HUBUNGAN ANTARA
DENGAN DEPRESI TEKANAN LINGKUNGAN PADA
REMAJA DI SMK INFORMATIKA WALI SONGO
SRAGEN JAWA TENGAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
PROGRAM STUDI S
STIKES KUSUMA HUSADA
HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL FOCUSED COPING
DENGAN DEPRESI TEKANAN LINGKUNGAN PADA
REMAJA DI SMK INFORMATIKA WALI SONGO
SRAGEN JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Yuli Setio Wibowo
NIM. ST14076
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
EMOTIONAL FOCUSED COPING
DENGAN DEPRESI TEKANAN LINGKUNGAN PADA
REMAJA DI SMK INFORMATIKA WALI SONGO
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL FOCUSED COPING DENGAN
DEPRESI TEKANAN LINGKUNGAN PADA REMAJA DI SMK
INFORMATIKA WALI SONGO SRAGEN JAWA TENGAH
Oleh :
YULI SETIO WIBOWO
ST. 14076
Telah disetujui untuk dapat dipertahankan dihadapan Tim Penguji,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Ns. Atiek Murhayati, M.Kep Ns.Ika Subekti Wulandari M.Kep
NIK. 200680021 NIK. 201189097
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yuli Setio Wibowo
NIM : ST 14076
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan
Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta, ........Maret 2016
Yang membuat pernyataan,
(Yuli Setio Wibowo)
NIM. ST 14076
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkankehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia, serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara emotional focused coping
dengan depresi tekanan lingkungan pada remaja di SMK Informatika Wali Songo
Sragen Jawa Tengah” sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di program
S-1 keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta. untuk menyelesaikan peneliti
ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Wahyu Rima Agustin, S. Kep.,Ns.,M. Kep Selaku ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.KepSelaku Ketua Program Studi S-1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku pembimbing
utama yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan
serta masukan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
3. Ika Subekti Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing
pendamping yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan,
arahan serta masukan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
4. Segenap dosen Program Studi S-1 Keperawatan dan Staf pengajar STIKes
Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi ilmu dan bimbingan.
5. Keluarga tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman - teman mahasiswa program studi S-1 keperawatan transfer
angkatan 2 tahun 2014 STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
memberikan dukungan moril dan spiritual.
7. Teman-teman yang menjadi inspirasi dan tak henti memberi motivasi dan
dukungan kepada saya.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Kusuma Husada
Surakarta khususnya bagi ilmu keperawatan di Indonesia pada umumnya.
Surakarta, Maret 2016
Peneliti
Yuli Setio Wibowo
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iii
PRAKATA .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................
ABSTRACK .................................................................................................
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Strategi Coping .......................................................................... 10
2.1.1. Emotional Focused Coping ............................................ 12
2.1.2. Depresi............................................................................ 19
2.1.3. Remaja ........................................................................... 28
2.2. Kerangka Teori ........................................................................... 37
vii
2.3. Kerangka Konsep ........................................................................ 38
2.4. Hipotesis ...................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian............................................................................ 39
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 39
3.3. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian ...................................... 41
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan skala pengukuran................ 41
3.5. Alat Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data....................... 36
3.6. Tehnik Pengolahan data dan Analisa Data.................................. 37
3.7. Etika Penelitian ........................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Keaslian Penelitian 34
Tabel 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 41
Tabel 3.5.1 Kuosioner EFC 43
Tabel 3.5.2 Skala Linkert 43
Tabel 3.5.3 Skala Linkert 45
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori 37
Gambar 2.2 Kerangka Konsep 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Usulan Topik Penelitian
Lampiran2 Lembar Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 3 Lembar Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Lembar Oponent Ujian Sidang Proposal Skripsi
Lampiran5 Lembar Audience Ujian Sidang Proposal Skripsi
Lampiran6 Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Concent )
Lampiran 7 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tentang DSME
Lampiran 8 Lembar Observasi
Lampiran9 Lembar Konsultasi
Lampiran 10 Jadwal Penelitian
xi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
1) Yuli Setio Wibowo,
2) Atiek Murharyati,
3) Ika Subekti Wulandari
1) Mahasiswa SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta 2), 3) Dosen Prodi SI KeperawatanSTIKES Kusuma Husada Surakarta
Hubungan Antara Emotional Focused Coping Dengan Depresi Tekanan Lingkungan Pada
Remaja SMK Informatika Walisongo Sragen Jawa Tengah
Abstrak
Masa remaja merupakan masa penuh kebebasan untuk menemukan jati
diri remaja dengan berbagai cara, memasuki remaja berarti memasuki tahap
strom dan stres penuh dengan masalah, tekanan, tuntutan.EFC merupakan usaha
individu dalam menghilangkan stress yang dirasakan dengan cara
menyeimbangkan afeksinya, sementara depresi adalah salah satu bentuk
gangguan jiwa alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, tidak
gairah hidup, perasaan tidak berguna dan putus asa. Penelitian ini untuk
mengetahui adakahhubungan antara Emotionalfocused copingdengan depresi
tekanan lingkungan pada remajakelas XI Informatika di SMK Wali Songo Sragen
Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross
sectionalkuantitatif.Pemilihan sample menggunakan tehnik simple random
sampling.Sampel penelitian ini adalah Remaja kelas XI SMK Wali Songo
Sragen Jawa Tengah sebanyak 92 orang dengan menggunakan rumus slovin dan
data yang diperoleh menggunakan lembar kuesioner.
Kategori emotional focused coping tinggi yaitu sebesar 5 orang atau 5,4%,
kategori sedang sebesar 75 orang atau 81,5% dan kategori rendah sebesar 12
orang atau 13%.Remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori berat
berjumlah 7 atau 7,6%, remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori
sedang berjumlah 66 atau 71,7% dan depresi tekanan lingkungan kategori ringan
adalah berjumlah 19 atau 20,7%.Nilai signifikansi koefisien korelasi yang
dihasilkan sebesar 0,790 pada signifikansi (sig. P 0,000), dimana signifikansi
tersebut kurang dari α 5% (0,000 < 0,05) menggunakan rumus kendall Tau.
Kesimpulan dalam penelitian ini adanya hubungan kuatantara emotional
focused coping dengan depresipadaremajakelas XI Walisongo Sragen Jawa Tengah
Tahun 2016.
Kata Kunci : Emotion focused coping, Depresi, Remaja
Daftar Pustaka : 33 (2006-2014)
xii
NURSING GRADUATE STUDY PROGRAM
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
The Relationship between Emotional Focused Coping and Depression in
Adolescent in 11th Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central
Java
Abstract
Adolescence is the period full of freedom to find adolescent self-identity in
various ways; entering into adolescence means entering into storm and stress stage
replete with problem, pressure, and demand. EFC is an individual’s attempt of
removing perceived stress by means of balancing affection, while depression is
one of mental disorders characterized with melancholy, weak, no life passion,
uselessness and apathy. This research aimed to find out whether or not there is a
relationship between Emotional Focused coping and environmental stress
depression in adolescents in 11th
Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of
Central Java.
This study employed a cross-sectional quantitative type of research. The
sample was taken using simple random sampling technique. The sample of
research consisted of adolescents in 11th
Informatics Grade of SMK Wali Songo
Sragen of Central Java, consisting of 92 students using Slovin formula and the
data was collected using questionnaire sheet.
Five (5.4%) students belonged to high, 75 (81.5%) to moderate, and 12
(13%) to low emotional focused coping categories. Seven (7.6%) adolescents with
severe, 66 (71.7%) to moderate and 19 (20.7%) to mild environmental stress
depression. Significance value of correlation coefficient yielded was 0.790 at
significance level (sig P. 0.000), in which it was lower than α 5%(0.000 < 0.05)
using Kendall Tau formula.
The conclusion of research was that there was a string relationship
between emotional focused coping and depression in adolescents in 11th
Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central Java in 2016.
Keywords: Emotion focused coping, Depression, Adolescent
References: 33 (2006-2014)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang Masalah
Masaremajamerupakan masayang menyenangkan,karenadimasa ini
munculpolapikiryang individualtanpainginbergantung lagi dan penuh
kebebasan untuk menemukan jati diri remaja dengan berbagai
cara(Muhammad Ali & Muhammad Asrori,
2014).Remajaberusahamemperoleh jatidiridengan membentukcitra atau
imagetentang diriremaja,danupayaini terakumulasidalamsuatukonsep
yang berisikangambaranbagaimanasetiapremajamampumempersepsi
diriRemajasebagaipenerus generasibangsayang
memilikibanyakkesempatan berasosiasisecarabebasuntuk
melakukanbanyakhal,namunjustru banyak
remajamengalamitekanandantuntutan(Hurlock, 2006).
Menurut Muhammad Ali & Muhammad
Asrori(2014)Remajamemiliki keinginanyangkuat
untukmelepaskandiridariketerikatantekanandariorang dewasa
khususnyaorang tua,sehinggaremajamencaridukungan sosial melalui
teman sebaya(Sukmawati 2007).
Memasukimasaremajaberartimemasukitahapstormdanstress dalam
perkembanganjiwamanusia,yaitumasa remaja 13-19
2
tahunyangpenuhdenganmasalah, tuntutan, dantekanan dalamhidupnya.
Sikap, pikiran,pemahaman, penentuan pendapat,sertaemosinyamasihterus
3
berkembang danbelumstabil.Remaja
menginginkandanmenuntutkebebasan,tetapiremajasering takut
bertanggungjawabakanakibatnyadanmeragukankemampuannyauntukdapa
tmengatasi tanggungjawab tersebut(Hurlock, 2006).
Permasalahanataupergolakanemosi yangterjadipadaremajamuncul
akibatadanyatuntutandanharapanbaru, baikdaridalammaupundariluardiri
individu.Permasalahanyangdialamiremajamerupakansuatuhalyang harus
dihadapi dan dipecahkan karena jika tidak segeradiselesaikan akan
menimbulkan kecemasan, ketegangan, dan konflik (Astuty, et
al,2008).Menurut Muhammad Ali (2014) bahwaJikahal iniberlangsung
secara terusmenerusmakaakan
menimbulkanstresdanperasaantakutyangpada akhirnyabisa menyebabkan
terjadinyadepresi.
Sukmawati dan Yuniati(2007) mengatakan bahwa dewasa ini
banyakremaja lebih mudah mengalamidepresidalam
menghadapibanyakmasalahdantekanan tersebut.Halinisesuaidenganfaktor
psikososialyang merupakansalah satu faktorpenyebabdepresipadaremaja,
diantaranyaremajayang mengalamidepresilebihsering mengalamiperistiwa
yang negatifdibandingkandenganperistiwa-peristiwayangmenyenangkan,
selainituremajayang mengalamidepresisering mempunyaidefisitdalam
ketrampilan sosial(Soetjiningsih,2010).Kecenderungandepresipadaremaja
relatif tinggi, dengan kata lainremajarentan
memilikikecenderungandepresi.
4
Depresi dapat terjadi pada siapapun dan hampir setiap individu
pada masa hidupnya , data dari WHO memperkirakan bahwa sekitar 121
juta manusia di muka bumi ini menderita depresi, remaja sekitar 85%
dimana dari jumlah itu 5,8% penderita adalah laki-laki sedangkan 9,5%
penderita adalah perempuan (Astuty ,et al, 2008).
Menurut Iyus (2007) masa remaja mempunyai resiko yang lebih
besar untuk mengalami depresi. Penelitian di Univesity of Oregon tahun
2006 menemukan fakta 28% remaja (usia 13-19 tahun) mengalami satu
episode depresi berat, 3-7% pada anak usia 13-19 tahun dan sekitar 1-2
% berasal dari anak dibawah usia 13 tahun (Astuty, et al, 2008).
Sukmawati dan Yuniati(2007) mengatakan bahwaremaja yang
mempunyai sikap optimis yang rendah dalam kehidupan sehari-hari,
akan mudahcenderung untukdepresiyang
ditunjukkandengankecemasandantidak
berdaya,prestasidisekolahkurang,dantidak mempunyaiharapan.
Remajayang memilikikonsepdiriyang rendahketika menghadapisuatu
permasalahan, makaremajaitu akan bersikap pesimis, menyerah pada
masalah, tidak berdaya, merasaputusasa, dan
akibatnyadepresi(Muhammad Ali & Muhammad Asrori, 2014).
Soejiningsih (2010) menyetujui bahwa
depresiyangterjadipadaremaja dikarenakanremaja cenderung
memperhatikancitra tubuhnya,rentanmengalamiperistiwayang penuhstress
sepertisekolah, relasidengan teman atau orangtua, pekerjaan, cinta,
5
kematian orangtua, perselisihan dengan orangtua, kemarahan, dan
mengalamikekerasan dalamkeluarga,tekanan dalampenyesuaian
diridalamberinteraksi dengan oranglain (Astuty, et al,2008).
Komunikasimelalui jejaring sosial jugadapatmenyebabkandepresi.
Sebuahpenelitian menyatakan, terlalu
banyakkegiatandiduniamaya(internet addict) berhubungandengandepresi,
terutamapada anak remaja.Sebuah penelitiandi2010,menemukansekitar
1,2persenorang berusia16-51tahun
menghabiskankebanyakanwaktumereka denganonline,danmereka
memiliki tingkatdepresiyang lebih tinggi,sedang hinggaberat(Sarlito,
2013).
Depresipadaremaja mempengaruhiprestasisekolah,
merekakesulitanberkonsentrasi, selainitu depresi juga mempengaruhi
fungsi sosialdankesulitandalampenyesuaiandiri (Muhammad Ali,
2014).Padaremajaakanmengalami
perubahandarisegipsikomotorik,bergeraklebih
lambanperubahandalamkebiasaantidur
misalnyaterjadiinsomniaatauhipersomnia,
adanyaperubahandalamberatbadanmungkinterjadipenurunan atau
penambahan beratbadan,terjadiperubahan seleramakan (peningkatan atau
penurunanseleramakan). Semakinbanyakstresoryangdatang,semakin
meningkatpulatingkatstresspadaremaja.Stresakanberkembang
menjadilebih buruk lagi bahkan depresi apabila tidak melakukan
6
penanganan yang tepat. Usaha
yangdilakukanindividuuntukmengontroltekanandikatakansebagai coping
(Indirawati, 2006).
Sukmawati&Yuniati (2007) juga pernah melakukan penelitian dan
mendapatkan hasilbahwasemakintinggi konsep diri makasemakin rendah
kecenderungan depresidan sebaliknya, semakinrendah
konsepdirimakasemakintinggikecenderungandepresi. Persamaannyayaitu
variabelterikatnyakecenderungan depresipadaremaja.
Indirawati(2006)menyatakan copingyang
dilakukantiapremajaberbeda-beda.Adayang menggunakan
ProblemFocusedCoping
(PFC),yangdapatdilakukandengancaramenghadapimasalah yang
menjadipenyebabtimbulnyastressecaralangsung danadajugayang
menggunakanEmotionFocusedCoping(EFC)yang
lebihmengarahpadausaha untuk mempertahankan keseimbangan
afeksinyadengan mengatur respon
emosionalterhadapstressoragarremajatersebut merasalebih baik
(Soejiningsih, 2010).
Nursalam (2010) menyatakan remajayang memiliki
kecenderunganmenggunakanstrategiEmotionFocusedCoping(EFC) secara
terus-menerus,dalammenghadapisuatumasalah yang menimbulkan stres
tidakmenghadapimasalahtersebutsecaralangsung,tetapimelakukanhal-
halyang dapatmembuatafeksi
7
merekanyaman,sepertimengaturperasaanmereka (aspekSelf-
control),berbicarapadaorang lain mengenaimasalahnyaagar
mendapatkansupport dankenyamanan emosionaldari orangtersebut
(aspek Seeking socialsupport),mencarimaknapositif dari masalahyang
sedang dihadapi (aspekpositive
reappraisal)danmelakukanpenghindaranterhadap masalah, baik dengan
kognisi maupun perilakunya (aspek distancing dan escape-avoidance),
(Sarlito, 2013).
Berdasarkanhasilstudipendahuluandan observasiyang
dilakukanpada tanggal11-12Agustus2015 didapatkan databahwapernah
adakasussiswatiba-tibamenangisdidalamkelasketika disuruh mengerjakan
tugas di papan tulis, ada siswa yang menyendiri dan
banyakmelamun,danpernah adakasusperkelahian antar siswalaki-
lakikarena merebutkansiswaperempuan,danjugaadasiswayang
hampirbunuhdiri.Dan darihasilwawancara,yang
pertamawawancaradengan2guruBK,kedua-duanya mengatakan
bahwasiswa-siswinya apabiladitanya tentang
jelastidaknyamateriyangdisampaikanmerekahanyadiamsajadan
ketikadisuruhmajuuntukmengerjakan tugasdidepanmerekatakutkalau
mereka tidakbisamengerjakan.
Wawancara kedua dengan 10 siswa kelas XI informatika, 3 orang
siswa mengatakan bahwa merasa minder dengan kemampuan mereka, 2
orang siswa mengatakan kalau di tanya masalah kejelasan materi di
8
dalam kelas mereka hanya diam saja kerena mereka takut nantinya akan
di remehkan kalau mereka tidak paham tentang materinya, sebab 2
orang siswa mengeluh karena banyak tugas yang di berikan sehingga
membuat mereka bosan dan 3 orang lagi mengatakan kalau mata
pelajarannya banyak hitung-hitungnya sehingga membuat otak mereka
ruwet dan dia juga terpaksa masuk SMK karena dipaksa orang tuanya
dengan alasan lulusan smk siap kerjadan
dariwawancaradengan10siswatersebut mereka
mengatakankalaumenghadapi masalahsepertiitu merekamelakukan
refresingdan juga merekaselalu bertukar ceritasesamatemannyaagar tidak
terjadistressyang ditimbulkan darimasalah tersebut.Merekajuga
mengatakan kalau merekatidak terlalumemikirkannya, hanyadibawarileks
dan enjoykarena itu sudah menjadikewajiban seorangsiswa.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang“Adakah hubunganantaraemotionalfocused
copingdengandepresitekanan lingkunganpadaremaja SMK Wali Songo
kelas XI informatika di Sragen Jawa Tengah”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang masalah diatas,makapenulisdapat
merumuskan ”Adakahhubungan antara emotional focused
coping”dengan depresi tekanan lingkunganpadaremajakelas XI
informatikadiSMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah”?
9
1.3TujuanPenelitian
1. Tujuan umum dalam penelitian adalah :
Untuk mengetahui adakahhubungan antaraemotionalfocused
copingdengan depresitekanan lingkungan pada remajakelas XI
Informatika di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah.
2. Tujuan khusus dalam peneliti ini adalah :
a. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden
b. Mengidentifikasiemotionalfocusedcoping yangdilakukan
olehremajakelas XI Informatika di SMK Wali Songo Sragen
JawaTengah.
c. Mengidentifikasi depresi terhadap tekanan
lingkunganyangterjadipadaremajakelasinformatika di SMK
Wali Songo Sragen Jawa Tengah.
d. Menganalisa adakah hubungan antara emotional focused
coping dengan depresi remaja terhadap tekanan lingkungan di
remaja kelas XI informatika di SMK Wali Songo Sragen Jawa
Tengah.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaatyangdiambildaripenelitian iniadalah untuk:
1. Manfaat bagi SMK Walisongo Sragen Jawa Tengah
10
Sebagaibahan masukan bagiparaguru untuk lebih dapat memahami,
memperhatikandanpekaterhadapanakmuridnyadalamhaltingkahlaku,si
kap, serta prestasi siswa khususnya guru BP yangmenangani
masalah siswa.
2. Manfaat bagi rumah sakit/masyarakat
Diharapkan bagi masyrakat danpengembanganilmukeperawatan
mampumenambah wawasanilmupengetahuantentang
psikologipadaremaja.Khususnya hubunganemotionalfocused
copingdengan depresi terhadap tekanan lingkungan padaremaja.
3. Manfaat bagi peneliti lain
Hasilpenelitian inidiharapkan dapatdijadikan kajian ilmiah
selanjutnyabagi parapenelitiyangakan melakukan penelitian
yangsejenis.
4. Manfaat bagi peneliti
Untuk mengetahuiadakah hubungan antaraemotionalfocused
copingdengandepresiterhadap tekanan lingkungan pada remaja
berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat dengan membantu perkembangan kejiwaan
pada remaja.
10
BABII
TINJAUANPUSTAKA
2.1 TinjauanTeori
2.1.1StrategiCoping
Umayya(2006)mendefinisikan coping sebagaiprosesyang
digunakan individu menanganituntutanyang
menimbulkanstress,Individuakan melakukancopingketikadihadapkan
pada situasi tidak nyamanditimbulkan oleh
situasistressmenjelaskancoping sebagaiusahaperilakudan
kognitifuntukmenguasai,mengurangiatau bertahan
terhadaptuntutaninternaldanataueksternalyangditimbulkanoleh
situasiyang penuh stress(Indirawati,2006).
Usahauntuk mengelola tuntutan inidilakukan tanpa
menghiraukansukses dariusahayangdilakukan.Coping
jugadapatdiartikan sebagaisuatu prosesdinamik darisuatu polatingkah
laku maupunpikiran-pikiranseseorangyang secarasadardigunakanuntuk
mengatasi tuntutan-tuntutandalamsituasiyangmenekan
ataumenegangkan(Astuty, et al,2008)
Umayya (2006) mendefinisikan coping sebagai suatu proses
dimana individu mencoba mengelola ketidaksesuaian antara tuntutan
tuntutan baik dari dalam individu maupun dari lingkungan dengan
kemampuan yang digunakan dalam menghadapi situasi stresful.
11
Lazarus menyebutkanbahwa
copingterdiridariusaha,perilakudanintrapsikisuntukmengelolatuntutani
nternaleksternal bahkan pertentangandiantarakeduanya yangdiprediksi
melebihikemampuan individu untuk mengatasinya (Murwani, 2009).
Umayya (2006) menyetujuibahwaproses
copingbukanlahperistiwatunggal,karenaprosesinimelibatkan transaksi
dengan lingkungan. Individudapat melakukancopingmelalui transaksi
antara perilakudankognitifdenganlingkungan.
Suciyani (2008) menyatakan coping dapat dicapai melalui
pengaturan emosi, perilaku, dan
orientasi.Copingdapatdicapaibergantungpada asalmunculnya distress,
yang dapattimbuldaridirisendiri atauyang berasaldarilingkunganKetika
stressordipandangsebagaisebuahtantangan,makacopingyang dilakukan
bersifatcenderung
lebihadaptifdankonstruktif.Begitupulasebaliknya,bila
stressordipandang individusebagaisebuahancaman, makacopingyang
akan dipakaiadalah jeniscopingyangbersifat tidak konstruktif
danmenghindar(sukmawati, et al, 2007).
Adabanyakmodelteoritis daristrategicoping.Sebagaicontoh
(Safaria, 2006)membedakantiga tipestrategicopingyaitu:
a. Problem solving copingadalah strategi yang digunakan dalam
menghadapi masalah untuk mengurangi sumber stress.
12
b. Socialsupportseekingcopingadalah suatu cara yang dilakukan
dalam menghadapi masalah dengan cara mencari dukungan sosial
pada keluarga atau lingkungan sekitar bisa berupa simpati dan
perhatian.
c. Avoidance copingadalah usaha kognitif untuk menyangkal,
menghindar, meminimalisir stres dengan cara menghindar dari hal
tersebut.
LazarusdanFolkman(Safaria,2006)membedakanduatipestrategi
copingyaitu:
a. Problemfocuscopingadalah dimana individu secara aktif mencari
penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau
situasi yang menimbulkan stres.
b. Emotional focus coping sebagai copingyang digunakanindividu
dengan memfokuskan padausahauntuk menghilangkan emosiyang
berhubungan dengan situasistress.
2.1.2EmotionalFocused Coping
a.Pengertian
EmotionFocusedCoping(EFC)sebagaicopingyang
digunakanindividu dengan memfokuskan padausahauntuk
menghilangkan emosiyang berhubungan dengan situasistres,
walaupun situasinyasendiri tidak dapat
diubah.FolkmandanLazarus(Indirawati,2006)mengungkapkan
13
bahwaEFC merupakan usaha-usaha individu untuk mengurangi
atau menghilangkan stress yang dirasakannya tidak dengan cara
menghadapinyasecara langsung, tetapi lebih padausahauntuk
mempertahankan keseimbangan afeksinya(Lazarus danFolkman
dalam Umayya,et al,2006).
Senadadengan pengertian emotional focused
copingyangdikemukakanolehyaitumerupakanusahauntukmenyes
uaikanreaksiemosi
individudenganstressortidakmengubahsituasi,tetapi membantu
agar merasa lebih baik. meliputi usaha untukmengatur
konsekuensiemosional pada peristiwastres(Umayya,et al,2006).
Individu menggunakan strategiemotional focused copinguntuk
mencegah
emosinegativemenguasaidirinyadanuntukmencegahnyamelakuka
n tindakanuntuk memecahkan masalahnya(Suciyani,2008),
Hal inidilakukan jikasuatu masalah tidak
dapatdikendalikan.Hal senada jugayang menyatakanbahwa
individuyang merasa tidak mampu dan tidakberdaya
dalammenghadapisituasistressfulcenderungmenggunakanstrategii
niemotional focused
copinglebihmengarahpadamengontrolresponemositerhadap
situasiyang mendatangkan stres diungkapkan Smet(Umayya, et
al, 2006).Penggunaan strategi coping padaindividu tergantung
14
padamasalahyang dihadapinya.Makadari itu,strategicoping yang
tepatdigunakanuntuksuatujenismasalahtertentubelumtentutepat
danberhasildigunakanuntukjenis masalahyanglain(Astuty, et
al,2008).
Seseorang cenderung menggunakanproblem focused
copingapabilamasalahyang dihadapinyadapat
dikendalikan,begitupulasebaliknyaseseorangyang tidakdapat
mengendalikan masalahyangdihadapinyacenderung
menggunakanemotional focused coping. Namun, saat
menghadapisituasistres, sebagian besar individu melakukan
keduastrategitersebut(Indirawati,2006).
b.Aspek-aspekEmotionFocused Coping
Aspek-AspekEmotion Focused Coping(EFC) berdasarkan
pendapat
CohendanLazarus,PearlindanSchooler,MoosdanSchaefer
(Suciyani, 2008), antara lain:
1) Seeking information
Yaitu usaha untuk mencari informasi mengenai masalah
yang di hadapi.
2) Direct action
Merupakan tindakan yang dilakukan saat menghadapi situasi
stress. Tindakan yang di lakukan pengguna EFC ini mungkin
15
tidak berkaitan dengan situasi stres, namun dapat mebantu
individu untuk melepaskan diri dari situasi stress.
3) Turningtoothers
Yaituusahauntuk mencaridukungandariorang- orang
yangadadisekitarnya, sepertikeluargadan teman.
4) Emotional discharge
Individu akan menyalurkan atau melepaskan perasaan ketika
mengalami situasi stress
5) Intrapsychicpcrocess
Individu menggunakan strategikognitif (berpikir)
saatmenghadapisituasiyang mendatangkan stres.Yang termasuk
dalam strategi ini antara lain, mengubah makna dari
situasistresdan menolak kejadian yangtidak menyenangkan.
6) Resigned acceptance
Individu menerimasituasi yang mendatangkanstress
denganpasrah,tanpamelakukanusahadalam
menghadapisituasistresstersebut.
Folkman,Lazarus,danmenguraikanaspek-
aspekEFCdalamWays ofCopingwithStressfulSituations(Umayya, et
al,2006),yaitu:
1) Seeking socialsupport
Hanyamasukdalamkategoristrategi(PFC),
yaituusahaindividuuntukmemperoleh informasiataubantuan
16
emosionaldariorang lain.Halinidilakukanuntukmemperoleh
kenyamanan emosional. Contohnya individu akan
berbicarapada orang
lainmengenaimasalahnyaagarmendapatkansupportdan
kenyamanan emosionaldariorangtersebut.
2) Distancing
Usaha kognitif individu untuk melepaskan diri dari situasi
stress yang di hadapinya. Contohnya pertanyaan individu, “
Aku tidak akan membiarkan masalah ini menghampiriku. Aku
menolak untuk memikirkannya terlalu banyak.
3) Escape-avoidance
Individuberpikirdanmengkhayalkantentang
situasistress,contohnyaindividuberharapsituasistres akanhilang
dengan sendirinya, atau individu yang melakukanescape-
avoidance akanmelakukansuatu tindakansebagaiusahanyauntuk
menghindarisituasistresyang mungkin dilakukan dengan tidur,
makan, minum minuman keras, merokok, menggunakanobat-
obatanterlarang (drugs)ataumenjalani pengobatan, dan lain-lain.
4) Self-control
Usahaindividuuntukmengaturperasaanatau tindakannyayang
berhubungandenganmasalah.
5) Accepting responsibility
17
Individu mengakui perannya dalam masalahyang
terjadi.Individu tersebutjugamencobamemperbaiki
kesalahanyang diperbuatnya.Contohnyapernyataan,“Aku
mengkritik dan memaki diri sendiri atas kejadian ini dan aku
berjanji akan melakukan tindakan pencegahan agar masalah ini
tidak terjadi lagi.”
6)Positivereappraisal
Berusaha menciptakan maknapositif dari pengalamanatau
situasistresyang terkaitdenganperkembanganpribadi,kadang-
kadangdengansuatu sifat/tandareligius.Contohnyaadalah
individuyang mengalamimasalah akan menjadi
lebihbaikataulebihkuatdenganpengalamanyangdimilikinyaini
atauindividu menjadimerasabahwa keimanannya telah
berkembangmenjadilebih kuat.
Adapunaspek–
aspekEFCyangdiutarakanAldwin&Revenson(Wardani, 2009)
adalah sebagaiberikut:
1) Escapism (menghindar).
Perilaku menghindari masalah dengancaramembayangkan
seandainya beradadalam suatu situasi lain yanglebih
menyenangkan, menghindari masalah dengan makan
ataupun tidur, bisa jugadengan merokokataupun meneguk
minuman keras.
18
2) Minimization(pengabaian)
Tindakan menghindarimasalahdengan menganggapseakan-
akanmasalahyang tengahdihadapiitujauh lebih ringan
daripadayangsebenarnya.
3) SelfBlame(menyalahkanDiri)
Merupakanstrategiyang bersifat pasifyang
lebihdiarahkankedalam,daripadausahauntukkeluar dari
masalah.
4) Seeking Meaning(berdoa)
Suatu prosesdimana individu mencari artikegagalanyang
dialamibagidirinyasendiridanmencobamencari segi-segi
yang menurutnya penting dalam hidupnya. Dalamhal ini
individu coba mencarihikmah atau pelajaran yang
bisadipetik darimasalah yangtelah dan sedangdihadapinya.
c. Faktor-Faktoryang MempengaruhiEmotionFocused Coping
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku
copingseseorang.Kobasa(Suciyani,2008) mengemukakan bahwa
perbedaan kepribadiandanpengalaman yang diperoleh individu
selamahidupnya akan mempengaruhikecenderungannya
menggunakanstrategicopingtertentudalam menghadapimasalah.Hal
senadadiungkapkan jugaoleh Atkinson dkk. (Umayya, et al, 2006) yang
19
mengemukakanbahwakecakapanindividudalammenerapkan
strategicopingtergantung padapengalamandankapasitasnyauntuk
mengendalikan diri. Taylor(Suciyani,2008) menyebutkanbahwa
adaduafaktoryang mempengaruhiindividudalammelakukancoping.
Keduafaktor itu adalah yaitu faktor internaldan faktor
eksternal(Sukmawati,2007).
Faktorinternal adalahfaktoryang berasaldaridalamdirisendiri,
sepertikarateristik kepribadian, dan metode(cara)copingyang
digunakan.Faktorkeduaadalahfaktor eksternal,yaitufaktoryang berasal
dariluarindividu,yangantaralain: waktu,uang,pendidikan,standar
hidup,dukungankeluarga,social serta tidak ada stressor lain(Muhammad
Ali & Muhammad Asrori, 2014).
2.1.3. Depresi
a.Pengertian
Depresidalam penggunaanistilahsehari-
haribiasanyadikaitkan dengan perasaan sedih, murung,
putusasa, merana dan tidak bahagia. Depresi dapat juga
berupasekumpulangejala atau sindroma (disertaiperubahan
kognitif,psikomotor dan vegetatif) atau merupakan kesatuan
penyakitdengangambaranklinisyang khas,dasarriwayatnyadan
hubungan dengan keadaan biologisnya (Soetjiningsih, 2010).
Depresi menurutHawari D(2011) adalah salah satu bentuk
gangguan kejiwaan dalamalamperasaan (affective/mood
20
disorder),yang
ditandaidengankemurungan,kelesuan,ketiadaangairahhidup,
perasaan
tidakberguna,putusasa,danlainsebagainya,sedangkanChaplin
berpendapatbahwadepresi merupakankeadaan kemurunganyang
ditandai dengan perasaantidakpasdanmenurunnyakegiatan,serta
munculnya pesimisme menghadapimasayangakan datang(Astuty,
et al,2008).
MenurutSukmawati& Yuniati (2007)Depresidiartikan
sebagaisuatubentuk emosionalyang bercirikankesedihanyang
hebat, merasaakankegagalandanketidakberhargaan,dan
penarikandiridari oranglainseseorang yang mengalami depresi
cenderung membandingkan diri dengan orang lain, meyakinkan
diri dengan evaluasi diri yang negatif, pikiran-pikiran yang
negatif atau disebut dengan kognitif depresi yang dapat
menyebabkan depresi atau bahkan memperburuk keadaan atau
kondisi yang bersifat negatif (Sukmawati,et al, 2007).
MenurutRegina(2009) depresi adalah suatu kondisi medis
psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila
kondisidepresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya
aktivitas sosial sehari-harinya makahal itu disebutsebagaisuatu
gangguan depresi (Soetjiningsih,2010).
21
Muhammad Ali & Muhammad Asrori (2014) mengatakan
Depresiperlu dibedakan dengan kesedihan biasa, karenadepresi
adalah salahsatu gangguanjiwasedangkankesedihan
adalahfenomena sosialyangdapatdialamioleh setiap manusia.
Duahal itu dapatdibedakan secarakuantitatif, padadepresiepisode
lebihlama,gejalalebihintensif
dibandingkandengankesedihanbiasa.
Padadepresifaktorpresipitasitidak
sejelaspadakesedihanbiasadankualitasgejaladepresiadayang
khusus sepertiwaham,halusinasidanpikiranbunuhdiriyang
tidakterdapatpada kesedihan
biasa(Soetjiningsih,2010)Depresiyangnyata mempunyai
triasgejalayaitu :
1) Tertekanperasaan
Tertekan perasaan dapat di rasakan oleh si penderita,
dilaporkan secara verbal dapat pula di ekspresikan dalam roman
muka yang sedih tidak mengindahkan dirinya.
2) Kesulitan berpikir
Kesulitan berpikir nampak dalamreaksiverbalnyayang
lambat, sedikitsekalibicaradan penderita menyatakan dengan
tegasbahwaprosesberpikirnya menjadisangat lambat.
3) Kelambatan psikomotor
22
Perlambatanpsikomotormerupakangejalayang dapat
dinilaisecaraobyektif oleh pengamat dan jugadirasakan oleh
penderitaditambah
mudahlelah,kurangantusias,kurangenergi,ragu-
ragu.Depresiyang nyatadapatdilihatpada anakusia
lebih10tahunterutamapada usiaremaja,dimanasuperego,
kemampuan verbal, kognitif dan kemampuan menyatakan
perasaannya sudahberkembanglebih matangsehingga gejala
depresi pada usiaini miripdengangejaladepresipadaorang
dewasa.
Padausialebihdari10 tahun,penggunaanproses
berpikirsecararealistikmakinberkembang, penggunaan
fantasisebagaialatpelariansemakin hilang, sudah tidak
menggunakan mekanisme pembelaan yang primitif dan makin
berkembang suarahatinurani(superego)yang akanmemperhambat
perasaan bersalah dan rendah diri(Soetjiningsih,2010).
b.Gejala Depresi
MenurutAsih (2006)dalamkeadaan depresi penderita
menjadipesimis, berdiamdiri,merasatidak bahagia, lelah, tidak
bertenaga,putusasa, tidak
mempunyaiharapan,kesulitanmengambil keputusan,lekasmarah,
terasing dan sering terjadigangguandalam memori perhatian,
serta konsentrasinya. Dalam keadaan depresiberat
23
dapattimbulperasaan berdosa, menyalahkan dirisendiri, tidak ada
inisiatif,sertaadausahauntukbunuhdiri.Sedangkankeluhanfisikyan
gdapatterjadidemikeadaandepresiadalahsakitkepala,lelah,tidaknaf
su makan, obstipasidan insomnia (Soetjiningsih,2010).
Berkaitan dengan hilangnya kedudukan/jabatan/kekuasaan.
Sekumpulan gejala-gejala mentaldalam
istilahumumdisebutpostpower syndrome(sindrompascakuasa)dan
gejaladepresiyangditimbulkannyadisebutdepresipascakuasa(Haw
ari D,2011).
(Lestari, 2008) mengemukakan atribut-atributdepresi
yaituperubahansuasanahatiyangspesifiksepertikesedihan,kesepian
danapatis.Konsepdiripasiencenderung
negatifdisertaidenganperasaan menyalahkan dirisendiri,
keinginan untuk menghindar, sembunyi atau mati. Selainitu
terjadiperubahan-perubahandalamhalpolamakan,pola
tidur,sertalibidoseks.Gejala-gejaladepresi menurut asih
(2006)dikelompokandalam 4 manifestasiyaitu:
1) Manifestasiemosional
Menggambarkan adanyaperubahan-perubahan perasaan
pada penderitadepresiatauperubahan-perubahanperilakuyang
tampak secara langsung akibat keadaan
perasaannya.Manifestasi emosionaldaridepresiyaitukeadaan
sedih,menangis,mudah tersinggung,adanya perasaan
24
pesimis,tidak puas, danperasaan bersalah.)
ManifestasikognitifMenggambarkan adanyagejala-
gejalasepertiperasaan gagal, kebencian terhadap dirisendiri,
menyalahkan dirisendiri, bimbang, dan
adanyapenyimpangan citra tubuh.
3) Manifestasi motivasional
Manifestasi motivasionaldaridepresiyaitu
memilikikeinginan untukbunuhdiri,menarik diridari
lingkungansocial,tidak mampu mengambilkeputusan, dan
kemunduran dalampekerjaan.
4) Manifestasivegetatif dan fisik
Manifestasivegetatif dan fisik daridepresi antara lain
mengalami gangguantidur, merasalelah
,kehilangannafsumakan, penurunan beratbadan,
gejalapsikomatis, dan kehilangan libido.
Menurut Astuty(2008)Manifestasidepresiyang
lainadalahdalambentuksindrom,keluh kesah dan gejala saling
terikatsecara teratur dan dianggap sebagai
pancarangangguanpadabeberapa segi,tidakhanyapadasegipsikis
saja, tetapijugapadasegisomatik.Sedangkanpadasegipsikis
tidakhanya terbataspadasatu bagian saja misalnya afek,melainkan
meliputigangguan padabagian psikisyanglain
25
,misalnyapadakonsentrasi,ingatan,perasaan
kosong,terhambatdalamberpikir(Soetjiningsih, 2010)
Lestari (2008) mengemukakan dari segi somatik ada
penurunan nafsu makan sampai penurunan berat badan, gangguan
tidur, gangguan perut sampai obstisipasi, gangguan libido,
gangguan vegetatif dalam bentuk bedebar-debar, sesak nafas,
tremor dan kecemasan) Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan secaraumumbahwa gejaladepresimeliputi4
manifestasiyaitu: manifestasiemosional, manifestasikognitif,
manifestasi motivasional, manifestasivegetativedan
fisik(Soetjiningsih,2010).
C. Faktor-faktoryangmempengaruhiDepresi
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi menurut Greist
danJefferson (Lestari, 2008) adalah sebagaiberikut:
1) Faktor keturunan
Menurunnyaresikoterkenanyadepresiberkaitandenganmenu
runnya keserupaan genetik.
2) Kejadian traumatik padamasaperkembangan
Misal:kehilangan orangtuadi masa muda
3) Gangguan dalamhubungan dengan orang lain
26
Misal:konflik dengan oranglain
4) Religiusitas
5) Kondisi tubuh, penyakit fisik, hormone tiroid terlalu
banyakatau terlalusedikitdanjugabeberapaobat(obatpenurun
tensi,pilKB, steroid).
Hawari(Lestari, 2008) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhidepresi adalah:
1) Masalah perkawinan, misal: pertengkaran, perceraian, dan
ketidaksetiaan.
2) Masalah orangtua, misal:tidak memilikianak atauterlalu
banyak anak, anak sakit, hubungan yangtidak baik dengan
mertua.
3)
Hubunganinterpersonalsepertikonflikdengantemandekat,kek
asih, atasan, dan orangtua.
4) Pekerjaan dan keuangan.
5) Lingkungan hidup dan hukum.
6) Masalah perkembangan fisik danmentalindividu.
7) Penyakitfisik ataucidera.
Indirawati(2006) menyatakan bahwa
faktorkerentananyang memudahkan timbulnyadepresiadalah
keyakinan akan tidak terkendalinyapenyebab atau
atribusikausal. Atribusikausal merupakan penunjukan
27
terhadap dimensi internal,
stabildanglobalsebagaipenyebabkejadianburuk yang menimpa.
Depresimudahdialami individuyang
berkeyakinanbahwapenyebabmasalah sulitdiatasi atau tidak
terkendalidan masalahnyaberasaldaridirisendiri(dimensi
internal), berlangsung lama(dimensistabil),
(Soetjiningsih,2010).
Membawa akibatluasdalam kehidupan (dimensiglobal)
sebagaipenyebabnya.Dariuraiandiatas
dapatdisimpulkansecaraumumbahwafaktor – faktor yang
mempengaruhi depresi adalah faktor keturunan, keluarga,
hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan, maslah
perkembangan, fisik dan mental (dimensi internal, dimensi
stabil, dimensi global) (Lestari ,2008).
Macam-macam depresipada remajaSoetjiningsih
(2010)membagidepresipadaremajakedalamtigakelompok yaitu:
1) Depresi akut
Depresi akutmempunyai ciri-ciri,
manifestasigejaladepresijelas (nyata), ada trauma
psikologis berat yang mendadaksebelum
timbulnyagejaladepresi,lamanyagejala
hanyadalamwaktusingkat,
secararelativemempunyaiadaptasidanfungsi egoyang
28
baiksebelum sakitdantakadapsikopatologiyang
beratdalamanggotakeluarganya yangterdekat.
2) Depresikronis
Depresikronik mempunyaiciri-
ciri,gejaladepresijelas(nyata),tetapi tak adafaktor
pencetusyang mendadak. Gejalanyadalamwaktu yang lebih
lamadaripadadepresi akut. Adagangguandalampenyesuaian
padadirisosialdan
emosionalsebelumsakit,biasanyadalambentuk
kepribadianyang kakuatau inadekuat(kepribadian
anankastik,histerik dan sebagainya).
3) Depresi terselubung
Gejala depresi tak jelas tetapi menunjukan gejala lain misalnya :
Hiperaktif, tingkah laku agresif, psikomatik, hipokondriasis,
delikuensi, dan sebagainya. Depresi akut dan kronik gambaran
gejala depresinya.
2.1.4. Remaja
Didalamfase-
faseperkembangan,kedudukanusiaremajadijelaskan oleh
beberapaorangahliseperti(Willis, 2012):
29
a. Aristoteles, membagifaseperkembangan manusiadalam3
kali7tahun:
0-7 tahun :masakanak-kanak
7-14 tahun :masa anak sekolah
14-21 tahun :masaremaja/puberteit.
b.MenurutStanleyHallmasaremajaituberkisardariumur15tahunsampai
dengan 23 tahun.
c. MenurutDR.ZakiahDradjatmasaremajaitulebihkurangantara13-21
tahun.Pembagianfase-
faseperkembanganyangagakluasdijelaskanolehAthurT. Jersild cs.
dalambukunya“child psychology”(1978) sebagaiberikut:
X-0 tahun : permulaan kehidupan (masa konsepsi), masa
prenatal (dalam kandungan), proses kelahiran
0-1 tahun : masa bayi (infancy) 1-5 tahun : masa kanak-kanak
(early childhood)
5-12 tahun:masa anak-anak (middle childhood)
15-18 tahun:masaremaja(adolescence)
18-25 tahun:masadewasa awal(preadulthood)
25-45 tahun :masadewasa(earlyadulthood)
45-55 tahun :masa dewasa akhir(lateadolescence)
55-x tahun :masa tua(senescence)dan akhir kehidupan.
Karakteristik Perkembangan Remaja di jelaskan oleh Sarlito
W.Sarwono (2013) :
30
a) Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan masa yang terjadi perubahan
fisik sangat pesat. Masa pertama terjadi pada masa prenatal dan
bayi, bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan
kehidupan secara proposional terlalu kecil tatapi pada masa
remaja prosional menjadi sangat besar.hal yang paling jelas
terlihat pada hidung, kaki, dan tangan dalam perkembangan
seksualitas pada remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya
pertumbuhan testis. Setelah testis mulai tumbuh dan penis
menjadi panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin
membesar serta tumbuhnya rambut di dada, ketiak, kemaluan.
Terjadi perubahan suara, tumbuh kumis, dan tumbuh jakun
Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja
pria mengalami “ mimpi basah”.
Pada remaja wanita kematangan organ seksualnya ditandai
dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur).
Ovarium menghasilkan telur dan mengeluarkan hormon-hormon
yang dikeluarkan untuk kehamilan, menstruasi. Tumbuh rambut
atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak bertambah besar buah
dada dan pinggul, pada masa ini sekitar usia 11-15 tahun remaja
wanita mengalami menstruasi pertama.
b) Perkembangan kognitif
31
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai
orang dewasa, pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkar
syaraf lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu kemampuan menemukan perencanaan
strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini
berkembang sampai usia 20 tahun atau lebih dan sangat
berpengaruh pada intelektual remaja.
c) Perkembangan emosi
Padsa masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu
perkembangan emosi yang tinggi dan dorongan-dorongan yang
baru di alami seperti perasaan cinta, rindu, serta perasaan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal
perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan
reaktif terhadap peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat
negatif dan temperamental, sedangkan remaja akhir sudah bisa
mengontrol emosinya.
d) Perkembangan sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain, pemahamanya
mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun
32
percintaan. Pada masa ini remaja cenderung mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e) Perkembangan moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan
yang di nilai baik olek orang lain. Keberagaman tingkat moral
remaja di sebabkan karena faktor penentuan yang beragam juga,
salah satunya oleh orangtua.
f) Perkembangan kepribadian
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik,
seksual, emosional, sosial, kognitif, dan nilai-nilai. Pada masa
remaja paling penting bagi perkembangan dan integritas
kepribadian.
Regina(2009) memberibatasan masaremaja berdasarkan
usiakronologis,yaitu antara13 hingga18 tahun dan
batasanusiatersebut adalahbatasantradisionalsedangkanaliran
kontemporermembatasiusiaremaja antara11 hingga22
tahun.Masaremaja merupakan masayang paling penting
dalamrentang kehidupan dimanaremaja mengalamisuatu
periodeperalihan, suatu masa
perubahan,usiabermasalahdansaatdimanaindividu mencariidentitas
(jati diri)menuju
masadewasa.Tingkatkecepatannyadipengaruhiolehseksdan
usia(Murwani, 2009).
33
Dalam tumbuhkembangnyamenuju
dewasa,berdasarkankematangan
psikososialdanseksual,semuaremajaakan melewati tahapanberikut
(Soetjiningsih, 2010):
a. Masaremaja awal/dini(earlyadolescence):umur 11-13 tahun
b. Masaremajapertengahan (middleadolescence):umur 14-16 tahun
c. Masaremajalanjut(lateadolescence):umur 17-20
Mengikutipolayang konsistenuntukmasing-
masingindividu.Walaupunsetiap
tahapmempunyaiciritersendiridanmempunyaibatasyang
jelas,karenaprosestumbuhkembang berjalansecara
berkesinambungan (Soetjiningsih, 2010).
MenurutSarlito(2013),masa remaja adalahperiodedari
meningginya emosi, namun hanyasedikitbuktibahkan hal
inibersifatmenonjolseperti anggapanorang
padaumumnya.Perubahansosialyang penting dalam masa remaja
meliputi meningkatnya pengaruh kelompoksebaya,polaperilaku
sosialyanglebihmatang,pengelompokansosialbaru dannilaibarudalam
pemilihan teman,pemimipin dan dalamdukungan sosial.
34
2.2. Keaslian Penelitian
Nama Peneliti
Judul Penelitian Metode yang
digunakan Hasil Penelitian
Aditomo
dan
Retnowati
( 2006)
Perfeksionisme,
Harga diri, dan
kecenderungan
depresi pada
remaja akhir
Penelitian ini
menggunakan alat
ukur skala
perfeksionisme,
skala multidimensional,
perfectionisme
scale ( MPS ) yang di
kembangkan
frost, dkk untuk mengukur
perfeksionisme
umum dan juga
menggunakan
skala depresi
yaitu skala back
depresiion
invetory bedanya
kalau penelitian saya
menggunakan
Kendall-Tau
Hasil analisis regresi
kedua variabel
prediktortersebut
terhadapkecenderungan
depresimenunjukkan nilaiF=14,948 dan
p=0,000. Dengan
demikian, hipotesis “perfeksionismedan
harga diri memiliki
peranan dalam kecenderungan depresi,
yaitusemakintinggi
perfeksionismedan
semakinrendahhargadiri,
semakintinggi
kecenderungandepresi”
Umayya
dan Sukarti
(2006)
Hubungan
antara emotion
focused coping
dengan
prokarastinasi
akademik pada
mahasiswa
Penelitian ini
menggunakan
korelasi product
moment dari
pearson
menunjukan
korelasi antara
variabel sebesar
r= 0237; p =0,002 ( p=<0,05)
Bahwa ada hubungan
negatif yang sgnifikan
antara emotion focused
coping dengan
prokrastinasi akademik,
hubungan 2 variabel ini
menunjukan semakin
tinggi EFC, maka
semakin rendah tingkat prokrastinasi pada
mahasiswa akademik,
begitu pula sebaliknya.
Sukmawati
dan Yuniati ( 2007)
Hubungan
antara konsep diri dengan
kecenderungan
depresi pada
remaja kelas 2
ipa dan 2 ips di
SMA Santo
Yosef
Menggunakan
skala konsep diri dan skala depresi
analisa datanya
menggunakan
koefisien korelasi
pearson ( ryx).
Uji realibilitas
skala ini di
Korelasi product
moment dari pearson bertanda negatif ( -
0,655) yang
menunjukan bahwa
semakin tinggi konsep
diri maka semakin
rendah depresi
begitupun sebaliknya
35
Surakarta. lakukan dengan
tehnik alpha cronbach.
2.3. Kerangka Teori
Problem Focused Coping Remaja
( PFC) Remaja
Emotional Focused coping
( EFC ) Remaja
Depresi Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi EFC:
1. Faktor internal ( Karakteristik
sifat kepribadian dan metode
coping yang digunakan ).
2. Faktor external ( waktu, uang,
pendidikan ,standar hidup,
Faktor- faktor yang
mempengaruhi depresi :
1. Faktor keturunan
2. Keluarga
3. Hubungan
interpersonal
36
Gambar 2.3SkemakerangkaTeori (Lestari, 2008)
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.4 kerangka konsep
EFC
Emotional Focused Coping
Depresi
Aspek-aspek emotional focused coping :
1. Seeking information
2. Direct action
3. Turning to others
4. Emotional discharge
5. Intrapysic process
6. Resigned Acceptance
37
Variabel yang di teliti adalah variabel bebas dan variabel terikat dimana
dalam penelitian ini yang sebagai variabel bebas adalah emotional focused
coping, sedangkan variabel terikat adalah depresi tekanan lingkungan pada
remaja SMK.
2.5Hipotesis
Berdasarkanteori-teoridankerangkakonsepyang telahdikemukakan,
makahipotesisdalampenelitian iniadalah:
Ha : Ada hubungan antara emotional focused coping dengan depresi
tekanan lingkungan pada remaja SMK Wali Songo Sragen Jawa
Tengah.
Ho : Tidak ada hubungan antara emotional focused coping dengan depresi
tekanan lingkungan pada remaja SMK Wali Songo Sragen Jawa
Tengah.
37
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis dan RancanganPenelitian
Penelitian ini termasukjenispenelitian deskriptif korelasionaldengan
rancangancrosssectionalpenelitian yang dilakukan pada satu waktu dan
satu kali.Penelitian ini menggunakan metodekuantitatif untuk melihat ada
tidaknyahubunganemotionalfocused copingdengandepresipada
remajakelas XI informatikaSMK Wali Songo (Suyanto, 2011).
3.2 Populasidan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasiadalahwilayahgeneralisasiyangterdiriatas:
obyek/subyek yang mempunyaikualitasdankarakteristiktertentuyang
ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya(Sugiyono,2012).Populasipenelitianiniadalahseluruh
siswa kelasXI Informatika SMKWali SongoSragen Jawa
Tengahyangberjumlah 120 dengan rinciannya, 57 siswa laki-laki
dan 63 siswa perempuan yang terbagi menjadi 3 kelas.
3.2.2Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan
diteliti (Arikunto, 2010). Tehnik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah tehnik random sampling (Sunyoto, 2012).
Pengambilansampelnya, penelitimencampursubjek-subjekdi
38
dalampopulasisehinggasemuasubjekdianggapsama.Demikianmakap
enelitimemberihakyangsama
kepadasetiapsubjekuntukmemperolehkesempatan(chance)dipilihme
njadi sampel(Arikunto, 2010).
Sampel adalah bagian dari sampel yang karakteristiknya
akan diteliti (Siswanto, 2012). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan tehnik probability sampling with
simple random sampling Sugiyono (2013) berpendapat Simple
random sampling adalah pengambilan anggota sample dari populasi
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi, cara ini dipakai apabila dalam populasi dianggap
homogen (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Jumlah sampel yang
digunakan ditentukan dengan rumus Slovin:
N
n =
1 + (N x e2)
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Populasi
e : Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih diinginkan
39
120
n =
1 + (120 x (0,05)2)
120
n =
1,3
n = 92.307692308
n = 92
Kemudian menentukan jumlah sampel dari masing-masing ruang
kelas secara proposional dengan rumus :
�� = NiN � �
Keterangan :
ni : jumlah sampel menurut stratum
Ni : jumlah populasi menurut stratum
n : jumlah sampel seluruhnya
N : jumlah populasi seluruhnya
No Kelas Sampel Sampel Siswa
1 A �� = �� � 92 = 31,43 31 sampel
2 B �� = 40120 � 92 = 30,666
31 sampel
3 C �� = 39120 � 92 = 29,9
30 sampel
40
3.3 LokasidanWaktuPenelitian
Penelitian inidilaksanakan padabulanJanuari 2016 diKelasXI
Informatika Wali Songo Sragen Jawa Tengah.
3.4 Variabel Penelitian,Definisioperasional, Skala pengukuran
Tabel 3.1 Variabel penelitian, definisi, skala pengukuran
Variabel Definisi operasional Alat ukur Indikator penilaian Skala
data
Emotional
Focused
Coping
(EFC)
Cara menghilangkan
atau mengatur
emosi dengan
mencari bantuan
orang lain,
mengatur perasaan
individu, serta
mencari hiburan
untuk mengalihkan
masalah
Kuosioner a. EFC tinggi : 76-
100%
b. EFC sedang: 56-
75%
c. EFC rendah : <
56%
Nursalam
(2010)
Ordinal
Depresi
tekanan
lingkungan
Depresi dengan
tanda seperti sedih,
pesimis, tertekan,
apatis, kelelahan,
menarik diri dari
pergaulan, konsep
diri yang
negatif,tidak ada
harapan.
Kuosioner a. Depresi berat :
76-100%
b. Depresi sedang
: 56-75%
c. Depresi ringan :
< 56%
Nursalam
Ordinal
3.5 AlatPenelitian dan Prosedur Penelitian
Instrumenpenelitianataualatukur penelitianadalahalatuntuk
mengumpukandata(Machfoedz,2007).Padapenelitian inipeneliti
menggunakan kuesionersebagaiinstrumenpenelitian.
41
Adapunangketataukuesionerdiartikan sebagaidaftaryang
sudahtersusundenganbaik,sudahmatang,dimanaresponden dan interviewer
tinggal memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda tertentu
(Notoatmodjo, 2012).Instrumen dalampenelitian initerdiridari:
1.Kuesioneremotional focusedcoping
Kuesioneruntukmengetahuiemotionalfocusedcopingpadaremajakela
s XI Informatika Wali SongoSragen Jawa
Tengahmenggunakankuesioneryangdisusun dandikembangkanoleh
penelitisendiridenganmengacupadateoriFolkmanLazarus
menguraikanaspek-aspekEFCdalamWays ofCopingwithStressful
Situations (Umayya, 2006).Kisi-kisikuesioneremotional focused
copingpadaremajakelas XI SMK Wali Songo Informatika Sragen Jawa
Tengah.
Tabel3.2
Variabel Aspek Favourable Unfavorable Total
EFC Seking social
support
4,7,15,18 3,9,38,39 8
Distancing 8,10,20 6,24,28 6
Escape
avoidance
2,11,13,16,2
1
12,19,32,34,
40
10
Self control 5,23,,27,31 17,33 6
Accepting
responsibilty
1,25,36 22,30 5
Positive
reapprasial
14,26,29 35,37 5
Total 22 18 40
Jumlah pernyataan kuesioner emotional focused coping ada 34butir
dan pemberian skor digunakanskala Likertdengan skor sebagaiberikut:
42
Skoringkuesioneremotional focusedcoping(Wawan, et al,2011) :
Tabel3.3
KategoriJawaban Skor ItemFavourable Skor ItemUnfavourable
Selalu/sangatsering 3 0 Sering(S) 2 1
Kadang-kadang(K) 1 2
Tidakpernah (TP) 0 3
2. Kuesioner depresi
SkalauntukmengetahuitingkatdepresipadaremajakelasXI
Informatika Wali Songo Sragen Jawa Tengah menggunakanskaladepresi
adaptasiBDI(beck depressioninventory)yangberjumlah21
butirdanpemberianskordigunakan skalaLikertdengan skor sebagaiberikut:
Tabel 3.4
3.6 Cara Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penyusunan proposal penelitian,peneliti
melakukan studi pendahuluan pada bulan Agustus 2015 disertai surat
pengantar dari institusi yakni stikes Kusuma Husada Surakarta. Setelah itu
mencari data uji valid yang sudah baku oleh peneliti setelah penyusunan
proposal selesai ,maka dilakukan ujian proposal pada tanggal 26 Agustus
2015. Tahap pelaksanaan mengurus ijin penelitian di SMK Informatika
Wali Songo Sragen Jawa tengah dan menyerahkan surat tersebut kepada
Skoringskaladepresi Skor Item
Selalu/sangatsering 3
Sering(S) 2
Kadang-kadang(K) 1
Tidakpernah (TP) 0
43
kepala Sekolah SMK Wali Songo waktu penelitian dilakukan pada bulan
Januari 2016 untuk mengetahui hubungan antara emotional focused coping
dengan depresi tekanan lingkungan pada remaja kelas XI SMK informatika
Wali Songo Sragen Jawa tengah.
Peneliti memberikan kuosioner emotional focused coping dan skala
depresi kepada 92 responden siswa. Kemudian pengambilan kuosioner
diambil langsung oleh peneliti setelah diisi oleh responden saat itu juga,
Setelah kegiatanpengumpulan dataselanjutnyadilakukan pengeditan atau
penyuntingan dan pengelompokan data. Langkah selanjutnya yaitu analisa
data dengan menggunakan alat uji
statistikKorelasiKendallTau’s,menggunakanbantuanprogramkomputeruntuk
membuktikan hipotesayangtelah diuraikan di
atas.Penyajiandataditulisdalambentuk tabeldandilakukan pembahasan
dengan berbagai teori.Penulisanhasil akhiryaitumenuliskan
hasilpenelitiandanhasil analisadariujiKorelasiKendallTau’s,yang
disusunsecarasistematis kemudian dikelompokkan berdasarkan karakteristik
tertentu dan menginterpretasikanhasiltersebutberdasarkanlandasanteoriyang
telah digunakan, kemudianakhirnya menyimpulkanisi dari laporan
penelitian.
1. UjiValiditas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatualatukur dalam
melakukanfungsiukurnya(Sunyoto,2012).Pengujian
validitasdigun
computerSPSS
Keterangan:
r = ko
korelasiprod
x = pertanyaa
y =skor total
n = jumlah re
Kriter
denganhargar
rsebutvalid se
validataugugur.
diabaikan.
Hasilu
dilakukan di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah terdiri dari 92
responden dengan r tabel (0,207). Kuesioner terdiri dari 34 item
pertanyaan tentang
validitas pada kolom corr
yang tidak valid kerena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu nomer
3,12,13,14,15,18,21,25,27,29, dan 30 sehingga tersisa 23 pernyataan.
Kuosioner terdiri dari 21 item pertanyaan tentang depresi, dari hasil
unakankorelasiproductmomentdenganbantuan pro
SPSS, dengan rumus:
r = koefisien
iproductmoment
aan nomer tertentu
esponden
riaujivaliditasadalahapabilarhitung setelahdiba
artabelsamaataulebihbesarpadatarafsignifikasi,ma
ebaliknyarhitung lebihkecilr tabel makabutirters
ur.Itemyang tidakvaliddapatdiganti,dipe
lujivaliditas pada tanggal 28 november 2016, yang
dilakukan di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah terdiri dari 92
responden dengan r tabel (0,207). Kuesioner terdiri dari 34 item
pertanyaan tentang emotional focused coping, dari hasil tabel uji
validitas pada kolom correlation menunjukan terdapat 11 pertanyaan
yang tidak valid kerena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu nomer
3,12,13,14,15,18,21,25,27,29, dan 30 sehingga tersisa 23 pernyataan.
Kuosioner terdiri dari 21 item pertanyaan tentang depresi, dari hasil
44
n program
andingkan
akabutirte
sebut tidak
erbaikiatau
pada tanggal 28 november 2016, yang
dilakukan di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah terdiri dari 92
responden dengan r tabel (0,207). Kuesioner terdiri dari 34 item
, dari hasil tabel uji
elation menunjukan terdapat 11 pertanyaan
yang tidak valid kerena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu nomer
3,12,13,14,15,18,21,25,27,29, dan 30 sehingga tersisa 23 pernyataan.
Kuosioner terdiri dari 21 item pertanyaan tentang depresi, dari hasil
tabel uji validitas pada kolom correlation menunjukan terdapat 1
pertanyaan yang tidak valid karena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu
nomer 1 sehingga tersisa 20 pernyataan.
2. Ujireliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya (Sunyoto, 2012). Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan hasil yang akan dapat dipercaya juga.
Apabila jenis pernyataan menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) maka
tehnik uji yang digunakan adalah uji “
(Riyanto,2011).
Rumus Alpha:
Keterangan:
r11 =
k =
ab2
a2
t = Var
Untuk
masing
butirdigunaka
Jikakoefisienr
lebihbesardariko
ji validitas pada kolom correlation menunjukan terdapat 1
pertanyaan yang tidak valid karena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu
nomer 1 sehingga tersisa 20 pernyataan.
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
ercaya (Sunyoto, 2012). Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan hasil yang akan dapat dipercaya juga.
Apabila jenis pernyataan menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) maka
tehnik uji yang digunakan adalah uji “Cronbach’s Alpha
(Riyanto,2011).
Alpha:
r11 = Koefisien reliabilitas
k = Banyaknyabutir pertanyaan
2 = Jumlah varian butir
t = Varian total
ukmengetahuinilaireliabilitas daridatakuesion
anprogramkomputeruntukmengolahdatadalamku
nreliabilitas
rikoefisienpembanding(0,60)maka dapat
45
ji validitas pada kolom correlation menunjukan terdapat 1
pertanyaan yang tidak valid karena nilai r hasil < r tabel (0,207) yaitu
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
ercaya (Sunyoto, 2012). Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan hasil yang akan dapat dipercaya juga.
Apabila jenis pernyataan menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) maka
Cronbach’s Alpha”
onermasing-
uesioner.
tdikatakan
46
kelompokvariabelyang mendukung sebuahfaktor relatif konsisten
bilapengukuran akan diulangduakaliataulebih.
Hasilujireliabilitas pada tanggal 28 November 2015, yang
dilakukan di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah diperoleh nilai
“Cronbach’s Alpha” untuk seluruh butir pernyataan variabel emotional
focused coping sebesar 0,742. Alpha pembanding ditetapkan 0,60
(Sunyoto, 2012) maka 0,742 > 0,60 yang berarti menunjukan bahwa
23 item pernyataan tentang emotional focused coping tersebut reliabel
untuk dijadikan instrumen penelitian, dan pernyataan variabel depresi
sebesar 0,886 > 0,60 yang berarti menunjukan bahwa 20 item
pertanyaan tentang depresi tersebut reliabel untuk dijadikan instrumen
penelitian.
3.7 TeknikPengolahanData dan Analisa Data
3.7.1 TeknikPengolahanData
Programstatistikyang akandigunakandalampengolahanadalah
menggunakan program komputer SPSS. Adapun prosesdalam
pengolahan datamenurutNotoatmodjo (2012), yaitu:
1. Editing(pemeriksaandata)
merupakankegiatanuntukpengecekandan perbaikanisian formuliratau
kuesioner tersebut.
2. Coding(pemberiankode)yaitumengubahdataberbentukkalimatatau
huruf menjadidata angka atau bilangan.
47
3. DataEntry(memasukkandata)atauprocessing
tahappengolahandata dimana jawaban-jawaban dari masing-masing
responden yang
dalambentuk“kode”(angkaatauhuruf)dimasukkankedalamprogramat
au“software”komputer.
4.Cleaning(pembersihandata)
mengecekkembalidatauntukmelihat kemungkinan adanyakesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
3.8. MetodeAnalisis Data
1. Analisis univariat
Analisisunivariatdilakukanbertujuanuntukmenganalisis tiap-tiap
variablesehingga terdistribusifrekuensidan dapatdiketahuisetiap
variabelnya,sertamemudahkaninterpretasidatahasilpenelitian. Analisa
univariat dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, emotional
focused coping, depresi danpadaanalisis
univariat,datayangdiperolehdarihasilpengumpulandapat disajikan
dalambentuk tabeldistribusifrekuensi,ukuran tendensisentral atau grafik
(Saryono, 2008).
2. Analisis bivariate
Analisisbivariatedipergunakanuntuk menerangkankeeratan
hubunganantaraduavariable emotional focused coping dengan
48
DepresiDatayang telah diolahkemudiandianalisis secaradengan
ujikorelasiKendall-tau karena respondennyalebih
dari30(Sunyoto,2012).Menurut Sugiyono (2010) Kendall’s Tau adalah
salah satu uji statistik non parametrik untuk menguji hipotesis asosiatif
dimana jenis data yang dikorelasikan adalah jenis data ordinal,serta data
kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal, sehingga dalam
penelitian ini peneliti tidak perlu melakukan uji normalitas
data.Adapunrumusdarikorelasi Kendall-Tauadalah sebagaiberikut:
� = ΣA−ΣB�(�−1)2
Keterangan:
�= Koefisien korelasiKendall-tau yangbesarnya(–1 < 0 <1)
∑A = Jumlah rangkingatas
∑B = Jumlah rangkingbawah
N = Jumlah anggotasampel
Ujisignifikansikoefisienkorelasimenggunakanrumusz,karena
distribusinya mendekatidistribusinormal.Rumusnya:
Ζ = ��(�� )
!�(�")
Tabel3.5
KategoriKoefisienKorelasi
KoefisienKorelasi Kategori
0,00-0,199 SangatRendah
0,20-0,399 Rendah
49
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 SangatKuat
Sumber: Sugiyono, 2010
3.9 Etika Penelitian
3.9.1 Persetujuan riset (Informed Concent)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan, tujuannya agar responden
mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika responden bersedia maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan maka responden
tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.
3.9.2Anonimity
Anominity digunakan untuk menjaga kerahasiaan dalam
penelitian ini. Peneliti tidak akan mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data. Penulis akan di cantumkan inisial dan memberi
nomor pada masing-masing lembar pengumpulan data.
3.9.3 Confidentiality
Semua informasi data yang didapat dari sampel penelitian
dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan disajikan dalam hasil penelitian.
3.9.4 Justice
Setiap responden harus diperlakukan adil dan peneliti
memastikan distribusi keuntungan dan kerugiannya terdistribusi rata.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMK Wali Songo pada tanggal 23 januari 2016
data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu menggunakan
Kuesioner.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara emotional
focused coping dengan depresi tekanan lingkungan pada remaja kelas XI informatika
di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah yang berjumlah 92 remaja. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1 Analisa Univariat
Analisis univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan
ataumendeskripsikan suatu karakteristik masing-masing variabel yang
ditelitidengan menggunakan angka ataupun nilai jumlah dan presentase masing-
masing kategorik ditiap variabel dengan mengeluarkan distribusi frekuensi,
sehingga dapat menjadi informasi yang berguna.
4.1.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan
umur sekitar 17-18 tahun di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah,
dengan uraian sebagai berikut:
51
4.1.1.1 Karakteristikresponden berdasarkan jenis kelamin
Tabel4.1 Distribusifrekuensijenis kelamin padaremajakelasXISMK
Walisongo Sragen Jawa Tengah tahun 2016 (n = 92)
JenisKelamin Frekuensi Prosentase(%)
Laki-laki 52 56,5
Perempuan 40 43,5
Total 92 100
Sumber:data primer, diolahSPSS 2016
Berdasarkandatayang tercantumdalam Tabel4.1diatas,dapat
diketahuibahwasebagian besar responden adalah laki-laki, yaitu
sebanyak52remaja(56,5%)sedangkansisanyaadalahperempuansebany
ak40remaja(43,5%)dari data di atas diketahui bahwa sebagian besar
responden adalah berjenis kelamin laki-laki.
4.1.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel4.2 Distribusifrekuensiusia padaremajakelasXI SMK
Walisongo Sragen Jawa Tengah tahun 2016 (n = 92)
Usia Frekuensi Prosentase (%)
17 tahun 65 70,7
18 tahun 27 29,3
Total 92 100
Sumber:data primer, diolah SPSS2016
Berdasarkan data yang tercantum pada tabel 4.2 bahwa usia
responden 17 tahun yaitu sebesar 65 atau 70,7% dan usia responden
18 tahun sebesar 27 orang atau 29,3% sehingga
dapatdiketahuibahwasebagianbesar responden
berusia17tahun,yaitusejumlah65 atau 70,7%.
52
4.1.2Emotional focused coping (EFC) remaja
Tabel4.3 Distribusifrekuensiresponden berdasarkanemotionalfocused
copingremajakelasXI SMK Walisongo Sragen Jawa Tengah
( n = 92)
No Emotional
Focused Coping
Frekuensi
Prosentase (%)
1 Tinggi 5 5,4
2 Sedang 75 81,5
3 Rendah 12 13
Jumlah 92 100
Sumber: data primer, diolah SPSS 2016
Berdasarkantabel4.3diatas dapatdisimpulkanbahwasebagian
besarremajaKelasXI SMK Walisongo Sragen termasuk dalam kategori
emotional focused coping tinggi yaitu sebesar 5 orang atau 5,4%, kategori
sedang sebesar 75 orang atau 81,5% dan kategori rendah sebesar 12 orang
atau 13%. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa remaja
dengan emotional focused coping sedang merupakan responden
terbanyak yaitu sebesar 75 orang atau 81,5%.
4.1.3 Depresitekanan lingkungan
Depresimerupakansuatutanda-tandayang
menujukearahgangguanjiwadepresiyang dialamiolehremaja,yangdiukur
menggunakan kuesioner dengan kategoridepresiberat, sedang, ringan.
DistribusidepresiremajakelasXISMK Walisongo Sragen Jawa
Tengah,yaitu:
53
Tabel4.4 Distribusifrekuensiresponden berdasarkan depresitekanan
lingkungan remajakelas XISMK Walisongo Sragen Jawa
Tengah tahun 2016 ( n = 92)
No Depresi Frekuensi Prosentase (%)
1 Berat 7 7,6
2 Sedang 66 71,7
3 Ringan 19 20,7
Jumlah 92 100
Sumber: data primer, diolah SPSS 2016
Berdasarkantabel4.4diatas dapatdisimpulkanbahwasebagian
besarremajaKelas XISMK Walisongo Sragen Jawa Tengah Tahun 2016
diketahui sebagai data berikut: remaja dengan depresi tekanan lingkungan
kategori beratberjumlah7atau 7,6%, remaja dengan depresi tekanan
lingkungan kategori sedang berjumlah66 atau 71,7% dan depresi tekanan
lingkungan kategori ringan adalah berjumlah 19atau20,7%.
4.2 Analisa Bivariat
Tabel4.5 Hasil uji Kendall Tau tentang hubungan emotional focused
copingdengandepresi tekanan lingkungan remajakelas XISMK
Walisongo Sragen Jawa Tengah tahun 2016. Hasil analisa bivariat pada
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Kategori Nilai Asymp.Sig.(2sided)
Kendall's Tau 0.790 0.000
Sumber: data primer, diolah SPSS 2016
Berdasarkanhasilanalisis korelasiKendall’sTaupadatabel4.5di
atas,makadapatdiketahuibahwakoefisienkorelasiyangdihasilkansebesar0,790
padasignifikansi(sig. p0,000), dimanasignifikansitersebutkurang
dariα5%(0,000<0,05)dengandemikianadahubungankuat yang signifikan
54
antaraemotionalfocusedcopingdengandepresipadaremajakelas XISMK
Walisongo Sragen Jawa Tengah Tahun 2016, sehingga hubungan
antarakeduavariabel tersebut adalahberlawanan, artinyasemakin
tinggiemotionalfocusedcopingremaja makasemakinringandepresiyang
terjadipadaremajadan jugasebaliknya.
55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 52 remaja (56,5%)
sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 40 remaja (43,5%)
dari data di atas diketahui bahwa sebagian besar responden adalah
berjenis kelamin laki-laki. Data dari WHO yang mendukung
penelitian ini, memperkirakan bahwa sekitar 121 juta manusia di
muka bumi ini menderita depresi, dimana dari jumlah itu 5,8%
penderita adalah laki-laki sedangkan 9,5% penderita adalah
perempuan (Astuty,et al, 2008).
Dominan mengalami gangguan jiwa depresi adalah perempuan
khususnya remaja mempunyai resiko yang lebih besar untuk
mengalami depresi, berdasarkan beberapa penelitian dan berdasarkan
teori dikatakan bahwa pria dan wanita memiliki cara yang berbeda
dalam menghadapi suatu masalah, dimana wanita cenderung
mengalami kelelahan emosi dibandingkan laki-laki (Asih, 2006).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
ibrahim (2002) terhadap 158 siswa dan siswi perempuan didelapan
56
SMU Negeri di jakarta, yaitu berusia 15-20 tahun. Angka depresi pada
siswa-siswi tersebut 14,58% laki-laki dan 15,25% perempuan.
5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa usia
responden 17 tahun yaitu sebesar 65 atau 70,7% dan usia responden
18 tahun sebesar 27 orang atau 29,3% sehingga dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden berusia 17 tahun, yaitu sejumlah 65 atau
70,7%. Usia remaja 15-20 tahun, dinamakan masa kesempurnaan
remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan
emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan mementingkan diri sendiri,
mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat
pertentangan nilai-nilai sosial(Sukmawati& Yuniati, 2007) .
Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan
perfeksionisme, harga diri, dan kecenderungan depresi pada remaja
akhir yang dilakukan oleh (Anindito aditomo & Sofia retnowati,
2006), dengan hasil yang didapatkan bahwa karakteristik usia
responden paling banyak berusia muda yaitu usia dibawah 25 tahun
sebanyak 77 responden.
Usia 17-18 remaja banyak yang menggunakan emotional
focused coping, mengatakan bahwa remaja yang mempunyai sikap
optimis yang rendah dalam kehidupan sehari-hari, akan
mudahcenderung untukdepresiyang
ditunjukkandengankecemasandantidak