BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo, berikut ini gambaran mengenai sejarah, tugas dan fungsi dan
struktur organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo
1. Gambaran Umum Dinas pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo
` Dinas pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo merupakan
institusi perumus dan pengembang kebijakan pendidikan sehingga dalam
mengaktulisasikan berbagai kebijakan tersebut diberikan berbagai
wewenang sehingga pencapaian tujuan pendidikan secara makro dapat
dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten perlu memiliki deskripsi yang jelas tentang tugas dan
fungsinya.
Secara yuridis formal hal ini telah diundangkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas
Pendidikan Nasional KabupatenGorontalo dibentuk dengan Peraturan
Daerah Nomor 23 tahun 2007, dimana tugas Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Gorontalo adalah membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendidikan nasional
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan perundang-undangan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Pokok
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo yang dibentuk
sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2007 adalah
merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
mengelola sektor pendidikan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Gorontalo, dan memiliki peran penting dalam mewujudkan visi yakni”
Dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagai pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Gorontalo dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor
23 tahun 2007, dimana tugas Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo adalah
Terwujudnya pemerintahan daerah yang bersih, demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum demi terciptanya masyarakat
sejahtera, mandiri, dan berkeadilan sosial.
Membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan kewenangan Desentralisasi di bidang pendidikan nasional sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan perundang-undangan.
Dengan fungsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo sebagai
berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup tugasnya
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo
sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2007
tanggal 7 Oktober adalah sebagai berikut dibawah ini:
Gambar 3: Strukut Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo
4.1.2 Uji Kualitas Intrumen
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen dalam
penelitian ini dapat dianalisis dengan pengujian validitas dan reliabilitas.
Untuk menguji kualitas data yang digunakan, terlebuh dahulu kuesioner
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
4.1.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan atau mengukur sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.Dalam penelitian ini untuk mengukur
validitas digunakan coefisien correlation pearson product moment
(sugiono, 2012) yaitu dengan menghitung korelasi antara score masing-
masing butir pertanyaan dengan total score. Adapun kriteri pengujian
validitas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan 0.3 (Sugiyono,
2012).
Jika,rhitung>(0,3) berarti Valid, sebaliknya
rhiutng<(0,3) berarti tidak Valid
Adapun hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Variabel Pengendalian Anggaran (X)
Variabel pengendalian anggaran terdiri atas 10 item pertanyaan yang
terbagi kedalam 4 indikator yaitu persiyapan anggaran, ratifikasi
anggaran, pelaksanaan anggaran, serta pelaporan dan evaluasi. Dengan
menggunakan program SPSS hasil uji validitas variabel pengendalian
anggaran dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6: Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Pengendalian anggaran)
Indikator Item
Pertanyaan RHitung Status
Persiapan Penyusunan
Anggaran
1 0.851 Valid 2 0.332 Valid 3 0.525 Valid
4 0.604 Valid
Ratifikasi Anggaran
5 0.710 Valid
6 0.633 Valid
Pelaksanaan Anggaran
7 0.666 Valid
8 0.962 Valid
Pelaporan Dan Evaluasi
9 0.926 Valid
10 0.501 Valid
Sumber: Olah Data, 2014
Berdasarkan status pada tabel 6 dapat dikatakan bahwa semua item
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel pengendalian
anggaran valid, hal ini sebagaimana terlihat dari nilai rhitung dari semua
item pertanyaan lebih besar dari nilai rkritis yang telah ditentukan yaitu 0.3.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang
digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik
dan dapat digunakan untuk mengukur variabel pengendalian anggaran.
2. Variabel Akuntabilitas Kinerja(Y)
Variabel akuntabilitas kinerja dalam penelitian ini terdiri atas 9 item
Pernyataan yang terbagi kedalam 4 indikator yaitu pertanggungjawaban
perumusan rencana keuangan, pertanggungjawaban pelaksanaan dan
pembiayaan anggaran, pertanggungjawaban evaluasi kinerja dan
pertanggungjawaban pelaporan keuangan. Dengan menggunakan
program SPSS hasil uji validitas variabel pengendalian anggaran dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7: Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Akuntabilitas Kinerja)
Indikator Item
Pertanyaan RHitung Status
Pertanggungjawaban perumusan rencana
keuangan
1 0.607 Valid 2 0.470 Valid
3 0.703 Valid
Pertanggungjawaban pelaksanaan dan
pembiayaan anggaran
4 0.726 Valid
5 0.470 Valid
Pertanggungjawaban evaluasi kinerja
6 0.470 Valid
Pertanggungjawaban pelaksanaan pelaporan
keuangan
7 0.811 Valid
8 0.331 Valid
9 0.910 Valid
Sumber: Olah Data 2014
Berdasarkan status pada tabel 7 akuntabilitas kinerja di atas dapat
dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
variabel akuntabilitas kinerjavalid, hal ini sebagaimana terlihat dari nilai
rhitung dari semua item pertanyaan lebih besar dari nilai rkriis yang telah
ditentukan yaitu 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh
item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat
ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel
akuntabilitas kinerja.
4.1.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan
valid. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukurannya relatif sama maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata
lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai alpha Cronbach jika nilai
Alpha melebihi atau sama dengan 0,6 maka pertanyaan variabel tersebut
reliabel dan sebaliknya (Ghozali, 2005). Adapun hasil dari pengujian
reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 8: Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Status
Pengendalian Anggaran 0.764 Reliabel Akuntabilitas Kinerja 0.752 Reliabel
Sumber: Olah data 2014
Berdasarkan tabel 8 di atas terlihat bahwa variabel pengendalian
anggaran dan akuntabilitas kinerja memiliki status reliabel. Hal ini
dikarenakan nilai alpha cronbach variabel tersebut lebih besar dari 0,6.
Yang artinya instrumen yang digunakan tersebut telah menunjukkan
kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya. Kondisi ini juga
memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada
analisis selanjutnya.
4.1.3 Transformasi Data
Data mengenai variabel-variabel penelitian melalui kuisioner
adalah data ordinal, sedangkan syarat untuk dapat digunakannya
statistik sebagai alat analisis utama dalam pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval.
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan
melalui instrumen kuisioner selanjutnya dijadikan data interval
melalui method successive interval (MSI). Hasil MSI untuk setiap
item pertanyaan dalam setiap variabel dapat dilihat dalam lampiran
4.1.4 Hasil Pengujian Normalitas Data
Berdasarkan tujuan penelitian dan hipotesis penelitian teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
sederhana. Sebelum melakukan uji regresi sederhana terlebih dahulu data
penelitian dilakukan transfromasi data dan pengujian normalitas. Sesuai
dengan tujuan penelitian maka model regresi yang membentuk pengaruh
pengendalian intern terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis
regresi adalah data variabel dependen harus berdistribusi normal. Uji
normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penentuan Hipotesis
Ho : data variabel dependen berdisribusi normal
H1 : data variabel dependen tidak berdistribusi normal
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha)
sebesar 5%.
3. Penentuan Statistik Uji
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode
Kolmogorov Smirnovdengan menggunakan indikator Z.
4. Penentuan Kriteria uji
Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka
pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-
hitung dengan Z- tabel.Jika nilai Z- hitung lebih kecil dari nilai Z- tabel
maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan dengan
melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha
5. Kesimpulan
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS
adalah sebagai berikut:
Tabel 9: Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Akuntabilitas KInerja
N 31
Normal Parametersa Mean 17.18594
Std. Deviation 3.467958
Most Extreme Differences Absolute .210
Positive .210
Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z 1.170
Asymp. Sig. (2-tailed) .129
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Olah data, 2014
Hasil analisis pada tabel 9 di atas menunjukkan nilai koefisien
Kolmogorov Smirnov (KS) sebesar 1.170.Sedangkan nilai Z pada tingkat
signifikansi 5% dengan df = n-k-1 = 31-2-1 = 28 adalah sebesar 0.225
Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z- tabel maka Ho diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel dependen (akuntabilitas
kinerja) telah berdistribusi normal.
Namun demikian dengan hanya melihat nilai Kolmogorov-Smirnov
hal ini bisa menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2001). Hasil Normal Probability Plot untuk uji
normalitas dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:
Gambar 4: Grafik Hasil Pengujian Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
mengikuti dasar pengambilan keputusan di atas, maka disimpulkan bahwa
data dalam model regresi ini memenuhi asumsi normalitas data.
4.1.5 Hasil Pengujian Analsis Regresi
Setelah persyaratan asumsi normailitas dipenuhi maka selanjutnya
dilakukan analisis regresi untuk menguji pengaruh pengendalian anggaran
terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo. Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan SPSS
disajikan pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10: Hasil Analisis Model Regresi Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.339 2.099
Pengendalian Anggaran .728 .168 .627
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Kinerja Sumber: Olah data, 2014
Berdasarkan hasil pada tabel 10 tersebut, maka model regresi yang
digunakan untuk menguji pegaruh pengendalian anggaran terhadap
akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = 8.339 + 0.728X
Hasil dari perumusan model regresi tersebut, maka dapat
diinterpretasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 8.3339 menunjukan rata-rata akuntabilitas
kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo, jika
pengendalian anggaran diabaikan atau sama dengan nol adalah
sebesar 8.339. artinya apabila Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo tidak melakukan pengendalian anggaran maka akuntabilitas
kinerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo akan sangat
rendah.
2. Koefisien regresi variabel pengendalian anggaran sebesar 0.728
dengan arah positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan pengendalian
anggaran sebesar 1 satuan diprediksi akan meningkatkan akuntabilitas
kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo sebesar
0.728.
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini
dilakukan dengan bantuan program SPSS. Secara statistik Hipotesis
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : pengendalian anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo
H1 : pengendalian anggaran mempunyai pengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo
Adapun hasil pengujian hipotesi disajikan pada tabel 11 adalah sebagai
berikut:
Tabel 11: Hasil Pengujian Hipotesis Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.339 2.099 3.974 .000
Pengendalian Anggaran .728 .168 .627 4.338 .000
a. Dependent Variable: Akuntabilitas KInerja Sumber: Olah Data, 2014
Setelah pengujian model regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan
pengujian signfikansi pengaruh dari variabel X (pengendalian anggaran)
terhadap varaibel Y (akuntabilitas kinerja), maka uji statistik yang
digunakan adalah uji t.
Uji t dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung dengan nilai
ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikan 5%
dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden
dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengambilan keputusan dalam
melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1) Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel untuk masing-masing
koefisien regresi.
Jika thitung> ttabel (n-k-1) maka H0 ditolak, artinya H1 diterima
Jika thitung< ttabel (n-k-1) maka H0 diterima, Artinya H1 ditolak
2) Selain kriteria perbandingan thitung dengan ttabel, cara yang kedua yaitu
dengan menggunakan kriteria nilai p value (kekuatan koefisien regresi
dalam menolak H0). Jika p value< 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p
value> 0,05 maka H0 diterima.
Berdasarkan output pada tabel 11 dapat dilihat nilai thitung yang
diperoleh. Untuk mendapatkan kesimpulan apakah menerima atau
menolak Ho, terlebih dahulu harus ditentukan nilai ttabel yang akan
digunakan. Nilai t-tabel ini bergantung pada besarnya df (degree of
freedom) serta tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan menggunakan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df sebesar n-k-1 = 31-2-1 = 28
diperoleh nilai t-tabel sebesar 1.701.
Hasil analisis pada tabel 11, diperoleh nilai t-hitung untuk variabel
pengendalian anggaran adalah adalah sebesar 4.338. Jika dibandingkan
dengan nilai ttabel yang hanya sebesar 1.701 maka nilai t-hitung yang
diperoleh jauh lebih besar dari nilai t-tebel sehingga Ho ditolak dengan
signifikan kurang dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel pengendalian anggaran berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja Pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo.
4.1.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi untuk mengukur besarnya proporsi atau
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
pengendalian anggaran terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis besar pengaruh yang ditimbulkan oleh pengendalian
anggaran terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Gorontalo. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis
koefisien determinasi.
Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya
berkisar antara 0% - 100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi
suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas
yang terdapat dalam model terhadap variabel tidak bebasnya juga
semakin tinggi. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2)
dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12: Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .627a .393 .373 2.746989
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Anggaran
b. Dependent Variable: Akuntabilitas Kinerja
Sumber: Olahan, 2014
Tabel 12 menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka
R Square adalah sebesar 0.393. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh
pengendalian anggaran terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo diperoleh sebesar 39.3% dan
sisanya sebesar 60.7% (100-68.8) dipengaruh oleh variabel lain yang
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini seperti kejelasan sasaran
anggaran dan sistem pelaporan.
4.2 Pembahasan
Anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan di masa
datang, yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Sebuah organisasi membutuhkan anggaran untuk menerjemahkan
keseluruhan strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang (Wahyudi, 2008). Penganggaran dalam organisasi
pemerintah, merupakan tahap aktivitas yang mempunyai arti dan peran
penting dalam siklus perencanaan dan pengendalian, sebagaimana
diungkapkan oleh Mardiasmo (2004) pengendalian anggaran sebagai alat
untuk mengukur input dan output. Pengendalian anggaran dilakukan
dengan cara membandingkan antara anggaran dengan realisasinya.
Dalam pengeluaran daerah pengendalian anggaran dimaksudkan untuk
memastikan apakah jumlah realisasi pengeluaran atau belanja tidak
melebihi dari jumlah yang dianggarkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mendapat gambaran
bahwa pengendalian anggaran dilaksanakan untuk memastikan apakah
anggaran yang direncanakan dapat terealiasikan, selain itu pengendalian
anggaran dilakukan untuk memonitor kondisi keuangan serta pelaksanaan
program atau kegiatan pemerintah, mengendalikan efisiensi pengeluaran
sehingga dapat menciptakan pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas
anggaran yang digunakan, hal ini juga sebagaimana dijelaskan oleh
Mardiasmo (2002) yang menyatakan bahwa pengendalian anggaran
diperlukan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya secara
ekonomis, efisiensi, efektif, adil dan merata untuk mencapai akuntabilitas
kinerja yang diharapkan oleh masyarakat. Selain itu Herawaty (2011)
mengatakan untuk menghadap akuntabilitas pemerintah perlu
memperahatikan beberapa hal diantaranya pengendalian anggaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian
anggaran dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja pemerintah, dengan
kata lain pengendalian anggaran diciptakan untuk mencapai akuntabilitas
kinerja.
Hal ini juga dibuktikan dari hasil analisis data dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, dimana dari hasil penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian anggaran berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Gorontalo dengan arah positif. Hasil ini diperoleh sebagaimana
dari hasil pengujian hipotesis, denganuji t, dimana diperoleh nilai thitung
variable pengendalian anggaran sebesar 4.338. Karena nilai thitung (4.338)
lebih besar dari ttabel (1.701) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan
untuk menolak Ho sehingga H1 diterima Artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa pengendalian anggaran
berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja dan dengan melihat
koefisien regresi dengan arah positif maka dapat dikatakan bahwa
variable pengendalian anggaran berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Gorontalo. Pengendalian anggaran yang semakin baik tentunya akan
dapat menciptakan akuntabilitas kinerja yang baik juga.
Berdasarkan hasil tersebut membuktikan teori yang menyatakan
bahwa pengendalian anggaran dapat menciptakan akuntabilitas kinerja.
Penelitian ini sejalan dengan teori dari Mardiasmo (2002) yang
menyatakan bahwa pengendalian anggaran merupakan wujud dari
pelaksanaan akuntabilitas, selain itu hasil penelitian ini membuktikan teori
dari Ulum (2008) anggaran sebagai instrumen pengendalian anggaran
merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan
operasional program atau kegiatan pemerintah sebagai alat pengendalian
manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa
pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
Selain itu anggaran digunakan untuk memberi informasi dan meyakinkan
legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien, tanpa ada korupsi dan
pemborosan. Sejalan dengan Mardiasmo dan Ulum, penelitian Herawaty
(2011) juga sejalan dengan penelitian ini yang mengatakan untuk
menghadapi akuntabilitas tersebut, pemerintah perlu memperhatikan
beberapa hal, antara lain pengendalian anggaran, pengendalian
akuntansi, efektivitas pelaksanaan anggaran dan sistem pelaporan. Hal
yang serupa juga dikatakan oleh Nuraini (2011) pengelolaan pemerintah
daerah yang berakuntabilitas, tidak lepas dari anggaran pemerintah
daerah.
Penelitian dari Nugroho (2011) hasil penelitiannya juga sejalan
dengan teori serta penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan
bahwa efektivitas pengendalian anggaran efektivitas pengendalian
anggaran dan job relevant information dimana kedua faktor tersebut tidak
berperan sebagai pemediasi hubungan antara ketidakpastian tugas dan
kecenderungan menciptakan budgetary slack. Selain itu penelitian
Kusumaningrum (2010) hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan
sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Anggaran merupakan suatu alat pengendalian yang dapat digunakan
oleh pemerintah untuk menilai kondisi keuangan dan pelaksanaan
operasional program atau kegiatan pemerintah pakah telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dalam bentuk akuntabilitas kinerja, pengendalian anggaran
merupakan mekanisme penganggaran yang menjadikan kinerja dan
pencapaian hasil sebagai wujud dari akuntabilitas. Berdasarkan hasil
pengujian koefisien determinasi diperoleh besarnya kontribusi
pengendalian anggaran dalam mempengaruhi akuntabilitas kinerja pada
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo sebesar 39.3%.
sedangkan sisanya sebesar 60.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diikutsertakan, faktor lain tersebut diantaranya adalah kejelasan sasaran
anggaran, sistem pelaporan seperti yang pernah dilakukan oleh Nuraini
(2011) yang membuktikan selain pengendalian akuntansi/ anggaran
kejelasan sasaran anggaran dan sistem pelaporan juga dapat
mempengaruhi akuntabilitas kinerja. Variabel good governance dan
standar akuntansi pemerintah juga dapat mempengaruhi akuntailitas
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Zyn (2011), kedua faktor
tersebut dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja.
Pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo telah
melaksanakan pengendalian anggaran dengan baik. Berdasarkan
indikator pengendalian anggaran yaitu (1) persiapan penyusunan
anggaran pihak dinas selalu melakukan rapat penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA), (2) dalam Ratifikasi anggaran para pejabat maupun
pegawai mempunyai political skill, salesmanship dan coalition building
yang memadai serta memiliki integritas dan kesiapan mental yang tinggi,
(3) Pelaksanaan anggaran dalam indikator ini pihak Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Gorontalo memiliki Sistem Informasi Manajemen
Daerah (SIMDA) yang dilengkapi dengan para operator dan verifikator
yang terbagi disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, (4)
Pelaporan dan Evaluasi dilakukan setiap triwulan sekali dibuatnya
realisasi anggaran dan rapat evaluasi anggaran.