bab ii kajian pustaka -...

24
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II ini akan diuraikan secara sistematis mengenai: (A) Implementasi: Pengertian Implementasi; (B) Kegiatan Pramuka: 1. Pengertian Pramuka, 2. Tujuan Kepramukaan, 3. Fungsi Gerakan Pramuka, 4. Makna Lambang Pramuka, 5. Sifat Gerakan Pramuka, 6. Materi Pendidikan Pramuka; (C) Kedisiplinan: 1. Pengertian Kedisiplinan, 2. Fungsi Kedisiplinan, 3. Unsur-Unsur Disiplin, 4. Penanggulangan Disiplin, 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin; (D) Hubungan Kegiatan Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut: A. Implementasi Pengertian Implementasi Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi; Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam Pressman dan Wildavsky, 1984); Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughlin (dalam Mann, 1978). Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa. Pengertian- pengetian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan (Mulyasa, 2009: 30).

Upload: others

Post on 31-May-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II ini akan diuraikan secara sistematis mengenai: (A) Implementasi:

Pengertian Implementasi; (B) Kegiatan Pramuka: 1. Pengertian Pramuka, 2. Tujuan

Kepramukaan, 3. Fungsi Gerakan Pramuka, 4. Makna Lambang Pramuka, 5. Sifat

Gerakan Pramuka, 6. Materi Pendidikan Pramuka; (C) Kedisiplinan: 1. Pengertian

Kedisiplinan, 2. Fungsi Kedisiplinan, 3. Unsur-Unsur Disiplin, 4. Penanggulangan

Disiplin, 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin; (D) Hubungan Kegiatan

Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

A. Implementasi

Pengertian Implementasi

Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi;

Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam Pressman dan Wildavsky,

1984); Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga

dikemukakan oleh Mclaughlin (dalam Mann, 1978). Pengertian lain dikemukakan

oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa. Pengertian-

pengetian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,

adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme

mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma

tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan (Mulyasa, 2009: 30).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

14

B. Kegiatan Pramuka

1. Pengertian Pramuka

Kata Pramuka adalah singkatan dari PRA, PRA : Praja (masyarakat), MU :

Muda, KA : Karana (kata asli dalam bahasa Sanskrit “KARANA” yang berarti

kreatif dan berkarya). Dengan demikian Pramuka bermakna anak muda yang kreatif

dan berkarya (Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, 1998: 134).

Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda

yaitu peserta didik S (Siaga), G (Galang), T (Tegak), D (Dega) dan anggota dewasa

yaitu Pembina Pramuka, pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,

Pembina Profesional, Pamong SAKA dan instruktur SAKA, Pimpinan SAKA,

Andalan, Pembantu Andalan, Anggota MABI, Staf Karyawan Kwartir dan Mitra,

sedangkan yang dimaksud dengan Gerakan Pramuka itu sendiri adalah nama

organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan

Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan

(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010: 17).

Pengertian lain mengenai kepramukaan juga diungkapkan dalam Undang-

Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang Kepramukaan. Dalam Undang-Undang

tersebut disebutkan bahwa seorang yang mengikuti kegiatan pramuka adalah warga

negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan

Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Satya dan Darma Pramuka merupakan kode

kehormatan bagi tiap-tiap siaga yang harus dihormati dan diamalkan. Dapat

dipahami bahwa Satya dan Darma Pramuka merupakan hal dasar dari kegiatan

pramuka yang bertujuan untuk membimbing siswa yang mengikuti kegiatan

pramuka untuk mencapai nilai-nilai positif dari kegiatan tersebut.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

15

Nilai-nilai ini merupakan nilai moral yang ada dalam perilaku anggota

pramuka. Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari Tri Satya, Dasa Dharma,

kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota pramuka. Kepramukaan yang

tersirat itu adalah untuk membentuk karakter bagi anggotanya. Menurut Patimah

(2011: 10) secara umum nilai-nilai karakter yang tercantum dalam pembinaan

kegiatan pramuka adalah percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai

keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, pemberani,

bekerja keras, tekun, ulet/gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis,

pengabdian, tertib, konstruktif.

Kepanduan masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Belanda.

Organisasi nya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang

artinya adalah persatuan pandu pandu Hindia Belanda.

Bangsa Indonesia mulai tertarik pada organisasi tersebut, karena sifatnya

yang universal. Para remaja dan pemuda membutuhkan suatu organisasi yang dapat

menampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya. Maka berdirilah organisasi-

organisasi kepanduan yang bercirikan nasionalisme dan organisasi kepanduan

nasional yang pertama didirikan adalah pada tahun 1916, Javaanse Padvinders

Organisatie (JPO) atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.

Akhirnya pemerintah mengeluarkan KEPRES No. 238/61 Tentang Gerakan

Pramuka, sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan di

Indonesia, meskipun Pramuka bukan termasuk badan pemerintah (Sunardi, 2010:

32).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

16

2. Tujuan Kepramukaan

Tujuan kepramukaan dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang

Kepramukaan Pasal 4 dijelaskan bahwa gerakan pramuka bertujuan untuk

membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,

bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memilki kecakapan hidup sebagai kader bangsa

dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,

mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup.

Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi

muda Indonesia tentunya mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan

kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi

generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan

nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas

pokoknya gerakan pramuka atau kegiatan pramuka memerlukan suatu perencanaan

dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas

program yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Gerakan Pramuka agar tujuan

yang ingin dicapai dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia

yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda

dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan

fisiknya, agar mereka dapat:

1. Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.

2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum

muda.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

17

3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota

masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh serta menjadi

calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan (Scout Very, 2009: 23).

3. Fungsi Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan yang pelaksanaannya di

lingkungan ketiga dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan mempunyai tiga fungsi. Menurut Kwarnas (1993: 27) pendidikan

kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Kegiatan menarik (game) bagi anak atau pemuda.

Kegiatan menarik di sini maksudnya adalah kegiatan yang menyenangkan dan

mengandung pendidikan. Karena itu game di sini berarti permainan yang

mempunyai tujuan dan aturan permainan. Jadi bukan hanya sekedar main-

main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan dan tidak

bernilai pendidikan.

2. Pengabdian (job) bagi orang dewasa.

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang

memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang dewasa ini

mempunyai kewajiban secara suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya

pencapaian tujuan organisasi.

3. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi.

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat dan alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan

organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan

berkala dalam satuan pramuka itu sebagai alat dan tujuan pendidikannya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

18

4. Makna Lambang Pramuka

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang

melambangkan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki setiap anggota

pramuka yang dicita-citakan oleh gerakan pramuka. Lambang pramuka memiliki

bentuk gambar bayangan (Silhouette) tunas kelapa. Arti kiasan lambang pramuka

menurut Keputusan Kwartir Nasional No. 6/KN/72 yang ditetapkan tanggal 31

Januari 1972 yaitu:

1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, yang istilahnya cikal

bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama menurunkan generasi

baru. Jadi lambang buah nyiur tumbuh itu mengkiaskan bahwa seorang

pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimana pun juga ini

mengkiaskan bahwa seorang pemuda adalah orang yang sehat jasmani dan

rohaninya, kuat dan ulet, besar tekad nya dalam menghadapi tantangan hidup

dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air

dan bangsa Indonesia.

3. Buah nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya

upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi

lambang itu mengkiaskan bahwa seorang pramuka dapat menyesuaikan diri

dalam masyarakat dimana pun berada dan dalam keadaan bagaimana pun juga.

4. Buah nyiur tumbuh menjulang tinggi ke atas dan merupakan salah satu pohon

yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang

pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, mulia, jujur dan tegak tidak mudah

diombang ambingkan oleh sesuatu.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

19

5. Akar nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah. Lambang ini mengkiaskan tekad

dan keyakinan seorang pramuka yang berpegang pada dasar-dasar atau

landasan yang baik, benar, kuat dan nyata yaitu tekad dan keyakinan yang

dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-cita.

6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Lambang

ini mengkiaskan bahwa seorang pramuka adalah manusia yang berguna dan

membuktikan diri kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia serta kepada umat manusia.

Dari kiasan lambang pramuka di atas maka dapat dimaknai bahwa setiap

pramuka harus memiliki sifat dan sikap yang tangkas, kuat dan ulet, sigap, sehat

jasmani dan rohani, besar tekad dan percaya diri dalam menghadapi segala

tantangan hidup, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, jujur dan bertanggung jawab,

hidup sederhana, berwatak kesatria, mampu menyesuaikan diri dimana pun berada

dan dalam keadaan bagaimana pun juga, kuat dan teguh batinnya sehingga dapat

menjadi pewaris dan penerus bangsa yang lebih mampu dan bertanggung jawab

dalam mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.

5. Sifat Gerakan Pramuka

Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924, di Konpenhafgen

Denmark dikutip oleh Kwartir Nasional (1993: 26-27) menyatakan bahwa

kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas yaitu sifat:

1. Nasional, yang berarti bahwa suatu organisasi yang menyelenggarakan

pendidikan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan

pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat,

bangsa dan negara itu. Bahkan di Indonesia yang sangat luas wilayah nya ini

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

20

pendidikan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan

masyarakat setempat. Inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan di

daerah-daerah dan di negara-negara lain.

2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun

di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan

persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan

kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

3. Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja

untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan

pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan.

6. Materi Pendidikan Pramuka

Materi pendidikan pramuka harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah

serta kebutuhan masyarakat. Materi tersebut dirumuskan di dalam SKU (Syarat

Kecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh

oleh anak didik pramuka untuk memperoleh tingkat kecakapan umum dan

kecakapan khusus sesuai tingkat usia dan perkembangan anak. Adapun pengertian

penjelasan dari SKU dan SKK adalah sebagai berikut:

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)

a. Pengertian SKK dan TKK

1) Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh

seorang pramuka untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus (TKK).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

21

2) Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah suatu tanda yang menunjukkan

kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan seorang

pramuka memilikinya di bidang tertentu.

3) Kecakapan Khusus adalah kecakapan, kepandaian, kemahiran,

ketangkasan, keterampilan dan kemampuan di bidang tertentu, yang lain

dari kemampuan umum yang ditentukan atas dasar SKU, yang dimiliki oleh

seorang pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya serta diperoleh melalui

proses pendidikan dan proses ujian.

b. Kegunaan SKK dan TKK

1) Tanda Kecakapan Khusus merupakan salah satu cara penerangan sistem

Tanda Kecakapan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka, oleh karena itu harus dilaksanakan dalam

Gerakan Pramuka.

2) a. Keinginan untuk dihargai, baik berupa pujian maupun berupa pemberian

benda karena suatu hasil karya, prestasi, kemahiran, merupakan sifat

manusia khususnya anak, remaja dan pemuda.

Penghargaan itu akan merupakan rangsangan dan dorongan bagi seseorang

untuk lebih giat berusaha dan bekerja. Tanda-tanda kecakapan khusus,

sebagai tanda bahwa pemiliknya memiliki kemahiran atau keahlian di suatu

bidang yang diperolehnya setelah menyelesaikan syarat kecakapan khusus,

merupakan kebanggaan dan nilai pendidikan yang tinggi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

22

Dengan TKK, para pramuka dididik untuk menghargai dirinya, menghargai

usaha, jerih payah dan menghargai orang lain dengan segala usaha dan hasil

karyanya.

3) TKK, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi

pramuka untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan, selain yang

ditentukan SKU yang berguna bagi kehidupan dan penghidupannya sesuai

dengan bakat dan keinginannya sehingga menjadi wiraswastawan.

c. Cara Melaksanakan SKK dan TKK

1) Macam TKK tidak dapat dibatasi jumlahnya, mengingat keadaan,

kemampuan dan keperluan masyarakat setempat serta keadaan,

kemampuan, keperluan, sifat, minat dan bakat peserta didik.

2) Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak,

warna dasar kuning.

a) Bidang patriotisme dan seni budaya warna dasar merah.

b) Bidang keterampilan dan teknik pembangunan warna dasar hijau.

c) Bidang ketangkasan dan kesehatan warna dasar putih.

d) Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat,

perdamaian dunia dan lingkungan hidup warna dasar biru.

3) TKK dibagi atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

a) Siaga

1) Hanya satu tingkat (barung).

2) Berbentuk segitiga, dengan ukuran panjang 3 cm dan tinggi 2 cm,

sedang puncaknya ada di bawah dan tidak berbingkai.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

23

b) Penggalang

1) Ada 3 tingkat yaitu:

- Tingkat Purwa

- Tingkat Madya

- Tingkat Utama

2) Bentuk:

- Purwa, lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm, dikelilingi bingkai

selebar 2 mm. Warna bingkai merah.

- Madya, bujur sangkar dengan ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi

bingkai 2 mm. Warna bingkai merah

- Utama, segi lima beraturan dengan ukuran sisi masing-masing 2

cm, dikelilingi bingkai selebar 2 mm. Warna bingkai merah.

3) Penegak dan Pandega

a) Ada 3 tingkat, ialah:

- Tingkat Purwa

- Tingkat Madya

- Tingkat Utama

b) Bentuk seperti penggalan.

c) Warna bingkai kuning.

4) Meskipun TKK bukan persyaratan mutlak dan tidak diwajibkan,

namun dalam rangka penerangan Sistem Tanda Kecakapan sesuai

dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,

maka Pembina pramuka supaya berusaha membantu, memberi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

24

motivasi, mendorong agar para pramuka yang dibinanya memiliki

TKK, misalnya dengan cara penilaian barung/reguangga/racana.

5) a) TKK yang dimiliki seorang pemuda harus terjamin bahwa

kecakapan yang dimilikinya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh

karena itu perlu adanya penilaian dalam bentuk ujian.

Pelaksanaan ujian harus dengan prinsip-prinsip dasar metodik

pendidikan kepramukaan.

b) TKK suatu waktu dapat dicabut kembali oleh Kwartir

Ranting/Kwarcab/Kwarda/Kwarnas melalui Pembina Pramuka

yang bersangkutan, kalau terbukti bahwa kecakapan khusus yang

dimiliki pramuka yang bersangkutan tidak sesuai persyaratan

yang diperlukan.

Karena itu pembina pramuka yang bersangkutan selalu mendorong supaya

pramuka pemilik TKK selalu membina diri sehingga kecakapan bermutu.

c) Penguji TKK adalah suatu tim yang terdiri dari 2 orang yaitu:

(1) Pembina Pramuka atau pembantu pramuka yang langsung

membina pramuka diuji.

(2) Seseorang yng dianggap ahli dalam bidang kecakapan yang

ditempuh oleh pramuka yang bersangkutan. Penguji ahli ini

dapat dari dalam maupun dari luar gerakan pramuka.

(3) Dalam menguji, Penguji hendaknya:

(a) Berusaha agar proses ujian itu juga dirasakan oleh yang

bersangkutan sebagai proses pendidikan yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

25

menyangkut dan yang meningkatkan pengetahuan dan

pengalamannya.

(b) Memperhatikan batas-batas kemampuan mental fisik

dan intelegensi pramuka yang diuji.

(c) Memperhatikan ikhtiar, ketekunan dan kesungguhan

yang sudah dijalankan oleh pramuka yang diuji.

(d) Ujian TKK supaya dilakukan perorangan satu demi satu,

tidak secara kelompok. Mungkin ada mata ujian yang

harus dilaksanakan secara kelompok, misalnya diskusi

dan lain-lain tetapi penilaian tetap dijalankan secara

perorangan.

d) Pelaksanaan Ujian

(a) Dengan mata ujian yang dikehendaki oleh pramuka yang diuji.

(b) Pada waktu yang disepakati penguji dan yang diuji.

(c) Sedapat-dapatnya dalam bentuk praktek dan secara praktis.

Dari uraian tentang syarat kecakapan khusus dan tanda kecakapan khusus dalam

materi pendidikan pramuka, tampak jelas bahwa pendidikan sosial termasuk

berperan dalam membentuk kepribadian pramuka.

C. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa

latin “disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar.

Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “discipline” yang berarti: 1) tertib,

taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

26

meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau

karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki;

kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.

Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seseorang yang belajar secara

suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan

pemimpin dan anak adalah murid yang menuju ke hidup yang berguna dan

bahagia. Menurut Hurlock, disiplin adalah merupakan cara masyarakat mengajar

anak berperilaku moral yang disetujui kelompok. (Amri, 2013: 161).

Stara Waji menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin discere

yang berarti belajar. Dari kata ini, timbul kata disciplina yang berarti pengajaran

atau pelatihan. Dan sekarang, kata disiplin mengalami perkembangan makna

dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan

terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua

disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat

berperilaku tertib. (Amri, 2013: 161)

Maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang

menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang

telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri.

2. Fungsi Kedisiplinan

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin

yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.

Kedisiplinan sebagai alat pendidikan adalah suatu tindakan, perbuatan

yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Di

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

27

samping itu kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam

lingkungan yang ada. Dalam hal ini, kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang

untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang

berlaku di lingkungan itu. Kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk

mengarahkan siswa untuk menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib

sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan

diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.

(Amri, 2013: 162).

Tu’u menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah sebagai berikut:

1) Menata Kehidupan Bersama

Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar

belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Dalam hubungan itu,

diperlukan norma, yang merupakan nilai peraturan yang berfungsi untuk

mengatur kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi

fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok

tertentu atau dalam masyarakat.

2) Membangun Kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor

lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh

terhadap kepribadian seseorang.

3) Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk dalam waktu yang singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

28

yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk

kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

4) Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif

kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena

adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena

melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa

takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai

pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang

berlaku di lingkungan itu.

5) Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh

siswa. Sisi lainnya berisi sanksi / hukuman bagi yang melanggar tata tertib

tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat penting karena dapat memberi

dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa

ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat

diperlemah.

6) Menciptakan Lingkungan Kondusif

Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan Wiyatamandala).

Dalam pendidikan, ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah

sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses

pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi

aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan

yang baik. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

29

peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa serta peraturan-peraturan lain

yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan

konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan

kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.

Dalam hal itu, menurut Maman Rachman, pentingnya disiplin bagi

para siswa sebagai berikut:

a. Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang.

b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya

terhadap lingkungannya.

d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu

lainnya.

e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

g. Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.

h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan

lingkungannya.

Lingkungan sekolah yang teratur, tertib dan tenang tersebut memberi

gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-

sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu

ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil dengan kepribadian unggul.

Di sana, ada dan terjadi kompetisi positif di antara mereka.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

30

Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan

pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya, Wardiman mengatakan

bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri seseorang

terdapat sikap dan perilaku disiplin.

3. Unsur-Unsur Disiplin

Hurlock menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi : (1) peraturan

sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk

pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.

Disiplin itu lahir dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem

nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang

membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem

nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitude merupakan unsur

yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap

lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai

budaya merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau

pedoman dan penuntun bagi kelakuan manusia.

Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi pengarah

dan pedoman dalam mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau tingkah laku.

Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan perilaku

disiplin atau tidak disiplin. (Amri, 2013: 165-166)

4. Penanggulangan Disiplin

Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan

yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

31

sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun

disiplin siswa dan disiplin sekolah.

Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan siswa berhasil

dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses. Keunggulan dan

kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang

kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu untuk

mengoptimalkan potensi dan hasil dirinya.

Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah, menurut Singgih

Gunarsa, dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif.

Mendorong siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata

tertib itu baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.

Disiplin individu baik menunjang peningkatan hasil belajar dan

perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan

siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak

melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih

jauh lagi, dengan jalan nasihat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif

merupakan upaya pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib

dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan,

memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.

(Amri, 2013: 166)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena

menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosial. (Amri, 2013: 166)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

32

Ditinjau dari sudut psikologi, manusia memiliki dua kecenderungan yakni

yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan

tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan tersebut dapat

berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana mengoptimalkannya.

Karena manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka agar manusia

memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan, optimalisasi

daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan

kepatuhan perlu diupayakan. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui pembiasaan-

pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah lakunya,

kebijaksanaan, sistem sanksi dan penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.

Ada dua faktor penyebab timbulnya suatu tingkah laku disiplin yaitu

kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri.

(Amri, 2013: 167)

Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap baik,

maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya, jika aturan yang dibuat

dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat. Aturan

yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang mematuhi aturan itu dengan

disiplin.

Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang terutama siswa adalah berbeda-

beda. Ada siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi, sebaliknya, ada siswa yang

memiliki kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang

berasal dari luar diri.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

33

Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain

yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan dan (4) tujuan. Faktor

anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena

itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat

anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dengan

lainnya. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan

berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.

Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan anak.

Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan

keberhasilan penanaman kedisiplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada

hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.

Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli dan kurang wibawa akan

berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.

Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan

seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan,

situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan

sosio kultural. Lingkungan fisik berupa lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat

kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang

mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga, lingkungan tersebut

juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.

Selain ketiga faktor tersebut, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap

kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan yang berkaitan

dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

34

berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan

kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah. (Amri, 2013: 167-

168).

C. Hubungan Kegiatan Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa

Pendidikan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang

ada di sekolah yang mempunyai arti penting bagi siswa dan juga merupakan

pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan di luar

lingkungan keluarga dimana berperan dalam melahirkan generasi yang disiplin dan

bertanggung jawab di masa depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilaksanakan kegiatan pramuka yaitu

kegiatan yang bersifat menantang karena di dalamnya menampilkan kesulitan,

menciptakan ide dan kreativitas siswa, memberikan pengalaman baru serta dapat

membangkitkan minat dan keinginan untuk berpartisipasi terhadap sesama.

Siswa merupakan obyek penting di dalam lingkungan sekolah. Dimana

kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan mayoritas diadakan oleh sekolah-

sekolah di Indonesia yang salah satu fungsinya dapat menggali potensi yang

dimiliki siswa dan dapat membentuk kedisiplinan siswa tersebut. Tujuan dari

diadakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah salah satunya yaitu kegiatan

pramuka dimaksudkan agar membantu pihak sekolah dalam pengembangan

kedisiplinan peserta didiknya.

Melalui pendidikan pramuka, siswa sejak dini dilatih untuk menumbuhkan

kedisiplinan yang baik. Rangkaian kegiatan kepramukaan, misalnya kegiatan

upacara, Peraturan Baris Berbaris (PBB) syarat dengan penanaman disiplin. Karena

setiap kegiatan yang dijalani melatih siswa untuk senantiasa menaati aturan dan tata

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

35

tertib yang ada. Kegiatan kepramukaan mempunyai peran penting dalam menata

perilaku membentuk karakter siswa melalui pembiasaan yang dilakukan pada setiap

kesempatan.

Selain melalui kegiatan pramuka kedisiplinan juga dapat dibentuk melalui

lingkungan keluarga yaitu disiplin dari orang tua. Dalam sejarah, perhatian terbesar

biasanya diberikan pada disiplin. Orang tua dapat mendisiplinkan anak melalui

penarikan kasih sayang, penegasan kekuasaan atau induksi (Hoffman, 1970).

Penarikan kasih sayang adalah teknik disiplin dimana orang tua menahan

atensi atau kasih sayang terhadap anak, seperti ketika orang tua menolak untuk

berbicara pada anak atau menyatakan tidak suka terhadap anak. Sebagai contoh,

orang tua berkata “Nanti kamu ibu tinggal kalau kamu melakukan hal itu lagi”.

Penegasan kekuasaan. Teknik disiplin dimana orang tua mencoba untuk

mengambil alih kontrol dari si anak atau mengambil alih sumber daya yang

dimiliki anak. Contohnya seperti menjewer telinga anak, mengancam atau

mencabut hak istimewa anak.

Induksi. Teknik disiplin dimana orang tua menggunakan penalaran dan

penjelasan tentang konsekuensi perilaku anak terhadap orang lain. Contohnya

“kenapa kamu berteriak kepadanya? Dia kan tidak berniat untuk

mendorongmu?”.

Hal tersebut salah satu bentuk-bentuk disiplin dari orang tua. Tetapi

bagaimana orang tua menerapkan cara disiplin kepada anak juga tergantung dari

tingkat perkembangan anak.

Peran guru dalam lingkungan sekolah juga sangat penting dalam

menumbuhkan motivasi siswa khususnya dalam mengikuti kegiatan pramuka.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35071/3/jiptummpp-gdl-lindaprata-47729-3-babii.pdfKecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang harus ditempuh oleh

36

Dengan tujuan agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dimana pun siswa

tersebut beradaptasi. Dalam kegiatan pramuka tersebut siswa dilatih untuk selalu

disiplin. Karena dalam kegiatan pramuka terdapat kegiatan yang mencerminkan

sikap kedisiplinan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat tercermin

juga sikap disiplin siswa dimana pun lingkungan siswa tersebut berinteraksi dalam

masyarakat. Jadi antara kegiatan pramuka dengan kedisiplinan siswa sangat

berhubungan. Karena akan semakin tinggi siswa memaknai dan mengaplikasikan

kegiatan-kegiatan dalam pramuka maka akan tinggi pula kedisiplinan yang dimiliki

oleh siswa.