporan
30
keuangan pemerintah daerah yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut:
a. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah.
Perbandingan ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan (berdasarkan potensi riil daerah). Kemampuan daerah dalam melaksanakan
tugasnya dikatakan efektif jika hasil perhitungan dari rasio ini minimal sebesar 1 atau
100%.
Rasio Efektivitas PAD
=
2007 =
= 109,25 % Efektif
2008 =
= 102,66 % Efektif
2009 =
= 116,95 % Efektif
2010 =
= 98,28 % Tidak Efektif
2011 =
= 104,96 % Efektif
31
Hasil perhitungan rasio efektifitas pendapatan asli daerah menunjukan bahwa
pendapatan asli daerah Pemerintah Kabupaten Magetan secara keseluruhan dicapati
secara efektif. Hal ini tercermin dari rasio efektifitas pendapatan asli daerah yang
selalu menunjukan nilai diatas 100 % kecuali untuk tahun 2009 yang mengalami
sedikit penurunan.
b. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.
Perhitungan ini menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh PAD dengan realisasi pendapatan diterima. Suatu
pemerintah daerah dikatakan efisien dalam melakukan pungutan PAD jika hasil
perhitungannya kurang dari 1 atau lebih kecil dari 100%. Semakin kecil hasil
perhitungannya, berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik.
Akan tetapi perhitungan rasio ini tidak bisa ditracing dengan baik/susah dikenali
(unlikely tracing), karena sifat biaya yang digunakan untuk aktivitas yang hasilnya
tidak kelihatan (nonabstract output). Dan juga tidak ada pencatatan atas biaya yang
dikeluarkan untuk ditandingkan dengan pendapatan yang diterima. Pendapatan yang
diterima oleh pemda juga tidak berhubungan langsung dengan biaya yang
dikeluarkan. Sifat dan karakteristik pada pemda sangat berbeda dengan karakteristik
di perusahaan swasta. Ada satu agen/institusi yang hanya bertugas mencari
pendapatan tetapi ada juga institusi yang hanya mengeluarkan uang atau belanja saja.
c. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah.
Perbandingan ini digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah
daerah dalam hal pendanaan aktivitasnya.
32
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah =
2007 =
= 7,95 %
2008 =
= 7,88 %
2009 =
= 9,92 %
2010 =
= 10,30 %
2011 =
= 6,86 %
Hasil perhitungan rasio kemandirian keuangan daerah menunjukan angka yang
sangat kecil dari tahun 2007 hingga 2011. Hal ini menandakan bahwasanya keuangan
Pemerintah Kabupaten Magetan masih sangat bergantung pada bantuan pemerintah
terutama pemerintah pusat. Ketergantungan pengeluaran pemerintah ini disebabkan
tidak lain karena belanja pegawai yang sangat besar yang mencapai hingga sepuluh
kali lipat dari total pendapatan asli daerah pada tahun 2011.
d. Rasio Likuiditas.
Perhitungan likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah
dalam membayar utang jangka pendeknya.
1) Rasio Kas =
33
2007 =
= 663,14 %
2008 =
= 1.923,58 %
2009 =
= 3.227,31 %
2010 =
= 11.518,95 %
2011 =
= 7.924,21 %
Hasil perhitungan rasio kas Pemerintah Kabupaten Magetan menunjukan angka
yang jauh melebihi 100 % untuk periode tahun 2007 hingga 2011. Perhitungan ini
menyimpulkan kemampuan pemerintah daerah untuk membayar hutang jangka
pendek yang sangat baik. Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki kemampuan yang
memadai dalam pembayaran hutang jangka pendek. Hal ini mengisyaratkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Magetan dapat menambah utang jangka pendeknya untuk
melakukan kegiatan pembangunan daerah.
2) Rasio Lancar =
2007 =
= 688,39 %
34
2008 =
= 1.988,75 %
2009 =
= 3.558,19 %
2010 =
= 12.594,88 %
2011 =
= 8.774,11 %
Hasil perhitungan rasio lancar Pemerintah Kabupaten Magetan menunjukan angka
yang jauh melebihi 100 % untuk periode tahun 2007 hingga 2011. Perhitungan ini
menyimpulkan kemampuan pemerintah daerah untuk membayar hutang jangka
pendek yang sangat baik dengan kombinasi seluruh aset lancer kecuali persediaan.
Pemerintah Kabupaten Magetan merupakan pemerintahan yang likuid dan solvabel,
sumber keuangan tidak didominasi dari pihak ketiga seperti bank. Dilihat dari
komponen aset lancer seperti piutang maupun persediaan juga tidak dominan. Hal ini
menyebabkan perputaran piutang dan persediaan sangat cepat dan bagus.
Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki kemampuan yang memadai dalam
pembayaran hutang jangka pendek. Hal ini mengisyaratkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Magetan dapat menambah utang jangka pendeknya untuk melakukan
kegiatan pembangunan daerah.
e. Rasio Solvabilitas.
35
Perhitungan solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo.
Rasio Solvabilitas =
2007 =
= 11.160,53 %
2008 =
= 32.953,13 %
2009 =
= 71.848,28 %
2010 =
= 226.247,15 %
2011 =
= 196.560,15 %
Hasil perhitungan rasio solvabilitas Pemerintah Kabupaten Magetan menunjukan
angka yang jauh melebihi 100 % untuk periode tahun 2007 hingga 2011. Perhitungan
ini menyimpulkan kemampuan pemerintah daerah untuk membayar seluruh utang
baik jangka pendek maupun jangka panjang yang sangat baik dengan kombinasi
seluruh aset. Aset Pemerintah Kabupaten Magetan jauh lebih besar daripada total
utang. Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki kemampuan yang memadai dalam
pembayaran total utang. Hal ini mengisyaratkan bahwa Pemerintah Kabupaten
36
Magetan dapat menambah utang jangka pendek maupun jangka panjang untuk
melakukan kegiatan pembangunan daerah.
Akurasi hasil analisis laporan keuangan sangat tergantung pada akurasi dan
validitas laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis laporan keuangan itu sendiri
mengandung keterbatasan inheren. Hal ini disebabkan oleh sifat laporan keuangan
adalah historis. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai transaksi dan
kejadian pada masa lalu. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai laporan mengenai keadaan saat ini. Informasi dalam laporan keuangan adalah
bertujuan umum. Informasi dari laporan keuangan tidak disusun untuk memenuhi
kebutuhan suatu kelompok.
3. Penyebab penurunan atau kenaikan item-item Laporan Arus Kas
Pemerintan Daerah Kabupaten Magetan.
Penurunan atau kenaikan item-item Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten
Magetan pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya tingkat inflasi
yang menyebabkan pendapatan atau belanja terlihat meningkat padalah sesungguhnya
tidak. Penyebab lain mungkin dapat disebabkan oleh kesalahan teknis dari pegawai
yang melakukan panyusunan laporan keuangan maupun melakukan konversi dari
laporan keuangan dengan format Peraturan Dalam Negeri (Permendagri) kedalam
format Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Kesalahan ini dapat dilakukan tanpa
disengaja maupun dengan kesengajaan. Kesalahan tanpa disengaja terjadi ketika
pegawai melakukan kesalahan dalam pengklasifikasian akun. Hal ini sangat mungkin
terjadi mengingat ada beberapa akun di laporan keuangan dengan format Permendagri
yang digabung ketika dilakukan konversi seperti misalnya belanja tidak langsung dan
37
belanja langsung dengan format Permendagri yang tidak terdapat di format Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Untuk lebih jelasnya maka satu-persatu dari penurunan atau kenaikan item-item
Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan akan dibahas secara mendetail
sebagai berikut:
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi.
Grafik III.1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Diolah dari Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan Periode 2007-2011
Secara umum baik arus masuk maupun arus keluar dari aktivitas operasi
mengalami tren meningkat. Hal ini disebabkan oleh pendapatan asli daerah yang terus
menunjukan angka positif dan tingkat produksi regional domestik bruto yang
membaik. Selain itu tingkat inflasi dari tahun 2007 hingga 2011 juga berdampak pada
nilai rupiah yang menyebabkan kenaikan pendapatan. Namun demikian terdapat
Rp-
Rp100,000,000,000.00
Rp200,000,000,000.00
Rp300,000,000,000.00
Rp400,000,000,000.00
Rp500,000,000,000.00
Rp600,000,000,000.00
Rp700,000,000,000.00
Rp800,000,000,000.00
Rp900,000,000,000.00
Rp1,000,000,000,000.00
2007 2008 2009 2010 2011
Jum
lah
Kas
Arus Masuk Kas
Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih dariAktivitas Operasi
38
beberapa peningkatan maupun penurunan akun-akun tertentu. Peningkatan serta
penurunan akun-akun tersebut dijelaskan dengan pendekatan analisis deskriptif.
Akun-akun yang dianalisis hanyalah akun-akun yang mempunyai tren yang tidak
biasa dan mengalami peningkatan atau penurunan yang sangat besar seperti berikut:
1) Saldo di akun Pendapatan Retribusi Daerah dari tahun 2009 sebesar Rp
27.565.482.053,56 mengalami penurunan yang sangat signifikan ke nilai Rp
9.313.009.412,50 pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh pendapatan retribusi
daerah berupa penerimaan RSUD mulai tahun 2009 yang dilaporkan di tahun
2010 mengalami perubahan klasifikasi akun dari Pendapatan Retribusi daerah ke
Lain-lain PAD yang sah dengan alasan adanya peraturan baru yang mengatur
pengklasifikasian tersebut, yaitu :
a) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Pasal 26 ayat 4.
b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pasal 62 ayat 2
dan 3.
2) Pelaporan akun Lain-lain PAD yang Sah antara Laporan Arus Kas dengan
Laporan Realisasi Anggaran di tahun 2011 mengalami perbedaan sebesar Rp
24.204.280.337,26. Hal ini disebabkan oleh penerimaan dan pengeluaran kas yang
bersumber dari Rumah Sakit Umum Daerah yang sudah berstatus BLUD sejak
2009 tidak lagi melalui Bendahara Umum Daerah. Sedangkan pengertian Arus
Kas adalah penerimaan dan pengeluaran melalui BUD sehingga Rumah Sakit
39
Umum Daerah tidak memasukkan penerimaan dan pengeluarannya ke Laporan
Arus Kas lagi. Pada tahun 2010 masih dimasukan karena masih belum
menyesuaikan dengan SAP. Hal ini menyebabkan penurunan yang sangat
signifikan terhadap Lain-lain PAD yang sah dari Rp 32.473.387.348,51 menjadi
Rp 13.868.814.424,80.
3) Fluktuasi di akun Dana bagi hasil baik dari sektor pajak maupun sumber daya
alam adalah hal yang wajar. Penyebabnya adalah Pemerintah Kabupaten Magetan
bukan merupakan daerah penghasil murni dan hanya mendapat bagian bagi hasil
dari Pemerintah Pusat. Maka dari itu setiap tahun penghasilan dari Dana Bagi
Hasil tidak menentu dan Pemerintah Kabupaten Magetan tidak mempunyai
kewenangan untuk memprediksinya. Dana bagi hasil merupakan dana dengan
sistematika pengumpulan terlebih dahulu di satu provinsi, dan dari provinsi di
kirim hasilnya kembali ke daerah. Peningkatan yang signifikan disebabkan oleh
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Informasi mengenai dana bagi hasil
tidak dapat diperoleh dari pemda karena perhitungannya dilakukan oleh provinsi.
Semua dana bagi hasil wajar jika berfluktuasi karena memang tidak ada patokan
tersendiri bagi pemerintah daerah. Dana bagi hasil lainnya bukan pajak biasanya
disertai surat dari gubernur bahwasanya pemerintah daerah mau diberi bantuan
berupa apa dan untuk apa sedangkan bantuan tersebut bersifat tidak tentu serta
tidak bisa diprediksikan sebelumnya.
4) Dana Otonomi Khusus di tahun 2008 mempunyai saldo Rp 8.500.000.000,00
sedangkan untuk tahun 2007, 2009, 2010, dan 2011 bersaldo nol. Hal ini
disebabkan oleh penitipan dari rekening tertentu. Jumlah tersebut bukanlah milik
40
Dana Otonomi Khusus melainkan milik pos lainnya yang belum mempunyai
rekening tersendiri.
5) Saldo akun dana penyesuaian pada tahun 2007 dan 2008 merupakan tambahan
tunjangan penghasilan guru PNSD yang non sertifikasi. Untuk tambahan
tunjangan penghasilan guru PNSD yang telah sertifikasi pengiriman uangnya
langsung ke rekening BRI tanpa melalui Bendahara Umum Daerah. Pada tahun
2009 rekening dana penyesuaian bersaldo nol karena saldo dana penyesuaian
berada di lain-lain pendapatan yang sah termasuk tambahan tunjangan
penghasilan guru PNSD bersertifikasi. Pengiriman uang untuk tambahan
tunjangan penghasilan guru PNSD bersertifikasi melalui Kas Umum Daerah
terlebih dahulu. Untuk tahun 2010 dan 2011 tambahan tunjangan penghasilan
guru PNSD bersertifikasi kembali masuk ke dana penyesuaian.
6) Saldo akun bantuan dan sumbangan dari provinsi dari tahun 2007 hingga 2011
bernilai nol kecuali di tahun 2007 yang menunjukan angka Rp 30.000.000,00 dan
2011 yang bernilai 23.519.583.282,00. Saldo tersebut merupakan bantuan dan
sumbangan keuangan dari provinsi untuk pembentukan koperasi wanita yang
disertai surat petunjuk. Provinsi selalu memberi bantuan disertai petunjuk dan
didalam surat petunjuk selalu jelas maksud dan tujuan bantuan tersebut.
Pemerintah daerah mengakui sebagai pendapatan hibah, sumbangan, atau lainnya
sesuai dengan petunjuk yang ada.
7) Pendapatan hibah dari tahun 2007 hingga 2011 selalu bersaldo nol kecuali untuk
tahun 2009 yang bersaldo Rp 24.254.840.000. Jumlah tersebut merupakan
bantuan dan sumbangan keuangan dari provinsi. Dilihat dari sisi APBD,
41
pendapatan hibah ini dianggarkan di akun bantuan dan sumbangan dari provinsi.
Sedangkan di laporan keuangan versi SAP masuk pendapatan hibah. Hal ini
disebabkan maping yang kurang pas dan sistem konversi dari versi permendagri
ke versi SAP yang masih manual sehingga dimungkinkan terjadi kesalahan teknis.
Rincian yang benar mengenai pendapatan hibah di tahun 2009 disajikan di
lampiran.
8) Pada tahun 2007 terdapat saldo Rp 3.000.000.000,00 untuk saldo akun Pendapatan
Dana Darurat sedangkan empat tahun selanjutnya saldo akun tersebut bernilai nol.
Dana Rp 3.000.000.000,00 tersebut merupakan bantuan penanganan pasca
bencana bidang infrastruktur dari pusat. Untuk tahun selanjutnya Pendapatan
Dana Darurat tidak ada lagi karena diubah namanya menjadi DPIPD / DPID
(Dana Perimbangan). Perubahan ini mengacu pada petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yang ada.
9) Saldo akun pendapatan lainnya pada tahun 2008 bernilai Rp 1.264.870.998,00.
Saldo tersebut merupakan dana bagi hasil dari provinsi. Saldo akun pendapatan
lainnya pada tahun 2009 bernilai Rp 30.655.971.186,00. Saldo tersebut
merupakan alokasi tunjangan guru PNSD. Sedangkan saldo akun pendapatan
lainnya pada tahun 2010 bernilai Rp 37.270.271.131,00. Saldo tersebut
merupakan bantuan keuangan dari provinsi
10) Arus kas keluar dari aktivitas operasi merupakan belanja yang sangat fluktuatif.
Hal tersebut wajah mengingat nilai tukar rupiah, suku bunga, dan tingkat harga
yang selalu berubah mengikuti keadaan pasar. Penyebab lain adalah inflasi yang
terjadi lima tahun terakhir menyebabkan tingkat harga suatu barang di awal tahun
42
2007 sangat jauh berbeda dengan tingkat harga barang di akhir tahun 2011.
Artinya selama kurun waktu lima tahun terjadi fluktuasi harga yang menyebabkan
saldo akun belanja di laporan arus kas juga berfluktuasi.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan.
Grafik III.2
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan
Diolah dari Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan Periode 2007-2011
Perubahan saldo pada arus kas dari aktivitas investasi non keuangan disebabkan
oleh:
1) Arus masuk kas bersih dari aktivitas investasi aset non keuangan selalu bernilai
nol, hal ini dikarenakan penjualan aset dianggap nol. Untuk penjualan aset-aset
seperti mobil dinas masih mengikuti LRA yaitu dimasukan ke pos pendapatan
lain-lain.
2) Perubahan saldo akun lainnya merupakan hal yang wajar dan telah sesuai dengan
ketentuan.
Rp-
Rp20,000,000,000.00
Rp40,000,000,000.00
Rp60,000,000,000.00
Rp80,000,000,000.00
Rp100,000,000,000.00
Rp120,000,000,000.00
Rp140,000,000,000.00
2007 2008 2009 2010 2011
Arus Kas Bersih DariAktivitas Investasi AsetNon Keuangan
Arus Kas Keluar
Arus Kas Masuk
43
c. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan.
Grafik III.3
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Diolah dari Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan Periode 2007-2011
Perubahan saldo pada arus kas dari aktivitas investasi non keuangan disebabkan
oleh:
1. Pembentukan dana cadangan dalam arus kas dari aktivitas pembiayaan sudah
sesuai kebutuhan. Pembentukan tersebut ditujukan untuk pengeluaran Pemilihan
Umum Kabupaten Magetan.
2. Perubahan saldo akun lainnya merupakan hal yang wajar dan telah sesuai dengan
ketentuan.
Rp-
Rp5,000,000,000.00
Rp10,000,000,000.00
Rp15,000,000,000.00
Rp20,000,000,000.00
Rp25,000,000,000.00
Rp30,000,000,000.00
Rp35,000,000,000.00
Rp40,000,000,000.00
2007 2008 2009 2010 2011
Jum
lah
Kas
Arus Kas Bersih DariAktivitas Pembiayaan
Arus Kas Keluar
Arus Kas Masuk
44
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap data dan fakta di bab
sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Laporan arus kas Pemerintah Kabupaten Magetan telah disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Aktivitas-aktivitas pada laporan arus
kas telah disajikan secara benar dan telah mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kelompok
utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas operasi, investasi
aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran. Namun demikian masih
ada sedikit kesalahan dalam hal klasifikasi akun walaupun kesalahan tersebut
tidak bersifat material dan tidak mempengaruhi saldo kas bersih dari aktivitas
operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
2. Dari hasil analisa dengan pendekatan rasio dapat disimpulkan bahwa
pengumpulan pendapatan daerah berjalan secara efektif. Selain itu tingkat
utang yang sangat rendah menyebabkan Pemerintah Kabupaten Magetan layak
disebut sebagai pemerintah yang sehat dari segi keuangan. Namun demikian
hasil perhitungan rasio kemandirian keuangan daerah menunjukan angka yang
rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kemandirian Pemerintah
Kabupaten Magetan masih buruk. Pemerintah masih mengandalkan Dana
45
Alokasi Umum untuk menutupi belanja dan pengeluaran dalam tahun berjalan.
Potensi pendapatan asli daerah yang sangat kecil tidak diimbangi oleh belanja
gaji yang memakan sekitar 60-75% belanja daerah secara keseluruhan.
3. Dari hasil analisa penyebab kenaikan dan penurunan saldo akun laporan arus
kas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan atau fluktuasi yang terjadi di
setiap akun merupakan hal yang wajar. Hal tersebut dapat terjadi karena
beberapa hal, yaitu:
a. kenaikan dari harga barang yang menyebabkan penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah Kabupaten Magetan cenderung meningkat secara
drastis, padahal peningkatan tersebut hanyalah peningkatan yang wajar
jika nilai rupiah tetap sama.
b. Kesalahan konversi dari akun dengan format Peraturan Dalam Negeri ke
dalam akun dengan format Standar Akuntansi Pemerintah yang disebabkan
oleh proses konversi yang masih manual. Hal ini mengakibatkan
klasifikasi akun yang tidak pas.
c. Penitipan uang dari rekening akun tertentu ke rekening akun lainnya
sehingga uang tersebut dicatat sebagai milik rekening akun yang salah. Hal
tersebut mengakibatkan jumlah yang muncul di akun tertentu di laporan
keuangan bukan merupakan jumlah sebenarnya dari akun yang
bersangkutan.
d. Perubahan kebijakan pemerintah berupa peraturan baru yang berisi
perubahan pengklasifikasian akun tertentu yang disebabkan perkembangan
ilmu akuntansi yang menuntut penyesuaian dari pihak pemerintah.
46
B. Saran
Berdasarkan pemaparan dari simpulan, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Proses konversi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri ke Standar Akuntansi
Pemerintah dilakukan secermat mungkin dan dilakukan pemeriksaan internal
setelah proses konversi dan sebelum di audit oleh BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan). Hal ini untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi dalam penusunan laporan arus kas versi SAP (Standar Akuntansi
Pemerintah).
2. Semua akun yang ada di Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan
dibuatkan rekening walaupun belum memiliki saldo sehingga terhadap
penerimaan maupun pengeluaran kas yang terjadi sewaktu-waktu tidak perlu
lagi dititipkan ke rekening akun yang lainnya.
3. Pemerintah Kabupaten Magetan baiknya mengeksporasi semua potensi daerah
yang ada seperti di sektor pariwisata, pertanian, industri rumah tangga, dan
lainnya guna menumbuhkan potensi pendapatan asli daerah yang masih sangat
kecil. Peran serta pemerintah sangat diperlukan untuk menunjang
perekonomian daerah dalam bentuk pemberian pinjaman lunak maupun
kerjasama dengan sistem bagi hasil. Kabupaten Magetan merupakan daerah
yang cocok untuk peternakan dan pertanian karena keadaan lingkungan yang
masih sangat baik ditambah lagi letaknya yang di dataran tinggi menyebabkan
daerah ini sangat cocok untuk mengembangkan sektor peternakan terutama
ternak Sapi. Sedangkan potensi yang besar ini belum dimasuki oleh investor-
47
investor besar dan hanya digarap oleh peternak rumahan yang memiliki sekitar
satu hingga lima Sapi saja.
4. Pemerintah Kabupaten Magetan sudah memiliki tingkat likuiditas dan
solvabilitas yang sangat baik. Namun demikian jumlah utang dinilai masih
terlalu kecil begitu pula jumlah investasi yang ada. Pinjaman dari bank perlu
ditingkatkan untuk mendorong roda perekonomian daerah. Hasil pinjaman
tersebut dapat digunakan untuk kegiatan investasi di sektor peternakan dan
pariwisata yang masih perlu ditunjang oleh bantuan dan pinjaman pemerintah.
Pinjaman ini ditujukan untuk mendorong potensi penerimaan asli daerah yang
masih sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Bachtiar dan Iskandar Muchlis. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi ke-5. Penerjemah Erwin Dukat
dkk. Yogyakarta: Akuntan Group.
Ghozali, Achmad. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : STAN, 2003.
Halim, Abdul, Ak. MBA. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mulyana, Budi. 2011. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: STAN press
Soffan Marsus, 2006. “Menguji Akurasi Implementasi SAP pada Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Melalui Telaahan Jurnal Korolari dan Jurnal Reklasifikasi”,
Jurnal Akuntansi Pemerintahan, Volume 2 No. 2-November, Jakarta.
Sumiyati, 2006. “Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam Masa
Transisi”. Jurnal Akuntansi Pemerintahan, Volume 2 No.1-Mei, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Pasal 26 ayat 4.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pasal 62 ayat 2 dan 3.
KSAP, 2006. Buletin Teknis Nomor 03 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan
Konversi.
Lampiran 1 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2007
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
LAPORAN ARUS KAS
PER 31 DESEMBER 2007
No. URAIAN 2007
1 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1.1 ARUS MASUK KAS 596.054.820.134,84
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 5.490.294.407,85
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 21.217.877.289,00
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
697.379.143,66
1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 9.695.371.667,33
1.1.5 Dana Bagi Hasil Pajak 28.458.650.160,00
1.1.6 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1.624.571.775,00
1.1.7 Dana Alokasi Umum 451.962.000.000,00
1.1.8 Dana Alokasi Khusus 44.993.300.000,00
1.1.9 Dana Otonomi Khusus -
1.1.10 Dana Penyesuaian 4.914.933.874,00
1.1.11 Pendapatan Bagi Hasil Pajak (Propinsi) 23.970.441.818,00
1.1.12 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya (Propinsi) 30.000.000,00
1.1.13 Pendapatan Hibah -
1.1.14 Pendapatan Dana Darurat 3.000.000.000,00
1.1.15 Pendapatan Lainnya -
1.2 ARUS KELUAR KAS 434.333.705.387,56
1.2.1 Belanja Pegawai 326.849.392.426,25
1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 66.297.263.250,42
1.2.3 Belanja Bunga 42.834.744,89
1.2.4 Belanja Subsidi -
1.2.5 Belanja Hibah -
1.2.6 Belanja Bantuan Sosial 6.717.380.730,00
1.2.7 Belanja Tidak Terduga 143.101.000,00
1.2.8 Belanja Bagi Hasil Pajak -
1.2.9 Belanja Bagi Hasil Retribusi -
1.2.10 Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 34.283.733.236,00
No. URAIAN 2007
ARUS MASUK KAS 596.054.820.134,84
ARUS KELUAR KAS 434.333.705.387,56
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
OPERASI
161.721.114.747,28
2. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ASET NONKEUANGAN
2.1. ARUS MASUK KAS -
2.1.1 Pendapatan Penjualan atas Tanah -
2.1.2 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan
Mesin
-
2.1.3 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan
Bangunan
-
2.1.4 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan
Jaringan
-
2.1.5 Pendapatan Penjualan atas Aset tetap -
2.2. ARUS KELUAR KAS 132.632.389.185,00
2.2.1 Belanja Tanah 3.589.309.500,00
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 24.786.029.647,00
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 44.916.778.500,00
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 57.615.454.438,00
2.2.5 Belanja Aset tetap Lainnya 1.724.817.100,00
ARUS MASUK KAS -
ARUS KELUAR KAS 132.632.389.185,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS (132.632.389.185,00)
INVESTASI ASET NON KEUANGAN
3 ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
3.1. ARUS MASUK KAS 8.489.510.925,00
3.1.1 Pencaiaran Dana Cadangan -
3.1.2 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
8.489.510.925,00
3.2. ARUS KELUAR KAS 15.050.563.072,74
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 6.000.000.000,00
3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 8.940.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Pinjaman Dalam Negeri –
Pemerintah Pusat
110.563.072,74
No. URAIAN 2007
ARUS MASUK KAS 8.489.510.925,00
ARUS KELUAR KAS 15.050.563.072,74
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
(6.561.052.147,74)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON
ANGGARAN
-
ARUS MASUK KAS -
ARUS KELUAR KAS -
KENAIKAN / PENURUNAN KAS 22.527.673.414,54
SALDO AWAL KAS di BUD 57.135.060.109,12
SALDO AKHIR KAS di BUD 79.662.733.523,66
SALDO AKHIR KAS di Bendahara
Pengeluaran
540.021.593,00
SALDO AKHIR KAS di Bendaharan
Penerimaan
-
SALDO AKHIR KAS 80.202.755.116,66
LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2008
(Dalam Rupiah) URAIAN 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS MASUK KAS
Pendapatan Pajak Daerah 6.496.829.402,49 Pendapatan Retribusi Daerah 21.138.934.906,58 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
552.846.156,26
Lain-lain PAD yang sah 10.830.413.532,56 Dana Bagi Hasil Pajak 29.695.811.862,00 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 4.203.150.013,00 Dana Alokasi Umum 490.163.947.000,00 Dana Alokasi Khusus 54.272.000.000,00 Dana Otonomi Khusus (Dana Pasca Bencana) 8.500.000.000,00 Dana Penyesuaian (Dana Kependidikan) 4.535.448.200,00 Pendapatan Bagi Hasil Pajak (Propinsi) 24.626.971.342,00 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya (Propinsi) 0,00 Pendapatan Hibah 0,00 Pendapatan Dana Darurat 0,00 Pendapatan Lainnya (Cukai Tembakau) 1.264.870.998,00
Jumlah Arus Masuk Kas 656.281.223.412,89 ARUS KELUAR KAS
Belanja Pegawai 403.449.932.239,00 Belanja Barang dan Jasa 67.919.098.085,00 Belanja Bunga 29.735.324,17 Belanja Hibah 10.065.889.427,18 Belanja Bantuan Sosial 7.393.274.981,00 Belanja Bantuan Keuangan 42.119.768.938,00 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 Belanja Bagi Hasil Pajak 0,00 Belanja Bagi Hasil Retribusi 0,00 Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00
Jumlah Arus Keluar Kas 532.477.698.994,35 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi 123.803.524.418,54
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN
ARUS MASUK KAS Pendapatan Penjualan atas Tanah 0,00 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 Pendapatan Penjualan atas Aset tetap Lainnya 0,00
Jumlah arus masuk kas 0,00
ARUS KELUAR KAS Belanja Tanah 1.464.943.100,00 Belanja Peralatan dan Mesin 17.733.839.502,00 Belanja Gedung dan Bangunan 50.458.929.320,00 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 40.001.075.527,00 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.375.162.010,00
Jumlah arus keluar kas 111.033.949.459,00 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan
(111.033.949.459,00)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN ARUS MASUK KAS
Pencairan Dana Cadangan 6.165.175.086,69 Penjualan Kekayaan Daerah 9.592.809.647,00
Jumlah arus masuk kas 15.757.984.733,69 ARUS KELUAR KAS
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 14.025.000.000,00 Pembayaran Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah Pusat
5.920.563.072,74
Jumlah arus keluar kas 19.945.563.072,74 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (4.187.578.339,05) ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN ARUS MASUK KAS
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 45.566.567.135,00 Jumlah arus masuk kas 45.566.567.135,00
ARUS KELUAR KAS Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 45.566.567.135,00
Jumlah arus keluar kas 45.566.567.135,00 0,00 KENAIKAN / PENURUNAN KAS 8.581.996.620,49 SALDO AWAL KAS 80.202.755.116,66 SALDO AKHIR KAS 88.784.751.737,15 SALDO AKHIR KAS TERDIRI DARI :
Saldo Akhir Kas di BUD 86.514.395.351,94 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 197.608.569,00 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 Saldo Akhir Kas di RSU Dr. Sayidiman 2.072.747.816,21
Lampiran 3 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2009
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2009 dan 2008
(Dalam Ribuan
Rupiah)
Uraian Tahun 2009
AKTIVITAS OPERASI
Arus Masuk Kas
Pendapatan Asli Daerah 48.831.608.108,61
Pajak Daerah
8.034.046.638,80
Retribusi Daerah
27.565.482.053,56
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan 640.106.065,15
Lain-lain PAD yang Sah
12.591.973.351,10
Pendapatan Transfer
617.788.602.357,00
Dana Bagi Hasil Pajak
31.798.528.675,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA
2.124.126.187,00
DAU
489.555.386.000,00
DAK
69.980.000.000,00
Dana Otonomi Khusus
-
Dana Penyesuaian
-
Pendapatan Bagi Hasil Pajak-Provinsi
24.330.561.495,00
Pendapatan Bagi Hasil lainnya- Provinsi
-
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
54.910.811.186,00
Pendapatan Hibah
24.254.840.000,00
Pendapatan Dana Darurat
-
Pendapatan lainnya
30.655.971.186,00
Jumlah Arus Masuk Kas
721.531.021.651,61
Arus Keluar Kas
Belanja Operasi
591.560.595.742,82
Belanja Pegawai/Personalia
447.682.615.756,00
Belanja Barang/Jasa
85.128.344.959,00
Bunga
3.683.875,82
Subsidi
-
Hibah
5.256.875.000,00
Bantuan Sosial
5.515.432.919,00
Belanja Tak Terduga
-
Bagi Hasil Pajak
47.973.643.233,00
Bagi Hasil Retribusi
-
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
-
Bantuan Keuangan
Jumlah Arus Keluar Kas
591.560.595.742,82
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
129.970.425.908,79
AKTIVITAS INVESTASI
Arus Masuk Kas
Penjualan Asset Tetap
-
Tanah
-
Peralatan dan Mesin
-
Gedung dan Bangunan
-
Jalan/Jembatan, Irigasi dan Jaringan
-
Asset Tetap Lainnya
-
Asset Lainnya
-
Jumlah Arus Masuk Kas
-
Arus Keluar Kas
Belanja Modal
139.055.082.824,00
Tanah
1.058.967.800,00
Peralatan dan Mesin
17.029.819.674,00
Gedung dan Bangunan
68.960.095.845,00
Jalan/Jembatan, Irigasi dan Jaringan
51.763.231.205,00
Asset Tetap Lainnya
242.968.300,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan
-
Jumlah Arus Keluar Kas
139.055.082.824,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
(139.055.082.824,00)
AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Arus Masuk Kas
Pencairan Dana Cadangan
-
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
-
Pinjaman DN-Pem Pusat
-
Pinjaman DN-Pem Daerah Lainnya
-
Pinjaman DN-Lembaga Keuangan Bank
-
Pinjaman DN-Lembaga Keuangan Non Bank
-
Pinjaman DN-Obligasi
-
Pinjaman DN-Lainnya
-
Penerimaan Kembali Pinjaman Kpd Perush Negara
-
Penerimaan Kembali Pinjaman Kpd Perush Daerah
15.168.714.150,00
Penerimaan Kembali Pinjaman Perusda Lainnya
-
Jumlah Arus Masuk Kas
15.168.714.150,00
Arus Keluar Kas
Pembentukan Dana Cadangan
-
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
8.300.048.695,00
Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem .Pusat
2.842.174.619,81
Pembayaran Pokok Pinjaman-Pem Daerah Lainnya
-
Pembayaran Pokok Pinjaman-Lemb Keuangan Bank
-
Pembayaran Pokok Pinjaman-Lemb. Keu. Non Bank
-
Pembayaran Pokok Pinjaman-Obligasi
-
Pembayaran Pokok Pinjaman-Lainnya
-
Pemberian Pinjaman Kepada Perush Negara
-
Pemberian Pinjaman Kepada Perush Daerah
-
Pemberian Dana Ke Perusda Lainnya
-
Jumlah Arus Keluar Kas
11.142.223.314,81
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan
4.026.490.835,19
AKTIVITAS NON ANGGARAN
Arus Masuk Kas
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
IWP
30.898.790.282,00
Taperum
1.018.206.000,00
PPh 21
9.337.498.326,00
PPh 22
470.532.775,00
PPh 23
715.594.566,00
PPn
9.709.477.438,27
PPh pasal 4
799.601.973,00
Jumlah Arus Masuk Kas
52.949.701.360,27
Arus Keluar Kas
Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
IWP
30.898.790.282,00
Taperum
1.018.206.000,00
PPh 21
9.337.498.326,00
PPh 22
470.532.775,00
PPh 23
715.594.566,00
PPn
9.709.477.438,27
PPh pasal 4
799.601.973,00
Jumlah Arus Keluar Kas
52.949.701.360,27
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Perhitungan Pihak
Ketiga
-
KENAIKAN BERSIH KAS SELAMA PERIODE
(5.058.166.080,02)
SALDO AWAL KAS DI BUD
88.784.751.737,35
SALDO AKHIR TAHUN
83.726.585.657,13
TERDIRI DARI :
SALDO AKHIR KAS DI BUD
79.893.993.811,86
SALDO AKHIR KAS DI BENDAHARA
PENGELUARAN
135.191.200,00
SALDO AKHIR KAS DI BENDAHARA
PENERIMAAN
SALDO AKHIR KAS DI RSU Dr.Sayidiman
3.697.400.645,27
Lampiran 4 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2010
LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2010
URAIAN TAHUN 2010
1 2
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus Masuk Kas
Pendapatan Asli Daerah 51,724,539,565.31
Pendapatan Pajak Daerah 7,690,168,696.00
Hasil Retribusi Daerah 9,313,009,412.50
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 2,488,363,649.61
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 32,232,997,807.20
Pendapatan Transfer 710,951,451,762.00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 42,285,370,939.00
Dana Alokasi Umum 503,707,903,000.00
Dana Alokasi Khusus 46,131,400,000.00
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian 79,399,450,000.00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
39,427,327,823.00
Dana Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi dan Pemerintah lainnya 39,427,271,131.00
Lain-lain Pendapatan Yang Sah 37,270,271,131.00
Pendapatan Hibah
Dana Darurat
Pendaatan Lainnya 37,270,271,131.00
Jumlah Arus Masuk Kas 799,946,262,458.31
URAIAN TAHUN 2010
1 2
Arus Keluar Kas
Belanja Operasi 715,284,112,987.00
Belanja Pegawai 544,950,543,174.75
Belanja Barang Jasa 108,235,055,637.25
Belanja Bunga 0.00
Belanja Subsidi 0.00
Belanja Hibah 5,731,100,000.00
Belanja Bantuan Sosial 12,558,089,511.00
Belanja Bantuan Keuangan 43,792,128,696.00
Belanja Tidak Terduga 17,195,968.00
Jumlah Arus Keluar Kas 715,284,112,987.00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 84,661,713,708.31
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan
Arus Masuk Kas
Pendapatan Penjualan atas Tanah
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin
Pendapatan Penjualan atas Gedun dan Bangunan
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan
Pendapatan Penjualan atas Aset Tetap Lainnya
Jumlah Arus Kas Masuk -
Arus Keluar Kas
Belanja Tanah 3,105,032,307.00
Belanja Peralatan dan Mesin 18,193,513,645.00
Belanja Gedun dan Bangunan 24,144,165,684.00
URAIAN TAHUN 2010
1 2
Beanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 17,900,964,398.00
Belanja Aset Tetap Lainnya 868,580,430.00
Jumlah Arus Kas Keluar 64,212,256,464.00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan (64,212,256,464.00)
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas Masuk
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman 8,052,690,700.00
Penerimaan Kembali Modal Kredit Bergulir
Jumlah Arus Kas Masuk 8,052,690,700.00
Arus Kas Keluar
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi Non Permanen) Pemerintah Daerah 11,336,000,000.00
Pembayaran Pokok Utang 1,435,880,535.00
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Arus Kas Keluar 12,771,880,535.00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (4,719,189,835.00)
URAIAN TAHUN 2010
1 2
Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
Arus Kas Masuk
IWP 32,761,094,396.00
Taperum 1,031,776,000.00
PPh21 20,161,428,171.00
PPh22 476,630,883.00
PPh23 276,585,553.00
PPN 8,250,904,947.00
PPh pasal 4 919,139,602.00
Jumlah Arus Kas Masuk 63,877,559,552.00
Arus Kas Keluar
IWP 32,761,094,396.00
Taperum 1,031,776,000.00
PPh21 20,161,428,171.00
PPh22 476,630,883.00
PPh23 276,585,553.00
PPN 8,250,904,947.00
PPh pasal 4 919,139,602.00
Jumlah Arus Kas Keluar 63,877,559,552.00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran -
Kenaikan / (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode
15.730.703.172,11
Lampiran 4 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2010
Saldo Awal Kas di BUD 83,726,585,657.33
Saldo Akhir Tahun 99,457,288,829.44
Saldo Akhir Kas di BUD 94,594,761,638.06
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 330,610.00
Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Akhir Kas di RSU dr. Sayidiman 4,862,196,581.38
Saldo Akhir Kas 99,457,288,829.44
Lampiran 5 Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan 2011
LAPORAN ARUS KAS
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011
DAN 2010
URAIAN TAHUN 2011
1 2
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus Masuk Kas
Pendapatan Pajak Daerah
9.890.524.870,00
Pendapatan Retribusi Daerah
10.676.494.201,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
3.120.548.074,98
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
13.868.814.424,80
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
-
Bagi Hasil Pajak
41.725.946.940,00
Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
8.701.812.400,00
Dana Alokasi Umum
546.307.211.000,00
Dana Alokasi Khusus
56.660.800.000,00
Dana Otonomi Khusus
-
Dana Penyesuaian
169.826.591.240,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
38.858.270.685,00
Bantuan dan Sumbangan Keuangan dari Propinsi
23.519.583.282,00
Pendapatan Hibah
-
Dana Darurat
-
Pendapatan Lainnya
4.626.761.368,00
Jumlah Arus Masuk Kas
927.783.358.485,78
Arus Keluar Kas
Belanja Pegawai
616.139.467.530,65
Belanja Barang Jasa
110.131.740.541,00
Belanja Bunga
-
Belanja Subsidi
-
Belanja Hibah
6.062.739.500,00
Belanja Bantuan Sosial
15.258.125.965,00
Belanja Tidak Terduga
381.750.000,00
Bagi Hasil Pajak ( Transfer)
41.608.336.214,00
Jumlah Arus Keluar Kas
789.582.159.750,65
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
138.201.198.735,13
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan
Arus Masuk Kas
Pendapatan Penjualan atas Tanah
-
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin
-
Pendapatan Penjualan atas Gedun dan Bangunan
-
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan
-
Pendapatan Penjualan atas Aset Tetap Lainnya
-
Jumlah Arus Kas Masuk
-
Arus Keluar Kas
Belanja Tanah
3.413.679.540,00
Belanja Peralatan dan Mesin
43.985.897.727,00
Belanja Gedun dan Bangunan
14.922.541.845,00
Beanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
82.477.097.530,00
Belanja Aset Tetap Lainnya
180.275.600,00
Jumlah Arus Kas Keluar
144.979.492.242,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan
(144.979.492.242,00)
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas Masuk
Pencairan Dana Cadangan
-
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
-
Penerimaan Pinjaman Daerah
-
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman
-
Penerimaan Kembali Modal Kredit Bergulir
12.543.942.400,00
Jumlah Arus Masuk Kas
12.543.942.400,00
Arus Kas Keluar
Pembentukan Dana Cadangan
1.500.000.000,00
Penyertaan Modal (Investasi Non Permanen) Pemerintah Daerah
12.604.315.600,00
Pembayaran Pokok Utang
453.378.100,00
Pemberian Pinjaman Daerah
-
Jumlah Arus Kas Keluar
14.557.693.700,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan
(2.013.751.300,00)
Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
Arus Kas Masuk
IWP
36.947.531.571,00
Taperum
1.037.327.000,00
PPh21
23.528.723.826,00
PPh22
824.850.113,00
PPh23
229.303.541,00
PPh25
663.909,00
PPN
13.754.611.131,00
Denda
211.593.692,00
PPh pasal 4
1.983.833.594,00
Jumlah Arus Kas Masuk
78.518.438.377,00
Arus Kas Keluar
IWP
36.947.531.571,00
Taperum
1.037.327.000,00
PPh21
23.528.723.826,00
PPh22
824.850.113,00
PPh23
229.303.541,00
PPh25
663.909,00
PPN
13.754.611.131,00
Denda
211.593.692,00
PPh pasal 4
1.983.833.594,00
Jumlah Arus Kas Keluar
78.518.438.377,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran
-
Kenaikan / Penurunan Kas
(8.792.044.806,87)
Saldo Awal Kas di BUD
94.595.092.248,06
Saldo Akhir Kas, terdiri dari
85.803.047.441,19
Kas di BUD
85.720.347.441,19
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran
82.700.000,00
Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan
-
Saldo Kas di RSUD
-
Lampiran 6 Rincian yang Benar Mengenai Pendapatan Hibah Tahun 2009
No Masuk Kasda
(2009)
Uraian Jumlah
(Dalam ribuan
rupiah)
- 06 Maret Bantuan Keuangan TMMD ‘83 100.000
- 24 April Bantuan keuangan UAS BN Sekolah 86.000
- 31 Agustus Penerimaan Bantuan Keuangan
Program Permas 168.205
- 22 Oktober Bantuan Hari Jadi Jawa Timur 30.000
- 29 Oktober Bantuan Keuangan Operasional
Kecamatan 2009 450.000
- 29 Oktober Bantuan Keuangan P3EL BOP 2009 30.000
- 30 Oktober Bantuan Permodalan UMKM 2.777.135
- 26 Nopember Bantuan Keuangan Rehab
Infrastruktur 20.570.000
- 07 Desember Bantuan Keuangan Program Pilot
Project 40.000
- 16 Desember Bantuan Keuangan Permas 3.500
Jumlah 24.254.840