Diterbitkan oleh:Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar NegeriLAPORAN TAHUNAN2 0 1 6DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 i
KATA PENGANTAR Tugas dan Fungsi (Tusi) Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri antara lain merumuskan serta melaksanakan kebijakan standardisasi teknis di bidang perdagangan luar negeri. Laporan Tahunan ini disusun untuk memberikan highlight beberapa isu penting dalam sektor perdagangan luar negeri terutama yang terkait dengan ekspor, impor, penanganan hambatan perdagangan dan fasilitasi perdagangan yang terjadi selama perjalanan tahun 2016. Dalam Tahun 2016, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan ekspor non migas dan mengelola kegiatan impor. Untuk mewujudkan hal tersebut, tidaklah mudah karena adanya beberapa faktor eksternal, antara lain belum pulihnya perekonomian dunia dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama. Namun demikian, neraca perdagangan tahun 2016 mengalami surplus sebesar USD 8,8 miliar atau meningkat 14,49% jika dibandingkan dengan neraca perdagangan 2015 yang hanya mencapai surplus USD 7,6 miliar. Prestasi ini menunjukkan trend yang cukup baik, karena telah terjadi penurunan laju impor yang lebih besar jika dibandingkan laju penurunan ekspor. Pada Tahun 2016, segenap jajaran Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri tetap mengerahkan segenap upaya pemikiran untuk mendukung pencapaian misi Kementerian Perdagangan, yaitu Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan, Meningkatkan Perdagangan Dalam Negeri yang Bertumbuh dan Berkualitas dan Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Sektor Perdagangan. Dalam Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Tahun 2016 dapat terlihat upaya kerja keras segenap jajaran Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri yang telah membuahkan hasil dalam beberapa hal yang menyangkut pembenahan kebijakan sektor perdagangan luar negeri dan dalam laporan tersebut diuraikan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan apa yang telah dicapai selama Tahun 2016. Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dari penerbitan buku laporan tahunan ini, dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. Jakarta, April 2017 DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI OKE NURWAN
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 ii DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………………………………………….…………………………………..…. i Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..……………………..…… ii Ringkasan Eksekutif…………………………………………………………………………..……………………..…… iv Struktur Organisasi………………………………………………………………………….……………………..….…… 1 Tugas dan Fungsi…………………………………………………………………………………………………..………. 2 Peran Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri………………………………………………………..……… 4 Data Pegawai Ditjen Perdagangan Luar Negeri………………………………………...……………………..……… 5 Neraca Perdagangan…………………………………………………………………………………………………….….. 7 Capaian Kinerja DItjen Daglu Tahun 2016….………………………………………….…………………………..… 9 Produk Hukum Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Tahun 2016...………………………….……. 10 Turunan UU No. 7 Tahun 2014…………………………………………………………………………………………. 12 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ……………………………………………………………………………………… 13 Forum Ekspor Teh………………………………………………………………………………………………………….. 14 Forum Koordinasi Implementasi (FKI) …………………………………………………………………………………. 16 Perdagangan Lintas Batas………………………………………………………..……………………………….………. 17 Penyesuaian Pos Tarif/HS BTKI 2017………………………………………………………………………………… 20 Pelayanan Perizinan Online dengan Digital Signature…………………………………………………..…………. 21 Kelompok Kerja (Pokja) IV…………………………………………………………………………………………..…….. 24 Surat Keterangan Asal (SKA)..…………………………………………………………………………………..……… 25 Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA)…………………………………………………………..……… 27 Imbal Beli….…………………………………………………………………………………………………………………. 28 Penanganan Hambatan Perdagangan…….…………………………………………………………………………….. 29 Pengelompokan Barang Ekspor………………………………………………………………………………………….. 37 Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian ………………………………………………. 38 Ekspor Produk Industri Kehutanan……………………………………….……………………………………………. 42 Pengelompokkan Barang Impor…………………………………………….……………………………………………. 43 Impor Jagung…………………..……………………………………………………………………………………………. 44 Impor Ban…………………….………………………………………………………………………………………………. 45 Impor Hewan dan Produk Hewan…..………………………………………………………………………….………. 46 Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunannya ….…………....………………………………… 47 Impor Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet.……………………………….………. 48
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 iii Impor Limbah Non Berbahaya dan Beracun (B3) ………………………………………………………….………. 49 Pusat Logistik Berikat …………………………………………………………………………………………….………. 50 Sanksi Adminsitratif …………………………………………..………………………………………………….………. 51
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 iv
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 iv
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 1
Struktur Organisasi
Masing-masing unit Eselon II menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam menunjang
kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Ditjen Perdagangan Luar Negeri terdiri dari 6 Eselon II, yaitu Sekretariat Ditjen Perdagangan, Luar Negeri, Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Direktorat Impor, Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor dan Direktorat Pengamanan Perdagangan.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 2
Tugas dan Fungsi
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 3
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 4
Peran Direktorat
Jenderal Perdagangan Luar Negeri
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 5
Data Pegawai
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Jumlah pegawai PNS Ditjen Perdagangan Luar Negeri sebanyak 252 orang terdiri dari 142 orang laki-laki dan 110 orang perempuan. Sementara Pegawai Non PNS sebanyak 103 orang terdiri dari 67 orang laki-laki dan 36 orang perempuan.
Berdasarkan usia, untuk PNS rentang usia 31-35 tahun mendominasi dengan jumlah 20,24%, diikuti rentang usia 36-40 tahun sebesar 19,05% dan 51-55 tahun 16,67%. Untuk Non PNS rentang usia 26-30 tahun mendominasi sebesar 34,95% diikuti rentang usia-31-35 tahun 26,21% dan ≤ 25 tahun sebesar 17,48%.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 6
Jabatan Struktural tingkat Eselon II, Eselon III dan Eselon IV di lingkungan Ditjen Daglu:
Jabatan Fungsional dan Fungsional Umum di lingkungan Ditjen Daglu: Pegawai Ditjen Daglu berdasarkan tingkat pendidikan:
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 7 Neraca
Perdagangan
Pada tahun 2016 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus.
Selama 2016, total ekspor non migas tercatat sebesar USD 131,3 miliar dan impor non migas sebesar USD 116,9 miliar. Sedangkan total ekspor migas pada 2016 tercatat USD 13,1 miliar dan impornya sebesar USD 18,7 miliar.
Negara mitra dagang seperti Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Belanda dan Pakistan menjadi penyumbang surplus non migas terbesar selama 2016 yang jumlahnya mencapai USD Surplus Januari-Desember 2016
dihasilkan setelah kinerja perdagangan Desember 2016 mengalami surplus USD 0,9 miliar yang disumbangkan dari surplus non migas Desember 2016 sebesar USD 1,4 miliar. Sementara neraca perdagangan migas defisit USD 455,8 juta.
Kinerja perdagangan Indonesia selama taun 2016 membaik dengan mencatatkan surplus USD 8,8 miliar. Capaian surplus ini meningkat dari surplus tahun 2015 senilai USD 7,6 miliar dan tertinggi sejak 5 (lima) tahun terakhir.
24,4 miliar. Sementara Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Thailand, Australia, Brasil dan Argentina menyebabkan defisit perdagangan non migas terbesar yang jumlahnya mencapai USD 23,9 miliar.
Menutup 2016, Indonesia pada Desember berhasil membukukan ekspor sebesar USD 13,8 miliar atau menguat 2,0% (MoM). Meskipun neraca
perdagangan mengalami surplus, namun nilai ekspor pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 3,95% dibanding dengan tahun 2015.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 8
2015 2016I E X P O R T 203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 150.366,3 -6,59 150.366,3 144.433,5 -3,95- OIL & GAS 41.477,0 36.977,3 32.633,0 30.018,8 18.574,4 -16,60 18.574,4 13.087,0 -29,54- NON OIL & GAS 162.019,6 153.043,0 149.918,8 145.961,2 131.791,9 -4,50 131.791,9 131.346,5 -0,34II I M P O R T 177.435,6 191.689,5 186.628,7 178.178,8 142.695,6 -4,96 142.694,8 135.650,7 -4,94- OIL & GAS 40.701,5 42.564,2 45.266,4 43.459,9 24.613,2 -9,38 24.613,2 18.724,8 -23,92- NON OIL & GAS 136.734,0 149.125,3 141.362,3 134.718,9 118.082,4 -3,87 118.081,6 116.925,9 -0,98III TOTAL 380.932,2 381.709,7 369.180,5 354.158,8 293.061,9 -5,82 293.061,1 280.084,2 -4,43- OIL & GAS 82.178,6 79.541,4 77.899,4 73.478,7 43.187,5 -12,77 43.187,6 31.811,8 -26,34- NON OIL & GAS 298.753,6 302.168,3 291.281,1 280.680,1 249.874,3 -4,22 249.873,5 248.272,4 -0,64IV BALANCE 26.061,1 -1.669,2 -4.076,9 -2.198,8 7.670,7 7.671,5 8.782,8 14,49- OIL & GAS 775,5 -5.586,9 -12.633,3 -13.441,1 -6.038,8 -6.038,8 -5.637,8 -6,64- NON OIL & GAS 25.285,5 3.917,7 8.556,4 11.242,3 13.709,5 -1,69 13.710,3 14.420,6 5,182015 TREND(%) 2011-2015 Jan-Dec* CHANGE(%) 2016/2015NO Uraian 2011 2012 2013 2014 Sedangkan secara total, dibandingkan
ekspor tahun sebelumnya, ekspor 2016
mengalami penurunan sebesar 3,9%
(YoY). Penurunan ini dipicu turunnya
ekspor migas sebesar 29,5% dan ekspor
non migas sebesar 0,3%. Penurunan
ekspor migas ini dikarenakan harga rata-
rata minyak mentah dunia 2016 (USD
42,8/barel) yang masih lebih rendah
dibandingkan tahun 2015 yang mencapai
USD 50,8/barel (World Bank, Januari
2017).
Peningkatan ekspor non migas yang
naik sebesar 1,1% (MoM) atau 18,1%
(YoY) menjadi pemicu penguatan
tersebut, diikuti peningkatan ekspor
migas sebesar 11,7% (MoM)
meskipun menurun 5,2% (YoY).
Peningkatan ekspor migas didorong
melonjaknya ekspor hasil minyak
30,7% (MoM) atau 15,6% (YoY),
minyak mentah yang menguat 10,7%
(MoM) atau 2,1% (YoY) serta gas
yang menguat 10,2% (MoM) meski
menurun 11,4%.
Negara tujuan ekspor nonmigas yang
meningkat di Tahun 2016 antara lain
Swiss (105,3%), Filipina (34,2%), RRT
(13,9%) dan Vietnam (10,8%).
Sementara itu, produk ekspor
nonmigas Indonesia yag nilainya naik
tinggi pada 2016 antara lain besi dan
baja (51,7%), berbagai produk kimia
(21,8%), perhiasan/permata (15,9%),
dan bahan kimia organik (10%).
Impor Barang konsumsi
KInerja impor Desember 2016 tercatat
mencapai USD 12,8 miliar atau naik 0,9
% (MoM) dan 5,8% (YoY). Impor ini
merupakan tertinggi sepanjang 2016.
Peningkatan nilai impor tersebut
disebabkan kenaikan pada kelompok
barang modal sebesar 7,5% (MoM),
namun turun 0,7% (YoY).
Secara komulatif, impor selama 2016
mencapai USD 135,6 miliar atau menurun
4,9% (YoY).Impor barang modal dan
bahan baku penolong mengalami
penurunan masing-masing sebesar 9,6%
dan 5,7%, impor barang konsumsi masih
menunjukan kecenderungan mengalami
peningkatan sebesar 13,5%.
Impor barang konsumsi yang naik
signifikan adalah daging hewan (121,8%),
sayuran (24,7%), alas kaki (17,1%).
Sedangkan impor bahan baku/penolong
yang turun signifikan impornya antara lain
benda-benda dari besi dan baja (-21,1%),
bahan kimia organik (-16,2%), dan pupuk
(-22,7%). Barang modal yang impornya
turun secara signifikan antara lain
mesin/pesawat mekanik (-5.8%),
mesin/peralatan listrik (-0,7%), serta
kendaraan bermotor dan bagiannya
(-0,8%).
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 9
Capaian Kinerja Ditjen Daglu Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 10
Produk Hukum
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tahun 2016
Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri telah menyusun 40 Peraturan Menteri Perdagangan.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 11
Turunan UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Sebagai amanat implementasi UU No. 7 Tahun 2014, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri harus menyelesaikan 2 Peraturan Pemerintah dan 5 Peraturan Menteri Perdagangan
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 12
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
Kementerian
Perdagangan berperan
sebagai fasilitator dalam
penyusunan peraturan
yang terkait
pendelegasian
penerbitan perijinan di
bidang perdagangan
kepada administrator
KEK
KEK dibentuk sebagai daya tarik
kawasan untuk tujuan investasi
(foreign direct investment), selain itu
juga diposisikan sebagai penggerak
perekonomian di wilayah-wilayah
yang selama ini belum berkembang.
KEK dikembangkan melalui
penyiapan kawasan yang memiliki
keunggulan geoekonomi dan
geostrategi dan berfungsi untuk
menampung kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi
lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dan daya saing internasional.
Pengembangan KEK di Indonesia
merupakan amanat dari Undang-
Undang No. 39 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, yang merupakan
implementasi dari Undang-Undang
No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Kebijakan KEK
dilatarbelakangi oleh kondisi asset
dan akses serta tantangan yang
dihadapi Indonesia, yaitu perlunya
peningkatan daya saing Indonesia
dalam menarik investasi, perlu
adanya value chain untuk mendorong
ekspor dengan tidak hanya
mengandalkan bahan mentah atau
barang setengah jadi.
Pada tahun 2016 Ditjen Daglu sedang dalam proses penyusunan Permendag Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan kepada 6 administrator KEK (Palu, Bitung, Morotai, Tanjung Api-Api, Mandalika dan Maloi Batuta) serta melakukan revisi terhadap Permendag Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan kepada 2 administrator KEK (Sei Mangkei dan Tanjung Lesung). Progress pembahasan sudah dalam tahap pembahasan eksternal dengan Sekretariat Dewan Nasional KEK dan instansi terkait lainnya.
Langkah – langkah yang telah dilakukan:
a. Kunjungan kerja ke beberapa wilayah KEK antara lain Sei Mangkei, Tanjung Lesung, Tanjung Api-api, Palu, dan Mandalika.
b. Kementerian Perdagangan telah menyiapkan 6 (enam) draft Permendag terkait pendelegasian perijinan kepada 6 (enam) wilayah KEK. c. Permendag Terkait KEK yang telah diterbitkan kepada KEK Tanjung Lesung dan Sei Mangkei sedang dalam proses revisi karena beberapa perijinan yang telah didelegasikan terkena deregulasi.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 13 Peran Kementerian Perdagangan dalam KEK
a. Kementerian Perdagangan sebagai anggota dari Dewan Nasional KEK.
b. Amanah dari Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus bahwa Kementerian Perdagangan dapat mendelegasikan perijinan kepada Administrator KEK sesuai kebutuhannya.
c. Kementerian Perdagangan telah mendelegasikan perijinan kepada 2 (dua) wilayah KEK yaitu Tanjung Lesung dan Sei Mangkei.
d. Pada tahun 2017 Kementerian Perdagangan akan mendelegasikan perijinan kepada 6 (enam) wilayah KEK yang telah ditetapkan di tahun 2014.
Sampai dengan akhir
tahun 2016, terdapat 10
KEK yang sudah
ditetapkan oleh
Pemerintah yaitu: KEK
Sei Mangkei, Tanjung
Api-Api, Tanjung
Lesung, Tanjung
Kelayang, Maloi Batuta
Trans Kalimantan,
Mandalika, Palu, Bitung Morotai dan Sorong
Selama Tahun 2015-2019 ditargetkan 18 KEK baru yang akan ditetapkan. 18 KEK ini
terdiri dari:
1. Tujuh KEK baru di luar Pulau Jawa, antaralain Merauke, Sorong, Maluku, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara.
2. Sepuluh KEK Pariwisata (sesuai dengan Matriks RPJM Kementerian/Lembaga Tahun
2015-2019 halaman II.M.I.050-4)
3. Perubahan status Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
Batam menjadi KEK.
Kementerian Perdagangan terus
melakukan koordinasi dengan
stakeholder terkait untuk
mengidentifikasi usulan jenis perijinan
di bidang perdagangan yang relevan
untuk didelegasikan penerbitannya
kepada beberapa administrator KEK
seperti Bitung Sulawesi Utara, Palu
Sulawesi Tengah, Tanjung Api-Api
Sumatera Selatan, Morotai Maluku
Utara, Mandalika NTB dan Maloy
Batuta Kalimantan Timur.
Dengan adanya pendelegasian tersebut diharapkan proses bisnis di KEK dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien dalam arti bahwa kelancaran proses bisnis di KEK khususnya dalam hal penerbitan perizinan di sektor perdagangan akan meningkatkan peran sektor perdagangan di KEK.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 14 Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri membuka Forum Ekspor Komoditi Teh Tahun 2016
Forum Ekspor Komoditi Teh
Tema Forum Ekspor Tahun 2016 yaitu “Peran Komoditi Teh di Era Persaingan Global”
Forum yang dilaksanakan di Hotel
Borobudur, 21 November 2016 ini
bertujuan untuk menciptakan koordinasi
antara Pemerintah dan pemangku
kepentingan di sektor komoditi teh untuk
melindungi dan meningkatkan ekspor
komoditas.
Forum ini ini menghadirkan sejumlah
narasumber yang berasal dari pelaku
industri teh Indonesia baik industri hulu
maupun industri hilir. Forum ini juga
dihadiri oleh kurang lebih 400 peserta
yang terdiri dari Pejabat Eselon I
Kementerian Perdagangan dan instansi
terkait, pelaku industri teh serta para
perwakilan Kedutaan Negara lain yang
ada di Indonesia akademisi yang terkait
komoditi teh sebagai bentuk upaya kita
bersama dalam memajukan teh sebagai
komoditi strategis yang menjadi salah
satu penggerak ekspor non-migas
Indonesia.
Dimoderatori oleh Bapak Tommy
Suryopratomo Forum Ekspor terbagi
menjadi dua sesi. Sesi pertama berfokus
pada upaya mendorong ekspor teh,
peningkatan produktivitas, peningkatan
mutu produk, efisiensi
Forum Ekspor merupakan suatu wadah
dalam menjembatani antara Pelaku
Usaha, Asosiasi, Media dengan Pihak
Pemerintah guna mencari solusi terbaik
untuk menyelesaikan hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam
meningkatkan ekspor nasional. Dasar
Penunjang Peningkatan Ekspor dan
Peningkatan Investasi tertuang dalam
Keputusan Presiden RI. Nomor 28 Tahun
2010 tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2006
tentang Tim Nasional Peningkatan Ekspor
dan Peningkatan Investasi.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 15
biaya produksi, promosi dan perbaikan tata niaga teh. Sedangkanpada sesi kedua, diskusi berfokus pada peranan industry hilir komoditi teh dalam rangka menghadapi persaingan global.
Terdapat tiga isu strategis yang dibahas pada diskusi, yaitu:
a. Turunnya pamor perkebunan teh Indonesia, dimana dalam 10 tahun terakhir luas lahan perkebunan teh di Indonesia berkurang 30.000 hektar atau saat ini tersisa 120.000 hektar;
b. Pentingnya peranan asosiasi untuk mendukung strategi “branding” pelaku usaha sekaligus memerankan fungsi sebagai “entry barrier” atas masuknya produk asing.
c. Perkebunan teh selain menjadi tujuan pariwisata, juga merupakan sektor yang menjanjikan sebagai peyumbang devisa ekspor. Sayangya dua tahun belakangan terjadi kelebihan pasokan di pasar dunia, sehingga komoditas teh asal Indonesia kalah bersaing dan merugi.
Berbagai hambatan ekspor masih dihadapi industri teh dan turunannya sehingga diperlukan koordinasi dan upaya diplomasi dari seluruh pemangku kepentingan sehingga hambatan – hambatan tersebut dapat ditangani dengan baik. Rekomendasi yang diperoleh dri pelaksanaan Forum Ekspor 2016 adalah:
a. Perlu kolaborasi lintas sektoral untuk pengembangan industri teh nasional. Tidak hanya Kementerian Pertanian yang mengurusi masalah budidaya, tetapi juga Kementerian Perindustrian yang mengurusi masalah pengolahan.
b. Pemerintah perlu melakukan promosi besar-besaran. Tentu saja salah satunya dengan menciptakan ciri khas pada teh Indonesia agar, misalnya, bisa bersaing dengan teh Darjeeling dari India.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 16
Forum Koordinasi Implementasi
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menyelenggarakan Forum Koordinasi Implementasi (FKI) di Medan
Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri telah
melaksanakan kegiatan Forum Koordinasi
Implementasi di Medan pada tanggal 25-
27 April 2016 yang bertempat di Hotel
Grand Aston City Hall, Medan.
Pelaksanaan kegiatan ini berhasil
mengumpulkan masukan dari aparatur
daerah dan pelaku usaha terkait isu dan
kendala di bidang Perdagangan Luar
Negeri yang ada di masing-masing
daerah.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri membuka Forum Koordinasi Implementasi Tahun 2016
Forum yang mengambil tema
‘Modernisasi Infrastruktur Perdagangan dalam Mendorong Daya
Saing Global’ ini merupakan tindak lanjut Rapat Kerja Kementerian
Perdagangan bulan Januari 2016.
Dalam sambutannya, Plt. Dirjen Daglu
menyampaikan pentingnya
modernisasi infrastruktur
perdagangan, dimana saat ini dunia
sedang berada pada Fourth Industrial
Revolution yaitu era global yang
menghadirkan transisi ekonomi
dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Forum Koordinasi Implementasi (FKI) di Medan dihadiri oleh perwakilan Dinas yang membidangi perdagangan dari seluruh provinsi di Indonesia
Tujuan Forum Koordinasi Implementasi
Tahun 2016 ini adalah untuk melakukan
identifikasi, koordinasi dan implementasi
modernisasi infrastruktur perdagangan yang
telah ada baik perangkat keras maupun
perangkat lunak berupa kebijakan atau pelaksanaan kebijakan di Pusat dan Daerah
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 17
Perdagangan Lintas Batas
Perdagangan Lintas Batas (PLB) adalah perdagangan secara khusus yang dilakukan antara penduduk kedua negara yang berdomisili di daerah perbatasan kedua negara dengan nilai tertentu.
Perdagangan Lintas Batas pada awalnya merupakan perdagangan tradisional antar masyarakat
di perbatasan. Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang yang dihasilkan atau
dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat perbatasan kedua negara. Perdagangan Lintas Batas
merupakan perlakuan khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan untuk
memberikan kemudahan akses terhadap pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari serta
pemasaran produk yang diproduksi, dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat perbatasan.
Perjanjian Perdagangan Perbatasan Indonesia dengan beberapa negara tetangga
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 18
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERJANJIAN LINTAS BATAS
ISU UTAMA DALAM PERUNDINGAN REVIEW BTA INDONESIA-MALAYSIA
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 19
PERKEMBANGAN REVIEW BTA INDONESIA MALAYSIA
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 20 Secara keseluruhan total Pos Tarif/HS 10 digit BTKI 2012 berjumlah 3.833
menjadi sebesar 3.836 Pos Tarif/HS 8 digit BTKI 2017.
Ditjen Daglu sedang dalam proses persiapan penyesuaian Pos Tarif/HS Larangan dan Pembatasan (Lartas) sesuai dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2017
Perubahan Pos Tarif/Harmonized System (HS) 10 digit dari BTKI 2012 menjadi 8 digit BTKI 2012
Pos Tarif/ Harmonized System (HS) adalah standar international atas sistem
penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklarifikasian produk
perdagangan dan turunannya yang dikelola oleh World Custom Organization
(WCO).
Sejak tanggal 1 Maret 2017, kode tarif yang digunakan untuk pengelompokan
komoditi yang sebelumnya menggunakan kode HS adalah BTKI 2012 akan
diubah menggunakan BTKI 2017 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 06/PMK.010/2017 tentang penetapan klasifikasi barang dan
pembebanan Tarif Bea Masuk atas barang Impor.
Secara berkala setiap 5 tahun sekali Pos Tarif/HS dilakuak review untuk
mengantisipasi perkembangan teknologi dan trend perdagangan dunia,
mengingat barang yang diperdagangkan selalu berubah sesuai perkembangan.
Peraturan Menteri Perdagangan terkait dengan kebijakan perdagangan luar
negeri yang perlu disesuaikan dengan jenis barang dan nomor Harmonized
System (HS) 10 digit dari Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012
menjadi 8 digit BTKI 2017 sebanyak 43 peraturan, terdiri dari Peraturan di
bidang ekspor dan impor sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini:
No Unit Peraturan
1. Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan 9
2. Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan 8
3. Direktorat Impor 26
TOTAL 43
Penyesuaian Pos Tarif/HS ke
BTKI 2017
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 21
Pelayanan Perijinan
Online dengan Digital Signature
Inovasi pelayanan oleh pemerintah menuntut mindset baru pada Aparatur Sipil Negara dan Ease of Doing Business merupakan dua aspek penting dari perijinan online.
Seiring reformasi pelayanan publik di sektor perdagangan, Kementerian Perdagangan meluncurkan pelayanan perizinan online dengan tanda tangan digital/elektronik (digital signature) yang diberlakukan efektif mulai tanggal 1 Januari 2017. Reformasi perizinan perdagangan ini diterapkan sebagai bentuk partisipasi dan komitmen Kementerian Perdagangan untuk mewujudkan layanan yang transparan/cepat serta menumbuhkan dunia usaha yang maju di era digitalisasi ekonomi. Perizinan online dengan digital signature secara signifikan akan mengurangi pertemuan tatap muka antara pemohon dengan pemberi izin.
Ada dua aspek penting dari perizinan online dan digital signature yaitu: Pertama, inovasi pelayanan oleh pemerintah yang menuntut mindset baru pada Aparatur Sipil Negara (ASN). Kedua, pelayanan yang baik akan meningkatkan Ease of Doing Business yang mampu mendongkrak reputasi Indonesia. Inovasi dan transparansi ini menunjukkan komitmen pemerintah kepada pelaku bisnis, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Dengan tagline “ cepat, praktis, tinggal klik” layanan baru ini mempermudah pelaku usaha mengurus izin-izin di Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya pada akhir tahun 2015, melalui Permendag No. 123/M-DAG/PER/12/2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Ekspor dan Impor melalui INATRADE dalam kerangkan Indonesia National Single Window yang mulai berlaku pada tanggal 1 Februari 2016, beberapa perizinan yang dilakukan secara online dengan tanda tangan elektronik (digital signature) dan bersifat paperless yang terdiri dari 6 perizinan yaitu:
1. Persetujuan Ekspor Hewan dan Produk Hewan.
2. Persetujuan Ekspor Tumbuhan Alam dan Satwa Liar.
3. Persetujuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet.
4. Persetujuan Impor Mesin Multifungsi Berwarna, Mesin Fotokopi Berwarna dan Mesin Pronter Berwarna.
5. Persetujuan Impor Bahan Perusak Ozon (BPO).
6. Persetujuan Impor Produk Hortikultura.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 22
Melalui Permendag No. 86/M-DAG/PER/12/2016 tentang Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Perdagangan Secara Online dan Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature) terdapat 47 perizinan yang dilakukan secara online dengan digital signature. Dari jumlah tersebut, 34 perizinan merupakan layanan perizinan di bidang Perdagangan Luar Negeri (6 perizinan Online-UPTP-Online dan 28 perizinan Online-Unit-Online) dengan rincian sebagai berikut:
ONLINE-UPTP-ONLINE
1. Persetujuan Ekspor Hewan dan Produk Hewan
2. Persetujuan Impor Produk Hortikultura
3. Persetujuan Impor Hewan dan Produk Hewan
4. Persetujuan Impor Tekstil dan Produk Tekstil Batik dan Motif Batik
5. Persetujuan Impor Tekstil dan Produk Tesktil
6. Persetujuan Impor Garam
ONLINE-Unit-ONLINE
1. Persetujuan Ekspor Tumbuhan Alam dan Satwa Liar
2. Persetujuan Ekspor Beras 3. Persetujuan Ekspor Minyak
Bumi dan Gas Bumi 4. Persetujuan Ekspor Bahan
Bakar Lain 5. Eksportir Terdaftar Minyak Bumi
dan Gas Bumi 6. Eksportir Terdaftar Bahan Bakar
Lain 7. Persetujuan Impor Telepon
Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet
8. Persetujuan Impor Mesin Multifungsi Berwarna, Mesin Fotokopi Berwarna dan Mesin Pronter Berwarna
9. Persetujuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon
10. Persetujuan Impor Jagung
11. Persetujuan Impor Produk Kehutanan
12. Persetujuan Impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru bagi Perusahaan Pemakai Langsung, Perusahaan Rekondisi, dan Perusahaan Manufakturing
13. Persetujuan Impor Bahan Baku Plastik
14. Importir Produsen Bahan Baku Plastik
15. Importir Terdaftar Semen 16. Persetujuan Impor Semen 17. Importir Produsen Semen 18. Importir Terdaftar Telepon
Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet
19. Importir Produsen Bahan Berbahaya
20. Importir Terdaftar Bahan Berbahaya
21. Importir Terdaftar Prekursor Non Farmasi
22. Importir Terdaftar Nitrocellulose 23. Persetujuan Impor Nitrocellulose 24. Importir Terdaftar Minyak Bumi
dan Gas Bumi 25. Persetujuan Impor Minyak Bumi
dan Gas Bumi 26. Importir Terdaftar Bahan Bakar
Lain 27. Persetujuan Impor Bahan Bakar
Lain 28. Importir Terdaftar Bahan Baku
Plastik
Melalui system perizinan online dengan digital signature proses penerbitan perizinan dapat berlangsung lebih cepat. Persetujuan penerbitan dapat dibuka melalui aplikasi di smartphone. Untuk menjaga kualitas layanan, Kementerian Perdagangan berkomitmen menerbitkan perizinan sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang ditetapkan masing-masig perizinan.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 23
Proses Perizinan
Melalui penerapan metode baru secara online dengan digital signature, maka seluruh proses penerbitan perizinan dilakukan di dunia maya. Pemohon cukup mengajukan permohonan secara online di situs Kemendag dengan mengunggah softcopy berkas persyaratan yang diminta. Kemudian Kemendag akan memverifikasi permohonan dengan mengacu pada softcopy berkas yang diterima. Apabila persyaratan telah lengkap dan benar, permohonan akan disetujui.
Selanjutnya akan ada e-mail notifikasi dari Kemendag ke email pemohon. Di dalam email notifikasi ini dilampirkan juga softcopy perizinan yang telah jadi untuk dapat digunakan dan dapat dicetak mandiri oleh pemohon.
Perijinan di Bidang Perdagangan Luar Negeri
Perizinan ekspor impor yang diterbitkan pada tahun 2016 sebagai berikut: No. Jenis Perizinan Jumlah Izin yang diterbitkan 1. Importir Terdaftar (IT) 293 IT 2. Importir Produsen (IP) 1212 IP 3. Persetujuan Impor (PI) 10.545 PI 4. Eksportir Terdaftar (ET) Produk Olahan Pertanian dan Kehutanan 158 ET 5. Eksportir Terdaftar (ET) Produk Olahan Industri dan Pertambangan 101 ET 6. Persetujuan Ekspor (PE) Produk Olahan Pertanian dan Kehutanan 1,543 SPE 7. Persetujuan Ekspor (PE) Produk Olahan Industri dan Pertambangan 903 SPE
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 24
Kelompok Kerja (Pokja) IV
Penanganan dan Penyelesaian Kasus
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. 80 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri merupakan anggota Kelompok Kerja (Pokja) IV Penanganan dan Penyelesaian Kasus yang diketuai oleh Menteri Hukum dan HAM.
Tugas Pokja IV adalah:
a. Menerima dan menghimpun berbagai laporan dan/atau kasus terhambatnya pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi.
b. Melakukan penanganan dan penyelesaian kasus terhambatnya pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi.
c. Menyusun dan menyampaikan rekomendasi kebijakan terkait penanganan dan penyelesaian kasus kepada Satuan Tugas.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 25 Surat Keterangan
Asal (SKA)
SKA adalah dokumen yang membuktikan bahwa
barang ekspor Indonesia telah memenuhi
Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of Origin
of Indonesia)
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2015 26
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 27 Instansi Penerbit
SKA
Kementerian Perdagangan melakukan revisi Ketentuan Instansi Penerbit SKA melalui Permendag No. 28 Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 28
Imbal Beli
Ketentuan Imbal Beli diatur berdasarkan Permendag No. 44 Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 29
Penanganan Hambatan
Perdagangan
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 30
Penangangan hambatan perdagangan tidak selalu berjalan dengan semestinya, ditandai dengan adanya hambatan perdagangan yang diterapkan oleh negara mitra dagang yang tidak sesuai dengan ketentuan WTO, sehingga Pemerintah Indonesia cq. Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri melakukan gugatan ke Dispute Settlement Body (DSB) – WTO yang saat ini statusnya masih dalam proses. Terdapat empat kasus dalam proses penanganan di DSB WTO. Kasus Dalam Proses Penanganan
DS491 (Coated Paper – Amerika Serikat). Telah dikirimkan Rebuttal/Second Written Submission kasus DS491 kepada Panel WTO
DS480 (Biodiesel – Uni Eropa). Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan First Written Submission
DS442 (Fatty Alohols – India). Pemerintah Indonesia sedang mengajukan retaliasi terhadap India.
DS467 (Plain Tobacco Packaging - Australia). Saat ini masih menunggu interim report dari Panel, dan akan terus berkoordinasi dengan PTRI Jenewa. Indonesia di Gugat
Kebijakan/Regulasi Indonesia juga saat ini telah 14 kasus digugat oleh negara mitra dagang dan Pemerintah Indonesia telah berpartisipasi aktif sebanyak 17 kasus terhadap kebijakan negara mitra dagang Fokus Pada Kasus Yang Ditangani Pemerintah Indonesia fokus terhadap kasus yang dituduhkan, Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk bahu membahu menyelesaikan kasus yang dituduhkan Pertimbangan Indonesia Posisi Indonesia yang digugat di DSB WTO menjadi pertimbangan Indonesia dalam membuat submisi/kertas posisi terhadap mitra dagang. Succes Story Indonesia telah memenangkan atas Amerika Serikat terkait regulasi Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act (DS406). Kemenangan Indonesia ini akibat tindakan diskriminasi Amerika Serikat terhadap rokok menthol dengan Clove Cigaretes asal Indonesia
Penanganan Dispute Settlement Body WTO
Highlights
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 31
Penanganan Hambatan Trade Remedy
Highlights
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 32
Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan (HTP)
Highlights
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 33
Untuk mengoptimalkan upaya penanganan hambatan perdagangan, Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri memberikan informasi, pemahaman, serta sosialisasi terkait
kebijakan trade remedy dan hambatan teknis perdagangan serta upaya penanganannya
kepada stakeholder (pelaku usaha, akademisi, praktisi hukum). Aktivitas tersebut dilakukan
agar para stakeholder perdagangan luar negeri memiliki awarness terhadap adanya hambatan
perdagangan dan segera berkoordinasi dalam upaya penanganannya. Kegiatan tersebut pada
tahun 2016 dilaksanakan di Mataram, Manado, Lampung, Batam, Surabaya, Bandung.
Foto 1 Kegiatan Bimbingan Teknis Pengamanan Akses Pasar Produk Ekspor Indonesia di Manado, 3 Mei 2016,
(kanan) Kegiatan Bimbingan Teknis Pengamanan Akses Pasar Produk Ekspor Indonesia di Batam, 26 Mei 2016
Upaya penanganan trade remedy yang dilakukan oleh Ditjen Daglu, selain menyampaikan
submisi, juga dilakukan melalui pendekatan konsultasi atau pertemuan yang intensif dengan
beberapa negara mitra dagang khususnya negara yang menerapkan hambatan trade
remedy ke Indonesia. Konsultasi yang dilakukan merupakan bagian dari upaya untuk
memberikan informasi yang jelas dan perlu sehingga negara penuduh memiliki kesamaan
persepsi tentang hambatan yang dialami Indonesia dan bisa menghentikan hambatan trade
remedy produk ekspor Indonesia. Beberapa konsultasi yang telah dilakukan oleh Ditjen
Daglu selama tahun 2016 antara lain :
1. Konsultasi dengan Otoritas Malaysia terkait Inisiasi Investigasi Safeguard atas
Importasi Produk Steel Wire Rods and Deformed Bar in Coil
2. Konsultasi Dengan Pemerintah India dan Pihak Industri Terkait Tuduhan Subsidi
Terhadap Impor Produk Hot Rolled Flat Product
3. Melakukan pertemuan/konsultasi dengan Pemerintah Perancis dalam rangka
pembahasan terkait akses pasar sawit Indonesia di Paris, Perancis.
4. Pertemuan dengan NOAA Fisheries dan Instansi Terkait Lainnya Untuk Membahas Isu
Seafood Import Monitoring Program dan Penolakan Produk Tuna Indonesia di Amerika
Serikat di Washington.
5. Mengikuti pertemuan The 13th Asean-Korea Free Trade Area (AKFTA-IC) and related
meeting di Korea
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 34
Disamping penyampaian submisi kepada negara
mitra dagang sebagai bentuk penolakan atas
hambatan perdagangan produk ekspor
Indonesia, keikutsertaan Ditjen Daglu dalam
Dengar Pendapat (Hearing) terkait penanganan
tuduhan trade remedy dan hambatan teknis
perdagangan sangat penting dalam upaya
pembelaan dan pengamanan akses pasar
ekspor Indonesia. Keterlibatan Pemerintah
Indonesia dalam dengar pendapat (hearing)
menjadi bentuk pembuktian bahwa Pemerintah
Indonesia concern terhadap segala bentuk
hambatan perdagangan baik bilateral maupun
multilateral. Dengan demikian diharapkan negara
mitra dagang Indonesia memiliki sikap dan
pandangan yang sama. Kegiatan Dengar
Pendapat (Hearing) yang diikuti oleh Ditjen Daglu
sepanjang tahun 2016, antara lain :
1. Dengar Pendapat (Hearing) Dengan United
State International Trade Commission
(USTIC) Dalam Rangka Penanganan Kasus
Tuduhan Subsidi Terhadap Ekspor Produk
Uncoated Paper Asal Indonesia.
2. Dengar Pendapat (Hearing) dengan Otoritas
India dalam rangka penanganan kasus
tuduhan Safeguard Produk Hot Rolled Flat
Sheets and Plates (Excluding Hot Rolled Flat
Products In Coil From) Of Alloy or Non - Alloy
Steel
3. Dengar Pendapat (Hearing) Sunset Review
Tuduhan Anti Dumping dan Subsidi Produk
Coated Paper Oleh Pemerintah Amerika
Serikat.
Dalam mendukung pengamanan akses pasar
ekspor Indonesia ke negara mitra dagang
sebagai bentuk upaya peningkatan ekspor
Indonesia, maka Ditjen Daglu memiliki peran
untuk turut aktif dalam forum perdagangan
internasional sehingga perkembangan dan
penyelarasan kebijakan terkait perdagangan luar
negeri dapat dilakukan dengan cepat dan
pangsa pasar ekspor Indonesia semakin terbuka.
Beberapa forum internasional yang diikuti oleh
Ditjen Daglu sepanjang tahun 2016:
1. Menghadiri First Substantive Meeting
(FSM) Kasus Sengketa DS 477 dan
DS 478 : Indonesia - Importation Of
Hortucultural products, Animals and
Animal Products, di Jenewa, Swiss
2. Menghadiri Second Substantive
Meeting (SSM) Terkait Sengketa
European Union (EU) - Anti Dumping
Measures On Imports Of Certain Fatty
Alcohols From Indonesia (DS442), di
Jenewa, Swiss.
3. Menghadiri Trade Policy Review
Indonesia dan Rencana Pelaksanaan
Pertemuan Ke - 6 Trade Policy
Review Turki, di Jenewa, Swiss
4. Menghadiri Second Substantive
Meeting Kasus Sengketa DS477 dan
DS478
5. Menghadiri 28th Annual Speciality
Coffe Association of America (SCAA)
Exposition, di Atlanta, AS.
6. Menghadiri Sidang Komite Safeguard,
Komite Subsidies and Countervailing
Measures dan Komite Anti Dumping,
di Jenewa, Swiss.
7. Mengikuti Perundingan Indonesia -
EFTA Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IE-CEPA) Ke
– 10, di Interlaken, Swiss
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 35
Dalam melakukan pembelaan, Ditjen Daglu selalu mendorong kepada seluruh pelaku
usaha/pelaku industri untuk selalu bersikap kooperatif baik kepada pihak otoritas negara
penuduh maupun dengan Pemerintah Indonesia agar penanganan tuduhan dari negara
mitra dagang dapat dengan baik dan hambatan yang ada dapat ditangani. Untuk membantu
pelaku usaha dalam menangani kasus tuduhan trade remedy maupun hambatan teknis
perdagangan lainnya, Ditjen Daglu selalu memberikan advokasi/pendampingan kepada
pelaku usaha yang mengalami hambatan ekspor. selama tahun 2016
advokasi/pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha/pelaku industri, antara lain :
1. Penyelesaian Kasus Dugaan Penipuan Terkait Perdagangan Komponen Pesawat
Terbang Antara GMDC, Inc (Amerika Serikat) Dengan Sky Multi Stocks/ Sky Avionics
(Indonesia), di Bogor
2. Penyampaian Hasil Public Hearing Tuduhan Safeguard Produk Hot Rolled Plate Oleh
Otoritas India kepada perusahaan di Banten
3. Melakukan pendampingan dalam rangka Penyampaian Dokumen Non Confidential
Petition Serta Dokumen Kuesioner Terkait Investigasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
India Terkait Hydrogen Peroxide di Cikarang
4. Koordinasi dan Tindak Lanjut atas Keputusan United States Court Of International
Trade terkait Kasus Scope Ruling Terhadap Ekspor Produk Certain Oil Country Tubular
Goods (OCTG) Indonesia Ke Amerika Serikat di Batam
5. Melakukan pendampingan ke PT. Gunung Raja Paksi Dalam Rangka Penyampaian
Informasi dan Koordinasi Terkait Langkah Pembelaan Pemerintah Indonesia Atas
Inisiasi Penyelidikan Safeuard Oleh Pemerintah Thailand Terhadap Produk Hot Rolled
H-Beam di Cikarang
6. Advokasi dalam penyelidikan Safeguard terhadap Produk Semi-Finished and Certain
Finished Products of Alloy and Non-Alloy Steel oleh Pemerintah Vietnam ke PT.
Krakatau steel di Banten
7. Melakukan pendampingan dan klarifikasi kasus transaksi perdagangan antara
perusahaan Indonesia Ries Printing dengan Perusahaan Kroasia di Denpasar.
8. Pendampingan dan klarifikasi dugaan penipuan oleh CV. Atlantis Indoaqutica
(Indonesia) terhadap Mohammad Deep Mithqal Al-Nemer Est (Yordania)
9. Advokasi terkait hasil Preliminary Determination kasus Tuduhan Circumvention produk
Porselen oleh Otoritas Brazil ke PT. Lucky Indah Keramik, di Tangerang, Banten.
10. Pendampingan dalam tindak lanjut penanganan kasus 3RD Five Year Review Atas
Pengenaan Anti Dumping dan Countervailing Duties Terhadap Produk Cut To Length
Carbon Steel Plate Asal India, Indonesia dan Korea di Banten
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 36 Pendampingan kepada pelaku usaha juga
dilakukan pada saat otoritas negara penuduh melakukan verifikasi ke perusahaan tertuduh. Sepanjang tahun 2016, Ditjen Daglu telah memberikan pendampingan on the spot verification kepada perusahaan, diantaranya :
1. Pendampingan Joint Verification European
Anti-Fraud Office (OLAF) dengan
Pemerintah Indonesia di Bogor.
2. Pendampingan verifikasi kasus tuduhan
dumping Baja Taiwan ke PT. Gunawan
Dianjaya Steel di Surabaya
3. Pendampingan on the spot verification
pada kasus dumping PT. Kaltim Nitrat
Indonesia Untuk produk Ammonium Nitrat
di Balikpapan
4. Pendampingan on the spot verification
terkait tindak lanjut penanganan hambatan
teknis perdagangan PT Ecogreen
Oleochemicals di Batam
5. Pendampingan on the spot verification ke
PT. Hasil Damai Tekstil terkait tuduhan
Anti Dumping produk non woven oleh
Otoritas India di Bandung.
Selain kasus trade remedy dan hambatan teknis perdagangan, Ditjen Daglu juga menangani hambatan perdagangan terkait penipuan dagang antara pelaku usaha dalam negeri dengan aduan dari luar negeri. Mengingat bagaimanapun makin maraknya penipuan dagang akan mencoreng citra perdagangan Internasional Indonesia di mata dunia. Oleh karenanya, Ditjen Daglu berusaha untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi kasus hambatan perdagangan lainnya. Pada tahun 2016 beberapa kasus hambatan perdagangan lainnya yang ditangani oleh Ditjen Daglu, antara lain :
1. Klarifikasi Dugaan Penipuan Dagang
Pengusaha Indonesia (CV. Anugrah
Niaga Globalindo) di Surabaya terhadap
Pengusaha Fiji (Firefox Fiji Ltd) di Fiji
Island di Surabaya
2. Klarifikasi Dugaan Penipuan Dagang
Pengusaha Indonesia (PT. Mopoli
Raya) Terhadap Pengusaha Kuwait
(Janan Al-Ahlia General Trading Cont.
Company) di Medan
3. Klarifikasi Hambatan Perdagangan
Kertas Rokok di China ke PT. Bukit
Muria Jaya di Karawang
4. Verifikasi dan Klarifikasi Kasus
Hambatan Perdagangan di PT.
Kedaung Oriental Porcelain Industry di
Tangerang
5. Verifikasi dan Klarifikasi Kasus
Hambatan Perdagangan di PT. Indo
Porcelain di Tangerang
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 37 Pengelompokkan
Barang Ekspor
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 38
Ekspor Produk Pertambangan Hasil
Pengolahan dan Pemurnian
Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian diatur melalui Permendag No. 119/M-DAG/PER/12/2015
Dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertambangan, Kemendag menerbitkan Permendag Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian.
Penatakelolaan sektor pertambangan merupakan kehendak rakyat Indonesia yang disampaikan melalui Dewan Perwakilan Rakyat dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan guna menjamin pelaksanaan kebijakan di bidang pertambangan dapat dijalankan dengan baik, tertib, transparan, efektif dan efisien (good governance) sehingga berimplikasi postif terhadap perekonomian nasional.
Produk pertambangan merupakan
kekayaan alam yang tidak terbarukan
sehingga pembangunan di bidang
pertambangan harus dikelola (managed)
secara baik, efektif, efisien dan
berkelanjutan (sustainable development).
Kebijakan pembangunan di bidang
pertambangan ini juga bertujuan untuk
mencegah eksploitasi berlebihan di
bidang pertambangan yang dapat
merusak dan merugikan lingkungan.
Atas dasar hal tersebut, perlu ditetapkan
suatu program yang komprehensif untuk
pengembangan industri hilir (hilirisasi)
dalam rangka menciptakan produk olahan
tambang yang memiliki nilai tambah dan
berdaya saing tinggi.
Salah satu diantara kebijakan pemerintah pendukung program ini adalah melalui penetapan kebijakan pelarangan ekspor produk pertambangan yang masih berupa bahan mentah (raw material/ore) dan pengendalian ekspor produk pertambangan hasil pengolahan dan pemurnian yang memenuhi batasan minimum.
Sasaran dan tujuan kebijakan ekspor produk pertambangan, yaitu: a. Pencegahan eksploitasi
berlebihan di bidang pertambangan yang dapat merusak lingkungan
b. Pengembangan industri hilir (hilirisasi) dalam rangka menciptakan produk olahan tambang yang berdaya saing tinggi
c. Mendukung ketersediaan bahan baku tambang di dalam negeri
d. Peningkatan investasi (pembangunan smelter dan industri pengolahan) dan peningkatan penyerapan tenaga kerja
e. Traceability produk pertambangan dalam rangka peningkatan pengawasan legalitas pengelolaan pertambangan dan pembayaran royalti (melalui kebijakan verifikasi)
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 39
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 40
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 41
Perkembangan Ekspor Batubara
5. Penurunan harga dunia Selama 2015, harga batubara
diprediksi turun 12% dan harga metal diprediksi menurun hingga 11% pada tahun 2015 karena dipengaruhi oleh lemahnya permintaan minerba dunia, namun suplai minerba dunia meningkat.
Harga iron ores menurun 15% selama Q1 2015 karena banyaknya suplai low-cost dari Australia dan Brazil sementara permintaan industri baja dunia yang berbahan baku iron ores melemah
Harga copper menurun 12% selama Q1 2015 karena meningkatnya
Perkembangan Ekspor 4 Komoditi Terbesar dari Mineral Logam
Penurunan Ekspor Batubara dan Mineral Logam disebabkan oleh:
1. Turunnya permintaan impor metal dunia, terutama dari Cina
2. Kelebihan pasokan minerba di pasar dunia 3. Depresiasi mata uang di beberapa negara
produsen juga membuat surplus minerba terus berlanjut sehingga memperlambat supply reblancing
4. Indonesia menerapkan program peningkatan nilai tambah produk pertambangan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 42
Ekspor Produk Industri Kehutanan
Ekspor Produk Industri Kehutanan diatur berdasarkan Permendag No. 84 Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 43 Pengelompokkan
Barang Impor
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 44 Impor Jagung
Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag No. 20 Tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Jagung
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 45 Impor Ban
Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag No. 77 Tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Ban.
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 46
Impor Hewan dan Produk
Hewan
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 47
Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk
Turunannya
Tata Niaga Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 82/2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 48 Impor Seluler, Komputer
Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet
Tata Niaga Impor Seluler, Komputer Genggam (Hendheld) dan Komputer Tablet diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 82/2012 jo No 38/2013 jo. No. 48/2014 jo. No. 41/2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 49 Impor Limbah Non
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Tata Niaga Impor Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun (B3) diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 50 Pusat Logistik Berikat
Ketentuan Pusat Logistik Berikat (PLB) diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 64/2016
LAPORAN TAHUNAN DITJEN DAGLU 2016 51 Sanksi
Administratif