Download - endyyyyy
5/14/2018 endyyyyy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/endyyyyy 1/5
B. Sumber Hukum Pidana Islam a. Pengertian:Sumber Hukum Pidana Islam : Jaminan Dasar, Kebebasan Individu,
Penyalahgunaan kekuasaandan menjamin keamanan, hukum dipatuhi dan mereka di bebani
hukum.b. Sumber Hukum Pidana Islam :
Al-Qur'an: Kitab Suci dan wahyu.
As-Sunnah
: Perkataandan perbuatan Rasulullah.Ijma'
: Kesepakatan para ulama.
Qiyas: Mempersamakan kasus yang tidak ada/ada nashnya.c. Ruang Lingkup Hukum Pidana Islam :
Prinsip Teritorialitas
(Hukum Pidana berlaku diwilayah Indonesia).
Prinsip Nasionalitas Aktif
(Hukum Pidana berlaku untuk luar wilayahindonesia).Prinsip Nasionalitas Pasif
(Memperluas hukum pidana di luar wilayah indonesia).Prinsip Universalitas
(tata hukum internasional untuk kepentingan bersama).
Abu Hanifah(Pernah berlaku di negara islam dan diluar tidak).
Imam Abu Yusuf
(Diluar negara islam tidakberlaku tapi yang dilarang haram dilakukan.
Imam Malik, Imam Syafi'i dan imam ahmad(Tidak terlihat tetapi obyek d. Hukuman :Hukuman ==> pembalasan atas pelanggaran. Tujuan
Hukuman : Kemaslahatanmukalaf atas hukuman syara', Memelihara Masyarakat, Pencegahan,Pendidikan danPengajaran, Sebagai balasan atas Perbuatan, perbaikan.
C. Asas Legalitas
Asas Legalitas ==> Tidak ada hukuman sebelum adanya undang-undang
5/14/2018 endyyyyy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/endyyyyy 2/5
Sumber Hukum asas legalitas : Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 15 dan 17, QS. Al-Kahfi 18:58,QS.
Al-Baqarah 2:286, QS. Al-An'am 6:19.BAB IPENDAHULUANHukum Pidana Islam merupakan salah satu bagian dari syari`at islamyang berdasarkanal-qur`an dan hadist atau lembaga yang mempunyai wewenang untuk
menetakanhukuman. Dalam hukum ini terdapat beberapa anggapan, diantaranya adanya
anggapanyang mengatakan hkum ini tidak relevan lagi untuk diterapkan pada zaman
moderndikarenakan hukuman ini diangap hanya berlaku pada zaman Rasul, anggapaninisebenarnya dipengahuri oleh pemikiran orientalis berat pada umumnya, yang
mengatakanhukum pidana islam itu hukum yang kejam, tidak manusiawi, melanggar hak
asasimanusia dan sebagainya. Kalau kita teliti seksama, tidak ada satupun hukum pidana diduniaini yang tidak merampas hak asasi manusia.Dalam koflik inilah, penulisan mengungkapkan
macam-macam hukum pidana islamtersebut seperti gabungan hukuman yang mana hukuman itu
terlihat sangat berat karenaterdapat beberapa tindakan pidana yang dilakukan seseorang secaraberturut-turutsebelum adanya keputusan. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat ulama`,sehinggamenimbulkan perbedaan hukuman antara sebelum adanya keputusan. Dalam hal
initerdapat beberapa pendapat ulama`, sehingga menimbulkan perbedaan hukuman
antaraasebelum adanya keputusan. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat ulama`,sehinggamenimbulkan perbedaan hukuman antara satu dengan yang lainnya.BAB
IIPEMBAHASANa. Pengertian Gabungan HukumanMenurut kamus bahasa indonesia karangan
s. Wojo Wasito hukuman berarti, siksaan atau pembalasan kejahatan. ( kesalahan dosa) dalambahasa arab disebut iqab dan uqubah.Sedangka Abdul Qadir Audah memberi definisi hukuman
sebagai berikut
pelanggaran perintah syara` yang ditetapkan untuk kemaslahatan masyarakat.Jadi gabungan
hukuman adalah serangkaian saksi yang diterapakan kepada seorangapabila ia telah nyata
melakukan jarimah (pidana) secara berulang-ulang dan antara perbuatan jarimah yang satu
dengan yang lainnya belum mendapatkan putusan terakhir. b. Macam-macam GabunganHukuman1. Gabungan anggapan (concurcus idealis)Gabungan jarimah itu karena hanya bersifat
anggapan, sedang pelakunya hanya hanya berbuat satu jarimah.Contoh :Seorang memukul
petugas, ia diaggap melakukan jarimah ganda, walaupun pelakunya
5/14/2018 endyyyyy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/endyyyyy 3/5
Sumber Hukum asas legalitas : Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 15 dan 17, QS. Al-Kahfi 18:58,QS.Al-Baqarah 2:286, QS. Al-An'am 6:19.
BAB IPENDAHULUANHukum Pidana Islam merupakan salah satu bagian dari syari`at islam
yang berdasarkanal-qur`an dan hadist atau lembaga yang mempunyai wewenang untuk
menetakanhukuman. Dalam hukum ini terdapat beberapa anggapan, diantaranya adanyaanggapanyang mengatakan hkum ini tidak relevan lagi untuk diterapkan pada zaman
moderndikarenakan hukuman ini diangap hanya berlaku pada zaman Rasul, anggapan
inisebenarnya dipengahuri oleh pemikiran orientalis berat pada umumnya, yangmengatakanhukum pidana islam itu hukum yang kejam, tidak manusiawi, melanggar hak
asasimanusia dan sebagainya. Kalau kita teliti seksama, tidak ada satupun hukum pidana didunia
ini yang tidak merampas hak asasi manusia.Dalam koflik inilah, penulisan mengungkapkanmacam-macam hukum pidana islamtersebut seperti gabungan hukuman yang mana hukuman itu
terlihat sangat berat karenaterdapat beberapa tindakan pidana yang dilakukan seseorang secara
berturut-turutsebelum adanya keputusan. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat ulama`,
sehinggamenimbulkan perbedaan hukuman antara sebelum adanya keputusan. Dalam hal
initerdapat beberapa pendapat ulama`, sehingga menimbulkan perbedaan hukumanantaraasebelum adanya keputusan. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat ulama`,
sehinggamenimbulkan perbedaan hukuman antara satu dengan yang lainnya.BABIIPEMBAHASANa. Pengertian Gabungan HukumanMenurut kamus bahasa indonesia karangan
s. Wojo Wasito hukuman berarti, siksaan atau pembalasan kejahatan. ( kesalahan dosa) dalam
bahasa arab disebut iqab dan uqubah.Sedangka Abdul Qadir Audah memberi definisi hukumansebagai berikut
pelanggaran perintah syara` yang ditetapkan untuk kemaslahatan masyarakat.Jadi gabunganhukuman adalah serangkaian saksi yang diterapakan kepada seorangapabila ia telah nyata
melakukan jarimah (pidana) secara berulang-ulang dan antara perbuatan jarimah yang satudengan yang lainnya belum mendapatkan putusan terakhir. b. Macam-macam Gabungan
Hukuman1. Gabungan anggapan (concurcus idealis)Gabungan jarimah itu karena hanya bersifatanggapan, sedang pelakunya hanya hanya berbuat satu jarimah.Contoh :Seorang memukul
petugas, ia diaggap melakukan jarimah ganda, walaupun pelakunya
menganggap melakukan jarimah tunggal, hal ini dikarenakan yang dipukul adalah petugas
sehinnga oleh hukum dianggap berbuat jarimah ganda yaitu memukul orang danmelawan
petugas.2. Gabungan nyata (concurcus realis)Yaitu seorang melakukan perbuatan jarimah gandasecara jelas, baik berkenaan dengan jelas atau berbeda.Contoh :Sulaiman lakukan pemerkosaan
terhadap habibah sebelulm dijatuhi hukuman sualaimanmelakukan pembunuhan terhadap ali
sobri (contoh jarimah ganda berbeda). Adapun jarimah sejenis adalah sulaiman melakukanpembunuhan terhadap Syaikhun Adimsebelum dihukum dia melakukan pembunuhan lagiterhadap Azmi.c. Pertimbangan fuqaha tentang eksistensi gabungan hukuman yang berdasarkan
atas duateori :1. Teori saling memasuki atau melengkapiDalam teori ini yang dimaksudkan oleh
menulis, bahwa pelaku jarimah dikenakan suatuhukuman, walaupun melakukan tindakankejahatan ganda, karena perbuatan satu denganyang lainnya dianggap saling melengkapi atau
saling memasuki. Teori ini ada dua pertimbangan.a. Bila pelaku hanya melakukan tindakan
kejahatan sejenis sebelum diputuskan olehhakim, maka hukumannya dapat dijatuhkan satu
5/14/2018 endyyyyy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/endyyyyy 4/5
macam saja, jika satu hukumandianggap cukup. Akan tetapi jika ia belum insaf atau jera dan
mengulangi lagi, maka iadapat dikenakan hukuman lagi.Contoh :Hamim mencuri sebelummencuri ia dikenakan hukuman dan ia mencuri lagi. b. Bila jarimah yang dilakukan oleh seorang
secara berulang-ulang dan terdiri dari bermacam – macam jarimah, maka pelakupun bisa
dikenakan satu hukuman, dengansyarat bahwa penjatuhan hukuman itu melindungi kepentingan
bersama dan untuk mewujudkan tujuan yang sama.Contoh :Ali sobri memakan daging babi,kemudian meminum khomer serta makan bangkai.2. Teori penyerapanYang dimaksud dari teori
ini adalah penjatuhan hukuman dengan menghilangkanhukuman yang lain karena telah diserap
oleh hukuman yang lebih berat.Contoh :Syaikhon adim dijatuhkan hukuman mati yang laindiaggap tidak, karena telah diserapoleh hukuman mati.Teori penyerapan ini dipegang oleh abu
hanifah, imam malik, dan imam ahmad.Sedangkan imam syafi`k menolak, beliau perpendapat
bahwa semua hukuman harusdijatuhkan satu persatu adapun taktik pelaksanaannya ialahmendahulukan hak adamidaripada hak Allah.Contoh :Hak adami seperti diyat (jarimah yang
dilakukan tanpa disengaja seperti peluru nyasar atau semi sengaja melempar orang dengan batu
kemudian dia mati)Hal Allah seperti (mencuri, berzina, membunuh), yang sifatnya sengaja.
menganggap melakukan jarimah tunggal, hal ini dikarenakan yang dipukul adalah petugassehinnga oleh hukum dianggap berbuat jarimah ganda yaitu memukul orang danmelawan
petugas.2. Gabungan nyata (concurcus realis)Yaitu seorang melakukan perbuatan jarimah gandasecara jelas, baik berkenaan dengan jelas atau berbeda.Contoh :Sulaiman lakukan pemerkosaan
terhadap habibah sebelulm dijatuhi hukuman sualaimanmelakukan pembunuhan terhadap ali
sobri (contoh jarimah ganda berbeda). Adapun jarimah sejenis adalah sulaiman melakukanpembunuhan terhadap Syaikhun Adimsebelum dihukum dia melakukan pembunuhan lagi
terhadap Azmi.c. Pertimbangan fuqaha tentang eksistensi gabungan hukuman yang berdasarkan
atas duateori :1. Teori saling memasuki atau melengkapiDalam teori ini yang dimaksudkan oleh
menulis, bahwa pelaku jarimah dikenakan suatuhukuman, walaupun melakukan tindakankejahatan ganda, karena perbuatan satu denganyang lainnya dianggap saling melengkapi atau
saling memasuki. Teori ini ada dua pertimbangan.a. Bila pelaku hanya melakukan tindakankejahatan sejenis sebelum diputuskan olehhakim, maka hukumannya dapat dijatuhkan satu
macam saja, jika satu hukumandianggap cukup. Akan tetapi jika ia belum insaf atau jera danmengulangi lagi, maka iadapat dikenakan hukuman lagi.Contoh :Hamim mencuri sebelum
mencuri ia dikenakan hukuman dan ia mencuri lagi. b. Bila jarimah yang dilakukan oleh seorang
secara berulang-ulang dan terdiri dari bermacam – macam jarimah, maka pelakupun bisadikenakan satu hukuman, dengansyarat bahwa penjatuhan hukuman itu melindungi kepentingan
bersama dan untuk mewujudkan tujuan yang sama.Contoh :Ali sobri memakan daging babi,
kemudian meminum khomer serta makan bangkai.2. Teori penyerapanYang dimaksud dari teoriini adalah penjatuhan hukuman dengan menghilangkanhukuman yang lain karena telah diserap
oleh hukuman yang lebih berat.Contoh :Syaikhon adim dijatuhkan hukuman mati yang lain
diaggap tidak, karena telah diserapoleh hukuman mati.Teori penyerapan ini dipegang oleh abuhanifah, imam malik, dan imam ahmad.Sedangkan imam syafi`k menolak, beliau perpendapatbahwa semua hukuman harusdijatuhkan satu persatu adapun taktik pelaksanaannya ialah
mendahulukan hak adamidaripada hak Allah.Contoh :Hak adami seperti diyat (jarimah yang
dilakukan tanpa disengaja seperti peluru nyasar atau semi sengaja melempar orang dengan batukemudian dia mati)Hal Allah seperti (mencuri, berzina, membunuh), yang sifatnya sengaja.
5/14/2018 endyyyyy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/endyyyyy 5/5
Sekalipun dalam islam sendiri mengakui adanya jarimah qisas, diat, tetapi tidak selaluyang
dibayangkan. Islam justru dalam menerapkan hukuman sangat memperhatikankepentinganindividu dan masyarakat. Ditegakkannya hukuman dalam islam pada prinsipnya ialah demi
kemaslahatan manusia.BAB IIIKESIMPULANDalam islam mempunyai berbagai macam
halaman, salah satunya gabungan hukumanyang artinya serangkai saksi yang diterapkan kepada
seseorang apabila ia benar-benar telah melakukan tidakan pidana secara berulang-ulang diantaraperbuatan perbuatannyatersebut antara yang satu dengan yang lain belum ada keputusan.Dalam
gabungan hukuman terdapat perbedaan pendapat antara para fuqaha diantaranya pendapat imam
maliki, hanafi, dan ahmad menyatakan apabila gabungan hukuman itu berupa hukuman mati,maka dengan sendirinya jarimah-jarimah yang telah di lakukannyaterhadapus, berbeda dengan
pendapat imam syafi`I yang mengemukakan semua jarimahdi hukum satu – persatu. Dan cara
pelaksanaan hukumannya didahulukan hak adamikemudian baru hak Allah.DAFTARPUSTAKARahmatr Hakim, Hukum Pidana Islam (Bandung : Pusataka setia, 2000 )Abd. Al-
Qadir Awdah, at-Tasyri…….IIMahrus Munajad, Dekontruksi Hukum Pidana Islam (Djogjakarta
: Logung Pustaka,2004)Djazuli, Fiqih Jarimah (Jakarta : Raja Grafindo persada, 2007)Ahmad
Ali al-Jjurjawi, Hikmah al-tasyri` wa Falsafatubu, (kairo: al-Maktabahalhalabs,(t)Ahmad Hanafi,
Asas-Asas Hukum Pidana Islam (Jakarta : bulan bintang, 1968)