34
BAB II
Temuan Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil temuan penelitian dan pembahasannya. Hasil
temuan penelitian dan pembahasan yang akan dikaji pada bab ini sesuai pada
rumusan masalah pada bab satu. Yakni mengenai teknik dan metode
penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle
serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV.
Penerjemahan merupakan sebuah usaha untuk mentransfer pesan dari bahasa
sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Kegiatan menerjemahkan haruslah
memperhatikan kaidah tata bahasa yang akan diterjemahkan. Seorang penerjemah
juga harus mampu menyepadankan budaya masing-masing bahasa yang
diterjemahkan, agar pesan dan gagasan yang dimaksud dapat sampai dan
dipahami dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus
mampu menentukan teknik penerjemahan yang digunakan.
Teknik penerjemahan merupakan proses menganalisis dan mengklasifikasi
keberlangsungan kesepadanan terjemah dan penerapannya pada berbagai satuan
lingual. Misalnya, Kalimat, klausa, frasa dan atau kata. Oleh karena itu, sangat
memungkinkan apabila sebuah kalimat atau kata diterjemahkan dengan berbagai
teknik. Adapun dalam penelitian ini ditemukan beberapa teknik penerjemahan
versi Molina dan Albir yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan
kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV yang
berjumlah 80 kalimat. Teknik tersebut adalah Teknik Adaptasi, Teknik
Amplifikasi, Teknik Peminjaman Murni, Teknik Kompensasi, Teknik Kreasi
34
35
Diskursif, Teknik Padanan Lazim, Teknik Amplifikasi Linguistik, Teknik harfiah,
Teknik Modulasi, Teknik Partikularisasi, Teknik Reduksi, Teknik Transposisi.
Berikut adalah tabel perincian temuan teknik penerjemahan pada penelitian ini :
No
Teknik
Penerjemahan Jumlah Jumlah (%)
1 Harfiah 21 23,3%
2 Reduksi 22 24,4%
3 Amplifikasi 6 6,7%
4 Padanan Lazim 8 8,9%
5 Transposisi 7 7,8%
6 Amplifikasi Linguistik 7 7,8%
7 Partikularisasi 5 5,6%
8 Peminjaman Murni 5 5,6%
9 Modulasi 3 3,3%
10 Adaptasi 2 2,2%
11 Kompensasi 2 2,2%
12 Kreasi Diskursif 2 2,2%
Total 90 100%
36
Tabel 6. Jumlah dan Prosentase Teknik Penerjemahan.
Teknik Penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir
berjumlah 18 teknik sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab satu. Adapun
dalam penelitian ini hanya ditemukan 12 teknik yang digunakan oleh penerjemah
dalam menerjemahan subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai hasil temuan data yang menggunakan 1 teknik dan
data yang menggunakan lebih dari satu teknik penerjemahan, pada beberapa
kalimat tanya yang ditemukan dalam penelitian ini beserta contoh dan
penjelasannya.
1. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Satu Teknik.
1.2. Teknik Harfiah
Teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan
dengan tidak memperhatikan konteks.
Contoh :
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
Ma>dza>?Al-a>‘n? Apa? Sekarang? 00:11:29 بذا ؟ األن ؟ 10
Eps 1
Tabel 7. Teknik Harfiah
Keterangan :
Pada contoh data di atas ditemukan teknik penerjemahan Harfiah (kata
demi kata). Kalimat tanya di atas memiliki unsur dua kata yaitu kata بذا dan األن . Keduanya diterjemahkan menggunakan teknik yang sama. Kata ماذا
37
diterjemahkan “apa” dan kata األن diterjemahkan “sekarang” (Munawwir,
1997:49).
1.3. Teknik Reduksi
Teknik yang digunakan dengan penghilangan secara parsial (bagian),
karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna.
Teknik ini digunakan untuk mengimplisitkan informasi yang eksplisit.
Contoh :
No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
Wa man yadriy? Siapa tahu? 00:21:14 ون دز؟ 22
Eps 1
Tabel 8. Teknik Reduksi
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik reduksi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil terjemahan kalimat tanya pada Bsu ون دز؟ yang diterjemahkan
dalam Bsa menjadi “Siapa tahu?”. Berdasarkan hasil terjemahan tersebut
ditemukan penghilangan (reduksi) secara parsial yaitu harf (و) yang bermakna
“dan”. Penghilangan (reduksi) ini tidak menimbulkan distorsi makna.
1.4. Teknik Amplifikasi
Teknik yang digunakan untuk memberikan Informasi dan penjelasan dari
bahasa sumber ke bahasa sasaran, dijelaskan secara eksplisit dan berbentuk
parafrase, sebagaimana cara untuk menjelaskan makna syahru ramadhan dalam
38
bahasa Arab ke bahasa Inggris menjadi the Muslim month of fasting (Molina,
2002: 501) .
Contoh:
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
وشس مجبه اىدن 72 أمحق؟
Wazi>ru jama>luddin
achmaq?
Menteri kami
jamaluddin,bodoh.
00:34:42
Eps 2
Tabel 9. Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan penelitian di atas terdapat penggunaan teknik amplifikasi.
Yaitu teknik yang digunakan untuk memberi penjelasan atau informasi cara
eksplisit. Adapun penerapan teknik ini terdapat pada kalimat tanya di atas , yaitu
pada penambahan kata “kami” pada bahasa sasaran, sedangkan kata kami tidak
terdapat pada bahasa sumber.
Penambahan kata “kami” pada bahasa sasaran merupakan usaha untuk
memberi penjelasan bahwa menteri Jamaluddin adalah seorang menteri yang
bekerja untuk kerajaan tersebut. Adapun lebih spesifik keterangan ini dapat
menambah gaya bahasa pada bahasa sasaran yang pada konteks ini merupakan
sebuah sindiran kepada menteri tersebut.
1.5. Teknik Padanan Lazim
Teknik dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim
(berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan
penerjemahan harfiah.
39
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
A lasna> min أ ىسنب ن أىو اىبالد ؟ 53
ahlil- bila>di?
Bukankah kami
termasuk
penduduk asli?
00:19:36
Eps 2
Tabel 10. Teknik Padanan Lazim
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik padanan lazim. Frasa
pada kalimat tanya di atas أهل البالد , memiliki dua makna leksikal (ML) yaitu أهل
yang bermakna “keluarga,kerabat dan famili” (Munawwir 1997:46) dan kata البالد
yang bermakna “daerah atau negeri” (Munawwir, 1997:104). Kemudian dua kata
ini bergabung menjadi sebuah frase yang oleh penerjemah diterjemahkan
“penduduk asli”. Pada konteks ini penerjemah mencoba menerjemahkan frasa
tersebut dengan menggunakan bahasa padanan yang digunakan sehari-hari oleh
pengguna bahasa sumber atau disebut padanan lazim.
1.6. Teknik Transposisi
Teknik penerjemahan di mana penerjemah melakukan perubahan kategori
gramatikal, struktur dan unit. Adapun pada penelitian ini terdapat perubahan
penerjemahan pada jenis kata.
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
wa ma>dza> taqtarich? Apa ؟ تقتسحو بذا 12
usulanmu?
00:12:27
Eps 1
Tabel 11. Teknik Transposisi
40
Keterangan : Pada kalimat di atas digunakan teknik penerjemahan transposisi.
Yaitu menerjemahkan kata kerja (verba) تقتسح pada bahasa sumber yang bermakna
“(kamu) mengusulkan”. Kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran
berubah menjadi kata benda (nomina) sehingga berubah maknanya berubah
maknanya menjadi “usulan”.
1.7. Teknik Amplifikasi Linguistik
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur
linguistik dalam BSa. Teknik ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan
konsekutif dan sulih suara (dubbing).
Contoh :
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
ملبذ نطع بأواس 3 حبسوش ؟
Lima>dza> nuthi>„u bi
awa>miri bachruz?
Kenapa kita harus
patuh pada perintah
Bahruz?
00:07:51
Eps 1
Tabel 12. Teknik Amplifikasi Linguistik
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik penerjemahan Amplifikasi
Linguistik. Kalimat tanya di atas bila diterjemahkan secara harfiah bermakna
“Kenapa kita patuh pada perintah bahruz?”. Namun, penerjemah menambahkan
kata”harus” pada Bsa yang tidak ada pada Bsu, sehingga menjadi “Kenapa kita
harus patuh pada perintah Bahruz?”. Penambahan satu kata ini merupakan salah
satu jenis penggunaan teknik amplifikasi linguistik yang menambahkan salah satu
unsur linguistik di dalamnya. Adapun pada data di atas unsur satuan gramatikal
yang ditambahkan adalah satuan bahasa berupa kata.
41
1.8. Teknik Partikularisasi
Teknik penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih
konkrit, presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat atau bisa disebut dari
umum ke khusus.
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
و ملبذا ننتظس املسة 67اىقدميت؟
Wa lima>dza>
nantazhiru Al-
marratal-qadi>mah?
Kenapa kita
menunggu peperangan
selanjutnya?
00:31:23
Eps 2
Tabel 13.Teknik Partikularisasi
Keterangan:
Pada data di atas ditemukan percakapan yang terjadi saat peperangan
antara pasukan Imaduddin Zanki melawan Raja Fulk dalam perebutan benteng
Barin di Mousul. Adapun penggunaan teknik partikularisasi pada kalimat ini
yaitu penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkret dalam menerjemahkan
kata المسة. Kata tersebut apabila diterjemahkan secara leksikal memiliki (ML)
“sekali” (Munawwir, 2007: 1325). Sedangkan pada data ini diterjemahkan
menjadi peperangan. Hal ini dilakukan karena makna المسة “sekali” dianggap lebih
umum dan kurang sesuai dengan konteks percakapan yang terjadi saat peperangan.
1.9. Teknik Peminjaman Murni
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau
ungkapan dari BSu. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure borrowing) tanpa
penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized
borrowing) dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan.
42
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
إمسع أهب 41األري؟
Isma„i> ayyuha>l-
ami>r?
Dengarlah wahai
amir?
00:11:03
Eps 2
Tabel 14. Teknik Peminjaman Murni
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik peminjaman murni yang
terdapat pada kata األميس (Munawwir, 1997:38). Kata tersebut masih diterjemahkan
dalam bentuk asli atau transkipsinya yaitu “amir” yang apabila merujuk ke ML
bermakna “pangeran”. Adapun dalam kamus Al Munawwir dan Mutarjim
menyatakan kata األميس dapat diartikan “amir” akan tetapi menurut peneliti makna
terjemahan “amir” kurang familiar, sehingga akan lebih tepat dan mudah
dimengerti pembaca bila diterjemahkan “pangeran”.
1.10. Teknik Modulasi
Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut
pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan
sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural.
Contoh:
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
و ىو جصاء 15اإلحسبن إال
اإلحسبن؟
Wa hal jaza’>ul-
ichsa>ni i’lal-
ichsa>ni?
Tidak ada balasan
kebaikan selain
kebaikan
00:15:59
Eps 1
Tabel 15. Teknik Modulasi
43
Keterangan :
Pada temuan penelitian di atas peneliti menemukan penggunaan teknik modulasi.
Teknik yang mengubah fokus, sudut pandang dan aspek kognitif, baik bersifat
leksikal maupun struktural. Adapun dari data di atas penerapan teknik ini dapat
dibuktikan dengan hasil terjemahan dari Bsu ke Bsa yang berubah fokus dan
aspek kognitifnya secara leksikal maupun struktural.
Perubahan ini terdapat pada diterjemahkannya kata tanya “هل “ (hal)
yang bermakna “apakah” diterjemahkan menjadi “tidak ada”. Pada kasus ini
terdapat perubahan kognitif yaitu pada penggunaan gaya bahasa penutur bahasa
sumber yang lebih banyak cenderung menjawab sebuah pertanyaan dengan
pertanyaan, diubah pada bahasa sasaran dengan menghilangkan dan mengubah
kata tanya tersebut. Hal ini dilakukan karena penerjemah melihat bahwa gaya
bahasa pemakai bahasa sasaran lebih banyak menjawab pertanyaan dengan
kalimat informatif.
Adapun bukti kedua penggunaan teknik ini adalah perubahan struktural
kalimat. Pada bahasa sumber kalimat yang diujarkan berupa kalimat interogatif,
namun pada bahasa sasaran diubah menjadi kalimat pernyataan.
1.11. Teknik Adaptasi
Teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. Teknik ini
dilakukan dengan mengganti unsur-unsur budaya yang ada BSu dengan unsur
budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan karena unsur
budaya dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa
44
tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. Teknik ini sama dengan teknik
padanan budaya.
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
مف حبه ىسف 17اىشسف؟
Kaifa cha>lu yu>sufu as- syari>f?
Bagaimana
tentang si kecil
yusuf?
00:17:55
Eps 1
Tabel 16. Teknik Adaptasi
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik Adaptasi yaitu
mengkonversi kata sifat الشسيف yang dalam ML berarti “mulia”(Munawwir,
1997:712). Namun, pada kasus ini diterjemahkan menjadi “si kecil”. Hal ini
dilakukan karena pada kebiasaan Bsa, pemakaian kata “mulia” bagi seorang anak
kecil (yusuf) pada konteks ini tidak ditemukan atau tidak familiar di kalangan
pengguna bahasa sasaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik adaptasi
penerjemah mencoba menggunakan ungkapan unsur budaya yang biasa digunakan
pada Bsa.
1.12. Teknik Kompensasi
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan
pada bagian lain dari teks terjemahan. Teknik ini dipakai karena pengaruh stilistik
(gaya) pada BSu tidak bisa di terapkan pada BSa.
Contoh :
45
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
Ma>dza> ma„ak? Ada apa ? 00:03:14 عل ؟بذا 1
Eps 1
Tabel 17. Teknik Kompensasi
Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kompensasi. Hal ini dilihat
dari hasil terjemahan pada Bsa yang berasal dari kalimat tanya Bsu عل ؟بذا
apabila diartikan secara utuh maka seharusnya bermakna “apa bersamamu?”. Akan
tetapi hasil terjemahan ini kurang bisa dipahami bagi pembaca di kalangan Bsa.
Hal ini dipengaruhi oleh stilistik (gaya bahasa) keduanya (Bsa dan Bsu)
berbeda. Oleh karena itu, penerjemah mengubah makna dengan menerjemahkan
bagian lain dari kalimat tersebut menjadi “Ada apa?”.
1.13. Teknik Kreasi Diskursif
Teknik penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar
konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca.
Contoh :
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
نسحو هبب و ى 13عي ىره احلبىت
Narchalu biha >
wa hiya „ala
hadzihil- cha>lah?
Apakah kita akan
berangkat dalam
kondisi seperti ini?
00:12:28
Eps 1
Tabel 18. Teknik Kreasi Diskursif
Keterangan : Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kreasi diskursif.
Apabila dilihat pada kalimat yang tertulis di Bsu, maka tidak di dapati tanda tanya
46
atau kalimat tanya. Akan tetapi di dalam terjemahannya berubah menjadi kalimat
tanya dan terdapat tanda tanya.
Adapun hasil terjemahan kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai
terjemahan bebas. Karena apabila kalimat pada Bsu diterjemahkan secara harfiah
memiliki makna struktural (MS) “Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan
ini?. Namun oleh penerjemah diubah “Apakah kita akan berangkat dalam kondisi
seperti ini?”. Oleh karena itu peneliti menilai terjemahan ini merupakan hasil dari
penggunaan teknik kreasi diskursi yang bersifat bebas. Namun, masih memiliki
keterikatan konteks.
2. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Lebih dari
Satu Teknik
Adapun beberapa data kalimat tanya yang ditemukan menggunakan
lebih dari satu teknik. Hal ini terjadi karena penerjemah mencoba untuk
memadatkan informasi yang terdapat pada teks Bsu.
2.1. Teknik Padanan Lazim dan Teknik Kompensasi
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
Ma>dza> ma„ak? Ada apa? Padanan Lazim عل ؟ بذا 1
dan Kompensasi
00:03:14
Eps 1
Tabel 19. Teknik Padanan Lazim dan Teknik Kompensasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik
penerjemahan secara bersamaan yaitu teknik kompensasi dan teknik padanan
47
lazim. Hal ini dibuktikan dengan diterjemahkannya kalimat tanya dalam Bsu بذا ke dalam Bsa menjadi “ada apa”. Padahal apabila melihat arti per kata عل ؟
memiliki ML kata ماذا bermakna “apa” , kata مع bermakna “ bersama” dan kata
ganti ك bermakna “kamu”. Apabila diartikan secara utuh seharusnya bermakna
“apa bersamamu (kamu)?.
Namun dalam hal ini penerjemah menggunakan teknik padanan lazim
yaitu teknik yang mengubah hasil terjemahan dengan menyesuaikannya dengan
penggunaan bahasa sehari-sehari yang lazim pada bahasa sasaran.Adapun teknik
kompensasi memiliki pola menerjemahkan pesan bagian lain dari teks dengan
memperhatikan gaya bahasa (stilistik) bahasa sasaran. Kedua teknik ini memiliki
kesamaan yaitu sama-sama memperhatikan gaya bahasa pada bahasa sasaran,
sehingga hasil terjemahan dari penggunaan kedua teknik ini bersifat komunikatif .
Teks Bsu ماذا معل ؟ diterjemahkan menjadi “ada apa?”.
2.2. Teknik Transposisi dan Teknik Partikularisasi
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
إذن نتسك محص 25أت ىو ؟
Idzan natruku
chimsha
ummatan
lahu?
Berarti kita
biarkan
Himsa jatuh
ke tangan
Zanki?
Transposisi,
Partikularisasi
00:23:30
Eps 1
Tabel 20. Teknik Transposisi dan Teknik Partikularisasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua jenis teknik
penerjemahan. Yaitu teknik transposisi dan teknik partikularisasi. Adapun hasil
dari penggunaan teknik transposisi pada data di atas adalah diterjemahkannya kata
48
yang bermakna “kepunyaan” dan kata ganti ل yang bermakna “umat”. Charf أت
yang bermakna “dia” (Munawwir, 1997), menjadi bentuk satuan (huwa) ىى
lingual kalimat “jatuh ke tangan Zanki”.
Adapun penggunaan teknik partikularisasi yang berpola memberikan
terjemahan yang lebih kongkrit, terdapat pada kata ganti ىى yang bermakna “dia”
kemudian lebih dispesifikkan (kongkrit) menjadi Zanki. Kedua teknik ini sangat
mempengaruhi hasil terjemahan kalimat di atas. Sehingga penggunaan keduanya
pada satu kalimat menghasilkan terjemahan yang komunikatif.
2.3. Teknik Reduksi dan Teknik Amplifikasi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
ىو نتببع سريا إىل 31ىقع اىري تسمنب فو
جنىد؟
Hal nuta>bi„u
masi>ran ila
mauqi„i’
ladzi tarakna>
fi>hi junu>di>?
Apakah
kita
kembali ke
pasukan
yang kita
tinggalkan,
tuan?
Reduksi,
amplifikasi
00:28:31
Eps1
Tabel 21. Teknik Reduksi dan Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik
penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik reduksi dan amplifikasi. Adapun
teknik reduksi yang berpola menghilangkan secara parsial (sebagian) tanpa
distorsi makna terdapat pada dihilangkannya kata مسيسا , في dan مىقع yang
bermakna ML “di dalamnya”,“jalan” dan “pos atau tempat”. Teknik ini tidak
49
menimbulkan distorsi makna dan membuat hasil terjemahan lebih padat namun
tetap dapat dipahami.
Teknik yang kedua adalah teknik amplifikasi yaitu teknik penambahan
informasi berupa paraphrase yang disampaikan secara eksplisit. Adapun pada
data di atas penggunaanya terdapat pada hasil terjemahan Bsa. Yaitu dengan
menambahkan kata “tuan” dengan tujuan untuk menambah variasi informasi
bahwa lawan bicara adalah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, karena
kedua orang yang berbicara ini memiliki kedudukan sebagai raja atau pemimpin
pasukan. Adapun penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan dalam satu
kalimat tanya membuat hasil terjemahkan lebih padat dan singkat namun tetap
mudah dipahami oleh pembaca Bsa.
2.4. Teknik Transposisi dan Teknik Reduksi.
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
أ خشت قتي أ 38خشت تقتو بد
خدمي ن جنسل؟
A khosyyatun qatli> am khosyyatun tuqtalu biyaddi khodi>min min jinsik?
Apakah
takut
dibunuh
olehku atau
pelayan
dari
bangsamu?
Transposisi,
Reduksi
00:10:46
Eps 2
Tabel 22. Teknik Transposisi dan Teknik Reduksi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik
penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik transposisi dan teknik reduksi.
Adapun teknik transposisi adalah teknik yang mengubah kondisi gramatikal dari
dua bahasa (Bsu dan Bsa). Pada data di atas teknik ini digunakan untuk
50
menerjemahkan kata قتلي yang bermakna “pembunuhanku” diterjemahkan dengan
mengubah kondisi gramatikal menjadi frasa dengan hasil terjemahan “dibunuh
olehku”.
Adapun teknik reduksi adalah teknik yang menghilangkan secara
parsial (sebagian) tanpa distorsi makna. Pada data di atas teknik ini digunakan
untuk menghilangkan kata pada Bsa yaitu kata خشيىت yang bermakna “takut”, kata
kerja pasif تقتل (tuqtalu) yang bermakna “dibunuh” dan frasa بيد (biyaddi) yang
bermakna “dengan tangan”. Ketiganya tidak diterjemahkan atau dihilangkan
namun hasil terjemahan tetap bisa dipahami dengan baik. Adapun penggunaan
kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan padat dan jelas.
2.5. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi.
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
حىت و ىى أنرزنبه 40بقتيل أب اىسىز
حتت بصسى؟
Chatta wa lau
andzarna>hu
biqatlika
ama>mas- su>ri
tachta
basharihim?
Meskipun kami
mengancam
membunuhmu
di depan pagar
di depan mata
mereka?
Reduksi,
Transposisi
00:10:59
Eps 2
Tabel 23. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan 2 teknik penerjemahan
dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi dan teknik transposisi. Teknik
Reduksi adalah teknik yang menghilangkan beberapa bagian kalimat secara
parsial tanpa distorsi makna. Pada contoh di atas teknik ini diterapkan untuk
menghilangkan kata ganti هى yang bermakna dia (lk) pada kalimat أورزواي.
51
Adapun teknik transposisi yang mengubah kedudukan atau posisi
gramatikal terdapat pada kata بقتلل bermakna “dengan pembunuhanmu” yang
menduduki kelas gramatikal kata, diubah maknanya menjadi “membunuhmu”
pada Bsa yang menduduki satuan gramatikal kalimat. Penggunaan kedua teknik
ini membuat hasil terjemahan menjadi lebih singkat dan jelas, sehingga pembaca
Bsa mudah memahaminya.
2.1. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Amplifikasi.
Tabel 24.Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik
penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik
amplifikasi. Teknik peminjaman murni adalah menerjemahkan dengan cara
meminjam kata dari Bsu. Adapun penggunaannya pada data di atas adalah pada
penerjemahan kata أميس (ami>r) yang diterjemahkan dalam Bsa “amir”. Ini
merupakan teknik peminjaman murni karena kata yang dipinjam dari Bsu tidak
mengalami penyesuaian dalam Bsa.
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
وىنن إذا أنت 43بأري فهو أنت
غريه؟
Walakin i’dza>
amantu
biami>rin fahal
amantu
ghairahu?
Akan tetapi jika
aku percaya
pada amir,
apakah aku bisa
percaya pada
orang lain?
Peminjaman
murni,
Amplifikasi
00:13:12
Eps 2
52
Adapun teknik amplifikasi adalah teknik yang memberikan
keterangan secara eksplisit untuk memperjelas hasil terjemahan. Pada data diatas
penerapannya terdapat pada frasa غيسي yang mana غيس memiliki ML “selain” dan
kata ganti bersambung (dhamir mustatir) .”yang memiliki makna “dia (lk) هى
Apabila keduanya diterjemahkan secara keseluruhan bermakna “selain dia”
diterjemahkan menjadi “orang lain”. Terjemahan ini memberikan informasi
tersurat sehingga membuat terjemahan lebih mudah dan luwes bagi pembaca
bahasa sasaran.
2.2. Teknik Reduksi dan Teknik Peminjaman Murni
No
Data
Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
ب اىر حصيتو 49عندى ىقبء ن خبنتل خدمي
األري؟
Malladzi>
chashaltahu
„indahum liqa>a ‘
min khiya>natika
khadimul-ami>r?
Apakah yang kau
peroleh dari
pengkhianatanmu,
pelayan amir?
Reduksi,
Peminjaman
murni
00:14:08
Eps 2
Tabel 25. Teknik Reduksi dan Teknik Peminjaman Murni
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua teknik
penerjemahan. Yaitu teknik reduksi dan peminjaman murni.Adapun penggunaan
teknik reduksi terdapat pada dihilangkan atau tidak diterjemahkannya kata عىد
(„inda) yang bermakna “pada”, kata ganti هم (hum) yang bermakna “mereka (lk)”
dan kata لقاء (liqa>’a) yang memiliki ML bertemu (Munawwir, 1997). Penghilangan
sccara parsial ini tidak menimbulkan distorsi makna.
53
Adapun penerapan teknik peminjaman murni terdapat pada
penerjemahan kata األميس yang tetap diterjemahkan amir pada Bsa. Peminjaman
murni ini bersifat murni (Pure Borrowing) karena tidak mengalami naturalisasi
pada Bsa.
2.3. Teknik Reduksi, Partikularisasi dan Transposisi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
و ب اىر مينعين 50ن إبالغ
األري؟
Wa ma’ladzi>
yamna’uni>
min ibla>ghil-
ami>ri?
Apakah yang
bisa
mencegahku
memberitahukan
amir zanki?
Reduksi,
Partikularisasi,
Transposisi.
00:15:40
Eps
2
Tabel 26. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan tiga teknik
penerjemahan dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi, teknik
partikularisasi dan teknik transposisi. Adapun penerapan teknik reduksi terdapat
pada penghilangan partikel (charf) و dan مه yang bermakna “dan” dan “dari”.
Penghilangan kedua partikel ini bertujuan agar hasil terjemahan lebih padat
namun tetap jelas tanpa distorsi makna.
Teknik yang kedua adalah teknik partikularisasi, yaitu teknik yang
berusaha menerjemahakn kata pada Bsu dengan padanan yang lebih spesifik
(kongkrit) pada Bsa. Adapun penerapannya pada data di atas terdapat pada
54
penerjemahan kata األميس yang bermakna umum “raja” diterjemahkan menjadi
lebih spesifik menjadi “amir Zanki”.
Teknik yang ketiga adalah teknik transposisi yang mengubah posisi
atau bentuk satuan gramatikal dalam proses penerjemahannya terdapat pada kata
benda إبالغ yang bermakna “penyampaian” diterjemahkan dalam bentuk kata kerja
menjadi “menyampaikan”. Korelasi antara tiga teknik ini sangat berperan dalam
hasil terjemahan. Menjadikan hasil terjemahan pada Bsu lebih padat, singkat dan
mudah dipahami.
2.4. Teknik Amplifikasi dan Teknik Reduksi
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
أ أنن جتهيىن ىرا 57 ?حت األن
Am annakum
tajhalu>na
hadza> h}attal
a>n?
Apakah kalian
berpura-pura
tidak tahu
tentang hal ini?
Amplifikasi
, Reduksi.
00:23:21
Eps 2
Tabel 27. Teknik Amplifikasi dan Teknik Reduksi
Keterangan : Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik
penerjemahan. Yaitu teknik amplifikasi dan teknik reduksi. Penggunaan teknik
amplifikasi terdapat pada penerjemahan kata هرا yang secara leksikal bermakna
“ini” diterjemahkan dengan menambahkan informasi menggunakan parafrase
menjadi “tentang hal ini”, sehingga hasil terjemahan terasa lebih luwes.
Adapun penggunaan teknik reduksi pada data di atas dibuktikan
dengan dihilangkan atau tak diterjemahkannya dua kata حتي dan األن yang
memiliki ML “hingga” dan “sekarang”. Meskipun kedua kata ini dihilangkan
tidak membuat hasil terjemahan rancu atau sukar di pahami, karena pokok pesan
55
yang ingin disampaikan pada Bsu sudah tersampaikan dengan baik, sedangkan
penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan menjadikan hasil terjemahan
relatif padat dan mudah dipahami. s
2.5. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Harfiah
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
ىو سأه األري ملبذا 77 سأه؟
Hal yusa’lul-
ami>r lima>dza
yasa’l?
Apakah amir
ditanya
mengapa dia
bertanya?
Peminjaman
Murni,
Harfiah
00:34;14
Eps 2
Tabel 28. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Harfiah
Keterangan :
Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik
penerjemahan. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik harfiah. Teknik
Peminjaman Murni dapat dibuktikan dengan diterjemahkannya kata األميس dengan
terjemahan “amir”. Maka jenis peminjaman murninya adalah Pure borrowing
yaitu menerjemahkan dengan meminjam kata dari Bsu tanpa ada penyesuaian
pada Bsa. Adapun menurut peneliti penggunaan teknik ini dalam menerjemahakan
kata األميس dirasa kurang sesuai dan dapat menimbulkan ketidak pemahaman
pembaca Bsa. Karena pada umumnya kata “amir” dalam Bsa adalah nama orang,
sehingga kata األميس seharusnya diterjemahkan sesuai makna leksikal yaitu “raja”.
Adapun teknik harfiah terbukti pada susunan kalimatnya
diterjemahkan secara kata perkata dan sepadan baik dalam Bsu maupun Bsa.
Meskipun hasil terjemahan terlihat kurang begitu luwes, namun masih dapat
dipahami.
56
A. Metode Penerjemahan
Metode Penerjemahan merupakan sebuah proses penerjemahan dilakukan
sesuai dengan tujuan penerjemah, yaitu opsi global yang berdampak teks sasaran
pada teks sasaran.
Menurut Newmark (1988), metode penerjemahan terbagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu :
a) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsu
b) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsa
Adapun metode yang memberi penekanan pada Bsu adalah penerjemahan
kata demi kata, Penerjemahan Literal, Penerjemahan Setia, Penerjemahan
Semantis. Sedangkan metode yang memberikan penekanan pada Bsa adalah
Penerjemah Adaptasi, Penerjemahan Bebas, Penerjemahan Idiomatis,
Penerjemahan Komunikatif (Newmark, 1988: 45).
Penekanan Pada Bahasa Sumber Penekanan Pada Bahasa Sasaran
Penerjemahan kata demi kata Adaptasi
Penerjemahan Literal Penerjemahan Bebas
Penerjemahan Setia Penerjemahan Idiomatis
Penerjemahan Semantis Penerjemahan Komunikatif
Tabel 29. Metode Penerjemahan Newmark
57
Pada penelitian ini ditemukan teknik yang berorientasi pada bahasa
sumber dan teknik yang beriorentasi pada bahasa sasaran yang dirangkum sebagai
berikut :
No
Teknik
Berorientasi
pada Bsu
Prosentase
(%)
Teknik
Berorientasi
pada Bsa
Prosentase
(%)
1 Teknik
Harfiah
23,3% Teknik
Reduksi
24,4%
2
Teknik
Peminjaman
Murni
5,6% Teknik
Amplifikasi
6,7%
3
Teknik
Padanan
Lazim
8,9%
4 Teknik
Transposisi
7,8%
5
Teknik
Amplifikasi
Linguistik
7,8%
6 Teknik
Partikularisasi
5,6%
7 Teknik
Modulasi
3,3%
8 Teknik
Adaptasi
2,2%
9 Kompensasi 2,2%
10 Kreasi
Diskursif
2,2%
Jumlah 28,9% Jumlah 71,1%
Tabel 30. Prosentase Teknik Penerjemahan Sesuai Diagram V
58
Pada tabel di atas menunjukan bahwa teknik yang berorientasi pada bahasa
sasaran lebih banyak digunakan dalam menerjemahkan subtitle pada serial tv
Shalahuddin Al Ayyubi ini daripada teknik penerjemahan yang berorientasi pada
bahasa sumber.
Adapun pada film ini metode yang digunakan oleh penerjemah adalah
metode penerjemahan komunikatif. Menurut Newmark, penerjemahan
komunikatif berusaha mengalihkan makna konstekstual (teks asli) yang tepat
sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami oleh
pembaca.
Ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif tersebut dapat dibuktikan
dengan temuan teknik penerjemahan pada subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi
berdasarkan ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif yang dikemukakan oleh
Newmark (Newmark, 1991:11-13), sebagai berikut :
a. Terjemahan Komunikatif Berpihak pada Pembaca Bahasa.Sasaran
Indikator pada ciri ini adalah lebih banyak penggunaan teknik yang
berorientasi pada Bsa daripada Bsu. Hasil temuan penelitian tentang penggunaan
teknik penerjemaahan yang digunakan pada penerjemahan subtitle film
Shalahuddin Al Ayyubi lebih banyak terdapat teknik yang berorientasi pada
bahasa sasaran daripada bahasa sumber dengan prosentase 71,1% dibanding
28,9% (Newmark, 1991).
No
Teknik
Berorientasi
pada Bsu
Prosentase
(%)
Teknik
Berorientasi
pada Bsa
Prosentase
(%)
59
1 Teknik
Harfiah
23,3% Teknik
Reduksi
24,4%
2
Teknik
Peminjaman
Murni
5,6% Teknik
Amplifikasi
6,7%
3
Teknik
Padanan
Lazim
8,9%
4 Teknik
Transposisi
7,8%
5
Teknik
Amplifikasi
Linguistik
7,8%
6 Teknik
Partikularisasi
5,6%
7 Teknik
Modulasi
3,3%
8 Teknik
Adaptasi
2,2%
9 Kompensasi 2,2%
10 Kreasi
Diskursif
2,2%
Jumlah 28,9% Jumlah 71,1%
Tabel 31. Prosentase Teknik Penerjemahan
b. Mengutamakan Maksud penulis Bahasa Sumber.
Pada ciri ini indikatornya adalah cukup tingginya penggunaan teknik
amplifikasi linguistik yang berusaha untuk menyampaikan pesan pada Bsu yang
tersirat (Implisit) menjadi pesan yang tersurat (Eksplisit) pada Bsa. Agar dapat
60
dimengerti oleh pembaca bahasa sumber. Teknik ini juga diterapkan dengan
menambahkan unsur-unsur linguistik pada Bsa (Newmark, 1991).
Contoh penggunaan teknik amplikasi linguistik adalah sebagai berikut :
Contoh Teknik Amplifikasi :
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
أ أنن جتهيىن ىرا 57حت األن؟
Am annakum
tajhalu>na
hadza>
chattal- a>n?
Apakah kalian
berpura-pura
tidak tahu
tentang hal
ini?
Amplifikasi,
Reduksi.
00:23:21
Eps 2
Tabel 32. Teknik Amplifikasi dan Reduksi
Keterangan :
Pada contoh data di atas adalah hasil terjemahan dari penggunaan teknik
amplifikasi dan reduksi. Adapun teknik ini menambahkan unsur tambahan sebagai
penjelas berbentuk parafrase.
Penggunaan teknik amplifikasi dibuktikan dengan diterjemahkannya kata
kerja جهلىنث yang memiliki MS “kalian bodoh atau tidak tahu” menjadi “berpura-
pura tidak tahu” karena dalam konteks ini si penanya meragukan atas
ketidaktahuan orang yang ditanya, sedangkan penggunaan teknik reduksi yakni
penghilangan beberapa unsur gramatikal tanpa membuat distorsi makna. Hal ini
terlihat pada dihilangkan atau tak diterjemahkannya kata حتي (chatta) dan
.(al‟an‟)األن
Penggunaan kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan dapat dengan
mudah dipahami pembaca karena hasil terjemahan yang jelas dan padat. Pembaca
61
juga dapat memahami situasi (konteks) dan gaya bahasa pada Bsu dengan
diubahnya informasi yang implisit pada Bsu menjadi eksplisit pada Bsa.
No.Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
ملبذ نطع 3 بأواس حبسوش ؟
Lima>dza>
nuthi>„u
biawa>miri
bachruz?
Kenapa kita
harus patuh
pada perintah
Bahruz?
Amplifikasi
Linguistik
00:07:51
Eps 2
Tabel 33. Teknik Amplifikasi Linguistik
Keterangan :
Kata yang bergaris bawah pada kalimat tanya diatas adalah kata kerja وطيع
yang bermakna “kita patuh”. Akan tetapi, diterjemahkan dalam bahasa sasaran
menjadi kita harus patuh. Hal ini dilakukan agar bahasa yang dihasilkan untuk
pembaca bahasa sasaran lebih luwes daripada bahasa sumber yaitu dengan
menambahkan unsur-unsur linguistik pada hasil tejemahan Bsa.
c. Mengutamakan Pemahaman Pembaca pada Bahasa Sasaran.
Penerjemah dapat memperbaiki logika kalimat-kalimat Bsu, mengganti
atau mereduksi kata, dan mengubah struktur. Supaya hasil terjemahan terasa lebih
luwes, efektif dan tidak kaku (Newmark, 1988:42).
Salah satu bukti yang mendukung bahwa metode yang digunakan dalam
menerjemahkan subtitle ini menggunakan metode komunikatif adalah cukup
banyak ditemukan penggunaan teknik reduksi. Teknik reduksi adalah teknik yang
menghilangkan beberapa kata tanpa mengalami distorsi makna, dengan contohnya
sebagai berikut:
62
Contoh Teknik Reduksi
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
أ خشت قتي أ 37خشىت تقتو بد خدمي ن
جنسل؟
A’ khasyyatun
qatli> ‘m
khasyyatun
tuqtalu biyaddi
khodi>mun min
jinsika?
Apakah takut
dibunuh
olehku atau
pelayan dari
bangsamu?
Reduksi 00:10:29
Eps 2
Tabel 34. Teknik Reduksi
Keterangan :
Pada contoh temuan di atas terdapat penggunaan teknik reduksi dengan
menghilangkan kata خشىت yang bermakna “takut”, kemudian kata kerja pasif
(Fi‟lul-Majhul) تقتو yang bermakna “terbunuh” atau “dibunuh” dan kata
keterangan بد (biyaddi) yang bermakna “dengan tangan”. Penghilangan ini
menjadikan hasil terjemahan menjadi padat dan singkat namun tetap dapat
dipahami.
d. Berorientasi pada Pengaruh Teks Terhadap Bahasa Sasaran.
Pada hal ini biasanya ciri-ciri formal dalam Bsu tidak begitu diperhatikan
bahkan dihilangkan. Perjemah tidak terpaku pada panjang kalimat, posisi klausa.
Akan tetapi dapat menyesuaiakannya agar pembaca dapat dengan mudah
memahami kata atau kalimat tersebut. Dalam hal ini ditunjukan dengan cukup
banyaknya ditemukan penggunakan teknik tranpsosisi, sebagai berikut :
Contoh Teknik Transposisi :
63
Nomor
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
ىو تنىن 60شئت زة
Hal taku>nu
masyi>a’tar
rabbi?
Mungkin
ini
kehendak
Tuhan
Transposisi 00:26:19
Eps 2
Tabel 35. Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada contoh temuan data di atas terdapat perbedaan antara struktur
gramatikal pada Bsu dan struktur gramatikal pada Bsa. Pada struktur bahasa
sumber, kalimat yang diujarkan merupakan kalimat tanya, sedangkan hasil
terjemahan pada bahasa sasaran menjadi kalimat pernyataan.
Hal ini merupakan hasil dari penggunan teknik transposisi yang
menjadikan hasil terjemahan lebih disesuaikan dengan gaya bahasa pembaca
bahasa sasaran dan tidak terpaku dengan struktur bahasa sumber. Sehingga, hasil
terjemahan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca bahasa sasaran.
e. Setia kepada Pembaca Bahasa Sasaran.
Metode penerjemahan komunikatif selalu berusaha untuk setia kepada
pembaca bahasa sasaran. Pada penerjemahan subtitle ini penggunaan metode
penerjemahan komunikatif ditandai dengan cukup banyaknya penggunaan teknik
modulasi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
و ىو جصاء 15 اإلحسبن إال
Wa hal jaza>ul
ichsa>ni illal
ichsa>ni?
Tidak ada
balasan
kebaikan
selain
Modulasi 00:15:59
Eps 1
64
اإلحسبن؟ kebaikan
Tabel 36. Teknik Modulasi
Keterangan :
Pada temuan penelitian di atas dapat dilihat perubahan yang terjadi pada
struktur kalimat. Adapun kalimat yang terdapat pada bahasa sumber merupakan
kalimat pertanyaan (interogatif) kemudian diterjemahkan menjadi kalimat
pernyataan (statement), atau apabila dilihat dari segi ada tidaknya unsur negatif
pada frase verba utamanya maka pada bahasa sumber merupakan kalimat
afirmatif (tanpa penanda negasi) kemudian diterjemahkan pada Bsa menjadi
kalimat negatif (memiliki penanda negatif) (Henry, 1985:18).
Penggunaan teknik modulasi ini merupakan usaha yang dilakukan agar
terjemahan sesuai dengan gaya bahasa bahasa sasaran yang lebih dominan
menggunakan kalimat pernyataan ketika hendak menjelaskan sesuatu. Hal ini
juga merupakan indikator bahwa metode yang digunakan pada penerjemahan
subtile film ini merupakan metode komunikatif karena dominan mengutamakan
kepahaman pembaca bahasa sasaran.
f. Memberikan Kesamaan Efek antara Bahasa Sumber dan Bahasa
Sasaran.
Hasil terjemahan metode penerjemaan komunikatif berusaha untuk
menciptakan efek atau pengaruh yang dialami oleh bahasa sasaran sama dengan
efek yang dialami oleh bahasa sumber. Oleh karena itu, tidak boleh ada
terjemahan yang sulit dipahami atau terasa kaku.
65
Contoh Teknik Adaptasi
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
مف حبه 17ىسف اىشسف؟
Kaifa cha>lu
yu>suf as-
syari>>f?
Bagaimana
tentang si
kecil yusuf?
Adaptasi 00:17:55
Eps 1
.Tabel 37. Teknik Adaptasi
Keterangan :
Teknik adaptasi pada temuan penelitian di atas dibuktikan dengan
diterjemahkannya kata الشسيف yang secara makna leksikal bermakna “mulia”.
Adapun pada kasus ujaran ini pada konteks bahasa sumber menggunakan kata
“Asy-syarif” ini sebagai pensifatan kepada Yusuf atau Shalahuddin anak
Najmuddin Ayyub yang masih balita. Sebagai wujud pemuliaan kepadanya karena
dia adalah anak dari Najmuddin Ayyub.
Akan tetapi, penerjemah dalam hal ini melihat bahwa pemakaian kata
“Asy-syarif” yang bermakna “mulia” kurang tepat dan berterima pada Bsa.
Karena penggunaan kata “Asy-syarif” yang bermakna “mulia” biasa disematkan
kepada orang-orang yang berkedudukan dan memiliki cukup umur. Oleh karena
itu,penerjemah menggunakan diksi “si kecil” agar hasil terjemahan lebih mudah
dipahami sesuai dengan konteks dan kebiasan pembaca bahasa sasaran.
g. Lebih Mudah Dibaca dan Lebih Luwes
Hasil terjemahan metode penerjemahan komunikatif lebih mudah dibaca,
lebih luwes, sederhana dan lebih jelas dari Bsu.
66
Contoh Teknik Kompensasi
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
Ma>dza> ma„ak? Ada apa عل ؟بذا 1
?
Kompensasi 00:03:14
Eps 1
Teknik 38. Teknik Kompensasi
Keterangan :
Hasil terjemahan pada temuan data penelitian di atas memiliki perbedaan
yang signifikan dengan bahasa sumbernya. Data di atas berupa kalimat tanya yang
apabila diterjemahkan secara harfiah yaitu kata tanya بذا yang bermakna “apa”,
kata ع yang bermakna “bersama” dan kata ك ganti orang ke dua (Dhami>run
muttashilun) yang bermakna “kamu”. Apabila diterjemahkan secara keseluruhan
maka hasilnya adalah “apa bersama kamu?”
Oleh karena hasil terjemahan terasa kaku, cenderung sulit dipahami dan
kurang jelas maka penerjemah menggunakan teknik kompensasi yaitu dengan
menerjemahkannya sesuai dengan gaya bahasa (Stilistik) bahasa sasaran.
h. Terikat Pada Bahasa Sasaran
Hasil terjemahan yang menggunakan metode ini memiliki ciri hasil
terjemahannya harus terikat dengan Bsa, sehingga hasil terjemahannya harus
mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca Bsa. Dalam terjemahan subtitle ini
dibuktikan dengan digunakannya teknik amplifikasi, transposisi, modulasi dan
reduksiyang menghasilkan terjemahan yang luwes, mudah dibaca dan sederhana
bagi pembaca Bsa.
67
i. Hasil Terjemahan Tidak Harus Tepat Kata dan Tepat Gaya.
Newmark menambahkan bahwa ciri ciri terjemahan yang menggunakan
metode komunikatif adalah tidak menuntut ketepatan (kata dan gaya) dengan
syarat pembaca dapat memperoleh pesan yang sama dari Bsu. Adapun ciri-ciri ini
cenderung banyak ditemukan dengan bukti banyak digunakannya teknik
transposisi, modulasi dan reduksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Contoh Teknik Kreasi Diskursif.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
نسحو هبب و ى 13عي ىره احلبىت ؟
Narchalu biha >
wa hiya „ala
hadzihil
cha>lah?
Apakah kita
akan
berangkat
dalam kondisi
seperti ini?
Kreasi
Diskursif
00:12:28
Eps 1
Teknik 39. Teknik Kreasi Diskursif
Keterangan :
Hasil terjemahan kalimat di atas dapat dikategorikan sebagai terjemahan
bebas. Karena apabila kalimat Bsu diterjemahkan secara harfiah akan memiliki
makna “Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan ini”. Namun, oleh
penerjemah diubah dengan kalimat pertanyaan dengan menambah unsur kata
tanya dan tanda tanya menjadi “Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti
ini?”. Meskipun demikian, Hasil terjemahan tetap dapat dipahami dengan baik
oleh pembaca bahasa sasaran. Oleh karena itu, peneliti menilai terjemahan ini
tidak terlalu terpaku pada gaya bahasa Bsu dan tidak terlalu mengacu ketepatan
68
kata Bsu. Sehingga terjemahan ini dapat dikategorikan sebagai terjemahan
komunikatif karena memiliki karakteristik tidak tepat kata dan gaya.