Ekonomi terus tumbuh, kemiskinan menurundrastis, tetapi ketimpangan semakin meningkat
3
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
% o
f G
row
th a
nd
Po
vert
y R
ate
Economic Growth (L) Poverty Rate (L) Gini Ratio (R)
Source: Statistics Indonesia
Gin
iRat
io
Semakin tinggi ketimpangan, semakinkecil tingkat penurunan kemiskinan
4
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
2
Ind
eks
Gin
i
Pen
uru
nan
Kem
iski
nan
(%
po
in)
Tingkat Ketimpangan dan Penurunan Kemiskinan di Perdesaan
Penurunan Kemiskinan Perdesaan Tingkat Ketimpangan Perdesaan
Indikator yang Diestimasi dengan First-Difference Model
6
Indikator Proksi
Ketimpangan Indeks Gini Konsumsi
Sumberdaya Manusia
Rata-rata lama sekolah
Proporsi penduduk usia produktif
Insiden Kekurangan gizi
Banyaknya jenis wabah penyakit terjadisetahun terakhir
Modal Fisik
Ketersediaan saluran irigasi
Cakupan rumah tangga dengan aksessanitasi sehat
Cakupan rumah tangga dengan akseslistrik
Rasio fasilitas kesehatan/10 penduduk
Jalan terluas di desa bisa dilaluikendaraan roda empat
Jalan terluas di desa sudah beraspal
Indikator yang Diestimasi dengan First-Difference Model
7
Indikator Proksi
Modal Finansial
Ketersediaan koperasi
Ketersediaan BPR
Ketersediaan Bank
Ketersediaan pasar permanen
Ketersedikan kompleks pertokoan
Modal Sosial
Insiden kriminalitas
Banyaknya jenis upaya masyarakat untukmenjaga keamanan lingkungan
Adanya kegiatan kerja bakti/gotong royong
Sumberdaya AlamBanyaknya jenis pencemaran terjadi
Cakupan rumah tangga dengan akses air minum layak
Kontrol Kondisi Kesejahteraan
Economics diversity index
Rata-rata konsumsi perkapita
Proporsi rumah tangga dengan kepala rumahtangga perempuan
Pembangunan akan meningkatkanketimpangan pada proses perkembanganekonomi, dan menurunkan ketimpanganpada saat perekonomian sudah maju
8
Hasil Estimasi
9
-0.002
0.0010.0010.003
-0.015
-0.010
-0.004
0.0040.0000.0020.002
0.020
0.069
0.040
-0.020
-0.010
0.000
0.010
0.020
0.030
0.040
0.050
0.060
0.070
0.080
Nila
i Ko
efis
ien
(Per
ub
ahan
Gin
i un
tuk
seti
ap p
enin
gkat
an v
aria
bel
x)
Rata-rata lama sekolah
Insiden malnutrisi
Pembangunan saluran irigasi
Akses air minum layak
Proporsi rumah tangga dengan akseslistrikRasio fasilitas kesehatan/1000 penduduk
Ketersediaan koperasi
Adanya kompleks pertokoan
Usaha masyarakat untuk menjagalingkungan sekitarKegiatan gotong royong
Polusi lingkungan
Economics diversity index
Rata-rata tingkat konsumsi per-kapita
Proporsi rumah tangga dikepalaiperempuan
Temuan Utama
1. Indikator perekonomian desa yang lebih majuberkorelasi dengan tingkat ketimpangan yang lebihtinggi
2. Pembangunan yang inklusif menjadi faktor penenturendahnya ketimpangan di tingkat desa
3. Pelembagaan aksi kolektif masyarakat berpotensimenghasilkan ketimpangan yang lebih tinggi
10
Pembangunan saluran irigasi yang lebihdinikmati oleh kelompok terkaya perdesaan
12
Sumber: Diolah dari Susenas 2013 dan Sensus Pertanian 2013
GiniPengeluaran
GiniPenguasaan
Lahan
Sebesar 55% lahan di perdesaan dikuasaioleh 14% rumah tangga pertanian
13
Sumber: Diolah dari Sensus Pertanian 2013
Kategori lahan Total
<0.5 ha 0.5 - 1 ha 1 – 2 ha >2 ha
Nasional
Rumah tangga pertanian 56.24 17.39 14.17 12.2 100
Penguasaan lahan 12.42 13.27 20.72 53.59 100
Perdesaan
Rumah tangga pertanian 52.6 18.32 15.53 13.55 100
Penguasaan lahan 11.31 13.01 21.16 54.52 100
Distribusi Penguasaan Lahan
Struktur ekonomi perdesaan yang semakinberagam dan berkurangnya ketergantunganpada sektor pertanian
14
Sumber: Diolah dari Sensus Penduduk 2000, 2010 dan Povmap 2000, 2010
Economic Diversity Index (Mean in Kab level)
Gin
iIn
dex
(M
ean
in K
able
vel)
.1
6.1
8.2
.22
.24
.26
.8 .9 1 1.1 1.2(mean) EDI2000
(mean) gini2000 Fitted values
2000
.15
.2.2
5.3
.35
1 1.1 1.2 1.3 1.4(mean) EDI2010
Fitted values (mean) gini2010
2010
Economic Diversity Index (Mean in Kab level)
Proporsi orang yang beralih ke sektornonpertanian meningkat 2x lipat, begitupunpendapatan riilnya meningkat rata-rata 50%
15
Sumber: Diolah dari IFLS 2000, 2007, 2014
47.034.7 32.6
10.6 27.7 28.6
30.9 28.6 28.0
11.4 8.9 10.8
2000-2007 2007-2014 2000-2014
Persentase Pekerja
Bertahan di sektor pertanian Beralih ke sektor non-pertanian
Bertahan di sektor non-pertanian Beralih ke sektor pertanian
8.6
-13.0 -4.0
164.4
45.961.7
25.310.8
36.5
-47.5
-0.6
3.0
2000-2007 2007-2014 2000-2014
Persentase Perubahan Pendapatan Riil
Bertahan di sektor pertanian
Beralih ke sektor non-pertanian
Bertahan di sektor non-pertanian
Beralih ke sektor pertanian
..namun tidak semua petani mampu beralih kesektor nonpertanian
16
Faktor Beralih kesektor non-pertanian
Berpindah KeKota di sektornon-pertanian
Usia Muda (+) (+)
Laki-laki (-) none
Pendidikan minimal SD none (+)
Memiliki usaha sampingan di sektor non-pertanian
(+) none
Menanam Holtikultura (-) (-)
Menggunakan traktor (+) (-)
Memiliki lahan pertanian (+) (-)
Nilai tukar petani (+) (-)
Ekspansi perkebunan (+) (-)
Sumber : Suryahadi, Marshan, dan Indrio (2018)
Akses air minum layak di perdesaan yang makin timpang ….
17
42%
56%
48%
74%
55%
74%
64%
82%
perdesaan Q1
perdesaan Q5
perdesaan
perkotaan
punya akses tidak punya punya akses tidak punya
Sumber: Diolah dari Susenas 2006, 2016
2006 2016
…sedangkan prevalensi permasalahan gizididominasi oleh kelompok termiskin
Pendek (%)
Sangat Pendek (%)
Kurus (%)
Sangat Kurus(%)
Gemuk (%)
Kuintil 1 48.4 25.2 14.1 6.9 10.3 Kuintil 2 42.5 20.2 13.0 5.5 11.3 Kuintil 3 38.5 17.9 11.7 5.2 11.6 Kuintil 4 32.3 15.1 11.9 5.1 11.4 Kuintil 5 29.0 14.4 10.6 4.2 13.9 Perdesaan 42.1 20.9 12.8 6.0 11.7 Perkotaan 32.5 15.2 11.4 4.6 11.8 Indonesia 37.2 18.0 12.1 5.3 11.8 Sumatera 42.6 48.3 25.6 15.9 7.8 Jawa-Bali 39.9 44.2 24.5 14.4 7.0 NTT-NTB 50.3 41.9 22.5 12.6 5.7 Kalimantan 42.8 39.0 21.2 14.4 7.3 Sulawesi 43.6 36.5 20.7 13.7 5.7 Maluku-Papua 44.3 46.1 23.6 12.8 6.7 Laki-laki 38.1 18.8 12.8 5.7 12.1 Perempuan 36.3 17.1 11.4 4.9 11.5
18
Sumber: Diolah dari Riskesdas 2013
Cakupan listrik yang meluas
20
73.78 74.30 77.64 78.65 81.89 83.05 85.54 87.28 89.34 90.52 90.68
85.15 87.11 88.10 89.41 90.17 91.26 93.29 94.04 95.34 95.95 97.17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Ru
mah
Tan
gga
(dal
am p
erse
n)
Kuintil 1 perdesaan Kuintil 5 perdesaan perdesaan perkotaan
Sumber : Diolah dari Susenas 2006-2016
Penetrasi koperasi yang lebih inklusif
21Sumber : Diolah dari Podes 2014 dan Povmap 2015
5.5
0.8
2.9
34.1
2.8
0.8
2.3
20.1
39.4
21.3
31.3
64.6
Kuintil 5Perdesaan
Kuintil 1Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
Bank Komersial BPR Koperasi
Capaian pendidikan yang meningkatsecara merata pada 2000-2010
22Sumber : Diolah dari Susenas 2000, 2010
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Peru
bah
anra
ta-r
ata
lam
a se
kola
h
Persentil tingkat konsumsi
Perubahan Rata-Rata Pendidikan antara Tahun 2000-2010 berdasarkan Tingkat Pengeluaran di Perdesaan dan Perkotaan
perubahan perkotaan perubahan perdesaan
Linear (perubahan perkotaan) Linear (perubahan perdesaan)
…namun semakin timpang padadekade berikutnya
23Sumber : Diolah dari Susenas 2006, 2016
10.95
24.29
29.37
19.64
8.22
18.17
24.09
12.98
25.35
44.53
51.05
35.23
30.16
46.16
51.63
38.18
17.87
15.95
12.92
17.2
11.28
11.49
10.66
10.24
33.7
12.5
6.2
20.4
35.4
18.8
12.3
25.3
12.1
2.8
0.4
7.6
15.0
5.4
1.3
13.3
Perkotaan
Perdesaan
Kuintil 1 Perdesaan
Kuintil 5 Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Kuintil 1 Perdesaan
Kuintil 5 Perdesaan
20
06
20
16
tdk ada ijazah sd smp sma s1/s2/s3
Peningkatan aksi kolektif, namun tidakinklusif
25
70
78
78
84
76
85
78
84
57
71
54
58
53
77
66
79
100 80 60 40 20 0 20 40 60 80 100
2007
2014
2007
2014
2007
2014
2007
2014
Per
kota
anP
erd
esaa
nK
uin
til 1
Per
des
aan
Ku
inti
l 5P
erd
esaa
n
Persentase Individu
Partisipasi di Setidaknya Satu Jenis Kegiatan Kemasyarakatan Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan dan Gender, 2007 dan 2014
Perempuan Laki-Laki
Sumber : Diolah dari IFLS, 2007 dan 2014
Faktor-faktor yang memengaruhi:
• Diterapkannya pembangunan partisipatoris padamasa reformasi
• Terjadi klientalisme dalam tata kelola masyarakat yang hierarkis
• Adanya prasyarat resiprokal dalam interaksi sosial antaranggota masyarakat.
Akibatnya: pembangunan, meskipun berbasis masyarakat pada akhirnya juga hanya akan didominasi, kelompok tertentu, dan membatasi kelompok lain untuk berpartisipasi penuh dalam proyek-proyek pembangunan.
26
Kesimpulan Utama
• Ketimpangan penguasaan lahan pertanianmenghalangi masyarakat miskin/rentan untukmenikmati dampak pembangunan di sektorpertanian
• Keterbatasan modal manusia dan finansialmenghalangi masyarakat miskin untuk menjangkaupeluang di sektor nonpertanian
28