EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MENGGUNAKAN
TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(Studi Pra Eksperimen Pada Siswa/i Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta, Tahun Ajaran 2016/2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Umi Masrokhah
131114076
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MENGGUNAKAN
TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(Studi Pra Eksperimen Pada Siswa/i Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta, Tahun Ajaran 2016/2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Umi Masrokhah
131114076
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Man Jadda Wa Jadda” Barang siapa yang bersungguh - sungguh akan mendapatkannya.
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga
( H.R Muslim)
Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan baik
(H.R Thabrani)
There is apparently nothing that cannot happen today.
(Mark Twain)
"I think and think for months and years. Ninety-nine times, the conclusion is false. The hundredth time I am right."
(Albert Einstein)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana ini ku persembahkan bagi….
Yang utama dari segalanya Alloh SWT yang selalu memberi karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan kepada penulis
Ayah (Sugiyanto), Ibuku (Martini) dan Nenekku tercinta, yang tiada pernah
hentinya selama ini memberiku semangat, doa dan dorongan
Saudara-saudaraku tercinta Laila Nur Qomariyah, Risma Nur Isnaini, dan Dera
Emy Mahmudah
Catur Septiawan
Serta sahabatku dan teman-temanku 2013 yang selalu menemani di setiap
langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MENGGUNAKAN
TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(Studi Pra Eksperimen Pada Siswa/i Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta, Tahun Ajaran 2016/2017)
Umi Masrokhah
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur: 1) Peningkatan keterampilan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII.2 di sekolah SMP Taman Dewasa
JetisYogyakarta sebelum dan sesudahmendapatkan layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama 2) Signifikansi keterampilan komunikasi
interpersonal siswa sebelum dan sesudah mendapat layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifpre-experimental
menggunakan One Group Pre-test Post-test Design.Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 23 siswa kelas VII 2 di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Data
dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan Self Assessment Scale
Keterampilan Komunikasi Interpersonal.Dengan nilai koefisien reliabilitas senilai
0,855. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan
kategorisasi dan Uji Wilcoxon Signed Two Ranks.
Temuan penelitian menunjukan, 1) Terdapat peningkatan keterampilan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis sebelum
dan sesudah diberikan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama. 2)
Keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII 2 SMP Taman
Dewasa Jetis secara signifikan dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
klasikal dengan teknik sosiodrama dari mean sebesar 108,52(pretest)menjadi
112,83 (posttest), signifikansi senilai 0,001.
Kata kunci :Bimbingan klasikal, sosiodrama, keterampilan komunikasi
interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF CLASSICAL GUIDANCE USING
SOCIODRAMA TECHNIQUE IN IMPROVING INTERPERSONAL
COMMUNICATION SKILLS
(Pre-experiment Study on VII Graders of SMP (Junior High School) Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta, Batch 2016/2017)
Umi Masrokhah
Sanata Dharma University
2017
This research was aimed at measuring: 1) improvement of interpersonal
communication skills of VII.2 Graders of SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
before and after receiving classical guidance service using sociodrama technique,
2) the significance of students’ interpersonal communication skills before and
after receiving classical guidance service using sociodrama technique.
This research was a pre-experimental quantitative research using One
Group Pre-test Post-test Design. The subjects of this research were 23 VII.2
graders of SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. The data in this research were
collected using self-assessment scale of interpersonal communication skills with
the reliability coefficient of 0.855. Data analysis technique used in this research
was categorization and Wilcoxon Signed Two Ranks Test.
This research showed, 1) there was improvement of interpersonal
communication skills of VII.2 Graders of SMP Taman Dewasa Jetis before and
after receiving classical guidance service using sociodrama technique, 2)
Interpersonal communication skills of VII.2 Graders of SMP Taman Dewasa Jetis
could significantly be improved through classical guidance service using
sociodrama technique from a mean of 108.52 (pretest) to a mean of 112.83
(Posttest) wit a significance of 0.001.
Keyword: Classical Guidance, Sociodrama, Interpersonal Communication
Interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATAPENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, penulisan tugas akhir dengan judul“Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama Dalam Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa/I Kelas VII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, Tahun Ajaran 2016/2017)” dapatterselesaikan
denganbaik.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.Selama menulis tugas akhir ini, peneliti
menyadari bahwa begitubanyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing,
mendampingi, dan mendukungsetiap proses yang peneliti jalani. Oleh sebab itu,
peneliti ingin menyampaikanucapan terimakasihkepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr.Gendon Barus,M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua ProgramStudi Bimbingan
dan Konseling, sekaligus dosen pembimbing tugas akhir.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan
Konselingatasbimbingan dan pendampingan selama peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
menempuhstudi.
5. Stefanus Priyatmoko (Mas Moko) selaku petugas sekretariat Program
Studi Bimbingandan Konseling yang senantiasa ramah melayani
administrasiselama peneliti menempuh studi.
6. SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakartayang menerima peneliti dengan
terbuka selama melaksanakan penelitian.
7. Seluruh siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, khususnya kelas VII
2 yang dengan senang hati dan antusias menerima peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
8. Kedua orangtua tercinta Bapak Sugiyanto dan Ibu Martini yang tiada
hentinya memberikan dorongan, semangat serta doa yang terus mengalir
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak serta adik-adikkuyang selalu membuat peneliti bangkit ketika
keputusasaaan datang.
10. Catur Septiawan yang selalu meluangkan waktu membantu peneliti
menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir.
11. Sahabat-sahabatku Juliana Melani, Anastasia H, Windriati, Rima Septiana,
Mita Yuliani yang sudah terlibat dan mau melibatkan diri membantu
peneliti.
12. Teman-teman BK angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan dan
semngat yang luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna, meski demikian
peneliti berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PERNYATAAN HASIL KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
G. Definisi Masalah .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 11
A. Hakikat Keterampilan Komunikasi Interpersonal .............................. 11
1. Pengertian keterampilan komunikasi interpersonal ................... 11
2. Aspek-aspek keterampilan komunikasi interpersonal .................. 14
3. Faktor-faktor keterampilan komunikasi interpersonal ................. 17
B. Hakikat layanan bimbingan klasikal .................................................. 21
1. Pengertian bimbingan klasikal ..................................................... 21
2. Tujuan layanaan bimbingan klasikal ............................................ 22
C. Teknik Sosiodrama............................................................................. 23
1. Pengertian teknik sosiodrama ...................................................... 23
2. Tujuan sosiodrama ....................................................................... 25
3. Manfaat sosiodrama ..................................................................... 26
4. Langkah-langkah penggunaan sosiodrama .................................. 26
5. Kaitan antara Sosiodrama dengan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal Siswa.................................................. 29
D. Hakikat Remaja sebagai pelajar SMP ................................................ 30
1. Pengertian remaja sebagai pelajar ................................................ 30
2. Ciri-ciri remaja ............................................................................. 31
3. Tugas-tugas perkembangan remaja sebagai pelajar ..................... 32
E. Penelitian yang relevan ...................................................................... 33
F. Kerangka berpikir............................................................................... 34
G. Hipotesis ............................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 36
B. Tempat dan waktu penelitian ............................................................. 38
C. Subjek penelitian ................................................................................ 38
D. Teknik instrument pengumpulan data ................................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Teknik pengumpulan data ............................................................ 39
2. Instrumen ..................................................................................... 40
E. Validitas, Reliabilitas, dan Uji Normalitas ........................................ 43
1. Validitas ....................................................................................... 43
2. Reliabilitas ................................................................................... 45
3. Uji Normalitas .............................................................................. 47
4. Prosedur tindakan eksperimen ..................................................... 48
F. Teknik analisis data ........................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 55
A. Hasil penelitian................................................................................... 55
1. Gambaran Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
kelas VII 2 di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan
Klasikal Menggunaakan Teknik Sosiodrama............................... 55
2. Signifikansi Peningkatan hasil keterampilan komunikasi
Interpersonal Siswa kelas VII 2 SMP Taman dewasa jetis sebelum
dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama ................................................. 59
B. Pembahasan ....................................................................................... 61
1. Gambaran tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas
VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017 sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan
klasikal menggunakan teknik sosiodrama .................................... 61
3. Signifikansi Peningkatan hasil keterampilan komunikasi
Interpersonal Siswa kelas VII 2 SMP Taman dewasa jetis sebelum
dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama ................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 68
A. Kesimpulan ........................................................................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan penelitian ...................................................................... 68
C. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 71
LAMPIRAN .................................................................................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian One-group pretest posttest design .................... 37
Tabel 3.2 Jadwal kegiatan bimbingan ........................................................... 38
Tabel 3.3 Tabel subjek penelitian .................................................................. 38
Tabel 3.4 Gradasi pernyataan item skala likert ............................................. 41
Tabel 3.5 Kisi-kisi skala keterampilan komunikasi interpersonal ............... 42
Tabel 3.6 Hasil rekapitulasi skala komunikasi interpersonal ........................ 45
Tabel 3.7 Norma Kategori reliabilitas statistic Guilford ............................... 46
Tabel 3.8Hasil uji reliabilitas skala keterampilan komunikasi
interpersonal ..................................................................................... 47
Tabel 3.9 Tabel uji normalitas skala keterampilan komunikasi
interpersonal ..................................................................................... 48
Tabel 3.10 Tabel norma kategorisasi ............................................................ 52
Tabel 3.11 Norma kategorisasi tingkat keterampilan komunikasi
interpersonal ................................................................................................... 53
Tabel 4.1 Distribusi skor keterampilan komunikasi interpersonal siswa
kelas VII 2 di sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Tahun ajaran
2016/2017 sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan
klasikal menggunakan teknik sosiodrama ....................................... 56
Tabel 4.2 Uji sampel pretest dan posttest ..................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka berpikir keterampilan komunikasi interpersonal ..... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik4.1Tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa sebelum
dan sesudah mendapat layanan bimbingan klasikal menggunakan
teknik sosiodrama ............................................................................... 56
Grafik 4.2 Perkembangan skor...................................................................... 57
Grafik 4.3 Perkembangan pretest dan posttest ............................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Skala keterampilan komunikasi inter personal ......................... 75
Lampiran 2. Hasil uji validitas butir item skala keterampilan komunikasi
Interpersonal ............................................................................. 81
Lampiran 3. Hasil uji reliabilitas keterampilan komunikasi
interpersonal .................................................................................. 86
Lampiran 4. Tabulasi data instrumen hasil pretest dan post test skala
keterampilan komunikasi interpersonal ......................................... 87
Lampiran 5. Tabulasi data pre test ............................................................... 89
Lampiran 6. Tabulasi data post-test ............................................................. 90
Lampiran 7. Rencana pelayanan bimbingan ................................................ 91
Lampiran 8. Surat ijin penelitian .................................................................. 111
Lampiran 9. Daftar hadir siswa .................................................................... 112
Lampiran 10. Hasil sosiodrama siswa .......................................................... 113
Lampiran 11. Hasil sosiodrama siswa .......................................................... 114
Lampiran 12. Dokumentasi .......................................................................... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Penelitian
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Manusia membutuhkan keberadaan manusia lain terkait kebutuhannya
baik dalam bentuk jasa maupun kebutuhan yang sifatnya material.
Kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi apabila terjalin hubungan yang
baik antara sesama manusia yang saling berinteraksi dalam suatu
lingkungan. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya, memerlukan
hubungan sosial yang ramah dengan cara membina hubungan yang baik
dengan orang lain. Manusia ingin bergabung dengan orang lain ingin
mengendalikan dan dikendalikan, dan ingin mencintai dan dicintai
(Rakhmat, J.2012:14).
Proses kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir hingga dewasa
mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu fase
perkembangan manusia adalah masa remaja.Masa remaja merupakan masa
yang penuh gejolak dan masa dimana keingintahuan tentang segala sesuatu
yang remaja belum tahu, termasuk didalamnya adalah tentang bagaimana
melakukan hubungan interpersonal yang baik agar bisa diterima oleh
lingkungan sosialnya.Masa remaja sebagai masa periode yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menentu (Wijayanti, 2012: 1). Hurlock (Istiwidayanti, 1995: 10)
mengemukakan dalam perkembangannya remaja memiliki tugas
perkembangan yang menitikberatkan kepada hubungan sosial yang
diantaranya: mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita,
mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab,
serta memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi. Kemampuan yang harus dimiliki
oleh remaja dalam menjalin hubungan interpersonal, termasuk hubungan
pertemanan, meliputi kemampuan untuk melakukan inisiatif, kemampuan
membuka diri dengan tepat,kemampuan untuk menyediakan dukungan
emosi kepada teman, kemampuan untuk menyatakan ketidaksetujuan, serta
kemampuan untuk mengelola konflik (Buhmester et.al 1988:991).
Namun masalah komunikasi menjadi pembuka bagi permasalahan
lainnya terutama penyimpangan moral, dendam yang mengarah kepada
perkelahian, pembunuhan dan lain-lainnya. Hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 180 remaja dikabupaten Kudus menunjukkan 94%
menyatakan pernah melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap
orang lain. Tindakan tidak menyenangkan melalui komunikasi yang sering
dilakukan adalah mengejek dan memberikan julukan. Sasaran atau kepada
siapa tindakan tidak menyenangkan tersebut dilakukan adalah 50% kepada
teman sekelas, 16 % adik kelas, 14 % kepada anak dari sekolah lain, 7 %
kepada kakak kelas dan 5% kepada guru (Mahardayani, 2010). Data-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
datatersebut bermakna siswa kurang mampu menunjukkan sikap
kesetaraan dan sikap positif kepada teman sebayanya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada saat
melaksanakan magang BK 2 dengan salah satu wali kelas VII di SMP
Taman Dewasa Jetis menyatakan bahwa “Di sekolah ini khususnya kelas
VII laki-laki sering memanggil nama teman mereka dengan sebutan yang
tidak baik misalkan: ireng, koplak. Bahkan terkadang mereka memanggil
dengan nama panggilan orangtua dan ketika saya masuk ke kelas siswa itu
sangat pasif sekali untuk bertanya atau mengajukan pertanyaan kepada
guru”. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap guru
bimbingan konseling terdapat siswayang memiliki kesulitan melakukan
komunikasi interpersonal, yang diindikasikan adanya perilaku komunikasi
interpersonal siswa yang kurang baik dengan teman sekelasnya dan kelas
lainnya, banyak siswa yang menyendiri serta mereka cenderung lebih
bersifat individu. Kemudian ketika berkomunikasi dengan teman sebaya
cenderung mengeluarkan kata-kata yang kurang baik serta membeda-
bedakan teman. Selain itu masih ada siswa yang kurang terbuka dalam
mengungkapkan masalahnya kepada teman guru bimbingan konseling
karena ada perasaan malu, sungkan dan takut.
Usaha membantu mengembangkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa di sekolah dapat dilakukan melalui layanan bimbingan
dan konseling. Personal yang paling bertanggungjawab terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru bimbingan
dan konseling. Guru bimbingan dan konseling memegang peranan penting
dalam perkembangan peserta didik sebagai bagian integral pendidikan.
Pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 ayat (4) menyatakan:
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya yang berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Bimbingan klasikal dipandang tepat digunakan pada layanan
bimbingan dan konseling yang dapat diberikan kepada siswa yang belum
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif.Melalui
bimbingan klasikal diharapkan siswa secara optimal mendapatkan
pemahaman dan perubahan untuk mencapai kemampuan perkembangan
komunikasi interpersonal yang positif.
Teknik bimbingan klasikal yang dapat digunakan untuk
meningkatkan komunikasi interpersonal siswa di sekolah ialah melalui
teknik sosiodrama.Menurut Winkel, (2012:571) sosiodrama merupakan
dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan
dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam
pergaulan sosial.Teknik sosiodrama dipandang tepat membantu siswa
untuk meningkatkan komunikasi interpersonal sesuai dengan salah satu
tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yaitu memiliki kemampuan interaksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk
hubungan persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama
manusia (Depdiknas, 2008: 198).
Teknik sosiodrama menuntut kualitas tertentu pada siswa, siswa
diharapkan mampu menghayati tokoh-tokoh (peran) atau posisi yang
dikehendaki keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan
menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan, dan identifikasi diri
terhadap nilai berkembangnya (Hasan, 1996: 266). Melalui teknik
sosiodrama para siswa diajak untuk belajar memecahkan dilema-dilema
pribadi yang mendukungnya dengan bantuan kelompok sosial yang
anggota- anggotanya adalah teman-teman sendiri.Menurut penelitian
Pratiwi (2013) pemberian bimbingan dengan teknik sosiodrama dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMP.
Di dalam bimbingan klasikal membuat siswa yang diberi tugas
memainkan peran dapat berusaha mengeksplorasi perilaku sesuai dengan
perannya, sehingga siswa yang semula pemalu, pendiam dapat belajar
berbicara di depan kelas dan di hadapan temannya. Siswa yang semula
kurang berani mengemukakan pendapat dapat belajar berpendapat dan
memberi masukan kepada teman yang kurang sempurna dalam
memainkan peran yang diperoleh.Setelah memainkan sosiodrama,
diharapkan juga terdapat perubahan perilaku pada siswa yaitu siswa dapat
mengatasi hambatan-hambatan komunikasi interpersonal (Djannah, 2012:
171).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama Dalam Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis”.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta diam saat
di berikan kesempatan untuk bertanya (pasif).
2. Beberapa siswa memiliki perilaku komunikasi interpersonal yang
kurang baik dengan teman sekelasnya yaitu siswa laki-laki sering
memanggil nama teman mereka dengan sebutan yang tidak baik
misalkan: ireng, koplak. Bahkan terkadang mereka memanggil dengan
nama panggilan orangtua
3. Kurangnya keterbukaan dalam mengungkapkan masalahnya kepada
guru bimbingan konseling karena ada perasaan malu, sungkan dan
takut.
4. Beberapa siswa suka menyendiri serta mereka cenderung lebih bersifat
individu.
5. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal menggunakan
teknik sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi interpersonal pada
siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini fokus kajian diarahkan pada menjawab
masalah-masalah yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai
kurangnya keterampilan komunikasi interpersonal siswa sebagai peserta
didik.Maka peneliti fokus pada “Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama Dalam Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis”.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa tinggi peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal
siswa kelas VII.2 di sekolah SMP Taman Dewasa Jetissebelum dan
sesudahmendapatkan layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama?
2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan komunikasi interpersonal
siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis sebelum dan sesudah
mendapatkan layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Menganalisis seberapa tinggi tingkat komunikasi interpersonal siswa
kelas VII di sekolah SMP Taman Dewasa Jetis sebelum dan sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mendapatkan layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama.
2. Menganalisis signifikansi peningkatan komunikasi interpersonal siswa
kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis sebelum dan sesudah
mendapatkan layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling
terutama tentang efektifitas layanan bimbingan klasikal menggunakan
teknik sosiodrama dalam meningkatkan komunikasi interpersonal.
Sehingga dapat dijadikan sumber informasi pendidikan dalam
penerapan layanan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, dapat menjadi masukan pada sekolah SMP Taman
Dewasa jetis Yogyakarta tentang efektivitas teknik sosiodrama
dalam meningkatkan keterampilan interpersonal siswanya, dalam
hal ini yang berusia remaja.
b. Bagi pembimbing, dapat menjadi masukan bahwa melalui teknik
sosiodrama, pembimbing bisa memberikan informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dibutuhkan oleh remaja, misalnya informasi tentang bagaimana
meningkatkan keterampilan interpersonal.
c. Untuk mengenalkan teknik sosiodrama pada siswa bahwa dengan
kegiatan tersebut dapat membantu siswa untuk menunjang aktivitas
dalam kehidupannya.
d. Bagi jurusan Bimbingan dan Konseling, bermanfaat untuk
menambah khazanah keilmuan pada umumnya dan rancangan
metode sosiodrama dalam meningkatkan keterampilan
interpersonal remaja.
G. Definisi Istilah
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
1. Bimbingan klasikal adalah suatu layanan yang menjembatani dalam
proses penerimaan diri dan orang lain, menemukan aternatif cara
berkomunikasi dengan orang lain dna mengambil keputusan yang tepat
dari permasalahan yang dialaminya.
2. Sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang
dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk
konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial.
3. Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang terjadi antara dua
orang dengan bentuk percakapan face to face dan adanya feedback
secara langsung atau seketika.
4. Remaja adalah mereka remaja yang berada pada usia 12-18 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
5. Bimbingan pribadi-sosial adalah usaha bimbingan, dalam menghadapi
dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri,
menghadapi konflik dan pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakikat keterampilan komunikasi
interpersonal, hakikat layanan bimbingan klasikal, hakikat teknik
sosiodrama, hakikat layanan bimbingan klasikal, hakikat remaja sebagai
pelajar, kerangka berpikir, hipotesis. Masing-masing pokok pikiran
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Hakikat Keterampilan Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Devito (2011) mengungkapkan pendapatnya bahwa pengetahuan
dan keterampilan komunikasi termasuk yang paling penting dan berguna.
Melalui komunikasi seseorang dapat berbicara, mengenal, mengevaluasi,
meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan berbagai keputusan yang
diambil dan menyiapkan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.
Melalui komunikasi antar pribadi seseorang dapat berinteraksi dengan
orang lain,mengenal orang lain,dan mengungkapkan diri kepada orang
lain.
Kata “komunikasi” berasal dari Bahasa Latin yaitu cum yang
berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti
satu.Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam
Bahasa Inggris menjadi communion artinya kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Jadi komunikasi oleh
sebagian orang dianggap sebagai proses pemberitahuan dari satu pihak ke
pihak lainyang dapat berupa rencana-rencana, instruksi, petunjuk, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sarana. Muhammad (2000) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah
pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.Pengirim pesan dapat
berupa individu, kelompok maupun suatu organisasi demikian juga degan
si penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahapan-
tahapan tertentu dan berkesinambungan,berubah-ubah dan tidak berakhir.
Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena si pengirim
dan si penerima saling mempengaruhi.
Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai arti penting.Salah
satu bentuk komunikasi yang digunakan dalam organisasi adalah
komunikasi interpersonal.Rogers (Liliweri, 1991) mengemukakan bahwa
komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara dua atau lebih pribadi.
Komunikasi interpersonal merupakan pengiriman informasi atau pesan
oleh seseorang dan diterima oleh orang lain dan mendapatkan umpan balik
secara langsung (Devito 2013).
Johnson (Supratiknya, 1995) merumuskan komunikasi
interpersonal sebagai komunikasi dua arah yang berlangsung apabila
pengirim pesan cukup leluasa mendapatkan umpan balik dari penerima
yang menangkap pesan yang dikirimnya. Komunikasi interpersonal
memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi dan
selanjutnya sangat menologi dalam mengembangkan suatu relasi yang
memuaskan bagi kedua belah pihak serta kerja sama yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Keterampilan komunikasi tidak serta merta ada sejak kita
dilahirkan, oleh karena itu untuk dapat memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik perlu proses pembelajaran dan pelatihan.
Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi sangat penting artinya untuk
menjaga kelangsungan komunikasi kita dengan orang lain. Seperti
keterampilan-keterampilan yang lainnya, keterampilan komunikasi
interpersonal dapat dipelajari dengan kiat-kiat tertentu Johnson
(Supratiknya, 1995).
Keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting dimiliki
agar terwujud komunikasi yang efektif. Keterampilan komunikasi
interpersonal adalah tingkat dimana perilaku kita mencapai tujuan
komunikasi interpersonal yang kita lakukan kepada orang lain (Hardajana,
2003). Johnson (Supratiknya, 1995) mengungkapkan bahwa keterampilan
dasar berkomunikasi sangat dibutuhkan untuk dapat memulai,
mengembangkan dan memelihara komunikasi yang produktif, hangat dan
akrab dengan orang lain. Kemampuan seseorang untuk mengirim pesan
secara efektif disebut keterampilan komunikasi interpersonal.
Keterampilan komunikasi interpersonal meliputi banyak hal seperti
kemampuan untuk memahami individu yang diajak bicara dan memahami
caramengirimkan pesan secara efektif (Devito, 2013).
Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
komunikasi interpersonal adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
melakukan proes pengiriman pesan antara minimal satu orang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
orang lain terjadi secara langsung, degan efek umpan balik secara
langsung. Dalam proses komunikasi ini perilaku individu disesuaikan
dengan situasi dan dapat mencapai tujuan komunikasi interpersonal.
2. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal
Menurut Devito (2011), aspek-aspek komunikasi interpersonal antara
lain:
a. Keterbukaan (Openness)
Keterbukaan mengacu pada tiga aspek yaitu sikap terbuka oleh
komunikator kepada orang yang diajak berinteraksi,ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua
riwayat hidupnya.Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya
tidak membantu komunikasi.Sebaliknya, harus ada kesediaan
untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang
datang.Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini.Tidak ada yang
lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan
jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan
dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan
pikiran.Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa
perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik
anda dan anda bertanggungjawab atasnya.Cara terbaik untuk
menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
b. Empati(Empaty)
Devito (2011) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan
seseorang untuk mengetahui‟ apa yang sedang dialami orang lain
pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui
kacamata orang lain ” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan
bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati
adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan
empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal,
kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1)
keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta
(3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
c. Sikap Mendukung (Supportive-ness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang
perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.Komunikasi
yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana
yang tidak mendukung.Kita memperlihatkan sikap mendukung
dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategik, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
d. Sikap positif(Positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi
interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap
positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman
kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek
dari komunikasi interpersonal.Pertama, komunikasi interpersonal
terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri.Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada
umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.Tidak ada
yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang
yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
e. Kesetaraan (Equality)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan.Salah
seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau
cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari
ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif
bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-
diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan
bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih
dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada
daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui
begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi
Interpersonal
Keterampilan komunikasi yang dimaskud dalam penelitian ini
adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, dimana pesan
yang diterima sama dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Rakhmat (1989) mengatakan bahwa efektifitas komunikasi
interpersonal tergantung pada persepsi interpersonal yang dimiliki
masing-masing individu. Pada kenyataannya persepsi seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terhadap orang lain seringkali tidak cermat dan berbeda-beda pada tiap
orang. Sedangkan yang terjadi apabila kedua belah pihak saling
menanggapi dengan tidak cermat adalah kegagalan komunikasi
(communication breakdown).
Selanjutnya Rakhmat (2000) mengatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi, yaitu:
a. Konsep diri
Faktor ini merupakan faktor yang amat penting dalam terwujudnya
komunikasi interpersonal, karena seseorang yang memiliki konsep
diri positif akan mampu mengeluarkan segala sesuatu yang ada
pada dirinya terutama dalam mengeluarkan pendapat, ide, atau
gagasan pada orang lain.
b. Percaya diri
Seseorang yang tidak percaya diri akan cenderung menghindari
situasikomunikasi karena takut jika orang lain menyalahkan atau
meremehkan dirinya. Kegagalan dalam membina komunikasi
dengan orang lain menjadikan seseorang menarik diri dari
pergaulan, dan berusaha sekecil mungkin berkomunikasi dan hanya
berbicara jika situasi mendesaknya.
c. Atraksi interpersonal
Ketertarikan yang terjadi diantara pelaku komunikasi interpersonal
dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi komunikasi
interpersonal yang akan terjadi. Makin tertarik seseorang kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
orang lain maka kecenderungan untuk berkomunikasi semakin
besar dan komunikasi yang berlangsung akan semakin efektif.
d. Persepsi interpersonal
Persepsi interpersonal yang tidak tepat seringkali menyebabkan
kegagalan dalam komunikasi interpersonal. Jadi dapat dikatakan
bahwa apabila seseorang berperilaku sesuai dengan persepsi orang
lain maka komunikasi interpersonal akan semakin lancer. Perilaku
seseorang dalam komunikasi interpersonal sangat tergantung pada
perepsi interpersonal.
Lunandi (2003) mengemukakan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap komunikasi interpersonal, yaitu:
a. Citra Diri (Self Image)
Setiap manusia merupakan gambara tertentu mngenai dirinya,
status sosialnya, kelebihan dan keurangannya. Dengan kata lain
citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar
menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain,
tertutama manusia lain yang penting bagi dirinya.
b. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga menentukan cara dan menentukan orang lain
berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas pada dirinya kadang
dengan orang yang satu komunikatif ancar, tenang, jelas dengan
orang lainnya tahu-tahu gugup dan bingung. Ternyata pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan campur
tangan pihak lain.
c. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain,
karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Di
samping itu suatu tempat atau di sebut lingkungan fisik sudah
barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor diatas.
d. Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi
tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi
mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki
kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran
untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang
lain.
e. Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang
sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata.Kondisi emosional
yang kurang stabil, komunikasinya kurang stabil, karena
komunikasi berlangsung timbal balik.Kondisi tersebut bukan hanya
mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima.Komunikasi
berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan
kesalahan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada
proporsi yang lebih wajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
f. Bahasa badan
Komunikasi tidakhanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata
yang diucapkan, badan juga merupakan medium komunikasi yang
kadang sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam
hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat
ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
B. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono, (2014:1) mengemukakan bimbingan
klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada siswa oleh guru bimbingan & konseling (Guru BK)
atau konselor kepada sejumlah siswa dalam satuan kelas yang
dilaksanakan di dalam kelas. Kebutuhan dan masalah yang bersifat
umum, dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar siswa, dan tidak
selalu bersifat pribadi, dapat dibantu dengan layanan bantuan secara
klasikal atau kelompok besar yang biasanya bersifat informatif,
sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK
(Sukmadinata, 2007:116 &118).
Winkel dan Hastuti (2004) menjelaskan bimbingan klasikal
merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan
sekolah dan menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan
bersama untuk kegiatan bimbingan. Pengertian lain menyebutkan
bahwa bimbingan klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang
siswa (satu kelas).
Bimbingan klasikal dirancang menuntut konselor untuk
melakukan kontak langsung dengan siswa di kelas.Berdasarkan
pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan yang diberikan untuk
membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta masalah yang bersifat
umum, dihadapai oleh seluruh atau sebagian besar siswa dalam satuan
kelas.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Makhrifah dan Nuryono, (2014:2) strategi layanan
bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi dalam pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan
aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau
mencapai tugas perkembangannya sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Suciati (2005) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal
diklasifikasi dalam beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitifberorientasi pada
kemampuan berfikir mencakup kemampuan intelektual sederhana
yakni mengingat sampai kemampuan memcahkan masalah. Secara
hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
padatingkatan paling rendah meliputi:pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi.
b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan
perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap yang menunjukan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan
bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah
meliputi: penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan
organisasi sistem nilai dan pembentukan pola hidup.
c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi
kepada keterampilan motorik yang berhubungan dnegan anggota
tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot.
Secara hirarkis bimbingan klasikal pada aspek timgkatan
psikomotor dari tingkatan paling rendah meliputi: persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
C. Teknik Sosiodrama
1. Pengertian teknik Sosiodrama
Sosiodrama adalah teknik pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena
sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia
seperti kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter,
dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan
pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya Depdiknas
2012 ( Abdullah 2013). Sociodrama is a learning method that creates
depp understanding of the social systems that shape us individually
and collectively (Brown, 2005).Artinya sosiodrama adalah metode
belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai
sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Menurut Winkel (2004) sosiodrama merupakan dramatisasi
dari berbagai persoalan yang sering dialami dalam pergaulan sosial.
Metode sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara
mempertunjukkan kepada siswa masalah hubungan sosial tersebut
didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru. Dari penjelasan
tentang sosiodrama diatas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama adalah
kegiatan bermain peran yang didalamnya mengulas mengenai masalah
yang biasa terjadi dalam hubungan sosial.Dalam kegiatan sosiodrama,
beberapa siswa memerankan tokoh yang terdapat di skenario dan yang
lainnya mengamati dan menganalisis interaksi antara pemeran.
Pada masa sekarang ini istilah metode selalu dihubungkan
dengan masalah pendidikan yang bertujuan mengubah tingkah laku
siswa, serta dapat memotivasi siswa supaya dapat berbuat dengan
tujuan pendidikan. Metode sosiodrama dalam aplikasinya melibatkan
siswa untuk memainkan peranan sesuai dengan tokohdan di dalam
memerankan peranan siswa tidak perlu menghafal nasakah,
mempersiapkan diri, dan sebagainya. Pemain hanya berpegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
judul dan garis besar skenarionya.Mereka di bawa ke dalam peristiwa
seperti yang pernah terjadi dan mereka belajar untuk memahami dan
menghayati setiap kisah agar dapat mengaplikasikan kemudian.
Menurut Abdullah (2013:108), keunggulan sosiodrama sebagai
berikut:
a. Menumbuhkan rasa empati dan memperkaya siswa dalam berbagai
pengalaman situasi sosialisasi yang bersifat problematik.
b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua siswa mengenai
cara menghafal dan memecahkan suatu masalah.
c. Dengan bermain peran siswaa memperoleh kesempatan untuk
belajar mengekspresikan penghayatan mereka mengenai suatu
problema sosial.
d. Memupuk keberanian siswa untuk tampil di depan umum tanpa
kehilangan keseimbangan pribadi.
e. Merupakan suatu hiburan bagi siswa dengan melakukan/melihat
permainan peran.
2. Tujuan Sosiodrama
Menurut Azwan dan Djamarah (2010), tujuan yang diharapkan
dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain:
a. Agar individu dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
3. Manfaat Sosiodrama
Manfaat sosiodrama (Pratiwi, 2009) adalah sebagai berikut:
a. Individu dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
b. Dapat mempertinggi perhatian individu melalui adegan-adegan, hal
mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
c. Individu tidak saja mengerti persoalan sosial psikologi, tetapi
mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila
berhubungan dengan sesama manusia.
4. Langkah-langkah Penggunaan Sosiodrama
Menurut Romlah (2001) pelaksanaan sosiodrama secara umum
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan, fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang
disosiodramakan, dan tujuan permainan. Kemudian diadakan tanya
jawab untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan
dimainkan.
b. Membuat skenario sosiodrama.
c. Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan
kebutuhan skenarionya, dan memilih individu yang akan
memegang peran tertentu. Pemilihan pemegang peran dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dilakukan secara suka rela. Setelah fasilitator mengemukakan ciri-
ciri atau rambu-rambu, masing-masing peran, usulan dari anggota
kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-duanya.
d. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya.
Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut
menjadi pemain. Tugas kelompok pemain adalah untuk
mengobservasi pelaksanaan permainana. Hasil observasi kelompok
penonton merupakan bahas diskusi setelah permainan selesai.
e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain
diberi kesempatan untuk berdiskusi beberapa menit untuk
menyiapkan diri bagaimana sosiodrama akan dimainkan. Setelah
siap, dimulailah permainan. Masing-masing pemain memerankan
perannyaberdasarkan imajinasinya tentang peran yang
dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan konflik-
konflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan
memperagakan sikap-siksp tertentu sesuai dengan peranan yang
dimainkannya. Dalam permainan ini diharapkan terjadi identifikasi
yang sebesar-besarnya antara permainan maupun penonton dengan
peran-peran yang dimainkannya.
f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi
mengenai pelaksanaan permainan berdasrkan hasil observasi dan
tanggapan-tanggapan penonton. Diskusi diarahkan untuk
membicarakan tanggapan mengenai bagaimana para pemain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
membawakan perannya sesuai dengan cirri-ciri masing-masing
peran, cara pemecahan masalah, dan kesan-kesan pemain dalam
memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui
rekaman video yang diambil pada waktu permainan berlangsung
dan kemudian diputar kembali.
g. Ulangan permainan. Dari hasil diskus dapat ditentukan apakah
perlu diadakan ulangan permainan atau tidak. Ulangan permainan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:
1) Bertukar peran (role reversal). Bertukar peran terjadi bila
seorang pemain diminta untuk memainakan peran yang
sebelumnya diperankan oleh orang lain.
2) Peran ganda (doubling). Peran ganda terjadi apabila ada
orang ketiga yang ikut bermain dalam permainan peranan
dengan mengisi suara salah satu seorang pemain.
3) Teknik cermin (the mirror technique). Anggota kelompok
yang lain diminta menirukan peran yang dibawakan oleh
salah seorang pemain seperti pada waktu pemain itu
memerankannya.
4) Teknik kursi kosong (the empty chair technique). Tenik
ini digunakan bila anggota kelompok mengalami
kesulitan untuk berinteraksi secara langsung dengan
anggota kelompok yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5) Bermain peranan sendiri (monodrama). Sering terjadi
seseorang dapat meningkatkan penghayatannya terhadap
peran yang dimainkannya dengan bermain peran sendiri
denganberpindah-pindah tempat duduk pemeran yang lain
dan melakukan monolog.
5. Kaitan antara Sosiodrama dengan Keterampilan Komunikasi
Interpersonal Siswa
Menurut Winkel, W. S (2012:571) sosiodrama merupakan
dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam
pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering
dialami dalam pergaulan sosial. Teknik sosiodrama dipandang tepat
membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi interpersonal sesuai
dengan salah satu tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek pribadi sosial yaitu memiliki kemampuan interaksi sosial yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan atau
silaturahmi dengan sesama manusia (Depdiknas, 2008: 198).
Teknik sosiodrama dipilih secara spesifik dalam meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa karena pada teknik sosiodrama siswa
dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai
pengalaman, pengetahuan, gagasan, ide-ide yang diharapkan dapat
membantu siswa mengembangkan komunikasi interpersonal. Siswa
juga mempunyai kesempatan untuk menggali potensi belajar yang
dimiliki melalui sebuah pemeran tokoh tertentu, selanjutnya siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dapat melatih dan memiliki kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterprestasikan suatu kejadian melalui interaksi antar anggota
kelompok yang akan menimbulkan rasa saling percaya untuk
mengungkapkan masalah.
Teknik sosiodrama dimaksudkan untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa dalam
membuat rencana dan keputusan yang tepat.Pada teknik sosiodrama,
siswa juga diharapkan memperoleh suatu dorongan atau kekuatan
untuk menjaga hubungan interaksi dengan sesama (hubungan
interpersonal), dimaksudkan agar siswa mampu belajar menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitar, lingkungan yang dimaksud
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Natawijaya,
R. 1987: 33).Teknik sosiodrama dijadikan alat untuk mengatasi siswa
yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang rendah, dikarenakan
teknik sosiodrama memiliki kelebihan yaitu dapat membantu siswa
dalam memahami seluk-konflik-konflik sosial (Romlah, T. 2001:
104).
D. Hakikat Remaja sebagai Pelajar SMP
1. Pengertian Remaja sebagai Pelajar
Remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental emosional sosial dan
fisik (Hurlock,1992:206). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Hurlock 1992: 207) masa remaja menunjukan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa
dan tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja ditandai dengan (a) berkembangnya sikap dependen
kepada orang tua kearah independen (b) minat seksualitas dan (c)
kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-
nilai etika, dan isu-isu moral Salzaman dan pikunas, 1976 (Yusuf
2010). Erikson (Yusuf ,2010) berpendapat bahwa remaja
kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-
nilai etika, dan isu-isu moral. Erikson (Yusuf,2010) berpendapat bahwa
remaja merupakan masa berkembangnya identity. Erikson memandang
pengalaman hidup saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan
dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab siapa dirinya. Jika
remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja
akan kehilangan arah,dan berdampak remaja mungkin akan
mengembangkan perilaku yang menyimpang.
2. Ciri-ciri Remaja
Awal masa remjaa berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun
sampai tujuh belas tahun dan akhir masa remaja dari usia enam belas
tahun sampai delapan belas tahun yaitu usia matang secara hukum.
Masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan periode sebelum dan sesudahnya.Ciri-ciri masa remaja adalah
sebagai berikut (Hurlock,1980):
a. Periode penting
Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan kejadian
penting yang menyangaakut mengenai pertumbuhan dan
perkembangan rohnai maupun jasmani.
b. Periode peralihan
Usia remaja merupakan peralihan dari masa kanan-kanak
menuju masa remaja.
c. Periode perubahan
Perubahan pada emosi peerubahan tubuh, minat dan peran,
perubahan pada nilai-nilai yang dianut serta keinginan akan
kebebasan.
d. Masa mencari identitas
Remaja mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian ,
berbicara dan berperilaku yang sama dengan kelompoknya..
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja sebagai Pelajar
Tugas-tugas perkembangan yang harus disesuaikan individu
pada masa remaja adalah (Hurlock 1991):
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif
d. Mencapai kemandirian emosional dan orangtua serta orang-orang
dewasa lainnya
e. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapakan perkawinan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Penelitian Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Komunikasi
Interpersonal
Pratiwi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Penelitian
Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal
Pada Kelas VII F di SMP Kemlagi Mojokerto", dilihat dari hasilnya
diketahui hasil mean pre-test 99,883 dan mean post test 119,7835
dengan demikian selisih nilai mean sebesar 38,875. Dapat disimpulkan
bahwa pemberian bimbingan dengan teknik sosiodrama dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Pembuka
- Pengantar
- ice breaking
- masuk dalam kelompok
- fasilitator menjelaskan tema
dan tujuan
Kegiatan inti
- - per kelompok membuat drama dan memainkan drama
- berdiskusi mngenai pembawaan karakter pemain dan bagaimana
cara memecahkan masalah
- siswa memaknai setiap nilai
-fasilitator mendorong siswa menciptakan konsep baru
Penutup
- siswa merumuskan niat-niat
- siswa mengimplementasikan nilai-nilai tersebut pada kehidupan sehari-hari
- fasilitator memberi peneguhan
Fakta Komunikasi Interpersonal di sekolah
Siswa pasif, suka menyendiri, memanggil teman dengan sebutan
yang tidak baik
- Sikap positif
- Keterbukaan
- Empati
- Kesetaraan
- Sikap
mendukung
- Citra diri
- Citra pihak lain
- Lingkungan fisik
- Lingkungan sosial
- Kondisi
- Bahasa badan
Komunikasi
Interpersonal
pretest
Faktor
r
Aspek
Layanan bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama
Keterampilan Komunikasi Interpersonal siswa meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Melalui kerangka pikir di atas, dapat diketahui bahwa model
bimbingan klasikal dalam rangka meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal menggunakan teknik sosiodrama di SMP Taman Dewasa
Jetis, merupakan sebuah tawaran untuk meningkatkan pemahaman,
penghayatan secara afektif dan meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal menggunakan teknik sosiodrama di SMP Taman Dewasa
Jetis tahun ajaran 2016/2017. Pada pelaksanaanya bimbingan klasikal akan
diselenggarakan oleh guru BK.
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 :Layanan Bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama
secara
signifikan tidak efektifmeningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta kelas VII 2
tahun ajaran 2016/2017.
H1 :Layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama
secara
signifikan efektif meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta kelas VII 2
tahun ajaran 2016/2017.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan
metode penelitian antara lain jenis penelitian dan desain penelitian, setting
(lokasi, waktu, dan pengkondisian penelitian), subjek penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas uji normalitas dan
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan pre-experimental one group pretest-posttest
design.Menurut Sugiyono (2013:109) dikatakan pre-
experimentaldesignkarena desain ini belum merupakan eksperimen
sunggguh-sungguh.Dikatakan demikian karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen hasil
penelitian pra experiment merupakan varibel dependen.Hal ini dapat
terjadi karena tidak ada variabel control, dan sampel tidak dipilih secara
random.Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan
sesudah perlakuan.Maka dalam penelitian ini sebelum perlakuan subjek
penelitian terlebih dahulu diberikan pretest (tes awal), dan diakhiri
perlakuan diberi posttest (tes akhir).
Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui gambaran
umum tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
keterampilan komunikasi interpersonal berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan teknik sosiodrama Tahun Ajaran 2016/2017, dan
mengetahui efektifitas keterampilan komunikasi interpersonal berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Secara
sederhana, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design
Pretest Treatment Posstest
O1 X O2
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan
O2 : tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
X : perlakuan atau treatment (layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama)
Peneliti memberikan satu kali pre-test sebelum perlakuan
(treatment) dan satu kali posstest setelah perlakuan (treatment). Dalam
penelitian ini peneliti memberikan dua kali perlakuan (treatment) dengan
dua topik bimbingan yakni; “Jujur Lebih Baik” dan “Indahnya
Berempati”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah swasta di Yogyakarta
yaitu SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada
bulan April 2017. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 1 hari. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal
Hari,tanggal Waktu Topik Bimbingan Durasi
Senin, 15 Mei
2017
07.30-09.30 Jujur Lebih Baik 120 Menit
10.00-12.00 Indahnya Berempati 120 Menit
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VII SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.Jumlah subjek dalam
penelitian sebanyak 23 siswa.Berikut rincian subjek penelitian yang
digambarkan pada tabel 3.3 terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Objek penelitian ini adalah keterampilan komunikasi
interpersonal
Tabel 3.3
Tabel Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Siswa-siswi kelas VII 11 12
Jumlah total 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan
yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu
siperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes sebagai teknik
pengumpulan data.Tes ini bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil
pre-test dan post-test peningkatan komunikasi interpersonal.Adapun
tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1) Menganalisis topik materi.
2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan
konseling.
3) Mempersiapkan instrumen penelitian kuesioner
4) Membuat soal-soal tes dan itemkuesioner
5) Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam
hal ini berperan Juster Donal Sinaga M.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Tahap pelaksanaan
1) Pemberian pretest untuk mengetahui penguasaan dan
pemahaman konsep siswa sebelum mengikutibimbingan.
2) Memberikan layanan bimbingan klasikal untuk
meningkatkan komunikasi interpersonal menggunakan
teknik sosiodrama dengan menyajikan 2 (dua) topik
bimbingan klasikal.
3) Pemberian posttest untuk melihat peningkatan
penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah
mengikuti rangkaian kegiatanbimbingan.
c. Tahap akhir
1) Mengumpulkan data yangdiperoleh.
2) Mengolah data hasilpenelitian.
3) Menganalisis dan membahas hasil temuanpenelitian.
4) Menarikkesimpulan.
2. Instrumen
Menurut Umar (1995:49), teknik kuesioner merupakan suatu
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan
memberikan respon atau daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini
menggunakan satu instrumen berupa skala penilaian diri komunikasi
interpersonal seperti pada penjelasan di bawah ini.
a. Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal dalam penelitian
ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala
likert.Menurut Riduwan (2007) skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial.Dalam penelitian ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yangs elanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian, item instrument yang disusun berupa
pernyataan positif (Favorabel) dan pernyataan negatif (Unfavorabel).
Jawaban setiap item dalam kuesioner komunikasi interpersonal
memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa
kata-kata sebagai berikut:
Tabel 3.4
Gradasi Pernyataan Item Skala Likert
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Sesuai (SS) = 4 Sangat Sesuai (SS) = 1
Sesuai (S) = 3 Sesuai (S) = 2
Kurang Sesuai (KS) = 2 Kurang Sesuai (KS) = 3
Tidak Sesuai (TS) = 1 Tidak Sesuai (TS) = 4
Skala penilaian diri komunikasi interpersonal dibagikan kepasa
siswa setiap akhir sesi atau topic bahasan.Kuesioner ini digunakan
untuk melihat pengaruh dari efektifitas layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal yang menjadi fokus peneliti. Kuesioner
terlampir pada lampiran 1Berikut kisi-kisi Skala Keterampilan
Komunikasi Interpersonal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.5
Kisi-kisi Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal
No Aspek Indikator Item
Fav
Item
Unfav Jumlah
1 Keterbukaan a. Kesediaan untuk
membuka diri
mengungkapkan informasi
tentang dirinya
1, 19 13, 37
14 b. Kesediaan bereaksi secara
jujur terhadap stimulus
yang datang
23, 26,
32
6, 9, 31
c. Mengakui secara jujur
perasaan dan pikiran serta
mau bertanggung jawab
35, 41, 46, 38
2 Empati a. Mampu memahami
motivasi dan pengalaman
orang lain
5, 36, 27 7, 44, 57
12 b. Mampu memahami
perasaan dan sikap
oranglain
4, 15, 14 51, 33,39
3
Sikap
mendukung
a. Mampu menyampaikan
perasaan dan persepsi
tanpa menilai
34, 40 20, 56
12
b. Kesediaan secara spontan
untuk menciptakan
suasana yang
bersikapmendukung
60, 45, 24, 30,
c. Bersedia mendengar
pandangan yang berbeda
dan bersedia merubah
posisi apabila keadaan
mengharuskan
22, 49 8, 21
4
Sikap positif
a. Mampu menunjukan sikap
positif terhadap orang
yang diajak bicara
43,50,53 2, 18,47
12
b. Mampu mendukung orang
secara baik dengan
bersikap positif dalam
berinteraksi
10, 25,29 16, 54,59
5 Kesetaraan a. Mampu menerima bahwa
setiap pihak sama-sama
bernilai dan berharga
12, 58, 42, 55
10 b. Memperlakukan semua
orang sama dalam relasi /
komunikasi
3,17,52 11, 28,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
TOTAL 30 30 60
E. Validitas, Realibilitas, dan Uji Normalitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempuyai arti kata
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
pengukuran. Suatu alat ukur yang valid , tidak sekedar mampu
mengungkapkan data yang tetap akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenaai data tersebut (Azwar,2009).
Dari pemamparan diatas, uji validitas yang tepat untuk instrument
penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau
lewat professional judgement (Azwar , 2007:45). Dalam instrument ini
dikontruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya di
konsultasikan kepada ahli (dosen pembimbing).
Setelah melakukan validitas ini yang dilakukan oleh ahi, validitas
instrumental diuji secara empiris dengan melakukan uji konsistensi
internal menggunakan rumus product moment. Menurut Azwar (2007:19)
adapun rumus product moment adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keterangan :
rxy = korelasi produk moment
X = nilai setiap butir
Y = nilai sari jumlah butir
N = jumlah responden
Koefisian korelasi validitas item diukur menggunakan SPSS versi
16.00 agar perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Menurut Azwar
(2011:95) item yang mencapai koefisian korelasi minimal 0,3610
dianggap memuaskan. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan
bahwa item yang valid adalah item yang memiliki nilai korelasi 0,3610.
Sementara itu, suatu item dikatakan tidak valid jika memiliki nilai
korelasi 0,3610.
Berdasarkan uji validitas dari 60 butir item, sebanyak 23 item
memiliki nilai koefisien dibawah 0,3610 dan sebanyak 37 item memiliki
nilai koefisien validitas sama dengan atau lebih dari 0,3610. Hasil uji
validitas inventori keterampilan komunikasi interpersonal menggunakan
SPSS dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.6
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Komunikasi
Interpersonal
No Aspek Indikator Item Jumlah
Valid Gugur
1
Keterbukaan
a. Kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi
tentang dirinya
1 13, 19,
37
14
b. Kesediaan bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang
6, 9, 26, 23, 32,
31
c. Mengakui secara jujur perasaan
dan pikiran serta mau
bertanggung jawab
38, 41,46 35
2 Empati a. Mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain
27,36,44,
57
5, 7
12 b. Mampu memahami perasaan dan
sikap oranglain
4, 14,
33,51,39
15
3
Sikap
mendukung
a. Mampu menyampaikan perasaan
dan persepsi tanpa menilai
34, 20,
40,56
12
b. Kesediaan secara spontan untuk
menciptakan suasana yang
bersikapmendukung
24,30,45 60
c. Bersedia mendengar pandangan
yang berbeda dan bersedia
merubah posisi apabila keadaan
mengharuskan
- 8, 21
22, 49
4
Sikap positif
a. Mampu menunjukan sikap positif
terhadap orang yang diajak bicara
b. Mampu mendukung orang secara
baik dengan bersikap positif
dalam berinteraksi
18,43,50,
53
2, 47
12
16, 25,
54
10, 29,
59
5 Kesetaraan a. Mampu menerima bahwa setiap
pihak sama-sama bernilai dan
berharga
12, 58,
42, 55
-
10
b. Memperlakukan semua orang
sama dalam relasi / komunikasi
3, 11,17,
28,52,48
-
TOTAL
37 23 60
2. Reliabilitas
Realibilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran
(Azwar,2009). Pengukuran yang meempunyai reliabilitas tinggi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yangmampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai
reliabel (Azwar,2009).
Menurut Azwar (2011:4) konsep reliabilitas dalam arti reliablitas
alat ukur erat berkitan dengan masalah eror pengukuran (error of
measurement, sedangkan konsep realibilitas dalam arti reliablitas hasil
ukur alat berkaitan dengan error pegambilan sampel (sampling error)yang
mengacu pada konsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang
pada kelompok individu yang berbeda.
Untuk menghasilkan nilai reliabilitas Skala Keterampilan
Komunikasi
Cronbach’s Alpha.Menurut Azwar(2007:76) adapun rumus koefisien
reliabilitas Cronbach’s Alpha(a)adalah sebagai berikut:
Keterangan rumus:
dan : Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
: Varians skor skala
Perhitungan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan kriteria
(Guilford, 1956) dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Norma Kategori Reliability Statistics Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 - 1,00 Sangat tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Berdasarkan tabel perhitungan diatas jika ditinjau melalui norma
kategorisasi Guiford pada tabel 3.7. Hasil uji reliabilitas statistik item-item
dalam alat tes keterampilan komunikasi interpersonal (0,855) masuk
dalam kualifikasi tinggi.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiantoro dkk (2002:101) uji normalitas adalah salah
satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan
analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji
kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari normalitas adalah untuk
mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi
normal.
Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS adalah jika
nilai signifikansi 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, bila nilai signifikan 0,05 maka data tersebut tidak normal.
Setelah dilakukan uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang
diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal.Hasil uji normalitas
divisualisasikan dalam tabel 3.9 sebagai berikut:
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,020 Sangat Rendah
Cronbach's Alpha N of Items
.855 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.9
Tabel Uji Normalitas Skala Tingkat Komunikasi Interpersonal
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pretest .144 23 .200* .947 23 .251
posstet .105 23 .200* .948 23 .261
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Pada tabel 3.9 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,200 >0,05 dengan demikian sampel
penelitian berasal dari populasi yang berditribusi normal. Jika tinjauan dari
hasil normalitas Shapiro-Wilk menunjukan nilai signifikan 0,261>0,05 hal
ini pun berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistrusi
normal.
F.Prosedur Tindakan Eksperimen
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan sebelum
mengadakan penelitian antara lain:
a. Menyusun proposal penelitian
Menyusun proposal merupakan tahap awal sebelum
melakukan penelitian.
b. Menentukan lokasi penelitian
Pada penelitian ini ditetapkan lokasi penelitian di
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Survei dan observasi awal
Survei dan observasi tempat penelitian dilakukan
sebelum mengurus perijinan penelitian.
d. Membuat instrument penelitian
Penelitian ini instrumen yang disusun berupa
Checklist yang sesuai/untuk mengungkap perilaku yang
mencerminkan tingkat keterampilan komunikasi
interpersonal siswa.
e. Mengurus surat ijin penelitian
Dalam mengurus surat ijin penelitian, langkah-
langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan surat izin penelitian kepada dekan kajur
ilmu pendidikan.
2) Surat izin harus ditandangani oleh dekan Fakultas dan,
3) Kemudian surat diserahkan ke lembaga yang dipilih
sebagai tempat penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
a. Mengadakan pretest
Pemberian pretest adalah untuk mengetahui penguasaaan dan
pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan
(treatmen).Selanjutnya setelah pemberian pretest dilakukan dan
mendapatkan datanya, data tersebut dilihat skor item yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
memiliki skor item terendah untuk nantinya akan dipakai
peneliti dalam pemilihan topik bimbingan.
1) Memberikan perlakuan dalam penelitianKegiatan yang
dilakukan dalam pemberian perlakuan pada penelitian
sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Sebelum diberikan perlakuan (treatmen), terlebih
dahulu peneliti menjelaskan dan memberikan
pengarahan tentang cara melaksanakan teknik
sosiodrama. Pemberian perlakuan dilakukan selama
satu hari.Setiap topik diberikan waktu selama 120
menit dan diselingi dengan permainan/ ice breaking.
Hal ini dilakukan untuk menghindari supaya anak tidak
mudah jenuh dalam melaksanakan teknik sosiodrama.
b) Kegiatan inti
Kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahapan, antara
lain: (1) sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu
peneliti memberikan pemahaman, aturan, alur dan cara
melaksanakan sosiodrama yang akan dilakukan serta
diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
bersama kelompok terlebih dahulu sebelum
memerankan drama , (2) drama yang dijalankan oleh
siswa tetap dipantau oleh peneliti, dan setiap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang memerankan drama di depan kelas diadakan sesi
tanya jawab atau sharing mengenai drama yang
diperankan berkaitan dengan indikator dari
keterampilan interpersonal (3) setelah semua kelompok
sudah memerankan dramanya peneliti memberikan
materi mengenai keterampilan interpersonal dan
menyimpulkan mengenai bimbingan yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup
Salah satu siswa diminta untuk berdoa
pulang.Untuk selanjutnya peneliti menganalisis hasil
perlakuan dan observasi saat perlakuan berjalan.
3. Mengadakan posttest
Posttest diberikan kepada subjek yang diberikan bimbingan dengan
tujuan untuk mengetahui perubahan yang dialami oleh subjek sesudah
diberikan perlakuan dalam hal ini adalah perubahan keterampilan
interpersonal subjek.
G.Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menjawab masalah. Berikut rincian teknis analisis data dalam penelitian
ini:
1. Guna menganalisis rumusan pertama, peneliti menggunakan teknik
analisis deskritif dengan kategorisasi distribusi normal.Tujuan dari
kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014:147). Kontinum jenjang
pada penelitian ini adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan
sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang
digambarkan pada tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.10
Tabel Norma Kategorisasi
Norma/Kriteria Skor Kategori
+1,8 σ < μ Sangat Tinggi
+0,8 σ < μ ≤ +1,8 σ
Tinggi
-0,8 σ < μ ≤ 0,8 σ Sedang
-1,8 σ < μ ≤ -0,8 σ Rendah
μ ≤ -1,8 σ Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik :Skor tertinggi yang di peroleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik :Skor terendah yang diperoleh subjek
peneliti
menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/sd) :Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran.
Mean teoritik(μ) :Rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi rendah tingkat komunikasi interpersonal
dengan jumlah 37 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor
subjek sebagaiberikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 37 = 148
Skor minimum teoritik : 1 x 37 = 37
Luas jarak : 148 – 37 = 111
Standardeviasi((σ/sd) : 111 : 6 = 18,5
Mean teoritik(μ) : (148 + 37) : 2 = 92,5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam
norma kategorisasi tingkat komunikasi interpersonal siswa/i kelas VII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017
sebagaiberikut:
Tabel 3.11
Norma Kategorisasi Tingkat Komunikasi Interpersonal Siswa/i
Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Tahun Ajaran 2016/2017
Norma/Kriteria
Skor
Rentang
Skor
Kategori
+1,8σ < μ >125,8 Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 103,6 - 125,8 Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 81,4 -103,6 Sedang
-1,8 σ < μ ≤ -0,6σ 59.2 – 81,4 Rendah
μ ≤ -1,8 σ
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.855 .848 37
< 59,2 Sangat Rendah
2. Guna melihat efektifitas layanan bimbingan klasikal dengan
menggunakan teknik sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
interpersonal sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan
digunakan teknik analisis Uji Wilcoxon Signed Rank Test.Uji
Wilcoxon Signed Rank Testmerupakan uji non parametris yang
berguna untuk mengukur signifikansi perbedaan antara dua
kelompok data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi
berdistribusi tidak normal (Guilford, 1956). Uji ini juga dikenal
sebagai bertanda yang dapat digunakan apabila tidak memenuhi
asumsi normalitas. Berikut adalah rumus untuk menghitung Uji
Wilcoxon.
Keterangan:
N : Jumlah data
T : Jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif atau positif
Kriteria pengujian
H0 diterima dan H1 ditolak apabila nilai probabilitas 0,05
H0 ditolak dan H1 diterima apabila nilai probabilitas < 0,05
Uji Wilcoxon dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
Kelas VII.2 Di Sekolah SMP Taman Dewasa JetisYogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan
Bimbingan Klasikal Menggunakan Teknik Sosiodrama.
Berdasarkan perolehan data penelitian gambaran tingkat
keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VII.2 SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta sebelum dan sesudah perlakuan divisualisasikan
dalam tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 4.1Distribusi Skor Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Siswa Kelas VII.2 Di Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Teknik Sosiodrama
Rentang Skor Kategori
Pre-test Post-test
F % F %
>125,8 Sangat tinggi 2 8,70 4 17,39
103,6 - 125,8 Tinggi 12 52,17 14 60,87
81,4 – 103,6 Sedang 9 39,13 5 21,74
59,2 – 81,4 Rendah 0 0 0 0
< 59,2 Sangat rendah 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Data pada tabel di atas divisualisasikan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Grafik 4.1 Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama
Dalam perspektif grafik, berikut profil peningkatan nilai pre-test
dan post-test keterampilan komunikasi interpersonal sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
Sangattinggi
>125,8
Tinggi 103,6- 125,8
Sedang 81,4 – 103,6
Rendah 59,2 – 81,4
SangatRendah<59,2
Pre-test
Post-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Grafik 4.2 Perkembangan Skor KeterampilanKomunikasi Interpersonal
Siswa Kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Rata –rata pre-test dan post-test pada tabel 4.1 dan grafik 4.2,
tampak bahwa tingkat keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa
kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta sebelum diberikan
bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama (pre-test) jika dilihat
berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukan bahwa:
a. Ada 2 (8,70 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 12 (52,17 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori tinggi.
c. Ada 9 (39,13 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Chart Title
Pretest Posttest rata-rata Pretest 108,52 Rata-rata Posttest 112,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori sedang.
d. Tidak ada (0 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkatketerampilan komunikasi interpersonal
pada kategori rendah dan sangat rendah.
Tingkat keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa kelas
VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta sesudah diberikan bimbingan
klasikal menggunakan teknik sosiodrama (post-test) jika dilihat
berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukan bahwa:
a. Ada 4 (17,39 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 14 (60,87) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori tinggi
c. Ada 5 (21,74 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat komunikasi interpersonal pada kategori
sedang.
d. Tidak ada (0 %) siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal
pada kategori rendah dan sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Signifikansi Peningkatan Hasil keterampilan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Sebelum
dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama
Efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama
dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.Hasil uji Wilcoxon sampel
berpasangan untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi
interpersonal kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017 tampak pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.2
Uji sampel pretest dan Posttest siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta, Tahun Ajaran 2016/1017
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 23 1.0852E2 12.46402 90.00 132.00
Posttest 23 1.1283E2 10.32496 97.00 130.00
Test Statisticsb
sesudah - sebelum
Z -3.271a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Efektivitas layanan bimbingan klasikal dihitung melalui SPSS
dengan rumus Uji Wilcoxon Signed Rank Test mengghasilkan mean atau
rata-rata hitung dari 23 siswa, sebelum adanya perlakuan(pretest) nilainya
sebesar 108,52 dan sesudah adanya perlakuan (posttest)nilai rata-ratanya
sebesar 112,83. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
dari selisih rata-rata yakni 4,31. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi
untuk pretest yakni sebesar 12.46402 dan posttest yakni sebesar
10.32496.Hal tersebut memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari
nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari nilai maksimum pretest dan
posttest juga mengalami kenaikan sebesar 2angka. Ini menandakan
adanya kenaikan dari nilai maksimum pretest dengan posttest.Artinya, bila
dilihat dari perhitungan statistika terdapat peningkatan kenaikan skor rata-
rata hasilbimbingan klasikal dalam meingkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal dengan teknik sosiodrama.
Hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test nilai Z sebesar -
3,271 dengan p value (Asymp.Sig 2 tailed) sebesar 0,001 dimana lebih
rendah dari batas kritis penelitian yakni 0,05 (0,001<0,05). Artinya,
keputusan Hi diterima atau dengan kata lain keputusan Ho ditolak. Jadi,
dengan demikian dapat disimpulkan layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama secara signifikan efektif meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Jika dilihat berdasarkan grafik
sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Grafik 4.3 Perkembangan pretest posttest keterampilan komunikasi
interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Grafik 4.3 di atas menunjukan bahwa capaian rata-rata skor keterampilan
komunikasi interpersonal jika ditinjau berdasarkan selisih mean dengan
rumus O2-O1, maka capaian rata-rata skor siswa mengalami kenaikan
yang cukup tinggi yaitu 4,31 poin.
B. Pembahasan
1. Gambaran Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Siswa Kelas V II 2 Di Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan Sesudah
Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Teknik
Sosiodrama
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah diberikan
bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan
108.52
112.83
106
107
108
109
110
111
112
113
114
PRETEST POSTTEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
keterampilan komunikasi interpersonal adalah sebagian besar memiliki
keterampilan komunikasi interpersonal tinggi dan sangat tinggi. Hal ini
dikarenakan siswa telah memiliki kemampuan dalam mengenal,
mengevaluasi, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan berbagai
keputusan yang diambil dan menyiapkan pesan yang akan disampaikan
kepada orang lain. Hal-hal tersebut didasari juga dengan keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan yang menuntut
siswa dapat terampil dalam berkomunikasi interpersonal tanpa
mengabaikan faktor-faktor.
Penjelasan tersebut sejalan dengan pengertian Johnson
(Supratiknya 1995) mengungkapkan bahwa keterampilan dasar
berkomunikasi adalah memulai, mengembangkan dan memelihara
komunikasi yang produktif, hangat dan akrab dengan orang lain,
memahami individu yang diajak bicara dan memahami cara
mengirimkan pesan secara efektif. Keterampilan komunikasi
interpersonal berarti perilaku mengirimkan informasi atau pesan oleh
seseorang dan diterima oleh orang lain dan mendapatkan umpan balik
secara langsung. Berdasarkan definisi tersebut siswa yang memiliki
tingkat keterampilan komunikasi interpersonal pada kategori tinggi
dan sangat tinggi berarti telah memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal yang baik.
(Lunandi 2003) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi
terbentuknya keterampilan komunikasi interpersonal adalah citra diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
citra pihak lain, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kondisi dan
bahasa badan.Berdasarkan observasi peneliti terbentuknya
keterampilan komunikasi interpersonal jika ditinjau berdasarkan
lingkungan sosial muncul karena lingkungan mempengaruhi
bagaimana cara mengungkapkan pesan kepada si penerima dalam
berinteraksi, membina dan menjadikan seseorang merasa mendapat
dukungan dalam berkomunikasi.
Dukungan dari guru dan teman juga berperan besar.Dimana guru
selalu memberikan contoh nyata dalam berkomunikasi melalui hal-hal
kecil. Keterlibatan guru dalam membentuk keterampilan komunikasi
interpersonal siswa menjadikan siswa lebih berempati, terbuka dan
adanya sikap mendukung. Melalui proses itu, semakin hari siswa
semakin menyadari pentingnya komunikasi dalam segala hal dan
menjadi faktor pendorong untuk komunikasi remaja.
Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dari masa anak
menuju masa remaja. Ditinjau dari segi ciri-ciri masa remaja, peserta
didik yang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang
sangat tinggi dan tinggi dapat dimaknai bahwa peserta didiktersebut
mampu menemukan identitas dirinya.Dalam hal ini sebagai peserta
didik dengan baik.
Erikson (Yusuf,Syamsu: 2010:71) berpendapat bahwa remaja
merupakan masa berkembangnya identity. Masa mencari identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian , berbicara dan
berperilaku yang sama dengan kelompoknya. Identity merupakan vocal
point dari pengalaman remaja. Erikson memandang pengalaman hidup
remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat
remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan,
mampu menjawab siapa dirinya dan apa perannya. Remaja yang gagal
rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah dan cenderung
melakukan perilaku yang menyimpang.
Peningkatan dari pretest ke posttest berdasarkan layanan
bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama di SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta disimpulkan mampu meningkatkan
keterampilan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) dalam penelitiannya
yang berjudul “ Penelitian Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal dilihat dari hasilnya diketahui hasil mean
pre-test 99,883 dan mean post test 119,7835”. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pemberian bimbingan dengan teknik sosiodrama
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
Jika kegiatan ini dapat berlangsung secara terus menerus dan
berkelanjutan maka siswa dimungkinkan akan terus berkembang
terutama terkait keterampilan komunikasi interpersonal. Maka model
ini pantas menjadi inovasi pembelajaran yang lebih baik untuk
dilakukan dalam layanan bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Signifikansi Peningkatan Hasil keterampilan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Sebelum
dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal
Menggunakan Teknik Sosiodrama
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan
klasikal dengan teknik sosiodrama tahun ajaran 2016/2017 untuk
sebagian besar siswa-siswi memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal yang tinggi.Hal ini terjadi karena sebagian siswa sudah
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dan
tentunya telah terbentuk dari faktor eksternal dan internal siswa itu
sendiri.
Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang
efektivitas layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal siswa dapat dikatakan bahwa dalam kuesioner
komunikasi interpersonal (posttest)yang digunakan menunjukkan hasil
yang baik.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ini
secara efektif dapat membantu baik guru maupun siswa dalam
pembelajaran atau penerapan bimbingan klasikal menggunakan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sumber kekuatan utamanya adalah sosiodrama, sosiodrama
kegiatan bermain peran yang didalamnya mengulas mengenai masalah
yang biasa terjadi dalam hubungan sosial kemudian para siswa belajar
untuk memerankan sebuah tokoh dan memecahkan masalah sosial
yang terjadi pada diri siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Sejalan
dengan Depdiknas 2012 (Abdullah 2013) sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah
sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untk
memecahkannya. Beberapa refleksi siswa menyebutkan bahwa
berkomunikasi itu penting dalam berteman. Mereka menjadi sadar dan
beberapa menuliskan bahwa setelah melaksanakan drama dengan
teman-teman mereka dapat mengekspresikan/mengungkapkan apa
yang mereka rasakan, dan berani berbicara di depan kelas dengan
totalitas.
Teknik sosiodrama efektif digunakan karenasosiodrama memiliki
keunggulan yaitu menumbuhkan rasa empati dan memperkaya siswa
dalam berbagai pengalaman situasi sosialisasi yang bersifat
problematik, memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua siswa
mengenai cara menghafal dan memecahkan suatu masalah. Selain itu
Teknik sosiodrama dipilih secara spesifik dalam meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa karena pada teknik sosiodrama siswa
dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai
pengalaman, pengetahuan, gagasan, ide-ide yang diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
membantu siswa mengembangkan komunikasi interpersonal. Peneliti
melihat bahwa adanya antusias siswa dalam berinteraksi dengan
teman kelompok dan setiap kelompok memberikan ide dalam
melaksanakan drama yang akan ditampilkan.
Berdasarkan tabel 4.2 nampak output hasil hitung uji wilcoxon
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan artinya,
siswa merasa semakin mampu mengikuti, menerapkan keterampilan
komunikasi interpersonal yang di desain oleh peneliti. Jadi, terdapat
peningkatan yang signifikan dari hasil capaian keterampilan
komunikasi interpersonal berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
teknik sosiodrama pada siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan skor keterampilan komunikasi interpersonal
siswa sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal
menggunakan teknik sosiodrama.
2. Layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama pada
siswa kelas VII.2 SMP Taman Dewasa Jetus Yogyakarta efektif secara
signifikan meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.
B. Keterbatasan penelitian
Pelaksanaan penelitian keterampilankomunikasi interpersonal
berbasis layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama
pada siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran
2016/2017 telah dirancang secara konseptual, sistematik, dan prosedural
bersama dengan dosen pembimbing Juster Donal Sinaga, S.Pd., M.Pd
untuk mencapai tujuan yang optimal. Namun selama proses penelitian
berlangsung ,ada catatan dari peneliti yang dapat dijadikan evaluasi untuk
menjadi perhatian dan pembenahan bagi peneliti selanjutnya. Catatan dari
peneliti meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Keterbatasan need assesment sehingga dalam mengisi kuesioner
post-test ada unsur belajar dari kuesioner sebelumnya.
2. Rancangan pelayanan yang belum sesuai dengan kegiatan di
lapangan, sehingga mengakibatkan pelaksanaan teknik sosiodrama
tidak maksimal dan teknik yang dilaksananakan bersifat lemah.
3. Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan
bimbingan yakni 1 hari dengan 2 topik , kemungkinan hanya
memberikan pemahaman bagi siswa , dalam arti pelaksanaan
model ini hanya sampai menyentuh ranah kognisi dan afeksi.
Keterbatasan waktu ini membuat siswa kurang mendapat
pendampingan untuk benar-benar menginternalisasikan komunikasi
interpersonal dalam kehidupan sehari-hari, dengan arti lain design
ini belum menyentuh ranah konasi.
C. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna
lebih mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivitasan layanan
bimbingan klasikal agar peserta didik mampu menginternaisasi dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan ikut ambil bagian
dalam mengembangkan serta meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal. Oleh karena itu, kepala sekolah untuk mulai menghimbau
para guru dan staf, khususnya di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
untuk menggiatkan layanan bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama,
sehingga mampu membentuk komunikasi interpersonal yang baik. Kepala
sekolah bersama para guru.tentunya, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah.
2. Bagi guru BK
Guru BK diharapkan mampu menggunakan keterampilan komunikasi
berbasis layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama
untuk meningkatkan komunikasi interpersonal , karena hasil bimbingan ini
membuahkan hasil yang menggembirakan. Guru BK diharapkan menjadi
guru yang ahli dan kompeten, mengingat peran bimbingaan dan konseling
yang holistik dan komprehensif.Selain itu, model bimbingan layanan
seperti ini dapat membantu perkembangan siswa yang lebih optimal.
3. Bagi peneliti lain
Peneliti diharapkan lebih matang dalam mempersiapkan segala hal yang
berkaitan dengan penelitian menggunakan teknik sosiodrama. Dalam
merancang dinamika sosoidrama lebih kreatif dan mampu memberi
wadah bagi siswa untuk mengeksplor potensi sehingga topik yang
disampaikan dapat menyentuh ranah konasi. Selain itu perlu
memperhitungkan waktu penelitian agar proses dapat berjalan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto.(2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, Syaiffudin. (2007). Penyusunan Skala Psikologi .Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
_______________.(2009). Realiabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
_______________. (2011). Realiabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
_______________. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Depdiknas.(2008) .Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta
Devito, Joseph. (1997). Komunikasi Antar Manusia.Diterjemahkan oleh
Maulana Agus. Jakarta: Profesional Book
Devito.(2011). Komunikasi Antar Manusia. Edisi Kelima. Karisma
Publishing Group
Djannah, W. (2012).Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kepercayaan
Diri
Siswa. Tesis pada Universitas Sebelas Maret Surakarta: Tidak
Diterbitkan.
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics ini Psycohology and Education.
New York:McGraw-Hill Book Co.Inc.
Hardjana.A.M. (2003).Komunikasi Intrapersonal dan
Interpersonal.Yogyakarta: Kanisius
Hasan, A.(1996). Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Cetakan Kedua
Bandung: Trigenda Karya.
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan :Suatu pendekatan
Sepanjang Rentanag Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hurlock, Elizabeth B 1980. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan) (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Istiwidayanti & Soedjarwo.(1995). Editor Ridwan Max Sijabat.Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan. Jakarta: Erlangga
Indrawati,L. 2007. Hubungan Antara Keterampilan Komunikasi
Interpersonal Perawat dengan Pasien dan Stress Kerja Perawat. Skripsi
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Juhara E. Efektifitas Sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi
iinterpersonal siswa.Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1, juni 2015.
Lunandi,A.G. (2003). Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektifitas
Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta:Kanisius
Liliweri, M.S. (1994). Komunikasi Verbal dan NonVerbal. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti
Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono.(2014). Pengembangan
Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di
SMP. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8
Maulana H, Gumelar G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi.
Akedemia Permata
Muhammad, Arni. (2000). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Natawijaya, R. (1987). Pendekatan-pendekatn dalam Penyuluhan
Kelompok.Jakarta: Dekdibud, Ditjen Dikti, P2LPTK.
Novian Andhi Nurcahyo. (2016). Efektivitas Implementasi
PendidikanKarakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
denganPendekatan Experiental Learning untuk Meningkatkan
KarakterMandiri. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Nurgiyantoro, dkk .(2002). Statisitik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial.Gajah Mada University Press
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi, Bandung:Remaja
Karya
Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi . Bandung: Remaja Rosdakarya
Romlah, Tatiek. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan kelompok. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Suciati.(2005). PEKERTI.Mengajar di Perguruan Tinggi.Buku 1.07.
Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta:Pusat antar Universitas untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinngi Depdiknas.
Sukardi.(2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan
Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara
Sukmadinata.Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata.(2007). Bimbingan dan
Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta:Bandung
________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta:Bandung
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis
.Yogyakarta: Kanisius
Wijayanti, D. (2012). Efektifitas Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan
Hubungan Interpersonal Remaja.Skripsi Jurusan PPB UPI Bandung:
Tidak diterbitkan
Winkel, WS., Hastuti Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Gramedia
_______________________. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Edisi Revisi, Yogyakarta: Media Abadi
Yusuf , Syamsu . 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung:
PT RemajaRosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 1 Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal
INVENTORI
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Nama :
Kelas :
Adik-adik terkasih,
Pada ksempatan ini saya meminta kerelaan dan kesedian adik-adik untuk
mengisi inventori ini. Inventori ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
(mampu/terampil) adik-adik dalam berkomunikasi interpersonal yang
dimaksudkan dalam pernyataan di bawah ini. Besar harapan saya kiranya jawaban
yang adik-adik berikan sesuai dengan keadaan adik-adik yang sebenarnya karena
sangat membantu kebenaran data dari penelitian ini.
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah 60 pernyataan dalam kolom pernyataan di bawah ini dengan seksama
2. Untuk pernyataan-pernyataan berikut ini, adik-adik dipersilahkan untuk
memberikan jawaban dengan mengisi tanda centang ( ) pada kolom jawaban
yang sudah tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
a. SS: Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan atau
pengalaman komunikasi anda
b. S: Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan atau pengalaman
komunikasi anda
c. KS: Apabila pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan atau
pengalaman komunikasi anda
d. TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan keadaan
atau pengalaman komunikasi anda
3. Isilah sesuai dengan keadaan adik-adik yang sebenarnya
NO PERNYATAAN SS S KS TS
1 Ketika bertemu dengan teman, saya terlebih
dahulu menyapa
2 Saya memilih pergi jika ada teman
bergabung untuk mengobrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
NO PERNYATAAN SS S KS TS
3 Saya mau bergaul dengan siapapun
4 Saya mendengarkan dengan baik ketika
teman curhat
5 Ketika teman sedang bercerita, saya diam
untuk mendengarkan ceritanya dahulu
6 Saya memendam rasa kecewa kepada teman
7 Saya mengabaikan teman saya yang
bertindak kasar terhadap teman lain
8 Saya merasa pendapat sayalah yang paling
benar
9 Saya mengatakan kepada teman setuju
padahal dalam hati tidak setuju
10 Saya memberi semangat kepada teman yang
mendapat nilai buruk
11 Saya hanya bersikap sopan dengan teman
tertentu
12 Saya bersedia mendengarkan semua pendapat
teman
13 Saya akan menunggu teman menyapa
terlebih dahulu bila kami berpapasan
14 Saya dapat meraskan kesedihan yang dialami
teman saya
15 Saya memperhatikan dengan serius ketika
teman sedang bercerita
16 Saya tidak peduli dengan penampilan teman
17 Saya tidak membeda-bedakan teman belajar
18 Saya malas mendengarkan cerita teman
19 Saya tidak malu menceritakan pengalaman
pribadi saya kepada teman
20 Saya tidak pernah mengungkapkan bahwa
teman saya adalah sahabat saya
21 Saya sulit untuk memahami pendapat teman
22 Saya bersedia mengubah pendapat saya
ketika teman meminta
23 Saya mengeluarkan pendapat saya secara
jujur kepada teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
NO PERNYATAAN SS S KS TS
24 Saya segera pergi ketika ada teman terjatuh
25 Saya menghargai perbedaan pendapat yang
dimiliki oleh teman
26 Ketika teman meminta pendapat tentang
pakaiannya, saya mengatakan secara jujur
27 Saya mengerti dengan cepat apa yang teman
sampaikan
28 Saya memilih teman yang mentraktir saya
29 Ketika melihat teman saya yang
berpenampilan bagus, saya memujinya
30 Saya tidak mau memberikan ucapan selamat
kepada teman yang mendapat juara
31 Saya takut mengeluarkan pendapat ketika
kerja kelompok
32 Saya berani bertanya kepada teman mengenai
permasalahan dalam kelompok
33 Saya sibuk membalas SMS, ketika teman
sedang curhat
34 Saya mengungkapkan dari hati bahwa teman
saya adalah sahabat saya
35 Saya bersedia mengubah pendapat saya yang
salah
36 Saya menganggukan kepala menunjukan
bahwa saya mengerti perasaan teman
37 Saya malu menceritakan masalah saya
kepada teman
38 Saya sulit untuk mengakui kesalahan yang
saya bua
39 Saya mengejek teman yang berbicara di
depan kelas
40
Saya mengungkapkan rasa jengkel kepada
teman karena teman saya tidak datang tepat
waktu
41
Saya akan mengatakan secara jujur apa yang
saya rasakan kepada teman jika dia melukai
perasaan saya
42 Saya hanya mendengarkan pendapat teman
yang saya sukai
43 Saya dengan senang hati mendengarkan
cerita teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
NO PERNYATAAN SS S KS TS
44 Saya sulit mengerti apa yang teman katakan
45 Saya segera membantu teman jika ada yang
mengalami kesusahan
46 Saya sulit mengungkapkan perasaan secara
jujur
47
Saya tidak mengucapkan terimakasih kepada
teman yang membantu menyelesaikan tugas
saya
48 Saya hanya mau belajar kelompok dengan
teman yang saya pilih
49 Saya dapat memahami pendapat teman yang
berbeda dengan pendapaat saya
50 Saya mengucapkan terimakasih kepada
teman membantu menyelesaikan tugas saya
51 Saya sulit memahami perasaan oranglain
52 Saya bersikap sopan ketika berbicara dengan
siapapun
53 Saya menyambut baik teman yang ingin
bergabung untuk mengobrol
54 Saya tertawa terbahak-bahak ketika teman
mengalami kesulitan
55 Saya hanya memberikan kesempatan kepada
teman tertentu untuk mengeluarkan pendapat
56 Saya memendam perasaan jengkel saya
kepada teman yang tidak tertib
57
Saya mengobrol dengan teman sebangku
ketika ada orang yang sedang berbicara di
depan kelas
58 Saya memberikan kesempatan kepada semua
teman-teman untuk mengeluarkan pendapat
59 Saya sulit menerima perbedaan pendapat dari
teman
60 Saya segera membantu teman yang sedang
terjatuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1. Bentuk-bentuk kesalahan apa saja yang anda lakukan dalam
berkomunikasi?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………
2. Usaha-usaha apa untuk meningkatkan komunikasi interpersonal?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Butir Item Kuesioner Komunikasi
Interpersonal
No
Ite
m
Parameters Hasil
Hitun
g
Keputusa
n
No
Ite
m
Parameters Hasil
Hitun
g
Keputusa
n
1 Pearson
Correlatio
n
0.428’ Valid 11 Pearson
Correlatio
n
0,661” Valid
Sig. (2-
tailed)
0.018 Sig. (2-
tailed)
0,000
N 30 N 30
2 Pearson
Correlatio
n
0.116 Tidak
Valid
12 Pearson
Correlatio
n
0,511” Valid
Sig. (2-
tailed)
0.540 Sig. (2-
tailed)
0,004
N 30 N 30
3 Pearson
Correlatio
n
0,387 Valid 13 Pearson
Correlatio
n
0,299 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,035 Sig. (2-
tailed)
0,109
N 30 N 30
4 Pearson
Correlatio
n
0,415’ Valid
14
Pearson
Correlatio
n
0,439’
Valid
Sig. (2-
tailed)
0,023 Sig. (2-
tailed)
0,015
N 30 N 30
5 Pearson
Correlatio
n
0,097 Tidak
valid
15
Pearson
Correlatio
n
0,221
Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,611 Sig. (2-
tailed)
0,241
N 30 N 30
6 Pearson
Correlatio
n
0,394’ Valid
16
Pearson
Correlatio
n
0,615”
Valid
Sig. (2-
tailed)
0,031 Sig. (2-
tailed)
0,000
N 30 N 30
7 Pearson
Correlatio
n
-0,076 Tidak
valid
17
Pearson
Correlatio
n
0,526”
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sig. (2-
tailed)
0,690 Sig. (2-
tailed)
0,003
N 30 N 30
8 Pearson
Correlatio
n
0,006 Tidak
valid
18
Pearson
Correlatio
n
0,415
Valid
Sig. (2-
tailed)
0,975 Sig. (2-
tailed)
0,022
N 30 N 30
9 Pearson
Correlatio
n
0,523” Valid
19
Pearson
Correlatio
n
0,076
Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,003 Sig. (2-
tailed)
0,689
N 30 N 30
10 Pearson
Correlatio
n
-0,082 Tidak
valid
20
Pearson
Correlatio
n
0,324
Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,665 Sig. (2-
tailed)
0,081
N 30 N 30
21 Pearson
Correlatio
n
0,333 Tidak
valid
32 Pearson
Correlatio
n
0,001 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,072 Sig. (2-
tailed)
0,996
N 30 N 30
22 Pearson
Correlatio
n
0,247 Tidak
valid
33 Pearson
Correlatio
n
0,557” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,188 Sig. (2-
tailed)
0,001
N 30 N 30
23
Pearson
Correlatio
n
0,130 Tidak
valid
34 Pearson
Correlatio
n
0,362’ Valid
Sig. (2-
tailed)
0,493 Sig. (2-
tailed)
0,049
N 30 N 30
24 Pearson
Correlatio
n
0,485” Valid 35 Pearson
Correlatio
n
0,119 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,007 Sig. (2-
tailed)
0,533
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
N 30 N 30
25 Pearson
Correlatio
n
0,492” Valid 36 Pearson
Correlatio
n
0,546” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,006 Sig. (2-
tailed)
0,002
N 30 N 30
26 Pearson
Correlatio
n
0,385’ Valid 37 Pearson
Correlatio
n
0,174 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,036 Sig. (2-
tailed)
0,357
N 30 N 30
27 Pearson
Correlatio
n
0,372’ Valid 38 Pearson
Correlatio
n
0,496” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,043 Sig. (2-
tailed)
0,005
N 30 N 30
28 Pearson
Correlatio
n
0,400 Valid 39 Pearson
Correlatio
n
0,438’ Valid
Sig. (2-
tailed)
0,029 Sig. (2-
tailed)
0,015
N 30 N 30
29 Pearson
Correlatio
n
0,002 Tidak
valid
40 Pearson
Correlatio
n
0,028 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,992 Sig. (2-
tailed)
0,884
N 30 N 30
30
Pearson
Correlatio
n
0,448’ Valid 41 Pearson
Correlatio
n
0,570” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,013 Sig. (2-
tailed)
0,001
N 30 N 30
31 Pearson
Correlatio
n
-0,075 Tidak
valid
42 Pearson
Correlatio
n
0,505” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,693 Sig. (2-
tailed)
0,004
N 30 N 30
43 Pearson 0,449’ Valid 54 Pearson 0,469” Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Correlatio
n
Correlatio
n
Sig. (2-
tailed)
0,013 Sig. (2-
tailed)
0,009
N 30 N 30
44 Pearson
Correlatio
n
0,432’ Valid 55 Pearson
Correlatio
n
0,512” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,017 Sig. (2-
tailed)
0,004
N 30 N 30
45
Pearson
Correlatio
n
0,385’ Valid
56 Pearson
Correlatio
n
0,241 Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,036 Sig. (2-
tailed)
0,200
N 30 N 30
46 Pearson
Correlatio
n
0,397’ Valid 57 Pearson
Correlatio
n
0,478” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,030 Sig. (2-
tailed)
0,008
N 30 N 30
47 Pearson
Correlatio
n
0,198 Tidak
valid
58
Pearson
Correlatio
n
0,324
Valid
Sig. (2-
tailed)
0,294 Sig. (2-
tailed)
0,081
N 30 N 30
48 Pearson
Correlatio
n
0,395’ Valid
59
Pearson
Correlatio
n
-0,020
Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,031 Sig. (2-
tailed)
0,918
N 30 N 30
49 Pearson
Correlatio
n
-0,167 Tidak
valid
60
Pearson
Correlatio
n
0,288
Tidak
valid
Sig. (2-
tailed)
0,378 Sig. (2-
tailed)
0,122
N 30 N 30
50 Pearson
Correlatio
n
0,389’ Valid
Sig. (2- 0,034
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tailed)
N 30
51 Pearson
Correlatio
n
0,461’ Valid
Sig. (2-
tailed)
0,010
N 30
52 Pearson
Correlatio
n
0,469” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,009
N 30
53 Pearson
Correlatio
n
0,681” Valid
Sig. (2-
tailed)
0,000
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3 Hasil Uji Realibilitas Skala Keterampilan Komunikasi
Interpersonal
Berdasarkan tabel perhitungan diatas jika ditinjau melalui norma
kategorisasi Guiford pada tabel 3.7. Hasil uji reliabilitas statistik item-item
dalam alat tes keterampilan komunikasi interpersonal (0,855) masuk
dalam kualifikasi tinggi.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.855 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 4Tabulasi Data Instrumen Hasil Pre-Test Dan Post-Test Tingkat Komunikasi Interpersonal
A. Rekapitulasi Tabulasi data Pre-test dan Post-test Komunikasi Interpersonal
No Nama Lengkap L/P
Rekapitulasi Perolehan Hasil Test
Selisih Kategori
Score Rata-rata Score
Pre Post Pre Post Pre-Test Post-test
1 Adelia Dwi Yanuar P 114 114 3,08 3,08 0 Tinggi Tinggi
2 Aji Aditiya L 96 98 2,59 2, 64 0,05 Sedang Sedang
3 Aldian Arif Cahya L 126 130 3,40 3,51 0,11 Sangat Tinggi Sangat Tinggi
4 Alika Nadyalista P 120 122 3,24 3,29 0,05 Tinggi Tinggi
5 Annisa Nur Fitriani P 118 120 3,18 3,24 0,06 Tinggi Tinggi
6 Ayu Anggraini P 117 118 3, 16 3,18 0,02 Tinggi Tinggi
7 Daniel Lesmana L 110 112 2,97 3,02 0,05 Tinggi Tinggi
8 Desta Raharjati P 100 100 2,7 2,7 0 Sedang Sedang
9 Geanisa Nuryaningsih P 106 106 2,9 2,9 0 Tinggi Tinggi
10 Ihval Razzan F L 99 105 2,67 2, 83 0,16 Sedang Tinggi
11 Javana Rachel P 99 110 2,67 2,97 0,3 Sedang Tinggi
12 Khanief A L 132 123 3, 56 3,34 -0,22 Sangat Tinggi Tinggi
13 Muhammad Akmal Nur L 94 97 2,54 2,62 0,08 Sedang Sedang
14 Muhammad Ridwan Ardian L 123 127 3,34 3,43 0,09 Tinggi Sangat Tinggi
15 Nana Zahra T P 122 127 3,29 3,43 0,14 Tinggi Sangat Tinggi
16 Naufal Adullah L 95 113 2,56 3,05 0,49 Sedang Tinggi
17 Ridwan Al Aziz L 121 126 3,27 3,40 0,13 Tinggi Sangat Tinggi
18 Rizki Agung B L 90 106 2,43 2,86 0,43 Sedang Tinggi
19 Sadam Putra L 92 102 2,48 2,75 0,27 Sedang Sedang
20 Septyaji Mayyah P 108 112 2,91 3,02 0,11 Tinggi Tinggi
21 Sofi Fitri P 113 121 2,56 3,27 0,71 Tinggi Tinggi
22 Vanya Dita P 93 99 2,51 2,67 0,16 Sedang Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
23 Zulfikar Putra L 108 107 2,91 2,89 -0,02 Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 5. Tabulasi data Pretest
Lampiran 7 Pre-test
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Skor
1 Adelia 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 114
2 Aji 2 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 96
3 Aldian 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 1 4 4 3 4 4 4 126
4 Alika 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 120
5 Annisa 3 2 4 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 1 4 4 4 3 3 4 118
6 Ayu 4 2 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 4 117
7 Daniel 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 1 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 4 1 4 3 2 2 2 110
8 Desta 2 2 1 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 1 4 4 2 3 3 2 4 2 2 1 2 4 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 100
9 Geanisa 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 4 4 3 2 3 2 106
10 Ihval 4 1 3 4 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2 2 2 1 4 1 3 2 4 3 3 3 99
11 Javana 3 2 3 3 3 2 1 2 1 2 3 1 1 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 99
12 Khanief 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 132
13 Akmal 1 1 3 3 4 2 3 2 2 2 1 2 3 4 4 1 1 3 2 2 3 2 2 4 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 94
14 Ridwan 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 123
15 Nana 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 122
16 Naufal 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 1 3 1 3 4 1 3 1 4 4 3 4 95
17 Ridwan A 1 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 121
18 Riski 3 2 2 4 4 2 2 1 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 4 1 3 3 4 1 3 1 90
19 Sadam 2 1 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 92
20 Septyaji 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 108
21 Sofi 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 113
22 Vanya 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 1 93
23 Zulfikar 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 108
Jumlah 70 57 65 69 77 69 62 68 68 73 73 72 65 70 60 76 74 68 67 61 69 74 62 67 63 60 76 59 64 74 55 75 65 75 61 67 66 2496
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 6. Tabulasi data Posttest
Lampiran 8 Post-test
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Skor
1 Adelia 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 114
2 Aji 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 98
3 Aldian 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 130
4 Alika 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 122
5 Annisa 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 120
6 Ayu 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 118
7 Daniel 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 112
8 Desta 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 3 2 3 3 100
9 Geanisa 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 1 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 4 106
10 Ihval 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 105
11 Javana 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 110
12 Khanief 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 123
13 Akmal 3 1 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 2 4 97
14 Ridwan 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 127
15 Nana 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 127
16 Naufal 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 113
17 Ridwan A 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 126
18 Riski 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 106
19 Sadam 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 102
20 Septyaji 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 1 3 1 112
21 Sofi 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 121
22 Vanya 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 99
23 Zulfikar 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 4 1 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 107
Jumlah 77 67 72 69 72 70 70 68 64 72 73 69 73 74 72 69 77 69 68 70 64 68 69 72 73 63 74 75 67 71 65 65 68 71 69 73 73 2595
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 7Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas
No Keterangan
1 Topik Komunikasikan dengan Jujur
2 Tugas Perkembangan Mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggung jawab
3 Bidang Bimbingan Pribadi-Sosial
4 Jenis Layanan Layanan Informasi
5
Fungsi Bimbingan
Pemahaman, Pemeliharaan
danPengembangan
6 Sasaran Siswa SMP kelas VII
7 Standar Kompetensi Siswa dapat menerapkan perilaku
berkomunikasi jujur dalam kehidupannya
sehari-hari
8 Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan
mengembangkan perilaku berkomunikasi
jujur dalam kehidupan sehari-hari
9 Indikator a. Pesera didik mampu mengungkapkan
perilaku jujur kepada stimulus yang datang
b. Peserta didik dapat melaksanakan cara
berkomunikasisecara jujur
A. Rancangan Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
10 Materi a. Pengertian komunikasi secarajujur
b. Upaya untuk meningkatkan kejujuran
dalam berkomunikasi
11
Metode
Membaca, experiental learning, tanya-
jawab,diskusi, refleksi
12 Waktu 120 menit
13 Tempat Ruang Kelas
14 Media Laptop, LCD, speaker, alat tulis, kertas
handout, skenario sosiodrama, lembar
kuesioner
15 Prosedur Terlampir dalam skenario pelayanan
bimbingan
16 Penilaian/Evaluasi Self Assessment dan refleksi hasil belajar
17 Rencana Tindak Lanjut a. Siswa yang belum memahami materi
diberi layanan bimbingan kelompok kecil
b. Siswa yang memiliki masalah, sehingga
tidak aktif dalam layanan di kelas akan
diberi layanan konseling
18 Sumber Pustaka a. Hurlock, Elizabeth.1980. Psikologi
Perkembangan. Jakarta:Erlangga
b. Raka, Gede dan Yoyo Mulyana. Dkk.
2011. Pendidikan Karakter Di Sekolah
dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta: PT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Elex Komputindo
c. https://www.mari-
bicara.com/artikel/detail/kejujuran-untuk-
komunikasi-efektif
No Kegiatan Pembimbing Peserta Waktu
1 Pembukaan a. Memimpin doa dan
memberikan salam
pembuka.
b. Mengajak untuk ice
breaking “making
melody”
c. Menjelaskan tema dan
tujuan bimbingan.
d. Melakukan tanya jawab
tentang tema bimbingan
sebagai pengantar untuk
masuk dalam bagian
materi.
a. Peserta ikut berdoa
dan menjawab salam.
b. Peserta ikut ice
breaking
c. Memberikan respon
dari pertanyaan yang
diajukan pembimbing
15’
2 Kegiatan initi a. Membagi menjadi 5
kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5
siswa,
b. Memberikan rambu-
rambu kasus dan
meminta setiap
a. Peserta memainkan
drama.
b. Membuat drama
bersama kelompok
c. Berdiskusi tentang
naskah dan drama
yang dimainkan
35’
B. Skenario Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kelompok untuk
membuat drama sesuai
dengan tema , kemudian
diperagakan di depan
kelas.
c. Meminta untuk peserta
berdiskusi tentang drama
yang telah dimainkan.
d. Bertanya tentang naskah
tersebut.
e. Menjelaskan materi dari
naskah tersebut.
d. Merespon
pertanyaan.
3 Penutup a. Pembimbing meminta
salah satu peserta untuk
menyimpulkan dari
sosiodrama yang telah
dilakukan
b. Memberikan umpanbalik
dan menyimpulkan
kembali serta
memberikan penguatan.
c. Meminta peserta untuk
menulis “Niatku” di
lembar yang telah
disiapkan kemudian
salah satu peserta maju
untuk membacakan
d. Membagikan kuesioner
keterampilan komunikasi
interpersonal
e. Memberikan salam
a. Salah satu peserta
memberikan
kesimpulan dan
yang lainnya
mendengarkan.
b. Menulis “Niatku”
c. Mengisi
kuisioner
d. Berdoa
10’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
penutup dan doa
C. Handout Materi
Jujur
Kejujuran adalah salah satu faktor penting yang diperlukan dalam komunikasi
antara Anda dengan teman Anda . Anda maupun teman Anda harus bisa jujur
mengenai perasaan masing-masing dengan harapan Anda atau teman Anda mampu
menerima keterbukaan dan kejujuran satu sama lain dengan baik. Saat kejujuran
bisa terjadi dengan alami, Anda dan teman akan semakin dekat satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
C. Cara untuk meningkatkan kejujuran dalam
komunikasi
1. Berani berbicara dan berpendapat
Teman Anda tidak bisa membaca pikiran Anda dan
mengerti perasaan Anda kalau Anda tidak
mengungkapkannya secara langsung. Bila Anda
berani mengungkapkan perasaan Anda, Anda akan
lebih dewasa karena berhasil menguasai pikiran dan
emosi Anda, sedangkan pasangan Anda akan lebih
dewasa karena Anda memperlakukan dia seperti
orang dewasa yang mampu menerima pendapat
Anda dengan baik.
2. Bersikap dewasa
Anda harus mampu bersikap dewasa untuk
menerima perbedaan dan berkompromi, karena tidak
semua hal akan berjalan sesuai keinginan Anda.
Lihat teman Anda sebagai orang yang membutuhkan
Anda, sama seperti Anda membutuhkan dia. Bila
Anda bisa bersikap dewasa dan bisa menanggapi
perasaan dan pendapatnya dengan baik, teman Anda
tidak akan mengalami kesulitan bersikap jujur
kepada Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
1. Membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.
2. Setiap kelompok diminta untuk membuat sebuah drama dari pengalaman siswa
dalam kehidupan di sekolah sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
3. Setelah selesai membuat drama, setiap kelompok wajib untuk memainkan
drama di depan kelas kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/sharing
kelompok.
D. SkenarioPelaksanaan Sosiodrama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
1. Setelah saya mengikuti bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………
Niatku
2. Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Jujur Lebih Baik” aku
berniat untuk atau aku akan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Keterangan
1 Topik Berempati
2 Tugas
Perkembangan
Mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggung jawab
3 Bidang
Bimbingan
Pribadi-Sosial
4 Jenis Layanan Layanan Informasi
5 Fungsi
Bimbingan
Pemahaman, Pemeliharaan danPengembangan
6 Sasaran Siswa SMP kelas VII
7 Standar
Kompetensi
Siswa dapat menerapkan perilaku komunikasi empati
dalam kehidupannya sehari-hari
8 Kompetensi
Dasar
Siswa mampu memahami dan mengembangkan sikap
komunikasi empati dalam kehidupan sehari-hari
9 Indikator a. Pesera didik mampu melaksanakan komunikasi
empati
b. Peserta didik mampu mengetahui cara komunikasi
empati
10 Materi c. Pengertian komunikasi empati
d. Cara agar komunikasi ermpati tercipta
11
Metode
Membaca, experiental learning, tanya-jawab,diskusi,
refleksi
12 Waktu 120 menit
A. Rancangan Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
13 Tempat Ruang Kelas
14 Media Laptop, LCD, speaker, alat tulis, kertas handout,
skenario sosiodrama, lembar kuesioner
15 Prosedur Terlampir dalam skenarip pelayanan bimbingan
16 Penilaian/Evaluas
i
Self Assessment dan refleksi hasil belajar
17 Rencana Tindak
Lanjut
c. Siswa yang belu memahami materi diberi layanan
bimbingan kelompok kecil
d. Siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif
dalam layanan di kelas akan diberi layanan konseling
18 Sumber Pustaka a. Taufik. 2012. Empati Pendekatan Psikologi
Sosial. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
b. http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index
php/menuutama/edukasi/505-
komunikasi-efektif-empatik-dan-persuasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Kegiatan Pembimbing Peserta Waktu
1 Pembukaan a. Memimpin doa dan
memberikan salam
pembuka.
b. Memberikan permainan
sederhana
c. Menjelaskan tema dan
tujuan bimbingan.
d. Melakukan tanya jawab
tentang tema bimbingan
sebagai pengantar untuk
masuk dalam bagian
materi.
a. Peserta ikut berdoa
dan menjawab salam
b. Peserta ikut
bermain.
c. Memberikan respon
dari pertanyaan yang
diajukan
pembimbing.
10’
2 Kegiatan initi a. Menonton film pendek
“Empathy”
f. Membagi menjadi 5
kelompok lagi, setiap
kelompok terdiri dari 4-5
siswa,
b. Meminta untuk peserta
berdiskusi tentang drama
yang telah dimainkan.
c. Bertanya tentang naskah
tersebut.
g. Menjelaskan materi dari
naskah tersebut.
a. Peserta menonton
film “Empathy”
e. Peserta memainkan
drama.
f. Berdiskusi tentang
naskah dan drama
yang dimainkan
g. Merespon
pertanyaan.
30’
3 Penutup a. Pembimbing meminta
salah satu peserta untuk
menyimpulkan dari
a. Salah satu peserta
memberikan
kesimpulan dan
10’
B. Skenario Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sosiodrama yang telah
dilakukan .
b. Memberikan umpan
balik dan memberikan
penguatan.
c. Membagikan kuesioner
keterampilan komunikasi
interpersonal
d. Memberikan salam
penutup dan doa
yang lainnya
mendengarkan.
b. Mengisi kuisioner
c. Berdoa
C. Handout Materi
Komunikasi Empatik
Komunikasi empatik adalah komunikasi
yang menunjukkan adanya saling
pengertian antara komunikator dengan
komunikan. Komunikasi ini
menciptakan interaksi yang membuat
satu pihak memahami sudut pandang
pihak lainnya. Sebagai contoh, auditor
meminta kerjasama dari auditan berupa
penyediaan data secara lengkap. Setelah
berkomunikasi, akhirnya auditan
memahami kebutuhan auditor dan
mengerti bahwa tanpa bantuannya, maka
auditor akan mengalami kesulitan dalam
penyelesaian tugas. Dalam kondisi ini,
auditan telah berempati terhadap
kebutuhan auditor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
A. Agar komunikasi empatik tercipta
1. Ketertarikan terhadap sudut pandang komunikan. Sikap ini akan
mendorong komunikan untuk lebih terbuka.
2. Sikap sabar untuk tidak memotong pembicaraan. Banyak
informasi yang didapat jika komunikator bersabar untuk
memeroleh penjelasan detail dari sudut pandang komunikan. Jika
informasi yang diperoleh telah cukup dan komunikan hanya
berputar-putar menjelaskan hal yang sama, maka komunikator
perlu menyampaikan kembali pengertian yang telah didapatnya
dan menarik perhatian komunikan pada masalah berikutnya.
3. Sikap tenang, meskipun menangkap ungkapan emosi yang kuat.
Beberapa sudut pandang bersifat sangat pribadi, sehingga saat
mengungkapkannya keterlibatan emosi tidak dapat dihindari.
Sebagai contoh, komunikan mengungkapkan kemarahannya saat
menceritakan ketidaksetujuannya terhadap suatu keputusan rapat.
4. Bersikap bebas prasangka, atau tidak evaluatif, kecuali jika sangat
diperlukan. Untuk dapat memahami sudut pandang orang lain,
kita hindari sikap evaluatif. Sikap evaluatif dapat membuat
komunikan menyeleksi hal-hal yang perlu disampaikan dan tidak,
dengan pertimbangan apakah sudut pandangnya akan diterima
atau tidak, disetujui atau tidak, oleh komunikator.
5. Jika ini terjadi, maka kita tidak dapat mengerti sudut pandang
komunikan dengan benar. Sikap evaluatif diperlukan ketika
komunikan mendesak komunikator untuk menilai pandangan
komunikan.
6. Sikap awas pada isyarat permintaan pilihan atau saran. Sikap ini
memperlihatkan adanya dukungan atau bantuan yang bisa
diharapkan komunikan dari komunikator. Pemberian dukungan
dan bantuan akan mengembangkan empati pada diri auditan,
kesiapan untuk membalas dukungan dan bantuan yang
diterimanya.
7. Sikap penuh pengertian. Sebagai contoh, komunikan mendesak
untuk memperoleh persetujuan dari komunikator atas sudut
pandangnya. Komunikator tidak setuju. Komunikator cukup
menyatakan bahwa dia dapat mengerti sudut pandang tersebut,
tidak perlu menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
1. Membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.
2. Setiap kelompok diminta untuk membuat sebuah drama dari pengalaman siswa
dalam kehidupan di sekolah sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
3. Setelah selesai membuat drama, setiap kelompok wajib untuk memainkan
drama di depan kelas kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/sharing
kelompok.
Contoh skenario
Suatu hari ada anak yang bernama Vina dan Adib yang sedang ingin berangkat
sekolah.
Contoh drama
Adib : “Hai Vin?”
Vina : “Hai juga Dib”
Adib : “Vin berangkat sekolah yuk!”
Vina : “Ayo”
Sesampainya di kelas ...
D. Skenario Pelaksanaan Sosiodrama
Buatlah bersama dengan kelompok drama mengenaiempati, Minimaldrama 20
kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Vina : “Dib, kamu sudah bayar uang untuk studytour?”
Adib : “Ya sudah Vin, kalo kamu?”
Vina : “Belum, mungkin nanti setelah istirahat”
Adib : “Oh ya sudah”
Tak lama kemudian, Bela dan Lady lewat di depan ruang koordinator keuangan.
Lalu Pak Mubarak sebagai koordinator keuangan memanggil Bela dan Lady.
Pak Mubarak : “Hei! Kamu, kamu kesini!”
Bela dan Lady merasa kebingungan karena mereka tidak tahu siapa yang
dipanggil oleh bapak koordinator keuangan.
Lady : “Saya pak?” (menunjuk diri sendiri)
Pak Mubarak : “Iya kalian berdua, cepetan kesini!”
Bela dan Lady langsung mendatangi bapak koordinator keuangan ke ruangannya.
Bela : “Iya pak, ada apa?”
Pak Mubarak : “Saya minta tolong, tolong panggilkan anak yang bernama
Vina!”
Bela : “Vina 8.10 ya pak?”
Pak Mubarak : “Iya, tolong panggilkan anak itu ke ruang koordinator keuangan!
Sekarang juga!”
Lady : “Baik, siap laksanakan pak”(sambil hormat)
Setelah itu Bela dan Lady meninggalkan ruang koordinator keuangan. Saat Bela
ingin membuka pintu, Bela telpeleset karena lantai nya yang licin, “Bruukk..”
Bela : “Aduuhhh....”(dengan ekspresinya yang tidak meyakinkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lady : “Ya Allah bel bel, kalo jalan itu jangan tidur!”(sambil menertawakan
Bela)
Bela : “Kamu ini, temannya jatuh bukannya ditolongin malah ditertawakan. Cepat
bantu aku bangun!”
Lady : “Iya maaf bel, sini aku bantu”(dengan menjulurkan tangannya)
Bela dan Lady langsung menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, Bela merasa
kesakitan dan duduk di kursinya.
Vina : “Kamu kenapa bel?”
Bela : “Aku jatuh didepan ruang koordinator keuangan”
Adib : “Ngapain kamu kesana?”
Lady : “Tadi, aku sama Bela dipanggil Pak Mubarak. Katanya, Vina disuruh ke ruangan
koordinator keuangan sekarang juga!”
Vina pun langsung berlari dengan deg deg an menuju ruang koordinator
keuangan. Sesampainya disana, Vina berkata
Vina : “Ada apa pak, kenapa bapak memanggil saya?”
Pak Mubarak : “Apa sudah melunasi uang studytour?”
Vina : “Belum pak, orang tua saya masih belum punya uang untuk
melunasinya”
Pak Mubarak : “Baiklah, saya akan memberi kamu waktu selama 3 hari untuk melunasinya!”
Vina : “Baik pak, akan saya lunasi”
Kemudian Vina meninggalkan ruang koordinator keuangan dan kembali ke kelas
nya dengan perasaan sedih.
Lady : “Kenapa kamu Vin?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Vina : “Aku belum melunasi uang untuk studytour. Aku harus melunasinya dalam
waktu 3 hari”
Lalu Lady pergi menemui Adib, Bela, dan Oci yang sedang berkumpul di bangku
Bela, sambil berkata
Lady : “Hai teman, mau gak kalo kita bantuin teman kita yang lagi kesusahan?”
Adib : “Siapa Lad?”
Lady : “Vina, dia belum membayar uang studytour karena orang tuanya belum punya
uang untuk membayarnya. Dia diberi waktu 3 hari oleh bapak koordinator
keuangan untuk membayarnya”
Bela : “Oke, aku setuju Lad”, “Aku juga” ucap Adib dan Oci melanjutkan ucapan Bela.
Lady : “Benar kalian setuju?”
“Iya Lad” mereka bertiga serentak menjawab.
Lady : “Baiklah, mulai besok kita kumpulkkan uangnya. Siapa yang mau memegang
uang nya?”
Oci : “Bagaimana kalau aku saja”
Lady : “Baiklah, gak masalah. Tapi kamu harus menjaga uang itu baik-baik” (Lady
melanjutkan pembicaraannya)
Bela : “Sumbangan berapa kita?”
Lady : “Uang studytour nya kan 120ribu, bagaimana kalau 30ribu per
orang?”
Bela, Adib, Oci : “Baiklah” (mereka menjawab secara bersamaan)
Oci : “Oke, jangan lupa besok ya, kumpulkan kepada ku!”
Keesokan harinya, Adib, Bela, dan Lady membayar uang sumbangan itu kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Oci, Oci pun ikut membayarnya
Kemudian keesokan harinya, uang itu akan diberikan kepada Vina untuk
disetorkan kepada Pak Mubarak.
Adib : “Ayo kita berikan kepada Vina agar ia cepat melunasi uang studytour dan bisa
ikut studytour bersama kita”
Kemudian Lady, Adib, Bela, dan Oci memberikan uang itu kepada Vina.
Adib : “Vina, kami ingin memberikan ini ke kamu!”
Vina : “Apa ini?”
Bela : “Buka aja vin!”
Vina : “Baiklah, akan aku buka” (sambil membuka amplop yang di berikan oleh teman
– temannya dengan penasaran)
Setelah membuka amplop itu, vina kaget karena di dalam amplop itu ada uang
sebesar 120rb.
Vina : “Hah, uang?”
Lady : “Iya vin, itu uang dari kami untuk bantu kamu agar bisa melunasi uang
studytour”
Vina : “Makasih yah semuanya, udah mau bantu aku”
Bela : “Iya vin sama – sama”
Vina pun langsung lari menuju ruang koordinator keuangan.
Vina : “Assalamu’alaikum pak” (sambil mengetuk pintu)
Pak Mubarak : “Iya silahkan masuk!”
Vina : “Pak, saya ingin melunasi uang studytour”
Pak Mubarak : “Baiklah, berikan uang mu!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Vina : “Ini pak” (sambil memberkan uang itu)
Pak Mubarak : “Nah, sekarang kamu sudah melunasinya. Berarti, kamu sudah bisa ikut
studytour ini”
Vina : “Yeayy... terimakasih pak”
Dan akhirnya Vina dan kawan – kawan bisa bersama ikut studytour.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
1. Setelah saya mengikuti bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………
Niatku
2. Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Indahnya berempati” aku
berniat untuk atau aku akan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI