Download - Close Fraktur Femur n Tibia Platu
CLOSE FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL
DEKSTRA DAN CLOSE FRAKTUR TIBIA
PLATEAU LATERAL SINISTRA
LABORATORIUM ILMU PENYAKIT BEDAH SUBBAGIAN ORTHOPEDIRSUD KANJURUHAN KEPANJENFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Oleh : Ainul yaqin
Pembimbing : dr.Satriyo Aji, Sp.OT
• Nama :Ny. satimah• Umur : 34tahun• Jeniskelamin : Perempuan• Alamat : Ds.Blayu RT 03/RW 07
Wajak• Pekerjaan : Ibu rumah tangga• Pendidikan : SD• Agama : Islam• Status : Menikah• Suku : Jawa• Tgl. MRS : 28 Oktober2012• No. Register : 303702
Identitas pasien
KELUHAN UTAMA
Kedua kaki nyeri setelah kecelakaan lalu lintas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien seorang perempuan berusia 34 datang dengan diantar oleh keluarga ke UGD dengan kondisi kedua kaki dibidai. Pasien datang dengan keluhan kaki nyeri sehabis kecelakaan 12 jam yang lalu. Kaki terasa nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu setelah mengalami kecelakaan tersebut (tgl. 27.10.2012),
Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dirasakan bertambah ketika pasien berusaha berdiri atau bergerak. Terasa berkurang jika berbaring. Pasien mengalami bengkak dan kemerahan pada kelopak mata kanan, paha kanan dan pada tungkai kiriterdapat lukadengan diameter 3cm, pada luka terdapat sisa-sisa tanah, namun tidak ada penonjolan tulang yang menembus kulit luka tersebut telah mendapatkan pembidayan di RSSA.
Riwayat penyakit sekarang
terdapat luka pada jari tengah kaki kiri yang juga kotor dan telah mendapatkan perawatan dibungkus dengan kasa.Kecelakaan itu terjadi saat pasien sedang naik sepeda motor dan menghindari mobil yang tiba-tiba mendadak berhenti, pasien terjatuh dengan posisi miring ke kanan. Pasien mengaku sempat tidak sadarkan diri namun pasien tidak muntah dan tidak mengeluh sakit kepala.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan jika kedua kakinya sulit digerakkan karena rasa sakitnya.satu jam setelah jatuh dari sepeda motor pasien sempat di bawa kerumah sakit claket dan mendapatkan pembidaian di kedua kaki, Pasien juga sempat di foto rontgen sebelum pulang karena tidak ada biaya dan keesokan harinya datang ke IGD RSUD Kanjuruan Kepanjen.
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat trauma sebelumnya disangkal
• Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
Riwayat pengobatan• Konsumsi antibiotik dari puskesmas
• Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk DM.
• Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk hipertensi.
• Pasien tidak menggunakan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Keluarga
• Trauma (-)
• Operasi (-)
• DM (-)
• Hipertensi (-)
Status GeneralisTampak sakit, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup. Tanda VitalTensi : 120/80 mmHgNadi : 80 x/menit, isicukupPernafasan : 20x/menit, regularSuhu : 36,6o C
Pemeriksaan fisik
Status lokaliRegio femuralis pedis dekstra : Look : kulit tidak ada luka, bengkak (+) ,hiperemi (+), simetris, massa/tumor (-),tidak ada luka dan jaringan parut.tulang : tidak ada penonjolan tulang menembus kulit.
Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (+), sensibilitas (+) deformitas (-) suhu teraba hangat dibandingkan dareah yang lain. pulsasi arteri dorsalis pedis teraba reguler kuat, LLD 77/78.
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi tungkai kanan terhambat, gerakan adduksi tungkai kanan terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan terbatas (+), keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal (karena terasa nyeri saat digerakkan).
Status lokaliRegio cruris sinistra:
Look : kulit nampak adanya ada luka kotor diameter 3cm , bengkak (+) ,hiperemi (+), massa/tumor (-), dan
jaringan parut (-). tulang : tidak ada penonjolan tulang yang menembus kulit.
Feel : Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu rabaan hangat (+) dibandingkan daerah yang lain,kapiler refil (+).
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan adduksi tungkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan terbatas (+), keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal (karena terasa nyeri saat digerakkan)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (28/10/2012)DARAH LENGKAP:• Hb : 10,10 g/dl• Hematokrit : 32,40%• Eritrosit : 4,34/mm3• Leukosit : 25010/mm3• Trombosit :423000/mm3• SGOT : 26• SGPT : 25• Ureum : 16.90• Kreatinin : 0,47Kesimpulan hasil lab normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil dalam batas normal
FOTO THORAK AP
FOTO FEMUR DAN TIBIAN AP, LATERAL
KESIMPULAN
FOTO RONGENT Thorax Ap dalam batas normal Femur dan tibia AP lateral
Close Fraktur Femur 1/3 Distal Dekstra Dan Close Fraktur Tibia
Plateau Lateral Sinistra
Pasien seorang perempuan berusia 34 datang dengan diantar oleh keluarga ke UGD dengan kondisi kedua kaki dibidai. Pasien datang dengan keluhan kaki nyeri sehabis kecelakaan 12 jam yang lalu. Kaki terasa nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu setelah mengalami kecelakaan tersebut Nyeri dirasakan. bertambah ketika pasien berusaha berdiri atau bergerak. Terasa berkurang jika berbaring. Pasien mengalami bengkak pada kelopak mata kanan, paha kanan dan. Pasien juga mengalami luka pada jari tengah kaki kiri, pasien terjatuh dengan posisi miring ke kanan. Pasien mengaku sempat tidak sadarkan diri namun pasien tidak muntah dan tidak mengeluh sakit kepala. Pasien mengatakan jika kedua kakinya sulit digerakkan karena rasa sakitnya. satu jam setelah jatuh dari sepeda motor pasien sempat di bawa kerumah sakit claket dan mendapatkan pembidaian di kedua kaki, Pasien juga sempat di foto rontgen sebelum pulang karena tidak ada biaya dan keesokan harinya datang ke IGD RSUD Kanjuruan Kepanjen.
Pada pemeriksaan fisik secara umum didapatkandisekitar regio kulit terdapat luka kotor diameter 3cm, bengkak (+) ,hiperemi (+), simetris, Nyeritekan (+), krepitasi (+), sensibilitas (+) deformitas (-) suhu teraba hangat pulsasi arteri dorsalis pedis teraba reguler kuat, LLD 77/78. Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan adduksi tunkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan terbatas (+), keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal (karena terasa nyeri saat digerakkan). Pada hasil foto rotgent didapatkan adanya close fraktur femur 1/3 distal dekstra dan close fraktur tibia plateau lateral sinistra.
RESUME
PLANNING TERAPINon medikamentosaPemasangan bidai pada kedua kaki.Rawat lukaMedikamentosaIUFD RLInj. Ketorolac 3x30 mgPo: -Ranitidin2x1ampul- Asam mefenamat 3X1-cefotaxim 3x1 grInj. Ats 1500 uOperatifRencana pemasangan plate dan screw tapi pasien menolak
NON OPERATIF
OPERATIF
•Debridemen•Reposisi terbuka dan fiksasi interna : ORIF
•Repair tendo
PLANNING TERAPI
Os femur
Muskulus dan pem.darah
Fraktur
• HILANGNYA KONTINUITAS TULANG, TULANG RAWAN SENDI, TULANG RAWAN EPIFISIS, BAIK BERSIFAT TOTAL MAUPUN PARSIAL
KLASIFIKASI KLINISKLASIFIKASI KLINIS
1. FRAKTUR TERTUTUP- Tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar
2. FRAKTUR TERBUKA- Berhubungan dengan dunia luar melalui luka
3. FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI- Fraktur yang disertai komplikasi seperti infeksi,
mal-union, delayed union, non-union
Klasifikasi berdasarkan Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI KONFIGURASI
Prinsip fraktur
• 4R
Recocnision
Reducsion
Retension
rehabilitasion
Prinsip diagnosis fraktur
1. DUA PROYEKSI, sekurang-kurangnya proyeksi AP dan lateral
2. DUA SENDI, di proksimal dan di distal fraktur
3. DUA ANGGOTA GERAK, utamanya pada anak
4. DUA TRAUMA
5. DUA KALI DILAKUKAN FOTO
Fraktur pada femmur
• Hilangnya Kontinuitas Tulang, Tulang Rawan Sendi, Tulang Rawan Epifisis, Baik Bersifat Total Maupun Parsial Yang Terjadi Pada Tulang Femur
Etiologi
1. Trauma langsung- Frakur terjadi di daerah yang mengalami
tekanan langsung- Biasanya kopmunitif- Jaringan lunak mengalami kerusakan
2. Trauma tidak langsung- Trauma dihantarkan dari daerah yang
lebih jauh dari fraktur- Jaringan lunak utuh
Klasifikasi fraktur femur
Jenis fraktur diafisis femur
Etiologi
Faktor ekstrinsik.meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma. Faktor Intrinsi.meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang.
Penatalaksanaan
Terapi konservatif• Traksi kulit, sementara sebelum dilakukan
terapi definitif untuk me ngurangi spasme otot.
• Traksi tulang berimbang dengan bagian Pearson pada sendi lutut.
• Indikasi traksi terutama fraktur yang bersifat komunitif dan segmental.
• Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur secara klinis.
Terapi operatif
• Pemasangan plate dan screw terutama pada fraktur proksimal dan distal femur.
• Fiksasi eksterna terutama pada fraktur segmental, fraktur komunitif, infected pseudo artrosis atau fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.
Fase Penyembuhan Fraktur
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
1. Syok2. Emboli lemak3. Trombosis vena4. Tetanus5. Gangren
KOMPLIKASI UMUMKOMPLIKASI UMUM
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
DINI1. Tulang : Infeksi, Osteomielitis,
artritis supuratif.2. Jaringan Lunak : Lepuh, Dekubitus.3. Pembuluh Darah : Iskemi bahkan
nekrosis.4. Otot : Terputusnya serabut otot .5. Syaraf : kompresi, neurometsis,
aksonometsis (kerusakan akson).
DINI1. Tulang : Infeksi, Osteomielitis,
artritis supuratif.2. Jaringan Lunak : Lepuh, Dekubitus.3. Pembuluh Darah : Iskemi bahkan
nekrosis.4. Otot : Terputusnya serabut otot .5. Syaraf : kompresi, neurometsis,
aksonometsis (kerusakan akson).
KOMPLIKASI LOKALKOMPLIKASI LOKAL
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
LANJUT1. Delayed union 2. Non union 3. Mal union4. Osteomielitis Kronis5. Kekakuan sendi
LANJUT1. Delayed union 2. Non union 3. Mal union4. Osteomielitis Kronis5. Kekakuan sendi
KOMPLIKASI LOKALKOMPLIKASI LOKAL
Definisi
Fraktur tibia yangt terjadi pada bagian proksimal (kondiler), diafisis atau persendian pergelangan kaki.
Klasifikasi yang sering dan meluas dipakai sekarang adalah klasifikasi Schatzker.I : Fraktur split kondiler lateralII : Fraktur split/depresi lateralIII: Depresi kondiler lateralIV: Fraktur split kondiler medialV : Fraktur bikondilerVI: Fraktur kominutif
klasifikasi
Klasifikasi
Penatalaksanaan
• Terapi konservatif; pada fraktur yang tidak bergeser dapat dipergunakan pemasangan gips sirkuler di atas lutut.
• Terapi operatif; mempergunakan screw agar didapatkan posisi anatomis sendi lutut dan mobilisasi dapat segera dilakukan.
Stadium fraktur leher femur• Stadium I adalah fraktur yang tak
sepenuhnya terimpaksi. • Stadium II adalah fraktur lengkap tetapi
tidak bergeser. • Stadium III adalah fraktur lengkap dengan
pergeseran sedang.• Stadium IV adalah fraktur yang bergeser
secara hebat.