6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Peran Komunikasi Media Massa
Media massa mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Peran komunikasi sangat menentukan dalam penyampaian
informasi maupun suatu kebijakan pemerintah. Sejalan dengan tingkat
perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, maka metode
komunikasi pun mengalami perkembangan yang pesat pula. Namun semua itu,
mempunyai aksentuasi sama yakni komunikator menyampaikan pesan, ide,
dan gagasan, kepada pihak lain (komunikan). Hanya model yang
digunakannya berbeda-beda. Bila dirinci secara lebih kongkrit, metode
komunikasi dalam dunia kontemporer saat ini yang merupakan pengembangan
dari komunikasi verbal dan non-verbal meliputi banyak bidang, antara lain
jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, pameran/eksposisi, propaganda,
dan publikasi. Berdasarkan metode dalam komunikasi seperti tersebut tadi,
semakin jelas kiranya, bahwa propaganda menjadi salah satu metode dalam
komunikasi. Tentunya, karena propaganda menjadi bagian dari kegiatan
komunikasi, maka metode, media, karakteristik unsur komunikasi
(komunikator, pesan, media, komunikan) dan pola yang digunakan, sama
dengan model-model komunikasi lain. Oleh karena itu, unsur komunikasi
secara umum juga berlaku bagi propaganda.
Menghadapi pemilu 2004, media massa memiliki fungsi dan peranan
yang sangat penting. Sebagai langkah awal perbaikan politik untuk mencapai
keberhasilan pemerintahan yang demokratis, sangat ditentukan peran media
massa dalam mempropagandakan pesan-pesan yang penuh harapan kepada
masyarakat sebagai upaya pemulihan krisis multidimensional. Apabila
pelaksanaan pemilu 2004 mendapat dukungan dari sebagian masyarakat maka
akan berdampak pada jalannya pemerintahan selanjutnya.
7
2. Media Massa Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Media massa dapat merubah gaya hidup atau budaya lokal setempat,
dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir suatu kelompok atau
kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang
baru atau asing bagi mereka. Pengaruh dari media massa tersebut dapat
berdampak positif maupun negatif dan dapat berwujud dalam suatu proses
modernisasi ataupun westernisasi. Menurut McQuail (2000: 102) bahwa, “the
mass media are largely responsible for what we call either mass culture or
popular culture, and they have „colonized‟ other cultural forms in the process”
(media massa bertanggung jawab atau mempunyai peran besar terhadap apa
yang disebut kebudayaan massa atau budaya populer, dan dalam prosesnya
media massa telah „menjajah‟ bentuk budaya lain).
Dengan demikian media massa dapat mensosialisasikan dan
menanamkan budaya populer negara Barat di negara Asia, contohnya:
berbagai produk ataupun gaya hidup Barat dengan mudahnya diterima oleh
masyarakat Asia seperti minuman kaleng Coca Cola, makanan cepat saji
(seperti: McDonald‟s, KFC, Pizza Hut), celana jeans, musik dan para
penyanyi Barat (seperti: Madonna, Justin Timberlake, atau Rihanna). Melalui
televisi dan majalah, penyebarluasan budaya atau gaya hidup yang berlaku di
negara barat dilakukan dengan cara yang sangat menarik di negara-negara
Asia. Ditayangkannya berbagai film barat yang mengangkat gaya hidup Barat
yang bebas dan individualis mampu merubah kelakuan (attitude) dan perilaku
(behavior) masyarakat timur di negara-negara Asia, khususnya para remaja.
Bisa dikatakan, sebagian besar remaja Asia juga menganggap bahwa
kebudayaan asing seperti mengkonsumsi produk Barat atau mengikuti gaya
hidup masyarakat barat adalah sesuatu yang modern dan dapat menambah
wawasan mereka.
Saat ini, gaya hidup masyarakat di Indonesia pun menunjukkan suatu
transisi, karena kebudayaan Timur yang berlaku telah “terjajah” oleh
kebudayaan asing yang dianggap lebih modern, praktis dan bebas. Hal ini
tentunya memberikan dampak negatif bagi perkembangan budaya lokal
8
setempat (budaya timur) yang seharusnya dilestarikan dan diterapkan oleh
remaja Indonesia pada umumnya. Dari cara berpakai, ragamnya restoran
franchise asing, selera musik hingga cara berbahasa di Indonesia sudah banyak
dipengaruhi oleh budaya barat. Sangatlah jelas bahwa proses ini termasuk
dalam unsur westernisasi. Di lain hal, media massa pun mempunyai dampak
yang positif apabila arahnya menuju proses modernisasi, misalnya: sosialisasi
gaya hidup yang positif dan modern yang tidak menimbulkan pengikisan
budaya lokal setempat.
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh kongkritnya ialah fungsi media
dalam menginformasikan ilmu pengetahuan, inovasi pendidikan maupun
teknologi terbaru. Perusahaan asing dunia yang bergerak pada bidang
teknologi (misalnya: komputer, peralatan rumah tangga dan kendaraan)
menggunakan media massa untuk memperkenalkan inovasi terbaru dari
produk mereka, baik berbentuk iklan komersil ataupun liputan berita. Secara
tidak langsung, informasi yang ditayangkan memberikan pengetahuan baru
bagi masyarakat luas dan mampu membuat masyarakat luas untuk segera
menggunakan barang-barang tersebut. Masyarakat yang dulunya
membersihkan lantai rumah dengan cara menyapu, sekarang sudah dapat
menggunakan vacuum cleaner. Teknologi komunikasi pun semakin marak
dengan adanya iklan-iklan televisi maupun majalah yang menampilkan
perkembangan inovasi yang dimiliki produk-produk telepon genggam ataupun
internet. Dengan mudahnya masyarakat terpengaruh oleh media massa untuk
menggunakan produk-produk terbaru demi untuk mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin hari semakin cepat.
3. Media Massa Sebagai Subsistem Politik
Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa begitu besarnya peran media
massa dalam kehidupan masyarakat, yang mampu mempengaruhi dan
merubah cara berpikir suatu kelompok masyarakat. Kekuatan media massa ini
juga digunakan oleh pemerintah maupun suatu kelompok masyarakat tertentu
di suatu pemerintahan untuk mempengaruhi opini publik. Dalam dunia politik
9
pun media massa digunakan sebagai alat penyampaian informasi dan pesan
yang sangat efektif dan efisien. Sebagaimana juga dijelaskan oleh Lasswell
(1972), bahwa “the study of politics is the study of influence and the
influential” (ilmu tentang politk adalah ilmu tentang pengaruh dan kekuatan
pengaruh). Tampilan media massa akan mengemban beberapa fungsi yang
menggambarkan kedemokrasian dalam pemberitaannya. Fungsi-fungsi
tersebut merupakan subsistem dari sistem politik yang ada. Menurut Gurevitch
dan Blumer (1990:270) fungsi-fungsi media massa adalah:
A. Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi sosial politik yang ada. Media
massa berfungsi sebagai alat kontrol sosial politik yang dapat memberikan
berbagai informasi mengenai penyimpangan sosial itu sendiri, yang
dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta, maupun oleh pihak
masyarakat. Contoh penyimpangan-penyimpangan seperti praktik KKN
oleh pemerintah, penjualan pasir ke Singapura yang mengakibatkan tujuh
pulau hilang dan tenggelam (suatu kerugian yang lebih besar dari sekadar
perebutan pulau Sipadan dan Ligitan), perilaku masyarakat yang tidak
tertib hukum/anarkis, polemik Susno-Polri, dan lain-lain. Berbagai
permasalahan sosial tersebut akan membuka mata kita bahwa telah terjadi
sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.
B. Sebagai pembentuk agenda (agenda setting) yang penting dalam isi
pemberitaannya. Pembentukan opini dengan cara pembentukan agenda
atau pengkondisian politik sehingga masyarakat terpengaruh untuk
mengikuti dan mendukung rencana-rencana pemerintah. Contohnya:
wacana pembatasan subsidi BBM untuk sepeda motor, SKPP Bibit-
Candra, dan lain-lain.
C. Media massa merupakan platform (batasan) dari mereka yang punya
advokasi dengan bukti-bukti yang jelas bagi para politisi, jurubicara, dan
kelompok kepentingan. Ada pembagian lain dari komunikator politik,
yaitu yang disebut dengan komunikator profesional (Carey, 1969).
Pembagian ini muncul karena kemajuan-kemajuan dalam dunia teknologi
10
komunikasi. Sehingga ada batasan/pembagian tugas dan peranan
penyampaian pesan politik.
D. Media massa mampu menjadi tempat berdialog tentang perbedaan
pandangan yang ada dalam masyarakat atau diantara pemegang kekuasaan
(yang sekarang maupun yang akan datang). Media massa sebagai sarana
untuk menampung berbagai pendapat, pandangan, dan paradigma dari
masyarakat yang ingin ikut andil dalam membangun sistem politik yang
lebih baik.
E. Media massa merupakan bagian dari mekanisme penguasa untuk
mempertahankan kedudukannya melalui keterangan-keterangan yang
diungkapkan dalam media massa. Hal ini kerap terjadi pada masa Orba,
ketika masa Presiden Soeharto berkuasa yang selalu menyampaikan
keberhasilan-keberhasilan dengan maksud agar masyarakat mengetahui
bahwa pemerintahan tersebut harus dipertahankan apabila ingin
mengalami kemajuan yang berkesinambungan.
F. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik tentang bagaimana
belajar, memilih, dan menjadi terlibat daripada ikut campur dalam proses
politik. Keikutsertaan masyarakat dalam menentukan kebijakan politik
bisa disampaikan melalui media massa dengan partisipasi dalam poling
jajak pendapat dan dialog interaktif. Hasil dari poling atau jajak pendapat
tersebut akan merefleksikan arah kebijakan para politisi. Seperti hasil
poling akhir-akhir ini dinyatakan bahwa sebagian besar masyarakat
pemilih pada pemilu 2009, mengharapkan pemerintah hasil Pemilu dapat
memprioritaskan perbaikan ekonomi. Hanya sebagian kecil dari
masyarakat yang memilih untuk prioritas pemberantasan korupsi. Hal ini
yang menjadi kekhawatiran para aktivis anti korupsi bahwa hasil itu akan
mempengatuhi arah kebijakan pemerintah sebagai kecenderungan sebagian
besar kelompok masyarakat.
G. Media massa bisa menjadi penentang utama terhadap semua upaya dari
kekuatan-kekuatan yang datang dari luar media massa dan menyusup ke
dalam kebebasannya,integritasnya, dan kemampuannya di dalam melayani
11
masyarakat. Fakta-fakta kebenaran yang diungkapkan oleh media massa
dapat menyadarkan masyarakat tentang adanya kekuatan-kekuatan berupa
terorisme atau premanisme, maupun intimidasi dari pihak-pihak tertentu
yang mencoba mengkaburkan suatu permasalahan.
Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat, sebagai
kelompok yang punya potensi untuk peduli dan membuat sesuatu menjadi
masuk akal dari lingkungan politiknya. Adanya kecenderungan dalam menilai
para politisi, komunikator politik, aktivis adalah sebagai pihak yang selalu
bicara dengan publik. Oleh karena itu Bryce (1900) menyatakan bahwa
khalayak komunikasi (khususnya dalam komunikasi politik) pada umumnya
akan terpusat pada masalah opini publik. Dari gambaran di atas mengenai
fungsi media massa dalam kaitannya sebagai alat politik, maka semakin jelas
bahwa peran media massa sangat besar dalam kekuasaan pemerintahan.
Pendapat ini juga dipertegas dengan pernyataan Harold Lasswell, bahwa
Politik tidak bisa dipisahkan dari pengertian kekuasaan dan manipulasi yang
dilakukan oleh para elit penguasa atau counter elite.
4. Fungsi Media Massa di Indonesia
Pelaksanaan komunikasi politik di Indonesia tentu tidak terlepas dari
kebebasan pers. Di era keterbukaan yang dikenal dengan istilah masa global,
peranan pers sebagai sarana komunikasi politik di Indonesia sangat penting
untuk menyalurkan berbagai kebijakan kepada masyarakat, baik yang datang
dari atas maupun bawah. Setelah berakhirnya Rezim Soeharto, pada tanggal
21 Mei 1998, akibat gerakan mahasiswa yang menuntut reformasi, maka
semasa pemerintahan Presiden B.J Habibie cengkeraman pemerintah terhadap
pers dihapuskan. Namun kebebasan pers digunakan secara berlebihan
sehingga orang mulai bicara tentang kebablasan pers. Meskipun dari pihak
penguasa berkurang intervensinya, kelompok-kelompok penekan timbul
dalam masyarakat yang bertindak anarkis terhadap pers.
Selama kebebasan pers dapat dipertahankan, kemungkinan lebih besar
dalam abad informasi ini bagi pesatnya perkembangan pers Indonesia dan
12
menjelma sebagai the fourth estate di samping eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses
demokratisasi yang membawa berbagai frekuensi tidak hanya terhadap
dinamika politik, melainkan juga terhadap dinamika sistem lainnya yang
menunjang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar
mampu mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia, dan makin
memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang
yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem komunikasi politik di Indonesia
dikembangkan dengan dasar komunikasi yang bebas dan bertanggung jawab.
Setiap media massa bebas memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan
dengan aturan yang berlaku, tidak membahayakan kepentingan negara dan
masyarakat. Di samping itu media massa juga berfungsi menyuarakan suara
pembangunan dan program-program kerja pemerintah, menyuarakan ide-ide
politik, membina tumbuhnya kebudayaan politik kemudian memelihara dan
mewariskannya pada generasi pelanjut.
Namun peran media massa bagi kepentinagan sosialisasi pemilu 2004
belum maksimal. Hal ini terungkap dalam hasil pelaksanaan simulasi
pemilihan umum yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Centro,
bahwa 40% hasil suara dari masyarakat yang melakukan pemilihan simulasi
tersebut dinyatakan tidak sah. Dengan demikian tata cara pemilu 2004 yang
akan datang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Permasalahan ini
mungkin akibat para elite politik masih terkonsentrasi dengan penyusunan
caleg dan perekrutan masa. Pemerintah seharusnya dapat melakukan
pensosialisasian ini. Demikian juga pemilu 2004 belum disosialisasikan bagi
kalangan tuna netra. Padahal kalangan ini tetap memiliki hak untuk
menentukan proses politik.
13
5. Jurnalistik
Kegiatan Jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia
ini. Betapa tidak, kegiatan tersebut selalu hadir di tengah-tengah masyarakat,
seiring dengan pergaulan hidupnya yang dinamis terutama dalam kehidupan
modern masyarakat dewasa ini.
Dari sejarah lampau peradaban manusia, beribu tahun sebelum masehi,
kita mengetahui bahwa orang Yunani menggunakan nyala obor untuk
menunjukan isyarat pada rekannya yang berada jauh guna menyampaikan
sebuah pesan dalam kegiatan sehari-hari. Di negara kita Indonesia kita terbiasa
dengan adanya kentongan guna menunjukan adanya ronda. Demikian praktik-
praktik komunikasi sederhana tersebut berkembang menjadi sebuah gejala
kegiatan jurnalistik yang kita kenal sekarang ini. Pada zaman fir‟aun para
pendeta menciptakan susunan gambar-gambar atau tanda-tanda yang dikenal
sebagai hieroglyph untuk mengabdikan kejadian penting sehari-hari untuk
diketahui umum. Sebuah aktifitas jurnalistik dimana peninggalan zaman
fir‟aun masih diabadikan sampai sekarang ini. Dan kita sebagai masyarakat
modern yang tidak menaungi zaman tersebut dapat mengetahui setidaknya
sedikit dari pesan yang coba disampaikan pada peninggalan sejarah tersebut
yang berupa sebuah journal sederhana masa lampau.
Secara etimologi, kata jurnalistik terdiri dari dua suku kata yakni,
jurnal dan istik. Kata jurnal berasal dari Perancis, journal, yang berati catatan
harian. Seperti pada masa kerajaan mesir kuno yang menngunakan hieroglyph
guna menulis catatan harian penting mereka sehari-hari. Dan kata istik yang
merujuk pada estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan.
Sehingga secara etimologis, kata jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu
karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari yang dapat
menarik khalayaknya. Sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk
keperluan hidupnya. Demikian banyak filosof yang menyatakan, bahwa
jurnalistik adalah upaya membuat semua orang tahu tentang apa yang belum
diketahuinya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 14)
14
6. Produk Jurnalistik
Seperti pada pemahaman sederhana diatas tentang jurnalistik. Setiap
manusia membutuhkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana
manusia sebagai makhluk sosial. Upaya yang dilakukan adalah saling
berinteraksi dengan saling menyampaikan informasi baru. Dengan informasi
baru itulah orang dapat mengatur atau memenuhi kebutuhan sosialnya.
Informasi baru tersebut pada hakikatnya muncul dengan isi yang didasarkan
pada sifatnya yang terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu informasi yang
bersifat habitual periodikal, dan inovatif (lin,1973: 54)
Dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, dan dalam
konteks jurnalistik, jurnalistik memiliki produk yang dikenal sebagai;
A. News (berita).
Berasal dari istilah Inggris, new (baru). Dalam hal ini segala yang
baru dan merupakan bahan informasi bagi semua orang yang
memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal baru yang merupakan
informasi dan dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita.
Dan pada penyajian sebuah berita juga kita mengenal ada jenis berita
langsung (to the point) hanya mengemukakan fakta didalamnya yang kita
sebut sebagai straight news. Dan berita tidak langsung dalam artian
di‟imbuhi kata-kata berbunga (diplomatis) sehingga fakta yang tampaknya
sepele menjadi menarik untuk diminati dan dinikmati, dan jenis berita ini
disebut feature news.
Pada kalimat “dapat disampaikan” diatas mengandung makna
bahwa dalam sebuah pemberitaan terdapat adanya batasan-batasan
tertentu. Dan batasan tersebut sering kita jumpai yakni dalam istilah etika.
Kegiatan jurnalistik sangat berkaitan erat dalam hal etika. Karna dalam
praktiknya, jurnalistik dan media bersangkutan dengan masyarakat luas. Di
Indonesia kode etik diatur dan tercantum pada pasal28 UUD 1945, Kode
etik tersebut adalah sebagai berikut;
Pasal 1, kepribadian wartawan Indonesia.
15
Wartawan indonesia adalah warga yang memiliki kepribadian betakwa
kepada Tuhan YME, berjiwa pancasila, menjunjung tinggi HAM dan
taat pada UUD 1945
Pasal 2, Pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan
Wartawan indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana
dan mempertimbangkan perlu/patut tidaknya suatu berita, tulisan,
gambar, karikatur, dan sebagainya disiarkan.
Pasal 3, cara pemberitaan dan menyatakan pendapat
Wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk
memperoleh bahan-bahan berita dan tulisan dengan selalu menyatakan
identitasnya sebagai wartawan apabila sedang melakukan tugas
meliput.
Pasal 4, Hak jawab
Setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak benar atau berisi hal-
hal yang menyesatkan, harus dicabut kembali atau diralat atas
keinsafan wartawan sendiri.
Pasal 5, Sumber Berita
Wartawan Indonesia menghargai dan melindungi kedudukan sumber
berita yang tidak bersedia disebut namanya.
Pasal 6, Kode Etik
Kode etik ini dibuat atas prinsip bahwa pertanggungjawaban tentang
pentaatannya berada terutama pada hati nurani setiap wartawan
Indonesia.
Dan kode etik untuk jurnalis individual adalah sebagai berikut;
Jurnalis dapat dipercaya akurat, jujur dan independen, dan memenuhi
janji.
Jurnalis menghormati dan sensitif terhadap standar dan selera
komunikasi.
Seorang jurnalis memiliki penghargaan yang tinggi pada privasi
personal.
Jurnalis memperlakukan orang dengan sopan dan tata krama.
16
Jurnalis memperhatikan kelengkapan dan konteks dari fakta, dan opini
yang dipakai dalam berita.
Jurnalis mau mengakui dan mengoreksi kesalahan.
Jurnalis berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap aspek
pekerjaannya.
Jurnalis mendengarkan pertanyaan dan keluhan dari publik.
Jurnalis mempertimbangkan kepentingan publik dalam menentukan
keputusan.
B. Berita Langsung (Stright News)
Straight News sebagaimana sedikit dijelaskan diatas, adalah sebuah
berita langsung (to the point). Pemberitaan dilakukan dengan cara
menyampaikan fakta utama yang terlibat itu apa adanya secara langsung,
baik hal yang menjadi pokok pada masalah tersebut ataupun apa yang
dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dengan hal
tersebut, produk straight news terdiri dari:
Matter of fact news, hanya mengutarakan fakta utama yang terlibat
dalam peristiwa itu saja.
Action news, hanya mengutarakan perbuatan, tindakan(kejadian) yang
terlibat dalam peristiwa itu saja. Dengan kata lain mengisahkan jalan
peristiwa tersebut.
Quote news, hanya mengeemukakan kutipan dari apa yang diucapkan
oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwanya.
C. Berita tak Langsung (Feature News)
Sebuah berita dimana gaya penyampaian informasinya bersifat
diplomatis yang dalam artian tidak langsung mengemukakan faktanya,
melainkan membangun fakta tersebut sehingga menarik perhatian dan
menimbulkan minat membaca, menonton atau mendengar bagi para
audience. Hal seperti ini dianggap lazim mengingat terkadang sering kita
jumpai hal kurang penting, sepele, atau hal yang sudah biasa terjadi
17
ataupun hal yang sudah lama terjadi sehingga perlu mendapat perhatian
khusus. Seperti contoh orang akan lebih nyaman makan di KFC daripada
beli ayam goreng dipinggir jalan, padahal jenis barang yang dikonsumsi
adalah sama. Dimana dari kata feature, mengandung makna utama,
istimewa, yang diutamakan atau ditonjolkan (Echols, 1975:236), sehingga
feature news dapat diartikan sebagai artikel atau berita khusus dan
istimewa atau ditonjolkan untuk bisa menarik perhatian dan dinikmati para
audience. Dan selain itu feature news tidak terikat dengan atau
mementingkan unsur waktu, melainkan menambahkan bacaan hangat
meskipun tidak disajikan secepatnya. Berbeda dengan straight news,
feature news lebih memberikan kesempatan bagi pembuatnya untuk
melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subyektif lagi.
7. Jurnalistik Warga
Istilah citizen journalism atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yakni sebagai jurnalisme warga. Muncul pertama kalinya di dunia
modern ini ketika media Gagal menjalankan fungsinya. Gerakan jurnalisme
warga ini muncul di Amerika Serikat, pasca pemilihan Presiden tahun 1988.
Gerakan ini muncul ketika publik Amerika mengalami krisis kepercayaan
terhadap media-media mainstream. Pada tahun tersebut, George Bush
mengalahkan Michael Dukakis dengan berbagai cara yang menurut pengamat
akademis membodohi publik Amerika. Bush menjadikan Dukakis sebagai
bahan ejekan, digambarkan mengenakan helm dan mengendarai tank, seperti
seorang anak kecil memegang mainan berbahaya.
Gambar 1, Mike Dukakis
18
Mike dukakis, seorang gubernur Massachusetts dan seorang calon
presiden Demokrat tahun 1988. Selama masa kampanye, Dukakis sering
dianggap terlalu “lembek” dalam masalah pertahanan negara. Saat itulah
seseorang memberikan sebuah ide untuk memfoto dirinya dalam sebuah tank
untuk memberikan kesan bahwa Dukakis sangat konsen mengenai masalah
pertahanan. Sayangnya foto tersebut malah berbuntut bencana baginya, foto
itu digunakan lawannya yakni George H.W. Bush‟s yang malah meyakinkan
publik bahwa Dukakis tidak layak menjadi pemimpin. Strategi macam ini
terbukti sukses dalam mempengaruhi pemilih.
Menurut Jay Rosen dan Davis Merrit, press Amerika saat itu telah
gagal menciptakan wacana publik yang bermakna dan penuh aksi. Sebaliknya
press malah berpihak pada konsultan politik dan berperan sebagai media
pemasaran (Public Journalism and The Wichita Eagle 1988 to
1996,http://willsthesis.com)
Pada tahun 1999, para aktivis lingkungan mendirikan Independent
Media Center (IMC) untuk merespon konferensi WTO yang dilaksanakan di
Seattle Amerika Serikat. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menarik
perhatian media internasional, akhirnya melahirkan model media alternatif.
Sejak saat itu, gerakan Indymedia berkembang secara mengejutkan. IMC
kemudian berkembang di berbagai pelosok dunia. Model pewartaan semacam
ini makin mendapat sambutan ketika internet berkembang. Berbagai layanan
seperti weblogs, chat room, mailing list, bahkan layanan video seperti
Youtube, memungkinkan siapapun menjadi pewarta.
Salah satu contoh jurnalisme warga yang fenomenal di dunia adalah
situs Oh My News. Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, situs ini pertama
terbit 22 Februari 2000 dengan moto “Setiap Warga adalah Seorang
Reporter”. Pemunculan Oh My News juga dilatarbelakangi pemilihan
presiden Korea Selatan. Hingga kini Oh My News telah memiliki 60 ribu
reporter seluruh dunia, 80% berasal dari citizen journalism dan hanya 40
orang berasal dari ”wartawan tradisional”.
19
Sedangkan di Indonesia, pada rezim orde baru diumbangkan dengan
mundurnya presiden Soeharto, di Indonesia mulai berlaku sistem reformasi,
dimana sendi-sendi refomasi ditegakan. Reformasi berdasarkan demokrasi
adalah harapan segenap warga untuk menuju Indonesia yang sejahtera. Disini
pers mengambil bagian dalam menegakan demokrasi, bahkan pers disebut
juga sebagai pilar keempat demokrasi. Kedua hal inilah yang melatar
belakangi berkembangnya sebuah sisi jurnalisme baru, yaitu jurnalisme warga
di Indonesia.
Sejak awal tahun 90, jurnalisme warga telah hadir diberbagai stasiun
radio dengan program talkshow yang disajikan oleh stasiun tersebut. Namun,
pada saat itu pemerintah melarang menyiarkan program berita. Sehingga pada
saat itu berbagai stasiun radio tersebut mengusung siaran informasi pada
program siarannya diantaranya seperti Radio Mara 106,7 FM di Bandung.
Menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif
berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun
pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa orde baru, acara siaran
tersebut sngat efektif bagi khalayak sebagai saluran untuk menyampaikan
keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.
Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community
based media di bidang penyiaran pun akhirnya terakomodasi. Kehadiran radio
dan televisi komunitas menjadi legal, legalitas ini membuat peluang
jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. Melalui radio atau televisi
komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat tentang hal-hal
terdekat dengan keseharian mereka yang biasanya luput oleh media-media
besar.
Jurnalisme warga berkembang dengan sedemikian pesat didukung
oleh perkembangan teknologi informasi di dunia maya yang menggunakan
media yang sering disebut sebagai internet. Orang-orang mulai berani
mengemukakan pikirannya karena kemudahan yang ditawarkan oleh media
internet ini dibandingkan dengan media lainnya. Jaringan internet memiliki
akses mudah, cepat dan untuk masyarakat luas seperti halnya media massa
20
lain. Tulisan yang ditampilkan atau diunggah tidak harus berasal dari
wartawan atau sorang penulis profesional yang telah berpengalaman, tetapi
orang-orang yang mau mengemukakan pemikirannya.
Liputan mengenai peristiwa tsunami di Aceh menjadi salah satu
jurnalisme warga di Indonesia yang tercatat dalam sejarah jurnalisme warga
dunia. Pada saat itu ada seorang warga yang berhasil merekam detik-detik
setelah gempa sebelum tsunami dan detik-detik ketika air bah setinggi
beberapa meter menghantam pemukiman warga di daerah tersebut. Yang
kemudian berita atau hasil rekaman tersebut disiarkan pada media tv yakni
Metro TV.
Dari sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa jurnalisme warga adalah
jurnalisme dimana warga biasa dan bukan wartawan memproduksi informasi
sendiri secara amatir tanpa adanya campur tangan media dan arus utamanya
adalah tentang isu seputar warga dan beragam informasi aktual lainnya yang
sedang hangat dibicarakan, berkembang, ataupun telah berlalu, sekehendak
hati pewartannya. Secara singkat, jurnalisme warga ini hampir seperti
demokrasi ala Indonesia, dimana “jurnalisme warga, dari warga, oleh
warga, tentang warga dan untuk warga”.
Prinsip dasar Jurnalistik warga:
Pewarta (Journalist) adalah pembaca, khalayak ramai atau siapapun yang
mempunyai informasi atas sesuatu
Siapapun dapat memberikan komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang
diterbitkan
Biasanya non-profited oriented
Masih didominasi oleh media online
Memiliki komunitas-komunitas yang sering melakukan gathering
Walaupun ada kritik tidak ada persaingan antar reporter
Tidak membedakan pewarta profesional dan amatir
Tidak ada seleksi ketat pada beritanya
Ada yang dikelola secara profesional dan ada pula yang dikelola secara
amatir
21
8. Jurnalistik Online
Jurnalistik Online adalah jurnalisme “generasi ketiga” setelah
jurnalistik cetak (print journalism) seperti suratkabar, tabloid, majalah, dan
jurnalistik elektronik (electronic journalism, broadcast journalism) seperti
jurnalistik radio dan televisi. Jurnalistik onlin berbasis pada media internet
dimana aktifitas jurnalistik dilakukan pada media internet dan dimana
pengumpulan fakta, cerita, dan laporan yang diproduksi dan didistibusikan
melalui internet.
Berbeda dengan jurnalisme warga, jurnalisme warga lebih spesifik
pada siapa jurnalis disini, dan jurnalis tersebut adalah warga biasa yang
melakukan aktifitas jurnalistik dan mengunggah berita tersebut ke berbagai
media tidak terbatas pada media internet saja. Sedangkan jurnalistik online
tidak mengharuskan siapa penulis disini. Bisa dia hanya warga biasa, ataupun
journalist proffesional. Akan tetapi penyebaran berita hanya berfokus pada
media online atau internet.
Dalam bukunya “Jurnalisme Online” A.S.M Romli membagi
karakteristik Jurnalistik Online menjadi dua bagian, yakni bagian pertama
berupa “karakteristik primer” dan bagian kedua berupa “karakteristik
sekunder” yang menjadi keunggulan jurnalistik multimedia ini dibandingkan
jurnalistik konvensional (cetak/elektronik).
Karakteristik primer:
1. Unlimited Space.
Memungkinkan halaman (page) tak terbatas. Ruang bukan masalah.
Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin, tanpa batas.
2. Audience Control.
Memungkinkan audiens (reader, user, visitor) lebih leluasa memilih
berita/informasi.
22
3. Nonlienarity.
Tiap berita berdiri sendiri sehingga audiens tidak harus membaca secara
berurutan.
4. Storage and retrieval.
Memungkinkan berita “abadi”, tersimpan (terarsipkan) dan bisa diakses
kembali dengan mudah kapan dan di mana saja.
5. Immediacy.
Menjadikan informasi bisa disampaikan secara sangat cepat dan langsung.
6. Multimedia Capability.
Memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video, dan
komponen lainnya sekaligus.
7. Interactivity.
Memungkinkan interaksi langsung antara redaksi (wartawan) dengan
audiens, seperti melalui kolom komentar dan social media sharing.
Karakteristik Skunder:
1. Produksi berita online lebih mudah dan murah ketimbang produksi berita
cetak dan elektronik.
2. Memungkinkan semua orang menjadi wartawan atau memproduksi dan
menyebarluaskan informasi (everybody can be journalist).
3. Tidak mengenal deadline. Berita dapat dipublikasikan (posting) dan diedit
kapan dan di mana saja.
4. Berita tersebar dengan cepat. Internet saat ini merupakan cara tercepat
penyebaran berita (the fastest way to report news).
5. Sirkulasi media/berita online bisa menjangkau seluruh dunia, tidak seperti
di media cetak dan elektronik (radio/TV) yang terbatas.
6. Banyak elemen yang bisa ditambahkan untuk melengkapi sebuah berita
(news story), seperti video, kotak komentar, gambar bergerak (moving
image), hyperlink, berita terkait (related news), dan sebagainya.
7. Kesalahan dalam berita atau artikel dapat dengan mudah dikoreksi dan di-
update.
23
8. Online journalism does not create a lot of jobs. Jurnalistik Online tidak
membutuhkan banyak orang (karyawan), bahkan bisa dilakukan oleh satu
orang saja.
9. Facebook
Facebook diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark
Zuckerberg sebagai media komunikasi untuk mahasiswa Harvard.Dalam
waktu dua minggu setelah diluncurkan,separuh dari mahasiswa Harvard telah
memiliki account di Facebook.Tak hanya itu,beberapa kampus di sekitar
Harvard pun meminta untuk dimasukkan di Facebook. Zuckerberg pun
akhirnya meminta bantuan 2 temannya untuk membantu mengembangkan
Facebook.Facebook pernah ditawar oleh Friendster dan Yahoo,namun itu
ditolak oleh Zuckrberg.
Pada semester selanjutnya, ia membuat dan mendaftarkan situs
www.thefacebook.com yang sudah menjadi pembicaraan utama di
lingkungan kampusnya. Tidak hanya itu, dengan bantuan beberapa teman-
temannya di program magister seperti Eduardo Saverin (business aspects),
Dustin Moskovitz (programmer), Andrew McCollum (graphic artist), dan
Chris Hughes (marketing), mereka telah berhasil memindahkan markas
mereka dari Harvard ke Palo Alto, California dalam waktu 2 tahun.
Selanjutnya mereka membeli domain www.facebook.com seharga
USD 200 ribu dengan keanggotaan yang tersebar dari kampus-kampus di
Amerika Utara dan Kanada, sampai membuka markas internasional mereka di
Dublin, Irlandia 2 tahun setelahnya.
Pada prinsipnya, dari penggunaan yang terbatas pada lingkungan
kampus telah dengan cepat berkembang menjadi bagi “siapapun yang
berumur lebih dari 13 tahun dan memiliki alamat email yang valid”, dari yang
merupakan hasil keisengan seorang mahasiswa menjadi lahan bisnis yang
menggiurkan dan membuat Zuckerberg menjadi miliader di usianya yang
baru 25 tahun dan dari yang lokal menjadi global, merupakan beberapa alasan
yang menyebabkannya menjadi suatu fenomena, karena dengan lebih dari
24
jutaan orang yang mengakses situs tersebut setiap detiknya, maka
menimbulkan suatu histeria tersendiri bagi masyarakat modern.
Kemajuan teknologi komunikasi telah menyebabkan kita tidak perlu
bersusah-payah mengirimkan surat lewat pos (walaupun hal tersebut masih
lumrah dilakukan) kemudian menunggu balasannya dalam beberapa hari atau
pekan. Dengan facebook, yang salah satu fitur favoritnya disebut dengan
istilah wall, seseorang dapat dengan mudah menuangkan isi hatinya kepada
orang yang ditujunya dalam hitungan detik; dan menerima komentar balasan,
yang apabila diinginkan oleh si penerima komentar, dalam hitungan detik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu perkembangan dalam peradaban
manusia pasti akan memberikan dampak yang memajukan dan pasti juga ada
kalanya merugikan, disadari atau tidak, dikehendaki atau tidak. Jadi, selain
dapat mempromosikan diri sendiri dan teman-teman yang dimilikinya,
facebook pun telah mendapat banyak kritik yang antara lain diakibatkan
karena rentannya situs-situs pertemanan semacam ini dengan gangguan data-
miner yang ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya data (termasuk
didalamnya data pribadi) facebookers untuk dijadikan dasar riset marketing
terhadap trend apa yang sedang berkembang dimasyarakat; karena sekali lagi
jumlah 200 juta adalah pasar yang menggiurkan bagi beberapa perusahaan
raksasa yang memang tujuan utamanya adalah meraup keuntungan
semaksimal mungkin dengan melakukan pengorbanan yang seminimal
mungkin.
Contoh nyata adalah kerjasama yang telah dibangun oleh Microsoft
Corp. Yang pada prinsipnya bekerjasama dalam bentuk kepemilikan saham
facebook oleh Microsoft dengan imbalan hak khusus Microsoft untuk
beriklan di situs www.facebook.com.
25
10. Kerangka Pikir Penelitian
Bagan 1, Kerangka Pikir Penelitian
Keterangan Bagan 1 (Kerangka Pikir Penelitian):
Media online, sebuah media baru yang dilandasi oleh teknologi
internet. Mampu menyalurkan berbagai informasi yang bersifat
worldwide, mencakup satu bumi ini secara instant dan cepat tidak
terbatas oleh waktu dan jarak. Dan juga tidak membatasi oleh siapapun
media itu digunakan, berbagai ragam kalangan masyarakat dan
dimanapun berada selama bisa menggunakan teknologi ini. Dari
teknologi ini melahirkan berbagai jenis channel atau web yang sering
dikenal dengan nama www.(nama-channel/web).com. Pengembangan
penyebaran informasi disini semakin hari semakin bervarian, dengan
munculnya berbagai situs yang menjurus pada fungsi dan
kegunaannya. Dengan fungsi sebagai web untuk mencari teman,
seperti Facebook. Dengan mendukungnya fungsi dari design web
facebook masyarakat pada suatu daerah bisa mengenal masyarakat
pada daerah lain dengan instant dan tidak memerlukan waktu lama.
Selain itu karna adanya internet atau media online, masyarakat dari
Aturan-aturan
Jurnalistik
Group Facebook
Kabar Salatiga
Berita
Teori Jurnalisme
Warga
Etika
Jurnalistik Facebook
Feedback Peran
Media Online
26
kalangan apapun bisa menggunakan media ini dengan syarat individu
tersebut bisa mengangkses dan menyambungkan pada jaringan internet
ini.
Pada bagan diatas menunjukan bahwa media online adalah sarana
utama yang mendukung pergerakan dari jurnalisme warga
berhubungan dengan studi kasus yang diteliti. Media online
memberikan berbagai kemudahan dalam menyebarkan informasi.
Facebook, sebuah jejaring sosial yang memiliki alamat
www.facebook.com memiliki fungsi dasar untuk menghubungkan tiap
individu dari berbagai daerah disetiap penjuru bumi ini. Ditunjukan
dengan anak panah pada bagan diatas, media online merujuk pada
“Facebook” memberikan pengertian bahwa media online atau internet
menjadi sarana dasar dan “Facebook” merupakan aplikasi atau bentuk
dari sarana tersebut yang terwujud dalam bentuk web dan memiliki
fungsi serta fasilitasnya sendiri yang terfokus sebagai media sosial.
Dan fitur-fitur spesial tersebut seperti chat box, notifications news,
kolom search for friend, hanya dengan memasukan nama seseorang
dapat menemukan banyak teman dari berbagai penjuru negara dan
berbagai fitur lainnya.
Group Facebook Kabar Salatiga, merupakan sebuah akun berupa
group pada jejaring sosial facebook yang memiliki nama Kabar
Salatiga (KS). Akun facebook yang berupa group, berbeda dengan
private atau individual akun, group memiliki jumlah keanggotaan.
Pada grup KS, grup ini memiliki tujuan untuk menyebarkan berita dan
berbagi info dari masyarakat Salatiga untuk Salatiga.
Pada bagan diatas ditunjukan bahwa Group Facebook Kabar Salatiga
satu lingkaran dengan “Aturan-aturan Jurnalistik”. Kerangka ini
memiliki makna bahwa Group Facebook Kabar Salatiga memiliki
aturan-aturan dalam cara mainnya atau dalam kegiatan jurnalistik dan
penyebaran berita pada grup ini.
27
Hal ini dimaksudkan untuk membahas penelitian yang dilakukan
peneliti. Bahwa kegiatan jurnalistik yang dilakukan warga Salatiga
dengan diwadahinya oleh Group Facebook Kabar Salatiga memiliki
batasan-batasan dan aturan-aturan sesuai dengan tata-tulis jurnalistik.
Pada sisi kanan bagan terdapat “Etika Jurnalistik” dan “Teori
Jurnalisme Warga” memiliki anak panah yang merujuk pada “Group
Facebook Kabar Salatiga”. Hal ini mememiliki maksud untuk
membedah aktifitas jurnalisme yang dilakukan oleh para warga atau
member yang aktif pada media sosial ini yang berupa group facebook
kabar Salatiga, sudah bisa atau tidak disebut sebagai kegiatan
jurnalistik warga. Dinilai dari hubungan antara etika jurnalistik dan
berbagai teori jurnalisme warga.
Berita (news), adalah perwujudan atau bentuk dari apa yang diposting
oleh warga Salatiga pada grup facebook ini. Berita itupun sendiri
memiliki berbagai jenis berita. Dari berita tersebut beragam pesan
bermunculan yang diunggah oleh tiap” individu masyarakat Salatiga
yang aktif pada grup ini. Pada penelitian ini berita adalah sumber
empirik guna melihat bagaimana peran jurnalisme warga pada grup
facebook kabar Salatiga. Yang akan ditarik kesimpulan dari dampak
yang terjadi dengan masyarakat dengan munculnya berita tersebut.
Struktur terakhir pada bagan diatas menunjukan adanya Peran dan
Feedback. Dalam artian disini, berita sebagai produk dari kegiatan
jurnalistik warga pada grup facebook kabar Salatiga akan
menimbulkan feedback pada khalayak yang aktif dan menyimak berita
dalam group ini. Dari banyaknya khalayak yang aktif disini, berbagai
ulasan dan feedback tersebut memiliki point yang penting sebagai
saran ketika mengkritisi suatu masalah dalam berita tersebut dan
sebagai wadah bagi warga Salatiga untuk menyuarakan keinginannya.
Merujuk pada penelitian untuk mengetahui peran jurnalisme warga
pada Group Facebook Kabar Salatiga maka akan diulas bagaimana
28
peran jurnalisme warga dari berbagai feedback atau dampak yang
muncul sebagai sumber dokumentasi.
11. Jurnal Terdahulu
Tabel 2.1.
Jurnal Terdahulu
No Nama
Peneliti Jurnal Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
1 Intan
Duhita
Ragam Bahasa
Update Status
Kualitatif,
Deskriptif
Facebooker jarang menggunakan satu style
ketika update status. Dan mereka ingin
menggambarkan keadaan dirinya ketika
update status
2
Dewi
Kartika
Sari
Perilaku
Penggunaan Internet
Oleh Remaja di
Salatiga Dalam
Perspektif Media
System Dependency
Theory
Kuantitatif,
Deskriptif
Perilaku Remaja yang dipotret dengan
media system dependency theory,
Responden paling banyak menggunakan
media televisi disusul dengan media
internet sebagai aktifitas kedua dalam
bermedia. Namun, disisi lain internet
sebagai media yang paling sering
digunakan responden dalam mencari
informasi dan televisi sebagai media
keduanya.
3
Dr.
Erman
Anom,
MM
Jurnalisme Bebas
dan Bertanggung
Jawab
Kualitatif,
Deskriptif
Kunci untuk tidak terjerumus ke dalam
“dosa jurnalistik”, dan untuk tidak
melakukan
praktek jurnalistik yang menyimpang
dengan melaksanakan empat fungsi sosial
media massa
adalah melalui pendidikan dan pelatihan
jur-nalistik yang terarah dan terprogram
guna
meningkatkan profesionalisme.
Sumber: http://ejournal.uksw.edu/cakrawala