1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Konteks Penelitian
Musisi atau anak band mampu menjadi publik figur sederet kawula muda yang
hidup dengan penuh gejolak dan penuh semangat. Kehidupan para musisi identik
dengan glamour, hidup yang yang bebas dan hura-hura sebagai rock star hingga ada
sebagian gaya hidup atau komunitas musisi yang ada didalam sebuah jamaah yang baru
baru ini terlihat, komunitas musisi ini sedang melakukan usaha dalam menyebarkan
firman Allah SWT. Tampak sebuah fenomena sosial yang sangat bertolak belakang
disini, kebanyakan dari mereka adalah rock star, artis, anak band atau apa sajalah.
kegiatan, cara berpakaian hingga pola berkomunikasi yang digunakan sangat berbeda
karena terdengar tutur kata yang santun serta mengingatkan kepada sesama untuk
melakukan kebaikan-kebaikan dalam sosialisasi beragama. Ketika saya bertanya
kepada mereka jamaah dari mana, mereka menjawab kalau mereka adalah Jamah Al-
Madinah.
Jamaah Al-Madinah merupakan jamaah yang memiliki pusat kegiatan atau yang
biasa mereka sebut dengan markas di daerah jalan Antapani kota bandung. Secara
sepintas Jamaah Al-Madinah ini tidak jauh berbeda dengan Jamaah-Jamaah lain’nya
yang telah berkembang di Indonesia maupun diseluruh dunia. Pada malam jumat 28
September 2011, peneliti diajak oleh seorang teman untuk menghadiri rutinitas sebuah
jamaah yang biasa mereka sebut dengan malam markas. Suasana sangat ramai dan
padat akan orang-orang yang menggunakan pakaian gamis seperti layaknya sebuah
pondok pesantren. Setelah usai acara malam markas berakhir, salah seorang dari
jamaah mengajak untuk berbincang-bincang disebuah kedai kopi. Disanalah penulis
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
2
melihat adanya perbedaan dengan jama’ah-jama’ah lainnya. Didalam kelompok
jama’ah Al-Madinah tadi, terbentuk lagi komunitas kecil didalamnya. Dimana yang
berkumpul-kumpul adalah para musisi ternama seperti lukman (gitaris peterpan), Reza
(drummer peterpan), Igoy (gitaris band matta), Wok (drummer band matta), Bani
(vokalis band kapten), Ray (vokalis nineball), dan masih banyak lagi personil band
ternama yang tidak peneliti sebutkan.
Ketika itu peneliti diperkenalkan satu-persatu kepada para musisi tersebut dan
mulai menelaah, memperhatikan serta mengamati pembicaraan yang sedang terjadi.
Banyak pertanyaan muncul dibenak penulis dengan peristiwa yang terjadi, seakan-akan
sulit untuk mempercayainya. Begitu bersahaja, ramah-tamah, tidak ada perbedaan
antara kesenjangan status sosial diantara para musisi dan jamaah muda yang lainnya.
Pemandangan yang indah ini seolah-olah menunjukkan sebuah bukti bahwa tidak
semua musisi adalah seseorang yang berkepribadian serba menyimpang dalam
kehidupan sosial. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya hingga satu-persatu dari
para musisi berpamitan untuk pulang dikarenakan waktu telah larut malam, sungguh
pengalaman yang sangat berkesan untuk peneliti.
Salah satu dari komunitas musisi tersebut pun mencoba untuk mengajak Khuruj
atau Itikaf, hanya saja pada saat itu banyak penuh pertanyaan yang muncul di benak
peneliti. Tetapi silaturahmi kami masih tetap berjalan dengan baik walaupun peneliti
belum mengikuti khuruj atau Itikaf dikarenakan peneliti sering menghadiri malam
markas setiap malam jumat. perbincangan tentang perkara iman, amalan rasulullah
hingga ke arah enam sifat sahabat dalam berdakwah. Sungguh sangat berbeda jauh
dengan latar belakang mereka yang berprofesi sebagai anak band yang populer dan
profesional yang sudah memiliki nama di blantika musik Indonesia.
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
3
Memang kegiatan para musisi ini lebih ringan dari pada jamaah-jamaah Al-madinah
lain yang ada didalamnya. Mereka lebih mencerminkan kepada orang lain bahwa
belajar agama tidaklah harus dengan keras atau memiliki sifat radikal yang menjadikan
agama sebuah senjata untuk menghakimi sesama demi kepentingan serta pemikiran
pribadi, karena sebenarnya dimata Allah SWT kita adalah makhluk yang sama
derajatnya tanpa adanya perbedaan.
“Iman, amal, dan rock’n roll” begitulah slogan yang dicetuskan oleh komunitas
musisi ini yang mereka beri nama dengan Republik Enjoy. Memang slogan mereka tadi
terdengar seperti yang pernah dikatakan dalam sebuah sinetron akan tetapi merekalah
sesungguhnya realita sosial yang terjadi tanpa di rekayasa seperti layaknya sinetron.
Walaupun profesi mereka sebagai musisi papan atas diblantika musik Indonesia,
mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Komunitas musisi ini mempunyai tiga titik tempat nongkrong di markas antapani, yang
pertama kantin atau café Warmin yang berada didepan markas, yang kedua ada di sisi
jalan depan gang markas, yang ketiga berada dibawah pohon mangga dibelakang
markas yang mereka beri nama area Jon 7 yang artinya bukan Jon biasa yaitu
berhusnudzon. Memang sepertinya perilaku yang ada-ada saja, tetapi setiap tingkah
laku mereka sedikit-banyaknya membawa nilai-nilai agama disetiap waktu1.
Igoy sang Gitaris band matta pernah berkata “walaupun pekerjaan kamu sebagai
pemain musik yang identik dengan keren namun kami berusaha menghidupkan sunah
Rasulullah SAW dalam keseharian agar setiap waktu yang dilakukan mendapatkan
ridho dari Allah SWT, mudah-mudahan semua’nya bisa terhitung menjadi pahala juga’
amin….”2. itulah suara harapan dari seorang musisi yang keseharian’nya disibukkan
1 Observasi lapangan di markas jamaah Al-Madinah Antapani Kota Bandung
2 Wawancara dengan Igoy (Gitaris Matta Band) di rumahnya Margahayu
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
4
dengan bermain band dengan kawan-kawan’nya namun Igoy tidak lupa dengan agama
dalam menjalani hidupnya. Igoy merasa dengan menghidupkan sunnah Rasulullah
SAW dapat membuat menjadi lebih baik karena Islam mengajarkan bahwa Rasulullah
SAW wajib menjadi teladan hidup karena pantas menjadi idola sebenar-benarnya.
Disamping kesibukkan Igoy dengan pekerjaan ferforme yang dimana-mana termasuk
stasiun-stasiun televisi nasional, Igoy selalu berusaha menyempatkan diri dan berusaha
menjaga waktu nisob3 disetiap bulannya. Igoy juga selalu menggunakan gamis dalam
rumah jika itu diluar perkerjaannya dan celana yang menggantung di atas mata kaki
sebagai tanda ia manjaga kebersihan.
Peneliti sempat berfikir. Apakah yang mereka pelajari dari jamaah tersebut, apakah
mungkin ada kedisiplinan seperti itu dalam kehidupan mereka. Fenomena sosial ini
mulai terlihat oleh masyarakat, namun tidak semua orang memperhatikan secara jelas
tentang apa yang telah terjadi didalamnya. Hanya saja komunitas musisi ini tidak ingin
disorot oleh media secara terang-terangan yang peneliti belum bisa ungkapkan secara
jelas.
Fakta sosial yang dimaksud di atas merupakan salah satu konsep dasar dari
sosiologi; konsep dasar yang berhubungan dengan keberadaan individu dalam
masyarakat. Sebagai suatu konsep dasar, maka membicarakan fakta sosial terlebih
dahulu menjadi sangat penting. Pembicaraan fakta sosial menjadi suatu pengantar bagi
penelitian lebih jauh tentang hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat,
terutama ketika membicarakan tentang tentang peranan masyarakat dalam membentuk
kepribadian individu. Bahkan, fakta sosial dapat membantu memberikan penjelasan
mengenai latar belakang peranan agama dalam masyarakat yang menjadi acuan norma
3 Nisob adalah waktu yang dikorbankan untuk Khuruj dan sudah ditetapkan serta didisiplinkan dalam hidup
(Hasan, 2009 : 235)
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
5
sosial bagi individu untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Istilah fakta sosial
pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli sosiologi perancis, Emile Durkheim.
Menurutnya, fakta sosial adalah suatu cara bertindak yang tetap atau sementara, yang
memiliki kendala dari luar; atau suatu cara bertindak yang umum dalam suatu
masyarakat yang terwujud dengan sendirinya sehingga terbebas dari manifestasi
individual. Fakta sosial sendiri memiliki empat cirri atau karakteristik yang
membedakannya dari yang bukan fakta sosial, yaitu (1) suatu wujud diluar individu; (2)
melakukan hambatan atau membuat kendala terhadap individu; (3) bersifat luas atau
umum; dan (4) bebas dari manifestasi atau melampaui manifestasi individu (Kahmad,
2009 : 4).
Fakta sosial dijabarkan dalam beberapa gejala sosial yang abstrak, misalnya hokum,
adat kebiasaan, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki
kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu berwujud dalam kehidupan
masyarakat diluar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak. Yang
dominan dalam hal ini adalah masyarakat (Kahmad, 2009 : 5)
1.2. Fokus Kajian Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan, penulis ingin meneliti tentang
Berdasarkan konteks penelitian “Bagaimana Makna dan Perilaku Komunikasi Ritual
Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah Kota Bandung?”
selama berlangsung dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh karena iu,
penelitian ini berusaha mengungkapkan pandangan dan pengalaman-pengalaman dari
subyek penelitian.
Para musisi yang di kaji dalam penelitian ini adalah anak –anak band yang sudah
cukup memiliki nama besar ditanah air dengan karir yang berawal dari kota Bandung
ini. Sehingga membuat ketertarikan peneliti untuk mengungkap sejujur-jujurnya
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
6
tentang kehidupan mereka selama mengikuti khuruj Fii Sabilillah agar peneliti mampu
mendeskripsikan secara baik dengan literatur bahasa yang baik pula.
1.3.Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
identifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Motif Ritual Khuruj dalam Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi
di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung?.
2. Bagaimanakah Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Verbal dalam Ritual
Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota
Bandung?.
3. Bagaimanakah Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Nonverbal dalam Ritual
Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota
Bandung?.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengacu pada masalah penelitian atau hal lain yang ingin
diketahui peneliti. Dengan demikian, penelitian ini bertuan untuk :
1. Mengetahui Motif Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di
Jama’ah Al Madinah di kota Bandung.
2. Mengetahui Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Verbal dalam Ritual
Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota
Bandung.
3. Mengetahui Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Nonverbal dalam Ritual
Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota
Bandung.
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
7
1.5. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah fenomena baru
dalam perkembangannya yang memberikan kontribusi bagi kajian ilmu komunikasi
yang diantaranya kajian psikologi komunikasi dan psikologi sosial, sosiologi
komunikasi dan sosiologi agama, Filsafat, serta bidang penelitian yang berhubungan
dengan fenomena sosial yang terjadi disekeliling ataupun lingkungan hidup manusia
sebagai makhluk sosial yang berkomunikasi setiap harinya tidak lepas dari agama.
Memberikan pemahaman lebih tentang arti Jihad sesungguhnya.
1.6. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan informasi yang
bermanfaat bagi keluarga, teman-teman baik akademis maupun non akademis
khususnya para musisi, serta masyarakat berbagai golongan yang membutuhkan.
Penelitian ini juga ingin memberikan pemahaman tentang perjuangan para kawan-
kawan musisi yang sedang melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah agar keilmuan
tentang berkomunikasi dalam agama menjadi sebuah interaksi sosial yang lebih baik.
Sehingga dapat dicermati lagi untuk kemudian ditelaah dengan baik agar dapat
melahirkan asumsi dalam teori-teori baru yang kajiannya lebih kedalam konsep
sosialisi beragama atau interaksi para musisi didalam keseharian sebagai da’i sejati
maupun seseorang di dalam lingkungan yang masih pro dan kontra.
1.7. Kerangka Pemikiran
1.7.1. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan orientasi dasar untuk teori dan riset. Pada
umumnya suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan dari
berfikir. Paradigma terdiri dari asumsi dasar, tekhnik riset yang digunakan,
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
8
dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik (Neuman, 2000 :
178)
Paradigma humanistik menempatkan manusia sebagai subjek utama
dalam peristiwa sosial/budaya. Salah satu paradigma humanistik adalah
penelitian kualitatif. Paradigma kualitatif berpandangan bahwa fenomena
sosial, budaya, dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal
yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara
keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku (sebagai fakta)
tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang
melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan kedalam hokum-
hukum tunggal yang determenisitik dan bebas konteks. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipandang lebih
relevan dan cocok karena penelitian ini bertujuan untuk menggali dan
memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena (Creswell, 1998 : 15).
“pendekatan kualitatif memiliki fokus pada banyak
metode, meliputi pendeketan intrepretif dan naturalistic
terhadap pokok persoalannya. Ini berarti bahwa para peneliti
kualitatif mempelajari segala sesuatu dilingkungan yang alami,
mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena
menurut makna-makna yang diberikan kepada fenomena
tersebut adalah orang-orang. Penelitian kualitatif meliputi
penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris yang
diteliti – penelitian kasus, pengalaman pribadi, introspektif,
kisah kehidupan, wawancara, pengalaman, sejarah, interaksi
dan naskah-naskah visual – yangmenggambarkan momen
momen problematic dan kehidupan sehari-hari serta makna
yang ada di dalam kehidupan individu”. (Creswell, 1998 : 15)
Melalui paradigma kualitatif, penelitian ini lebih memfokuskan pada studi
kualitatif, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa terhadap orang-
orang yang mengalami situasi tertentu. Penelitian kulaitatif menekankan aspek
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
9
subjektif dan perilaku seseorang. Peneliti berusaha untuk masuk kedalam
dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga
mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan
oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-harinya (Moleong,
2006 : 9). Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunitas musisi
yang mengikuti ritual agama Khuruj Fii Sabilillah.
1.7.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam penelitian agar tetap
terfokus pada masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah mengenai
Pemaknaan dan Perilaku Komunikasi dalam Ritual Khuruj Fii Sabilillah bagi musisi
di Jama’ah Al-Madinah.
Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau lambang-
lambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal dan nonverbal
yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini adalah para musisi
dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan ritual Khuruj Fii Sabilillah.
Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan.
Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua
syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku
harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan
adalah suatu pesan.
1.7.2.1. Motif
Motif adalah suatu alasan/dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Dalam suatu motif
umumnya terdapat dua unsure pokok yaitu unsur dorongan/kebutuhan dan
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
10
unsur tujuan (Handoko, 1992 : 9). Dari pernyataan tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa motif adalah suatu alasan/dorongan (pemenuhan
kebutuhan atau pencapaian tujuan) yang menyebabkan seseorang berbuat
sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Motif manusia merupakan
dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal
dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu member
tujuan dan arah kepada tingkah laku kita (Gerungan, 2002 : 141) motif
terdapat pada individu sebelum menjadi perbuatan bila ada perangsang
dating. Berdasarkan uraian ini akan terjadilah mekanisme kerja sebagai
berikut (Handoko, 1992 : 54) :
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap motif yang
melatar belakangi para musisi yang bergabung dalam jamaah Al-Madinah
dengan mengikuti ritual khuruj Fii Sabilillah, serta mangangkat tentang
proses para musisi mengikuti khuruj ini.
DORONGAN/KEBUTUHAN
MOTIF
RANGSANG
PERBUATAN
TUJUAN
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
11
1.7.2.2. Perilaku Komunikasi
Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau
lambang-lambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal
dan nonverbal yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini
adalah para musisi dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan
Ritual Khuruj Fii Sabilillah.
Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai
pesan. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus
memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang,
dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap
perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan.
Komunikasi dengan menggunakan lambang verbal (komunikasi
verbal) terjadi ketika partisipan komunikasi menggunakan kata-kata, baik
itu melalui bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal adalah
ketika partisipan komunikasi menggunakan simbol selain kata-kata seperti
nada bicara, ekspresi wajah dsb. (Kuswarno, 2009:103)
syarat (gestures), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala,
ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya
disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial.
Bahasa nonverbal mempunyai pengertian yang sangat luas. Namun dalam
penelitian ini, peneliti mengadakan pembatasan penelitian perilaku
nonverbal, yang terdiri dari yaitu: sentuhan, cara berpakaian, isyarat tangan.
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
12
1.8. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
penelitian kualitatif. Menurut Nasution, “penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha
memahami dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. (Nasution, 1996 : 5). Dari
pengertian kualitatif tersebut dapat ditangkap bahwa penelitian ini cenderung
mengandung nilai perspektif yang lebih subjektif seperti yang dikemukakan Deddy
Mulyana (Deddy Mulyana, 2002 : 148). Artinya, dalam penelitian ini mencoba
menangkap realitas yang terjadi didalam sebuah fenomena sosial yang sedang
berkembang dengan cepat khususnya dalam komunitas musisi atau anak band dalam
belajar untuk memahami kegunaan agama dalam kehidupan keseharian mereka.
Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan metode kualitatif yakni mengenai
komunikasi verbal dan nonverbal dalam Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas
musisi di jamaah Al-Madinah kota Bandung.
1.8.1. Unit Analisis
Unit Analisis dalam penelitian ini meliputi :
1. Hal-hal yang diperoleh dan atau dirasakan individu yang berprofesi
sebagai musisi sebelum dan sesudah melakukan Ritual Khuruj Fii
Sabilillah sebagai jamaaah Al-Madinah.
2. Perilaku komunikatif individu baik verbal maupun nonverbal yang
berprofesi sebagai musisi setelah melakukan Ritual Khuruj Fii
Sabilillah.
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
13
1.8.2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
fenomenologi yang dikembangkan dalam tradisi kualitiarif. Seorang
fenomenolog suka melihat gejala. Dalam hal ini penulis melihat adanya gejala
terhadap Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas musisi di jamaah Al-
Madinah kota Bandung.
Studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi
karena mampu menjelaskan dan mengungkapkan esensi dari pengalaman
manusia. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari
kesadaran atau cara dimana orang-orang menjadi paham akan objek-objek dan
peristiwa-peristiwa dengan mengalaminya sendiri (Littlejohn, 1989:354). Dari
pengertian tersebut kita dapat pahami bahwa pemahaman dihasilkan dari
pengalaman.
1.8.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang paling utama adalah
wawancara (depth interview sebagai metode pengumpulan data utama), baik
terekam maupun tidak terekam. Penggunaan rekaman disesuaikan dengan
perjanjian kepada para subjek penelitian. Peneliti juga melakukan observasi
langsung dengan cara ikut bergabung bersama narasumber dalam keseharian
narasumber sebagai participant Jama’ah Al Madinah. Serta metode lain yang
digunakan adalah mendapatkan data dari sumber lain seperti mencari informasi
literature yang ada.
Ada pun data-data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini
diantaranya :
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
14
1. Key informan
Tipikasi key informan tadi adalah Musisi di Jama’ah Al Madinah
dan Reza Peterpan pada khususnya.
2. Tri Angulasi. Dan
Amir Jama’ah, jama’ah tetap lainnya serta melibatkan Reza
Peterpan sekaligus pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf pada saat
melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang
lainnya
3. Individu peneliti sebagai partisipan.
Peneliti yang ikut serta secara langsung sebagai peserta jama’ah
yang sedang melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke
masjid yang lainnya.
Dalam penelitian ini dilakukan teknik pengambilan data untuk
mendapatkan keterangan yang diperlukan untuk pembahasan masalah dalam
penelitian. Pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit.
Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata
serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
Observasi dilakukan melalui pengamatan awal dan terjun
langsung bersama kalangan tunanetra. Observasi partisipan
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
15
memungkinkan menemukan sumber utama dari kegiatan aktor yang
valid terhadap situasi sosial dalam pengambilan keputusan.
2. Wawancara
Wawancara secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama. Adapun macam-macam jenis
wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980 : 197) sebagai
berikut : a. Wawancara pembicaraan informal, b. Pendekatan
menggunakan petunjuk umum wawancara, c. Wawancara baku
terbuka. (Moleong, 2007 : 186-187)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara
pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang
diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri.
3. Studi Kepustakaan
Dokumen digunakan peneliti sebagai data, karena dalam
banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
1.8.4. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola,
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
16
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2007 : 248)
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono :
2008, 92-99) meliputi :
1. Reduksi Data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dalam mereduksi data ini, peneliti (yaitu penulis) akan
dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
2. Penyajian data (data display). Penyajian data memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi. Penyajian data dapat dilakukan dengan
teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa matrik dan chart.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan teman
baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau
gambaran objek, hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
1.8.5. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan triangulasi.
Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu (Sugiyono : 2008, 125). Terdapat beberapa jenis
triangulasi yang dapat dilakukan yaitu triangulasi sumber, triangulasi
metode/teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh kemudian di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan, kemudian dimintakan kesepakatan (member check) dengan para
sumber data di antaranya Luckman Hakim (gitaris Peterpan), Ilsyah Ryan Reza
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
17
(Drummer Peterpan), Yogi atau yang biasa disebut dengan Igoy (gitaris band
Matta), Wok Bachman (Drummer band Matta), Bani (vokalis band Kapten),
dan Ray (vokalis Nineball). Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah
dengan para partisipan dan seorang rekan dijama’ah Al Madinah tempat para
responden melakukan aktivitas Ritual Khuruj Fii Sabilillah karena mereka
cukup mengenal hampir semua partisipan.
Triangulasi teknik/metode dilakukan untuk melakukan pengecekan
terhadap penggunaan metode/teknik pengumpulan data, apakah informasi yang
didapat dengan metode interview atau wawancara mendalam sama dengan
metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang
diberikan ketika di interview atau di wawancara (Bungin , 2007 : 257).
Triangulasi waktu dilakukan dengan melakukan pengecekan diantaranya
yaitu wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Misalnya, data yang diperoleh dari wawancara disaat nara sumber
dalam keadaan segar, belum banyak masalah, akan lebih terbuka dibandingkan
bila nara sumber sedang dalam kondisi yang kurang baik atau sedang sibuk.
Waktu waktu yang mendukung dalam penelitian ini adalah malam markas pada
malam Jum’at dan waktu nisob. Waktu nisob merupakan waktu yang telah
ditetapkan di kala khuruj atau itikaf berlangsung.
1.8.6. Subjek Penelitian
Dalam studi Deskriptif Kualitatif, kriteria informan yang baik adalah
individu yang telah mengalami fenomena yang akan diteliti ,”all individuals
studied represent people who have experienced the phenomenon” (cresswell,
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
18
1998 : 118), yakni Komunitas Musisi yang terbentuk dalam Jamaah Al-
Madinah.
1.8.7. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fenomena soaial pada
kegiatan Khuruj Fii Sabilillah yang dilakukan oleh komunitas Musisi. Istilah
Khutuj Fii Sabilillah memiliki makna umum dan khusus. Penelitian ini
membahas tentang perilaku komunikasi dalam kegiatan Khuruj Fii Sabilillah
baik verbal maupun nonverbal.
1.8.8. Waktu dan Lokasi Penelitian
Metode penelitian kualitatif menurut penelitian dilakukan dalam
setting yang alamiah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan ditempat individu
(yang menjadi subjek penelitian) biasa beraktivitas yang disepakati oleh
individu dan peneliti. Faktor penentu utama lokasi penelitian adalah
kenyamanan subjek penelitian dan kemudahan akses bagi subjek dan peneliti.
Dengan demikian penelitian ini dilangsungkan dimarkas Al-Madinah daerah
antapani kota bandung seta masjid-masjid yang digunakan untuk Ritual
Khuruj Fii Sabilillah.
Penelitian ini dimulai dari September 2011 sampai dengan Mei 20112.
Wilayah penelitian meliputi daerah kosan kelima informan dikota Bandung
Jawa Barat. Dan aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan
selama enam bulan dengan persiapan awal, pra penelitian yaitu perencanaan
judul yang tepat untuk dijadikan sebagai skripsi dan melakukan penentuan
lokasi penelitian, serta menentukan informan yang ingin dijadikan sebagai
actor dalam pembuatan skripsi ini untuk dapat dilakukan wawancara sebagai
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
19
subjek untuk diteliti sesuai dengan judul penelitian. Berikut tabel dari waktu
pelaksanaan dari penelitian ini sebagai berikut :
No Tahapan
Kegiatan
Waktu
Pelaksanaan
Oktober
2011
November
2011
Desember
2011
Januari
2012
Februari
2012
Maret
2012
April
2012
1. Persiapan
2. Observasi
3. Wawancara
4. Konsultasi
5. Sidang
1.8. Tabel Jadwal penelitian dan penentuan wilayah Penelitian
(IV-2012)
Miechal Alfonso Hutahayan-Ritual Khuruj Fii Sabilillah...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran