Download - BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradangan episklera disebut episkleritis, sedang peradangan sclera disebut
skleritis. Episklera adalah lapisan paling luar sclera. Peradangan episklera umumnya
merupakan suatu peradangan non infeksi.
Meskipun sering tidak diketahui penyebabnya, umumnya didapatkan dasar
alergi. Sebagian kecil diantara penderita episkleritis menderita artritis rheumatoid.
Baik laki-laki, maupun wanita dapat terkena, biasanya tidak terdapat pada anak-anak.
Kebanyakan pada satu mata, meskipun didapatkan juga penderita dengan episkleritis
pada kedua mata.
Angka morbiditas ditentukan oleh penyakit primer skleritis itu sendiri dan
penyakit sistemik yang menyertai. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1,6:1.
Berdasarkan umur skleritis biasanya terjadi pada usia 11-87 tahun, dan rata-rata orang
yang menderita skleritis adalah usia 52 tahun. Keluhan penderita adalah mata merah,
yang hilang timbul, sedikit sakit, disertai keluhan silau. Pada mata ditemukan
kemerahan setempat, yang menunjukan pembuluh darah episklera yang melebar,
tetapi dapat pula peradangan mengenai hampir seluruh mata.
Apabila dijumpai nodul pada episkleritis noduler, nodul ini bebas dari
dasarnya. Biasanya nodul hanya sebuah, tetapi pada beberapa kasus dapat dijumpai
lebih dari pada satu nodul. Tidak ada gangguan penglihatan.
Pada episkleritis yang luas, gambaran klinisnya mirip dengan konjungtivitis.
Secara klinis tidak sulit untuk dibedakan, sebab pada episkleritis tidak terdapat
heperemi konjungtiva tarsal, tidak dapatkan secret, serta nyeri pada penekanan ringan
bola mata. Komplikasi pada episkleritis, jarang sekali dijumpai.
Page 1
2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI EPISKLERA
Episklera terbungkus oleh konjungtiva pada gambar 2.1. Sklera terdiri dari
serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera
dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung
pembuluh darah pada gambar 2.4 untuk memberi nutrisi sklera. Di bagian depan mata,
episklera terbungkus oleh konjungtiva.
Gambar 2.1: Anatomi Mata
Page 2
2014
Gambar 2.4: Pembuluh- Pembuluh Darah Bola Mata
2.2 DEFINISI
Episkleritis adalah suatu peradangan jaringan ikat vaskular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan ikat yang
membentuk dinding putih mata yang kuat.Sklera dibungkus oleh episklera yangm
merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk member
makan sclera.
2.3 KLASIFIKASI
Ada dua jenis episkleritis.
1. Episkleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis.
Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung
selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua
sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut,
Page 5
2014
biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak
diketahui.
2. Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis
simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu
bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan
pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti
rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.
Gambar.2.5: Episkleritis
2.4 ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah
dihubungkan dengan terjadinya episkleritis:
a. Artritis rematoid
b. Sindroma Sjorgren
c. Sifilis
d. Herpes zoster
e. Tuberkulosis.
f. Karena penyakit kolagen
g. Eritema nodosum
h. Debu industrl
i. Alergi dari penyakit infeksi.
Page 6
2014
2.5 TANDA DAN GEJALA
Keluhan pasien adalah berupa mata terasa kering, rasa sakit yang ringan, rasa
mengganjal, konyungtiva kemotik, injeksi konyungtiva segmental karena melebarnya
pembuluh darah episklera.
Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambanan khusus,
yaitu;
Dijumpai nodul yang bebas dari dasarnya pada episkleritis nodular
Tidak ada gangguan penglihatan
Tidak ada secret
Tidak ada hiperemi konjungtiva tarsal.
Episkleritis sering rekuren (hilang timbul)
Nyeri mata
Peka terahadap cahaya (fotofobia)
Nyeri mata bila ditekan
Mata berair.
Biasanya peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak
sebagai daerah yang agak menonjol, berwarna kuning.
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau
lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin merasakan
bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.
2.6 PATOFISIOLOGI
Sebuah kondisi peradangan jinak mata eksternal, episkleritis paling sering
terjadi pada orang dewasa muda. Perempuan tampaknya akan terpengaruh sedikit
lebih sering dibandingkan pria. Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus,
namun dalam kasus tertentu mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit
sistemik yang mendasari seperti rheumatoid arthritis, poliarteritis nodosa, lupus
eritematosus sistemik, penyakit radang usus, sarkoidosis, granulomatosis Wegener,
asam urat, herpes zoster atau sifilis.
Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel radang meliputi sel
T dan makrofag pada episklera memegang peranan penting terjadinya episkleritis.
Inflamasi dari episklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan
Page 7
2014
menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata. Inflamasi yang
mempengaruhi episclera berhubungan erat dengan penyakit imun sistemik dan
penyakit kolagen pada vaskular. disregulasi pada penyakit auto imun secara umum
merupakan faktor predisposisi dari episkleritis. Proses inflamasi bisa disebabkan oleh
kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular (reaksi
hipersensitivitas tipe II, III dan respon kronik granulomatous (reaksi hipersensitivitas
tipe IV). Interaksi tersebut adalah bagian darisistem imun aktif dimana dapat
menyebabkan kerusakan episklera akibat deposisi kompleks imun pada pembuluh di
episklera dan sklera yang menyebabkan perforasi kapiler dan venula post kapiler dan
respon imun sel perantara.
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Dokter
umum atau dokter spesialis mata akan menanyakan beberapa gejala-gejala yang
dialami pasien dan akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien. Dokter juga
mungkin akan mempertanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien.
Para dokter juga dapat melakukan beberapa tes lebih lanjut, seperti tes darah,
untuk mengetahui apakah episkleritis terkait dengan kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Jika kondisi pasien sangat parah atau tidak berespon dengan
pengobatan, seorang dokter umum mungkin akan merujuk pasien ke dokter spesialis
mata.
2.8 PENATALAKSANAAN
Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan
sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata
kortikosteroid. Pengobatan berupa tetes kortikosteroid, yang diberikan 4 kali sehari.
Dengan pengobatan ini episkleritis sembuh dalam satu minggu. Pada episkleritis
nodular penyebuhan lebih lama, sampai beberapa minggu.
Ep i sk l e r i t i s s im pe l s e r i ng mem bu t uhk an pen gob a t an . A i r
ma t a bua t an be r gun a un t uk pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Pasie
n dengan gejala lebih parah atau berkepanjangan mungkin memerlukan air mata buata
Page 8
2014
n (misalnya hypromellose) dan atau kortikosteroid topikal. Episkleritis nodular lebih
lama sembuh dan mungkin memerlukan obat tetes kortikosteroidlokal atau agen anti-
inflamasi. Topikal oftalmik prednisolon 0,5%, deksametason 0,1%, atau 0,1%
betametason harian dapat digunakan. Terapi sistemik Jika episkleritis nodular yang
tidak responsif terhadap terapi topikal, sistemik agen anti-inflamasi mungkin berguna.
Flurbiprofen (100 mg tid) biasanya efektif sampai peradangan ditekan. Jika
tidak ada respon terhadap flurbiprofen, indometasin harus digunakan, 100 mg setiap
hari dan menurun menjadi 75 mg bila ada respon. Banyak pasien yang tidak merespon
satu agen nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) tetapi dapat berespon terhadap
NSAID lain. Untuk Aktivitas sunglasses berguna untuk pasien dengan sensitivitas
terhadap cahaya.
2.9 KOMPLIKASI
Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu
dari 10 orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan misalnya
keratitis superfisial.
2.10 PROGNOSIS
Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya
dalam 1-2 minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-
serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus
oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh
Page 9
2014
darah untuk memberi nutrisi sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh
konjungtiva.
Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus, namun dalam kasus tertentu
mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit sistemik yang mendasari seperti
rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, herpes zoster atau sifilis.
Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya
dalam 1-2 minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Page 10
2014
3. R Putz dan R Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobota. Edisi 21, EGC, 2003
4. Doctorologi.net (http://doctorology.net/?p=340)
5. Abu Abdillah Hasyim bin Akbar, STRUKTUR BOLA MATA – EPISKLERA.
(http://duniamata.blogspot.com/2010/05/struktur-bola-mata-episklera.html)
6. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and episklera, San
Fransisco 2006-2007 : 8-12, 157-60.
7. Vaugan Daniel G, Asbury Taylor, Riordan Paul-Eva. Oftalmologi umum edisi
14 : Kornea. Widya Medika Jakarta 1995 : 136-38
8. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2000 :52.
9. Ilyas, Sidarta . Ilmu penyakit mata PERDAMI. Edisi kedua. CV sagung seto
jakarta, 2002 114 -5,120 -31
10. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI Jakarta,
2005 : 147-58.http://en.wikipedia.org/wiki/Cornea#Structure
11. Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI. Hal: 56
12. Ilyas, Sidarta. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 2003.
13. http://www.medscape.com/ Episkleritis article
Page 11