Download - Bab IV Laporan Cekaman
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
1/7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Struktural Batang Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
PengamatanInternodus
ke-
Gambar Preparat Hasil
PengamatanKeterangan
Preparat segar :
Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)pada
hari ke-0
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X4
Gambar 4.1.1 internodus ke-4 hari ke-0
(Dokumentasi Kelompok 1)
Penebalan angularpada kolenkim
ditunjukkan pada
panah disamping.
Preparat segar :Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kontrol
pada hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X 3
Gambar 4.1.2 Internodus ke-3 tanaman
kontrol
(Dokumentasi Kelompok Kontrol)
Tidak terjadi
penebalan pada
kolenkim
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
2/7
Preparat segar :
Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)tanaman kelompok 1
hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X
3
Gambar 4.1.3 Internodus ke-3
(Dokumentasi Kelompok 1)
Penebalan angular
pada kolenkim
ditunjukkan pada
panah disamping.
Preparat segar :Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kontrol
pada hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X 4
Gambar 4.1.4 Internodus ke-4 tanaman
kontrol(Dokumentasi Kelompok Kontrol)
Tidak terjadi
penebalan pada
kolenkim
Preparat segar :
Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)tanaman kelompok 1
hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X
4
Gambar 4.1.5 Internodus ke-4
(Dokumentasi Kelompok 1)
Penebalan angular
pada kolenkim
ditunjukkan pada
panah disamping.
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
3/7
Preparat segar :Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kontrolpada hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X 5
Gambar 4.1.6 Internodus ke-5 tanaman
kontrol
(Dokumentasi Kelompok Kontrol)
Tidak terjadi
penebalan pada
kolenkim
Preparat segar :
Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kelompok 1
hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X
5
Gambar 4.1.7 Internodus ke-5
(Dokumentasi Kelompok 1)
Penebalan angular
pada kolenkim
ditunjukkan pada
panah disamping.
Preparat segar :Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kontrol
pada hari ke-14 Reagen : SafraninPerbesaran : 100X
6
Gambar 4.1.8 Internodus ke-6 tanaman
kontrol
(Dokumentasi Kelompok Kontrol)
Tidak terjadipenebalan pada
kolenkim
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
4/7
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Struktural Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Hari Ke-0
Awal
KontrolPerlakuan
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PanjangInternodus
3 6.6 7.2 6 6.5 6.7 3.5 7.9 7.9 6.6
4 7.9 8.3 8 11.3 9.3 4.5 5.7 9.8 10.7 8 7.95 12.6 9 12 14 4 6.6 8.7 74 8.1 9 12.6
6 11.1 9.3 9.5 7.1 4.9 9.6 46 5.8 11.1
Diameter
Internodus
3 0.4 0.605 0.47 0.5 0.95 0.2229 0.7 0.54 0.6
4 0.5 0.764 0.57 0.6 1.84 0.98 0.3814 0.8 0.64 0.7 0.7
5 0.6 0.859 0.63 0.6 1.01 0.382 0.8 0.7 0.8
6 0.6 0.923 0.73 0.7 1.08 0.429 0.8 0.73 0.8
Jumlah
Lapisan
Korteks
3
4 7 4 7 7 3 8 9
5
6
Rambut
Batang
3 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
4 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
5 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
6 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Tinggi
Pohon63.5 65 56,5 56 43.7 62.5 55.5 46 51 60 63.5
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Struktural Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Hari Ke-14
Akhir
Kontro
l
Perlakuan
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Panjang 3 6.9 8.5 6.5 Mati Mati 6.6 5.5 8.5 8.1 6.2 7.2
Preparat segar :Sayatan melintang
batang tomat
(Solanum
lycopersicum)
tanaman kelompok 1hari ke-14
Reagen : Safranin
Perbesaran : 100X6
Gambar 4.1.9 Internodus ke-6
(Dokumentasi Kelompok 1)
Penebalan angular
pada kolenkimditunjukkan pada
panah disamping.
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
5/7
Internodus 4 8.8 9.5 8.5 Mati Mati 4.7 5.8 10.1 10.9 9.5 8.3
5 13.6 10.5 12 Mati Mati 6.1 9.1 7.8 8.1 9.6 13.2
6 13 9.8 9.5 Mati Mati 4.3 9.7 5 5.9 4.8 9.3
Diameter
Internodus
3 0.7006 0.636 0.57 Mati Mati 0.89 0.3025 0.7 0.57 0.8 0.668
4 0.924 0.796 0.7 Mati Mati 1.019 0.3814 0.9 0.7 0.8 0.732
5 0.955 0.923 0.63 Mati Mati 1.019 0.398 0.85 0.7 0.8 0.9066 1.115 0.955 0.9 Mati Mati 0.98 0.4617 0.9 0.8 0.9 0.748
Jumlah
Lapisan
Korteks
3 6 7 Mati Mati 9 7 12
4 6 9 Mati Mati 5 11 8 11
5 4 8 Mati Mati 10 8 9
6 4 7 Mati Mati 7 10 10
Rambut
Batang
3 Ada Ada Ada Mati Mati Ada Ada Ada Ada Ada Ada
4 Ada - - Mati Mati - - - - - -
5 Ada Ada Ada Mati Mati Ada Ada Ada Ada Ada Ada
6 Ada Ada Ada Mati Mati Ada Ada Ada Ada Ada Ada
TinggiPohon
72 65.9 58,5 Mati Mati 59 57.7 52 54.4 75 81.5
4.2 Pembahasan
Respon morfologi akibat proses rubbing diantaranya adalah warna daun menjadi lebih
pucat, bulu batang di internodus yang dirubbing menghilang, internodus yang dirubbing
bewarna kecoklatan dan menjadi lebih keras. Bulu batang menghilang akibat perlakuan
rubbingyang dilakukan secara intensif setiap hari selama 2 minggu. Warna kecoklatan pada
batang dan tekstur yang keras terjadi akibat pengaruh lignifikasi, lignifikasi tersebut
menyebabkan sel rapat dan bertekstur keras (Primasari, 2009).
Perlakuan rubbing menyebabkan terjadinya penebalan pada kolenkim. Penebalan
kolenkim tersebut ditunjukkan di tabel 4.1 pada Gambar 4.1.3 Internodus ke-3. Pada
tanaman kontrol tidak terjadi penebalan kolenkim. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.1.2,
Gambar 4.1.4, Gambar 4.1.6, dan Gambar 4.1.8. Penebalan yang terjadi merupakan
penebalan sudut atau angular. Penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel
atau lebih (Mulyani, 2006). Penebalan kolenkim dapat terlihat setelah preparat diberi reagen
safranin. Safranin berfungsi memberi warna pada lignin. Warna merah yang terbentuk
menunjukkan terjadinya penebalan pada kolenkim. Setiap internodus memiliki penebalan
kolenkim yang berbeda-beda. Penebalan paling banyak ditemukan pada internodus ke-4
terlihat pada Gambar 4.1.5 Internodus ke-4 yang merupakan internodus yang mengalami
perlakuan rubbing.
Enzim yang berperan dalam proses lignifikasi diantaranya adalah PAL (phenilalanine
ammonia lyase), CAD (Cinnamyl alcohol dehydrogenase), dan POD (Peroxidases), enzim-
enzim tersebut menjadi aktif 24 jam setelah dirubbing. Gas etilen dapat meningkatkan
peroksidase. Enzim peroksidase mereduksi auksin sehingga menyebabkan konsentrasi auksin
menurun. Penurunan hormon auksin tidak hanya terjadi pada internodus yang d irubbing,
tetapi juga internodus di atasnya yaitu pada internodus ke-3. Menurut Saidi (2010), gas etilen
juga menyebabkan pertambahan diameter tanaman seperti pada tabel 4.2 dan 4.3, misalnya
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
6/7
pada internodus ke-4, dihari ke-0 diameter batang adalah 0,764 cm sedangkan dihari ke-14
diameter batang menjadi 0,796 cm. Terjadi pertambahan diameter sebesar 0,032 cm.
Diameter tanaman yang bertambah menyebabkan jumlah lapisan korteks bertambah, yaitu
seperti pada internodus ke-4, lapisan korteks pada hari ke-0 adalah 4, sedangkan pada hari ke-
14 jumlah korteks bertambah menjadi 6. Pertambahan diameter juga dipengaruhi olehhormon auksin endogen (Saidi, 2010).
Grafik 4.1 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Kontrol dan Perlakuan Hari Ke-0
Grafik 4.1 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Kontrol dan
Perlakuan Hari Ke-0 menunjukkan perbandingan antara tanaman kontrol dengan tanaman
yang akan akan diberi perlakuan. Panjang internodus kontrol ke-3 dan ke-4 lebih pendek
dibanding internodus yang akan diberi perlakuan sedangkan panjang internodus kontrol ke-5
dan ke-6 lebih tinggi daripada tanaman yang akan diberi perlakuan. Perbedaan tinggi
tanaman ini dapat mempengaruhi data hasil pengamatan setelah dirubbing.
Grafik 4.2 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Kontrol dan Perlakuan Hari Ke-14
3 654
54 63
-
5/20/2018 Bab IV Laporan Cekaman
7/7
Grafik 4.2 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Kontrol dan
Perlakuan Hari Ke-14 menunjukkan perbandingan antara tanaman kontrol dengan tanaman
yang telah dirubbing. Panjang internodus kontrol ke-3 dan ke-4 lebih pendek dibanding
internodus yang akan diberi perlakuan sedangkan panjang internodus kontrol ke-5 dan ke-6
lebih tinggi daripada tanaman yang akan diberi perlakuan. Menurut Saidi (2010), rubbing
mengakibatkan internodus tetangga dari internodus yang dirubbing menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan tanaman kontrol. Pada internodus ke-5, hal ini terbukti. Namun pada
internodus ke-3, tinggi tanaman kontrol lebih rendah daripada tanmaan yang dirubbing. Hal
ini dapat terjadi akibat tidak sesuainya aktivitas CAD dan akumulasi lignin sebab dipengaruhi
oleh enzim lain dalam pembentukannya (Saidi, 2010).
Mulyani, Sri. 2006.Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.
Primasari, Nugraheni Lintang. 2009. Pengaruh Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh Indol Acetic
Acid (IAA) dan Kinetin pada Kultur Jaringan Tembakau (Nicotiana Tabacum L. Var.
Prancak N-2. ITS. Surabaya.
Saidi, Issam, Saida Ammar, Nathalie Demont-Caulet, Jahnne Thevenin, Catherine Lapierre,
Sadok Bouzid, dan Lise Jouanin. 2010. Thigmomorphogenesis in Solanum lycopersicum
Morphological and Biochemical Responses In Stem After Mechanical Stimulation. Plant
Signaling & Behavior 5:2, 122-125.