65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian
Pendekantan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pada salah satu jenis penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh,
dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab
akibat.1 Penelitian eksperimen juga merupakan perancangan percobaan
disertai pembahasan analisis yang akan digunakan, dalam suatu eksperimen
mengandung suatu uji coba (trial) atau pengamatan khusus yang dibuat untuk
menegasi atau membuktikan keadaan yang sebaliknya dari sesuatu yang
meragukan, di bawah kondisi khusus yang ditentukan oleh peneliti.2
Penelitian eksperimen dibagi tiga macam yaitu eksperimen murni
(true experimental), eksperimen semu (quasi experimental), dan eksperimen
lemah (pra-experimental). Dari tiga macam penelitian eksperimen tersebut,
maka eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah eksperimen
murni (true experimental). Dikatakan true experimental (eksperimental
murni) karena mampu secara eksplisit memanipulasi satu atau lebih variabel
independen dan mengelompokkan subjek atau partisipan kedalam kelompok
kontrol atau eksperimen yang umumnya untuk mencapai randomisasi. Ciri
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 194. 2Suwanda, Desain Eksperimental Untuk Penelitian Ilmiah, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 2.
65
66
utama dari true experimental adalah, sample dipilih secara random dan ada
kelompok kontrol.
Keuntungan dan kerugian antara eksperimen murni dengan
eksperimen semu dapat dipahami dari manipulasi yang dilakukan oleh
peneliti terhadap variabel independen memungkinkan terpenuhinya kondisi
hubungan kausalitas atau sebab akibat pada desain eksperimen murni, metode
mengendalikan atau menetralisir pengaruh variabel non eksperimen terhadap
variabel dependen sangat berbeda antara eksperimen murni dibandingkan
dengan eksperimen semu (semakin tinggi tingkat pengendalian semakin
mendekati eksperimen murni) dan desain eksperimental murni memiliki
validitas internal yang lebih tinggi serta validitas eksternal yang lebih rendah
dibanding desain eksperimen semu.3
Namun perlu dipahami secara benar, perbedaan antara eksperimen
murni dengan eksperimen semu bukanlah untuk menarik kesimpulan bahwa
yang satu lebih baik dari yang lainnya, tetapi perbedaan itu terletak pada
bagaimana data penelitian itu diperoleh pada saat penelitian itu dilaksanakan,
dan perlu ditegaskan bahwa jika mendesain suatu penelitian dimana variabel
independennya tidak dapat dimanipulasi, maka penelitian tersebut bukanlah
penelitian eksperimen.
Penelitian Eksperimen ini akan dilaksanakan dengan desain Pre Test
And Post Test Control Group yaitu menerapkan strategi pembelajaran
learning cycle pada pembelajaran IPA kelas V di MI Sunan Gunung Jati dan
3Imam Ghozali, Desain Penelitian Eksperimental Teori, Konsep Dan Analisis Data
Dengan SPSS 16.0, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2008), hlm. 18.
67
MI Ma’arif I Sukun Malang dengan tujuan mengefektifkan proses
pembelajaran, meningkatkan daya ingat siswa dan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan seperti berikut:
R O1 X O2
R O3 C O4
Dimana : R = Random
X = Treatmen
C = Control
O1 = Kelompok Eksperimen Diberi Pre Test
O2 = Kelompok Eksperimen Diberi Post Test
O3 = Kelompok Kontrol Diberi Pre Test
O4 = Kelompok Kontrol Diberi Post Test
Pencapaian Pada Kelas Eksperimen: X = O2 – O1
Pencapaian Pada Kelas Kontrol: C = O4 – O3
Ada dua kelompok yang masing-masing dipilih dari rombong belajar
suatu sekolah. Kelompok satu diberi treatmen (perlakuan) dan disebut sebagai
kelompok eksperimen yaitu siswa kelas V MI Sunan Gunung Jati, sedangkan
kelompok kedua tidak diberi treatmen kelompok ini disebut sebagai
kelompok kontrol yaitu siswa kelas V MI Ma’arif I Sukun Kota malang.
Setelah kelompok eksperimen diberi treatmen (perlakuan), kelompok
tersebut di tes, perlakuan yang dimaksud adalah penerapan pembelajaran IPA
materi Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya dengan
strategi belajar learning cycle. Demikian juga dengan kelompok kontrol, tetap
68
diajarkan materi yang sama namun tidak menggunakan media dan strategi
pembelajaran yang sama, dengan kata lain pada kelompok kontrol
pembelajarannya dilakukan dengan cara konvensional semata. Setelah
pembelajaran selesai, hasil ujian dari kedua kelompok tersebut
diperbandingkan apakah ada perbedaan statistik yang signifikan atau tidak.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam suatu penelitian disebut sebagai populasi, Arikunto
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek
penelitian tersebut dapat berupa guru, siswa, kepala sekolah, lembaga
pendidikan (jurusan, fakultas, kantor dsb), organisasi (komite sekolah, dewan
sekolah, dsb) atau benda-benda seperti bangunan sekolah.4
Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan cara
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan
proses penelitian yang kompeten dibidangnya.5 Teknik ini juga digunakan
untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel
wilayah.6 Penetapan sampel pada teknik ini adalah berdasarkan ciri-ciri atau
sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
4Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , hlm. 250. 5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D
Cetakan 13, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 124. 6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V,
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 116.
69
sifat atau ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata
lain penggunaan teknik sampel ini memang memiliki tujuan tertentu.7
Sebagaimana observasi yang telah dilakukan di lokasi penelitian, telah
didapatkan informasi yang sudah diyakini benar keadaannya, sehingga
penetapan peserta didik yang menjadi sampel penelitian ini tidak perlu lagi
diragukan lagi kebenarannya dan tidak berdasarkan pada perkiraan atau
dugaan semata. Sebagaimana yang dijelaskan Nanang Martono, bahwa dalam
teknik purposive sampling peneliti memilih orang sebagai sampel dengan
memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi
dengan topik penelitian yang akan dilaksanakan.8
Ciri-ciri dari peserta didik yang telah didapatkan peneliti pada saat
observasi langsung dan menjadikan mereka layak sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah (1) Peserta didik memang tidak memiliki semangat atau
motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran IPA, (2) Nilai mata
pelajaran IPA yang mereka peroleh pada materi sebelumnya juga sangat
rendah, (3) Peserta didik tidak memiliki daya ingat yang tinggi untuk
memahami materi pembelajaran IPA, (4) Peserta didik kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran hanya berlalu begitu saja.
Dengan penetapan teknik pengambilan purposive sampel, peneliti memahami
bahwa hal di atas merupakan alasan tertentu mengapa peserta didik pada
lokasi penelitian layak menjadi sampel penelitian ini.
7Nohammad Kasiran, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif, (Malang: UIN
MALIKI Press, 2010), hlm. 263. 8Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Ananlisis Isi Dan Analisis Data
Sekunder Cetakan I, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 70.
70
Adapun subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I Sukun Malang. Untuk
lebih jelas pemaparan sabjek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I Sukun Malang
No Siswa kelas III Jumlah siswa
1 Kelas V MI Sunan Gunung Jati 12
2 Kelas V MI Ma’arif I 26
Jumlah total 28
Pada tabel di atas diketahui bahwa keseleuruhan subjek adalah 28
orang. Dengan demikian jelaslah bahwa penulis penggunaan teknik purposive
sampling dalam melakukan penetapan subjek penelitian ini dan menetapkan
seluruh siswa dari kedua sekolah sebagai subjek penelitian adalah hal yang
tepat.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Pra-eksprimen
a. Melakukan studi dokumentasi dan observasi awal terhadap kelas V
MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I di Kelurahan Sukun,
Kecamatan Sukun, Kota Malang untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan siswa saat belajar, daya ingat siswa terhadap materi
pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
b. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai
instrumen pre-tes dan post-tes yang berjumlah 75 butir soal
71
c. Melakukan judgement uji istrumen yang akan digunakan kepada para
ahli atau guru IPA
d. Merevisi istrumen yang dianggap kurang valid oleh para ahli (kepala
MI Sunan Gunung Jati, MI Ma’arif I, Guru IPA Kelas V dari kedua
sekolah) yang memberikan pendapat terhadap item instrumen
e. Melakukan uji coba instrumen kepada selain subjek penelitian yaitu
30 siswa kelas VI MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I sukun
Malang
f. Memberikan pemahaman kepada guru yang akan menjadi team
teaching saat penelitian dilakukan
g. Menyusun rangkaian pembelajaran dengan menggunakan media card
sort dan strategi learning cycle yang berkolaborasi dengan guru
h. Mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan materi pembelajaran
i. Menetapkan waktu pre tset, pelaksanaan eksperimen dan post test.
2. Pelaksanaan Eksprimen
a. Melakukan pre test pada kedua sekolah lokasi penelitian
b. Melakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen di MI Sunan
Gunung Jati, dengan materi IPA BAB V Penyesuaian Makhluk Hidup
Dengan Lingkungannya (Penyesuaian Hewan dan Tumbuhan
Terhadap Lingkungan), menggunakan media card sort dan strategi
learning cycle selama enam jam pelajaran
72
c. Guru IPA melakukan penilaian sikap dan penilaian psikomotorik
terhadap seluruh peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran
dengan draf penilaian yang sudah disusun sebelumnya
d. Memberikan latihan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada akhir pembelajaran sebelum melakukan post test sebagai
data tambahan
e. Melakukan post-tes terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol setelah pembelajaran selesai;
3. Pasca Eksprimen
a. Mengumpulkan hasil pre test dan post test
b. Mengolah data pre test dan post test untuk selanjutnya dilakukan
pengujian dengan penghitungan statistik untuk menguji hipotesis
dengan cara manual dan menggunakan program SPSS
c. Penarikan kesimpulan sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan
d. Menyusun laporan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Perencanaan prosedur di atas merupakan langkah-langkah penelitian
yang akan dilakukan nantinya, dan merupakan panduan dasar dalam
pelaksanaan penelitian sehingga penelitian dapat terlaksana dengan dengan
prosedur penelitian yang benar dan terstruktur dengan baik.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan sauatu hal yang penting bagi semua ilmu
pengetahuan, karena dengan instrumen memungkinkan suatu data dapat
dicapai di bawah kondisi yang telah diketahui, menstandarkan prosedur data
73
tambahan dari suatu eksperimen dengan eksperimen lainnya, dapat membuat
informasi direkam secara permanen untuk dianalisa di masa yang akan datang
dan melalui instrumen memungkinkan suatu pengukuran kejadian yang
secara langsung tidak dapat diobservasi melalui panca indera.9 Dengan kata
lain instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian, isntrumen yang disusun dan digunakan untuk mendapatkan data
pada penelitian adalah sebagai berikut.
1. Tes Tertulis
Instrumrn tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.10 Tes tertulis
yang digunakan merupakan butir soal yang memiliki beberpa jawaban
pengecoh, diberikan kepada subjek penelitian untuk mengukur kemampuan
mereka, dalam penelitian ini instrumen tes yang disusun adalah berbentuk
pilihan berganda (Multiple Choice).
Konsep tes yang digunakan adalah dengan konsep Pre Test dan Post
Test. Pre Test adalah tes awal yang diberikan kepada peserta didik sebelum
pembelajaran menggunakan media card sort dan strategi learning cycle,
pemberian tes ini berlaku pada dua kelopok penelitian nantinya untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
9Muhammad Junaidi Ghodi, Dasar-Dasar penelitian Eksperimen Untuk Bidang:
Kedokteran, Farmasi, Pendidikan, Psikologi, Sosiologi dan lain -lain, (Surabaya: Usaha Nasional,
1988), hlm. 324. 10 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Sustu pendekatan praktik , (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 193.
74
Post Test adalah tes akhir yang digunakan untuk mengukur
perubahan kemampuan siswa dalam memecahkan soal ujian yang diberikan
setelah pembelajaran menggunakan media card sort dan strategi learning
cycle pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya. Butir
tes soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 butir soal yang
berbentuk pilihan ganda dengan rincian: 25 soal dari materi penyesuaian diri
tumbuhan terhadap lingkungan, 50 soal dari materi penyesuaian hewan
terhadap lingkungannya.11
Sebelum tes tertulis digunakan untuk mengukur perubahan
kemampuan siswa mengenai materi penyesuaian diri makhluk hidup dengan
lingkungannya setelah menggunakan media card sort dan strategi learning
cycle, instrumen tes terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
instrumen.
1.a Validitas Instrumen
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
suatu alat ukur.12 Instrument dikatakan kurang valid jika instrument
tersebut yang memiliki validitas rendah. Pengujian validitas dilakukan
untuk mengetahui apakah tes yang akan digunakan dalam penelitian
dapat dan tidaknya mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa
yang hendak dan seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas soal.
Sebelum mengujikan instrument kepada selain sampel penelitian,
instrumen terlebih dahulu dilakukan uji validitas konstruk dan validatas
11Instrumen Tes Pilihan Berganda Dicantumkan Pada Lampiran Penelitian 12Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian… hlm. 211.
75
isi yaitu dengan melakukan analisis butir soal dengan meminta pendapat
dari ahli (judgment experts) terhadap instrumen yang akan diuji. Para ahli
tersebut, diminta tanggapannya terhadap instrumen yang telah
dikonstruksi, mungkin melakukan perbaikan, dirombak secara total atau
tidak ada perbaikan.13
Para ahli (judgment experts) yang dimaksud adalah orang yang
memiliki komptensi dalam bidang tersebut, kepada orang profesional
(professional judgement), orang yang menekuni bidang tersebut guru dan
orang yang memiliki kompetensi untuk memberikan penilaian (interrate
judgement).14 Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Guru IPA
yang sudah lama menekuninya yaitu Yulia Distri Andini guru IPA kelas
V MI, Sumartiasih guru IPA MI Ma’arif I, Marjam Kepala MI Sunan
Gunung Jati dan Sri Yuliani Kepala MI Ma’arif I Sukun malang.
Untuk keperluan penilaian, kepada para penilai diberikan tabel
kisi-kisi penulisan soal, lembar soal, dan lembar penilaian. Penilaian
tersebut meliputi empat pilihan yaitu: Valid (V), Cukup Valid (CV),
Kurang Valid (KV) dan Tidak Valid (TV). Kemudian para penilai
diharapkan untuk memberikan komentar, saran terhadap butir soal.
Berdasarkan analisis instrumen yang dilakukan, dinyatakan bahwa
instrumen penelitian masih perlu direvisi lagi untuk kevalidan instrumen.
Setelah melakukan uji validitas konstruk dan validatas isi dengan
meninta pendapat dari ahli (judgment experts), maka selanjutnya
13Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 352. 14Perwanto, Istrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), hlm 126.
76
instrument tersebut diuji cobakan kepada subjek selain subjek penelitian
yaitu siswa kelas 6 MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I Sukun
Malang. Untuk mengetahui validitas uji intrumen yang dihubungkan
dengan kriteria digunakan suatu uji statistik, yaitu dengan teknik korelasi.
Teknik korelasi yang digunakan adalah menurut Suharsisni Arikunto
dengan memakai rumus product moment sebagai berikut:15
rXY =N ∑ XY − (∑X)(∑Y)
√{N ∑ X2 − (∑ x)2}{N ∑ Y2 − (∑ Y)2}
Setelah diperoleh keofisien korelasinya kemudian diuji juga
tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus t, dimana t-hitung >
dari t-tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk=N-2, maka soal
tersebut valid.
1.b Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah konsistensi bila mana tes tersebut diuji berkali-
kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan
tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan.
Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien reliabilitas yang
bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya semakin mendekati 1
maka semakin reliabel dan sebaliknya.
Setelah diketahui item instrumen yang valid, selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas instrument yang berorientasi pada pengertian
bahwa tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data. Uji reliabilitas instrument
15 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian… hlm. 213.
77
sendiri menggunakan koefisien Crobach Alpha menggunakan alat SPSS
Versi 16 For Windows. Suatu tes dikatakan reliable jika nilai r alpha yang
dihasilkan adalah positif dan lebih besar r tabel.
2. Observasi
Oebservasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun yang dibuat untuk mencapai
tujuan tertentu.16 Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
melakukan pengamatan dan pencatatan fenomena kegiatan pembelajaran
dalam penerapan Media Card Sort Dan Strategi Learning Cycle. Untuk
memperoleh fenomena kegiatan pembelajaran dengan media card sort dan
strategi learning cycle, peneliti menggunakan beberapa item observasi yang
terstruktur berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditetapkan pada
lembar observasi sebagai landasan acuan pengamatan.17
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua belah pihak untuk
memperoleh data sesuai dengan tujuan yang dimaksud.18 Wawancara yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, dimana
peneliti melakukan wawancara dengan responden (guru dan siswa) dengan
mengajukan pertanyaan sesuai dengan indikator pertanyaan yang sudah
direncanakan terlebih dahulu. Adapun tujuan wawanacara dilakukan adalah
16Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur) , (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 153. 17Dicantumkan dalam lampiran penelitian . 18 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 168.
78
untuk mengetahui bagaimana penerapan media card sort dan strategi
learning cycle di MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I Sukun Malang.
E. Analisis Data
Analisis data adalah pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema, analisis data
merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, setelah data
terkumpul lengkap, karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kuantitatif maka data harus diolah dengan sistem pengolahan data kuantitatif
juga. Berdasarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, maka
analisis data dapat dilakukan dengan Analisis Statistik. Adapun rencana
analisiss statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan program SPSS 16.
Dalam penelitian ini, data yang dianalisis adalah hasil nilai tes tertulis,
nantinya hasil analisis ini akan digunakan untuk menguji apakah ada
perbedaan prestasi siswa sebelum dan sesudah penelitian dilakukan. Kriteria
pengujian adalah jika signifikansinya < (lebih kecil) dari 0,05 maka Ho
ditolak, artinya ada perbedaan prestasi yang signifikan setelah strategi
learning cycle diterapkan dan apabila signifikansinya > (lebih besar) dari 0,05
maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan prestasi yang signifikan
setelah strategi learning cycle diterapkan di MI Sunan Gunung Jati dan MI
Ma’arif I Sukun Malang..