28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman penggunaannya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mengidentifikasi
masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dilakukan analisis
masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan
Boyolali. Dari hasil analisis masalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan
Boyolali memiliki permasalahan belajar tentang motivasi belajar siswa. Dalam
inti pembelajaran nampak guru menggunakan metode ceramah pada saat
membahas / menyampaikan materi tentang koperasi. Siswa tidak terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengar penjelasan materi dari
guru yang sifatnya hafalan. Tidak ada aktivitas bertanya yang dilakukan siswa
kepada guru. Siswa hanya menempati tempat duduk masing-masing selama proses
pembelajaran berlangsung. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Keadaan seperti ini
membuat beberapa siswa terlihat bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti
proses belajar mengajar di kelas. Motivasi dan semangat belajar siswa menjadi
rendah, siswa kurang aktif dalam menyampaikan gagasannya, siswa juga kurang
antusias dalam proses belajar mengajar karena pemahaman siswa terhadap materi
masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, dilakukan perbaikan dengan
menggunakan model pembelajaran TPS. Langkah pertama diawali dengan diskusi
dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan. Kegiatan
29
yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yang
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 2.3
mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman penggunaannya dengan indikator mendiskusikan masalah
kesenjangan komunikasi, kemudian menentukan tujuan pembelajaran sesuai
dengan indikator yang akan dicapai, media yang digunakan dalam pembelajaran
ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, buku paket
IPS BSE kelas 4, perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket motivasi
belajar IPS (lampiran 8), kemudian lembar observasi pelaksanaan model
pembelajaran TPS untuk mengetahui sesuai pelaksanaan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses
pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan
tindakan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan rincian sebagai
berikut:
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilakukan pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015.
Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan sesuai
dengan RPP yang telah disusun/dirancang. Kegiatan pertama pada awal
pembelajaran guru mengucap salam, mengkondisikan kelas agar siap menerima
pelajaran, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, melakukan apersepsi dengan
memberi pertanyaan “siapa yang di rumah mempunyai kentongan?”, siswa
menyimak tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa supaya semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti diawali dengan siswa menyimak penjelasan dari guru
tentang teknologi komunikasi. Setelah siswa memahami materi yang disampaikan
oleh guru, selanjutnya siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah
30
kesenjangan teknologi komunikasi. Siswa berpikir secara individu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa dibentuk
kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan topik yang diberikan oleh
guru yaitu masalah kesenjangan teknologi komunikasi. Kelompok berpasangan
dilakukan bersama teman sebangkunya. Pada pertemuan pertama ini siswa
bersama teman diskusinya mengumpulkan bahan tentang topik yang diberikan
oleh guru. Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Siswa menerima refleksi
dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan seputar teknologi komunikasi.
Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama ini dilakukan
pengamatan oleh observer. Saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir
pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa
dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.
Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat 15 Mei 2015. Kegiatan
yang dilakukan pada pertemuan kedua ini guru masih melanjutkan pembelajaran
dari pertemuan pertama dengan materi yang sama yaitu teknologi komunikasi.
pada awal pembelajaran guru mengucap salam, kemudian mengkondisikan kelas
agar siap menerima pelajaran, selanjutnya berdoa, guru mengabsen kehadiran
siswa, melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan “siapa yang mempunyai
HP? Apa kegunaan dari HP?”. Guru mengulas kembali materi pada pertemuan
pertama tentang teknologi komunikasi. Siswa kembali berdiskusi dengan teman
sebangkunya tentang masalah kesenjangan teknologi komunikasi. Kemudian
masing-masing kelompok melaksanakan kegiatan sesuai lembar kerja siswa yang
diberikan oleh guru. Guru memantau dan memberi pengarahan jalannya diskusi.
Selanjutnya tiap kelompok menuliskan jawabannya di lembar yang telah
disediakan guru. Setelah semuanya selesai, tiap kelompok mensharingkan hasil
diskusinya di depan kelas. Kemudian guru dan siswa melakukan diskusi untuk
31
penarikan kesimpulan. Siswa bertanya tentang materi teknologi komunikasi yang
belum dipahami. Di akhir pembelajaran, observer membagikan angket motivasi
belajar IPS untuk diisi secara individu dan jujur.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran
pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran TPS ini
akan dilanjutkan ke sikulus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan
refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang
dilakukan observer.
Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran TPS dalam upaya untuk meningkatkna motivasi belajar siswa. Hasil
observasi tindakan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran TPS secara
rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut:
32
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Siswa
Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT Jumlah T TT Jumlah
f % f % f % f % f % f %
1 Kegiatan
Awal 4 26,67 2 13,33 6 40 5 33,33 1 6,67 6 40
2 Kegiatan
Inti TPS 5 33,33 1 6,67 6 40 6 40 0 0 6 40
3 Kegiatan
Akhir 3 20 0 0 3 20 3 20 0 0 3 20
Jumlah 12 80 3 20 15 100 14 93,33 1 6,67 15 100
Sumber : Data Primer Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran
melalui model TPS pada siklus 1 yang meliputi pengamatan kegiatan siswa pada
awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan model pembelajaran TPS
dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukkan
kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, salah satu teman
memimpin untuk berdoa, dan menyimak apersepsi. Pada kegiatan awal, siswa
belum menyimak motivasi dan tujuan pembelajaran, hal ini dikarenakan guru
belum menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti
pembelajaran terdiri atas 6 kegiatan kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan
dari model pembelajaran TPS yang menjadi fokus dari pengamatan yaitu terdiri
dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share (berbagi). Hampir seluruh
kegiatan inti pada pertemuan pertama dilakukan dengan baik oleh siswa, namun
beberapa siswa ada yang tidak melakukan diskusi dengan baik.
Pada pertemuan kedua, sekitar 95% kegiatan sudah dilakukan dengan baik
oleh siswa. Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus
1 muncul kelebihan dan pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa,
ketertarikan siswa pada mata pelajaram IPS, dan antusias siswa dalam berdiskusi.
33
Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS yang
dilakukan oleh guru secara rinci akan disajikan pada tabel 4.2 yaitu distribusi
tindakan model pembelajaran TPS Guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali
semester 2 tahun ajaran 2014/2015 Siklus 1, berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Guru
Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT Jumlah T TT Jumlah
f % f % f % f % f % f %
1 Kegiatan
Awal 4 26,67 2 13,33 6 40 5 33,33 1 6,67 6 40
2 Kegiatan
Inti TPS 5 33,33 1 6,67 6 40 6 40 0 0 6 40
3 Kegiatan
Akhir 3 20 0 0 3 20 3 20 0 0 3 20
Jumlah 12 80 3 20 15 100 14 93,33 1 6,67 15 100
Sumber: Data Primer
Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan
melalui model pembelajaran TPS pertemuan pertama pada siswa. Pada pertemuan
pertama ini nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik, guru
mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai, menunjuk salah seorang siswa
untuk memimpin berdoa, melakukan apersepsi. Pada pertemuan pertama guru
memiliki beberapa kekurangan yaitu guru belum memberikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru belum membimbing
masing-masing kelompok dalam melakukan diskusi. Pemantauan guru pada siswa
tidak menyeluruh dan merata, sehingga ada beberapa siswa yang nampak diam
dan tidak ikut memecahkan masalah yang diberikan. Sedangkan kelebihan dari
guru yaitu guru mampu menumbuhkan rasa ketertarikan pada materi, keinginan
siswa untuk mendapat nilai yang bagus, dan antusias siswa dalam berdiskusi
kelompok.
34
Pada saat pertemuan kedua, guru sudah mulai baik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS. Kelebihan pada
pertemuan kedua ini guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
guru mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran IPS dengan
baik.
Hasil Motivasi Belajar IPS Siklus 1
Hasil skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS yang
diperoleh dari lembar angket yang terdiri dari 16 butir pernyataan motivasi
belajar. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 4 aspek, diantaranya aspek
minat, aspek kesesuaian, aspek harapan, dan aspek kepuasan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan pada
tabel 4.3 halaman berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Pada Siklus 1
No
Motivasi Siswa
Skor Motivasi Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1 12-16 Tinggi 19 63,3
2 7-11 Sedang 8 26,7
3 ≤6 Rendah 3 10
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa hasil instrumen penilaian pada siklus
1 diketahui jumlah siswa dengan kriteria tinggi sebanyak 63,3% (19 siswa), siswa
dengan kriteria sedang sebanyak 26,7% (8 siswa), dan siswa dengan kriteria
rendah sebanyak 10% (3 siswa).
35
Gambar 4.1
Grafik Garis Skor Motivasi Belajar IPS Siklus 1
Dari gambar 4.1 grafik garis diatas yang memiliki skor motivasi belajar
terendah dengan skor 5 sebanyak 1 siswa, skor 6 sebanyak 2 siswa, skor 8
sebanyak 1 siswa, skor 9 sebanyak 2 siswa, skor 10 sebanyak 2 siswa, skor 11
sebanyak 3 siswa, skor 12 sebanyak 2 siawa, skor 13 sebanyak 5 siswa, skor 14
sebanyak 6 siswa, dan skor 15 sebanyak 6 siswa.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di
daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada hasil
refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus 1.
Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan pada
siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Pada siklus 2
menggunakan materi dengan kompetensi dasar 2.4 Mengenal permasalahan sosial
di daerahnya.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8
sko
r m
oti
vasi
be
laja
r IP
S
jumlah siswa
siklus 1
36
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dengan menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. RPP yang dibuat dibagi
dalam 2 pertemuan. Selanjutnya secara bersama juga dilaksanakan observasi
pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS oleh guru dan siswa.
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 dengan
alokasi waktu 2X35 menit. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Seperti yang telah dirancang dalam RPP, kegiatan awal pada pertemuan
pertama yaitu guru mengucap salam, mengkondisikan kelas, berdoa, selanjutnya
mengabsen kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan
apersepsi dengan memperlihatkan salah satu gambar tentang masalah pencemaran
air dan menanyakan pendapat siswa tentang masalah tersebut. Setelah itu guru
memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran
yang akan dilaksanakan. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Kegiatan inti diawali dengan siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang masalah sosial di lingkungan setempat. Siswa begitu tertarik dengan
materi masalah sosial di lingkungan setempat. Setelah itu siswa mendapat tugas
dari guru tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan. Siswa berpikir
tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan secara individu dengan waktu
yang telah ditentukan. Nampak siswa membaca kembali materi masalah sosial
kemiskinan sebelum mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah semua
siswa menyelesaikan tugas tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan,
siswa dibentuk kelompok berpsangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap
siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah
mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman sebangkunya.
Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan
mengenai jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Setiap siswa
37
memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara
bersama.
Pada akhir pembelajaran siswa menerima refleksi dari guru, dan
mendengarkan penjelasan guru tentang langkah yang akan dilakukan pada
pertemuan kedua.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 dengan
alokasi yang sama pada pertemuan pertama yaitu 2X35 menit. Pertemuan kedua
terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dengan menyuruh siswa
merapikan tempat duduk, kemudian dilanjutkan berdoa yang dipimpin oleh ketua
kelas. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dan melakukan apersepsi
dengan memberi pertanyaan “Apa penyebab anak putus sekolah?”. Kemudian
siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pada kegiatan inti, guru mengulas kembali materi dari pertemuan pertama.
Kemudian siswa kembali dikelompokkan dengan teman sebangkunya untuk
melanjutkan diskusi dari pertemuan pertama tentang upaya mengatasi masalah
sosial kemiskinan. Siswa sangat antusias dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
Tiap kelompok berusaha mengerjakan dengan sebaik mungkin, supaya
mendapatkan skor yang tinggi di antara kelompok yang lain. Setelah tiap
kelompok menyelesaikan tugasnya, tiap kelompok mensharingkan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada saat mensharingkan di depan kelas, kelompok
yang lain memperhatikan dan menyimak hasil dari diskusi kelompok lain. Setelah
mensharingksn di depan kelas, guru dan siswa melakukan diskusi untuk penarikan
kesimpulan. Nampak siswa menyimak dan menulis kesimpulan dari materi
masalah sosial kemiskinan. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum diketahui tentang masalah sosial di lingkungan setempat. Guru dan
siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini
38
Kegiatan selanjutnya observer membagikan angket motivasi belajar untuk diisi
secara individu. Setelah itu siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 5). Dari hasil pengamatan dapat
dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan
pembelajaran pertemuan kedua.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan
refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang
dilakukan observer.
Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran TPS dalam upaya untuk meningkatkna motivasi belajar siswa. Hasil
analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Siswa
Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
No Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT Jumlah T TT Jumlah
f % f % f % f % f % f %
1 Kegiatan
Awal 6 40 0 0 6 40 6 40 0 0 6 40
2 Kegiatan
Inti TPS 6 40 0 0 6 40 6 40 0 0 6 40
3 Kegiatan
Akhir 3 20 0 0 3 20 3 20 0 0 3 20
Jumlah 15 100 0 0 15 100 15 100 0 0 15 100
Sumber : Data Primer
Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
39
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran
melalui model pembelajaran TPS pada siklus 2 yang meliputi pengamatan
kegiatan siswa pada awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan model
pembelajaran TPS, dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukkan
kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, kemudian salah satu
teman memimpin untuk berdoa dan dilanjutkan mengecek kehadiran siswa yang
dilakukan oleh guru. Sebelum pelajaran dimulai, siswa nampak menyimak
apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam
kegiatan inti pembelajaran terdiri atas 6 kegiatan kegiatan, 3 diantaranya
merupakan kegiatan dari model pembelajaran TPS yang menjadi fokus dari
pengamatan yaitu terdiri dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share
(berbagi). Seluruh kegiatan inti pada pertemuan pertama dilakukan dengan baik
oleh siswa. Dalam kegiatan penutup nampak semua kegiatan telah dilakukan
dengan baik oleh siswa.
Pada saat pertemuan kedua, 100% kegiatan pembelajaran sudah dilakukan
dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan inti terdiri dari 6 kegiatan, 3 diantaranya
merupakan kegiatan model pembelajaran TPS yang menjadi focus dari
pengamatan yaitu terdiri dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share
(berbagi). Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus 2
ini motivasi belajar siswa sudah terlihat lebih tinggi dibanding pada kegiatan
pembelajaran siklus 1.
Aktifitas kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS yang
dilakukan oleh guru, secara rinci akan disajikan pada tabel 4.5 yaitu distribusi
tindakan model pembelajaran TPS Guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 2, berikut ini:
40
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Guru
Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
No Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT Jumlah T TT Jumlah
f % f % f % f % f % f %
1 Kegiatan
Awal 6 40 0 0 6 40 6 40 0 0 6 40
2 Kegiatan
Inti TPS 6 40 0 0 6 40 6 40 0 0 6 40
3 Kegiatan
Akhir 3 20 0 0 3 20 3 20 0 0 3 20
Jumlah 15 100 0 0 15 100 15 100 0 0 15 100
Sumber: Data Primer
Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan
melalui model pembelajaran TPS pertemuan pertama pada siswa. Pada pertemuan
pertama ini nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik, guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru mengkondisikan kelas
sebelum pelajaran dimulai, menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin
berdoa, melakukan apersepsi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada saat pertemuan kedua, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS, dibandingkan pada
pertemuan pertama. Guru melaksanakan pembelajaran secara optimal. Kelebihan
pada pertemuan kedua ini guru telah memberikan pemantauan dan bimbingan
kepada setiap kelompok. Keseluruhan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua sudah dilaksanakan semua dengan baik.
Hasil Motivasi Belajar IPS Siklus 2
Hasil skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS yang
diperoleh dari lembar angket yang terdiri dari 16 butir pernyataan motivasi
41
belajar. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 4 aspek , diantaranya aspek
minat, aspek kesesuaian, aspek harapan, dan aspek kepuasan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan pada
tabel 4.6 halaman berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Pada Siklus 2
No
Motivasi Siswa
Skor Motivasi Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1 12-16 Tinggi 26 86,67
2 7-11 Sedang 4 13,33
3 ≤6 Rendah 0 0
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa hasil instrumen penilaian pada siklus
2 diketahui jumlah siswa dengan kriteria motivasi belajar tinggi sebanyak 86,67%
(26 siswa), siswa dengan kriteria motivasi belajar sedang sebanyak 13,33% (4
siswa), dan siswa dengan kriteria motivasi belajar rendah sebanyak 0%. Hasil
yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran
TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali, dapat juga disajikan secara
rinci melalui gambar 4.2 yaitu grafik skor motivasi belajar IPS melalui model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Siklus 2,
berikut ini :
42
Gambar 4.2
Grafik Garis Skor Motivasi Belajar IPS Siklus 2
Dari gambar 4.2 di atas, nampak bahwa siswa yang memiliki skor motivasi
terendah dengan skor 8 sebanyak 1 siswa, skor 9 sebanyak 1 siswa, skor 10
sebanyak 1 siswa, skor 11 sebanyak 1 siswa, skor 12 sebanyak 5 siswa, skor 13
sebanyak 9 siswa, skor 14 sebanyak 6 siswa, dan skor 15 sebanyak 6 siswa.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap motivasi
belajar siswa melalui model pembelajaran TPS pada mata pelajaran IPS, dengan
kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1 dan kompetensi
dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya pada siklus 2 bagi siswa kelas 4
SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8 10
sko
r m
oti
vasi
be
laja
r IP
S
jumlah siswa
siklus 2
43
Tabel 4.7
Perbandingan Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS
Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
F % F % F % F % F % F %
Tindakan TPS
Yang Dilakukan 9 75 12 100 11 91,67 12 100 6 100 6 100
Tindakan TPS
Yang Belum
Dilakukan
3 25 0 0 1 8,33 0 0 0 0 0 0
Jumlah Tindakan 12 100 12 100 12 100 12 100 6 100 6 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 tentang perbandingan aktivitas tindakan model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2
tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2, nampak bahwa dari siklus 1 ke
siklus 2 terjadi peningkatan tindakan yang dilakukan oleh siswa baik dalam
kegiatan awal, kegiatan penutup, maupun kegiatan akhir.
Tindakan model pembelajaran TPS guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan
Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2 disajikan
secara rinci pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Perbandingan Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS
Guru Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
F % F % F % F % F % F %
Tindakan TPS
Yang Dilakukan 9 75 12 100 11 91,67 12 100 6 100 6 100
Tindakan TPS
Yang Belum
Dilakukan
3 25 0 0 1 8,33 0 0 0 0 0 0
Jumlah Tindakan 12 100 12 100 12 100 12 100 6 100 6 100
Sumber : Data Primer
44
Berdasarkan tabel 4.8, nampak bahwa tindakan model pembelajaran TPS
guru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan awal siklus
1 sebanyak 12 tindakan, yang telah dilaksanakan guru sebanyak 9 tindakan,
kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 12 tindakan. Nampak
bahwa kegiatan awal siklus 1 guru belum menyampaikan motivasi dan tujuan
pembelajaran. Kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2. Pada kegiatan
inti siklus 1 dari 12 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum dilakukan guru yaitu
guru belum membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi, sedangkan
di siklus 2 semua tindakan sudah dilaksanakan dengan baik dan optimal sesuai
dengan langkah model pembelajaran TPS. Dalam kegiatan akhir pada siklus 1 dan
2 guru sudah melaksanakan kegaiatan sesuai rencana yang telah disusun.
Tindakan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Agus supridjono.
Skor motivasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran TPS diperoleh
melalui angket motivasi belajar siswa yang terdiri dari aspek indikator : minat,
kesesuaian, harapan, dan kepuasan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan
secara rinci melalui tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9
Perbandingan Jumlah Skor Motivasi Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
No
Motivasi Siswa
Skor
Motivasi Kriteria
Skilus 1 Siklus 2
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
1 12-16 Tinggi 19 63,33 26 86,67
2 7 – 11 Sedang 8 26,67 4 13,33
3 ≤6 Rendah 3 10 0 0
Jumlah 30 100 30 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel perbandingan motivasi belajar IPS pada siklus 1 dan
siklus 2 tersebut yang menduduki kriteria motivasi tinggi pada siklus 1 yaitu
45
sebanyak 19 siswa atau 63,33%, dan siklus 2 sebanyak 26 siswa atau 86,67%.
Disini terdapat kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu sebanyak 23,34. Sedangkan
di kriteria sedang mengalami penurunan yang semula 8 siswa atau 26,67%
menjadi 4 siswa atau 13,33%.
Selanjutnya pada kriteria rendah di siklus 1 terdapat 3 siswa atau 10% dan
pada siklus 2 tidak ada siswa yang berada pada kondisi motivasi rendah atau 0%.
80% siswa sudah menduduki kriteria motivasi tinggi, sehingga penelitian yang
dilakukan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Berikut disajikan
diagram garis perbandingan motivasi belajar IPS siswa antara siklus 1 dan siklus
2.
Gambar 4.3
Grafik Garis Perbandingan Skor Motivasi Belajar IPS
Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.3 yaitu garis perbandingan jumlah skor motivasi
belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1
Potronayan Boyolali siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan
jumlah skor motivasi belajar IPS dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan jumlah
skor motivasi belajar IPS terjadi setelah diterapkan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran TPS.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8 10
sko
r m
oti
vasi
bel
ajar
IPS
jumlah siswa
siklus 1
siklus 2
46
Frang Lyman dan rekan-rekannya mengemukakan model pembelajaran
TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan
untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan
dalam model pembelajaran TPS dapat memberikan waktu lebih banyak kepada
siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu satu sam alainnya, sehingga
menghasilkan efek positif terhadap peningkatan respon siswa. Maka melalui
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan
Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Model pembelajaran TPS dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa
kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Nampak bahwa motivasi belajar IPS siswa kelas 4 pada siklus 1 ke siklus 2
mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran TPS dapat mengurangi kesenjangan antara apa yang diharapkan
guru terhadap siswa dan realita yang dihasilkan siswa, yaitu motivasi belajar IPS.