Download - DISLOKASI ARTICULATIO GLENOHUMERALE
TUTORIOAL MODUL 3Tutor : dr. Adrian Suhendra, SpPK., M.Kes.,
Anggota : ChandraPutri Sarah
Ardo SanjayaCindy Agnes L
ShannonJuni Royntan Tampubolon
Raisha TheodoraJannete Andriani
Fajri LiraukaAudy
Nugraheni M Latelay
GANGGUAN PADA SENDIDISLOKASI ARTICULATIO
GLENOHUMERALE
ANATOMI MEMBRUM SUPERIOR
Gambaran Sendi Secara Umum
Shoulder Joint
Dislocation shoulder joint
FRACTURE
NERVE
NERVE
OTOT-OTOT PENGHUBUNG SCAPULA DENGAN HUMERUS
M. supraspinatus:- O: fossa supraspinata- Letak: berjalan di bawah acromion menuju
tuberculum majus humerus sambil melindungi articulatio glenohumeralis di bagian superior
M. infraspinatus:- O: fossa infraspinata- I: tuberculum majus humerus.
M. teres minor:- Letak: inferior terhadap m. infraspinatus- O: fossa infaspinata bagian bawah- I: tuberculum majus
M. teres major:- O: angulus inferior scapula- I: crista tuberculi minoris humerus
M. subscapularis:- Letak: di sebelah ventral scapulae:- O: fossa subscapularis dan terjepit di antara m.
serratus anterior dan scapula.- I: crista tuberculi minoris.
M. deltoideus:
- O: tepi bawah spina scapulae dan permukaan ventral/lateral clavicula.
- I: tuberositas deltoidea.
M. coracobrachialis:
- O: processus coracoideus
- I: facies anteromedialis humerus.
FAAL MUSKULOSKELETAL
Faal Otot Skelet
Sifat Otot Skelet
Exitability Elastisity Contractibility Extensibility Conductivity
Jenis Kontraksi
Berdasarkan panjang otot dan kuat kontraksi1. Kontraksi isotonis: Tonus otot konstan Ukuran otot memendek2. Kontraksi isometris: Ukuran otot tetap Tonus otot berubah
Berdasarkan banyaknya kontraksi:1. Kontraksi tunggal/single; terdiri dari: Fase latent Fase kontraksi Fase relaksasi2. Kontraksi multiple
Kelelahan Otot / Fatigue
Menurunnya iritabilitas dan kontraktibilitas otot. 2 macam:
1. Kelelahan transmisikarena adanya hambatan pada saat penghantaran impuls oleh saraf
2. Kelelahan kontraksi karena kontraksi otot yang terus-menerus. Kelelahan kontraksi ada 2 macam:
Kelelahan parsial: terjadi secara bertahap, kontraksi masih ada tetapi tidak optimal.
Kelelahan total: tidak terjadi kontraksi otot sama sekali.
Faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan otot antara lain:
Penimbunan sisa metabolisme otot yaitu asam laktat.
Kekurangan sumber tenaga (misalnya glukosa, oksigen).
Malnutrisi. Gangguan sistem peredaran darah sehingga suplai
oksigen terganggu. Aktivitas yang berlebihan
Perubahan yang Terjadi saat Kontraksi Otot
1. Perubahan bentukSaat kontraksi, otot memendekk, tetapi tidak mengalami perubahan volume
2. Perubahan kimiaEnergi yang digunakan otot untuk kontraksi berasal dari perubahan kimia di dalam otot tersebut
3. Perubahan panasDari seluruh energi yang digunakan untuk kontraksi hanya 20 %, untuk kerja dan selebihya hilang dalam bentuk panas. Ada 2 panas yang timbul yaitu:
a. Initial Heat: panas yang timbul pada saat respon mekanik (pada permulaan kontraksi)- Heat of activation: panas yang dihasilkan dari periode latent sampai tepat sebelum kontraksi.- Heat of shortening: panas yang dihasilkan ketika otot berkontraksi.- Heat of maintenance: panas yang dihasilkan selama otot relaksasi.
b. Recovery Heat: panas yang dihasilkan setelah respon mekanik selesai dengan laju yang rendah dan jangka waktu yang lama, energi yang dipakai untuk mensintesa lagi glikogen yang dipakai untuk pemulihan otot.
4. Perubahan listrikwaktu kontraksi terjadi perubahan muatan listrik pada otot sehingga timbul arus listrik dari daerah positif ke negatif.
Sumasi
penjumlahan kedutan otot untuk memperkuat dan menyelenggarakan pergerakan otot; terjadi dengan 2 cara:
1. Dengan meningkatkan jumlah motor unit yang berkontraksi secara bersama-sama (sumasi unit motorik multiple).
2. Dengan meningkatkan kecepatan kontraksi/frekuensi kontraksi, dapat menyebabkan tetanisasi (sumasi frekuensi).
tetanus incomplete. tetanus complete.
Sliding Filament Theory of Contraction
Langkah A: kepala myosin menempel pada aktin. (High energi ADP + Pi)
Langkah B: Power stroke: pergerakan kepala myosin menarik filamen aktin ke tengah (ADP+Pi released)
Langkah C: jembatan silang melepaskan ketika ATP baru mengikat dengan myosin tersebut.
Langkah D: memiringkan kepala myosin terjadi ketika ATP ADP + P oleh ATP-ase (hidrolisis ATP)
DISLOKASI ARTICULATIO
GLENOHUMERALIS
Definisi
Dislokasi glenohumeral adalah terpisahnya seluruh bagian yang membentuk sendi glenohumeral akibat rudapaksa/trauma.
Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnyacaput humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Dislokasi sendi bahu anterior biasanya terjadi setelah cedera akut karena lengan di paksa ber abduksi, berotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu.
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral dapat terjadi pada bagian : anterior dan medial glenoid disebut sebagai
dislokasi anterior , caput humeri bergeser ke medial dibawah processus coracodeus.
Posterior disebut sebagai dislokasi posteriorcaput humeri masih terletak dilateral tapi masih berada diposterior dalam fosa infraspinatus.
di bawah glenoid disebut sebagai dislokasi inferior/ luksasi erecta
INSIDENSI
Dewasa muda : Paling tinggi ( terutama di bawah 20 tahun)
60 % antara umur 20-40 tahun. 10 % > 40 tahun.
KALSIFIKASI Kongenital
Congenital dislocation berhubungan dengan congenital deformities / terjadi sejak lahir karena ada kesalahan pertumbuhan.
Traumadislokasi trauma, biasanya disertai benturan keras. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
• Dislokasi akutmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
• Dislokasi kronik• Dislokasi berulang
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.
ETIOLOGI
Dislokasi disebabkan oleh :1. Cedera olah ragaOlah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahragaBenturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.3.TerjatuhTerjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.4.PatologisAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya adanya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini di sebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
patofisiologi
terjadi karena bahu dipaksa abduksi dan rotasi eksterna,mekanisme ini menyababkankaput humeri tedorong kedepan dan membuat labrum anterior gleonoidalis dan kapsula sendi mengalami avulasi/robekan(lesi bankhardt).
Pada dislokasi berulang dapat menyebabkan lesi hill-sachs pada bagian posterolateral caput humerus,yaitu suatu fraktur kompresi akibat kaput humerus menekan glenoid anterior setiap kali mengalami dislokasi
Gejala klinik
deformitas sendi terdapat kelainan bentuk misalnya hilangnya
tonjolan tulang normal, misalnya deltoid yang rata pada pemeriksaan fisik
pergerakan art.glenohumerale terbatas dapat teraba depresi yang dalam antara caput
humeri dan acromion di lateral rasa nyeri yang hebat bila bahu digerakkan
terutama bila menahan beban
Lengan menjadi kaku dan siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh
Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
KOMPLIKASI
Cedera saraf : saraf aksila Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla Fraktur dislokasi
Komplikasi lanjut Kekakuan sendi bahu dislokasi yang berulang kelemahan otot
Dasar diagnosis
Skenario :• Nama : tn x seorang atlet basket, berusia 20 tahun,
masuk UGD • K.U : Keluhan nyeri dan sulit menggerakan bahu
kanan akibat terjatuh saat berkompetisi setengah jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien jatugh terjengkang ke belakang dengan posisi lengan kanan lurus menahan jatuhnya badan. Setelah itu pasien amat kesakitan dan menopang lengan kanannya dengan lengan kirinya serta menolak usaha teman-teman yang akan memeriksa lengannya yang cedera.
• Status lokasi:• Inspeksi : kontur bahu kanan
melandai (flattened), terlihat tonjolan di sisi medial axilla.
• Palpasi : nyeri tekan, teraba tonjolan di sisi medial axilla
• Range of mation : pada art, glenohumerale fleksi-ekstensi, abduksi-abduksi, endo-eksorotasi, baik aktif maupun pasif terbatas karena nyeri.
Pemeriksaan penunjang
- X-rayAntero posterior, oblique, lateral- CT- scan
Diferential diagnosis
DISLOKASI FRAKTUR
• Def : pergeseran sedi.• Etiologi : gerak
berlebihan saat olahraga ,trauma langsung.
• Insidensi : atlet.• Gejala klinik : nyeri,
tangan yang terkena lebih panjang karna ada tonjolan.
• Patah tulang.• Gerak berlebihan,
trauma,osteoporosis.• Semua umur, pada
orang tua yang terkena osteoporosis.
• Bengkak, memar,krepitasi,deformitas,spasme otot.
Penatalaksanaan Dislokasi
Non Farmakologis1. Reduksi
a) Stimpson Techniqueb) Kocher’s Techniquec) Hippocrates Methodd) Metode Eksternal Rotation
2. Surgery
Farmakologis1. Analgesia (Pain Relief, Muscle Relaxation)2. NSAID (Pain Relief after relocation)
Terapi fisik sesudah reduksi1. Immobilisasi (1-3 minggu)2. Passive Range of Motion Exercise3. Vigorous Exercise in Young Adults (>3months)
PROGNOSISQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : ad bonam
TERIMAKASIH