Download - Case Agus Pican Selain Bab Status
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu gangguan kejiwaan adalah hal yang sangat sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebutan “gila” pada diri seseorang sering kita
dengar tanpa kita ketahui definisinya secara jelas. Hal ini dikarenakan sangat
sulitnya mendalami dan memahami isi pikiran seseorang dengan gangguan
kejiwaaan.
Salah satu gangguan kejiwaan yang sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari adalah skizofrenia. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, skizofrenia
ditemukan pada 0.2-2 % dari populasi. Istilah skizofrenia diciptakan oleh Bleurer
dari bahasa Yunani yaitu, schizo = split / membelah, dan phren = mind / pikiran
berarti terbelahnya atau terpisahnya antara emosi, pikiran, dan intelektual.
Penyebab dari gangguan kejiwaan ini belum begitu jelas, gambaran yang beraneka
ragam pada pasien dengan gangguan ini juga menyebabkan sulitnya mendiagnosis
gangguan kejiwaan tersebut.
Keterampilan dokter umum dalam menegakkan diagnosis gangguan ini
menjadi hal yang sangat penting karena seseorang dengan gangguan kejiwaan
secara fisik adalah manusia sehat yang terganggu pikirannya. Oleh karena itu
semakin cepat diagnosis ditegakkan akan semakin baik pula penanganan penderita
tersebut.
Hal yang sangat diharapkan dalam penanganan skizifrenia adalah
perbaikan kualitas hidup penderita. Sasaran terapinya bervariasi, berdasarkan fase
dan keparahan penyakitnya. Penatalaksanaan yang baik akan membawa kepada
prognosis yang baik pula. Dengan demikian diharapkan perbaikan kualitas hidup
pasien dapat tercipta. Mengingat kompleknya gangguan skizifrenia, untuk
mendapatkan hasil terapi yang optimal, hasil akhir yang ingin dicapai adalah
penderita skizofrenia dapat kembali berfungsi dalam bidang pekerjaan, sosial dan
keluarga.
1
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ
III), definisi skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inapprooriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu
dapat berkembang kemudian.
ETIOLOGI
Etiologi skizofrenia pada umumnya terbagi menjadi 2 faktor, yaitu faktor
predisposisi dan faktor presipitasi.
Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon
neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain:
Faktor Genetis
Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui
kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa menjadi
faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap
penelitian.
Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan kontribusi
genetik tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik memiliki
kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya
mengalami skizofrenia, sementara jika dizigot peluangnya sebesar 15%.
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia,
2
sementara bila kedua orang tuanya skizofreia maka peluangnya menjadi
35%.
Faktor Neurologis
Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien
skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien
skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal.
Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal khususnya dopamine,
serotonine, dan glutamat.
Studi Neurotransmiter
Skizofrenia diduga juga disebkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmiter dopamine yang berlebihan.
Teori Virus
Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi
factor predispossisi skizofrenia.
Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang
mengambil jarak dengan anaknya.
Faktor Presipitasi
Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.
Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku.
PSIKOFISIOLOGI
Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.
Terjadi dalam 4 tahap yaitu: Comforting, Condeming, Controlling dan
Conquering.
3
a. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan
berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stresornya dengan koping
imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
b. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi
selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut
apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga
timbul perilaku menarik diri ( with drawl ).
c. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang
timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga
menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara
tersebut hilang klien merasa sangat kesepian atau sedih.
d. Tahap Conquering
Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam
apabila tidak diikuti perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat
timbul perilaku suicide.
Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg
umumnya menetap dan kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham dapat
berupa waham kejaran, hipokondrik, kebesaran, cemburu, tubuhnya dibentuk
secara abnormal, merasa dirinya bau dan homoseks. Tidak dijumpai gangguan
lain, hanya depresi bisa terjadi secara intermitten. Onset biasanya pada usia
pertengahan, tetapi kadang-kadang yg berkaitan dgn bentuk tubuh yang salah
dijumpai pada usia muda. Isi waham dan waktu timbulnya sering dihubungkan
dengan situasi kehidupan individu, misalnya waham kejaran pada kelompok
minoritas. Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang berhubungan dengan
wahamnya, afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut adalah normal.
Waham ini minimal telah menetap selama 3 bulan.
4
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
prodromal, fase aktif dan fase residual.
Pada fase prodromal biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang
lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset
psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan,
fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.
Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah
keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang
dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya.
Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir
semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan
gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi
atau terus bertahan.
fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi
gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang
terjadi pada ketiga fase diatas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan
kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa,
kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
TANDA DAN MANIFESTASI KLINIK SKIZOFRENIA
Secara ringkas manifestasi klinik skizofrenia adalah:
1. Simptom positif
Waham
Kekacauan proses pikir
Perilaku halusinasi
Gaduh gelisah
Waham/ide kebesaran
Kecurigaan/kejaran
Permusuhan
5
2. Simptom negatif
Afek tumpul
Penarikan emosional
Kemiskinan rapport
Penarikan diri dari hubungan sosial secara pasif/apatis
Kesulitan dalam pemikiran abstrak
Kurangnya spontanitas dan arus percakapan
Pemikiran stereotipik
3. Simptom psikopatologi umum
Kekhawatiran somatis
Ansietas
Rasa bersalah
Ketegangan (tension)
Mannerisme dan sikap tubuh
Depresi
Retardasi motorik
Ketidakkooperatifan
Isi pikiran yang tidak biasa
Disorientasi
Perhatian buruk
Kurangnya daya nilai dan daya tilikan
Gangguan dorongan kehendak
Pengendalian impuls yang buruk
Preokupasi
Penghindaran sosial secara aktif
6
APA (American Physicological Association) mengklasifikasikan gejala
skizofrenia menjadi 3 kategori:
Gejala-gejala pencetus respon biologis:
(1) Kesehatan
Kurangnya nutrisi, kurang tidur, ketidakseimbangan irama sirkadian,
kelelahan, infeksi, obat-obatan sistem saraf pusat, kurangnya latihan dan
hambatan untuk menjangkau layanan kesehatan.
(2) Lingkungan
Dari segi lingkungan adanya perasaan dimusuhi oleh linkungan, masalah
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola
aktivitas sehari-hari, kesukaran berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial,
kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, stigmasisasi, kemiskinan, kurangnya
alat transportasi dan ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan.
(3) Sikap/perilaku
Sikap yang seringkali muncul seperti perasaan tidak mampu, putus asa,
merasa gagal, kehilangan kendali diri (demoralisasi), merasa punya kekuatan
berlebihan dengan gejala tersebut, merasa malang, bertindak tidak seperti orang
lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi,
perilaku agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan dan
ketidakadekuatan penanganan gejala.
7
Selain dari beberapa tanda dan gejala tadi, gangguan yang paling sering
antara lain adalah waham dan halusinasi.
Waham; yaitu suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar
belakang sosial budaya serta pendidikan pasien, namun dipertahankan oleh
pasien dan tidak dapat ditangguhkan.
Halusinasi; gangguan persepsi ini membuat pasien skizofrenia dapat
melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak ada sumbernya.
Halusinasi yang sering terdapat pada pasien adalah halusinasi auditorik
(pendengaran). Terkadang juga terdapat halusinasi penglihatan dan
halusinasi perabaan.
Siar pikiran, yaitu pasien merasa bahwa pikirannya dapat disiarkan melalui
alat-alat bantu elektronik atau merasa pikirannya dapat dibaca oleh orang
lain. Terkadang pasien dapat mengatakan bahwa dirinya dapat berbincang-
bincang dengan penyiar televisi maupun radio. Beberapa pasien juga
mengatakan pikirannya dimasuki oleh pikiran atau kekuatan lain atau
ditarik/diambil oleh kekuatan lain.
DIAGNOSIS
Terdapat berbagai kriteria diagnostik untuk schizophrenia, yaitu:
1. Kriteria Kurt Schneider
2. Kriteria Gabriel Langfeldt
3. Indeks Schizophrenia New Heaven
4. Sistem Fleksibel
5. Kriteria Diagnostik Riset
6. Kriteria St.Louis
7. Kriteria Taylor dan Abrams
8. Present State Examination
9. Kriteria Tsuang dan Winokur
8
Namun terdapat kriteria diagnostik resmi dari DSM-IV American
Psychiatric Association untuk schizophrenia, yaitu:
A. Gejala karakteristik: Dua (atau lebih) berikut,
masing-masing ditemukan untuk bagian waktu
yang bermakna selama periode 1 bulan (atau
kurang jika diobati dengan berhasil)
(1) waham
(2) halusinasi
(3) bicara terdisorganisasi
(4) perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang
jelas
(5) gejala negative, yaitu pendataran afektif,
alogia, atau tidak ada kemauan (avolition)
Catatan: hanya ada satu gejala kriteria A yang
diperlukan jika waham adalah kacau atau
halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus
mengomentari perilaku atau pikiran pasien, atau
dua atau lebih suara yang saling bercakap satu
sama lainnya.
B. Disfungsi sosial/pekerjaan: untuk bagian waktu
yang bermakna sejak onset gangguan, satu atau
lebih fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas
di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset
(jika onset pada masa anak-anak atau remaja,
kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian
interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang
diharapkan).
D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan
gangguan mood: gangguan skizoafektif dan
gangguan mood dengan cirri psikotik telah
disingkirkan karena: (1) tidak ada episode
depresif berat, manik, atau campuran yang
telah terjadi bersama-sama dengan gejala
fase aktif; atau (2) jika episode mood telah
terjadi selama gejala fase aktif, durasi
totalnya adalah relative singkat
dibandingkan durasi periode aktif dan
residual.
E. Penyingkiran zat/kondisi medis umum:
gangguan tidak disebabkan oleh efek
fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
obat yang disalahgunakan suatu medikasi)
atau suatu kondisi umum.
F. Hubungan dengan gangguan perkembangan
pervasiv: jika terdapat riwayat adanya
gangguan autistik atau gangguan
perkembangan pervasiv lainnya, diagnosis
schizophrenia dibuat hanya jika waham atau
halusinasi yang menonjol juga ditemukan
untuk sekurangnya satu bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil).
Klasifikasi perjalanan penyakit
longitudinal (dapat diterapkan hanya
setelah sekurangnya 1 tahun lewat sejak
9
C. Durasi: tanda gangguan terus menerus menetap
selama sekurangnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini
harus termasuk sekurangnya 1 bulan gejala
(atau kurang jika diobati dengan berhasil) yang
memenuhi kriteria A (yaitu,gejala fase aktif)
dan mungkin termasuk periode gejala prodromal
atau residual. Selama periode prodromal atau
residual, tanda gangguan mungkin
dimanifestasikan hanya oleh gejala negative
atau dua atau lebih gejala yang dituliskan dalam
kriteria A dalam bentuk yang diperlemah
(misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman
persepsi yang tidak lazim).
onset awal gejala fase aktif):
Episodik dengan gejala residual
interepisode
(episode didefinisikan oleh timbulnya
kembali gejala psikotik yang menonjol);
juga sebutkan jika: dengan gejala
negative yang menonjol
Episodik tanpa gejala residual
interepisodik:
Kontinu (gejala psikotik yang menonjol
ditemukan di seluruh periode observasi);
juga sebutkan jika: dengan gejala
negative yang menonjol
Episode tunggal dalam remisi parsial;
juga sebutkan jika: dengan gejala
negative yang menonjol
Episode tunggal dalam remisi penuh
Pola lain atau tidak ditentukan
Pedoman Diagnostik Skizofrenia (PPDGJ-III)
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda ; atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- “thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
10
b) - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas
merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus);
- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;
c) halusinasi auditorik:
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.
d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e) halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor;
11
h) gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Klasifikasi subtype skizofrenia menurut PPDGJ III
Penegakkan diagnosis untuk gangguan kejiwaan pada PPDGJ III
dilambangkan dengan huruf ‘F’ sedangkan kode untuk skizofrenia sendiri adalah
F 20.xx. Skizofrenia diklasifikasikan sebagai berikut :
• F 20.0 Skizofrenia paranoid
• F 20.1 Skizofrenia hebefrenik
• F 20.2 Skizofrenia katatonik
• F 20.3 Skizofrenia tak terinci
• F 20.4 Depresi pasca skizofrenia
• F 20.5 Skizofrenia residual
• F 20.6 Skizofrenia simpleks
• F 20.8 Skizofrenia lainnya
• F 20.9 Skizofrenia YTT (yang tidak teridentifikasi)
Pedoman Diagnostik untuk masing-masing subtipe berdasarkan PPDGJ III adalah
F 20.0 Skizofrenia Paranoid
• Jenis skizofrenia yang paling banyak dijumpai
12
• Didominasi oleh waham yang relatif stabil, biasanya disertai halusinasi,
dan gangguan persepsi.
• Gangguan afektif, dorongan kehendak (volition), serta gejala katatonik
tidak menonjol.
• Contoh gejala paranoid yang umum:
- waham kejar, merasa diri istimewa, waham cemburu.
- suara halusinansi yang mengancam atau memberi perintah, atau
halusinansi auditorik tanpa bentuk verbal, berupa whistling, humming,
laughing.
F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Perubahan afektif yang jelas, secara umum juga dijumpai waham atau
halusinasi yang terputus-putus, perilaku yang tak dapat diramalkan dan tak
bertanggung jawab.
• Mood pasien dangkal dan tak wajar.
• Pembicaraan tak menentu, proses pikir disorganisasi,.
• Kecenderungan menyendiri, perilaku tampak tanpa tujuan dan hampa
perasaan.
• Gangguan afektif, dorongan kehendak, gangguan proses pikir umumnya
menonjol.
• Halusinasi atau waham mungkin ada tapi kurang menonjol.
F 20.2 Skizofrenia Katatonik
Gejala yang umumnya dijumpai antara lain:
• Stupor atau mutisme
• Kegelisahan (aktivitas motor tak bertujuan)
• Berpose (mempertahankan sikap tubuh yg tak wajar)
• Negativisme (perlawanan terhadap instruksi)
• Rigiditas (mempertahankan sikap tubuh dan melawan upaya utk
menggerakkannya)
• Waxy flexibility
13
• Otomatisme terhadap perintah, preservasi kata atau kalimat.
F 20.3 Skizofrenia Tak Terinci (undifferentiated)
Kategori yang termasuk:
• Memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia
• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik
• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca
skizofrenia.
F 20.4 Depresi Pasca Skizofrenia
• Suatu episode depresif yg mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah
skizofrenia.
• Pedoman diagnosik:
- Pasien telah menderita skizofrenia yg memenuhi kriteria umum
skizofrenia selama 12 bulan terakhir.
- Beberapa gejala skizofrenik masih ada
- Gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi kriteria untuk
suatu episode depresif dan telah ada sedikitnya 2 minggu.
F 20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman diagnostik:
• Gejala negatif lebih menonjol.
• Ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia
• Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun di mana intensitas
dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah
berkurang dan telah timbul sindrom negatif skizofrenia.
• Tidak terdapat demensia atau ggn otak organik lain, depresi kronis.
14
F 20.6 Skizofrenia Simpleks
• Perkembangan perlahan namun progresif mengenai keanehan tingkah
laku, ketidakmampuan memenuhi tuntutan masyarakat dan penurunan
kinerja menyeluruh.
• Tidak terdapat waham dan halusinasi.
• Bersamaan dengan bertambahnya kemunduran sosial, pasien dapat
berkembang menjadi gelandangan, pendiam, pemalas, tanpa tujuan.
F 20.8 Skizofrenia Lainnya
• Termasuk
• skizofrenia senestopati
• Gangguan skizofreniform ytt
• Tidak termasuk
• gangguan lir-skizofrenia akut
• skizofrenia siklik
• skizofrenia laten
Pedoman diagnosis skizofrenia paranoid
DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of mental Disorders ed.4)
menyebutkan bahwa tipe paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu
atau lebih waham atau halusinasi dengar yang sering, dan tidak ada perilaku
spesifik lain yang mengarahkan pada tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara
klasik, schizophrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya waham
persekutorik (waham kejar) atau waham kebesaran. Pasien schizophrenia paranoid
biasanya berumur lebih tua daripada pasien schizophrenia terdisorganisasi atau
katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat
sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan sosial yang
dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego pasien
paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien
schizophrenia paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan
15
mentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien
schizophrenia.
Pasien schizophrenia paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-
hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersikap bermusuhan atau agresif. Pasien
schizophrenia paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka sendiri
secara adekuat di dalam situasi sosial. Kecerdasan mereka tidak dipengaruhi oleh
kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.
Kriteria diagnostik untuk schizophrenia tipe paranoid adalah:
A. Memenuhi kriteria umum diagnosis schizophrenia.
B. Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi yang menonjol.
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “passivity”
(delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
C. Tidak ada dari berikut ini yang menonjol: bicara terdisorganisasi, perilaku
terdisorganisasi atau katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.
Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan apabila
diagnosis telah memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia. Dan sebagai tambahan,
yaitu:
• Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
16
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin atau tapi jarang
menonjol.
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivitiy” (delusion of passivity), dan keyakinan dikerjar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas.
• Gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
DIAGNOSIS BANDING SKIZOFRENIA
Diagnosis banding, diambil dari klasifikasi subtype pada skizofrenia.
Subtipe skizofrenia Pembeda
F20.0 Skizofrenia
Paranoid
Delusi (waham) dan halusinasi dengan tema curiga,
diancam, atau waham kebesaran
F20.1 Skizofrenia
Hebefrenik
Pikiran, bicara, dan perilaku ‘tidak nyambung’,
emosi datar atau tidak tepat, sering cekikikan,
senyum, menyeringai
F20.2 Skizofrenia
Katatonik
Hampir tidak ada respon thd lingkungan, aspek
motorik dan verbal sangat terganggu
F20.3 Skizofrenia tak
terinci
Klien masuk criteria skizofren tapi tidak dapat
masuk kelompok paranoid, disorganized, ataupun
katatonik
F20.4 Depresi pasca
skizofrenia
Gejala depresif menonjol paling sedikit 2 minggu,
dan telah menderita skizofrenia selama 12 bulan
terakhir ini
F20.5 Skizofrenia
residual
Gejala negative skizofrenia yang menonjol dan
didahului oleh waham dan halusinasi yang semakin
berkurang.
F20.6 Skizofrenia Gejala negative yang khas pada skizofrenia residual
17
Simpleks tanpa didahului oleh halusinasi, waham atau gejala
psikosis lainnya
PENATALAKSANAAN
Manajemen skizofrenia terdiri dari manajemen farmakologik dan non-
farmakologik, sasaran terapinya bervariasi, berdasarkan fase dan keparahan
penyakit.
• Pada fase akut : mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan
meningkatkan fungsi
• Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan
adaptasi pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat
Non-farmakologi
Program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work
program,supported housing
Psikoterapi : terapi tambahan, terutama jika pasien sudah berespon thd
obat
Family education
Psikoterapi individual
• Terapi suportif
• Sosial skill training
• Terapi okupasi
• Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
Manajemen kasus
Assertive Community Treatment (ACT)
Farmakologi
a) Terapi fase akut skizofrenia :
Tujuan terapi 7 hari pertama : mengurangi agitasi, hostility, agresi, anxiety
18
Jika seorang pasien terkena serangan psikotik akut, lebih baik diatasi
dengan “meng-imobilisasi” pasien dulu dan mengajaknya bicara,
kemudian diberi benzodiazepine utk penenang dan atau suatu obat
antipsikotik
Benzodiazepine (exp: lorazepam 2 mg i.m setiap 30 menit) terbukti efektif
mengurangi agitasi sehingga mengurangi dosis antipsikotik yang
dibutuhkan mengurangi efek samping
Jika dibutuhkan antipsikosis untuk agitasi yang berat obat potensi tinggi
bisa digunakan, seperti haloperidol 2-5 mg IM
b) Terapi stabilisasi :
Terapi minggu ke 2-3 digunakan terapi stabilisasi yang tujuannya untuk
meningkatkan sosialisasi dan perbaikan kebiasaan(self-care habits) dan
perasaan
Mungkin perlu waktu 6-8 minggu utk mendapat respon yang diharapkan,
pada pasien kronis mungkin butuh waktu 3-6 bulan
Pengobatan : menggunakan antipsikotik atipikal, jika menggunakan obat
tipikal: dosis yang ekuivalen dengan klorpromasin 300-1000 mg dapat
digunakan
Terapi tidak bisa menyembuhkan, hanya mengurangi gejala
c) Terapi pemeliharaan mencegah kekambuhan
Harus diberikan sedikitnya sampai setahun sejak sembuh dari episode
akut, bahkan untuk bisa lebih berhasil, perlu terapi selama sedikitnya 5
tahun, lalu dosis pada diturunkan perlahan-lahan
Terapi pemeliharaan dapat diberikan dalam dosis setengah dari dosis akut
Bagi pasien yang kepatuhannya rendah, ada obat yang dibuat dalam
formulasi depot contoh : flufenazin dekanoat atau haloperidol dekanoat,
dapat diberikan setiap 2 -4 minggu sekali secara i.m. tetapi formulasi
depot ini hanya diberikan jika pasien telah memiliki dosis efektif p.o yang
stabil.
19
PROGNOSIS
Menurut Kaplan dan Sadock’s
a. Prognosis baik
Riwayat keluarga berupa gangguan mood
Riwayat premorbid social, seksual dan pekerjaan yang baik
Terjadi pada usia tua
Menikah
Akut
Factor pencetus jelas
Gejala gangguan mood
Gejala skizofrenia yang positif
Sistem pendukung yang baik
b. Prognosis buruk
Riwayat keluarga skizofrenia
Riwayat trauma perinatal
Terjadi pada usia muda
Riwayat premorbid social, seksual dan pekerjaan yang buruk
Belum menikah, cerai atau janda
Terjadinya perlahan-lahan
Tidak terdapat factor pencetus
Tanda dan gejala neurologis
Menarik diri dari lingkungan, tingkah laku autis
Memiliki gejala negative dari skizofrenia
Tidak ada remisi selama 3 tahun
Sering relaps
Sistem pendukung yang jelek
20
BAB III
STATUS PASIEN
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama : Suhaimi Jenis Kelamin :Laki-laki
Umur : 38 tahun Tempat Lahir : Jambi
Status Perkawinan : Kawin (pisah) Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam Suku Bangsa :Melayu
Tingkat Pendidikan : SD(tamat) Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 08 RW 02 Kelurahan Ladang Panjang
Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
Dikirim Oleh : Keluarga
KETERANGAN DIRI ALLO/INFORMAN
Identitas Informan 1 Informan 2
Nama : Helmi Bujang
Jenis Kelamin : Laki-laki Laki-laki
Umur : 45 tahun 52 tahun
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Warga Negara : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
Suku Bangsa : Melayu Melayu
Tingkat Pendidikan : SD(tamat) SMP (tamat)
Pekerjaan : Buruh Lepas Petani
Alamat : Jalan H. Adam Malik Seberang rumah OS
RT 22 Kelurahan The Hok
Hubungan dengan Os : Kakak kandung Ketua RT Os
Keakraban dengan Os : Kurang Kurang
Sudah berapa lama
mengenal pasien : 38 tahun 25 tahun
Kesan pemeriksa : dapat dipercaya dapat dipercaya
21
STATUS PRESENS TANGGAL : 20 Juni 2011
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
Sensorium : Cm Suhu : Afebris Berat Badan : 55
Nadi : 90x/m Pernafasan : 22x/m Tinggi Badan : 165
TD: 130/80 mmHg Turgor : Baik Status Gizi: Cukup
Sistem Kardiovaskular : Tidak ada kelainan
Sistem Respiratorik : Tidak ada kelainan
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan
Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
Kelainan Khusus : Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
Urat Syaraf Kepala (Panca Indera) : Tidak ada kelainan
Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada
Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial : Tidak ada
Mata : - Gerakan : Baik, kesegala arah, tidak ada kelumpuhan
- Persepsi Mata : Baik tidak ada diplopia, visus normal
- Pupil : Bentuk bulat, isokor Ukuran Diameter 3 mm
Refleks Cahaya +/+ Refleks Konvergensi +/+
- Refleks Kornea : +/+
- Pemeriksaan Oftalmoskopi : Tidak dilakukan
Motorik : - Tonus : Eutoni
- Koordinasi : Baik
- Turgor : Baik
- Refleks : Refleks fisiologis +/+ , Refleks Patologis -/-
- Kekuatan: Kekuatan otot lengan 5/5, Kekuatan otot tungkai 5/5
Sensibilitas : Tidak ada kelainan
Susunan Syaraf Vegetatif : Tidak ada kelainan
22
Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
Kelainan Khusus : Tidak ada
PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG DIPERLUKAN
Darah Rutin : Tidak dilakukan pemeriksaan Khusus : (-) pemeriksaan
Urine Rutin : Tidak dilakukan pemeriksaan Khusus : (-) pemeriksaan
Tinja Rutin : Tidak dilakukan pemeriksaan Khusus : (-) pemeriksaan
Liquor Serebrospinalis (Pungsi Lumbal) : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN ELEKTROENSEFALOGRAM (EEG)
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
BRAIN COMPUTERIZED TOMOGRAPHY SCANNING (CT-SCAN
OTAK)
Tidak dilakukan pemeriksaan
HASIL
Tidak dilakukan pemeriksaan
23
STATUS PSIKIATRIKUS
ALLOANAMNESIS
Sebab Utama : Os mencekik ibu kandungnya hingga keluar darah dari
telinga dan hidung
Keluhan Utama : Os merasa kepalanya kosong dan badannya dibicarakan
oleh orang lain
± 4 tahun yang lalu, tanpa ada sebab yang jelas os mulai mengurung diri,
ngoceh-ngoceh sendiri dan sering memaki orang lain dengan kata-kata kotor. Os
mengalami kemunduran dalam mengurus diri. Os sering marah-marah kepada
istrinya. Karena hal tersebut, istri os bersama anaknya yang masih bayi pulang ke
rumah orang tuanya di Jambi, sedangkan Os tinggal bersama dengan ibunya di
Ladang Panjang.
± 3 tahun yang lalu, Os mulai meresahkan warga. Os sering mengejar-
ngejar warga dengan menggunakan parang. Os juga sering marah-marah dengan
ibunya jika keinginannya tidak terpenuhi.
± 6 bulan yang lalu, os semakin meresahkan warga dengan tindakannya
tersebut, namun belum ada korban jiwa ataupun korban luka.
± 3 hari yang lalu, tanpa diketahui penyebabnya, os mencekik ibunya
hingga keluar darah dari telinga dan hidung. Untungnya ketua RT yang tinggal di
seberang rumah mendengar teriakan ibu os dan segera menghentikan tindakan os.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang tidak ada
Riwayat memakai narkoba (-)
Riwayat meminum alkohol (-)
Riwayat penyakit lain tidak ada
24
Riwayat premorbid :
Bayi : lahir normal, cukup bulan, dibantu dukun
Anak-anak : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Remaja : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Dewasa : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Riwayat Perkembangan Organobiologis
Tidak ada kelainan
Riwayat Pendidikan
SD tamat, pernah sekolah SMP hingga kelas kelas 2, berhenti karena alasan
ekonomi
Riwayat Pekerjaan
Tidak bekerja. Os dulu pernah bekerja sebagai tukang sadap karet di kebun orang
lain, os berhenti bekerja karena gejala penyakitnya timbul.
Riwayat Pernikahan
Os menikah pada tahun 2006 dan memiliki anak laki-laki berumur 6 tahun. Istri os
dan anaknya pulang ke rumah orang tuanya sejak os sakit.
Riwayat sosioekonomi
Kurang
25
+
Riwayat keluarga
Os merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayah os telah meninggal dunia. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal.
AUTOANAMNESIS DAN OBSERVASI
Pertanyaan Jawaban InterpretasiSelamat malam pak. Kami dokter muda di sini pak, mau nanya-nanya sedikit. Boleh ya pak?
(sambil menyentuh bahu)
Met malam. Iyo, boleh. -Compos mentis-Kooperatif-Perhatian adekuat-kontak fisik ada-kontak mata ada-kontak verbal ada-verbalisasi jelas-cara bicara lancer-ekspresi fasial bengong-hipoaktif
Siapo namonyo pak? Suhaimi -Umurnya berapo tahun? 38
-daya ingat masih baikTanggal brapo lahirnya pak?
Lupo
Tahun? Sekitar tahun 73Pak, alamatnya dimana? Ladang Panjang -daya ingat baik
-luas pengetahuan umum baik
Daerah mano tu pak? Muaro JambiProvinsi mano tu pak? Jambi lah...Bapak ngapo tadi dibawa ksini?
Dak tau
Sapo yang bawa bapak ksini?
Kakak aku. -orientasi baik
Bapak tau dak sekarang siang ato malam?
Malam
Jadi apo yang bapak rasokan sekarang?
Kepala ni raso kosong, melayang
26
Lah kawin belom pak? Dak tau,,lupo(Ekpresi fasial berubah dan memalingkan pandangan)
Denial, padahal os sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
Apo kerjo bapak? Nyadap karet -daya ingat baikBapak dulu sekolah? Lupo,, -daya ingat baikSD tamat dak? kayaknyo iyo, lupo…. -daya ingat masih baikBapak tau dak Ibukota Indonesia?
Jakarta -daya ingat baik-pengathuan umum baik
Bapak ngrokok dak? Iyo -konsentrasi baik Biaso ngrokok apo pak Jambu bolBrapo duit tu? Tigo ribu maratusBapak masih bisa ngitung duit kan?
Maseh
Kalo bapak punyo duit 5 ribu untuk beli rokok itu, brapo kembaliannyo?
Sribu maratus lah..
Bapak berapo bradik? Tigo -daya ingat baikBapak nomor brapo? Nomor duoYang paling tuo samo yang paling mudo, lanang ato betino?
Yang tuo lanang, yang mudo betino
Bapak ngapo tadi dibawa ksini?
Dak tau
Sapo yang bawa bapak ksini?
Kakak aku. Orientasi baik
Bapak tau dak sekarang siang ato malam?
Malam
Jadi apo yang bapak rasokan sekarang?
Kepala ni raso kosong, melayang
- alienasi
Kosong makmano? Kosong, melayangNgapo?ado yang masuk pikiran ye?
Iyo mak itulah
Kato kakak,tadi bapak nyekek ibu?
(Terdiam)
Ado suaro-suaro pak? Iyo -halusinasi akustik (perintah)Mreka keliatan dak pak? Idak
Satu ato banyak? Kadang satu, kadang banyak
Apo yang mreka omongkan?
Nyuruh-nyuruh
Nyuruh apo? Nyuruh ini, nyuruh itu.Nyuruh ini itu yang cakmano?
Nyuruh yang salah
Jadi pas bapak nyekek Iyo
27
ibu, itu disuruh suaro itu jugo?Jadi sebenarnyo bapak mau dak nyekek ibu?
Idak -disciminative jugdemnet dan discriminative insight baikJadi pikiran bapak tu di
masuki mreka?Iyo
Jadi bapak nyesel dak? Nyesel, iyo.Kalo ibu disini apo yang bakal bapak lakukan?
Minta maaf lah.
Dikeluarga ada masalah dak pak?
Dak ado(ekspresi wajah berubah)
Denial
Sama istri ada masalah? Aku dak punyo istriBapak pernah kawin dak? Perasan Iyo.
Tapi kato emak, aku ado istri dan ado anak.
Istri bapak baik gak? Dak tau la( ekspresi kesal)
Terus menurut perasaan bapak,bapak dak punyo istri samo anak yo?
(berpikir) Menurut perasaan aku kayaknyo aku punya istri dan anak.
Jadi menurut bapak,bapak ni sakit apo?
Sakit perasaan,sakit pikiran (sambil mengelus dada dan megang kepala)
Ado orang yang ngancem-ngancem bapak dak?ato ngomong-ngomongi bapak?
Dak ado Waham persekutorik(-)
Ado orang yang menyiksa bapak dak?
Dak ado
Yo sudah pak Suhaimi makasi yo pak.
Iyo.samo-samo
Pak, gek kami tanyo – tanyo lagi ye, sudah dulu, tiduklah pak.(sambil tos)
Iyo.(tos)
28
IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
(AUTOANAMNESIS DAN OBSERVASI)
KEADAAN UMUM
Kesadaran/Sensorium : Compos Mentis terganggu
Perhatian : Adekuat
Sikap : Kooperatif
Inisiatif : Kurang
Tingkah Laku Motorik : Hipoaktif
Karangan/Tulisan/Gambaran (bila ada lampirkan) Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekspresi Fasial : Bengong
Verbalisasi : Jelas
Cara Bicara : Lancar
Kontak Psikis: - Kontak Fisik : Ada
- Kontak Mata : Ada
- Kontak Verbal : Ada
KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK)
1. Keadaan Afektif (Mood) : Tumpul, irritable
2. Hidup Emosi
Stabilitas : Stabil Dalam-dangkal : Normal
Pengendalian : Terkendali Adekuat-Inadekuat : Adekuat
Echt-Unecht : Echt Skala Diferensiasi : Normal
Einfuhlung : Bisa dirabarasakan Arus Emosi : Lambat
3. Keadaan dan Fungsi Intelek
Daya ingat (amnesia, dsb ) : Daya ingat baik
Daya Konsentrasi : Baik
Orientasi : Tempat : Baik
Waktu : Baik
Personal : Baik
Luas Pengetahuan umum dan Sekolah : Sesuai taraf pendidikan
Discriminative Judgement : Baik
Discriminative Insight : Baik
Dugaan taraf intelegensi : Rata-rata
29
Kemunduran intelektual (demensia, dsb) : tidak ada
4. Kelainan Sensasi dan Persepsi
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Halusinasi akustik, Os mendengar suara
orang banyak yang membicarakan dirinya.
Os juga mendengar suara-suara yang
memerintah, salah satunya suara yang
memerintahkan dirinya untuk mencekik
ibunya.
5. Keadaan Proses Berpikir
Psikomotilitas : baik
Mutu proses berpikir : Jelas
Arus Pikiran
Flight of ideas Tidak ada Inkoherensi Tidak ada
Sirkumstansial Tidak-ada Tangensial Tidak ada
Terhalang Tidak ada Terhambat ada
Perseverasi Tidak ada Verbigerasi Tidak ada
Isi Pikiran
Pola Sentral tidak ada Rasa permusuhan/dendam: tidak ada
Waham tidak ada Ide terfiksir tidak ada
Fobia Tidak ada Hipokondria Tidak ada
Konfabulasi Tidak ada Banyak sedikit isi pikiran:Sedikit
Perasaan inferior Tidak ada Perasaan berdosa/salah ada
Kecurigaan Tidak ada
Pemilikan Pikiran
Obsesi Tidak ada
Alienasi ada, ada kekuatan dari luar yang mengontrol dirinya untuk
melakukan hal-hal yang jahat.
Bentuk Pikiran
Autistik/dereistik Ada Simbolik Tidak ada
Paralogik Tidak ada Simetrik Tidak ada
Konkritisasi Tidak ada Lain-lain Tidak ada
6. Keadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatan
Abulia/Hipobulia ada Vagabondage tidak ada
Stupor Tidak ada Pyromania Tidak ada
30
Raptus/Impulsivitas tidak ada Mannerisme Tidak ada
Kegaduhan Umum tidak ada Autisme Ada
Deviasi Seksual Tidak ada Logore Tidak ada
Ekopraksi Tidak ada Mutisme Tidak ada
Ekolalia Tidak ada Lain-lain Tidak ada
7. Kecemasan ( anxiety ) yang terlihat secara nyata ( overt )
Tidak ada
8. Reality Testing Ability Terganggu alam pikiran, perasaan, dan
perbuatan.
PEMERIKSAAN LAIN-LAIN
1. Evaluasi psikologik (oleh Psikolog) tanggal : Tidak dilakukan
2. Evaluasi sosial (oleh Ahli Pekerja Sosial) tanggal : Tidak dilakukan
3. Evaluasi lain-lain tanggal : Tidak dilakukan
RESUME
I. IDENTIFIKASI
Seorang laki-laki/38 tahun/ menikah (pisah)/ Islam/ SD(tamat)/Tidak bekerja/
Alamat luar kota/Melayu/ Indonesia/MRS Tanggal 20 Juni 2011
II. STATUS INTERNUS
Sensorium : Compos mentis Tekanan Darah :
130/80mmHg
Turgor : Baik Frekuensi Nadi : 90x/m
Gizi : Cukup Frekuensi nafas : 22x/m
Bentuk Badan : Astenikus Suhu : Afebris
Sistem organ lain : tidak ada kelainan
31
III.STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak ada kelainan
IV. STATUS PSIKIATRIKUS
Sebab Utama : Os mencekik ibu kandungnya hingga keluar darah dari
telinga dan hidung
Keluhan Utama : Os merasa kepalanya kosong dan badannya dibicarakan
oleh orang lain
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 4 tahun yang lalu, tanpa ada sebab yang jelas os mulai mengurung
diri, ngoceh-ngoceh sendiri dan sering memaki orang lain dengan kata-kata
kotor. Os mengalami kemunduran dalam mengurus diri. Os sering marah-
marah kepada istrinya. Karena hal tersebut, istri os bersama anaknya yang
masih bayi pulang ke rumah orang tuanya di Jambi, sedangkan Os tinggal
bersama dengan ibunya di Ladang Panjang.
± 3 tahun yang lalu, Os mulai meresahkan warga. Os sering mengejar-
ngejar warga dengan menggunakan parang. Os juga sering marah-marah
dengan ibunya jika keinginannya tidak terpenuhi.
± 6 bulan yang lalu, os semakin meresahkan warga dengan
tindakannya tersebut, namun belum ada korban jiwa ataupun korban luka.
± 3 hari yang lalu, tanpa diketahui penyebabnya, os mencekik ibunya
hingga keluar darah dari telinga dan hidung. Untungnya ketua RT yang
tinggal di seberang rumah mendengar teriakan ibu os dan segera
menghentikan tindakan os.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang tidak ada
Riwayat memakai narkoba (-)
Riwayat meminum alkohol (-)
Riwayat penyakit lain tidak ada
32
Riwayat premorbid :
Bayi : lahir normal, cukup bulan, dibantu dukun
Anak-anak : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Remaja : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Dewasa : periang , mudah bergaul dan banyak teman
Riwayat Perkembangan Organobiologis
Tidak ada kelainan
Riwayat Pendidikan
SD tamat, pernah sekolah SMP hingga kelas kelas 2, berhenti karena alasan
ekonomi
Riwayat Pekerjaan
Tidak bekerja. Os dulu pernah bekerja sebagai tukang sadap karet di kebun
orang lain, os berhenti bekerja karena gejala penyakitnya timbul.
Riwayat Pernikahan
Os menikah pada tahun 2006 dan memiliki anak laki-laki berumur 4 tahun.
Istri os dan anaknya pulang ke rumah orang tuanya sejak os sakit.
Riwayat sosioekonomi
Kurang
33
Riwayat keluarga
Os merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayah os telah meninggal dunia. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal.
Psikopatologi:
1. Keadaan umum: Pengaburan kesadaran, perhatian adekuat, sikap
koperatif, inisiatif kurang, psikomotor hipoaktif, ekspresi fasial
bengong, verbalisasi jelas, cara bicara lancar, dan kontak psikis ada.
2. Keadaan khusus:
a. Keadaan afektif (mood): tumpul (irritable)
b. Hidup emosi: stabil, kedalaman normal, terkendali, adekuat, echt,
melebar, bisa dirabarasakan, dan arus emosi lambat.
c. Keadaan dan fungsi intelek: daya ingat baik, daya konsentrasi baik,
orientasi tempat baik, orientasi waktu baik, orientasi personal baik,
luas pengetahuan umum dan sekolah sesuai taraf pendidikan,
discriminative judgement baik, discriminative insight baik, dugaan
taraf intelegensi rata-rata, dan tidak ada kemunduran intelektual.
d. Kelainan sensasi dan persepsi: ilusi tidak ada , halusinasi auditorik
ada.
e. Keadaan proses berpikir: pola sentral tidak ada, rasa permusuhan
tidak ada, waham tidak ada, perasan bersalah ada, alienasi ada, isi
pikiran sedikit, bentuk pikiran autistik.
34
+
f. Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: hipobulia ada,
vagabondage tidak ada, impulsivitas tidak ada, dan autisme ada.
g. Kecemasan: tidak ada
h. Hubungan dengan realitas (RTA): terganggu dalam hal pikiran,
perasaan, dan perbuatan.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F. 20.0 Skizofrenia Paranoid
AKSIS II : Tidak ada diagnosis
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
AKSIS IV : Istri dan anaknya pergi meninggalkan os (STRESOR pemberat )
AKSIS V : GAF Scale: 20-11, menciderai orang lain
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
F. 20. 3 Skizofrenia tak terinci
TERAPI
1. Psikofarmaka:
Injeksi Lodomer dan diazepam 1 ampul (extra)
Haloperidol 2 x 5 mg
Chlorpromazine 1 x 100 mg
Trihexilphenidile 2 x 2 mg
2. Psikoterapi:
a. Individual:
- Menjalin komunikasi interpersonal dengan Os sehingga
menumbuhkan rasa percaya diri terhadap orang lain.
- Memotivasi Os untuk minum obat secara teratur.
b. Keluarga:
35
- Memotivasi keluarga untuk membawa penderita berobat teratur.
- Memotivasi keluarga untuk mengawasi Os minum obat secara
teratur.
- Menciptakan kehangatan dalam keluarga.
c. Lingkungan: tidak menjauhi pasien dan memahami keadaannya.
PROGNOSIS
Dubia ad malam, karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Os telah mengalami gangguan jiwa dalam waktu yang lama (kronis).
2. Laki-laki.
3. Istri dan anaknya meninggalkan Os
4. Stressor tidak jelas
5. Terjadinya perlahan-lahan
6. Menarik diri dari lingkungan
7. Memiliki gejala negative dari skizofrenia
8. Tidak ada remisi selama 3 tahun
9. Sistem pendukung yang jelek
36
BAB IV
ANALISA KASUS
Seorang pria bernama Tn. Suahaimi berusia 38 tahun dibawa ke UGD
RSJ Jambi karena os mengamuk dan mencekik ibu kandungnya hingga keluar
darah dari telinga dan hidung. Sejak ± 4 tahun yang lalu, tanpa ada sebab yang
jelas os mulai mengurung diri, ngoceh-ngoceh sendiri dan sering memaki orang
lain dengan kata-kata kotor. Os mengalami kemunduran dalam mengurus diri. Os
sering marah-marah kepada istrinya. Karena hal tersebut, istri os bersama anaknya
yang masih bayi pulang ke rumah orang tuanya di Jambi, sedangkan Os tinggal
bersama dengan ibunya di Ladang Panjang. Sekitar ± 3 tahun yang lalu, Os mulai
meresahkan warga. Os sering mengejar-ngejar warga dengan menggunakan
parang. Os juga sering marah-marah dengan ibunya jika keinginannya tidak
terpenuhi. Dan ± 6 bulan yang lalu, os semakin meresahkan warga dengan
tindakannya tersebut, namun belum ada korban jiwa ataupun korban luka. Sekitar
± 3 hari yang lalu, tanpa diketahui penyebabnya, os mencekik ibunya hingga
keluar darah dari telinga dan hidung. Untungnya ketua RT yang tinggal di
seberang rumah mendengar teriakan ibu os dan segera menghentikan tindakan os.
Dari hasil autoanamnesis, os mengeluh merasa kepalanya kosong dan
badannya dibicarakan oleh orang lain. Didapatkan halusinasi auditorik, yaitu
mendengar banyak suara-suara yang membicarakan dirinya dan
memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang jahat. Didapatkan juga thougt
insetion, dimana os mengaku pikirannya kosong dan dimasuki oleh suara-suara
tersebut. Tidak didapatkan waham paranoid pada pasien ini. Dari obeservasi,
kontak psikis os terhadap pemeriksa baik, kooperatif, tapi sesekali tampak
keengganan os untuk bercerita dan os kerap menghindari beberapa pertanyaan
tentang istri dan anaknya, hal ini menunjukan penyangkalan tentang kehidupan
rumah tangganya. Kemungkinan stressor pemberat adalah masalah rumah tangga.
Atas dasar gejala diatas, maka berdasarkan PPDGJ-III. terdapat adanya
thought insertion yang jelas dan berlangsung selama satu bulan atau lebih untuk
37
menegakkan diagnosis skizofrenia. Halusinasi auditorik yang menonjol, yang
memberi perintah kepada os merupakan dasar penegakan diagnosis Skizofrenia
Paranoid.
38
BAB 5
KESIMPULAN
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya). Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inapprooriate) atau tumpul
(blunted).
Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan apabila
diagnosis telah memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia. Dan sebagai tambahan,
yaitu:
• Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
d) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
e) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin atau tapi jarang
menonjol.
f) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivitiy” (delusion of passivity), dan keyakinan dikerjar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas.
• Gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Ringkasan Ringkas dari PPDGJ-III.
Jakarta: PT. Nuh Jaya, 2003.
2. Kaplan, Sadock, Grebb. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku
Psikiatri Klinis Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997.
3. National Institue of Mental Health, National Institues of Health.
www.nimh.nih.gov diakses tanggal 24 Mei 2011.
4. Expert Consensus Treatment Guidelines for Schizophrenia: A Guide for
Patients and Families. www.nmah.com diakses tanggal 24 Mei 2011.
5. Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 24 Mei 2011.
6. Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 24 Mei 2011.
7. Maslim R, Sp. KJ, dr. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik: PT Nuh Jaya, 1999.
8. Schizophrenia Treatment. www.psychiatrist4u.co.uk diakses tanggal
24 Mei 2011.
9. Introducing Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal
24 Mei 2011.
40