13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab II ini akan diuraikan secara sistematis mengenai: (A) Implementasi:
Pengertian Implementasi; (B) Kegiatan Pramuka: 1. Pengertian Pramuka, 2. Tujuan
Kepramukaan, 3. Fungsi Gerakan Pramuka, 4. Makna Lambang Pramuka, 5. Sifat
Gerakan Pramuka, 6. Materi Pendidikan Pramuka; (C) Kedisiplinan: 1. Pengertian
Kedisiplinan, 2. Fungsi Kedisiplinan, 3. Unsur-Unsur Disiplin, 4. Penanggulangan
Disiplin, 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin; (D) Hubungan Kegiatan
Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
A. Implementasi
Pengertian Implementasi
Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi;
Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam Pressman dan Wildavsky,
1984); Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga
dikemukakan oleh Mclaughlin (dalam Mann, 1978). Pengertian lain dikemukakan
oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa. Pengertian-
pengetian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan (Mulyasa, 2009: 30).
14
B. Kegiatan Pramuka
1. Pengertian Pramuka
Kata Pramuka adalah singkatan dari PRA, PRA : Praja (masyarakat), MU :
Muda, KA : Karana (kata asli dalam bahasa Sanskrit “KARANA” yang berarti
kreatif dan berkarya). Dengan demikian Pramuka bermakna anak muda yang kreatif
dan berkarya (Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, 1998: 134).
Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda
yaitu peserta didik S (Siaga), G (Galang), T (Tegak), D (Dega) dan anggota dewasa
yaitu Pembina Pramuka, pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,
Pembina Profesional, Pamong SAKA dan instruktur SAKA, Pimpinan SAKA,
Andalan, Pembantu Andalan, Anggota MABI, Staf Karyawan Kwartir dan Mitra,
sedangkan yang dimaksud dengan Gerakan Pramuka itu sendiri adalah nama
organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan
Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan
(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010: 17).
Pengertian lain mengenai kepramukaan juga diungkapkan dalam Undang-
Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang Kepramukaan. Dalam Undang-Undang
tersebut disebutkan bahwa seorang yang mengikuti kegiatan pramuka adalah warga
negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan
Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Satya dan Darma Pramuka merupakan kode
kehormatan bagi tiap-tiap siaga yang harus dihormati dan diamalkan. Dapat
dipahami bahwa Satya dan Darma Pramuka merupakan hal dasar dari kegiatan
pramuka yang bertujuan untuk membimbing siswa yang mengikuti kegiatan
pramuka untuk mencapai nilai-nilai positif dari kegiatan tersebut.
15
Nilai-nilai ini merupakan nilai moral yang ada dalam perilaku anggota
pramuka. Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari Tri Satya, Dasa Dharma,
kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota pramuka. Kepramukaan yang
tersirat itu adalah untuk membentuk karakter bagi anggotanya. Menurut Patimah
(2011: 10) secara umum nilai-nilai karakter yang tercantum dalam pembinaan
kegiatan pramuka adalah percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai
keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, pemberani,
bekerja keras, tekun, ulet/gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis,
pengabdian, tertib, konstruktif.
Kepanduan masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Belanda.
Organisasi nya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang
artinya adalah persatuan pandu pandu Hindia Belanda.
Bangsa Indonesia mulai tertarik pada organisasi tersebut, karena sifatnya
yang universal. Para remaja dan pemuda membutuhkan suatu organisasi yang dapat
menampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya. Maka berdirilah organisasi-
organisasi kepanduan yang bercirikan nasionalisme dan organisasi kepanduan
nasional yang pertama didirikan adalah pada tahun 1916, Javaanse Padvinders
Organisatie (JPO) atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.
Akhirnya pemerintah mengeluarkan KEPRES No. 238/61 Tentang Gerakan
Pramuka, sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan di
Indonesia, meskipun Pramuka bukan termasuk badan pemerintah (Sunardi, 2010:
32).
16
2. Tujuan Kepramukaan
Tujuan kepramukaan dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang
Kepramukaan Pasal 4 dijelaskan bahwa gerakan pramuka bertujuan untuk
membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memilki kecakapan hidup sebagai kader bangsa
dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup.
Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi
muda Indonesia tentunya mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi
generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan
nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas
pokoknya gerakan pramuka atau kegiatan pramuka memerlukan suatu perencanaan
dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas
program yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Gerakan Pramuka agar tujuan
yang ingin dicapai dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia
yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda
dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan
fisiknya, agar mereka dapat:
1. Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.
2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum
muda.
17
3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh serta menjadi
calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan (Scout Very, 2009: 23).
3. Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan yang pelaksanaannya di
lingkungan ketiga dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan mempunyai tiga fungsi. Menurut Kwarnas (1993: 27) pendidikan
kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan menarik (game) bagi anak atau pemuda.
Kegiatan menarik di sini maksudnya adalah kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung pendidikan. Karena itu game di sini berarti permainan yang
mempunyai tujuan dan aturan permainan. Jadi bukan hanya sekedar main-
main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan dan tidak
bernilai pendidikan.
2. Pengabdian (job) bagi orang dewasa.
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang dewasa ini
mempunyai kewajiban secara suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya
pencapaian tujuan organisasi.
3. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi.
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat dan alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan
berkala dalam satuan pramuka itu sebagai alat dan tujuan pendidikannya.
18
4. Makna Lambang Pramuka
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
melambangkan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki setiap anggota
pramuka yang dicita-citakan oleh gerakan pramuka. Lambang pramuka memiliki
bentuk gambar bayangan (Silhouette) tunas kelapa. Arti kiasan lambang pramuka
menurut Keputusan Kwartir Nasional No. 6/KN/72 yang ditetapkan tanggal 31
Januari 1972 yaitu:
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, yang istilahnya cikal
bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama menurunkan generasi
baru. Jadi lambang buah nyiur tumbuh itu mengkiaskan bahwa seorang
pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimana pun juga ini
mengkiaskan bahwa seorang pemuda adalah orang yang sehat jasmani dan
rohaninya, kuat dan ulet, besar tekad nya dalam menghadapi tantangan hidup
dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air
dan bangsa Indonesia.
3. Buah nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya
upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa seorang pramuka dapat menyesuaikan diri
dalam masyarakat dimana pun berada dan dalam keadaan bagaimana pun juga.
4. Buah nyiur tumbuh menjulang tinggi ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang
pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, mulia, jujur dan tegak tidak mudah
diombang ambingkan oleh sesuatu.
19
5. Akar nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah. Lambang ini mengkiaskan tekad
dan keyakinan seorang pramuka yang berpegang pada dasar-dasar atau
landasan yang baik, benar, kuat dan nyata yaitu tekad dan keyakinan yang
dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-cita.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Lambang
ini mengkiaskan bahwa seorang pramuka adalah manusia yang berguna dan
membuktikan diri kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
Dari kiasan lambang pramuka di atas maka dapat dimaknai bahwa setiap
pramuka harus memiliki sifat dan sikap yang tangkas, kuat dan ulet, sigap, sehat
jasmani dan rohani, besar tekad dan percaya diri dalam menghadapi segala
tantangan hidup, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, jujur dan bertanggung jawab,
hidup sederhana, berwatak kesatria, mampu menyesuaikan diri dimana pun berada
dan dalam keadaan bagaimana pun juga, kuat dan teguh batinnya sehingga dapat
menjadi pewaris dan penerus bangsa yang lebih mampu dan bertanggung jawab
dalam mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.
5. Sifat Gerakan Pramuka
Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924, di Konpenhafgen
Denmark dikutip oleh Kwartir Nasional (1993: 26-27) menyatakan bahwa
kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas yaitu sifat:
1. Nasional, yang berarti bahwa suatu organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan
pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara itu. Bahkan di Indonesia yang sangat luas wilayah nya ini
20
pendidikan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan
masyarakat setempat. Inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan di
daerah-daerah dan di negara-negara lain.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun
di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan
persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan
pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan.
6. Materi Pendidikan Pramuka
Materi pendidikan pramuka harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
serta kebutuhan masyarakat. Materi tersebut dirumuskan di dalam SKU (Syarat
Kecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh
oleh anak didik pramuka untuk memperoleh tingkat kecakapan umum dan
kecakapan khusus sesuai tingkat usia dan perkembangan anak. Adapun pengertian
penjelasan dari SKU dan SKK adalah sebagai berikut:
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
a. Pengertian SKK dan TKK
1) Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh
seorang pramuka untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus (TKK).
21
2) Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah suatu tanda yang menunjukkan
kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan seorang
pramuka memilikinya di bidang tertentu.
3) Kecakapan Khusus adalah kecakapan, kepandaian, kemahiran,
ketangkasan, keterampilan dan kemampuan di bidang tertentu, yang lain
dari kemampuan umum yang ditentukan atas dasar SKU, yang dimiliki oleh
seorang pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya serta diperoleh melalui
proses pendidikan dan proses ujian.
b. Kegunaan SKK dan TKK
1) Tanda Kecakapan Khusus merupakan salah satu cara penerangan sistem
Tanda Kecakapan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, oleh karena itu harus dilaksanakan dalam
Gerakan Pramuka.
2) a. Keinginan untuk dihargai, baik berupa pujian maupun berupa pemberian
benda karena suatu hasil karya, prestasi, kemahiran, merupakan sifat
manusia khususnya anak, remaja dan pemuda.
Penghargaan itu akan merupakan rangsangan dan dorongan bagi seseorang
untuk lebih giat berusaha dan bekerja. Tanda-tanda kecakapan khusus,
sebagai tanda bahwa pemiliknya memiliki kemahiran atau keahlian di suatu
bidang yang diperolehnya setelah menyelesaikan syarat kecakapan khusus,
merupakan kebanggaan dan nilai pendidikan yang tinggi.
22
Dengan TKK, para pramuka dididik untuk menghargai dirinya, menghargai
usaha, jerih payah dan menghargai orang lain dengan segala usaha dan hasil
karyanya.
3) TKK, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi
pramuka untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan, selain yang
ditentukan SKU yang berguna bagi kehidupan dan penghidupannya sesuai
dengan bakat dan keinginannya sehingga menjadi wiraswastawan.
c. Cara Melaksanakan SKK dan TKK
1) Macam TKK tidak dapat dibatasi jumlahnya, mengingat keadaan,
kemampuan dan keperluan masyarakat setempat serta keadaan,
kemampuan, keperluan, sifat, minat dan bakat peserta didik.
2) Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak,
warna dasar kuning.
a) Bidang patriotisme dan seni budaya warna dasar merah.
b) Bidang keterampilan dan teknik pembangunan warna dasar hijau.
c) Bidang ketangkasan dan kesehatan warna dasar putih.
d) Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat,
perdamaian dunia dan lingkungan hidup warna dasar biru.
3) TKK dibagi atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
a) Siaga
1) Hanya satu tingkat (barung).
2) Berbentuk segitiga, dengan ukuran panjang 3 cm dan tinggi 2 cm,
sedang puncaknya ada di bawah dan tidak berbingkai.
23
b) Penggalang
1) Ada 3 tingkat yaitu:
- Tingkat Purwa
- Tingkat Madya
- Tingkat Utama
2) Bentuk:
- Purwa, lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm, dikelilingi bingkai
selebar 2 mm. Warna bingkai merah.
- Madya, bujur sangkar dengan ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi
bingkai 2 mm. Warna bingkai merah
- Utama, segi lima beraturan dengan ukuran sisi masing-masing 2
cm, dikelilingi bingkai selebar 2 mm. Warna bingkai merah.
3) Penegak dan Pandega
a) Ada 3 tingkat, ialah:
- Tingkat Purwa
- Tingkat Madya
- Tingkat Utama
b) Bentuk seperti penggalan.
c) Warna bingkai kuning.
4) Meskipun TKK bukan persyaratan mutlak dan tidak diwajibkan,
namun dalam rangka penerangan Sistem Tanda Kecakapan sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,
maka Pembina pramuka supaya berusaha membantu, memberi
24
motivasi, mendorong agar para pramuka yang dibinanya memiliki
TKK, misalnya dengan cara penilaian barung/reguangga/racana.
5) a) TKK yang dimiliki seorang pemuda harus terjamin bahwa
kecakapan yang dimilikinya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh
karena itu perlu adanya penilaian dalam bentuk ujian.
Pelaksanaan ujian harus dengan prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan.
b) TKK suatu waktu dapat dicabut kembali oleh Kwartir
Ranting/Kwarcab/Kwarda/Kwarnas melalui Pembina Pramuka
yang bersangkutan, kalau terbukti bahwa kecakapan khusus yang
dimiliki pramuka yang bersangkutan tidak sesuai persyaratan
yang diperlukan.
Karena itu pembina pramuka yang bersangkutan selalu mendorong supaya
pramuka pemilik TKK selalu membina diri sehingga kecakapan bermutu.
c) Penguji TKK adalah suatu tim yang terdiri dari 2 orang yaitu:
(1) Pembina Pramuka atau pembantu pramuka yang langsung
membina pramuka diuji.
(2) Seseorang yng dianggap ahli dalam bidang kecakapan yang
ditempuh oleh pramuka yang bersangkutan. Penguji ahli ini
dapat dari dalam maupun dari luar gerakan pramuka.
(3) Dalam menguji, Penguji hendaknya:
(a) Berusaha agar proses ujian itu juga dirasakan oleh yang
bersangkutan sebagai proses pendidikan yang
25
menyangkut dan yang meningkatkan pengetahuan dan
pengalamannya.
(b) Memperhatikan batas-batas kemampuan mental fisik
dan intelegensi pramuka yang diuji.
(c) Memperhatikan ikhtiar, ketekunan dan kesungguhan
yang sudah dijalankan oleh pramuka yang diuji.
(d) Ujian TKK supaya dilakukan perorangan satu demi satu,
tidak secara kelompok. Mungkin ada mata ujian yang
harus dilaksanakan secara kelompok, misalnya diskusi
dan lain-lain tetapi penilaian tetap dijalankan secara
perorangan.
d) Pelaksanaan Ujian
(a) Dengan mata ujian yang dikehendaki oleh pramuka yang diuji.
(b) Pada waktu yang disepakati penguji dan yang diuji.
(c) Sedapat-dapatnya dalam bentuk praktek dan secara praktis.
Dari uraian tentang syarat kecakapan khusus dan tanda kecakapan khusus dalam
materi pendidikan pramuka, tampak jelas bahwa pendidikan sosial termasuk
berperan dalam membentuk kepribadian pramuka.
C. Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa
latin “disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar.
Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “discipline” yang berarti: 1) tertib,
taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk,
26
meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau
karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki;
kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.
Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seseorang yang belajar secara
suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan
pemimpin dan anak adalah murid yang menuju ke hidup yang berguna dan
bahagia. Menurut Hurlock, disiplin adalah merupakan cara masyarakat mengajar
anak berperilaku moral yang disetujui kelompok. (Amri, 2013: 161).
Stara Waji menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin discere
yang berarti belajar. Dari kata ini, timbul kata disciplina yang berarti pengajaran
atau pelatihan. Dan sekarang, kata disiplin mengalami perkembangan makna
dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan
terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua
disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat
berperilaku tertib. (Amri, 2013: 161)
Maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang
menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang
telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri.
2. Fungsi Kedisiplinan
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin
yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.
Kedisiplinan sebagai alat pendidikan adalah suatu tindakan, perbuatan
yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Di
27
samping itu kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam
lingkungan yang ada. Dalam hal ini, kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang
untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang
berlaku di lingkungan itu. Kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk
mengarahkan siswa untuk menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib
sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan
diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
(Amri, 2013: 162).
Tu’u menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar
belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Dalam hubungan itu,
diperlukan norma, yang merupakan nilai peraturan yang berfungsi untuk
mengatur kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi
fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok
tertentu atau dalam masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh
terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk dalam waktu yang singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses
28
yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk
kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif
kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena
adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena
melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa
takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai
pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh
siswa. Sisi lainnya berisi sanksi / hukuman bagi yang melanggar tata tertib
tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat penting karena dapat memberi
dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa
ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat
diperlemah.
6) Menciptakan Lingkungan Kondusif
Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan Wiyatamandala).
Dalam pendidikan, ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah
sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses
pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi
aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan
yang baik. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni
29
peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa serta peraturan-peraturan lain
yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan
konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.
Dalam hal itu, menurut Maman Rachman, pentingnya disiplin bagi
para siswa sebagai berikut:
a. Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang.
b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.
c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya
terhadap lingkungannya.
d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu
lainnya.
e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan
lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib dan tenang tersebut memberi
gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-
sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu
ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil dengan kepribadian unggul.
Di sana, ada dan terjadi kompetisi positif di antara mereka.
30
Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan
pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya, Wardiman mengatakan
bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri seseorang
terdapat sikap dan perilaku disiplin.
3. Unsur-Unsur Disiplin
Hurlock menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi : (1) peraturan
sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk
pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin itu lahir dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem
nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang
membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem
nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitude merupakan unsur
yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap
lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai
budaya merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau
pedoman dan penuntun bagi kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi pengarah
dan pedoman dalam mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau tingkah laku.
Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan perilaku
disiplin atau tidak disiplin. (Amri, 2013: 165-166)
4. Penanggulangan Disiplin
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan
yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala
31
sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun
disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan siswa berhasil
dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses. Keunggulan dan
kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu untuk
mengoptimalkan potensi dan hasil dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah, menurut Singgih
Gunarsa, dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif.
Mendorong siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata
tertib itu baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu baik menunjang peningkatan hasil belajar dan
perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan
siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak
melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih
jauh lagi, dengan jalan nasihat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif
merupakan upaya pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib
dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan,
memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
(Amri, 2013: 166)
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena
menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosial. (Amri, 2013: 166)
32
Ditinjau dari sudut psikologi, manusia memiliki dua kecenderungan yakni
yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan
tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan tersebut dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana mengoptimalkannya.
Karena manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka agar manusia
memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan, optimalisasi
daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan
kepatuhan perlu diupayakan. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui pembiasaan-
pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah lakunya,
kebijaksanaan, sistem sanksi dan penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.
Ada dua faktor penyebab timbulnya suatu tingkah laku disiplin yaitu
kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri.
(Amri, 2013: 167)
Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap baik,
maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya, jika aturan yang dibuat
dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat. Aturan
yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang mematuhi aturan itu dengan
disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang terutama siswa adalah berbeda-
beda. Ada siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi, sebaliknya, ada siswa yang
memiliki kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang
berasal dari luar diri.
33
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain
yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan dan (4) tujuan. Faktor
anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena
itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat
anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan
berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan anak.
Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan
keberhasilan penanaman kedisiplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada
hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.
Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli dan kurang wibawa akan
berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan
seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan,
situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan
sosio kultural. Lingkungan fisik berupa lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat
kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang
mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga, lingkungan tersebut
juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor tersebut, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap
kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan yang berkaitan
dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa
34
berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan
kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah. (Amri, 2013: 167-
168).
C. Hubungan Kegiatan Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa
Pendidikan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang
ada di sekolah yang mempunyai arti penting bagi siswa dan juga merupakan
pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dimana berperan dalam melahirkan generasi yang disiplin dan
bertanggung jawab di masa depan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilaksanakan kegiatan pramuka yaitu
kegiatan yang bersifat menantang karena di dalamnya menampilkan kesulitan,
menciptakan ide dan kreativitas siswa, memberikan pengalaman baru serta dapat
membangkitkan minat dan keinginan untuk berpartisipasi terhadap sesama.
Siswa merupakan obyek penting di dalam lingkungan sekolah. Dimana
kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan mayoritas diadakan oleh sekolah-
sekolah di Indonesia yang salah satu fungsinya dapat menggali potensi yang
dimiliki siswa dan dapat membentuk kedisiplinan siswa tersebut. Tujuan dari
diadakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah salah satunya yaitu kegiatan
pramuka dimaksudkan agar membantu pihak sekolah dalam pengembangan
kedisiplinan peserta didiknya.
Melalui pendidikan pramuka, siswa sejak dini dilatih untuk menumbuhkan
kedisiplinan yang baik. Rangkaian kegiatan kepramukaan, misalnya kegiatan
upacara, Peraturan Baris Berbaris (PBB) syarat dengan penanaman disiplin. Karena
setiap kegiatan yang dijalani melatih siswa untuk senantiasa menaati aturan dan tata
35
tertib yang ada. Kegiatan kepramukaan mempunyai peran penting dalam menata
perilaku membentuk karakter siswa melalui pembiasaan yang dilakukan pada setiap
kesempatan.
Selain melalui kegiatan pramuka kedisiplinan juga dapat dibentuk melalui
lingkungan keluarga yaitu disiplin dari orang tua. Dalam sejarah, perhatian terbesar
biasanya diberikan pada disiplin. Orang tua dapat mendisiplinkan anak melalui
penarikan kasih sayang, penegasan kekuasaan atau induksi (Hoffman, 1970).
Penarikan kasih sayang adalah teknik disiplin dimana orang tua menahan
atensi atau kasih sayang terhadap anak, seperti ketika orang tua menolak untuk
berbicara pada anak atau menyatakan tidak suka terhadap anak. Sebagai contoh,
orang tua berkata “Nanti kamu ibu tinggal kalau kamu melakukan hal itu lagi”.
Penegasan kekuasaan. Teknik disiplin dimana orang tua mencoba untuk
mengambil alih kontrol dari si anak atau mengambil alih sumber daya yang
dimiliki anak. Contohnya seperti menjewer telinga anak, mengancam atau
mencabut hak istimewa anak.
Induksi. Teknik disiplin dimana orang tua menggunakan penalaran dan
penjelasan tentang konsekuensi perilaku anak terhadap orang lain. Contohnya
“kenapa kamu berteriak kepadanya? Dia kan tidak berniat untuk
mendorongmu?”.
Hal tersebut salah satu bentuk-bentuk disiplin dari orang tua. Tetapi
bagaimana orang tua menerapkan cara disiplin kepada anak juga tergantung dari
tingkat perkembangan anak.
Peran guru dalam lingkungan sekolah juga sangat penting dalam
menumbuhkan motivasi siswa khususnya dalam mengikuti kegiatan pramuka.
36
Dengan tujuan agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dimana pun siswa
tersebut beradaptasi. Dalam kegiatan pramuka tersebut siswa dilatih untuk selalu
disiplin. Karena dalam kegiatan pramuka terdapat kegiatan yang mencerminkan
sikap kedisiplinan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat tercermin
juga sikap disiplin siswa dimana pun lingkungan siswa tersebut berinteraksi dalam
masyarakat. Jadi antara kegiatan pramuka dengan kedisiplinan siswa sangat
berhubungan. Karena akan semakin tinggi siswa memaknai dan mengaplikasikan
kegiatan-kegiatan dalam pramuka maka akan tinggi pula kedisiplinan yang dimiliki
oleh siswa.