ANALISIS PENGARUH LENDING RATE BANK KONVENSIONAL
TERHADAP EKUIVALENSI IMBAL HASIL
PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUSYARAKAH
PADA BANK SYARIAH
Hikmah Nur Shabrina
Pembimbing : Zuliani Dalimunthe SE, MSM.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lending rate konvensional terhadap tingkat
ekuivalensi imbal hasil bank syariah di Indonesia pada periode 2009-2012. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI). Model dianalisis dengan
menggunakan Regresi Linier sederhana. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi
menunjukkan bahwa perubahan ekuivalensi imbal hasil murabahah (ERMB) dapat dijelaskan
oleh perubahan model sebesar 80,43%. (R-squared model). Perubahan ekuivalensi imbal hasil
musyarakah (ERMK) dapat dijelaskan oleh perubahan model sebesar 90,02%. (R-squared
model). Dilihat dari besarnya persentase hasil pengujian kedua model, hal ini mengindikasikan
bahwa sulit menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan ekuivalensi
imbal hasil murabahah dan musyarakah selain lending rate konvensional.
Kata Kunci:
Bank konvensional, bank syariah, murabahah, musyarakah, ekuivalensi imbal hasil, lending rate,
Indonesia
Pendahuluan
Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, melaksanakan
kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan. Dana yang dihimpun dari
masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito baik dengan prinsip
wadiah maupun prinsip mudharabah (Karim, 2008).
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Menurut Karim (2008), jenis-jenis pembiayaan syariah menurut tujuannya dibedakan
menjadi pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, dan pembiayaan
konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional bank syariah dalam
menyalurkan pembiayaan menurut Karim (2008) dibedakan menjadi 4 macam yaitu prinsip jual
beli (murabahah, salam dan istishna’’), prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah),
prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), serta akad pelengkap (hiwalah, rahn,
qardh, wakalah, dan kafalah).
Berdasarkan statistik Bank Indonesia, pola utama pembiayaan yang mendominasi pada
bank syariah adalah prinsip jual beli dan prinsip bagi hasil dan akad murabahah merupakan
pembiayaan yang paling banyak disalurkan bank syariah, disusul dengan akad mudharabah dan
musyarakah. Akad murabahah sendiri lebih cenderung pada jenis pembiayaan yang bersifat
konsumtif.
Perbankan Islam di Indonesia telah mencapai pertumbuhan 47,55% di tahun 2010.
Produk murabahah masih merupakan produk favorit Perbankan Syariah dengan total market
share 41,56% dari produk pembiayaan Perbankan Syariah, diikuti oleh musyarakah 16,01%,
mudharabah 10,04%, dan Qordh 3,93%. Kemudian pada tahun 2012, piutang Murabahah tetap
paling mendominasi tercatat sebesar 49,46% diikuti oleh pembiayaan Musyarakah yang sebesar
32,11% dan piutang Qardh sebesar 29,17% (Direktorat Perbankan Syariah, 2011).
Pembiayaan syariah tidak memperbolehkan adanya penggunaan bunga karena tergolong
riba. Pembiayaan melalui lembaga keuangan Islam seharusnya terkait erat dengan sektor riil
(Mohamed, 1999; Siddiqi, 2002; Uthman, 2001).
Meskipun tidak secara eksplisit menggunakan sistem bunga, faktanya perbankan syariah
selama ini menjadikan tingkat bunga di industri konvensional sebagai acuan untuk menentukan
tingkat bagi hasil dan margin pembiayaan (Chong & Liu, 2008).
Berdasarkan uraian latar belakang ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh lending rate konvensional terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil dalam
pembiayaan akad murabahah dan musyarakah. Pada penelitian ini, equivalent rate akad
pembiayaan yang akan dianalisis hanya dibatasi pada akad musyarakah dan murabahah dengan
pertimbangan kedua akad tersebut mendominasi pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah
sehingga diharapkan sudah dapat mewakili pembiayaan akad-akad yang lain.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Tinjauan Teoritis
Fungsi dari bank syariah sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 dan Wiroso (2005)
adalah fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, fungsi jasa keuangan perbankan dengan
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, fungsi
sebagai manajer investasi atas dana yang dihimpun dari pemilik dana, serta fungsi sebagai
investor dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, maupun prinsip jual
beli.
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati
secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan
masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian.
Bank dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana dan
membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima bunga dari
debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit lebih besar dari cost of
fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredit (SB kredit)
yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu cost of fund (COF), overhead cost (OHC) dan
spread profit (SP) (Hasibuan, 2006).
Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama
di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian
hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam
sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di
dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih
dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan
(An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Bagi Hasil
Berdasarkan journal Chong dan Liu (2008) menemukan bahwa perbankan syariah,
seperti yang dipraktekkan saat ini, cenderung menyimpang secara substansial dari profit loss
sharing paradigma. Pertama, ditemukan bahwa penerapan paradigma profit loss sharing
perbankan syariah di Malaysia memiliki jauh lebih lambat di sisi aset daripada di sisi kewajiban.
Di sisi aset, hanya 0,5% dari pembiayaan bank syariah didasarkan pada paradigma profit loss
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
sharing dari mudarabah (bagi hasil) dan musyarakah (Joint venture) pembiayaan. Pembiayaan
bank syariah di Malaysia, dalam prakteknya, masih didasarkan sebagian besar pada non-PLS
mode pembiayaan yang diperbolehkan berdasarkan Syariah (hukum Islam), namun yang
mengabaikan semangat larangan riba.
Hasil tersebut menyiratkan bahwa deposito dengan sistem profit loss sharing dalam
praktek perbankan syariah sebenarnya masih menjadikan suku bunga perbankan konvensional
sebagai acuan. Hasil penelitian tersebut secara keseluruhan, menunjukkan bahwa perbankan
syariah, seperti yang dipraktekkan hari ini di Malaysia, tidak jauh berbeda dari perbankan
konvensional. Hal ini tentunya tidak jauh berbeda dengan kondisi perbankan syariah di Indonesia
karena belum adanya acuan selain suku bunga konvensional.
Demi membuktikan hal ini maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahwa tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat
ekuivalensi imbal hasil murabahah.
2. Bahwa tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat
ekuivalensi imbal hasil musyarakah.
Konsep Pembiayaan Murabahah Dan Musyarakah
Pengertian murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli. Murabahah dapat juga dilakukan berdasarkan
pesanan (PSAK 102; 102.2). Akad murabahah biasanya berkaitan dengan pembiayaan jual beli
yang bersifat konsumtif, modal kerja dan investasi, misalnya pembiayaan untuk kredit
perumahan, pembiayaan untuk pembelian motor, pembelian tanah, mobil, komputer, dan lain
sebagainya. Pembiayaan ini bisa dibayarkan dengan cara tangguh atau angsuran.
Musyarakah (syirkah) adalah pencampuran dana dan untuk tujuan pembagian
keuntungan. Musyarakah sepintas hampir sama dengan mudharabah. Perbedaan yang paling
mencolok adalah, pada mudharabah, modal 100% dari pemilik dana dan pengelola hanya
menyediakan keahlian dan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Pada musyarakah, sesuai
definisi diatas, kebutuhan dana ditanggung bersama oleh bank dan pengelola (Antonio, 1999)
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Perhitungan Tingkat Ekuivalensi Murabahah
Berikut ini secara singkat digambarkan sebuah contoh perhitungan tingkat ekuivalensi
yang ditentukan oleh pihak bank bagi nasabah peminjam terkait dengan skema pembiayaan
murabahah. Bila diketahui pihak bank membeli sebuah barang dengan harga senilai Rp. 1,1 juta,
kemudian bank menjualnya kembali dengan akad murabahah seharga Rp. 1,2 juta. Besar cicilan
yang dibayarkan nasabah yaitu sebesar Rp. 100 ribu perbulan dalam jangka waktu setahun. Maka
perhitungan tingkat ekuivalensi imbal hasil akad murabahah menjadi sebagai berikut :
k perbulan = 1,36%
k pertahun = k perbulan × 12 bulan = 1,36% × 12 bulan = 16,37%
Keterangan : k = tingkat ekuivalensi imbal hasil murabahah
Perhitungan Tingkat Ekuivalensi Musyarakah
Berikut ini secara singkat digambarkan sebuah contoh perhitungan tingkat ekuivalensi
yang ditentukan oleh pihak bank bagi nasabah peminjam terkait dengan skema pembiayaan
musyarakah. Bila diketahui proporsi nisbah bagi hasil sebesar 60:40, itu artinya sebesar 60%
merupakan nisbah pihak bank dan sebesar 40% merupakan nisbah pihak nasabah peminjam.
Besar nilai uang pinjaman pokok tersebut adalah sebesar Rp. 1 milyar dengan revenue sebesar
Rp. 120 juta dalam jangka waktu 6 bulan (180 hari). Maka akan diperoleh cash flow bank
sebesar Rp. 72 juta dengan perhitungan sebagai berikut :
Cash Flow Bank = Revenue × Nisbah Bank
= Rp. 120 juta × 60%
= Rp. 72 juta
Setelah diketahui cash flow bank maka perhitungan tingkat ekuivalensi imbal hasil akad
musyarakah menjadi sebagai berikut :
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Keterangan : k = tingkat ekuivalensi imbal hasil musyarakah
Metodologi Penelitian
Periode pengambilan sampel adalah dari bulan Juni 2009 sampai Februari 2012. Ukuran
sampel adalah 33 untuk setiap time series. Khusus untuk data pada perbankan syariah, peneliti
membandingkan equivalent rate dari akad musyarakah dan murabahah terhadap interest rate
kredit berdasarkan jenis penggunaan konsumsi. Pengolahan data dengan model regresi linier
dalam penelitian ini antara variabel dependen dan variabel independen dilakukan dengan
menggunakan software EViews 6. Model regresi yang dihasilkan akan diuji dengan metode OLS
(Ordinary Least Square).
Model Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua model yang akan digunakan untuk mengetahui pengaruh
lending rate terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil dalam dua akad yaitu murabahah dan
musyarakah. Jumlah variabel yang akan di uji adalah 1 variabel untuk variabel endogen yaitu
equivalent rate dan 1 variabel eksogen yaitu interest rate untuk setiap model. Dalam penelitian
ini menggunakan metodologi Chong dan Liu (2008), sehingga model regresi linier sederhana
yang digunakan menjadi persamaan seperti berikut :
Dimana :
= Variabel Endogen
= Variabel Eksogen
= Tingkat Kesalahan (Error)
= Koefisien
= Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel independen akan
tercermin dalam variabel dependen.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Model 1 ERMB = β0 + β1IRKt-n + εt
Dimana :
ERMB = Equivalent Rate Murabahah
β0 = Koefisien
β1 = Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel
independen akan tercermin dalam variabel dependen
IRKt-n = Interest Rate pada lag t-n, n menurut lag time yang paling berpengaruh
εt = Erorr term
Model 2
ERMK = β0 + β1IRKt-n + εt
Dimana :
ERMK = Equivalent Rate Musyarakah
β0 = Koefisien
β1 = Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel
independen akan tercermin dalam variabel dependen
IRKt-n = Interest Rate pada lag t-n, n menurut lag time yang paling
Berpengaruh
εt = Erorr term
Estimasi model akan menggunakan metode Regresi Linier Sederhana.
Hipotesis Penelitian
Dari model 1, akan diestimasi nilai β0 & β1. Hipotesis yang akan dipakai adalah bahwa
interest rate konvensional (IRK) akan berpengaruh positif terhadap ekuivalensi imbal hasil
murabahah. Adapun hipotesis statistik model 1 adalah :
H0 : β0 ≤ 0
H1 : β0 > 0
Dan
H0 : β0 = 0
H1 : β0 ≠ 0
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Dari model 2, akan diestimasi nilai β0 & β1. Hipotesis yang akan dipakai adalah bahwa
interest rate konvensional (IRK) akan berpengaruh positif terhadap ekuivalensi imbal hasil
musyarakah. Adapun hipotesis statistik model 2 adalah :
H0 : β0 ≤ 0
H1 : β0 > 0
Dan
H0 : β0 = 0
H1 : β0 ≠ 0
Hasil Pengujian
Uji Stasioneritas Data
Tabel 4.1 Hasil Uji Unit Root pada Level
Variabel ADF Prob.*
ERMB 0.0015
ERMS 0.6942
IRK 0.3980
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan hasil uji unit root sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 di atas ditemukan bahwa pada
derajat nol atau tingkat level hanya variabel ERMB saja yang memiliki nilai Uji ADF yang lebih
kecil dari nilai kritis dan langsung dapat dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari
0,05 (5%), sedangkan untuk variabel ERMS dan IRK memiliki nilai Uji ADF yang lebih besar
dari nilai kritisnya dan terlihat pula dari nilai probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 (5%).
Jika data pada derajat nol (0) tidak stasioner, terlebih dahulu data tersebut harus
distasionerkan. Metode yang digunakan untuk membuat data menjadi stasioner adalah
differencing. Uji derajat integrasi pada prinsipnya tidak berbeda dengan uji akar-akar unit. Pada
derajat integrasi, variabel-variabel pengamatan dideferensikan sampai derajat tertentu hingga
diperoleh kondisi yang stasioner.
Tabel 4.2 Hasil Uji Unit Root pada First Difference
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Variabel ADF Prob.*
ERMB 0.0000
ERMS 0.0000
IRK 0.0002
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan tabel 4.2, variabel equivalent rate murabahah (ERMB), equivalent rate musyarakah
(ERMK), dan interest rate konvensional (IRK) telah stasioner pada derajat yang sama, yaitu
derajat satu (first difference) dengan melihat nilai Prob-nya, apabila lebih kecil dari 0,05 (5%) ,
maka berarti data time series sudah stasioner dan dari nilai Uji ADF masing-masing variabel
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai kritisnya pada 1%, 5% dan 10%.
Uji Autocorrelation
Uji Durbin-Watson
Tabel 4.3 Hasil Uji Durbin Watson
Variabel
Dependent
Variabel
Independent Durbin-Watson stat.
ERMB IRK 1.799015
ERMK IRK 2.002861
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan tabel hasil uji Durbin-Watson diatas, dapat dilihat bahwa nilai statistik DW pada
variabel ERMB terhadap IRK memiliki nilai sebesar 1,799. Angka ini terletak di daerah yang
menunjukkan tidak ada autokorelasi. Begitupula dengan hasil uji DW pada variabel ERMK
terhadap IRK memiliki nilai sebesar 2,002, angka yang menunjukkan bahwa tidak adanya
autokorelasi. Dari hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
dalam kedua model ini.
Uji Breusch-Godfrey
Tabel 4.5 Hasil Uji Breusch-Godfrey Test
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Breusch-Godfrey Test Obs*R-squared Prob. Chi-Square
Murabahah 5.242811 0.0727
Musyarakah 0.197443 0.9060
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Perhatikan nilai Obs*R-squared dan nilai Probabilitinya. Dari uji ini diperoleh hasil Obs*R-
squared untuk model murabahah sebesar 5.242811 dengan probabilitas chi-square sebesar
0.0727. Dengan mengacu pada hipotesis H0 = tidak ada korelasi serial orde p dan H1 = ada
korelasi serial, maka disimpulkan bahwa P-value > α (0.0727 > 0.05). Dengan demikian H0 gagal
ditolak, yang berarti pada data regresi tidak terdapat autokorelasi.
Dibandingkan dengan hasil uji Breusch-Godfrey pada model musyarakah diperoleh hasil
Obs*R-squared sebesar 0.197443 dengan probabilitas chi-square sebesar 0.9060. Dengan
mengacu pada hipotesis H0 = tidak ada korelasi serial orde p dan H1 = ada korelasi serial, maka
disimpulkan bahwa P-value > α (0.0727 > 0.05). Dengan demikian H0 gagal ditolak, yang berarti
pada data regresi tidak terdapat autokorelasi.
Baik hasil pengujian terhadap model murabahah maupun musyarakah sama-sama
memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada α = 5% yang mengindikasi bahwa data tidak
mengandung masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian untuk melihat apakah kesalahan
pengganggu mempunyai varians yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model digunakan uji White.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedasticity Test: White
White Test Obs*R-squared Prob. Chi-Square
Murabahah 0.876094 0.6453
Musyarakah 0.279418 0.8696
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Sama seperti membaca hasil uji Autokorelasi, uji Heteroskedastis dapat dilihat dari nilai Obs*R-
squared dan nilai Probabilitinya. Hasil uji White pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai probabilitas
Obs*R-squared untuk model murabahah sebesar 0.876094, dengan nilai probabilitas chi-square
adalah 0.6453, yang menandakan nilai probabilitas chi-square lebih besar dari nilai α (0.6453 >
0,05). Dengan demikian, H0 gagal ditolak yang artinya pada model regresi homoskedastis, atau
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Dibandingkan dengan hasil uji White pada model musyarakah menunjukkan nilai
probabilitas Obs*R-squared sebesar 0.279418, dengan nilai probabilitas chi-square adalah
0.8696, yang menandakan nilai probabilitas chi-square lebih besar dari nilai α (0.8696 > 0,05).
Dengan demikian, H0 gagal ditolak yang artinya pada model regresi homoskedastis, atau tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas.
Baik hasil pengujian terhadap model murabahah maupun musyarakah sama-sama
memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada α = 5% yang mengindikasi bahwa data tersebut
tidak bersifat heteroskedastis.
Uji Normalitas
Tabel 4.6 Uji Normalitas
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Hasil uji Jarque-Bera pada variable dependen equivalent rate murabahah menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0,000000 yang menandakan nilai probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari
nilai α (0,000000 < 0,05). Batas besaran nilai koefisien skewness dan kurtosis adalah 0 untuk
skewness dan 3 untuk kurtosis. Pada tabel 4.2 di atas, nilai skewness tingkat pertumbuhan ERMB
0
2
4
6
8
10
12
14
0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17
Series: ERMBSample 2009M06 2012M02Observations 33
Mean 0.152097Median 0.153200Maximum 0.165100Minimum 0.106900Std. Dev. 0.010014Skewness -2.957756Kurtosis 14.01798
Jarque-Bera 215.0352Probability 0.000000
0
1
2
3
4
5
6
0.11 0.12 0.13 0.14
Series: ERMKSample 2009M06 2012M02Observations 33
Mean 0.125306Median 0.117200Maximum 0.145200Minimum 0.108500Std. Dev. 0.014127Skewness 0.187977Kurtosis 1.216341
Jarque-Bera 4.568824Probability 0.101834
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.13 0.14 0.15 0.16
Series: IRKSample 2009M06 2012M02Observations 33
Mean 0.141909Median 0.138800Maximum 0.160700Minimum 0.126000Std. Dev. 0.010326Skewness 0.617332Kurtosis 2.235251
Jarque-Bera 2.900202Probability 0.234547
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
sebesar -2,957756 dan nilai kurtosis tingkat pertumbuhan ERMB sebesar 14,01798 yang
menandakan data tingkat pertumbuhan ERMB tidak terdistribusi normal.
Hasil pengujian pada variable dependen equivalent rate musyarakah menunjukkan
probabilitas Jarque-Bera yang lebih besar dari α (0,101834 > 0,05). Dengan melihat pada hasil
tabel 4.2, di mana nilai skewness data equivalent rate musyarakah sebesar 0,187977 dan nilai
kurtosis data equivalent rate musyarakah sebesar 1,216341, maka data equivalent rate
musyarakah bisa dikatakan memenuhi syarat normalitas atau terdistribusi normal.
Pada variabel independen interest rate konvensional, hasil uji Jarque-Bera pada interest
rate konvensional menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,234547 yang menandakan nilai
probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari nilai α (0,234547 > 0,05). Nilai skewness 0,234547
sebesar 0,617332 dan nilai kurtosis interest rate konvensional sebesar 2,235251 yang
menandakan data interest rate konvensional juga terdistribusi normal.
Hasil Panjang Lag Optimal
Tabel 4.7 Panjang Lag Optimal ERMB
Lag AIC SC
2 -9.602234 -9.139658
4 -9.322590 -8.473923
6 -8.617293 -7.369450
8 -9.366172 -7.708501
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada hasil pengujian dalam tabel diatas menunjukkan bahwa panjang lag optimal untuk
equivalent rate murabahah terhadap interest rate konvensional adalah lag 2. Panjang lag optimal
pada lag 2 ini mengindikasikan bahwa equivalent rate murabahah menyesuaikan perubahan
interet rate konvensional pada periode tahun ke 2. Atau dengan kata lain, penyesuaian terhadap 2
periode berikutnya.
Tabel 4.8 Panjang Lag Optimal ERMK
Lag AIC SC
2 -10.94795 -10.48538
4 -10.40522 -9.556554
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
6 -9.788810 -8.540967
8 -12.21022 -10.55255
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Jika dibandingkan dengan hasil pengujian panjang lag optimal pada equivalent rate musyarakah
terhadap interest rate konvensional, terlihat tidak ada perbedaan panjang lag optimal. Pada
pengujian lag terhadap equivalent rate murabahah dengan interest rate terjadi panjang lag
optimal pada lag 2 dan 8. Dengan pertimbangan bahwa periode lag 2 lebih pendek dibandingkan
periode penyesuaian pada lag 8 maka peneliti memutuskan untuk memilih panjang lag optimal
pada lag 2. Panjang lag optimal pada lag 2 ini mengindikasikan bahwa equivalent rate
musyarakah menyesuaikan perubahan interest rate konvensional pada periode tahun ke 2. Atau
dengan kata lain, penyesuaian terhadap 2 periode berikutnya.
Model Persamaan Regresi Linier Sederhana
Pada penelitian ini digunakan model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh
tingkat suku bunga konvensional terhadap tingkat ekuivalensi pada akad musyarakah dan
murabahah. Dengan menggunakan software EViews 6 dalam pengujian model regresi linear
sederhana, maka diperoleh model regresi sebagai berikut:
ERMB = 0.000923 + 0.900373IRK
ERMK = 0.001494 + 0.671416IRK
UJi Statistik F
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Murabahah
Variable Coefficient t-Statistic Prob. C 0.000923 0.401915 0.6905
IRK 0.900373 11.28832 0.0000
R-squared 0.804325 Adjusted R-squared 0.798013
F-statistic 127.4261 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada tabel 4.9 untuk model murabahah terlihat bahwa probabilitas F statistik sebesar 0.000000.
Dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05) maka hipotesis nol penelitian ditolak karena nilai
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
probabilita F-statistik lebih kecil dari α yang artinya variabel independen interest rate
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate murabahah (ERMB).
Nilai koefisien C sebesar 0,000923 menunjukkan bahwa variabel dependen equivalent
rate murabahah memiliki nilai sebesar 0,000923 ketika perubahan variabel independen interest
rate dianggap bernilai 0. Nilai koefisien C sebesar 0,000923 juga mengindikasikan bahwa tidak
ada variable lain diluar model yang mempengaruhi equivalent rate murabahah kecuali interest
rate konvensional.
R-squared menggambarkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependennya. Pada tabel 4.10 terlihat besarnya R-squared sebesar 0,804325. Ini artinya
variabel independen interest rate konvensional berpengaruh dan dapat menjelaskan 80,43%
terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate murabahah. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Nilai Adjusted R-squared menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu
menjelaskan varians dari variabel dependen. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin besar
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya. Nilai
Adjusted R-squared sebesar 0,798013. Nilai adjusted R-squared tersebut menjelaskan sebesar
79,80% varians variabel dependen.
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Musyarakah
Variable Coefficient t-Statistic Prob. C 0.001494 1.369746 0.1806
IRK 0.671416 17.72488 0.0000
R-squared 0.910190 Adjusted R-squared 0.907292
F-statistic 314.1712 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada tabel 4.10 untuk model musyarakah terlihat bahwa probabilitas F statistik sebesar
0.000000. Dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05) maka hipotesis nol penelitian ditolak
karena nilai probabilita F-statistik lebih kecil dari α yang artinya variabel independen
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate musyarakah (ERMK).
Nilai koefisien C sebesar 0,001494 menunjukkan bahwa variabel dependen equivalent
rate musyarakah memiliki nilai sebesar 0,001494 ketika perubahan variabel independen interest
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
rate dianggap bernilai 0. Nilai koefisien C sebesar 0,001494 juga mengindikasikan bahwa tidak
ada variable lain diluar model yang mempengaruhi equivalent rate musyarakah kecuali interest
rate konvensional.
R-squared menggambarkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependennya. Pada tabel 4.11 terlihat besarnya R-squared sebesar 0,910190. Ini artinya
variabel independen interest rate konvensional berpengaruh dan dapat menjelaskan 90,02%
terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate musyarakah. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Nilai Adjusted R-squared menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu
menjelaskan varians dari variabel dependen. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin besar
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya. Nilai
Adjusted R-squared sebesar 0,907292. Nilai adjusted R-squared tersebut menjelaskan sebesar
90,72% varians variabel dependen.
Uji Statistik t
Uji statistik-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dari hasil uji asumsi klasik yang sudah dilakukan sebelumnya pada tabel 4.10, hasil
regresi equivalent rate murabahah terhadap interest rate konvensional dengan software EViews 6
yang sudah dilakukan terlihat bahwa variabel independen interest rate konvensional (IRK)
memiliki pengaruh terhadap equivalent rate murabahah (ERMB) dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan (0,0000 < 0,05).
Dibandingkan dengan hasil pengujian dari model musyarakah pada tabel 4.11, hasil
regresi equivalent rate musyarakah terhadap interest rate konvensional dengan software EViews
6 yang sudah dilakukan terlihat bahwa variabel independen interest rate konvensional (IRK)
memiliki pengaruh terhadap equivalent rate musyarakah (ERMK) dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan (0,0000 < 0,05).
Pengaruh IRK Terhadap ERMB dan ERMK
Hasil pengujian pada model murabahah menunjukkan koefisien variabel interest rate
konvensional adalah sebesar 0.900373, artinya setiap kenaikan 1 persen interest rate akan
mempengaruhi perubahan tingkat ekuivalensi murabahah sebesar 0.900373 persen. Nilai t-stat
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
interest rate adalah sebesar 11.28832 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0000. Dengan
menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa interest rate pada
model ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ekuivalensi murabahah.
Begitu juga dengan hasil pengujian pada model musyarakah. Hasil pengujian
menunjukkan koefisien variabel interest rate konvensional adalah sebesar 0.671416, artinya
setiap kenaikan 1 persen interest rate akan mempengaruhi perubahan tingkat ekuivalensi
murabahah sebesar 0.671416 persen. Nilai t-stat interest rate adalah sebesar 17.72488 dan nilai
probabilitasnya adalah 0.0000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%,
mengindikasikan bahwa interest rate pada model ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat ekuivalensi musyarakah.
Hasil ini sekaligus menguatkan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh antara interest rate konvensional dengan equivalent rate murabahah. Hasil ini
membuktikan penelitian yang dilakukan oleh Chong dan Liu (2008). Dalam penelitian yang
berjudul “Islamic banking: Interest-free or interest-based” dijelaskan bahwa deposito Islam tidak
benar-benar bebas bunga, tetapi sangat mirip dengan konvensional-banking deposito.
Kesimpulan
Penelitian tentang analisis pengaruh lending rate bank konvensional terhadap ekuivalensi imbal
hasil pembiayaan murabahah dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia dengan
menggunakan data bulanan periode 2009-2012 yang penghitungannya dilakukan dengan metode
regresi linier sederhana dan dibantu dengan program EViews 6 menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan equivalent rate murabahah (ERMB) dapat dijelaskan oleh perubahan
model sebesar 80,43% (R-squared model). Perubahan 1% interest rate konvensional
(IRK) menyebabkan perubahan equivalent rate murabahah (ERMB) sebesar 0,9%.
Perubahan ERMB ini dapat dijelaskan oleh model sebesar 80,43%.
Koefisien konstanta pada model 1 tidak signifikan, berbeda dari nol. Ini berarti sulit
menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan equivalent
rate murabahah selain lending rate konvensional.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
2. Perubahan equivalent rate musyarakah (ERMK) dapat dijelaskan oleh perubahan
model sebesar 90,02% (R-squared model). Perubahan 1% interest rate konvensional
(IRK) menyebabkan perubahan equivalent rate musyarakah (ERMK) sebesar
0,67%. Perubahan ERMK ini dapat dijelaskan oleh model sebesar 90,02%.
Koefisien konstanta pada model 2 tidak signifikan, berbeda dari nol. Ini berarti sulit
menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan equivalent
rate musyarakah selain lending rate konvensional.
Daftar Referensi
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Penerbit Bank
Indonesia bekerjasama dengan Tazkia Institute, 1999, Jakarta.
Chong, Beng Soon dan Ming-Hua Liu (2008), journal Islamic banking: Interest-free or interest-
based, Malaysia.
Direktorat Perbankan Syariah (2011), Outlook Perbankan Syariah 2012, Jakarta: Perbankan
Syariah.
Karim, Adiwarman A. 2008. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mohamed, Mustapa, (1999). Keynote Speech, IKIM's International Seminar the Economic and
Financial Imperatives of Globalisation: An Islamic Response.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis EKONOMETRIKA untuk
Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 102: Akuntansi Murabahah, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia.
Siddiqi, Mohammad Nejatullah, (2002). Comparative Advantages of Islamic Banking and
Finance, presented at Harvard University Forum on Islamic Finance.
Uthman, Usamah A., (2001). Money, Interest, and an Alternative Macroeconomic System, IIUM
Journal of Economics and Management Vol. 9 No. 1 pp. 101114.
Wiroso, 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:Grasindo.
Website :
Bank Indonesia : www.bi.go.id
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013